3. KATA PENGANTAR
Bulan September telah ditetapkan oleh Gereja Katolik Indonesia
sebagai Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Pada bulan ini, selu-
ruh umat Katolik diajak untuk mendalami Kitab Suci lewat mem-
baca dan merenungkannya. Kita semua, baik orangtua, kaum
muda, remaja maupun anak-anak, diajak untuk memberi hati pada
Kitab Suci. Ingat bahwa Kitab Suci merupakan landasan yang
paling dasar bagi iman kita sebagai seorang kristiani. Karena itu
kita harus mencintai Kitab Suci dengan cara membaca, merenung-
kan dan mengamalkannya dalam hidup kita sehari-hari.
Pada tahun 2012 ini, kita diajak untuk menyelami kisah-kisah
mukjizat yang dibuat oleh Yesus. Dalam Kitab Suci, peristiwa
mukjizat sering dikisahkan untuk memperlihatkan betapa besar
kuasa Allah. Ada banyak kisah mukjizat yang dituliskan dalam
Kitab Suci. Ada kisah mukjizat penampakan Yesus (Luk 24:13-
49), penyembuhan orang sakit (Luk 18:35-43; Luk 17:11-19; Mrk
7:31-37), berjalan di atas air (Mat 14:22-33), membangkitkan
orang mati (Luk 7:11-17), mukjizat pergandaan roti (Mrk 8:1-10)
dan masih banyak mukjizat lainnya. Beberapa dari antara kisah
mukjizat itu akan kita dalami bersama selama Bulan Kitab Suci
Nasional tahun 2012 ini, secara khsusus yang ada dalam Perjanjian
Baru, tepatnya dalam Injil.
3
4. Tema BKSN untuk tahun 2012 adalah: Menyaksikan Mukjizat
Tuhan. Ada empat kisah mukjizat yang akan kita dalami, yaitu:
1. Orang Lumpuh disembuhkan (Mat. 9:1-8)
2. Mengusir Roh Jahat dari Orang Gerasa (Mrk. 5:1-20)
3. Membangkitkan Anak Muda di Nain (Luk. 7:11-17)
4. Perkawinan di Kana (Yoh. 2:1-11)
Lewat keempat kisah mukjizat di atas kita akan diajak untuk sema-
kin mengenal kebesaran Allah yang menjelma dalam diri Yesus
Kristus. Keyakinan kitalah yang membuat kita meyakini bahwa
Allah bisa melakukan apa saja. Tak ada yang mustahil bagi Allah.
Setiap mukjizat yang dilakukan oleh Allah sungguh nyata dalam
hidup kita.
Akhirnya, semoga lewat pendalaman Kitab Suci selama Bulan
Kitab Suci Nasional ini, iman kita semakin berkembang dan kira-
nya kita semakin mencintai Kitab Suci serta mau membaca, mere-
nungkan dan mengamalkannya dalam hidup kita sehari-hari. Kami
berharap semoga bahan yang kami persiapkan ini berguna bagi
kita semua, secara khusus bagi seluruh kaum Muda Katolik yang
ada di Indonesia.
4
5. Pertemuan 1
Orang Lumpuh Disembuhkan
Matius 9:1-8
Gagasan Dasar
Solidaritas terhadap sesama yang menderita sudah jarang ditemukan
pada zaman sekarang ini. Akibatnya, banyak orang tidak lagi memikirkan
kebutuhan sesama. Sikap mementingkan diri sendiri seolah semakin
tampak dalam diri setiap orang.
Sikap dan perilaku yang selalu mementingkan diri sendiri sangat
bertentangan dengan ajaran Yesus yang dituliskan dalam Kitab Suci.
Kitab Suci mengajarkan kita untuk saling mengasihi. Kiranya sikap
orang banyak yang menggotong seorang yang menderita lumpuh kepada
Yesus menjadi gambaran bagaimana seharusnya kita peduli terhadap
beban penderitaan yang dialami sesama kita. Mereka peka (tanggap)
terhadap kebutuhan orang yang menderita dan mereka rela berkurban
demi orang lain.
Dalam Mat. 9:1-8 dikisahkan bahwa orang banyak berupaya membawa
orang lumpuh itu kepada Yesus dengan harapan bahwa Yesus akan
menyembuhkan orang lumpuh tersebut. Mereka turut ambil bagian
dalam usaha penyembuhan orang lumpuh itu dan ternyata keyakinan
merekalah yang menjadi alasan mengapa Yesus bertindak untuk
menyembuhkan.
Kisah penyembuhan orang lumpuh ini menyadarkan kita bahwa iman
seseorang ternyata bisa membantu menyelamatkan orang lain. Yesus
tidak hanya memperhitungkan iman orang yang menderita karena
5
6. lumpuh, tetapi Ia juga memperhitungkan iman orang banyak yang telah
membantu membawa orang lumpuh itu kepada-Nya.
Dalam mewujudkan sikap solider, kita harus rela berkorban baik itu
secara materi, waktu dan tenaga. Kita bisa saja meluangkan uang saku
kita untuk membantu orang lain. Kita juga bisa memberikan tenaga kita
untuk meringankan derita orang lain, atau meluangkan waktu kita untuk
membantu orang lain. Masih banyak orang yang membutuhkan bantuan
kita. Tentu perhatian kita bukan lagi tertuju kepada orang lumpuh
sebagaimana dikisahkan dalam Mat 9:1-8. Kita bisa memberi perhatian
kita kepada mereka yang lumpuh secara material maupun spiritual
(dalam hal iman). Mereka perlu digotong dan dibawa ke hadapan Yesus
supaya mereka mendapat pertolongan dari Yesus sesuai dengan
kebutuhan mereka masing-masing.
1. Nyanyian Pembuka
2. Tanda Salib dan Salam
P: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U: Amin.
P: Semoga Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, mempersa-
tukan kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
3. Pengantar
P: Saudara-saudari, Orang Muda yang terkasih di dalam Tuhan
kita Yesus Kristus, pada hari ini kita berkumpul di tempat ini
dalam rangka mendalami Kitab Suci. Pada pertemuan ini kita
akan mendalami kisah mukjizat penyembuhan seorang
lumpuh yang dikisahkan dalam Injil Matius. Dalam hidup
sehari-hari kita sering tampak begitu sibuk dengan rutinitas
kita sehari-hari. Ada banyak rutinitas yang biasa kita lakukan
dan kesibukan itu terkadang membuat kita lupa pada sesama
kita yang mengalami beban penderitaan, padahal Yesus
6
7. mengajak kita untuk selalu peduli dengan sesama, terlebih
mereka yang mengalami beban penderitaan. Rasa peduli yang
bagaimanakah yang dimaksudkan oleh Yesus? Kita akan
mendalaminya lewat kisah penyembuhan orang lumpuh.
4. Pendarasan Mazmur (Mzm. 33)
Ulangan dibacakan pemimpin sekali dan diulang bersama umat sekali:
“Orang yang mencari Tuhan takkan kekurangan suatu pun.”
Bersoraklah, orang jujur, bagi Tuhan*
patutlah orang saleh memuji-muji.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi*
bermazmurlah bagi-Nya dengan iringan gambus.
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,*
padukanlah seruanmu dengan petikan dawai.
Sebaba firman Tuhan selalu benar,*
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan setia.
Tuhan mencintai keadilan dan hukum, *
bumi penuh dengan kasih setia-Nya
Oleh Firman Tuhan langit dijadikan,*
Dan segala binatang oleh nafas mulut-Nya.
Bagaikan dalam kantung, air laut dikumpulkan-Nya,*
dan samudera raya dalam bejana.
Hendaknya segenap bumi takut akan Tuhan,*
semua penduduk gentar terhadap-Nya.
Sebab Tuhan menggagalkan rencana para bangsa,*
Ia meniadakan maksud segala kaum.
Rencana Tuhan tetap selamanya,*
rencana Tuhan turun-temurun.
Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan,*
umat yang terpilih menjadi milik-Nya
Dari Surga Allah mengamati,*
memandang umat manusia.
Dari kediaman-Nya Ia menilik*
semua penduduk bumi.
Hati setiap orang dibentuknya,*
7
8. segala tingkah laku diselami-Nya.
Raja tak akan menang karena besarnya tentara,*
orang perkasa takkan selamat karena kekuatannya.
Kuda tidak berguna untuk merebut kemenangan*
betapapun kuat dan tangkasnya.
Sebab Tuhan menjaga hamba-Nya yang takwa,*
yang berharap akan kasih setia-Nya.
Untuk melepaskan mereka dari maut,*
dan menghidupi mereka di masa kelaparan.
Maka kita berharap akan Tuhan,*
Dialah penolong dan perisai kita.
Demi Dialah hati kita bergembira ,*
pada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu, ya Tuhan,*
sebab pada-Mulah kami berharap.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus*
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin.
Ulangan dibacakan bersama umat:
“Orang yang mencari Tuhan takkan kekurangan suatu pun.”
5. Doa Pembuka
P: Marilah kita berdoa!
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu atas
segala kebaikan-Mu yang selalu kami rasakan dalam hidup
kami. Secara khusus kami mau bersyukur kepada-Mu untuk
kesempatan yang baik ini, di mana kami boleh kembali
berkumpul untuk mendalami sabda-Mu yang suci. Semoga
lewat penyertaan kasih-Mu kami semakin mampu mendalami
sabda-Mu dan menemukan setiap makna sabda-Mu yang ada
dalam Kitab Suci. Doa ini kami mohonkan dengan peng-
antaraan Yesus Kristus, Tuhan kami.
U: Amin
8
9. 6. Menggali Pengalaman
Mencari perikop tentang mukjizat Tuhan Yesus dalam Injil.
P: Saudara-saudari Orang Muda terkasih, kalau kita membolak-
balik injil – khususnya injil Sinoptik (Matius, Markus , Lukas),
kita akan bertemu dengan sekian banyak kisah-kisah mukji-
zat. Terus terang tidak mudah menentukan secara persis
berapa mukjizat yang sebenarnya dikerjakan oleh Yesus. Bisa
terjadi satu peristiwa diceritakan beberapa kali dengan detil
yang sedikit agak berbeda. Demikian pun peristiwa mukjizat
yang terdapat dalam Injil Yohanes. Silahkan membuka Injil
dan carilah perikop yang mengisahkan mukjizat yang dilaku-
kan Tuhan Yesus, dalam empat Injil !
Peserta dipersilahkan membuka Injil dan mencari perikop yang mengisahkan
peristiwa mukjizat Yesus.
Nama Injil Jumlah Mukjizat
Injil Matius
Injil Markus
Injil Lukas
Injil Yohanes
P: Apa yang dapat kita simpulkan dari permainan ini? Kita disa-
darkan bahwa begitu banyak mukjizat yang telah dilakukan
Tuhan Yesus. Kita dapat belajar bahwa karya mukjizat seperti
ini tentu bukan suatu pekerjaan sampingan saja. Mukjizat
Yesus rasanya merupakan bagian integral dari seluruh karya
pelayanan bagi manusia yang ditemui-Nya setiap saat. Kalau
demikian kita bisa bertanya: apa sebenarnya tugas utama yang
mesti dilaksanakan oleh Yesus? Jawabannya adalah: bahwa
semua mukjizat dilakukan oleh Tuhan Yesus untuk mewarta-
kan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus menghendaki agar semua
orang menjadi bahagia. Marilah kita sekarang membaca kisah
9
10. mukjizat dari Injil Matius.
7. Mendalami Firman Tuhan
a. Membaca Firman Tuhan (Mat. 9:1-8)
Petugas yang telah ditunjuk membacakan Firman Tuhan kemudian diulang
bersama-sama sambil mengamati apa yang dikatakan dan dilakukan Tuhan
Yesus.
Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang.
Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang
terbaring di tempat tidurnya.
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu:
"Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya:
"Ia menghujat Allah."
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata:
"Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni,
atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu
tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa"
-- lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --:
"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke
rumahmu!"
Dan orang itu pun bangun lalu pulang.
Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan
Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada
manusia.
Demikianlah Firman Tuhan
b. Mendalami firman bersama
Apa yang dilakukan Yesus ketika melihat seorang lumpuh?
10
11. Jawaban sebagai renungan:
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah di-
ampuni.” Tuhan Yesus melakukan perbuatan dengan melihat
apa yang ada dalam hati orang lumpuh tersebut, yaitu iman
akan Yesus. Maka Tuhan Yesus mengampuni dosa orang
lumpuh itu dan akhirnya menjadi sembuh.
Apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada orang lumpuh itu?
Jawaban sebagai renungan:
Lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan
ternyata kata-kata Tuhan Yesus yang sederhana itu mempunyai
kekuatan ilahi yang luar biasa, orang lumpuh tersebut mampu
menjalankan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepadanya. Dan
orang itu pun bangun lalu pulang. Keselamatan terjadi pada
orang yang menderita karena percaya kepada-Nya.
Apa tantangan yang dihadapi Tuhan Yesus saat melakukan
penyembuhan kepada orang lumpuh?
Jawaban sebagai renungan:
Beberapa orang ahli taurat menyebut-Nya sebagai perbuatan
yang menghujat Allah. Kita menyadari bahwa yang mendapat
tantangan bukan saja berbuat tidak baik, melainkan tindakan
yang mulia pun sering mendapat tantangan dari orang lain.
Namun iman akan mengalahkan kejahatan.
8. Renungan
Dalam sebuah kisah mukjizat penyembuhan, Yesus ditampilkan
sebagai Sang Penyembuh. Penyembuhan yang dibawa Yesus me-
rupakan simbol kemenangan Kerajaan Allah atas kuasa jahat yang
membelenggu dan menindas manusia. Yesus tidak hanya tampil
11
12. sebagai penyembuh penyakit tubuh, tetapi penyembuh penyakit
yang terdapat di dalam jiwa manusia, yaitu dosa, akar segala pen-
deritaan umat manusia.
Saudara-saudari yang terkasih, lewat Injil yang baru saja kita
dalami bersama ada banyak pelajaran yang perlu kita teladani dan
terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita diajak untuk peka
dan tanggap terhadap beban dan penderitaan sesama kita. Hal ini
bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan. Kita harus
menyadari bahwa untuk mewujudkan perhatian dan cinta kasih
kepada sesama itu dibutuhkan sikap rela berkorban.
Yesus sangat senang melihat kesediaan orang-orang yang dengan
rela hati membawa si lumpuh kepada-Nya. Melihat iman dan ke-
sediaan mereka, hati Yesus langsung tergerak oleh belas kasihan.
Yesus begitu peduli dengan apa yang terjadi dan Yesus siap
menolong. Pertolongan yang diberikan oleh Yesus tidak hanya
berupa kesembuhan fisik saja, tetapi juga kesembuhan batin.
Dengan demikian orang lumpuh itu telah disembuhkan secara
sempurna, yakni jiwa dan raganya. Pada zaman sekarang ini, di
sekitar kita ada banyak kelumpuhan yang terjadi. Asal dan penye-
babnya pun beragam. Apa pun asal dan penyebab kelumpuhan
itu, yang perlu ditegaskan adalah bahwa mereka harus ditolong.
Kepada mereka harus diwartakan Kerajaan Allah dan uluran
tangan kitalah yang akan membantu mereka lepas dari beban pen-
deritaan yang mereka alami. Kelumpuhan/penderitaan itu harus
disembuhkan demi kebaikan dan kebahagiaan bersama. Dan
akhirnya semoga lewat uluran tangan kita semakin banyak orang
yang terselamatkan.
9. Doa Permohonan
P: Saudara-saudari terkasih, pada zaman sekarang ini, di sekitar
kita ada banyak kelumpuhan yang terjadi. Asal dan penyebab-
nya pun beragam. Apapun asal dan penyebab kelumpuhan
itu, yang perlu ditegaskan adalah bahwa mereka harus ditto-
12
13. long. Kepada mereka harus diwartakan Kerajaan Allah dan
uluran tangan kitalah yang akan membantu mereka lepas dari
beban penderitaan yang mereka alami.
Kelumpuhan/penderitaan itu harus disembuhkan demi ke-
baikan dan kebahagiaan bersama. Dan akhirnya semoga lewat
uluran tangan kita semakin banyak orang yang terselamatkan.
Maka marilah kita dengan penuh iman menyampaikan doa
permohonan kita.
Peserta menyampaikan doa-doa secara bergantian.
Marilah kita satukan doa kita dalam Doa Bapa kami secara
bersama-sama……..
10. Doa Penutup
P: Marilah kita berdoa. Ya Allah kami yang Mahabaik, kami
berterimakasih karena Engkau telah menyertai kami selama
pertemuan kami ini. Lewat sabda-Mu, Engkau mengajarkan
kami untuk percaya pada kuasa-Mu yang menyelamatkan.
Semoga hati kami semakin terbuka untuk membantu sesama
kami yang menderita dengan membawanya kepada-Mu,
karena Engkaulah Tuhan yang kami puji kini dan sepanjang
masa.
U: Amin
11. Nyanyian Penutup
13
14. Pertemuan 2
Mengusir Roh Jahat
dari Orang Gerasa
Markus 5:1-2
Gagasan Dasar
Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri. Manusia, di
mana pun ia berada, pastilah membutuhkan orang lain untuk bisa
melanjutkan hidupnya.
Dalam masyarakat yang majemuk sekarang ini, ada banyak hal yang bisa
membedakan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.
Perbedaan itu bisa dilihat dari segi budaya, suku bangsa, bahasa, tingkat
ekonomi, pendidikan, status sosial dsb.
Jika manusia pada umumnya mengutamakan sesuatu berdasarkan ikatan
emosionalnya, ternyata tidak demikian dengan Yesus. Karya keselamatan
Yesus tidak hanya dirasakan di sekitar daerah Yahudi saja (suku Yesus),
melainkan juga di luar daerah orang Yahudi. Kisah penyembuhan orang
yang kerasukan roh jahat di Gerasa menjadi bukti bahwa Yesus tidak
mengabaikan orang-orang non-Yahudi. Orang yang disembuhkan Yesus
kali ini bukanlah orang Yahudi dan Yesus melakukan mukjizat
penyembuhan ini di luar daerah Yahudi, yakni di tempat yang bagi orang
Yahudi dianggap najis. Kenajisan ini bisa dilihat dari adanya babi di
tempat itu. Bagi orang Yahudi, babi merupakan binatang yang najis.
14
15. Karena itu hewan ini tidak ada di daerah orang Yahudi. Yesus tak
memandang kepada siapa dan di mana Dia harus berbuat baik demi
menunjukkan kuasa-Nya. Yang menjadi pokok keprihatinan-Nya adalah
manusia, secara khusus, mereka yang sedang mengalami kesusahan,
teraniaya dan menderita serta butuh pertolongan.
Sikap Yesus ini kiranya menjadi teladan bagi kita yang mengikutinya.
Kita telah diciptakan oleh Allah secitra dengan-Nya. Kita ini merupakan
gambaran Allah (Imago Dei). Karena itu kita harus mencintai semua
orang dan dalam melakukan perbuatan baik, kita tidak boleh membeda-
bedakan satu sama lain. Kita dipanggil bukan saja untuk membantu
orang yang kita kenal dan kasihi, melainkan juga mereka yang tidak kita
kenal bahkan mereka yang hina.
1. Nyanyian Pembuka
2. Tanda Salib dan Salam
P: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U: Amin.
P: Semoga Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, mempersatu-
kan kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
3. Pengantar
P: Saudara-saudari orang muda yang terkasih, selamat jumpa
kembali untuk kita semua. Pertemuan kita ini adalah kelanjut-
an pertemuan pertama. Waktu itu kita diajak peka terhadap
masalah penderitaaan sesama kita. Kita diutus untuk melan-
jutkan karya Tuhan Yesus untuk meringankan sesama yang
menderita. Adapun tema pada pertemuan kita saat ini adalah:
Mukjizat Tuhan Yesus Mengusir Roh Jahat dari Orang
Gerasa (Mrk. 5:1-2).
Ada ungkapan yang berbunyi demikian: “Lebih mudah
15
16. mengatakan dari pada melaksanakan”. Mungkin kita pernah
mengatakan kepada sesama kita untuk saling mengasihi.
Namun, sering kali terjadi bahwa kita sendiri pun tidak me-
laksanakannya dan kalaupun kita melaksanakannya mungkin
kita akan cenderung untuk membeda-bedakan. Lewat kisah
penyembuhan orang yang kerasukan roh jahat di Gerasa, kita
akan diajak untuk memahami cinta kasih tanpa ada sikap
membeda-bedakan. Karena itu, marilah kita siapkan hati dan
pikiran kita untuk mengikuti pendalaman ini!
4. Pendarasan Mazmur (Mzm. 27)
Ulangan dibacakan pemimpin sekali, kemudian diulang bersama umat:
“Tuhan cahaya dan penyelamatku, siapa’kan kutakuti?”
Tuhanlah cahaya dan penyelamatku, siapa’kan kutakuti?*
Tuhanlah benteng hidupku, siapa’kan kugentari?
Bila penjahat menyerang untuk memangsa aku,*
maka seteru dan lawanku sendirilah yang tergelincir dan
jatuh.
Biarpun pertempuran berkecamuk di sekelilingku,*
aku tetap percaya.
Hanya satu yang kuminta kepada Tuhan,
hanya inilah yang kukehendaki:*
diam di rumah Tuhan sepanjang hidupku.
Untuk merasa kebaikan Tuhan,*
dan menikmati rumah-Nya.
Tuhan melindungi aku terhadap bahaya,+
menyembunyikan daku dalam kemah-Nya,*
memindahkan daku ke benteng yang tinggi.
Kini aku berjaya,*
atas musuh di sekelilingku.
Kini aku mempersembahkan kurban syukur dengan
gembira,*
aku menyanyikan mazmur dalam kemah Tuhan.
Tuhan, dengarkanlah suara seruanku,*
16
17. kasihanilah aku dan kabulkanlah doaku.
Seturut firman-Mu kucari wajah-Mu.*
wajah-Mu kucari, ya Tuhan.
Janganlah wajah-Mu Kausembunyikan dari padaku,*
jangan hamba-Mu Kautolak dengan murka.
Sebab Engkau penolongku, jangan membuang aku,*
Jangan meninggalkan daku, ya Allah penyelamatku-
Sekalipun ayah dan ibu meninggalkan daku,*
namun Tuhan selalu menyambut aku.
Tunjukkan jalan-Mu, ya Tuhan,*
bimbinglah aku di jalan yang aman sentosa.
Jangan aku Kauserahkan kepada kekuasaan lawanku,*
Sebab mereka bersaksi dusta dan bersumpah palsu melawan
daku.
Aku yakin akan merasakan kebaikan Tuhan,*
selagi aku masih hidup
Berharaplah kepada Tuhan, teguhkan dan kuatkan hati-Mu,*
berharaplah kepada Tuhan
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus*
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin.
Ulangan dibacakan bersama umat:
“Tuhan cahaya dan penyelamatku, siapa’kan kutakuti?”
5. Doa Pembuka
P: Marilah kita berdoa, Ya Yesus, Tuhan kami, kami bersyukur
atas kehidupan yang begitu indah yang telah Engkau berikan
kepada kami. Pada kesempatan ini, kami hadir di tempat ini
untuk mendalami sabda-Mu. Semoga hati dan pikiran kami
terbuka pada sabda-Mu dan semoga kami dapat semakin
mencintai Engkau dan tekun merenungkan dan mengamal-
kan sabda-Mu yang suci dalam hidup kami sehari-hari, karena
Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami.
17
18. U: Amin.
6. Mendalami Firman Tuhan
a. Membaca Firman Tuhan dengan pola pasio:
Pembina memilih tiga orang peserta yang akan membacakan kutipan Mrk 5:1-
20. Karena kutipan ini cukup panjang, baiklah kutipan ini dibaca dengan gaya
pasio yang terdiri dari: Narator, Orang Kerasukan, dan Yesus.
Narator:
Bacaan di ambil dari Injil Markus.
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gera-
sa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang
kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam
di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya,
sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan
dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimus-
nahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat
untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan
dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya
dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia men-
dapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berte-
riak:
Orang Kerasukan:
"Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang
Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!"
Narator:
Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya:
Yesus:
"Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
Narator:
Kemudian Ia bertanya kepada orang itu:
18
19. Yesus:
"Siapa namamu?"
Narator:
Jawabnya:
Orang Kerasukan:
"Namaku Legion, karena kami banyak."
Narator:
Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-
roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit
sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu
meminta kepada-Nya, katanya:
Orang Kerasukan:
"Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami
memasukinya!"
Narator:
Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh
jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira
dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan
mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan
menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitar-
nya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka
datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk,
sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan
legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat
sendiri hal itu menceritakan kepada mereka tentang apa yang telah
terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi
itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah
mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang
tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan
menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata
kepada orang itu:
19
20. Yesus:
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan
beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat
oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
Narator:
Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah
Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan
mereka semua menjadi heran.
Demikianlah Injil Tuhan.
b. Mencari pesan Kitab Suci:
Yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus adalah orang Gerasa,
dimana daerah ini meruapakan daerah asing. Ini menunjukkan
bahwa karya Allah tidak dibatasi oleh wilayah. Mengapa seka-
rang sering terjadi orang mementingkan kelompoknya, suku-
nya, agamanya sendiri?
Kasih Tuhan Yesus tidak memandang siapa orang yang akan
dikasihi, melainkan memberikan yang terbaik kepada siapa
pun. Mengapa sifat egois masih menguasai diri kita saat ini ?
7. Renungan
Mukjizat Yesus harus diletakkan dalam kerangka pewartaan-Nya
tentang Kerajaan Allah. Oleh karena itu, pesan umum yang bisa
ditarik dari masing-masing kisah mukjizat adalah “Tetapi jika Aku
mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Mat. 11:28; Luk. 11:20).
Kisah mukjizat pada dasarnya merupakan penampakkan dari
kedaulatan Allah sebagai raja. Ini saja sebenarnya bisa menjadi
pesan yang baik untuk direnungkan.
Hanya saja, tiap-tiap kisah mempunyai kekhasan masing-masing.
Oleh karena itu, kita bisa bertanya lebih jauh: apa kira-kira pesan
yang bisa diwartakan dari kisah mukjizat dalam Mrk. 5:1-20 ini?
20
21. Kekhasan kisah mukjizat ini adalah lokasi kejadiannya, yaitu ‘di
seberang danau, di daerah orang Gerasa.’ Dengan kata lain, setting
kisah ini adalah di tanah asing, di daerah non-Yahudi; sementara
yang disembuhkan adalah juga orang non-Yahudi. Peristiwa ini
menunjukkan bahwa Allah rupanya tidak bisa dibatasi oleh batas-
batas geografis yang memisahkan tanah Yahudi dengan teritori
non-Yahudi. Allah adalah Allah yang merdeka yang tidak bisa
dibatasi oleh batas-batas yang ditentukan oleh manusia. Dengan
demikian, juga karya keselamatan-Nya mencakup seluruh bumi.
Yang menjadi pokok keprihatinan-Nya adalah manusianya, --
secara khusus, manusia yang sedang teraniaya- dan bukan
‘siapa’nya atau ‘darimana’nya. Seorang pemazmur mengungkap-
kan kekagumannya akan Allah yang berada di mana-mana untuk
menyelamatkan manusia.
Sabda dan karya Yesus, kiranya menjadi dasar bagi kita sebagai
kawula muda kristiani untuk semakin mengedepankan cinta kasih
dalam bertindak kepada semua orang, secara khusus bagi mereka
yang teraniaya dan tersingkirkan. Kita dipanggil untuk terlibat
mengangkat harkat dan martabat manusia yang luhur. Sebab dari
semula Allah menciptakan kita sungguh amat baik seturut gambar
dan rupa Allah sendiri. Kita adalah gambaran Allah (Imago Dei).
Karena itu kita juga harus memancarkan cinta kasih kepada sesa-
ma, sebagaimana Allah telah mengasihi kita. Kiranya batas dan
sekat yang dibuat oleh manusia tidak lagi menjadi penghalang bagi
kita untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia ini.
Sebagai kawula muda, kita harus mampu meretas batas yang ada
dengan terobosan kasih Kristus yang hidup dalam hati kita,
meskipun dalam perwujudannya mungkin kita akan mendapat
banyak tantangan, tetapi tetaplah bersinar dalam kegelapan dunia
sampai mereka melihat Allah yang memanggil dan mengutus kita
menjadi pembawa kabar baik bagi dunia.
21
22. 8. Doa Permohonan
P: Saudara-saudari, Allah adalah kasih. Kebaikan-Nya terpancar
setiap saat tanpa mengenal batas dan waktu. Cinta Allah se-
makin nyata dalam diri Yesus Kristus yang menghendaki kita
untuk saling mencintai tanda pandang bulu. Yesus sungguh
mencintai semua orang tanpa terkecuali. Yesus tidak meman-
dang perbedaan yang ada, dan sekalipun ada perbedaan yang
dibuat oleh manusia yang ditujukan untuk membatasi orang
najis/kafir dengan orang bersih ataupun suci, tetapi Yesus
tidak menjadikan semua itu penghalang untuk menyatakan
kasih-Nya. Dia tetaplah Allah yang merdeka dan tak bisa di-
batasi oleh apa pun. Dia adalah Allah yang penuh belaska-
sih-an. Maka marilah kita dengan penuh iman menyampaikan
doa permohonan kita.
Peserta berdoa secara spontan bergantian.
Marilah kita satukan doa kita dalam Doa Bapa kami secara
bersama-sama……..
9. Doa Penutup
P: Marilah kita berdoa. Ya Tuhan Yesus, Engkau telah memberi
teladan kepada kami agar kami saling mencintai satu sama
lain. Lewat sabda-Mu kami kembali Engkau sadarkan untuk
tidak memilih-milih dalam berbuat kasih. Semoga kami
semakin mampu mengamalkannya dalam hidup kami sehari-
hari. Dikau kami puji kini dan sepanjang masa.
U: Amin.
10. Nyanyian Penutup
22
23. Pertemuan 3
Membangkitkan Anak Muda di Nain
Lukas 7:11-17
Gagasan Dasar
Setiap orang pasti masih memiliki sikap belaskasih sekalipun itu hanya ia
nyatakan kepada orang yang dia kenal atau mungkin keluarganya saja.
Sikap peduli dan mau menolong cenderung harus dilatarbelakangi oleh
permintaan dan permohonan dari orang yang butuh bantuan. Kita
seolah menunggu permohonan dari orang yang membutuhkan bantuan
dari kita. Inisiatif spontan dari diri kita kurang, sehingga kita membiar-
kan mereka menanggung kesusahan dan penderitaannya sekalipun
sebenarnya kita tahu apa yang sedang mereka rasakan. Padahal mungkin
kita bisa membantu meringankan beban mereka.
Kitab Suci mengajarkan kepada kita agar kita saling mengasihi. Dalam
ajaran-Nya, Yesus mengajak kita untuk saling mencintai: mencintai Allah
dan mencintai sesama. Yesus berulangkali memberikan teladan pada kita
agar kita mau melakukan tindakan kasih. Dalam bertindak, Yesus tidak
selalu menunggu orang memohon kepada-Nya. Tindakan Yesus yang
menolong janda di Nain menjadi buktinya. Yesus berupaya untuk
membantu menghilangkan penderitaan seorang janda yang anaknya
meninggal dengan membangkitkan kembali anaknya.
Kematian anak dari seorang janda telah membuat hidup sang janda
terasa semakin menderita, hancur dan tiada harapan. Pada waktu itu,
janda dipandang sebagai kelompok yang lemah, kecil, tersingkir di
tengah masyarakat. Mereka ini digolongkan sebagai kaum anawim.
23
24. Sebenarnya ia masih mempunyai harapan jika anaknya masih hidup,
akan tetapi kematian anaknya telah membuat semuanya seolah sudah
berakhir.
Yesus datang dan memberi pengharapan kepada si janda. Pengharapan
yang diberikan Yesus itu membuat dia terangkat dari situasi yang di-
alaminya. Betapa bahagia perasaannya di saat pertolongan yang dibutuh-
kan datang secara tak terduga, tepat pada waktunya. Ada sejuta rasa
bahagia terpancar di wajahnya, karena apa yang diharapkannya telah
tercapai. Inilah gambaran perasaan seseorang yang terhimpit oleh beban
penderitaan yang tak terperikan yang kemudian berubah menjadi
kebahagiaan.
1. Nyanyian Pembuka
2. Tanda Salib dan Salam
P: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U: Amin.
P: Semoga Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, mempersatu-
kan kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
3. Pengantar
P: Saudara-saudari orang Muda terkasih, pertemuan kita ini
merupakan pertemuan yang ketiga dalam bulan ini. Apakah
kita semua masih ingat apa inti dari pertemuan yang kedua?
Dalam pertemuan kedua yang lalu kita diajak untuk mencintai
semua orang tanpa membeda-bedakan. Pada pertemuan keti-
ga ini, kita diajak untuk belajar tentang bagaimana kita seha-
rusnya memperlakukan orang kecil, lemah, miskin, dan ter-
singkirkan dalam masyarakat. Kita akan menggali pesan dari
kisah Yesus membangkitkan anak seorang janda dalam Injil
Luk 7:11-17. Karena itu, marilah kita mempersiapkan diri kita
24
25. untuk mendalami sabda Allah.
4. Pendarasan Mazmur (Mzm. 62:6-9)
Mazmur ini dibacakan secara bersama-sama.
Ulangan:
“Allah ialah tempat perlindungan kita”
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, *
sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Hanya Dialah gunung batuku *
dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; *
gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, *
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus*
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad.
Amin.
Ulangan:
“Allah ialah tempat perlindungan kita”
5. Doa Pembuka
P: Marilah kita berdoa. Ya Bapa, Engkaulah kekuatan kami
dalam mengarungi hidup kami. Kami senantiasa berharap
akan rahmat keselamatan dari-Mu dalam hidup kami sehari-
hari. Kami yakin dengan mengamalkan sabda-Mu kami akan
menjadi selamat. Karena itu terangilah kiranya kami ketika
kami mendalami sabda-Mu. Dikaulah Allah yang kami puji
kini dan sepanjang masa.
U: Amin.
25
26. 6. Menggali Pengalaman
P: Marilah kita mendengarkan cerita berikut ini. Pernahkah
kamu merasa khawatir tentang apa yang akan terjadi dengan
hidupmu? Apakah kamu mengkhawatirkan angin badai yang
mungkin menerjang rumahmu atau hujan badai yang mung-
kin akan turun pada saat kamu sedang berbaris dalam sebuah
parade? Kalau memang demikian, dengarkan kata-kata Yesus
berikut ini, “Apakah dengan merasa khawatir, kamu dapat
menambah sehasta pada jalan kehidupanmu?” Maksud Yesus
ialah agar kamu tidak usah membuang-buang waktu untuk
kekhawatiran akan hal-hal yang tidak dapat diubah! Nah
ubahlah apa yang dapat diubah dan berhentilah mengkhawa-
tirkan segala sesuatu yang tidak dapatnkauubah. Kamu dapat
mengganti kaos kakimu, mengubah nilai raportmu, dan ting-
kah lakumu. Berubahlah menjadi lebih baik !
P: Apakah Anda menyimpan suatu kekhawatiran dalam hidup
Anda saat ini?
Tulislah kekhawatiran Anda itu !
Jika memungkinkan apa yang telah ditulis peserta dibacakan satu persatu.
Melalui cerita tersebut kita diajak untuk memaknai sebuah
kekhawatiran. Artinya kita harus meyakini bahwa kekhawatir-
an itu tidak ada gunanya tanpa didasari dengan iman akan
Tuhan. akhirnya kita sadar bahwa kehawatiran yang paling
besar adalah takut mati. Tetapi hanya satu jalan keluar dari
kekawatiran itu, yaitu percaya bahwa Tuhanlah yang membe-
rikan keselamatan.
Marilah kita baca bersama perikop Kitab Suci yang berkaitan
dengan pemenuhan keselamatan dari Tuhan kepada seorang
janda yang mengalami kekhawatiran karena ditinggal mati
oleh anak laki-lakinya.
26
27. 7. Mendalami Firman Tuhan
a. Membaca Firman Tuhan (Lukas 7:11-17)
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain.
Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga
orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke
luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan
banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh
belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya:
"Jangan menangis!"
Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang
para pengusung berhenti, Ia berkata:
"Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan
Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil
berkata:
"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan
"Allah telah melawat umat-Nya."
Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di
seluruh daerah sekitarnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
b. Mendalami bersama
P: Pada kesempatan sebelumnya, kita sudah melihat dua jenis
mukjizat, yaitu mukjizat penyembuhan dan mukjizat pengu-
siran roh jahat. Sekarang kita melihat jenis mukjizat ketiga
yaitu kisah Yesus membangkitkan orang mati. Sebagaimana
bisa diamati, kisah ini tidak terdapat dalam injil-injil lain.
Mari kita amati bersama kisah tersebut dengan menjawab
pertanyaan berikut:
27
28. Peristiwa apa yang terjadi sebelum Tuhan Yesus mengada-
kan mukjizat?
Jawaban sebagai renungan:
Ketika Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain ber-
sama-sama dengan murid-murid-Nya, dan juga orang
banyak, di dekat pintu gerbang kota ada orang mati di-
usung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang
sudah janda. Waktu itu banyak orang dari kota itu me-
nyertai janda itu.
Apa yang dilakukan Tuhan Yesus dalam situasi yang
dihadapi-Nya itu?
Jawaban sebagai renungan:
Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh
belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan mena-
ngis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya,
dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai
anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Apa dampak dari perbuatan Tuhan Yesus kepada Janda
itu ?
Jawaban sebagai renungan:
Yang terjadi ketika Yesus berbuat adalah: Pertama, ba-
ngunlah orang muda itu dan duduk dan mulai berkata-
kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Kedua,
semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah.
Apakah kita termasuk orang muda yang peka dan peduli
kepada kesedihan orang lain, ataukah kita adalah orang
muda yang sedang mati dan butuh dibangkitkan?
28
29. 8. Renungan
Kisah ini adalah satu dari beberapa kisah mukjizat membangkit-
kan orang mati yang diceritakan dalam Injil. Secara umum, orang
bisa saja berpikir bahwa mukjizat yang dibuat Yesus ini merupa-
kan sebuah pewartaan bahwa kedatangan Kerajaan Allah yang
menjadi pusat pewartaan Yesus berarti terjungkalnya kuasa setan
(bdk. Luk. 11:20; Mat. 12:28), yang terwujud dalam dosa dan
kematian.
Secara lebih spesifik kita bisa melihat hal-hal ini dalam kisah pem-
bangkitan anak muda di Nain. Yang pertama, berbeda dengan
kisah mukjizat pada umumnya, di sini tidak ada permintaan dari
manusia yang membutuhkan pertolongan Yesus. Yesus begitu
saja, dengan murah hati, menghidupkan kembali orang yang sudah
mati itu. Inisiatif melulu dari Yesus sendiri. Apa yang dibuat
Yesus adalah wujud nyata dari Allah yang datang mengunjungi
umat-Nya untuk menyelamatkannya. Pokok kedua adalah bahwa
sasaran karya penyelamatan Allah terutama adalah mereka yang
kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Mereka adalah orang-
orang yang tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa.
Sebagai umat kristiani, kita merasa bahagia karena kita mempunyai
Tuhan yang peduli dan terlibat dengan apa yang kita alami dalam
kehidupan kita. Penghiburan dan pengharapan yang dibawa oleh
Yesus bukanlah penghiburan dan pengharapan yang hampa, me-
lainkan nyata dalam hidup kita. Cinta kasih Allah tertuju kepada
semua orang, terutama kepada mereka yang kecil, lemah, miskin,
dan tesingkir. Yesus mau menjadi sahabat bagi mereka yang tidak
punya apa-apa dan siapa-siapa. Kita harus mengikuti teladan
Yesus yang mau peduli kepada mereka yang kecil, lemah, miskin
dan tersingkir. Kita diajak menjadi sesama yang meringankan
beban orang dan membawa harapan bagi mereka yang putus asa.
Kita tak perlu menunggu sampai orang memohon bantuan kita.
Inisiatif dari kita sangat penting. Mari kita dengarkan hati nurani
kita.
29
30. 9. Doa Permohonan
P: Saudara-saudari terkasih, kita telah merenungkan makna per-
kawinan di Kana yang mempunyai arti mesianis bagi Yesus.
Tempayan yang tadinya adalah tempat air yang menjadi sara-
na penyucian menurut adat Yahudi, kini diubah menjadi
tempat untuk anggur. Yesus mengatakan bahwa Dia adalah
pokok anggur yang benar. Pantaslah kita sebagai orang muda
yang mengalami banyak kekurangan menyampaikan permo-
honan kepada Tuhan agar diberkati dan menjadi tanda keha-
diran-Nya:
Peserta berdoa secara spontan bergantian.
Marilah kita satukan doa kita dalam Doa Bapa kami secara
bersama-sama……..
10. Doa Penutup
P: Marilah kita berdoa. Ya Allah yang Maharahim, Engkau tahu
segala keluh kesah kami sekalipun kami tidak mengungkap-
kannya kepada-Mu. Engkau memberi kepada kami seturut
keperluan kami. Engkau juga memberi kepada kami sekali-
pun kami tidak memintanya. Karena itu, buatlah agar kami
mampu menolong sesama kami sekalipun mereka tidak me-
mohonkannya kepada kami sehingga kami hidup dalam cinta
kasih karena Engkau. Inilah doa yang kami mohonkan kepa-
da-Mu, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan
Pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U: Amin.
11. Nyanyian Penutup
30
31. Pertemuan 4
Perkawinan di Kana
Yohanes 2:1-11
Gagasan Dasar
Kebersamaan dan kesatuan sebuah keluarga bisa kita lihat dalam sebuah
pesta. Semua keluarga pasti berusaha ikut dalam suasana gembira,
semangat dan sukacita yang diselenggarakan keluarganya. Karena itu,
pesta harus sungguh dipersiapkan baik itu dalam hal acara maupun
dalam hal makanan dan minuman. Bisa dibayangkan betapa malunya
pihak yang berpesta jika dalam pesta itu terjadi kekurangan makanan
ataupun minuman. Tentu rasa malu itu akan terimbas pula kepada
keluarga pihak yang berpesta. Untuk itu, seharusnya keluarga dari pihak
yang berpesta juga harus memberi perhatian dalam pesta itu.
Sikap peduli karena suatu ikatan kekeluargaan ini tampak dalam diri
Maria, ibu Yesus. Suatu ketika Maria dan Yesus pergi menghadiri pesta
di Kana. Maria turut merasa prihatin saat pihak yang berpesta itu
kehabisan anggur. Rasa prihatin ini disampaikan oleh Maria kepada
Yesus dengan mengatakan bahwa mereka kehabisan anggur.
Menanggapi perkataan Maria ini, Yesus sendiri tidak langsung bertindak
dengan perbuatan ataupun dengan perkataan. Ia hanya menyuruh
pelayan untuk mengisi enam tempayan yang kosong dengan air sampai
penuh. Mukjizat pun terjadi, air yang diisi para pelayan itu ke dalam
tempayan berubah menjadi anggur yang baik.
31
32. Ketika sang pemimpin pesta meminum anggur itu, ia memuji para
pelayan. Ini sungguh merupakan pujian yang salah. Tampaknya dia tak
tahu bahwa Yesuslah yang seharusnya dipuji karena dialah sang
pengantin pria dan pokok anggur yang benar yang menyediakan anggur
yang berkelimpahan. Yesus mau menunjukkan suatu pembaruan yang
berhubungan dengan adat. Pembaruan ini tampak dari pergantian fungsi
tempayan yang biasanya disediakan untuk tempat pembasuhan kaki
menjadi tempat minuman. Air yang dipahami sebagai sarana penyucian
kini telah digantikan oleh anggur. Tata lama telah diganti dengan tata
yang baru. Yesuslah pokok anggur yang benar. Kedatangan-Nya adalah
untuk membarui tata penyelamatan lama.
Pihak yang berpesta terhindar dari rasa malu. Dalam adat Yahudi,
menurut hukumnya, pesta seorang gadis akan dilaksanakan selama 7
hari, janda 3 hari dan janda yang menikah dengan duda 1 hari. Pesta
yang digelar kali ini tampaknya pesta seorang gadis. Bayangkan jika
anggur benar-benar telah habis, dengan apakah semua orang yang ada di
tempat itu minum? Peran Maria telah menghindarkan mereka dari rasa
malu. Mukjizat telah terjadi karena peran serta Maria.
1. Nyanyian Pembuka
2. Tanda Salib dan Salam
P: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U: Amin.
P: Semoga Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, mempersatu-
kan kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
3. Pengantar
P: Saudara-saudari orang muda yang terkasih, kami senang
Anda sekalian berkenan berkumpul bersama dalam nama
Tuhan. Pertemuan ini adalah yang ke-empat dan merupakan
kelanjutan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan yang
32
33. pertama kita diajak untuk peduli dengan penderitaan orang
lain dengan mau membantu mereka. Pada pertemuan kedua
kita diajak untuk mencintai sesama kita tanpa pandang bulu.,
Pertemuan ketiga kita diajak untuk rela membantu orang
orang-orang kecil, lemah, miskin dan tersingkirkan. Pada per-
temuan yang keempat ini, kita akan mendalami tentang bagai-
mana kita peduli dengan situasi yang terjadi serta mau mem-
barui diri. Nah, untuk semakin mendalami hal ini, marilah
kita menyiapkan hati untuk kegiatan kita ini!
Pendarasan Mazmur (Mzm. 116:1-9)
Ulangan dibacakan oleh pemimpin sekali, kemudian diulang bersama umat:
“Tuhan membebaskan jiwaku dari kesesakan maut.”
Tuhan mengasihi aku,*
Ia mendengarkan seruan dan permohonanku.
Ia menaruh perhatian padaku*
bila aku berseru kepada-Nya.
Jerat maut meliliti aku, utusan pratala menyergap aku,*
aku dirundung kesusahan
maka aku menyerukan nama Tuhan*
ya Tuhan, bebaskanlah aku.
Berbelaskasihlah Tuhan dan adil,*
Allah kita penuh kerahiman.
Orang yang bersahaja dilindungi-Nya,*
dari kesesakan aku diselamatkan-Nya.
Hai jiwaku, tenangkanlah dirimu,*
Ia mengusap air mataku dan menguatkan kakiku.
Aku boleh menikmati hidup di dunia ini*
dihadapan wajah Tuhan.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus*
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad.
Amin.
Ulangan dibacakan bersama:
33
34. “Tuhan membebaskan jiwaku dari kesesakan maut.”
Doa Pembuka
P: Marilah kita berdoa. Ya Yesus, dalam kehidupan kami sehari-
hari kami sering melupakan kebaikan-Mu. Kami hanya puas
dengan semua itu dan kami melupakan kebaikan-Mu. Kini ya
Tuhan, kami berkumpul bersama untuk mendalami sabda-
Mu sehingga kami semakin mampu untuk mensyukuri setiap
rahmat dan kebaikan-Mu, karena Engkaulah Tuhan dan
pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U: Amin.
Menggali Pengalaman (Permainan)
a. Kerjakan perintah berikut ini:
1. Pilihlah salah satu peserta pertemuan ini yang menurut
Anda sifatnya belum dewasa! Ingatlah dalam hati dan tu-
lislah namanya dalam kertas jawaban!
2. Sebutkan satu sifat yang baik dari teman yang Anda pilih
tersebut!
3. Tulislah pesan atau nasehat agar ia lebih menjadi dewasa
dengan kalimat yang menarik dan sopan ! Tulislah dalam
kertas.
b. Jawaban dikumpulkan oleh pemandu.
Kemudian pemandu membagikan kertas sesuai dengan nama
yang ditulis di kertas tersebut.
c. Menanggapi pesan:
Tiap peserta secara bergantian diminta untuk mengungkapkan
perasaannya atau tanggapan atau ucapan terimakasih atas nasi-
hat yang berharga tersebut.
P: Saudara-saudari terkasih, dengan permainan ini kita menya-
dari bahwa kita sebenarnya diperhatikan oleh orang lain di
34
35. sekitar kita. Kehadiran orang lain sangat berguna bagi per-
kembangan kepribadian dan perkembangan iman kita. De-
ngan kata lain, kebaikan orang lain adalah tanda kehadiran
Tuhan dalam kehidupan nyata yang kita alami saat ini.
Marilah sekarang kita menimba ajaran yang lebih mendalam
dari Sabda Tuhan. Tuhan Yesus begitu peduli terhadap orang
yang membutuhkan pertolongan. Bahkan dalam Kitab Suci
secara jelas, apa yang diperbuat Tuhan Yesus menjadikan
tanda kehadiran Kerajaan Allah.
Mendalami Firman Tuhan
a. Membaca Firman Tuhan (Yohanes 2:1-11)
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu
Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke
perkawinan itu.
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya:
"Mereka kehabisan anggur."
Kata Yesus kepadanya:
"Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum
tiba."
Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan:
"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan
menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga
buyung.
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu:
"Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air."
Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta."
Lalu mereka pun membawanya.
35
36. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi
anggur itu --dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-
pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil
mempelai laki-laki,dan berkata kepadanya:
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan
sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan
tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai seka-
rang."
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang per-
tama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan
kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
b. Mendalami bersama
Masalah apa yang muncul dalam pesta perkawinan di Kana?
Jawaban:
Pihak yang berpesta kehabisan anggur.
Solusi atau jalan keluar apa yang ditempuh?
Jawaban:
Maria tanggap dengan situasi yang terjadi dan memberitahu-
kannya kepada Yesus.
Yesus membuat kisah mukjizat dengan mengubah air menjadi
anggur.
Bagaimana akhir ceritanya?
Jawaban:
Pihak yang berpesta terhindar dari rasa malu, pemimpin pesta
memuji pelayan dan para murid percaya kepada Yesus.
36
37. Renungan
Kita sebagai pembaca tahu apa yang terjadi di perkawinan itu.
Kita tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak biasa, yaitu air
menjadi anggur, dan ini berkaitan dengan Yesus. Tetapi tidak se-
mua tokoh yang bermain dalam cerita itu mengetahui. Oleh kare-
na itu kita baca dalam ay. 9-10, “Setelah pemimpin pesta itu
mencicipi air yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu
dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air
itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki, 10 dan
berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang
baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang
baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai
sekarang.”
Disebutkannya ‘enam tempayan’ yang secara eksplisit dikatakan
‘disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi’ kira-
nya bisa menjadi petunjuk yang jelas tentang pembaruan terse-but.
Air biasanya dipahami sebagai sarana penyucian, dan kini air
tersebut digantikan oleh anggur – dan Yoh. 15:1 mengatakan
bahwa Yesus adalah pokok anggur yang benar! Tata lama diganti
dengan tata yang baru.
Di sini kita bisa mengingat apa yang terdapat dalam Prolog Yoha-
nes, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima
anugerah demi anugerah; sebab hukum Taurat diberikan melalui
Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kris-
tus” (Yoh. 1:16-17). Kedatangan Kristus adalah untuk membarui
tata penyelamatan lama. Dalam kisah di Kana, pembaruan ini
menyentuh soal adat, dan bagian berikutnya (Yoh. 2:13-25) men-
cakup soal ibadat. Pembaruan ini merupakan salah satu perwujud-
an dari karya perutusan Yesus yang diberikan oleh Allah untuk
membawa keselamatan kepada semua umat manusia.
Kisah ditutup dengan ay. 11 yang berbunyi “Hal itu dilakukan
Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-
37
38. tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya,
dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.” Dalam kisah itu,
para pelayan, para murid Yesus dan kita sebagai pembaca menjadi
saksi mukjizat yang dibuat Yesus. Tentang para pelayan tidak
dikatakan apa-apa. Tentang para murid, dikatakan bahwa mereka
percaya kepada Yesus.
Kehabisan anggur merupakan sesuatu peristiwa yang memalukan
jika terjadi dalam sebuah acara penting dalam tradisi Yahudi.
Dalam pesta perkawinan di Kana, keluarga yang berpesta hampir
saja merasa malu karena kehabisan anggur. Masalah ini diketahui
oleh Maria dan dia memberitahukannya kepada Yesus. Yesus me-
nyuruh agar para pelayan mengisi enam tempayan penuh dengan
air. Air yang diisi ke dalam tempayan itu ternyata berubah menjadi
anggur yang baik. Anggur itu dihidangkan di pesta dan sang pe-
mimpin pesta memuji para pelayan. Pihak keluarga yang berpesta
terhindar dari rasa malu, karena kepedulian Maria dan Yesus.
Perubahan air menjadi anggur sungguh merupakan suatu mukjizat
yang luar biasa. Hal ini mau menunjukkan suatu pembaruan.
Lewat kisah mukjizat di Kana, Yesus mau menunjukkan suatu
pembaruan yang berhubungan dengan adat. Pembaruan ini tam-
pak dari pergantian fungsi tempayan yang biasanya disediakan
untuk tempat pembasuhan kaki menjadi tempat minuman. Air
yang dipahami sebagai sarana penyucian kini telah digantikan oleh
anggur. Tata lama telah diganti dengan tata yang baru. Yesuslah
pokok anggur yang benar. Kedatangan-Nya adalah untuk mem-
barui tata penyelamatan lama.
Mengungkapkan Iman
P: Saudara-saudari terkasih, perubahan air menjadi anggur sung-
guh merupakan suatu mukjizat yang luar biasa. Hal ini mau
menunjukkan suatu pembaruan. Lewat kisah mukjizat di
Kana, Yesus mau menunjukkan suatu pembaruan yang ber-
hubungan dengan adat. Pembaruan ini tampak dari pergan-
38
39. tian fungsi tempayan yang biasanya disediakan untuk tempat
pembasuhan kaki menjadi tempat minuman. Air yang dipa-
hami sebagai sarana penyucian kini telah digantikan oleh ang-
gur. Tata lama telah diganti dengan tata yang baru. Yesuslah
pokok anggur yang benar. Kedatangan-Nya adalah untuk
mem-barui tata penyelamatan lama.
Membarui diri:
1. Membarui sikap-sikap yang buruk yang selama ini dimi-
liki dengan sikap-sikap yang lebih baik.
2. Membuat niat untuk membarui diri ke arah hidup yang
lebih baik dan menuliskannya dalam secarik kertas. Niat
ini kita satukan sebelum kita menutup dengan doa penu-
tup.
Doa Penutup
P: Marilah kita berdoa. Ya Yesus, kemuliaan-Mu begitu besar
dan sangat kami rasakan. Tak ada yang tak bisa Engkau laku-
kan. Kami bersyukur karena Engkau mau menjadikan kami
sebagai milik-Mu. Kini ya Tuhan, berikanlah kami kekuatan
untuk semakin mampu berterimakasih terhadap-Mu. Semoga
berkat pendalaman yang kami lakukan selama bulan ini
membuat kami semakin percaya akan keagungan-Mu, karena
Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin.
Nyanyian Penutup
39