SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
PELAKU DAN KORBAN
DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI SERTA
THERAPEUTIC JURISPUDENCE
PADA KASUS KEKERASAN SEKSUAL
Oleh:
Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
Semua Jenis Kekerasan
merupakan tindakan tidak bisa
ditolerir
2
JENIS KEKERASAN UU 23 nomer 2014 :
•kekerasan fisik;
•kekerasan psikis;
•kekerasan seksual;
•penelantaran rumah tangga.
Memahami Apa Kekerasan
Seksual?
•Definisi ini sangat luas karena sangat dipengaruhi oleh
budaya, sosial, agama dan masih banyak lagi
•Oleh karena itu Hukum perlu mendapat wawasan dari
berbagai sudut pandang keilmuan
•Agar pemahaman kekerasan seksual dapat dipahami
secara komprehensif
4
Kekerasan selalu memberi
dampak negatif pada
korban
• Korban menjadi trauma, permasalahan emosi, selalu takut,
cemas, mudah tersinggung, mudah marah, dan bahkan
depresi.
• Pada anak akan mengalami masalah dalam hubungannya
dengan orang lain di sekolah. Misalnya bermasalah dengan
kedisiplinan, menghindar dari tugas-tugas, menarik diri.
• Reaksi ekstrem terhadap kontak fisik (sangat menarik diri vs
ketertarikan yang besar untuk bermain-main dengan organ
seksnya)
Pendekatan Psikologis
terhadap korban
• Tenaga Psikologi akan melakukan asesmen kepada korban
untuk menentukan dampak psikologis korban.
• Asesmen tidak hanya pada korban tetapi memahami
masyarakat, dan konteks budaya dimana ia tinggal.
• Dampak Psikologis pada korban bisa berbeda karena adanya
perbedaan psikologis dan perbedaan kasus
• Hasil asesmen akan menentukan rehabilitasi dan
intervensinya.
• Rehabilitasi bertujuan membuat kesehatan mental korban
menjadi lebih baik
Memahami pelaku kekerasan
Seksual dari sisi Psikologis
• Pelaku kekerasan seksual juga memiki permasalahan
psikologis
• Latarbelakang kehidupan yang dialaminya selama ini
menyebabkan ia menjadi pelaku
• Tenaga Psikologi dalam menangani pelaku akan melakukan
asesmen terhadap pelaku untuk memahami
permasalahannya. Dapat sangat berat sampai ringan
• Tenaga Psikologi kemudian akan melakukan rehabilitasi dan
intervensi terhadap pelaku kekerasan seksual
Skema dinamika pelaku
kekerasan
sebuah contoh kasus
Pola asuh
buruk,
membiarkan,
memberi
contoh
kekerasan,
menjadi korban
kekerasan
Harga diri,
regulasi
emosi, norma
buruk, mulai
berperilaku
melanggar
aturan
Terlibat dalam
gank/kelomp
ok yang
bermasalah –
belajar
tentang
kekerasan,
seks bebas
Menjadi
pelaku
kekerasan
KAPAN TENAGA PSIKOLOGI BISA
MEMBANTU KASUS KEKERASAN SEKSUAL?
PREVENSI/PENCEGAHAN
• Keluarga
• Pendidikan
• Organisasi
• Masyarakat
Melalui berbagai program untuk
melakukan perubahan:
• Proses berpikir
• Karakter dan mental
• Perilaku dalam proses penyidikan dan
lainnya
KURATIF.
Sesuai dengan KUHAP, tenaga psikologi
dapat membantu pada proses di :
• Kepolisian
• Kejaksaan
• Pengadilan
• LAPAS
• BAPAS
• Proses mediasi untuk diversi sesuai
UU 11/2012 tentang peradilan anak,
LPKS/LPKA
• Shelter atau rumah pendamping bagi
korban/pelaku
Therapeutic Jurisprudence Pada
Kasus Kekerasan Seksual
Outline
• Kapasitas Korektif
• Opsi Perlakuan
• Therapeutik Jurisprudence
• Aspek Terapeutik
• Peran Psikologi dalan TJ: Yang Bisa Dikontribusikan?
Kapasitas sistem penegakan
hukum/korektif (“Intervensi
Perilaku”) (Birgden, 2004)
❑Punitif/Retributif (penghukuman): Pendekatan “populis” terhadap Kekerasan Seksual (KS)
❑Pelaku KS kehilangan rasa kendali (sense of control), fatalistik.
❑Pelaku KS tidak mencari bantuan untuk hidup lebih baik.
❑Tidak ada bukti tentang efektivitasnya, bahkan aktor KS “makin menjadi”.
❑Preventif dan Rehabilitatif
❑Menyadari: Hukum (normatif) mengintegrasikan pendekatan ilmu-ilmu sosial (social
sciences).
❑KS dipandang sebagai “Produk sistem sosial dan konteks lain”: konteks fisik (akses),
ekonomi, fisiologi, dsb.
❑Perlakuan terhadap KS juga dipengaruhi proses sosial, politik, dsb (Ada sistem lain di
luar sistem hukum) ➔ Bisa menyebabkan: Ada intervensi yang tidak perlu
(unnecessary intervention), ada hukuman yang anti-terapeutik.
❑Pendekatan Psikologi Positif (strength-based approach, life’s meaning) memberikan
ruang kepada pertanyaan: Apa yang masih bisa dikontribusikan oleh pelaku KS?
Opsi Perlakuan terhadap
Aktor KS (Birgden, 2004)
❑Pendekatan Manajemen Risiko
❑Perencanaan Pencegahan Kambuh (Relapse Prevention Plan)
❑Mengenali perilaku-perilaku berisiko tinggi, dan situasi/tempat yang perlu dihindari oleh
aktor KS.
❑Kelemahan: Tidak mempertimbangkan keragaman usia, gaya belajar, kultur, dan
penghalang-penghalang partisipasi dalam merehabilitasi diri sendiri.
❑Good Lives Model (GLM)
❑Mengenali kekuatan, kelemahan, sudut pandang dan kebutuhan pelaku: Tailored Plan
supaya Aktor KS dapat hidup dengan identitas baru yang lebih adaptif (Promosi hidup
yang baik plus reduksi risiko)
❑ Kondisi internal: kemampuan, keterampilan antarpribadi.
❑ Kondisi eksternal: dukungan sosial, kesempatan kerja (jauh dari akses terhadap orang-orang yang
rentan menjadi korban)
❑Mempertimbangkan konteks : kesesuaian antara aktor KS dan lingkungan; meng-assess
kesiapan berubah (readiness to change) KS.
❑Therapeutic Jurisprudence : Mengambil aspek-aspek positif.
Therapeutic Jurisprudence (TJ)
(Birgden, 2004)
❑Tokoh: Wexler (1990) dan Winick (1998)
❑“The law can influence behavior as a psyehosocial process (Wexler, 1990).”
❑Hukum sebagai agen terapeutik.
❑Hukum berpengaruh terhadap proses pikir, perilaku, dan Responsivity to treatment.
❑Distres akibat proses hukum yang “konfrontatif” hanya akan berujung aktor mengulangi KS, karena
aktor tidak menerima tanggungjawab sepenuhnya (tidak ada proses kontemplatif, melainkan
resistif).
❑Yang diproteksi: Masa Depan (Tidak “Kambuh”/Reoffending).
❑Cognitive restructuring dapat dibantu oleh hakim, pengacara, dsb melalui motivational interview,
pemantauan, dsb.
❑Prinsip-prinsip:
❑ Hukum dapat memiliki efek positif, negatif, atau netral terhadap kesejahteraan (well being) pelaku.
❑ Saat aktor KS berhadapan dengan hukum, hukum berkesempatan memicu gaya hidup pro-sosial dalam diri aktor KS.
❑ Hukum dapat memanfaatkan ilmu sosial untuk menemukan cara meningkatkan kesejahteraan aktor KS.
❑ Hukum hendaknya menyelesaikan masalah “tanpa masalah”.
❑ Hukum dapat mendorong aktor KS mengikuti treatment dalam komunitas guna menunjukkan perilaku baru (asal komunitas
bersedia). Tidak semata-mata mengedepankan proteksi komunitas.
❑ Aktor KS secara berkala dinilai kembali tingkat risikonya dalam komunitas, berdasarkan perubahan sikap & perilakunya (“Re-biografi”,
“De-registrasi”). Dilakukan dengan kehati-hatian.
Aspek Terapeutik (Dilakukan
secara Persuasif, bukan
Koersif) (Birgden, 2004)
❑new procedures,
❑judges can ask offenders to clearly state on oath how they committed the offence and the impact
upon victims (Penting untuk proses terapeutik, semacam “kontrak psikologis”)
❑sentencing options
❑community-based treatment vs. ordinary prison sentence
❑between treatment techniques or treatment providers (friends and families included)
❑Juvenile defendants can demonstrate reasoning and self-control by preparing their own relapse
prevention plans for courts
❑Low-risk sex offenders should have their sentence reduced and be diverted into community
treatment programs (tapi perlu manage public perception – least intrusive)
❑interagency cooperation
❑The reentry court manages offenders' transition back to the community through positive
reinforcement, graduated sanctions, and interagency cooperation
❑Reentry courts can take a prevention approach to correct deficits such as electronic monitoring and
intensive supervision with home visits
• “Maruna (2001) menemukan bahwa para
pelanggar yang berhenti melakukan KS
memiliki narasi diri tentang penebusan
(redemption), sementara para pelanggar
yang “kambuh” (relaps) meyakini bahwa
mereka akan gagal.”
• “Therapeutic Jurisprudence (Hukum
Terapeutik) dapat menyediakan kerangka
kerja psikolegal yang diperlukan untuk
menangani penilaian (Asesmen), perlakuan
(Treatment), dan pengelolaan (Manajemen)
pelaku kekerasan seksual dan untuk
menyeimbangkan perlindungan komunitas dan
aktor kekerasan di seluruh sistem
peradilan pidana.”
(Birgden, 2004)
(Birgden, 2004)
(Birgden, 2004)
• SUMBER LITERASI THERAPEUTIC JURISPRUDENCE
DALAM PAPARAN INI
34
Maluku Utara | Bangka Belitung | Maluku | Kalimantan Utara | Gorontalo | Sulawesi Barat | Papua Barat
18
Ikatan
Psikolog Klinis
Indonesia
Asosiasi
Psikologi
Kepolisian
Asosiasi
Psikometrika
Indonesia
Asosiasi
Psikologi
Indigenos dan
Kultural
16
17
18
Asosiasi
Psikologi
Pendidikan
Indonesia
Terimakasih

More Related Content

What's hot

powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitassiakadurban
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualbkupstegal
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak Falanni Firyal Fawwaz
 
Modul 5 - Pelayanan Psikologis
Modul 5 -  Pelayanan PsikologisModul 5 -  Pelayanan Psikologis
Modul 5 - Pelayanan PsikologisECPAT Indonesia
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisielianaherawati
 
teori analisis transaksional
teori analisis transaksionalteori analisis transaksional
teori analisis transaksionalmankoma2013
 
Pendidikan seksualitas berbasis sekolah
Pendidikan seksualitas berbasis sekolahPendidikan seksualitas berbasis sekolah
Pendidikan seksualitas berbasis sekolahAzimatul Karimah
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuhanafieminence
 
Ppt konseling keluarga
Ppt konseling keluargaPpt konseling keluarga
Ppt konseling keluargaSriNurhasanah
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakECPAT Indonesia
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Psi klinis psikologi komunitas
Psi klinis   psikologi komunitasPsi klinis   psikologi komunitas
Psi klinis psikologi komunitasAfra Balqis
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaNova Ci Necis
 
Ppt seks bebas
Ppt seks bebasPpt seks bebas
Ppt seks bebaszakariaye
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaWiwin Hendriani
 

What's hot (20)

powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitas
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksual
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
 
Modul 5 - Pelayanan Psikologis
Modul 5 -  Pelayanan PsikologisModul 5 -  Pelayanan Psikologis
Modul 5 - Pelayanan Psikologis
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
teori analisis transaksional
teori analisis transaksionalteori analisis transaksional
teori analisis transaksional
 
Pendidikan seksualitas berbasis sekolah
Pendidikan seksualitas berbasis sekolahPendidikan seksualitas berbasis sekolah
Pendidikan seksualitas berbasis sekolah
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
 
Ppt konseling keluarga
Ppt konseling keluargaPpt konseling keluarga
Ppt konseling keluarga
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Psi klinis psikologi komunitas
Psi klinis   psikologi komunitasPsi klinis   psikologi komunitas
Psi klinis psikologi komunitas
 
Successful aging
Successful agingSuccessful aging
Successful aging
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remaja
 
Ppt seks bebas
Ppt seks bebasPpt seks bebas
Ppt seks bebas
 
Konsep keluarga ppt
Konsep keluarga pptKonsep keluarga ppt
Konsep keluarga ppt
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannya
 

Similar to Kekerasan Seksual: Perspektif Psikologi

Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulProdiAPUGK
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulUGK
 
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2Tania Sari
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
UPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptx
UPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptxUPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptx
UPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptxnoviarani6
 
10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptx10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptxNeng37
 
model konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatrimodel konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatriFransiska Oktafiani
 
Askep transkultural
Askep transkulturalAskep transkultural
Askep transkulturalmei rianita
 
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...AstriYuliaSariLubis1
 
Model dan NIlai Promkes.ppt
Model dan NIlai Promkes.pptModel dan NIlai Promkes.ppt
Model dan NIlai Promkes.pptTirzaSabrina
 
Pengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkupPengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkupandisgrasi
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021dedysuryairawan
 
Problem behavior theory
Problem behavior theoryProblem behavior theory
Problem behavior theoryAmalia Annisa
 
ASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptx
ASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptxASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptx
ASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptxDlacxNy
 

Similar to Kekerasan Seksual: Perspektif Psikologi (20)

Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
 
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
UPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptx
UPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptxUPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptx
UPAYA KESPRO PADA PRIA DAN WANITA USIA SUBUR.pptx
 
10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptx10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptx
 
Konsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan dan kesehatan jiwa
 
model konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatrimodel konseptual mental psikiatri
model konseptual mental psikiatri
 
PKHS
PKHSPKHS
PKHS
 
Askep transkultural
Askep transkulturalAskep transkultural
Askep transkultural
 
213 1156-1-pb
213 1156-1-pb213 1156-1-pb
213 1156-1-pb
 
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
 
Model dan NIlai Promkes.ppt
Model dan NIlai Promkes.pptModel dan NIlai Promkes.ppt
Model dan NIlai Promkes.ppt
 
Pengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkupPengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkup
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021
 
Problem behavior theory
Problem behavior theoryProblem behavior theory
Problem behavior theory
 
Konsep diri2
Konsep diri2Konsep diri2
Konsep diri2
 
ASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptx
ASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptxASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptx
ASPEK ETIK LEGAL DALAM KEPERAWATAN.pptx
 

More from Juneman Abraham

Kesehatan Mental di AIESEC in BINUS
Kesehatan Mental di AIESEC in BINUSKesehatan Mental di AIESEC in BINUS
Kesehatan Mental di AIESEC in BINUSJuneman Abraham
 
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)Juneman Abraham
 
Mental Health: A New Social Dilemma (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...
Mental Health: A New Social Dilemma  (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...Mental Health: A New Social Dilemma  (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...
Mental Health: A New Social Dilemma (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...Juneman Abraham
 
Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)
Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)
Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)Juneman Abraham
 
Pengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa Pandemi
Pengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa PandemiPengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa Pandemi
Pengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa PandemiJuneman Abraham
 
Ethical clearance : Untuk apa dan oleh siapa?
Ethical clearance  : Untuk apa dan oleh siapa?Ethical clearance  : Untuk apa dan oleh siapa?
Ethical clearance : Untuk apa dan oleh siapa?Juneman Abraham
 
Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)
Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)
Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)Juneman Abraham
 
Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)Juneman Abraham
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021
Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021
Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021Juneman Abraham
 
Siapakah Pengarang - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal Ilmiah
Siapakah Pengarang  - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal IlmiahSiapakah Pengarang  - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal Ilmiah
Siapakah Pengarang - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal IlmiahJuneman Abraham
 
Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)
Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)
Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)Juneman Abraham
 
Employability berbasis Enrichment
Employability berbasis EnrichmentEmployability berbasis Enrichment
Employability berbasis EnrichmentJuneman Abraham
 
Tata Kelola Jurnal Ilmiah
Tata Kelola Jurnal Ilmiah Tata Kelola Jurnal Ilmiah
Tata Kelola Jurnal Ilmiah Juneman Abraham
 
Self diagnose-diagnosis diri - perspektif sosial
Self diagnose-diagnosis diri - perspektif sosialSelf diagnose-diagnosis diri - perspektif sosial
Self diagnose-diagnosis diri - perspektif sosialJuneman Abraham
 
Indeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah Kaprahnya
Indeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah KaprahnyaIndeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah Kaprahnya
Indeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah KaprahnyaJuneman Abraham
 
Makna di balik Akreditasi Jurnal Ilmiah
Makna di balik Akreditasi Jurnal IlmiahMakna di balik Akreditasi Jurnal Ilmiah
Makna di balik Akreditasi Jurnal IlmiahJuneman Abraham
 
Terbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan Kesehatan
Terbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan KesehatanTerbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan Kesehatan
Terbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan KesehatanJuneman Abraham
 
Kiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan Kesimpulan
Kiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan KesimpulanKiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan Kesimpulan
Kiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan KesimpulanJuneman Abraham
 
Isu Etika Dalam Penelitian
Isu Etika Dalam PenelitianIsu Etika Dalam Penelitian
Isu Etika Dalam PenelitianJuneman Abraham
 

More from Juneman Abraham (20)

Kesehatan Mental di AIESEC in BINUS
Kesehatan Mental di AIESEC in BINUSKesehatan Mental di AIESEC in BINUS
Kesehatan Mental di AIESEC in BINUS
 
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)
 
Mental Health: A New Social Dilemma (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...
Mental Health: A New Social Dilemma  (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...Mental Health: A New Social Dilemma  (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...
Mental Health: A New Social Dilemma (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...
 
Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)
Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)
Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)
 
Pengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa Pandemi
Pengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa PandemiPengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa Pandemi
Pengasuhan yang Tangguh dan Bersahabat di Masa Pandemi
 
Ethical clearance : Untuk apa dan oleh siapa?
Ethical clearance  : Untuk apa dan oleh siapa?Ethical clearance  : Untuk apa dan oleh siapa?
Ethical clearance : Untuk apa dan oleh siapa?
 
Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)
Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)
Road to PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa)
 
Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN)
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021
Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021
Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021
 
Siapakah Pengarang - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal Ilmiah
Siapakah Pengarang  - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal IlmiahSiapakah Pengarang  - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal Ilmiah
Siapakah Pengarang - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal Ilmiah
 
Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)
Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)
Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)
 
Employability berbasis Enrichment
Employability berbasis EnrichmentEmployability berbasis Enrichment
Employability berbasis Enrichment
 
Tata Kelola Jurnal Ilmiah
Tata Kelola Jurnal Ilmiah Tata Kelola Jurnal Ilmiah
Tata Kelola Jurnal Ilmiah
 
Self diagnose-diagnosis diri - perspektif sosial
Self diagnose-diagnosis diri - perspektif sosialSelf diagnose-diagnosis diri - perspektif sosial
Self diagnose-diagnosis diri - perspektif sosial
 
Pekerti Sains Terbuka
Pekerti Sains TerbukaPekerti Sains Terbuka
Pekerti Sains Terbuka
 
Indeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah Kaprahnya
Indeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah KaprahnyaIndeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah Kaprahnya
Indeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah Kaprahnya
 
Makna di balik Akreditasi Jurnal Ilmiah
Makna di balik Akreditasi Jurnal IlmiahMakna di balik Akreditasi Jurnal Ilmiah
Makna di balik Akreditasi Jurnal Ilmiah
 
Terbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan Kesehatan
Terbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan KesehatanTerbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan Kesehatan
Terbuka Pada Dunia: Menulis Ilmiah di Bidang Psikologi dan Kesehatan
 
Kiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan Kesimpulan
Kiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan KesimpulanKiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan Kesimpulan
Kiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan Kesimpulan
 
Isu Etika Dalam Penelitian
Isu Etika Dalam PenelitianIsu Etika Dalam Penelitian
Isu Etika Dalam Penelitian
 

Recently uploaded

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Kekerasan Seksual: Perspektif Psikologi

  • 1. PELAKU DAN KORBAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI SERTA THERAPEUTIC JURISPUDENCE PADA KASUS KEKERASAN SEKSUAL Oleh: Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
  • 2. Semua Jenis Kekerasan merupakan tindakan tidak bisa ditolerir 2 JENIS KEKERASAN UU 23 nomer 2014 : •kekerasan fisik; •kekerasan psikis; •kekerasan seksual; •penelantaran rumah tangga.
  • 3. Memahami Apa Kekerasan Seksual? •Definisi ini sangat luas karena sangat dipengaruhi oleh budaya, sosial, agama dan masih banyak lagi •Oleh karena itu Hukum perlu mendapat wawasan dari berbagai sudut pandang keilmuan •Agar pemahaman kekerasan seksual dapat dipahami secara komprehensif
  • 4. 4 Kekerasan selalu memberi dampak negatif pada korban • Korban menjadi trauma, permasalahan emosi, selalu takut, cemas, mudah tersinggung, mudah marah, dan bahkan depresi. • Pada anak akan mengalami masalah dalam hubungannya dengan orang lain di sekolah. Misalnya bermasalah dengan kedisiplinan, menghindar dari tugas-tugas, menarik diri. • Reaksi ekstrem terhadap kontak fisik (sangat menarik diri vs ketertarikan yang besar untuk bermain-main dengan organ seksnya)
  • 5. Pendekatan Psikologis terhadap korban • Tenaga Psikologi akan melakukan asesmen kepada korban untuk menentukan dampak psikologis korban. • Asesmen tidak hanya pada korban tetapi memahami masyarakat, dan konteks budaya dimana ia tinggal. • Dampak Psikologis pada korban bisa berbeda karena adanya perbedaan psikologis dan perbedaan kasus • Hasil asesmen akan menentukan rehabilitasi dan intervensinya. • Rehabilitasi bertujuan membuat kesehatan mental korban menjadi lebih baik
  • 6. Memahami pelaku kekerasan Seksual dari sisi Psikologis • Pelaku kekerasan seksual juga memiki permasalahan psikologis • Latarbelakang kehidupan yang dialaminya selama ini menyebabkan ia menjadi pelaku • Tenaga Psikologi dalam menangani pelaku akan melakukan asesmen terhadap pelaku untuk memahami permasalahannya. Dapat sangat berat sampai ringan • Tenaga Psikologi kemudian akan melakukan rehabilitasi dan intervensi terhadap pelaku kekerasan seksual
  • 7. Skema dinamika pelaku kekerasan sebuah contoh kasus Pola asuh buruk, membiarkan, memberi contoh kekerasan, menjadi korban kekerasan Harga diri, regulasi emosi, norma buruk, mulai berperilaku melanggar aturan Terlibat dalam gank/kelomp ok yang bermasalah – belajar tentang kekerasan, seks bebas Menjadi pelaku kekerasan
  • 8. KAPAN TENAGA PSIKOLOGI BISA MEMBANTU KASUS KEKERASAN SEKSUAL? PREVENSI/PENCEGAHAN • Keluarga • Pendidikan • Organisasi • Masyarakat Melalui berbagai program untuk melakukan perubahan: • Proses berpikir • Karakter dan mental • Perilaku dalam proses penyidikan dan lainnya KURATIF. Sesuai dengan KUHAP, tenaga psikologi dapat membantu pada proses di : • Kepolisian • Kejaksaan • Pengadilan • LAPAS • BAPAS • Proses mediasi untuk diversi sesuai UU 11/2012 tentang peradilan anak, LPKS/LPKA • Shelter atau rumah pendamping bagi korban/pelaku
  • 10. Outline • Kapasitas Korektif • Opsi Perlakuan • Therapeutik Jurisprudence • Aspek Terapeutik • Peran Psikologi dalan TJ: Yang Bisa Dikontribusikan?
  • 11. Kapasitas sistem penegakan hukum/korektif (“Intervensi Perilaku”) (Birgden, 2004) ❑Punitif/Retributif (penghukuman): Pendekatan “populis” terhadap Kekerasan Seksual (KS) ❑Pelaku KS kehilangan rasa kendali (sense of control), fatalistik. ❑Pelaku KS tidak mencari bantuan untuk hidup lebih baik. ❑Tidak ada bukti tentang efektivitasnya, bahkan aktor KS “makin menjadi”. ❑Preventif dan Rehabilitatif ❑Menyadari: Hukum (normatif) mengintegrasikan pendekatan ilmu-ilmu sosial (social sciences). ❑KS dipandang sebagai “Produk sistem sosial dan konteks lain”: konteks fisik (akses), ekonomi, fisiologi, dsb. ❑Perlakuan terhadap KS juga dipengaruhi proses sosial, politik, dsb (Ada sistem lain di luar sistem hukum) ➔ Bisa menyebabkan: Ada intervensi yang tidak perlu (unnecessary intervention), ada hukuman yang anti-terapeutik. ❑Pendekatan Psikologi Positif (strength-based approach, life’s meaning) memberikan ruang kepada pertanyaan: Apa yang masih bisa dikontribusikan oleh pelaku KS?
  • 12. Opsi Perlakuan terhadap Aktor KS (Birgden, 2004) ❑Pendekatan Manajemen Risiko ❑Perencanaan Pencegahan Kambuh (Relapse Prevention Plan) ❑Mengenali perilaku-perilaku berisiko tinggi, dan situasi/tempat yang perlu dihindari oleh aktor KS. ❑Kelemahan: Tidak mempertimbangkan keragaman usia, gaya belajar, kultur, dan penghalang-penghalang partisipasi dalam merehabilitasi diri sendiri. ❑Good Lives Model (GLM) ❑Mengenali kekuatan, kelemahan, sudut pandang dan kebutuhan pelaku: Tailored Plan supaya Aktor KS dapat hidup dengan identitas baru yang lebih adaptif (Promosi hidup yang baik plus reduksi risiko) ❑ Kondisi internal: kemampuan, keterampilan antarpribadi. ❑ Kondisi eksternal: dukungan sosial, kesempatan kerja (jauh dari akses terhadap orang-orang yang rentan menjadi korban) ❑Mempertimbangkan konteks : kesesuaian antara aktor KS dan lingkungan; meng-assess kesiapan berubah (readiness to change) KS. ❑Therapeutic Jurisprudence : Mengambil aspek-aspek positif.
  • 13. Therapeutic Jurisprudence (TJ) (Birgden, 2004) ❑Tokoh: Wexler (1990) dan Winick (1998) ❑“The law can influence behavior as a psyehosocial process (Wexler, 1990).” ❑Hukum sebagai agen terapeutik. ❑Hukum berpengaruh terhadap proses pikir, perilaku, dan Responsivity to treatment. ❑Distres akibat proses hukum yang “konfrontatif” hanya akan berujung aktor mengulangi KS, karena aktor tidak menerima tanggungjawab sepenuhnya (tidak ada proses kontemplatif, melainkan resistif). ❑Yang diproteksi: Masa Depan (Tidak “Kambuh”/Reoffending). ❑Cognitive restructuring dapat dibantu oleh hakim, pengacara, dsb melalui motivational interview, pemantauan, dsb. ❑Prinsip-prinsip: ❑ Hukum dapat memiliki efek positif, negatif, atau netral terhadap kesejahteraan (well being) pelaku. ❑ Saat aktor KS berhadapan dengan hukum, hukum berkesempatan memicu gaya hidup pro-sosial dalam diri aktor KS. ❑ Hukum dapat memanfaatkan ilmu sosial untuk menemukan cara meningkatkan kesejahteraan aktor KS. ❑ Hukum hendaknya menyelesaikan masalah “tanpa masalah”. ❑ Hukum dapat mendorong aktor KS mengikuti treatment dalam komunitas guna menunjukkan perilaku baru (asal komunitas bersedia). Tidak semata-mata mengedepankan proteksi komunitas. ❑ Aktor KS secara berkala dinilai kembali tingkat risikonya dalam komunitas, berdasarkan perubahan sikap & perilakunya (“Re-biografi”, “De-registrasi”). Dilakukan dengan kehati-hatian.
  • 14. Aspek Terapeutik (Dilakukan secara Persuasif, bukan Koersif) (Birgden, 2004) ❑new procedures, ❑judges can ask offenders to clearly state on oath how they committed the offence and the impact upon victims (Penting untuk proses terapeutik, semacam “kontrak psikologis”) ❑sentencing options ❑community-based treatment vs. ordinary prison sentence ❑between treatment techniques or treatment providers (friends and families included) ❑Juvenile defendants can demonstrate reasoning and self-control by preparing their own relapse prevention plans for courts ❑Low-risk sex offenders should have their sentence reduced and be diverted into community treatment programs (tapi perlu manage public perception – least intrusive) ❑interagency cooperation ❑The reentry court manages offenders' transition back to the community through positive reinforcement, graduated sanctions, and interagency cooperation ❑Reentry courts can take a prevention approach to correct deficits such as electronic monitoring and intensive supervision with home visits
  • 15. • “Maruna (2001) menemukan bahwa para pelanggar yang berhenti melakukan KS memiliki narasi diri tentang penebusan (redemption), sementara para pelanggar yang “kambuh” (relaps) meyakini bahwa mereka akan gagal.” • “Therapeutic Jurisprudence (Hukum Terapeutik) dapat menyediakan kerangka kerja psikolegal yang diperlukan untuk menangani penilaian (Asesmen), perlakuan (Treatment), dan pengelolaan (Manajemen) pelaku kekerasan seksual dan untuk menyeimbangkan perlindungan komunitas dan aktor kekerasan di seluruh sistem peradilan pidana.” (Birgden, 2004) (Birgden, 2004)
  • 17. • SUMBER LITERASI THERAPEUTIC JURISPRUDENCE DALAM PAPARAN INI
  • 18. 34 Maluku Utara | Bangka Belitung | Maluku | Kalimantan Utara | Gorontalo | Sulawesi Barat | Papua Barat