Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Perjuangan kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui organisasi yang dibentuk Jepang seperti PUTERA dan Barisan Pelopor, serta organisasi Islam seperti MIAI.
2. Perjuangan juga dilakukan secara diam-diam melalui kelompok bawah tanah dan gerakan mahasiswa.
3. Rakyat dan pasukan PETA melakukan perlawanan bersenjata di berbagai daerah melawan keke
2. 1. Perjuangan Melalui Organisasi Bikinan
Jepang.
a. Memanfaatkan Gerakan PUTERA (Pusat Tenaga
Rakyat)
pada tanggal 1 Maret 1943. Tujuan Jepang membentuk
PUTERA adalah agar kaum nasionalis dan intelektual
menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk
kepentingan Jepang. Namun oleh para pemimpin
Indonesia, PUTERA justru dimanfaatkan untuk membela
rakyat dari kekejaman Jepang serta menggembleng
mental dan semangat nasionalisme. Jepang
memandang PUTERA lebih bermanfaat bagi kaum
Indonesia, maka pada bulan April 1944, PUTERA
dibubarkan oleh Jepang.
6. A. sejarah dari MIAI
Majelis Islam A'la
Indonesia atau MIAI adalah
organisasi Islam yang didirikan di
Surabaya pada tanggal 21 September
1937
Latar Belakang nya adalah
Belanda yang membuat undang
undang perkawinan
7. B. Pencetus Dari MIAI
• KH Hasyim Asy’ari merupakan pencetus
dari organisasi ini.
• Lalu kepeminpinannya diserahkan
kepada KH. Wachid Hasyim
K.H Hasyim Asy’ari
8. C. Anggota MIAI
• KH. Mas Mansyur
• KH. Wahab Hasbullah
• Wondoamisena
9. D. Konggres MIAI
• Kongres al-Islam pertama yang
di selenggarakan MIAI pada
tanggal 26 Februari-1 Maret
1938 di Surabaya membahas
tentang soal hak waris umat
Islam, permulaan bulan puasa,
dan perbaikan perjalanan haji.
10. • Kongres ke-2 di selenggarakan di Solo
pada tanggal 7-8 Juli 1941. Pada
kongres ini, materi yang
dimusyawarahkan tentang
perjalanan haji, tempat shalat di
Kereta Api, penerbitan surat kabar
MIAI, zakat fitrah, dan tranfusi darah.
11. E. Peran dari MIAI
• Peran MIAI cukup besar dalam
mempersatukan umat Islam di
dalam suatu komunitas umat
yang berlandaskan dengan al-
Qur’an dan sunnah
12.
13. 2. Melalui Gerakan Bawah Tanah
љ Gerakan Kelompok Sultan Syahrir
Kelompok ini merupakan pendukung demokrasi parlementer
model Eropa barat dan menentang Jepang karena merupakan
negara fasis. Pengikut dari kelompok ini terutama para pelajar dari
kota Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang dan lain-lain.
Mereka berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi atau dengan
strategi gerakan ”bawah tanah”.
Gb. Sutan Syahrir
14. љ Gerakan Kelompok Amir Syarifuddin
Amir Syarifuddin berhubungan erat dengan P.J.A. Idenburg
(pimpinan departemen pendidikan Hindia Belanda). Melalui Dr.
Charles Van der Plas, P.J.A. Idenburg membantu uang sebesar
25.000 gulden kepada Amir Syarifuddin guna mengorganisir
gerakan bawah tanah melawan Jepang. Oleh karena itu
kelompok ini anti fasis dan menolak kerja sama dengan Jepang.
Karena sangat keras dalam mengkritik Jepang maka Amir
Syarifuddin ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Jepang
pada tahun 1944. Atas bantuan Ir. Soekarno, hukumannya
diubah menjadi hukuman seumur hidup akan tetapi setelah
Jepang menyerah dan Indonesia merdeka, ia terbebas dari
hukuman.
15. љ Golongan Persatuan Mahasiswa
Golongan ini sebagian besar berasal dari mahasiswa Ika
Daigaku (Sekolah Kedokteran) di Jalan Prapatan 10 dan yang
terhimpun dalam Badan Permusyawaratan Pelajar-Pelajar
Indonesia (BAPERPI) di Cikini Raya 71. Di antara tokoh BAPERPI
yang terkenal adalah Supeno (Ketua), Burhanuddin Harahap, dan
Kusnandar. Sejumlah tokoh-tokoh mahasiswa/pelajar yang terkenal
antara lain Djohar Noer, Sayoko, Syarif Thayeb, Darwis, Eri Sadewo,
Chairul Saleh, Kusnandar, Subadio Sastrosatomo, Wahidin
Nasution, dan Tadjuludin. Kelompok Persatuan Mahasiswa ini anti
Jepang dan sangat dekat dengan jalan pikiran Sutan Syahrir.
16. љ Kelompok Sukarni
Kelompok ini sangat berperan di sekitar proklamasi
kemerdekaan. Tokoh-tokoh yang tergabung dalam kelompok
Sukarni antara lain Adam Malik, Pandu Kartawiguna, Chaerul
Saleh, dan Maruto Nitimihardjo.
Gb. Sukarni Gb. Chaerul Saleh Gb. Adam Malik
17. љ Kelompok Pemuda Menteng 21
Kelompok ini dibentuk oleh sejumlah
pemuda yang bekerja pada bagian propaganda
Jepang (Sendenbu). Tokoh-tokoh terkenal dari
kelompok ini antara lain Sukarni, Chaerul Saleh,
A.M. Hanafi, Adam Malik, Pandu Kartawiguna,
Maruto Nitimihardjo, Khalid Rasjidi dan Djamhari.
Kelompok ini bermarkas di gedung Menteng 31
Jakarta. Secara resmi pendirian asrama ini dibiayai
Jepang dengan maksud menggembleng para
pemuda untuk menjadi alat mereka. Akan tetapi
tempat ini oleh pemuda dimanfaatkan secara
diam-diam untuk menggerakkan semangat
nasionalisme.
18. љ Golongan Kaigun
Kelompok ini anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang.
Mereka selalu menggalang dan membina kemerdekaan dengan
berhubungan kepada tokoh-tokoh Angkatan Laut Jepang yang
simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Dengan demikian
kelompok ini merupakan kelompok yang paling akhir terbentuk.
Kelompok ini menjalin kerja sama dengan kelompok bawah tanah
yang lain tetapi dengan hati-hati agar tidak dicurigai Jepang.
Walaupun para pejuang terbagi dalam kelompok-kelompok di atas
dan menggunakan strategi perjuangan yang berbeda, akan tetapi
mereka memiliki kesamaan tujuan yakni mencapai kemerdekaan
Indonesia.
19.
20. 4. Perjuangan melalui perlawanan
bersenjata
Selain perjuangan secara sembunyi
sembunyi (ilegal), para pemimpin berjuang
secara terbuka dengan melakukan perlawanan
bersenjata. Perlawanan bersenjata itu
dilakukan oleh rakyat maupun pasukan PETA.
21. a. Perlawanan bersenjata yang
dilakukan oleh rakyat
Perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh
rakyat diberbagai daerah, antara lain sebagai
berikut :
22. 1) Perlawanan Rakyat di Cot Pleing (aceh)
Perlawanan di Aceh ini dipimpin
oleh Tengku Abdul Djalil, seorang ulama
pemuda. Pada 10 November 1942, tentara
Jepang menyerang Cot Plieng pada saat
rakyat sedang melaksanakan shalat subuh.
Penyerangan pagi buta ini akhirnya dapat
digagalkan oleh rakyat dengan menggunakan
senjata kelewang, pedang, dan rencong.
Begitupun dengan dengan serangan
kedua, tentara Jepang berhasil dipukul
mundur. Namun pada serangan yang ketiga,
pasukan Teungku Abdul Jalil dapat
dikalahkan Jepang. Peperangan ini telah
merenggut 90 tentara Jepang dan sekitar
23. 2) Perlawanan di Tasikmalaya,Jawa Barat
Perlawanan di Singaparna, Tasikmalaya,
ini dipimpin oleh Kyai Haji Zaenal Mustofa.
Perlawanan ini terkait dengan tidak
bersedianya K.H. Zaenal Mustofa untuk
melakukan Seikeirei, memberikan
penghormatan kepada Kaisar Jepang. Dalam
pandangan Zaenal Mustofa, membungkuk
seperti itu sama saja dengan memberikan
penghormatan lebih kepada matahari,
sementara dalam hukum Islam hal tersebut
terkarang karena dianggap menyekutukan
Tuhan.
Pemerintahan Jepang kemudian mengutus
seseorang untuk menangkapnya. Namun
utusan tersebut tidak berhasil karena dihadang
rakyat. Dalam keadaan luka, perwakilan
Jepang tersebut memberitahukan peristiwa
tersebut kepada pimpinannya di Tasiklamalaya.
24. 3) Perlawanan Rakyat di Cidempet, Kecamatan
Lohbener, Indramayu
Perlawanan ini dipimpin oleh H. Madriyas,
Darini, Surat, Tasiah dan H. Kartiwa Pada tanggal
30 juli 1944.Perlawanan ini disebabkan oleh cara
pengambilan padi milik rakyat yang
dilakukanJepang dengan kejam. Sehabis panen,
padi langsung diangkut ke balai desa.
Perlawanan rakyat dapat dipadamkan secara
kejam dan para pemimpin perlawananditangkap
oleh Jepang.
25. Perlawanan ini dilakukan oleh suku Dayak
dipedalaman serta kaum feodal di hutan-
hutan pada tanggal 16 oktober 1943.
Latarbelakang perlawanan ini karena
mereka menderita akibat tindakan Jepang
yang kejam. Tokoh perlawanan dari kaum
ningrat yakni Utin Patimah.
26. 5) Perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan
Perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan
terhadap pendudukan Jepang dikenal dengan
nama Peristiwa Unra, karena peristiwa
tersebut terjadi didesa Unra.
Rakyat dipimpin Haji temmale yang tidak
dapat menahan lagi kemarahan akibat
kekejaman tentara Jepang melakukan
perlawanan.
27. 6) Perlawanan rakyat di Irian Jaya
• Perlawanan terjadi di beberapa daerah di Irian
Jaya, antara lain sebagai berikut.
a) Perlawanan rakyat di Biak (1944)
Perlawanan ini dipimpin
oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan
“Koreri” yang berpusat di Biak.
Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh
penderitaan rakyat yang diperlakukan
sebagai budak belian, dipukuli, dan
dianiaya.Dalam perlawanan tersebut
rakyat banyak jatuh korban, tetapi
rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya
Jepang meninggalkan Pulau Biak.
28. b) Perlawanan rakyat di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan ini dipimpin
oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah
mendekat maka memberi bantuan senjata
kepada pejuang sehingga perlawanan
semakin seru.Nimrod dihukum pancung
oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat.
Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah
seorang pemimpin gerilya yakni S.
Papare.
29. c) Perlawanan rakyat di Tanah Besar, daratan Irian (Papua)
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam
perlawanan rakyat di IrianJaya, terjadi hubungan
kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan
penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan
modal senjata dari Sekutu.
30. b. Perlawanan bersenjata yang dilakukan PETA
Perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh
pasukan PETA di berbagai daerah, antara lain
sebagai berikut :
31. 1) Perlawanan PETA di Blitar
Perlawanan sejumlah perwira Pembela Tanah Air (Peta)
di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945 yang dipimpin
oleh Syudanco Supriyadi. Ia adalah
seorang syodanco (komandan peleton) Peta. Perlawanan
Supriyadi ini disebabkan karena tidak tahan lagi melihat
kesengsaraan rakyat yang mati karena romusha. Namun
perlawanan tersebut dapat diredam oleh Jepang.
Rencana ini mudah untuk digagalkan. Akhirnya para
anggota Peta yang terrlibat perlawanan diadili di
Mahkamah Militer Jepang. Orang yang berhasil membunuh
Jepang langsung dijatuhi hukuman mati, antara lain: dr.
Ismangil, Muradi, Suparyono, Halir
Mangkudidjaya,Sunanto, dan Sudarmo.
32. Lanjutan……
• Dalam persidangan tersebut,
Supriyadi sendiri sebagai
pemimpin perlawanan tidak
diikutsertakan. Beberapa pihak
mengatakan bahwa Supriyadi
sesungguhnya sudah ditangkap
dan dibunuh secara diam-diam,
ada pula pihak yang percaya
bahwa Supriyadi mokswa alias
menghilangkan diri tanpa jejak.
33. 2) Perlawanan PETA di Aceh
Selain di Blitar, perlawanan pemuda Peta juga meletus di dua
daerah di Aceh, yaitu Buana dan Paudrah. Pemimpinnya
adalah Guguyun Teuku Hamid; ia bersama 20 peleton pasukan
melarikan diri dari asrama pada November 1944 untuk
merencanakan pemberontakan. Namun Jepang berhasil
mengancam keluarga Teuku Hamid sehingga Teuku Hamid kembali
lagi. Tampaknya rencana perlawanan Teuku Hamid menambah
simpati dan semangat masyarakat sehingga kemudian muncul
kembali perlawanan.
Lahirlah perlawanan Padrah di daerah Bireun, Aceh Utara,
yang dipimpin oleh seorang kepala kampung yang dibantu oleh
regu Guguyun. Perlawanan tersebut menelan banyak korban dari
pihak Aceh karena semua yang tertawan akhirnya dibunuh oleh
Jepang.
34. 3) Perlawanan PETA di Cilacap.
Di Gumilir, Cilacap perlawanan dipimpin oleh
seorang komandan regu (Bundanco)
bernama Khusaeri. Serangan pertama tentara
Jepang terdesak, namun setelah bala bantuan
datang Khusaeri mampu dikalahkan.
Perlawanan yang direncanakan dimulai
tanggal 21 april 1945 diketahui jepang sehingga
khusaeri ditangkap pada tanggal 25 april
1945.khusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak
terlaksana karena jepang terdesak oleh sekutu.