2. Percobaan
bunuh diri
3 kategori
• Percobaan bunuh diri
adalah perilaku
destruktif diri yaitu
setiap aktifitas yang jika
tidak dicegah dapat
mengarah kepada
kematian
• Stuart dan Sundeen (dalam Marwick & Birell, 2015 ; 414)
3. 1
• Ancaman bunuh diri.
Peringatan verbal atau
nonverbal bahwa orang
tersebut
mempertimbangkan
untuk bunuh diri
4. 2
• Upaya bunuh diri. Semua
tindakan yang diarahkan
pada diri yang dilakukan
oleh individu yang dapat
mengarah ke kematian
jika tidak dicegah
5. 3
• Bunuh diri mungkin terjadi setelah
tanda peringatan terlewatkan
atau diabaikan. Orang yang
melakukan upaya bunuh diri dan
yang tidak benar-benar ingin
mati mungkin akan mati jika
tanda-tanda tersebut tidak
diketahui tepat pada waktunya
6. Tanda dan
Gejala
risiko
bunuh diri
1. Upaya atau khayalan bunuh diri
sebelumnya
2. Kecemasan, depresi, kelelahan
3. Tersedia alat-alat untuk bunuh diri
4. Kepedulian efek bunuh diri dari anggota
keluarga
5. Gagasan bunuh diri yang diungkapkan
6. Membuat surat wasiat, ditandatangani
kembali setelah depresi teragitasi
7. Krisis hidup, seperti duka cita, pesimisme
atau keputusan yang pervasif.
8. Riwayat bunuh diri dalam keluarga
7. Jenis Bunuh Diri
Isyarat BD
Ada ide BD atau perilaku tdk langsung ingin BD
Mengungkapkan hal negatif diri sendiri yg gambarkan
HDR
Ancaman BD
Mengancam ingin mati atau lakukan membahayakan
diri
Mempersiapkan alat, sembunyi
Aktif mikir rencana BD, tp blm coba BD
Percobaan BD
Gantung diri, minum racun, potong urat nadi, jatuhkan
diri, dll
9. Lakukan anamnesia singkat pada pasien dan/atau keluarga dengan
risiko bunuh diri.
Lakukan pemeriksaan fisik (status generalis, status neurologis) yang
cermat dan lengkap, serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi.
Lakukan asesmen khusus risiko bunuh diri dengan “Kuesioner Penilaian
Risiko Bunuh Diri.”
10. Manajemen umum sesuai tingkat
keberbahayaan pada kuesioner diatas.
Lakukan strategi psikoterapi, psikoedukasi,
psikofarmaka, dan intervensi psikososial
termasuk didalamnya modifikasi lingkungan
11.
12.
13.
14.
15. Risiko tinggi jika skor 10+
Risiko sedang jika skor 4-9
Risiko rendah jika skor 0-3
• Perawat menjumlah skor dan menandatangani form asesmen
khusus bunuh diri.
• Bila risiko tinggi maka pasien dirawat di ruang UPIP, bila risiko
sedang dan rendah dirawat di ruang akut / ruang tenang
16. Manajemen
pasien
berisiko
bunuh diri
1. Bila risiko risiko tinggi, maka pasien masuk ke
UPIP,resiko sedang ke ruang Acut, sedangkan bila hasil
penilaian risiko rendah maka pasien masuk ke ruang
rawat inap sesuai kelas nya.
2. Monitoring risiko bunuh diri di ruangan dilakukan oleh
perawat bangsal
– Bila risiko tinggi, monitoring dilakukan setiap jam
– Bila risiko sedang, monitoring dilakukan setiap 2 jam
– Bila risiko rendah, monitoring dilakukan setiap 8 jam
3. DPJP melakukan asesmen ulang saat visite pasien, bila
hasil asesmen ulang risiko rendah maka pasien dapat
dirawat di bangsal sesuai kelasnya.
4. Terapi Medikasi adekuat sesuai diagnosis
5. Psikoterapi dan konseling
17. Tindakan
Keperawatan
( Strategi
pelaksanaan )
Pertemuan 1
a. Identifikasi tingkatan resiko bunuh diri
b. Identifikasi benda benda berbahaya disekitar lingkungn pasien.
c. Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan buunuh diri ; dengan menggali
aspek Positif dari pasien dan atau Berfikir aspek positif dimiliki.
d. Masukan dalam Jadwal latihan berfikir positif 5 kali perhari.
Pertemuan ke 2.
a. Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang dirinya ( beri pujian ) kaji ulang resiko
bunuh diri.
b. Latih mengendalikan dorongan bunuh diri ; buat daftar aspek positif keluarga dan
lingkungan, latih untuk berfikir aspek positif keluarga dan lingkungannya.
c. Masukan dalam jadwal latihan berfikir aspek positif dirinya , keluarga dan
lingkungan.
18. Lanjutan
( Strategi
pelaksanaan )
Pertemuan 3
a. Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang dirinya , keluarga dan lingkungan ( beri
pujian), kaji ulang resiko bunuh diri.
b. Diskusikan tentang harapan dan masa depannya.
c. Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depannya yang dapat dilakukan.
d. Latih cara mencapai harapannya secara bertahap.
e. Masukan dalam jadwal latihan berpikir positif dirinya, klga dan lingkungan dan
tahapan cara mencapai harapan yang dipilih.
Pertemuan ke 4
a. Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang dirinya,kelga dan lingkungan serta
kegiatan cara mencapai harrapan yang dipilih ( beri pujian ) kaji ulang resiko bunuh
diri.
b. Latih cara yang mencapai harapannya tahap ke dua
c. Masukan dalam jadwal latihan berfikir aspek positif dirinya , keluarga dan
lingkungannya serta kegiatan yg dipilih untuk persiapan masa depannya.
19.
20. Monitoring risiko bunuh diri di
ruangan dilakukan oleh perawat
bangsal
• Bila risiko tinggi, monitoring
dilakukan setiap jam
• Bila risiko sedang, monitoring
dilakukan setiap 2 jam
• Bila risiko rendah, monitoring
dilakukan setiap 8 jam
21. 1Risiko
tinggi
Pasien tidak dapat ditangani secara
aman dengan perawatan yang biasa
dilakukan.
Keterbatasan lingkungan tidak
memungkinkan dilakukannya tingkat
perawatan yang lain.
Pasien membahayakan orang lain
dengan tindakan agresi dan
kekerasan.
Pasien memerlukan evaluasi harian.
Dokter melakukan evaluasi setiap hari
dan berkoordinasi dengan perawat.
Pasien ditempatkan di ruang yang
aman.
Perawat harus berada dekat pasien
dan jarak pandang mata langsung
(diletakkan di ruangan depan nurse
station)
Monitoring perilaku dan pikiran
tentang bunuh diri setiap 1 jam yang
kemudian dictat di rekam medic dan
checklist.
Pasien tidak diperkenankan keluar
ruangan.
Lembar observasi individu disertakan
dalm rekam medis pasien.
Untuk mengurangi agitasi dan
kecemasan yang dapat meningkatkan
usaha bunuh diri dapat diberikan anti
psikotik dosis rendah atau anti
anxietas.
22. 2Risiko
sedang
Pasien tidak dapat ditangani
secara aman dengan perawatan
yang biasa dilakukan
Pasien berisiko kabur
Ada risiko signifikan
berdasarkan riwayat pasien
Dokter melakukan evaluasi
setiap hari dan berkoordinasi
dengan perawat.
Pasien ditempatkan di ruang
yang aman.
Monitoring perilaku dan
pikiran tentang bunuh diri
setiap 2 jam yang kemudian
dicatat di rekam medic.
Pasien harus dikawal perawat
bila ingin keluar bangsal.
Lembar observasi individu
disertakan dalam rekam medis
pasien.
Untuk mengurangi agitasi dan
kecemasan yang dapat
meningkatkan usaha bunuh diri
dapat diberikan antipsikotik
dosis rendah atau anti anxietas.
23. 3Risiko
rendah
Pasien tidak dapat
ditangani secara aman
dengan perawatan yang
biasa dilakukan
Pasien mengalami
hambatan kemampuan
untuk mempertahankan
perilaku yang dapat
diterima
Monitoring perilaku dan
pikiran tentang bunuh diri
setiap 8 jam yang
kemudian dicatat di rekam
medic
Pasien dirawat di bangsal
Pasien harus dikawal bila
ingin keluar bangsal
Lembar observasi individu
disertakan dalam rekam
medis pasien
24. 4Risiko
berisiko
• Tingkat observasi minimal
Pasien tidak secara aktif
menunjukkan perilaku
bunuh diri atau melukai
diri .
• Pasien tidak
membahayakan orang lain
25. Edukasi • Dokter / perawat melakukan
edukasi pada pasien dan keluarga
pasien untuk menciptakan
lingkungan yang aman bagi pasien
baik pada saat rawat inap maupun
saat persiapan pulang
• Dokter / perawat membangun
dukungan yang realistik dengan
menyadari bahwa pasien mungkin
memiliki keluhan yang masuk akal