Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Pendidikan Selama Masa Penjajahan Belanda
1. BAB III
PENDIDIKAN SELAMA MASA
PENJAJAHAN BELANDA
Oleh :
Rizky Agustiani 15102241030
Trisniati Nur Djannah 15102241045
Fira Nur Amaliya 15102241051
2. A. JAMAN “VEREENIDGE OOST-
INDISCHE COMPAGNIE” (V0C)
1. Tujuan dan Landasan Idiil
VOC adalah suatu perusahaan dagang, sehingga organisasi
tersebut mempunyai tujuan komersial dengan mencari
keuntungan sebesar-besarnya untuk kepentingan Belanda.
Landasan dari pendidikan VOC adalah agama Nasrani
(Prostestan),sebab yang memberikan pengajaran dan
pendidikan adalah orang-orang dari kalangan Gereja.
3. 2. Jangkauan Wilayah Pendidikan VOC
Pendidikan VOC berada di tempat kedudukan, kota
pelabuhan atau benteng-benteng yang dijadikan basis
kekuasaan Belanda. Wilayah tersebut misalnya di Ambon
Maluku,Sulawesi Utara , kepulauan Sangir Talud, Pulau
Timor, Sawu, Kei, Kepulauan Aru , Pulau-pulau Kisar ,
Wettar , Damar dan Letti.
4. 4. Kurikulum Persekolahan
a. Pendidikan Dasar : terdapat 3 pembagian kelas berdasar kepandaian
dan kemampuan murid
b. Sekolah Latin : bahasa Latin menjadi pelajaran utama, sedangkan
pelajaran agama menjadi pelajaran tambahan.
c. Seminarium Theologicum : terdapat 4 pembagian kelas serta jam
pelajaran diberikan pada pagi dan sore hari.
d. Akademi Pelayaran (Academie der Marine) : pembelajaran dalam
seminggu dilakukan selama 4 hari, dan lama pendidikan adalah enam tahun
serta taruna tidak diperbolehkan menggunakan bahasa Melayu.
5. B. JAMAN PEMERINTAHAN
HINDIA-BELANDA
1. Tujuan dan Landasan Idiil
Prinsip pendidikan yang di selenggarakan adalah :
a. Pemerintah tidak memihak salah satu agama tertentu
b. Tidak diusahakan untuk hidup selaras dengan lingkungannya, tetapi
lebih ditekankan agar anak didik kelak dapat mencari pekerjaan demi
kepentingan kolonial
c. Sistem persekolahan disusun menurut adanya perbedaan lapisan sosial
yang ada dalam masyarakat Indonesia khusunya di pulau Jawa
d. Pendidikan diukur dan diarahkan untuk membentuk suatu golongan
Elite Sosial agar menjadi alat bagi kepentingan supermasi politik dan
ekonomi Belanda.
6. 2. Keadaan dan Pemikiran-pemikiran Baru
Pada abad ke-18 Eropa dianda oleh pemikiran, ide-ide dan aliran baru yang
disebut dengan “Aufklarung” = fajar atau terang (yang telah menjadi
terang). Ciri dari “Aufklarung” adalah adanya toleransi dalam beragama
sehingga anak didik bebas dalam menentukan agamanya, memperjuangkan
hak-hak asasi manusia terhadap absolutisme pemerintah, pendidikan
diselenggarakan oleh negara bukan Gereja
7. 3. Pengaruh “Aufklarung” pada Pendidikan di Indonesia
Tokoh pertama yang menerapkan gagasan paham “Aufklarung” di
Indonesia adalah Daendels. Pada tahun 1808 Daendels memerintahkan para
Bupati di Timur Laut pulau Jawa untuk mendirikan sekolah yang
memberikan pelajaran kesusilaan, adat-istiadat, perundang-undangan,
pokok-pokok pengertian keagamaan (Islam) bagi remaja Bumiputera.
Jatuhnya VOC dan kembalinya kekuasaan Belanda di Indonesia
merupakan masa dimana pendidikan untuk umum yang ditangani
pemerintah, dan nasib penduduk bumiputera mendapat perhatian.
8. 4. Sistem, Tingkat dan Jenis Persekolahan
a.Sekolah Untuk Golongan Penduduk Eropa
1.Sekolah Dasar
2.Sekolah Menengah
3.Sekolah Lanjutan
4.Sekolah Kejuruan : Sekolah Pertukangan (Ambachtsschool), Sekolah
Pendidikan Guru (Kweekschool), Sekolah Gadis, Sekolah Dokter
9. 5. Fasilitas Phisik, Personil, dan Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap
Pendidikan
Pada tahun 1883 hingga 1892 Hindia-Belanda mengalami masa sulit karena
“malaise”. Dampaknya adalah banyak bumiputera yang menderita
dikarenakan adanya kebijakan penghematan besar-besaran yang membuat
banyak sekolah pendidikan guru ditutup, jumlah murid, guru, gaji guru dan
mata pelajaran dikurangi.
10. 6. Penerpan Politik Pendidikan Liberal di Hindia-Belanda
Partai liberal merupakan penerapan dari “Aufklarung”. Dibawah
pimpinan Thorbecke, partai ini merealisir ide-ide pokok paham liberalisme.
Ide-ide yang berhasil diperjuangkan ialah Penerapan hak-hak asasi manusia,
Hak interpelasi, Persetujuan anggaran belanja negara, Sistem kabinet
parlementer, Perdagangan bebas, dan Perkembangan masyarakat .
Pengaruhnya terhadap pendidikan adalah memperbaiki dan
memperluas pendidikan bagi golongan Eropa, Bumiputera dan Cina,
meningkatkan dan memperbaiki kesenian serta ilmu pengetahuan,
dibentuknya Departemen tersendiri yang mengurus masalah Pendidikan,
Agama, Kerajinan.