Laporan ini mendeskripsikan eksperimen rangkaian listrik seri dan paralel. Tujuannya adalah untuk mempelajari arus, tegangan, dan hambatan pada kedua jenis rangkaian. Berbagai eksperimen dilakukan untuk mengukur parameter-parameter tersebut pada berbagai konfigurasi rangkaian. Hasilnya kemudian dirangkum untuk membandingkan karakteristik dasar dari masing-masing jenis rangkaian.
2. A.Tujuan
- Untuk mengetahui /menghitung arus yang mengalir pada rangkaian
yang di pasang seri dan paralel
- Untuk mengetahui/menghitung tegangan pada rangkaian yang di
pasang seri dan paralel
- Untuk menghitung hambatan pada rangkaian seri dan paralel.
B.Alat dan Bahan
Baterai Lampu 2,5 v dan fitting
Fitting Baterai Pada Rangkaian
Kabel Penghubung
Fitting Lampu Pada Rangkaian Papan Rangkaian
4. C.Teori
1. Hukum Ohm
Hukum OHM merupakan hukum yang menentukan hubungan
antara beda potensial dengan arus listrik. George Simon
Ohm menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial di
suatu beban listrik dengan arus listrik yang mengalir pada beban listrik
tersebut menghasilkan angka yang konstan. Konstanta ini kemudian
dinamakan dengan hambatan listrik atau Resistansi (R). Untuk
menghargai jasanya maka satuan hambatan dinamakan dengan OHM
(Ω).
Bunyi Hukum Ohm
Hukum Ohm Berbunyi : “Kuatnya arus listrik yang mengalir pada
sauatu beban listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan
berbanding terbalik dengan hambatan.”
V = I . R
2. Hukum Kirchoff
Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum
dasar rangkaian, yang kita kenal sekarang dengan Hukum I dan
Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat
bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk
yang cukup rumit. Akan tetapi sebagian orang menyebut kedua
hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir dari hukum-
hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan
energi dan hukum kekekalan muatan listrik.
Hukum Kirchoff 1
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik
yang menyatakan bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah
sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu rangkaian
Keterangan :
V = Tegagan
I = Kuat Arus
R = Hambatan
5. bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu
percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar
percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff,
perhatikanlah rangkaian berikut ini
Hukum Kirchoff II
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang
diterapkan dalam suatu rangkaian tertutup. Hukum ini menyatakan
bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda
potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma dengan nol.
Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan
persamaan
Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam
rangkaian (kecuali sumber ggl) dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih
jelasnya mengenai Hukum II Kirchoff, perhatikanlah sebuah rangkaian
tertutup sederhana berikut ini :
Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan
berikut (anggap arah loop searah arah arus)
6. I . R + I . r - E = 0..............1)
E = I (R + r)
I = E / (R + r)
Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut
I . R = E - I . r
Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R,
yang juga sering disebut dengan tegangan jepit.
3. Rangkaian Seri dan Paralel
1. Rangkaian Seri
Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang
disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya
disusun dalam rangkaian seri.
Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah
hambatan tiap- tiap komponen (resistor).
2. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang
disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di
rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik
paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input
komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen
satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan
susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang
lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak).
Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah
7. jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen
yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian paralel sama
dengan jumlah dari kebalikan hambatan tiap- tiap komponen
(resistor).
8. D. Langkah percobaan
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Pasangkan baterai pada fitting rangkaian, dan lampu pada fitting
rangkaian.
3. Pasangkan baterai tadi secara seri pada papan rangkaian, atur kutub
positif dan negatifnya (jika baterainya banyak)
4. Pasangkan jembatan penghubung agar arus di baterai akan terhubung
dengan lampu
5. Pasang lampu di antara jembatan penghubung. (Jika seri dipasang
sejajar, jika paralel dipasang paralel )
6. Siapkan AVOmeter, pasangkan kabel penghubung pada AVOmeter
atur kabel dan batas ukuran yang ingin di hitung.
A =
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
× batas ukur
9. E. Hasil Pengamatan
1. Rangkaian Seri
Percobaan 1 (1 Baterai dan 1 lampu)
Penghitungan Arus dan tegangan yang
mengalir pada lampu
Skala yang di tunjukkan pada
AVOmeter
Percobaan ke-2 (2 baterai di pasang
seri dan 2 lampu dipasang seri)
10. 2. Pecobaan Paralel
Percobaan ke-3 (3 baterai di pasang
seri dan 3 lampu dipasang seri)
Penghitungan Arus dan Tegangan pada
lampu yang dipasang seri
Percobaan ke-4 (1 baterai di pasang
seri dan 1 lampu)
11. Percobaan ke-5 (2 baterai di pasang
seri dan 2 lampu dipasang paralel)
Perhitungan Arus dan tegangan
Perhitungan Arus dan tegangan Lampu
pertama yang dipasang paralel
Perhitungan Arus dan tegangan Lampu
kedua yang dipasang paralel
12. Percobaan ke -6 (3 Baterai di pasang
seri dan buah lampu di pasang paralel)
Perhitungan Arus dan tegangan Lampu pertama, kedua, dan ketiga yang
dipasang paralel
13. F. Data Percobaan
1. Di pasang seri
No Banyak Baterai Lampu Tegangan
(V)
Arus
(I)
Hambatan
(R)
1 1 1 1.2 v 0.12 A 10 Ω
2 2 2 1 v 0.14 A 7.14 Ω
3 3 3 3.2 v 0.2 A 16 Ω
2. Di pasang paralel
No Banyak Baterai Lampu Tegangan
(V)
Arus
(I)
Hambatan
(R)
1 1 1 1.2 v 0.12 A 10 Ω
2 2 2 1.5 v 12.4 A 0.12 Ω
3 3 3 2 v 21.0 A 0.09 Ω
G. Kesimpulan
1. Ada dua jenis rangkaian listrik, yaitu : rangkaian seri dan paralel.
a. Rangkaian Seri
Keuntungan rangkaian seri adalah hemat peralatan dan
rangkaiannya sederhana sehingga membuatnya pun mudah.
Kerugiannya pada saat satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu
juga pada nyala lampunya, tidak terang (redup). Energinya juga
boros, karena digambarkan 1R+1R+1R. V1 : V2 : V3 = IR1 : IR2 :
IR3
b. Rangkaian Paralel
Keuntungan rangkaian paralel adalah saat satu lampu mati, yang
lain tetap menyala, nyala lampu terang, hemat energi, karena
digambaarkan 1/R+1/R+1/R. Kerugian rangkaian paralel adalah
rangkaiannya yang rumit, sehingga relatif sulit menyusunnya, dan
membutuhkan banyak kabel. I1 : I2 :I3 = I/R1 : I/R2 : I/R3.
2. Hukum Kirchoff dapat diterapkan pada rangkaian dengan
menggunakan rumus pada hukum Kirchoff untuk menentukan
arus,tegangan,dan hambatan.