1. Seorang siswa bernama Oliv menghadapi ujian akhir nasional dan merasa sangat stres karena harus lulus untuk mendapatkan beasiswa kuliah.
2. Oliv menerima pesan teks misterius yang berisi jawaban untuk soal matematika tetapi ia memutuskan untuk mengikuti jawabannya sendiri.
3. Kemudian diketahui bahwa jawaban di pesan teks itu semuanya salah sehingga mengikuti pesan itu akan merug
1. UAN YANG BIKIN UBANAN
Alkisah pada tahun 2030, ada seorang penjual
otak. Di tahun nan modern itu, otak orang bisa
direparasi, di tukar tambah, dan bisa dimodifikasi. Siapa
kepengen pinter, tinggal beli otaknya Einsten, yang
pengen sukses berbisnis, tinggal beli otaknya Bill Gates,
yang pengen kerja santai tapi punya duit banyak, tinggal
beli otaknya pejabat. He he he he.
“Otak…, otak….” Seorang pedagang otak
menjual dagangannya. “Pak! Beli!” Seru seorang anak
SMU yang konon akan menempuh Ujian Akhir Nasional.
“Ada apa dek? Mau otak yang mana?” Tanya pedagang
ramah. “Kalau otak orang Amerika berapa harganya?”
Tanya si anak. “tiga ratus ribu dek” “wah, mahal juga ya
pak!” “Kalau gitu otak orang China aja deh, berapa pak”
“kalau otak orang China lima ratus ribu” “Wah, tambah
mahal ya” “Kalau gitu, beli otak orang lokal aja deh pak,
otak dalam negeri, otak asli Indonesia” “Harganya satu
juta dek” jawab pedagangnya kalem. Mendengar ini si
anak pun protes. “Kok mahal amat ? lebih mahal dari
otak orang Amerika?”
“ Iya dik… otak orang Indonesia kagak pernah dipake’,
masih asli, baru, masih orisinil…” si pedagang
menjawab, masih dengan gaya kalemnya. Si anak pun
tambah puyeng buat ngadepin UAN besok.
Wkwkwkwkwk…..
2. Kalo’ aja Pemerintah gak menaikkan nilai
standar kelulusan Ujian Akhir Nasional, mungkin siswa
kelas tiga nggak bakalan seheboh ini dalam menghadapi
UAN. Kesannya stress berat. Hal ini pun di alami Oliv
dan ketiga sohibnya. Mamanya Erly, sempat khawatir
anaknya gak bakalan lulus, maka sebelum ikut UAN, Erly
diminta di doakan oleh sang pendeta supaya dia lulus.
Begitu juga Kiki, Engel dan Oliv. Biarpun Oliv selalu
berprestasi, tapi bunda selalu was-was dengan yang
satu ini. Karena disini, keberuntungan juga
menentukan! Misalkan salah mengisi kode soal, maka
nilainya tidak dapat diproses! Wah!
Do’a…, ya do’a… bentuk kepasrahan diri setelah
berusaha. Bunda bahkan sempat mengadakan
pengajian selama 3 hari demi kelulusan Oliv. Bukan soal
do’anya yang panjang atau pendek, tapi, soal UAN yang
emang selalu bikin deg-degan. Nggak cuma bikin deg-
degan si anak, tapi juga bikin deg-degan para orang tua.
Saat itu , semua ikut prihatin. Biasanya kalau si anak
pinter atau bodo sekalian, orang tua nggak bakalan
bingung-bingung amat nyari sekolah lanjutan. Tapi
kalau yang tanggung-tanggung itu yang bikin pusing 13
keliling. Maka, ibu-ibu pengajian itu pun maklum atas
permintaan bunda. Lagi pula, tak ada salahnya mengaji,
itu perbuatan baik kan? Dari pada bergossip?
Kata orang, kalau keseringan mikir, rambut jadi
ubanan. Itu pula yang terjadi pada Oliv, untuk pertama
kalinya, diusianya yang masih 17, dia punya dua buah
rambut putih menghiasi poninya. Sungguh tak masuk
akal! Rambut putih ini bikin senewen. Banyak yang
bilang Oliv udah nampak tua karena keseringan mikir.
Wkwkwkwk. Nyebelin bangets deh! Habis gimana lagi?
3. Untuk bisa nerusin ke Universitas Nusa Bangsa dengan
jalur beasiswa, Oliv harus lulus sekolah SMU dulu kan?
Wah, berat nih, berat! Cukup beralasan, kalau tiap hari
Oliv bawa-bawa buku latihan soal ujian nasional dari
tahun 2000-2008 yang udah dijilid jadi satu hingga
tebalnya mencapai 500 halaman. Bahkan buku itu bisa
dijadikan jengkok alias dingklik alias kursi kecil yang
biasa diduduki di angkot kalo’ udah gak kebagian kursi.
Tiada hari tanpa belajar. Di sudut kantin yang
sedang ramai dan sesak, di bawah pohon ketapang yang
rindang nan sejuk, bahkan di dalam toilet nan sumpek
lagi bau. Oliv nggak mau ngelewatin hari-harinya
dengan kesia-siaan. Begitu juga ketiga sohibnya.
Mereka getol berlatih dan menghafal, tak jarang pula
mereka berdiskusi. Hingga hari yang dinantikan pun
akhirnya tiba.
Ujian hari pertama adalah Bahasa Indonesia.
Agak rumit juga menjawab pertanyaan-pertanyaannya,
padahal bahasa itu kan dipake’ sehari-hari. Banyak
jawaban yang mirip dan menjebak. Anak-anak pun
kewalahan untuk menjawabnya. Esoknya, ujian
matematika. Matematika emang butuh belajar mati-
matian, karena sulitnya amit-amit. Oliv pun mati-matian
demi mengejar nilai maksimal, semua materi dilahapnya
habis, dari statistika hingga integral. Nyampe ubannya
nambah lima biji. But, pas mau masuk ke kelas, sebuah
sms mendarat di pesawat ponselnya. Isinya cukup aneh
:
Berikut ini jawaban dari soal matematika sebanyak 20
soal , BACDDCEDCABBCDEACEEB
4. Sms tanpa identitas pengirim, tapi, untuk
menghapalnya langsung, Oliv sudah dipastikan gak
sanggup, maka Oliv menghapal sebagian saja,
barangkali berguna, pikirnya dalam hati. Erly sekuat
tenaga menghapal jawaban tadi, sambil terus komat
kamit masuk ruang ujian. Pompi malah terang-terangan
menulis jawaban tadi di telapak tangannya. Padahal itu
tangan udah penuh ama rumus integral.
Pengawas membagi soal dengan sigap, begitu
bel dibunyikan Oliv membacanya dengan cermat,
semua soal dikerjakannya dengan teliti. But, eits….,
inget tadi jawaban nomor satu B! kok B sih? Kan
harusnya C!, ah, yang salah aku apa smsnya ya? Oliv
berpikir keras. Dan mulai corat-coret di kertas buram.
Makin sering Oliv mencoret kertasnya, makin kusam lah
mukanya. Antara bingung akan mengikuti hati
nuraninya apa mau ngikutin kata SMS. “Waktu akan
berakhir 15 menit lagi!” pengawas memberikan tanda.
Oliv buru-buru menghapus jawabannya, dan
menggantinya dengan C, sesuai hasil perhitungannya
yang pertama.
Bel tanda berakhirnya ujian matematika
dibunyikan, soal dan lembar jawaban di kumpulkan.
Murid-murid berhamburan keluar kelas. Namun, di
pojok ruangan kelas tiga IPS, masih ada seseorang yang
masih khusyuk mengerjakan soal. Dialah Erly. Hal ini
membuat pengawas sedikit kesal, dan berkata “Cepat!
Waktu sudah habis!”. Tapi Erly tak bergeming, ia masih
terus mencorat-coret di kertas buramnya. Rupanya ia
masih penasaran dengan jawaban yang diberikan
5. pengirim SMS gelap tadi. “Kalau anda masih saja
mengerjakan soal, saya akan keluar, dan jawaban anda
tidak saya terima!” pengawas tadi menjadi marah dan
mengemasi seluruh lembar jawaban yang sudah
terkumpul. “Saya tidak akan terima jawaban kamu!”
seru pengawas galak. Dia tengah berkemas untuk
segera pergi. Erly terkesiap, senyum manis tersungging
di bibirnya, dia setengah berlari ke meja pengawas, dan
memasukkan jawabannya di tengah-tengah lembar
ujian, lalu keluar ruangan.
Bu Ratna keluar ruang guru dan menempelkan
pengumuman ini.
PENGUMUMAN
Ditujukan kepada seluruh siswa SMU Nusa Bangsa, agar
tidak mengindahkan jawaban yang dikirimkan lewat
sms atau pun media lainnya, di karenakan isi berita itu
palsu dan merugikan diri sendiri.
Kepala Sekolah
Danu Sanjaya, MPd
Erly manarik nafas lega, jika dia masih menuruti apa
kata SMS gelap tadi, pasti dia akan rugi besar, karena
dari semua jawaban, tidak satupun yang benar.
Pengawas berbaju biru tadi keluar ruangan, erly
menghampirinya. “Ibu…, apakah ibu tahu siapa saya?”
Tanya Erly pada pengawas itu. Pengawas diam sejenak,
berpikir, mungkin Erly anak kepala sekolah atau apa. Dia
6. menggelengkan kepalanya. “Benar ibu tidak tahu saya?
Bahkan nama saya?” Tanya Erly sekali lagi. “Tidak,
maaf” pengawas tadi kelihatan menyesal. “Syukurlah!”
Erly lalu berlari menjauhi pengawas tadi.