SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
DRAMA SCRIPT
Penemu Malam, Panggung Penari
M. Maghfur Amin
INTRO
******
Gubahan ini dari sebuah D minor yang
dipetik dari syair berlambang segitiga
dengan satu titik di tengah
Pengawasan, dan penjagaan segala makhluk yang
diilhami dari sebuah iluminaty yang sakral
Antara perwujudan dan segala simbol alam semesta
Mari kutunjukkan satu
yang mungkin sudah, sedang atau akan kalian alami
Bahwa nada yang kita dengar-lantunkan
tak lebih hanya gerakan sepersekian detik waktu
Yang merembes dari kawah masa yang hampir meledak
Karena ruang pengap inkubasi
Penampangnya adalah
KINANTHI
Di ruang perhelatan para arwah
Para calon pengisi raga yang mabuk di tengah
himpitan daging-daging bumi
Melalui kapiler-kapiler akar
menjadikan perangsang mulut mengambil
Sari pati, ia tergulung dalam kromosom-kromosom
merasuki sum-sum
Menjelma hormon-hormon
Lalu lagu itu menjadi
DRAMA SCRIPT
Penemu Malam, Panggung Penari
M. Maghfur Amin
KONDUKSI
******
Penemu Malam, Panggung Penari
***
DRAMA SCRIPT
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau yang lain,
semua hanya suatu kebetulan.
Karakter
-Pelanggan Warung
 Slamet : Budayawan, pelukis, penggiat seni
 Barja : Penjaga warung,
 Marsiyah : Istri Slamet, sastrawan (mantan penyair).
 Pak Oen : Mantan veteran,
-Peronda
 Mang Ojo : Duda beranak lima
 Toni : Reggae mania, pengangguran.
 Bima : Mahasiswa semester 12.
 Himam : Guru honorer.
_Remaja Masjid
 Mustafa : Pekerja kasar, kuli bangunan.
 Somat : aktivis sosial.
Warung Barja
Slamet : “Selamat, mari datang dan mati”
Barja : “iya, sego jagung moro gandrung rego rubung”
Marsiyah : “lantunkan azanmu sebelum meja kami diisi air keran dan perasan ASI
para ibu yang kelaparan”
“allahu akbar allahu akbar”
Barja : “sayur lodeh kami santannya sudah basi”
“asyhadu alla ilaha illallah”
Slamet : “ikan teri dibumbui garam lagi”
Marsiyah : “tidak perlu bayi-bayi itu terkekeh menjadikan azan jadi bulan-
bulanan olok mereka”
“asyhadu anna Muhammadar rosulullah”
Marsiyah : “panggil kucing-kucing”
Slamet : “kemarilah serdadu-serdadu kecilku”
DRAMA SCRIPT
Penemu Malam, Panggung Penari
M. Maghfur Amin
Pak Oen : “kami sedang grilya di ladang-ladang”
Barja : “iya, sambil sesekali nguntit jagung muda”
Marsiyah : “itu sering”
“hayya ala shalah”
Slamet : “salah-salah kugorok jabangmu itu, ndak bisa diam!”
Marsiyah : “ambil sarung, popok buat kucing-kucingmu”
Barja : “ini ada teri, jejalkan biar orokmu ndak ngrengek terus”
Pak Oen : “pasukan musuh sudah datang”
“hayya alal falah”
Pos Ronda
Bima : “pelanggan yang terhormat”
Himam : “malam apa ini?”
Mang Ojo : “jum’at”
Bima : “Kenapa?”
Mang Ojo : “wah, bisa jadi serem malam ini”
Toni : “gak njamani, Mang”
Bu Mini : “kopi susu”
Toni : “sikat!”
Bu Mini : “mbok ya bawa bantal!”
Bima : “lha yang mau tidur itu siapa tho yo?. Ini mau ronda Bu, bukan piknik”
Bu Mini : “tadi si itu bilang sikat, ya mending bawa bantal daripada bawa sikat”
Emperan Masjid
Mustafa : “dengan apa masjid ini dibangun ko sampe nggak ada jama’ahnya?”
Somat : “ya ndak masalah pake apa masjidnya dibangun, emang umatnya yang
males dan nganggep jama’ah ndak penting lagi”
Mustafa : “tak tanya lu Mat, tanah subur sama tanah tandus pengaruh nggak
buat pohon berbuah? Sama sehat nggaknya pohon?”
Somat : “aku sih ndak yakin, tapi kayaknya ada pengaruhnya”
Mustafa : “lha kaya’ gitu juga Masjid”
Somat : “masa’ gitu?”
Mustafa : “lha mbuh”
Somat : “apa perlu kita pake azan gaya baru, pake musik yang meriah gitu biar
jama’ah tertarik dan mau ke masjid?”
Mustafa : “boleh itu, bagus”
DRAMA SCRIPT
Penemu Malam, Panggung Penari
M. Maghfur Amin
Rumah Karni
Di telfon
Habib : “kapan kesini lagi?, keponakanmu sudah bilang kangen-kangen terus
sama tantenya.”
Marna : “Ya nanti waktu libur sekolah, kak”
Habib : “ya sudah, semua yang di sini ngarep2 kamu”
***
Karni : “Pak... Yanti itu, tolong digendongin dulu, nangis daritadi Bapaknya
diam saja.”
Habib : “iya, Bu... Bapaknya ndak banyak omong”
Karni : “sudah, itu... diapain gitu biar nggak nangis”
Habib : “njih, Ndoro”
Karni : “lha nggak kerja, ngurusin anak aja lha ko maunya ogah-ogahan
sampean itu, Pak...”
Habib : “koq jadi kesitu ngomongnya?”
Karni : “kenyataan, wes nggak usah mangkir!”
Habib : “awas kamu ya, jadi istri bisa kerja sudah mau mentang-mentang
sama suami”
Karni : “ya nggak gitu, Pak”
Habib : “ndak gitu trus gimana?”
Karni : “maksudku, sampean itu kan nggak kerja, mbok ya aku ini ditulung
ngurusi anak-anak”
Habib : “memangnya gampang cari kerja!”
Karni : “lha ya Bapak tho yang emang males”
Habib : “wes, wes, koe wes kebangeten mentang-mentang sama suami,
urusen dhewe anakmu, aku tak minggat”
Suara bel tiga kali.
Asslamu’alaikum... Yanti, sayang...
Yanti : “Tante....”
Marna : “kangen sama tante ya?”
Yanti : “iya, Bapak minggat, tante..”
Marna : “minggat?”
***
Marna : “Kak Habib kemana, Mbak?
Karni : “nggak tahu, Na.”
Marna : “nggak tahu gimana? Mbak istrinya?”
Karni : “nggak tahu, Marna.”
DRAMA SCRIPT
Penemu Malam, Panggung Penari
M. Maghfur Amin
Marna : “Mbak, mbak dicerai?”
Karni : “Mbak nggak tahu, Marna”
*****
Bagi pagi yang masih perawan
Kemari kusundut beberapa kabut
Hingga dipinang matahari
Lalau menjanda oleh Rembulan
DRAMA SCRIPT
Penemu Malam, Panggung Penari
M. Maghfur Amin
REFFREIN
Kenapa hari musti berubah lilin kecil dan
Keredupan gunung-gunung langit
Juga kerdip batu-batu di atas sana
Selimut-selimut bocah seperti pohon yang kedinginan oleh siraman cahaya rembulan
Lalau dekap-dekap merayap dalam gelap
Menyusupi kelopak yang telungkup di atas bola
Ditendang-tendang dalam mimpi dan khayalan terdalam
Hingga seluruh dunia dan isinya
Dipermainkan dalam hitam putih
Satu persatu dicentang dari daftar keseriusan
Suguhan pesta tawa
Dalam siang yang tak terang
Diganti bohlam-bohlam
Tanpa pijar
Hampir sekeras matahari
Lalu seruling merkam kebisuan hutan
Di jejak bocah-bocah akar
Diam.
MALAM
MENEMUI TUHAN DALAM DIAM MELAFALKAN HATI TANPA KALAM
DRAMA SCRIPT
Penemu Malam, Panggung Penari
M. Maghfur Amin
ENDING
Perjalanan dimulai dari DALAM kemudian
menemukan pikiran yang LEBIH LUAS entah itu di luar
dan yang MAHA LUAS tetaplah pikiran-Nya.
Perjalanan yang dimulai oleh siapapun
Sama sekali seperti kekuatan yang menuju gelombang besar
Dari ketenangan yang menjaga.
WASSALAM

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Maghfur Amien

Antologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienAntologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienMaghfur Amien
 
Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur AmienAntologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur AmienMaghfur Amien
 
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"Maghfur Amien
 
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?Maghfur Amien
 
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemCERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemMaghfur Amien
 
مصحف القيام
مصحف القياممصحف القيام
مصحف القيامMaghfur Amien
 
CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"Maghfur Amien
 
PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"Maghfur Amien
 
PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"Maghfur Amien
 
CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"Maghfur Amien
 
CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"Maghfur Amien
 
CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"Maghfur Amien
 

Mehr von Maghfur Amien (15)

Antologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienAntologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amien
 
Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur AmienAntologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
 
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
 
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
SEJARAH Danau Baikal, Tulang Rusuk Adam AS.?
 
PUISI Lima lorong
PUISI Lima lorongPUISI Lima lorong
PUISI Lima lorong
 
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemCERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
 
مصحف القيام
مصحف القياممصحف القيام
مصحف القيام
 
CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"
 
PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"
 
PUISI "prodeo"
PUISI "prodeo"PUISI "prodeo"
PUISI "prodeo"
 
PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"
 
CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"CERPEN "tutur tinular"
CERPEN "tutur tinular"
 
CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"
 
CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"
 
CERPEN "koprol"
CERPEN "koprol"CERPEN "koprol"
CERPEN "koprol"
 

SKRIP "penemu malam, panggung penari"

  • 1. DRAMA SCRIPT Penemu Malam, Panggung Penari M. Maghfur Amin INTRO ****** Gubahan ini dari sebuah D minor yang dipetik dari syair berlambang segitiga dengan satu titik di tengah Pengawasan, dan penjagaan segala makhluk yang diilhami dari sebuah iluminaty yang sakral Antara perwujudan dan segala simbol alam semesta Mari kutunjukkan satu yang mungkin sudah, sedang atau akan kalian alami Bahwa nada yang kita dengar-lantunkan tak lebih hanya gerakan sepersekian detik waktu Yang merembes dari kawah masa yang hampir meledak Karena ruang pengap inkubasi Penampangnya adalah KINANTHI Di ruang perhelatan para arwah Para calon pengisi raga yang mabuk di tengah himpitan daging-daging bumi Melalui kapiler-kapiler akar menjadikan perangsang mulut mengambil Sari pati, ia tergulung dalam kromosom-kromosom merasuki sum-sum Menjelma hormon-hormon Lalu lagu itu menjadi
  • 2. DRAMA SCRIPT Penemu Malam, Panggung Penari M. Maghfur Amin KONDUKSI ****** Penemu Malam, Panggung Penari *** DRAMA SCRIPT Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau yang lain, semua hanya suatu kebetulan. Karakter -Pelanggan Warung  Slamet : Budayawan, pelukis, penggiat seni  Barja : Penjaga warung,  Marsiyah : Istri Slamet, sastrawan (mantan penyair).  Pak Oen : Mantan veteran, -Peronda  Mang Ojo : Duda beranak lima  Toni : Reggae mania, pengangguran.  Bima : Mahasiswa semester 12.  Himam : Guru honorer. _Remaja Masjid  Mustafa : Pekerja kasar, kuli bangunan.  Somat : aktivis sosial. Warung Barja Slamet : “Selamat, mari datang dan mati” Barja : “iya, sego jagung moro gandrung rego rubung” Marsiyah : “lantunkan azanmu sebelum meja kami diisi air keran dan perasan ASI para ibu yang kelaparan” “allahu akbar allahu akbar” Barja : “sayur lodeh kami santannya sudah basi” “asyhadu alla ilaha illallah” Slamet : “ikan teri dibumbui garam lagi” Marsiyah : “tidak perlu bayi-bayi itu terkekeh menjadikan azan jadi bulan- bulanan olok mereka” “asyhadu anna Muhammadar rosulullah” Marsiyah : “panggil kucing-kucing” Slamet : “kemarilah serdadu-serdadu kecilku”
  • 3. DRAMA SCRIPT Penemu Malam, Panggung Penari M. Maghfur Amin Pak Oen : “kami sedang grilya di ladang-ladang” Barja : “iya, sambil sesekali nguntit jagung muda” Marsiyah : “itu sering” “hayya ala shalah” Slamet : “salah-salah kugorok jabangmu itu, ndak bisa diam!” Marsiyah : “ambil sarung, popok buat kucing-kucingmu” Barja : “ini ada teri, jejalkan biar orokmu ndak ngrengek terus” Pak Oen : “pasukan musuh sudah datang” “hayya alal falah” Pos Ronda Bima : “pelanggan yang terhormat” Himam : “malam apa ini?” Mang Ojo : “jum’at” Bima : “Kenapa?” Mang Ojo : “wah, bisa jadi serem malam ini” Toni : “gak njamani, Mang” Bu Mini : “kopi susu” Toni : “sikat!” Bu Mini : “mbok ya bawa bantal!” Bima : “lha yang mau tidur itu siapa tho yo?. Ini mau ronda Bu, bukan piknik” Bu Mini : “tadi si itu bilang sikat, ya mending bawa bantal daripada bawa sikat” Emperan Masjid Mustafa : “dengan apa masjid ini dibangun ko sampe nggak ada jama’ahnya?” Somat : “ya ndak masalah pake apa masjidnya dibangun, emang umatnya yang males dan nganggep jama’ah ndak penting lagi” Mustafa : “tak tanya lu Mat, tanah subur sama tanah tandus pengaruh nggak buat pohon berbuah? Sama sehat nggaknya pohon?” Somat : “aku sih ndak yakin, tapi kayaknya ada pengaruhnya” Mustafa : “lha kaya’ gitu juga Masjid” Somat : “masa’ gitu?” Mustafa : “lha mbuh” Somat : “apa perlu kita pake azan gaya baru, pake musik yang meriah gitu biar jama’ah tertarik dan mau ke masjid?” Mustafa : “boleh itu, bagus”
  • 4. DRAMA SCRIPT Penemu Malam, Panggung Penari M. Maghfur Amin Rumah Karni Di telfon Habib : “kapan kesini lagi?, keponakanmu sudah bilang kangen-kangen terus sama tantenya.” Marna : “Ya nanti waktu libur sekolah, kak” Habib : “ya sudah, semua yang di sini ngarep2 kamu” *** Karni : “Pak... Yanti itu, tolong digendongin dulu, nangis daritadi Bapaknya diam saja.” Habib : “iya, Bu... Bapaknya ndak banyak omong” Karni : “sudah, itu... diapain gitu biar nggak nangis” Habib : “njih, Ndoro” Karni : “lha nggak kerja, ngurusin anak aja lha ko maunya ogah-ogahan sampean itu, Pak...” Habib : “koq jadi kesitu ngomongnya?” Karni : “kenyataan, wes nggak usah mangkir!” Habib : “awas kamu ya, jadi istri bisa kerja sudah mau mentang-mentang sama suami” Karni : “ya nggak gitu, Pak” Habib : “ndak gitu trus gimana?” Karni : “maksudku, sampean itu kan nggak kerja, mbok ya aku ini ditulung ngurusi anak-anak” Habib : “memangnya gampang cari kerja!” Karni : “lha ya Bapak tho yang emang males” Habib : “wes, wes, koe wes kebangeten mentang-mentang sama suami, urusen dhewe anakmu, aku tak minggat” Suara bel tiga kali. Asslamu’alaikum... Yanti, sayang... Yanti : “Tante....” Marna : “kangen sama tante ya?” Yanti : “iya, Bapak minggat, tante..” Marna : “minggat?” *** Marna : “Kak Habib kemana, Mbak? Karni : “nggak tahu, Na.” Marna : “nggak tahu gimana? Mbak istrinya?” Karni : “nggak tahu, Marna.”
  • 5. DRAMA SCRIPT Penemu Malam, Panggung Penari M. Maghfur Amin Marna : “Mbak, mbak dicerai?” Karni : “Mbak nggak tahu, Marna” ***** Bagi pagi yang masih perawan Kemari kusundut beberapa kabut Hingga dipinang matahari Lalau menjanda oleh Rembulan
  • 6. DRAMA SCRIPT Penemu Malam, Panggung Penari M. Maghfur Amin REFFREIN Kenapa hari musti berubah lilin kecil dan Keredupan gunung-gunung langit Juga kerdip batu-batu di atas sana Selimut-selimut bocah seperti pohon yang kedinginan oleh siraman cahaya rembulan Lalau dekap-dekap merayap dalam gelap Menyusupi kelopak yang telungkup di atas bola Ditendang-tendang dalam mimpi dan khayalan terdalam Hingga seluruh dunia dan isinya Dipermainkan dalam hitam putih Satu persatu dicentang dari daftar keseriusan Suguhan pesta tawa Dalam siang yang tak terang Diganti bohlam-bohlam Tanpa pijar Hampir sekeras matahari Lalu seruling merkam kebisuan hutan Di jejak bocah-bocah akar Diam. MALAM MENEMUI TUHAN DALAM DIAM MELAFALKAN HATI TANPA KALAM
  • 7. DRAMA SCRIPT Penemu Malam, Panggung Penari M. Maghfur Amin ENDING Perjalanan dimulai dari DALAM kemudian menemukan pikiran yang LEBIH LUAS entah itu di luar dan yang MAHA LUAS tetaplah pikiran-Nya. Perjalanan yang dimulai oleh siapapun Sama sekali seperti kekuatan yang menuju gelombang besar Dari ketenangan yang menjaga. WASSALAM