BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen

Download from Google Drive http://adf.ly/u1Ixc Link updated November 2014

Modul 1
Pemahaman Konsep dan Studi Perilaku
Konsumen dalam Pengembangan
Strategi Pemasaran
Tengku Ezni Balqiah, M.Si.
Hapsari Setyowardhani, S. E., M.M.
PENDAHULUAN
I emahaman mengenai perilaku konsumen merupakan suatu hal yang
penting dalam pemasaran. Dengan memahami siapa target pasar (siapa
konsumen) seorang pemasar dapat mengimplementasikan strategi pemasaran
yang sesuai dengan karakteristik konsumennya sehingga efektivitas dari
strategi dapat ditingkatkan. Berdasarkan perilaku konsumen (misalnya
perilaku pembelian) seorang pemasar dapat mendesain dan menawarkan
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen tersebut sehingga
perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan dengan tidak mengabaikan
kepuasan konsumen.
A. DESKRIPSIICAKUPAN MATERI MODUL
1. Konsep Dasar Perilaku Konsumen
Modul ini akan diawali dengan menjelaskan pengertian perilaku
konsumen sertajenis-jenis konsumen.
2. Perilaku Konsumen sebagai Sebuah Studi
Pada bagian kedua ini, akan dibahas bagaimana perkembangan studi
mengenai perilaku konsumen. Selanjutnya, akan diuraikan bagaimana
penelitian-penelitian dalam mengembangkan pemahaman mengenai
perilaku konsumen.
3. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran
Bagian terakhir dari modul ini akan membahas peranan perilaku
konsumen dalam pengembangan strategi pemasaran.
1.2 Perilaku Konsumen •
B. TUJUAN/KOMPETENSI MODUL
Setelah mempelajari modul ini secara umum mahasiswa diharapkan
dapat menjelaskan bagaimana peran studi perilaku konsumen dalam
pengembangan strategi pemasaran.
Secara khusus mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan:
1. pengertian perilaku konsumen;
2. sejarah perkembangan studi perilaku konsumen;
3. perilaku konsumen sebagai kajian antar disiplin;
4. hubungan antara perilaku konsumen dengan segmentasi pasar;
5. hubungan antara perilaku konsumen dengan penetapan pasar sasaran;
6. hubungan antara perilaku konsumen dengan strategi bauran pemasaran.
C. SUSUNAN KEGIATAN BELAJAR
Modul ini disusun dalam 3 kegiatan belajar yang terdiri dari beberapa
subpokok bahasan, sebagai berikut.
Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Perilaku Konsumen
A. Pengertian Perilaku Konsumen.
B. Jenis-jenis konsumen.
Kegiatan Belajar 2: Perilaku konsumen sebagai sebuah studi
A. Sejarah Perkembangan Studi Perilaku Konsumen dalam Ilmu
Pemasaran.
B. Peranan Penelitian Konsumen.
Kegiatan Belajar 3: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran
A. Pengertian Strategi Pemasaran.
B. Tahapan dalam Pengembangan Strategi Pemasaran.
• EKMA4567/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Perilaku Konsumen
ntuk dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen, dibutuhkan bidang ilmu yang bernama Perilaku Konsumen
(Consumer Behavior). Studi tentang perilaku konsumen merupakan bagian
dari studi tentang pemasaran (marketing), bidang ilmu ini merupakan aplikasi
dari beberapa disiplin ilmu yang saling terkait, yaitu disiplin ilmu
humanisme, yaitu psikologi, psikologi sosial, antropologi, sosiologi, dan
ekonomi. Kemampuan dalam memahami dan menganalisis perilaku
konsumen akan membantu menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya.
A. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), perilaku konsumen didefinisikan
sebagai berikut.
lstilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan
memuaskan kebutuhan mereka.
Menurut Loudon dan Della-Bitta (1993) definisi perilaku konsumen
dirumuskan sebagai berikut.
• •
Inl.
Proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa.
Menurut Mowen dan Minor (1998) perilaku konsumen adalah berikut
Studi mengenai proses pembelian dan pertukaran yang terkait dengan
memperoleh, mengonsumsi, dan membuang barang, jasa, pengalaman,
dan ide-ide.
Selanjutnya, Solomon (2002) berpendapat bahwa perilaku konsumen
merupakan suatu studi terhadap proses yang dilalui oleh individu atau
1.4 Perilaku Konsumen •
kelompok ketika memilih, membeli, menggunakan atau membuang suatu
produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pelaku
yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
memperoleh, menggunakan, dan membuang produk-produk yang
dikonsumsi.
Konsumen dapat beragam dari sudut usia, jenis kelamin, status sosial,
dan lain sebagainya yang akan mempengaruhi bagaimana mereka melakukan
proses memilih sampai dengan membuang produk yang dikonsumsi. Di
samping itu, produk yang dapat dikonsumsi juga beragam, sebut saja
misalnya pasta gigi, pembalut, sabun, susu. Bahkan pada setiap kategori
produk tersebut dapat terdiri dari puluhan bahkan ratusan merek. Hal lain
yang juga patut dipahami bahwa kebutuhan dan keinginan mereka dalam
mengonsumsi produk juga beragam. Hal inilah yang membuat perlunya
mempelajari perilaku konsumen sehingga dapat meningkatkan peluang
keberhasilan suatu produk di pasar melalui penyediaan produk-produk yang
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
B. JENIS-JENIS KONSUMEN
Keputusan konsumen untuk pembelian dan mengonsumsi suatu produk
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sebagai seorang individu, konsumsi
suatu produk akan dipengaruhi oleh persepsi, proses pembelajaran dan
memori, motivasi dan nilai, konsep diri, sikap, kepribadian dan gaya hidup.
Sebagai pengambil keputusan, hal ini akan tergantung dari tipe keputusan
(rutin atau jarang), situasi pembelian yang dihadapi, kelompok atau orang
yang mempengaruhi dan menjadi acuan. Selanjutnya, kebudayaan dan
subbudaya juga memiliki pengaruh kepada perilaku konsumen. Pembahasan
lengkap dari topik-topik di atas akan Saudara temukan pada modul-modul
berikutnya beserta contoh-contoh untuk memudahkan saudara
memahaminya.
Kata pelanggan (customer) sering kali digunakan untuk menggambarkan
seseorang yang secara rutin membeli suatu produk dari suatu toko atau
perusahaan tertentu. Misalnya, seseorang yang membeli sabun mandi merek
LUX.
• EKMA4567/MODUL 1 1.5
Kata konsumen (consumer) lebih umum menjelaskan setiap orang yang
terlibat dengan suatu kegiatan, seperti yang tercantum pada definisi perilaku
konsumen di atas, yaitu mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan
membuang barang atau jasa. Dengan demikian, pelanggan terkait dengan
hubungannya dengan perusahaan tertentu, sedangkan konsumen tidak.
Konsumen umum merupakan seseorang yang memiliki kebutuhan atau
dorongan, melakukan pembelian, selanjutnya membuang produk dalam 3
tahap proses konsumsi (Solomon, 2002).
Konsumen memiliki beberapa peran dalam ketiga proses tersebut, yaitu
berikut ini.
1. Pencetus ide (initiator).
2. Pembeli (Purchaser/Buyer).
3. Membayar (Payer).
4. Pengguna/pemakai (User).
5. Pemberi pengaruh (Influencer).
6. Pengambil keputusan (decision maker).
7. Konsumen organisasi atau kelompok, di mana satu orang atau
sekelompok orang akan membuat keputusan untuk organisasi
Pada beberapa keadaan, orang yang berbeda mungkin terlibat dalam
ketiga proses tersebut (sebelum pembelian, pembelian, setelah pembelian),
misalnya berikut ini.
1. Seorang ibu yang membelikan susu untuk diminum anaknya. Hal ini
memperlihatkan pembeli merupakan orang yang berbeda dengan
pemakai.
2. Seorang ibu memilih model dan warna baju untuk anaknya, selanjutnya
pada saat di kasir ayah yang membayar baju tersebut. Hal ini
memperlihatkan pembeli, pemakai, dan yang membayar merupakan
orang yang berbeda.
3. Seorang ibu pergi ke toko ditemani oleh rekan kerjanya. lbu ini berniat
untuk membelikan sepatu bagi anaknya yang bungsu. Si ibu bingung
memilih model dan warna sepatu yang beraneka ragam yang terdapat di
toko tersebut sehingga dia menanyakan pendapat ternan kerjanya
tersebut. Oleh ternan kerjanya disarankan untuk membeli sepatu merek
tertentu yang di jual di toko sebelah, dan pergilah mereka ke toko
tersebut dan membeli sepatu, seperti yang disarankan oleh temannya
1.6 Perilaku Konsumen •
tadi. Hal ini memperlihatkan ternan kerja sebagai pemberi pengaruh pada
si ibu dalam pembelian sepatu untuk anaknya.
4. Sekelompok mahasiswa yang bersahabat pulang dari ujian. Ani tiba-tiba
mengusulkan kepada teman-temannya untuk pergi ke restoran ltalia
untuk makan siang. Akan tetapi, Ria lebih menyukai makan siang di
restoran lainnya karena harganya murah dan rasa enak. Akhirnya,
mereka semua pergi untuk makan siang di restoran yang di usulkan Ria.
Hal ini memperlihatkan Ani sebagai pencetus ide (initiator), dan Ria
sebagai pemberi pengaruh (influencer), dan mereka enam sahabat
sebagai pemakai (user).
Pandangan tradisional mendefinisikan konsumen secara tegas terkait
dengan produk-produk dan jasa-jasa ekonomi (misalnya konsumen
handphone, konsumen restoran, konsumen pakaian jadi). Hal ini
memposisikan konsumen sebagai pembeli potensial dari produk dan jasa
yang ditawarkan penjual. Pandangan ini semakin berkembang sehingga
beberapa akademisi saat ini tidak lagi mempertimbangkan pertukaran nilai
uang dalam definisi konsumen.
Konsumen akhir adalah individu-individu yang melakukan pembelian
untuk konsumsi sendiri atau konsumsi rumah tangga. Beberapa ahli
berpendapat bahwa industri dan pembeli perantara juga tergolong konsumen.
Situasi konsumen yang paling umum adalah konsumen individu yang
melakukan pembelian dengan sedikit atau tanpa pengaruh dari pihak lain.
Walaupun pada beberapa kasus, sejumlah orang akan bersama-sama terlibat
dalam proses pengambilan keputusan
Dalam pembahasan tentang perilaku konsumen, istilah konsumen dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu berikut ini.
1. Konsumen lndividu (personal consumer).
2. Konsumen Organisasi (organizational consumer).
Adapun perbedaan dari kedua jenis konsumen tersebut adalah terletak
pada motif penggunaannya, di mana konsumen individu biasanya membeli
barang atau jasa dengan tujuan:
1. Untuk digunakan sendiri, contoh: menggunakan jasa salon untuk
perawatan diri sendiri atau membeli buku tulis untuk kegiatan kuliah.
• EKMA4567/MODUL 1 1.7
2. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, contohnya membeli kendaraan
yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi seluruh anggota
keluarga.
3. Sebagai hadiah atau pemberian kepada orang lain, contohnya membeli
peralatan bayi sebagai hadiah atas kelahiran putralputri dari ternan,
saudara atau kerabat lainnya.
Bentuk konsumen organisasi terdiri dari berikut ini.
1. Organisasi bisnis yang berorientasi laba maupun yang tidak
berorientasikan laba (profit & non-profit business).
2. Lembaga pemerintah (baik di tingkat pusat maupun di daerah).
3. Institusi atau sarana publik (sekolah, rumah sakit, lembaga
pemasyarakatan, dan lain-lain).
Konsumen organisasi membeli dan mengonsumsi barang, peralatan, dan
jasa atau pelayanan dengan tujuan agar kegiatan organisasi dapat berjalan
dengan baik.
Kotler (2003), membedakan kedua jenis konsumen dengan istilah
konsumen yang termasuk dalam pasar produk-produk konsumen akhir dan
pasar bisnis. Adapun perbedaan karakteristik dari kedua pasar tersebut dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Perbedaan Antara Konsumen Akhir dengan Konsumen Bisnis
No. Kriteria Pasar Konsumen Akhir
1. Jumlah pembeli Banyak
Contohnya, Pembeli mie
instan di Indonesia
jumlahnya ratusan ribu,
bahkan jutaan per harinya.
2. Kuantitas pembelian Sedikit
Contohnya, Mie instan dibeli
secara eceran.
Pasar Konsumen Bisnis
Sedikit
Contohnya, Perusahaan ritel
untuk stok di supermarket,
jumlah supermarket masih
lebih sedikit dibandingkan
jumlah konsumen langsung
mie instan.
Banyak
Contohnya, Mie instan dibeli
minimal dalam grosiran,
bahkan bisa ribuan dalam
sekali pembelian.
1.8
No.
3.
4.
5.
Kriteria
Hubungan antara
konsumen dengan
penjual
Jarak geografis
Jenis permintaan
Pasar Konsumen Akhir
Tidak dekat
Contohnya, Transaksi
pembelian mie instan di
supermarket, antara pemilik
supermarket dan pelanggan
biasanya tidak saling kenai.
Satu arah
Contohnya, Konsumen
bisanya hanya membeli
produk yang dibutuhkan,
tanpa berusaha menjual
produk lain kepada
su Jermarket
Lokasi Konsumen bisa saling
Berjauhan
Contohnya, Konsumen mie
instan tersebar di seluruh
wilayah Indonesia
Permintaan langsung
Contohnya, Jumlah mie yang
dibutuhkan oleh anggota
keluarga mencerminkan
permintaan langsung
terhadap mie tersebut
Permintaan elastis
Contohnya, Kenaikan atau
penurunan harga suatu
barang-konsumen biasanya
akan langsung berpengaruh
terhadap jumlah pembelian
secara signifikan. Apabila
Perilaku Konsumen •
Pasar Konsumen Bisnis
Dekat
Contohnya, Pemilik ritel
seperti supermarket biasanya
menjalin hubungan jangka
panjang dengan distributor
mie instan untuk menjamin
kelancaran pasokan mie
instan ke supermarket
tersebut.
Dua arah, antara penjual dan
pembeli saling bertransaksi
Contohnya, Supermarket
yang membeli mie instan
merupakan distributor yang
menjadi mitra bisnis
perusahaan mie instan
Lokasi konsumen biasanya
terkonsentrasi
Contohnya, Supermarket
biasanya berada di wilayah
strategis dan ramai di suatu
wila'Jah
Permintaan turunan
Contohnya, Jumlah mie yang
dibeli distributor
mencerminkan permintaan
agregat dari seluruh
kebutuhan pelanggan
supermarket tersebut.
Permintaan terhadap mie
instan secara tidak langsung
akan mempengaruhi
permintaan turunan terhadap
tepung terigu yang menjadi
salah satu bahan pembuat
mie instan
Permintaan inelastis
Contohnya, Kenaikan harga
tepung terigu biasanya tidak
terlalu mempengaruhi
produsen tepung terigu
karena perusahaan harus
tetap memproduksi mie instan
• EKMA4567/MODUL 1
No. Kriteria
6.
7.
8.
Sistem pembelian
Pihak yang terlibat
dalam transaksi
Tahap transaksi
Pasar Konsumen Akhir
produsen mie instan
mengadakan promosi cuci
gudang akhir tahun dengan
diskon 50°/o, biasanya
pembelian mie instan
cenderung meningkat
dengan tajam. Seseorang
yang biasa membeli
beberapa bungkus bisa
membeli 1dus.
Permintaan cenderung stabil
Contohnya, permintaan mie
instan dalam sebuah
keluarga biasanya relatif
lebih stabil, tidak terlalu
fluktuatif. Misalnya, sebuah
keluarga memiliki kebiasaan
menghabiskan kurang lebih
dua puluh bungkus mie
dalam sebulan
Informal
Contohnya, Pelanggan
supermarket hanya
mengambil mie instan yang
ingin dibeli dan langsung
membayar, sistemnya tidak
kompleks, sangat sederhana
Tidak banyak
Contohnya, dalam membeli
mie instan di supermarket,
pihak yang terlibat hanya
pembeli dan kasir yang
bertugas di supermarket
tersebut
Biasanya sekali atau hanya
beberapa kali
Contohnya, Pembelian mie
instan di supermarket
1.9
Pasar Konsumen Bisnis
walaupun dengan kenaikan
biaya produksi, yang mungkin
akan berdampak pada
kenaikan harga
Permintaan fluktuatif
Contohnya, permintaan mie
instan di supermarket
cenderung fluktuatif,
tergantung permintaan
agregat konsumen
Profesional karena terkait
dengan prosedur perusahaan
Contohnya, Pembelian mie
instan oleh perusahaan ritel
pengelola supermarket
biasanya melalui serangkaian
proses pembelian yang
kompleks dan bersifat
profesional
Banyak karena melibatkan
pihak-pihak dalam
perusahaan
Contohnya, Dalam pembelian
mie instan oleh perusahaan
ritel pengelola supermarket,
banyak pihak yang terlibat
dalam proses pembelian, baik
dari produsennya maupun
dari perusahaan ritel
pen( elola su:>ermarket
BerkaIi-kali
Contohnya, Pembelian mie
instan oleh perusahaan ritel
pengelola supermarket
1.10
No. Kriteria
9. Bentuk distribusi
10. Alternatif transaksi
Pasar Konsumen Akhir
biasanya tanpa melalui tahap
negosiasi terlebih dahulu
karena harga barang sudah
tertera di rak dan tidak bisa
ditawar
Lewat saluran distribusi
(distributor)
Contohnya, Konsumen mie
instan tidak langsung
membeli di pabrik, tapi lewat
distributor seperti
su :>ermarket
Pembelian mie instan harus
dalam bentuk kas (atau
kredit untuk produk lain,
seperti handphone)
Perilaku Konsumen •
Pasar Konsumen Bisnis
membutuhkan tahapan
proses pembelian, mulai dari
pemesanan, administrasi
•
pemesanan, penenmaan
barang, penyimpanan,
pembavaran, dan lain-lain
Langsung ke konsumen
Contohnya, Supermarket
langsung menjual mie instan
kepada konsumen
Leasing (sewa)
Gedung yang dijadikan
supermarket bisa disewa oleh
perusahaan pengelolaan ritel
Keragaman konsumen sebagai individu, pengambil keputusan serta
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya akan semakin mempersulit
untuk menyeragamkan proses pendekatan yang dapat mempengaruhi mereka
untuk melakukan pembelian terhadap produk. Berbagai cara dilakukan
perusahaan untuk meminimalisasi keragaman tersebut, diantaranya melalui
mengelompokkan konsumen yang memiliki kemiripan pada karakteristik
tertentu sehingga diperkirakan dengan kemiripan tersebut mereka akan
memperlihatkan perilaku pembelian yang hampir sama. Sehingga
pengelolaannya akan dapat diseragamkan pada kelompok tersebut.
Pengelompokan ini dikenal dengan istilah segmentasi, yang dapat
dilakukan berdasarkan karakteristik geografi, demografi, psikografi, dan
perilaku. Pengelompokan berdasarkan geografi adalah mengelompokkan
konsumen menurut lokasi tempat tinggalnya, misalnya konsumen kota,
kabupaten, provinsi, pulau Sumatra, pulau Jawa, Asia, Australia. Sehingga
akan muncul kategori konsumen perkotaan, konsumen pedesaan, konsumen
pulau Jawa, dan seterusnya.
Pengelompokan berdasarkan demografi adalah mengelompokkan
konsumen menurut karakteristik usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus
hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, suku, dan
kebangsaan. Hal ini memunculkan kategori konsumen anak-anak, ABG,
• EKMA4567/MODUL 1 1. 11
dewasa, usia lanjut, belum menikah, ibu rumah tangga, eksekutif, dan
seterusnya.
Pengelompokan berdasarkan psikografi adalah mengelompokkan
konsumen menurut status sosial, gaya hidup dan kepribadian. Sehingga akan
muncul kategori konsumen kelas sosial atas, menengah, bawah, yang di
Indonesia dikenal dengan penggolongan SES A (atas), SES B (menengah),
SES C (bawah). Selanjutnya, penggolongan berdasar gaya hidup misalnya
golongan pekerja keras, pejuang, menyenangi olahraga tertentu, pengunjung
kafe. Konsumen yang dikelompokkan menurut kepribadian, misalnya
konsumen yang ambisi, gaul, otoriter.
Pengelompokan yang terkait dengan perilaku adalah mengelompokkan
konsumen menurut frekuensi pembelian (misalnya jarang, sering), manfaat
produk (misalnya kualitas, harga, kenyamanan, kecepatan), status pemakai
(misalnya bukan pemakai, pemakai yang pertama kali, pemakai kadang-
kadang), tingkat pemakaian (misalnya sedikit, sedang, banyak), status
kesetiaan (misalnya konsumen setia, sedang, sangat setia).
·~·-· ~-.. I -
- -t 1 *, - ...,.,...
.· - --·;•____......
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Perhatikan iklan susu Anlene di televisi atau di koran dan majalah.
Berikan alasan saudara, siapakah yang menjadi konsumen produk ini?
Menurut saudara, bagaimana perusahaan susu tersebut melakukan
penggolongan konsumennya?
Petunjuk Jawaban Latihan
Konsumen utamanya adalah kaum usia lanjut yang telah mengalami
kekurangan kalsium. Akan tetapi perusahaan ini telah meluaskan
pemasarannya dengan menargetkan produk ini juga untuk usia dewasa untuk
mencegah proses pengeroposan tulang. Perusahaan susu ini menggolongkan
konsumennya menurut demografi, yaitu usia.
1.12 Perilaku Konsumen •
RANGKUMAN
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/
organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa
tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian
informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen
akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian,
konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja
produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi,
mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka
mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat
menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki
kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi,
psikografi, dan perilaku.
I TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Seseorang yang secara rutin membeli produk dengan merek tertentu dan
dari toko tertentu pula disebut ... .
A. pelanggan
B. konsumen
C. pemakai
D. pembeli
2) Setiap orang yang terlibat dengan suatu kegiatan, seperti yang tercantum
pada definisi perilaku konsumen disebut ....
A. pelanggan
B. konsumen
C. pemakai
D. pembeli
• EKMA4567/MODUL 1 1.13
3) Perilaku konsumen terkait dengan perilaku yang diperlihatkan dalam
proses pengambilan keputusan dalam ....
A. memperoleh produk
B. menggunakan produk
C. membuang produk-produk yang dikonsumsi
D. jawaban A, B, dan C benar
4) Konsumen yang melakukan pembelian adalah konsumen yang memiliki
peran sebagai ....
A. user
B. influencer
C. buyer
D. initiator
5) Seorang ibu memberikan pendapatnya pada saat si anak bingung
memilih model sepatu yang sesuai dikenakan ke sekolah. Si ibu di sini
berperan sebagai ....
A. user
B. influencer
C. buyer
D. initiator
6) Pandangan tradisional mendefinisikan konsumen secara tegas terkait
dengan produk-produk dan jasa-jasa ekonomi sehingga akan muncul
konsumen ....
A. ibu-ibu rumah tangga
B. anak sekolah
C. pedagang kaki lima
D. sepeda motor
7) Konsumen akhir adalah individu-individu yang melakukan pembelian
untuk ....
A. konsumsi sendiri atau konsumsi rumah tangga
B. dijual kembali kepada orang lain
C. dijual kembali kepada perusahaan lain
D. dijual kembali kepada pihak ketiga
8) Perbedaan dari konsumen individu dengan konsumen organisasi adalah
terletak pada ....
A. besarnya pengeluaran
B. jenis produk
1.14 Perilaku Konsumen •
C. motif penggunaannya
D. waktu penggunaan
9) Konsumen organisasi diantaranya ....
A. asosiasi Profesi
B. perawat rumah sakit
C. guru-guru SD
D. penduduk Kampung Melayu
10) Berikut ini merupakan karakteristik konsumen akhir adalah....
A. memiliki hubungan yang erat dengan pemasok
B. jumlah barang yang dibeli dalamjumlah besar
C. dikonsumsi untuk kebutuhan individu atau kelompok
D. proses transaksinya formal
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% =cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
• EKMA4567/MODUL 1 1.15
Kegiatan Belajar 2
Perilaku Konsumen sebagai Sebuah Studi
onsumen memiliki keragaman yang harus dikenali untuk dapat
dipahami dan digunakan untuk keberhasilan pemasaran suatu produk
atau jasa. Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam apabila kita
dapat memahami berbagai aspek yang mempengaruhinya secara keseluruhan,
termasuk aspek psikologis, sosial dan budaya. Kemampuan dalam melakukan
analisis perilaku konsumen akan menggiring kita pada keberhasilan untuk
memahami dan menyelami jiwa konsumen dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan serta rnemuaskannya. Bagian ini akan memaparkan kajian dasar
mengenai perilaku konsumen dan perannya dalam pemasaran.
A. SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2004),
berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang terpisah dirnulai ketika para
pemasar menyadari bahwa konsumen tidak selalu melakukan tindakan atau
memberikan reaksi sesuai dengan yang disarankan dalam teori-teori
pemasaran yang ada.
Fenomena yang ditemui dalam masyarakat adalah berikut ini.
1. Dalam pasar konsumen (konsumen individu).
Di satu sisi, konsurnen cenderung rnerniliki budaya 'pengikut' (me too)
terhadap adanya tren atau fesyen (contohnya model pakaian atau busana
yang dikenakan biasanya mengikuti tren yang sedang marak digandrungi
masyarakat pada umumnya). Di sisi lain, konsumen juga menghendaki
adanya produk yang terdiferensiasi, yang mencerminkan kebutuhan,
kepribadian, dan gaya hidup yang khas.
2. Dalam pasar industri (konsurnen organisasi).
Dengan karakteristik kebutuhan terhadap barang dan jasa yang lebih
homogen daripada pasar konsumen, konsumen organisasi juga memiliki
preferensi yang berbeda-beda dan juga memiliki perilaku pembelian
yang tidak mudah diprediksi.
Schiffman dan Kanuk (2004) rnenyebutkan perilaku konsumen ini
rnerebak seiring dengan munculnya konsep pemasaran (marketing
1.16 Perilaku Konsumen •
concept) dalam dunia pemasaran. Konsep ini memiliki asumsi bahwa
perusahaan harus mampu mengetahui dan memuaskan keinginan dan
kebutuhan (needs dan wants) dari pasar sasaran (target markets) dan
mampu menawarkan dengan lebih baik dari para pesaing. Sehingga
konsep ini memang memiliki fokus pada sisi konsumen, berbeda dengan
filosofi dasar pemasaran lainnya, seperti konsep penjualan (selling
concept) atau konsep lainnya.
Untuk menghindari adanya konsumen yang tidak puas atau kecewa,
pemasar membutuhkan perangkat yang dapat digunakan untuk mengetahui
secara akurat informasi tentang keinginan dan kebutuhan konsumen.
Perangkat tersebut adalah riset atau penelitian pemasaran (marketing
research). Sehingga riset pemasaran menjadi landasan penerapan prinsip-
prinsip perilaku konsumen dalam strategi pemasaran.
Menurut versi Engel, Blackwell, dan Miniard (1990), akar utama dari
perilaku konsumen adalah ilmu ekonomi. Teori perilaku konsumen
merupakan salah satu landasan teori mikro ekonomi yang sangat esensial.
Sebelum memahami teori permintaan dan teori perusahaan, mahasiswa
diperkenalkan terlebih dahulu dengan teori perilaku konsumen. Di mana
dalam teori perilaku konsumen dijelaskan bahwa konsumen akan
memaksimumkan kepuasan dan utilitasnya. Faktor pendapatan dan harga
barang-barang menjadi faktor yang dapat mempengaruhi usaha
memaksimumkan kepuasannya tersebut, sedangkan faktor lain dianggap tetap
atau diabaikan (ceteris paribus).
Pengujian empiris terhadap teori perilaku konsumen dengan survei dan
eksperimen dilakukan setelah berkembangnya disiplin ilmu pemasaran pada
program studi bisnis dan disiplin studi konsumen pada program studi
ekonomi rumah tangga (family and consumer research). Hal ini muncul
mulai pertengahan abad 20. Pada dekade 1960-an, disiplin ilmu perilaku
konsumen muncul sebagai sebuah disiplin ilmu yang berbeda. Tokoh-tokoh
yang menjadi pakar dan memberikan pengaruh yang besar dalam
perkembangan disiplin ilmu ini adalah George Katona, Robert Ferber, John A
Howard.
George Katona dikenal sebagai bapak ekonomi psikologi. Katona
mengkritik teori ekonomi perilaku konsumen, dan mengembangkannya
dengan memasukkan elemen-elemen psikologi dalam pengambilan keputusan
konsumen. Profesor University of Michigan, Amerika, ini menjadi pionir
• EKMA4567/MODUL 1 1.17
penelitian mengenai consumer's confidence, yang disebut Survey of
Consumer's Confidence. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
konsumen terhadap perekonomian Amerika masa lalu, masa kini, dan masa
datang.
Survei ini juga mengidentifikasikan persepsi dan harapan konsumen
terhadap pendapatan mereka. Menurut Katona, perilaku konsumen akan
dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap perekonomian dan pendapatan
mereka. Dari hasil penelitiannya ini juga terungkap bahwa konsumen yang
memiliki persepsi yang baik terhadap pendapatannya di masa datang
cenderung melakukan pembelian barang-barang tahan lama melalui kredit.
Robert Fehrer bersama Hugh G. Wales menulis sebuah buku tentang
perilaku konsumen, yaitu Motivation and Market Behavior (1958). Tokoh ini
merupakan ekonom yang menggunakan prinsip-prinsip psikologi dan
ekonomi dalam mengembangkan teori perilaku konsumen. John A Howard
bersama Jagdish N Sheth terkenal dengan pembuatan model pengambilan
keputusan konsumen yang dikenal dengan Howard and Sheth Model. Mereka
berdua juga membuat buku tentang The Theory ofBuyer Behavior.
Perilaku Konsumen Sebagai Kajian Antardisiplin Ilmu
Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku konsumen sesungguhnya
merupakan bagian dari perilaku manusia pada umumnya. Faktor-faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi individu dalam kehidupan
manusia sehari-hari juga mempengaruhi aktivitas pembelian barang dan jasa.
Fakta ini pulalah yang membawa kita pada pemahaman bahwa studi perilaku
konsumen merupakan aplikasi dari beberapa disiplin ilmu perilaku
(behavioral sciences).
Adapun disiplin ilmu perilaku yang menjadi akar dari studi perilaku
konsumen ini adalah berikut ini.
a. Psikologi, studi tentang perilaku dan proses mental dari individu.
b. Sosiologi, studi tentang perilaku kolektif manusia dalam kelompok.
c. Psikologi sosial, studi tentang bagaimana individu-individu saling
mempengaruhi dalam suatu kelompok.
d. Ekonomi, studi tentang produksi, pertukaran, dan konsumsi produk dan
jasa dari manusia.
e. Antropologi, studi tentang manusia, dalam hubungannya dengan budaya.
1.18 Perilaku Konsumen •
Sebagai ilmu sosial, perilaku konsumen menggunakan metode dan
prosedur penelitian/studi dari ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, dan
antropologi (Mowen dan Minor, 1998). Umumnya, penelitian perilaku
konsumen terkait dengan 3 perspektif penelitian yang mengarahkan proses
berpikir dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen, yaitu perspektif pengambilan keputusan, perspektif
pengalaman, dan perspektif pengaruh yang terkait dengan perilaku.
Perspektif pengambilan keputusan menggambarkan konsumen dalam
suatu rangkaian tahap-tahap pada saat melakukan pembelian. Tahap ini
diawali dari menyadari adanya masalah yang harus dipecahkan, pencarian
alternatif pemecahan, evaluasi altematif tersebut, memilih alternatif dan
evaluasi setelah pembelian.
Perspektif pengalaman pada pembelian yang dilakukan konsumen
menawarkan suatu pemikiran bahwa sebagian konsumen tidak akan rasional
dalam memutuskan untuk mengonsumsi suatu produk. Konsumen ini lebih
menekankan pada sisi kesenangan, fantasi dan emosi-emosi tertentu pada saat
memutuskan untuk konsumsi. Misalnya, konsumen yang mencari variasi
pada saat mengonsumsi karena bosan dengan produk lama dan menggantinya
dengan produk baru.
Perspektif pengaruh terhadap perilaku mengasumsikan bahwa terdapat
kekuatan lingkungan yang mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian tanpa adanya emosi ataupun keyakinan pada suatu produk.
Menurut perspektif ini, konsumen tidak akan melakukan pengambilan
keputusan yang rasional ataupun mengandalkan perasaan untuk membeli
produk atau jasa. Konsumen bertindak untuk membeli lebih sebagai akibat
adanya kekuatan lingkungan, seperti diskon, hadiah-hadiah, kondisi fisik
penataan produk di toko ataupun tekanan ekonomi.
Sebagai kesimpulan, akan sangat berguna untuk mempelajari perilaku
konsumen dari perspektif yang berbeda untuk memahami pengaruh
pengambilan keputusan logis/rasional, perasaan dan emosi, serta dorongan
lingkungan pada perilaku konsumen.
B. PERANAN PENELITIAN KONSUMEN
Memahami konsumen serta proses mereka melakukan pembelian dan
konsumsi produk atau jasa akan memberikan sejumlah manfaat, diantaranya
• EKMA4567/MODUL 1 1.19
adalah mengarahkan para manajer untuk mengambilkan keputusan terkait
dengan konsumen, menyediakan penelitian pemasaran yang menghasilkan
pengetahuan mengenai konsumen, membantu para penegak hukum dan
pemerintah untuk menciptakan aturan terkait dengan pembelian dan
penjualan produk, dan mengarahkan konsumen untuk membuat keputusan
pembelian dengan lebih baik.
Pada bagian pendahuluan, telah dibahas bahwa dasar dari penawaran
produk dan jasa kepada konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen, basil yang diharapkan dari proses ini adalah pelanggan
yang puas dengan penawaran produk danjasa perusahaan. Prinsip inilah yang
terdapat dalam konsep pemasaran (marketing concept), yaitu orientasi
perusahaan terhadap pasar.
Pada dasarnya, konsep pemasaran adalah konsep yang menyatakan
bahwa perusahaan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan
kepuasan pelanggan, dengan cara yang lebih efektif daripada para
pesaingnya. Pemasar yang berhasil adalah pemasar yang tidak pernah
mengabaikan pemahaman tentang konsumennya. Pemahaman terhadap
konsumen diperoleh dengan melakukan penelitian konsumen.
Pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari penelitian konsumen,
selanjutnya digunakan untuk mengembangkan cara untuk memenuhi/
memuaskan kebutuhan mereka dan menciptakan pendekatan yang lebih baik
untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka.
Analisis konsumen merupakan landasan manajemen pemasaran dan akan
membantu pemasar dalam melakukan hal-hal berikut.
1. Rancangan bauran pemasaran, yaitu merancang produk yang akan
ditawarkan, menetapkan harga, merancang cara untuk
mengomunikasikan produk, serta menentukan cara untuk menyampaikan
produk kepada konsumen apakah melalui perantara atau langsung.
2. Segmentasi pasar, yaitu membagi-bagi konsumen menjadi kelompok-
kelompok yang homogen, misalnya menurut jenis kelamin (laki-laki/
perempuan).
3. Penentuan target pasar, yaitu memilih segmen pasar yang dituju, kepada
siapa produk akan ditawarkan.
4. Positioning, yaitu upaya untuk menciptakan citra produk di benak
konsumen, misalnya produk yang murah, tahan lama.
1.20 Perilaku Konsumen •
5. Analisis lingkungan pasar, yaitu membantu pemasar untuk melakukan
evaluasi terhadap lingkungan luar perusahaan, misal pemasok dan
•
pesa1ng.
6. Penelitian pasar, yaitu mengidentifikasi perubahan lingkungan yang
berpengaruh terhadap proses bisnis perusahaan.
7. Pengembangan produk baru maupun inovasi produk lama, yaitu
menciptakan produk baru atau meningkatkan produk lama dalam usaha
untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kepuasan konsumen.
Penelitian-penelitian perilaku konsumen akan menambah dan
meningkatkan pemahaman pemasar terhadap konsumen, diantaranya
memahami tentang produk/jasa yang dibeli, mengapa, di mana, kapan, berapa
sering produk/jasa dibeli, dan siapa yang mempengaruhinya.
Terdapat beberapa cara pandang pemasar (Kotler, 2003) dalam
memandang konsumen maupun pesaingnya. Cara pandang ini memiliki
perspektif yang berbeda dengan konsep pemasaran. Adapun perbedaan
bentuk orientasi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2 berikut ini.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 1.2
Konsep-konsep yang Dianut Pemasar dalam Menghadapi
Konsumen Maupun Pesaing
Nama Konsep Deskripsi
Konsep Produksi Perusahaan berasumsi konsumen menginginkan barang
(Production Concept) yang dijual dengan harga yang terjangkau, dengan
proses produksi massal yang mampu menekan biaya
produksi, tanpa terlalu mem:)erhatikan selera konsumen
Konsep Produk Perusahaan memproduksi barang-barang yang inovatif
(Product Concept) dan berkualitas prima, dengan asumsi bahwa konsumen
pasti akan membutuhkan produk tersebut
Konsep Penjualan Perusahaan berasumsi bahwa konsumen tidak akan
(Selling Concept) tergerak untuk membeli tanpa didorong atau diberi
motivasi yang kuat dalam bentuk promosi yang intensif
Konsep Pemasaran Perusahaan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan,
Berbasis Sosial keinginan, dan kepuasan pelanggan dengan cara yang
(Societal Marketing lebih efektif dari para pesaing, dan disertai perhatian
Concept) terhadap komunitas dan lingkungan di sekitar
perusahaan
Konsep Pelanggan Konsep yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
(Customer Concept) dan keinginan pelanggan, tetapi bukan dalam bentuk
• EKMA4567/MODUL 1 1.21
sesuatu yang dibesar-besarkan/massif, konsep ini sudah
memperhatikan penyesuaian terhadap selera individu
konsumen
Selain manfaat bagi pemasaran, pemahaman perilaku konsumen ini juga
akan dapat mengarahkan kebijakan publik, yaitu peraturan-peraturan
pemerintah yang terkait dengan masyarakat umum sebagai konsumen. Hal ini
dapat bermanfaat dalam menyusun suatu hukum dan peraturan yang
mempengaruhi konsumen di pasar tempat terjadinya pertukaran antara
perusahaan sebagai sistem bisnis dengan konsumen. Misalnya, rancangan
Undang-undang anti pornografi dan pomoaksi yang bertujuan untuk
melindungi konsumen dari pembelian produk-produk yang akan berdampak
buruk pada sebagai masyarakat, sebagai akibat dari unsur emosional yang
muncul dari perilaku pembelian. Contoh lainnya adalah adanya peraturan
untuk mencantumkan kalimat "merokok dapat menyebabkan gangguan
jantung dan kehamilan" merupakan upaya pemerintah untuk melindungi
konsumen dengan keharusan pengusaha untuk mencantumkan risiko/bahaya
yang diakibatkan oleh konsumsi rokok tersebut. Konsumen juga sering
memperlihatkan perilaku konsumsi yang salah, yaitu salah menggunakan
produk yang dapat membahayakan jiwanya dan jiwa orang lain. Sehingga
diperlukan suatu kebijakan publik yang dapat mencegah konsumen dari
perilaku konsumsi yang dapat merugikan mereka sendiri.
Mowen dan Minor (1999) menyimpulkan bahwa terdapat beberapa
alasan dilakukannya studi perilaku konsumen, yaitu berikut ini.
1. Analisis konsumen yang menjadi dasar pemasaran, yang mengarahkan
para ahli pemasaran untuk hal-hal berikut ini.
a. Desain bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, dan tempat.
b. Penggolongan/segmentasi pasar.
c. Posisi dan ciri khas (diferensiasi) produk yang membedakannya dari
produk sejenis lainnya.
d. Melakukan analisis lingkungan.
e. Mengembangkan studi pasar.
2. Perilaku konsumen akan berperan penting dalam mengembangkan
kebijakan publik.
3. Studi perilaku konsumen akan membuat seseorang menjadi konsumen
yang baik.
4. Analisis konsumen menyediakan pengetahuan mengenai perilaku
manusia secara keseluruhan.
5. Studi perilaku konsumen menyediakan 3 tipe informasi, yaitu berikut ini.
1.22 Perilaku Konsumen •
a. Orientasi konsumen.
b. Fakta mengenai perilaku manusia.
--__..... -
Teori yang mengarahkan proses berpikir.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Penelitian-penelitian perilaku konsumen akan menambah dan
meningkatkan pemahaman pemasar terhadap konsumen, diantaranya
memahami tentang produk/jasa yang dibeli, mengapa, di mana, kapan, berapa
sering, dan siapa yang mempengaruhinya.
Pemahaman terhadap konsumen ini akan membantu pemasar,
diantaranya untuk hal-hal berikut.
1) Memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
2) Memenangkan persaingan
3) Meningkatkan penjualan
Jelaskan bagaimana pemahaman konsumen akan meningkatkan
penjualan?
Petunjuk Jawaban Latihan
Perusahaan yang mampu mengenali dan paham akan kebutuhan dan
keinginan konsumen akan dapat memberikan produk dengan desain, harga,
bentuk komunikasi yang sesuai dengan konsumennya. Misalnya, sepeda
motor yang irit bahan bakar (produk) dengan harga yang lebih rendah dari
pesaing sehingga sesuai dengan daya bell konsumen (harga), serta beriklan
pada media yang sering dibaca atau di dengar oleh konsumennya. Hal ini
tentunya akan dapat lebih mempengaruhi konsumen dan lebih mendorong
untuk melakukan pembelian sehingga dapat meningkatkan penjualan.
RANGKUMAN
Perilaku konsumen adalah salah satu cabang dari ilmu manajemen,
yaitu lebih spesifik lagi bidang pemasaran. Studi tentang perilaku
konsum.en merupakan integrasi antara berbagai bidang ilmu, yaitu
• EKMA4567/MODUL 1 1.23
ekonomi, sosiologi, antropologi, dan psikologi. Seiring dengan
perkembangan zaman, studi perilaku konsumen ini juga makin
berkembang.
Studi perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya
konsep pemasaran, yang merupakan cara pandang pemasar dalam
menghadapi konsumen dan pesaingnya, di mana pemasar berusaha
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari
para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan.
Sehingga ilmu perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi
apa kebutuhan dan keinginan konsumen dan pelanggan tersebut sehingga
pemasar mampu menyusun dan mengimplementasikan strategi
pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen yang menjadi target
pasar.
Pemahaman tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui
penelitian-penelitian perilaku konsumen sehingga dapat dipertanggung-
jawabkan kebenaran informasi yang terima dan digunakan dalam
penyusunan strategi pemasaran.
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Berikut ini merupakan tokoh yang memiliki kontribusi cukup besar
dalam perkembangan studi perilaku konsumen, kecuali ....
A. Jagdish A. Seth
B. Robert Katona
C. Adam Smith
D. John A. Howard
2) Katona mengritik teori ekonomi perilaku konsumen dengan
memasukkan unsur-unsur ....
A. sosiologi
B. pemasaran
C. kesehatan
D. psikologi
3) Menurut versi Engel, Blackwell, dan Miniard (1990), akar utama dari
perilaku konsumen adalah ilmu ekonomi sehingga faktor yang dapat
memuaskan konsumen adalah ....
A. distribusi
B. produk
1.24 Perilaku Konsumen •
C. promosi
D. harga
4) Pandangan pemasar dalam memandang konsumen dan pesaingnya yang
merupakan pemicu timbulnya teori-teori tentang perilaku konsumen
adalah konsep ....
A. pemasaran
B. penjualan
C. produk
D. produksi
5) Proses dalam menentukan kriteria pengelompokan, mengelompokkan,
dan menyusun profil konsumen disebut sebagai ....
A. analisis kelompok
B. segmentasi
C. positioning
D. targeting
6) Berikut yang bukan merupakan unsur bauran pemasaran (4 P) adalah ....
A. jasa
B. produk
C. harga
D. distribusi
7) Disiplin ilmu yang bukan akar dari studi perilaku konsumen ini
adalah ....
A. sosiologi
B. ekonomi
C. psikologi
D. imunologi
8) Dasar dari penawaran produk dan jasa kepada konsumen adalah ....
A. pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
B. teori permintaan dan penawaran
C. pendapatan konsumen
D. teori ekonomi
9) Analisis konsumen merupakan landasan manajemen pemasaran dan akan
membantu pemasar dalam melakukan ....
A. rancang bauran pemasaran (4P)
B. pengelompokan pasar
C. pemilihan konsumen
• EKMA4567/MODUL 1 1.25
D. jawaban A, B, dan C benar
10) Perusahaan berasumsi konsumen menginginkan barang yang dijual
dengan harga yang terjangkau, dengan proses produksi massal yang
mampu menekan biaya produksi, tanpa terlalu memperhatikan selera
konsumen. Hal ini merupakan konsep ....
A. produk
B. penjualan
C. produksi
D. pelanggan
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.26 Perilaku Konsumen •
Kegiatan Belajar 3
Perilaku Konsumen dan Strategi
onsumen dengan perilakunya merupakan wujud kekuatan tawar yang
menjadi salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas
persaingan dan keuntungan perusahaan. Perusahaan harus mampu
memenangkan persaingan dalam merebut konsumen. Untuk itu perusahaan
memerlukan rancangan strategi pemasaran yang tepat. Sebagai pemasar,
perilaku konsumen merupakan pegangan untuk memahami konsumen,
selanjutnya pemahaman ini akan membangun keunggulan bersaing bagi
perusahaan.
Persaingan yang ketat antarperusahaan saat ini, membuat perusahaan
harus mampu untuk mengambil langkah yang tepat dalam pengambilan
keputusan. Hal ini dilakukan agar penerapan strategi pemasaran tidak salah
sasaran, serta mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
pemasaran yang tepat tentunya harus mampu menjangkau konsumen yang
tepat, yang mampu menghasilkan penjualan dan keuntungan yang kontinu
bagi perusahaan.
Pada bagian ini akan dibahas strategi pemasaran yang ditinjau dalam
hubungannya dengan pemahaman perilaku konsumen.
A. PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN
Pemasaran terkait dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen (Kotler dan Keller, 2006). Tugas setiap bisnis adalah untuk
memberikan nilai kepada pelanggan secara menguntungkan. Pada kondisi
persaingan yang semakin gencar di era globalisasi di mana konsumen
dihadapkan pada banyak alternatif solusi dari kebutuhan mereka. Hal ini
mengakibatkan perusahaan hanya dapat memenangkan persaingan dengan
menemukan nilai yang tepat dan mengomunikasikan dengan tepat kepada
konsumen.
Strategi pemasaran terdiri dari analisis, pengembangan strategi dan
kegiatan implementasi dalam mengembangkan visi mengenai pasar, memilih
pasar, menetapkan tujuan, serta mengembangkan, mengimplementasikan dan
• EKMA4567/MODUL 1 1.27
mengatur program-program pemasaran untuk memenuhi nilai-nilai yang
diinginkan konsumen di setiap pasar (Cravens, 2000).
Menurut Peter dan Olson (1999) strategi pemasaran dirancang untuk
meningkatkan peluang konsumen agar memberikan tanggapan dan perasaan
positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, dan akan mencoba produk,
jasa atau merek tersebut, selanjutnya membelinya berulang-ulang (repeat
buying).
Konsumen yang puas akan produk atau pelayanan perusahaan biasanya
akan melakukan pembelian atau konsumsi berulang (repeat buying),
selanjutnya mereka akan menjadi konsumen yang setia (loyal) dan bahkan
menjadi relawan bagi aktivitas promosi perusahaan. Peningkatan jumlah
penjualan tentunya akan berdampak kepada peningkatan keuntungan
sehingga berimplikasi juga kepada kesejahteraan perusahaan beserta
stakeholder-nya (pemilik, manajer puncak, karyawan, masyarakat,
pelanggan, dan negara). Repeat buying memungkinkan perusahaan menerima
arus pendapatan yang lebih stabil atau bahkan meningkat dengan adanya
word ofmouth (penyebaran berita dari mulut ke mulut) dari konsumen.
Untuk mengembangkan strategi pemasaran yang baik, pemasar harus
mengetahui karakteristik konsumennya, misalnya mengetahui konsumen
mana yang cenderung membeli produk-produknya, faktor-faktor apa yang
kira-kira menyebabkan konsumen lebih memilih suatu produk dibandingkan
dari produk lainnya, kriteria apa yang digunakan konsumen untuk mengambil
keputusan pembelian, dari mana konsumen memperoleh informasi mengenai
produk, dan sebagainya. Pemasar perlu merancang strategi berdasarkan
perilaku konsumen, yaitu perilaku sebelum pembelian, pembelian, dan
perilaku setelah pembelian.
Strategi pemasaran merupakan proses pengembangan strategi dengan
penggerak-pasar (market-driven) yang berada dalam lingkungan bisnis yang
selalu berubah sehingga dibutuhkan suatu strategi yang dapat memberikan
kepuasan bagi konsumen.
Seperti telah diuraikan di atas fokus dari strategi pemasaran adalah
mencapai kinerja perusahaan yang tidak hanya ditunjukkan oleh peningkatan
penjualan saja, tetapi juga kinerja perusahaan secara keseluruhan (misalnya
keuntungan, nilai saham yang meningkat, image yang baik). Strategi
pemasaran disusun untuk memberikan nilai kepada konsumen dengan cara
yang lebih baik dari yang diberikan pesaing, di mana hal ini menjadi
1.28 Perilaku Konsumen •
tanggung jawab keseluruhan anggota perusahaan bukan hanya tanggung
jawab bagian pemasaran.
B. TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI
PEMASARAN
Proses strategi pemasaran merupakan suatu siklus yang dapat dilihat
pada Gambar 1.1 berikut ini (Cravens 2000):
Implementasi dan
pengaturan strategi
Pemasaran
Analisis Situasi
Pengembangan
Program
Pemasaran
Gambar 1.1.
Proses Penyusunan Strategi Pemasaran
1. Analisis Situasi
Merancang
Strategi
Pemasaran
Analisis situasi merupakan kegiatan untuk menemukan gambaran
kondisi lingkungan internal-eksternal yang berpengaruh terhadap organisasi,
kemudian melakukan analisis terhadapnya sehingga dapat ditentukan apakah
kondisi tersebut merupakan kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman.
Manajemen pemasaran membutuhkan informasi yang diperoleh dari analisis
situasi untuk mengarahkan penyusunan desain strategi baru atau mengubah
strategi yang sudah ada. Analisis situasi ini dilakukan secara teratur untuk
dapat menangkap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
perusahaan.
• EKMA4567/MODUL 1 1.29
Mekanisme perolehan informasi ini di perusahaan berada pada Sistem
Informasi Manajemen (SIM), lebih khususnya pada Sistem Informasi
Pemasarannya (SIP).
Adapun perangkat-perangkat SIM itu sendiri terdiri dari berikut ini.
a. Catatan harian internal perusahaan (Internal Record System)
Terdiri dari berikut ini.
1) Berkas-berkas atau laporan yang terkait dengan siklus pemesanan
sampai pembayaran produk,
2) Sistem informasi penjualan. Contohnya, Hypermarket dapat
mengetahui secara otomatis jumlah penjualan stok barang dan
jumlah sisa barang di gudang pada saat penutupan gerai, dengan
adanya sistem penjualan otomatis dengan komputer yang
menghubungkan bagian kasir dengan gudang
3) Pengelolaan database
Proses pengumpulan, pemutakhiran, penyimpanan database tentang
pelanggan
b. Sistern Inteligen Pemasaran (Marketing Intelligent System)
Prosedur dan sumber-sumber yang digunakan oleh para manajer untuk
memperoleh informasi harian tentang perkembangan lingkungan
pemasaran.
c. Riset Pemasaran (Marketing Research System)
Proses sistematis yang terdiri dari desain, pengumpulan, analisis, dan
pelaporan data dan penemuan-penemuan yang relevan dengan situasi
pasar tertentu yang dihadapi oleh perusahaan.
Perusahaan besar biasanya memiliki departemen riset pemasaran
tersendiri, namun tidak menutup kemungkinan menggunakan jasa riset
dari perusahaan penyedia layanan riset, seperti berikut ini.
1) Syndicated-service research firms, yaitu mengumpulkan informasi
tentang konsumen dan perdagangan. Contohnya, AC Nielsen,
Frontier, MARS.
2) Custom marketing research firms, yaitu perusahaan riset yang
disewa untuk melakukan proyek riset tertentu.
3) Specialty-line marketing research firms, yaitu perusahaan yang
memiliki spesialisasi pada layanan riset tertentu. Contohnya,
melayani jasa melakukan wawancara dengan pelanggan.
1.30 Perilaku Konsumen •
Gambar 1.2 menampilkan bentuk hasil survei lewat kelompok diskusi
atau focus group discussion.
a.QtJAUT.tTIVE RESEARCH
SEBE'RAPA PUASKAH.KONSUMEN_
TERHADAP PROVIDER IN'TERNET?
Simak.Komentar mereka b.erikut int
Berpetualang M1d~n1a maya', merupakan sebu_ah peng~laman
yang ~ang~f me~a$yi~a)11 l(a.re:na dap~~ m~h_anlang lni~jjh!i$i
dan enfo~i oerpil9r me.r~ka yang' masu~ ke ~darawnyaf oukan
hanya .se'baga1 sarana me.ncari,informasl.tetapi:juga .se.cara
dwa arah: rnembagl ·dan ber,tukeir·in-fermasr
l$f ClnteJn~t ~er-;ice:_ Prqvi_d~r) m~rup~K_~n :Je:batan y~ng
mengl:t~~ng~an dl)nia n~ata den!.!}an .du~1a maya. ter-$ebdL
Seoaga1Jembatan peoglifJ.b.l.lfTQ. tentu. saja _para p·etualang
akan mencari dan memiJih ISPyang mengantafkan mereka ke
d.l:Jflia maya ~rseh!it se_car~ .am~n1 1nyarn:an, p_an tn~mb~rikatt
kepuasanyaA~ .OP.timaL
R.pa komentar l!}.ar~ p~t~aJan~:auriia· may,a ini terhad~p I~P
yang meraka gunakarl? Srn1a'k -kome-rrrar me-r€ka be'nkut I'm:
>~> lbnu...4P'th, Kary~ao· swasfa
·:s.aya,paKai Telko~J:lneflkar~na ~ks.esnya cepa~ jal~s, ~cllau_lagi
men-downfoad p~Jisaeya fiifa.k tena/u ma~1q( ~p/Jkasmya Jl-ffla
mudah."
>~~ Aldi,28'tfi, Karyawan swasta
"'Sa~a men~Qunakan akses Tel~omnet k.ar.en.a-enak.cepat..?elair.l
ltu tH1ak menggunake:m pa·ssword1 nernomya. m~dah dungat,
meskintJ.n harga ~er p.!Jlsan'''a ag·ak maha.J ,t;lpi ktJaiitasnt,a·
~(~I)S~" _ . .1 • • • 1
~>> Gita,31 fb1Karyawan swasta
''Oari'· dulu saya mengunakan lndo_sat. ns~ s~lain mu#a'b
a~5e~ny~, dia.jug·~·- p~i kaoel vision,p,Litsany,a pun n:aak mah~17·
>'>> Ida, 25·th,:Karyawan swasta
·~sava me!'lggunak-an looo.sat11e_tkar~na; murah, ak~~ny,a cepat,
k·a'lau inwn ct0.wnload rmudah dan.c.epati'!
>>-,. Nur1 30 th~ Kary.awan swasta
" Indo~nst.itu a'ksesnya·mudcm dan~ceFJa.i1 tid:ak p.ernah p.utus di
r.e_h-g~,.)atan,~pulsa~ta dibanelingkan dengah yang ll:JJh le~ih
m~feuJ... .
>~> Yanti, 29 tli. Kary~n swasta
·~saya1eaKallr~de..netkarena.aksesAya lebih bagus dan <l:.epat
dlb.ah.dlngkan de~gan ya~g lail1.nya." ·
':>>Kandi·:a1 th. Mahasiswa .,
11
0i ruman1
s;ay,p.m,:Jngg·unaR_an GBN.naekaretraal(sesnya~~epat,
b~agus dan n)Jis~nya JUga ,l1fJak tarlal~ . mah.~l, ,tagil~~nnya P.Un
teoal wakfo.r.•
??>J~on~1 30 th., Karyawcm s.wasta
1'C~N,;net sayal ~~d~al k;srarvipagus, Cef,Jp~c~-nya qepat. Sertir;e-
nY4 ti~gus. lt'lforma:s1 tag'1han cepat d~n ~eP.at waRt.IJ. pulsa~
tiaak terlah~ ll;l.ahal. kalau ada .intormasi .aari ·'CBN.n~t rnereka
.c~pat memberitC~hukan Re kamf:"
RATING 1 2 3 4 5~
t.&tkDmnel n~
'
, - _,.. t l
indo..net
-....' ""'·-~·~
• EKMA4567/MODUL 1 1.31
Gambar 1.2.
Salah Satu Hasil Focus Group Discussion
Para ahli ekonomi mendefinisikan pasar sebagai sekumpulan pembeli
(buyer) dan penjual (seller) yang melakukan transaksi pada produk atau
kategori produk tertentu. Pasar perlu dikenal/diidentifikasi dengan baik
sehingga konsumen dan pesaing dapat dianalisis. Pasar ada karena hal-hal
berikut ini.
a. Terdapat orang-orang dengan kebutuhan dan keinginan tertentu di mana
satu atau lebih produk dapat memuaskan kebutuhan mereka.
b. Pembeli harus mau dan mampu membeli produk yang dapat memuaskan
kebutuhan mereka.
Suatu pasar produk terdiri dari beragam produk yang dapat memuaskan
kebutuhan konsumen (individu/organisasi) yang memiliki kemauan dan
kemampuan untuk membeli produk.
Selanjutnya, evaluasi terhadap strategi pesaing, kekuatan, kelemahan,
kekurangan, dan rencana-rencana pesaing juga perlu dilakukan dalam analisa
situasi ini. Pesaing yang dimaksud di sini bukan hanya pesaing yang sudah
ada, tetapi juga pesaing yang mungkin akan muncul kemudian.
Memahami siapa pelanggan merupakan suatu keharusan bagi perusahaan
yang bergerak menurut pasar. Dengan demikian, dalam melakukan analisis
situasi ini perusahaan perlu mengelompokkan pelanggan dengan karakteristik
yang sama dan memahami perubahannya sehingga strategi yang digunakan
akan lebih tepat sasaran.
a. Segmentasi pasar
Segmentasi (pengelompokan) pasar perlu dilakukan untuk melihat
keragaman kebutuhan dan keinginan konsumen di pasar. Hal ini
menimbulkan peluang bagi perusahaan untuk fokus pada sumber daya yang
dibutuhkan untuk memenuhi keinginan konsumen.
Tujuan dari segmentasi ini adalah untuk mempelajari perbedaan
kebutuhan dan keinginan serta mengidentifikasi segmen mana yang sesuai
untuk produk yang ditawarkan. Setiap segmen terdiri dari pembeli-pembeli
dengan kebutuhan dan keinginan yang mirip terhadap produk. Informasi yang
1.32 Perilaku Konsumen •
akurat terkait dengan pembeli sangat dibutuhkan pada saat perusahaan
melakukan segmentasi ini.
Informasi tentang faktor budaya, sosial, keluarga, kepribadian, persepsi,
gaya hidup, dan lain-lain yang diperoleh dari Sistem Informasi yang dimiliki
perusahaan, yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen
inilah, kemudian dijadikan dasar pembentukan profil konsumen. Di mana
dalam suatu populasi atau komunitas konsumen terdapat kelompok-
kelompok yang memiliki karakteristik yang digambarkan dalam profil
tersebut atau istilahnya segmen konsumen.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari riset pemasaran, perusahaan
dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi konsumennya berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.
Informasi yang didapatkan dari basil riset dapat dijadikan dasar segmentasi,
yaitu informasi yang berisi data atau informasi mengenai hal-hal berikut ini.
Demografis, yaitu usia, jenis kelamin, pendapatan/pengeluaran, latar
belakang pendidikan.
1) Geografis, yaitu tempat tinggal, lokasi pekerjaan, tempat berbelanja.
2) Psikografis (gaya hidup dan kepribadian): tempat rekreasi, tempat
menghabiskan waktu luang, sikap hidup, sikap terhadap produk/jasa.
3) Perilaku, yaitu pola konsumsi, pola belanja.
4) Faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen, seperti budaya, subbudaya, kelompok, kelas sosial,
keluarga, motivasi, proses pembelajaran, persepsi.
Data-data tentang konsumen tersebut didapatkan dari proses
pengumpulan informasi dalam tahapan riset pemasaran. Data-data yang telah
melewati tahap penyortiran dan pengklasifikasian, kemudian diolah dengan
menggunakan perangkat-perangkat berupa perangkat lunak, seperti SPSS dan
LISREL, untuk mendapatkan pola pengelompokan konsumen yang diolah
dengan program statistik, seperti analisis faktor, dan analisis kelompok.
Dari basil dari pengelompokan inilah didapatkan kelompok-kelompok
konsumen yang memiliki karakteristik demografis, geografis, psikografis,
dan perilaku yang khas dan membedakannya dengan kelompok konsumen
yang lain. Kelompok-kelompok inilah, kemudian dinamakan segmen
konsumen.
Segmen-segmen tersebut memiliki kebutuhan dan keinginan akan
produk dan jasa yang berbeda-beda, tergantung kepada latar belakang ciri-ciri
• EKMA4567/MODUL 1 1.33
segmen yang melatarbelakanginya dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusannya. Setelah kelompok terbentuk, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi setiap karakteristik konsumen tersebut untuk
dijadikan profil dari tiap segmen. Profil inilah yang kemudian menjadi faktor
pembeda dari setiap segmen.
Adapun contoh yang cukup menarik dari aktivitas pengelompokan
adalah sebuah topik yang pernah dimuat di Majalah SWA Sembada pada
bulan Maret 2005, yaitu berikut ini.
1) Dalam majalah edisi Maret 2005 tersebut dibahas tentang gambaran
masyarakat Indonesia yang diberi judul Faces of Indonesia. Hal ini
merupakan basil riset dengan menggunakan metode survei, yang
dilakukan oleh Lowe Indonesia, dan lembaga riset Prompt pada Bulan
November- Desember 2004.
2) Riset melibatkan 2.086 responden, baik laki-laki maupun perempuan.
Usia mereka berkisar antara 18-45 tahun. Responden memiliki
heterogenitas dalam strata atau lapisan sosial-ekonomi dan dalam
tingkatan pendidikan. Pemilihan sampel dipilih secara acak dari seluruh
Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan.
3) 9 kota dan 8 pedesaan sebagai sasaran survei, dipilih secara acak dari 63
daerah perkotaan dan 78 daerah pedesaan di Indonesia, yaitu berikut ini.
a. Jakarta Pusat; j. Bekasi;
b. Bandung; k. Garut;
c. Makasar; 1. Karang Anyar;
d. Gianyar; m. Magetan;
e. Magelang; n. Lumajang;
f. Padang; o. Tegal;
g. Lampung; p. Prabumulih;
h. Surabaya; dan q. Padang Sidempuan.
i. Sidoarjo.
4) Riset yang bertujuan untuk mencari aspek bentukan psikologis
konsumen, yaitu cara pandang konsumen terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya serta bagaimana konsumen menjelaskan dirinya terhadap
dunia luar, yang didefinisikan sebagai fundamental psychological
makeup dan building blocks oftheir desires.
5) Cara pandang konsumen terhadap diri sendiri dan lingkungannya
diketahui dari sikap/tanggapan mereka terhadap iklan dan isu-isu lain,
seperti optimisme terhadap masa depan Indonesia, reaksi terhadap
1.34 Perilaku Konsumen •
perubahan, opini tentang peran negara, dan toleransi terhadap perilaku
seksual.
6) Yang menyangkut building blocks of desires, ditemukan bahwa
keinginan dasar setiap orang terdiri dari tiga building blocks, yang
disebut Gold, Glory, Group. Gold menyangkut persepsi terhadap
kebendaan, Glory adalah bentuk pengakuan atau aktualisasi diri, dan
Group merupakan pengakuan bahwa mereka hidup berkelompok.
7) Dari basil survei tersebut diperoleh 8 (delapan) buah kelompok segmen
yang merupakan gambaran segmen-segmen konsumen di Indonesia,
yaitu berikut ini.
a) Established Confident ("Orang Alim").
b) The Optimistic Family Person ("lbu PKK").
c) The Change-Expecting Lad ("Anak-anak Nongkrong").
d) Cheerful Humanist ("Lembut Hati").
e) Introvert Wallflower ("Pasrah").
f)
g)
h)
The Savvy Conqueror/City Slickers ("Main untuk Menang").
The Network Pleasure Seeker ("Gaul-Glam").
The Spontaneous Fun-Loving ("Bintang Panggung").
Adapun karakteristik dari masing-masing segmen dapat dilihat pada
Gambar 1.3.
8) Perlu disadari bahwa gambaran ini adalah gambaran umum dari
konsumen yang merupakan masyarakat Indonesia. Memang apabila tiap
individu atau kelompok yang lebih kecil lagi, konsumen memiliki
karakter khusus yang mungkin tidak sama dengan karakter yang ada di
delapan segmen ini. Hal ini wajar karena gambaran umum memang akan
mengambil sisi-sisi yang dimiliki oleh sebagian besar konsumen yang
menjadi responden (sampel) dari kegiatan survei ini. Namun, basil riset
ini berguna bagi pemasar sebagai gambaran umum tentang kondisi
konsumen Indonesia saat ini. Hasil riset ini juga berguna apabila
perusahaan ingin melakukan riset lebih lanjut tentang salah satu segmen
atau tentang konsumen atau produk/mereknya. Karakteristik yang
muncul dari tiap segmen akan digunakan sebagai landasan bagi
penyusunan strategi pemasaran selanjutnya.
• EKMA4567/MODUL 1
FA,CES·OF.INDONESIA
EST~Bl.fSt'SP co·~·FI~Ef.fr
,("ORANG ~LIM~')', 1:S~2'/a
~ ·~oldl Mehtukupi'k~butuhan
keh.tallJ'
~ 'G/ozy: PUnyatepotasi yang,
bal~
- G1ol.fp::auerftna dl
mas~al;akat;
DEMOGRAFI
-,Umqmnya lakl"a~
-urban
- Usia 1natang
-·$EStfoggj'J • " '
.:.a,rpe_ndld.lkao
1inggl
1.35
,f<"ARAKfERlSTIK
- Mmka camab daumel)yukai keharlllolllsaiJ di llnglomgart
sekitarnya.
. '
- Mmka marasa s.enan~ jik.a dapatmenologa OT.aD!flain..
- aagi IJlere.k.a sat)gat p.enwigurtta.k dlhargai .dan1fianggap
b.ertaQ9,9'U.ngjawab olab llngkli.ngannya.
4 lJmumhyattangat pet:caya iliri cta11 metasa beiada p-ada
Jaluryang b&nar sesual dengal'tyangm&r&ka in,ginlmn.
•1<elompok ml tiatdt rnenyukatTV dan !klan,
THE'<DPTIMISTIC FAMILY,~t:~Wi~~irirl~pe;lnliitlJiihgtiiinMyaa1r.JJJ~n;:,U.;;;m;flY;;;a~;Jt;--1i,.:p;;e;jata;jiiidljpd;01jiirjleli~~:eailrti'S:i(;iCQi'i;i8r'Qaani
PERSON (IBU 'tnateri tiaak!hanya sekadar - Rurat dan rsorinatift
tu1b.fk:me'ntenutii kebufuhan -lisfamalang· •Wanita·s-e~ertt It'll menyukal ml!masalt sebagal hobltldak
keluar~a - ~ES ~11dah h'anya sebagal sattt Kewajlban,
-G/oey: Beradapada tempat • Hlduphya£hah}'a ~nfllk··keluarga dan orang sekellllhgfYa.
yarig'fepal •01walffiJ,senggang, kelompok lnl melaku}(an tldursJang,
- GrO.Up: Ke1uarga adalah l.nertQ.Uilllln11 keluar.ga'. twe8reasr betsama tcetuarga.
rtfE,CHAN~ffiXP.ECi'f,ING .
r.«N~K NONGKRQI':.I~).·1Q.~q
'.glie~.FU~ihlU,A:NtS;Ti
(~lEMBt:JT ~"T:I"), 1·.2.1f,~~,
• Goldi Matorl1
ha•wa :tlat untuk
)lwmpertahankan hldup
. Glory; l:litenm.adatw.Oclntat.
oleb'tem'ar1-tJ!m'annY.a• •
. Gro~p:· Teman~tem.an .ada/all
:II:IOtiY..t$1,nrdUJ?
- Go1d:11dal(..fflemeoting~an
~mateel·
- Glory: BergUm..~gl orang tal
-Gr.o.up:aerb.a~l ·kasJf:rsay.ang•
./rJoldJ~kepti~, cenderung
menenma (lpa (!dan.y·(·
l"nr·ih'IP'')
-~·rJtQr,y:lQ.lf~~im~. dia~ul otoh.
l.lngkunganny~,
-~·r;ro.uw Mempu"yalloyallfa~
fnggl•p~~.a1kefa.ba~ny_a
. '
r:S'AYyrr.90N(jJUEROR1··Cn·y, J G,o(d; Dl·m·an!~tot(!h mater{,ciao
. . (~M.~JN UN · bar.alf9·~~ral,lg ';l~ng dipuny.al
1~%· J qtpr.y~:sU!tsl ~lsanjung dan
' tllP'~li
J Grou11: Sl!PO}'.~al' penuh Rn~!l"ttl
1'fl1! N£!WO~~G-Pl£ASUR.f; ·:Gold:.Materl modal
SiEKE~('"~UL-GI..A.M'')j 11% l<eb.ahagtaan
1.HE S,POt:frANEOU~
FUN,J O.VING
(''BtfltTANG
.,ANGGltNG")f
~3·.~%
•Gldry: .s'an~at:dlterri;la oleh
' .
~~~~~kttngan ll,errgaulannva-
• Gro·up~r Relasl dan Kerabatn,ya.
adalah .pei:ldllkung·~~ukse!;allJ
.:;Go1d: MaWI s~p~g,al allll u()tull
,llli!O'I&nu,l w,niUIM gaya'htclllp
.JGl.azy:'-5~ ciimtjar;g dJm &· ,<ittli>I
·'G~JJUp!;K'efotnp·oJCnya me~Jtao•
'jaJilt'·''untuW meucapal
~epoP.ul~ron·
- Umur;111ya lakl.lakl
-urban
- Usi;~ muda
-se_srendah·
-lJtnumnya
perem'puan
•Rural
• Usia tnuda'
• SES randah
• PerernpLI'an
-Rural
- Usla.rnatan,s
-SES reo·dali
- Berpentlldlkah
rendah
r ~mumnya.liJkl-laki
r Urban (.Ja~tarta MJ
~'Usle matang
~SES. tfnggt
~Berpendidlkan
tlnggl
.'Unru:mnya
' "
pefll,n)f]'Wm
•illban ('taka:da A+)
• SE:S tihggi
- Serpi!ndlCI.llwl
' '
rata·tUa'
~.Ut~l0
-,Usia matang
-SEMingg
- Hldupnya berori~QtaSi,pada te.mau-1.eDl<lllllj'a
.bagi mell!kaJ "All is one and one i~t.all''
- Msl'll!Ut m.erekli!'taman a!falab_aegal-galany.a
-Se.91J1en ioi tidal<tattaw optimfs·akan masa d:eJWl rnlftka) '.
naJTlJll) IJle.Qg!larapkan~ruballan.
- Merekacuktlp tolerarl h~rhadap s&lts
•Golongan ihl sul<a menoncon·TV1mendengark1m musil<
dan mengama'tt'lklan.
-
perlhati;aJi walaupun dltarima olllngkungann~a·
- ukal llngkungan yang·damal dan panuh harmonI
- Metek~·sailg~t menaruh•pattlatlan dan bererilpatl pada
llng~t.mgan dan oraog·or;mg dl $8Ckltarnya
~"Mereka 1ierasa dlharg,al Jlh llng~ungal'lnya menertma. ' .;apa yang me,ek-3 UUWkan
~Ketompolc.lnl tidak1etlaiU stJJ(a meoontonIY Clan
lkfan.
• ad~lah tip& orang.yang'ti4ak
6afly:althal·dalam hlditpnya alau liisa bukan
tlpeP.Sn'llmpln
~ Mor~k;.wnwnnya tnvovett,tnemlllkl sedlkltternan, tapl
mr,gat to¢
•Merekallpe orang V$11l!:l bljaksana. rendah flat! da•tpekerja- keras
•4 Go(ohgao 1111 tfda)< terl.alu optlmls'a~t~~n masa<tepan m9r{lka
~ M~tmasak.datl ~rke.bun,1nerl)a,di:llobl met'eka. selal! gemar
menonton'TV. mendengarkan mlntik aanrafl.iJiuS'
-.- Mer&kamenyenanql kompetlsl senan~ dlkagutnl
orang Wn.
•Mll~kq c~ndefiJ"~dt>minan.~ala"' pergauJan,
•KBIOlfrpo~ l£11 axl.alllh,QOWg"-11ta.Jlg'·yiD"l!J ~
~·el1indi'.lk. (T~e filan'dfaction). mehyenaogl tlndal<Jn
sp~ntll:l d,a,l memmtang.
•Mere~ su~ fashlbn, merlikmaUcuisine. menyukal
lklan <tall pOittlll serta panda! berlilasofi .
; Me(ilka·.meo~ukal traveltntJJ pj)Olkmtsl makanan dl
Kefol'(lpOk.yatt!Jm'lgatlm!muja mateit danj"gl:n bis_a fampil
_dalarn MaJaiah tatw
Me~k.ak.eGlp lampJIdJ beiba~ai acara info..rmal U:O.Wk
mSnaOJDah.dafl memDJilajaflng.anfnebNOYkJilg
b_agi mereka. barteruanadalah investasi ·
Kero.Dlpok.ioi ltle~iunggLI te.tjadJnya perubahan dllndone$1a
Menikamengikutl setiap ~rlt~n1ba'ngan fashion,,menyukai
il<lan din'l mengamat1t>idang'-bidang iain seperti liilgkung"ari,
~ftjarah dan ltmu-llmu soslal.
yang $Uk'a sepertftlalnya
~o·rang l:ifntang
- fJfetl)k'a $Uka.be-rgaUI. wka painer dan menyenangl
akthlltas dl,IOarrumall soperti pe:sta C1an -lrumpul•kumpul
- Mereka menyu~af bal·hal haru·yang sedang menjadftrend
seoe:rti tasnlon. gadg~t dan hal<ball>art.t laln
-
• . .
1.36 Perilaku Konsumen •
Gambar 1.3.
Wajah Segmen Konsumen Indonesia Menurut Hasil Survei Majalah SWA
No. 06/XXI/17-30 Maret 2005
b. Pemahaman pasar secara terus menerus
Pemahaman mengenai kondisi pasar dan persaingan ini harus dilakukan
secara terus menerus karena kondisi lingkungan perusahaan dapat berubah.
Agar dapat dengan cepat mengantisipasi perubahan tersebut maka perusahaan
harus dengan cepat mengidentifikasi perubahan yang terjadi. Mengetahui apa
yang terjadi dan akan terjadi di masa depan menjadi semakin sulit dilakukan
karena persaingan yang semakin kompleks melewati batas-batas persaingan
tradisional.
Misalnya:
Bis Antarkota Antarprovinsi sekarang tidak hanya bersaing dengan
sesama perusahaan his, tetapi dengan pesawat udara
2. Merancang Strategi Pemasaran
Melalui analisis situasi perusahaan mengidentifikasi peluang-peluang,
melakukan segmentasi pasar, evaluasi pesaing, dan menilai kekuatan serta
kelemahan perusahaan. Langkah selanjutnya dalam merancang strategi
pemasaran, perusahaan melakukan pemilihan pasar dan memposisikan
produknya di benak konsumen, membangun pemasaran relasional, serta
mengembangkan dan memperkenalkan produk baru.
a. Menentukan target pasar
Dengan gambaran dan pemetaan yang jelas tentang konsumen,
perusahaan akan lebih mudah untuk memilih segmen konsumen mana yang
akan dijadikan pasar sasaran (target market). Setelah memilih pasar sasaran
yang tepat, perusahaan akan lebih terarah dan fokus dalam menyusun,
memilih, dan menerapkan strategi pemasaran pada umumnya, dan strategi
bauran pemasaran (4P) pada khususnya.
Perusahaan yang mampu memenangkan persaingan adalah perusahaan
yang mampu mengidentifikasi profil konsumennya dan memilih pasar
sasaran berdasarkan informasi yang akurat, kemudian menerapkan strategi
pemasaran yang tepat terhadap segmen konsumen yang dilayaninya tersebut.
• EKMA4567/MODUL 1 1.37
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan
dapat menimbulkan kepuasan konsumen.
Setelah melakukan proses segmentasi, perusahaan memilih satu atau
beberapa dari kelompok konsumen tersebut untuk dijadikan pasar sasarannya
(target market). Perusahaan tentunya harus melakukan analisis terhadap
beberapa kriteria dalam pengambilan keputusan pasar sasarannya tersebut,
antara lain kebijakan strategis yang menyangkut visi, misi, tujuan, dan
kebijakan perusahaan, sumber daya yang dimiliki perusahaan, kondisi
persaingan, dan sebagainya.
b. Memposisikan produk (positioning)
Apabila pasar sasaran telah ditentukan maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pemosisian produk/jasa (positioning). Pemosisian (positioning)
adalah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain penawaran
dan imej agar mendapatkan tempat dalam benak konsumen.
Dalam melakukan positioning, perlu pembedaan (diferensiasi) terhadap
penawaran produk dan jasa kepada konsumen sehingga memudahkan
konsumen membedakan dengan pesaing dan memberikan keunggulan
bersaing (competitive advantage) yang tidak mudah ditiru bagi perusahaan.
Bentuk-bentuk diferensiasi yang dapat diberikan oleh perusahaan dapat
dilihat pada Tabel 1.3. berikut ini.
No.
1.
Bentuk
Diferensiasi
Produk
Tabel 1.3.
Bentuk Diferensiasi
Nama
Diferensiasi
Bentuk produk
Fitur
Kualitas
kinerja
(petiormance
quality)
Konfirmasi
Keterangan
Ukuran, warna, bentuk
fisik.
Manfaat tambahan dari
produk utama
Tingkatan di mana
karakteristik utama
produk beroperasi. Ada
4 level kinerja, yaitu
rendah, rata-rata, tinggi,
dan su Jerior
Tingkatan di mana
Contoh
Logo, kemasan, label
Pelayanan pembayaran
tagihan-tagihan rumah
tangga (PLN, PAM,
Telkom melalui bank
Handphone yang kualitas
suaranya jernih dan daya
tahan baterainya cukup
baik
Hondaterkenaldengan
1.38
No.
2.
Bentuk Nama
Diferensiasi Diferensiasi
Jasa atau
pelayanan
terhadap
kualitas
(conformance
quality)
Daya tahan
Reliabilitas
Kemudahan
perbaikan
(repairability)
Gaya(style)
Disain
Kemudahan
pelayanan
Penyampaian
lnstalasi
Pelatihan
pelanggan
(customer
training)
Keterangan
seluruh unit dengan
spesifikasi sama
diproduksi sama dan
produk mampu
memenuhi spesifikasi
yang dijanjikan
Harapan masa operasi
produk di bawah kondisi
normal atau ~un stres
Kemungkinan produk
akan mengalami
kegagalan atau
kesalahan dalam jangka
waktu tertentu
Kemudahan dalam
memperbaiki produk
yang mengalami
kerusakan atau
ke a alan fun si
Tampilan dan nuansa
dari suatu produk
Fitur-fitur yang
mempengaruhi
bagaimana fungsi dan
tampilan produk
Seberapa mudah
konsumen dapat
memesan pelayanan
perusahaan
Seberapa baik kualitas
:>elavanan
Pelayanan pemasangan
di lokasi
Pemberian pengarahan
dan pelatihan kepada
konsumen tentang cara
penggunaan produk.
Perilaku Konsumen •
Contoh
suku cadangnya yang
standar
Lemari pendingin yang
awet hingga bertahun-
tahun masa :>emakaian
Jangka waktu yang
sebuah mesin cuci dapat
menjalankan fungsi
mencuci dan
mengeringkan dengan
baik
Fasilitas layanan
perbaikan ke rumah
untuk AC
Gaya produk-produk
garment yang berubah
•
sesua1 zaman
Disain perumahan elit
yang menampilkan ciri
arsitektur modern
bernuansa etnik
internasional, seperti
Cina, Belanda, dan lain-
lain.
Fasilitas pemesanan tiket
pesawat lewat telepon.
Pelayanan pemesanan
cepat Me Donald
Pemasangan komputer di
rumah konsumen.
Pengarahan penggunaan
mesin produksi kepada
para pekerja pabrik oleh
perusahaan produsen
mesin tersebut.
• EKMA4567/MODUL 1
No.
3.
4.
5.
Bentuk
Diferensiasi
Personel
Saluran
Distribusi
Citra /imej
Nama
Diferensiasi
Konsultasi
untuk
Pelanggan
Perawatan
dan perbaikan
Kompeten,
ramah,
simpatik,
dapat
dipercaya,
bertanggung
jawab, dapat
diandalkan,
responsif,
komunikatif
Keterangan
Pemberian data, sistem
informasi, dan jasa
konsultasi kepada
konsumen.
Program yang
membantu konsumen
dalam melakukan
perawatan dan
perbaikan.
Staf dan karyawan yang
terlatih dan profesional.
Daya jangkau, keahlian,
kiner'a
c. Strategi relasilhubungan (relationship)
1.39
Contoh
Customer service yang
memberikan layanan
konsultasi lewat telepon
den an pulsa ratis.
Honda memberikan
pelayanan reparasi gratis
dan pemberian oli gratis
untuk motor yang baru
dibeli setelah mencapai
kilometer tertentu
Kecepatan pelayanan
dan keramahan teller di
sebuah bank.
Yakult dengan Lady
Yakult-nva
Simbol; warna; slogan;
atribut-atribut khusus,
bangunan fisik, event dan
sponsor
Hubungan yang baik perlu dijalin antara perusahaan dengan konsumen
akhir, anggota jalur distribusi (misalnya distributor, pengecer), pemasok,
pesaing yang memiliki kerja sama dengan perusahaan, serta tim internal
perusahaan (karyawan). Hubungan yang baik dapat mendorong perusahaan
meningkatkan kemampuannya untuk memuaskan konsumen dan dengan
cepat dapat mengidentifikasi perubahan di lingkungan melalui kolaborasi
pihak-pihak terkait.
Misalnya, perusahaan dapat mengetahui keinginan konsumen melalui
pengecer karena pengecer yang paling banyak berinteraksi dengan konsumen
sehingga informasi-informasi terbaru mengenai perubahan konsumen dapat
dengan cepat diketahui oleh perusahaan tanpa harus melakukan penelitian
konsumen secara formal.
1.40 Perilaku Konsumen •
d. Perencanaan produk baru
Produk baru dibutuhkan untuk mengganti produk lama karena telah
terjadi penurunan penjualan dan keuntungan pada produk yang lama tersebut.
Strategi untuk mengembangkan dan memposisikan pasar baru terkait dengan
semua fungsi bisnis yang ada di dalam perusahaan.
Keputusan mengenai produk baru ini terkait dengan menemukan dan
mengevaluasi ide-ide, memilih produk yang paling memungkinkan untuk
diproduksi, menyusun program pemasaran, uji pasar untuk melihat
penerimaan konsumen terhadap produk, dan memperkenalkan produk ke
pasar.
3. Pengembangan Program Pemasaran
Strategi Segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan pemosisian atau
Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) merupakan landasan dalam
penyusunan, implementasi, dan pengendalian dari strategi pemasaran
perusahaan, yaitu strategi bauran pemasaran atau marketing mix (4P untuk
produk).
a. Product (produk), terkait dengan diferensiasi dalam hal bentuk, fitur,
desain, dan lain-lain.
b. Price (harga), terkait dengan cara menentukan harga suatu produk atau
pelayanan jasa
c. Placement (distribusi), terkait dengan saluran distribusi yang dimiliki
perusahaan, yaitu distributor, pergudangan, dan transportasi.
d. Promotion, terkait dengan alat promosi apa yang akan digunakan dalam
menginformasikan produk kepada konsumen, dengan iklan; promosi
penjualan; penjualan personal; hubungan masyarakat (Public Relations)
atau penjualan langsung.
Untuk jasa bauran pemasaran ditambah tiga unsur lagi, yaitu berikut ini.
a. People (SDM), terkait dengan pengelolaan internal marketing dalam
perusahaan jasa, yaitu penanganan SDM perusahaan.
b. Physical Evidence (Tampilan), terkait dengan diferensiasi imej/citra,
dengan memperhatikan tampilan fisik, wama, desain, dan lain-lain yang
menunjukkan suatu tema atau suasana tertentu
c. Process, terkait dengan sistem, prosedur, alur dari aktivitas pelayanan
terhadap konsumen/pelanggan.
• EKMA4567/MODUL 1 1.41
Strategi bauran pemasaran hendaknya selaras dengan strategi STP yang
telah disusun sebelumnya. Penentuan strategi produk, harga, distribusi, dan
promosi untuk produk, serta strategi terhadap SDM, tampilan fisik, dan
proses pelayanan yang merupakan bauran tambahan dalam jasa, semuanya
harus disesuaikan dengan karakteristik konsumen yang dijadikan pasar
sasaran. Karakteristik konsumen sebagai bagian dari suatu segmen, meliputi
kondisi demografis, geografis, psikografis, perilaku, serta faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen,
seperti motivasi, sikap, persepsi, proses pembelajaran, budaya, subbudaya
kelompok, kelas sosial, keluarga, dan lain-lain.
Contohnya, strategi pemasaran antara produk kosmetik yang ditujukan
untuk hal-hal berikut ini.
a. Segmen remaja modern yang berasal dari keluarga menengah, dengan
latar belakang keluarga moderat, memiliki selera dan kebiasaan, seperti
remaja pada umumnya yang senang berkumpul dengan ternan-ternan
seusianya di tempat-tempat keramaian, seperti mall.
b. Wanita karier usia muda berpenghasilan menengah ke atas yang sangat
memperhatikan penampilannya. Back to nature adalah semboyannya
sehingga lebih menyukai perawatan dan bahan-bahan natural dalam
penggunaan kosmetik atau perawatan tubuh. Tingkat pendidikannya
tinggi, lulusan S-2.
Kedua jenis segmen ini memiliki karakteristik berbeda yang akan
membedakan pula jenis strategi pemasaran yang akan diterapkan untuk
keduanya. Adapun bentuk strategi bauran pemasaran yang merupakan
implementasi dari jenis produk yang ditawarkan, harga yang dianggap wajar
untuk kedua segmen ini, saluran distribusi atau tempat-tempat di mana kedua
segmen ini dapat memperoleh produkljasa tersebut, dan bentuk promosi yang
sesuai untuk kedua segmen.
Tabel 1.4.
Perbedaan strategi pemasaran
Remaja- Menengah
Wanita Karier-Muda-Menengah
ke Atas
Produk Kosmetik ringan, mudah Kosmetik berkualitas, dengan bahan-
digunakan, mudah dibawa, bahan alami, tidak berbahaya untuk
1.42 Perilaku Konsumen •
Remaja- Menengah
Wanita Karier-Muda-Menengah
ke Atas
kemasan unik dan menarik kesehatan, dan meminimalisasi
kemasan
Harga Terjangkau uang saku Relatif mahal
Distribusi Pusat perbelanjaan menengah, Pusat perbelanjaan berkelas, counter
mall, dept. store khusus, katalog, penjualan langsung,
internet
Promosi Majalah remaja, radio remaja, Majalah wanita untuk kelas
event, sampel, kunjungan ke menengah-atas (Contohnya,
sekolah, dan lain-lain. Cosmopolitan), internet, event,
katalog, promosi secara personal
Tampilan Fisik Suasana ceria, hangat, meriah Suasana elegan, kebersihan terjamin,
desain dan ban unan berkelas
Personal Pelayanan yang hangat, Pelayanan formal, sopan, sigap, tepat
terbuka, ceria, memberikan waktu, dan memberikan pelayanan
kemudahan khusus
Proses Simpel, tidak bertele-tele Cepat, tepat waktu, dapat terpercaya
4. Implementasi dan Mengelola Strategi menurut Pasar
Untuk dapat mengimplementasikan suatu strategi pemasaran dengan
baik dibutuhkan suatu tim dengan pembagian kerja yang saling mendukung
tercapainya kinerja perusahaan. Suatu desain organisasi harus disusun untuk
menyesuaikan antara orang dengan pekerjaan untuk mengimplementasikan
strategi pemasaran yang telah disusun sebelumnya.
Implementasi dan pengawasan strategi pemasaran terdiri dari berikut ini.
a. Menyiapkan perencanaan pemasaran dan anggaran.
b. Implementasi rencana.
c. Menggunakan rencana dalam mengelola dan mengawasi strategi secara
terus menerus.
Perencanaan pemasaran secara rinci akan terdiri dari berikut ini.
1. Menjelaskan target pasar.
2.
3.
Menjelaskan posisi.
Kegiatan-kegiatan yang mencakup produk, harga,
distribusi.
..
~~-. -; LAT IHAN-24..::..-
1 - -
- -~
. "
-·- ---~ ~ .
•
promos1, dan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
• EKMA4567/MODUL 1 1.43
Berikan pendapat saudara dengan pendapat seorang manajer pemasaran
dari perusahaan multinasional yang terkenal di negara kita berikut ini :
Pemahaman terhadap pasar perlu dilakukan secara terus-menerus, bukan
hanya perlu dilakukan pada saat akan meluncur produk baru.
1) Setuju
2) Tidak Setuju
Alasan:
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Petunjuk Jawaban Latihan
Baca kembali uraian materinya pada bagian analisis situasi.
RANGKUMAN
Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana
pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen
konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun profil
dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen
untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan
mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk
segmen tersebut.
Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah
riset pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam
Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan
informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hallainnya tentang
konsumen. Informasi ini digunakan sebagai dasar bagi pembentukan
karakteristik dari segmen konsumen sehingga konsumen dapat
dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan dapat dibedakan dari segmen
lainnya.
I TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1.44 Perilaku Konsumen •
1) Pembelian berulang dari konsumen akan menguntungkan perusahaan
karena ....
A. konsumen membeli lebih banyak
B. konsumen membeli lebih murah
C. menekan biaya promosi
D. menstabilkan arus pendapatan
2) Salah satu komponen Sistem Informasi Manajemen yang digunakan
dalam mengumpulkan informasi tentang konsumen adalah ....
A. inteligen pemasaran
B. eksperimen pasar
C. observasi
D. riset Pemasaran
3) Pengelompokan pasar dilakukan untuk mengelompokkan konsumen
menjadi ....
A. lebih sedikit
B. lebih banyak
C. homogen
D. heterogen
4) Informasi yang didapatkan dari basil riset dapat dijadikan dasar
segmentasi, diantaranya informasi yang berisi data demografis. Seperti
misalnya data tentang ....
A. tempat tinggal
B. tempat berbelanja
C. tempat rekreasi
D. pendidikan
5) Faktor internal yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen
adalah ....
A. budaya
B. kelas sosial
C. motivasi
D. subbudaya
6) Pengertian pasar menurut ahli ekonomi adalah ....
A. tempat melakukan transaksi
B. sekelompok pembeli dan penjual dari produk tertentu
C. tempat berjualan
D. tempat berkomunikasi
• EKMA4567/MODUL 1 1.45
7) Proses awal penyusunan strategi pemasaran adalah melakukan analisa
situasi yang bertujuan untuk ....
A. mengetahui kekuatan dan kelemahan konsumen
B. mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing
C. membangun SIM
D. memperbaiki SIM
8. Berikut yang termasuk faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah ....
A. keluarga
B. persepsi
C. motivasi
D. sikap
9) Memilih target pasar adalah ....
A. analisis kelompok
B. menentukan segmen pasar yang dituju
C. menetapkan strategi bersaing
D. mengelompokkan konsumen
10) Pembedaan (diferensiasi) dari produk yang ditawarkan kepada konsumen
perlu dilakukan, agar konsumen dapat membedakan produk kita dari
produk pesaing. Penambahan fitur pada produk dari fitur utamanya
merupakan bentuk diferensiasi....
A. jasa
B. desain
C. produk
D. citra
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
1.46 Perilaku Konsumen •
70 - 79% =cukup
< 70% =kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif1
1) A. Pelanggan merupakan orang yang membeli merek tertentu/
perusahaan tertentu, misalnya pelanggan PT. Garuda Indonesia.
2) B. Konsumen merupakan orang/perusahaan yang mengonsumsi produk
yang tidak terkait dengan merek/perusahaan tertentu tetapi konsumsi
pada kategori produk tertentu.
3) D. Menurut Mowen dan Minor (1998) perilaku konsumen adalah
"Studi mengenai proses pembelian dan pertukaran yang terkait
dengan memperoleh, mengonsumsi, dan membuang barang, jasa,
pengalaman, dan ide-ide".
4) C. Oleh karena peran yang berbeda-beda dalam ketiga proses
menimbulkan beberapa peran pada konsumen, diantaranya user
(pemakai), influencer (pemberi pengaruh), buyer/purchaser (yang
melakukan pembelian), initiator (pencetus ide awal untuk konsumsi
produk).
5) B. Oleh karena peran yang berbeda-beda dalam ketiga proses
menimbulkan beberapa peran pada konsumen, diantaranya user
(pemakai), influencer (pemberi pengaruh), buyer/purchaser (yang
melakukan pembelian), initiator (pencetus ide awal untuk konsumsi
produk).
6) D. Karena yang lainnya bukan memperlihatkan konsumen suatu
produk/jasa tertentu, tetapi profesi.
7) A. Pedagang perantara akan menjual kembali produk yang telah
dibelinya kepada pihak lain (misalnya umum, ternan, tetangga).
8) C. Konsumen individu membeli untuk berbagai tujuan, sedangkan
konsumen organisasi membeli dengan tujuan agar organisasi dapat
berjalan dengan baik.
• EKMA4567/MODUL 1 1.47
9) A. Asosiasi profesi merupakan suatu organisasi, sedangkan yang
lainnya individu/perorangan dengan profesi tertentu atau tinggal di
wilayah tertentu
10) C. Jawaban selain C adalah karakteristik konsumen bisnis (menurut
Kotler).
Tes Formatif2
1) C. Adam Smith adalah pakar dalam bidang ilmu ekonomi.
2) D. George Katona dikenal sebagai bapak ekonomi psikologi.
3) D Faktor pendapatan dan harga barang-barang menjadi faktor yang
dapat mempengaruhi usaha memaksimumkan kepuasannya tersebut,
sedangkan faktor lain dianggap tetap atau diabaikan (ceteris
paribus).
4) A. Konsep pemasaran memandang bahwa kepuasan konsumen adalah
hal utama sehingga perusahaan harus mampu memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen dengan cara yang lebih efektif
dibandingkan para pesaingnya.
5) B. Analisis kelompok adalah salah satu metode statistik yang
digunakan dalam mengelompokkan konsumen, sedangkan targeting
dan positioning dilakukan setelah proses segmentasi dilakukan.
6) A. Jasa adalah salah satu bentuk dari produk.
7) D. lmunologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai kekebalan tubuh
sehingga terkait dengan ilmu kedokteran.
8) A. Konsep pemasaran adalah konsep yang menyatakan bahwa
perusahaan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan
kepuasan pelanggan, dengan cara yang lebih efektif daripada para
•
pesa1ngnya.
8) D. (lihat modul).
9) D. Semuanya harus dilakukan dalam menyusun strategi pemasaran.
10) C. Lihat Tabel 1.2
Tes Formatif3
1) D. Oleh karena pembelian berulang membuat pemasukan perusahaan
lebih stabil karena penjualan dapat diprediksi lebih stabil dengan
adanya pembelian yang rutin dilakukan konsumen.
1.48 Perilaku Konsumen •
2) D. Alasan: Inteligen adalah bentuk lain dari metode pengumpulan
informasi tentang konsumen dalam SIM, sedangkan eksperimen dan
observasi salah satu metode dalam riset pemasaran.
3) C. Tujuan dari segmentasi ini adalah untuk mempelajari perbedaan
kebutuhan dan keinginan serta mengidentifikasi segmen mana yang
sesuai untuk produk yang ditawarkan. Setiap segmen terdiri dari
pembeli-pembeli dengan kebutuhan dan keinginan yang mirip
terhadap produk (homogen).
4) D. Tempat tinggal dan tempat berbelanja merupakan data geografi,
sedangkan tempat rekreasi merupakan data psikografi.
5) C. Jawaban selain C adalah faktor ekstemal yang mempengaruhi
pengambilan keputusan pembelian.
6) B. Pasar bukan merupakan tempat, tetapi transaksi antara pembeli dan
penjual terhadap produk tertentu.
7) B. Analisis situasi dilakukan untuk memahami konsumen dan pesaing.
Pemahaman konsumen bukan terhadap kekuatan dan kelemahannya,
tetapi mengidentifikasi kebutuhan dan keinginannya. SIM
merupakan suatu sistem yang dibangun untuk mengelola informasi-
informasi yang diperoleh dari dalam dan luar organisasi terkait
dengan konsumen, pesaing, dan lain sebagainya.
8) A. Alasan selain A merupakan faktor-faktor internal yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen.
7) A. Pedagang perantara akan menjual kembali produk yang telah
dibelinya kepada pihak lain (misalnya umum, ternan, tetangga).
8) A. Konsep pemasaran adalah konsep yang menyatakan bahwa
perusahaan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan
kepuasan pelanggan, dengan cara yang lebih efektif daripada para
•
pesa1ngnya.
9) B. Setelah pengelompokan pasar dilakukan, langkah berikutnya adalah
memilih kelompok/segmen mana yang akan dituju.
10) C. Lihat Tabel 1.3.
• EKMA4567/MODUL 1 1.49
Daftar Pustaka
Armstrong, Gary; Philip Kotler; Geoffrey da Silva. (2005). Marketing: An
Introduction An Asian Perspective. Prentice-Hall. New Jersey: Upper
Saddle River.
Cravens, David W. (2000). Strategic Marketing. 6th ed. Me Graw Hill.
Loudon, David L. dan Albert J. Della Bitta. (1993). Consumer Behavior. 4th
ed. McGraw Hill.
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. (2000). Consumer Behavior. 7th
ed. Prentice Hall. New Jersey: Upper Saddle River.
Engel, J.F.; Blackwell, R.D., dan Miniard, P.W.(1990). Consumer Behavior,
6th ed. Orlando, Florida: The Dryden Press.
Kotler, Philip. (2003). Marketing Management, 11th ed. Prentice Hall. New
Jersey: Upper Saddle River.
Majalah SWA Sembada. No. 06/XIX/17-30 Maret 2005
Majalah Marketing. No. 08/V/Agustus 2005
Mowen, John C., Michael Minor. (1999). Consumer Behavior. 5th Edition.
Prentice-Hall. New Jersey: Upper Saddle River.
Solomon, Michael R. (2000). Consumer Behavior. Buying, Having and
Being. 5th ed. Prentice Hall. New Jersey: Upper Saddle River.
Sumarwan, Ujang, Dr. Ir, MSc. (2003). Perilaku Konsumen, Teori dan
Penerapannya dalam Pemasaran. Edisi Pertama. Indonesia: Ghalia.
Kembali Ke Daftar lsi
Modul 2
Motivasi dan Persepsi
Tengku Ezni Balqiah, M.Si.
PENDAHULUAN
odul ini akan membahas mengenai motivasi yang mendorong
seseorang untuk berperilaku tertentu serta persepsi yang merupakan
sikap seseorang terhadap sesuatu. Pemasar yang tertarik dengan konsumen
pasti ingin segera mengetahui sesuatu yang mendorong dan mengarahkan
perilaku konsumen tersebut. Dengan mempelajari motivasi dan persepsi
konsumen diharapkan pemasar dapat mengetahui hal-hal apa yang
menggerakkan/mendorong serta mempengaruhi konsumen dalam memulai
dan mengarahkan tindakannya, terutama perilaku konsumsi mereka.
A. DESKRIPSIICAKUPAN MATERI MODUL
1. Motivasi
Modul ini akan diawali dengan menjelaskan pengertian motivasi, dan
menunjukkan pengaruh motivasi, serta mendiskusikan beberapa metode
klasifikasi motivasi. Kemudian, modul ini akan menjelaskan apa yang
membangkitkan motivasi, bagaimana struktur motivasi tersebut, serta cara
apa yang digunakan untuk mengukurnya.
2. Persepsi
Bagian kedua dari modul ini adalah tentang persepsi. Bagaimana
pengertiannya, serta beberapa penjelasan istilah exposure, atensi, sensasi.
Kemudian, akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi,
seperti pancaindra dan pembentukan persepsi, pengaruh stimulus dan faktor
individual terhadap persepsi, pengaruh situasi terhadap persepsi.
2.2 Perilaku Konsumen •
B. TUJUAN/KOMPETENSI MODUL
Setelah mempelajari modul ini secara umum mahasiswa diharapkan
dapat menjelaskan bagaimana pengaruh motivasi dan persepsi terhadap
pembentukan perilaku konsumen.
Secara khusus mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan:
1. pengertian motivasi;
2. klasifikasi motivasi;
3. struktur motivasi;
4. teknik pengukuran motivasi;
5. pengertian persepsi;
6. proses pembentukan persepsi;
7. hubungan antara persepsi dengan perilaku konsumen.
C. SUSUNAN KEGIATAN BELAJAR
Modul ini disusun dalam 2 kegiatan belajar yang terdiri dari beberapa
subpokok bahasan, sebagai berikut.
Kegiatan Belajar 1: Motivasi
A. Hakikat Motivasi.
B. Peranan Motivasi.
C. Klasifikasi Motivasi.
D. Struktur Motivasi.
Kegiatan Belajar 2: Persepsi
A. Pengertian Persepsi.
B. Exposure.
C. Atensi.
D. Sensasi.
E. Pancaindra dan Pembentukan Persepsi.
F. Pengaruh Stimulus dan Faktor Individual terhadap Persepsi.
G. Pengaruh Situasi terhadap Persepsi.
• EKMA4567/MODUL 2 2.3
Kegiatan Belajar 1
Motivasi
idak memiliki motivasi merupakan kalimat yang sering kita dengar
disampaikan sebagai respons terhadap rendahnya kinerja seseorang
dalam bekerja atau belajar. Kadang-kadang kata motivasi ini juga
diungkapkan untuk mengetahui latar belakang suatu kejadian, misalnya Apa
yang menjadi motivasinya untuk membeli rumah di Bandung? Tidak semua
orang menyadari apa yang mendorong mereka membeli suatu produk atau
bahkan mengurungkan niat untuk mengonsumsi suatu produk. Sering kali
yang terjadi adalah apa yang mereka lakukan sebagai dampak dari nilai-nilai,
prioritas dan keyakinan mereka akan sesuatu. Bagian ini akan memaparkan
mengapa seorang konsumen melakukan apa yang mereka lakukan, misalnya
mengapa mereka mengonsumsi merek tertentu, mengapa mereka
mengonsumsi suatu produk yang dapat membahayakan kesehatan, mengapa
mereka menolak mengonsumsi produk-produk hewani.
A. HAKIKAT MOTIVASI
Schiffman dan Kanuk mendefinisikan motivasi sebagai tenaga dorong
dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga dorong
tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat
kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi
muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul
karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang
seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Model motivasi dapat digambarkan sebagai berikut.
2.4
BeEajal!"
Kebumllmn. dan.
Keilng;iiDla:n yaimg ,t--il..
Tek2lnan "''·· Do:rollltga;ID!.. .....
tidla.k·. terp;eDruhi '
' A
'
r.
ProseS~...,' . }
Kogmitif
.... Tekauan. ...~
B~e:rkurnng
....
Sumber: Schiffman dan Kanuk, 2000
Gambar 2.1
Model Motivasi
Perilaku Konsumen •
Tujmu
P'erilab. .. MememnaJ:lm.
KeJbJ~i11h!iliam.L
j
Gambar 2.1 di atas menjelaskan bagaimana motivasi terbentuk. Diawali
dengan adanya stimulus atau rangsangan akan menyebabkan pengenalan
kebutuhan (need recognition). Rangsangan tersebut bisa datang dari dalam
diri seseorang (kondisi fisiologis). Rangsangan terjadi karena adanya gap
antara apa yang dirasakan dengan apa yang seharusnya dilakukan. Sebagai
contoh adanya gap yang timbul sebagai akibat adanya rasa lapar dan haus
sehingga konsumen merasa adanya pengenalan kebutuhan akan makanan dan
minuman (need recognition, unfulfilled needs, wants, and desires).
Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada
konsumen sehingga ada dorongan pada dirinya (drive state) untuk melakukan
tindakan yang bertujuan (goal-directed behavior). Tindakan tersebut bisa
berbagai macam, yaitu berikut ini.
1. Konsumen akan mencari informasi mengenai produk merek atau toko.
2. Konsumen mungkin akan membicarakan dengan ternan, saudara atau
mendatangi toko.
3. Konsumen mungkin membeli produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Tindakan tersebut akan menyebabkan tercapainya
• EKMA4567/MODUL 2 2.5
tujuan konsumen atau terpenuhinya kebutuhan konsumen (goal or need
fulfillment).
B. PERANAN MOTIVASI
Motivasi berperan dalam membangkitkan dan mengarahkan perilaku
konsumen. Dalam perannya sebagai pembangkit, motivasi dapat
mengaktifkan energi diri sendiri sehingga dapat digunakan untuk aktivitas
mental dan fisik, sedangkan dalam perannya sebagai pengarahan motivasi
memiliki beberapa fungsi penting dalam menuntun perilaku, yaitu berikut ini.
1. Mendefinisikan Kebutuhan Dasar
Motivasi berperan dalam mempengaruhi konsumen untuk
mengembangkan dan mengidentifikasikan kebutuhan dasar mereka.
Termasuk kebutuhan dasar yang bersifat umum, seperti keamanan,
persahabatan, prestasi atau keinginan lain yang ingin diraih konsumen.
Kebutuhan dasar tersebut merupakan acuan dalam menuntun perilaku di
antara berbagai macam keputusan dan aktivitas.
2. Mengidentifikasi Tujuan
Untuk memenuhi kebutuhannya, seorang konsumen harus memiliki
tujuan akan tindakannya. Motivasi berperan untuk mendorong konsumen
mengidentifikasikan produk sebagai targetnya. Dengan kata lain, menjadikan
produk tertentu sebagai pemenuhan kebutuhannya. Tujuan ada karena
timbulnya suatu kebutuhan. Tujuan ini terdiri dari dua tahap yaitu tujuan
generik (generic goals), dan tujuan produk khusus (spesific product goals).
Tujuan generik merupakan kategori umum dari tujuan yang dipandang
sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan produk khusus
adalah produk dengan merek spesifik yang dipilih oleh konsumen sebagai
tujuannya. Contohnya, seorang konsumen mengatakan bahwa ia ingin
memiliki rumah maka ia telah mengungkapkan tujuan generik-nya (umum).
Rumah akan memberikan perlindungan fisik dan psikis kepada konsumen,
seperti rasa aman. Tujuan produk khususnya adalah ketika konsumen
menyatakan ingin memiliki rumah di Pesona Kayangan di daerah Depok
Jawa Barat. Para pemasar harus memahami tujuan generik dari konsumen,
kemudian mengarahkannya kepada tujuan produk spesifik. Hal ini sangat
menarik bagi pemasar terutama karena tujuan ini dapat dipengaruhi.
2.6 Perilaku Konsumen •
3. Mempengaruhi Kriteria Pilihan
Motivasi juga menuntun konsumen dalam mengembangkan kriteria
untuk mengevaluasi produk. Misalnya, konsumen yang ingin membeli mobil
mungkin lebih dipengaruhi oleh motif kenyamanan, tampilan, seperti
pengontrol kecepatan elektronik, kursi pengemudi yang nyaman,
dibandingkan kriteria pilihan lain, seperti gaya atau kapasitas mesin.
Tampaknya, para pemasar juga mampu mempengaruhi kriteria keputusan
konsumen. Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi karena konsumen sendiri
tidak mengetahui apa motivasi ia sebenamya. Pemasar dapat meyakinkan
konsumen betapa pentingnya kriteria suatu produk dan bagaimana produk
tersebut bisa memenuhi kriteria penting tersebut.
4. Mengarahkan Faktor Pengaruh yang lain
Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri
individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Melalui Gambar 2.1 dapat
diketahui bahwa motivasi mempengaruhi faktor pengaruh yang lain, seperti
proses belajar dan kesadaran dalam menghasilkan perilaku individu.
Contohnya, motivasi mempengaruhi proses informasi, di mana motivasi
dapat mengatur cara kita memandang dan merespons lingkungan kita untuk
memenuhi kebutuhan kita.
C. KLASIFIKASI MOTIVASI
Motivasi memiliki berbagai konsep dan klasifikasi. Namun, Loudon dan
Della Bitta (1999) mengklasifikasikan motivasi sebagai berikut.
1. Pola Sederhana (Simplified Scheme)
Jumlah metode klasifikasi disederhanakan, motivasi dikelompokkan
berdasarkan satu karakteristik dasar yang unik dari minat atau kepentingan,
sebagai berikut.
a. Fisiologis dengan psikogenik (physiological versus psychogenic)
Klasifikasi ini didasarkan pada kebutuhan yang mendasar. Motif
fisiologis berorientasi secara langsung pada pemenuhan kebutuhan biologis
individu, seperti lapar, haus, dan menghindari rasa sakit. Sebaliknya,
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen

Recomendados

Tugas perilaku konsumen mengenai iklan von
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanHartono Ikawy
36.4K views10 Folien
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM von
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMMang Engkus
51.2K views424 Folien
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik von
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikMang Engkus
42.8K views479 Folien
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran von
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranBMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranMang Engkus
23.8K views435 Folien
BMP EKMA4158 Perilaku Organisasi von
BMP EKMA4158 Perilaku OrganisasiBMP EKMA4158 Perilaku Organisasi
BMP EKMA4158 Perilaku OrganisasiMang Engkus
26.2K views654 Folien
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan von
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganMang Engkus
63.9K views386 Folien

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

Makalah digital marketing von
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketingulfameilia
34.6K views54 Folien
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi von
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiBMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiMang Engkus
29.4K views408 Folien
BMP EKMA4370 Kewirausahaan von
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanMang Engkus
39.6K views315 Folien
Bab 9. proses pengkondisian dan pembelajaran von
Bab 9. proses pengkondisian dan pembelajaranBab 9. proses pengkondisian dan pembelajaran
Bab 9. proses pengkondisian dan pembelajaranJudianto Nugroho
18K views24 Folien
Business plan saleh pisang von
Business plan saleh pisangBusiness plan saleh pisang
Business plan saleh pisangNiksen Bin Syafei
21K views18 Folien
Pertemuan ke 7 von
Pertemuan ke 7Pertemuan ke 7
Pertemuan ke 7padlah1984
7.6K views14 Folien

Was ist angesagt?(20)

Makalah digital marketing von ulfameilia
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketing
ulfameilia34.6K views
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi von Mang Engkus
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiBMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
Mang Engkus29.4K views
BMP EKMA4370 Kewirausahaan von Mang Engkus
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
Mang Engkus39.6K views
Bab 9. proses pengkondisian dan pembelajaran von Judianto Nugroho
Bab 9. proses pengkondisian dan pembelajaranBab 9. proses pengkondisian dan pembelajaran
Bab 9. proses pengkondisian dan pembelajaran
Judianto Nugroho18K views
Pertemuan ke 7 von padlah1984
Pertemuan ke 7Pertemuan ke 7
Pertemuan ke 7
padlah19847.6K views
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa von Mang Engkus
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
Mang Engkus46.1K views
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi von Han Doko
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Han Doko2.8K views
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa von siti nurlaeli
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra BangsaAspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
siti nurlaeli5.2K views
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen von Reni Kurniati
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumenChapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Reni Kurniati26.6K views
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN von SyaifLasvera Eroer
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
SyaifLasvera Eroer302.5K views
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen von Mang Engkus
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenBMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
Mang Engkus42.2K views
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter von Mang Engkus
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
Mang Engkus22.2K views
Perilaku konsumen von semua unduh
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
semua unduh14.2K views
Perilaku konsumen dan konsep diri von nielgogie
Perilaku konsumen dan konsep diriPerilaku konsumen dan konsep diri
Perilaku konsumen dan konsep diri
nielgogie12.6K views
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi... von Alfrianty Sauran
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Alfrianty Sauran63.1K views
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa von Mang Engkus
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
Mang Engkus30.7K views
Proses Belajar Konsumen von Joe Dolby
Proses Belajar KonsumenProses Belajar Konsumen
Proses Belajar Konsumen
Joe Dolby7.2K views

Similar a BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen

Teori dan model perilaku konsumen von
Teori dan model perilaku konsumenTeori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumensyiami
37.2K views24 Folien
Pembahasan analisis perilaku konsumen von
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumenAG Za Mo
20.6K views28 Folien
Pembahasan analisis perilaku konsumen von
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumenAG Za Mo
4.6K views28 Folien
Bab ii landasan teori von
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriYUSTUSSAKAN
341 views4 Folien
Bab ii landasan teori von
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriYUSTUSSAKAN
6.6K views4 Folien
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018 von
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018hendra_bastian
449 views14 Folien

Similar a BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen(20)

Teori dan model perilaku konsumen von syiami
Teori dan model perilaku konsumenTeori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumen
syiami37.2K views
Pembahasan analisis perilaku konsumen von AG Za Mo
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
AG Za Mo20.6K views
Pembahasan analisis perilaku konsumen von AG Za Mo
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
AG Za Mo4.6K views
Bab ii landasan teori von YUSTUSSAKAN
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
YUSTUSSAKAN341 views
Bab ii landasan teori von YUSTUSSAKAN
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
YUSTUSSAKAN6.6K views
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018 von hendra_bastian
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 3 MPB, UT-Tarakan, 2018
hendra_bastian449 views
Resume Perilaku Konsumen von dika14
Resume Perilaku KonsumenResume Perilaku Konsumen
Resume Perilaku Konsumen
dika144.7K views
presentasi kel 4.pptx von ArryAnanda
presentasi kel 4.pptxpresentasi kel 4.pptx
presentasi kel 4.pptx
ArryAnanda6 views
Konsep dasar perilaku konsumen von somayspartan
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumen
somayspartan24K views
Consumerology dan ethics von YusnitaTRD
Consumerology dan ethicsConsumerology dan ethics
Consumerology dan ethics
YusnitaTRD53 views
MAKALAH PERILAKU KONSUMEN von dyna septiani
MAKALAH PERILAKU KONSUMENMAKALAH PERILAKU KONSUMEN
MAKALAH PERILAKU KONSUMEN
dyna septiani5.1K views
Softskil pe von ikarizki
Softskil peSoftskil pe
Softskil pe
ikarizki576 views

Más de Mang Engkus

BMP ESPA4229 von
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229Mang Engkus
18.4K views456 Folien
BMP ESPA4228 von
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228Mang Engkus
11.3K views230 Folien
BMP ESPA4226 von
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226Mang Engkus
9.2K views402 Folien
BMP ESPA4224 von
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224Mang Engkus
6.9K views402 Folien
BMP ESPA4222 von
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222Mang Engkus
5.6K views399 Folien
BMP ESPA4221 von
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221Mang Engkus
16.6K views478 Folien

Más de Mang Engkus(20)

BMP ESPA4229 von Mang Engkus
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
Mang Engkus18.4K views
BMP ESPA4228 von Mang Engkus
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
Mang Engkus11.3K views
BMP ESPA4221 von Mang Engkus
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
Mang Engkus16.6K views
BMP ESPA4220 von Mang Engkus
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
Mang Engkus10.3K views
BMP MKDU4109 von Mang Engkus
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
Mang Engkus16.8K views
BMP MKDU4110 von Mang Engkus
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
Mang Engkus21.6K views
BMP MKDU4111 von Mang Engkus
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
Mang Engkus39.7K views
BMP MKDU4221 von Mang Engkus
BMP MKDU4221BMP MKDU4221
BMP MKDU4221
Mang Engkus21.4K views
BMP EKMA4570 von Mang Engkus
BMP EKMA4570BMP EKMA4570
BMP EKMA4570
Mang Engkus24.1K views
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran von Mang Engkus
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
Mang Engkus31.2K views
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan von Mang Engkus
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
Mang Engkus29.8K views
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis von Mang Engkus
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
Mang Engkus28.5K views
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik von Mang Engkus
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
Mang Engkus27K views
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk von Mang Engkus
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
Mang Engkus49.3K views
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen von Mang Engkus
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
Mang Engkus36.3K views

Último

Info Session Bangkit Academy "Empowering Through Bangkit: Unveiling the Essen... von
Info Session Bangkit Academy "Empowering Through Bangkit: Unveiling the Essen...Info Session Bangkit Academy "Empowering Through Bangkit: Unveiling the Essen...
Info Session Bangkit Academy "Empowering Through Bangkit: Unveiling the Essen...pmgdscunsri
7 views24 Folien
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2 von
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2I Putu Hariyadi
26 views243 Folien
Tugas PPT 6_Selviana Fitri_E1G022081.pptx von
Tugas PPT 6_Selviana Fitri_E1G022081.pptxTugas PPT 6_Selviana Fitri_E1G022081.pptx
Tugas PPT 6_Selviana Fitri_E1G022081.pptxselvianafitri2k17
9 views9 Folien
Katalog Penerbit Baca von
Katalog Penerbit BacaKatalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit Bacapenerbitbaca
63 views91 Folien
MATERI LHO X AYU.pptx von
MATERI LHO X AYU.pptxMATERI LHO X AYU.pptx
MATERI LHO X AYU.pptxDelviaAndrini1
43 views33 Folien
SK Satgas PPKS.pdf von
SK Satgas PPKS.pdfSK Satgas PPKS.pdf
SK Satgas PPKS.pdfIrawan Setyabudi
48 views3 Folien

Último(20)