BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis

Download from Google Drive http://adf.ly/u1G4t Link updated November 2014

MDDUL 1
Pengertian dan Ruang Lingkup Studi
Kelayakan Bisnis
Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.
PENDAHULUAN
odul ini dimaksudkan untuk memberi pengertian dasar studi kelayakan
..IL. perusahaan kepada Anda. Hal-hal yang dibicarakan ialah latar
belakang dilakukan studi kelayakan. Oleh karena perlunya dilakukan studi
kelayakan adalah menyangkut keberhasilan proyek sehubungan dengan
industrialisasi maka dalam modul ini akan dibahas pula manfaat
industrialisasi dalam suatu negara dan kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan oleh negara-negara berkembang dalam melaksanakan
industrialisasi. Hal lain yang akan dibahas dalam modul ini adalah usaha-
usaha yang dapat memanfaatkan studi kelayakan serta kaitannya dengan
manajemen dan ketidakpastian serta kriteria keputusan yang digunakan.
Selain itu, dalam usaha mempelajari studi kelayakan bisnis perusahaan,
sebelumnya perlu pula diketahui manfaat dilakukannya studi kelayakan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini penting agar Anda mengetahui dan
mengerti bahwa tekanan penilaian studi kelayakan bervariasi sesuai dengan
minat pihak-pihak yang berkepentingan sehingga mempengaruhi penyusunan
laporan studi kelayakan masing-masing. Untuk itu, modul ini juga akan
memberikan uraian mengenai manfaat studi kelayakan perusahaan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan tersebut.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menjelaskan
latar belakang, ruang lingkup dan manfaat dilakukannya studi kelayakan.
Lebih khusus lagi, setelah mempelajari modul ini Anda dapat:
1. memberi batasan studi kelayakan perusahaan;
2. menjelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan
studi kelayakan perusahaan;
menjelaskan kegunaan studi kelayakan bagi3.
•
manaJemen, perencanaan
dan pengendalian;
1.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
4. menjelaskan ciri-ciri studi kelayakan perusahaan;
5. menjelaskan apa yang dapat diperbuat dari adanya suatu studi kelayakan
perusahaan.
6. menjelaskan fungsi studi kelayakan perusahaan untuk perusahaan atau
lembaga-lembaga bukan pencari laba;
7. menjelaskan faktor-faktor yang menjadi minat investor, kreditor,
pemerintah dan lembaga-lembaga bukan pencari laba.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.3
KEGIATAN BELAL.JAR 1
Pengertian Studi Kelayakan Perusahaan
tudi kelayakan perusahaan atau studi kelayakan proyek atau studi
kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
"Proyek" ialah suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang
maupun jasa) yang baru ke dalam bauran produk (product mix) yang sudah
ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit
dan pihak yang berorientasi nonprofit, berbeda. Pihak yang berorientasi profit
mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian terbatas dibandingkan
yang berorientasi nonprofit, yaitu keberhasilan dalam menghasilkan profit.
Sebaliknya pihak yang berorientasi nonprofit (misalnya pemerintahan,
yayasan, dan lembaga nonprofit lainnya), pengertian berhasil bisa berwujud
misalnya seberapa besar penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan operasi
yang melimpah di tempat operasi proyek, dan faktor-faktor lain yang
dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas.
Semakin besar proyek yang akan dijalankan semakin luas dampak yang
terjadi baik dampak ekonomis maupun dampak sosial. Sebaliknya, semakin
sederhana proyek yang akan dilaksanakan semakin sederhana pula lingkup
penelitian yang akan dilakukan. Namun, sesederhana apa pun, baik secara
formal maupun informal, sebaiknya studi kelayakan dilakukan sebelum
proyek dilaksanakan.
Studi kelayakan perusahaan menilai keberhasilan suatu proyek dalam
satu keseluruhan sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dalam suatu
analisis terpadu yang meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan aspek-
aspek pemasaran, teknis, keuangan, manajemen, hukum, dan manfaat proyek
bagi perekonomian nasional. Secara ringkas, penjelasan analisis dari setiap
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. analisis aspek pemasaran meneliti kesempatan pasar yang ada dan
prospeknya, serta strategi-strategi pemasaran yang tepat untuk
memasarkan produk atau jasa proyek;
2. analisis aspek teknis menilai apakah secara teknis proyek layak untuk
dilaksanakan. Dalam analisis ini akan diteliti berbagai alternatif yang
berkaitan dengan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja, kebutuhan
fasilitas infrastruktur dan faktor-faktor produksi lainnya;
1.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
3. analisis aspek keuangan menilai kelayakan proyek ditinjau dari
profitabilitas komersial dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
dana dan segala konsekuensinya;
4. analisis aspek manajemen menilai kualitas dan kemampuan orang-orang
yang akan menangani proyek serta bagaimana mendesain struktur
organisasi yang tepat;
5. analisis aspek hukum meliputi segala aspek hukum yang relevan bagi
kelangsungan proyek;
6. analisis manfaat proyek bagi perekonomian nasional meneliti sejauh
mana sumbangan atau nilai proyek terhadap perekonomian nasional.
OBJEK DARI PROYEK
Pengertian proyek dapat berkisar dari yang paling sederhana, misalnya
penggantian mesin, sampai dengan pendirian suatu pabrik secara
keseluruhan. Analisis kelayakan proyek bisa diterapkan pada bisnis produk
baru, modifikasi bisnis yang sudah ada, atau penambahan lini produk. Secara
luas, proyek diartikan sebagai proyek investasi, yaitu suatu rencana untuk
menginvestasikan sumber daya-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup
independen.
Dilihat dari status kepemilikannya, proyek dibagi menjadi dua jenis,
yaitu proyek pemerintah dan proyek swasta (termasuk proyek asing).
Sedangkan ditinjau dari alasan pendirian dan tujuannya, terdapat dua jenis
proyek, yaitu yang berorientasi profit dan yang berorientasi nonprofit.
Apabila proyek-proyek investasi yang dilaksanakan merupakan investasi
yang sehat, yaitu yang secara ekonomis menguntungkan maka dengan
meningkatnya skala proyek dan jumlah dari proyek-proyek tersebut, kegiatan
ekonomi akan meningkat pula.
Dengan dilaksanakannya proyek-proyek investasi yang berkaitan dengan
industrialisasi, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut (Bryce,
1960, hal. 8-10):
1. Menambah Pendapatan Nasional
Berdasarkan asumsi bahwa industrialisasi memberikan nilai tambah yang
lebih tinggi daripada bidang pertanian dan bidang ekstraksi lainnya maka
pelaksanaan proyek-proyek industri atau industrialisasi, akan dapat
meningkatkan pendapatan nasional. Selain itu, adanya peningkatan jumlah
e EKMA431 1/MODUL 1 1.5
dan ragam output (produk atau jasa yang dihasilkan) juga akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Memantapkan Stabilitas Penerimaan Valuta Asing dan Pendapatan
Nasional Sendiri
Memantapkan Stabilitas Penerimaan Valuta Asing dan Pendapatan
Nasional Sendiri, melalui berikut ini.
a. Diversifikasi ekspor
Suatu negara yang menggantungkan ekspomya pada satu atau beberapa
komoditi saja akan mengalami ketidakstabilan pendapatan nasional karena
sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditi tersebut di pasar
internasional. Hal ini dapat diatasi dengan diversifikasi ekspor karena
kegiatan ekspor tidak hanya tergantung pada satu atau beberapa macam
komoditi saja, melainkan pada berbagai macam komoditas.
b. Memproduksi barang-barang substitusi impor
Diproduksinya barang-barang yang selama ini diimpor diharapkan dapat
menghemat pengeluaran devisa.
3. Membuka Lapangan Kerja Barn
Dilaksanakannya proyek-proyek investasi berarti menciptakan lapangan
kerja baru. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
pengangguran.
4. Memanfaatkan Bahan Baku Lokal
Bahan baku lokal yang melimpah, yang sebelumnya diekspor dalam
bentuk aslinya bisa ditingkatkan nilai tambahnya, misalnya basil hutan kayu.
Di Indonesia, basil hutan ini sangat melimpah dengan adanya hutan-hutan
yang terbentang di seluruh wilayah Nusantara. Adanya industri kayu lapis
membuat basil hutan kayu bisa dimanfaatkan sehingga kayu lapis Indonesia
berhasil bersaing di luar negeri.
Selain manfaat dari pelaksanaan industrialisasi di suatu negara, perlu
diperhatikan pula kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan negara
berkembang dalam usahanya melakukan industrialisasi, yaitu:
1.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
1. pelaksanaan proyek-proyek yang secara ekonomis tidak layak atau tidak
menguntungkan. Hal ini sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah.
Misalnya, proyek yang dilaksanakan semata-mata karena alasan politis,
proyek-proyek mercusuar, dan proyek-proyek yang pembiayaannya
sesungguhnya terlalu mahal;
2. kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yang tepat. Kegagalan ini
umumnya disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yang sebenarnya
belum saatnya untuk dilaksanakan. Artinya, bagi negara yang
bersangkutan proyek tersebut sebenamya belum saatnya dikerjakan
karena belum mampu;
3. terlalu memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis industri.
Misalnya karena bahan baku yang diperlukan telah dapat diproduksi di
negara bersangkutan, tetapi aspek-aspek lain yang sebenarnya memiliki
peranan yang lebih dominan dalam menentukan keberhasilan proyek
tidak dipertimbangkan.
Cara untuk menghindari kesalahan-kesalahan dari industrialisasi tersebut
antara lain dengan mengadakan studi kelayakan dengan seteliti-telitinya
terhadap setiap ide proyek sebelum proyek yang bersangkutan dilaksanakan.
Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proyek-proyek
yang bersangkutan di masa yang akan datang. Selain itu, studi kelayakan
dilakukan untuk menghindari hal-hal yang belum diperhitungkan, baik
faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Jadi, sebaiknya pemerintah
atau pemilik modal swasta hanya membiayai proyek-proyek yang telah
diteliti dan dinilai kelayakan ekonomisnya oleh lembaga atau perseorangan
yang memiliki kualifikasi sebagai penilai proyek.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Apakah pengertian "proyek" dalam studi kelayakan proyek?
2) Jelaskan perbedaan pengertian "keberhasilan suatu proyek" bagi pihak
yang berorientasi laba atau profit dan pihak yang berorientasi nonprofit?
e EKMA431 1/MODUL 1 1.7
3) Salah satu manfaat industrialisasi suatu negara adalah meningkatkan
stabilitas penerimaan baik dalam valuta asing maupun pendapatan
nasional itu sendiri melalui diversifikasi ekspor. Jelaskan pemyataan
tersebut!
4) Mengapa banyak negara melakukan kesalahan-kesalahan dalam proses
industrialisasi?
5) Mengapa studi kelayakan proyek perlu dilakukan untuk keberhasilan
industrialisasi?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) "Proyek" ialah suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu
(barang maupun jasa) yang baru ke dalam suatu product mix yang sudah
ada selama ini. Secara luas kita bisa menggunakan pengertian proyek
sebagai proyek investasi yaitu, suatu rencana untuk menginvestasikan
sumber-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen.
2) Perbedaan pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit
dan pihak nonprofit ialah bahwa pihak berorientasi profit biasanya
mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian yang lebih terbatas
dibandingkan dengan pihak nonprofit, yaitu diukur dengan keberhasilan
proyek tersebut dalam menghasilkan profit. Sedangkan bagi pihak
nonprofit (misalnya pemerintah dan lembaga-lembaga nonprofit
lainnya), pengertian berhasil bisa berwujud, misalnya seberapa besar
penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan sumber daya yang melimpah
di tempat tersebut dan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan terutama
manfaatnya bagi masyarakat luas.
3) Suatu negara yang menggantungkan ekspornya pada suatu atau beberapa
komoditi saja akan mengalami ketidakstabilan pendapatan nasional
karena sangat dipengaruhi fluktuasi harga komoditi tersebut. Dengan
adanya diversifikasi ekspor, selain meningkatkan devisa juga lebih
menstabilkan pendapatan nasional. Hal ini disebabkan oleh ketidak-
tergantungan ekspor pada satu atau beberapa macam komoditi saja
melainkan berbagai macam komoditi.
4) Kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi disebabkan oleh:
a) dilaksanakan proyek-proyek yang secara ekonomis tidak layak. Hal
ini sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah. Misalnya, proyek
yang dilaksanakan karena alasan politis semata-mata, proyek-proyek
1.8 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
mercusuar, dan proyek-proyek yang pembiayaannya sebenarnya
terlalu mahal;
b) kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yang tepat. Biasanya
disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yang sebenamya belum
saatnya dilaksanakan dalam arti terlalu dini karena negara yang
bersangkutan ternyata belum mampu; dan
c) terlalu memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis
industri tertentu hanya karena telah diproduksinya bahan-bahan
baku di negara yang bersangkutan tanpa memperhatikan aspek-
aspek lain yang sebenarnya memiliki peranan yang lebih dominan
dalam menentukan keberhasilan proyek tersebut.
5) Sebaiknya pemerintah atau swasta pemilik modal hanya akan membiayai
proyek-proyek yang telah diteliti dan dinilai kelayakan teknis, ekonomis,
keuangan, dan sebagainya oleh lembaga atau perseorangan yang
memiliki kualifikasi penilai proyek. Di sinilah peranan studi kelayakan
sangat besar untuk suksesnya suatu industrialisasi.
RANGKUMAN
Studi kelayakan merupakan penilaian yang menyeluruh untuk
keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek memiliki pengertian
yang berbeda antara pihak yang berorientasi laba dan pihak yang
berorientasi nonlaba semata. Studi kelayakan ditujukan untuk mencapai
keberhasilan dalam industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaat yang
dapat diambil oleh suatu negara. Sebaliknya, industrialisasi bisa gagal
karena kesalahan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Studi
kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi,
tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari
keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar dalam kegiatan yang
ternyata tidak menguntungkan.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.9
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Contoh berikut ini bukan termasuk ke dalam pengertian proyek menurut
studi kelayakan bisnis ....
A. PT. Ikan Mas membeli 2 mesin pengalengan untuk menambah
kapasitas produksi
B. Pak Rudi membuka restoran khas Manado di Yogyakarta
C. Hotel Mutiara Selatan menambah jumlah kamar hotel dari 200
menjadi 400
D. Bapak Surya membangun rumah tinggal buat anaknya yang baru
menikah
2) Berikut ini bukan kriteria utama penilaian proyek yang berorientasi
profit ....
A. tingkat pengembalian modal
B. jangka waktu pengembalian modal
C. besarnya pajak yang diterima pemerintah dari proyek
D. besarnya arus kas yang masuk dari proyek
3) Berikut ini yang bukan termasuk manfaat industrialisasi bagi negara
berkembang adalah ....
A. meningkatkan Produk Domestik Bruto
B. memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah
C. meningkatnya gaya hidup mewah
D. memproduksi produk untuk menggantikan produk yang selama ini
diimpor
4) Berikut ini tidak termasuk kesalahan yang biasa dilakukan negara
berkembang dalam melakukan industrialisasi ....
A. mengimpor teknologi yang mutakhir dari negara maju
B. melaksanakan proyek-proyek mercusuar
C. melaksanakan proyek-proyek berdasarkan alasan-alasan politik
D. membangun industri tertentu hanya berdasarkan ketersediaan bahan
baku di negara tersebut
5) Ditinjau dari tujuan pendiriannya, proyek dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu proyek ....
A. pemerintah dan proyek swasta
B. yang berorientasi laba dan proyek yang berorientasi nonlaba
1.10 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
C. yang menghasilkan barang dan proyek yang menghasilkanjasa
D. pemerintah pusat dan proyek pemerintah daerah
6) Di antara beberapa contoh proyek berikut ini, proyek yang memiliki
tingkat probabilitas keberhasilan paling tinggi adalah membangun ....
A. peternakan babi di kota Banda Aceh
B. industri sapi potong di pulau Bali
C. industri pesawat ulang-alik di Cikampek
D. pabrik penyamakan kulit di Yogyakarta
7) Analisis yang digunakan untuk menentukan besarnya kapasitas produksi
yang paling efisien adalah analisis aspek ....
A. pasar
B. teknis
C. keuangan
D. ekonomi nasional
8) Analisis aspek pasar terutama berkaitan dengan ....
A. proyeksi biaya proyek dan pendanaannya
B. penentuan kebijakan distribusi barang
C. penentuan besarnya kapasitas produksi
D. penentuan besarnya pajak yang harus dibayar oleh konsumen
9) Menentukan tingkat kualitas produk termasuk dalam analisis aspek ....
A. keuangan
B. teknis dan keuangan
C. pasar
D. teknis
10) Contoh keberhasilan suatu proyek bagi pihak yang bertujuan keuntungan
semata, misalnya proyek tersebut ....
A. diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja lokal yang cukup besar
B. dapat menghemat devisa negarajutaan dolar
C. memberikan tingkat keuntungan lebih dari 30%
D. memanfaatkan bahan mentah dalam negeri
Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
e EKMA431 1/MODUL 1
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% =cukup
< 70% =kurang
1.11
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.12 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
KEGIATAN BELAL.JAR 2
Kaitan Studi Kelayakan Perusahaan dengan
Manajemen dan Ketidakpastian
KAITAN STUDI KELAYAKAN PERUSAHAAN DENGAN
MANAJEMEN
Dalam manajemen dikenal fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengadaan staf, pengarahan, dan pengawasan. Bahkan oleh beberapa ahli,
ditambahkan fungsi pembaharuan (inovasi) dan perwakilan (representation).
Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuan, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang. Di bawah ini akan dijelaskan peranan
studi kelayakan dalam fungsi-fungsi perencanaan,
pengadaan staf, pengarahan, dan pengawasan.
1. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Perencanaan
• •
pengorgan1sas1an,
Studi kelayakan proyek atau studi kelayakan perusahaan Uika dikaitkan
dengan bidang usaha tertentu) berfungsi sebagai perencanaan. Hal ini bisa
diuraikan sebagai berikut. Sebelum membuat keputusan investasi, para
investor akan mengadakan studi mengenai proyek yang bersangkutan dengan
sebaik-baiknya untuk mendapatkan gambaran tentang prospek atau
kemungkinan-kemungkinan dari proyek yang akan dilaksanakan, misalkan:
a. Adakah permintaan terhadap barang dan jasa yang akan diproduksi
perusahaan?
b. Dapatkah bahan baku dan bahan penolong diperoleh dengan harga yang
terjangkau?
c. Apakah tenaga kerja dan fasilitas pendukung tersedia dengan cukup?
d. Apakah pabrik dengan kapasitas dan jenis tertentu bisa dibangun dengan
biaya yang sesuai dengan kemampuan?
e. Akankah ada keuntungan yang cukup sehingga perusahaan bisa bertahan
dan bahkan berkembang?
Dengan mempertimbangkan segala informasi tersebut dan informasi lain
yang dibutuhkan, investor akan membuat keputusan dilaksanakan atau
tidaknya suatu proyek.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.13
2. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Pengorganisasian dan
Pengadaan Staf
Studi kelayakan perusahaan bisa juga berfungsi untuk pengorganisasian.
Di dalam pengorganisasian manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu
diisi serta tugas-tugas dan tanggung jawab yang melekat pada setiap posisi
tersebut. Dari analisis kebutuhan tenaga kerja yang dilakukan dalam studi
aspek teknis dan aspek manajemen akan dapat diketahui:
a. jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan sesuai dengan rencana
kapasitas perusahaan, mesin, dan kondisi tenaga kerja yang tersedia;
b. kualifikasi tenaga kerja yang tersedia;
c. kualifikasi tenaga kerja yang seharusnya;
d. tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari setiap tenaga kerja sesuai
dengan bagan organisasi yang dibutuhkan proyek.
Dari analisis aspek teknik dan aspek manajemen, seorang manajer dapat
memutuskan kualitas pekerja yang sebaiknya tersedia untuk menduduki
posisi dalam organisasi.
3. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Pengarahan
Untuk memperlancar pelaksanaan proyek agar tujuan yang diinginkan
bisa tercapai, umumnya tugas-tugas yang akan dilakukan diuraikan dalam
suatu daftar yang agak fleksibel, termasuk cara-cara untuk memotivasi
pekerja. Dengan memahami kebijakan umum dan tujuan jangka panjang
yang telah digariskan perusahaan, yang antara lain bersumber dari studi
kelayakan, manajer dapat memberikan pengarahan kepada bawahannya.
4. Studi Kelayakan Perusahaan untuk Pengawasan
Dalam melaksanakan pengawasan, manajer membutuhkan pedoman
untuk menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan dan kemajuan
yang telah dicapai dalam mewujudkan tujuan. Studi kelayakan menyajikan
pedoman dalam bentuk anggaran. Sejauh mana penyimpangan pelaksanaan
dari rencana yang telah disusun dalam studi kelayakan akan dapat segera
diketahui. Apabila perlu, sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dapat
dibandingkan dengan sasaran yang telah digariskan dalam studi kelayakan.
Sebagai contoh, dalam studi kelayakan direncanakan bahwa perusahaan akan
memproduksi traktor tangan sebanyak 25.000 unit dalam setahun, sesuai
dengan proyeksi permintaan yang telah diperhitungkan dengan teliti.
1.14 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
Ternyata dalam pelaksanaan, penjualan perusahaan hanya mencapai 20.000
unit, yang berarti telah terjadi penyimpangan sebesar 20% dari rencana
semula. Dari sini manajer dapat segera mendeteksi penyebab-penyebabnya
dan mengambillangkah-langkah untuk menyelesaikan masalah.
5. Kaitan Studi Kelayakan Perusahaan dengan Ketidakpastian
Dalam penilaian studi kelayakan proyek, perusahaan perlu menyadari
bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan memiliki kemungkinan tidak
tercapai. Hal ini karena terdapat faktor ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan. Risiko bisa didefinisikan sebagai kenyataan yang
ada lebih buruk kondisinya dibandingkan dengan peramalannya atau seluruh
penyimpangan dari yang diharapkan. Misalnya, dalam studi kelayakan
diramalkan bahwa penjualan pada tahun pertama operasi perusahaan
mencapai 100.000 unit. Ternyata kenyataan penjualan hanya mencapai
60.000 unit. Risiko ini perlu diperhitungkan sebelumnya dan dipertimbang-
kan dalam penyusunan studi kelayakan perusahaan.
Kadar ketidakpastian proyek akan mempengaruhi intensitas dari studi
kelayakan. Semakin sulit untuk memperkirakan penjualan, biaya, aliran kas,
dan lain-lain akan semakin hati-hati seseorang dalam melakukan studi
kelayakan. Misalnya, bagi proyek-proyek yang menghasilkan produk baru
umumnya relatif sulit dalam memperkirakan proyeksi penjualannya.
Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini. Misalnya
dengan analisis sensitivitas, tafsiran konservatif.
. .. .
. '. . ' -
- ' .
'~ .
.··:-; LATIHAN' 4 ---
1 ' -
. - ..~ ------------------------------------------. -- •._
-----
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan fungsi studi kelayakan sebagai perencanaan!
2) Bagaimana fungsi pengorganisasian di dalam studi kelayakan bagi
seorang manajer?
3) Beri suatu gambaran mengenai peranan studi kelayakan dalam
pengadaan staf perusahaan!
4) Bagaimana peranan studi kelayakan sebagai fungsi pengawasan?
5) Bagaimana kaitan studi kelayakan dengan ketidakpastian?
e EKMA431 1/MODUL 1 1.15
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Sebelum membuat keputusan investasi para investor mengadakan studi
kelayakan mengenai proyek yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya
untuk memberikan gambaran kepada para investor tersebut prospek atau
kemungkinan-kemungkinan proyek yang akan dilaksanakan.
Kemungkinan-kemungkinan yang ingin diketahuinya, meliputi:
a) adakah permintaan barang atau jasa yang akan diproduksinya;
b) dapatkah bahan baku dan bahan penolong diperoleh dengan harga
yang terjangkau;
c) apakah tenaga kerja dan fasilitas pendukung tersedia dengan cukup;
d) apakah pabrik dengan kapasitas dan jenis tertentu bisa dibangun
dengan biaya yang sesuai dengan kemampuan;
e) akankah ada keuntungan yang cukup sehingga perusahaan bisa
bertahan dan bahkan berkembang dan sebagainya.
2) Di dalam pengorganisasian manajemen memutuskan posisi-posisi yang
perlu diisi serta tugas-tugas dan tanggung jawab yang melekat pada
setiap posisi tersebut. Dari analisis tugas, wewenang dan tanggung jawab
tiap-tiap tenaga kerja dapat disusun bagan organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan proyek.
3) Dari analisis kebutuhan tenaga kerja dalam studi kebutuhan dan
kelayakan teknis suatu studi kelayakan serta analisis aspek manajemen,
dapat diketahui:
a) jumlah yang seharusnya tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai
dengan rencana, kapasitas perusahaan, mesin dan kondisi tenaga
kerja yang tersedia;
b) kualifikasi tenaga kerja yang seharusnya;
c) tugas, wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap tenaga kerja sesuai
dengan bagan organisasi yang dibutuhkan proyek.
Dari analisis di atas diharapkan seorang manajer bisa memutuskan siapa
saja yang sebaiknya menduduki posisi-posisi dalam organisasinya.
4) Studi kelayakan merupakan suatu bentuk anggaran. Sejauh mana
penyimpangan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun dalam studi
kelayakan dapat segera diketahui. Begitu pula untuk mengetahui
kemajuan yang telah dicapai dapat dibandingkan dengan target yang
telah direncanakan dalam studi kelayakan.
1.16 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
5) Dalam penilaian studi kelayakan proyek, perusahaan perlu menyadari
bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan "return" memiliki
kemungkinan tidak tercapai. Hal ini adalah merupakan risiko
ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan. Risiko di atas perlu
dipertimbangkan pula dalam penyusunan studi kelayakan perusahaan.
Dalam arti, bisa diperhitungkan sebelumnya untuk berjaga-jaga. Tingkat
ketidakpastian proyek mempengaruhi intensitas studi kelayakan.
Semakin sulit penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan lain-lain
diperkirakan, semakin berhati-hati seseorang melakukan studi kelayakan.
RANGKUMAN------------------------------------
Studi kelayakan perusahaan sangat penting artinya bagi manajemen.
Hal ini disebabkan oleh fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya, yaitu
sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengadaan staf, pengarahan dan
pengawasan. Kelima fungsi tersebut selalu ada dalam proses manajemen
yang dijalankan oleh manajer untuk mencapai tujuan tertentu dalam
• •
organtsastnya.
Studi kelayakan adalah merupakan salah satu bentuk peramalan
yang menghadapi ketidakpastian. Sekalipun sudah memperhitungkan
berbagai risiko, namun perusahaan tetap harus waspada dan tidak
menganggap studi kelayakan sebagai sesuatu yang mutlak akan terjadi.
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Perusahaan menargetkan penjualan produknya untuk tahun pertama
sebanyak 5000 unit dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar
sepuluh persen setiap tahun, diharapkan proyek itu sudah break event
dalam lima tahun. Dalam kaitannya dengan informasi di atas studi
kelayakan tersebut berfungsi sebagai ....
A. perencanaan
B. pengorganisasian
C. pengarahan
D. pengadaan staf
e EKMA431 1/MODUL 1 1.17
2) Penentuan struktur organisasi dan jalur tanggung jawab dalam proyek
termasuk dalam fungsi studi kelayakan sebagai ....
A. perencanaan
B. pengorganisasian
C. pengawasan
D. pengadaan staf
3) Fungsi studi kelayakan sebagai alat pengawasan, misalnya ....
A. menentukan target pertumbuhan penjualan
B. sebagai alat untuk memberikan motivasi dan pengarahan pada
karyawan
C. untuk mengevaluasi apakah rencana penjualan telah tercapai untuk
tahun ini
D. menentukan kualifikasi tenaga kerja yang cocok
4) Berikut ini bukan peristiwa yang dapat menyebabkan naiknya risiko
bisnis yang biasa dihadapi perusahaan ....
A. turunnya harga produk di pasar
B. naiknya suku bunga pinjaman bank
C. perubahan selera konsumen
D. naiknya harga bahan mentah
5) Perhitungan-perhitungan dalam studi kelayakan bisnis merupakan ....
A. angka pasti yang diperoleh melalui perhitungan matematika
B. angka yang mungkin berbeda dalam kenyataannya
C. bukan angka yang pasti karena dibuat secara asal-asalan
D. angka yang tidak bisa diubah oleh siapa pun
6) Salah satu karakteristik risiko keuangan dalam sebuah proyek investasi
adalah tidak ....
A. dapat didiversifikasi
B. bisa diminimalkan
C. dipengaruhi oleh jenis industri
D. dipengaruhi oleh proporsi utang dan modal proyek tersebut
7) Risiko dapat diartikan sebagai pencapaian target ....
A. lebih dari yang direncanakan
B. tidak sesuai dengan yang direncanakan
C. sama dengan yang direncanakan
D. 90 persen dari yang direncanakan
1.18 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
8) Cara yang mungkin dilakukan untuk berjaga-jaga dari ketidakpastian
iklim bisnis antara lain ....
A. tidak menggunakan pinjaman dari pihak luar
B. membuat taksiran-taksiran yang realistis dan konservatif
C. membiayai seluruh investasi dari modal sendiri
D. memperbesar biaya proyek tersebut
9) Contoh berikut bukan risiko yang biasa terjadi pada industri tekstil ....
A. menurunnya penjualan karena adanya perubahan selera konsumen
B. mesin pemintalan sudah ketinggalan zaman dan kurang efisien
C. menunggaknya bunga pinjaman selama 7 bulan
D. kurangnya tenaga ahli sehingga produk yang dihasilkan kurang
memenuhi standar kualitas yang diharapkan
10) Studi kelayakan proyek merupakan rencana ....
A. yang dibuat berdasarkan perkiraan semata
B. pelaksanaan proyek yang sudah pasti
C. yang dibuat serealistis mungkin berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu
D. proyek yang tidak pasti
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% =cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.19
KEGIATAN BELAL.JAR 3
Penilaian bagi Usaha Pencari Laba dan
Bukan Pencari Laba
enyataan-kenyataan yang dihadapi dalam usaha, baik pencari laba
maupun bukan pencari laba adalah bahwa berbagai sumber daya yang
dipergunakan terbatas. Sumber daya tersebut adalah barang-barang modal,
tanah, barang-barang setengah jadi, barang-barang mentah, tenaga kerja, dan
waktu. Selain itu, kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang berbeda atau
kegiatan-kegiatan yang sama dalam lingkungan yang berbeda dapat
memberikan hasil-hasil yang berbeda pula. Pendirian suatu pabrik
pembotolan minuman ringan di kota X memperoleh keuntungan yang besar,
tetapi pendirian pabrik yang sama di kota Y bahkan mengalami kerugian.
Contoh lainnya adalah pendirian sebuah sekolah menengah di kota Z akan
lebih bermanfaat daripada mendirikan sebuah perguruan tinggi di kota yang
sama.
Tujuan penilaian proyek bagi usaha pencari laba dan bukan pencari laba
dari penilai yang satu dengan penilai yang lain berbeda-beda. Namun, pada
prinsipnya sama yaitu menilai sehat tidaknya suatu proyek baik dari segi
teknis, ekonomis, keuangan, manajemen. Misalnya, penilaian dari segi teknis
yang meliputi penelitian, analisis, dan desain teknis sudah memadai atau
belum. Selain itu, dari segi manajemen juga perlu dinilai apakah rencana
susunan manajemen termasuk para pemilik perusahaan sudah memuaskan
dan bisa diterima atau tidak. Penilaian proyek juga meliputi sumbangan/nilai
proyek terhadap perekonomian nasional. Seorang pengusaha akan
mengurungkan maksudnya mengadakan investasi dalam suatu proyek
tertentu hila setelah mengadakan penilaian dari berbagai aspek, ia dapat
memperkirakan bahwa investasi tersebut tidak memberikan prospek
keuntungan yang memadai. Penilaian sangat perlu dilakukan mengingat
adanya kelangkaan sumber dana yang tersedia sehingga tidak semua proyek
dapat dilaksanakan karena tidak semuanya memberikan keuntungan. Proyek-
proyek tersebut tidak semuanya dapat dilaksanakan secara bersamaan.
Dalam menilai proyek setiap penilai memiliki standar penilaian yang
berbeda. Penilai menentukan layak atau tidaknya suatu proyek berdasarkan
1.20 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
standar yang telah mereka tentukan dengan berbagai kriteria penilaian yang
antara lain telah disebutkan pada kegiatan belajar sebelumnya.
Tahap penilaian dalam kehidupan proyek adalah waktu yang diperlukan
oleh seseorang atau sekelompok penilai objektif yang memungkinkan untuk
menemukan kelemahan-kelemahan proyek guna mendapatkan kesimpulan
yang objektif bahwa proyek bisa dilaksanakan atau tidak. Dasar penilaian
proyek adalah bahwa proyek akan berhasil jika sehat dalam semua aspek
yang dinilai.
Secara umum, analisis proyek bertujuan untuk memperkirakan tingkat
keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek agar
tidak terjadi pemborosan sumber daya sehingga dapat menghindari proyek-
proyek yang tidak menguntungkan. Tujuan lain adalah untuk mengadakan
penilaian terhadap kesempatan investasi yang ada sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan,
guna menentukan prioritas investasi.
Penilaian proyek memiliki tekanan yang berbeda-beda, yaitu antara
usaha pencari laba dan usaha bukan pencari laba. Di bawah ini akan
diterangkan perbedaan tekanan penilaian antara kedua usaha tersebut.
A. PENILAIAN BAGI USAHA PENCARl LABA
Usaha pencari laba cenderung ditangani oleh pihak swasta daripada oleh
pihak pemerintah. Ide proyek yang diusulkan oleh swasta biasanya
didasarkan pada motif mencari laba atau keuntungan. Dengan kata lain,
seorang pengusaha mencari kesempatan investasi atau memilih proyek di
antara berbagai alternatif sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
keuntungan atau laba yang sebesar-besamya. Kecenderungan mencari laba
memaksa pihak swasta atau pihak-pihak lain yang berkecimpung di dalam
usaha pencari laba untuk bekerja seefisien mungkin, dengan mengusahakan
pengeluaran biaya serendah-rendahnya dan mempekerjakan tenaga kerja
sesedikit mungkin untuk mencapai tujuan keuntungan/laba tertentu atau
mencapai keuntungan/laba maksimal dengan mengeluarkan biaya tertentu.
Kecenderungan usaha pencari laba selain mencari kemungkinan-
kemungkinan mendapatkan laba adalah meminimalkan risiko. Keduanya
merupakan hal yang positif baik bagi perekonomian nasional maupun bagi
investor. Adanya kebebasan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
alasan ekonomis tanpa memikirkan pertimbangan atau alasan lain akan
e EKMA431 1/MODUL 1 1.21
mendorong pengusaha pencari laba untuk realistis dalam menghadapi setiap
kerugian atau kesulitan keuangan. Artinya, mereka akan selalu berusaha
membuat keputusan yang akan meminimalkan kerugian.
Usaha pencari laba yang berhasil, mempunyai kecenderungan untuk
mengembangkan usahanya dengan mengadakan perluasan. Hal ini tentu
bermanfaat bagi perekonomian nasional karena meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negara yang bersangkutan.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan semua proyek yang semata-mata
merupakan usaha pencari laba umumnya telah direncanakan dengan saksama
sebelumnya dengan mempertimbangkan seteliti-telitinya untung dan ruginya,
yaitu dengan menitikberatkan penilaian sehat pada aspek komersial, teknis,
dan keuangan. Inilah sebabnya mengapa pengertian keberhasilan bagi usaha
pencari laba disebut sebagai pengertian terbatas, yaitu terbatas pada manfaat
ekonomis (komersial). Artinya apakah proyeknya dipandang cukup
menguntungkan apabila dibandingkan dengan risikonya.
B. PENILAIAN BAGI USAHA BUKAN PENCARI LABA
Usaha bukan pencari laba biasanya ditangani sepenuhnya oleh
pemerintah sekalipun tidak menutup kemungkinan pihak swasta atau kerja
sama antara swasta dan pemerintah untuk menanganinya. Usaha-usaha yang
dipandang perlu untuk ditangani sepenuhnya oleh pemerintah biasanya
terjadi pada saat pihak swasta tidak mampu atau tidak mau menanganinya
karena pertimbangan komersial, di mana usaha tersebut penting bagi
perekonomian nasional. Proyek-proyek tersebut antara lain:
1. proyek-proyek industri yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat
dari monopoli swasta. Misalnya, proyek penyediaan listrik, air, gas,
minyak bumi, irigasi, industri berat, pengangkutan jarak jauh, dan lain-
lain;
2. proyek-proyek industri untuk keperluan strategi dan pertahanan negara;
3. proyek-proyek yang memiliki prioritas ekonomi nasional tinggi.
Misalnya pembangunan proyek-proyek yang berkaitan erat dengan
pembangunan proyek lain. Contoh, pembangunan pabrik semen
sehubungan dengan pembangunan dan, pembangunan pabrik pupuk
kaitannya dengan pembangunan proyek irigasi. Hal ini sering terjadi
pada tahap awal pembangunan suatu negara. Dalam perkembangannya,
1.22 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
swasta diberi kesempatan pula untuk menangani proyek-proyek tersebut
(pabrik semen, pupuk);
4. proyek-proyek yang berjangka panjang, berisiko tinggi, dan menjanjikan
keuntungan (return) yang belum pasti tinggi;
5. proyek-proyek yang membutuhkan modal relatif besar. Proyek yang
bermodal besar dalam arti memerlukan modal pembiayaan besar akan
dihadapkan pada kewajiban pembayaran angsuran dan bunga yang besar
pula karena pembiayaan proyek-proyek tersebut tidak mungkin
dilakukan sepenuhnya dengan modal pemilik proyek. Hal tersebut
berkaitan pula dengan risiko keuangan yang tinggi, yaitu risiko tidak
terbayarnya bunga dan angsuran. Risiko inilah yang sedapat mungkin
dihindari oleh swasta;
6. proyek-proyek baru. Swasta biasanya tidak memiliki inisiatif dan
keinginan untuk memasuki industri yang belum mereka kenai. Sekalipun
berdasarkan studi kelayakan, proyek yang bersangkutan memiliki
keuntungan komersial yang baik, namun tidak adanya pengalaman yang
memadai membuat sektor swasta enggan menanganinya.
Adanya berbagai tujuan yang harus dicapai dalam proyek-proyek yang
ditangani pemerintah, mendorong pemerintah untuk melaksanakan
proyeknya secara kurang efisien dan sering terjadi pertentangan tujuan dan
kekurangan informasi mengenai kebijakan yang sangat diperlukan bagi
tercapainya kegiatan terarah. Oleh karena itu, biasanya pemerintah
menyerahkan bidang-bidang usaha yang memerlukan pengelolaan yang lebih
efisien kepada swasta dan hanya menangani proyek-proyek tertentu,
misalnya fasilitas social overhead, yaitu fasilitas-fasilitas dasar yang
diperlukan dan sebagai landasan penting bagi kemajuan setiap proyek.
Contoh, fasilitas jalan kereta api, jalan raya, pelabuhan, pengadaan listrik, air,
dan komunikasi. Sektor-sektor lain yang bisa ditangani pemerintah adalah
sektor pendidikan, kesehatan, keamanan, dan sektor-sektor lain berkaitan
dengan kepentingan masyarakat dan negara.
Jadi, pengusulan proyek oleh instansi pemerintah bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek untuk memenuhi
persediaan barang dan jasa tertentu, proyek-proyek yang mampu
menciptakan kesempatan kerja, proyek-proyek perbaikan tingkat pendidikan
dan kesehatan atau perbaikan dalam sistem dan struktur, merupakan proyek-
proyek yang cenderung diusulkan dan ditangani oleh pemerintah dan
e EKMA431 1/MODUL 1 1.23
biasanya proyek-proyek semacam ini tidak semata-mata bertujuan untuk
mencari laba atau keuntungan.
Proyek bukan pencari laba dimungkinkan pula ditangani oleh swasta,
baik swasta asing maupun swasta nasional, meskipun jauh yang relatif kecil,
misalnya yayasan-yayasan sosial. Mengingat pertimbangan utama dari
proyek-proyek bukan pencari laba adalah aspek manfaat bagi masyarakat,
misalnya aspek sosial, tenaga kerja, dan aspek perekonomian nasional maka
kriteria penilaian bagi proyek bukan pencari laba yang potensial adalah
manfaatnya bagi masyarakat. Jika dikaitkan dengan aspek ekonomi, proyek
yang dipilih adalah proyek-proyek yang memiliki profitabilitas
perekonomian nasional tertinggi.
____-.........;
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan apa yang menjadi pertimbangan utama seorang pengusaha
swasta dalam pengambilan keputusan investasi!
2) Mengapa tekanan penilaian antara usaha pencari laba dan usaha bukan
pencari laba berbeda? Tunjukkan letak perbedaannya!
3) Mengapa pengertian keberhasilan bagi usaha pencari laba dianggap
sebagai pengertian terbatas?
4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan fasilitas social overhead!
5) Menurut pendapat Anda mungkinkah seorang pengusaha swasta
menolak proyek yang memiliki probabilitas komersial yang baik? Kalau
mungkin, mengapa bisa terjadi?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Seorang pengusaha mencari kesempatan investasi atau memilih proyek
di antara berbagai alternatif sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
keuntungan atau laba sebesar-besarnya. Kecenderungan usaha pencari
laba selain mencari kemungkinan-kemungkinan mendapatkan laba
adalah meminimalkan risiko.
1.24 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
2) Oleh karena masing-masing pihak memiliki orientasi yang berbeda.
Pihak pencari laba berorientasi pada laba semata, sedangkan pihak
nirlaba (dalam hal ini pemerintah, misalnya) lebih mementingkan
kepentingan umum atau masyarakat.
3) Pengertian keberhasilan bagi usaha pencari laba disebut sebagai
pengertian terbatas karena terbatas pada manfaat ekonomis (komersial),
yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup menguntungkan apabila
dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.
4) Fasilitas social overhead, yaitu fasilitas-fasilitas dasar yang diperlukan
dan sebagai landasan penting bagi kemajuan setiap proyek. Contoh,
fasilitas jalan kereta api, jalan raya, pelabuhan, pengadaan listrik, air dan
komunikasi.
5) Swasta biasanya tidak memiliki inisiatif dan keinginan untuk memasuki
industri yang belum mereka kenai. Meskipun berdasarkan studi
kelayakan, proyek yang bersangkutan memiliki probabilitas komersial
yang baik, namun karena tidak memiliki pengalaman yang memadai
sektor swasta akan menolak menanganinya.
RANGKUMAN------------------------------------
Pada prinsipnya melakukan studi kelayakan dimaksudkan untuk
menghindari dilaksanakannya proyek-proyek baik yang bertujuan
mencari laba maupun bukan pencari laba yang tidak memberikan
keuntungan dan manfaat. Hal tersebut perlu dipertimbangkan mengingat
keterbatasan sumber-sumber yang digunakan bagi pelaksanaan proyek.
Usaha pencari laba dan usaha bukan pencari laba memiliki
perbedaan tekanan dalam penilaian proyeknya masing-masing. Usaha
pencari laba biasanya ditangani swasta, memiliki tekanan pada besarnya
keuntungan yang diperoleh oleh proyek yang bersangkutan di masa yang
akan datang. Sebaliknya, usaha bukan pencari laba memiliki penilaian
pada besarnya manfaat yang akan diperoleh masyarakat di masa yang
akan datang.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.25
TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Penilaian proyek bagi usaha yang berorientasi laba terutama
menitikberatkan pada ....
A. tingkat keuntungan yang diharapkan
B. jumlah devisa yang dapat dihemat
C. besarnya permintaan pasar yang ada
D. teknologi yang digunakan dalam proyek tersebut
2) Proyek-proyek yang bukan termasuk proyek yang berorientasi laba
adalah ....
A. pendirian pabrik makanan ringan
B. penggantian mesin-mesin tekstil yang sudah usang
C. mendirikan pabrik pembuat pesawat terbang untuk kepentingan
militer
D. mendirikan usaha patungan untuk memasarkan produk-produk
pertanian
3) Industri gas dan minyak bumi biasanya dilaksanakan oleh pemerintah
karena alasan berikut ....
A. perusahaan swasta tidak mempunyai modal untuk membiayainya
B. pemerintah berusaha melindungi masyarakat dari monopoli pihak
swasta
C. industri tersebut biasanya kurang menguntungkan bagi pihak swasta
D. proyek tersebut memiliki prioritas ekonomi nasional yang tinggi
4) Pernyataan yang benar mengenai usaha bukan pencari laba adalah ....
A. usaha bukan pencari laba tidak memperhitungkan keuntungan
komersial proyek
B. perusahaan bukan pencari laba biasanya tidak perlu membuat studi
kelayakan secara detail
C. perusahaan bukan pencari laba hanya dimiliki oleh pemerintah
D. perusahaan bukan pencari laba tetap harus bekerja secara efisien
5) Alasan pemerintah menyerahkan bidang-bidang tertentu sebagai fasilitas
social overhead kepada pihak swasta adalah ....
A. pemerintah bermaksud memberikan keuntungan bagi perusahaan
swasta tertentu
B. pemerintah tidak dapat mengerjakan proyek tersebut secara efisien
1.26 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
C. pemerintah tidak mempunyai dana yang cukup untuk melaksanakan
proyek tersebut
D. pemerintah berusaha mengurangi tanggung jawabnya terhadap
masyarakat
6) Berikut ini bukan tujuan utama dari perusahaan pencari laba adalah ....
A. memaksimalkan laba
B. meminimalkan risiko keuangan
C. meminimalkan risiko bisnis
D. memaksimalkan permintaan
7) Berikut ini bukan kecenderungan proyek yang tidak berorientasi laba
adalah ....
A. mempekerjakanjumlah tenaga kerja sebanyak-banyaknya
B. menciptakan produk-produk baru
C. mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu
D. menghemat pengeluaran devisa negara
8) Pihak swasta biasanya menghindari proyek-proyek yang sangat besar
dikarenakan oleh ....
A. pemerintah lebih mudah mendapatkan dana melalui pencetakan
uang baru
B. pihak swasta tidak mempunyai dana yang cukup
C. swasta tidak mau menanggung risiko yang terlalu besar
D. pemerintah berkepentingan atas proyek yang besar karena akan
mendatangkan keuntungan yang besar pula
9) Motif utama pemerintah mendirikan pabrik semen di kawasan timur
Indonesia adalah ....
A. proyek pabrik semen sangat menguntungkan
B. proyek semen merupakan proyek monopoli pemerintah
C. proyek semen adalah proyek yang prestise
D. proyek semen akan dibutuhkan sehubungan dengan pengembangan
wilayah timur Indonesia
10) Penanganan proyek pemerintah kerap kali tidak dapat berjalan dengan
efisien, hal ini biasanya disebabkan oleh ....
A. terlalu banyaknya tujuan yang hendak dicapai yang terkadang
bertentangan satu sama lain
B. struktur pasar yang dikuasai pemerintah bersifat monopoli
e EKMA431 1/MODUL 1 1.27
C. tidak adanya para ahli dari kalangan pemerintah untuk menjalankan
proyek tersebut
D. terlalu banyaknya urusan negara yang harus ditangani oleh
pemerintah
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% =kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.28 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
KEGIATAN BELAL.JAR 4
Manfaat Studi Kelayakan bagi Pihak-pihak
yang Berkepentingan
ihak-pihak yang berkepentingan dengan analisis proyek dalam kaitannya
dengan pembuatan studi kelayakan perusahaan bisa dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu investor, kreditor dan pemerintah. Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam hal ini adalah pihak-pihak yang bisa memanfaatkan
basil studi kelayakan perusahaan.
A. MANFAAT BAGI INVESTOR
Investor dalam hal ini bisa suatu lembaga domestik atau asing, bisa pula
individu pemilik modal domestik maupun asing. Investor adalah orang atau
lembaga yang memiliki sejumlah dana dan menanamkan dananya secara
langsung dalam suatu proyek investasi dengan mendapatkan kompensasi
berupa dividen. Investor dalam Perseroan Terbatas (PT) disebut pemegang
saham. Dengan menanamkan dananya secara langsung di dalam kegiatan
investasi, investor bisa berperan aktif dalam pengendalian dan pengoperasian
perusahaan.
Investor (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau sebagai pemegang
saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Pengertian
prospek di sini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh
dari investasi tersebut beserta risikonya. Ada hubungan yang positif antara
tingkat keuntungan dan risiko investasi. Semakin tinggi risiko investasi
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor.
Para investor dalam menanamkan dananya menggunakan prinsip bahwa
proyek yang akan dibiayainya harus benar-benar dipersiapkan dan harus
layak dari segi teknis, ekonomis, dan keuangan. Hal ini karena mereka tidak
menginginkan proyeknya gagal. Oleh karena itu, diperlukan studi yang serius
dalam merencanakan suatu proyek yang disebut studi kelayakan
perusahaan/proyek. Studi kelayakan tersebut bisa dibuat oleh calon investor
itu sendiri, pemilik proyek yang masih membutuhkan penanam modal lain
atau pihak ketiga, misalnya konsultan.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.29
Apabila studi kelayakan dilakukan oleh calon investor itu sendiri,
fungsinya adalah untuk meyakinkan dirinya bahwa keputusan investasi yang
akan dilakukan adalah keputusan yang telah diperhitungkan dengan matang
dan proyeknya akan menghasilkan keuntungan yang memadai.
Jika studi kelayakan dilakukan oleh pemilik proyek yang masih
membutuhkan penanam modal lainnya, fungsinya adalah untuk menarik
minat penanam modal lain dan meyakinkan para calon penanam modal
tersebut bahwa proyek memiliki prospek keuntungan yang baik. Jadi, calon
penanam modal tidak perlu ragu untuk menanamkan dananya dalam proyek
tersebut.
Penyusun studi kelayakan oleh pihak ketiga, misalnya konsultan,
dilakukan karena berbagai pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut antara lain adalah ketidakmampuan pemilik proyek melakukan studi
kelayakan (misalnya karena proyek berskala besar sehingga membutuhkan
orang-orang yang berpengalaman dalam melakukan studi proyek) atau agar
penilaian proyek bisa dilakukan seobjektif mungkin karena dilakukan oleh
pihak ketiga yang independen.
Dengan mempelajari studi kelayakan suatu proyek yang telah dilakukan
dengan baik, investor akan memutuskan apakah akan menanamkan dananya
atau tidak dalam proyek tersebut. Dari studi kelayakan, calon investor akan
mengetahui kekuatan dan kelemahan proyek. Berapakah perkiraan
keseluruhan biaya proyek dan berapa yang bisa dipenuhi dengan modal
sendiri, kalau perlu sumber dana apa saja yang paling efektif bagi proyek.
Sejauh mana proyek bisa bertahan jika terjadi hal yang tidak dikehendaki.
Misalnyajika terjadi kenaikan bahan baku, biaya tenaga kerja atau penurunan
penjualan dari rencana semula. Selain itu, seorang investor akan memutuskan
menanamkan dananya dalam proyek tersebut jika proyek yang bersangkutan
memiliki risiko seminimal mungkin. Andaikata diperkirakan akan terjadi
risiko, risiko apa saja yang diperkirakan akan timbul dan bagaimana cara
penanggulangannya.
B. MANFAAT BAGI KREDITOR
Kreditor dalam kaitan dengan pembangunan proyek-proyek menengah
dan besar, biasanya bank, bank pembangunan atau lembaga keuangan bukan
bank, baik domestik maupun asing yang pendiriannya sah menurut hukum
dan peraturan yang berlaku di negara tempat bank atau lembaga keuangan
1.30 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
bukan bank tersebut berada. Kreditor memerlukan studi kelayakan proyek
karena ia harus menilai prospek proyek guna menentukan akan memberikan
pinjaman pembiayaan atau tidak. Kreditor asing, misalnya Bank Dunia, perlu
mengadakan penilaian terhadap proyek yang diajukan untuk mendapatkan
bantuan keuangan, untuk memutuskan apakah pinjaman akan diberikan atau
tidak.
Studi kelayakan atau dalam lingkungan perbankan disebut dengan
penilaian proyek atau penilaian kredit, bertujuan untuk menilai proyek yang
mengajukan permohonan pinjaman. Biasanya studi kelayakan terhadap
proyek tersebut dilakukan sendiri oleh bank atau lembaga keuangan bukan
bank, atau jika dilaksanakan oleh konsultan, konsultan yang ditunjuk adalah
yang telah direkomendasi oleh bank atau lembaga keuangan yang
bersangkutan. Jadi, keputusan dicairkan atau tidaknya pinjaman akan
didasarkan pada standar penilaian dan kebijaksanaan masing-masing bank
atau lembaga keuangan bukan bank. Contoh, tingkat bunga pinjaman
investasi Bank "A" adalah 20% per tahun, sedangkan tingkat kredit investasi
Bank "B" adalah 22% per tahun. Perbedaan tingkat bunga ini tentu saja akan
mempengaruhi perhitungan proyeksi keuntungan dari proyek "X", jika
proyek "X" mengajukan permohonan kredit proyek "X" ke bank "B" dan
bank "A". Sekalipun perlu dicatat bahwa pertimbangan dalam pengambilan
keputusan disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit semata-mata tidak
hanya dilihat profitabilitas komersialnya, melainkan juga profitabilitas
ekonomi nasional dan faktor-faktor lain. Hal ini dikaitkan dengan fungsi
bank sebagai bank komersial sekaligus sebagai bank pembangunan.
Sebagai investor, kreditor juga tidak mengharapkan proyek gagal.
Perbedaannya, kepentingan kreditor dengan proyek terbatas selama periode
utang belum lunas, sedangkan investor memiliki kepentingan selama
modalnya tertanam di proyek, atau selama hidup proyek.
Para kreditor akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang akan
dipinjamkan. Dengan demikian, mereka mengharapkan agar pembayaran
bunga dan angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan oleh pemilik proyek
tepat pada waktunya. Karena itu, para kreditor sangat memperhatikan pola
aliran kas selama jangka waktu pinjaman. Tentu saja hal ini tidak berarti para
kreditor tidak memperhatikan prospek usaha tersebut, melainkan mereka
lebih memperhatikan periode pengembalian pinjaman.
Salah satu bentuk kreditor adalah Lembaga Keuangan Pembangunan.
Lembaga Keuangan Pembangunan memiliki tujuan menyediakan dana
e EKMA431 1/MODUL 1 1.31
pinjaman jangka panjang dan menengah bagi investasi produktif. Lembaga
Keuangan Pembangunan merupakan kombinasi antara lembaga perantara
keuangan dan lembaga pembangunan. Sebagai lembaga keuangan, tugas
utamanya adalah memindahkan modal lokal dan asing, terutama yang
bersifat jangka panjang. Sebagai lembaga pembangunan, kegiatan
perantaraannya mengandung dimensi yang lebih luas. Artinya lembaga
pembangunan tersebut harus menyalurkan modal kepada proyek-proyek yang
mempunyai nilai kelayakan dan manfaat yang tinggi, ditinjau dari segi
kepentingan nasional. Bantuan pembiayaan kepada suatu usaha atau proyek
harus langsung dihubungkan dengan tingkat optimasi dampak proyek
terhadap usaha-usaha pembangunan negara secara keseluruhan. Kombinasi
dari kedua tujuan ganda, yaitu keuntungan dan manfaat sosio-ekonomis,
merupakan falsafah dari suatu lembaga keuangan pembangunan. Lembaga
keuangan pembangunan tersebut dan lembaga-lembaga keuangan lain
berkepentingan dalam mengevaluasi proyek sehubungan dengan
pengambilan keputusan pemberian bantuan keuangan.
C. MANFAAT BAGI PEMERINTAH
Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bagi
perekonomian, yaitu apakah proyek membantu menghemat devisa,
menambah devisa atau memperluas lapangan kerja. Manfaat tersebut
terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang
dihadapi pemerintah. Misalnya, pemerintah sedang menggalakkan ekspor
nonmigas maka proyek-proyek yang akan mengekspor basil produksinya dan
tidak menggunakan komponen impor akan lebih diterima oleh pemerintah
sehingga biasanya, perusahaan-perusahaan yang menggarap sektor yang
sedang diprioritaskan akan lebih mudah mendapatkan berbagai fasilitas.
Pemerintah mengadakan penilaian terhadap proyek-proyek untuk
membantu dalam pengambilan keputusan pemberian kemudahan fasilitas-
fasilitas terhadap proyek. Misalnya, pemberian keringanan pembebasan
pajak, subsidi, jaminan, dan insentif lain.
Misalnya, suatu proyek diperkirakan memiliki profitabilitas ekonomi
yang tinggi dibandingkan tingkat profitabilitas komersialnya, dengan kata
lain proyek diperkirakan memberikan sumbangan besar terhadap
perekonomian nasional, tetapi memberikan tingkat keuntungan relatif rendah
kepada perusahaan. Pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan
1.32 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
fasilitas agar banyak pengusaha swasta yang tertarik menangani proyek
sejenis. Artinya proyek-proyek yang diperkirakan akan memberikan
sumbangan besar terhadap masyarakat akan diprioritaskan pembangunannya
oleh pemerintah dengan memberikan berbagai kemudahan fasilitas.
Sebaliknya, apabila tingkat profitabilitas komersial proyek jauh lebih
tinggi daripada profitabilitas ekonomi nasionalnya, berarti terlalu banyak
dana yang tertanam dalam proyek-proyek yang dimanfaatkan oleh beberapa
orang saja, misalnya para pengusaha proyek yang bersangkutan dan bukan
dimanfaatkan oleh masyarakat banyak. Contohnya proyek yang terlalu
berorientasi pada padat modal atau terlalu banyak menggunakan bahan baku,
bahan penolong atau barang modal lainnya atau bahkan barang dagangan
yang diimpor. Hal ini tentu saja akan banyak mengeluarkan devisa untuk
pembelian barang-barang yang diimpor tersebut.
Tindakan pemerintah untuk meningkatkan profitabilitas ekonomi dari
proyek semacam itu antara lain dengan mengeluarkan larangan impor bagi
barang-barang tertentu, meningkatkan bea masuk barang-barang impor dan
tindakan-tindakan lain untuk mencegah tingginya pengeluaran devisa.
Selain itu, penilaian proyek membantu pemerintah memutuskan
pengalokasian devisa, yaitu yang akan mengalokasikan untuk mengimpor
barang-barang modal, bahan penolong atau bahan baku.
Penilaian proyek oleh pemerintah juga dimaksudkan untuk membantu
pengambilan keputusan di dalam menentukan pemberian pinjaman oleh
pemerintah kepada proyek, ikut serta dalam patungan (joint-ventures) atau
menanamkan dananya langsung sebagai pemegang saham dalam suatu
proyek pemerintah.
LATI HAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan manfaat apa saja yang diperoleh investor dengan mengadakan
studi kelayakan perusahaan!
2) Mengapa kreditor asing berkepentingan pula untuk mengadakan studi
kelayakan proyek yang mengajukan permohonan bantuan pinjaman?
e EKMA431 1/MODUL 1 1.33
3) Dalam kondisi bagaimana studi kelayakan bukan oleh pemilik proyek
melainkan oleh pihak ketiga?
4) Mengapa pemerintah mengadakan penelitian proyek?
5) Apa tindakan yang dilakukan pemerintah jika suatu proyek tertentu
dinilai memiliki profitabilitas komersial relatif tinggi dibandingkan
profitabilitas ekonomi nasionalnya?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Dalam usaha menanamkan dananya, para investor menggunakan prinsip
bahwa proyek yang akan dibiayainya harus benar-benar dipersiapkan
dan harus layak dari segi teknis, ekonomi, dan keuangan. Hal ini
diinginkan oleh para investor karena mereka tidak menginginkan
proyeknya gagal. Oleh karena itu, diperlukan suatu studi yang serius
dalam merencanakan suatu proyek yang disebut studi kelayakan
perusahaan/proyek.
2) Kreditor asing, misalnya bank Dunia, perlu mengadakan penilaian
proyek yang diajukan untuk mendapatkan bantuan keuangan, guna
memutuskan pemberian pinjaman atau tidak.
3) Penilaian proyek dilakukan oleh pihak ketiga karena pemilik proyek
tidak mampu (tidak mau) melakukan penilaian dan agar penilaiannya
lebih objektif.
4) Pemerintah mengadakan penilaian proyek-proyek, untuk membantu
pengambilan keputusan pemberian kemudahan fasilitas-fasilitas terhadap
proyek. Misalnya, pemberian keringanan pembebanan pajak, subsidi,
jaminan dan insentif lain.
5) Jika profitabilitas komersial relatif tinggi daripada profitabilitas ekonomi
nasional maka tindakan pemerintah untuk meningkatkan profitabilitas
ekonomi nasional proyek semacam antara lain adalah mengeluarkan
larangan barang-barang tertentu yang diimpor, meningkatkan bea masuk
barang-barang impor dan tindakan-tindakan lain yang mencegah
tingginya pengeluaran devisa.
1.34 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
RANG KUMA N;__________________
Penilaian proyek oleh lembaga atau perseorangan, yaitu pihak-pihak
yang berkepentingan temyata memiliki tujuan dan alasan yang berbeda-
beda. Pihak-pihak yang berkepentingan dalarn hal ini bisa
dikelompokkan dalarn investor, kreditor, dan pemerintah.
Pada prinsipnya tujuan ketiga pihak tersebut di dalam rnenilai
proyek adalah untuk membantu pengambilan keputusan agar tidak
terjadi kesalahan di dalam pengambilan keputusan mereka. Keputusan
yang harus mereka ambil adalah menyangkut masalah penanaman dana
yang berupa modal sendiri, pinjaman atau utang, atau mengadakan
keputusan joint ventures.
TES FORMATIF 4
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Berikut ini bukan termasuk pihak berkepentingan dengan hasil analisis
proyek adalah ....
A. investor
B. kreditor
C. karyawan
D. pemerintah
2) Berikut ini bukan faktor-faktor utama yang diperlukan oleh investor pada
saat dia menilai suatu proyek adalah ....
A. tingkat keuntungan
B. besarnya subsidi yang mungkin diterima proyek tersebut
C. tingkat risiko yang dihadapi proyek tersebut
D. besarnya tingkat pengendalian terhadap proyek tersebut
3) Berikut ini bukan kelebihan-kelebihan penyusunan studi kelayakan yang
dilakukan pihak konsultan ....
A. penilaian proyek bisa lebih objektif karena dilakukan oleh lembaga
yangindependen
B. penilaian proyek lebih
dipertanggungjawabkan karena
berkompeten di bidangnya
akurat dan
dilakukan oleh
lebih dapat
pihak yang
e EKMA431 1/MODUL 1 1.35
C. biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan jika melakukan
studi kelayakan sendiri
D. basil penilaian lebih dapat dipercaya oleh calon kreditor
4) Tujuan pihak kreditor melakukan studi kelayakan proyek adalah ....
A. untuk meyakinkan investor bahwa proyek yang bersangkutan layak
untuk dibiayai
B. untuk menentukan diberikan tidaknya pinjaman kepada proyek yang
bersangkutan
C. untuk membuat keputusan mengadakan patungan atau tidak
D. untuk membuat keputusan diberi izin pendirian atau tidak
5) Studi kelayakan proyek tidak diperlukan pemerintah untuk membantu
dalam hal pembuatan keputusan ....
A. menentukan pemberian kemudahan berbagai fasilitas infrastruktur
bagi proyek yang bersangkutan
B. menentukan besarnya keringanan pajak atau subsidi yang diberikan
C. membantu pemerintah dalam mengalokasikan devisa negara
D. menentukan besarnya tingkat keuntungan bagi investor
6) Hal yang lebih diperhatikan kreditor daripada investor adalah ....
A. prospek keuntungan di masa datang semata-mata
B. segi keamanan dana yang dipinjamkan
C. jumlah pendapatan selama hidup proyek
D. menentukan besarnya tingkat keuntungan bagi investor
7) Sebagai lembaga pembangunan, kegiatan perantaraan sebuah lembaga
keuangan pembangunan memiliki dimensi yang luas. Artinya ....
A. lembaga keuangan pembangunan tersebut harus menyalurkan modal
kepada proyek-proyek yang mempunyai nilai kelayakan dan
manfaat nasional tinggi
B. lembaga keuangan pembangunan tersebut mempunyai tugas utama
memindahkan modal lokal dan atau modal asing terutama yang
bersifat jangka panjang
C. lembaga keuangan pembangunan tersebut harus menyalurkan modal
kepada proyek-proyek yang mempunyai nilai kelayakan komersial
tinggi
D. lembaga keuangan pembangunan tersebut mempunyai tugas utama
menjualkan saham suatu perusahaan go public
1.36 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
8) Jika sejenis proyek tertentu rata-rata memiliki tingkat profitabilitas
komersial relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat profitabilitas
ekonomi nasional maka pemerintah perlu mengadakan tindakan ....
A. memberikan keringanan pajak
B. memberikan subsidi
C. memberikan jaminan dan insentif lain
D. meningkatkan tarif pajak terhadap jenis usaha tersebut
Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% =cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 5. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.37
KEGIATAN BELAL.JAR 5
Kriteria Keputusan
enilaian usulan investasi atau studi kelayakan, bisa menggunakan
berbagai kriteria. Mulai dari kriteria yang "sempit" sampai kriteria yang
"luas". Kriteria yang sempit hanya menekankan pada aspek profitabilitas
dipandang dari sudut perusahaan yang sering disebut pula sebagai
profitabilitas komersial, sedangkan dari sudut pandang yang lebih luas adalah
dengan memperhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan
sosial.
Dalam studi kelayakan perusahaan yang sebagian besar mernbicarakan
segi perusahaan maka profitabilitas komersial lebih diperhatikan. Investor
memiliki prioritas penilaian terhadap suatu proyek, yaitu apakah proyek
mampu memberikan tingkat keuntungan yang dianggap layak. Baru
kemudian menyusul pertimbangan-pertimbangan lain yang menyangkut
manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Sekalipun telah disebutkan di atas bahwa studi kelayakan perusahaan
lebih menitikberatkan pada kriteria profitabilitas komersial daripada
profitabilitas ekonomi nasional, namun tidak ada salahnya mengetahui
kriteria-kriteria penilaian lain untuk menilai sumbangan proyek pada
perekonomian nasional. Hal itu karena biasanya pemerintah akan lebih
memperhatikan dalam arti memberi fasilitas dan dukungan kepada proyek-
proyek yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Idealnya suatu proyek yang baik adalah tidak hanya sehat dan layak dari
segi teknis, ekonomis serta aspek-aspek lain, namun juga memberikan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi baik kepada investor (profitabilitas komersial)
maupun kepada perekonomian nasional (profitabilitas ekonomi nasional).
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan
proyek kepada perekonomian nasional, yaitu:
1. menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting, misalnya
penerimaan devisa, penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan
penggunaan modal sekecil-kecilnya;
2. berkonsentrasi pada basil keseluruhan yang diharapkan untuk
menemukan rata-rata nilai bersih proyek, yaitu dengan
rnempertimbangkan semua faktor yang ada di dalamnya. Misalnya,
1.38 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
kriteria profitabilitas komersial dan ekonomi nasional yang telah
disinggung sebelumnya.
Berikut akan dijelaskan secara ringkas beberapa kriteria penilaian, baik
yang menggunakan pendekatan pertama, sekalipun penggunaannya dalam
praktik masih dipertanyakan, maupun pendekatan kedua yang lebih sering
digunakan dalam praktik. Khusus untuk kriteria penilaian dengan pendekatan
kedua, yaitu profitabilitas komersial dan profitabilitas ekonomi nasional akan
dibahas lebih rinci dalam Modul 5. Kriteria-kriteria penilaian yang akan
dibahas adalah (1) kriteria intensitas faktor, (2) kriteria luas dan kompleksitas
proyek, (3) kriteria pendapatan valuta asing/Devisa, (4) kriteria profitabilitas
komersial, (5) kriteria profitabilitas ekonomi nasional, dan (6) kriteria
penilaian proyek.
A. KRITERIA INTENSITAS FAKTOR
Negara-negara berkembang biasanya memiliki sumber tenaga kerja yang
melimpah, yang sebagian besar tidak mendapatkan pendapatan yang sesuai
dengan kemampuannya atau terlalu banyak tenaga kerja yang mengerjakan
suatu pekerjaan dibanding yang seharusnya sehingga sering terdengar istilah
pengangguran tidak kentara. Di lain pihak, negara-negara berkembang sering
kekurangan sumber modal untuk investasi.
Melihat kondisi tersebut tidak heran kalau kriteria keputusan investasi
yang digunakan menitikberatkan pada seberapajauh penggunaan tenaga kerja
dalam proyek. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proyek,
semakin tinggi nilainya bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan kriteria ini, pemerintah suatu negara sebaiknya memberikan
prioritas pembangunan bagi proyek-proyek yang memanfaatkan faktor
surplus, yaitu tenaga kerja dan mengurangi faktor defisit, yaitu modal
(kapital).
Perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya
bukan satu-satunya faktor yang harus diperhatikan karena banyak faktor lain
yang turut mempengaruhi. Terlalu menitikberatkan pada satu faktor dan
mengabaikan faktor-faktor lainnya bisa mengakibatkan dampak negatif
terhadap perekonomian nasional.
Kriteria ini memiliki kelemahan, yaitu harus diikuti asumsi "faktor-
faktor lain dianggap tetap, tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang
e EKMA431 1/MODUL 1 1.39
dijadikan sebagai kriteria". Padahal dalam kenyataannya keadaan tersebut
sulit terpenuhi. Jadi, penggunaan faktor surplus sulit dijadikan sebagai
kriteria tunggal tanpa mempertimbangkan akibatnya, terutama dampak
negatifnya terhadap faktor-faktor lain, misalnya produktivitas yang rendah
yang kemungkinan besar akan mengurangi nilai proyek itu sendiri.
Walaupun kriteria intensitas faktor sulit diterapkan, dalam arti tidak hisa
dijadikan sebagai satu-satunya kriteria keputusan investasi, tetapi keputusan
investasi akan lebih realistis jika selain menggunakan kriteria intensitas
faktor, kriteria-kriteria lain juga dipergunakan. Selain itu, dengan
membandingkan satu proyek yang intensif tenaga kerja dengan proyek lain
yang intensif modal akan dapat dinilai kelemahan dan kelebihan dari masing-
masing proyek apabila dikaitkan dengan proyek secara keseluruhan.
B. KRITERIA LUAS DAN KOMPLEKSITAS PROYEK
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi
adalah luas atau tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam
proyek. Semakin luas suatu proyek, semakin kompleks pula permasalahan
yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi permasalahan
yang dihadapinya, yaitu meliputi aspek keuangan, produksi, keuntungan yang
diperoleh dan aspek-aspek lainnya. Contoh dari luas dan kompleksitas
proyek ditinjau dari aspek keuangan adalah usaha penjahitan kecil yang
modalnya cukup diambil dari kantong pemilik perusahaan sendiri. Pendirian
proyek yang lebih besar, misalnya perusahaan pakaian jadi untuk ekspor,
membutuhkan modal dalam jumlah besar yang tidak cukup hanya dipenuhi
dari pemilik saja melainkan ada kemungkinan perusahaan membutuhkan
kredit ekspor atau memerlukan mitra usaha atau bahkan modal langsung dari
masyarakat melalui pasar modal. Hal ini tentu saja menunjukkan semakin
kompleksnya masalah dan risiko yang dihadapi oleh proyek yang semakin
besar.
Secara umum pada tahap-tahap awal pembangunan suatu negara,
dukungan atau prioritas yang lebih besar sebaiknya diberikan kepada usaha
kecil yang menerapkan teknik produksi sederhana dan mampu memberikan
keuntungan secara cepat. Keputusan investasi industrial yang lebih kompleks
baru akan dilaksanakan beberapa waktu kemudian setelah masyarakat siap
untuk melaksanakannya. Sebagai contoh, terlepas dari realisasinya mari kita
menengok sasaran pembangunan hidang ekonomi pada PELITA Republik
1.40 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
Indonesia. Dalam Repelita pertama, sasaran pembangunan ekonomi
diprioritaskan pada sektor pertanian. Pelita kedua, selain masih meneruskan
pembangunan pertanian dan industri pendukung pertanian, juga menetapkan
bahwa sasaran pembangunan nasional adalah membangun industri pengolah
bahan mentah menjadi bahan baku. Pelita ketiga, sasaran pembangunan pada
industri pendukung pertanian dan pertanian menuju swasembada pangan
(industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, serta industri
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi). Pada Pelita keempat, sasaran
pembangunan selain masih meneruskan sasaran-sasaran sebelumnya juga
memulai industri penghasil mesin industri. Dan pada Pelita kelima,
pembangunan mulai diprioritaskan pada industri-industri penghasil mesin
industri untuk segera menuju tahap tinggallandas.
Dan contoh di atas, dapat dilihat suatu ilustrasi mengenai tahap-tahap
pelaksanaan di suatu negara untuk menuju industrialisasi, dimulai dari tahap
yang paling sederhana, sesuai dengan kemampuan masyarakat negara yang
bersangkutan, kemudian menuju industri-industri yang lebih kompleks dan
canggih.
C. KRITERIA PENDAPATAN VALUTA ASING/DEVISA
Salah satu pertimbangan bagi keputusan dilaksanakannya suatu proyek
adalah seberapa besar penghematan devisa yang akan diperoleh dari produk-
produk yang dihasilkan jika proyek tersebut merupakan produk substitusi
impor, atau seberapa besar pendapatan devisa yang diperkirakan dapat diraih
dan ekspor produk yang dihasilkan proyek.
Suatu negara terkadang mengalami pengurangan cadangan devisa, baik
yang disebabkan, misalnya oleh adanya kegagalan produksi pertanian
sehingga pemerintah perlu mengimpor lebih banyak bahan pangan untuk
memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri agar tercukupi. Menurunnya
harga minyak secara drastis akan mengurangi pendapatan devisa dari yang
telah direncanakan sebelumnya.
Kriteria pendapatan devisa diterapkan dengan mempertimbangkan hal-
hal berikut.
1. Krisis cadangan devisa akan mengancam kelangsungan pembangunan
jangka panjang suatu negara sehingga proyek-proyek yang secara
komersial tidak layak pun bisa diterima asal memberikan devisa yang
e EKMA431 1/MODUL 1 1.41
relatif tinggi atau proyek tersebut paling tidak bisa mengatasi kesulitan
devisa.
2. Jika proyek-proyek yang selama ini ada dinilai dalam jangka panjang
tidak mampu menghasilkan devisa yang cukup bagi negara yang
bersangkutan, perhatian akan dialihkan pada pembangunan proyek-
proyek yang memberikan pendapatan devisa atau menghemat devisa.
Sebagaimana kriteria-kriteria sebelumnya, kelemahan dari kriteria ini
adalah tidak melihat dan mempertimbangkan dampaknya bagi perekonomian
secara keseluruhan yang tidak hanya berkaitan dengan satu atau dua faktor
saja, tetapi juga berhubungan dengan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi.
D. KRITERIA PROFITABILITAS KOMERSIAL
Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mem-
pertimbangkan satu aspek dari proyek industrial, kriteria profitabilitas
komersial yang memperhitungkan berbagai faktor, lebih dapat diterima
secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta,
pemerintah, dan lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun
pemerintah. Dalam hal ini, perkiraan profitabilitas komersial ditunjukkan
oleh laba bersih (yang diharapkan) setelah pajak.
Penggunaan kriteria profitabilitas komersial untuk menilai proyek-
proyek industri sangat disarankan karena kriteria ini cenderung bersifat
objektif dan telah memperhitungkan biaya sebagai salah satu faktor penting.
Apabila informasi yang akurat mengenai permintaan atau pasar, harga,
produksi, dan biaya telah diperoleh, profitabilitas komersial dapat dihitung
dengan mudah, yaitu dengan menggunakan prosedur akuntansi atau membuat
laporan keuangan.
Profitabilitas komersial juga bisa dipergunakan untuk membandingkan
berbagai alternatif investasi yang dihadapi investor swasta. Bagi pemerintah
yang hendak menangani proyek secara langsung, dalam arti ingin
menginvestasikan dananya ke dalam suatu perusahaan negara, profitabilitas
dapat dipakai sebagai perkiraan prestasi keuangan dari perusahaan negara
yang akan dilaksanakan.
Profitabilitas komersial yang digunakan untuk menilai kelayakan proyek
masih merupakan suatu estimasi atau perkiraan yang tidak lepas dari unsur
1.42 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
penyimpangan. Ada tiga bagian dasar yang menentukan profitabilitas
komersial, yaitu estimasi biaya proyek, estimasi biaya produksi, dan estimasi
penerimaan penjualan. Apabila terdapat kesalahan pada salah satu estimasi
tersebut, perhitungan tingkat pengembalian investasi juga akan salah.
Sebaliknya, apabila estimasi tentang profitabilitas komersial dibuat dengan
teliti dan menerapkan prinsip yang konservatif, perkiraan profitabilitas
komersial akan lebih akurat dan dapat dipakai sebagai dasar penilaian yang
baik terhadap prospek proyek, terutama bagi proyek komersial.
Pada sisi lain, untuk kebijakan perencanaan pembangunan dan atau bagi
proyek-proyek yang memerlukan bantuan pemerintah (dana atau lainnya),
sebaiknya kriteria profitabilitas komersial tidak digunakan sebagai satu-
satunya pertimbangan dalam pengambilan keputusan, melainkan perlu
dilengkapi pula dengan kriteria profitabilitas ekonomi nasional.
E. KRITERIA PROFITABILITAS EKONOMI NASIONAL
Kriteria profitabilitas ekonomi nasional merupakan kriteria yang paling
tepat untuk mengukur nilai bersih suatu proyek bagi perekonomian nasional.
Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata tingkat pengembalian
investasi (rate of return) bersih dari suatu investasi dalam hubungannya
dengan perekonomian nasional.
Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional selain memperhitungkan
biaya dan laba ekonomis juga memperhitungkan biaya dan manfaat
nonekonomis yang sering tidak diperhitungkan, meskipun kenyataannya
sangat dibutuhkan untuk menilai kelayakan suatu proyek sehingga
sumbangan proyek tersebut bagi perekonomian nasional akan dapat diketahui
dengan lebih akurat.
Metode yang paling sederhana untuk menilai profitabilitas ekonomi
nasional adalah mendasarkan pada perhitungan profitabilitas komersial, yang
kemudian akan disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang memerlukan
penyesuaian. Sebagai contoh, suatu proyek yang mendapatkan fasilitas
pembebasan bea masuk untuk impor bahan baku. Untuk menghitung
profitabilitas komersial ekonomi nasional, bea masuk harus ditambahkan
dalam biaya produksi sehingga mengurangi laba yang diperoleh dalam
perhitungan profitabilitas komersial. Cara perhitungan profitabilitas ekonomi
secara lebih rinci akan dibahas dalam Modul 5.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.43
Meskipun memiliki kelebihan jika diterapkan dengan benar, bisa
memperlihatkan nilai sebenarnya dari suatu proyek terhadap perekonomian
nasional, namun kriteria profitabilitas ekonomi nasional masih tidak
sempuma. Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional, sama seperti dalam
perhitungan profitabilitas komersial, juga tidak luput dari kesalahan-
kesalahan perhitungan. Selain itu kriteria ini jarang digunakan karena tidak
begitu dikenal masyarakat atau mungkin karena kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap kegunaan kriteria profitabilitas ekonomi nasional,
meskipun hal ini tidak boleh terjadi.
F. KRITERIA PEMILIHAN PROYEK
Kedua kriteria sebelumnya, yaitu profitabilitas komersial dan
profitabilitas ekonomi nasional adalah kriteria yang sangat berguna untuk
menganalisis proyek secara objektif dan sistematis, kriteria pemilihan proyek
mendasarkan pada kedua kriteria tersebut ditambah dengan pertimbangan-
pertimbangan kualitatif. Kriteria ini dipergunakan pada waktu mengambil
keputusan menghadapi berbagai altematif proyek. Proyek apa yang harus
didahulukan dan proyek apa yang sebaiknya ditunda pelaksanaannya.
Kelemahan dari digunakannya kriteria ini adalah apabila pertimbangan-
pertimbangan kualitatif di luar pertimbangan ekonomis mendominasi
pengambilan keputusan. Misalnya, faktor-faktor politik, kelembagaan,
kebiasaan-kebiasaan sosial, kepercayaan. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi
faktor penghambat jika masyarakat dan pelaksana proyek belum siap
menciptakan iklim usaha yang mendukung proyek, dalam arti proyek belum
saatnya dilaksanakan tetapi dipaksakan untuk dijalankan. Sebaliknya faktor-
faktor tersebut dapat menjadi faktor pendukung bagi pelaksanaan suatu
proyek, dalam arti bahwa pelaksanaan proyek disesuaikan dengan kondisi
masyarakat setempat sehingga proyek yang dilaksanakan akan didukung
masyarakat.
Objektivitas tidak saja dituntut untuk mendapatkan proyek-proyek yang
dapat diterima, melainkan dituntut juga untuk memiliki proyek prioritas,
yaitu proyek yang sebaiknya didahulukan pelaksanaannya. Karena itu,
kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek
dari sekelompok usulan proyek. Caranya adalah dengan membuat analisis
perbandingan sekelompok usulan proyek dan menentukan prioritasnya.
1.44
____........
STUDI KELAYAKAN BISNIS e
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Berikan uraian secara ringkas mengenai kriteria intensitas faktor!
2) Mengapa kriteria profitabilitas komersial dan profitabilitas ekonomi
nasional lebih "baik" dibandingkan dengan kriteria intensitas faktor,
kriteria luas dan kompleksitas proyek dan kriteria pendapatan devisa?
3) Pertimbangan-pertimbangan apa saja yang mendasari perlunya dilakukan
penilaian proyek dengan kriteria pendapatan devisa?
4) Dalam kaitan apa kriteria profitabilitas ekonomi nasional dinilai lebih
lengkap dibandingkan dengan kriteria profitabilitas komersial?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Suatu kriteria keputusan investasi yang menitikberatkan pada seberapa
jauh penggunaan tenaga kerja di dalam proyek. Bila kriteria faktor
tenaga kerja yang dipakai maka akan banyak tenaga kerja yang
digunakan dalam proyek, semakin tinggi nilai proyek terhadap
perekonomian. Berarti semakin sedikit modal yang digunakan dalam
satu proyek, semakin tinggi nilainya, terhadap perekonomian. Atau
tepatnya, proyek yang memiliki modal per tenaga kerja terkecil adalah
proyek yang dipilih.
2) Berbeda dengan kriteria-kriteria lain yang hanya memperhatikan satu
aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial
mempertimbangkan berbagai faktor. Kriteria ini cenderung bersifat
objektif dan menggunakan aspek penting, yaitu biaya.
3) Pertimbangan-pertimbangan yang menyertai perlunya digunakan kriteria
pendapatan devisa adalah:
a) krisis cadangan devisa akan mengancam kelangsungan
pembangunan jangka panjang suatu negara maka proyek-proyek
yang secara komersial tidak layak pun bisa diterima asal
menghasilkan devisa yang relatif tinggi atau proyek tersebut paling
tidak bisa membantu mengatasi kesulitan devisa;
e EKMA431 1/MODUL 1 1.45
b) jika proyek-proyek yang ada selama ini dinilai dalam jangka
panjang tidak mampu menghasilkan devisa yang cukup bagi negara
yang bersangkutan, pembangunan proyek-proyek yang memberikan
pendapatan devisa atau yang menghemat devisa merupakan proyek-
proyek yang harus diprioritaskan.
4) Perhitungan profitabilitas ekonomi nasional selalu memasukkan biaya-
biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan dalam
perhitungan profitabilitas komersial juga biaya-biaya dan manfaat
nonekonomis yang semuanya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek
agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian
nasional.
RANGKUMAN
------------------------------------
Dalam penilaian proyek sehubungan dengan pengambilan keputusan
apakah suatu proyek akan dilaksanakan atau tidak, terdapat beberapa
kriteria keputusan. Pada dasamya kriteria keputusan tersebut terdiri atas
dua pendekatan, yaitu pendekatan faktor-faktor dalam proyek secara
individual dan pendekatan nilai proyek secara keseluruhan. Dalam
praktiknya, kriteria profitabilitas komersial lebih dikenal dibandingkan
kriteria-kriteria lain karena prosedur perhitungannya yang mudah dan
jelas serta sudah dikenal oleh masyarakat. Walaupun kriteria
profitabilitas ekonomi nasional kurang begitu dikenal, tetapi dalam
kaitannya dengan penilaian sumbangan proyek terhadap perekonomian
nasional, kriteria ini lebih mewakili dibandingkan dengan kriteria
profitabilitas komersial karena memasukkan faktor-faktor lain yang
sering tidak diperhitungkan dalam perhitungan profitabilitas komersial.
Untuk proyek-proyek besar terutama yang dilakukan oleh pemerintah
umumnya kriteria penilaiannya tidak lagi didasarkan semata-mata atas
profitabilitas komersial melainkan dengan menggunakan kriteria yang
lebih luas, yaitu profitabilitas ekonomi nasional.
1.46 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
TES FDRMATIF 5
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Kriteria yang tidak digunakan investor sebagai kriteria untuk menilai
sebuah kelayakan proyek adalah ....
A. besamya arus kas masuk bersih dari investasi lebih besar
dibandingkan dengan arus kas keluarnya
B. tingkat keuntungan yang disyaratkan
C. besamya jumlah tenaga kerja yang terserap oleh proyek tersebut
D. jangka waktu pengembalian investasi proyek tersebut
2) Pemerintah Vietnam memilih suatu proyek karena proyek tersebut
diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak daripada proyek
sejenisnya, kriteria keputusan yang paling mungkin digunakan oleh
pemerintah Vietnam tersebut adalah kriteria ....
A. intensitas faktor
B. profitabilitas ekonomi nasional
C. profitabilitas komersial
D. pendapatan valuta asing
3) Contoh proyek yang dipilih berdasarkan kriteria pendapatan valuta asing
adalah proyek ....
A. pembangunan industri mesin-mesin canggih untuk mendukung
industrialisasi
B. pembangunan yang berbasis impor
C. perkebunan kelapa sawit untuk memenuhi permintaan luar negeri
D. pembangunan pabrik tepung terigu untuk konsumsi masyarakat
4) Salah satu kelebihan kriteria profitabilitas ekonomi nasional adalah ....
A. memperhitungkan aspek nonekonomis suatu proyek
B. menitikberatkan pada salah satu faktor yang menjadi prioritas
nasional
C. dikenalluas dan biasa digunakan oleh masyarakat
D. luput dari kesalahan perhitungan seperti pada kriteria profitabilitas
komersial
5) Proyek besar yang membutuhkan dukungan pemerintah baik modal
maupun fasilitas infrastrukturnya biasanya menggunakan kriteria
keputusan ....
A. intensitas faktor
B. profitabilitas ekonomi nasional
e EKMA431 1/MODUL 1 1.47
C. luas dan kompleksitas proyek
D. profitabilitas komersial semata
6) Proyek yang memiliki tingkat probabilitas tertinggi untuk diterima dan
didukung oleh pemerintah pada PELITA I adalah proyek ....
A. pendirian pabrik mobil
B. pendirian pabrik pupuk urea
C. pendirian pabrik pakaian jadi
D. pembuatan pabrik pesawat terbang
7) Tidak didirikannya pabrik minuman beralkohol di daerah Aceh terutama
berdasarkan pertimbangan ....
A. politik
B. ekonomi
C. hukum
D. agama dan kepercayaan
8) Salah satu hal yang tidak menjadi kelemahan jika kita menggunakan
kriteria intensitas faktor saat menilai kelayakan proyek adalah ....
A. kriteria intensitas faktor tidak dapat dijadikan satu-satunya kriteria
keputusan investasi
B. adanya asumsi bahwa faktor-faktor lain dianggap tetap tidak
berpengaruh dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dijadikan
faktor
C. kurang diperhatikannya pengaruh faktor-faktor lain yang mungkin
dapat mengurangi nilai proyek
D. kriteria intensitas faktor ini biasanya tidak mempertimbangkan
profitabilitas komersial
9) Berdasarkan kriteria intensitas faktor suatu proyek dinilai lebih layak
untuk dilaksanakan dibandingkan dengan proyek lain dengan biaya yang
sama, proyek tersebut mempekerjakan tenaga kerja yang lebih banyak,
kriteria keputusan tersebut adalah merupakan kriteria intensitas ....
A. modal
B. bahan baku
C. tenaga kerja
D. teknologi
1.48 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
10) Berikut ini pemyataan yang paling tepat tentang profitabilitas komersial
adalah kriteria ....
A. yang paling tepat untuk mengukur nilai bersih suatu proyek terhadap
perekonomian nasional
B. yang mengukur rate of return proyek dalam kaitannya sebagai
perusahaan komersial
C. keputusan investasi yang mendasarkan pada pertimbangan
sumbangan proyek terhadap perekonomian nasional dalam
menampung tenaga kerja
D. keputusan proyek yang mempertimbangkan faktor sumbangan
devisa dari proyek tersebut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 5 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 5.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =-----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% =cukup
< 70% =kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.49
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif1
1) D. Hal yang bukan termasuk dalam pengertian proyek menurut studi
kelayakan bisnis adalah membangun rumah tinggal untuk
kepentingan pribadi.
2) C. Penerimaan pajak bukan termasuk kriteria dalam menilai kelayakan
proyek bagi proyek yang berorientasi laba.
3) C. Meningkatnya gaya hidup mewah bukan termasuk manfaat
industrialisasi.
4) A. Mengimpor teknologi yang mutakhir dari negara maju, diperlukan
untuk mendukung industrialisasi terutama untuk menghasilkan
produk berkualitas untuk diekspor.
5) B. Berdasarkan alasan pendiriannya proyek dapat dibagi menjadi
proyek yang berorientasi laba dan proyek yang berorientasi nonlaba.
6) D. Proyek penyamakan kulit di Yogyakarta memiliki tingkat
probabilitas keberhasilan tertinggi di antara alternatif lainnya karena
didukung oleh bahan mentah dan pasar bagi proyek tersebut.
7) B. Analisis yang digunakan untuk menentukan kapasitas pabrik yang
paling efisien adalah analisis aspek teknis.
8) B. Kebijakan saluran distribusi termasuk dalam salah satu bauran
pemasaran yang biasanya dianalisis dalam aspek pemasaran.
9) C. Penentuan tingkat kualitas produk termasuk dalam kebijakan bauran
pemasaran dalam analisis aspek pasar.
10) C. Keberhasilan sebuah proyek yang berorientasi laba biasanya
ditentukan dalam bentuk tingkat keuntungan yang diharapkan.
Tes Formatif2
1) A
2) B
3) C. Sebagai fungsi pengawasan studi kelayakan dapat digunakan untuk
mengevaluasi apakah basil yang diperoleh telah sesuai dengan yang
direncanakan.
4) B. Naik suku bunga pinjaman termasuk ke dalam risiko keuangan
proyek, bukan risiko bisnis.
1.50 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
5) B. Perhitungan-perhitungan dalam studi kelayakan mungkin berbeda
dari kenyataan yang sebenamya karena melibatkan adanya
perkiraan-perkiraan dan asumsi tertentu.
6) D. Tingkat risiko keuangan perusahaan sangat dipengaruhi oleh
proporsi utang dan modal dalam perusahaan.
7) D. Risiko dapat diartikan sebagai pencapaian pelaksanaan kurang dari
yang telah direncanakan sebelumnya.
8) B. Cara yang paling mungkin dilakukan untuk menghadapi
ketidakpastian adalah membuat perhitungan-perhitungan yang
realistis dan konservatif.
9) C. Menunggaknya bunga pinjaman termasuk ke dalam risiko keuangan
perusahaan.
10) C. Studi kelayakan bisnis merupakan reneana yang dibuat serealistis
mungkin berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Tes Formatif3
1) A. Tujuan utama perusahaan pencari laba adalah untuk mendapatkan
keuntungan maksimum dari berbagai alternatif proyek yang ada.
2) C. Pembangunan pabrik untuk kepentingan militer bukan termasuk
proyek yang berorientasi laba.
3) B. Alasan utama pemerintah melaksanakan proyek gas dan minyak
bumi adalah untuk menghindari adanya monopoli pihak swasta
terhadap produk yang menghidupi hajat orang banyak.
4) D. Meskipun tidak berorientasi laba perusahaan bukan pencari laba
tetap harus menjalankan proyek secara efisien untuk menghemat
pengeluaran sehingga proyek tersebut dapat memberikan manfaat
lebih banyak dan lebih lama kepada masyarakat.
5) B. Alasan utama pemerintah menyerahkan sebagian proyek fasilitas
social overhead karena pemerintah tidak dapat melaksanakan
proyek tersebut secara efisien bukan karena pemerintah tidak
memiliki dana yang cukup.
6) D. Permintaan pasar yang tinggi tidak dapat menjamin tingginya
keuntungan yang mungkin diperoleh oleh proyek tersebut.
7) C. Kecenderungan proyek yang berorientasi laba adalah memperoleh
keuntungan tertentu dengan biaya sekecil-kecilnya sesuai dengan
prinsip ekonomi.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.51
8) C. Pihak swasta menghindari proyek yang terlalu besar bukan karena
mereka tidak memiliki dana yang dibutuhkan, tetapi lebih
disebabkan oleh risiko yang mungkin timbul dari proyek tersebut.
9) D. Meskipun mungkin proyek semen tersebut menguntungkan secara
komersial, tetapi yang menjadi alasan utama pemerintah
membangun pabrik semen di kawasan timur Indonesia adalah untuk
mengantisipasi pembangunan di kawasan tersebut.
10) A. Banyaknya tujuan yang kadang saling bertentangan antarberbagai
pihak yang berkepentingan dalam proyek pemerintah sering
menimbulkan berbagai konflik kepentingan berbeda dengan proyek
swasta yang lebih menekankan pada satu tujuan yang hendak
dicapai, yaitu keuntungan.
Tes Formatif4
1) C. Karyawan bukan merupakan pihak yang berkepentingan secara
langsung terhadap hasil analisis studi kelayakan suatu proyek.
2) B. Bagi investor atau calon investor faktor-faktor utama yang menjadi
alat untuk menilai kelayakan sebuah proyek adalah tingkat
keuntungan, besarnya tingkat pengendalian terhadap proyek
nantinya serta tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan besarnya
tingkat subsidi merupakan urusan pemerintah.
3) C. Studi kelayakan yang dibuat oleh pihak ketiga atau konsultan
memiliki kelebihan dibandingkan jika dibuat sendiri karena
biasanya lebih objektif, lebih akurat dan lebih dapat dipercaya oleh
calon kreditor, akan tetapi biasanya memerlukan biaya yang lebih
besar dibanding jika kita melakukan studi kelayakan sendiri.
4) B. Tujuan utama pihak kreditor melakukan studi kelayakan proyek
adalah untuk menentukan diberikan tidaknya pinjaman bagi proyek
yang bersangkutan.
5) D. Pemerintah tidak berkepentingan secara langsung terhadap besarnya
tingkat keuntungan yang akan diterima oleh investor.
6) B
7) A
8) D
1.52 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
Tes Formatif5
1) C. Besarnya jumlah tenaga kerja bukan merupakan kriteria utama bagi
investor untuk menilai kelayakan sebuah proyek.
2) B. Negara berkembang, seperti Vietnam biasanya merniliki sumber
daya manusia yang banyak, sedangkan sumber daya modal lebih
terbatas sehingga faktor banyaknya sumber daya manusia yang akan
bekerja dalam proyek tersebut menjadi salah satu faktor yang
penting dalam menilai kelayakan usaha tersebut.
3) C. Proyek perkebunan kelapa sawit yang bertujuan untuk ekspor akan
mendatangkan valuta asing bagi pemerintah.
4) A. Salah satu kelebihan kriteria profitabilitas ekonorni adalah
dipertimbangkannya berbagai hal non ekonornis, seperti dampak
terhadap lingkungan hidup, kehidupan sosial dan aspek lainnya.
5) B. Untuk proyek-proyek besar yang membutuhkan dana dan fasilitas
infrastruktur dari pemerintah biasanya menggunakan kriteria
profitabilitas ekonomi nasional karena pemerintah berkepentingan
terhadap kontribusi proyek tersebut terhadap ekonorni nasional
secara keseluruhan.
6) B. Pada masa PELITA I sasaran pembangunan bangsa Indonesia
adalah sektor pertanian dan industri pendukung pertanian, industri
pupuk urea merupakan industri pendukung pertanian sehingga
merniliki probabilitas yang paling tinggi di antara proyek-proyek
lainnya.
7) D. Daerah Aceh merupakan daerah yang mayoritas penduduknya
merniliki adat dan kepercayaan Islami sehingga proyek minuman
beralkohol yang dihararnkan dalam kepercayaan Islam tidak akan
mendapat dukungan dari penduduk setempat sehingga sulit untuk
didirikan.
8) D. Semua proyek bisnis tentu akan memperhatikan tingkat
profitabilitas komersialnya dan tidak tergantung kriteria keputusan
apa yang dipakai untuk menilai kelayakan proyek tersebut.
9) C. Intensitas tenaga kerja adalah termasuk kriteria intensitas faktor.
10) B.
Kriteria intensitas faktor tenaga kerja menilai proyek yang baik
adalah proyek yang menggunakan tenaga kerja terbanyak
dibandingkan yang lain.
e EKMA431 1/MODUL 1 1.53
Daftar Pustaka
Bryoe, Murray D. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating
Economic Growth. McGraw-Hill Book Co.
David S. Clifton and E. Fyfee. (1977). Project Feasibility Study: A Guide to
Profitable New Ventures. Singapore: John Wiley.
Gray, Clive, Lien K. Sabur, P Simanjuntak, P.F.L. Maspaitella. (1987).
Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Husein Umar. (1999). Studi Kelayakan Bisnis-Manajemen, Metode dan
Kasus. Jakarta: Gramedia.
Lukman D. Wijaya. (1983). Sponsor Proyek dan Manajemen. Makalah pada
Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.
_____. (1983). Evaluasi Kemanfaatan Ekonomi dan Sosial. Makalah
pada Development Banking Courses. Jakarta: Uppindo.
Murray D. Bryce. (1960). Industrial Development: A Guide for Accelerating
Economic Growth. International Student. Tokyo: McGraw-Hill Book.
Siswanto Sutojo. (1996). Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktik. Jakarta:
Pustaka Binaman.
Suad Husnan, M.B.A. (1986). Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik, dan
Penyusunun Laporan. Yogyakarta: Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi.
_____. (1999). Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Sukama Hasan. (1983). Pokok-pokok Aspek Hukum dalam Penilaian Proyek.
Makalah pada Development Banking Course. Jakarta: Uppindo.
Kembali ke Daftar lsi.,
MDDUL 2
Penilaian Aspek Pasar dan Pemasaran
Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A.
PENDAHULUAN
nalisis dan penilaian aspek pasar merupakan salah satu penilaian yang
penting dalam rangka menilai kelayakan suatu proyek atau perusahaan.
Gagasan proyek biasanya timbul karena pemilik gagasan melihat adanya
kesempatan pasar yang masih terbuka. Banyak proyek tidak berhasil karena
mengabaikan aspek pasar tersebut terutama proyek-proyek yang dibangun
karena alasan politis, prestis dan bukan alasan ekonomis. Jika proyek
didirikan karena terutama alasan ekonomis, sangat penting untuk
mengadakan analisis dan penilaian aspek pasar dengan sebaik-baiknya agar
biaya yang telah dikeluarkan untuk pendirian proyek tidak sia-sia.
Di dalam penilaian aspek pasar dan pemasaran akan dibahas antara lain
cara mencari dan memilih gagasan proyek, memperkirakan luas pasar yang
diminta dan pasar yang tersedia. Hal ini perlu untuk mengetahui posisi
perusahaan dalam industri guna merencanakan volume penjualan. Selain itu,
diungkapkan pula analisis persaingan, dan strategi untuk memasarkan produk
proyek.
Setelah mempelajari modul ini, Anda akan dapat menggunakan teknik-
teknik yang dipelajari untuk melakukan analisis dan penilaian aspek pasar.
Selain itu, Anda akan mampu merencanakan strategi pemasaran untuk
merealisasi rencana yang telah disusun dan dinilai.
Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu:
1. menjelaskan cara-cara mencari dan memilih gagasan proyek;
2. melakukan pengukuran luas pasar potensial;
3. menjelaskan teknik-teknik meramal pasar yang akan datang;
4. menyusun strategi pemasaran usaha apabila rencana investasi
dilaksanakan.
2.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e
KEGIATAN BELAL.JAR 1
Mencari dan Memilih Gagasan Proyek
enelitian mengenai macam produk potensial yang menguntungkan
(profitable) merupakan langkah awal bagi keberhasilan pelaksanaan
proyek. Banyak contoh menunjukkan bahwa ide produk yang tepat dapat
menjadi faktor yang paling penting bagi keberhasilan sebuah proyek bisnis.
Kunci sukses dalam sebuah proyek bisnis adalah "Memasuki bisnis yang
tepat pada saat yang tepat".
Para pengusaha biasanya telah memiliki gagasan produk dalam
benaknya. Terkadang mereka terlalu yakin dengan gagasannya dan
menyebabkan proyek mereka gagal hanya karena mereka gagal menilai
seluruh potensi proyek secara aktif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
peluang kesuksesan sebuah proyek, sebanyak mungkin kriteria harus
dipertimbangkan dalam menentukan gagasan produk sebelum melangkah
pada analisis kelayakan yang lebih rinci.
Kesalahan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasar akan berakibat
produk yang ditawarkan tidak mendapatkan respon dari calon konsumennya.
Kesalahan tersebut akan mengakibatkan kegagalan proyek karena tidak ada
penghasilan yang memadai untuk mengembalikan dana yang diinvestasikan.
Di samping itu, jenis produk yang akan ditawarkan berkaitan dengan
penelitian pasar. Melalui penelitian pasar akan diperoleh berbagai informasi
yang sangat penting, misalnya selera konsumen, atribut produk yang
diperhatikan dan sebagainya.
Dalam modul ini akan dibahas pendekatan yang sistematis untuk
menumbuhkan gagasan-gagasan proyek yang akan dilaksanakan. Selain itu
dibahas pula cara memilih gagasan yang dianggap mempunyai kesempatan
lebih besar untuk berhasil.
A. KRITERIA PEMILIHAN PRODUK
Sebelum mempertimbangkan cara mendapatkan ide atau gagasan
proyek, lebih dahulu perlu meneliti beberapa persyaratan yang dibutuhkan
bagi keberhasilan suatu produk. Pertama, adalah usaha baru harus benar-
benar mempunyai pasar yang cukup sehat (ada permintaan yang cukup baik
dalamjangka panjang) agar dapat bertahan lama. Langkah selanjutnya adalah
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis

Recomendados

BMP EKMA4473 Pengembangan Produk von
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukMang Engkus
49.3K views227 Folien
BMP EKMA4370 Kewirausahaan von
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanMang Engkus
39.6K views315 Folien
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas von
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasBMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasMang Engkus
38.8K views514 Folien
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik von
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikMang Engkus
42.8K views479 Folien
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja von
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaBMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaMang Engkus
36.1K views463 Folien
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan von
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganMang Engkus
63.9K views386 Folien

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN von
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
57.6K views16 Folien
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia von
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaMang Engkus
41.4K views445 Folien
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik von
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikMang Engkus
27K views433 Folien
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa von
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaMang Engkus
30.7K views414 Folien
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya von
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaMang Engkus
60.5K views474 Folien
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial von
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialMang Engkus
40.1K views375 Folien

Was ist angesagt?(20)

IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN von Heru Fernandez
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
Heru Fernandez57.6K views
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia von Mang Engkus
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
Mang Engkus41.4K views
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik von Mang Engkus
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
Mang Engkus27K views
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa von Mang Engkus
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
Mang Engkus30.7K views
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya von Mang Engkus
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
Mang Engkus60.5K views
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial von Mang Engkus
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
Mang Engkus40.1K views
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter von Mang Engkus
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
Mang Engkus22.2K views
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG von Trisnadi Wijaya
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSGAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Trisnadi Wijaya53.4K views
BMP EKMA4476 Audit SDM von Mang Engkus
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDM
Mang Engkus39.9K views
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM von Mang Engkus
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
Mang Engkus51.2K views
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ... von Uofa_Unsada
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
Uofa_Unsada22.1K views
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran von Mang Engkus
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranBMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
Mang Engkus23.7K views
Studi kasus pengambilan keputusan dalam perusahaan.pdf von Miranda707247
Studi kasus pengambilan keputusan dalam perusahaan.pdfStudi kasus pengambilan keputusan dalam perusahaan.pdf
Studi kasus pengambilan keputusan dalam perusahaan.pdf
Miranda70724711.1K views
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan von Mang Engkus
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
Mang Engkus29.8K views
Manajemen keuangan part 3 of 5 von Judianto Nugroho
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho122.9K views
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran von Mang Engkus
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
Mang Engkus31.1K views
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa von Mang Engkus
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
Mang Engkus46.1K views
Metode Perhitungan PDB von Indra Yu
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
Indra Yu56.4K views
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis von Mang Engkus
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
Mang Engkus28.5K views

Similar a BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis

Pengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLAN von
Pengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLANPengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLAN
Pengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLANKanaidi ken
813 views39 Folien
BISNIS INTERNASIONAL von
BISNIS INTERNASIONALBISNIS INTERNASIONAL
BISNIS INTERNASIONALtera paradisani
2.3K views24 Folien
Analisis investasi publik von
Analisis investasi publikAnalisis investasi publik
Analisis investasi publikZola Zulventus
4.9K views10 Folien
Studi kelayakan von
Studi kelayakanStudi kelayakan
Studi kelayakanLukman Hakim
434 views13 Folien
Skb pertemuan 2 von
Skb pertemuan 2Skb pertemuan 2
Skb pertemuan 2Indra Abdam Muwakhid
2.1K views22 Folien
STUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdf von
STUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdfSTUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdf
STUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdfhilman39
28 views28 Folien

Similar a BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis(20)

Pengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLAN von Kanaidi ken
Pengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLANPengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLAN
Pengertian & Konsep Dasar BUSINESS DEVELOPMENT PLAN
Kanaidi ken813 views
STUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdf von hilman39
STUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdfSTUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdf
STUDI_KELAYAKAN_BISNIS_PERTEMUAN_KE_1 (1).pdf
hilman3928 views
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1 von Futurum2
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 1
Futurum21.9K views
Pendahuluan studi kelayakan von 72gar
Pendahuluan studi kelayakanPendahuluan studi kelayakan
Pendahuluan studi kelayakan
72gar6.4K views
Pengertian Study Kelayakan Proyek (PROJECT FEASIBILITY STUDY) von Kanaidi ken
Pengertian Study Kelayakan Proyek (PROJECT FEASIBILITY STUDY)Pengertian Study Kelayakan Proyek (PROJECT FEASIBILITY STUDY)
Pengertian Study Kelayakan Proyek (PROJECT FEASIBILITY STUDY)
Kanaidi ken5.2K views
External Macro Environment Analysis von Alfrianty Sauran
External Macro Environment Analysis External Macro Environment Analysis
External Macro Environment Analysis
Alfrianty Sauran2.5K views
"Pengertian & Konsep Dasar STUDY KELAYAKAN" _PANDUAN dalam Penyusunan FEASIBI... von Kanaidi ken
"Pengertian & Konsep Dasar STUDY KELAYAKAN" _PANDUAN dalam Penyusunan FEASIBI..."Pengertian & Konsep Dasar STUDY KELAYAKAN" _PANDUAN dalam Penyusunan FEASIBI...
"Pengertian & Konsep Dasar STUDY KELAYAKAN" _PANDUAN dalam Penyusunan FEASIBI...
Kanaidi ken206 views
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI ERA P... von TiaraIndraswari1
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL PADA  PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI ERA P...ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL PADA  PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI ERA P...
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI ERA P...
TiaraIndraswari159 views
Identifikasi proyek von titiwerdhy
Identifikasi proyekIdentifikasi proyek
Identifikasi proyek
titiwerdhy4.6K views
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik von Umi Hanik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan PraktikM&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
Umi Hanik1.5K views
Tugas 2,sm,salam imam taifur, hapzi ali, analisa swot, universitas mercu buana von salamthoyfoer
Tugas 2,sm,salam imam taifur, hapzi ali, analisa swot, universitas mercu buanaTugas 2,sm,salam imam taifur, hapzi ali, analisa swot, universitas mercu buana
Tugas 2,sm,salam imam taifur, hapzi ali, analisa swot, universitas mercu buana
salamthoyfoer230 views
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3 von Futurum2
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3
Capital budgeting untuk lembaga nonprofit dan sektor publik bagian 3
Futurum2848 views

Más de Mang Engkus

BMP ESPA4229 von
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229Mang Engkus
18.4K views456 Folien
BMP ESPA4228 von
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228Mang Engkus
11.2K views230 Folien
BMP ESPA4226 von
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226Mang Engkus
9.2K views402 Folien
BMP ESPA4224 von
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224Mang Engkus
6.8K views402 Folien
BMP ESPA4222 von
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222Mang Engkus
5.6K views399 Folien
BMP ESPA4221 von
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221Mang Engkus
16.6K views478 Folien

Más de Mang Engkus(18)

BMP ESPA4229 von Mang Engkus
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
Mang Engkus18.4K views
BMP ESPA4228 von Mang Engkus
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
Mang Engkus11.2K views
BMP ESPA4221 von Mang Engkus
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
Mang Engkus16.6K views
BMP ESPA4220 von Mang Engkus
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
Mang Engkus10.3K views
BMP MKDU4109 von Mang Engkus
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
Mang Engkus16.8K views
BMP MKDU4110 von Mang Engkus
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
Mang Engkus21.6K views
BMP MKDU4111 von Mang Engkus
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
Mang Engkus39.7K views
BMP MKDU4221 von Mang Engkus
BMP MKDU4221BMP MKDU4221
BMP MKDU4221
Mang Engkus21.4K views
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen von Mang Engkus
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
Mang Engkus30.6K views
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen von Mang Engkus
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
Mang Engkus36.3K views
BMP EKMA4413 Riset Operasi von Mang Engkus
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
Mang Engkus29.2K views
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi von Mang Engkus
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
Mang Engkus35.3K views
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial von Mang Engkus
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
Mang Engkus45.1K views

Último

Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV... von
Perhitungan  OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...Perhitungan  OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...
Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...Kanaidi ken
11 views30 Folien
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx von
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxAKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxFitriani Nurfadillah
17 views11 Folien
SK Satgas PPKS.pdf von
SK Satgas PPKS.pdfSK Satgas PPKS.pdf
SK Satgas PPKS.pdfIrawan Setyabudi
34 views3 Folien
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx von
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxgracemarsela01
20 views9 Folien
Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC) _Training "TOTAL PROD... von
Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC)  _Training "TOTAL PROD...Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC)  _Training "TOTAL PROD...
Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC) _Training "TOTAL PROD...Kanaidi ken
10 views12 Folien
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx von
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxProduk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxdiahprameswari1986
21 views4 Folien

Último(20)

Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV... von Kanaidi ken
Perhitungan  OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...Perhitungan  OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...
Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...
Kanaidi ken11 views
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx von gracemarsela01
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
gracemarsela0120 views
Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC) _Training "TOTAL PROD... von Kanaidi ken
Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC)  _Training "TOTAL PROD...Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC)  _Training "TOTAL PROD...
Studi Kasus-1_Equivalent Annual Cost Comparisons (EAC) _Training "TOTAL PROD...
Kanaidi ken10 views
MEDIA INTERAKTIF.pptx von JUMADAPUTRA
MEDIA INTERAKTIF.pptxMEDIA INTERAKTIF.pptx
MEDIA INTERAKTIF.pptx
JUMADAPUTRA14 views
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas... von NoviKasari25
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...
NoviKasari2511 views
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf von Irawan Setyabudi
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Irawan Setyabudi27 views
Materi Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka.pptx von ahmadmistari
Materi Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka.pptxMateri Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka.pptx
ahmadmistari101 views
Pengisian Dokumen SIMKATMAWA UMAHA 2023.pptx von Khoirul Ngibad
Pengisian Dokumen SIMKATMAWA UMAHA 2023.pptxPengisian Dokumen SIMKATMAWA UMAHA 2023.pptx
Pengisian Dokumen SIMKATMAWA UMAHA 2023.pptx
Khoirul Ngibad12 views
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx von DelviaAndrini1
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxSISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
DelviaAndrini114 views
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf von Irawan Setyabudi
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Irawan Setyabudi26 views
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". von Kanaidi ken
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken16 views
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx von AzizahRaiza1
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxstrategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
AzizahRaiza130 views

BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis

  • 1. MDDUL 1 Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A. PENDAHULUAN odul ini dimaksudkan untuk memberi pengertian dasar studi kelayakan ..IL. perusahaan kepada Anda. Hal-hal yang dibicarakan ialah latar belakang dilakukan studi kelayakan. Oleh karena perlunya dilakukan studi kelayakan adalah menyangkut keberhasilan proyek sehubungan dengan industrialisasi maka dalam modul ini akan dibahas pula manfaat industrialisasi dalam suatu negara dan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh negara-negara berkembang dalam melaksanakan industrialisasi. Hal lain yang akan dibahas dalam modul ini adalah usaha- usaha yang dapat memanfaatkan studi kelayakan serta kaitannya dengan manajemen dan ketidakpastian serta kriteria keputusan yang digunakan. Selain itu, dalam usaha mempelajari studi kelayakan bisnis perusahaan, sebelumnya perlu pula diketahui manfaat dilakukannya studi kelayakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini penting agar Anda mengetahui dan mengerti bahwa tekanan penilaian studi kelayakan bervariasi sesuai dengan minat pihak-pihak yang berkepentingan sehingga mempengaruhi penyusunan laporan studi kelayakan masing-masing. Untuk itu, modul ini juga akan memberikan uraian mengenai manfaat studi kelayakan perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan tersebut. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda mampu menjelaskan latar belakang, ruang lingkup dan manfaat dilakukannya studi kelayakan. Lebih khusus lagi, setelah mempelajari modul ini Anda dapat: 1. memberi batasan studi kelayakan perusahaan; 2. menjelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan studi kelayakan perusahaan; menjelaskan kegunaan studi kelayakan bagi3. • manaJemen, perencanaan dan pengendalian;
  • 2. 1.2 STUDI KELAYAKAN BISNIS e 4. menjelaskan ciri-ciri studi kelayakan perusahaan; 5. menjelaskan apa yang dapat diperbuat dari adanya suatu studi kelayakan perusahaan. 6. menjelaskan fungsi studi kelayakan perusahaan untuk perusahaan atau lembaga-lembaga bukan pencari laba; 7. menjelaskan faktor-faktor yang menjadi minat investor, kreditor, pemerintah dan lembaga-lembaga bukan pencari laba.
  • 3. e EKMA431 1/MODUL 1 1.3 KEGIATAN BELAL.JAR 1 Pengertian Studi Kelayakan Perusahaan tudi kelayakan perusahaan atau studi kelayakan proyek atau studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. "Proyek" ialah suatu pendirian usaha baru atau pengenalan sesuatu (barang maupun jasa) yang baru ke dalam bauran produk (product mix) yang sudah ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit dan pihak yang berorientasi nonprofit, berbeda. Pihak yang berorientasi profit mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian terbatas dibandingkan yang berorientasi nonprofit, yaitu keberhasilan dalam menghasilkan profit. Sebaliknya pihak yang berorientasi nonprofit (misalnya pemerintahan, yayasan, dan lembaga nonprofit lainnya), pengertian berhasil bisa berwujud misalnya seberapa besar penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan operasi yang melimpah di tempat operasi proyek, dan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas. Semakin besar proyek yang akan dijalankan semakin luas dampak yang terjadi baik dampak ekonomis maupun dampak sosial. Sebaliknya, semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Namun, sesederhana apa pun, baik secara formal maupun informal, sebaiknya studi kelayakan dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. Studi kelayakan perusahaan menilai keberhasilan suatu proyek dalam satu keseluruhan sehingga semua faktor harus dipertimbangkan dalam suatu analisis terpadu yang meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan aspek- aspek pemasaran, teknis, keuangan, manajemen, hukum, dan manfaat proyek bagi perekonomian nasional. Secara ringkas, penjelasan analisis dari setiap aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. analisis aspek pemasaran meneliti kesempatan pasar yang ada dan prospeknya, serta strategi-strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk atau jasa proyek; 2. analisis aspek teknis menilai apakah secara teknis proyek layak untuk dilaksanakan. Dalam analisis ini akan diteliti berbagai alternatif yang berkaitan dengan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja, kebutuhan fasilitas infrastruktur dan faktor-faktor produksi lainnya;
  • 4. 1.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS e 3. analisis aspek keuangan menilai kelayakan proyek ditinjau dari profitabilitas komersial dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dana dan segala konsekuensinya; 4. analisis aspek manajemen menilai kualitas dan kemampuan orang-orang yang akan menangani proyek serta bagaimana mendesain struktur organisasi yang tepat; 5. analisis aspek hukum meliputi segala aspek hukum yang relevan bagi kelangsungan proyek; 6. analisis manfaat proyek bagi perekonomian nasional meneliti sejauh mana sumbangan atau nilai proyek terhadap perekonomian nasional. OBJEK DARI PROYEK Pengertian proyek dapat berkisar dari yang paling sederhana, misalnya penggantian mesin, sampai dengan pendirian suatu pabrik secara keseluruhan. Analisis kelayakan proyek bisa diterapkan pada bisnis produk baru, modifikasi bisnis yang sudah ada, atau penambahan lini produk. Secara luas, proyek diartikan sebagai proyek investasi, yaitu suatu rencana untuk menginvestasikan sumber daya-sumber daya yang bisa dinilai secara cukup independen. Dilihat dari status kepemilikannya, proyek dibagi menjadi dua jenis, yaitu proyek pemerintah dan proyek swasta (termasuk proyek asing). Sedangkan ditinjau dari alasan pendirian dan tujuannya, terdapat dua jenis proyek, yaitu yang berorientasi profit dan yang berorientasi nonprofit. Apabila proyek-proyek investasi yang dilaksanakan merupakan investasi yang sehat, yaitu yang secara ekonomis menguntungkan maka dengan meningkatnya skala proyek dan jumlah dari proyek-proyek tersebut, kegiatan ekonomi akan meningkat pula. Dengan dilaksanakannya proyek-proyek investasi yang berkaitan dengan industrialisasi, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut (Bryce, 1960, hal. 8-10): 1. Menambah Pendapatan Nasional Berdasarkan asumsi bahwa industrialisasi memberikan nilai tambah yang lebih tinggi daripada bidang pertanian dan bidang ekstraksi lainnya maka pelaksanaan proyek-proyek industri atau industrialisasi, akan dapat meningkatkan pendapatan nasional. Selain itu, adanya peningkatan jumlah
  • 5. e EKMA431 1/MODUL 1 1.5 dan ragam output (produk atau jasa yang dihasilkan) juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Memantapkan Stabilitas Penerimaan Valuta Asing dan Pendapatan Nasional Sendiri Memantapkan Stabilitas Penerimaan Valuta Asing dan Pendapatan Nasional Sendiri, melalui berikut ini. a. Diversifikasi ekspor Suatu negara yang menggantungkan ekspomya pada satu atau beberapa komoditi saja akan mengalami ketidakstabilan pendapatan nasional karena sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditi tersebut di pasar internasional. Hal ini dapat diatasi dengan diversifikasi ekspor karena kegiatan ekspor tidak hanya tergantung pada satu atau beberapa macam komoditi saja, melainkan pada berbagai macam komoditas. b. Memproduksi barang-barang substitusi impor Diproduksinya barang-barang yang selama ini diimpor diharapkan dapat menghemat pengeluaran devisa. 3. Membuka Lapangan Kerja Barn Dilaksanakannya proyek-proyek investasi berarti menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pengangguran. 4. Memanfaatkan Bahan Baku Lokal Bahan baku lokal yang melimpah, yang sebelumnya diekspor dalam bentuk aslinya bisa ditingkatkan nilai tambahnya, misalnya basil hutan kayu. Di Indonesia, basil hutan ini sangat melimpah dengan adanya hutan-hutan yang terbentang di seluruh wilayah Nusantara. Adanya industri kayu lapis membuat basil hutan kayu bisa dimanfaatkan sehingga kayu lapis Indonesia berhasil bersaing di luar negeri. Selain manfaat dari pelaksanaan industrialisasi di suatu negara, perlu diperhatikan pula kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan negara berkembang dalam usahanya melakukan industrialisasi, yaitu:
  • 6. 1.6 STUDI KELAYAKAN BISNIS e 1. pelaksanaan proyek-proyek yang secara ekonomis tidak layak atau tidak menguntungkan. Hal ini sering terjadi pada proyek-proyek pemerintah. Misalnya, proyek yang dilaksanakan semata-mata karena alasan politis, proyek-proyek mercusuar, dan proyek-proyek yang pembiayaannya sesungguhnya terlalu mahal; 2. kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yang tepat. Kegagalan ini umumnya disebabkan oleh pengerjaan proyek-proyek yang sebenarnya belum saatnya untuk dilaksanakan. Artinya, bagi negara yang bersangkutan proyek tersebut sebenamya belum saatnya dikerjakan karena belum mampu; 3. terlalu memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis industri. Misalnya karena bahan baku yang diperlukan telah dapat diproduksi di negara bersangkutan, tetapi aspek-aspek lain yang sebenarnya memiliki peranan yang lebih dominan dalam menentukan keberhasilan proyek tidak dipertimbangkan. Cara untuk menghindari kesalahan-kesalahan dari industrialisasi tersebut antara lain dengan mengadakan studi kelayakan dengan seteliti-telitinya terhadap setiap ide proyek sebelum proyek yang bersangkutan dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proyek-proyek yang bersangkutan di masa yang akan datang. Selain itu, studi kelayakan dilakukan untuk menghindari hal-hal yang belum diperhitungkan, baik faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Jadi, sebaiknya pemerintah atau pemilik modal swasta hanya membiayai proyek-proyek yang telah diteliti dan dinilai kelayakan ekonomisnya oleh lembaga atau perseorangan yang memiliki kualifikasi sebagai penilai proyek. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Apakah pengertian "proyek" dalam studi kelayakan proyek? 2) Jelaskan perbedaan pengertian "keberhasilan suatu proyek" bagi pihak yang