Perkembamngan hadits pada masa rasulullah

juniska efendi
juniska efendiStudent at STAI As-shiddiqiyah
PERKEMBAMNGAN HADITS PADA MASA RASULULLAH
DISUSUN OLEH :
- Putri Indriani
- Ahmad Basyar
- Lum’atun Nadiroh
- Siti Rohimah
- Dea Komala Sari
- Sugiarti
Dosen Pengampu : DARUL ABROR,M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
TAHUN AKADEMIK 2014 /2015
JL. Lintas Timur Desa Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI
Sum-sel 30657
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing kepada penulis untuk menghadirkan sebuah
makalah dengan judul “HADITS PADA MASA RASULULLAH SAW”.
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan keharibaan junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau
sampai akhir zaman.
Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan dalam bentuk
yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis menyadari adanya kekurangan dan
keterbatasan penyampaian materi di dalam makalah penulis. Karenanya penulis
menerima kritik dan saran dari berbagai pihak terutama dari bapak DARUL
ABROR,M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah ULUMUL HADITS demi
kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran dikemudian hari.
Lempuing Jaya, Desember 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.............................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ulumul Hadits Pada
Masa Rasullah Saw............................................................................3
2.2 Cara Rasulullah Menyampaikan Hadits...............................................4
2.3 Keadaan Para Sahabat Dalam Menerima Dan Menguasai Hadist.......6
2.4 Larangan Menulis Hadis Dimasa Nabi Muhammad SAW .................7
2.5 Aktifitas Menulis Hadist......................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua ulama dalam Islam sepakat akan pentingnya peranan Hadits
dalam berbagai disiplin Ilmu dan menjadi rujukan kedua setelah Al-
Qur’an. Untuk
memahami Hadits dengan baik kita perlu mengetahui Sejarah
pertumbuhan dan perkembangan Hadits agar kita dapat memahami sejauh
mana pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa.
Diantara ulama tidak seragam dalam menyusun periodesasi pertumbuhandan
perkembangan hadits. Ada yang membaginya pada tiga periode saja, yaitumasa
rasulullah SAW Sahabat dan Tabi’in, masa pentadwinan dan masa setelah
tadwin.1[1]
Sedangkan menurut Prof. Dr. T. M Hasbi ash Shiddieqy, dalam bukunya
Sejarah dan Pengantar Ilmu hadits, bahwa apabila kita pelajari dengan seksama
suasana dan keadaan yang telah dilalui hadist sejak dari zaman tumbuhnya
hingga dewasa ini, dapatlah kita menarik sebuah garis, bahwa hadits Rasul
sebagai dasar Tasyri’ yang kedua telah melalui enam masa dan sekarang
sedang menempuh periode ketujuh 2[2]
Sejarah dan Periodisasi penghimpunan Hadis mengalami masa yang
lebih panjang dibandingkan dengan dialami oleh Al-Quran, yang hanya
memerlukan waktu relatife pendek, yaitu sekitar 15 tahun saja. Penghimpunan
dan pengkodifikasian Hadis memerlukan waktu sekitar tiga abad.Yang
dimaksud dengan Periodisasi penghimpunan Hadis disini adalah fase-fase yang
telah ditempuh dan dialami dalam sejarah pembinaan dan perkembangan
Hadis, sejak Rasulullah SAW masih hidup sampai terwujudnya kitab-kitab
yang dapat disaksikan dewasa ini.
Hadist adalah Segala ucapan perbuatan dan perilaku Rasulullah SAW
3[3] yang merupakan salah satu pedoman hidup umat islam dimana
kedudukan hadits disini adalah sebagai sumber hukum islam yang ke-2 setelah
al-Quran. Didalam ilmu hadits pun terdapat pula sejarah dan perkembangan
hadits pada masa prakodifikasi.
1 [1] Munzier Supartam Ilmu Hadits,(Cet..3 : Jakarta,PT. Raja grafindo Persada,2002) h.702M.
Hasbi Ash Shiddieqy,
2 [2] Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet 6 : Jakarta,Bulan Bintang,
1980) h. 46
3 [3] A. Qadir Hasan, Ilmu Musthalah Hadits, Bandung: Dipenegoro, 2007. hlm. 17.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ulumul Hadits
Pada Masa Rasullah Saw.?
2. Bagaiman Cara Rasulullah Menyampaikan Hadits?
3. Bagaiman Keadaan Para Sahabat Dalam Menerima Dan Menguasai
Hadist?
4. Mengapa ada Larangan Menulis Hadis Dimasa Nabi Muhammad
SAW?
5. Bagaimana Aktifitas Menulis Hadist?
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah “Sejarah Hadist pada masa Rasulullah saw.” ini
dimaksudkan untuk menambah wawasan keagamaan kami, juga demi
kelangsungan kehidupan manusia menuju sesuatu yang lebih baik dari waktu
ke waktu. Kedepannya menjadikan kami jauh lebih paham tentang agama
khususnya mengenai sejarah Hadist pada masa Rasulullah saw.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ulumul Hadits Pada Masa
Rasullah Saw.
Masa ini dikenal dengan masa wahyu dan pembentukan hukum serta
dasar-dasarnya, dimulai dari permulaan Nabi diangkat rasulullah hingga
wafatnya pada tahun 11 H (mulai dari 13 tahun sebelum hijriah sampai 11 H)
perkembangan hadits pada masa ini ditandai dengan cirri-ciri sebagai berikut :
Para sahabat menerima dan memperoleh hadits melalui media: majlis
‘ilmi, melalui sahabat tertentu, ceramah pada tempat terbuka (seperti pada
waktu haji wada’), serta berhubungan langsung dengan Nabi untuk
menanyakan berbagai masalah atau mengetahui perbuatan dan amalannya yang
perlu dicontoh. Para sahabat tidak sederajat dalam mengetahui keadaan
Rasulullah Saw karena berbeda tempat tinggalnya, kegiatan sehari-hari, (ada
yang sering bepergian, ada yang sering beribadah dimasjid, dan lain-lain),
sedang Nabi pun tidak selalu secara rutin mengadakan ceramah terbuka untuk
menyampaikan berita.
Para sahabat yang banyak menerima pelajaran beliau adalah :
a. Yang terdahulu masuk islam (As-sabiqunal awwalun) seperti
khalifah empat, Abdullah bin mas’ud.
b. Yang selalu berada disamping nabi dan bersungguh-sungguh
menghafal hadits (seperti Abu hurairah), atau yang mencatat hadist
(seperti Abdullah bin Amr bin Ash).
c. Yang lama hidupnya sesudah nabi, karena dapat menerima hadist
dari sesama sahabat, seperti Anas bin malik dan Abdullah bin
Abbas.
d. Yang erat hubungannya dengan nabi, yaitu ummul mu’minin,
seperti siti aisyah dan ummu salamah.
Hadist atau sunnah nabi tidak ditulis seperti Al-Qur’an, karena ada
larangan Nabi Saw, yang khawatir andaikan campur dengan Al-Qur’an,
disamping umumnya para sahabat mengandalkan pada kekuatan hafalan, dan
juga karena kekurangan tenaga penulis dikalangan mereka. Namun demkian
ada juga sahabat yang menulisnya tidak secara resmi, melainkan atas inisiatif
sendiri seperti yang dilakukan oleh Abdullah bin amr bin ash dalam sebuah
shahiffah yang diberi nama Ash – shadiqah. Setelah Al-Qur’an dibukukan
ditulis dengan sempurna serta lengkap pula turunnya, barulah izin penulisan
hadist pun dikeluarkan.
4
Ada suatu keistimewaan pada masa ini yaitu umat Islam dapat secara
langsung memperoleh hadits Rasul saw. sebagai sumber hadits. Antara
Rsulullah dengan mereka tidak ada jarak atau hijab yang menghambat dan
mempersulit pertemuannya.
Kedudukan nabi menjadikan semua perkataan, perbuatan dan taqrir nabi
sebagai referensi para sahabat dan para sahabat tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Mereka secara proaktif berguru dan bertanya kepadanya
tentang segala sesuatu yang tidak diketahuinya baik dalam urusan dunia
maupun urusan akhirat. Mereka mentaati semuanya bahkan menirunya.
Ketaatan itu sendiri dimaksudkan agar keberagamannya dapat mencapai
tingkat kesempurnaan.
Ada beberapa cara Rasulullah saw. dalam menyampaikan hadits kepada
para sahabat, yaitu:
1. Melalui para jema’ah pada pusat pembinaannya yang disebut
dengan majelis al-‘ ilmi.
2. Dalam banyak kesempatan Rasulullah saw. juga menyampaikan
haditsnya melalui para sahabat tertentu, yang kemudian
disampaikannya kepada orang lain.
3. Melalui ceramah atau pidato ditempat terbuka, seperti ketika haji
wada’ dan fathul makkah.4 [4]
2.2 Cara Rasulullah Menyampaikan Hadits
Dalam menyampaikan hadits-haditsnya, Nabi menempuh beberapa cara,
yaitu :
1. Melalui majelis al-‘ilm, yaitu pusat atau tempat pengajian yang
diadakan oleh Nabi untuk membinah para jemaah, melalui majelis ini
para sahabat memperoleh banyak peluang untuk menerima hadits,
sehingga mereka berusaha untuk selalu mengkonsentrasikan diri
untuk mengikuti kegiatannya.
2. Dalam banyak kesempatan Rasulullah jg menyampaikan haditsnya
melalui para sahabat tertentu, yang kemudian oleh para sahabat
tersebut disampaikannya kepada orang lain. Hal ini karena terkadang
ketika nabi menyampaikan suatu hadits, para sahabat yang hadir
4[4]Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001),
hlm. 71
5
hanya beberapa orang saja, baik karena disengaja oleh Rasulullah
sendiri atau secara kebetulan para sahabat yang hadir hanya beberapa
orang saja, bahkan hanya satu orang saja.
3. Untuk hal-hal sensitif, seperti yang berkaitan dengan soal keuarga
dan kebutuhan biologis, terutama yang menyangkut hubungan suami
istri, Nabi menyampaikan melalui istri-istrinya.
Seperti kasus ketika Nabi menjelaskan tentang seorang wanita yang
bertanya kepada Nabi SAW. Tentang mandi wanita yang telah suci
dari haidnya. Nabi menyuruh wanita itu untuk mandi sebagaiman
mestinya, tetapi ia belum mengetahui bagaimana cara mandi sehingga
Nabi bersabda : “Ambillah seperca kain (yang telah diolesi dengan
wangi-wangian) dari kasturi, maka bersihkanlah dengannya”. Wanita
itu bertanya lagi, “bagaimana saya membersihkannya?”
Nabi bersabda : “Bersihkanlah dengannya”. Wanita tersebut masih
bertanya lagi, “bagaimana (caranya)?” Nabi bersabda : Subhanallah
hendaklah kamu bersihkan”.
Maka ‘Aisyah, istri Nabi berkata : “Wanita itu saya tarik kearah saya
dan saya katakan kepadanya, “Usapkanlah seperca kain itu ke tempat
bekas darah”. Pada hadits ini, Nabi dibantu oleh ‘Aisyah, istrinya,
untuk menjelaskan hal sensitif berkenaan dengan kewanitaan. Begitu
juga sikap para sahabat, jika ada hal-hal yang berkaitan dengan soal
di atas, karena segan bertanya kepada Rasul SAW. Sering kali
mereka bertanya kapada istri-istrinya.
4. Melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka, seperti ketika futuh
Mekkah dan haji wada’. Ketika menunaikan ibadah Haji pada tahun
10 H (631 M), Nabi menyampaikan Khotbah yang sangat bersejarah
di depan ratusan ribu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji,
yang isinya banyak terkait dengan bidang muamalah, siyasah,
jinayah, dan hak asasi manusia.
5. Melalui perbuatan langsung yang disaksikan oleh para sahabatnya,
yaitu dengan jalan musyahadah, seperti yang berkaitan dengan
praktik-praktik ibadah dan muamalah. Peristiwa-peristiwa yang
6
terjadi pada Nabi lalu Nabi menjelaskan hukumnya dan berita itu
tersebar dikalangan umat islam. Misalnya suatu ketika Nabi berjalan-
jalan di pasar dan bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang
membeli makanan (gandum), Nabi menyuruhnya memasukkan
tangannya kedalam gandum tersebut, dan ternyata di dalamnya basah,
lalu Nabi bersabda :
‫غش‬ ‫من‬ ‫منا‬ ‫ليس‬
“Tidak termasuk golongan kami orang yang menipu”.
Secara resmi memang Nabi melarang menulis hadits bagi umum karena
khawatir campur antara hadits dan Al-Qur’an. Jika prasarana yang sangat
sederhana Al-Qur’an dan Hadits ditulis diatasnya dalam bentuk satu catatan
atau satu lembar pelepah kurma, sulit untuk membedakan antara Al-Qur’an dan
Hadits.
2.3 Keadaan Para Sahabat Dalam Menerima Dan Menguasai Hadist
Kebiasaan para sahabat dalam menerima hadits bertanya langsung
kepada Nabi Saw. dalam problematika yang dihadapi oleh mereka, Seperti
masalah hukum syara’ dan teologi. Diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam
kitabnya dari ‘Uqbah bin al-Harits tentang masalah pernikahan satu saudara
karena radla’ (sepersusuan). Tapi perlu diketahui, tidak selamanya para
sahabat bertanya langsung. Apa bila masalah biologis dan rumah tangga,
mereka bertanya kepada istri-istri beliau melalui utusan istri mereka, seperti
masalah suami mencium istrinya dalam keadaan puasa.5[5]
Telah kita ketahui, bahwa kebanyakan sahabat untuk menguasai hadist
Nabi Saw., melalui hafalan tidak melalui tulisan, karena difokuskan untuk
mengumpulkan al-Quran dan dikhawatirkan apabila hadist ditulis maka timbul
kesamaran dengan al-Quran. 6[6]
5 [7] Mushtafa al-Suba’i. Assunnah. Kairo: Dar-Assalam. 2003. Hlm. 66.
6 [6] Mana’ al-Qathan. Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Kairo:Maktabah Wahbah. 1989. hlm.
106
7
2.4 Larangan Menulis Hadis Dimasa Nabi Muhammad SAW
Hadis pada zaman nabi Muhammad saw belum ditulis secara umum
sebagaimana al-Quran. Hal ini disebabkan oleh dua factor ;
1. para sahabat mengandalkan kekuatan hafalan dan kecerdasan
otaknya, disamping alat-alat tulis masih kuarang.
2. karena adanya larangan menulis hadis nabi.
Abu sa’id al-khudri berkata bahwa rosululloh saw bersabda:
‫فليمحه‬ ‫ا‬ُ‫ي‬‫ش‬ ‫كتب‬ ‫ومن‬ ‫القران‬ ‫اال‬ ‫ا‬ٌ‫ي‬‫ش‬ ‫عني‬ ‫تكتبوا‬ ‫ال‬
Janganlah menulis sesuatu dariku selain al-Qua’an, dan barang siapa
yang menulis dariku hendaklah ia menghapusnya. ( H.R Muslim )
Larangan tersebut disebabkan karena adanya kekawatiran bercampur
aduknya hadis dengan al-Qur’an, atau mereka bisa melalaikan al-Qua’an, atau
larangan khusus bagi orang yang dipercaya hafalannya. Tetapi bagi orang yang
tidak lagi dikawatirkan, seperti yang pandai baca tulis, atau mereka kawatir
akan lupa, maka penulisan hadis bagi sahabat tertentu diperbolehkan.
2.5 Aktifitas Menulis Hadist
Bahwasanya sebagian sahabat telah menulis hadist pada masa Rasulullah,
ada yang mendapatkan izin khusus dari Nabi Saw.,hanya saja kebanyakan dari
mereka yang senang dan kompeten menulis hadist menjelang akhir kehidupan
Rasulullah.7 [7]
Keadaan Sunnah pada masa Nabi SAW belum ditulis (dibukukan) secara
resmi, walaupun ada beberapa sahabat yang menulisnya. Hal ini dikarenakan
ada larangan penulisan hadist dari Nabi Saw. penulis akan mengutip satu hadist
hadist yang lebih shahih dari hadist tentang larangan menulis. Rasulullah Saw.
bersabda:
‫ف‬ ‫ان‬ ‫القر‬ ‫غير‬ ‫شيئا‬ ّ‫عنى‬ ‫كتب‬ ‫فمن‬ ‫القران‬ ‫غير‬ ‫شيئا‬ ‫ى‬ّ‫ن‬‫اع‬ ‫التكتبو‬‫ليمحه‬
7 [7] Ulumal-hadist wa Mushtalahuhu.Beirut:Dar al-Ilmi Li al-malayin. 1997. hlm. 23-
30.
8
” Jangan menulis apa-apa selain Al-Qur’an dari saya, barang siapa
yang menulis dari saya selain Al-Qur’an hendaklah menghapusnya”.(HR.
Muslim dari Abu Sa;id Al-Khudry)
Tetapi disamping ada hadist yang melarang penulisan ada juga hadist
yang membolehkan penulisan hadist, hadist yang diceritakan oleh Abdullah bin
Amr, Nabi Saw. bersabda
‫االالحق‬ ‫منه‬ ‫خرج‬ ‫ما‬ ‫بيده‬ ‫نفسى‬ ‫الذى‬ ‫فو‬ ‫اكتب‬
” tulislah!, demi Dzat yang diriku didalam kekuasaan-Nya, tidak keluar
dariku kecuali yang hak”.(Sunan al-Darimi)
Dua hadist diatas tampaknya bertentangan, maka para ulama
mengkompromikannya sebagai berikut:
 Bahwa larangan menulis hadist itu terjadi pada awal-awal Islam
untuk memelihara agar hadist tidak tercampur dengan al-Quran.
Tetapi setelah itu jumlah kaum muslimin semakin banyak dan telah
banyak yang mengenal Al-Quran, maka hukum larangan
menulisnya telah dinaskhkan dengan perintah yang
membolehkannya.
 Bahwa larangan menulis hadist itu bersifat umum, sedang perizinan
menulisnya bersifat khusus bagi orang yang memiliki keahlian tulis
menulis. Hingga terjaga dari kekeliruan dalam menulisnya, dan
tidak akan dikhawatirkan salah seperti Abdullah bin Amr bin Ash.
 Bahwa larangan menulis hadist ditujukan pada orang yang kuat
hafalannya dari pada menulis, sedangkan perizinan menulisnya
diberikan kepada orang yang tidak kuat hafalannya. 8[8]
8 [8] Muhammad Ajjaj al-Khatib. Al-Sunnah Qabla al-Tadwin. Kairo: Maktabah wahbah.
1998.hlm. 303-309.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rasulullah dan para sahabat hidup bersama tanpa penghalang apapun,
mereka selalu berkumpul untuk belajar kepada Nabi Saw. di masjid, pasar,
rumah,dalam perjalanan dan di majelis ta’lim. Ucapan dan perilaku
beliau selalu direkam dan dijadikan uswah (suri tauladan) bagi para sahabat
dalam urusan agama dan dunia.
Telah kita ketahui, bahwa kebanyakan sahabat untuk menguasai hadist
Nabi Saw., melalui hafalan tidak melalui tulisan, karena difokuskan untuk
mengumpulkan al-Quran dan dikhawatirkan apabila hadist ditulis maka timbul
kesamaran dengan al-Quran.
Hadis pada zaman nabi Muhammad saw belum ditulis secara umum
sebagaimana al-Quran. Hal ini disebabkan oleh dua factor ;
- Para sahabat mengandalkan kekuatan hafalan dan kecerdasan otaknya,
disamping alat-alat tulis masih kuarang.
- Karena adanya larangan menulis hadis nabi.
Larangan tersebut disebabkan karena adanya kekawatiran bercampur
aduknya hadis dengan al-Qur’an, atau mereka bisa melalaikan al-Qua’an, atau
larangan khusus bagi orang yang dipercaya hafalannya. Tetapi bagi orang yang
tidak lagi dikawatirkan, seperti yang pandai baca tulis, atau mereka kawatir
akan lupa, maka penulisan hadis bagi sahabat tertentu diperbolehkan.
Para ulama mengkompromikannya sebagai berikut:
 Bahwa larangan menulis hadist itu terjadi pada awal-awal Islam untuk
memelihara agar hadist tidak tercampur dengan al-Quran. Tetapi setelah itu
jumlah kaum muslimin semakin banyak dan telah banyak yang mengenal Al-
Quran, maka hukum larangan menulisnya telah dinaskhkan dengan perintah
yang membolehkannya.
10
 Bahwa larangan menulis hadist itu bersifat umum, sedang perizinan
menulisnya bersifat khusus bagi orang yang memiliki keahlian tulis menulis.
Hingga terjaga dari kekeliruan dalam menulisnya, dan tidak akan
dikhawatirkan salah seperti Abdullah bin Amr bin Ash.
 Bahwa larangan menulis hadist ditujukan pada orang yang kuat hafalannya
dari pada menulis, sedangkan perizinan menulisnya diberikan kepada orang
yang tidak kuat hafalannya.
3.2 Saran
Di dalam pembuatan makalah pasti ada timbulnya ketidak sempurnaan
dalam penyajian materi. Kurangnya pengalaman dalam pembuatan makalah,
sewajarnya apabila tugas ini masih banyak kekurangan serta kelemahan. Kami
sangat mengharapkan masukan, saran, dan perbaikan dari siapapun yang
sifatnya membangun demi kemajuan kemampuan khususnya dalam pembuatan
tugas makalah yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
11
DAFTAR PUSTAKA
A. Qadir Hasan, 2007. Ilmu Musthalah Hadits, Bandung: Dipenegoro
Hasbi Ash Shiddieqy, 1980. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Cet 6 : Jakarta,
Bulan Bintang
Mana’ al-Qathan. 1989. Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Kairo: Maktabah Wahbah.
Muhammad Ajjaj al-Khatib. 1998. Al-Sunnah Qabla al-Tadwin. Kairo: Maktabah
wahbah.
Muh. Zuhri, 2003. Hadits Nabi Telaah Historis dan Metodelogis, (Cet 11,
Yogyakarta: Tiara wacana Yogya, 2003
Munzier Supartam. 2002. Ilmu Hadits. Cet..3 : Jakarta, PT. Raja grafindo Persada.
Mushtafa as-Suba’i. 2003 Assunnah. Kairo: Dar-Assalam.
Prof.Dr.Muhaimin,MA, Dr.Abdul Mujib,M.Ag, Dr.Jusuf Mudzakkir,
MSi 2006. Kawasandan wawasan studi Islam Cet 1 : Jakarta, Kencana.
Subhi al-Shalih. 1997.Ulum al-hadist wa Mushtalahuhu. Beirut: Dar al-Ilmi Li al-
malayin.

Recomendados

Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat von
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatKhairul Muttaqin
23.7K views11 Folien
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh von
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
214.8K views8 Folien
Makalah Asbabun Nuzul von
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
51.8K views21 Folien
Makalah ijaz alquran von
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranjuniska efendi
12.6K views14 Folien
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya von
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
35.5K views11 Folien

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

Ulumul hadits von
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
30.1K views56 Folien
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam von
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
169.5K views28 Folien
Kedudukan dan Fungsi Hadits von
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
18K views15 Folien
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT von
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
20.5K views14 Folien
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis von
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis Musyfi'ah Musyfi'ah
35.7K views26 Folien
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an von
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’anVia Dewi Syahara
36.3K views8 Folien

Was ist angesagt?(20)

Ulumul hadits von Moh Yakub
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub30.1K views
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam von Rohman Efendi
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Rohman Efendi169.5K views
Kedudukan dan Fungsi Hadits von Fakhri Cool
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Fakhri Cool18K views
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT von Mutiara permatasari
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
Mutiara permatasari20.5K views
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis von Musyfi'ah Musyfi'ah
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Musyfi'ah Musyfi'ah35.7K views
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an von Via Dewi Syahara
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Via Dewi Syahara36.3K views
makalah takhrij hadits von Feri Nugroho
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij hadits
Feri Nugroho18.5K views
Makalah berbagai pendekatan studi islam von Amalia Damayanti
Makalah berbagai pendekatan studi islamMakalah berbagai pendekatan studi islam
Makalah berbagai pendekatan studi islam
Amalia Damayanti9.2K views
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid von RoisMansur
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
RoisMansur29.2K views
PPT Makiyah dan Madaniyah von rismariszki
PPT Makiyah dan MadaniyahPPT Makiyah dan Madaniyah
PPT Makiyah dan Madaniyah
rismariszki27.1K views
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI von arfian kurniawan
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
arfian kurniawan64.8K views
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi von Faatihah Abwabarrizqi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Faatihah Abwabarrizqi46.7K views
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits von ade orreo
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
ade orreo31.9K views
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya von Riana Arum
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum96.2K views

Destacado

Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits) von
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)UIN Alaluddin Makassar
45.8K views28 Folien
Sejarah hadits von
Sejarah  haditsSejarah  hadits
Sejarah haditsImam Santoso
4.6K views13 Folien
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved von
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi savedFakhri Cool
7.6K views15 Folien
Makalah hadist dan ulumul hadist von
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistNur Afifah
28.3K views35 Folien
Musthalah Hadith - Bagan 1 von
Musthalah Hadith - Bagan 1Musthalah Hadith - Bagan 1
Musthalah Hadith - Bagan 1mazizaacrizal maz
2.2K views1 Folie
Silabus kelas-9 von
Silabus kelas-9Silabus kelas-9
Silabus kelas-9SaFitri An Neaziyhs
263 views13 Folien

Destacado(14)

5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved von Fakhri Cool
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
Fakhri Cool7.6K views
Makalah hadist dan ulumul hadist von Nur Afifah
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
Nur Afifah28.3K views
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi von Fakhri Cool
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi
Fakhri Cool6.8K views
7. pembagian hadits secara umum dan bagan von Fakhri Cool
7. pembagian hadits secara umum dan bagan7. pembagian hadits secara umum dan bagan
7. pembagian hadits secara umum dan bagan
Fakhri Cool13.2K views
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya von Abdul Fauzan
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Abdul Fauzan8.9K views
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi von Fakhri Cool
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Fakhri Cool20.2K views
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' von Mulia Fathan
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya'' Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Al quran hadist ~ ''hadis ditinjau dari kualitas & kuantitasnya''
Mulia Fathan8.8K views
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham) von Barang Antik
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Barang Antik20.8K views
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis von Roedyblack V-one
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadisSejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Roedyblack V-one28.5K views

Similar a Perkembamngan hadits pada masa rasulullah

Resi Seftiana.docx von
Resi Seftiana.docxResi Seftiana.docx
Resi Seftiana.docxYogaPratama867800
9 views9 Folien
Makalah ulumul hadits von
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Liseu Taqillah
85 views13 Folien
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf von
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfZukét Printing
7 views21 Folien
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx von
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxZukét Printing
9 views21 Folien
Makalah q von
Makalah qMakalah q
Makalah qRahma Taufik
1.7K views19 Folien
Hadis masa nabi 3 von
Hadis masa nabi 3Hadis masa nabi 3
Hadis masa nabi 3Mar'ah Salamah
610 views13 Folien

Similar a Perkembamngan hadits pada masa rasulullah(20)

Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf von Zukét Printing
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Zukét Printing7 views
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx von Zukét Printing
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Zukét Printing9 views
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih von qoida malik
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ihMakalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
Makalah kelompok iii kodifikasi periode ketiga prodi ih
qoida malik1.3K views
Bab ii baru spi von FENY DYAH
Bab ii baru spiBab ii baru spi
Bab ii baru spi
FENY DYAH303 views
Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.docx von Zukét Printing
Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.docxPeranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.docx
Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.docx
Zukét Printing9 views
Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.pdf von Zukét Printing
Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.pdfPeranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.pdf
Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.pdf
Zukét Printing15 views
Kodifikasi Al-Qur'an dan Hadits (1).pptx von HajratulAswad3
Kodifikasi Al-Qur'an dan Hadits (1).pptxKodifikasi Al-Qur'an dan Hadits (1).pptx
Kodifikasi Al-Qur'an dan Hadits (1).pptx
HajratulAswad378 views
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf von RizkyGinting1
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdfMAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf
RizkyGinting1148 views
MAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'AN von rinskynufussa
MAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'ANMAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'AN
MAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'AN
rinskynufussa15.6K views
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist von HamimTohari7
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadistsejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
sejarah perkembangan dan pertumbuhan hadist
HamimTohari711 views
MODOL SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII.pdf von HeniBinWahab
MODOL SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII.pdfMODOL SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII.pdf
MODOL SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII.pdf
HeniBinWahab12 views
Sirah nabawiyah-jilid-i von Asep Hidayat
Sirah nabawiyah-jilid-iSirah nabawiyah-jilid-i
Sirah nabawiyah-jilid-i
Asep Hidayat3.8K views

Más de juniska efendi

Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an von
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anjuniska efendi
13.8K views14 Folien
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945 von
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945juniska efendi
16.1K views12 Folien
Perkembangan teori hukum revisi von
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisijuniska efendi
4.2K views30 Folien
Penelitian habib von
Penelitian habibPenelitian habib
Penelitian habibjuniska efendi
359 views25 Folien
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi von
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensiPelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensijuniska efendi
22K views16 Folien
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 von
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945juniska efendi
3.9K views17 Folien

Más de juniska efendi(20)

Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an von juniska efendi
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
juniska efendi13.8K views
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945 von juniska efendi
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
juniska efendi16.1K views
Perkembangan teori hukum revisi von juniska efendi
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisi
juniska efendi4.2K views
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi von juniska efendi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensiPelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
juniska efendi22K views
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 von juniska efendi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
juniska efendi3.9K views
Manajemen perbankan syari’ah von juniska efendi
Manajemen perbankan syari’ahManajemen perbankan syari’ah
Manajemen perbankan syari’ah
juniska efendi309 views
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah von juniska efendi
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
juniska efendi6K views
Makalah ulumul quran terjemah von juniska efendi
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemah
juniska efendi2.9K views
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m) von juniska efendi
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)
juniska efendi17K views
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda von juniska efendi
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belandaMakalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
juniska efendi13.1K views
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua... von juniska efendi
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
juniska efendi21.3K views
Makalah maqamat dan ahwal von juniska efendi
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
juniska efendi12.8K views
Makalah manajemen konflik dan stres von juniska efendi
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stres
juniska efendi3.1K views
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer von juniska efendi
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporerMakalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
juniska efendi21K views
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyah von juniska efendi
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyahMakalah ilmu kalam aliran ahmadiyah
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyah
juniska efendi7.3K views

Perkembamngan hadits pada masa rasulullah

  • 1. PERKEMBAMNGAN HADITS PADA MASA RASULULLAH DISUSUN OLEH : - Putri Indriani - Ahmad Basyar - Lum’atun Nadiroh - Siti Rohimah - Dea Komala Sari - Sugiarti Dosen Pengampu : DARUL ABROR,M.Pd.I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SHIDDIQIYAH TAHUN AKADEMIK 2014 /2015 JL. Lintas Timur Desa Lubuk Seberuk Kec. Lempuing Jaya Kab. OKI Sum-sel 30657
  • 2. ii KATA PENGANTAR Assalamualaikum. Wr. Wb Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada penulis untuk menghadirkan sebuah makalah dengan judul “HADITS PADA MASA RASULULLAH SAW”. Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan keharibaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau sampai akhir zaman. Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan dalam bentuk yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan penyampaian materi di dalam makalah penulis. Karenanya penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak terutama dari bapak DARUL ABROR,M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah ULUMUL HADITS demi kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran dikemudian hari. Lempuing Jaya, Desember 2014 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman Sampul.............................................................................................i Kata Pengantar...............................................................................................ii Daftar isi..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2 1.3 Tujuan ..................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ulumul Hadits Pada Masa Rasullah Saw............................................................................3 2.2 Cara Rasulullah Menyampaikan Hadits...............................................4 2.3 Keadaan Para Sahabat Dalam Menerima Dan Menguasai Hadist.......6 2.4 Larangan Menulis Hadis Dimasa Nabi Muhammad SAW .................7 2.5 Aktifitas Menulis Hadist......................................................................7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...........................................................................................9 3.2 Saran....................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua ulama dalam Islam sepakat akan pentingnya peranan Hadits dalam berbagai disiplin Ilmu dan menjadi rujukan kedua setelah Al- Qur’an. Untuk memahami Hadits dengan baik kita perlu mengetahui Sejarah pertumbuhan dan perkembangan Hadits agar kita dapat memahami sejauh mana pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa. Diantara ulama tidak seragam dalam menyusun periodesasi pertumbuhandan perkembangan hadits. Ada yang membaginya pada tiga periode saja, yaitumasa rasulullah SAW Sahabat dan Tabi’in, masa pentadwinan dan masa setelah tadwin.1[1] Sedangkan menurut Prof. Dr. T. M Hasbi ash Shiddieqy, dalam bukunya Sejarah dan Pengantar Ilmu hadits, bahwa apabila kita pelajari dengan seksama suasana dan keadaan yang telah dilalui hadist sejak dari zaman tumbuhnya hingga dewasa ini, dapatlah kita menarik sebuah garis, bahwa hadits Rasul sebagai dasar Tasyri’ yang kedua telah melalui enam masa dan sekarang sedang menempuh periode ketujuh 2[2] Sejarah dan Periodisasi penghimpunan Hadis mengalami masa yang lebih panjang dibandingkan dengan dialami oleh Al-Quran, yang hanya memerlukan waktu relatife pendek, yaitu sekitar 15 tahun saja. Penghimpunan dan pengkodifikasian Hadis memerlukan waktu sekitar tiga abad.Yang dimaksud dengan Periodisasi penghimpunan Hadis disini adalah fase-fase yang telah ditempuh dan dialami dalam sejarah pembinaan dan perkembangan Hadis, sejak Rasulullah SAW masih hidup sampai terwujudnya kitab-kitab yang dapat disaksikan dewasa ini. Hadist adalah Segala ucapan perbuatan dan perilaku Rasulullah SAW 3[3] yang merupakan salah satu pedoman hidup umat islam dimana kedudukan hadits disini adalah sebagai sumber hukum islam yang ke-2 setelah al-Quran. Didalam ilmu hadits pun terdapat pula sejarah dan perkembangan hadits pada masa prakodifikasi. 1 [1] Munzier Supartam Ilmu Hadits,(Cet..3 : Jakarta,PT. Raja grafindo Persada,2002) h.702M. Hasbi Ash Shiddieqy, 2 [2] Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet 6 : Jakarta,Bulan Bintang, 1980) h. 46 3 [3] A. Qadir Hasan, Ilmu Musthalah Hadits, Bandung: Dipenegoro, 2007. hlm. 17.
  • 5. 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ulumul Hadits Pada Masa Rasullah Saw.? 2. Bagaiman Cara Rasulullah Menyampaikan Hadits? 3. Bagaiman Keadaan Para Sahabat Dalam Menerima Dan Menguasai Hadist? 4. Mengapa ada Larangan Menulis Hadis Dimasa Nabi Muhammad SAW? 5. Bagaimana Aktifitas Menulis Hadist? 1.3 Tujuan Pembuatan makalah “Sejarah Hadist pada masa Rasulullah saw.” ini dimaksudkan untuk menambah wawasan keagamaan kami, juga demi kelangsungan kehidupan manusia menuju sesuatu yang lebih baik dari waktu ke waktu. Kedepannya menjadikan kami jauh lebih paham tentang agama khususnya mengenai sejarah Hadist pada masa Rasulullah saw.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ulumul Hadits Pada Masa Rasullah Saw. Masa ini dikenal dengan masa wahyu dan pembentukan hukum serta dasar-dasarnya, dimulai dari permulaan Nabi diangkat rasulullah hingga wafatnya pada tahun 11 H (mulai dari 13 tahun sebelum hijriah sampai 11 H) perkembangan hadits pada masa ini ditandai dengan cirri-ciri sebagai berikut : Para sahabat menerima dan memperoleh hadits melalui media: majlis ‘ilmi, melalui sahabat tertentu, ceramah pada tempat terbuka (seperti pada waktu haji wada’), serta berhubungan langsung dengan Nabi untuk menanyakan berbagai masalah atau mengetahui perbuatan dan amalannya yang perlu dicontoh. Para sahabat tidak sederajat dalam mengetahui keadaan Rasulullah Saw karena berbeda tempat tinggalnya, kegiatan sehari-hari, (ada yang sering bepergian, ada yang sering beribadah dimasjid, dan lain-lain), sedang Nabi pun tidak selalu secara rutin mengadakan ceramah terbuka untuk menyampaikan berita. Para sahabat yang banyak menerima pelajaran beliau adalah : a. Yang terdahulu masuk islam (As-sabiqunal awwalun) seperti khalifah empat, Abdullah bin mas’ud. b. Yang selalu berada disamping nabi dan bersungguh-sungguh menghafal hadits (seperti Abu hurairah), atau yang mencatat hadist (seperti Abdullah bin Amr bin Ash). c. Yang lama hidupnya sesudah nabi, karena dapat menerima hadist dari sesama sahabat, seperti Anas bin malik dan Abdullah bin Abbas. d. Yang erat hubungannya dengan nabi, yaitu ummul mu’minin, seperti siti aisyah dan ummu salamah. Hadist atau sunnah nabi tidak ditulis seperti Al-Qur’an, karena ada larangan Nabi Saw, yang khawatir andaikan campur dengan Al-Qur’an, disamping umumnya para sahabat mengandalkan pada kekuatan hafalan, dan juga karena kekurangan tenaga penulis dikalangan mereka. Namun demkian ada juga sahabat yang menulisnya tidak secara resmi, melainkan atas inisiatif sendiri seperti yang dilakukan oleh Abdullah bin amr bin ash dalam sebuah shahiffah yang diberi nama Ash – shadiqah. Setelah Al-Qur’an dibukukan ditulis dengan sempurna serta lengkap pula turunnya, barulah izin penulisan hadist pun dikeluarkan.
  • 7. 4 Ada suatu keistimewaan pada masa ini yaitu umat Islam dapat secara langsung memperoleh hadits Rasul saw. sebagai sumber hadits. Antara Rsulullah dengan mereka tidak ada jarak atau hijab yang menghambat dan mempersulit pertemuannya. Kedudukan nabi menjadikan semua perkataan, perbuatan dan taqrir nabi sebagai referensi para sahabat dan para sahabat tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka secara proaktif berguru dan bertanya kepadanya tentang segala sesuatu yang tidak diketahuinya baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Mereka mentaati semuanya bahkan menirunya. Ketaatan itu sendiri dimaksudkan agar keberagamannya dapat mencapai tingkat kesempurnaan. Ada beberapa cara Rasulullah saw. dalam menyampaikan hadits kepada para sahabat, yaitu: 1. Melalui para jema’ah pada pusat pembinaannya yang disebut dengan majelis al-‘ ilmi. 2. Dalam banyak kesempatan Rasulullah saw. juga menyampaikan haditsnya melalui para sahabat tertentu, yang kemudian disampaikannya kepada orang lain. 3. Melalui ceramah atau pidato ditempat terbuka, seperti ketika haji wada’ dan fathul makkah.4 [4] 2.2 Cara Rasulullah Menyampaikan Hadits Dalam menyampaikan hadits-haditsnya, Nabi menempuh beberapa cara, yaitu : 1. Melalui majelis al-‘ilm, yaitu pusat atau tempat pengajian yang diadakan oleh Nabi untuk membinah para jemaah, melalui majelis ini para sahabat memperoleh banyak peluang untuk menerima hadits, sehingga mereka berusaha untuk selalu mengkonsentrasikan diri untuk mengikuti kegiatannya. 2. Dalam banyak kesempatan Rasulullah jg menyampaikan haditsnya melalui para sahabat tertentu, yang kemudian oleh para sahabat tersebut disampaikannya kepada orang lain. Hal ini karena terkadang ketika nabi menyampaikan suatu hadits, para sahabat yang hadir 4[4]Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 71
  • 8. 5 hanya beberapa orang saja, baik karena disengaja oleh Rasulullah sendiri atau secara kebetulan para sahabat yang hadir hanya beberapa orang saja, bahkan hanya satu orang saja. 3. Untuk hal-hal sensitif, seperti yang berkaitan dengan soal keuarga dan kebutuhan biologis, terutama yang menyangkut hubungan suami istri, Nabi menyampaikan melalui istri-istrinya. Seperti kasus ketika Nabi menjelaskan tentang seorang wanita yang bertanya kepada Nabi SAW. Tentang mandi wanita yang telah suci dari haidnya. Nabi menyuruh wanita itu untuk mandi sebagaiman mestinya, tetapi ia belum mengetahui bagaimana cara mandi sehingga Nabi bersabda : “Ambillah seperca kain (yang telah diolesi dengan wangi-wangian) dari kasturi, maka bersihkanlah dengannya”. Wanita itu bertanya lagi, “bagaimana saya membersihkannya?” Nabi bersabda : “Bersihkanlah dengannya”. Wanita tersebut masih bertanya lagi, “bagaimana (caranya)?” Nabi bersabda : Subhanallah hendaklah kamu bersihkan”. Maka ‘Aisyah, istri Nabi berkata : “Wanita itu saya tarik kearah saya dan saya katakan kepadanya, “Usapkanlah seperca kain itu ke tempat bekas darah”. Pada hadits ini, Nabi dibantu oleh ‘Aisyah, istrinya, untuk menjelaskan hal sensitif berkenaan dengan kewanitaan. Begitu juga sikap para sahabat, jika ada hal-hal yang berkaitan dengan soal di atas, karena segan bertanya kepada Rasul SAW. Sering kali mereka bertanya kapada istri-istrinya. 4. Melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka, seperti ketika futuh Mekkah dan haji wada’. Ketika menunaikan ibadah Haji pada tahun 10 H (631 M), Nabi menyampaikan Khotbah yang sangat bersejarah di depan ratusan ribu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji, yang isinya banyak terkait dengan bidang muamalah, siyasah, jinayah, dan hak asasi manusia. 5. Melalui perbuatan langsung yang disaksikan oleh para sahabatnya, yaitu dengan jalan musyahadah, seperti yang berkaitan dengan praktik-praktik ibadah dan muamalah. Peristiwa-peristiwa yang
  • 9. 6 terjadi pada Nabi lalu Nabi menjelaskan hukumnya dan berita itu tersebar dikalangan umat islam. Misalnya suatu ketika Nabi berjalan- jalan di pasar dan bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang membeli makanan (gandum), Nabi menyuruhnya memasukkan tangannya kedalam gandum tersebut, dan ternyata di dalamnya basah, lalu Nabi bersabda : ‫غش‬ ‫من‬ ‫منا‬ ‫ليس‬ “Tidak termasuk golongan kami orang yang menipu”. Secara resmi memang Nabi melarang menulis hadits bagi umum karena khawatir campur antara hadits dan Al-Qur’an. Jika prasarana yang sangat sederhana Al-Qur’an dan Hadits ditulis diatasnya dalam bentuk satu catatan atau satu lembar pelepah kurma, sulit untuk membedakan antara Al-Qur’an dan Hadits. 2.3 Keadaan Para Sahabat Dalam Menerima Dan Menguasai Hadist Kebiasaan para sahabat dalam menerima hadits bertanya langsung kepada Nabi Saw. dalam problematika yang dihadapi oleh mereka, Seperti masalah hukum syara’ dan teologi. Diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam kitabnya dari ‘Uqbah bin al-Harits tentang masalah pernikahan satu saudara karena radla’ (sepersusuan). Tapi perlu diketahui, tidak selamanya para sahabat bertanya langsung. Apa bila masalah biologis dan rumah tangga, mereka bertanya kepada istri-istri beliau melalui utusan istri mereka, seperti masalah suami mencium istrinya dalam keadaan puasa.5[5] Telah kita ketahui, bahwa kebanyakan sahabat untuk menguasai hadist Nabi Saw., melalui hafalan tidak melalui tulisan, karena difokuskan untuk mengumpulkan al-Quran dan dikhawatirkan apabila hadist ditulis maka timbul kesamaran dengan al-Quran. 6[6] 5 [7] Mushtafa al-Suba’i. Assunnah. Kairo: Dar-Assalam. 2003. Hlm. 66. 6 [6] Mana’ al-Qathan. Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Kairo:Maktabah Wahbah. 1989. hlm. 106
  • 10. 7 2.4 Larangan Menulis Hadis Dimasa Nabi Muhammad SAW Hadis pada zaman nabi Muhammad saw belum ditulis secara umum sebagaimana al-Quran. Hal ini disebabkan oleh dua factor ; 1. para sahabat mengandalkan kekuatan hafalan dan kecerdasan otaknya, disamping alat-alat tulis masih kuarang. 2. karena adanya larangan menulis hadis nabi. Abu sa’id al-khudri berkata bahwa rosululloh saw bersabda: ‫فليمحه‬ ‫ا‬ُ‫ي‬‫ش‬ ‫كتب‬ ‫ومن‬ ‫القران‬ ‫اال‬ ‫ا‬ٌ‫ي‬‫ش‬ ‫عني‬ ‫تكتبوا‬ ‫ال‬ Janganlah menulis sesuatu dariku selain al-Qua’an, dan barang siapa yang menulis dariku hendaklah ia menghapusnya. ( H.R Muslim ) Larangan tersebut disebabkan karena adanya kekawatiran bercampur aduknya hadis dengan al-Qur’an, atau mereka bisa melalaikan al-Qua’an, atau larangan khusus bagi orang yang dipercaya hafalannya. Tetapi bagi orang yang tidak lagi dikawatirkan, seperti yang pandai baca tulis, atau mereka kawatir akan lupa, maka penulisan hadis bagi sahabat tertentu diperbolehkan. 2.5 Aktifitas Menulis Hadist Bahwasanya sebagian sahabat telah menulis hadist pada masa Rasulullah, ada yang mendapatkan izin khusus dari Nabi Saw.,hanya saja kebanyakan dari mereka yang senang dan kompeten menulis hadist menjelang akhir kehidupan Rasulullah.7 [7] Keadaan Sunnah pada masa Nabi SAW belum ditulis (dibukukan) secara resmi, walaupun ada beberapa sahabat yang menulisnya. Hal ini dikarenakan ada larangan penulisan hadist dari Nabi Saw. penulis akan mengutip satu hadist hadist yang lebih shahih dari hadist tentang larangan menulis. Rasulullah Saw. bersabda: ‫ف‬ ‫ان‬ ‫القر‬ ‫غير‬ ‫شيئا‬ ّ‫عنى‬ ‫كتب‬ ‫فمن‬ ‫القران‬ ‫غير‬ ‫شيئا‬ ‫ى‬ّ‫ن‬‫اع‬ ‫التكتبو‬‫ليمحه‬ 7 [7] Ulumal-hadist wa Mushtalahuhu.Beirut:Dar al-Ilmi Li al-malayin. 1997. hlm. 23- 30.
  • 11. 8 ” Jangan menulis apa-apa selain Al-Qur’an dari saya, barang siapa yang menulis dari saya selain Al-Qur’an hendaklah menghapusnya”.(HR. Muslim dari Abu Sa;id Al-Khudry) Tetapi disamping ada hadist yang melarang penulisan ada juga hadist yang membolehkan penulisan hadist, hadist yang diceritakan oleh Abdullah bin Amr, Nabi Saw. bersabda ‫االالحق‬ ‫منه‬ ‫خرج‬ ‫ما‬ ‫بيده‬ ‫نفسى‬ ‫الذى‬ ‫فو‬ ‫اكتب‬ ” tulislah!, demi Dzat yang diriku didalam kekuasaan-Nya, tidak keluar dariku kecuali yang hak”.(Sunan al-Darimi) Dua hadist diatas tampaknya bertentangan, maka para ulama mengkompromikannya sebagai berikut:  Bahwa larangan menulis hadist itu terjadi pada awal-awal Islam untuk memelihara agar hadist tidak tercampur dengan al-Quran. Tetapi setelah itu jumlah kaum muslimin semakin banyak dan telah banyak yang mengenal Al-Quran, maka hukum larangan menulisnya telah dinaskhkan dengan perintah yang membolehkannya.  Bahwa larangan menulis hadist itu bersifat umum, sedang perizinan menulisnya bersifat khusus bagi orang yang memiliki keahlian tulis menulis. Hingga terjaga dari kekeliruan dalam menulisnya, dan tidak akan dikhawatirkan salah seperti Abdullah bin Amr bin Ash.  Bahwa larangan menulis hadist ditujukan pada orang yang kuat hafalannya dari pada menulis, sedangkan perizinan menulisnya diberikan kepada orang yang tidak kuat hafalannya. 8[8] 8 [8] Muhammad Ajjaj al-Khatib. Al-Sunnah Qabla al-Tadwin. Kairo: Maktabah wahbah. 1998.hlm. 303-309.
  • 12. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Rasulullah dan para sahabat hidup bersama tanpa penghalang apapun, mereka selalu berkumpul untuk belajar kepada Nabi Saw. di masjid, pasar, rumah,dalam perjalanan dan di majelis ta’lim. Ucapan dan perilaku beliau selalu direkam dan dijadikan uswah (suri tauladan) bagi para sahabat dalam urusan agama dan dunia. Telah kita ketahui, bahwa kebanyakan sahabat untuk menguasai hadist Nabi Saw., melalui hafalan tidak melalui tulisan, karena difokuskan untuk mengumpulkan al-Quran dan dikhawatirkan apabila hadist ditulis maka timbul kesamaran dengan al-Quran. Hadis pada zaman nabi Muhammad saw belum ditulis secara umum sebagaimana al-Quran. Hal ini disebabkan oleh dua factor ; - Para sahabat mengandalkan kekuatan hafalan dan kecerdasan otaknya, disamping alat-alat tulis masih kuarang. - Karena adanya larangan menulis hadis nabi. Larangan tersebut disebabkan karena adanya kekawatiran bercampur aduknya hadis dengan al-Qur’an, atau mereka bisa melalaikan al-Qua’an, atau larangan khusus bagi orang yang dipercaya hafalannya. Tetapi bagi orang yang tidak lagi dikawatirkan, seperti yang pandai baca tulis, atau mereka kawatir akan lupa, maka penulisan hadis bagi sahabat tertentu diperbolehkan. Para ulama mengkompromikannya sebagai berikut:  Bahwa larangan menulis hadist itu terjadi pada awal-awal Islam untuk memelihara agar hadist tidak tercampur dengan al-Quran. Tetapi setelah itu jumlah kaum muslimin semakin banyak dan telah banyak yang mengenal Al- Quran, maka hukum larangan menulisnya telah dinaskhkan dengan perintah yang membolehkannya.
  • 13. 10  Bahwa larangan menulis hadist itu bersifat umum, sedang perizinan menulisnya bersifat khusus bagi orang yang memiliki keahlian tulis menulis. Hingga terjaga dari kekeliruan dalam menulisnya, dan tidak akan dikhawatirkan salah seperti Abdullah bin Amr bin Ash.  Bahwa larangan menulis hadist ditujukan pada orang yang kuat hafalannya dari pada menulis, sedangkan perizinan menulisnya diberikan kepada orang yang tidak kuat hafalannya. 3.2 Saran Di dalam pembuatan makalah pasti ada timbulnya ketidak sempurnaan dalam penyajian materi. Kurangnya pengalaman dalam pembuatan makalah, sewajarnya apabila tugas ini masih banyak kekurangan serta kelemahan. Kami sangat mengharapkan masukan, saran, dan perbaikan dari siapapun yang sifatnya membangun demi kemajuan kemampuan khususnya dalam pembuatan tugas makalah yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
  • 14. 11 DAFTAR PUSTAKA A. Qadir Hasan, 2007. Ilmu Musthalah Hadits, Bandung: Dipenegoro Hasbi Ash Shiddieqy, 1980. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Cet 6 : Jakarta, Bulan Bintang Mana’ al-Qathan. 1989. Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Kairo: Maktabah Wahbah. Muhammad Ajjaj al-Khatib. 1998. Al-Sunnah Qabla al-Tadwin. Kairo: Maktabah wahbah. Muh. Zuhri, 2003. Hadits Nabi Telaah Historis dan Metodelogis, (Cet 11, Yogyakarta: Tiara wacana Yogya, 2003 Munzier Supartam. 2002. Ilmu Hadits. Cet..3 : Jakarta, PT. Raja grafindo Persada. Mushtafa as-Suba’i. 2003 Assunnah. Kairo: Dar-Assalam. Prof.Dr.Muhaimin,MA, Dr.Abdul Mujib,M.Ag, Dr.Jusuf Mudzakkir, MSi 2006. Kawasandan wawasan studi Islam Cet 1 : Jakarta, Kencana. Subhi al-Shalih. 1997.Ulum al-hadist wa Mushtalahuhu. Beirut: Dar al-Ilmi Li al- malayin.