SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
UAS
RESUME
MATA KULIAH EKONOMI INTERNASIONAL
Oleh :
Laily Nur Kamila
NIM. 11150331
Kelas :
6L-MKP
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas EKONOMI INTERNASIONAL ini , salawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah
mengarahkan kita kejalan yang lurus, yakni addinul islam.
Resume ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti
proses belajar mengajar antara mahasiswa dan dosen di UNIVERSITAS BINA BANGSA.
Selama penyusunan dan pembuatan ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis menyadari bahwa
penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan
manfaat bagi Tim Penulis. Akhir kata Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangunakan Tim Penulis terima dengan senang
hati.
Serang, 17 Mei 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB 7 Kebijakan Non Tarif: Kuota, Subsidi, Dumping ................................................... 1
BAB 8 Valuta Asing: System Kurs Valuta Asing, Istilah-Istilah Dalam Kurs Valuta
Asing.................................................................................................................................... 10
BAB 9 Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Sifat Perusahaan
Multinasional, Factor Yang Mempengaruhi Keputusan Perusahaan Multinasional............ 17
BAB 10 Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Kekuatan Bersaing, Efek
Global................................................................................................................................... 24
BAB 11 Neraca Pembayaran Internasional: Masalah Masalah Transaksi Ekonomi
Internasional, Pos Pos Dalam Neraca Pembayaran Internasional ..................................... 26
BAB 12 Neraca Pembayaran Internasional: Mekanisme Pembukuan, Klasifikasi Pos
Pos Dalam Neraca Pembayaran ......................................................................................... 31
BAB 13 Cara-Cara Pembayaran Transaksi Internasional: Cash, Account, Comersial
Bills Of Exchage, Letter Of Credit, Private Compensation ............................................... 36
KESIMPULAN .................................................................................................................. 44
1
BAB 7
KEBIJAKAN NON TARIF : KUOTA, SUBSIDI, DUMPING
A. Pengertian
Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea
masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan
internasional (Dr. Hamdy Hady).
B. Macam hambatan non tarif
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff barrier)
sebagai berikut :
1. Pembatasan spesifik (specific limitation) :
a. Larangan impor secara mutlak
b. Pembatasan impor (quota system)
Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang
(kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari / ke suatu negara untuk
melindungi kepentingan industri dan konsumen.
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d. Peraturan kesehatan / karantina
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara
f. Perizinan impor (import licence)
g. Embargo
h . Hambatan pemasaran / marketing
2. Peraturan bea cukai (customs administration rules)
a. Tatalaksana impor tertentu (procedure)
b. Penetapan harga pabean
2
c. Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control)
d. Packaging / labelling regulations
e. Documentation needed
f. Quality and testing standard
g. Pungutan administrasi (fees)
3. Partisipasi pemerintah (government participation)
a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Subsidi dan insentif ekspor
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau bantuan kepada
indusrti dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit,
subsidi harga, dll.
c. Countervaling duties
d. Domestic assistance programs
4. Import charges
a. Import deposits
b. Supplementary duties
c. Variable levies
C. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan non tarif (non-tarif barrier)
Beberapa cara yang dilakukan oleh suau negara dalam menerapkan hambatan non tarif adalah
sebagai berikut:
1. Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
2. Pembatasan Kuota Impor
3. Prosedur atau Peraturan Khusus
4. Struktur Pasar
3
5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus à produk atau jasa yang akan
masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar kualitas negara tersebut. Pembatasan
ini sama sekali tidak terkait dengan aspek-aspek finansial.
Pembatasan Kuota Impor:
Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu negara. Pembatasan
jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk impor tidak membanjiri pasar dalam
negeri. Dengan pembatasan ini diharapkan produk-produk dalam negeri bisa bersaing di
negerinya sendiri.
Prosedur atau Peraturan Khusus:
Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat bisa jadi menjadi
hambatan terbesar yang dihadapi produk luar negeri. Peraturan atau prosedur yang dikeluarkan
pemerintah merupakan kunci masuknya produk luar negeri. Dengan adanya peraturan khusus
tersebut, gerak produk luar negeri di dalam negeri bisa terbatas.
Struktur Pasar:
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar memiliki
struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda dibandingkan dengan pasar lainnya.
Hal ini menjadi pembatas yang cukup nyata terhadap produk luar yang akan masuk ke dalam
negeri.
Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya
Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor seperti politik,
ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut,
4
diharapkan usaha pemasaran akan lebih mudah. Namun demikian, biasanya dengan adanya
faktor-faktor tersebut justru menghambat gerak langkah pemasaran perusahaan.
Berbagai Hambatan Nontarif :
1. Kuota impor
Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh diimpor
dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya
diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan
domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara langsung. Kuota
impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu
negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor
pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota impor untuk
melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi kondisi neraca
pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada
ekspor.
Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan kuota impor dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
5
Dx dan Sx masing-masing adalah kurva penawaran untuk komoditi X di suatu negara. Dalm
kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah harga dunia, yakni Px=$1. Jika negara
tersebut memberlakukan kuota impor 30X (JH), hal itu mengakibatkan kenaikan harga menjadi
Px=$2, dan konsumsi akan turun menjadi 50X (GH), di mana 20X (GJ) di antaranya
merupakan produksi domestik sedangkan sisanya adalah impor. Jika pemerintah melelang
lisensi impor dalam suatu pasar kompetitif, maka pemerintah akan memperoleh tambahan
pendapatan sebesar $30 (JHNM). Penambahan pendapatan bagi pemerintah sebesar itu sama
seperti yang ditimbulkan jika negara tersebut memberlakukan tarif impor sebesar 100%.
Namun seandainya kurva penawaran bergeser dari Dx ke Dx’, maka pemberlakuan kuota impor
sebesar 30X (J’H’) akan menambah konsumsi dari 50X menjadi 55X (G’H’) dan 25X (G’J’)
di antaranya merupakan produksi domestik.
Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara :
a. Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang selanjutnya akan diikuti
kenaikan harga domestik dan produksi domestik yang lebih besar daripada yang
diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor yang setara;
b. Dalam pemberlakuan kuota impor, jika pemerintah melakukan pemilihan perusahaan
yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa mempertimbangkan efisiensi, maka akan
menyebabkan timbulnya monopoli dan distorsi;
c. Pada kuota impor, pemerintah akan memperoleh pendapatan secara lansung melalui
pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor;
d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti, sedangkan tarif
impor membatasi arus masuk impor dalm jumlah yang tidak dapat dipastikan.
Macam-macam kuota impor :
1. Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak (tanpa
negoisasi).
2. Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau
menurut perjanjian.
6
3. Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan sistem
tarif dengan sistem kuota.
4. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertent untuk melindungi industri
dalam negeri.
2. Pembatasan Ekspor Secara Sukarela
Konsep ini mengacu pada kasus di mana negara pengimpor mendorong atau bahkan memaksa
negara lain mengurangi ekspornya secara sukarela dengan ancaman bahwa negara pengimpor
tersebut akan melakukan hambatan perdagangan yang lebih keras lagi. Kebijakan ini dilakukan
berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor tertentu dalam perekonomian domestik
akibat impor yang berlebih.
Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada umumnya negara
pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara sukarela. Pembatasan ekspor ini justru
membebankan biaya yang lebih mahal bagi negar pengimpor karena lisensi impor yang bernilai
tinggi itu justru diberikan pada pemerintah atau perusahaan asing.
3. Kartel-kartel Internasional
Kartel internasional adalah sebuah organisasi produsen komoditi tertentu dari berbagai negara.
Mereka sepakat untuk membatasi outputnya dan juga mengendalikan ekspor komoditi tersebut
dengan tujuan memaksimalkan dan meningkatkan total keuntungan mereka. Berpengaruh
tidaknya suatu kartel ditentukan oleh hal-hal berikut:
a. Sebuah kartel internasional berpeluang lebih besar untuk berhasil dalam menentukan harga
jika komoditi yang mereka kuasai tidak memiliki subtitusi;
b. Peluang tersebut akan semakin besar apabila jumlah produsen, negara, atau pihak yang
terhimpun dalam kartel relatif sedikit
4. Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah pasaran, atau
penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga
penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
7
a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah kecenderungan
terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik untuk memaksimalkan
keuntungannya dengan menjual suatu komoditi dengan harga yang lebih tinggi di pasaran
domestik, sedangkan harga yang dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih
murah;
b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek penjualan
komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga domestiknya. Proses
dumping ini pada umumnya berlansung sementara, namun diskriminasi harganya sangat
tajam sehingga dapat mematikan produk pesaing dalam waktu singkat;
c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di bawah harga atau
penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang sedikit lebih murah daripada
produk domestik, namun hanya terjadi saat ingin mengatasi surplus komoditi yang
sesekali terjadi tanpa menurunkan harga domestik.
5. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan pajak dan bantuan
subsidi pada para eksportir atau calon eksportir nasional, dan atau pemberian pinjaman
berbunga rendah kepada para pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara.
Analisis subsidi ekspor disajikan secara grafis pada grafik berikut ini :
8
Dalam kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah Px=$3,5. Dalam kondisi
tersebut, negara 2 yang merupakan sebuah negara kecil akan memproduksi komoditi X
sebanyak 35 unit (A’C’), sebagian di antaranya yakni sebanyak 20 unit akan dikonsumsi sendiri
(A’B’), sedangkan sisanya 15 unit akan diekspor (B’C’). namun setelah pemerintah negara 2
memberikan subsidi ekspor sebesar $0,5 untuk setiap unit komoditi X yang diekspor, maka Px
meningkat menjadi $4/unit bagi para produsen dan konsumen domestik. Sementara itu harga
yang dihadapi oleh produsen dan konsumen luar negeri tetap. Berdasarkan tingkat harga baru
Px=$4 tersebut, para produsen di negara 2 akan meningkatkan produksi komoditi X hingga
(G’J’). sementara itu para konsumen yang menghadapi harga yang lebih mahal akan
menurunkan konsumsinya menjadi 10 unit (G’H’), sehingga jumlah komoditi X yang diekspor
juga meningkat menjadi 30 unit (H’J’). kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi konsumen
domestik sebesar $7,5 (luas bidang a’+b’), sedangkan produsen memperoleh keuntungan
tambahan sebesar $18,75 (luas bidang a’+b’+c’). selain itu, pemerintah yang memberikan
subsidi akan memikul kerugian sebesar $15 (B’+C’+D’). secara keseluruhan kerugian yang
dialami negara 2 (negara proteksi) mencapai $3,75 yang setara dengan penjumlahan luas
segitiga B’H’N’ = b’ = $2,5 dan C’J’M’ = d’ = $1,25.
D. Tujuan suatu negara menerapkan kebijakan non tarif barrier
Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:
a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b. Mendorong perkembangan industri baru
c. Mendiversifikasikan perekonomian
d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e. Memperbaiki neraca pembayaran
f. Menghindari neraca pembayaran
g. Menghindari dumping
h. Menambah pendapatan pemerintah
9
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
 Memaksimalkan produksi dalam negri.
 Memperluas lapangan kerja.
 Memelihara tradisional.
 Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu
komoditi andalan.
 Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.
10
BAB 8
VALUTA ASING : SISTEM KURS VALUTA ASING, ISTILAH-ISTILAH DALAM
KURS VALUTA ASING
A. Sistem Kurs Valuta Asing
Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing
dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta asing akan berubah – ubah sesuai
dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan
stabilisasi kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan
berubah – ubah di dalam batas yang kecil, meskipun batas – batas ini dapat diubah dari waktu
ke waktu. Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini
kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. System ini disebut exchange
control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya
berubah – ubah dalam batas – batas yang di tentukan oleh ongkos angkut emas. Adapun sistem
kurs valuta asing adalah sebagai berikut :
a. Sistem kurs yang berubah – ubah
Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa factor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran valuta asing. Bahwa permintaan valuta asing diperlukan guna
melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan
dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran valuta asing
berasal dari eksportir, yakni berasal dari transaksi kredit neraca pembayaran internasional.
Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari
transaksi autonomous debit, sebaliknya dikatakan “lemah” apabila neraca pembayarannya
mengalami defisit. Selanjutnya, transaksi autonomous debit dan kredit dipengaruhi oleh factor
– factor yang berasal dari dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat
bunga. Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga factor ini, baik dari dalam maupun luar
negeri, akan mempengaruhi permintaan dan penawaran yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kurs valuta asing.
11
Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar kemungkinan untuk impor yang
berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik dan
harga mata uang sendiri akan turun. Demikian juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan
ekspor turun yang akan mengakibatkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam
negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun dan nilai
mata uang sendiri naik relatif terhadap valuta asing. Bahwa semua kegiatan ekonomi dan
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pendapatan, harga serta tingkat bunga secara tidak
langsung akan mempengaruhi kurs.
Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga. Kenaikan pendapatan dan
harga ini akan menyebabkan impor naik, yang berarti akan menaikkan permintaan valuta asing.
Akibat selanjutnya, kurs valuta asing akan naik. Disamping factor – factor ekonomi tersebut,
ada factor – factor nonekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti factor politis
dan psykologi. Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan menyebabkan larinya
dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan naik.
b. Sistem Kurs yang Stabil
Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi sebagai akibat
ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak Negara yang kemudian
menjalankan suatu kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil
dapat timbul secara :
1. Aktif yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs.
2. Pasif yakni di dalam suatu Negara yang menggunakan system standar emas.
i. Stabilisasi kurs
Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara, apabila tendensi kurs valuta asing
akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya
permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila
tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran
valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Usaha untuk mencegah
kenaikkan kurs valuta asing ini bagi pemerintah lebih sukar, Karena cadangan valuta asing
yang dimiliki terbatas. Keterbatasan ini mungkin menyebabkan pemerintah tidak bisa
12
sepenuhnya untuk mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha
untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta asing
oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri. Besarnya
cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan/pengawasan pemerintah, bahkan kalau
kekurangan pemerintah dapat mencetak uang.
ii. Standar emas
Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila :
1. Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu.
2. Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas.
3. Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada
harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah).
c. Pengawasan Devisa (Exchange Control)
Dalam system ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuannya adalah
untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari Negara lain,
terutama dalam hal Negara tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding
dengan permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam
penggunaannya, yakni untuk tujuan – tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi
biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor.
Di dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat menetapkan kurs suatu mata
uang itu :
a) Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa tersebut.
System ini disebut single exchange rate system.
b) Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan penggunaannya. System ini
disebut multiple exchange rate.
Sebenarnya didalam system ini terdapat banyak sekali cara penentuan exchange rate. Bentuk
yang extreme ada dua yakni :
 Dua atau lebih kurs / exchange rate yang bebas untuk mengalokasi devisa dengan
beberapa pengawasan yang tidak ketat.
13
 Dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, yang biasanya dilengkapi dengan
system lisensi impor serta impor quota.
Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa
cara, antara lain :
1. Individual allocation : setiap pemohon devisa diadakan penelitian tentang
penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu diberikan izin untuk membeli
sejumlah tertentu devisa.
2. Exchange quota : untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya berdasarkan
devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu. Apabila devisa sudah
tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk
kategori impor tersebut habis.
3. Waiting list : ini merupakan pelengkap cara Exchange quota. Setiap surat permohonan
pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu sampai devisa tersedia.
Pada umumnya tujuan suatu Negara menjalankan pengawasan devisa adalah :
a) Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekankan Neraca Pembayaran
Internasional (NPI) yang disequilibrium.
b) Melindungi industry di dalam negeri.
c) Memperoleh pendapatan bagi pemerintah.
d) Tie In Import Arrangement : penggunaan devisa untuk impor barang tertentu, tetapi
dengan syarat importer harus juga membeli barang pelengkap atau barang yang sama hasil
produksi di dalam proporsi tertentu.
Jadi, dengan pengawasan devisa maka penggunaan dapat diatur sebaik mungkin sehingga
disequilibrium di dalam NPI pun dapat dikurangi/ditekan.
B. Istilah-Istilah Dalam Kurs Valuta Asing
Adapun istilah-istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut :
1. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
14
4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang
berlaku sekarang.
5. Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
6. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara,
mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
7. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata
uang asing sebagai unit pengukuran.
8. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa,
atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam
mata uang selain mata uang fungsional perusahaan.
9. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang
berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain
dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
10. Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1)
dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas
dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing
selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
11. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari
Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal
tertentu di masa depan.
12. Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan
kasnya.
13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva
atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
14. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan
yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit
mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
16. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.
15
17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi
perusahaan pelapor.
20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan
dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
21. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Valuta Asing
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi valuta asing adalah sebagai berikut :
1. Perdagangan Internasional
Tingkat perdagangan antara negara berfungsi sebagai proxy untuk permintaan relatif barang
dari suatu negara dengan barang atau jasa yang permintaan internasionalnya tinggi biasanya
akan melihat sebuah apresiasi mata uangnya. Sebagai contoh, untuk membeli barang dari
Australia, pembeli harus mengkonversi mata uang mereka ke dalam dolar Australia (AUD)
untuk melakukan pembelian. Meningkatnya permintaan AUD akan memberikan tekanan ke
atas di atasnya. Trade surplus dan defisit memberikan contoh kompetitifnya suatu negara
dalam perdagangan internasional. Negara-negara dengan defisit perdagangan yang besar
adalah pembeli net / importir barang internasional, menghasilkan lebih banyak mata uang
mereka yang dijual untuk membeli mata uang negara lain untuk membayar barang
internasional. Situasi seperti ini cenderung berdampak negatif terhadap nilai mata uang negara
pengimpor.
2. Kondisi Politik
Pemandangan politik suatu negara memainkan peran utama dalam prospek ekonomi untuk
negara itu dan, akibatnya, nilai yang dirasakan dari mata uangnya. Trader Forex terus menerus
memonitor berita politik dan peristiwa untuk mengukur apa yang bergerak, jika ada,
pemerintah suatu negara dapat mengambil langkah dalam perekonomian. Hal ini termasuk
ukuran dari peningkatan belanja pemerintah untuk pembatasan pengetatan pada satu sektor
tertentu atau industri.
16
3. Kebijakan Fiskal dan Moneter suatu Negara
Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah manapun merupakan faktor penting dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan Bank sentral yang mempengaruhi tingkat suku
bunga yang tajam diawasi oleh pasar forex untuk setiap perubahan tarif kunci atau pandangan
masa depan.
4. Laporan Ekonomi
Laporan ekonomi adalah tulang punggung pedoman trader forex. Mempertahankan kalender
laporan ekonomi sangat penting untuk saat ini dalam pasar serba ultra-cepat. PDB mungkin
laporan ekonomi yang paling jelas, karena ini adalah dasar dari kinerja ekonomi suatu negara
dan kekuatannya. GDP mengukur output total barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu
perekonomian. Satu hal kunci untuk diingat, bagaimanapun, adalah bahwa GDP merupakan
indikator lagging, artinya laporan tentang peristiwa dan tren yang telah terjadi.
5. Inflasi
Inflasi juga merupakan indikator yang sangat penting karena mengirimkan sinyal untuk tingkat
kenaikan harga dan daya beli jatuh. Namun, inflasi adalah pedang bermata dua, karena melihat
banyak sebagai menempatkan tekanan pada mata uang karena daya beli mundur. Di sisi lain,
juga dapat menyebabkan apresiasi mata uang karena dapat memaksa bank sentral untuk
meningkatkan tingkat untuk menekan tingkat inflasi meningkat. Inflasi adalah masalah yang
diperebutkan antara ahli ekonomi dan dampaknya pada mata uang tidak pernah hitam dan
putih.
6. Lain-Lain
Laporan lainnya seperti tingkat pekerjaan, penjualan ritel, indeks manufaktur dan utilisasi
kapasitas juga membawa informasi penting tentang kekuatan saat ini dan diperkirakan suatu
ekonomi dan mata uangnya.
17
BAB 9
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC) : SIFAT
PERUSAHAAN MULTINASIONAL, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
A. Sifat MNC
Karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian cabang di luar
negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luarnegeri. Pendirian cabang di luar negeri
biasanya dilakukan dengan investasi langsung yakni dengan cara mendirikan perusahaan baru,
ekspansi atau membeli perusahaan di luar negeri.
Peraturan pemilikan dan cabang luar negeri bervariasi antara MNC yang satu dengan
yang lain. Dengan beberapa pertimbangan perusahaan induk mungkin menghendaki pemilikan
kurang dari 100% modalnya. Namun yang banyak dilakukan adalah melalui patungan (joint
ventures)
Tujuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga bebeda. Ada
MNC yang bermaksud untuk melakukan ekspansi secara vertical. Perusahaan induk (yang
memproses lebih lanjut) mendirikan cabang di luar negeri untuk menghasilkan input untuk dip
roses lebih lanjut oleh perusahaan induk. Contoh untuk ekspansi vertical ini misalnya
perusahaan minyak dengan mendirikan cabang di luar negeri dimana terdapat sumber minyak
yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat dilakukan
ekspansi horizontal dengan cara mendirikan cabang di luar negeri dengan melakukan kegiatan
yang hamper sama dengan perusahaan induk.
Sebelum Produsen itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di luar negeri
seyogyanya telah mempunyai pengalaman di bidang bisnis internasional seperti misalnya
ekspor barang hasil produksinya ke pasar internasional yang selalu menunjukan peningkatan.
Dengan berkembangnya ekspor ini perusahaan kemudian dapat menempatkan staf pemasaran
di pasar luar negeri. Pada waktu yang bersamaan dapat melakukan penelitian pasar dan bahkan
perusahaan dapat membukakantor pemasaran.
Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara mengadakan perjanjian
lisensi dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk pemasaran produk menggunakan
teknologi atau pemakai nama perusahaannya.
18
Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan cabang produksi
di luar negeri. Alakah ini perlu dengan perhitungan yang cermat menyangkut karakteristik dan
tingkah laku konsumen serta pemerintah negara di mana cabang itu akan didirikan.
Pertimbangan tersebut hanya merupakan sebagian kecil saja dari faktor social, budaya dan
politik yang dapat menyebabkan investasi di luar negeri lebih riskan dari pada di dalam negeri.
Oleh karena itu keuntungan ekonomis investasi di luar negeri ini harus cukup sehingga dapat
mengimbangi risiko yang tinggi.
B. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan MNC
Untuk mudahnya, kita anggap saja tujuan investasi langsung di luar negeri adalah
mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau kedua-duanya.Dalam kaitannya
dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang di luar negeri dapat memperoleh
beberapa manfaat, antara lain :
a) Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor,
mungkin di perlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan untuk
mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Disanping itu cabang di luar negeri
dapat merupakan basis untuk memberikan pelayanan kepada konsumen. Untuk
produk dengan teknologi tinggi, seperti computer maka pelayanan purna jual sangat
penting. Pelayanan purna jual ini akan lebih efesien apabila di lakukan oleh cabang
luar negeri.
b) Ekspor keluar negeri sering dihambat oleh kebijaksanaan tarif negara. Dengan
mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan produk di negara
tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi. Masalah lain yang berkaitan
dengan ini adalah pengaruh perubahaan kurs mata uang. Apabila mata uang negara
asal perusahaan induk mengalami apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik
sehingga dapat menurunkan volume ekspor. Masalah ini dapat teratasi apabila
perusahaan tersebut mendirikan cabang di luar negeri.
c) Faktor biaya lain yang kerap lain di pertimbangkan adalah biaya transport, dengan
membuka cabang, biaya transport dapat di tekan. Di samping biaya transport, pajak
yang relative lebih rendah dapat merupakan daya tarif bagi MNC.
C. Faktor Nonekonomi
Disamping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi, faktor
sosial dan politik di negara yang hendak di tuju perlu diperhatikan. Sikap pemerintah terhadap
19
perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima MNC sering mengadakan pengaturan
terhadap perusahaan asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat di
kirim ke perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga
kerja dan bahan yang berasal dari negara penerima MNC. Jelas bahwa pengaturan ini dapat
menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari
pengalaman (sejarah) kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum
MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah
kestabilan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu
kegiatan MNC di negara itu.
D. Kekuatan Bersaing MNC
Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) MNC di pandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi internasional
yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated, sangat berfariasi, kompleks,
penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh beberapa perusahaan besar saja.
b) MNC dipandang memilki kekuatan monopoli yang diperoleh karena penggunaan
teknologi melalui riset dan pengembangan (R & D).
c) MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi”, yakni mengorganisir dan
secara sistematis mengumpulkan imformasi tentang perkembangan pasar, biaya dan
teknologi melalui cabang-cabang nya diluar negeri. Informasi ini secara terus
menerus disebarkan kesemua cabang untuk dievaluasi dan implementasikan.
d) MNC biasanya dapat menimakti adanya skala yang ekonomis dengan cara
misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari
proses produksi.
e) MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya/luasnya jaringan keuangan
internasional.
f) MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melalui integrasi horizontal
maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang harga atau subsidi
untuk membuat pasar.
g) MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang di ambil
oleh negara lain.
20
E. Efek Global MNC
Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan kesejatraan dunia,
merupakan pertanyaan yang jawabnya belum pasti. MNC dapat mempunyain efek positif
maupun negatif terhadap perekonomian dunia secara keseluruhan.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara. Jumlah total investor dunia
mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di cabang luar negeri
tidak mengakibatkan turunnya investasi di negara asal. MNC juga mempunyai ekses
sumberdana internasional yang lebih luas dan kemudian menanamkan di negara yang
menjajikan pendapatan tinggi serta risiko yang rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk
meneliti apakah investasi luar negeri yang dilakukan oleh MNC untuk menambah atau justru
malah menggeser/mengganti investasi di negara yang didatangi. Umumnya menyimpulkan
bahwa investasi luar negeri ini sebagai suplemen (menambah) investasi di negara itu.
Sebaliknya ada pula yang berkesimpulkan bahwa investasi MNC tersebut menggeser
pembentukan modal di negara yang didatangi. Oleh karena itu efek netonya terhadap investasi
global masih dipertanyakan.
F. Manfaat MNC bagi Negara Induk
Dalam kerangka analisa general equilibrium, manfaat kegiatan MNC di luar negeri
adalah dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun risiko yang lebih kecil dari pemilik faktor
produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk kenaikan : divenden bagi pemilik saham, gaji bagi
pimpinan serta upah bagi karyawan. Menurut prediksi teori klasik tentang perdagangan
internasional, faktor produksi yang melimpah di nega induk akan memperoleh manfaat sedang
faktor produksi yang jarang akan rugi. Namun secara keseluruhan manfaatnya akan lebih besar
dari kerugiannya.
Manfaat lain adalah dapat diperolehnya produk dengan harga yang lebih murah yang
di hasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah. Biasanya MNC mengalihkan
sebagian kegiatannya di luar negeri untuk memperoleh biaya yang lebih murah. Untuk
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan manfaat ini jelas Nampak. Produksi di
negara lain di mana terdapat tambang tersebut akan jauh lebih murah.
G. Konflik yang Muncul di Negara Induk
Penolakan terhadap investasi langsung dan transfer teknologi oleh MNC biasanya di
dasari oleh pemikiran tentang efek jangka pendek baik secara sektoral, regional maupun
pendapatan. Secara spesifik efek tersebut berupa : penggeseran tenaga kerja, berkurangnya
21
keunggulan modal dan teknologi, penghindaran pajak serta dapat merongrong ekonomi dalam
negeri.
a) Penggeseran Tenaga Kerja
Isu mengenai efek investasi langsung (dengan mendirikan perusahaan) di luar negeri
terdapat pasar tenaga kerja di dalam negeri masih di perdebatkan. Banyak bukti
menunjukan bahwa beberapa pekerjaan dapat di hilangkan oleh adanya kegiatan MNC
di luar negeri.
b) Berkurangnya keunggulan Modal dan Teknologi
MNC sering di tiduh mengekspor modal dan teknologi dan di kombinasikan dengan
tenaga kerja yang murah di luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan pertama keunggulan
di bidang teknologidi dalam negeri dapat berkurang ; kegiatan industry dalam negeri
dapat menyusut di gantikan di luar negeri dalam sumber pendapatan nasional yang
berasal dari luar negeri (berupa keuntungan MNC yang di kirim balik) meningkat
sehingga ekonomi dalam negeri dapat terpengaruhi oleh perusahaan ekonomi dan politik
yang terjadi di luar negeri.
c) Penghindaran Pajak
Melalui praktek-praktek penilaiandalam faktur jual-beli (terutama dengan cabang MNC
) yang sering di sebut transfer pricing serta tax holiday dan insentif yang diberikan oleh
negara penerima MNC dapat menghindar pengenaan pajak yang wajar. Apabila hal ini
terjadi maka negara induk akan di rugikan
d) Merongrong Kebijaksanaan Ekonomi Negara Induk
Jaringan yang luas dari MNC sering mengakibatkan kebijaksanaan ekonomi negara asal
terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan kebijaksanaan untuk membatasi satu jenis
produk tertentu jatuh ke negara tertentu misalnya, dapat tidak/kurang efektif dengan
adanya cabang MNC di negara lain.
H. Manfaat bagi Negara penerima
Keuntungan potensial kehadiran MNC mencangkup : pembentukan modal, menaikkan
pendapatan dan kesempatan kerja, transfer teknologi serta memperbaiki posisi neraca
pembayaran.
Dalam kaitannya dengan pembentukan modal, pertanyaan yang sering muncul adalah
apakah benar kehadiran MNCdapat menambah stock modal nasional. Apabila pengusaha lokal
dapat terdorong untuk melakukan investasi maka akan terjadi penambahan stock modal
nasional, jika tidak maka akan terjadi stock modal ini semuanya berasal dari MNC.
22
Efek kehadiran MNC terhadap neraca pembayaran itu juga masih menjadi perdebatan.
Keuntungan atau kerugiannya sangat tergantung aliran modal masuk, impor barang modal serta
bahan baku, dan pengiriman kembali ke negara induk keuntungan yang di peroleh.
Seperti halnya efek terhadap pendapatan dan kesempatan kerja kehadiran MNC tidak
hanya menaikan pendapatan dan menambah kesempatan kerja, tetapi juga dapat
menyelenggarakan training sehingga dengan demikian dapat mempertinggi keahlian/skill
tenaja kerja.
Efek yang nyata Nampak adalah adanya transfer teknologi. Paling tidak dalam jangka
pendek, teknologi yang dibawa MNC dapat menaikan kualitas produk serta mendorong
peningkatan efisiensi di negara penerima. Di dalam jangka panjang mungkin negara penerima
dapat mempunyai kesempatan untuk merubah struktur perekonomiannya meskipun nantinya
MNC telah pergi.
I. Kerugian bagi Negara penerima
Konflik memang sering terjadi di negara penerima. Negara penerima umumnya
menghendaki impor barang modal dengan sesedikit mungkin penggunaan bahan impor. Tujuan
ini di capai melalui kebijaksanaan pembatasan perdagangan, pengawasan devisa atau syarat
menggunakan produk lokal (local content. Kebijaksanaan ini sering menimbulkan konflik
dengan tujuan MNC untuk menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau
mengirim kembali keuntungan yang di peroleh. Tujuan-tujuan ini akan di hambat oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas. Negara penerima sering pula mengharuskan MNC untuk
mengekspor produknya ke negara tertentu yang ini mungkin tidak sejalan dengan tujuan MNC
untuk menjual barang di pasar lokal.
Mungkin yang paling controversial adalah faktor teknologi. MNC biasanya
menggunakan teknologi yang kurang cocok bagi negara penerima, misalnya teknologi yang di
gunakan bersifat padat modal, padahal negara penerima terdapat banyak tenaga kerja yang
menggangur. MNC yang demikian ini dapat menimbulkan konflik.
Di samping teknologi, MNC di tuduh tidak banyak melakukan kegiatan riset dan
pengembangan di negara penerima sehingga mengakibatkan negara penerima selalu tergantung
pada negara induk.
Masalah lain adalah bahwa MNC dapat menyebabkan ketidak stabilan ekonomi negara
penerima. Terutama untuk kegiatan MNC yang bersifat padat modal atau yang berorientasi
23
ekspor, seprti pada assembling barang elektronik, perginya MNC tersebut karena perubahan
ekonomi atau politik akan berakibat ketidakstabilan di negara penerima.
J. Pengaturan MNC oleh negara Penerima
Ada beberapa cara untuk mengatur MNC, di antaranya adalah :
a. pengaturan tentang masuknya MNC. Pengaturan meliputi pernilaian tentang
kemungkinan efek MNC di masa mndatang terhadap ekonomi dan politik
nasional. Pendaftaran dan screening biasanya dilakukan dan apabila efek
dikemudian hari sangat buruk maka MNC tersebut ditolak kehadirannya.
b. Penetuan sector-sektor tertentu yang sudah tertutup untuk investasi asing atau
atau penentuan pemilikan, sehingga memberi peluang pada wiraswata lokal
untuk ikut melakukan kegiatan atau mengambil keputusan.
c. Negara penerima dapat mengatur kegiatan MNC tersebut misalnya membatasi
bahan yang diimpor, penentuan harga produk, pengaturan tentang kredit,
pemilikan serta pengaturan tentang efeknya terhadap lingkungan.
d. Negara penerima melakukan pengaturan tentang keuntungan yang boleh
dikirim balik ke negara induk.
e. Negara penerima dapat mengambil tindakan nasionalisasi MNC.
Setiap negara caranya berbeda-beda, misalnya pilipina lebih pada pengaturan
masuknya MNC, india lebih pada pengaturan kegiatan/operasi, brazilia sedikit
lebih bebas, jepang umumnya member toleransi untuk patungan dan Indonesia
dengan pengaturan melalui undang-undang PMA dan daftar negatif untuk
investasi.
24
BAB 10
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC) : KEKUATAN
BERSAING, EFEK GLOBAL
A. KEKUATAN BERSAING MNC
Sumber kekuatan bersaing utama MNC dapat diintisarikan sebagai berikut :
1. MNC dipandang sebagai suatu perusahaan yang superior. Transaksi yang
bersifat multinasional ataupun internasional yang dilakukan adalah produknya yang
relative lebih canggih, sangat bervariasi, kompleks, pemanfaatan teknologi modern
dan canggih, dan umumnya dilakukan hanya oleh beberapa perusahaan yang sudah
besar dan manajemen baik saja.
2. MNC umunya memiliki kekuatan monopoli yang didapat dari pemanfaatan
teknologi melalui riset dan pengembangan (research and development-R&D). MNC
dapat memnafaatkan iptek dan informasi baik dari dalam maupun luar negeri yang
mencakup productsystem, production process, market dan management. Dengan
kata lain MNC umunya memiliki system, proses, pemasaran dan manajemen produk
yang lebih unggul.
3. MNC sering mendapat julukan sebagai “perusahaan informasi” yakni suatu
perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis dapat menghimpun
informasi tentang perkembangan dan trend pasar, biaya dan teknologi melalui
perusahaan-perusahaan cabangnya di luar negeri.
4. MNC umumnya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara yang
misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari
proses produksi.
5. MNC umumnya juga dapat memperoleh manfaat dari luasnya jaringan keuangan
internasional. Ukuran serta terbesarnya letak geografis perusahaan akan memudahka
MNC untuk berupaya mencari sumber dana internasional.
6. MNC umunya menguasai monopoli pasar baik melalui integrasi vertical maupun
integrasi horizontal dan mereka lebih sering melakukan perang harga atau subsidi
dalam rangka merebut pasar.
7. MNC umunya dapat menghindar dari kebijakan tarif atau kuota yang dapat diambil
oleh negara lain.
25
B. EFEK GLOBAL MNC
1. DAMPAK POSITIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC akan dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi antar negara. Jumlah
investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC, terutama jika naiknya investasi
di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di negeri asal MNC. MNC juga
memiliki ekses sumber dana internasional yang lebih besar dan kemudian menambahkan di
negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko yang rendah. Banyak penelitian
empiris telah dilakukan untuk mengetahui apakah MNC dapat menambah atau justru
mengurangi investasi di negra yang didatangi (host country). MNC dapat menimbulakan
alokasi produksi antar negara.
2. DAMPAK NEGATIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL
MNC menimbulkan monopoli, sehingga alokasi sumber daya atau faktor-faktor produksi
kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat untuk menghambat para
pesaing yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar, input, produk, keuangan atau
keunggulan lainnya. Kekuatan ini selanjutnya akan cenderung dapat mendorong kearah
pemusatan atau monopoli pasar. MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah
negara induknya, atupun negara tempat cabang MNC baru didirikan. Kalau hal ini berhasil
tentu akan mengurangi persaingan, sehingga efisiensi dan output potensial menurun.
26
BAB 11
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL : MASALAH MASALAH
TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL, POS-POS DALAM NERACA
PEMBAYARAN INTERNASIONAL
1. MASALAH-MASALAH TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL
Ekonomi internasional telah mengalami perkembangan pesat terutama dalam dua dekade
terakhir. Pertama, pusat perdagangan secara pelan tapi pasti mulai bergeser dari wilayah
samudra atlantik yang di dominasi Amerika Serikat dan Eropa ke wilayah samudra pasifik yang
memunculkan negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Kedua, arus barang dan jasa dari
satu negara ke negara lain sudah sedemikian lancar, sehingga negara-negara seakan-akan tanpa
batas. Namun demikian, seiring dengan perkembangan pesat dalam perdagangan dunia,
muncul pula permasalahan serius.
1. Masalah Proteksionisme
Meski negara-negara maju mengklaim bahwa mereka adalah motor dari globalisasi dan
pelopor dalam menghapus hambatan-hambatan perdagangan, namun kebijakan
proteksionisme di berbagai negara-negara maju (developed countries) masih saja
berlangsung. Negara maju masih melindungi petaninya dari persaingan internasional.
pemberian subsidi ekspor dan bantuan domestik masih tetap dilakukan.
2. Masalah Fluktuasi Kurs
Ketidakstabilan kurs valuta asing yang terus berlanjut (yaitu fluktuasi yang sangat besar
dari nilai mata uang internasional). Serta besarnya dan menetapnya misalignment (yaitu fakta
bahwa kurs dapat berada jauh diluar keseimbangan untuk jangka waktu lama).
Ketidakstabilan ini ikut memberi sumbangan terhadap memburuknya perekonomian dunia.
3. Masalah Pengangguran
Munculnya tingkat pengangguran struktural yang cukup tinggi dan dalam jangka waktu
lama di negara-negara eropa dan negara-negara maju lainnya. Pengangguran bukan lagi
merupakan masalah yang menerpa penduduk miskin dan kelompok berpendidikan rendah.
Pengangguran juga menerpa penduduk kata dan berpenghasilan tinggi.
27
4. Masalah Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang cukup parah yang menghantam sebagian negara-negara Asia Timur
dan Tenggara termasuk Indonesia, yang hingga kini sebagian dari negara-negara korban krisis
belum pulih sepenuhnya. Meski bertumbuh namun laju pertumbuhan ekonomi di sebagian
wilayah Asia tidak setinggi pada waktu sebelum krisis ekonomi terjadi.
5. Masalah Inequalities
Meningkatnya kemiskinan dan melebarnya jurang ketidakadilan yang dihadapi negara-
negara paling miskin di dunia terutama di benua Afrika. Perdagangan internasional belum
mampu mengurangi angka kemiskinan di negara-negara miskin yang paling miskin. Hal ini
disebabkan oleh nilai jual komoditi negara miskin sangat rendah dibanding komoditi negara
maju yang nilai jual produknya relatif lebih tinggi. Bayangkan bagaimana segudang komoditi
pertanian yang harus dihasilkan dengan menggunakan lahan yang begitu luas hanya
ditukarkan dengan satu buah sepeda motr yang diproduksi oleh negara maju.
2. POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam
beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi
internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai
berikut.
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang (merchandise)
dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang (visible trade) yang
merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa (invisible
trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di
sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang
berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing di
negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain.
Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga
dan dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.
28
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi
tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang
diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah hadiah (gift),
bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan
ke negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara
menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang berhubungan dengan
jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari
tangan penduduk negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi
penjualan saham atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah
kekuasaannya, maka pos ini dikredit.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka panjang yang
pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi kepada
penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang
yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka
panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi
pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang,
maka pos ini dicatat di sebelah debit.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang yang jatuh
temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi
penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi pada current
account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral) dan
investment account (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek,
dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current account dan
investment account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut
merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating.
29
Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu:
a. Transaksi Berjalan (Current Account)
Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang dan jasa-jasa.
Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan modal dan transaksi
unilateral.
b. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset)
suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset cadangan pemerintah.
Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang piutang
jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek.
c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)
Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila nilai
transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya
rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca
Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya.
Beberapa Sumber Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca pembayaran luar negeri Indonesia dapat diperoleh dari penerbitan resmi, antara
lain :
1. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing – masing tahun anggaran oleh
Departemen Keuangan Republik Indonesia.
2. Bank Indonesia : Laporan Tahun Pembukuan, yang diterbitkan setiap tahun sekali
untuk masing – masing tahun anggaran oleh Bank Indonesia.
3. Statistik Ekonomi – Keuangan Indonesia, yang diterbitkan dua bulan sekali oleh
Bank Indonesia.
4. Statistik Indonesia : Statistical Yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh Badan
Pusat Statistik setahun sekali.
5. Indikator Ekonomi, yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik sebulan sekali.
Namun perlu diingat bahwa neraca-neraca pembayaran yang diterbitkan oleh berbagai
penerbit resmi tersebut di atas susunan dan angka-angkanya tidak selalu sesuai. Perbedaan-
perbedaan tersebut kemungkinan merupakan akibat :
1. Penggunaan dasar waktu yang berbeda.
30
2. Penggunaan sistematika yang berbeda.
3. Perbedaan sumber statistik yang dipakai.
4. Perbedaan – perbedaan yang timbul disebabkan karena angka yang satu masih
merupakan angka sementara, sedangkan angka yang lainnya merupakan angka yang
sudah diperbaiki.
Dari segi bentuk susunannya neraca pembayaran yang termuat dalam Laporan Tahunan
Bank Indonesia merupakan neraca pembayaran yang bentuknya paling sesuai dengan
bentuk yang disarankan oleh lembaga moneter dunia yaitu International Monetary Fund
(IMF).
31
BAB 12
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL : MEKANISME PEMBUKUAN,
KLASIFIKASI POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN
A. MEKANISME PEMBUKUAN NERACA PEMBAYARAN.
Dalam teori neraca pembayaran, BP selain seimbang secara tata buku berpasangan, artinya
menimbulkan hutang piutang (clain or counter claim for payment).
Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya
hak bagi penduduk negara asing (Payment obligation) bagi penduduk negara asing.
 Pos Pengimbang
Bentuk pos pengimbang yang dibuat bergantung pada transaksi yang terjadi
 Pembedaan Transaksi transaksi dalam BP
Selama debet dan kredit itu seimbang berbagai transaksi yang panjang dibawah debet
dan kredit dalam BP suatu negara tidak memberikan arti penting kepada kita tentang
aspek ekonomi internasional negara yang bersangkutan.
 Visible dan Invisible
Visible dan Invisible transaction adalah suatu cara untuk membedakan transaksi
transaksi dalam BP.
 Currrent Account dan Capital Account
Currrent Account dan Capital Account adalah cara lain untuk membedakan transaksi
dalam BP.
B. KLASIFIKASI POS POS DALAM NERACA PEMBAYARAN
Bila secara mendatar neraca pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debet maka secara
vertikal BP dibagi dalam berbagai kategori, yaitu sebagai berikut :
a. General Classification
1. Current Accounts
a. Trade (visible and invisible)
b. Income on Investment
32
2. Unilateral Account
a. Gift
b. Aid
c. Uniteral Transfer
3. Kapital Account
a. Direct on Investment
b. Long Term Loan
c. Short term Capital
d. Bank Deposits and Currencies
e. Inonetary Gold
b. Klasifikasi untuk analisis investasi luar negeri
1. Saving Account
a.Trade Invisible and Visible
b.Income on Investment
c.Gift, Aid and Unilateral Transfer
2. Investment Account
a. Direct on investment
b. Long Term Loan
c. Short Term Capital
3. Cash Account
a. Bank Deposits and Currencles
b. Monetary Gold
c. Klasifikasi untuk menganalisis keseimbangan neraca pembayaran
1. Current Account
a. Trade
b. Income On Investment
2. Long Term Account
a. Direct On Investment
b. Long Term Loan
3. Short term Account
a. Short Term Capital
33
b. Bank Deposits and Currencles
c. Monetary Gold
Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri. Keadaan posisi
devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial kita dalam hubungannya
dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional.
Pos pos yang Menentukan Permintaan Devisa
a. Pos Trade sebelah debet
b. Income Investment sebelah debet
c. Direct on investment sebelah debet
d. Long Term Loan sebelah debet
e. Gift, Aid, and Unilateral transfer sebelah debet dan pos-pos kredit dari pos-pos
tersebut adalah penawaran devisa.
Contoh Sederhana Tentang Pelaksanaan Pembukuan Dalam Neraca Pembayaran
Negara A mengimpor barang kayu jati seharga $ 3.500 juta. dengan keadaan ini, A
menderita surplus impor sebesar $ 1.000 juta. Dapat dikatakan neraca perdagangan A
menderita devisit sebesar $ 1.000 juta, ekspor $ 3.500 juta didebetkan dan impor $ 4500 juta
dikreditkan.
Dua kemungkinan tetang pinjaman janka pendek tersebut :
a. Pinjaman itu dapat diakibatkan oleh karena adanya kredit jangka pendek, karena
adanya penjualan atau pembelian
b. Pinjaman tersebut merupakan tindakan yang berdiri sendiri, semata mata untuk
memberi pinjaman atau mengambil pinjaman.
Neraca Hutang Piutang (The Balance of Indebtedhess)
Neraca hutang piutang suatu negara adalah suatu daftar neraca mengenai jumlah
tagihan suatu negara kepada kepada luar negeri dan jumlah tagihan suatu negara kepada luar
negeri dan jumlah tagihan negara asing kepada negara tersebut selama moment tertentu dan
bukan dalam suatu tahun tertentu, moment yang sering dipakai adalah awal tahun, yaitu 1
januari dan akhir tahun 31 Desember.
34
Neraca hutang piutang ini tidak sepentingh neraca pembayaran, sehingga para ahli
ekonomi internasional tampak belum banyak perhatiannya atas jenis neraca ini , lepas dari
persoalan seberapa jauh mamfaat analisisnya, jenis neraca ini dalam hal penyusunannya
banyak menghadapi kesulitan kesulitan. Antara lain soal pengumpulan data itu sendiri. Pada
umumnya banyak harta kekayaan milik suatu negara yang berada dinegara lain, tidak diketahui
pemerintahnya. Hal ini mungkin disengaja dirahasiakan.
Suatu kelemahan lain dari penyusunan neraca indebtedness atas dasar dasar angka
angka dalam neraca itu tidak selamanya diakibatkan oleh transaksi ekonomi luar negeri seperti
halnya dalam neraca pembayaran.
Anatomi Neraca Pembayaran Internasional
1. Rekening transaksi berjalan (current account)
a. neraca perdagangan (balance of trade)
b. neraca jasa (service balance)
c. neraca transfer unilateral (unilateral transfer balance)
2. Rekening Modal (capital account)
a. menunjukkan aliran modal finansial secara langsung diperdagangkan maupun untuk
membayar barang dan jasa.
b. Transaksi modal jangka pendek dan jangka panjang
c. Pengklasifikasian rekening modal:
 Investasi portofolio
 Investasi jangka pendek (surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun)
 Investasi asing langsung di mana ada kontrol manajemen
 Pinjaman luar negeri yag dilakukan oleh pemerintah
Pos-Pos Dasar Neraca Pembayaran Internasional
1. Transaksi dagang
a. barang-barang --- neraca barang
b. jasa-jasa --- neraca jasa
2. Pendapatan modal
3. Transaksi Unilateral
Current account
(transaksi berjalan)
35
4. Penanaman modal langsung
5. Hutang jangka panjang
6. hutang jangka pendek
7. sektor moneter ------- lalu lintas moneter (cad. Devisa)
penyederhanaan:
dalam neraca pembayaran internasional memuat pos-pos sebagai berikut:
1. Neraca perdagangan --- memuat ekspor dan impor barang migas dan non migas
2. Neraca jasa --- memuat transaksi jasa-jasa transportasi, asuransi, dll.
3. Transaksi berjalan --- memuat jumlah neraca perdagangan dan neraca jasa. Jika bertanda
(-) berarti terjadi defisit, dan jika (+) adalah surplus. Untuk mengatasi defisit dalam neraca
berjalan biasanya digunakan SDR dari IMF.
4. Neraca lalu lintas modal --- memuat lalu lintas moda pemerintah netto (peminjaman dan
pelunasan hutang) dan lalu lintas modal swasta atau lalu lintas modal lainnya netto (selisih
antara PMA dan pembayaran BUMN)
5. Selisih yang belum diperhitungkan (error and omission)
6. Neraca lalu lintas moneter --- memuat perubahan cadangan devisa
a. tanda (+) berarti cadangan devisa berkurang
b. tanda (-) berarti cadangan devisa bertambah
Capital account
(transaksi modal)
36
BAB 13
CARA-CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL : CASH,
ACCOUNT, COMERSIAL BILLS OF EXCHAGE, LETTER OF CREDIT, PRIVATE
COMPENSATION
Cara Dan Alat Transaksi Internasional
Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang tata cara
pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan salah bentuk prestasi
terpenting yang harus dilaksanakan oleh salah satu pihak. Di pihak lain pembayaran
merupakan hak yang wajib diperoleh berdasarkan kontrak. Tidak jelasnya tata cara
pembayaran atau tidak terjaminnya keamanan mengenai tata cara pembayaran dapat
muncul menjadi resiko usaha dan sumber perselisihan (sengketa) dalam hubungan bisnis
para pihak yang terlibat.
Dalam kontrak-kontrak bisnis internasional, kejelasan, dan aspek keamanan dalam cara
pembayaran menjadi lebih penting mengingat para pihak yang terlibat dalam kontrak yang
demikian dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh dan tidak jarang para pihak tidak saling
mengenal satu sama lain atau tidak pernah bertemu sebelumnya. Dipilihnya cara
pembayaran yang tepat selain dapat memberikan jaminan keamanan juga dapat
memberikan keringan atau kemudahan bagi pihak-pihak tertentu. Misalnya dalam
transaksi ekspor impor, dipilihnya cara pembayaran advance payment (pembayaran di
muka) akan memberikan kemudahan bagi eksportir, karena pembeli (importir) terlebih
dahulu melakukan pembayaran sebelum barang dikirimkan oleh penjual (eksportir).
Pelaksanaan transaksi perdagangan luar negeri dapat diatur dengan cara pembayaran
berikut.
1. Advance Payment / Cash Payment
Pembayaran dilakukan dengan menggunakan check/cheque atau bank draft, pada saat
barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini sangat baik bagi eksportir yang
keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir. Metode pembayaran
ini disebut juga dengan pembayaran uang dimuka. Sistem pembayaran ini mengharuskan
pembeli melakukan pembayaran uang terlebih dahulu kepada penjual di negara lain sebagai
37
syarat pengiriman barang. Pengiriman uang melalui bank merupakan pembayaran atas
barang yang dipesan.
Advance payment merupakan salah satu bentuk cara pembayaran non L/C yang dikenal
dalam berbagai kontrak bisnis, termasuk kontrak bisnis yang bernuansa internasional. Cara
pembayaran dengan sistem advance payment biasa dikenal dengan sebutan pembayaran
dimuka, karena melalui cara ini pembeli (importir) membayar terlebih dahulu kepada
penjual (eksportir) melalui perintah transfer bank ke rekening penjual (ekportir), sebelum
penjual (eksportir) yang bersangkutan mengirimkan barang yang diperjanjikan. Setelah
menerima pembayaran harga baik keseluruhan maupun sebahagian baru kemudian penjual
(eksportir) melakukan kewajibannya mengirimkan barang melalui port of loading. Barang
yang dikirim tersebut sudah tercatat atas nama pembeli (importir).
Cara pembayaran dengan advance payment mempunyai beberapa variasi sesuai dengan
jumlah harga yang terlebih dahulu dibayarkan oleh pembeli (importir). Adakalanya
pembeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos angkut, asuransi dan semua
biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Dengan pengiriman harga tersebut,
maka pembeli (importir) telah menyelesaikan seluruh kewajibannya sepanjang mengenai
pembayaran dan oleh karena itu, tidak ada lagi biaya tambahan yang harus dibayar oleh
pembeli (importir). Cara ini dikenal dengan istilah payment with order.
Variasi lain adalah partial payment with order. Sesuai dengan namanya, dalam sistem
pembayaran ini pembeli hanya membayar sebagian dari harga terlebih dahulu, misalnya
hanya membayar harga barang saja. Biaya-biaya lain sesuai yang diperjanjikan, misalnya
ongkos angkut, asuransi, dan biaya lainnya akan dibayar oleh penjual setelah penjual
melakukan kewajibannya mengirimkan barang. Penagihan sisa pembayaran oleh penjual
umumnya dilakukan dengan mempergunakan sistem collection.
Cara pembayaran dengan mempergunakan sistem pembayaran advance payment
mengandung resiko yang harus dipertimbangkan, khususnya oleh importir yang terlebih
dahulu melakukan pembayaran. Bisa saja terjadi wanprestasi dari penjual yang berakibat
fatal bagi pembeli, misalnya penjual tidak mengirimkan barang tepat waktu yang
diperjanjikan, atau penjual mengirimkan barang yang kualifikasinya dan mutunya tidak
sesuai dengan yang diperjanjikan. Oleh karena itu, kontrak bisnis yang mendasari transaksi
seperti ini harus diperkuat dengan berbagai klausula yang dapat menjamin kepentingan
pembeli, misalnya klausula tentang ganti rugi atau sanksi.
38
Perlu diperhatikan bahwa cara pembayaran dengan advance payment umumnya dipilih
oleh para pihak dalam kontrak bisnis apabila antara para pihak terdapat hubungan bisnis
yang sudah berjalan baik. Dengan kata lain, kontrak bisnis yang terjadi umumnya bukan
hubungan bisnis yang pertama bagi para pihak. Cara ini baru bermanfaat apabila para pihak
sudah saling mengenal satu sama lain dan sudah sering melakukan transaksi atau bila
pembeli telah mengenal sebelumnya performance dari penjual.
2. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open account, barang
telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen-
dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijakan importir.
Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir. Misalnya, eksportir harus
mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing
maka risiko perubahan kurs menjadi tanggungannya.
Dengan metode ini maka pembayaran dilakukan setelah barang diterima, atau kebalikan
dari sistem advance payment. Sistem pembayaran ini mengharuskan penjual (eksportir)
mengirim barang terlebih dahulu setelah kontrak ditandatangani. Pembayaran dilakukan
setelah pembeli menyetujui barang-barang yang diterima. Pengiriman uang dilakukan
melalui bank.
Cara pembayaran dengan open account merupakan kebalikan dari advance payment.
Jika pada advance payment pembeli yang terebih dahulu melakukan pembayaran harga
barang maka pada open account penjual yang terlebih dahulu melakukan pengiriman
barang, baru setelah itu pembeli membayar harga melalui perintah transfer bank ke
rekening penjual.
Dalam open account nama pemilik barang yang tercantum dalam dokumen ekspor
sudah atas nama pembeli (importir). Dokumen yang diserahkan oleh eksportir kepada
importir dapat melalui bank. Namun demikian, penyerahan dokumen tersebut kepada bank
hanya sebatas sebagai kurir.
Cara pembayaran dengan open account akan sangat menguntungkan bagi pembeli,
karena melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu melihat barang yang dikirimkan oleh
penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa terlebih dahulu spesifikasi barang yang
39
diperjanjikan baru kemudian melakukan pembayaran. Dengan demikian, pembeli memiliki
waktu untuk menyatakan penolakan atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual.
Keuntungan lain adalah pembeli memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyediakan
dana guna keperluan pembayaran.
Di sisi lain resiko dapat muncul di pihak penjual, misalnya barang telah dikirimkan
penjual ke pelabuhan tempat kedudukan pembeli, akan tetapi pembeli tidak melakukan
pembayaran atau melakukan pembayaran tidak tepat waktu. Dengan sendirinya penjual
akan rugi karena telah menanamkan modal atas harga barang dan biaya-biaya lain yang
dikeluarkan untuk kepentingan ongkos pengangkutan dan biaya asuransi.
Sama seperti cara pembayaran advance payment maka cara pembayaran dengan open
account jarang dipergunakan oleh pihak-pihak yang belum saling mengenal dengan baik
reputasi mitra kontraknya. Oleh karena cara ini sangat menguntungkan pembeli maka pada
umumnya cara pembayaran open account banyak dilakukan antara induk perusahaan
dengan anak perusahaan. Dengan cara pembayaran kemudian maka induk perusahaan
sebenarnya telah memberikan pembiayaan kepada anak perusahaan. Keuntungan cara
pembayaran seperti ini sama seperti pada pembayaran dengan advance payment yaitu dapat
mengurangi biaya jasa perbankan.
3. Letter of Credit
L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh
penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat pengganti kredit
bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait dalam L/C adalah
opener (importir), issuer (bank yang mengeluarkan l/c), beneficiary atau penjual
(eksportir), dan dalam praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank, yaitu bank di
negara eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional menggunakan L/C
karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut.
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan yang akan
menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dlm L/C.
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
40
d. Adanya fasilitas hedging.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah:
a. Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.
b. Tanggal expired L/C.
c. Tanggal pengapalan.
d. Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau partial
shipment
Pembayaran transaksi dengan mempergunakan L/C merupakan cara pembayaran yang
paling umum dipergunakan dalam transaksi-transaksi bisnis, khususnya transaksi jual beli
barang (sales of good). Cara pembayaran dengan mempergunakan L/C terlebih dahulu
dicantumkan dalam sales contract. Berdasarkan klausula cara pembayaran dengan L/C
yang tercantum dalam kontrak inilah selanjutnya pembeli (importir) mengajukan aplikasi
L/C kepada bank devisa di negaranya (opening bank) untuk manfaat penjual. Opening bank
selanjutnya akan mengirim surat L/C kepada beneficiary melalui bank korespondennya di
negara penjual (eksportir). Bank Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu
beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C tersebut kemudian
penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli. Dokumen-dokumen asli
mengenai barang tersebut diserahkan kepada advising bank dan duplikatnya dikirimkan
kepada pembeli. Setelah melakukan penelitian terhadap kelengkapan dokumen, maka
advsing bank akan melakukan pembayaran. Dokumen yang diterima dan telah diperiksa
oleh advising bank kemudian dikirim ke opening bank (issuing bank) dan setelah itu issuing
bank melakukan pembayaran kepada advising bank. Pembuka kredit (importir) membayar
semua kewajiban kepada issuing bank setelah dinotofikasi bahwa semua dokumen telah
datang. Issuing akan mengirim dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk
meminta barang dari pengangkut.
Dengan mempergunakan L/C pembayaran akan menjadi lebih mudah, aman dan
terjamin kelengkapan dokumen pengapalan, serta resiko dapat dialihkan kepada bank yang
terkait. Selain itu, bagi eksportir L/C juga dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh
pinjaman.
41
4. Commercial Bills of Exchange
Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft atau trade bills,
yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang biasanya disebut trade
drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draft dan documentary draft. Commercial bills of
exchange yang sering disebut juga wesel (draft) atau trade bills, adalah surat yang ditulis
oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang pada
waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam itu sering disebut wesel.
5. Collection
Collection merupakan cara pembayaran dengan mempergunakan jasa bank untuk
melakukan penagihan. Dalam collection, penjual (eksportir) bertindak sebagai principal
yang memberikan kepercayaan kepada bank untuk melakukan penagihan kepada importir
(pembeli). Penagihan tersebut didasarkan pada dokumen-dokumen. Bank yang menerima
amanat untuk melakukan penagihan (remitting bank) setelah menerima dokumen akan
meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima dokumen collection selanjutnya
meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank dengan menggunakan collection
instruction. Collection bank inilah yang akan meneruskan dokumen kepada pihak yang
harus membayar (drawee).
Dalam hal collection bank belum bisa langsung meneruskan dokumen kepada kepada
drawee maka collection bank bisa meneruskan ke bank lain (presenting bank) yang
memungkinkan untuk berhubungan langsung dengan drawee. Setelah drawee melakukan
pembayaran atau melaksanakan amanat kepada collection bank atau presenting bank maka
collection bank akan meneruskan kembali kepada remitting bank. Remitting bank inilah
yang akan melakukan pembayaran kepada principal.
Untuk menghindari kesalah pahaman mengenai tata cara pembayaran transaksi dengan
mempergunakan collection, International Chamber of Commerce (ICC) menerbitkan
Uniform Rules for Collection (URC), yang terakhir direvisi pada tahun 1995 tercatat
dengan nomor publikasi 522 (URC 522). Berdasarkan URC 522 cara pembayaraan dengan
collection dapat terjadi dengan dua kondisi, yaitu: document againt payment dan document
againt acceptance.
42
Dalam document againt payment, penjual (eksportir) menahan dokumen dokumen
pemilikan barang dan hanya menyerahkan dokumen ekspor setelah adanya pembayaran
dari pembeli (importir). Sedangkan dalam document againt acceptance eksportir (penjual)
akan menyerahkan dokumen ekspor setelah pembeli (importir) telah melakukan akseptasi.
6. Konsinyasi
Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi. Konsinyasi
sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan open account. Melalui
konsinyasi penjual yang terlebih dahulu mengirimkan barang. Perbedaanya dengan open
account adalah mengenai waktu pembeli mengirimkan barang. Kalau pada open account
pembeli mengirimkan harga pembelian setelah barang dikirimkan atau pada waktu tertentu
yang disepakti setelah barang dikirimkan oleh penjual maka pada konsinyasi pembeli
berkewajiban mengrimkan harga pembayaran barang setelah pembeli berhasil menjual
barang tersebut kepada pihak ketiga.
Cara pembayaran seperti ini cenderung mengandung resiko yang sangat besar bagi
penjual. Kemungkinan terjadinya wanprestasi sangat besar dan dalam keadaan tertentu sulit
terpantau. Kemungkinan wanpretasi antara lain:
a. pembeli tidak membayar harga kepada penjual; atau
b. pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, akan tetapi
pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut
belum lagi terjual. Dengan demikian, pembeli mendapat keuntungan dari
penundaan pembayaran tersebut, atau;
c. bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat
terjadinya kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian memberitahukan
kepada penjual bahwa barang tersebut dijual kepada pihak ketiga pada saat
sebelum terjadinya kenaikan harga.
Oleh karena besarnya kemungkinan resiko yang mungkin dialami oleh penjual, maka
dalam kontrak-kontrak yang mempergunakan cara pembayaran konsinyasi seperti ini
dilengkapi dengan klausula yang tegas tentang ganti rugi atau sanksi dalam hal terjadinya
wanprestasi. Pengenalan yang baik tentang berbagai bentuk klausula ganti rugi akan sangat
43
membantu menghindari kerugian. Juga sangat penting diatur tentang mekanisme
pengawasan dalam kontrak-kontrak konsinyasi.
Mengingat resiko dalam kontrak konsinyasi maka umumnya kontrakkontrak konsinyasi
jarang dipergunakan, kecuali oleh pihak-pihak yang telah lama saling mengenal baik,
mengetahui reputasi masing-masing, dan yang terpenting para pihak telah berulang kali
melakukan transaksi atau kerjasama bisnis lainnya.
Meskipun demikian, kontrak-kontrak yang mempergunakan cara konsinyasi dalam
pembayaran juga mempunyai berbagai keuntungan. Bagi penjual (eksportir), akan
memperoleh keuntungan berupa kemudahan untuk memasarkan barangnya di luar negeri,
karena cara ini banyak diminati importir. Sementara itu, bagi importir, sangat
menguntungkan karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk pembayaran harga barang
terlebih dahulu.
7. Private Compensation
yaitu cara pembayaran yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan cara
melakukan kompensasi atas utang-piutang sehingga mengurangi atau meniadakan transfer
valas ke luar negeri.
Misalnya, ada importir X dan eksportir Y di Malaysia yang masing-masing melakukan
hubungan dagang dengan importir A dan eksportir B di Indonesia. Suatu ketika importir X
menerima sejumlah barang yang telah dikirim oleh eksportir B dari Indonesia. Demikian
juga importir A di Indonesia telah menerima kiriman barang dari importir Y dari Malaysia.
Untuk transaksi ini importir X tidak perlu melakukan transfer valas untuk melakukan
pembayaran kepada eksportir B di Indonesia, ia cukup melakukan transfer domestik kepada
eksportir Y di negaranya. Demikian juga importir A di Indonesia tidak perlu melakukan
transfer valas ke Malaysia, ia cukup melakukan transfer domestik kepada eksportir B di
Indonesia.
44
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun kondisi nilai ekspor
dan impor Indonesia masih belum bisa dikatakan stabil. Namun, bisa dipastikan secara garis
besar nilai terus ekspor impor meningkat sejalan dengan terus berkembangnya keadaan
ekonomi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa nilai ekspor lebih kecil dibandingkan nilai
impor. Dalam hal ini seharusnya pemerintah bisa lebih cerdik dalam menyiasati keadaan.
Kegiatan ekpor dan impor ini seharusnya dapat menjadi salah satu sumber devisa negara
yang menguntungkan bagi Indonesia. Jika sektor ini dapat lebih dikembangkan lagi bikan tidak
mungkin kalau nantinya Indonesia bisa mendapat banyak keuntungan dari sektor tersebut.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Resume uas laily nur kamila

Resume tugas ke 2 per 9 15 ekonomi internasional
Resume tugas ke 2 per 9   15 ekonomi internasionalResume tugas ke 2 per 9   15 ekonomi internasional
Resume tugas ke 2 per 9 15 ekonomi internasionalekakurnia16
 
Resume 2 ekonomi internasional (UAS)
Resume 2 ekonomi internasional (UAS)Resume 2 ekonomi internasional (UAS)
Resume 2 ekonomi internasional (UAS)SuryadiSurya3
 
Tugas 2 rosa
Tugas 2 rosaTugas 2 rosa
Tugas 2 rosarosa wati
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2ciciliya11
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Rizki Safarina
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]oppi novitasari
 
Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebasKebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebasGaleryWarnet
 
Resume UAS EKONOMI INTERNASIONAL
Resume UAS EKONOMI INTERNASIONALResume UAS EKONOMI INTERNASIONAL
Resume UAS EKONOMI INTERNASIONALYulinar Gitaningrum
 
Pengantar teori ekonomi makro
Pengantar teori ekonomi makroPengantar teori ekonomi makro
Pengantar teori ekonomi makroWandi Supandi
 
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxEKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxmanajemenclassq
 
ppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptx
ppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptxppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptx
ppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptxYulianaMargaretta
 
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...triwahyunugroho3
 

Ähnlich wie Resume uas laily nur kamila (20)

Resume tugas ke 2 per 9 15 ekonomi internasional
Resume tugas ke 2 per 9   15 ekonomi internasionalResume tugas ke 2 per 9   15 ekonomi internasional
Resume tugas ke 2 per 9 15 ekonomi internasional
 
Resume 2 ekonomi internasional (UAS)
Resume 2 ekonomi internasional (UAS)Resume 2 ekonomi internasional (UAS)
Resume 2 ekonomi internasional (UAS)
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
Tugas 2 rosa
Tugas 2 rosaTugas 2 rosa
Tugas 2 rosa
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2
 
Tugas resume 2
Tugas resume 2Tugas resume 2
Tugas resume 2
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
 
Makalah tugas 2
Makalah tugas 2Makalah tugas 2
Makalah tugas 2
 
Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebasKebijakan perdagangan bebas
Kebijakan perdagangan bebas
 
Resume UAS EKONOMI INTERNASIONAL
Resume UAS EKONOMI INTERNASIONALResume UAS EKONOMI INTERNASIONAL
Resume UAS EKONOMI INTERNASIONAL
 
Pengantar teori ekonomi makro
Pengantar teori ekonomi makroPengantar teori ekonomi makro
Pengantar teori ekonomi makro
 
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxEKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
 
Makalah Pajak Berganda
Makalah Pajak BergandaMakalah Pajak Berganda
Makalah Pajak Berganda
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
ppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptx
ppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptxppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptx
ppt kapita selekta ekonomi kelompok 12.pptx
 
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, global e...
 
Proteksi perdagangan
Proteksi perdaganganProteksi perdagangan
Proteksi perdagangan
 
Resume II
Resume IIResume II
Resume II
 

Kürzlich hochgeladen

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 

Resume uas laily nur kamila

  • 1. UAS RESUME MATA KULIAH EKONOMI INTERNASIONAL Oleh : Laily Nur Kamila NIM. 11150331 Kelas : 6L-MKP FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2018
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas EKONOMI INTERNASIONAL ini , salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita kejalan yang lurus, yakni addinul islam. Resume ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti proses belajar mengajar antara mahasiswa dan dosen di UNIVERSITAS BINA BANGSA. Selama penyusunan dan pembuatan ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis. Akhir kata Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangunakan Tim Penulis terima dengan senang hati. Serang, 17 Mei 2018 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................................ ii BAB 7 Kebijakan Non Tarif: Kuota, Subsidi, Dumping ................................................... 1 BAB 8 Valuta Asing: System Kurs Valuta Asing, Istilah-Istilah Dalam Kurs Valuta Asing.................................................................................................................................... 10 BAB 9 Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Sifat Perusahaan Multinasional, Factor Yang Mempengaruhi Keputusan Perusahaan Multinasional............ 17 BAB 10 Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Kekuatan Bersaing, Efek Global................................................................................................................................... 24 BAB 11 Neraca Pembayaran Internasional: Masalah Masalah Transaksi Ekonomi Internasional, Pos Pos Dalam Neraca Pembayaran Internasional ..................................... 26 BAB 12 Neraca Pembayaran Internasional: Mekanisme Pembukuan, Klasifikasi Pos Pos Dalam Neraca Pembayaran ......................................................................................... 31 BAB 13 Cara-Cara Pembayaran Transaksi Internasional: Cash, Account, Comersial Bills Of Exchage, Letter Of Credit, Private Compensation ............................................... 36 KESIMPULAN .................................................................................................................. 44
  • 4. 1 BAB 7 KEBIJAKAN NON TARIF : KUOTA, SUBSIDI, DUMPING A. Pengertian Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy Hady). B. Macam hambatan non tarif A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) sebagai berikut : 1. Pembatasan spesifik (specific limitation) : a. Larangan impor secara mutlak b. Pembatasan impor (quota system) Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari / ke suatu negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu d. Peraturan kesehatan / karantina e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara f. Perizinan impor (import licence) g. Embargo h . Hambatan pemasaran / marketing 2. Peraturan bea cukai (customs administration rules) a. Tatalaksana impor tertentu (procedure) b. Penetapan harga pabean
  • 5. 2 c. Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control) d. Packaging / labelling regulations e. Documentation needed f. Quality and testing standard g. Pungutan administrasi (fees) 3. Partisipasi pemerintah (government participation) a. Kebijakan pengadaan pemerintah b. Subsidi dan insentif ekspor Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau bantuan kepada indusrti dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dll. c. Countervaling duties d. Domestic assistance programs 4. Import charges a. Import deposits b. Supplementary duties c. Variable levies C. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan non tarif (non-tarif barrier) Beberapa cara yang dilakukan oleh suau negara dalam menerapkan hambatan non tarif adalah sebagai berikut: 1. Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa 2. Pembatasan Kuota Impor 3. Prosedur atau Peraturan Khusus 4. Struktur Pasar
  • 6. 3 5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus à produk atau jasa yang akan masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar kualitas negara tersebut. Pembatasan ini sama sekali tidak terkait dengan aspek-aspek finansial. Pembatasan Kuota Impor: Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu negara. Pembatasan jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Dengan pembatasan ini diharapkan produk-produk dalam negeri bisa bersaing di negerinya sendiri. Prosedur atau Peraturan Khusus: Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat bisa jadi menjadi hambatan terbesar yang dihadapi produk luar negeri. Peraturan atau prosedur yang dikeluarkan pemerintah merupakan kunci masuknya produk luar negeri. Dengan adanya peraturan khusus tersebut, gerak produk luar negeri di dalam negeri bisa terbatas. Struktur Pasar: Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda dibandingkan dengan pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup nyata terhadap produk luar yang akan masuk ke dalam negeri. Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut,
  • 7. 4 diharapkan usaha pemasaran akan lebih mudah. Namun demikian, biasanya dengan adanya faktor-faktor tersebut justru menghambat gerak langkah pemasaran perusahaan. Berbagai Hambatan Nontarif : 1. Kuota impor Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara langsung. Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor. Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan kuota impor dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
  • 8. 5 Dx dan Sx masing-masing adalah kurva penawaran untuk komoditi X di suatu negara. Dalm kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah harga dunia, yakni Px=$1. Jika negara tersebut memberlakukan kuota impor 30X (JH), hal itu mengakibatkan kenaikan harga menjadi Px=$2, dan konsumsi akan turun menjadi 50X (GH), di mana 20X (GJ) di antaranya merupakan produksi domestik sedangkan sisanya adalah impor. Jika pemerintah melelang lisensi impor dalam suatu pasar kompetitif, maka pemerintah akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar $30 (JHNM). Penambahan pendapatan bagi pemerintah sebesar itu sama seperti yang ditimbulkan jika negara tersebut memberlakukan tarif impor sebesar 100%. Namun seandainya kurva penawaran bergeser dari Dx ke Dx’, maka pemberlakuan kuota impor sebesar 30X (J’H’) akan menambah konsumsi dari 50X menjadi 55X (G’H’) dan 25X (G’J’) di antaranya merupakan produksi domestik. Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara : a. Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang selanjutnya akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik yang lebih besar daripada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor yang setara; b. Dalam pemberlakuan kuota impor, jika pemerintah melakukan pemilihan perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa mempertimbangkan efisiensi, maka akan menyebabkan timbulnya monopoli dan distorsi; c. Pada kuota impor, pemerintah akan memperoleh pendapatan secara lansung melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor; d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti, sedangkan tarif impor membatasi arus masuk impor dalm jumlah yang tidak dapat dipastikan. Macam-macam kuota impor : 1. Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak (tanpa negoisasi). 2. Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut perjanjian.
  • 9. 6 3. Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota. 4. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertent untuk melindungi industri dalam negeri. 2. Pembatasan Ekspor Secara Sukarela Konsep ini mengacu pada kasus di mana negara pengimpor mendorong atau bahkan memaksa negara lain mengurangi ekspornya secara sukarela dengan ancaman bahwa negara pengimpor tersebut akan melakukan hambatan perdagangan yang lebih keras lagi. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor tertentu dalam perekonomian domestik akibat impor yang berlebih. Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada umumnya negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang lebih mahal bagi negar pengimpor karena lisensi impor yang bernilai tinggi itu justru diberikan pada pemerintah atau perusahaan asing. 3. Kartel-kartel Internasional Kartel internasional adalah sebuah organisasi produsen komoditi tertentu dari berbagai negara. Mereka sepakat untuk membatasi outputnya dan juga mengendalikan ekspor komoditi tersebut dengan tujuan memaksimalkan dan meningkatkan total keuntungan mereka. Berpengaruh tidaknya suatu kartel ditentukan oleh hal-hal berikut: a. Sebuah kartel internasional berpeluang lebih besar untuk berhasil dalam menentukan harga jika komoditi yang mereka kuasai tidak memiliki subtitusi; b. Peluang tersebut akan semakin besar apabila jumlah produsen, negara, atau pihak yang terhimpun dalam kartel relatif sedikit 4. Dumping Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
  • 10. 7 a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi dengan harga yang lebih tinggi di pasaran domestik, sedangkan harga yang dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah; b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat mematikan produk pesaing dalam waktu singkat; c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di bawah harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang sedikit lebih murah daripada produk domestik, namun hanya terjadi saat ingin mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurunkan harga domestik. 5. Subsidi Ekspor Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportir nasional, dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara. Analisis subsidi ekspor disajikan secara grafis pada grafik berikut ini :
  • 11. 8 Dalam kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah Px=$3,5. Dalam kondisi tersebut, negara 2 yang merupakan sebuah negara kecil akan memproduksi komoditi X sebanyak 35 unit (A’C’), sebagian di antaranya yakni sebanyak 20 unit akan dikonsumsi sendiri (A’B’), sedangkan sisanya 15 unit akan diekspor (B’C’). namun setelah pemerintah negara 2 memberikan subsidi ekspor sebesar $0,5 untuk setiap unit komoditi X yang diekspor, maka Px meningkat menjadi $4/unit bagi para produsen dan konsumen domestik. Sementara itu harga yang dihadapi oleh produsen dan konsumen luar negeri tetap. Berdasarkan tingkat harga baru Px=$4 tersebut, para produsen di negara 2 akan meningkatkan produksi komoditi X hingga (G’J’). sementara itu para konsumen yang menghadapi harga yang lebih mahal akan menurunkan konsumsinya menjadi 10 unit (G’H’), sehingga jumlah komoditi X yang diekspor juga meningkat menjadi 30 unit (H’J’). kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi konsumen domestik sebesar $7,5 (luas bidang a’+b’), sedangkan produsen memperoleh keuntungan tambahan sebesar $18,75 (luas bidang a’+b’+c’). selain itu, pemerintah yang memberikan subsidi akan memikul kerugian sebesar $15 (B’+C’+D’). secara keseluruhan kerugian yang dialami negara 2 (negara proteksi) mencapai $3,75 yang setara dengan penjumlahan luas segitiga B’H’N’ = b’ = $2,5 dan C’J’M’ = d’ = $1,25. D. Tujuan suatu negara menerapkan kebijakan non tarif barrier Ada beberapa tujuan penting dari proteksi: a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran. b. Mendorong perkembangan industri baru c. Mendiversifikasikan perekonomian d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu e. Memperbaiki neraca pembayaran f. Menghindari neraca pembayaran g. Menghindari dumping h. Menambah pendapatan pemerintah
  • 12. 9 Tujuan kebijakan proteksi adalah:  Memaksimalkan produksi dalam negri.  Memperluas lapangan kerja.  Memelihara tradisional.  Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan.  Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.
  • 13. 10 BAB 8 VALUTA ASING : SISTEM KURS VALUTA ASING, ISTILAH-ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING A. Sistem Kurs Valuta Asing Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta asing akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah – ubah di dalam batas yang kecil, meskipun batas – batas ini dapat diubah dari waktu ke waktu. Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. System ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya berubah – ubah dalam batas – batas yang di tentukan oleh ongkos angkut emas. Adapun sistem kurs valuta asing adalah sebagai berikut : a. Sistem kurs yang berubah – ubah Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa factor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Bahwa permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni berasal dari transaksi kredit neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit, sebaliknya dikatakan “lemah” apabila neraca pembayarannya mengalami defisit. Selanjutnya, transaksi autonomous debit dan kredit dipengaruhi oleh factor – factor yang berasal dari dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat bunga. Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga factor ini, baik dari dalam maupun luar negeri, akan mempengaruhi permintaan dan penawaran yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing.
  • 14. 11 Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik dan harga mata uang sendiri akan turun. Demikian juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan mengakibatkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun dan nilai mata uang sendiri naik relatif terhadap valuta asing. Bahwa semua kegiatan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pendapatan, harga serta tingkat bunga secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs. Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga. Kenaikan pendapatan dan harga ini akan menyebabkan impor naik, yang berarti akan menaikkan permintaan valuta asing. Akibat selanjutnya, kurs valuta asing akan naik. Disamping factor – factor ekonomi tersebut, ada factor – factor nonekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti factor politis dan psykologi. Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan naik. b. Sistem Kurs yang Stabil Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak Negara yang kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara : 1. Aktif yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs. 2. Pasif yakni di dalam suatu Negara yang menggunakan system standar emas. i. Stabilisasi kurs Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara, apabila tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Usaha untuk mencegah kenaikkan kurs valuta asing ini bagi pemerintah lebih sukar, Karena cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Keterbatasan ini mungkin menyebabkan pemerintah tidak bisa
  • 15. 12 sepenuhnya untuk mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta asing oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri. Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan/pengawasan pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah dapat mencetak uang. ii. Standar emas Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila : 1. Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu. 2. Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas. 3. Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah). c. Pengawasan Devisa (Exchange Control) Dalam system ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari Negara lain, terutama dalam hal Negara tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya, yakni untuk tujuan – tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor. Di dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat menetapkan kurs suatu mata uang itu : a) Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa tersebut. System ini disebut single exchange rate system. b) Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan penggunaannya. System ini disebut multiple exchange rate. Sebenarnya didalam system ini terdapat banyak sekali cara penentuan exchange rate. Bentuk yang extreme ada dua yakni :  Dua atau lebih kurs / exchange rate yang bebas untuk mengalokasi devisa dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.
  • 16. 13  Dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, yang biasanya dilengkapi dengan system lisensi impor serta impor quota. Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa cara, antara lain : 1. Individual allocation : setiap pemohon devisa diadakan penelitian tentang penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu diberikan izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa. 2. Exchange quota : untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu. Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk kategori impor tersebut habis. 3. Waiting list : ini merupakan pelengkap cara Exchange quota. Setiap surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu sampai devisa tersedia. Pada umumnya tujuan suatu Negara menjalankan pengawasan devisa adalah : a) Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekankan Neraca Pembayaran Internasional (NPI) yang disequilibrium. b) Melindungi industry di dalam negeri. c) Memperoleh pendapatan bagi pemerintah. d) Tie In Import Arrangement : penggunaan devisa untuk impor barang tertentu, tetapi dengan syarat importer harus juga membeli barang pelengkap atau barang yang sama hasil produksi di dalam proporsi tertentu. Jadi, dengan pengawasan devisa maka penggunaan dapat diatur sebaik mungkin sehingga disequilibrium di dalam NPI pun dapat dikurangi/ditekan. B. Istilah-Istilah Dalam Kurs Valuta Asing Adapun istilah-istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut : 1. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva. 2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain. 3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
  • 17. 14 4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang. 5. Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. 6. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan. 7. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran. 8. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan. 9. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. 10. Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor. 11. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. 12. Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. 13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. 14. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri. 15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan. 16. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
  • 18. 15 17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih. 18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera. 19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor. 20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. 21. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban. C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Valuta Asing Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi valuta asing adalah sebagai berikut : 1. Perdagangan Internasional Tingkat perdagangan antara negara berfungsi sebagai proxy untuk permintaan relatif barang dari suatu negara dengan barang atau jasa yang permintaan internasionalnya tinggi biasanya akan melihat sebuah apresiasi mata uangnya. Sebagai contoh, untuk membeli barang dari Australia, pembeli harus mengkonversi mata uang mereka ke dalam dolar Australia (AUD) untuk melakukan pembelian. Meningkatnya permintaan AUD akan memberikan tekanan ke atas di atasnya. Trade surplus dan defisit memberikan contoh kompetitifnya suatu negara dalam perdagangan internasional. Negara-negara dengan defisit perdagangan yang besar adalah pembeli net / importir barang internasional, menghasilkan lebih banyak mata uang mereka yang dijual untuk membeli mata uang negara lain untuk membayar barang internasional. Situasi seperti ini cenderung berdampak negatif terhadap nilai mata uang negara pengimpor. 2. Kondisi Politik Pemandangan politik suatu negara memainkan peran utama dalam prospek ekonomi untuk negara itu dan, akibatnya, nilai yang dirasakan dari mata uangnya. Trader Forex terus menerus memonitor berita politik dan peristiwa untuk mengukur apa yang bergerak, jika ada, pemerintah suatu negara dapat mengambil langkah dalam perekonomian. Hal ini termasuk ukuran dari peningkatan belanja pemerintah untuk pembatasan pengetatan pada satu sektor tertentu atau industri.
  • 19. 16 3. Kebijakan Fiskal dan Moneter suatu Negara Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah manapun merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan Bank sentral yang mempengaruhi tingkat suku bunga yang tajam diawasi oleh pasar forex untuk setiap perubahan tarif kunci atau pandangan masa depan. 4. Laporan Ekonomi Laporan ekonomi adalah tulang punggung pedoman trader forex. Mempertahankan kalender laporan ekonomi sangat penting untuk saat ini dalam pasar serba ultra-cepat. PDB mungkin laporan ekonomi yang paling jelas, karena ini adalah dasar dari kinerja ekonomi suatu negara dan kekuatannya. GDP mengukur output total barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian. Satu hal kunci untuk diingat, bagaimanapun, adalah bahwa GDP merupakan indikator lagging, artinya laporan tentang peristiwa dan tren yang telah terjadi. 5. Inflasi Inflasi juga merupakan indikator yang sangat penting karena mengirimkan sinyal untuk tingkat kenaikan harga dan daya beli jatuh. Namun, inflasi adalah pedang bermata dua, karena melihat banyak sebagai menempatkan tekanan pada mata uang karena daya beli mundur. Di sisi lain, juga dapat menyebabkan apresiasi mata uang karena dapat memaksa bank sentral untuk meningkatkan tingkat untuk menekan tingkat inflasi meningkat. Inflasi adalah masalah yang diperebutkan antara ahli ekonomi dan dampaknya pada mata uang tidak pernah hitam dan putih. 6. Lain-Lain Laporan lainnya seperti tingkat pekerjaan, penjualan ritel, indeks manufaktur dan utilisasi kapasitas juga membawa informasi penting tentang kekuatan saat ini dan diperkirakan suatu ekonomi dan mata uangnya.
  • 20. 17 BAB 9 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC) : SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL A. Sifat MNC Karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian cabang di luar negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luarnegeri. Pendirian cabang di luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi langsung yakni dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar negeri. Peraturan pemilikan dan cabang luar negeri bervariasi antara MNC yang satu dengan yang lain. Dengan beberapa pertimbangan perusahaan induk mungkin menghendaki pemilikan kurang dari 100% modalnya. Namun yang banyak dilakukan adalah melalui patungan (joint ventures) Tujuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga bebeda. Ada MNC yang bermaksud untuk melakukan ekspansi secara vertical. Perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang di luar negeri untuk menghasilkan input untuk dip roses lebih lanjut oleh perusahaan induk. Contoh untuk ekspansi vertical ini misalnya perusahaan minyak dengan mendirikan cabang di luar negeri dimana terdapat sumber minyak yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat dilakukan ekspansi horizontal dengan cara mendirikan cabang di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan perusahaan induk. Sebelum Produsen itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di luar negeri seyogyanya telah mempunyai pengalaman di bidang bisnis internasional seperti misalnya ekspor barang hasil produksinya ke pasar internasional yang selalu menunjukan peningkatan. Dengan berkembangnya ekspor ini perusahaan kemudian dapat menempatkan staf pemasaran di pasar luar negeri. Pada waktu yang bersamaan dapat melakukan penelitian pasar dan bahkan perusahaan dapat membukakantor pemasaran. Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara mengadakan perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk pemasaran produk menggunakan teknologi atau pemakai nama perusahaannya.
  • 21. 18 Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan cabang produksi di luar negeri. Alakah ini perlu dengan perhitungan yang cermat menyangkut karakteristik dan tingkah laku konsumen serta pemerintah negara di mana cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut hanya merupakan sebagian kecil saja dari faktor social, budaya dan politik yang dapat menyebabkan investasi di luar negeri lebih riskan dari pada di dalam negeri. Oleh karena itu keuntungan ekonomis investasi di luar negeri ini harus cukup sehingga dapat mengimbangi risiko yang tinggi. B. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan MNC Untuk mudahnya, kita anggap saja tujuan investasi langsung di luar negeri adalah mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau kedua-duanya.Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang di luar negeri dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain : a) Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor, mungkin di perlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Disanping itu cabang di luar negeri dapat merupakan basis untuk memberikan pelayanan kepada konsumen. Untuk produk dengan teknologi tinggi, seperti computer maka pelayanan purna jual sangat penting. Pelayanan purna jual ini akan lebih efesien apabila di lakukan oleh cabang luar negeri. b) Ekspor keluar negeri sering dihambat oleh kebijaksanaan tarif negara. Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan produk di negara tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi. Masalah lain yang berkaitan dengan ini adalah pengaruh perubahaan kurs mata uang. Apabila mata uang negara asal perusahaan induk mengalami apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik sehingga dapat menurunkan volume ekspor. Masalah ini dapat teratasi apabila perusahaan tersebut mendirikan cabang di luar negeri. c) Faktor biaya lain yang kerap lain di pertimbangkan adalah biaya transport, dengan membuka cabang, biaya transport dapat di tekan. Di samping biaya transport, pajak yang relative lebih rendah dapat merupakan daya tarif bagi MNC. C. Faktor Nonekonomi Disamping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi, faktor sosial dan politik di negara yang hendak di tuju perlu diperhatikan. Sikap pemerintah terhadap
  • 22. 19 perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima MNC sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat di kirim ke perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan yang berasal dari negara penerima MNC. Jelas bahwa pengaturan ini dapat menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari pengalaman (sejarah) kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kestabilan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di negara itu. D. Kekuatan Bersaing MNC Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut : a) MNC di pandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi internasional yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated, sangat berfariasi, kompleks, penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh beberapa perusahaan besar saja. b) MNC dipandang memilki kekuatan monopoli yang diperoleh karena penggunaan teknologi melalui riset dan pengembangan (R & D). c) MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi”, yakni mengorganisir dan secara sistematis mengumpulkan imformasi tentang perkembangan pasar, biaya dan teknologi melalui cabang-cabang nya diluar negeri. Informasi ini secara terus menerus disebarkan kesemua cabang untuk dievaluasi dan implementasikan. d) MNC biasanya dapat menimakti adanya skala yang ekonomis dengan cara misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari proses produksi. e) MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya/luasnya jaringan keuangan internasional. f) MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melalui integrasi horizontal maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang harga atau subsidi untuk membuat pasar. g) MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang di ambil oleh negara lain.
  • 23. 20 E. Efek Global MNC Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan kesejatraan dunia, merupakan pertanyaan yang jawabnya belum pasti. MNC dapat mempunyain efek positif maupun negatif terhadap perekonomian dunia secara keseluruhan. MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara. Jumlah total investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di negara asal. MNC juga mempunyai ekses sumberdana internasional yang lebih luas dan kemudian menanamkan di negara yang menjajikan pendapatan tinggi serta risiko yang rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk meneliti apakah investasi luar negeri yang dilakukan oleh MNC untuk menambah atau justru malah menggeser/mengganti investasi di negara yang didatangi. Umumnya menyimpulkan bahwa investasi luar negeri ini sebagai suplemen (menambah) investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang berkesimpulkan bahwa investasi MNC tersebut menggeser pembentukan modal di negara yang didatangi. Oleh karena itu efek netonya terhadap investasi global masih dipertanyakan. F. Manfaat MNC bagi Negara Induk Dalam kerangka analisa general equilibrium, manfaat kegiatan MNC di luar negeri adalah dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun risiko yang lebih kecil dari pemilik faktor produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk kenaikan : divenden bagi pemilik saham, gaji bagi pimpinan serta upah bagi karyawan. Menurut prediksi teori klasik tentang perdagangan internasional, faktor produksi yang melimpah di nega induk akan memperoleh manfaat sedang faktor produksi yang jarang akan rugi. Namun secara keseluruhan manfaatnya akan lebih besar dari kerugiannya. Manfaat lain adalah dapat diperolehnya produk dengan harga yang lebih murah yang di hasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah. Biasanya MNC mengalihkan sebagian kegiatannya di luar negeri untuk memperoleh biaya yang lebih murah. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan manfaat ini jelas Nampak. Produksi di negara lain di mana terdapat tambang tersebut akan jauh lebih murah. G. Konflik yang Muncul di Negara Induk Penolakan terhadap investasi langsung dan transfer teknologi oleh MNC biasanya di dasari oleh pemikiran tentang efek jangka pendek baik secara sektoral, regional maupun pendapatan. Secara spesifik efek tersebut berupa : penggeseran tenaga kerja, berkurangnya
  • 24. 21 keunggulan modal dan teknologi, penghindaran pajak serta dapat merongrong ekonomi dalam negeri. a) Penggeseran Tenaga Kerja Isu mengenai efek investasi langsung (dengan mendirikan perusahaan) di luar negeri terdapat pasar tenaga kerja di dalam negeri masih di perdebatkan. Banyak bukti menunjukan bahwa beberapa pekerjaan dapat di hilangkan oleh adanya kegiatan MNC di luar negeri. b) Berkurangnya keunggulan Modal dan Teknologi MNC sering di tiduh mengekspor modal dan teknologi dan di kombinasikan dengan tenaga kerja yang murah di luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan pertama keunggulan di bidang teknologidi dalam negeri dapat berkurang ; kegiatan industry dalam negeri dapat menyusut di gantikan di luar negeri dalam sumber pendapatan nasional yang berasal dari luar negeri (berupa keuntungan MNC yang di kirim balik) meningkat sehingga ekonomi dalam negeri dapat terpengaruhi oleh perusahaan ekonomi dan politik yang terjadi di luar negeri. c) Penghindaran Pajak Melalui praktek-praktek penilaiandalam faktur jual-beli (terutama dengan cabang MNC ) yang sering di sebut transfer pricing serta tax holiday dan insentif yang diberikan oleh negara penerima MNC dapat menghindar pengenaan pajak yang wajar. Apabila hal ini terjadi maka negara induk akan di rugikan d) Merongrong Kebijaksanaan Ekonomi Negara Induk Jaringan yang luas dari MNC sering mengakibatkan kebijaksanaan ekonomi negara asal terganggu. Kebijaksanaan anti trust dan kebijaksanaan untuk membatasi satu jenis produk tertentu jatuh ke negara tertentu misalnya, dapat tidak/kurang efektif dengan adanya cabang MNC di negara lain. H. Manfaat bagi Negara penerima Keuntungan potensial kehadiran MNC mencangkup : pembentukan modal, menaikkan pendapatan dan kesempatan kerja, transfer teknologi serta memperbaiki posisi neraca pembayaran. Dalam kaitannya dengan pembentukan modal, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah benar kehadiran MNCdapat menambah stock modal nasional. Apabila pengusaha lokal dapat terdorong untuk melakukan investasi maka akan terjadi penambahan stock modal nasional, jika tidak maka akan terjadi stock modal ini semuanya berasal dari MNC.
  • 25. 22 Efek kehadiran MNC terhadap neraca pembayaran itu juga masih menjadi perdebatan. Keuntungan atau kerugiannya sangat tergantung aliran modal masuk, impor barang modal serta bahan baku, dan pengiriman kembali ke negara induk keuntungan yang di peroleh. Seperti halnya efek terhadap pendapatan dan kesempatan kerja kehadiran MNC tidak hanya menaikan pendapatan dan menambah kesempatan kerja, tetapi juga dapat menyelenggarakan training sehingga dengan demikian dapat mempertinggi keahlian/skill tenaja kerja. Efek yang nyata Nampak adalah adanya transfer teknologi. Paling tidak dalam jangka pendek, teknologi yang dibawa MNC dapat menaikan kualitas produk serta mendorong peningkatan efisiensi di negara penerima. Di dalam jangka panjang mungkin negara penerima dapat mempunyai kesempatan untuk merubah struktur perekonomiannya meskipun nantinya MNC telah pergi. I. Kerugian bagi Negara penerima Konflik memang sering terjadi di negara penerima. Negara penerima umumnya menghendaki impor barang modal dengan sesedikit mungkin penggunaan bahan impor. Tujuan ini di capai melalui kebijaksanaan pembatasan perdagangan, pengawasan devisa atau syarat menggunakan produk lokal (local content. Kebijaksanaan ini sering menimbulkan konflik dengan tujuan MNC untuk menekan biaya, mencapai target kualitas produk tertentu atau mengirim kembali keuntungan yang di peroleh. Tujuan-tujuan ini akan di hambat oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan di atas. Negara penerima sering pula mengharuskan MNC untuk mengekspor produknya ke negara tertentu yang ini mungkin tidak sejalan dengan tujuan MNC untuk menjual barang di pasar lokal. Mungkin yang paling controversial adalah faktor teknologi. MNC biasanya menggunakan teknologi yang kurang cocok bagi negara penerima, misalnya teknologi yang di gunakan bersifat padat modal, padahal negara penerima terdapat banyak tenaga kerja yang menggangur. MNC yang demikian ini dapat menimbulkan konflik. Di samping teknologi, MNC di tuduh tidak banyak melakukan kegiatan riset dan pengembangan di negara penerima sehingga mengakibatkan negara penerima selalu tergantung pada negara induk. Masalah lain adalah bahwa MNC dapat menyebabkan ketidak stabilan ekonomi negara penerima. Terutama untuk kegiatan MNC yang bersifat padat modal atau yang berorientasi
  • 26. 23 ekspor, seprti pada assembling barang elektronik, perginya MNC tersebut karena perubahan ekonomi atau politik akan berakibat ketidakstabilan di negara penerima. J. Pengaturan MNC oleh negara Penerima Ada beberapa cara untuk mengatur MNC, di antaranya adalah : a. pengaturan tentang masuknya MNC. Pengaturan meliputi pernilaian tentang kemungkinan efek MNC di masa mndatang terhadap ekonomi dan politik nasional. Pendaftaran dan screening biasanya dilakukan dan apabila efek dikemudian hari sangat buruk maka MNC tersebut ditolak kehadirannya. b. Penetuan sector-sektor tertentu yang sudah tertutup untuk investasi asing atau atau penentuan pemilikan, sehingga memberi peluang pada wiraswata lokal untuk ikut melakukan kegiatan atau mengambil keputusan. c. Negara penerima dapat mengatur kegiatan MNC tersebut misalnya membatasi bahan yang diimpor, penentuan harga produk, pengaturan tentang kredit, pemilikan serta pengaturan tentang efeknya terhadap lingkungan. d. Negara penerima melakukan pengaturan tentang keuntungan yang boleh dikirim balik ke negara induk. e. Negara penerima dapat mengambil tindakan nasionalisasi MNC. Setiap negara caranya berbeda-beda, misalnya pilipina lebih pada pengaturan masuknya MNC, india lebih pada pengaturan kegiatan/operasi, brazilia sedikit lebih bebas, jepang umumnya member toleransi untuk patungan dan Indonesia dengan pengaturan melalui undang-undang PMA dan daftar negatif untuk investasi.
  • 27. 24 BAB 10 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC) : KEKUATAN BERSAING, EFEK GLOBAL A. KEKUATAN BERSAING MNC Sumber kekuatan bersaing utama MNC dapat diintisarikan sebagai berikut : 1. MNC dipandang sebagai suatu perusahaan yang superior. Transaksi yang bersifat multinasional ataupun internasional yang dilakukan adalah produknya yang relative lebih canggih, sangat bervariasi, kompleks, pemanfaatan teknologi modern dan canggih, dan umumnya dilakukan hanya oleh beberapa perusahaan yang sudah besar dan manajemen baik saja. 2. MNC umunya memiliki kekuatan monopoli yang didapat dari pemanfaatan teknologi melalui riset dan pengembangan (research and development-R&D). MNC dapat memnafaatkan iptek dan informasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mencakup productsystem, production process, market dan management. Dengan kata lain MNC umunya memiliki system, proses, pemasaran dan manajemen produk yang lebih unggul. 3. MNC sering mendapat julukan sebagai “perusahaan informasi” yakni suatu perusahaan yang dapat mengorganisir dan secara sistematis dapat menghimpun informasi tentang perkembangan dan trend pasar, biaya dan teknologi melalui perusahaan-perusahaan cabangnya di luar negeri. 4. MNC umumnya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis dengan cara yang misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari proses produksi. 5. MNC umumnya juga dapat memperoleh manfaat dari luasnya jaringan keuangan internasional. Ukuran serta terbesarnya letak geografis perusahaan akan memudahka MNC untuk berupaya mencari sumber dana internasional. 6. MNC umunya menguasai monopoli pasar baik melalui integrasi vertical maupun integrasi horizontal dan mereka lebih sering melakukan perang harga atau subsidi dalam rangka merebut pasar. 7. MNC umunya dapat menghindar dari kebijakan tarif atau kuota yang dapat diambil oleh negara lain.
  • 28. 25 B. EFEK GLOBAL MNC 1. DAMPAK POSITIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL MNC akan dapat mempengaruhi alokasi dana investasi bagi antar negara. Jumlah investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC, terutama jika naiknya investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di negeri asal MNC. MNC juga memiliki ekses sumber dana internasional yang lebih besar dan kemudian menambahkan di negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko yang rendah. Banyak penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui apakah MNC dapat menambah atau justru mengurangi investasi di negra yang didatangi (host country). MNC dapat menimbulakan alokasi produksi antar negara. 2. DAMPAK NEGATIF PERUSAHAAN MULTINASIONAL MNC menimbulkan monopoli, sehingga alokasi sumber daya atau faktor-faktor produksi kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat untuk menghambat para pesaing yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar, input, produk, keuangan atau keunggulan lainnya. Kekuatan ini selanjutnya akan cenderung dapat mendorong kearah pemusatan atau monopoli pasar. MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah negara induknya, atupun negara tempat cabang MNC baru didirikan. Kalau hal ini berhasil tentu akan mengurangi persaingan, sehingga efisiensi dan output potensial menurun.
  • 29. 26 BAB 11 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL : MASALAH MASALAH TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL, POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 1. MASALAH-MASALAH TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL Ekonomi internasional telah mengalami perkembangan pesat terutama dalam dua dekade terakhir. Pertama, pusat perdagangan secara pelan tapi pasti mulai bergeser dari wilayah samudra atlantik yang di dominasi Amerika Serikat dan Eropa ke wilayah samudra pasifik yang memunculkan negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Kedua, arus barang dan jasa dari satu negara ke negara lain sudah sedemikian lancar, sehingga negara-negara seakan-akan tanpa batas. Namun demikian, seiring dengan perkembangan pesat dalam perdagangan dunia, muncul pula permasalahan serius. 1. Masalah Proteksionisme Meski negara-negara maju mengklaim bahwa mereka adalah motor dari globalisasi dan pelopor dalam menghapus hambatan-hambatan perdagangan, namun kebijakan proteksionisme di berbagai negara-negara maju (developed countries) masih saja berlangsung. Negara maju masih melindungi petaninya dari persaingan internasional. pemberian subsidi ekspor dan bantuan domestik masih tetap dilakukan. 2. Masalah Fluktuasi Kurs Ketidakstabilan kurs valuta asing yang terus berlanjut (yaitu fluktuasi yang sangat besar dari nilai mata uang internasional). Serta besarnya dan menetapnya misalignment (yaitu fakta bahwa kurs dapat berada jauh diluar keseimbangan untuk jangka waktu lama). Ketidakstabilan ini ikut memberi sumbangan terhadap memburuknya perekonomian dunia. 3. Masalah Pengangguran Munculnya tingkat pengangguran struktural yang cukup tinggi dan dalam jangka waktu lama di negara-negara eropa dan negara-negara maju lainnya. Pengangguran bukan lagi merupakan masalah yang menerpa penduduk miskin dan kelompok berpendidikan rendah. Pengangguran juga menerpa penduduk kata dan berpenghasilan tinggi.
  • 30. 27 4. Masalah Krisis Ekonomi Krisis ekonomi yang cukup parah yang menghantam sebagian negara-negara Asia Timur dan Tenggara termasuk Indonesia, yang hingga kini sebagian dari negara-negara korban krisis belum pulih sepenuhnya. Meski bertumbuh namun laju pertumbuhan ekonomi di sebagian wilayah Asia tidak setinggi pada waktu sebelum krisis ekonomi terjadi. 5. Masalah Inequalities Meningkatnya kemiskinan dan melebarnya jurang ketidakadilan yang dihadapi negara- negara paling miskin di dunia terutama di benua Afrika. Perdagangan internasional belum mampu mengurangi angka kemiskinan di negara-negara miskin yang paling miskin. Hal ini disebabkan oleh nilai jual komoditi negara miskin sangat rendah dibanding komoditi negara maju yang nilai jual produknya relatif lebih tinggi. Bayangkan bagaimana segudang komoditi pertanian yang harus dihasilkan dengan menggunakan lahan yang begitu luas hanya ditukarkan dengan satu buah sepeda motr yang diproduksi oleh negara maju. 2. POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut. a. Transaksi Dagang (Trade Account) Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang (merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang (visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit. b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment) Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.
  • 31. 28 c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction) Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit. d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment) Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan penduduk negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit. e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan) Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka panjang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di sebelah debit. f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1) Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating) Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral) dan investment account (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating.
  • 32. 29 Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: a. Transaksi Berjalan (Current Account) Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang dan jasa-jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan modal dan transaksi unilateral. b. Neraca Modal (Capital Account) Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset cadangan pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek. c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions) Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya. Beberapa Sumber Neraca Pembayaran Indonesia Neraca pembayaran luar negeri Indonesia dapat diperoleh dari penerbitan resmi, antara lain : 1. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing – masing tahun anggaran oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2. Bank Indonesia : Laporan Tahun Pembukuan, yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing – masing tahun anggaran oleh Bank Indonesia. 3. Statistik Ekonomi – Keuangan Indonesia, yang diterbitkan dua bulan sekali oleh Bank Indonesia. 4. Statistik Indonesia : Statistical Yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setahun sekali. 5. Indikator Ekonomi, yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik sebulan sekali. Namun perlu diingat bahwa neraca-neraca pembayaran yang diterbitkan oleh berbagai penerbit resmi tersebut di atas susunan dan angka-angkanya tidak selalu sesuai. Perbedaan- perbedaan tersebut kemungkinan merupakan akibat : 1. Penggunaan dasar waktu yang berbeda.
  • 33. 30 2. Penggunaan sistematika yang berbeda. 3. Perbedaan sumber statistik yang dipakai. 4. Perbedaan – perbedaan yang timbul disebabkan karena angka yang satu masih merupakan angka sementara, sedangkan angka yang lainnya merupakan angka yang sudah diperbaiki. Dari segi bentuk susunannya neraca pembayaran yang termuat dalam Laporan Tahunan Bank Indonesia merupakan neraca pembayaran yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk yang disarankan oleh lembaga moneter dunia yaitu International Monetary Fund (IMF).
  • 34. 31 BAB 12 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL : MEKANISME PEMBUKUAN, KLASIFIKASI POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN A. MEKANISME PEMBUKUAN NERACA PEMBAYARAN. Dalam teori neraca pembayaran, BP selain seimbang secara tata buku berpasangan, artinya menimbulkan hutang piutang (clain or counter claim for payment). Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya hak bagi penduduk negara asing (Payment obligation) bagi penduduk negara asing.  Pos Pengimbang Bentuk pos pengimbang yang dibuat bergantung pada transaksi yang terjadi  Pembedaan Transaksi transaksi dalam BP Selama debet dan kredit itu seimbang berbagai transaksi yang panjang dibawah debet dan kredit dalam BP suatu negara tidak memberikan arti penting kepada kita tentang aspek ekonomi internasional negara yang bersangkutan.  Visible dan Invisible Visible dan Invisible transaction adalah suatu cara untuk membedakan transaksi transaksi dalam BP.  Currrent Account dan Capital Account Currrent Account dan Capital Account adalah cara lain untuk membedakan transaksi dalam BP. B. KLASIFIKASI POS POS DALAM NERACA PEMBAYARAN Bila secara mendatar neraca pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debet maka secara vertikal BP dibagi dalam berbagai kategori, yaitu sebagai berikut : a. General Classification 1. Current Accounts a. Trade (visible and invisible) b. Income on Investment
  • 35. 32 2. Unilateral Account a. Gift b. Aid c. Uniteral Transfer 3. Kapital Account a. Direct on Investment b. Long Term Loan c. Short term Capital d. Bank Deposits and Currencies e. Inonetary Gold b. Klasifikasi untuk analisis investasi luar negeri 1. Saving Account a.Trade Invisible and Visible b.Income on Investment c.Gift, Aid and Unilateral Transfer 2. Investment Account a. Direct on investment b. Long Term Loan c. Short Term Capital 3. Cash Account a. Bank Deposits and Currencles b. Monetary Gold c. Klasifikasi untuk menganalisis keseimbangan neraca pembayaran 1. Current Account a. Trade b. Income On Investment 2. Long Term Account a. Direct On Investment b. Long Term Loan 3. Short term Account a. Short Term Capital
  • 36. 33 b. Bank Deposits and Currencles c. Monetary Gold Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri. Keadaan posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial kita dalam hubungannya dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional. Pos pos yang Menentukan Permintaan Devisa a. Pos Trade sebelah debet b. Income Investment sebelah debet c. Direct on investment sebelah debet d. Long Term Loan sebelah debet e. Gift, Aid, and Unilateral transfer sebelah debet dan pos-pos kredit dari pos-pos tersebut adalah penawaran devisa. Contoh Sederhana Tentang Pelaksanaan Pembukuan Dalam Neraca Pembayaran Negara A mengimpor barang kayu jati seharga $ 3.500 juta. dengan keadaan ini, A menderita surplus impor sebesar $ 1.000 juta. Dapat dikatakan neraca perdagangan A menderita devisit sebesar $ 1.000 juta, ekspor $ 3.500 juta didebetkan dan impor $ 4500 juta dikreditkan. Dua kemungkinan tetang pinjaman janka pendek tersebut : a. Pinjaman itu dapat diakibatkan oleh karena adanya kredit jangka pendek, karena adanya penjualan atau pembelian b. Pinjaman tersebut merupakan tindakan yang berdiri sendiri, semata mata untuk memberi pinjaman atau mengambil pinjaman. Neraca Hutang Piutang (The Balance of Indebtedhess) Neraca hutang piutang suatu negara adalah suatu daftar neraca mengenai jumlah tagihan suatu negara kepada kepada luar negeri dan jumlah tagihan suatu negara kepada luar negeri dan jumlah tagihan negara asing kepada negara tersebut selama moment tertentu dan bukan dalam suatu tahun tertentu, moment yang sering dipakai adalah awal tahun, yaitu 1 januari dan akhir tahun 31 Desember.
  • 37. 34 Neraca hutang piutang ini tidak sepentingh neraca pembayaran, sehingga para ahli ekonomi internasional tampak belum banyak perhatiannya atas jenis neraca ini , lepas dari persoalan seberapa jauh mamfaat analisisnya, jenis neraca ini dalam hal penyusunannya banyak menghadapi kesulitan kesulitan. Antara lain soal pengumpulan data itu sendiri. Pada umumnya banyak harta kekayaan milik suatu negara yang berada dinegara lain, tidak diketahui pemerintahnya. Hal ini mungkin disengaja dirahasiakan. Suatu kelemahan lain dari penyusunan neraca indebtedness atas dasar dasar angka angka dalam neraca itu tidak selamanya diakibatkan oleh transaksi ekonomi luar negeri seperti halnya dalam neraca pembayaran. Anatomi Neraca Pembayaran Internasional 1. Rekening transaksi berjalan (current account) a. neraca perdagangan (balance of trade) b. neraca jasa (service balance) c. neraca transfer unilateral (unilateral transfer balance) 2. Rekening Modal (capital account) a. menunjukkan aliran modal finansial secara langsung diperdagangkan maupun untuk membayar barang dan jasa. b. Transaksi modal jangka pendek dan jangka panjang c. Pengklasifikasian rekening modal:  Investasi portofolio  Investasi jangka pendek (surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun)  Investasi asing langsung di mana ada kontrol manajemen  Pinjaman luar negeri yag dilakukan oleh pemerintah Pos-Pos Dasar Neraca Pembayaran Internasional 1. Transaksi dagang a. barang-barang --- neraca barang b. jasa-jasa --- neraca jasa 2. Pendapatan modal 3. Transaksi Unilateral Current account (transaksi berjalan)
  • 38. 35 4. Penanaman modal langsung 5. Hutang jangka panjang 6. hutang jangka pendek 7. sektor moneter ------- lalu lintas moneter (cad. Devisa) penyederhanaan: dalam neraca pembayaran internasional memuat pos-pos sebagai berikut: 1. Neraca perdagangan --- memuat ekspor dan impor barang migas dan non migas 2. Neraca jasa --- memuat transaksi jasa-jasa transportasi, asuransi, dll. 3. Transaksi berjalan --- memuat jumlah neraca perdagangan dan neraca jasa. Jika bertanda (-) berarti terjadi defisit, dan jika (+) adalah surplus. Untuk mengatasi defisit dalam neraca berjalan biasanya digunakan SDR dari IMF. 4. Neraca lalu lintas modal --- memuat lalu lintas moda pemerintah netto (peminjaman dan pelunasan hutang) dan lalu lintas modal swasta atau lalu lintas modal lainnya netto (selisih antara PMA dan pembayaran BUMN) 5. Selisih yang belum diperhitungkan (error and omission) 6. Neraca lalu lintas moneter --- memuat perubahan cadangan devisa a. tanda (+) berarti cadangan devisa berkurang b. tanda (-) berarti cadangan devisa bertambah Capital account (transaksi modal)
  • 39. 36 BAB 13 CARA-CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL : CASH, ACCOUNT, COMERSIAL BILLS OF EXCHAGE, LETTER OF CREDIT, PRIVATE COMPENSATION Cara Dan Alat Transaksi Internasional Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan salah bentuk prestasi terpenting yang harus dilaksanakan oleh salah satu pihak. Di pihak lain pembayaran merupakan hak yang wajib diperoleh berdasarkan kontrak. Tidak jelasnya tata cara pembayaran atau tidak terjaminnya keamanan mengenai tata cara pembayaran dapat muncul menjadi resiko usaha dan sumber perselisihan (sengketa) dalam hubungan bisnis para pihak yang terlibat. Dalam kontrak-kontrak bisnis internasional, kejelasan, dan aspek keamanan dalam cara pembayaran menjadi lebih penting mengingat para pihak yang terlibat dalam kontrak yang demikian dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh dan tidak jarang para pihak tidak saling mengenal satu sama lain atau tidak pernah bertemu sebelumnya. Dipilihnya cara pembayaran yang tepat selain dapat memberikan jaminan keamanan juga dapat memberikan keringan atau kemudahan bagi pihak-pihak tertentu. Misalnya dalam transaksi ekspor impor, dipilihnya cara pembayaran advance payment (pembayaran di muka) akan memberikan kemudahan bagi eksportir, karena pembeli (importir) terlebih dahulu melakukan pembayaran sebelum barang dikirimkan oleh penjual (eksportir). Pelaksanaan transaksi perdagangan luar negeri dapat diatur dengan cara pembayaran berikut. 1. Advance Payment / Cash Payment Pembayaran dilakukan dengan menggunakan check/cheque atau bank draft, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir. Metode pembayaran ini disebut juga dengan pembayaran uang dimuka. Sistem pembayaran ini mengharuskan pembeli melakukan pembayaran uang terlebih dahulu kepada penjual di negara lain sebagai
  • 40. 37 syarat pengiriman barang. Pengiriman uang melalui bank merupakan pembayaran atas barang yang dipesan. Advance payment merupakan salah satu bentuk cara pembayaran non L/C yang dikenal dalam berbagai kontrak bisnis, termasuk kontrak bisnis yang bernuansa internasional. Cara pembayaran dengan sistem advance payment biasa dikenal dengan sebutan pembayaran dimuka, karena melalui cara ini pembeli (importir) membayar terlebih dahulu kepada penjual (eksportir) melalui perintah transfer bank ke rekening penjual (ekportir), sebelum penjual (eksportir) yang bersangkutan mengirimkan barang yang diperjanjikan. Setelah menerima pembayaran harga baik keseluruhan maupun sebahagian baru kemudian penjual (eksportir) melakukan kewajibannya mengirimkan barang melalui port of loading. Barang yang dikirim tersebut sudah tercatat atas nama pembeli (importir). Cara pembayaran dengan advance payment mempunyai beberapa variasi sesuai dengan jumlah harga yang terlebih dahulu dibayarkan oleh pembeli (importir). Adakalanya pembeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos angkut, asuransi dan semua biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Dengan pengiriman harga tersebut, maka pembeli (importir) telah menyelesaikan seluruh kewajibannya sepanjang mengenai pembayaran dan oleh karena itu, tidak ada lagi biaya tambahan yang harus dibayar oleh pembeli (importir). Cara ini dikenal dengan istilah payment with order. Variasi lain adalah partial payment with order. Sesuai dengan namanya, dalam sistem pembayaran ini pembeli hanya membayar sebagian dari harga terlebih dahulu, misalnya hanya membayar harga barang saja. Biaya-biaya lain sesuai yang diperjanjikan, misalnya ongkos angkut, asuransi, dan biaya lainnya akan dibayar oleh penjual setelah penjual melakukan kewajibannya mengirimkan barang. Penagihan sisa pembayaran oleh penjual umumnya dilakukan dengan mempergunakan sistem collection. Cara pembayaran dengan mempergunakan sistem pembayaran advance payment mengandung resiko yang harus dipertimbangkan, khususnya oleh importir yang terlebih dahulu melakukan pembayaran. Bisa saja terjadi wanprestasi dari penjual yang berakibat fatal bagi pembeli, misalnya penjual tidak mengirimkan barang tepat waktu yang diperjanjikan, atau penjual mengirimkan barang yang kualifikasinya dan mutunya tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Oleh karena itu, kontrak bisnis yang mendasari transaksi seperti ini harus diperkuat dengan berbagai klausula yang dapat menjamin kepentingan pembeli, misalnya klausula tentang ganti rugi atau sanksi.
  • 41. 38 Perlu diperhatikan bahwa cara pembayaran dengan advance payment umumnya dipilih oleh para pihak dalam kontrak bisnis apabila antara para pihak terdapat hubungan bisnis yang sudah berjalan baik. Dengan kata lain, kontrak bisnis yang terjadi umumnya bukan hubungan bisnis yang pertama bagi para pihak. Cara ini baru bermanfaat apabila para pihak sudah saling mengenal satu sama lain dan sudah sering melakukan transaksi atau bila pembeli telah mengenal sebelumnya performance dari penjual. 2. Open Account Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen- dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir. Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. Dengan metode ini maka pembayaran dilakukan setelah barang diterima, atau kebalikan dari sistem advance payment. Sistem pembayaran ini mengharuskan penjual (eksportir) mengirim barang terlebih dahulu setelah kontrak ditandatangani. Pembayaran dilakukan setelah pembeli menyetujui barang-barang yang diterima. Pengiriman uang dilakukan melalui bank. Cara pembayaran dengan open account merupakan kebalikan dari advance payment. Jika pada advance payment pembeli yang terebih dahulu melakukan pembayaran harga barang maka pada open account penjual yang terlebih dahulu melakukan pengiriman barang, baru setelah itu pembeli membayar harga melalui perintah transfer bank ke rekening penjual. Dalam open account nama pemilik barang yang tercantum dalam dokumen ekspor sudah atas nama pembeli (importir). Dokumen yang diserahkan oleh eksportir kepada importir dapat melalui bank. Namun demikian, penyerahan dokumen tersebut kepada bank hanya sebatas sebagai kurir. Cara pembayaran dengan open account akan sangat menguntungkan bagi pembeli, karena melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu melihat barang yang dikirimkan oleh penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa terlebih dahulu spesifikasi barang yang
  • 42. 39 diperjanjikan baru kemudian melakukan pembayaran. Dengan demikian, pembeli memiliki waktu untuk menyatakan penolakan atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual. Keuntungan lain adalah pembeli memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyediakan dana guna keperluan pembayaran. Di sisi lain resiko dapat muncul di pihak penjual, misalnya barang telah dikirimkan penjual ke pelabuhan tempat kedudukan pembeli, akan tetapi pembeli tidak melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran tidak tepat waktu. Dengan sendirinya penjual akan rugi karena telah menanamkan modal atas harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk kepentingan ongkos pengangkutan dan biaya asuransi. Sama seperti cara pembayaran advance payment maka cara pembayaran dengan open account jarang dipergunakan oleh pihak-pihak yang belum saling mengenal dengan baik reputasi mitra kontraknya. Oleh karena cara ini sangat menguntungkan pembeli maka pada umumnya cara pembayaran open account banyak dilakukan antara induk perusahaan dengan anak perusahaan. Dengan cara pembayaran kemudian maka induk perusahaan sebenarnya telah memberikan pembiayaan kepada anak perusahaan. Keuntungan cara pembayaran seperti ini sama seperti pada pembayaran dengan advance payment yaitu dapat mengurangi biaya jasa perbankan. 3. Letter of Credit L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait dalam L/C adalah opener (importir), issuer (bank yang mengeluarkan l/c), beneficiary atau penjual (eksportir), dan dalam praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank, yaitu bank di negara eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut. a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan yang akan menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dlm L/C. c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
  • 43. 40 d. Adanya fasilitas hedging. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah: a. Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable. b. Tanggal expired L/C. c. Tanggal pengapalan. d. Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau partial shipment Pembayaran transaksi dengan mempergunakan L/C merupakan cara pembayaran yang paling umum dipergunakan dalam transaksi-transaksi bisnis, khususnya transaksi jual beli barang (sales of good). Cara pembayaran dengan mempergunakan L/C terlebih dahulu dicantumkan dalam sales contract. Berdasarkan klausula cara pembayaran dengan L/C yang tercantum dalam kontrak inilah selanjutnya pembeli (importir) mengajukan aplikasi L/C kepada bank devisa di negaranya (opening bank) untuk manfaat penjual. Opening bank selanjutnya akan mengirim surat L/C kepada beneficiary melalui bank korespondennya di negara penjual (eksportir). Bank Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C tersebut kemudian penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli. Dokumen-dokumen asli mengenai barang tersebut diserahkan kepada advising bank dan duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Setelah melakukan penelitian terhadap kelengkapan dokumen, maka advsing bank akan melakukan pembayaran. Dokumen yang diterima dan telah diperiksa oleh advising bank kemudian dikirim ke opening bank (issuing bank) dan setelah itu issuing bank melakukan pembayaran kepada advising bank. Pembuka kredit (importir) membayar semua kewajiban kepada issuing bank setelah dinotofikasi bahwa semua dokumen telah datang. Issuing akan mengirim dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk meminta barang dari pengangkut. Dengan mempergunakan L/C pembayaran akan menjadi lebih mudah, aman dan terjamin kelengkapan dokumen pengapalan, serta resiko dapat dialihkan kepada bank yang terkait. Selain itu, bagi eksportir L/C juga dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman.
  • 44. 41 4. Commercial Bills of Exchange Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft atau trade bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang biasanya disebut trade drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draft dan documentary draft. Commercial bills of exchange yang sering disebut juga wesel (draft) atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam itu sering disebut wesel. 5. Collection Collection merupakan cara pembayaran dengan mempergunakan jasa bank untuk melakukan penagihan. Dalam collection, penjual (eksportir) bertindak sebagai principal yang memberikan kepercayaan kepada bank untuk melakukan penagihan kepada importir (pembeli). Penagihan tersebut didasarkan pada dokumen-dokumen. Bank yang menerima amanat untuk melakukan penagihan (remitting bank) setelah menerima dokumen akan meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima dokumen collection selanjutnya meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank dengan menggunakan collection instruction. Collection bank inilah yang akan meneruskan dokumen kepada pihak yang harus membayar (drawee). Dalam hal collection bank belum bisa langsung meneruskan dokumen kepada kepada drawee maka collection bank bisa meneruskan ke bank lain (presenting bank) yang memungkinkan untuk berhubungan langsung dengan drawee. Setelah drawee melakukan pembayaran atau melaksanakan amanat kepada collection bank atau presenting bank maka collection bank akan meneruskan kembali kepada remitting bank. Remitting bank inilah yang akan melakukan pembayaran kepada principal. Untuk menghindari kesalah pahaman mengenai tata cara pembayaran transaksi dengan mempergunakan collection, International Chamber of Commerce (ICC) menerbitkan Uniform Rules for Collection (URC), yang terakhir direvisi pada tahun 1995 tercatat dengan nomor publikasi 522 (URC 522). Berdasarkan URC 522 cara pembayaraan dengan collection dapat terjadi dengan dua kondisi, yaitu: document againt payment dan document againt acceptance.
  • 45. 42 Dalam document againt payment, penjual (eksportir) menahan dokumen dokumen pemilikan barang dan hanya menyerahkan dokumen ekspor setelah adanya pembayaran dari pembeli (importir). Sedangkan dalam document againt acceptance eksportir (penjual) akan menyerahkan dokumen ekspor setelah pembeli (importir) telah melakukan akseptasi. 6. Konsinyasi Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi. Konsinyasi sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan open account. Melalui konsinyasi penjual yang terlebih dahulu mengirimkan barang. Perbedaanya dengan open account adalah mengenai waktu pembeli mengirimkan barang. Kalau pada open account pembeli mengirimkan harga pembelian setelah barang dikirimkan atau pada waktu tertentu yang disepakti setelah barang dikirimkan oleh penjual maka pada konsinyasi pembeli berkewajiban mengrimkan harga pembayaran barang setelah pembeli berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Cara pembayaran seperti ini cenderung mengandung resiko yang sangat besar bagi penjual. Kemungkinan terjadinya wanprestasi sangat besar dan dalam keadaan tertentu sulit terpantau. Kemungkinan wanpretasi antara lain: a. pembeli tidak membayar harga kepada penjual; atau b. pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, akan tetapi pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut belum lagi terjual. Dengan demikian, pembeli mendapat keuntungan dari penundaan pembayaran tersebut, atau; c. bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat terjadinya kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian memberitahukan kepada penjual bahwa barang tersebut dijual kepada pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya kenaikan harga. Oleh karena besarnya kemungkinan resiko yang mungkin dialami oleh penjual, maka dalam kontrak-kontrak yang mempergunakan cara pembayaran konsinyasi seperti ini dilengkapi dengan klausula yang tegas tentang ganti rugi atau sanksi dalam hal terjadinya wanprestasi. Pengenalan yang baik tentang berbagai bentuk klausula ganti rugi akan sangat
  • 46. 43 membantu menghindari kerugian. Juga sangat penting diatur tentang mekanisme pengawasan dalam kontrak-kontrak konsinyasi. Mengingat resiko dalam kontrak konsinyasi maka umumnya kontrakkontrak konsinyasi jarang dipergunakan, kecuali oleh pihak-pihak yang telah lama saling mengenal baik, mengetahui reputasi masing-masing, dan yang terpenting para pihak telah berulang kali melakukan transaksi atau kerjasama bisnis lainnya. Meskipun demikian, kontrak-kontrak yang mempergunakan cara konsinyasi dalam pembayaran juga mempunyai berbagai keuntungan. Bagi penjual (eksportir), akan memperoleh keuntungan berupa kemudahan untuk memasarkan barangnya di luar negeri, karena cara ini banyak diminati importir. Sementara itu, bagi importir, sangat menguntungkan karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk pembayaran harga barang terlebih dahulu. 7. Private Compensation yaitu cara pembayaran yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan cara melakukan kompensasi atas utang-piutang sehingga mengurangi atau meniadakan transfer valas ke luar negeri. Misalnya, ada importir X dan eksportir Y di Malaysia yang masing-masing melakukan hubungan dagang dengan importir A dan eksportir B di Indonesia. Suatu ketika importir X menerima sejumlah barang yang telah dikirim oleh eksportir B dari Indonesia. Demikian juga importir A di Indonesia telah menerima kiriman barang dari importir Y dari Malaysia. Untuk transaksi ini importir X tidak perlu melakukan transfer valas untuk melakukan pembayaran kepada eksportir B di Indonesia, ia cukup melakukan transfer domestik kepada eksportir Y di negaranya. Demikian juga importir A di Indonesia tidak perlu melakukan transfer valas ke Malaysia, ia cukup melakukan transfer domestik kepada eksportir B di Indonesia.
  • 47. 44 PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun kondisi nilai ekspor dan impor Indonesia masih belum bisa dikatakan stabil. Namun, bisa dipastikan secara garis besar nilai terus ekspor impor meningkat sejalan dengan terus berkembangnya keadaan ekonomi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa nilai ekspor lebih kecil dibandingkan nilai impor. Dalam hal ini seharusnya pemerintah bisa lebih cerdik dalam menyiasati keadaan. Kegiatan ekpor dan impor ini seharusnya dapat menjadi salah satu sumber devisa negara yang menguntungkan bagi Indonesia. Jika sektor ini dapat lebih dikembangkan lagi bikan tidak mungkin kalau nantinya Indonesia bisa mendapat banyak keuntungan dari sektor tersebut.