SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
SELAMAT DAN
SEMANGAT PAGI
DARI KELOMPOK 6
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN KEBUTUHAN DALAM BELAJAR
RINI NATALINA SITANGGANG
7223342005
MARIA FINSENSIA SIHALOHO
7223142020
IMMANUEL H SIBURIAN
7183342006
KARINA LOLO LIMBONG
7222442002
MELBA DAMANIK
7223142021
JERSY ARISANA SIMARMATA
7223142027
DOSEN PENGAMPU: Drs. DAITIN TARIGAN M.pd
PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki kebutuhan
khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan pelayanan
pendidikan yang lebih intens. Kebutuhan mungkin disebabkan oleh kelainan
atau memang bawaan dari lahir atau karena masalah tekanan ekonomi,
politik, sosial, emosi, dan perilaku yang menyimpang. Disebut berkebutuhan
khusus karena anak tersebut memiliki kelainan dan keberbedaan dengan
anak normal pada umumnya.
PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
MENURUT BEBERAPA AHLI
• Menurut Suran dan Rizzo (1979) Anak Berkebutuhan Khusus ABK atau
Anak Luar Biasa ALB adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam
beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya.
• Menurut Ramadhan (2013) ABK adalah peserta didik yang memiliki
perbedaan dengan rata-rata anak seusianya atau anak-anak pada
umumnya.
Jadi dapat kami simpulkan dari pemaparan di atas, ABK dapat diartikan
sebagai peserta didik yang memiliki kekhususan dan kebutuhan yang
berbeda dengan peserta didik normal lainnya. Kekhususan yang berbeda
tersebut meliputi fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional.
Sehingga setiap kekhususan yang di alami anak berkebutuhan khusus
membutuhkan penanganan dan pembelajaran yang berbeda pula.
KATEGORI KEKHUSUSAN BELAJAR
Anak dengan kesulitan belajar khusus atau Specific Learning
Disabilities adalah anak yang mengalami hambatan atau penyimpangan
pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidakmampuan
mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan berhitung.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
70/2009 Pasal 3 ayat 1 , Penggolongan PDBK dibagi menjadi:
Hambatan Penglihatan. Hambatan penglihatan pada anak disebut
dengan istilah tunanetra. Anak yang tergolong tunanetra tidak
dapat atau kurang dapat melihat. Karakteristiknya:
Sering menabrak ketika bergerak, Kesulitan membaca huruf pada buku
bacaan atau tulisan pada papan tulis, kesulitan menulis pada garis lurus,
Memegang buku dekat dengan muka ketika membaca, Sering mengeluh
kepala pusing, dan lain lainnya.
Hambatan Pendengaran. Hambatan pendengaran dikenal dengan
istilah tunarungu. Anak yang memiliki hambatan pendengaran tidak
dapat atau kurang dapat mendengar. Kesulitan untuk mendengarkan,
kebayakan diikuti dengan kesulitan untuk berbicara, sehingga anak-
anak yang mengalami gangguan pendengaran kebanyakan juga
mengalami gangguan bicara.
Karakteristik menurut UNESCO:
Tidak menyadari adanya bunyi atau suara, Tidak dapat melihat ke
sumber suara, Terlihat mendekatkan telinga pada sumber suara
Sulit untuk berbicara atau berbicara dengan kata yang tidak jelas
dengan suara keras, Sulit untuk mengungkapkan perasaan dengan
tepat,dan lain lainnya
Hambatan Gerak. Istilah lain dari hambatan gerak dikenal dengan
tunadaksa. Anak yang memiliki hambatan gerak biasanya kurang
dapat menggunakan tangan dan kakinya untuk bergerak.
Tingkat hambatan:
 Ringan: memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik,
kualitas gerakan motorik dapat meningkat melalui terapi
 Sedang: memiliki keterbatasan motorik, mengalami gangguan
koordinasi sensorik
 Berat: memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik, tidak
mampu mengontrol gerakan fisik
Karakteristik: Sulit menggerakan tubuh, Sulit untuk berpindah dari
suatu posisi ke posisi lain, Sulit meraih/mengambil benda di tempat
yang tinggi, Gerakan tubuh kaku dan layu, Sering terjatuh
Hambatan Intelektual. Berbagai istilah yang sering digunakan untuk
hambatan intelektual yaitu retardasi mental, cacat mental, gangguan
intelektual atau tuna grahita. Anak yang biasanya mengalami
perkembangan yang lambat secara fisik, memiliki kemampuan
inteligensi yang signifikan berada di bawah rata-rata dan disertai
dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku.
Karakteristik: Perilaku tidak sesuai dengan usia (kekanak-kanakan),
Sulit memahami hal yang abstrak, Sulit mengingat atau daya ingat
lemah, Sulit mengikuti instruksi panjang/rumit, Membutuhkan
pengulangan dalam belajar, dan lain lainnya.
Kecerdasan Istimewa. Anak yang memiliki kecerdasan istimewa
disebut juga cerdas istimewa bakat istimewa (gifted and talented).
Anak tersebut biasanya memiliki kelebihan dan keistimewaan dalam
hal kecerdasan, kreativitas, kemampuan berpikir secara kritis dan
memiliki kemampuan mengekspresikan diri dalam beberapa bahasa,
namun mereka cenderung mengalami kesulitan dalam belajar dan
kesulitan dalam berprilaku yang berdampak pada tampilan nilai
akademis, konsep diri, dan cara bersosialisasi.
Karakteristik: Cepat mengerti instruksi, Cepat memahami
konsep/penjelasan, Cepat mengerjakan tugas, Menunjukan keterlibatan
yang tinggi, Punya komitmen, Kreatif dan inovatif, Memiliki skor
intelegensi diatas 130 (Bagi anak cerdas istimewa), Mudah bosan bila
pelajaran diulang,Memiliki kemampuan untuk memimpin kelompoknya,
dan lain lainnya.
Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar memiliki arti yaitu hambatan
dalam satu atau lebih proses psikologi dasar yang melibatkan
pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tertulis, yang
termanifestasikan dalam suatu kemampuan yang tidak sempurna
untuk mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja,
atau melakukan perhitungan matematika.
Karakteristik: Kesulitan dalam mengekspresikan diri, Kesulitan
dalam menulis/membaca, Kesulitan dalam memahami arah dan kikuk
dalam bergerak, Menunjukan gangguan orientasi arah ruang (kanan-
kiri, atas-bawah, depan-belakang), Keterlambatan perkembangan
konsep (ukuran, bentuk, operasi aritmatika).
Lambat Belajar. Anak lamban belajar termasuk anak yang mengalami
kelemahan kognitif (cognitive impairment). Mereka membutuhkan
waktu belajar lebih lama dibanding dengan sebayanya. Anak dengan
kelemahan kognitif membutuhkan pengulangan tambahan untuk
mempelajari keterampilan atau ilmu baru, tetapi masih dapat belajar
dan berpartisipasi di sekolah umum dengan bantuan dan modifikasi
tertentu
Karakteristik: IQ di antara 70-90, Proses belajar lambat sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama, Nilai pada seluruh mata
pelajaran rendah
AUTIS. Autis yaitu anak yang memiliki gangguan perkembangan yang
secara signifikan mempengaruhi kemampuan komunikasi verbal dan
non-verbal serta interaksi sosialnya. Autisme atau autism spectrum
disorder (ASD) adalah gangguan fungsi otak dan saraf serius dan
kompleks yang memengaruhi perilaku dan proses berpikir manusia.
Gangguan ini memengaruhi kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi, bersoliasisasi, berperilaku, dan belajar.
Karakteristik: Memiliki aktivitas yang berulang-ulang, Terlambat
dalam perkembangan komunikasi/Bahasa, Rentan terhadap
perubahan lingkungan atau perubahan aktivitas rutin, Tidak ada
kontak mata, Menunjukan respon yang tidak biasa terhadap
pengalaman sensorik, Mengalami hambatan dalam bahasa dan
interaksi sosial, Pada beberapa anak ada yang memiliki kemampuan
khusus yang berkembang sangat baik, dan lain lain.
Tunalaras. Tunalaras atau tunasosial dikenal juga dengan istilah
medis sebagai emotional disturbances, behavior disorders,
emotionally handicapped, atau maladjusted children. Anak tunalaras
adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan gangguan dalam
berinteraksi dengan teman sebayanya ataupun masyarakat
sekitarnya. Anak tunalaras juga mempunyai kebiasaan melanggar
norma dan nilai kesusilaan maupun sopan santun yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk sopan santun dalam berbicara
maupun bersosialisasi dengan orang lain.
Hambatan Wicara, Hambatan wicara dapat juga disebut
dengan istilah tunawicara. Tunawicara yaitu mereka yang
menderita gangguan berbicara sehingga tidak dapat
berbicara dengan jelas
KEKHUSUSAN BELAJAR DI SLB
Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Anak
berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK temporer
(sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK
temporer meliputi: anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi
yang paling bawah, anak-anak jalanan (anjal), anak-anak korban bencana
alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau terpencil, serta anak-
anak yang menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan yang termasuk kategori
ABK permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, Autis, ADHD (Attention Deficiency and Hiperactivity
Disorders), Anak Berkesulitan Belajar, Anak berbakat dan sangat cerdas
(Gifted), dan lain-lain. Untuk menangani ABK tersebut dalam setting
pendidikan inklusif di Indonesia, tentu memerlukan strategi khusus.
Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:
1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra . Strategi pembelajaran
pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal
dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang
meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru,
lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan efektif dan efesien
2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat. Strategi pembelajaran yang
sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak
tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
meneentukan strategi pembelajaran adalah : Pembelajaran harus
diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas dan Tidak hanya
mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga
mengembangkan kecerdasan emosional.
Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:
3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita . Strategi pembelajaran
anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda
dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa.
Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita
antara lain : Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan, Strategi
kooperatif, Strategi modifikasi tingkah laku .
4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa. Strategi yang bias
diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat
pendidikan, sebagai berikut: Pendidikan integrasi (terpadu), Pendidikan
segresi (terpisah) dan Penataan lingkungan belajar .
5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras. Untuk memberikan layanan
kepada anak tunalaras, Kauffman mengemukakan model-model
pendekatan sebagai berikut : Model biogenetic, Model behavioral/tingkah
laku, Model psikodinamika dan Model ekologis.
Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:
6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar. Anak
berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan
remedial teaching . Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui
remedial sesuai dengan tingkat kesalahan. Anak berkesulitan belajar
berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis sesuai dengan
urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak.
7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu. Strategi yang biasa
digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif,
heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan
modifikasi perilaku.
KEKHUSUSAN DI SEKOLAH INKLUSIF
Pengertian sekolah inklusi adalah sekolah yang memberi ruang
pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) agar mendapatkan
kesempatan yang sama seperti anak sekolah pada umumnya.
Dalam pendidikan inklusif, semua siswa memperoleh dukungan yang sama
dalam proses pembelajaran di kelas. Namun, siswa berkebutuhan khusus
mendapatkan pendampingan dari guru pendamping khusus.Prinsip utama
yang dipegang sekolah inklusif adalah bahwa setiap anak bernilai sama,
diperlakukan dengan hormat, dan memberi ruang untuk belajar yang setara.
Beberapa perbedaan mencolok sekolah inklusi dengan sekolah biasa adalah:
1. Memberi ruang untuk murid berkebutuhan khusus
2. Pengajaran Kolaboratif
3. Memahami tiap anak unik
4. Memandang perbedaan sebagai hal yang “normal”
KESIMPULAN
Kesimpulan yang kita dapat dari makalah ini mengenai anak yang
memiliki kebutuhan khusus diartikan sebagai peserta didik yang memiliki
kekhususan dan kebutuhan yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya. Kekhususan yang berbeda tersebut meliputi fisik, mental,
intelektual, sosial maupun emosional. Sehingga setiap kekhususan yang di
alami anak berkebutuhan khusus membutuhkan penanganan dan
pembelajaran yang berbeda pula. Orang tua dan guru sangat berperan
penting dalam perkembangan anak yang memgalami kebutuhan khusus
karena mereka adalah peranan penting dalam memberikan
pengembangan serta metode asuh dan cara megembangkan pola serta
metode pendekatan terhadap anak yang memiliki kebutuhan khusus.
STRATEGI PEMBELAJARAN ABK

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie STRATEGI PEMBELAJARAN ABK

Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4Andri Hantoro
 
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademikanak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademikEkta Lifiana
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
 
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk gurumateri tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guruRonaSuindu
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)john law
 
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptxZahroMasruroh
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfZahroMasruroh
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus11111097
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus11111115
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus11111097
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususDedy Wiranto
 
Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAdam Superman
 

Ähnlich wie STRATEGI PEMBELAJARAN ABK (20)

Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
Pendidikan+anak+kebutuhan+khusus+unit+4
 
Artikel konseptual abk
Artikel konseptual abkArtikel konseptual abk
Artikel konseptual abk
 
Lengkap ank slb
Lengkap ank slbLengkap ank slb
Lengkap ank slb
 
Permasalahan tumbuh kembang.pdf
Permasalahan tumbuh kembang.pdfPermasalahan tumbuh kembang.pdf
Permasalahan tumbuh kembang.pdf
 
Gangguan belajar
Gangguan belajarGangguan belajar
Gangguan belajar
 
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademikanak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
 
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk gurumateri tunarungu dan pembelajaran untuk guru
materi tunarungu dan pembelajaran untuk guru
 
3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)3. isi isi penting (repaired)
3. isi isi penting (repaired)
 
12822073.ppt
12822073.ppt12822073.ppt
12822073.ppt
 
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
 
Abk
AbkAbk
Abk
 
6. Autisme.pptx
6. Autisme.pptx6. Autisme.pptx
6. Autisme.pptx
 
Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptx
 
KELOMPOK 3.pptx
KELOMPOK 3.pptxKELOMPOK 3.pptx
KELOMPOK 3.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 

STRATEGI PEMBELAJARAN ABK

  • 2. PSIKOLOGI PENDIDIKAN KEKHUSUSAN KEBUTUHAN DALAM BELAJAR RINI NATALINA SITANGGANG 7223342005 MARIA FINSENSIA SIHALOHO 7223142020 IMMANUEL H SIBURIAN 7183342006 KARINA LOLO LIMBONG 7222442002 MELBA DAMANIK 7223142021 JERSY ARISANA SIMARMATA 7223142027 DOSEN PENGAMPU: Drs. DAITIN TARIGAN M.pd
  • 3. PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intens. Kebutuhan mungkin disebabkan oleh kelainan atau memang bawaan dari lahir atau karena masalah tekanan ekonomi, politik, sosial, emosi, dan perilaku yang menyimpang. Disebut berkebutuhan khusus karena anak tersebut memiliki kelainan dan keberbedaan dengan anak normal pada umumnya.
  • 4. PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MENURUT BEBERAPA AHLI • Menurut Suran dan Rizzo (1979) Anak Berkebutuhan Khusus ABK atau Anak Luar Biasa ALB adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. • Menurut Ramadhan (2013) ABK adalah peserta didik yang memiliki perbedaan dengan rata-rata anak seusianya atau anak-anak pada umumnya. Jadi dapat kami simpulkan dari pemaparan di atas, ABK dapat diartikan sebagai peserta didik yang memiliki kekhususan dan kebutuhan yang berbeda dengan peserta didik normal lainnya. Kekhususan yang berbeda tersebut meliputi fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional. Sehingga setiap kekhususan yang di alami anak berkebutuhan khusus membutuhkan penanganan dan pembelajaran yang berbeda pula.
  • 5. KATEGORI KEKHUSUSAN BELAJAR Anak dengan kesulitan belajar khusus atau Specific Learning Disabilities adalah anak yang mengalami hambatan atau penyimpangan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan berhitung. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70/2009 Pasal 3 ayat 1 , Penggolongan PDBK dibagi menjadi: Hambatan Penglihatan. Hambatan penglihatan pada anak disebut dengan istilah tunanetra. Anak yang tergolong tunanetra tidak dapat atau kurang dapat melihat. Karakteristiknya: Sering menabrak ketika bergerak, Kesulitan membaca huruf pada buku bacaan atau tulisan pada papan tulis, kesulitan menulis pada garis lurus, Memegang buku dekat dengan muka ketika membaca, Sering mengeluh kepala pusing, dan lain lainnya.
  • 6. Hambatan Pendengaran. Hambatan pendengaran dikenal dengan istilah tunarungu. Anak yang memiliki hambatan pendengaran tidak dapat atau kurang dapat mendengar. Kesulitan untuk mendengarkan, kebayakan diikuti dengan kesulitan untuk berbicara, sehingga anak- anak yang mengalami gangguan pendengaran kebanyakan juga mengalami gangguan bicara. Karakteristik menurut UNESCO: Tidak menyadari adanya bunyi atau suara, Tidak dapat melihat ke sumber suara, Terlihat mendekatkan telinga pada sumber suara Sulit untuk berbicara atau berbicara dengan kata yang tidak jelas dengan suara keras, Sulit untuk mengungkapkan perasaan dengan tepat,dan lain lainnya
  • 7. Hambatan Gerak. Istilah lain dari hambatan gerak dikenal dengan tunadaksa. Anak yang memiliki hambatan gerak biasanya kurang dapat menggunakan tangan dan kakinya untuk bergerak. Tingkat hambatan:  Ringan: memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik, kualitas gerakan motorik dapat meningkat melalui terapi  Sedang: memiliki keterbatasan motorik, mengalami gangguan koordinasi sensorik  Berat: memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik, tidak mampu mengontrol gerakan fisik Karakteristik: Sulit menggerakan tubuh, Sulit untuk berpindah dari suatu posisi ke posisi lain, Sulit meraih/mengambil benda di tempat yang tinggi, Gerakan tubuh kaku dan layu, Sering terjatuh
  • 8. Hambatan Intelektual. Berbagai istilah yang sering digunakan untuk hambatan intelektual yaitu retardasi mental, cacat mental, gangguan intelektual atau tuna grahita. Anak yang biasanya mengalami perkembangan yang lambat secara fisik, memiliki kemampuan inteligensi yang signifikan berada di bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku. Karakteristik: Perilaku tidak sesuai dengan usia (kekanak-kanakan), Sulit memahami hal yang abstrak, Sulit mengingat atau daya ingat lemah, Sulit mengikuti instruksi panjang/rumit, Membutuhkan pengulangan dalam belajar, dan lain lainnya.
  • 9. Kecerdasan Istimewa. Anak yang memiliki kecerdasan istimewa disebut juga cerdas istimewa bakat istimewa (gifted and talented). Anak tersebut biasanya memiliki kelebihan dan keistimewaan dalam hal kecerdasan, kreativitas, kemampuan berpikir secara kritis dan memiliki kemampuan mengekspresikan diri dalam beberapa bahasa, namun mereka cenderung mengalami kesulitan dalam belajar dan kesulitan dalam berprilaku yang berdampak pada tampilan nilai akademis, konsep diri, dan cara bersosialisasi. Karakteristik: Cepat mengerti instruksi, Cepat memahami konsep/penjelasan, Cepat mengerjakan tugas, Menunjukan keterlibatan yang tinggi, Punya komitmen, Kreatif dan inovatif, Memiliki skor intelegensi diatas 130 (Bagi anak cerdas istimewa), Mudah bosan bila pelajaran diulang,Memiliki kemampuan untuk memimpin kelompoknya, dan lain lainnya.
  • 10. Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar memiliki arti yaitu hambatan dalam satu atau lebih proses psikologi dasar yang melibatkan pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tertulis, yang termanifestasikan dalam suatu kemampuan yang tidak sempurna untuk mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan perhitungan matematika. Karakteristik: Kesulitan dalam mengekspresikan diri, Kesulitan dalam menulis/membaca, Kesulitan dalam memahami arah dan kikuk dalam bergerak, Menunjukan gangguan orientasi arah ruang (kanan- kiri, atas-bawah, depan-belakang), Keterlambatan perkembangan konsep (ukuran, bentuk, operasi aritmatika).
  • 11. Lambat Belajar. Anak lamban belajar termasuk anak yang mengalami kelemahan kognitif (cognitive impairment). Mereka membutuhkan waktu belajar lebih lama dibanding dengan sebayanya. Anak dengan kelemahan kognitif membutuhkan pengulangan tambahan untuk mempelajari keterampilan atau ilmu baru, tetapi masih dapat belajar dan berpartisipasi di sekolah umum dengan bantuan dan modifikasi tertentu Karakteristik: IQ di antara 70-90, Proses belajar lambat sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama, Nilai pada seluruh mata pelajaran rendah
  • 12. AUTIS. Autis yaitu anak yang memiliki gangguan perkembangan yang secara signifikan mempengaruhi kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal serta interaksi sosialnya. Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan fungsi otak dan saraf serius dan kompleks yang memengaruhi perilaku dan proses berpikir manusia. Gangguan ini memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, bersoliasisasi, berperilaku, dan belajar. Karakteristik: Memiliki aktivitas yang berulang-ulang, Terlambat dalam perkembangan komunikasi/Bahasa, Rentan terhadap perubahan lingkungan atau perubahan aktivitas rutin, Tidak ada kontak mata, Menunjukan respon yang tidak biasa terhadap pengalaman sensorik, Mengalami hambatan dalam bahasa dan interaksi sosial, Pada beberapa anak ada yang memiliki kemampuan khusus yang berkembang sangat baik, dan lain lain.
  • 13. Tunalaras. Tunalaras atau tunasosial dikenal juga dengan istilah medis sebagai emotional disturbances, behavior disorders, emotionally handicapped, atau maladjusted children. Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan gangguan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya ataupun masyarakat sekitarnya. Anak tunalaras juga mempunyai kebiasaan melanggar norma dan nilai kesusilaan maupun sopan santun yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk sopan santun dalam berbicara maupun bersosialisasi dengan orang lain. Hambatan Wicara, Hambatan wicara dapat juga disebut dengan istilah tunawicara. Tunawicara yaitu mereka yang menderita gangguan berbicara sehingga tidak dapat berbicara dengan jelas
  • 14. KEKHUSUSAN BELAJAR DI SLB Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK temporer (sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi: anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan (anjal), anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau terpencil, serta anak- anak yang menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan yang termasuk kategori ABK permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, Autis, ADHD (Attention Deficiency and Hiperactivity Disorders), Anak Berkesulitan Belajar, Anak berbakat dan sangat cerdas (Gifted), dan lain-lain. Untuk menangani ABK tersebut dalam setting pendidikan inklusif di Indonesia, tentu memerlukan strategi khusus.
  • 15. Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus: 1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra . Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien 2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat. Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah : Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas dan Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
  • 16. Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus: 3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita . Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain : Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan, Strategi kooperatif, Strategi modifikasi tingkah laku . 4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa. Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut: Pendidikan integrasi (terpadu), Pendidikan segresi (terpisah) dan Penataan lingkungan belajar . 5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras. Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut : Model biogenetic, Model behavioral/tingkah laku, Model psikodinamika dan Model ekologis.
  • 17. Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus: 6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar. Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan remedial teaching . Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengan tingkat kesalahan. Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak. 7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu. Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.
  • 18. KEKHUSUSAN DI SEKOLAH INKLUSIF Pengertian sekolah inklusi adalah sekolah yang memberi ruang pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) agar mendapatkan kesempatan yang sama seperti anak sekolah pada umumnya. Dalam pendidikan inklusif, semua siswa memperoleh dukungan yang sama dalam proses pembelajaran di kelas. Namun, siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendampingan dari guru pendamping khusus.Prinsip utama yang dipegang sekolah inklusif adalah bahwa setiap anak bernilai sama, diperlakukan dengan hormat, dan memberi ruang untuk belajar yang setara. Beberapa perbedaan mencolok sekolah inklusi dengan sekolah biasa adalah: 1. Memberi ruang untuk murid berkebutuhan khusus 2. Pengajaran Kolaboratif 3. Memahami tiap anak unik 4. Memandang perbedaan sebagai hal yang “normal”
  • 19. KESIMPULAN Kesimpulan yang kita dapat dari makalah ini mengenai anak yang memiliki kebutuhan khusus diartikan sebagai peserta didik yang memiliki kekhususan dan kebutuhan yang berbeda dengan peserta didik normal lainnya. Kekhususan yang berbeda tersebut meliputi fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional. Sehingga setiap kekhususan yang di alami anak berkebutuhan khusus membutuhkan penanganan dan pembelajaran yang berbeda pula. Orang tua dan guru sangat berperan penting dalam perkembangan anak yang memgalami kebutuhan khusus karena mereka adalah peranan penting dalam memberikan pengembangan serta metode asuh dan cara megembangkan pola serta metode pendekatan terhadap anak yang memiliki kebutuhan khusus.