1. UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI PADA
TANAMAN KACANG HIJAU DAN KACANG PANJANG
TERHADAP HAMA Maruca testulalis GEYER
( LEPIDOPTERA :PYRALIDAE )
SKRIPSI
Oleh :
EVA SEPTINA SIANTURI
040302043
HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
2. UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI PADA
TANAMAN KACANG HIJAU DAN KACANG PANJANG
TERHADAP HAMA Maruca testulalis GEYER
( LEPIDOPTERA :PYRALIDAE)
SKRIPSI
Oleh :
EVA SEPTINA SIANTURI
040302043
HPT
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
(Ir. Marheni, MP)
Anggota
(Ir. Amansyah siregar )
Ketua
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
3. ABSTRACT
Effectiveness test of any Bio insecticide applied on mung bean and string
bean to the pest Maruca testulalis Geyer (Lepidoptera; Pyralidae). This research
aims to study the influence of any bio inseticide to attack of M.testulalis Geyer
and to study the influence of lentil to the growth of pest M.testulalis Geyer. The
applied method is Factorial RAK that consists of 2 factors and 3 repetitions. The
first factor is the type of bio insecticide that consists of 5 levels, i.e. without
extract, extract of babadotan weeds ( Ageratum conyzoides L.), extract of
pandanus leaf ( Pandanus amaryllifolius Roxb.), extract lemongrass
(Andropogon nardus), extract of basil leaf (Occimum basillicum Linn). While the
second factor is the species of vegetations that consists of 2 species, i.e. mung
bean (Vigna radiata L.), string bean (Vigna sinensis L.) The result of experiment
is not indicate a significant difference while the more effective treatment is the
application of extract of babadotan leaf. The species of vegetation that like by pest
M.testulalis is string bean.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
4. ABSTRAK
Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati pada Tanaman Kacang Hijau
dan
Kacang
Panjang
terhadap
Hama
Maruca
testulalis
Geyer
( Lepidoptera :Pyralidae ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
beberapa jenis insektisida nabati terhadap serangan M. testulalis Geyer. dan untuk
mengetahui pengaruh jenis tanaman kacangan terhadap perkembangan hama M.
testulalis Geyer. Metode yang digunakan adalah adalah RAK Faktorial yang
terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis insektisida
nabati terdiri dari 5 taraf yaitu tanpa ekstrak, ekstrak gulma babadotan (Ageratum
conyzoides L.), ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.), ekstrak
serai
wangi
(Andropogon
nardus),
ekstrak
daun
kemangi
(Ocimum basillicum Linn.) sedangkan faktor kedua adalah jenis tanaman terdiri
dari 2 jenis tanaman yaitu tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.), tanaman
kacang panjang (Vigna sinensis L.). Hasil percobaan
tidak menunjukkan
perbedaan nyata sedangkan perlakuan yang paling efektif adalah dengan
menggunakan ekstrak daun babadotan. Jenis tanaman yang disukai hama
M. testulalis adalah tanaman kacang panjang.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
5. RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidikalang pada tanggal 22 September 1985, dari
Bapak H. Sianturi dan Ibu P. Limbong, anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara.
Tahun 2004 lulus dari SMU Negeri 1 Sidikalang dan pada tahun 2004
masuk Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama mengikuti perkuliahan, Penulis pernah menjadi asisten di
Laboratorium Mikrobiologi Organisme Pengganggu Tumbuhan, mulai dari tahun
ajaran 2006/2007 sampai tahun ajaran 2008/2009. Penulis melaksanakan Praktek
Kerja Lapang (PKL) di Perkebunan Cinta Raja PT. Buana Estate, SecanggangStabat Kabupaten Langkat pada bulan Juni-Juli 2008 dan melaksanakan penelitian
(tugas akhir) di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
6. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan tepat pada waktunya..
Adapun judul dari skripsi ini adalah “UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA
INSEKTISIDA NABATI PADA TANAMAN KACANG HIJAU DAN
KACANG PANJANG TERHADAP HAMA Maruca testulalis GEYER” yang
disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana pertanian di
Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Komisi Pembimbing,
yaitu Bapak Ir. Amansyah Siregar selaku Ketua dan Ibu Ir. Marheni, MP selaku
Anggota yang telah banyak memberikan saran dan arahan sehingga Penulis dapat
menyusun skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap bahwa skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Medan, Agustus 2009
Penulis
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
7. DAFTAR ISI
ABSTRACT ...................................................................................
i
ABSTRAK ..................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang. ....................................................................................
Tujuan Penelitian.................................................................................
Hipotesa Penelitian. ..............................................................................
Kegunaan Penelitian. ............................................................................
1
4
4
4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ................................
Botani Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) ...........................
Biologi Maruca testulalis Geyer ..........................................................
Gejala Serangan Maruca testulalis Geyer ..................................... .......
PengendalianHama.. .............................................................................
Sifat-Sifat Insektisida Nabati ................................................................
Babadotan (Ageratum conyzoides L.). ..........................................
Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) .....................................
Serai Wangi (Andropogon nardus)..............................................
Kemangi (Ocimum basillicum) ....................................................
5
6
8
10
11
12
13
15
16
17
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 19
Bahan Dan Alat .................................................................................... 19
Metode Penelitian................................................................................. 19
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
8. Pelaksanaan Penelitian ................................................................
Pelaksanaan di lapangan ........................................................
Persiapan areal .......................................................................
Penanaman benih ...................................................................
Pemupukan ............................................................................
Pemasangan turus ..................................................................
Pemeliharaan .........................................................................
Pembuatan ekstrak .......................................................................
Aplikasi penyemprotan ................................................................
Parameter pengamatan .................................................................
21
21
21
21
22
22
22
23
23
23
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah polong terserang .......................................................................
Jumlah larva Maruca testulalis .............................................................
Jumlah biji terserang................................................................................
Produksi ...............................................................................................
26
27
28
28
KESIMPULAN
Kesimpulan.................................................................................................. 48
Saran............................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
10. DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Hlm
1. Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ............................................. 5
2. Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) ........................................ 8
3. Larva Maruca testulalis .......................................................................... 9
4. Imago Maruca testulalis ......................................................................... 9
5. Gejala Serangan Maruca testulalis pada Tanaman Kacang Panjang ........11
6. Babadotan ..............................................................................................14
7. Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) ......................................16
8. Daun Serai (Andropogon nardus) ..........................................................17
9. Daun Kemangi (Ocimum basillicum) ......................................................18
10. Grafik Parameter Pengamatan ................................................................29
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
11. DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Hlm
1. Bagan Penelitian.....................................................................................32
2. Deskripsi Tanaman.. ...............................................................................34
3. Data Pengamatan Suhu dan Kelembaban di Lapangan ............................36
4. Data Pengamatan Jumlah Polong Terserang Maruca testulalis Geyer…. 37
5. Data Pengamatan Jumlah Larva Maruca testulalis Geyer. ......................40
6. Data Pengamatan Jumlah Biji Terserang Maruca testulalis Geyer.
...............................................................................................................42
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
12. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dan ditanam oleh masyarakat
tani di Indonesia. Kacang hijau merupakan tanaman palawija yang banyak
diusahakan oleh petani di Indonesia. Komoditi tersebut cukup besar manfaatnya
bagi manusia terutama sebagai bahan pangan, selain itu juga berguna sebagai
pupuk hijau dan pakan ternak (Sudarto dkk, 2004).
Kacang hijau merupakan tanaman berbentuk semak yang tumbuh tegak.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai
Negara Asia tropis, termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17. di Indonesia,
kacang
hijau
juga
dikenal
sebagai
tanaman
sayur
semusim
(Purwono dan Purnamawati, 2007)
Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun
hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik.
Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan lain, kacang hijau memiliki
kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis seperti : (a) lebih tahan
kekeringan, (b) serangan hama penyakit lebih sedikit, (c) dapat dipanen pada
umur 55-60 hari, (d) dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara
budidayanya mudah. Dengan demikian, kacang hijau mempunyai potensi yang
tinggi untuk dikembangkan (Maestro, 2000).
Beberapa jenis hama tanaman kacang hijau antara lain : Lalat kacang
(Ophiomia phaseoli), Ulat jengkal hijau (Plusia chalcites), Ulat grayak
(Prodenia
litura),
Penggerek
polong
(Maruca
testulalis),
Kutu
aphis
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
13. (Aphis
craccivora),
Kepik
hijau
(Nezara
viridula),
dan
Kutu
putih
(Bemisia tabaci) (Maestro, 2000).
Kacang panjang tergolong tanaman yang disukai hama. Penyakitnya
memang tidak banyak, tetapi tetap perlu tindakan pencegahan. Hama yang sering
menyerang antara lain, Ulat penggerek polong (M. testulalis), Tungau merah
(Tetranychus bimaculatus), dan kutu daun (Aphis spp.) Gejala serangannya
terlihat pada polong yang berlubang dan sering terlihat ulat di dalamnya
(Nazaruddin, 2000).
Gejala serangan penggerek polong pada bunga akan mengalami kerusakan
dan berwarna pucat. Bunga tidak berproduksi dengan baik. Polong juga
mengalami penurunan produksi. Polong kacang hijau berlubang dan berbercak
kecil berwarna gelap ( Parker dkk, 1995).
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 tahun 1995 pasal 3 ditetapkan
bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan melalui sistem pengendalian hama
terpadu (PHT); selanjutnya dalam pasal 19 dinyatakan
bahwa penggunaan
pestisida dalam rangka pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
merupakan alternatif terakhir dan dampak yang ditimbulkan harus ditekan
seminimal mungkin. Oleh karena itu, perlu dicari cara pengendalian yang efektif
terhadap hama sasaran namun aman terhadap organisme bukan sasaran dan
lingkungan. Salah satu golongan insektisida yang memenuhi persyaratan tersebut
adalah insektisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (insektisida nabati)
(Martono dkk, 2004).
Daun babadotan (Ageratum conyzoides) yang dianggap sebagai gulma
ternyata bermanfaat sebagai insektisida botani, karena mengandung saponin,
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
14. flavanoid, polifenol, dan minyak atsiri. Tepung daun tanaman ini jika dicampur
dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan serangga menjadi
kepompong (Plantus, 2008).
Salah satu tanaman yang mengandung insektisida botanik (alami) adalah
daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb). Daun pandan wangi ini
mengandung insektisida berupa saponin. Adanya senyawa saponin dalam daun
pandan telah dibuktikan oleh Rohmawati (1995) yang menyatakan bahwa
kandungan kimia daun pandan wangi adalah senyawa pahit berupa polifenol,
flavonoid, saponin, minyak atsiri dan alkaloid (Susanna dkk, 2007).
Serai (Andropogon sp.) yang banyak ditemui di berbagai daerah dan biasa
digunakan sebagai bumbu masakan ternyata bisa digunakan sebagai insektisida
alamiah. Tanaman ini mengandung minyak atsiri (esteris) yang antara lain
memiliki senyawa sitronela dan bisa membunuh serangga, termasuk nyamuk.
Selain mudah didapat serai juga relatif murah harganya (Enjcorp, 2007).
Minyak kemangi dalam dunia perdagangan disebut dengan basil oil atau
sering dikenal dengan Sweet basil oil. Berdasarkan senyawa utama dalam
minyaknya dapat dikenal beberapa tipe basil yaitu tipe Reunion (methyl chavicol,
camphor), tipe Eropa (methyl chavicol, linalool), tipe Methyl cinnamate (methyl
chavicol, linaool, methyl cinnamate) dan tipe Eugenol (eugenol). Sweet basil oil
yang dihasilkan dari Ocimum basillicum masuk dalam tipe Reunion kandungan
utama minyaknya adalah methyl chavicol, jenis ini yang banyak dikembangkan
(Hadipoentyanti dan Sukamto, 2008).
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
15. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis insektisida nabati terhadap
serangan M. testulalis Geyer. dan untuk mengetahui pengaruh jenis tanaman
kacangan terhadap perkembangan hama M. testulalis Geyer.
Hipotesis Penelitian
1. Insektisida nabati pada tanaman kacangan mampu menekan perkembangan
hama M. testulalis Geyer.
2. Jenis tanaman kacang panjang relatif lebih disukai hama M. testulalis
dibandingkan terhadap tanaman kacang hijau.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di
Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
16. TINJAUAN LITERATUR
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Tanaman kacang hijau dalam taxonomi tumbuhan termasuk Kelas
Dicotyledoneae, Ordo Rosales, Keluarga Leguminosae ( Fabaceae), Genus
Vigna, Species Vigna radiata L. (Purwono dan Hartono, 2008).
Kacang hijau adalah tanaman pendek bercabang tegak. Bagian dari
tanaman kacang hijau antara lain akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Tanaman kacang hijau berakar tunggang. System perakarannya dibagi menjadi
dua, yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang
akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara
xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah
(Purwono dan Hartono, 2008).
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya
kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerahan. Tanaman ini
bercabang banyak. Daunnya tumbuh majemuk dan terdiri dari tiga helai anak
daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan
berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih
panjang daripada daunnya sendiri (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Bunganya muncul di ujung percabangan pada umur 30 hari. Munculnya
bunga dan pemasakan polong pada tanaman kacang hijau tidak serempak
sehingga panen dilakukan beberapa kali (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning
kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
17. berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada
pagi harinya
bunga
akan
mekar
dan pada sore hari
menjadi
layu
(Purwono dan Hartono, 2008).
Tanaman akan tumbuh baik pada suhu udara yang optimal antara
25-27o C. Kebutuhan air minimal pada masa kritis setara dengan curah hujan 100
mm/bulan. Daerah yang memiliki curah hujan 50-200 mm/bulan merupakan
daerah yang baik untuk budidaya tanaman ini (Purwono dan Hartono, 2008).
Gambar 1. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Sumber : http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/bali0209.pdf
Botani Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Tanaman kacang panjang dalam taxonomi tumbuhan termasuk kelas
Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil), Sub-kelas Rosidae, Ordo Fabales,
Familia Fabaceae (suku polong-polongan),Genus Vigna, Spesies Vigna sinensis
(L.) Savi Ex Has. Kacang panjang adalah sayuran yang mirip dengan kacang
tunggak. Batang tanaman yang menjalar dan merambat ini dapat mencapai
beberapa meter. Selama pertumbuhannya, batang rambat kacang panjang biasanya
ditopang dengan lanjaran untuk mencegah polong menyentuh tanah dan untuk
memungkinkannya tumbuh lurus. Tanaman ini mudah tercekam kekurangan
lengas, tetapi lebih toleran terhadap curah hujan dan kelembaban tinggi
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
18. ketimbang
kacang
tunggak
atau
kacang
Bombay
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Bunga kacang panjang mulai tampak pada umur 4-6 minggu setelah
kecambah muncul, dan polong yang dapat dimakan terbentuk sekitar 2 minggu
setelah antesis. Namun, panen sering dimulai sekitar 70 hari setelah tanam dan
dapat berlanjut selama 25-30 hari. Panjang polong sekitar 30-80 cm, dan kadangkadang lebih (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Polong tampak agak pipih, dan pada waktu biji matang, polong cenderung
menjadi bulat. Biji matang berbentuk ginjal, panjangnya beragam, mulai dari 6
mm
hingga
12
mm,
dan
biasanya
berwarna
coklat
atau
hitam
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Batangnya berwarna hijau muda dan berbentuk persegi enam. Daun
berbentuk delta dengan ujung meruncing tersusun tiga-tiga. Daun berwarna hijau
tua dengan permukaan berbulu halus. Bunga berbentuk kupu-kupu berwama biru
muda. Polongnya gilik, panjang 44-75 cm, warna hijau tua, rasanya agak manis,
dan renyah. Satu tanaman bisa menghasilkan 4-15 polong. Biji bulat panjang agak
gepeng dan bila sudah tua berwama cokelat tua berbelang putih. Tanaman dewasa
tingginya mencapai 2 m lebih. Pada umur 28 hari sudah berbunga dan pada umur
59-79 hari sudah dapat dipanen (BPPT, 2005).
Kacang panjang dapat tiap saat ditanam, baik di dataran rendah maupun
dataran tinggi. Syarat-syarat yang penting untuk tumbuhnya tanaman ini ialah
tanah gembur, kandungan humus banyak, dan pH tanah antara 5,5-6,5.
Selain itu, lebih baik tanahnya bersarang, tetapi lapisan tanahnya masih dapat
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
19. menahan air tanah dan banyak terkena sinar matahari. Sebaiknya kacang panjang
ditanam di awal atau akhir musim hujan (Bisnisbali, 2005).
Gambar 2. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.)
Sumber : http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/bali0209.pdf
Biologi, Gejala Serangan, dan Pengendalian Hama Penggerek Polong
( Maruca testulalis Geyer.)
Biologi Maruca testulalis Geyer.
Klasifikasi hama Maruca testulalis adalah
termasuk dalam kelas Insecta
(Lepidoptera, Pyralidae). Kebanyakan pyralidae berukuran kecil dan berbentuk
ngengat, bentangan sayap depan berbentuk triangular (Borror and Dwight, 1970).
Telur diletakkan berkelompok pada daun, bunga, atau polong. Satu
kelompok telur terdiri dari 2-4 butir telur. Telur berbentuk lonjong agak pipih dan
berwarna putih kekuningan agak bening. Stadium telur berlangsung 2-3 hari. Pada
stadium larva berwarna putih kekuningan dengan bintik-bintik cokelat gelap pada
bagian punggungnya. Panjang larva instar terakhir sekitar 18,5 mm. Stadium larva
berlangsung antara 10-15 hari. Pupa terbentuk di dalam tanah atau di dalam
polong. Tubuh pupa berwarna cokelat dan panjang kira-kira 13,5 mm. Stadium
pupa berlangsung antara 7-10 hari (Harahap, 1994).
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
20. Gambar 3a : Larva Maruca testulalis
pada kacang panjang
Gambar 3b : Larva Maruca testulalis
pada kacang hijau
Larva berwarna putih kekuningan dan panjangnya mencapai 18 mm.
Setiap segmen terdiri dari bintik-bintik gelap di sepanjang tubuhnya yang terletak
pada bagian permukaan punggungnya. Kepalanya berwarna cokelat gelap hingga
hitam ( Parker dkk, 1995).
Telur berbentuk oval dan berwarna kuning dan terletak pada bunga dan
polong. Larva berwarna putih kehijauan. Imago berwarna cokelat pada sayap
depan dengan tanda bintik putih dan di belakang sayap berwarna putih tidak
beraturan (Ministry of Science & Technology, 2008).
Gambar 4. Imago Maruca testulalis
Sumber : Anonimus, 2008
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
21. Gejala serangan Maruca testulalis Geyer
Gejala serangan hama ini tampak pada bunga dan bakal polong yang rusak
dan kemudian gugur. Satu ekor larva selama hidupnya dapat merusak 4-6 bunga
per tanaman. Gerekan pada polong menyebabkan biji-biji di dalam polong
menjadi rusak, kulit polong berlubang, dan dari lubang ini keluar serbuk gerek
yang basah bercampur kotoran larva yang berwarna cokelat (Harahap, 1994).
Gejala serangan penggerek polong pada bunga akan mengalami kerusakan
dan berwarna pucat. Bunga tidak berproduksi dengan baik. Polong juga
mengalami penurunan produksi. Polong kacang hijau berlubang dan berbercak
kecil berwarna gelap ( Parker dkk, 1995).
Larva menggerek daun, tunas, dan biji dan merusak pada bagian dalam.
Ulat juga melubangi polong dan memakan biji yang telah matang. Pada polong
terdapat kotoran larva (Ministry of Science & Technology, 2008).
M. testulalis (Gey.) menyerang bunga, tunas, dan buah polong dari
sejumlah tanaman kacangan. Penyebarannya berada di kawasan tropis. Larva
muda lebih suka pada kuncup bunga tempat dia makan. Larva ini juga memakan
tunas, dan buah polong muda, dan memakan daunnya. Larva berwarna kehijauan
dengan kepala yang berwarna cokelat dan hitam dan panjangnya mencapai 16
mm. Pupa ditemukan di tanah dengan kokon sutera (Kalshoven, 1981).
Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya dipengaruhi oleh
faktor faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur,
kelembaban udara relatif dan foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadap
siklus hidup, keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga.
Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh faktor iklim terhadap vigor dan fisiologi
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
22. tanaman inang, yang akhirnya mempengaruhi ketahanan tanaman terhadap hama.
Temperatur berpengaruh terhadap sintesis senyawa metabolit sekunder seperti
alkaloid, falvonoid yang berpengaruh terhadap ketahanannya terhadap hama.
Pengaruh tidak langsungnya adalah kaitannya dengan musuh alami hama baik
predator, parasitoid dan patogen (Wiyono, 2007)
Gambar 5. Gejala Serangan Maruca testulalis pada tanaman kacang panjang
Sumber : Insect Pest Management, 2008
Pengendalian Hama
Pengendalian penggerek polong kacang hijau dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
-
pergiliran tanaman yang bukan inang serangga ini seperti kacang panjang,
buncis, kacang tunggak, dan beberapa jenis tanaman pupuk hijau
-
penanaman serempak
-
konservasi musuh alami yaitu parasitoid larva Telenomus sp., Microdus
sp., Phanerotoma hendecasiella
-
penggunaan insektisida
(Harahap, 1994).
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
23. Sifat-Sifat Insektisida Nabati
Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55%
jenis hama dan 72 % agen pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan
pengganti pestisida yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif pilihannya
adalah penggunaan pestisida hayati tumbuhan. Pestisida nabati adalah salah satu
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan sendiri
sebenarnya kaya akan bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami
terhadap pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin
aman bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah (biodegradable) dan tidak
membahayakan hewan, manusia atau serangga non sasaran (Dishut, 2009).
Insektisida nabati merupakan salah satu sarana pengendalian hama
alternatif yang layak dikembangkan, karena senyawa insektisida dari tumbuhan
tersebut mudah terurai di lingkungan dan relatif aman terhadap mahkluk bukan
sasaran (Martono dkk, 2004).
Pestisida botani adalah produk alam berasal dari tanaman yang
mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa
bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia sekunder lainnya.
Senyawa bioaktif tersebut apabila diaplikasikan ke tanaman yang terinfeksi
organisme pengganggu tidak berpengaruh terhadap fotosintesa, pertumbuhan atau
aspek fisiologis tanaman lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otot,
keseimbangan hormon, reproduksi, perilaku berupa penolak, penarik, “anti
makan” dan sistem pernafasan OPT. Senyawa bioaktif ini dapat dimanfaatkan
seperti layaknya sintetik, perbedaannya bahan aktif pestisida nabati disintesa oleh
tumbuhan dan jenisnya dapat lebih dari satu macam (campuran) (Hidayat, 2001).
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
24. Bagian tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit, batang dan
sebagainya dapat digunakan dalam bentuk utuh, bubuk ataupun ekstrak (air atau
senyawa pelarut organik). Senyawa-senyawa bioaktif pada umumnya dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada struktur kimianya maupun pada bentuk
aktivitasnya. Secara kimiawi senyawa-senyawa bioaktif pada umumnya dapat
diklasifikasikan sebagai (A) hidrokarbon, (B) asam-asam organik dan aldehid, (C)
asam-asam aromatik, (D) lakton-lakton tidak jenuh sederhana, (E) kumarin, (F)
kuinon, (G) flavonoid, (H) tanin, (I) alkaloid, (J) terpenoid dan steroid dan (K)
Macam-macam senyawa lain dan senyawa-senyawa yang tidak dikenal
(Hidayat, 2001).
Babadotan (Ageratum conyzoides L.)
Ageratum conyzoides Linn. merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae.
Tumbuhan ini di berbagai daerah di Indonesia memiliki nama yang berbeda antara
lain di Jawa disebut babadotan, di Sumatera dikenal daun tombak, dan di Madura
disebut wedusan. Tumbuhan ini merupakan herba menahun, tegak dengan
ketinggian 30 - 80 cm dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah
tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani.
Namun dibalik itu
Ageratum dapat digunakan sebagai obat, pestisida dan
herbisida, bahkan untuk pupuk dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. Di
sisi yang lain. Ageratum yang menunjukkan gejala lurik kekuningan dapat
menjadi sumber penyakit bagi tanaman lain yang diusahakan di sekitarnya.
Ageratum telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional oleh
masyarakat di berbagai belahan dunia. Di India, Ageratum digunakan sebagai
bakterisida, antidisentri dan antilithik (Balitro, 2008).
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
25. Daun babadotan yang dianggap sebagai gulma ternyata bermanfaat
sebagai insektisida botani, karena mengandung saponin, flavanoid, polifenol, dan
minyak atsiri. Tepung daun tanaman ini jika dicampur dengan tepung terigu
mampu menghambat pertumbuhan serangga menjadi kepompong (Plantus, 2008).
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance,
minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin,
sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri,
alkaloid, dan kumarin (BPPT, 2005).
Daun yang diekstrak dengan methanol pada konsentrasi 1% beracun
terhadap serangga. Tepung daunnya yang dicampur dengan tepung terigu mampu
menghambat pertumbuhan larva serangga menjadi pupa (Kardinan, 2004).
Gambar 6 Babadotan
Sumber : http://balittro.litbang.deptan.go.id/pdf .
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
26. Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Salah satu tanaman yang mengandung insektisida botanik (alami) adalah
daun pandan wangi. Daun pandan wangi ini mengandung insektisida berupa
saponin. Adanya senyawa saponin dalam daun pandan telah dibuktikan oleh
Rohmawati (1995) yang menyatakan bahwa kandungan kimia daun pandan wangi
adalah senyawa pahit berupa polifenol, flavonoid, saponin, minyak atsiri dan
alkaloid. Adanya saponin dalam daun pandan wangi juga telah ditulis oleh Sugati
dan Jhonny (1991) yang menyatakan bahwa kandungan zat kimia dalam daun
pandan wangi adalah alkaloid, saponin, flavonoid, tanin dan polifenol.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan ekstrak
daun pandan wangi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun
pandan wangi terhadap kematian larva Aedes aegypti dan mengetahui LC50 dari
ekstrak daun pandan wangi yang dapat membunuh larva Aedes aegypti dalam
waktu 24 jam dan 48 jam setelah perlakuan (Susanna dkk, 2007).
Pandan wangi merupakan salah satu tanaman yang potensial menghasilkan
minyak atsiri. Pandan wangi yang dalam bahasa latinnya Pandanus amaryllifolius
Roxb., merupakan tumbuhan yang cocok dengan iklim di daerah tropis. Terdapat
di pinggir sungai, di tepi rawa, atau di tanah yang basah, dan tumbuh subur di
daerah pantai sampai ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Batangnya
bulat dengan bekas duduk daun, bisa bercabang-cabang, menjalar, akar tunjang ke
luar di sekitar pangkal batang dan cabang. Pandan wangi banyak memiliki
manfaat, selain sebagai rempah-rempah dalam pengolahan makanan, pandan
wangi juga memiliki banyak manfaat dalam bidang pengobatan, antara lain:
1.Pengobatan lemah saraf
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
27. 2. Pengobatan rematik dan pegal linu
3. Menghitamkan rambut
4. Menghilangkan ketombe.
(Husna, 2008).
Gambar 7. Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Sumber http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/DSusana2_2.pdf.
Serai Wangi (Andropogon nardus)
Serai yang banyak ditemui di berbagai daerah dan biasa digunakan sebagai
bumbu masakan ternyata bisa digunakan sebagai insektisida alamiah.Tanaman ini
mengandung minyak atsiri (esteris) yang antara lain memiliki senyawa sitronela
dan bisa membunuh serangga, termasuk nyamuk. Selain itu mudah didapat serai
juga relatif murah harganya. Banyak penelitian mengenai kandungan kimia
tanaman serai. Minyak atsiri serai terdiri dari senyawa sitral, sitronela, geraniol,
mirsena, nerol, farnesol methil heptenol dan dipentena. Kandungan yang paling
besar adalah sitronela yaitu sebesar 35% dan graniol sebesar 35 - 40%
(Enjcorp, 2007).
Kandungan kimia tanaman serai lebih banyak terdapat pada batang dan
daun. Caranya, batang dan daun dihaluskan, lalu dicampur dengan pelarut dan
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
28. menghasilkan minyak asiri yang mengandung senyawa sitral,sitronela, geraniol,
mirsena, nerol, farsenol methil heptenon, dan dipentena (Imansyah, 2008).
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun dan batang. Untuk ramuan
insektisida nabati,daun dan batang serai dihaluskan lalu dicampur dengan pelarut.
Sementara untuk pengendalian hama gudang maka bagian tumbuhan ini
digunakan dalam bentuk abu, yaitu dengan cara dibakar (Kardinan, 2004).
Gambar 8. Daun Serai (Andropogon nardus)
Sumber http://www.mailarchive.com/smundaku99@yahoogroups.com
Kemangi (Ocimum basillicum)
Minyak kemangi dalam dunia perdagangan disebut dengan basil oil atau
sering dikenal dengan Sweet basil oil. Balittro memiliki 5 jenis dengan 7 varietas
dari Kemangi (Ocimum spp). Berdasarkan senyawa utama dalam minyaknya
dapat dikenal beberapa tipe basil yaitu tipe Reunion (methyl chavicol, camphor),
tipe Eropa (methyl chavicol, linalool), tipe Methyl cinnamate (methyl chavicol,
linaool, methyl cinnamate) dan tipe Eugenol (eugenol). Sweet basil oil yang
dihasilkan dari Ocimum basillicum masuk dalam tipe Reunion kandungan utama
minyaknya adalah methyl chavicol, jenis ini yang banyak dikembangkan
(Hadipoentyanti dan Sukamto, 2008).
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
29. Telah
diteliti
fitokimia
ekstrak
etanol
daun
kemangi
(Ocimum americanum L., Lamiaceae). Hasil penapisan fitokimia menunjukkan
adanya golongan senyawa flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid/steroid. Dari
ekstrak tersebut diisolasi satu senyawa yang memberikan warna merah muda
keunguan dengan penmapak bercak Liebermann-Burchard. Berdasarkan reaksi
warna dan spektrum inframerah diduga isolat termasuk golongan senyawa
triterpenoid yang mempunyai gugus karbonil, hidroksil, alkil, dan ikatan C=C
(SF ITB, 2007).
Gambar 9. Daun Kemangi (Ocimum basillicum)
Sumber http://balittro.litbang.deptan.go.id/pdf/prospek_atsiri.pdf
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
30. BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan
mulai dari tanggal 16 Januari 2009 sampai 25 Maret 2009.
Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih kacang hijau varietas
Seriti, benih kacang panjang varietas Super Hijau, pupuk, ekstrak daun gulma
babadotan (A. conyzoides), ekstrak daun pandan (P. amaryllifolius Roxb.), ekstrak
daun serai wangi (A. nardus), ekstrak daun kemangi (O. basillicum Linn.).
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, gembor, meteran,
tali, papan sampel, papan nama, alat tulis, buku data, kamera, bambu, beaker
glass, kertas saring, gelas ukur, mesin gilingan, dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
( RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan.
Faktor I
: Jenis insektisida nabati terdiri dari 5 taraf:
E0
: tanpa ekstrak
E1
: ekstrak gulma babadotan (Ageratum conyzoides L.)
E2
: ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
E3
: ekstrak serai wangi (Andropogon nardus)
E4
: ekstrak daun kemangi (Ocimum basillicum Linn.)
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
31. Faktor II
: Jenis Tanaman terdiri dari 2 jenis tanaman yaitu:
V1
: Tanaman Kacang hijau (Vigna radiata L.)
V2
: Tanaman Kacang panjang (Vigna sinensis L.)
Adapun kombinasi perlakuan adalah:
E0V1
E0V2
E1V1
E1V2
E2V1
E2V2
E3V1
E3V2
E4V1
E4V2
Penelitian dianalisis dengan menggunakan model linier yaitu :
Yijk
Dimana
: µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + Eijk
: Data yang dihasilkan dari pengaruh ulangan pada taraf ke i dan
perlakuan ke j dan perlakuan ke k.
µ
: Rataan / nilai tengah
ρi
: Efek blok ke i
αj
: Efek blok ke j
βk
: Efek blok ke k
(αβ)jk : Efek interaksi perlakuan ke j dan perlakuan ke k
Eijk
: Efek error dari ulangan pada taraf ke i dan perlakuan ke j dan
perlakuan ke k
Pengolahan data secara RAK Faktorial dan diuji secara Duncan pada taraf 5%.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
32. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali
Jumlah plot
=10 x 3 = 30
Ukuran plot/petak percobaan
= 3,3 m x 1,5 m
Luas lahan
= 18,3 m x 12 m
Jarak antar plot
= 30 cm
Jarak antar ulangan
= 50 cm
Jarak tanam kacang hijau
= 30 cm x 30 cm
Jarak tanam kacang panjang
= 75 cm x 40 cm
Jumlah populasi kacang hijau/plot
= 40 / plot
Jumlah populasi kacang panjang/plot = 20/plot
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan di lapangan
Persiapan areal
Pengolahan lahan dimulai dengan pembersihan areal dari gulma dan sisasisa tanaman, setelah areal bersih dilakukan pengolahan lahan dengan cara
pencangkulan tanah sedalam 20 – 30 cm untuk menghancurkan bongkahan tanah.
Selanjutnya dilakukan penggemburan tanah kembali dengan membalik tanah
sekaligus membuat petak-petak percobaan/ plot sebanyak 30 plot/petak dengan
ukuran 3,3 m x 1,5 m. Jarak antar petak/plot adalah 30 cm dan jarak antar
blok/ulangan 50 cm.
Penanaman benih
Benih kacang hijau ditugal dengan jarak tanam 30 x 30 cm dengan 2-3
biji/lubang dengan kedalaman lubang tugal 3-5 cm dan ditimbun kembali dengan
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
33. tanah tipis-tipis. Penanaman menggunakan tali sipat sesuai dengan ukuran jarak
tanam yang telah ditetapkan. Penanaman benih kacang panjang dibuat dengan
jarak tanam 75 m x 40 cm. Masukkan 2-3 butir benih ke dalam lubang dengan
kedalaman 5 cm. Kemudian lubang ditutup dengan tanah tipis-tipis tanpa
dipadatkan.
Pemupukan
Dosis pupuk yang dipergunakan yaitu urea 50 kg/ha, SP-36 50 kg/ha dan
KCl 50 kg/ha. Aplikasi pemupukan seluruh dosis diberikan pada saat tanam
dengan cara ditugal pada sisi kiri atau kanan benih dan ditutup kembali dengan
tanah.
Pemasangan turus
Pemasangan turus pada tanaman kacang panjang dilakukan dengan
menggunakan batang bambu. Pemasangan dilakukan setelah tanaman berumur 2
minggu atau mencapai tinggi 25 cm. Turus ditancapkan dengan bentuk segitiga
dengan jarak 5 cm dari batang tanaman.
Pemeliharaan
Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam
dengan menyisakan 2 tanaman per lubang yang memiliki pertumbuhan sehat dan
kuat.
Penyiangan dilakukan paling sedikit dua kali yakni pada saat tanaman
berumur 14 hari setelah tanam dan 40 hari setelah tanam dengan cara mencangkul
disekitar tanaman. Kegiatan tersebut sekaligus menggemburkan tanah disekitar
media perakaran. Penyiangan tidak dilakukan pada perlakuan kontrol.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
34. Pembuatan ekstrak
Bahan yang digunakan dalam pembuatan insektisida nabati diperoleh di
kawasan P. Bulan, Medan. Masing –masing bahan yaitu daun gulma babadotan,
daun pandan, serai wangi, daun kemangi dikeringanginkan selama 2 hari. Bahan
kering dihancurkan dengan menggunakan blender. Kemudian bahan ditimbang
sebanyak 50 gr. Dilakukan penyaringan sampai cairan hasil penyaringan menjadi
jernih. Ekstrak ini dilarutkan ke dalam 1 liter air.
Aplikasi penyemprotan
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack ke seluruh
tanaman sampai bagian tanaman tersebut menjadi basah. Aplikasi ini dimulai
setelah tanaman berbunga.
Aplikasi insektisida nabati ini dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval 3
hari setelah tanaman berbunga, yaitu kira-kira tanaman berumur 37, 40, 43, 46, 49
hari setelah tanam.
Parameter pengamatan
1. Persentase polong terserang
Pengamatan intensitas serangan dilakukan mulai 5 minggu setelah tanam
(mst) yang dilakukan sekali seminggu sebanyak lima kali pengamatan, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
P = A/N x 100%
Keterangan
P = tingkat kerusakan polong (%)
A = jumlah polong yang dirusak/tandan
N = jumlah polong yang diamati
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
35. 2. Populasi larva Maruca testulalis
Pengamatan dilakukan sekali seminggu, mulai 5 minggu setelah tanam
(mst) yaitu pada saat tanaman telah memasuki fase reproduktif sampai panen
terakhir dengan mengambil tanaman contoh secara sistematik pada setiap petak
ulangan. Pengamatan ini dilakukan dengan cara pengeringan polong di bawah
sinar matahari hingga larva di dalam polong keluar dengan sendirinya.
3. Jumlah biji terserang
Pengamatan
intensitas serangan pada biji dilakukan mulai 5 minggu
setelah tanam (mst) yang dilakukan sekali seminggu sebanyak lima kali
pengamatan. Biji rusak ditandai dengan adanya kulit polong berlubang dan dari
lubang ini keluar serbuk gerek yang basah bercampur kotoran larva yang
berwarna cokelat. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah biji yang
terserang.
4. Produksi
Produksi tanaman dihitung pada saat pengamatan terakhir yaitu dengan
menghitung berat total polong kacang hijau dan kacang panjang dari setiap
perlakuan.
Y=
produksi per plot ( gr )
10000
x
luas 1 plot
1000 gr
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
36. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pengaruh beberapa jenis insektisida nabati dan jenis
tanaman kacangan
terhadap serangan dan perkembangan hama M. testulalis
Geyer. dapat diuraikan sebagai berikut :
Data pengamatan berdasarkan parameter pengamatan keefektifan jenis
insektisida nabati pada tanaman yang berbeda terhadap hama M. testulalis selama
pengamatan 5-9 MST (Minggu Setelah Tanam) dapat dilihat pada lampiran 6-8.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
adanya perbedaan nyata. Rata-rata
perlakuan pada parameter pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan perlakuan pada parameter pengamatan
Perlakuan
Ekstrak
E0
E1
E2
E3
E4
Jenis kacangan
V1
V2
Kombinasi
E0V1
E1V1
E2V1
E3V1
E4V1
E0V2
E1V2
E2V2
E3V2
E4V2
Parameter Pengamatan
Persentase polong
Jumlah larva
terserang
Jumlah biji
terserang
9.75a
6.73d
7.30c
8.56b
6.29e
25
19
14
14
15
29
21
16
16
17
7.63
7.82
32b
55a
36b
63a
10.67
5.21
6.42
9.28
6.55
8.83
8.24
8.19
7.83
6.03
9
4
5
7
7
16
15
9
7
8
9
6
8
6
7
20
15
8
10
10
Keterangan : Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
pengaruh berbeda tidak nyata pada taraf 0.05 berdasarkan Uji Jarak
Duncan.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
37. 1. Persentase Polong Terserang
Tabel 1 menunjukkan rata-rata persentase polong terserang pada perlakuan
jenis ekstrak insektisida nabati menunjukkan perbedaan yang nyata pada E3 yaitu
sebesar 9,25% dan persentase serangan terendah terdapat pada perlakuan E1 yaitu
sebesar 6,29%. Rataan persentase serangan menunjukkan bahwa perlakuan E1
lebih efektif
mampu menekan serangan dan perkembangan hama M.testulalis.
Insektisida dari ekstrak daun babadotan mempunyai senyawa aktif yang dapat
menekan perkembangan hama. Senyawa bioaktif mengandung saponin, flavanoid,
polifenol, dan minyak atsiri yang berpengaruh terhadap sistem saraf otot,
keseimbangan hormon, reproduksi, perilaku berupa penolak, penarik, anti makan
dan sistem pernafasan OPT. Hal ini sesuai dengan literatur Plantus (2008) yang
menyatakan bahwa daun babadotan (Ageratum conyzoides) yang dianggap
sebagai gulma ternyata bermanfaat sebagai insektisida botani, karena mengandung
saponin, flavanoid, polifenol, dan minyak atsiri.
Tabel 1 menunjukkan rata-rata persentase serangan polong pada perlakuan
jenis kacangan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata jika rata-rata berkisar
antara 7,63%-7,82%. Hal ini diduga karena dalam pengamatan hanya pada
polong. Larva ini tidak hanya menggerek daun, tunas, dan biji. Hal ini sesuai
dengan literatur Kalshoven (1981) yang menyatakan bahwa M. testulalis (Gey.)
menyerang bunga, tunas, dan buah polong dari sejumlah tanaman kacangan.
Penyebarannya berada di kawasan tropis. Larva muda lebih suka pada kuncup
bunga tempat dia makan. Larva ini juga memakan tunas, dan buah polong muda,
dan memakan daunnya.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
38. Rataan persentase serangan pada perlakuan kombinasi tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata jika rata-rata berkisar antara 6,03%-10,67%. Hal ini diduga
karena jenis insektisida nabati mempunyai kandungan senyawa bioaktif yang
sama sehingga tidak menimbulkan daya kompeten antara jenis insektisida.
Senyawa yang terkandung pada masing-masing insektisida adalah saponin,
flavanoid, polifenol, dan minyak atsiri. Persentase serangan sangat kecil karena
pengamatan persentase serangan hanya pada polong saja. Larva dapat menyerang
bunga, tunas, dan biji.
2. Jumlah Larva
Data
pengamatan
jumlah
larva
M.
testulalis
5-9
MST
(Minggu Setelah Tanam) dapat dilihat pada lampiran 7. Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan perbedaan nyata diantara perlakuan. Tabel 1 menunjukkan jumlah
larva pada perlakuan jenis ekstrak insektisida nabati tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata jika berkisar antara 15-25 ekor. Aplikasi insektisida nabati
tidak berpengaruh terhadap jumlah larva. Hal ini diduga karena jenis ekstrak yang
digunakan mempunyai bahan aktif yang sama sehingga tidak tampak potensi
keefektifan antara jenis insektisida.
Jumlah larva pada perlakuan jenis kacangan berbeda nyata dengan jumlah
larva tertinggi pada V2 sebesar 55 ekor dan terendah pada V1 sebesar 32 ekor.
Hama M.testulalis lebih menyukai tanaman kacang panjang dibandingkan kacang
hijau karena perbedaan permukaan tekstur kulit polong. Polong kacang hijau lebih
keras dibandingkan polong kacang panjang.
Jumlah larva pada perlakuan kombinasi tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata jika rata-rata berkisar antara 4-16 ekor. Hal ini diduga karena jenis
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
39. insektisida nabati mempunyai kandungan senyawa bioaktif yang sama sehingga
tidak menimbulkan daya kompeten antara jenis insektisida. Senyawa yang
terkandung pada masing-masing insektisida adalah saponin, flavanoid, polifenol,
dan minyak atsiri. Persentase serangan sangat kecil karena pengamatan persentase
serangan hanya pada polong saja. Larva dapat menyerang bunga, tunas, dan biji.
3. Jumlah Biji Terserang
Data pengamatan jumlah biji terserang M. testulalis 5-9 MST
(Minggu Setelah Tanam) dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil analisis sidik ragam
tidak menunjukkan perbedaan nyata diantara perlakuan. Tabel 1 menunjukkan
jumlah biji terserang pada perlakuan jenis ekstrak insektisida nabati tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata jika berkisar antara 16-29 biji. Aplikasi
insektisida nabati tidak berpengaruh terhadap jumlah biji terserang. Hal ini diduga
karena jenis ekstrak yang digunakan mempunyai bahan aktif yang sama sehingga
tidak tampak potensi keefektifan antara jenis insektisida.
Jumlah biji terserang pada perlakuan jenis kacangan berbeda nyata dengan
jumlah biji terserang tertinggi pada V2 sebesar 63 biji dan terendah pada V1
sebesar 36 biji. Hama M.testulalis lebih menyukai tanaman kacang panjang
dibandingkan kacang hijau karena perbedaan permukaan tekstur kulit polong.
Polong kacang hijau lebih keras dibandingkan polong kacang panjang.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
40. parameter pengamatan
Parameter
Pengamatan
Persentase
polong
terserang
Parameter
Pengamatan
Jumlah larva
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
Parameter
Pengamatan
Jumlah biji
terserang
E2V2
E4V1
E1V1
V2
E4
E1
0.00
perlakuan
Gambar 10. Grafik Parameter Pengamatan
D. Produksi
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan jenis
tanaman kacangan dan pengaruh beberapa insektisida nabati berpengaruh sangat
nyata terhadap produksi.
Tabel 2. Rataan produksi
Perlakuan
Produksi
(kg)
Produksi
(ton/Ha)
E0V1
E1V1
E2V1
E3V1
E4V1
E0V2
E1V2
E2V2
E3V2
E4V2
0.32
0.54
0.61
0.34
0.76
1.09
1.57
1.10
1.20
1.77
0.65
1.09
1.23
0.68
1.54
2.21
3.17
2.22
2.43
3.57
Dari tabel 10 dilihat bahwa rataan produksi tertinggi terdapat pada
tanaman kacang hijau adalah perlakuan E4V1 sebesar 0.76 kg atau 1.54 ton/Ha,
sedangkan terendah pada perlakuan 0.32 kg atau 0.65 ton/Ha. Rataan produksi
tertinggi pada tanaman kacang panjang adalah perlakuan E4V2 sebesar 1.77 kg
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
41. atau 3.57 ton/Ha, sedangkan terendah pada perlakuan E0V2 sebesar 1.09 kg atau
2.21 ton/Ha. Menurut deskripsi tanaman kacang hijau dari UPT BBI Tanjung
Selamat menyatakan bahwa rata-rata hasil produksi kacang hijau adalah 1.58
ton/Ha. Berdasarkan Dinas Pertanian Pangan menyatakan bahwa rata-rata hasil
produksi kacang panjang adalah 3,1 ton/Ha.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
42. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Persentase polong terserang pada perlakuan jenis ekstrak insektisida nabati
menunjukkan perbedaan yang nyata pada E3 yaitu sebesar 9,25% dan
persentase serangan terendah terdapat pada perlakuan E1 yaitu sebesar
6,29%.
2. Rataan persentase serangan menunjukkan bahwa perlakuan E1 yaitu
ekstrak Ageratum conyzoides lebih efektif
mampu menekan serangan
dan perkembangan hama M.testulalis.
3. Jumlah larva pada perlakuan jenis kacangan berbeda nyata dengan jumlah
larva tertinggi pada V2 sebesar 55 ekor dan terendah pada V1 sebesar 32
ekor.
4. Jumlah biji terserang pada perlakuan jenis kacangan berbeda nyata dengan
jumlah biji terserang tertinggi pada V2 sebesar 63 biji dan terendah pada
V1 sebesar 36 biji
5. Hama M.testulalis lebih menyukai tanaman kacang panjang dibandingkan
kacang hijau
Saran
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut tentang perkembangan hama
M.testulalis pada musim tanam dan jenis tanaman yang berbeda dengan
menggunakan dosis ekstrak insektisida nabati yang tepat.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
43. DAFTAR PUSTAKA
Balitro, 2008. Babadotan (Ageratum conyzoides) Tanaman Multi Fungsi.
http://balittro.litbang.deptan.go.id/pdf . Diakses tanggal 5 Agustus 2008.
BPPT , 2005. Bandotan (Ageratum conyzoides L.) Source :iptek.net.id. Diakses
tanggal 5 Agustus 2008.
BPPT , 2005. Kacang Panjang. Source :iptek.net.id. Diakses tanggal 1 Agustus,
2008.
Bisnisbali, 2005. Agro dan Hobi Bertanam Kacang Panjang. Copyright
bisnisbali.com 2005 all right reserved. Designed, developed and maintained
by IT Balipost. Diakses tanggal 2 Agustus 2008.
Dishut, 2009. Penggunaan Pestisida Nabati Dalam Bidang Kehutanan.
http://www.dishut.jabarprov.go.id/data/arsip/Piertrum.doc. Diakses tanggal
4 Mei, 2009.
Enjcorp, 2007. Membasmi Aedes Aegypti dengan Ekstrak Serai. Diakses tanggal
21 Juni, 2008.
Hadipoentyanti E. dan Sukamto, 2008. Prospek Pengembangan Beberapa
Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Baru dan Potensi Pasar.
http://balittro.litbang.deptan.go.id/pdf/prospek_atsiri.pdf.
Diakses
tanggal 29 Juli 2008.
Harahap, I. S. 1994. Hama Palawija. Seri PHT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hidayat, A., 2001. Metoda Pengendalian Hama. Departemen Pendidikan
Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK
Direktorat
Pendidikan
Menengah
Kejuruan
Jakarta,
2001.
http://202.152.31.169/pertanian/budidaya_tanaman/budidaya_tanamn/metod
a_pengendalian_hama.pdf. Diakses tanggal 2 Agustus, 2008.
Husna, Z.D., 2008. Kandungan
Kimia Minyak
Atsiri
Tumbuhan
Pandanus amaryllifolius Roxb. Kumpulan skripsi online full content.
Diakses tanggal 1 Agustus 2008.
Imansyah, B. 2008. Ekstrak Serai, Pengusir Nyamuk Alamiah.
http://www.mailarchive.com/smundaku99@yahoogroups.com/msg00153/
Ekstrak_Serai_pengusuir_nyamuk_alamiah.doc . Diakses tanggal 5 Agustus
2008.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
44. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crops in Indonesia. Revised and Translated by
P.A.V.D. Laan. P.T. Ichtiar Baru Van Heve. Jakarta.
Kardinan, A., 2004. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Maestro, I. M., 2000. Teknik Produksi Kacang Hijau. http://www.pustakadeptan.go.id/agritek/bali0209.pdf. Diakses tanggal 18 Mei 2008.
Martono B, E. Hadipoentyanti, dan L.Udarno. 2004. Plasma Nutfah Insektisida
Nabati. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
http://www.balittro.go.id/index.php?pg=pustaka&child=tro&page=lihat&tid
=6&id=35. Diakses tanggal 18 Mei 2008.
Ministry of Science & Technology, 2008. Insect Pest Management in Urd.
Defoliators. With Support of TIFP, Ministry of Science & Technology, Dpt.
of Scientific & Industrial Research, GoI Designed And Developed at
Directorate of Instrumentation, JNKVV, Jabalpur, MP. Diakses tanggal 5
Agustus 2008.
Nazaruddin, 2000. Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Parker, B.L., N.S. Talekar and M. Skinner. 1995. Bean Pod Borer. Insect Pests of
Selected Vegetables in Tropical and Subtropical Asia. Diakses tanggal 27
April, 2008.
Plantus, 2008. Insektisida Dari Daun Babadotan. Source :iptek.net.id. Diakses
tanggal 18 Mei 2008.
Purwono dan H. Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Purwono dan R. Hartono. 2008. Kacang Hijau. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia. Edisi kedua. ITB,
Bandung.
Sekolah Farmasi ITB, 2007. Detail Penelitian Obat Bahan Alam. Sekolah
Farmasi ITB. http://bahanalam.fa.itb.ac.id. Diakses tanggal 5 Agustus 2008.
Sudarto, A.Hipi., M. Zairin., Sujudi dan W.R. Sasongko. 2004. Daya Hasil
Beberapa Varietas Kacang Hijau Pada Lahan Kering Di Lombok
Timur, Nusa Tenggara Barat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
http://ntb.litbang.deptan.go.id/2004/TPH/dayahasilbeberapa.doc.
Diakses
tanggal 8 April 2008.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
45. Susanna, D., A. Rahman. dan E. T. Pawenang. 2007. Potensi Daun Pandan
Wangi untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes Aegypti.
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/DSusana2_2.pdf.
Diakses tanggal 29 Mei 2008.
Wiyono, 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman.
Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga Bogor, swiyono2@yahoo.de. Diakses tanggal 3 April
2009.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
46. Lampiran 1.
BAGAN SAMPEL
Kacang Hijau
15cm
15cm
X
X
30cm
30cm
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
150
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
330cm
Kacang Panjang
330 cm
Keterangan :
15 cm
15 cm
X
X
X
75 cm
X
= tanaman k.hijau
= tanaman k.panjang
40 cm
X
X
X
= tanaman sampel
150 cm
X
X
X
X
X
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
47. Lampiran 2. BAGAN LAHAN PERCOBAAN
1190cm
E0V1
E1V1
E2V1
30cm
E2V1
E2V2
E0V2
E3V1
E0V1
E1V1
E0V2
E3V2
E4V2
E1V2
E4V2
E0V1
E4V2
E1V2
E3V1
E2V2
E0V2
E1V2
E4V1
E3V1
E2V2
E3V2
E2V1
E4V1
E1V1
E4V1
E3V2
150cm
1830cm
50 cm
330cm
50 cm
330cm
50 cm
330cm
50cm
= plot
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
= batas
lahan
48. Lampiran 6. Data Pengamatan Jumlah Polong Terserang Selama Pengamatan Mulai 5-9
MST
Perlakuan
E0V1
E1V1
E2V1
E3V1
E4V1
E0V2
E1V2
E2V2
E3V2
E4V2
Total
Rataan
Ulangan
I
10.69
6.68
7.78
11.56
7.38
10.37
9.65
8.54
7.88
8.58
89.11
8.95
II
8.61
5.81
2.61
8.75
5.74
8.57
6.54
9.65
9.26
5.36
70.90
7.28
III
12.72
3.15
8.88
7.53
6.54
7.54
8.54
6.37
6.35
4.14
71.75
7.51
Total
Rataan
32.02
15.64
19.27
27.84
19.66
26.48
24.72
24.56
23.49
18.08
231.76
10.67
5.21
6.42
9.28
6.55
8.83
8.24
8.19
7.83
6.03
7.73
Tabel Dwi Kasta Rataan
Perlakuan
E0
E1
E2
E3
E4
Rataan
V1
10.67
5.21
6.42
9.28
6.55
7.63
V2
8.83
8.24
8.19
7.83
6.03
7.82
Rataan
9.75
6.73
7.30
8.56
6.29
7.73
Transformasi Data Ar Vx
Perlakuan
E0V1
E1V1
E2V1
E3V1
E4V1
E0V2
E1V2
E2V2
E3V2
E4V2
Total
Rataan
Ulangan
I
19.08
14.98
16.20
19.88
15.76
18.79
18.10
16.99
16.30
17.03
173.11
17.34
Total
II
17.06
13.95
9.30
17.21
13.86
17.02
14.82
18.10
17.72
13.38
152.42
15.45
III
20.89
10.22
17.34
15.92
14.82
15.94
16.99
14.61
14.60
11.74
153.08
15.70
Rataan
57.04
39.15
42.83
53.01
44.44
51.75
49.90
49.70
48.62
42.16
478.60
19.01
13.05
14.28
17.67
14.81
17.25
16.63
16.57
16.21
14.05
15.95
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
49. Tabel Dwi Kasta Rataan
Perlakuan
E0
V1
19.01
V2
17.25
Rataan
18.13
E1
13.05
16.63
14.84
E2
14.28
16.57
15.42
E3
E4
Rataan
17.67
14.81
15.77
16.21
14.05
16.14
16.94
14.43
15.95
Daftar Sidik Ragam
SK
Ulangan
Perlakuan
E
V
ExV
Galat
Total
db
2
9
4
1
4
18
29
FK =
7635.30
KK=
JK
27.65
93.15
57.25
1.06
34.84
75.57
196.37
KT
13.83
10.35
14.31
1.06
8.71
4.20
Fh
3.29
2.47
3.41
0.25
2.07
12.84%
tn
*
*
tn
tn
ket :
F 0,05
3.55
2.46
2.93
4.41
2.93
F 0,01
6.01
3.60
4.58
8.28
4.58
tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata
Uji Jarak Duncan
Faktor E
Sy =
P
SSR 0,05
LSR 0,05
E
Rataan
1.45
2
2.97
4.32
E4
14.43
3
3.12
4.54
E1
14.84
4
3.21
4.67
E2
15.42
5
3.27
4.76
E3
16.94
6
3.32
4.83
E0
18.13
.a
.b
.c
.d
.e
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
53. Tabel Dwi Kasta Rataan
Perlakuan
E0
E1
E2
E3
E4
Rataan
V1
1.86
1.56
1.74
1.56
1.68
1.68
V2
2.64
2.26
1.77
1.93
1.93
2.11
Rataan
2.25
1.91
1.76
1.75
1.81
1.89
Daftar Sidik Ragam
SK
Ulangan
Perlakuan
E
V
ExV
Galat
Total
db
2
9
4
1
4
18
29
FK =
KT
0.06
0.33
0.26
1.38
0.14
0.19
Fh
0.32
1.78
1.39
7.36
0.77
ket :
107.50
KK=
JK
0.12
3.00
1.04
1.38
0.58
3.38
6.50
4.31%
tn
tn
tn
*
tn
F 0,05
3.55
2.46
2.93
4.41
2.93
F 0,01
6.01
3.60
4.58
8.28
4.58
tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata
Uji Jarak Duncan
Faktor V
Sy =
P
SSR 0,05
LSR 0,05
V
Rataan
0.16
2
2.97
0.48
V1
1.68
3
3.12
0.51
V2
2.11
.a
.b
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.
54. Lampiran 9.
Eva Septina Sianturi : Uji Efektifitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman Kacang Hijau Dan Kacang
Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis Geyer ( Lepidoptera : Pyralidae ), 2009.