SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
                           SMK NEGERI 1 MALUK




                              FISIKA
                                  Kelas x
                              Semester Ganjil
                                TP 2012/2013




                                    Oleh

                           Lalu Gede Sudarman, S.Pd
                           NIP. 19860316 201001 1 009




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                         ( RPP )


Satuan Pendidikan             : SMKN 1 MALUK
Mata Pelajaran                : FISIKA
Kelas/Semester                : X (sepuluh) / Semester I
Standar Kompetensi            : 1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya
Kompetensi Dasar              : 1.1 Menguasai konsep besaran dan satuannya
Pertemuan ke                  : 1 (Satu)
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit


A. Indikator
    1. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan
    2. Menyusun dimensi besaran-besaran fisika

B. Tujuan Pembelajaran
      Peserta didik dapat:
        1. Membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan.
        2. Menganalisis besaran fisika
        3. Menganalisis satuan besaran turunan
        4. Melakukan analisis dimensi terhadap besaran-besaran fisika.

C. Materi Pembelajaran

                                           BESARAN DAN SATUAN
          Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara
   fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu yang dapat diukur, misalnya
   warna, indah, cantik, panjang, luas, volume dan lain-lain.
          Definisi Besaran secara fisika adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan
   dinyatakan dengan angka eksak, misalnya panjang, luas, volume, dan kecepatan sedangkan
   warna, indah, cantik bukan termasuk besaran secara fisika karena ketiganya tidak dapat
   dinyatakan dengan angka eksak.
          Besaran fisika dibagi menjadi dua macam yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
   Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
   diturunkan dari besaran lain. Dalam Sistem Internasional (SI) ada 7 besaran pokok yang
   mempunyai satuan dan 2 besaran pokok yang tidak mempunyai satuan.
          Besaran Pokok yang mempunyai satuan diantaranya seperti tertera pada tabel dibawah


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
ini
                  No.       Besaran pokok            Satuan SI          Singkatan            Alat ukur
                  1.         Panjang                  Meter              m                     Mistar
                  2.         Massa                    Kilogram           kg                    Neraca
                  3.         Waktu                    Sekon              s                     stopwatch
                  4.         Suhu                     Kelvin             k                     termometer
                  5.         Kuat arus                Ampere             a                     ampermeter
                  6.         Jumlah molekul           Mole               mol
                  7.         Intensitas cahaya        Candela            cd


            Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.

                   No.          Besaran turunan                      Besaran pokok                       Satuan
                  1                 Luas             panjang x lebar                                        m2
                  2                Volume            panjang x lebar x tinggi                               m3
                  3                Kecepatan         Jarak / waktu                                          m/s
                  4                Massa jenis       Massa / panjang x lebar x tinggi                       Kg/m3


    Analisis dimensional.
  Diatas kita telah mempelajari besaran-besaran pokok dan besaran turunan. Selain mempunyai
  satuan, besaran pokok juga mempunyai Dimensi besaran yang menyusun besaran turunan.
  Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun                               dari besaran-besaran pokok.
  Dimensi 7 besaran pokok disajikan dalam table berikut:
                           Besaran                   Satuan (SI )                    Dimensi
                           massa                     Kilogram                           M
                           Panjang                   Meter                              L
                           Waktu                     Sekon                              T
                           arus listrik              Ampere                             I
                           Suhu                      Kelvin                             
                           intensitas cahaya         Kandela                            J
                           jumlah zat                Mol                                N


  Karena besaran turunan tersusun oleh besaran pokok, maka dimensi besaran turunan juga
  tersusun oleh dimensi-dimensi besaran pokok.
   Contoh soal 1.1
        Tentukan dimensi untuk besaran percepatan dan gaya
   Penyelesaian
                                   besarankecepa tan
       besaran percepatan      =
                                        besaranwaktu
         dimensi kecepatan a  =
                                  v 
                                   t 
                                    LT 1
                                           = LT 2
                                                 =
                                      T
          besaran gaya = besaran massa x besaran percepatan


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
dimensi gaya F  = m x a 
                           = M x LT 2
                           = MLT 2
    D. Nilai Karakter

            Jujur
            Toleransi
            Mandiri
            Komunikatif
            Tanggung Jawab
    E. Metode Pembelajaran
         - Diskusi kelompok
         - Ceramah
    F. Langkah-langkah Kegiatan
         a. Kegiatan Pendahuluan
              Motivasi dan Apersepsi:
                  - Apakah kalian pernah melakukan pengukuran? (contoh pengukuran)
                  - Jika kalian mengukur meja dengan hasil pengukuran 2 m. manakah dari
                     hasil pengukuran tersebut yang dinamakan besaran?
                  - Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan?
              Prasyarat pengetahuan:
                  - Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok?
                  - Apakah yang dimaksud dengan besaran Turunan?
                  - Apakah yang dimaksud dengan satuan Sistem Internasional (SI)?

         b. Kegiatan Inti
              Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Setiap
                kelompok terdiri dari 4-5 orang.
              Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang 7 besaran pokok dan
                satuannya beserta contoh2nya.
              Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang cara memperoleh
                besaran turunan dari besaran pokok
              Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
              Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
                informasi yang sebenarnya.
              Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem
                Internasional (SI) dari beberapa besaran pokok.
              Peserta didik memperhatikan penjelasan mengenai nilai satuan standar untuk
                besaran-besaran pokok yang disampaikan oleh guru.
              Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem
                Internasional (SI) dari beberapa besaran turunan.
              Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan
                informasi yang sebenarnya.
              Guru menjelaskan kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
                dari beberapa besaran fisika.
              Peserta didik diminta untuk menuliskan lima contoh analisis dimensi dari besaran



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
turunan.
                   Guru memeriksa penulisan analisis dimensi dari besaran turunan yang dilakukan
                    peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada
                    peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar,
                    guru dapat langsung memberikan bimbingan.
         c. Kegiatan Penutup
              Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
                kerjasama yang baik.
              Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
              Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

F. Sumber Belajar
    a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)
    b. Internet
    c. LCD Proyektor
G. Penilaian Hasil Belajar
   Prosedur Penilaian
   a. Tatap Muka (TM) Bentuk : Uraian
      Instrumen Soal
No.                               Soal dan Uraian Jawaban                                      Skor
 1.    Jelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan!
       jawaban
         Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan
         tidak diturunkan dari besaran lain.
         Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.


  2.     Berikan 7 contoh besaran pokok dan 4 contoh besaran turunan! (sertakan dengan
         satuan masing-masing)
         Jawaban
                            No.       Besaran pokok              Satuan SI        Singkatan
                           1.          Panjang                    Meter            M
                            2.         Massa                      Kilogram         Kg
                            3.         Waktu                      Sekon            S
                            4.         Suhu                       Kelvin           K
                           5.          Kuat arus                  Ampere           A
                            6.         Jumlah molekul             Mole             Mol
                            7.         Intensitas cahaya          Candela          Cd


                                 No     Besaran            Besaran pokok          Satuan
                                  .     turunan
                                 1     Luas           panjang x lebar                  m2
                                 2     Volume         panjang x lebar x tinggi         m3
                                 3     Kecepatan      Jarak / waktu                    m/s
                                 4     Massa jenis    Massa / panjang x lebar x        Kg/m3
                                                      tinggi

  3.     Tentukanlah satuan dari :
            a. Percepatan      b. Gaya                      c. Tekanan


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Jawaban
             a. Percepatan (a)             b. Gaya (F)        c. Tekanan (P)
                  a = v/t                     F = m. a           p = F/A
                  a = m/s/s                    F = kg. m/s2       p = kg. m/s2 /m2
                          2
                  a = m/s                                         p = kg/s2m
  4      Buktikan apakah benar atau salah persamaan dibawah ini dengan menggunakan
         analisis dimensi
                          1
          s = vo.t + a .t 2
                          2
         Jawaban
                        1
         s = vo.t + a .t 2
                        2
         [ L ] = [ L.T -1.T ] + [ L.T -2. T 2 ]
         [ L ] = [ L ] + [ L ] persamaan bernilai benar karena dimensi ruas kiri dan kanan
         sama.


      b. Penugasan terstruktur (PT)
           1. Tentukan satuan dari :
                   a. Energi Potensial             b. Massa Jenis              c. Usaha
             2.    Tentukan dimensi dari Energi Potensial (Ep) dan Energi Kinetik (Ek)
             3.    Tentukan dimensi dari :
                   a. Percepatan             b. Gaya            c. Tekanan




                                                                    Maluk, Juli 2012
  Mengetahui,
  Kepala SMAKN 1 Maluk                                          Guru Matapelajaran


  Agus Futrahadi, S.Pd                                          Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  NIP. 19770817 200212 1 010                                    NIP. 19860316 201001 1 009




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Lampiran RPP (Pertemuan 1)


                                         Soal-soal diskusi

         1.    Apa yang dimaksud dengan besaran
         2.    Jelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan
         3.    Tuliskan 7 besaran pokok beserta satuan dan dimensinya masing-masing
         4.    Tuliskan 5 contoh besaran turunan beserta satuannya masing-masing




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                         ( RPP )


Satuan Pendidikan             : SMKN 1 MALUK
Mata Pelajaran                : FISIKA
Kelas/Semester                : X (sepuluh) / Semester I
Standar Kompetensi            : 1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya
Kompetensi Dasar              : 1.2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu
                                    besaran fisis
Pertemuan ke                  : 2 (Dua)
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit

A. Indikator
    Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

B. Tujuan Pembelajaran
      Peserta didik dapat:
        1. Membaca alat ukur besaran fisika (massa, panjang,dan waktu) dengan benar
        2. menuliskan hasil pengukuran besaran fisika (massa, panjang,dan waktu) obyek yang telah
            ditentukan.
        3. Mengoperasikan alat ukur besaran fisika (massa, pdapatanjang, dan waktu) sesuai dengan
            prosedur yang benar.


C. Materi Pembelajaran

                                               PENGUKURAN

          Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran lain
   sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
          Pengukuran ada dua macam yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak
   langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan cara langsung
   mengukur benda yang bersangkutan dan memperoleh hasilnya, seperti mengukur panjang
   dengan penggaris, massa dengan neraca, suhu dengan termometer dan sebagainya.
   Sedangkan, pengukuran tak langsung adalah dengan menggunakan rumus, seperti
   mengukur luas lingkaran, luas persegi panjang dan sebagainya.
            1.   Panjang
            Panjang didefiniskan sebagai jarak antara dua titik. Dalam SI panjang mempunyai
   satuan meter. Meter standart didefinisikan jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
1/299.792.458 detik (kecepatan cahaya ditetapkan sebesar 299.792.458 meter per detik).
         Ada tiga alat ukur panjang yang umum digunakan, mistar, jangka sorong, dan
   mikrometer sekrup untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.




                 (a)                              (b)                            (c)
    Gambar 1.(a). Macam-macam penggaris plastik, (b) Penggaris tukang kayu 2 meter, (c) Penggaris pita




                           (a)                             (b)                Gambar 3. Mikrometer sekrup
       Gambar 2. (a). Jangka sorong analog, (b). Jangka sosong digital .


     No       Alat ukur panjang        Ketelitian                Penggunaan
       1      Mistar                0,1 cm          Mengukur panjang, misalnya panjang meja atau pensil
       2      Jangka sorong         0,01 cm         Mengukur diameter dalam dan luar, misalnya pada cincin
       3      Mikrometer sekrup        0,001 cm     Mengukur diameter luar dan ketebalan yang sangat tipis,
                                                    misalnya tebal uang logam atau kertas


          2.    Pengukuran massa dan waktu
          Massa diukur dengan neraca. Neraca yang biasa dipakai di laboratorium adalah neraca
   tiga lengan. Selang waktu secara prinsip dapat diukur oleh kejadian yang berulang secara
   teratur, misalnya detak jantung, getaran pegas, rotasi bumi, dan revolusi bumi. Selang waktu
   singkat seperti catatan waktu lomba lari dengan stopwatch. Stopwatch analog memiliki
   ketelitian 0,1 sekon dan stopwatch digital memiliki ketelitian 0,01 sekon.


        3.   Pengukuran luas dan volume
        Pengukuran luas termasuk pengukuran tidak langsung. Luas benda dapat diukur
   dengan menggunakan rumus. Misalnya, luas segitiga = ½ x alas x tinggi, luas kubus = sisi x
   sisi, luas lingkaran = r2. Satuan SI untuk luas adalah m2.
        Pengukuran volume benda yang teratur dapat ditentukan secara tidak langsung
   dengan menggunakan rumus. Misalnya, volume balok = panjang x lebar x tinggi, volume
   kubus = sisi x sisi x sisi, volume silinder = r2t. Volume benda padat yang bentuknya tidak
   teratur harus diukur secara langsung dengan menggunakan: sebuah gelas ukur atau pasangan

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
gelas ukur dan gelas berpancuran. Satuan SI untuk volume adalah m3, walau yang sering
   dijumpai adalah cm3.
D. Nilai Karakter

      Jujur
      Toleransi
      Mandiri
      Komunikatif
      Tanggung Jawab

E. Metode Pembelajaran
    - Diskusi kelompok
    - Eksperimen
    - Ceramah

F. Langkah-langkah Kegiatan
    a. Kegiatan Pendahuluan
          Motivasi dan Apersepsi:
            Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?
            Dapatkah kita megukur volume benda yang berbentuk tidak teratur?
          Prasyarat pengetahuan:
           - Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
           - Bagaimana cara mengetuhui volume benda yang berbentuk tidak teratur?
          Pra eksperimen:
           - Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang digunakan dalam pengukuran.

    b. Kegiatan Inti
       Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
       Guru menjelaskan tentang pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak
         lanngsung dalam fisika.
       Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar, jangka sorong dan
         mikrometer sekrup.
       Guru mempresentasikan bagian-bagian mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup
         dan menunjukkannya kepada peserta didik.
       Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang sama seperti yang
         ditunjukkan oleh guru, jika terdapat kesalahan langsung diberi umpan balik.
       Guru mendemontrasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur, pengukuran suatu
         objek, cara membaca skala, menentukan nilai, dan membandingkan tingkat ketelitian
         dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer
         sekrup.
       Masing-masing kolompok mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru.
       Guru memeriksa kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik apakah sudah
         dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang
         belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
       Guru menjelaskan pengukuran secara tidak langsung untuk besaran panjang, massa,
         dan waktu.
       Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai cara mengukur luas dan



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
volume banda yang berbentuk teratur dan tidak teratur.
          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi
           yang sebenarnya.

    c. Kegiatan Penutup
        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
         yang baik.
        Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
        Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


G. Sumber Belajar
    a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)
    b. Lembar kerja
    c. Alat dan bahan praktikum

H. Penilaian Hasil Belajar
     No                                   Uraian Jawaban                               Skor
     1.      Berapakah hasil pengukuran dari beberapa alat ukur berikut
                a.                             c.




                  b.                            d.




             Jawab
                a. 1,14 cm      b. 2,65 cm     c. 6,30 mm       d. 5,71 mm




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
2.     Apa nama Alat ukur dibawah ini dan sebutkan bagian2 dari alat ukur tersebut
                                   a       b            d


                           A.
                                                    c                    f
                                                                e

                                                   c

                           B.

                                                    d                e
                                a           b

             Jawab
             A. Mikrometer Skrup                          B. Jangka Sorong
                Bagian-bagiannya                           Bagian-baiannya
                a. Poros tetap   d. Skala nonius          a. Rahang tetap d. Skala
                       utama
                b. Poros geser   e. Pemutar               b.Rahang geser     e. Skala
                       nonius
                c. Skala utama   f. Pengunci              c. Pengunci


Penilaian:
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian kinerja
(performamce assessment) pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis, dan penugasan (proyek).

a. Penilaian Kinerja
Nilai diperoleh dari hasil pengamatan guru terhadap kinerja kelompok selama proses
pembelajaran berlangsung yaitu pada saat melakukan percobaan. Unsur-unsur yang dinilai
meliputi:
                       Aspek Penilaian                             Nama Kelompok
 No
                                                         Kel Kel Kel Kel … ….                …..
   .
                                                         .A .B .C .D …
 1.    Merancang alat
 2.    Menyusun Hipotesis
 3.    Menetapkan Variabel yang tetap dan yang
       dikendalikan
 4.    Menetapkan alat dan bahan yang sesuai
 5.    Menentukan langkah-langkah kerja
 6.    Ketelitian mengukur
 7.    Menyimpulkan hasil percobaan
       Skor Total

Skor adalah 1 sampai 4 dimana:
5 = sangat baik; 4 = baik; 3 = Cvukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
jumlah skor yang diperoleh
Nilai yang diperoleh adalah: :           N =                              x 10
                                                           35

b. Aspek Sikap Ilmiah
                                                                     Skor setiap kelompok
 No.                    Aspek Penilaian
                                                      Sangat       Baik     Cukup Kurang Sangat
                                                      Baik (5)     (4)      (3)   (2)    Kurang (1)
 1.      Kesungguhan dalam melakukan kegiatan

 2.      Kejujuran dalam mengungkap fakta

 3.      Ketelitian dalam bekerja

 4.      Penggunaan waktu secara efektif

 5.      Kerja sama
 6.      Tanggung Jawab
 7       Memperhatikan keselamatan kerja

Catatan: Berikan tanda  untuk setiap penampilan dari setiap tindakan yang dilakukan kelompok
                                 jumlah skor yang diperoleh
           .   Nilai:      N =                              x 10
                                             35




                                                                             Maluk, Juli 2012


  Mengetahui,
  Kepala SMAKN 1 Maluk                                              Guru Matapelajaran




  Agus Futrahadi, S.Pd                                              Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  NIP. 19770817 200212 1 010                                        NIP. 19860316 201001 1 009




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
LKS
                                         ALAT UKUR

1. Tujuan
   - Mengukur panjang, lebar, diameter dan kedalaman benda
   - Menentukan gaya sentripetal benda yang bergerak melingkar.

2. Alat & Bahan
   - Mistar
   - Jangka sorong
   - Mikrometer skrup
   - Balok
   - Pipa

3. Dasar teori
                                                                               2R
    Sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan mempunyai kelajuan V =          . Untuk
                                                                                T
    mempertahankan agar lintasan yang di tempuh berupa lingkaran maka harus ada gaya yang
    menuju pusat lingkaran.
    F = m.a
           v2
      =m
            R
    Besarnya gaya untuk mempertahankan kedudukan tidak lain adalah berat beban,
    W = m.g.

4. Langkah praktikum
   1. Siapkan penggaris mikrometer jangka sorong
   2. Pilih beberapa alat yang akan kalian ukur seperti buku pensil penghapus
   3. Ukurlah peralatan tersebut kemudian masukan angka tersebut ke dalam tabel

5. Tabel

          No         Benda yang diukur               Hasil Pengukuran
                                         Penggaris     Jangka sorong    Mikrometer




6. Pertanyaan
    a. Samakah nilai yang kalian dapatkan pada setiap pengukuran
    b. Alat ukur apa yang memiliki ketelitian paling tinggi
    c. Tuliskan kesimpulanmmu

7. Kesimpulan

       Kesimpulan :




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                         ( RPP )


Satuan Pendidikan             : SMKN 1 MALUK
Mata Pelajaran                : FISIKA
Kelas/Semester                : X (sepuluh) / Semester I
Standar Kompetensi            : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.
Kompetensi Dasar              : 1.2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu
                                    besaran fisis
Pertemuan ke                  : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit

A. Indikator
     1. Menggunakan Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran
     2. Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara grafis.
     3. Menjumlahkan dua vektor secara analisis.

B. Tujuan Pembelajaran
   Peserta didik dapat:
     1. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan Aturan penulisan/penyajian angka
        penting
     2. Membedakan pengertian besaran vektor dan besaran skalar.
     3. Menyebutkan contoh besaran vektor dan besaran skalar.
     4. Menuliskan simbol vektor.
     5. Melakukan operasi vektor dengan metode jajargenjang dan metode poligon.
     6. Menganalisis komponen-komponen vektor.
     7. Menyelesaikan masalah vektor dengan menggunakan metode analitik.

C. Materi Pembelajaran
                                      Angka Penting
Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri atas angka-
angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (angka taksiran).
Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran:
 1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
     Contoh: 72,753 (5 angka penting).
 2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting.
     Contoh: 9000,1009 (9 angka penting).
 3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di
     depan tanda desimal adalah angka penting.
     Contoh: 30000 (5 angka penting).



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda
     desimal adalah angka penting.
     Contoh: 67,50000 (7 angka penting).
 5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda
     desimal adalah angka tidak penting.
     Contoh: 4700000 (2 angka penting).
 6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak
     penting.
     Contoh: 0,0000789 (3 angka penting).
Ketentuan - ketentuan pada operasi angka penting:
1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh
terdapat Satu Angka Taksiran saja.
Contoh: 2,34 angka 4 = angka taksiran
0,345 + angka 5 = angka taksiran
2,685 angka 8 dan 5 (dua angka terakhir) taksiran maka ditulis: 2,6824 (Untuk
penambahan/pengurangan perhatikan angka di belakang koma
yang paling sedikit).
13,46 angka 6 = angka taksiran
2,2347 - angka 7 = angka taksiran
11,2253 angka 2, 5 dan 3 (tiga angka terakhir) taksiran
maka ditulis: 11,23
2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya
dengan angka penting yang paling sedikit.
Contoh: 8,141 (empat angka penting)
0,22 × (dua angka penting)
1,79102
Penulisannya: 1,79102 ditulis 1,8 (dua angka penting)
1,432 (empat angka penting)
2,68 : (tiga angka penting)
0,53432
Penulisannya: 0,53432 di tulis 0,534 (tiga angka penting)
3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan. Jika
angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan dibulatkan
ke bawah jika angka sebelumnya genap.

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Contoh: Bulatkanlah sehingga mempunyai tiga angka penting:
a) 24,48 (4 angka penting) = 24,5
b) 56,635 (5 angka penting) = 56,6
c) 73,054 (5 angka penting) = 73,1
d) 33,127 (5 angka penting) = 33,1
                                                  VEKTOR
Pengertian Vektor

         Penggolongan besaran-besaran dalam kehidupan sehari-hari telah diketahui menjadi dua,
yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Namun ada juga pengelompokan lain berdasarkan
nilai dan arah besaran. Penggolongan semacam ini membedakan besaran-besaran menjadi dua
kelompok, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar diartikan sebagai besaran
yang hanya memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai
dan memiliki arah. Jarak termasuk besaran skalar, sedangkan perpindahan dikatakan sebagai
besaran vektor. Orang mengukur jarak adalah menghitung seluruh lintasan gerak yang
ditempuh, sedangkan mengukur perpindahan berarti mengukur panjang dari titik awal ke arah
titik akhir lintasan. Jadi kalau seorang siswa berlari dari suatu sudut mengelilingi lapangan
sepak bola satu kali putaran, berarti Ia menempuh jarak keliling lapangan sepak bola itu, tetapi
dikatakan perpindahannya nol. Contoh besaran skalar lainnya adalah panjang, massa, waktu,
suhu, kelajuan. perlajuan, usaha, daya sedangkan contoh besaran vektor diantaranya
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan sebagainya.
         Gambar berikut ini merupakan besaran vektor diantaranya kecepatan angin, kecepatan
arus air laut yang menggerakkan kapal laut, kecepatan pesawat tempur.

Tentu saja kecepatan–kecepatan tersebut memiliki besar dan arah.




               Gambar 1. Kecepatan angin   Gambar 2. Kecepatan pesawat

         Menurut Alonso dan Finn, sebuah vektor dapat digambarkan berupa anak panah atau
ruas garis berarah. Panjang anak panah atau ruas garis menyatakan nilai atau besar vektor,
sedangkan arah anak, panah menyatakan arah vektor.


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Notasi besaran vektor dapat dinyatakan dengan huruf besar atau huruf kecil yang diberi tanda
panah di atasnya. Misalnya: vektor ab atau |AB|

                                            B


                                 A

  Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

    Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangi. Ada beberapa cara
    penjumlahan dan pengurangan vektor.


                                A. Cara Grafis
Cara ini menekankan pada cara menggambarnya. Yang termasuk dalam cara grafis
adalah cara poligon, cara segitiga dan cara jajaran genjang.


              a. Cara Poligon
                                                                
         Berikut ini adalah langkah-langkah penjumlah vektor r  a  b  c dengan cara poligon.


                                                                                         c
                                        b       c                       r

                                                                                             b
                                            a
                                                                                     a
   gambarkan salah satu vektor yang kita pilih, misalnya vektor a
                                                                  a

                                                                             b
   Berikut menggambarkan vektor b dengan cara pangkal vektor b
       berada diujung vektor a
                                                                             c

   Kemudian gambarkan vektor c dengan cara yang sama             a
                                                                                 b

   Gambarkan resultan vektor r yang merupakan jumlah dari vektor a, b dan c
    dengan cara menggambarkan vektor dari pangkal vektor a ke ujung vektor c,
                                                         a
       vektor resultan dinyatakan dengan besarnya atau penjang vektor resultan dan
       arahnya sesuai dengan hasil dari gambar yang didapat, seperti vektor berikut ini

                                                                         c
                                                            r
Lalu Gede Sudarman, S.Pd
                                                                             b
b. Cara Segitiga
    Untuk cara segitiga, berlaku untuk tiap-tiap dua vektor. Semua pangkal vektor-vektor yang
    akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor resultan
    dengan menghubungkan kedua ujung vektor tersebut.


                    
                    b                     b     r
                                                                      r=a+b
                                                a
                            
                            a

                 c. Cara Jajaran Genjang
    Untuk cara jajaran genjang, semua pangkal vektor-vektor yang akan dijumlahkan
    digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor bayangan masing-
    masing vektor. Selanjutnya gambarlah vektor resultan dari titik tangkap ke
    perpotongan vektor bayangan. Perhatikan contoh penjumlahan vektor secara jajaran
    genjang berikut ini.


                    
                    b                     b     r
                                                                      r=a+b
                                                a
                  
                  a
    Untuk vektor yang lebih dari dua; pertama kali tentukan a + b terlebih dahulu, kemudian ( a
    + b ) + c, perhatikan contoh berikut ini.

                c
                                                            c

                                      b                    b
                            a
                                                           a

                                                                      ( a + b )+ c
         c
                                a+b
                        b
                                                           b
                                                    c
                            a
                                                                a



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
2. Cara analitis.

Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan
sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.




                Vektor                         v x = v cos             v y = v sin 
                   v1            1            v1 x = v cos 1         v1 y = v sin 1
                   v2            2           v2 x = v cos 2          v2 y = v sin 2
                   v3            3           v3 x = v cos 3          v3 y = v sin 3
                                           v x = ................   v y = ................

Menurut Bresnick besar Resultan vektor dan arah ditentukan dengan :
                                                                                                vY
           VR =      ( vX )2  ( vY )2                 Arah resultan :            tg  =
                                                                                               vX
D. Metode Pembelajaran
     - Diskusi kelompok
     - Ceramah

E. Langkah-langkah Kegiatan

    a. Kegiatan Pendahuluan
        Motivasi dan Apersepsi:
         - Sebutkan besaran fisika yang tergolong besaran vektor.
         - Dapatkah besaran vektor mempunyai nilai negatif?
         - Bagaimana cara operasi pengurangan dua buah vektor?
         - Adakah cara yang lebih efektif untuk menjumlahkan vektor yang sangat

              banyak?

          Prasyarat pengetahuan:
           - Apa yang dimaksud dengan besaran vektor?
           - Apa yang dimaksud dengan negatif dari sebuah vektor?
           - Apa yang dimaksud dengan pengurangan vektor?
           - Bagaimana cara melakukan penjumlahan vektor secara analitik?

   b. Kegiatan Inti

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
   Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
          Guru menjelaskan perbedaan besaran vektor dan besaran skalar dan contoh-contohnya.
          Peserta didik memperhatikan penulisan simbol vektor yang disampaikan oleh guru.
          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan operasi vektor dengan metode
           jajargenjang dan metode poligon.
          Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode
           jajargenjang yang disampaikan oleh guru.
          Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan
           metode jajargenjang.
          Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode
           poligon yang disampaikan oleh guru.
          Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan
           metode poligon.
          Guru memberikan beberapa soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan
           metode jajargenjang dan metode poligon untuk dikerjakan oleh peserta didik.
          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
           terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
           memberikan bimbingan.
          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengurangan vektor.
          Peserta didik memperhatikan tahap-tahap dalam menyelesaikan pengurangan dua buah
           vektor yang disampaikan oleh guru.
          Guru memberikan contoh soal mengenai pengurangan dua buah vektor.
          Guru memberikan beberapa soal mengenai pengurangan dua buah vektor untuk
           dikerjakan oleh peserta didik.
          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
           terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
           memberikan bimbingan.
          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan komponen-komponen vektor.
          Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor secara analitik yang
           disampaikan oleh guru.
          Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan lebih dari dua vektor dengan
           metode analitik.
          Guru memberikan beberapa soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan
           metode analitik.
          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
           terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
           memberikan bimbingan.

    c. Kegiatan Penutup
        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
         yang baik.
        Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
        Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


F. Sumber Belajar
    a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)
    b. Buku referensi yang relevan

G. Penilaian Hasil Belajar



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
No                             Jawaban                                              skor
     1  Apa yang dimaksud dengan besaran vektor dan besaran skalar? Berikan
            masing-masing 5 contohnya
            Jawaban

            Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besara dan arah. Contoh:
            kecepatan, percepatan, gaya, usaha, momentum
            Besaran skalar: besaran yang hanya memiliki besar saja tidak meiliki arah:
            berat, luas, volume, massa jenis
     2      Tentukan besar komponen gaya sumbu X dan Y
                                Y

                                           F=60N
                           Fy

                                     600
                                           Fx
            Jawaban
            Fx = F cos  = 60 cos 60° = 60 x 0,5 = 30 N

            Fy = F sin  = 60 sin 60° = 60 x 0,5 3 = 30 3 N

     3       Dua buah vektor F1 = 5 N, F2 = 12 N membentuk sudut  = 600, maka
            tentukan resultan dari F1 + F2
            Jawaban
            Diket
            F1 = 5 N, F2 = 12 N dan  = 600
            Ditanya
            R12=...?
            solusi
            R = F12 + F22 + 2F1F2.cos
             R=      52  132  2.5.12. cos 60
             R =      25  169  2.5.12.0,5
             R =      254 = 15,94 N




                                                            Maluk, Juli 2012

  Mengetahui,
  Kepala SMAKN 1 Maluk                                        Guru Matapelajaran



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Agus Futrahadi, S.Pd                                     Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  NIP. 19770817 200212 1 010                               NIP. 19860316 201001 1 009




                           RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                         ( RPP )


Satuan Pendidikan             : SMKN 1 MALUK
Mata Pelajaran                : FISIKA
Kelas/Semester                : X (sepuluh) / Semester I
Standar Kompetensi            : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya
Kompetensi Dasar              : 2.1 Menguasai konsep gerak dan gaya
Pertemuan ke                  : 5 (Lima)
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit

A. Indikator
   1. Membedakan jarak dan perpindahan
   2. Membedakan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat
   3. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak

B. Tujuan Pembelajaran
   Peserta didik dapat:
   1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran gerak.
   2. Menjelaskan arti lintasan, jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan percepatan
   3. Menghitung kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat benda

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
C. Materi Pembelajaran

                                              GERAK

                                    Benda-benda di alam semesta ini ada yang diam ada pula yang
                             bergerak. Perhatikan batu-batu di pinggir jalan, mereka diam terhadap
                             jalan kecuali mendapat dorongan dari luar misalkan ditendang oleh kaki
                             seorang anak. Perhatikan rumah-rumah di sekeliling kita, mereka diam
                             terhadap pohon-pohon di sekelilingnya.
 Gambar 1. Berlari berarti
 bergerak terhadap pohon     Perhatikan pula orang yang berolah raga lari di jalan, ia bergerak
                             terhadap batu di pinggir jalan maupun terhadap rumah-rumah dan
                             pohon-pohon. Dengan demikian apakah yang dimaksud gerak ? Suatu
                             benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan
                             kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi jelaslah bahwa
                             gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap suatu titik
                             acuan tertentu.
                             Sekarang perhatikan orang yang berlari di mesin lari fitness atau
    Gambar 2. Lari           kebugaran, Apakah ia mengalami perubahan kedudukan terhadap tiang
    fitness tidak
    bergerak terhadap
                             pegangan di mesin tersebut. Ternyata tidak. Dalam fisika orang tersebut
    mesin fitness            tidak dikatakan bergerak, karena tidak mengalami perubahan posisi atau
                             kedudukan dalam selang waktu yang ditempuhnya.
                             Demikian pula anak yang bermain komputer dikatakan tidak
                             mengalami gerak karena sepanjang waktu ia hanya duduk di kursinya.
    Gambar 3. Anak
    bermain komputer         Dapat dikatakan pula anak tersebut diam terhadap kursi yang diduduki,
    dikatakan tidak          dalam hal ini kursi berperan sebagai kerangka acuan. Penempatan
    bergerak
                             kerangka acuan dalam peninjauan gerak merupakan hal yang sangat
                             penting, mengingat gerak dan diam itu mengandung pengertian yang
                             relatif. Sebagai contoh seorang yang duduk di dalam kereta api yang
                             bergerak, dapat dikatakan bahwa orang tersebut diam terhadap
                             bangku yang didudukinya dan terhadap kereta api tersebut. Namun
                             orang tersebut bergerak relatif terhadap stasiun maupun terhadap
         Gambar 4. Gerak
         relatif orang di    pohon-pohon yang dilewatinya.
         dalam dan di luar   Sekarang orang tersebut berjalan-jalan di dalam kereta api searah
         kereta              dengan kecepatan kereta. Dapat dikatakan bahwa orang tersebut
                             bergerak relatif terhadap kereta, terhadap stasiun, terhadap pohon,
                             tetapi orang tersebut diam terhadap buku yang dipegangnya.

Jarak dan Perpindahan

       Selama bergerak benda mengalami perubahan kedudukan. Menurut Bresnick, garis lurus
terpendek yang menghubungkan titik awal dan titik akhir, tanpa mempedulikan lintasannya
disebut dengan perpindahan Jadi selisih kedudukan akhir dan kedudukan awal disebut dengan
perpindahan. Sedangkan seluruh lintasan yang ditempuh benda disebut sebagai jarak. Jarak
merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan termasuk besaran vektor. Sebagai contoh,
seorang siswa yang berlari mengelilingi lapangan sepakbola satu kali putaran, dikatakan ia
menempuh jarak sama dengan keliling lapangan itu, namun ia tidak menempuh perpindahan
karena ia kembali ke titik semula berarti selisih kedudukan awal dan akhir adalah nol.
Contoh lain, ada seorang siswa bergerak ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke timur
sejauh 4 km, lalu berhenti. Berapa jarak yang ditempuh siswa tersebut ? Berapa pula


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
perpindahannya ?
                                                     4 km


                                          3 km


   Jarak yang ditempuh siswa tersebut berarti keseluruhan lintasan yang ditempuh yaitu 3 km + 4
   km = 7 km, sedangkan perpindahannya sepanjang garis putus-putus pada gambar di atas, yaitu
     32  42        =  25 = 5 km.


   Analisa
   Jawablah di buku tugasmu!

1. Sebuah mobil bergerak sejauh 5 km kearah utara. Kemudian berbalik arah ke selatan sejauh 3 km.
   Bagaimanakah Kamu membedakan tentang jarak dan perpindahan mobil tersebut.
2. Eko berlari mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran. Jika Eko berlari sebanyak 2,5 kali
   putaran, dan jari-jari lapangan 7 m. Bedakanlah jarak dan perpindahan yang ditempuh Eko?

   Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat
   Dalam pembahasan gerak dikenal istilah kecepatan dan kelajuan. Kecepatan diartikan sebagai
   perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan diartikan sebagai jarak yang
   ditempuh tiap satuan waktu. Kecepatan termasuk besaran vektor, sedangkan kelajuan merupakan
   besaran skalar.
                          jarak (meter)
          Kelajuan =
                      selang waktu (sekon)

                              Perpindaha n (meter)
            Kecepatan =
                              selang waktu (sekon)
   Contoh
   Seorang siswa berjalan dengan lintasan ABC, seperti gambar . Selang waktu dari A ke C 10
   sekon. Tentukan kelajuan dan Kecepatan siswa tersebut ?
   Jawab :                                                 B    4m C
   Diketahui
             jarak AC = 7 m                            3m
             Selang waktu = 10 sekon                               5m
             Perpindahan AC = 5 m            A

                                 jarak (meter)       7 meter
                 Kelajuan =                        =         = 0,7 m/s
                             selang waktu (sekon) 10 sekon
                              Perpindahan (meter ) 5 meter
                 Kecepatan =                       =         = 0,5 m/s
                              selang waktu ( sekon) 10sekon

   Tugas
   Kerjakanlah di buku tugas!

   Lalu Gede Sudarman, S.Pd
1. Anton berlari mengelilingi lapangan berukuran 8 m x 6 m sebanyak 2,5 putaran. Selang waktu
   yang diperlukan 10 sekon. Hitunglah Kelajuan dan Kecepatan Anton ?
2. Gambar berikut ini adalah grafik perpindahan terhadap waktu dari kecepatan mobil A, B C,
   dan D. Manakah yang memiliki Kecepatan terbesar dan urutankan dari yang terbesar sampai
   terkecil.

                           Perpindahan
                                              A
                                                       B

                                                       C

                                                            D
                                                            Waktu

1. Kecepatan Rata-rata
        Ketika Kamu melakukan perjalanan dengan mobil dari suatu kota ke kota lain tentulah
kamu melewati jalan yang tidak selalu lurus dan naik turun. Misalnya dari Bandung ke Bogor
melewati puncak. Kendaraan yang kamu gunakan kecepatannya berubah-rubah. Hal ini dapat
dilihat dari nilai yang ditunjukan speedometer pada kendaraan. Oleh karena kecepatannya tidak
tetap maka sering ddigunakan istilah kecepatan rata- rata.
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda dengan selang
waktu yang diperlukan , sedangkan kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh
seluruhnya dibagi dengan selang waktu tempuh. Kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata dapat
dirumuskan sebagai berikut.
               s
        Vr=             Vr = kecepatan rata-rata,  s = perpindahan,
               t
                         t = selang waktu
                s
        Vr=             Vr = kelajuan rata-rata, s = jarak ,  t = selang waktu
               t
Menurut Sears dan Zemansky, kecepatan rata-rata adalah suatu besaran vektor yang sama
arahnya dengan vektor  s.
    Berikut ini merupakan contoh tabel perjalanan Bus dari Semarang- Solo
           Besaran                       1        2    3       jumlah
           Perpindahan (km)              35       25   50      110 km
           Selang waktu (menit)          20       20   50      90 menit

    Berdasarkan tabel tersebut dapat ditentukan kecepatan rata-rata dari Bus tersebut
                    s      110 km      110 km
              Vr=        =           =          = 73,3 km /jam
                    t     90 menit     1,5 jam

Contoh Analisis Grafik
Grafik berikut menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang
bergerak. Bila s dalam m dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan rata-rata benda.
                       s (m)
                         10




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
5



                                    2                6       t s)
Jawab. Dari grafik didapat :
             s
       Vr=          ,  s = 10 m,          t = 6s
             t
         = 10 m/6 s = 1,67 m/s

2. Kecepatan Sesaat
Grafik berikut merupakan grafik hubungan perpindahan(s) dengan selang waktu (t). Grafik
berupa garis lengkung, karena laju benda tidak tetap. Kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan
      s
vr =      , jika titik B mendekati titik A, maka selang waktu  t menjadi kecil, Untuk selang
      t
waktu  t mendekati nol , B akan berimpit di A, maka ketika itu kecepatan yang terjadi disebut
kecepatan sesaat. Arah kecepatan sesaat di suatu titik searah dengan garis singgung di titik
tersebut. Kecepatan sesaat sering disebut dengan kecepatan benda.
                                       s
                     V sesaat = lim
                                       t
                            t  0

Percepatan
Benda yang bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan akan mengalami perubahan
kecepatan dalam selang waktu tertentu. Benda tersebut dikatakan mengalami percepatan.

Besarnya percepatan atau perlambatan (akselerasi) dapat ditentukan dengan membagi perubahan
kecepatan dengan selang waktu yang ditempuh.
                                       Perubahan kecepatan
                         a =          =
                              t             selang waktu
dimana a adalah percepatan dalam m/s dan v adalah perubahan kecepatan dan t adalah
                                       2

selang waktu.
Berikut ini grafik hubungan perubahan kecepatan terhadap selang waktu
                   v                                  v
                vt
                                                           A
                                          vt -vo                  B
                vo                                                    C



                                          t (selang waktu)                 t (selang waktu)
                               Grafik A                             Grafik B

Dari grafik A terlihat bahwa perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu sama dengan
kemiringan grafik. Semakin besar kemiringan grafik semakin besar percepatan benda. Pada
grafik B percepatan terbesar adalah A, kemudian B dan C., karena kemiringan grafik terbesar
adalah A, B kemudian C.

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Contoh Soal
Seorang polisi mengejar penjahat mula–mula dari keadaan diam kemudian menambah
kecepatannya menjadi 30 m/s dalam selang waktu 3 detik. Hitunglah percepatan benda ?
Jawab
Diketahui vo = 0 m/s vt = 30 m/s t = 3 detik

                              30  0 m
                     a =      =          = 10 m/s
                           t      3s

D. Metode Pembelajaran
   - Diskusi kelompok
   - Ceramah
   - Observasi

E. Langkah-langkah Kegiatan

   a. Kegiatan Pendahuluan
      Motivasi dan Apersepsi:
        - Sebutkan beberapa contoh gerak lurus dalam kehidupan sehari-hari?
        - Mungkinkah perpindahan sebuah benda lebih besar daripada jarak tempuhnya?
      Prasyarat pengetahuan:
        - Apa yang dimaksud dengan gerak lurus?
        - Apakah pengertian jarak tempuh?

  b. Kegiatan Inti
       Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
       Guru menjelaskan pengertian posisi, aturan dan contoh posisi dalam sumbu koordinat
        yang disampaikan oleh guru.
       Guru menjelaskan perbedaan antara perpindahan dan jarak tempuh, serta perbedaan
        antara kecepatan rata-rata dan laju rata-rata.
       Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memberikan contoh perpindahan dan
        jarak tempuh dalam kehidupan sehari-hari.
       Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai kecepatan rata-rata dan laju rata-
        rata yang disampaikan oleh guru.
       Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjawab soal mengenai kecepatan rata-
        rata dan laju rata-rata di depan kelas, sedangkan yang lain memperhatikannya.
       Guru menjelaskan konsep kecepatan sesaat sekaligus memberikan contoh soal.
       Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan percepatan
        rata-rata dan percepatan sesaat.
       Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh percepatan rata-rata
        dan percepatan sesaat dalam kehidupan sehari-hari.
       Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
       Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi
        yang sebenarnya.
       Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai percepatan rata-rata dan percepatan
        sesaat yang disampaikan oleh guru.
       Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
       Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
        terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
memberikan bimbingan.

     c. Kegiatan Penutup
         Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
         Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


F. Sumber Belajar
    a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)
    b. Buku referensi yang relevan

H. Penilaian Hasil Belajar

No                                      Soal jawaban                                    skor
 1     Jelaskan apa yang dimaksud dengan jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan
       percepatan
       Jawaban
       jarak menyatakan panjang lintasannya yang ditempuh benda selama geraknya,
       perpindahan menyatakan perbedaan posisi akhir benda dibandingkan posisi
       awalnya.
       Kelajuan : jarak yang ditempuh tiap satuan waktu
       Kecepatan: diartikan sebagai perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu
       Percepatan: perubahan kecepatan benda dalam selang waktu tertentu.

 2     Mobil dipercepat sepanjang jalan lurus dari diam hingga berkecepatan 60 km/jam
       dalam waktu 5,0 sekon. Berapakah percepatan rata-rata mobil tersebut?
       Penyelesaian:
                       Jawab:
       Percepatan rata-rata dinyatakan
                   v  v1  60 km / jam  0km / jam
              a 2              
                   t 2  t 3       5,0 sekon
           12 km / jam / sekon  3,3m / s / s  3,3m / s 2


 3     Bus berjalan dari A ke B dengan kelajuan 36 km/j. Lalu bergerak dari B ke C
       dengan kelajuan yang sama selama 30 detik. Bila panjang lintasan AB adalah 400
       meter dan panajng lintasan dari B ke C adalah 500 meter, tentukan:
       a. selang waktu yang ditempuh bus dari A ke B
       b. kelajuan rata-rata dari A ke C                  B  400 m
                                                                        A
       c. kecepatan rata-rata dari A ke C
       jawaban                                      300 m


       VAB = 36 km/j = 36000 m/ 3600 s = 10 m/s
                                                              C
                           jarak A ke B
       a. Waktu = tAB =
                        kelajuan rata - rata
                        400 m
                      =
                           m
                        10
                            s
                           = 40 s



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
b. Jarak ABC = jarak AB + jarak BC
                    = 400 m + 300 m
                    = 700 m

        waktu ABC = waktu AB + waktu BC
                   = 40 s + 30 s
                   = 70 s
         v = 700m/70s= 10 m/s

       c. Kecepatan rata-rata bus adalah 10 m/s dari A ke C




                                                                Maluk, Juli 2012
  Mengetahui,
  Kepala SMAKN 1 Maluk                                               Guru Matapelajaran



  Agus Futrahadi, S.Pd                                               Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  NIP. 19770817 200212 1 010                                         NIP. 19860316 201001 1
009




                           RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                         ( RPP )


Satuan Pendidikan             : SMKN 1 MALUK
Mata Pelajaran                : FISIKA
Kelas/Semester                : X (sepuluh) / Semester I
Standar Kompetensi            : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya
Kompetensi Dasar         : 2.2 Menguasai hukum Newton
Pertemuan ke     : 6 (Enam)
Alokasi Waktu           : 2 x 45 menit

A. Indikator
   1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan
      sehari-hari.
   2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari.
   3. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan sehari-hari.
   4. Menerapkan hukum Newton pada gerak benda pada bidang miring tanpa gesekan.

B. Tujuan Pembelajaran
   Peserta didik dapat:


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
1. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton tentang gerak.
        2. Menyebutkan contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
        3. Menerapkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan soal
           hitungan.

C. Materi Pembelajaran

                                HUKUM NEWTON tentang GERAK
     3.1 Gaya
        Di SLTP gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan. Bila kepada benda
     diterapkan gaya, benda itu mengalami dorongan atau tarikan. Akibat gaya diterapkan itu
     dapat berupa perubahan gerak, dan/atau perubahan bentuk. Contoh perubahan gerak ialah
     dari diam menjadi bergerak atau sebaliknya, dari gerak lambat menjadi cepat, atau
     sebaliknya.
     Contoh perubahan bentuk misalnya lilin mainan, jika dipencet (ditekan), berubah
     bentuknya, kawat telepon atau kawat listrik, meskipun direntangkan dengan kuat, selalu
     melengkung oleh adanya gaya gravitasi.
     Gaya adalah besaran yang memiliki arah. Misalnya gaya berat arahnya kebawah. Jadi gaya
     adalah besaran vektor. Karena itu aturan-aturan berhitung dengan vektor berlaku untuk
     gaya ini.

     3.2 Hukum I Newton
      Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, atau tidak ada gaya yang bekerja pada
       benda, benda itu diam (tak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan (GLB).
      Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, maka vektor kecepatan benda tidak akan
       berubah. Benda yang sedang berada dalam keadaan diam akan tetap diam, dan benda
       yang sedang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Hukum 1 Newton
       ini disebut juga sebagai hukum kelembaman (inertia law)
     3.3 Hukum II Newton
      Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda, dan
        berbanding terbalik dengan massa benda itu. Arah percepatan sama dengan arah gaya itu.
      Jika resultan gaya (gaya netto) F yang bekerja pada sebuah benda bermassa m tidak
        nol, benda dipercepat searah dengan gaya yang bekerja.
      Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa dari
        benda.
     Hukum ini biasanya dinyatakan secara singkat dengan menggunakan persamaan :
                                         a  m
                           a                   F

                                             
          F
                    m                     F   ma

     Persamaan vektor diatas, dapat dituliskan dalam komponen:
                                             Fx   max
                                           Fy   may
                                           Fz   maz
     Berdasarkan hukum II newton gaya dapat dipandang sebagai penyebab perubahan
     kecepatan benda.
     Telah diketahui bahwa gaya tarik bumi memberikan percepatan kepada setiap benda.

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Dipermukaan bumi percepatan itu kurang lebih sama besarnya untuk setiap benda.
     Percepatan yang disebabkan oleh gaya berat atau gaya gravitasi ini disebut percepatan
     gravitasi. Percepatan gravitasi biasanya dinyatakan dengan lambang g. Besar g ini
     bergantung pada jarak benda ke pusat bumi. Makin jauh benda dari pusat bumi, makin kecil
     percepatan gravitasi itu.
     Bila massa benda kita sebut m, beratnya (gaya berat) kita sebut w, menurut hukum II
     newton:
     Gaya berat:
                                             w  m. g
     3.4 Hukum III Newton

     Hukum III newton berkaitan dengan “interaksi” dua benda. Interaksi artinya saling
     “tindak”.
      Dua benda disebut berinteraksi jika tindakan benda yang satu terhadap yang lain disertai
        tindakan benda yang lain terhadap yang satu (yang disebut pertama).
      Hukum III newton bersangkutan dengan interaksi dalam wujud gaya. Newton
        merumuskan hukum III ini sebagai gaya aksi reaksi,
      Bila dua benda berinteraksi, gaya yang diadakan oleh benda yang satu kepada yang lain
       sama besarnya dan berlawanan arahnya.
     Suatu contoh aksi reaksi adalah benda (sebuah kotak) yang terletak diatas meja.
     Umpamakan berat kotak adalah W (gaya berat ini tidak digambar). Karena adanya gaya
     berat pada kotak menekan meja dengan gaya N’ ke bawah. Sebaliknya meja menekan kotak
     dengan gaya N ke atas.




                                   Gaya yang bekerja pada balok:




     Jika benda diam atau bergerak pada bidang horizontal, maka total gaya dalam arah vertikal
     sama dengan nol.
          
      Fy 0
     N w0 N  w
     Gaya Normal = gaya berat
                                Gaya yang bekerja pada bidang lantai:



                                              N’




                                            N  N  w

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Besar gaya N sama dengan gaya yang dilakukan kotak ke meja, yaitu N’. Karena gaya tekan
     kotak ke meja adalah akibat adanya gaya berat, maka besar N’ sama dengan berat kotak.
     Hal ini berarti N juga sama denga berat kotak.
     Contoh lain aksi dan reaksi adalah aksi dan reaksi yang terjadi pada waktu kita berjalan
     kaki. Pada waktu kita melangkah kaki, kaki kita mendorong tanah (atau lantai) dengan suatu
     gaya yang arahnya ke belakang. Jika lantai /tanah tidak licin, lantaipun mendorong kita
     dengan gaya yang sama besar, akan tetapi arahnya kedepan. Jika tanah/lantai sangat licin,
     gaya gesek antara kaki dan tanah/lantai tidak ada, sehingga tanahpun tidak mengadaan gaya
     kepada kaki kita. Akibatnya kita tidak bisa jalan kaki.
        Mengapa di jalan yang sangat licin kendaraan bermotor tidak dapat maju, sekalipun
    rodanya berputar dengan cepat
     Balok pada bidang miring:




     Gaya yang bekerja pada balok:




     Jika balok bergerak menyusuri bidang miring:
     Gaya yang menggerakkan balok
                                            F  sin
     Jumlah total gaya yang tegak lurus bidang miring sama dengan nol
                                                
                                             FN 0
                                        N  w cos  0
                                        N  w cos
D. Metode Pembelajaran
   - Diskusi kelompok
   - Eksperimen
   - Observasi

E. Langkah-langkah Kegiatan
   a. Kegiatan Pendahuluan
       Motivasi dan Apersepsi:
        - Mengapa pada saat di dalam mobil tubuh kita akan bergerak ke depan ketika mobil
          direm mendadak?
        - Apakah fungsi melukis diagram gaya yang bekerja pada benda?
       Prasyarat pengetahuan:


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
- Bagaimana bunyi hukum I Newton?
             - Apakah yang dimaksud dengan diagram gaya?

     b. Kegiatan Inti
         Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
         Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan kinematika dan
          dinamika.
         Peserta didik memperhatikan analisis tentang semua persoalan gerak di alam semesta
          yang dapat diterangkan dengan hukum Newton yang disampaikan oleh guru.
         Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan bunyi hukum-hukum
          Newton tentang gerak.
         Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai contoh penerapan
          hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
         Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
         Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi
          yang sebenarnya.
         Peserta didik memperhatikan penerapan hukum I Newton sampai hukum III Newton
          untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan yang disampaikan oleh guru.
         Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan hukum I Newton
          sampai hukum III Newton yang disampaikan oleh guru.
         Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan hukum I Newton sampai hukum
          III Newton.
         Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
          terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
          memberikan bimbingan.
         Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan fungsi diagram gaya yang bekerja
          pada benda.
         Peserta didik memperhatikan diagram gaya untuk berbagai macam gerak yang
          disampaikan oleh guru.
         Perwakilan peserta didik diminta untuk menggambarkan diagram gaya pada benda
          yang berada di atas bidang miring, sedangkan yang lain memperhatikannya.
         Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
          terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
          memberikan bimbingan.

      c. Kegiatan Penutup
          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
           kerjasama yang baik.
          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


E. Sumber Belajar
      a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) halaman
      141-186
      b. Buku referensi yang relevan
      c. Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar

No                                     Soal jawaban                                    skor


Lalu Gede Sudarman, S.Pd
1
 2

 3

                                                           Maluk, September 2011
  Mengetahui,

  Kepala SMAKN 1 Maluk                                        Guru Matapelajaran




  Hustanuddin, S.Pd                                           Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  NIP. 19660313 199203 1 014                                  NIP. 19860316 201001 1 009




                           RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                         ( RPP )


Satuan Pendidikan             : SMKN 1 MALUK
Mata Pelajaran                : FISIKA
Kelas/Semester                : X (sepuluh) / Semester I
Standar Kompetensi            : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya
Kompetensi Dasar              :2.3 Menghitung gerak lurus
Perteman ke                   : 9 (Sembilan)
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit

A. Indikator
    1. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan konstan.
    2. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan konstan.
    3. Menganalisis grafik gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan
       percepatan konstan.

B. Tujuan Pembelajaran
   Peserta didik dapat:
      1. Menganalisis Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari.
      2. Menganalisis Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam kehidupan sehari-hari.
      3. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, GLBB, dan gerak vertikal.
      4. Menggambar grafik gerak lurus beraturan.
      5. Menggambar grafik gerak lurus berubah beraturan.

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
6. Menentukan perpindahan benda berdasarkan kurva kecepatan-waktu.

C. Materi Pembelajaran

                                                Gerak lurus
Gerak suatu benda dalam lintasan lurus dinamakan gerak lurus. Sebuah mobil melaju di jalan
raya yang lurus merupakan contoh gerak lurus. Seorang siswa berlari mengelilingi lapangan
sepakbola juga merupakan contoh dari gerak lurus dengan empat segmen lintasan lurus yang
berbeda pada saat menempuh sisi-sisi lapangan yang berbeda.
Berdasarkan kelajuan yang ditempuhnya gerak lurus dapat dibedakan menjadi dua yaitu Gerak
Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Untuk dapat membedakan GLB dan GLBB Anda bersama guru dapat melakukan percobaan
dengan menggunakan ticker timer dan perlengkapannya (lakukan kegiatan mandiri).




                           Gambar 6. Meja ticker timer, troli, ticker timer dan pitanya



1. Gerak Lurus Beraturan

       Dalam gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu
yang sama. Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1 detik,
maka 1 detik berikutnya menempuh jarak 2 meter lagi, begitu seterusnya. Dengan kata lain
perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan, atau kecepatannya konstan. Dalam
GLB kelajuan dan kecepatan hampir sulit dibedakan karena lintasannya yang lurus
menyebabkan jarak dan perpindahan yang ditempuh besarnya sama.
Dapat dirumuskan untuk GLB, bahwa :
             s
         v=
             t
dimana s adalah jarak dalam meter, t adalah waktu dalam sekon, dan v adalah kecepatan dalam
m/s. Pada gerak lurus beraturan pertambahan jarak yang ditempuh terhadap waktu dapat
digambarkan dalam grafik berikut ini.

                            s                                Gradien kemiringan grafik atau
                                                             tan  menunjukkan kecepatan
                                                            gerak. Jadi v = tan 
                                           t
Sedangkan kecepatan selalu konstan terhadap waktu, grafiknya dapat digambarkan sebagai
berikut.
                    v




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
t

                                       Kereta listrik bawah tanah yang ada di negara maju, hanya
                                       memerlukan waktu beberapa detik untuk mencapai kecepatan
                                       konstan dalam jangka waktu lama. Gerak lurus beraturan kereta
                                       itu akan berakhir sewaktu kereta mulai direm saat memasuki
                                       stasiun pemberhentian.

Gambar 7. Kereta api bawah tanah



                                     Demikian pula alat produksi di suatu pabrik yang biasa disebut
                                     dengan bantalan berjalan atau meja berjalan selalu mengalami
                                     gerak lurus beraturan sewaktu dihidupkan mesinnya.

                                     Gambar 8. Bantalan berjalan di bagian produksi suatu pabrik

Contoh
Sebuah mobil bergerak kecepatan tetap 36 km/jam. Hitung jarak yang ditempuh mobil selama
10 sekon. ?
Jawab :
Diketahui kecepatan v = 36 km/jam = 10 m/s
                t = 10 sekon
                s = v x t = 10 m/s x 10 sekon = 100 m


Tugas
Jawablah di buku tugasmu!
1. Busway melaju dengan kecepatan konstan 108 km/jam selama 2 jam. Tentukan jarak yang
   ditempuhnya !
2. Pesawat tempur F 16 melintas di udara dengan kecepatan tetap 216 km/jam, menempuh
   jarak 500 meter. Berapakah waktu yang dibutuhkannya.

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

        Untuk menyelidiki gerak suatu benda dapat digunakan dengan suatu alat yang
dinamakan ticker timer atau pengetik waktu. Alat ini dilengkapi pemukul yang dapat bergetar
sesuai dengan frekuensi listrik PLN, yaitu 50 Hz atau sebanyak 50 kali ketikan dalam satu detik.
Dalam satu ketikan diperlukan waktu 0,02 detik. Alat ticker timer dilengkapi dengan troli atau
mobil-mobilan
yang dapat bergerak, papan luncur dan pita rekaman. Dari pita rekaman akan terlihat jenis gerak
benda.
Benda bergerak lurus beraturan (GLB) akan menghasilkan tanda ketikan/ketukan yang jaraknya
selalu sama dalam selang waktu tertentu.
Untuk benda yang bergerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat akan menghasilkan
tanda ketukan yang jaraknya semakin besar dan perubahannya secara teratur, dan sebaliknya
apabila dihasilkan tanda ketikan semakin kecil berarti benda melakukan GLLB diperlambat.
Perhatikan contoh rekaman pita ketikan berikut ini.

    o o       o    o       o o   o       o       o         o         o o        o o ooo
    A                      B                                         C                 D
Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Benda dari A ke B melakukan GLB, dari titik B sampai titik C mengalami GLBB dipercepat,
sedangkan dari C ke D mengalami GLBB diperlambat.
Untuk menyelidiki gerak GLBB dipercepat beraturan dengan ticker timer lakukanlah kegiatan
percobaan berikut ini.




a. Aplikasi Konsep GLBB dalam Kehidupan Sehari-hari

        Benda yang mengalami gerak lurus berubah beraturan memiliki kecepatan yang berubah
seiring dengan perubahan waktu. Dengan demikian dalam selang waktu yang sama perubahan
jarak yang dicapai benda tidak sama. Bila perubahan jarak yang dicapai semakin bertambah
besar, berarti kecepatan benda semakin bertambah pula. Gerak semacam itu dinamakan gerak
lurus berubah beraturan dipercepat. Sebaliknya jika perubahan jarak yang dicapai semakin
berkurang, berarti kecepatan benda semakin lambat, maka gerak demikian disebut dengan gerak
lurus berubah beraturan diperlambat.
Kecepatan akhir pada saat tertentu berbeda dengan kecepatan awal pada saat t = 0 yaitu saat
peninjauan gerak dilakukan.
Persamaan untuk menentukan kecepatan akhir , jarak yang ditempuh, dan hubungan antara
kecepatan akhir dengan jarak, serta grafik hubungan v - t dapat dinyatakan sebagai berikut.
                              vt
        vt = vo + at
        s = vo t + ½ at2
        vt2 = vo2 + 2as       vo
               v  vt                                        t
         s = o          .t
                  2
Hampir semua gerak yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak lurus berubah
beraturan. Namun demikian ada juga yang kombinasi antara GLB dan GLBB secara berselang-
seling.
Grafik atau kurva perubahan jarak terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai
berikut.

                                   s




                                                     t
Adapun grafik perubahan kecepatan terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai
berikut.
                            v
                                                    Gradien      kemiringan
                                                    grafik atau tan 
                                                    menunjukkan percepatan
                                                    gerak. Jadi a = tan 
                                    
Lalu Gede Sudarman, S.Pd
t


Sedangkan grafik percepatan terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai berikut.
                            a




                                                  t
Aplikasi dari GLBB diantaranya adalah
1. Gerak seorang penerjun payung
2. Gerak mobil dalam balapan mobil
3. Gerak Jatuh Bebas
4. Gerak benda dilempar vertikal ke atas
5. Gerak benda dilempar vertikal ke bawah.

Contoh soal
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 72 km/jam dalam waktu 2 menit mengalami percepatan
5 m/s2 . Tentukan jarak yang ditempuh dan kelajuan akhirnya !
Jawab
Diketahui vo = 72 km/jam = 20 m/s
                   t = 2 menit = 120 sekon
                   a = 5 m/s2
Ditanya s = ? v t = ?
                          s = vo t + ½ a t2
                              = 20 x 120 + ½ 5 (120)2
                            = 36240 m
                          vt = vo + a t
                         = 20 + 5 x 120 = 620 m/s
3. Gerak Vertikal

a. Gerak Vertikal ke Atas
Gerak Benda dilempar vertikal keatas (GVA) merupakan GLBB yang mengalami perlambatan
dimana gesekan udara diabaikan dan percepatan benda a = - g, g = percepatan gravitasi bumi.,
Ketika benda mencapai titik puncak , kecepatan benda sama dengan nol atau
Vt = 0 , waktu untuk mencapai titik puncak ( t p ) dapat ditentukan dengan persamaan
kecepatan
         B                     S = vo t + ½ at2        vt = vo + at
                                                 2
 vt = 0                        h = vo t - 1/2g t       v t = vo - g t

                                         waktu untuk mencapai titik puncak
                           h             t p = ….? vt = 0
                                                v t = vo - g t
        V0     A                                  0 = vo - g tp
                                                    t p = vo / g
                                    vt = vo  2gh
                                      2    2




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
vt2 = vo2  2gh

b. Gerak Vertikal ke Bawah
Gerak vertikal ke bawah (GVB) merupakan GLBB dimana benda dilempar ke bawah dengan
kecepatan awal tertentu dan gesekan udara diabaikan atau ditiadakan sebagai berikut :

                                                 S = vo t + ½ at2           vt = vo + at
                                                                    2
                                    A            h = vo t + 1/2 g t         v t = vo + g t
                               V0                h = ½ g t2
                                                            v t = kecepatan akhir
                                                            vt2 = vo2 + 2gh
                                               h            vt2 = vo2 + 2gh
                                        B

                                    c. Gerak Jatuh Bebas
                                    Gambar disamping merupakan contoh gerak jatuh bebas (GJB)
                                    dari bola dan seekor kucing. Walaupun keduanya memiliki
                                    massa yang berbeda akan tetapi mempunyai waktu jatuh yang
                                    sama. Hal ini disebabkan gesekan udara ditiadakan.
                                    Gerak Jatuh bebas merupakan gerak vertikal ke bawah tanpa
                                    kecepatan awal (v0 = 0 ) dan gesekan di udara diabaikan atau
          Gambar 9. Bola dan        ditiadakan. Gerak jatuh bebas merupakan GLBB dipercepat
dengan    a = kucing jatuh
              + g.
               bersamaan
Gerak Benda A jauh bebas dari ketinggian h dan jatuh di tanah pada titik B dapat dirumuskan
sebagai berikut :
                               S = vo t + ½ at2                 vt = vo + at
                             A            h = 0 + 1/2 g t2          vt = 0 + g t
                                                   2
                       v0= 0              h= ½gt                    v t = gt
                                                     v t = kecepatan akhir
                                                h
                                                          vt2 = vo2 + 2gh
                                                               = 02 + 2gh = 2gh
                                    B


Contoh soal
1. Sebuah genting jatuh bebas dari sebuah gedung setinggi 20 m. Tentukan kapan benda jatuh ke
    tanah dan berapa kecepatan genting ketika sampai di tanah ,g= 10 m/s2.
Penyelesaian
Diketahui       h = 20 m g = 10 m/s2
Ditanya        t = ... ?       vt = ... ?
Jawab :      h = S = vo t + ½ at2         vt = vo + at
                                2
               h = 0 + 1/2 g t             vt = vo + g t
               20 = 1/2 . 10 t2 = 5 t2      vt = 0 + 10 . 2 = 20 m/s
                  t = 4 = 2 sekon.
2. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan 20 m/s dari tanah.
    Tentukan ( g = 10 m/s2) :
    a. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik puncak

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
b. Tinggi benda ketika mencapai titik puncaik
    c. Ketinggian benda saat 1 detik setelah dilempar
    d. Waktu yang diperlukan batu untuk jatuh ke tanah lagi.
    e. Kecepatan batu ketika tiba di tanah
Penyelesaian :
Diketahui v0 = 20 m/s g = 10 m/s2
Ditanya:
 a. t p = ….? vt = 0
       v t = vo - g t
        0 = 20 - g t
       t p = 20 / 10 = 2 sekon
  b. hmax = .....?
       hmax = vo t - 1/2 g t2
            = 20. 2 – ½ .10 .22 = 20 m
 c. h = …. t = 1 sekon
      h = vo t - 1/2 g t2 = 20 . 1 – ½ . 10 . 1 = 15 m
 d. tS = ….. (waktu naik dan turun)
             t naik = t turun jadi t s = 2 x t naik. = 2 x 2 = 4 sekon
 e. vt = ….?
     v t = vo - g t
         = 20 – 10. 4
   v t = - 20 m/s ( tanda negatip menunjukkan arah kecepatan ke bawah)

4. Penerapan GLB dan GLBB
a. Menganalisa grafik v – t untuk berbagai gerakan benda

       Sebagaimana kamu ketahui pada bahasan sebelumnya berbagai gerak lurus adalah gerak
lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan dipercepat dan diperlambat serta
perpaduan gerak-gerak tersebut. Berkut ini merupakan hubungan grafik v – t beserta cara
menentukan jarak yang ditempuh benda

                    V                                v


                                                 t                                   t

             s = luas persegi panjang = v x t        s = luas travesium =( a+b)/2 x tg

                                  s = (luas persegi dari 0 – t1 ) + (luas segitiga
                                  dari (t1 – t2 ) –( luas segitiga t2 – t3)
                   v




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
0          t1         t2    t3   t




b. Perpaduan GLB dan GLB menghasilkan GLB

                                           Grafik berikut ini menunjukan hubungan vektor
                                    kecepatan perahu motor dan vektor kecepatan arus air sungai.
                                    Perpaduan gerak kedua vektor kecepatan terhadap perahu
                                    menghasilkan resultan gerak lurus beraturan.
                                         vperahu
                                                            vpa =   kecepatan perahu motor terhadap arus air




                                                               v arus air sungai
    Gambar 5. Perahu yang
    menyeberang sungai

Contoh soal:
Sebuah perahu motor menyeberangi sungai dengan kecepatan 4 m/s dengan arah tegak lurus
arus air sungai.Jika kecepatan arus sungai 2 m/s tentukan jarak yang ditempuh perahu setelah 2
sekon.

Penyelesaian
Diketahui :                                vp = 4 m/s                    va = 2 m/s
                                           t = 2 sekon
Ditanya                                    S = …?
Jawab:                                     vR =      vp 2  va 2 =     4 2  2 2 = 2 5 m/s
                                           S = vR . t = 2 5 . 2 = 4 5 m
Tugas
Buatlah penyelesaian persoalan berikut di buku tugas!
                                                                                1
1. Seseorang benda menyeberangi sungai, yang lebarnya 420 m kecepatan arusnya 2 2 m/s. Jika
   ia mengarahkan perahunya siku-siku pada tepi sungai dengan kecepatan tetap sebesar
     5
   2 8 m/s, tentukanlah :
   a. Waktu yang diperlukan untuk menyeberang.
   b. Tempat ia sampai di tepi lain.
   c. Jarak yang dilaluinya.

D. Metode Pembelajaran
    - Diskusi kelompok
   - Ceramah
   - Observasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran
   a. Kegiatan Pendahuluan
       Motivasi dan Apersepsi:
        - Apakah tujuan lintasan rel kereta api harus dibuat lurus dan mendatar?

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
- Gerak jatuh peloncat indah tergolong GLB atau GLBB?
            - Bagaimana menentukan ketinggian maksimum gerak vertikal?
            - Apa manfaat menggambarkan gerak dengan menggunakan grafik?
           Prasyarat pengetahuan:
           - Apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan?
           - Apakah ciri dari gerak lurus berubah beraturan?
           - Apakah syarat terjadinya ketinggian maksimum gerak vertikal?
           - Bagaimana langkah-langkah menggambarkan gerak dengan menggunakan grafik?

    b. Kegiatan Inti
       Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
       Guru menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan, ciri-cirinya dan contoh gerak lurus
         beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
       Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh yang lain dari gerak
         lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
       Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus beraturan yang
         disampaikan oleh guru.
       Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus beraturan.
       Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
         terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
         memberikan bimbingan.
       Guru menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan, ciri-cirinya dan contoh
         gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
       Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh yang lain dari gerak
         lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
       Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus berubah beraturan yang
         disampaikan oleh guru.
       Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus berubah beraturan.
       Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
         terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
         memberikan bimbingan.
       Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gerak vertikal dan
         cirinya.
       Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan contoh gerak vertikal dalam
         kehidupan sehari-hari.
       Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak vertikal dalam
         kehidupan sehari-hari.
       Perwakilan peserta didik diminta untuk melemparkan sebuah bola ke atas di depan
         kelas, sedangkan peserta didik yang lain memperhatikannya.
       Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari
         hasil percobaan melemparkan sebuah bola ke atas.
       Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
       Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi
         yang sebenarnya.
       Peserta didik memperhatikan cara mendapatkan rumusan untuk menentukan ketinggian
         maksimum gerak vertikal yang disampaikan oleh guru.
       Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak vertikal yang disampaikan
         oleh guru.
       Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak vertikal.
       Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih



Lalu Gede Sudarman, S.Pd
terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
           memberikan bimbingan.
          Peserta didik memperhatikan langkah-langkah menggambar grafik gerak lurus
           beraturan dan grafik gerak lurus berubah beraturan yang disampaikan oleh guru.
          Guru menjelaskan cara menentukan posisi dari kurva kecepatan-waktu.
          Peserta didik memperhatikan contoh soal menggambar grafik gerak lurus beraturan,
           grafik gerak lurus berubah beraturan, dan menentukan posisi dari kurva kecepatan-
           waktu yang disampaikan oleh guru.
          Guru memberikan beberapa soal menggambar grafik gerak lurus beraturan, grafik gerak
           lurus berubah beraturan, dan menentukan posisi dari kurva kecepatan-waktu.
          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih
           terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung
           memberikan bimbingan.

    c. Kegiatan Penutup
        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
         yang baik.
        Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
        Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


E. Sumber Belajar
       a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur)
       b. Alat dan bahan praktikum
F. Penilaian Hasil Belajar
     No                                  Soal dan jawaban                                     skor
    1     Mobil dipercepat sepanjang jalan lurus dari diam hingga berkecepatan 60
          km/jam dalam waktu 5,0 sekon. Berapakah percepatan rata-rata mobil
          tersebut?
                 Penyelesaian
                 Percepatan rata-rata dinyatakan
                  v  v1  60 km / jam  0km / jam
              a 2              
                   t 2  t 3       5,0 sekon
                      12 km / jam / sekon  3,3m / s / s  3,3m / s 2

             1. Benda bergerak dipercepat beraturan, sehingga kecepatan berubah dari 50
             m/s menjadi 150 m/s dalam waktu 10 sekon, sebagaimana terlihat pada grafik
             di bawah ini. v (m/s)
                           150

                             100

                              50
                                        2,0   4,0    6,0   t (s)

             Berapakah jarak yang ditempuh benda tersebut, antara t = 2 s dan 6 s?
             Penyelesaian
             Saat t  2s  v  70 m , Saat t  6s  v  110 m
                                    s                          s
             Jarak yang ditempuh ekuivalen dengan luasan arsiran pada grafik v  t di atas,

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
yakni:
                           x 
                                  70m / s  110m / s  x4s  360 meter
                                               2
      2      Seorang arsitek merancang lapangan terbang untuk pesawat-pesawat kecil.
             Panjang lintasan terbang yang dibuat 150 meter. Suatu pesawat yang
             membutuhkan kelajuan minimal 100 km/jam atau 27,8 m/s agar dapat takeoff,
                                                                                 2
             menggunakan lapangan terbang ini dengan percepatan rata-rata 2,0 m/s .
             Apakah pesawat tersebut dapat terbang?
             Penyelesaian
             Diketahui      : xt  x 0  150 m ; a  2,0 m 2 ; v 0  0 m
                                                                     s         s
             Menggunakan persamaan (15c) kita peroleh

                           v t2  v 0  2a ( x t  x 0 )
                                    2




                                       
                                0  2 2,0 m
                                                    s2
                                                         150 m
                                           2
                                600 m
                                               s2

             Sehingga diperoleh vt  24,5 m
                                            s



      3      Satu titik memiliki kecepatan awal benda 6,0 m/s, titik tersebut mengalami
             percepatan sebesar 4,0 m/s. Berapakah kecepatan titik tersebut setelah 6,0
             kemudian?
             Jawaban
             Diket
             v 0 = 6,0 m/s ; a  4 m / s dan t  6 s
             Ditanya
             vt =....?
             solusi
                            vt  v0  at
                                            6,0m / s  (4,0m / s 2 )6,0 s
                                            30 m / s




                                                                             Maluk, September 2011
  Mengetahui,

  Kepala SMAKN 1 Maluk                                                       Guru Matapelajaran




Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Hustanuddin, S.Pd                                        Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  NIP. 19660313 199203 1 014                               NIP. 19860316 201001 1 009




                           RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                         ( RPP )


Satuan Pendidikan             : SMKN 1 MALUK
Mata Pelajaran                : FISIKA
Kelas/Semester                : X (sepuluh) / Semester I
Standar Kompetensi            : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya
Kompetensi Dasar              : 2.4 Menghitung gerak melingkar
Pertemuan ke                  : 9 (Sembilan)
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit

A. Indikator
   1. Megidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang
      terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan.
   2. Menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif.
   3. Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dan gerak melingkar pada
      gerak menggelinding dengan laju konstan.

B. Tujuan Pembelajaran
   Peserta didik dapat:
     1. Menyebutkan contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari.
     2. Mendeskripsikan besaran-besaran dalam gerak melingkar.
     3. Menjelaskan karakteristik Gerak Melingkar Beraturan (GMB).

Lalu Gede Sudarman, S.Pd
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X
Rpp FISIKA X

More Related Content

What's hot

Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013 copy (46...
Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013   copy (46...Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013   copy (46...
Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013 copy (46...eli priyatna laidan
 
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 
Silabus semester 1
Silabus semester 1Silabus semester 1
Silabus semester 1sajidintuban
 
Ab i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisika
Ab i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisikaAb i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisika
Ab i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisikasintakiki18
 
silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013Imam Wahyudi
 
Rpp fisika kur 2013 kelas xi lengkap
Rpp fisika kur 2013 kelas xi lengkapRpp fisika kur 2013 kelas xi lengkap
Rpp fisika kur 2013 kelas xi lengkapeli priyatna laidan
 
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013ajeng karina
 
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...eli priyatna laidan
 
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2wxrukli
 
RPP Fisika Kurikulum 2013
RPP Fisika Kurikulum 2013RPP Fisika Kurikulum 2013
RPP Fisika Kurikulum 2013Irwan Hasan
 
Rpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik besaran dan satuan
Rpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik   besaran dan satuanRpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik   besaran dan satuan
Rpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik besaran dan satuannooraisy22
 
Kartu soal uas x fisika 2013 2014
Kartu soal uas x fisika 2013 2014Kartu soal uas x fisika 2013 2014
Kartu soal uas x fisika 2013 2014Lalu Gede Sudarman
 
Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013
Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013
Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013eli priyatna laidan
 
Rpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbbRpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbbsintakiki18
 
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
 

What's hot (20)

Rpp (besaran dan satuan)
Rpp (besaran dan satuan)Rpp (besaran dan satuan)
Rpp (besaran dan satuan)
 
Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013 copy (46...
Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013   copy (46...Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013   copy (46...
Rpp fisika sma kelas x sman 1 cikembar eli priyatna kurikulum 2013 copy (46...
 
1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran
 
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
1. sma kelas x rpp kd 3.1 dan 4.1 pengukuran (karlina 1308233) final
 
Silabus semester 1
Silabus semester 1Silabus semester 1
Silabus semester 1
 
Ab i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisika
Ab i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisikaAb i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisika
Ab i-hakikat-fisika-dan-pengukuran-besaran-fisika
 
silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013
 
Rpp fisika kur 2013 kelas xi lengkap
Rpp fisika kur 2013 kelas xi lengkapRpp fisika kur 2013 kelas xi lengkap
Rpp fisika kur 2013 kelas xi lengkap
 
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN  KURIKULUM, 2013
RPP FISIKA X BESARAN DAN SATUAN KURIKULUM, 2013
 
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...
 
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
 
RPP Fisika Kurikulum 2013
RPP Fisika Kurikulum 2013RPP Fisika Kurikulum 2013
RPP Fisika Kurikulum 2013
 
Rpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik besaran dan satuan
Rpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik   besaran dan satuanRpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik   besaran dan satuan
Rpp kd 3.1 dan 4.1 fisika tik besaran dan satuan
 
Kartu soal uas x fisika 2013 2014
Kartu soal uas x fisika 2013 2014Kartu soal uas x fisika 2013 2014
Kartu soal uas x fisika 2013 2014
 
RPP SMP IPA
RPP SMP IPARPP SMP IPA
RPP SMP IPA
 
Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013
Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013
Rpp fisika kelas x marthen kanginan 2013
 
Rpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbbRpp bab-iii-glb-dan-glbb
Rpp bab-iii-glb-dan-glbb
 
Rpp elastisitas
Rpp elastisitasRpp elastisitas
Rpp elastisitas
 
RPP angka penting K13 terbaru
RPP angka penting K13 terbaruRPP angka penting K13 terbaru
RPP angka penting K13 terbaru
 
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
5. sma kelas x rpp kd 3.4; 4.1; 4.4 hk.newton (karlina 1308233) final
 

Viewers also liked

Analisis pemetaan standar isi fisika xii.
Analisis pemetaan standar isi fisika xii.Analisis pemetaan standar isi fisika xii.
Analisis pemetaan standar isi fisika xii.Lalu Gede Sudarman
 
Program semester kelas x fisika
Program semester  kelas x fisikaProgram semester  kelas x fisika
Program semester kelas x fisikaLalu Gede Sudarman
 
Analisis pemetaan standar isi fisika xi.
Analisis pemetaan standar isi fisika xi.Analisis pemetaan standar isi fisika xi.
Analisis pemetaan standar isi fisika xi.Lalu Gede Sudarman
 
Analisis pemetaan standar isi fisika x.
Analisis pemetaan standar isi fisika x.Analisis pemetaan standar isi fisika x.
Analisis pemetaan standar isi fisika x.Lalu Gede Sudarman
 
Gas Ideal - Kelompok 7
Gas Ideal - Kelompok 7Gas Ideal - Kelompok 7
Gas Ideal - Kelompok 7Alfian Isnan
 
Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013
Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013
Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013Lalu Gede Sudarman
 
Soal uas fisika xi 16 17
Soal uas fisika xi 16 17Soal uas fisika xi 16 17
Soal uas fisika xi 16 17Ahmadi Ar
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerak
Rencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerakRencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerak
Rencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerakImam Wahyudi
 
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digitaleli priyatna laidan
 
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digitaleli priyatna laidan
 
Kisi kisi fisika smk 2012
Kisi kisi fisika smk 2012Kisi kisi fisika smk 2012
Kisi kisi fisika smk 2012Pristiadi Utomo
 
Fisika Kelas XI Pemanasan Global
 Fisika Kelas XI  Pemanasan Global Fisika Kelas XI  Pemanasan Global
Fisika Kelas XI Pemanasan GlobalSalma Maulida
 
Soal ujian akhir fisika semester ganjil kelas x
Soal ujian akhir fisika semester ganjil kelas xSoal ujian akhir fisika semester ganjil kelas x
Soal ujian akhir fisika semester ganjil kelas xAtmamu Robayat
 

Viewers also liked (20)

Analisis kkm fisika kls x
Analisis kkm fisika kls xAnalisis kkm fisika kls x
Analisis kkm fisika kls x
 
RPP Fisika SMK Kelas XI
RPP Fisika SMK Kelas XIRPP Fisika SMK Kelas XI
RPP Fisika SMK Kelas XI
 
Analisis pemetaan standar isi fisika xii.
Analisis pemetaan standar isi fisika xii.Analisis pemetaan standar isi fisika xii.
Analisis pemetaan standar isi fisika xii.
 
Program semester kelas x fisika
Program semester  kelas x fisikaProgram semester  kelas x fisika
Program semester kelas x fisika
 
Program tahunan fisika x smk
Program tahunan fisika x smkProgram tahunan fisika x smk
Program tahunan fisika x smk
 
Analisis pemetaan standar isi fisika xi.
Analisis pemetaan standar isi fisika xi.Analisis pemetaan standar isi fisika xi.
Analisis pemetaan standar isi fisika xi.
 
Analisis pemetaan standar isi fisika x.
Analisis pemetaan standar isi fisika x.Analisis pemetaan standar isi fisika x.
Analisis pemetaan standar isi fisika x.
 
Gas Ideal - Kelompok 7
Gas Ideal - Kelompok 7Gas Ideal - Kelompok 7
Gas Ideal - Kelompok 7
 
Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013
Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013
Kisi kisi soal fisika kls XI smk genap 2012/2013
 
Soal uas fisika xi 16 17
Soal uas fisika xi 16 17Soal uas fisika xi 16 17
Soal uas fisika xi 16 17
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerak
Rencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerakRencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerak
Rencana pelaksanaan pembelajaran fisika k13 hukum newton tenteng gerak
 
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
 
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
16. sma kelas xii rpp kd 3.9;4.9 teknologi digital
 
Kumpulan soal UAN 2012/2013
Kumpulan soal UAN 2012/2013Kumpulan soal UAN 2012/2013
Kumpulan soal UAN 2012/2013
 
Kisi kisi fisika smk 2012
Kisi kisi fisika smk 2012Kisi kisi fisika smk 2012
Kisi kisi fisika smk 2012
 
Fisika Kelas XI Pemanasan Global
 Fisika Kelas XI  Pemanasan Global Fisika Kelas XI  Pemanasan Global
Fisika Kelas XI Pemanasan Global
 
Soal ujian akhir fisika semester ganjil kelas x
Soal ujian akhir fisika semester ganjil kelas xSoal ujian akhir fisika semester ganjil kelas x
Soal ujian akhir fisika semester ganjil kelas x
 
Alat optik
Alat optikAlat optik
Alat optik
 
materi Teknologi digital fisika SMA
materi Teknologi digital fisika SMAmateri Teknologi digital fisika SMA
materi Teknologi digital fisika SMA
 
materi sumber energi fisika SMA
materi sumber energi fisika SMAmateri sumber energi fisika SMA
materi sumber energi fisika SMA
 

Similar to Rpp FISIKA X (20)

Besaran dan turunan
Besaran dan turunanBesaran dan turunan
Besaran dan turunan
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Besaran dan satuan (modul)
Besaran dan satuan (modul)Besaran dan satuan (modul)
Besaran dan satuan (modul)
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1
 
Buku FISIKA Kelas X- bab 1
Buku FISIKA Kelas X- bab 1Buku FISIKA Kelas X- bab 1
Buku FISIKA Kelas X- bab 1
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
Pengukuran by dzombie
Pengukuran by dzombiePengukuran by dzombie
Pengukuran by dzombie
 
Media Pertemuan I.ppt
Media Pertemuan I.pptMedia Pertemuan I.ppt
Media Pertemuan I.ppt
 
Sarwan xi ipa 4 9629
Sarwan xi ipa 4 9629Sarwan xi ipa 4 9629
Sarwan xi ipa 4 9629
 
Modul ipa kelas 7
Modul ipa kelas 7Modul ipa kelas 7
Modul ipa kelas 7
 
Rpp 1 new
Rpp 1 newRpp 1 new
Rpp 1 new
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
BESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUANBESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUAN
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdf
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 

More from Lalu Gede Sudarman

Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13Lalu Gede Sudarman
 
Kisi kisi uas fisika xi smk 2014-2015
Kisi kisi uas  fisika xi smk 2014-2015Kisi kisi uas  fisika xi smk 2014-2015
Kisi kisi uas fisika xi smk 2014-2015Lalu Gede Sudarman
 
Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013
Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013
Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013Lalu Gede Sudarman
 
Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014
Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014
Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014Lalu Gede Sudarman
 
Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014
Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014
Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014Lalu Gede Sudarman
 
Surat permohonan pindah tugas pns
Surat permohonan pindah tugas pnsSurat permohonan pindah tugas pns
Surat permohonan pindah tugas pnsLalu Gede Sudarman
 
Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014
Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014
Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014Lalu Gede Sudarman
 
Lembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralel
Lembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralelLembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralel
Lembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralelLalu Gede Sudarman
 
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMA
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMALEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMA
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMALalu Gede Sudarman
 
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014Lalu Gede Sudarman
 
Kartu soal uas xii fisika 2013 2014
Kartu soal uas xii fisika 2013 2014Kartu soal uas xii fisika 2013 2014
Kartu soal uas xii fisika 2013 2014Lalu Gede Sudarman
 
Lembar Kerja Siswa (LKS) Listrik
Lembar Kerja Siswa (LKS) ListrikLembar Kerja Siswa (LKS) Listrik
Lembar Kerja Siswa (LKS) ListrikLalu Gede Sudarman
 
lembar kerja siswa (LKS) kalor
lembar kerja siswa (LKS) kalorlembar kerja siswa (LKS) kalor
lembar kerja siswa (LKS) kalorLalu Gede Sudarman
 
Formulir Pendaftaran Pengurus Harian osis
Formulir Pendaftaran Pengurus Harian osisFormulir Pendaftaran Pengurus Harian osis
Formulir Pendaftaran Pengurus Harian osisLalu Gede Sudarman
 

More from Lalu Gede Sudarman (20)

Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13Listrik statis kls XII SMA K13
Listrik statis kls XII SMA K13
 
Kisi kisi uas fisika xi smk 2014-2015
Kisi kisi uas  fisika xi smk 2014-2015Kisi kisi uas  fisika xi smk 2014-2015
Kisi kisi uas fisika xi smk 2014-2015
 
Kisi kisi xii fisika smk 2014
Kisi kisi xii fisika smk 2014Kisi kisi xii fisika smk 2014
Kisi kisi xii fisika smk 2014
 
Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013
Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013
Kisi kisi fisika kls X smk kurikulum 2013
 
Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014
Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014
Kisi kisi uas xi fisika smk 2013/2014
 
Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014
Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014
Kisi kisi UAS kls x fisika smk 2013/2014
 
Modul Pemuaian
Modul PemuaianModul Pemuaian
Modul Pemuaian
 
Modul Listrik statis
Modul Listrik statisModul Listrik statis
Modul Listrik statis
 
Surat permohonan pindah tugas pns
Surat permohonan pindah tugas pnsSurat permohonan pindah tugas pns
Surat permohonan pindah tugas pns
 
Undangan aqiqah
Undangan aqiqahUndangan aqiqah
Undangan aqiqah
 
Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014
Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014
Sk ujian sekolah (US) smkn 1 Maluk tahun 2013.2014
 
Lembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralel
Lembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralelLembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralel
Lembar Kerja Siswa (LKS) kaca plan paralel
 
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMA
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMALEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMA
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRISMA
 
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
 
Kartu soal uas xii fisika 2013 2014
Kartu soal uas xii fisika 2013 2014Kartu soal uas xii fisika 2013 2014
Kartu soal uas xii fisika 2013 2014
 
Lembar Kerja Siswa (LKS) Listrik
Lembar Kerja Siswa (LKS) ListrikLembar Kerja Siswa (LKS) Listrik
Lembar Kerja Siswa (LKS) Listrik
 
lembar kerja siswa (LKS) kalor
lembar kerja siswa (LKS) kalorlembar kerja siswa (LKS) kalor
lembar kerja siswa (LKS) kalor
 
Sk panitia uas sma.smk
Sk panitia uas sma.smkSk panitia uas sma.smk
Sk panitia uas sma.smk
 
Sertifikat class meeting
Sertifikat class meeting Sertifikat class meeting
Sertifikat class meeting
 
Formulir Pendaftaran Pengurus Harian osis
Formulir Pendaftaran Pengurus Harian osisFormulir Pendaftaran Pengurus Harian osis
Formulir Pendaftaran Pengurus Harian osis
 

Rpp FISIKA X

  • 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMK NEGERI 1 MALUK FISIKA Kelas x Semester Ganjil TP 2012/2013 Oleh Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19860316 201001 1 009 Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I Standar Kompetensi : 1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya Kompetensi Dasar : 1.1 Menguasai konsep besaran dan satuannya Pertemuan ke : 1 (Satu) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Indikator 1. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan 2. Menyusun dimensi besaran-besaran fisika B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan. 2. Menganalisis besaran fisika 3. Menganalisis satuan besaran turunan 4. Melakukan analisis dimensi terhadap besaran-besaran fisika. C. Materi Pembelajaran BESARAN DAN SATUAN Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu yang dapat diukur, misalnya warna, indah, cantik, panjang, luas, volume dan lain-lain. Definisi Besaran secara fisika adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka eksak, misalnya panjang, luas, volume, dan kecepatan sedangkan warna, indah, cantik bukan termasuk besaran secara fisika karena ketiganya tidak dapat dinyatakan dengan angka eksak. Besaran fisika dibagi menjadi dua macam yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Dalam Sistem Internasional (SI) ada 7 besaran pokok yang mempunyai satuan dan 2 besaran pokok yang tidak mempunyai satuan. Besaran Pokok yang mempunyai satuan diantaranya seperti tertera pada tabel dibawah Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 3. ini No. Besaran pokok Satuan SI Singkatan Alat ukur 1. Panjang Meter m Mistar 2. Massa Kilogram kg Neraca 3. Waktu Sekon s stopwatch 4. Suhu Kelvin k termometer 5. Kuat arus Ampere a ampermeter 6. Jumlah molekul Mole mol 7. Intensitas cahaya Candela cd Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. No. Besaran turunan Besaran pokok Satuan 1 Luas panjang x lebar m2 2 Volume panjang x lebar x tinggi m3 3 Kecepatan Jarak / waktu m/s 4 Massa jenis Massa / panjang x lebar x tinggi Kg/m3 Analisis dimensional. Diatas kita telah mempelajari besaran-besaran pokok dan besaran turunan. Selain mempunyai satuan, besaran pokok juga mempunyai Dimensi besaran yang menyusun besaran turunan. Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Dimensi 7 besaran pokok disajikan dalam table berikut: Besaran Satuan (SI ) Dimensi massa Kilogram M Panjang Meter L Waktu Sekon T arus listrik Ampere I Suhu Kelvin  intensitas cahaya Kandela J jumlah zat Mol N Karena besaran turunan tersusun oleh besaran pokok, maka dimensi besaran turunan juga tersusun oleh dimensi-dimensi besaran pokok.  Contoh soal 1.1 Tentukan dimensi untuk besaran percepatan dan gaya  Penyelesaian besarankecepa tan  besaran percepatan = besaranwaktu dimensi kecepatan a  = v  t  LT 1 = LT 2 = T  besaran gaya = besaran massa x besaran percepatan Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 4. dimensi gaya F  = m x a  = M x LT 2 = MLT 2 D. Nilai Karakter  Jujur  Toleransi  Mandiri  Komunikatif  Tanggung Jawab E. Metode Pembelajaran - Diskusi kelompok - Ceramah F. Langkah-langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan  Motivasi dan Apersepsi: - Apakah kalian pernah melakukan pengukuran? (contoh pengukuran) - Jika kalian mengukur meja dengan hasil pengukuran 2 m. manakah dari hasil pengukuran tersebut yang dinamakan besaran? - Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan?  Prasyarat pengetahuan: - Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok? - Apakah yang dimaksud dengan besaran Turunan? - Apakah yang dimaksud dengan satuan Sistem Internasional (SI)? b. Kegiatan Inti  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang 7 besaran pokok dan satuannya beserta contoh2nya.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang cara memperoleh besaran turunan dari besaran pokok  Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.  Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem Internasional (SI) dari beberapa besaran pokok.  Peserta didik memperhatikan penjelasan mengenai nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok yang disampaikan oleh guru.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan satuan Sistem Internasional (SI) dari beberapa besaran turunan.  Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.  Guru menjelaskan kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi dari beberapa besaran fisika.  Peserta didik diminta untuk menuliskan lima contoh analisis dimensi dari besaran Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 5. turunan.  Guru memeriksa penulisan analisis dimensi dari besaran turunan yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. c. Kegiatan Penutup  Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.  Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. F. Sumber Belajar a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) b. Internet c. LCD Proyektor G. Penilaian Hasil Belajar Prosedur Penilaian a. Tatap Muka (TM) Bentuk : Uraian Instrumen Soal No. Soal dan Uraian Jawaban Skor 1. Jelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan! jawaban Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. 2. Berikan 7 contoh besaran pokok dan 4 contoh besaran turunan! (sertakan dengan satuan masing-masing) Jawaban No. Besaran pokok Satuan SI Singkatan 1. Panjang Meter M 2. Massa Kilogram Kg 3. Waktu Sekon S 4. Suhu Kelvin K 5. Kuat arus Ampere A 6. Jumlah molekul Mole Mol 7. Intensitas cahaya Candela Cd No Besaran Besaran pokok Satuan . turunan 1 Luas panjang x lebar m2 2 Volume panjang x lebar x tinggi m3 3 Kecepatan Jarak / waktu m/s 4 Massa jenis Massa / panjang x lebar x Kg/m3 tinggi 3. Tentukanlah satuan dari : a. Percepatan b. Gaya c. Tekanan Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 6. Jawaban a. Percepatan (a) b. Gaya (F) c. Tekanan (P) a = v/t F = m. a p = F/A a = m/s/s F = kg. m/s2 p = kg. m/s2 /m2 2 a = m/s p = kg/s2m 4 Buktikan apakah benar atau salah persamaan dibawah ini dengan menggunakan analisis dimensi 1 s = vo.t + a .t 2 2 Jawaban 1 s = vo.t + a .t 2 2 [ L ] = [ L.T -1.T ] + [ L.T -2. T 2 ] [ L ] = [ L ] + [ L ] persamaan bernilai benar karena dimensi ruas kiri dan kanan sama. b. Penugasan terstruktur (PT) 1. Tentukan satuan dari : a. Energi Potensial b. Massa Jenis c. Usaha 2. Tentukan dimensi dari Energi Potensial (Ep) dan Energi Kinetik (Ek) 3. Tentukan dimensi dari : a. Percepatan b. Gaya c. Tekanan Maluk, Juli 2012 Mengetahui, Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1 009 Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 7. Lampiran RPP (Pertemuan 1) Soal-soal diskusi 1. Apa yang dimaksud dengan besaran 2. Jelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan 3. Tuliskan 7 besaran pokok beserta satuan dan dimensinya masing-masing 4. Tuliskan 5 contoh besaran turunan beserta satuannya masing-masing Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 8. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I Standar Kompetensi : 1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu besaran fisis Pertemuan ke : 2 (Dua) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Indikator Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Membaca alat ukur besaran fisika (massa, panjang,dan waktu) dengan benar 2. menuliskan hasil pengukuran besaran fisika (massa, panjang,dan waktu) obyek yang telah ditentukan. 3. Mengoperasikan alat ukur besaran fisika (massa, pdapatanjang, dan waktu) sesuai dengan prosedur yang benar. C. Materi Pembelajaran PENGUKURAN Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran lain sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Pengukuran ada dua macam yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan cara langsung mengukur benda yang bersangkutan dan memperoleh hasilnya, seperti mengukur panjang dengan penggaris, massa dengan neraca, suhu dengan termometer dan sebagainya. Sedangkan, pengukuran tak langsung adalah dengan menggunakan rumus, seperti mengukur luas lingkaran, luas persegi panjang dan sebagainya. 1. Panjang Panjang didefiniskan sebagai jarak antara dua titik. Dalam SI panjang mempunyai satuan meter. Meter standart didefinisikan jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 9. 1/299.792.458 detik (kecepatan cahaya ditetapkan sebesar 299.792.458 meter per detik). Ada tiga alat ukur panjang yang umum digunakan, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. (a) (b) (c) Gambar 1.(a). Macam-macam penggaris plastik, (b) Penggaris tukang kayu 2 meter, (c) Penggaris pita (a) (b) Gambar 3. Mikrometer sekrup Gambar 2. (a). Jangka sorong analog, (b). Jangka sosong digital . No Alat ukur panjang Ketelitian Penggunaan 1 Mistar 0,1 cm Mengukur panjang, misalnya panjang meja atau pensil 2 Jangka sorong 0,01 cm Mengukur diameter dalam dan luar, misalnya pada cincin 3 Mikrometer sekrup 0,001 cm Mengukur diameter luar dan ketebalan yang sangat tipis, misalnya tebal uang logam atau kertas 2. Pengukuran massa dan waktu Massa diukur dengan neraca. Neraca yang biasa dipakai di laboratorium adalah neraca tiga lengan. Selang waktu secara prinsip dapat diukur oleh kejadian yang berulang secara teratur, misalnya detak jantung, getaran pegas, rotasi bumi, dan revolusi bumi. Selang waktu singkat seperti catatan waktu lomba lari dengan stopwatch. Stopwatch analog memiliki ketelitian 0,1 sekon dan stopwatch digital memiliki ketelitian 0,01 sekon. 3. Pengukuran luas dan volume Pengukuran luas termasuk pengukuran tidak langsung. Luas benda dapat diukur dengan menggunakan rumus. Misalnya, luas segitiga = ½ x alas x tinggi, luas kubus = sisi x sisi, luas lingkaran = r2. Satuan SI untuk luas adalah m2. Pengukuran volume benda yang teratur dapat ditentukan secara tidak langsung dengan menggunakan rumus. Misalnya, volume balok = panjang x lebar x tinggi, volume kubus = sisi x sisi x sisi, volume silinder = r2t. Volume benda padat yang bentuknya tidak teratur harus diukur secara langsung dengan menggunakan: sebuah gelas ukur atau pasangan Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 10. gelas ukur dan gelas berpancuran. Satuan SI untuk volume adalah m3, walau yang sering dijumpai adalah cm3. D. Nilai Karakter  Jujur  Toleransi  Mandiri  Komunikatif  Tanggung Jawab E. Metode Pembelajaran - Diskusi kelompok - Eksperimen - Ceramah F. Langkah-langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan  Motivasi dan Apersepsi:  Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?  Dapatkah kita megukur volume benda yang berbentuk tidak teratur?  Prasyarat pengetahuan: - Apa yang dimaksud dengan pengukuran? - Bagaimana cara mengetuhui volume benda yang berbentuk tidak teratur?  Pra eksperimen: - Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang digunakan dalam pengukuran. b. Kegiatan Inti  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.  Guru menjelaskan tentang pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak lanngsung dalam fisika.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.  Guru mempresentasikan bagian-bagian mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup dan menunjukkannya kepada peserta didik.  Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang sama seperti yang ditunjukkan oleh guru, jika terdapat kesalahan langsung diberi umpan balik.  Guru mendemontrasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur, pengukuran suatu objek, cara membaca skala, menentukan nilai, dan membandingkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.  Masing-masing kolompok mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru.  Guru memeriksa kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.  Guru menjelaskan pengukuran secara tidak langsung untuk besaran panjang, massa, dan waktu.  Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai cara mengukur luas dan Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 11. volume banda yang berbentuk teratur dan tidak teratur.  Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.  Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. c. Kegiatan Penutup  Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.  Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. G. Sumber Belajar a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) b. Lembar kerja c. Alat dan bahan praktikum H. Penilaian Hasil Belajar No Uraian Jawaban Skor 1. Berapakah hasil pengukuran dari beberapa alat ukur berikut a. c. b. d. Jawab a. 1,14 cm b. 2,65 cm c. 6,30 mm d. 5,71 mm Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 12. 2. Apa nama Alat ukur dibawah ini dan sebutkan bagian2 dari alat ukur tersebut a b d A. c f e c B. d e a b Jawab A. Mikrometer Skrup B. Jangka Sorong Bagian-bagiannya Bagian-baiannya a. Poros tetap d. Skala nonius a. Rahang tetap d. Skala utama b. Poros geser e. Pemutar b.Rahang geser e. Skala nonius c. Skala utama f. Pengunci c. Pengunci Penilaian: Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian kinerja (performamce assessment) pada saat kegiatan berlangsung, tes tertulis, dan penugasan (proyek). a. Penilaian Kinerja Nilai diperoleh dari hasil pengamatan guru terhadap kinerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat melakukan percobaan. Unsur-unsur yang dinilai meliputi: Aspek Penilaian Nama Kelompok No Kel Kel Kel Kel … …. ….. . .A .B .C .D … 1. Merancang alat 2. Menyusun Hipotesis 3. Menetapkan Variabel yang tetap dan yang dikendalikan 4. Menetapkan alat dan bahan yang sesuai 5. Menentukan langkah-langkah kerja 6. Ketelitian mengukur 7. Menyimpulkan hasil percobaan Skor Total Skor adalah 1 sampai 4 dimana: 5 = sangat baik; 4 = baik; 3 = Cvukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 13. jumlah skor yang diperoleh Nilai yang diperoleh adalah: : N = x 10 35 b. Aspek Sikap Ilmiah Skor setiap kelompok No. Aspek Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Baik (5) (4) (3) (2) Kurang (1) 1. Kesungguhan dalam melakukan kegiatan 2. Kejujuran dalam mengungkap fakta 3. Ketelitian dalam bekerja 4. Penggunaan waktu secara efektif 5. Kerja sama 6. Tanggung Jawab 7 Memperhatikan keselamatan kerja Catatan: Berikan tanda  untuk setiap penampilan dari setiap tindakan yang dilakukan kelompok jumlah skor yang diperoleh . Nilai: N = x 10 35 Maluk, Juli 2012 Mengetahui, Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1 009 Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 14. LKS ALAT UKUR 1. Tujuan - Mengukur panjang, lebar, diameter dan kedalaman benda - Menentukan gaya sentripetal benda yang bergerak melingkar. 2. Alat & Bahan - Mistar - Jangka sorong - Mikrometer skrup - Balok - Pipa 3. Dasar teori 2R Sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan mempunyai kelajuan V = . Untuk T mempertahankan agar lintasan yang di tempuh berupa lingkaran maka harus ada gaya yang menuju pusat lingkaran. F = m.a v2 =m R Besarnya gaya untuk mempertahankan kedudukan tidak lain adalah berat beban, W = m.g. 4. Langkah praktikum 1. Siapkan penggaris mikrometer jangka sorong 2. Pilih beberapa alat yang akan kalian ukur seperti buku pensil penghapus 3. Ukurlah peralatan tersebut kemudian masukan angka tersebut ke dalam tabel 5. Tabel No Benda yang diukur Hasil Pengukuran Penggaris Jangka sorong Mikrometer 6. Pertanyaan a. Samakah nilai yang kalian dapatkan pada setiap pengukuran b. Alat ukur apa yang memiliki ketelitian paling tinggi c. Tuliskan kesimpulanmmu 7. Kesimpulan Kesimpulan : Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 15. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi Dasar : 1.2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu besaran fisis Pertemuan ke : 3 (Tiga) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Indikator 1. Menggunakan Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran 2. Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara grafis. 3. Menjumlahkan dua vektor secara analisis. B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan Aturan penulisan/penyajian angka penting 2. Membedakan pengertian besaran vektor dan besaran skalar. 3. Menyebutkan contoh besaran vektor dan besaran skalar. 4. Menuliskan simbol vektor. 5. Melakukan operasi vektor dengan metode jajargenjang dan metode poligon. 6. Menganalisis komponen-komponen vektor. 7. Menyelesaikan masalah vektor dengan menggunakan metode analitik. C. Materi Pembelajaran Angka Penting Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri atas angka- angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (angka taksiran). Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran: 1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Contoh: 72,753 (5 angka penting). 2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 9000,1009 (9 angka penting). 3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 30000 (5 angka penting). Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 16. 4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 67,50000 (7 angka penting). 5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting. Contoh: 4700000 (2 angka penting). 6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh: 0,0000789 (3 angka penting). Ketentuan - ketentuan pada operasi angka penting: 1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat Satu Angka Taksiran saja. Contoh: 2,34 angka 4 = angka taksiran 0,345 + angka 5 = angka taksiran 2,685 angka 8 dan 5 (dua angka terakhir) taksiran maka ditulis: 2,6824 (Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka di belakang koma yang paling sedikit). 13,46 angka 6 = angka taksiran 2,2347 - angka 7 = angka taksiran 11,2253 angka 2, 5 dan 3 (tiga angka terakhir) taksiran maka ditulis: 11,23 2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit. Contoh: 8,141 (empat angka penting) 0,22 × (dua angka penting) 1,79102 Penulisannya: 1,79102 ditulis 1,8 (dua angka penting) 1,432 (empat angka penting) 2,68 : (tiga angka penting) 0,53432 Penulisannya: 0,53432 di tulis 0,534 (tiga angka penting) 3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan. Jika angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap. Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 17. Contoh: Bulatkanlah sehingga mempunyai tiga angka penting: a) 24,48 (4 angka penting) = 24,5 b) 56,635 (5 angka penting) = 56,6 c) 73,054 (5 angka penting) = 73,1 d) 33,127 (5 angka penting) = 33,1 VEKTOR Pengertian Vektor Penggolongan besaran-besaran dalam kehidupan sehari-hari telah diketahui menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Namun ada juga pengelompokan lain berdasarkan nilai dan arah besaran. Penggolongan semacam ini membedakan besaran-besaran menjadi dua kelompok, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan memiliki arah. Jarak termasuk besaran skalar, sedangkan perpindahan dikatakan sebagai besaran vektor. Orang mengukur jarak adalah menghitung seluruh lintasan gerak yang ditempuh, sedangkan mengukur perpindahan berarti mengukur panjang dari titik awal ke arah titik akhir lintasan. Jadi kalau seorang siswa berlari dari suatu sudut mengelilingi lapangan sepak bola satu kali putaran, berarti Ia menempuh jarak keliling lapangan sepak bola itu, tetapi dikatakan perpindahannya nol. Contoh besaran skalar lainnya adalah panjang, massa, waktu, suhu, kelajuan. perlajuan, usaha, daya sedangkan contoh besaran vektor diantaranya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan sebagainya. Gambar berikut ini merupakan besaran vektor diantaranya kecepatan angin, kecepatan arus air laut yang menggerakkan kapal laut, kecepatan pesawat tempur. Tentu saja kecepatan–kecepatan tersebut memiliki besar dan arah. Gambar 1. Kecepatan angin Gambar 2. Kecepatan pesawat Menurut Alonso dan Finn, sebuah vektor dapat digambarkan berupa anak panah atau ruas garis berarah. Panjang anak panah atau ruas garis menyatakan nilai atau besar vektor, sedangkan arah anak, panah menyatakan arah vektor. Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 18. Notasi besaran vektor dapat dinyatakan dengan huruf besar atau huruf kecil yang diberi tanda panah di atasnya. Misalnya: vektor ab atau |AB| B A Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangi. Ada beberapa cara penjumlahan dan pengurangan vektor. A. Cara Grafis Cara ini menekankan pada cara menggambarnya. Yang termasuk dalam cara grafis adalah cara poligon, cara segitiga dan cara jajaran genjang. a. Cara Poligon     Berikut ini adalah langkah-langkah penjumlah vektor r  a  b  c dengan cara poligon. c b c r b a a  gambarkan salah satu vektor yang kita pilih, misalnya vektor a a b  Berikut menggambarkan vektor b dengan cara pangkal vektor b berada diujung vektor a c  Kemudian gambarkan vektor c dengan cara yang sama a b  Gambarkan resultan vektor r yang merupakan jumlah dari vektor a, b dan c dengan cara menggambarkan vektor dari pangkal vektor a ke ujung vektor c, a vektor resultan dinyatakan dengan besarnya atau penjang vektor resultan dan arahnya sesuai dengan hasil dari gambar yang didapat, seperti vektor berikut ini c r Lalu Gede Sudarman, S.Pd b
  • 19. b. Cara Segitiga Untuk cara segitiga, berlaku untuk tiap-tiap dua vektor. Semua pangkal vektor-vektor yang akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor resultan dengan menghubungkan kedua ujung vektor tersebut.  b b r r=a+b a  a c. Cara Jajaran Genjang Untuk cara jajaran genjang, semua pangkal vektor-vektor yang akan dijumlahkan digabung menjadi satu titik tangkap. Kemudian gambarkan vektor bayangan masing- masing vektor. Selanjutnya gambarlah vektor resultan dari titik tangkap ke perpotongan vektor bayangan. Perhatikan contoh penjumlahan vektor secara jajaran genjang berikut ini.  b b r r=a+b a  a Untuk vektor yang lebih dari dua; pertama kali tentukan a + b terlebih dahulu, kemudian ( a + b ) + c, perhatikan contoh berikut ini. c c b b a a ( a + b )+ c c a+b b b c a a Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 20. 2. Cara analitis. Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan sumbu y dari sistem koordinat Cartesius. Vektor  v x = v cos  v y = v sin  v1 1 v1 x = v cos 1 v1 y = v sin 1 v2 2 v2 x = v cos 2 v2 y = v sin 2 v3 3 v3 x = v cos 3 v3 y = v sin 3 v x = ................ v y = ................ Menurut Bresnick besar Resultan vektor dan arah ditentukan dengan :  vY VR = ( vX )2  ( vY )2 Arah resultan : tg  = vX D. Metode Pembelajaran - Diskusi kelompok - Ceramah E. Langkah-langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan  Motivasi dan Apersepsi: - Sebutkan besaran fisika yang tergolong besaran vektor. - Dapatkah besaran vektor mempunyai nilai negatif? - Bagaimana cara operasi pengurangan dua buah vektor? - Adakah cara yang lebih efektif untuk menjumlahkan vektor yang sangat banyak?  Prasyarat pengetahuan: - Apa yang dimaksud dengan besaran vektor? - Apa yang dimaksud dengan negatif dari sebuah vektor? - Apa yang dimaksud dengan pengurangan vektor? - Bagaimana cara melakukan penjumlahan vektor secara analitik? b. Kegiatan Inti Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 21. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.  Guru menjelaskan perbedaan besaran vektor dan besaran skalar dan contoh-contohnya.  Peserta didik memperhatikan penulisan simbol vektor yang disampaikan oleh guru.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan operasi vektor dengan metode jajargenjang dan metode poligon.  Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode jajargenjang yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan metode jajargenjang.  Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode poligon yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan metode poligon.  Guru memberikan beberapa soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan metode jajargenjang dan metode poligon untuk dikerjakan oleh peserta didik.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengurangan vektor.  Peserta didik memperhatikan tahap-tahap dalam menyelesaikan pengurangan dua buah vektor yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan contoh soal mengenai pengurangan dua buah vektor.  Guru memberikan beberapa soal mengenai pengurangan dua buah vektor untuk dikerjakan oleh peserta didik.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan komponen-komponen vektor.  Peserta didik memperhatikan langkah-langkah penjumlahan vektor secara analitik yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan lebih dari dua vektor dengan metode analitik.  Guru memberikan beberapa soal mengenai penjumlahan dua vektor atau lebih dengan metode analitik.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. c. Kegiatan Penutup  Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.  Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. F. Sumber Belajar a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) b. Buku referensi yang relevan G. Penilaian Hasil Belajar Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 22. No Jawaban skor 1 Apa yang dimaksud dengan besaran vektor dan besaran skalar? Berikan masing-masing 5 contohnya Jawaban Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besara dan arah. Contoh: kecepatan, percepatan, gaya, usaha, momentum Besaran skalar: besaran yang hanya memiliki besar saja tidak meiliki arah: berat, luas, volume, massa jenis 2 Tentukan besar komponen gaya sumbu X dan Y Y F=60N Fy 600 Fx Jawaban Fx = F cos  = 60 cos 60° = 60 x 0,5 = 30 N Fy = F sin  = 60 sin 60° = 60 x 0,5 3 = 30 3 N 3 Dua buah vektor F1 = 5 N, F2 = 12 N membentuk sudut  = 600, maka tentukan resultan dari F1 + F2 Jawaban Diket F1 = 5 N, F2 = 12 N dan  = 600 Ditanya R12=...? solusi R = F12 + F22 + 2F1F2.cos R= 52  132  2.5.12. cos 60 R = 25  169  2.5.12.0,5 R = 254 = 15,94 N Maluk, Juli 2012 Mengetahui, Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 23. Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1 009 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya Kompetensi Dasar : 2.1 Menguasai konsep gerak dan gaya Pertemuan ke : 5 (Lima) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Indikator 1. Membedakan jarak dan perpindahan 2. Membedakan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat 3. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Mendeskripsikan definisi dari beberapa besaran gerak. 2. Menjelaskan arti lintasan, jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan percepatan 3. Menghitung kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat benda Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 24. C. Materi Pembelajaran GERAK Benda-benda di alam semesta ini ada yang diam ada pula yang bergerak. Perhatikan batu-batu di pinggir jalan, mereka diam terhadap jalan kecuali mendapat dorongan dari luar misalkan ditendang oleh kaki seorang anak. Perhatikan rumah-rumah di sekeliling kita, mereka diam terhadap pohon-pohon di sekelilingnya. Gambar 1. Berlari berarti bergerak terhadap pohon Perhatikan pula orang yang berolah raga lari di jalan, ia bergerak terhadap batu di pinggir jalan maupun terhadap rumah-rumah dan pohon-pohon. Dengan demikian apakah yang dimaksud gerak ? Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi jelaslah bahwa gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap suatu titik acuan tertentu. Sekarang perhatikan orang yang berlari di mesin lari fitness atau Gambar 2. Lari kebugaran, Apakah ia mengalami perubahan kedudukan terhadap tiang fitness tidak bergerak terhadap pegangan di mesin tersebut. Ternyata tidak. Dalam fisika orang tersebut mesin fitness tidak dikatakan bergerak, karena tidak mengalami perubahan posisi atau kedudukan dalam selang waktu yang ditempuhnya. Demikian pula anak yang bermain komputer dikatakan tidak mengalami gerak karena sepanjang waktu ia hanya duduk di kursinya. Gambar 3. Anak bermain komputer Dapat dikatakan pula anak tersebut diam terhadap kursi yang diduduki, dikatakan tidak dalam hal ini kursi berperan sebagai kerangka acuan. Penempatan bergerak kerangka acuan dalam peninjauan gerak merupakan hal yang sangat penting, mengingat gerak dan diam itu mengandung pengertian yang relatif. Sebagai contoh seorang yang duduk di dalam kereta api yang bergerak, dapat dikatakan bahwa orang tersebut diam terhadap bangku yang didudukinya dan terhadap kereta api tersebut. Namun orang tersebut bergerak relatif terhadap stasiun maupun terhadap Gambar 4. Gerak relatif orang di pohon-pohon yang dilewatinya. dalam dan di luar Sekarang orang tersebut berjalan-jalan di dalam kereta api searah kereta dengan kecepatan kereta. Dapat dikatakan bahwa orang tersebut bergerak relatif terhadap kereta, terhadap stasiun, terhadap pohon, tetapi orang tersebut diam terhadap buku yang dipegangnya. Jarak dan Perpindahan Selama bergerak benda mengalami perubahan kedudukan. Menurut Bresnick, garis lurus terpendek yang menghubungkan titik awal dan titik akhir, tanpa mempedulikan lintasannya disebut dengan perpindahan Jadi selisih kedudukan akhir dan kedudukan awal disebut dengan perpindahan. Sedangkan seluruh lintasan yang ditempuh benda disebut sebagai jarak. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan perpindahan termasuk besaran vektor. Sebagai contoh, seorang siswa yang berlari mengelilingi lapangan sepakbola satu kali putaran, dikatakan ia menempuh jarak sama dengan keliling lapangan itu, namun ia tidak menempuh perpindahan karena ia kembali ke titik semula berarti selisih kedudukan awal dan akhir adalah nol. Contoh lain, ada seorang siswa bergerak ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke timur sejauh 4 km, lalu berhenti. Berapa jarak yang ditempuh siswa tersebut ? Berapa pula Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 25. perpindahannya ? 4 km 3 km Jarak yang ditempuh siswa tersebut berarti keseluruhan lintasan yang ditempuh yaitu 3 km + 4 km = 7 km, sedangkan perpindahannya sepanjang garis putus-putus pada gambar di atas, yaitu 32  42 =  25 = 5 km. Analisa Jawablah di buku tugasmu! 1. Sebuah mobil bergerak sejauh 5 km kearah utara. Kemudian berbalik arah ke selatan sejauh 3 km. Bagaimanakah Kamu membedakan tentang jarak dan perpindahan mobil tersebut. 2. Eko berlari mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran. Jika Eko berlari sebanyak 2,5 kali putaran, dan jari-jari lapangan 7 m. Bedakanlah jarak dan perpindahan yang ditempuh Eko? Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat Dalam pembahasan gerak dikenal istilah kecepatan dan kelajuan. Kecepatan diartikan sebagai perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan diartikan sebagai jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Kecepatan termasuk besaran vektor, sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. jarak (meter) Kelajuan = selang waktu (sekon) Perpindaha n (meter) Kecepatan = selang waktu (sekon) Contoh Seorang siswa berjalan dengan lintasan ABC, seperti gambar . Selang waktu dari A ke C 10 sekon. Tentukan kelajuan dan Kecepatan siswa tersebut ? Jawab : B 4m C Diketahui jarak AC = 7 m 3m Selang waktu = 10 sekon 5m Perpindahan AC = 5 m A jarak (meter) 7 meter Kelajuan = = = 0,7 m/s selang waktu (sekon) 10 sekon Perpindahan (meter ) 5 meter Kecepatan = = = 0,5 m/s selang waktu ( sekon) 10sekon Tugas Kerjakanlah di buku tugas! Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 26. 1. Anton berlari mengelilingi lapangan berukuran 8 m x 6 m sebanyak 2,5 putaran. Selang waktu yang diperlukan 10 sekon. Hitunglah Kelajuan dan Kecepatan Anton ? 2. Gambar berikut ini adalah grafik perpindahan terhadap waktu dari kecepatan mobil A, B C, dan D. Manakah yang memiliki Kecepatan terbesar dan urutankan dari yang terbesar sampai terkecil. Perpindahan A B C D Waktu 1. Kecepatan Rata-rata Ketika Kamu melakukan perjalanan dengan mobil dari suatu kota ke kota lain tentulah kamu melewati jalan yang tidak selalu lurus dan naik turun. Misalnya dari Bandung ke Bogor melewati puncak. Kendaraan yang kamu gunakan kecepatannya berubah-rubah. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang ditunjukan speedometer pada kendaraan. Oleh karena kecepatannya tidak tetap maka sering ddigunakan istilah kecepatan rata- rata. Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda dengan selang waktu yang diperlukan , sedangkan kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh seluruhnya dibagi dengan selang waktu tempuh. Kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut. s Vr= Vr = kecepatan rata-rata,  s = perpindahan, t  t = selang waktu s Vr= Vr = kelajuan rata-rata, s = jarak ,  t = selang waktu t Menurut Sears dan Zemansky, kecepatan rata-rata adalah suatu besaran vektor yang sama arahnya dengan vektor  s. Berikut ini merupakan contoh tabel perjalanan Bus dari Semarang- Solo Besaran 1 2 3 jumlah Perpindahan (km) 35 25 50 110 km Selang waktu (menit) 20 20 50 90 menit Berdasarkan tabel tersebut dapat ditentukan kecepatan rata-rata dari Bus tersebut s 110 km 110 km Vr= = = = 73,3 km /jam t 90 menit 1,5 jam Contoh Analisis Grafik Grafik berikut menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak. Bila s dalam m dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan rata-rata benda. s (m) 10 Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 27. 5 2 6 t s) Jawab. Dari grafik didapat : s Vr= ,  s = 10 m,  t = 6s t = 10 m/6 s = 1,67 m/s 2. Kecepatan Sesaat Grafik berikut merupakan grafik hubungan perpindahan(s) dengan selang waktu (t). Grafik berupa garis lengkung, karena laju benda tidak tetap. Kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan s vr = , jika titik B mendekati titik A, maka selang waktu  t menjadi kecil, Untuk selang t waktu  t mendekati nol , B akan berimpit di A, maka ketika itu kecepatan yang terjadi disebut kecepatan sesaat. Arah kecepatan sesaat di suatu titik searah dengan garis singgung di titik tersebut. Kecepatan sesaat sering disebut dengan kecepatan benda. s V sesaat = lim t t  0 Percepatan Benda yang bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan akan mengalami perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu. Benda tersebut dikatakan mengalami percepatan. Besarnya percepatan atau perlambatan (akselerasi) dapat ditentukan dengan membagi perubahan kecepatan dengan selang waktu yang ditempuh.  Perubahan kecepatan a = = t selang waktu dimana a adalah percepatan dalam m/s dan v adalah perubahan kecepatan dan t adalah 2 selang waktu. Berikut ini grafik hubungan perubahan kecepatan terhadap selang waktu v v vt A vt -vo B vo C t (selang waktu) t (selang waktu) Grafik A Grafik B Dari grafik A terlihat bahwa perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu sama dengan kemiringan grafik. Semakin besar kemiringan grafik semakin besar percepatan benda. Pada grafik B percepatan terbesar adalah A, kemudian B dan C., karena kemiringan grafik terbesar adalah A, B kemudian C. Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 28. Contoh Soal Seorang polisi mengejar penjahat mula–mula dari keadaan diam kemudian menambah kecepatannya menjadi 30 m/s dalam selang waktu 3 detik. Hitunglah percepatan benda ? Jawab Diketahui vo = 0 m/s vt = 30 m/s t = 3 detik  30  0 m a = = = 10 m/s t 3s D. Metode Pembelajaran - Diskusi kelompok - Ceramah - Observasi E. Langkah-langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan  Motivasi dan Apersepsi: - Sebutkan beberapa contoh gerak lurus dalam kehidupan sehari-hari? - Mungkinkah perpindahan sebuah benda lebih besar daripada jarak tempuhnya?  Prasyarat pengetahuan: - Apa yang dimaksud dengan gerak lurus? - Apakah pengertian jarak tempuh? b. Kegiatan Inti  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.  Guru menjelaskan pengertian posisi, aturan dan contoh posisi dalam sumbu koordinat yang disampaikan oleh guru.  Guru menjelaskan perbedaan antara perpindahan dan jarak tempuh, serta perbedaan antara kecepatan rata-rata dan laju rata-rata.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memberikan contoh perpindahan dan jarak tempuh dalam kehidupan sehari-hari.  Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai kecepatan rata-rata dan laju rata- rata yang disampaikan oleh guru.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menjawab soal mengenai kecepatan rata- rata dan laju rata-rata di depan kelas, sedangkan yang lain memperhatikannya.  Guru menjelaskan konsep kecepatan sesaat sekaligus memberikan contoh soal.  Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh percepatan rata-rata dan percepatan sesaat dalam kehidupan sehari-hari.  Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.  Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.  Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai percepatan rata-rata dan percepatan sesaat yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan beberapa soal mengenai percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 29. memberikan bimbingan. c. Kegiatan Penutup  Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.  Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. F. Sumber Belajar a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) b. Buku referensi yang relevan H. Penilaian Hasil Belajar No Soal jawaban skor 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan percepatan Jawaban jarak menyatakan panjang lintasannya yang ditempuh benda selama geraknya, perpindahan menyatakan perbedaan posisi akhir benda dibandingkan posisi awalnya. Kelajuan : jarak yang ditempuh tiap satuan waktu Kecepatan: diartikan sebagai perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu Percepatan: perubahan kecepatan benda dalam selang waktu tertentu. 2 Mobil dipercepat sepanjang jalan lurus dari diam hingga berkecepatan 60 km/jam dalam waktu 5,0 sekon. Berapakah percepatan rata-rata mobil tersebut? Penyelesaian: Jawab: Percepatan rata-rata dinyatakan v  v1  60 km / jam  0km / jam a 2  t 2  t 3  5,0 sekon  12 km / jam / sekon  3,3m / s / s  3,3m / s 2 3 Bus berjalan dari A ke B dengan kelajuan 36 km/j. Lalu bergerak dari B ke C dengan kelajuan yang sama selama 30 detik. Bila panjang lintasan AB adalah 400 meter dan panajng lintasan dari B ke C adalah 500 meter, tentukan: a. selang waktu yang ditempuh bus dari A ke B b. kelajuan rata-rata dari A ke C B 400 m A c. kecepatan rata-rata dari A ke C jawaban 300 m VAB = 36 km/j = 36000 m/ 3600 s = 10 m/s C jarak A ke B a. Waktu = tAB = kelajuan rata - rata 400 m = m 10 s = 40 s Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 30. b. Jarak ABC = jarak AB + jarak BC = 400 m + 300 m = 700 m waktu ABC = waktu AB + waktu BC = 40 s + 30 s = 70 s v = 700m/70s= 10 m/s c. Kecepatan rata-rata bus adalah 10 m/s dari A ke C Maluk, Juli 2012 Mengetahui, Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran Agus Futrahadi, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19770817 200212 1 010 NIP. 19860316 201001 1 009 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya Kompetensi Dasar : 2.2 Menguasai hukum Newton Pertemuan ke : 6 (Enam) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Indikator 1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menerapkan hukum Newton pada gerak benda pada bidang miring tanpa gesekan. B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 31. 1. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton tentang gerak. 2. Menyebutkan contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menerapkan hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan. C. Materi Pembelajaran HUKUM NEWTON tentang GERAK 3.1 Gaya Di SLTP gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan. Bila kepada benda diterapkan gaya, benda itu mengalami dorongan atau tarikan. Akibat gaya diterapkan itu dapat berupa perubahan gerak, dan/atau perubahan bentuk. Contoh perubahan gerak ialah dari diam menjadi bergerak atau sebaliknya, dari gerak lambat menjadi cepat, atau sebaliknya. Contoh perubahan bentuk misalnya lilin mainan, jika dipencet (ditekan), berubah bentuknya, kawat telepon atau kawat listrik, meskipun direntangkan dengan kuat, selalu melengkung oleh adanya gaya gravitasi. Gaya adalah besaran yang memiliki arah. Misalnya gaya berat arahnya kebawah. Jadi gaya adalah besaran vektor. Karena itu aturan-aturan berhitung dengan vektor berlaku untuk gaya ini. 3.2 Hukum I Newton  Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda, benda itu diam (tak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan (GLB).  Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, maka vektor kecepatan benda tidak akan berubah. Benda yang sedang berada dalam keadaan diam akan tetap diam, dan benda yang sedang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Hukum 1 Newton ini disebut juga sebagai hukum kelembaman (inertia law) 3.3 Hukum II Newton  Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda, dan berbanding terbalik dengan massa benda itu. Arah percepatan sama dengan arah gaya itu.  Jika resultan gaya (gaya netto) F yang bekerja pada sebuah benda bermassa m tidak nol, benda dipercepat searah dengan gaya yang bekerja.  Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa dari benda. Hukum ini biasanya dinyatakan secara singkat dengan menggunakan persamaan : a  m a F  F m  F   ma Persamaan vektor diatas, dapat dituliskan dalam komponen:  Fx   max  Fy   may  Fz   maz Berdasarkan hukum II newton gaya dapat dipandang sebagai penyebab perubahan kecepatan benda. Telah diketahui bahwa gaya tarik bumi memberikan percepatan kepada setiap benda. Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 32. Dipermukaan bumi percepatan itu kurang lebih sama besarnya untuk setiap benda. Percepatan yang disebabkan oleh gaya berat atau gaya gravitasi ini disebut percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi biasanya dinyatakan dengan lambang g. Besar g ini bergantung pada jarak benda ke pusat bumi. Makin jauh benda dari pusat bumi, makin kecil percepatan gravitasi itu. Bila massa benda kita sebut m, beratnya (gaya berat) kita sebut w, menurut hukum II newton: Gaya berat: w  m. g 3.4 Hukum III Newton Hukum III newton berkaitan dengan “interaksi” dua benda. Interaksi artinya saling “tindak”.  Dua benda disebut berinteraksi jika tindakan benda yang satu terhadap yang lain disertai tindakan benda yang lain terhadap yang satu (yang disebut pertama).  Hukum III newton bersangkutan dengan interaksi dalam wujud gaya. Newton merumuskan hukum III ini sebagai gaya aksi reaksi,  Bila dua benda berinteraksi, gaya yang diadakan oleh benda yang satu kepada yang lain sama besarnya dan berlawanan arahnya. Suatu contoh aksi reaksi adalah benda (sebuah kotak) yang terletak diatas meja. Umpamakan berat kotak adalah W (gaya berat ini tidak digambar). Karena adanya gaya berat pada kotak menekan meja dengan gaya N’ ke bawah. Sebaliknya meja menekan kotak dengan gaya N ke atas. Gaya yang bekerja pada balok: Jika benda diam atau bergerak pada bidang horizontal, maka total gaya dalam arah vertikal sama dengan nol.    Fy 0 N w0 N  w Gaya Normal = gaya berat Gaya yang bekerja pada bidang lantai: N’ N  N  w Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 33. Besar gaya N sama dengan gaya yang dilakukan kotak ke meja, yaitu N’. Karena gaya tekan kotak ke meja adalah akibat adanya gaya berat, maka besar N’ sama dengan berat kotak. Hal ini berarti N juga sama denga berat kotak. Contoh lain aksi dan reaksi adalah aksi dan reaksi yang terjadi pada waktu kita berjalan kaki. Pada waktu kita melangkah kaki, kaki kita mendorong tanah (atau lantai) dengan suatu gaya yang arahnya ke belakang. Jika lantai /tanah tidak licin, lantaipun mendorong kita dengan gaya yang sama besar, akan tetapi arahnya kedepan. Jika tanah/lantai sangat licin, gaya gesek antara kaki dan tanah/lantai tidak ada, sehingga tanahpun tidak mengadaan gaya kepada kaki kita. Akibatnya kita tidak bisa jalan kaki. Mengapa di jalan yang sangat licin kendaraan bermotor tidak dapat maju, sekalipun rodanya berputar dengan cepat Balok pada bidang miring: Gaya yang bekerja pada balok: Jika balok bergerak menyusuri bidang miring: Gaya yang menggerakkan balok F  sin Jumlah total gaya yang tegak lurus bidang miring sama dengan nol    FN 0 N  w cos  0 N  w cos D. Metode Pembelajaran - Diskusi kelompok - Eksperimen - Observasi E. Langkah-langkah Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan  Motivasi dan Apersepsi: - Mengapa pada saat di dalam mobil tubuh kita akan bergerak ke depan ketika mobil direm mendadak? - Apakah fungsi melukis diagram gaya yang bekerja pada benda?  Prasyarat pengetahuan: Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 34. - Bagaimana bunyi hukum I Newton? - Apakah yang dimaksud dengan diagram gaya? b. Kegiatan Inti  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan perbedaan kinematika dan dinamika.  Peserta didik memperhatikan analisis tentang semua persoalan gerak di alam semesta yang dapat diterangkan dengan hukum Newton yang disampaikan oleh guru.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton tentang gerak.  Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.  Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.  Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.  Peserta didik memperhatikan penerapan hukum I Newton sampai hukum III Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan yang disampaikan oleh guru.  Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan hukum I Newton sampai hukum III Newton yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan hukum I Newton sampai hukum III Newton.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan fungsi diagram gaya yang bekerja pada benda.  Peserta didik memperhatikan diagram gaya untuk berbagai macam gerak yang disampaikan oleh guru.  Perwakilan peserta didik diminta untuk menggambarkan diagram gaya pada benda yang berada di atas bidang miring, sedangkan yang lain memperhatikannya.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. c. Kegiatan Penutup  Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.  Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. E. Sumber Belajar a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) halaman 141-186 b. Buku referensi yang relevan c. Alat dan bahan praktikum F. Penilaian Hasil Belajar No Soal jawaban skor Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 35. 1 2 3 Maluk, September 2011 Mengetahui, Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran Hustanuddin, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19660313 199203 1 014 NIP. 19860316 201001 1 009 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya Kompetensi Dasar :2.3 Menghitung gerak lurus Perteman ke : 9 (Sembilan) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Indikator 1. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan konstan. 2. Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan konstan. 3. Menganalisis grafik gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan. B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menganalisis Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menganalisis Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB, GLBB, dan gerak vertikal. 4. Menggambar grafik gerak lurus beraturan. 5. Menggambar grafik gerak lurus berubah beraturan. Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 36. 6. Menentukan perpindahan benda berdasarkan kurva kecepatan-waktu. C. Materi Pembelajaran Gerak lurus Gerak suatu benda dalam lintasan lurus dinamakan gerak lurus. Sebuah mobil melaju di jalan raya yang lurus merupakan contoh gerak lurus. Seorang siswa berlari mengelilingi lapangan sepakbola juga merupakan contoh dari gerak lurus dengan empat segmen lintasan lurus yang berbeda pada saat menempuh sisi-sisi lapangan yang berbeda. Berdasarkan kelajuan yang ditempuhnya gerak lurus dapat dibedakan menjadi dua yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Untuk dapat membedakan GLB dan GLBB Anda bersama guru dapat melakukan percobaan dengan menggunakan ticker timer dan perlengkapannya (lakukan kegiatan mandiri). Gambar 6. Meja ticker timer, troli, ticker timer dan pitanya 1. Gerak Lurus Beraturan Dalam gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama. Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1 detik, maka 1 detik berikutnya menempuh jarak 2 meter lagi, begitu seterusnya. Dengan kata lain perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan, atau kecepatannya konstan. Dalam GLB kelajuan dan kecepatan hampir sulit dibedakan karena lintasannya yang lurus menyebabkan jarak dan perpindahan yang ditempuh besarnya sama. Dapat dirumuskan untuk GLB, bahwa : s v= t dimana s adalah jarak dalam meter, t adalah waktu dalam sekon, dan v adalah kecepatan dalam m/s. Pada gerak lurus beraturan pertambahan jarak yang ditempuh terhadap waktu dapat digambarkan dalam grafik berikut ini. s Gradien kemiringan grafik atau tan  menunjukkan kecepatan  gerak. Jadi v = tan  t Sedangkan kecepatan selalu konstan terhadap waktu, grafiknya dapat digambarkan sebagai berikut. v Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 37. t Kereta listrik bawah tanah yang ada di negara maju, hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk mencapai kecepatan konstan dalam jangka waktu lama. Gerak lurus beraturan kereta itu akan berakhir sewaktu kereta mulai direm saat memasuki stasiun pemberhentian. Gambar 7. Kereta api bawah tanah Demikian pula alat produksi di suatu pabrik yang biasa disebut dengan bantalan berjalan atau meja berjalan selalu mengalami gerak lurus beraturan sewaktu dihidupkan mesinnya. Gambar 8. Bantalan berjalan di bagian produksi suatu pabrik Contoh Sebuah mobil bergerak kecepatan tetap 36 km/jam. Hitung jarak yang ditempuh mobil selama 10 sekon. ? Jawab : Diketahui kecepatan v = 36 km/jam = 10 m/s t = 10 sekon s = v x t = 10 m/s x 10 sekon = 100 m Tugas Jawablah di buku tugasmu! 1. Busway melaju dengan kecepatan konstan 108 km/jam selama 2 jam. Tentukan jarak yang ditempuhnya ! 2. Pesawat tempur F 16 melintas di udara dengan kecepatan tetap 216 km/jam, menempuh jarak 500 meter. Berapakah waktu yang dibutuhkannya. 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Untuk menyelidiki gerak suatu benda dapat digunakan dengan suatu alat yang dinamakan ticker timer atau pengetik waktu. Alat ini dilengkapi pemukul yang dapat bergetar sesuai dengan frekuensi listrik PLN, yaitu 50 Hz atau sebanyak 50 kali ketikan dalam satu detik. Dalam satu ketikan diperlukan waktu 0,02 detik. Alat ticker timer dilengkapi dengan troli atau mobil-mobilan yang dapat bergerak, papan luncur dan pita rekaman. Dari pita rekaman akan terlihat jenis gerak benda. Benda bergerak lurus beraturan (GLB) akan menghasilkan tanda ketikan/ketukan yang jaraknya selalu sama dalam selang waktu tertentu. Untuk benda yang bergerak lurus berubah beraturan (GLBB) dipercepat akan menghasilkan tanda ketukan yang jaraknya semakin besar dan perubahannya secara teratur, dan sebaliknya apabila dihasilkan tanda ketikan semakin kecil berarti benda melakukan GLLB diperlambat. Perhatikan contoh rekaman pita ketikan berikut ini. o o o o o o o o o o o o o o ooo A B C D Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 38. Benda dari A ke B melakukan GLB, dari titik B sampai titik C mengalami GLBB dipercepat, sedangkan dari C ke D mengalami GLBB diperlambat. Untuk menyelidiki gerak GLBB dipercepat beraturan dengan ticker timer lakukanlah kegiatan percobaan berikut ini. a. Aplikasi Konsep GLBB dalam Kehidupan Sehari-hari Benda yang mengalami gerak lurus berubah beraturan memiliki kecepatan yang berubah seiring dengan perubahan waktu. Dengan demikian dalam selang waktu yang sama perubahan jarak yang dicapai benda tidak sama. Bila perubahan jarak yang dicapai semakin bertambah besar, berarti kecepatan benda semakin bertambah pula. Gerak semacam itu dinamakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat. Sebaliknya jika perubahan jarak yang dicapai semakin berkurang, berarti kecepatan benda semakin lambat, maka gerak demikian disebut dengan gerak lurus berubah beraturan diperlambat. Kecepatan akhir pada saat tertentu berbeda dengan kecepatan awal pada saat t = 0 yaitu saat peninjauan gerak dilakukan. Persamaan untuk menentukan kecepatan akhir , jarak yang ditempuh, dan hubungan antara kecepatan akhir dengan jarak, serta grafik hubungan v - t dapat dinyatakan sebagai berikut. vt vt = vo + at s = vo t + ½ at2 vt2 = vo2 + 2as vo v  vt t s = o .t 2 Hampir semua gerak yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak lurus berubah beraturan. Namun demikian ada juga yang kombinasi antara GLB dan GLBB secara berselang- seling. Grafik atau kurva perubahan jarak terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai berikut. s t Adapun grafik perubahan kecepatan terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai berikut. v Gradien kemiringan grafik atau tan  menunjukkan percepatan gerak. Jadi a = tan   Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 39. t Sedangkan grafik percepatan terhadap perubahan waktu dapat di tunjukkan sebagai berikut. a t Aplikasi dari GLBB diantaranya adalah 1. Gerak seorang penerjun payung 2. Gerak mobil dalam balapan mobil 3. Gerak Jatuh Bebas 4. Gerak benda dilempar vertikal ke atas 5. Gerak benda dilempar vertikal ke bawah. Contoh soal Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 72 km/jam dalam waktu 2 menit mengalami percepatan 5 m/s2 . Tentukan jarak yang ditempuh dan kelajuan akhirnya ! Jawab Diketahui vo = 72 km/jam = 20 m/s t = 2 menit = 120 sekon a = 5 m/s2 Ditanya s = ? v t = ? s = vo t + ½ a t2 = 20 x 120 + ½ 5 (120)2 = 36240 m vt = vo + a t = 20 + 5 x 120 = 620 m/s 3. Gerak Vertikal a. Gerak Vertikal ke Atas Gerak Benda dilempar vertikal keatas (GVA) merupakan GLBB yang mengalami perlambatan dimana gesekan udara diabaikan dan percepatan benda a = - g, g = percepatan gravitasi bumi., Ketika benda mencapai titik puncak , kecepatan benda sama dengan nol atau Vt = 0 , waktu untuk mencapai titik puncak ( t p ) dapat ditentukan dengan persamaan kecepatan B S = vo t + ½ at2 vt = vo + at 2 vt = 0 h = vo t - 1/2g t v t = vo - g t waktu untuk mencapai titik puncak h t p = ….? vt = 0 v t = vo - g t V0 A 0 = vo - g tp t p = vo / g vt = vo  2gh 2 2 Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 40. vt2 = vo2  2gh b. Gerak Vertikal ke Bawah Gerak vertikal ke bawah (GVB) merupakan GLBB dimana benda dilempar ke bawah dengan kecepatan awal tertentu dan gesekan udara diabaikan atau ditiadakan sebagai berikut : S = vo t + ½ at2 vt = vo + at 2 A h = vo t + 1/2 g t v t = vo + g t V0 h = ½ g t2 v t = kecepatan akhir vt2 = vo2 + 2gh h vt2 = vo2 + 2gh B c. Gerak Jatuh Bebas Gambar disamping merupakan contoh gerak jatuh bebas (GJB) dari bola dan seekor kucing. Walaupun keduanya memiliki massa yang berbeda akan tetapi mempunyai waktu jatuh yang sama. Hal ini disebabkan gesekan udara ditiadakan. Gerak Jatuh bebas merupakan gerak vertikal ke bawah tanpa kecepatan awal (v0 = 0 ) dan gesekan di udara diabaikan atau Gambar 9. Bola dan ditiadakan. Gerak jatuh bebas merupakan GLBB dipercepat dengan a = kucing jatuh + g. bersamaan Gerak Benda A jauh bebas dari ketinggian h dan jatuh di tanah pada titik B dapat dirumuskan sebagai berikut : S = vo t + ½ at2 vt = vo + at A h = 0 + 1/2 g t2 vt = 0 + g t 2 v0= 0 h= ½gt v t = gt v t = kecepatan akhir h vt2 = vo2 + 2gh = 02 + 2gh = 2gh B Contoh soal 1. Sebuah genting jatuh bebas dari sebuah gedung setinggi 20 m. Tentukan kapan benda jatuh ke tanah dan berapa kecepatan genting ketika sampai di tanah ,g= 10 m/s2. Penyelesaian Diketahui h = 20 m g = 10 m/s2 Ditanya t = ... ? vt = ... ? Jawab : h = S = vo t + ½ at2 vt = vo + at 2 h = 0 + 1/2 g t vt = vo + g t 20 = 1/2 . 10 t2 = 5 t2 vt = 0 + 10 . 2 = 20 m/s t = 4 = 2 sekon. 2. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan 20 m/s dari tanah. Tentukan ( g = 10 m/s2) : a. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik puncak Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 41. b. Tinggi benda ketika mencapai titik puncaik c. Ketinggian benda saat 1 detik setelah dilempar d. Waktu yang diperlukan batu untuk jatuh ke tanah lagi. e. Kecepatan batu ketika tiba di tanah Penyelesaian : Diketahui v0 = 20 m/s g = 10 m/s2 Ditanya: a. t p = ….? vt = 0 v t = vo - g t 0 = 20 - g t t p = 20 / 10 = 2 sekon b. hmax = .....? hmax = vo t - 1/2 g t2 = 20. 2 – ½ .10 .22 = 20 m c. h = …. t = 1 sekon h = vo t - 1/2 g t2 = 20 . 1 – ½ . 10 . 1 = 15 m d. tS = ….. (waktu naik dan turun) t naik = t turun jadi t s = 2 x t naik. = 2 x 2 = 4 sekon e. vt = ….? v t = vo - g t = 20 – 10. 4 v t = - 20 m/s ( tanda negatip menunjukkan arah kecepatan ke bawah) 4. Penerapan GLB dan GLBB a. Menganalisa grafik v – t untuk berbagai gerakan benda Sebagaimana kamu ketahui pada bahasan sebelumnya berbagai gerak lurus adalah gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan dipercepat dan diperlambat serta perpaduan gerak-gerak tersebut. Berkut ini merupakan hubungan grafik v – t beserta cara menentukan jarak yang ditempuh benda V v t t s = luas persegi panjang = v x t s = luas travesium =( a+b)/2 x tg s = (luas persegi dari 0 – t1 ) + (luas segitiga dari (t1 – t2 ) –( luas segitiga t2 – t3) v Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 42. 0 t1 t2 t3 t b. Perpaduan GLB dan GLB menghasilkan GLB Grafik berikut ini menunjukan hubungan vektor kecepatan perahu motor dan vektor kecepatan arus air sungai. Perpaduan gerak kedua vektor kecepatan terhadap perahu menghasilkan resultan gerak lurus beraturan. vperahu vpa = kecepatan perahu motor terhadap arus air v arus air sungai Gambar 5. Perahu yang menyeberang sungai Contoh soal: Sebuah perahu motor menyeberangi sungai dengan kecepatan 4 m/s dengan arah tegak lurus arus air sungai.Jika kecepatan arus sungai 2 m/s tentukan jarak yang ditempuh perahu setelah 2 sekon. Penyelesaian Diketahui : vp = 4 m/s va = 2 m/s t = 2 sekon Ditanya S = …? Jawab: vR = vp 2  va 2 = 4 2  2 2 = 2 5 m/s S = vR . t = 2 5 . 2 = 4 5 m Tugas Buatlah penyelesaian persoalan berikut di buku tugas! 1 1. Seseorang benda menyeberangi sungai, yang lebarnya 420 m kecepatan arusnya 2 2 m/s. Jika ia mengarahkan perahunya siku-siku pada tepi sungai dengan kecepatan tetap sebesar 5 2 8 m/s, tentukanlah : a. Waktu yang diperlukan untuk menyeberang. b. Tempat ia sampai di tepi lain. c. Jarak yang dilaluinya. D. Metode Pembelajaran - Diskusi kelompok - Ceramah - Observasi E. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan  Motivasi dan Apersepsi: - Apakah tujuan lintasan rel kereta api harus dibuat lurus dan mendatar? Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 43. - Gerak jatuh peloncat indah tergolong GLB atau GLBB? - Bagaimana menentukan ketinggian maksimum gerak vertikal? - Apa manfaat menggambarkan gerak dengan menggunakan grafik?  Prasyarat pengetahuan: - Apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan? - Apakah ciri dari gerak lurus berubah beraturan? - Apakah syarat terjadinya ketinggian maksimum gerak vertikal? - Bagaimana langkah-langkah menggambarkan gerak dengan menggunakan grafik? b. Kegiatan Inti  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.  Guru menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan, ciri-cirinya dan contoh gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh yang lain dari gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.  Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus beraturan yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus beraturan.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.  Guru menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan, ciri-cirinya dan contoh gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh yang lain dari gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari.  Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak lurus berubah beraturan yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak lurus berubah beraturan.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gerak vertikal dan cirinya.  Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan contoh gerak vertikal dalam kehidupan sehari-hari.  Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh gerak vertikal dalam kehidupan sehari-hari.  Perwakilan peserta didik diminta untuk melemparkan sebuah bola ke atas di depan kelas, sedangkan peserta didik yang lain memperhatikannya.  Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan melemparkan sebuah bola ke atas.  Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.  Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.  Peserta didik memperhatikan cara mendapatkan rumusan untuk menentukan ketinggian maksimum gerak vertikal yang disampaikan oleh guru.  Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai gerak vertikal yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan beberapa soal mengenai gerak vertikal.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 44. terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.  Peserta didik memperhatikan langkah-langkah menggambar grafik gerak lurus beraturan dan grafik gerak lurus berubah beraturan yang disampaikan oleh guru.  Guru menjelaskan cara menentukan posisi dari kurva kecepatan-waktu.  Peserta didik memperhatikan contoh soal menggambar grafik gerak lurus beraturan, grafik gerak lurus berubah beraturan, dan menentukan posisi dari kurva kecepatan- waktu yang disampaikan oleh guru.  Guru memberikan beberapa soal menggambar grafik gerak lurus beraturan, grafik gerak lurus berubah beraturan, dan menentukan posisi dari kurva kecepatan-waktu.  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. c. Kegiatan Penutup  Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.  Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.  Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. E. Sumber Belajar a. Modul Fisika Untuk SMK Teknik Semester Ganjil (Hayati Tumbuh Subur) b. Alat dan bahan praktikum F. Penilaian Hasil Belajar No Soal dan jawaban skor 1 Mobil dipercepat sepanjang jalan lurus dari diam hingga berkecepatan 60 km/jam dalam waktu 5,0 sekon. Berapakah percepatan rata-rata mobil tersebut? Penyelesaian Percepatan rata-rata dinyatakan v  v1  60 km / jam  0km / jam a 2  t 2  t 3  5,0 sekon  12 km / jam / sekon  3,3m / s / s  3,3m / s 2 1. Benda bergerak dipercepat beraturan, sehingga kecepatan berubah dari 50 m/s menjadi 150 m/s dalam waktu 10 sekon, sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini. v (m/s) 150 100 50 2,0 4,0 6,0 t (s) Berapakah jarak yang ditempuh benda tersebut, antara t = 2 s dan 6 s? Penyelesaian Saat t  2s  v  70 m , Saat t  6s  v  110 m s s Jarak yang ditempuh ekuivalen dengan luasan arsiran pada grafik v  t di atas, Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 45. yakni: x  70m / s  110m / s  x4s  360 meter 2 2 Seorang arsitek merancang lapangan terbang untuk pesawat-pesawat kecil. Panjang lintasan terbang yang dibuat 150 meter. Suatu pesawat yang membutuhkan kelajuan minimal 100 km/jam atau 27,8 m/s agar dapat takeoff, 2 menggunakan lapangan terbang ini dengan percepatan rata-rata 2,0 m/s . Apakah pesawat tersebut dapat terbang? Penyelesaian Diketahui : xt  x 0  150 m ; a  2,0 m 2 ; v 0  0 m s s Menggunakan persamaan (15c) kita peroleh v t2  v 0  2a ( x t  x 0 ) 2   0  2 2,0 m s2 150 m 2  600 m s2 Sehingga diperoleh vt  24,5 m s 3 Satu titik memiliki kecepatan awal benda 6,0 m/s, titik tersebut mengalami percepatan sebesar 4,0 m/s. Berapakah kecepatan titik tersebut setelah 6,0 kemudian? Jawaban Diket v 0 = 6,0 m/s ; a  4 m / s dan t  6 s Ditanya vt =....? solusi vt  v0  at  6,0m / s  (4,0m / s 2 )6,0 s  30 m / s Maluk, September 2011 Mengetahui, Kepala SMAKN 1 Maluk Guru Matapelajaran Lalu Gede Sudarman, S.Pd
  • 46. Hustanuddin, S.Pd Lalu Gede Sudarman, S.Pd NIP. 19660313 199203 1 014 NIP. 19860316 201001 1 009 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMKN 1 MALUK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh) / Semester I Standar Kompetensi : 2. Menerapkan hukum gerak dan gaya Kompetensi Dasar : 2.4 Menghitung gerak melingkar Pertemuan ke : 9 (Sembilan) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Indikator 1. Megidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan. 2. Menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif. 3. Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan. B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menyebutkan contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mendeskripsikan besaran-besaran dalam gerak melingkar. 3. Menjelaskan karakteristik Gerak Melingkar Beraturan (GMB). Lalu Gede Sudarman, S.Pd