Laporan ini membahas percobaan pembuatan gas hidrogen dari reaksi aluminium foil dengan vixal. Tujuan percobaan adalah membuat dan mengetahui hubungan gas hidrogen hasil reaksi dengan aluminium. Reaksi yang terjadi adalah 2Al + 6H2O → 2Al(OH)3 + 3H2 dimana dihasilkan gas hidrogen. Semakin banyak aluminium foil dan konsentrasi katalis, semakin cepat gas hidrogen dihasilkan.
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
1. LAPORAN PROJEK
PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Non Logam
Dosen pengampu : Lisnawaty Simatupang, S.Si, M.Si
DISUSUN OLEH
1. Evren Teles Forus Situmorang (4171131015)
2. Linda Rosita (4173131020)
3. Melhyada Veronika Panggabean (4173331030)
4. Meliantha Vania Situmorang (4173331031)
5. Pelita Ananda Sianturi (4173331038)
6. Reina Intan Aprilla Pasaribu (4173331040)
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : KIMIA DIK B 2017
JURUSAN : KIMIA
PROGRAM : S-1 PENDIDIDKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
2. I. JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN
ALUMINIUM
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Membuat gas hidrogen dengan mereaksikan vixal dengan logam Aluminium.
2. Mengetahui hubungan aluminium dengan gas hydrogen yang dihasilkan
III. TINJAUAN TEORITIS
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak. Aluminum (Al) merupakan
anggota golongan 3, berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada
besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx (OH)3-2x (0 < x
<1). Sifat aluminum dikenal dengan baik dan aluminum banyak digunakan dalam keseharian,
misalnya untuk koin, panci, kusen pintu, dsb. Logam aluminum digunakan dengan kemurnian lebih
dari 99%, dan logam atau paduannya (misalnya duralium) banyak digunakan.
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur ketiga
terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07%
hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30
juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore,
dan lain-lain) (USGS). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium merupakan
logam yang cukup reaktif. (Badaruddin, 2003).
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah pembentukan
lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga lapisan tersebut
melindungi lapisan dalam logam dari korosi.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat ditempa dengan
penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung kekasaran permukaannya.
Kekuatan tensil aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki kekuatan
tensil berkisar 200-600 MPa. Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk,
diperlakukan dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi (Dieter, 1996).
Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan
aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini
3. mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap
korosi akibat reaksi galvanik dengan paduan tembaga
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan
dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan dengan tembaga, yang saat ini
merupakan logam konduktor panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat (Chan,2010).
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain aluminium itu
sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah mengandung 100% aluminium,
melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di
dalam aluminium murni biasanya adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas cetakan
yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang tidak baik (misalnya pada
proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium murni yang dijual di pasaran adalah aluminium
murni 99%, misalnya aluminium foil.
Kandungan Atom/Unsur dan Ikatan
Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel periodik unsur.
Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan aluminium dalam julah yang bervariasi, namun
pada umumnya di atas 40% dalam berat. Senyawa aluminium yang terdapat di bauksit diantaranya
Al2O3, Al(OH)3, γ-AlO(OH), dan α-AlO(OH).
Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop 27Al, dengan persentase sebesar 99,9%.
Isotop 26Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah yang sangat kecil. Isotop 26Al merupakan
radioaktif dengan waktu paruh sebesar 720000 tahun. Isotop aluminium yang sudah ditemui saat ini
adalah aluminium dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30, dengan isotop 27Al merupakan
isotop yang paling stabil.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Botol kaca
2. Vixal
3. Balon
4. Aluminium foil
4. 5. Benang
V. PROSEDUR KERJA
1. Ambilah alumunium foil kira-kira 20 x 20 cm. Lalu remas-remaslah dan masukkan ke
dalam botol kaca
2. Isilah botol tadi dengan vixal sampai setengahnya;
3. Tutuplah botol dengan balon
4. Setelah balon melembung besar, lepaslah dari botol dan ikatlah dengan benang
VI. PEMBAHASAN
Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa bubuknya berwarna abu-abu, ia
melebur pada 1090C. bila tekanan udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya,
tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini melindungi objek dari oksidasi lebih lanjut. Asam klorida
encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau
garam nitrat encer.
3Al + 6H+ 2 Al 3+ + 3H2
Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit melarutkan (II) klorida pada
campuran asam pada klorida, pekat juga melarutkan aluminium.
5. 2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2
Pada percobaan pembuatan gas hidrogen (H2), praktikan menggunakan alumunium foil
sebagai bahan uji coba. Alumunium foil ini akan direaksikan dengan vixal sehingga
menghasilkan gas, gas yang dihasilkan ini adalah gas hidrogen. Reaksi yang terjadi :
2Al + 6H2O → 2Al(OH)3 + 3H2
Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Setelah semua aluminium bereaksi gelembung-gelembung gas akan menghilang
dan larutannya berubah menjadi warna abu-abu.
Hasil dari percobaan ini adalah larutan aluminium hidroksida yang berwarna ke abu
abuaan dan limbah ini akan dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan tawas yang dapat
bermanfaat sebagai penjernih air. Kemudian gas hidrogen yang dihasilkan dapat dimanfaatkan
sebagai fuel cell.
Jika dilihat dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas H2 dan gas H2 yang
dihasilkan bahwa semakin banyak alumunium foil yang diberikan semakin besar pula gas
hidrogen yang dihasilkan dan sebaliknya serta semakin banyak alumunium foil yang
ditambahkan maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk bereaksi.
Selain itu,semakin besar konsentrasi dari katalis yang dalam hal ini adalah HCl maka
waktu yang diperlukan untuk alumunium foil habis bereaksi adalah semakin cepat. Sehingga
untuk mendapatkan hasil maksimal gas hidrogen dengan memperbanyak alumunium foil dan
memperbesar konsentrasi katalisnya.
Yang harus diperhatikan dari percobaan ini adalah gas hidrogen yang dihasilkan masih
dalam jumlah sedikit atau skala kecil karena hanya sebatas praktikum. Untuk kedepannya
diharapkan dapat membuat gas hidrogen dalam skala besar atau industri sehingga energi
alternatif ini benar-benar bermanfaat.
VII. KESIMPULAN
1. Gas hydrogen dapat diproduksi dengan menggunakan limbah alumunium foil
dengan menambahkan katalis basa dan terbentuk dari persamaan 2Al(s) +
6H2O(l) → 2Al(OH)3(aq) + 3H2(g)
2. Semakin banyak aluminium yang direaksikan maka gas hidrogen yang
dihasilkannya semakin banyak
6. VIII. DAFTAR PUSTAKA
Badaruddin, Mohammad. 2003. “modul praktikum pengujian logam dan nonlogam”.
Labotatorium material teknik jurusan teknik mesin fakultas teknik universitas lampung.
Bandar lampung.
Budiyono, Aris, 2004, Pengaruh Remelting terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Paduan Hidrogen,
Tesis, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta
Chan, Yefri. 2010. Metalografi. dapat diunduh:
http://yefrichan.wordpress.com/2010/045/31/metalografi/. Diakses pada: 16 September 2019;
23:20.
Dieter, George E (Alih bahasa: Ir. Sriati Djaprie, M.E., M.Met). 1996. Kimia Non Logam.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Printed in the united states of America. http://www.infometrik.com/2009/09/mengenal-uji-tarik-
dan-sifat-sifat-mekaniklogam/(di akses pada tanggal 16 September 2019 pukul 12.58).