SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
OVERVIEW
 Bab ini membahas model-model keseimbangan dalam
analisis investasi dan memberikan gambaran yang
komprehensif tentang berbagai kendala dan solusi
untuk mengatasi persoalan beta dalam studi empiris
maupun dalam aplikasi praktis.
 Bab ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai:
 Cara menghitung beta
 Kelemahan beta dalam praktik
 Evaluasi beta dalam praktik
 Teknik-teknik estimasi beta yang sesuai dengan kondisi yang
dihadapi
 Pengujian efisiensi dan stabilitas beta dalam riset pasar
modal.
1/55
OVERVIEW
 Dalam bab ini akan dibahas tiga isu utama,
yakni :
 kajian literatur tentang beta;
 metode penelitian untuk mengestimasi beta;
 isu-isu relevan lainnya tentang estimasi dan
stabilitas beta.
2/55
TOPIK PEMBAHASAN
 Kajian Literatur tentang Beta
 Desain Penelitian dalam Pengestimasian Beta
 Hasil Empiris Pengestimasian Beta
 Pengestimasian Beta dengan Beberapa Cara Pengukuran
Return
 Asumsi Distribusional
 Kesalahan Pengukuran dan Perdagangan Tipis
 Stabilitas Beta
 Estimasi Beta Lainnya yang Telah disesuaikan dengan
Perdangan Tipis
 Time-varying Beta
 Pengestimasian Beta untuk Perusahaan Privat
3/55
PENDAHULUAN TENTANG CAPM
 Penentuan asset pricing suatu sekuritas individual dan/atau
portofolio merupakan hal yang sangat penting bagi investor.
 Penentuan cost of capital (required rate of return)
 Pricing sekuritas/portofolio (undervalue/overvalue)
Perlu Model Yang Parsimoni Dalam
Menangkap Kompleksitas PasarModal
Capital Asset PricingModel (CAPM)
(Sharpe,1964; Lintner 1965; dan
Mossin,1966)
4/55
PENDAHULUAN TENTANG CAPM
 CAPM menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan (equilibrium),
expected returns [E(Ri)] sama dengan suku bunga bebas risiko (Rf )
ditambah dengan premi risiko:
E(Ri) = Rf + {E(Rm) – Rf}βI
 Ukuran risiko yang relevan dalam konteks CAPM adalah beta (β),
yang didefinisikan sebagai covarians return sekuritas dengan
return pasar yang distandardisasi dengan varians return pasar.
ρiM = Korelasi antara sekuritas i dengan pasar
σi = Standar deviasi sekuritas i
σM = Standar deviasi pasar
2
M
MiMi
i
σ
σσρ
β =
5/55
PENDAHULUAN TENTANG CAPM
 CAPM memerlukan estimasi tingkat bunga bebas risiko
(risk-free rate of interest), estimasi return portofolio
pasar yang diharapkan (expected return market portfolio),
dan estimasi beta untuk tiap aset individual
 Sejak diperkenalkan pertama kali, CAPM dan beta terus
diperdebatkan baik secara teoritis maupun empiris.
 Fama dan French (1992, 1993, 1996) mengkritik kemampuan
beta dalam menjelaskan cross-sectional variation return
ekuitas.
 Roll dan Ross (1996) mengatakan bahwa: “beta is dead, or if
not dead is at least fatally ill, karena beta tidak dapat
menjelaskan return sekuritas.
6/55
PENDAHULUAN TENTANG CAPM
 Kothari, Shanken, dan Sloan (1950) dan Kandel dan
Stambaugh (1995) mengatakan bahwa beta tetap masih
dapat digunakan jika menggunakan data tahunan, bukan
data bulanan atau harian
 Black (1993) mengatakan dengan perspektif lain, hal yang
diperlukan dalam mendefinisikan ukuran risiko sistematis
atau beta adalah model pasar (market model)
Rit = αi + βi Rmt + εit
 Keberadaan market model tersebut adalah independen atau
tidak terikat pada CAPM. Meskipun CAPM benar-benar mati,
beta tetap eksis. Maka, beta telah digunakan sejak dulu,
sekarang, dan akan terus digunakan di masa mendatang.
7/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Keterterapan Beta dalam Penelitian
 Penggunaan beta sebagai salah satu variabel
penelitian telah banyak dilakukan baik di luar negeri
maupun di dalam negeri.
 Studi yang dilakukan di dalam negeri :
 Agoeng (2000) dan Hadinugroho (2002) menunjukan
bahwa return tidak dipengaruhi oleh beta.
 Tandelilin (2001) menemukan bahwa beta portofolio
saham mampu menjelaskan return portofolio pada pasar
bullish dan bearish.
8/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
 Poerwanto (2001) yang menyelidiki hubungan antara beta
dengan return, menemukan bahwa untuk market excess
return positif terdapat hubungan positif antara beta dan
return, sedangkan untuk market excess return negatif
terdapat hubungan negatif antara beta dan return
 Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi beta juga
menunjukan hasil yang beragam :
 Tandelilin (1997) menemukan bahwa variabel rasio keuangan
dan ukuran perusahaan mempengaruhi beta
 Indriastuti (1999) dan Musliatun (2000) dengan memisahkan
periode analisis normal dan krisis 1997 menemukan bahwa
likuiditas, pertumbuhan, dan leverage keuangan
mempengaruhi beta
9/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
 Sufiyati dan Na’im (2002) membuktikan bahwa beta
dipengaruhi oleh ukuran perusahaan
 Suherman (2001) menguji pengaruh variabel dividen,
pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, likuiditas, leverage
keuangan, volatilitas laba, dan beta akuntansi terhadap beta.
 Beta juga banyak dipakai dalam berbagai bentuk desain
penelitian studi peristiwa (event study) seperti penawaran
hak atas saham (right issue), pengumuman divide,
pengumuman merger dan akuisisi, pengumuman
pembelanjaan kapital dan perubahan komposisi manajemen.
10/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Catatan Penting:
 Sebagian besar penelitian tersebut
mengungkapkan hasil yang tidak konsisten
dengan teori. Hal mungkin disebabkan oleh
perbedaan metode dalam pengestimasian beta
sehingga menghasilkan variasi besaran beta.
11/55
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
Keterterapan Beta dalam Praktik
 Beta digunakan oleh manajer investasi sebagai
salah satu indikator dalam pengukuran kinerja
portofolio yaitu dengan mengadopsi teknik
yang dikemukakan Treynor (1965) dan Jensen
(1969).
 Beta juga digunakan untuk menghitung biaya
modal ekuitas yang selanjutnya digunakan
dalam penilaian perusahaan, penganggaran
kapital, dan perhitungan economic value added
(EVA).
12/55
Isu Pokok Dalam Estimasi Beta
Isu pengukuran return
Bagaimana seharusnya return diukur; indeks apa yang
seharusnya digunakan untuk mewakili pasar; berapa lama
periode observasi yang digunakan; dan interval
penyampelan apa yang harus digunakan.
Isu yang berkaitan dengan asumsi model regresi
Apakah residual regresi berdistribusi normal; apakah
residual regresi memiliki varian yang sama; apakah residual
regresi tidak berkorelasi satu sama lain; apakah beralasan
jika diasumsikan bahwa beta adalah konstan sepanjang
periode pengestimasian; dan apakah ada variabel penjelas
yang dihilangkan.
13/55
Isu Pengukuran Return
 Tahap pertama untuk memperoleh estimasi beta adalah menghitung
nilai return sekuritas individual dan return pasar.
 Discrete return versus continuously compounded returns.
Pengukuran returns harus mempertimbangkan penyesuaian
perubahan harga yang terjadi karena adanya perubahan
kapitalisasi
 Raw return versus excess return.
Ukuran return berupa return periodik yang belum disesuaikan
dengan return aset-aset lain yang menjadi benchmark.
 Nominal return versus real return.
Return yang belum disesuaikan terhadap harapan adanya inflasi
(inflationary expectation).
14/55
METODE PENGUKURAN RETURN
Perhitungan Return
Raw Return
o Discre te Re turn (DRt)
o Co ntinuo usly Co m po unde d Re turns (CCRt)
1
1
−
− +−
=
t
t
P
DtPPt
DRt
)1ln( tRCCRt +=
15/55
Perhitungan Return
Excess Return
o Discre te Exce ss Re turn (DERt)
o Co ntinuo usly Co m po unde d Exce ss Re turns
(CCERt)
Rft = tingkat bunga bebas risiko (SBI)
ttt RfDRDER −=
ttt fRCCRCCER −=
METODE PENGUKURAN RETURN
16/55
Perhitungan Return
Real Return
Discre te Re alRe turn (DRRt)
Co ntinuo usly Co m po unde d Re alRe turns
(CCRRt)
r = tingkat inflasi
1
1
1
−
+
+
=
r
DR
DRR t
t
1
1
1
−
+
+
=
r
CCR
CCRR t
t
METODE PENGUKURAN RETURN
17/55
TEKNIK ESTIMASI BETA
 Estimasi beta dengan indeks tunggal mengacu pada periode
waktu analisis yang sama untuk return individual dan return
pasar.
 Estimasi beta yang disesuaikan karena adanya perdagangan
yang tidak sinkron:
 Beta Scholes-William diadopsi dari teknik estimasi beta yang
digunakan oleh Scholes dan William (1977).
 Beta Dimson mengacu pada teknik estimasi beta yang digunakan
oleh Dimson (1979).
 Fowler dan Rorke (1983) mengembangkan teknik Scholes dan
William serta Dimson dengan melakukan analisis regresi
berganda.
18/55
TEKNIK ESTIMASI BETA
1. Beta Indeks Tunggal (βi
IT
)
2. Beta Scholes-William(βSW)
itmiiit it
RˆR εβα ++=
i
IT
i
ˆββ =
itmimimiiit ititit
RˆRˆRˆR εβββα ++++=
+− 101
tmmt uRˆˆR t
++= −110 ρρ
)ˆ(
iiiSW
i
1
101
21 ρ
βββ
β
+
++
=
+−
19/55
TEKNIK ESTIMASI BETA
3. Beta Dimson(βi
DM
)
itmimimiiit ititit
RˆRˆRˆR εβββα ++++=
+− 101
∑−=
+=
m
mk
ki
DM
i
ˆββ
20/55
TEKNIK ESTIMASI BETA
2. Beta Fowler-Rorke (βi
FR
)
itm
n
imimimim
n
iiit nititititnit
Rˆ...RˆRˆRˆ...RˆR εβββββα ++++++++= +−−
++−− 101
1
)ˆ...ˆ/()ˆˆ...ˆ(W nnn ρρρρρ 221221 1111 +++++++= −
n
iniii
n
in
FR
i
ˆW...ˆWˆˆW...ˆW
++−−
++++++= ββββββ 1
1
01
1
tmmmt uRˆ...RˆˆR tnt
++++= −− 1110 ρρρ
)ˆ...ˆ/()ˆˆˆ...ˆ(W nnnn ρρρρρρ 221221 11212 ++++++++= −−
)ˆ...ˆ/()ˆ...ˆ(W nn ρρρρ 2211 111 ++++++=
21/55
 Data dan Sampel Penelitian :
 Studi empiris dimaksudkan untuk memberi ilustrasi
praktis tentang isu-isu dan prosedur-prosedur
pengestimasian yang dapat menghasilkan estimasi
beta yang berbeda.
 Studi ini menggunakan harga saham harian,
mingguan, dan bulanan yang diobservasi dari 18
perusahaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel
perusahaan dipilih secara acak dan mewakili 18
sub-industri dari industri pemanufakturan
22/55
 Model analisis penelitian ini didasarkan pada
model pasar (market model) yaitu return
historis saham diregresi dengan return
historis suatu proksi portofolio pasar (return
indeks pasar).
 Fokus studi empiris ini mengangkat
permasalahan yang berkaitan dengan isu
pengukuran return dan isu asumsi model
regresi
23/55
 Tabel di bawah ini menunjukan perbedaan estimasi
beta dengan berbagai cara pengukuran return yang
meliputi:
(1) raw return diskrit dan kontinyu
(2) excess return diskrit dan kontinyu
(3) return riil diskrit dan kontinyu.
Kesimpulan Sementara Hasil Studi Empiris
 Range yang lebar dari hasil-hasil estimasi beta
pada tabel tersebut membuktikan bahwa
pengestimasian beta sangat sensitif terhadap cara
pengukuran return.
24/55
No TICK
Estimasi Beta Berdasarkan Beberapa Pengukuran Return
RRD RRK ERD ERC RDR RCR Range
1 AQUA 0,4106 0,4049 0,4139 0,4189 0,2679 0,8226 0,5547
2 BRAM 1,0611 1,0334 1,0111 1,0062 0,8695 0,7868 0,2743
3 BRNA 1,1584 1,0359 1,1420 1,0196 0,7886 0,8339 0,3699
4 BRPT 1,7455 1,7091 1,7017 1,6622 1,3774 0,8484 0,8970
5 EKAD 0,6171 0,4810 0,5909 0,4623 0,3401 0,8535 0,5135
6 ERTX -0,1011 0,6716 -0,0231 0,7114 0,4093 0,7826 0,8837
7 HMSP 1,3511 1,3798 1,2947 1,3241 1,1045 0,7902 0,5896
8 INKP 1,1965 1,2118 1,1793 1,1983 1,0061 0,8118 0,4000
9 INTD 0,6302 0,4523 0,6734 0,4778 0,2236 0,7437 0,5201
10 KICI 0,7344 0,7249 0,7564 0,7416 0,4991 0,8018 0,3027
11 KLBF 1,7068 1,5972 1,6823 1,5673 1,2026 0,8460 0,8608
12 LION 0,5025 0,4929 0,4900 0,4778 0,4402 0,8357 0,3956
13 MLPL 2,3949 1,8749 2,3926 1,8623 1,4893 0,9425 1,4524
14 PGIN 0,1598 0,1252 0,1532 0,1209 0,1104 0,7830 0,6726
15 SCBN 0,4993 0,4699 0,5429 0,5226 0,3113 0,8094 0,4981
16 SMCB 2,0634 2,2064 2,0118 2,1654 1,6729 0,8399 1,3665
17 SOBI 1,0281 0,9050 1,0197 0,8854 0,6856 0,7645 0,3425
18 SRSN 1,3210 1,2088 1,3150 1,2009 0,7866 0,7907 0,5344
  Mean 1,0266 0,9992 1,0193 0,9903 0,7547 0,8160 0,2719
Keterangan:
RRD=raw return diskrit; RRK=raw return kontinyu; ERD=excess return diskrit;
ERC: excess return kontinyu; RDR=Return diskrit riil; RCR= return kontinyu riil
IHSG sebagai proksi portofolio pasar
Return:
Model PasarIndeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode 1996-
2002
INDEKS PASAR
 Estimasi beta memerlukan suatu proxy
untuk portofolio pasar, karena portofolio
pasar secara teoritis harus efisien, namun
secara empiris sulit ditemui atau relatif
tidak dapat diobservasi.
26/55
INDEKS PASAR
Pengukuran Return Indeks Pasar
 Value Weighted Vs Equally Weighted
 Return value weighted memperhitungkan ukuran
relatif dari aset-aset individual.
 Indeks pasar value weighted lebih sensitif terhadap
pergerakan harga dari perusahaan yang berukuran
besar.
 Indeks equally weighted menimbang semua aset
seolah-olah aset-aset tersebut memberi pengaruh
yang sama, tanpa mempertimbangkan ukuran
relatifnya.
 Indeks value weighted lebih baik karena lebih
konsisten dengan portofolio pasar yang sebenarnya.
27/55
INDEKS PASAR
Pengukuran Return Indeks Pasar
 Keluasan (Breadth) Indeks Pasar
 Peneliti menggunakan indeks pasar sebagai proxy pasar
karena indeks pasar saham adalah indeks yang paling
tersedia, walaupun Stambaugh (1982) memperlihatkan
bahwa CAPM pada umumnya tidak sensitif terhadap
pemilihan proxy pasar, kita dapat menyimpulkan bahwa
semakin luas indeks, semakin baik indeks tersebut dijadikan
proxy.
 Penyusunan dan penimbangan indeks dapat mempengaruhi
beta aset individual dan dapat mempengaruhi kesimpulan
yang ditarik dari aplikasi estimasi beta tersebut.
 Tabel berikut ini adalah estimasi beta dengan menggunakan
tiga indeks pasar yang berbeda di Indonesia.
28/55
Estimasi Beta Berdasarkan Indeks Pasar yang Berbeda
(Model Pasar Indeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode 1996-2002)
No TICK
Beta
IHSGa
LQ45a
JIIb
Range
1 AQUA 0,4106 0,1895 -0,1075 0,5181
2 BRAM 1,0611 0,7393 0,8914 0,3218
3 BRNA 1,1584 0,7543 0,7344 0,4240
4 BRPT 1,7455 1,3904 1,4534 0,3551
5 EKAD 0,6171 0,4157 0,5560 0,2014
6 ERTX -0,1011 -0,2565 0,8662 1,1227
7 HMSP 1,3511 1,1040 1,1855 0,2472
8 INKP 1,1965 1,0367 1,0210 0,1755
9 INTD 0,6302 0,2835 1,2329 0,9494
10 KICI 0,7344 0,4982 0,9004 0,4023
11 KLBF 1,7068 1,2258 0,8670 0,8398
12 LION 0,5025 0,3839 0,7136 0,3297
13 MLPL 2,3949 1,8463 1,2103 1,1846
14 PGIN 0,1598 0,1387 0,3820 0,2433
15 SCCO 0,4993 0,2673 0,2693 0,2319
16 SMCB 2,0634 1,5615 0,4302 1,6332
17 SOBI 1,0281 0,7023 0,1086 0,9195
18 SRSN 1,3210 0,9180 1,3688 0,4507
  Mean 1,0266 0,7333 0,7824 0,2934
Keterangan: a
berdasarkan periode analisis Januari 1996 - Desember
2002
b
berdasarkan periode analisis Agustus 2000 - Desember 2002
29/55
INDEKS PASAR
 Perbedaan estimasi beta dalam Tabel
tersebut sangat substansial.
Contoh:
Saham SMCB, ketika menggunakan IHSG equally
weighted, estimasi beta OLS adalah 2,06; namun
ketika menggunakan JII, beta hanya 0,43. Range
rata-rata antara estimasi beta adalah 1,63.
30/55
INDEKS PASAR
 Dampak dari range yang lebar dari estimasi
beta.
Asumsi suku bunga bebas risiko adalah 9% per tahun
dan expected return pasar adalah 16% per tahun. Maka,
atas dasar CAPM:
 Saham SMCB, menggunakan beta dari IHSG equally
weighted, maka expected return saham tersebut adalah
23.44%.
 Saham SMBC menggunakan beta dari LQ45, maka
expected return saham tersebut adalah 19.93%.
 Perbedaan expected return-nya adalah 3.51%, sehingga
secara nyata mempengaruhi keputusan penilaian dan
investasi.
31/55
INDEKS PASAR
 Para peneliti seringkali tidak hanya tertarik
pada nilai estimasi beta, namun juga terhadap
signifikansi statistik estimasi tersebut. Ini dapat
diuji dengan menentukan apakah estimasi
tersebut berbeda dengan benchmark tertentu,
misalnya 0, 1, ataupun rata-rata industri dan
“goodness of fit” dari estimasi dan modelnya
dapat diketahui dari R2.
32/55
INDEKS PASAR
 Tabel berikut menyajikan ukuran-ukuran
statistik untuk regresi OLS dengan
menggunakan IHSG value weighted sebagai
proxy pasar. Hasil pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa bahwa terdapat cross-
sectional variation dalam estimasi beta.
Hanya satu estimasi (Saham ERTX) yang tidak
signifikan berbeda dengan 0. Ukuran R2
berkisar antara 0,00% (ERTX) hingga 44,4%
(WMC).
33/55
 Pemilihan panjang periode estimasi (t) dalam OLS
dihadapkan pada trade-off antara kebutuhan
sampel yang besar untuk memperoleh estimasi
statistik yang reliable dengan penggunaan data
yang relevan pada periode di mana estimasi beta
diaplikasikan
 Estimasi beta tampak stabil untuk periode empat
hingga lima tahun. Oleh karena itu, ketika
dihadapkan pada interval bulanan, data lima tahun
sering digunakan sebagai rule of thumb, meskipun
demikian, variasi rule of thumb ini sangat beragam
34/55
 Tabel dibawah mengilustrasikan variasi estimasi
beta dengan menggunakan tiga periode estimasi
yang berbeda (1) 1994-1996, (2) 1994-1999, (3)
1997-2002, dan total observasi 1994-2002. Hasil
estimasi beta dalam tabel tersebut sangat
bervariasi dengan range yang lebar dari minimum
0,125 (BRAM dan BRNA) hingga maksimum 1,182
(ERTX).
35/55
 
No
 
TICK
Estimasi Beta
1994-2002
9 tahun
1997-2002
6 tahun
2000-2002
3 tahun
Range
1 AQUA 0,354 0,431 0,126 0,305
2 BRAM 1,056 1,115 0,990 0,125
3 BRNA 1,067 1,164 1,039 0,125
4 BRPT 1,674 1,782 1,957 0,283
5 EKAD 0,492 0,617 0,778 0,287
6 ERTX -0,018 -0,078 1,104 1,182
7 HMSP 1,327 1,403 1,490 0,164
8 INKP 1,147 1,221 1,379 0,232
9 INTD 0,619 0,740 1,145 0,527
10 KICI 0,714 0,746 1,065 0,350
11 KLBF 1,760 1,725 1,115 0,646
12 LION 0,465 0,472 0,723 0,258
13 MLPL 2,278 2,335 1,653 0,682
14 PGIN 0,304 0,189 0,436 0,247
15 SCCO 0,448 0,517 -0,116 0,634
16 SMCB 1,966 2,103 1,536 0,566
17 SOBI 0,987 1,096 0,650 0,445
18 SRSN 1,087 1,415 1,458 0,371
  Mean 0,985 1,055 1,029 0,070
Tabel: Estimasi Beta dengan Lama Periode Pengamatan yang Berbeda;
Model Pasar Indeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode Estimasi 1994-2002
36/55
SAMPLING INTERVAL
 Peneliti juga harus memilih sampling interval
untuk pengukuran return, misalnya interval
return harian, mingguan, atau bulanan.
 Interval intraday cenderung menghasilkan
estimasi beta yang tidak stabil dan tidak
reliable. Sebaliknya, interval kwartal tahun
(quarterly interval) cenderung menghasilkan
jumlah observasi yang kurang memadai karena
periode pengamatan yang terlalu panjang
37/55
SAMPLING INTERVAL
 Perubahan beta diargumentasikan sebagai fungsi dari
frekuensi perdagangan, yang berkaitan dengan ukuran
perusahaan.
 Ketika interval return diperpanjang, beta saham-saham
kecil (tipis diperdagangkan) meningkat sedangkan beta
saham-saham besar (sering diperdagangkan) menurun.
 Tabel di bawah ini memaparkan dampak sampling
interval yang berbeda, yaitu observasi harian,
mingguan, dan bulanan. Perbedaan rata-rata antara
beta yang diestimasi dengan return harian dan return
bulanan cukup lebar yaitu sebesar 0,639.
38/55
 
No
 
TICK
Beta
Harian Migguan Bulanan Range
1 AQUA -0,026 0,287 0,354 0,368
2 BRAM 0,214 0,609 1,056 0,800
3 BRNA 0,169 0,619 1,067 0,900
4 BRPT 0,599 0,804 1,674 1,050
5 EKAD 0,167 0,341 0,492 0,333
6 ERTX 0,284 0,604 -0,018 0,639
7 HMSP 0,643 1,046 1,327 0,641
8 INKP 0,468 1,134 1,147 0,666
9 INTD 0,475 0,402 0,619 0,126
10 KICI 0,128 0,378 0,714 0,581
11 KLBF 0,522 1,224 1,760 1,225
12 LION 0,254 0,209 0,465 0,284
13 MLPL 0,837 1,129 2,278 1,498
14 PGIN 0,025 0,120 0,304 0,253
15 SCCO 0,130 0,289 0,448 0,308
16 SMCB 0,480 1,070 1,966 1,457
17 SOBI 0,240 0,669 0,987 0,695
18 SRSN 0,265 0,394 1,087 0,755
  Mean 0,326 0,629 0,985 0,639
Estimasi Beta Berdasarkan Sampling Interval yang Berbeda;
Model Pasar Indeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode Estimasi 1994-2002
Rang e = estimasi be ta terbesar – estimasi be ta terkecil
39/55
 Prosedur Estimasi
 Teknik standar yang digunakan untuk mengestimasi beta
adalah dengan menggunakan regresi OLS (ordinary least
square).
 Penggunaan regresi OLS didasarkan pada asumsi penting
yaitu residual bersifat homoskedastik dan non-otokorelasi
antar residual.
 Beberapa cara untuk mendeteksi penyimpangan
homoskedastik diantaranya uji-uji Goldfeld-Quandt,
Breusch-Pagan, dan White.
 Pengujian penyimpangan non-otokorelasi antar residual
juga bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya uji-
uji Durbin-Watson dan Box-Pierce-Ljung.
40/55
 Perlakuan terhadap Outliers
 Outliers dapat terjadi karena kesalahan dalam
memasukkan data, namun dapat pula disebabkan kejadian
yang sebenarnya.
 Keputusan untuk mengikutkan atau mengeluarkan outliers
tergantung pada konteks penelitian yang dilakukan.
 Jika outliers adalah observasi yang real dalam artian bahwa
itu benar-benar terjadi dan mungkin terulang, maka
sangatlah dianjurkan untuk memasukkan outliers sebagai
sampel.
 jika outliers adalah peristiwa yang unik sehingga peristiwa
itu mungkin tidak akan terjadi lagi, outliers tersebut
sebaiknya dikeluarkan dari analisis
41/55
 Persoalan yang muncul biasanya berkaitan dengan
penggunaan data saham-saham yang tidak
diperdagangkan secara terus menerus (thin atau
nonsynchronous).
 Nonsynchronous trading dapat mengakibatkan
estimasi beta dapat menjadi bias.
 Beberapa teknik dianjurkan untuk mengatasi
masalah perdagangan tipis tersebut dalam
pengestimasian beta. Teknik-teknik tersebut
adalah Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979),
dan Fowler dan Rorke (1983)
42/55
STABILITAS BETA
 Stabilitas inter-period
 Mencakup pertanyaan “Apakah beta stabil antara periode
estimasi dengan periode aplikasi?”
 Contoh periode aplikasi adalah “event window” dalam suatu
event study
 Isu stabilitas beta inter-periode berkaitan dengan
kemungkinan pergeseran rata-rata beta
 Stabilitas intra-period
 Apakah beta stabil selama periode estimasi?”
 Secara empiris, hal ini dapat ditangani dengan
memperkenalkan dan memasukkan time-varying betas.
43/55
MEAN REVERSION
 Beta pasar selalu bergerka menuju ke nilai satu,
sehingga beta portofolio pasar selalu bernilai satu.
 Blume (1971, 1975) memperkenalkan isu risiko
yang berubah dan memperlihatkan bahwa setelah
periode tujuh tahun, beta saham individual
mempunyai kecenderungan regresi menuju grand
mean satu
 Pendekatan Bayesian digunakan untuk
menyesuaikan tendensi mean reversion
44/55
 Estimator Beta Lainnya yang Telah Disesuaikan
terhadap Perdagangan Tipis
 Menggunakan teknik “trade-to-trade”, dengan me-
match return aset dengan return pasar dengan basis
trade-to-trade.
 Kesalahan-kesalahan (Errors) dalam Variabel-
variabel
 Ball (1977) mengemukakan isu kesalahan pengukuran
dari perspektif umum, yaitu bahwa estimasi beta
menghadapi masalah “errors in variables” (EIV)
45/55
 Structural Breaks
 Suatu structural break adalah sebuah titik di mana
terdapat penggambaran yang jelas mengenai
kelompok-kelompok data
 Masalah yang ditimbulkan oleh structural breaks
adalah data tidak dapat diterapkan dari suatu bagian
sampel untuk bagian-bagian lain dari sampel
 Keberadaan structural breaks dapat dideteksi dengan
alat uji ekonometris seperti Chow test
46/55
 Time-varying betas
 bukti menunjukkan bahwa beta saham individual
dan beta portofolio adalah time varying
 Tiga model umum telah diperkenalkan untuk
menjelaskan variasi waktu : (1) random walk, (2)
random coefficient approach, dan (3)
autoregressive process
47/55
 Time-varying betas
 Model random walk mengklaim bahwa estimasi beta
pada periode sekarang yang paling baik adalah beta
periode lalu.
 Model random coefficient approach mengklaim
bahwa terdapat rata-rata jangka panjang di mana
terdapat variasi acak untuk setiap periode.
 Model autoregressive process mengklaim bahwa
perbedaan antara beta periode sekarang dengan
rata-rata jangka panjang adalah fungsi dari
perbedaan antara nilai lampau beta dengan rata-
rata jangka panjang setiap periode.
48/55
 Determinan-determinan Ekonomis dari Variasi Waktu
 Alternatif spesifikasi estimasi model beta berdasarkan
variabel-variabel ekonomis.
 Model beta dengan mempertimbangkan financial
leverage.
 Model beta dengan pendekatan empiris dengan
mempertimbangkan beberapa variabel akuntansi.
 Model beta dengan menggunakan operating leverage,
sebagai determinan beta.
 Model beta dengan determinan beberapa variabel
makroekonomi seperti suku bunga, defisit anggaran,
defisit perdagangan, inflasi, dan harga minyak.
49/55
 Variabel-variabel yang Dihilangkan
 Mispesifikasi model beta berupa penghilangan
variabel independen yang relevan, seperti rasio
keuangan, efek seasonalities serta day-of-the-week
effect.
Catatan:
 Model regresi dapat mencakup efek ukuran
perusahaan, seasonal, dan efek-efek lainnya, namun
tidak didukung oleh landasan teoretis.
 Pendekatan ini bersifat ad hoc dan bersifat model-
model empiris.
50/55
 Beta Akuntansi
 merupakan pendekatan yang dapat digunakan oleh
perusahaan privat untuk mendapatkan nilai beta
 Return on equity industri digunakan sebagai proksi return
pasar sehingga dapat disusun model sebagai berikut:
ROEj = α + βj RM + e
Dalam hal ini:
ROEj = return on equity perusahaan privat individual
RMM = return on equity pasar (diproksi dari IHSG atau LQ 45).
51/55
 Estimasi Beta dengan Teknik Hamada
 Hamada mengemukakan model penyesuaian beta bila terdapat
perubahan leverage :
βL = βU [1 + (1 – T)(D/E)]
 Dengan demikian, beta unleveraged dapat dihitung sebagai
berikut:
βU = βL / [1 + (1 – T)(D/E)]
Dalam hal ini:
βL = Beta perusahaan yang memiliki leverage
βU = Beta perusahaan yang tidak memiliki leverage
T = tingkat pajak perusahaan
D/E = rasio utang per ekuitas (de bt to e q uity ratio ).
52/55
 Soal :
Sebagai ilustrasi diketahui beta PT. Duta Pertiwi
Tbk. Yang dihitung berdasarkan return bulanan
pada tahun 2006 adalah 1,53 dengan rasio D/E
sebesar 1,46. Maka beta βU dapat dihitung sebagai
berikut:
  Jawab :
βU = 1,53 / [1 + (1 – 40%)(1,46)]
= 0,819
53/55
 Soal:
 PT A, sebuah perusahaan real estat dan
properti memiliki rasio D/E = 0,95.
Sedangkan rata-rata beta industri tersebut
adalah 1,3 dan rata-rata D/E = 1,05.
Diasumsikan tingkat pajak yang berlaku
adalah 40%. Berdasarkan data tersebut,
prosedur untuk mencari Beta A adalah:
54/55
 Jawab:
 Menghitung βUI (beta unleveraged industri) :
βUI = 1, 3 / [1 + (1 – 40%)(1,05)]
= 0,798
 Menghitung βL PT. A :
βLA = 0,798 [1 + (1 – 40%)(0,95)]
= 1,252
55/55

More Related Content

What's hot

Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasiPortofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasiJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaanPortofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaanJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomiPortofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomiJudianto Nugroho
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and returnyy rahmat
 
Risiko dan return investasi
Risiko dan return investasiRisiko dan return investasi
Risiko dan return investasiThrone Rush Indo
 
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarPortofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasi
Portofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasiPortofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasi
Portofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasiJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-sahamPortofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-sahamJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-sahamPortofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-sahamJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran RisikoJudianto Nugroho
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalTrisnadi Wijaya
 
Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)Eka Wahyuliana
 
EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian Saham
 EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian Saham EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian Saham
EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian SahamAncilla Kustedjo
 

What's hot (20)

Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasiPortofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
Portofolio investasi-bab-10-strategi-investasi-obligasi
 
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaanPortofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
Portofolio investasi-bab-15-analisis-perusahaan
 
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomiPortofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
Portofolio investasi-bab-13-analisis-ekonomi
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and return
 
Risiko dan return investasi
Risiko dan return investasiRisiko dan return investasi
Risiko dan return investasi
 
Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar ModalEfisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar Modal
 
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarPortofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
 
Portofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasi
Portofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasiPortofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasi
Portofolio investasi-bab-9-penilaian-obligasi
 
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-sahamPortofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
Portofolio investasi-bab-12-strategi-portofolio-saham
 
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
 
Analisis teknikal
Analisis teknikalAnalisis teknikal
Analisis teknikal
 
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-sahamPortofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
Portofolio investasi-bab-11-penilaian-saham
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
Bab 3 risk and return
Bab 3 risk and returnBab 3 risk and return
Bab 3 risk and return
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
Mananajemen .Risiko Pasar
Mananajemen .Risiko PasarMananajemen .Risiko Pasar
Mananajemen .Risiko Pasar
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)Ppt risk n return (financial management)
Ppt risk n return (financial management)
 
EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian Saham
 EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian Saham EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian Saham
EKSI 4203 - Modul 4 Penilaian Saham
 

Similar to Portofolio investasi-bab-21-estimasi-beta

KLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptx
KLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptxKLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptx
KLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptxPTHOLAGOODTIMESULU
 
Analisa empiris atas asset dan growth beta dalam penentuan cost of capital
Analisa empiris atas  asset dan growth beta dalam penentuan cost of capitalAnalisa empiris atas  asset dan growth beta dalam penentuan cost of capital
Analisa empiris atas asset dan growth beta dalam penentuan cost of capitalFuturum2
 
Investasi dan Portofolio
Investasi dan PortofolioInvestasi dan Portofolio
Investasi dan PortofolioRizkikaAstari
 
Kebangkrutan sektor batu bara
Kebangkrutan sektor batu baraKebangkrutan sektor batu bara
Kebangkrutan sektor batu baraYusuf Darismah
 
Bab12 perilaku keuangan dan analisis teknis
Bab12 perilaku keuangan dan analisis teknisBab12 perilaku keuangan dan analisis teknis
Bab12 perilaku keuangan dan analisis teknisMalang
 
Capital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede auditta
Capital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede audittaCapital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede auditta
Capital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede audittaI Gede Auditta
 
Analisis Asset Pricing Models Industri Manufaktur yang tercatat di BEI
Analisis Asset Pricing Models  Industri Manufaktur yang tercatat di BEIAnalisis Asset Pricing Models  Industri Manufaktur yang tercatat di BEI
Analisis Asset Pricing Models Industri Manufaktur yang tercatat di BEIUniversitas Mulawarman Samarinda
 
8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditors8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditorsasrini0607
 
inisiasi 7-TPAI2020.pptx
inisiasi 7-TPAI2020.pptxinisiasi 7-TPAI2020.pptx
inisiasi 7-TPAI2020.pptxdummyakun
 
Analisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risikoAnalisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risikochaniagoputra
 
Reactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesia
Reactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesiaReactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesia
Reactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesiaSri Apriyanti Husain
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
 
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...wardahmega
 

Similar to Portofolio investasi-bab-21-estimasi-beta (20)

Expected return capm dan apt
Expected return capm dan aptExpected return capm dan apt
Expected return capm dan apt
 
P-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.ppt
P-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.pptP-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.ppt
P-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.ppt
 
P-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.ppt
P-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.pptP-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.ppt
P-6 Equilibrium Model in Capital Market dan Efficient Market Hypothesis.ppt
 
KLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptx
KLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptxKLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptx
KLP 3_SAP 8_PPT RMK FOSTER DAN SUBRAMANYAM.pptx
 
Analisa empiris atas asset dan growth beta dalam penentuan cost of capital
Analisa empiris atas  asset dan growth beta dalam penentuan cost of capitalAnalisa empiris atas  asset dan growth beta dalam penentuan cost of capital
Analisa empiris atas asset dan growth beta dalam penentuan cost of capital
 
Investasi dan Portofolio
Investasi dan PortofolioInvestasi dan Portofolio
Investasi dan Portofolio
 
Kebangkrutan sektor batu bara
Kebangkrutan sektor batu baraKebangkrutan sektor batu bara
Kebangkrutan sektor batu bara
 
Bab12 perilaku keuangan dan analisis teknis
Bab12 perilaku keuangan dan analisis teknisBab12 perilaku keuangan dan analisis teknis
Bab12 perilaku keuangan dan analisis teknis
 
Capital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede auditta
Capital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede audittaCapital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede auditta
Capital Asset Pricing Model & Arbitrage Pricing Theory by i gede auditta
 
Analisis Asset Pricing Models Industri Manufaktur yang tercatat di BEI
Analisis Asset Pricing Models  Industri Manufaktur yang tercatat di BEIAnalisis Asset Pricing Models  Industri Manufaktur yang tercatat di BEI
Analisis Asset Pricing Models Industri Manufaktur yang tercatat di BEI
 
8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditors8. usefulness of accounting information to investors and creditors
8. usefulness of accounting information to investors and creditors
 
Hipotesis efisiensi pasar
Hipotesis efisiensi pasarHipotesis efisiensi pasar
Hipotesis efisiensi pasar
 
inisiasi 7-TPAI2020.pptx
inisiasi 7-TPAI2020.pptxinisiasi 7-TPAI2020.pptx
inisiasi 7-TPAI2020.pptx
 
Artikel.beta.CAPM
Artikel.beta.CAPMArtikel.beta.CAPM
Artikel.beta.CAPM
 
Analisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risikoAnalisis faktor fundamental dan risiko
Analisis faktor fundamental dan risiko
 
Keuangan Wirausaha 2#3
Keuangan Wirausaha 2#3Keuangan Wirausaha 2#3
Keuangan Wirausaha 2#3
 
Reactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesia
Reactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesiaReactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesia
Reactions of capital markets to financial reporting bahasa indonesia
 
Review disertasi full
Review disertasi fullReview disertasi full
Review disertasi full
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
 
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
 

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

Portofolio investasi-bab-21-estimasi-beta

  • 1.
  • 2. OVERVIEW  Bab ini membahas model-model keseimbangan dalam analisis investasi dan memberikan gambaran yang komprehensif tentang berbagai kendala dan solusi untuk mengatasi persoalan beta dalam studi empiris maupun dalam aplikasi praktis.  Bab ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai:  Cara menghitung beta  Kelemahan beta dalam praktik  Evaluasi beta dalam praktik  Teknik-teknik estimasi beta yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi  Pengujian efisiensi dan stabilitas beta dalam riset pasar modal. 1/55
  • 3. OVERVIEW  Dalam bab ini akan dibahas tiga isu utama, yakni :  kajian literatur tentang beta;  metode penelitian untuk mengestimasi beta;  isu-isu relevan lainnya tentang estimasi dan stabilitas beta. 2/55
  • 4. TOPIK PEMBAHASAN  Kajian Literatur tentang Beta  Desain Penelitian dalam Pengestimasian Beta  Hasil Empiris Pengestimasian Beta  Pengestimasian Beta dengan Beberapa Cara Pengukuran Return  Asumsi Distribusional  Kesalahan Pengukuran dan Perdagangan Tipis  Stabilitas Beta  Estimasi Beta Lainnya yang Telah disesuaikan dengan Perdangan Tipis  Time-varying Beta  Pengestimasian Beta untuk Perusahaan Privat 3/55
  • 5. PENDAHULUAN TENTANG CAPM  Penentuan asset pricing suatu sekuritas individual dan/atau portofolio merupakan hal yang sangat penting bagi investor.  Penentuan cost of capital (required rate of return)  Pricing sekuritas/portofolio (undervalue/overvalue) Perlu Model Yang Parsimoni Dalam Menangkap Kompleksitas PasarModal Capital Asset PricingModel (CAPM) (Sharpe,1964; Lintner 1965; dan Mossin,1966) 4/55
  • 6. PENDAHULUAN TENTANG CAPM  CAPM menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan (equilibrium), expected returns [E(Ri)] sama dengan suku bunga bebas risiko (Rf ) ditambah dengan premi risiko: E(Ri) = Rf + {E(Rm) – Rf}βI  Ukuran risiko yang relevan dalam konteks CAPM adalah beta (β), yang didefinisikan sebagai covarians return sekuritas dengan return pasar yang distandardisasi dengan varians return pasar. ρiM = Korelasi antara sekuritas i dengan pasar σi = Standar deviasi sekuritas i σM = Standar deviasi pasar 2 M MiMi i σ σσρ β = 5/55
  • 7. PENDAHULUAN TENTANG CAPM  CAPM memerlukan estimasi tingkat bunga bebas risiko (risk-free rate of interest), estimasi return portofolio pasar yang diharapkan (expected return market portfolio), dan estimasi beta untuk tiap aset individual  Sejak diperkenalkan pertama kali, CAPM dan beta terus diperdebatkan baik secara teoritis maupun empiris.  Fama dan French (1992, 1993, 1996) mengkritik kemampuan beta dalam menjelaskan cross-sectional variation return ekuitas.  Roll dan Ross (1996) mengatakan bahwa: “beta is dead, or if not dead is at least fatally ill, karena beta tidak dapat menjelaskan return sekuritas. 6/55
  • 8. PENDAHULUAN TENTANG CAPM  Kothari, Shanken, dan Sloan (1950) dan Kandel dan Stambaugh (1995) mengatakan bahwa beta tetap masih dapat digunakan jika menggunakan data tahunan, bukan data bulanan atau harian  Black (1993) mengatakan dengan perspektif lain, hal yang diperlukan dalam mendefinisikan ukuran risiko sistematis atau beta adalah model pasar (market model) Rit = αi + βi Rmt + εit  Keberadaan market model tersebut adalah independen atau tidak terikat pada CAPM. Meskipun CAPM benar-benar mati, beta tetap eksis. Maka, beta telah digunakan sejak dulu, sekarang, dan akan terus digunakan di masa mendatang. 7/55
  • 9. KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA Keterterapan Beta dalam Penelitian  Penggunaan beta sebagai salah satu variabel penelitian telah banyak dilakukan baik di luar negeri maupun di dalam negeri.  Studi yang dilakukan di dalam negeri :  Agoeng (2000) dan Hadinugroho (2002) menunjukan bahwa return tidak dipengaruhi oleh beta.  Tandelilin (2001) menemukan bahwa beta portofolio saham mampu menjelaskan return portofolio pada pasar bullish dan bearish. 8/55
  • 10. KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA  Poerwanto (2001) yang menyelidiki hubungan antara beta dengan return, menemukan bahwa untuk market excess return positif terdapat hubungan positif antara beta dan return, sedangkan untuk market excess return negatif terdapat hubungan negatif antara beta dan return  Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi beta juga menunjukan hasil yang beragam :  Tandelilin (1997) menemukan bahwa variabel rasio keuangan dan ukuran perusahaan mempengaruhi beta  Indriastuti (1999) dan Musliatun (2000) dengan memisahkan periode analisis normal dan krisis 1997 menemukan bahwa likuiditas, pertumbuhan, dan leverage keuangan mempengaruhi beta 9/55
  • 11. KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA  Sufiyati dan Na’im (2002) membuktikan bahwa beta dipengaruhi oleh ukuran perusahaan  Suherman (2001) menguji pengaruh variabel dividen, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, likuiditas, leverage keuangan, volatilitas laba, dan beta akuntansi terhadap beta.  Beta juga banyak dipakai dalam berbagai bentuk desain penelitian studi peristiwa (event study) seperti penawaran hak atas saham (right issue), pengumuman divide, pengumuman merger dan akuisisi, pengumuman pembelanjaan kapital dan perubahan komposisi manajemen. 10/55
  • 12. KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA Catatan Penting:  Sebagian besar penelitian tersebut mengungkapkan hasil yang tidak konsisten dengan teori. Hal mungkin disebabkan oleh perbedaan metode dalam pengestimasian beta sehingga menghasilkan variasi besaran beta. 11/55
  • 13. KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA Keterterapan Beta dalam Praktik  Beta digunakan oleh manajer investasi sebagai salah satu indikator dalam pengukuran kinerja portofolio yaitu dengan mengadopsi teknik yang dikemukakan Treynor (1965) dan Jensen (1969).  Beta juga digunakan untuk menghitung biaya modal ekuitas yang selanjutnya digunakan dalam penilaian perusahaan, penganggaran kapital, dan perhitungan economic value added (EVA). 12/55
  • 14. Isu Pokok Dalam Estimasi Beta Isu pengukuran return Bagaimana seharusnya return diukur; indeks apa yang seharusnya digunakan untuk mewakili pasar; berapa lama periode observasi yang digunakan; dan interval penyampelan apa yang harus digunakan. Isu yang berkaitan dengan asumsi model regresi Apakah residual regresi berdistribusi normal; apakah residual regresi memiliki varian yang sama; apakah residual regresi tidak berkorelasi satu sama lain; apakah beralasan jika diasumsikan bahwa beta adalah konstan sepanjang periode pengestimasian; dan apakah ada variabel penjelas yang dihilangkan. 13/55
  • 15. Isu Pengukuran Return  Tahap pertama untuk memperoleh estimasi beta adalah menghitung nilai return sekuritas individual dan return pasar.  Discrete return versus continuously compounded returns. Pengukuran returns harus mempertimbangkan penyesuaian perubahan harga yang terjadi karena adanya perubahan kapitalisasi  Raw return versus excess return. Ukuran return berupa return periodik yang belum disesuaikan dengan return aset-aset lain yang menjadi benchmark.  Nominal return versus real return. Return yang belum disesuaikan terhadap harapan adanya inflasi (inflationary expectation). 14/55
  • 16. METODE PENGUKURAN RETURN Perhitungan Return Raw Return o Discre te Re turn (DRt) o Co ntinuo usly Co m po unde d Re turns (CCRt) 1 1 − − +− = t t P DtPPt DRt )1ln( tRCCRt += 15/55
  • 17. Perhitungan Return Excess Return o Discre te Exce ss Re turn (DERt) o Co ntinuo usly Co m po unde d Exce ss Re turns (CCERt) Rft = tingkat bunga bebas risiko (SBI) ttt RfDRDER −= ttt fRCCRCCER −= METODE PENGUKURAN RETURN 16/55
  • 18. Perhitungan Return Real Return Discre te Re alRe turn (DRRt) Co ntinuo usly Co m po unde d Re alRe turns (CCRRt) r = tingkat inflasi 1 1 1 − + + = r DR DRR t t 1 1 1 − + + = r CCR CCRR t t METODE PENGUKURAN RETURN 17/55
  • 19. TEKNIK ESTIMASI BETA  Estimasi beta dengan indeks tunggal mengacu pada periode waktu analisis yang sama untuk return individual dan return pasar.  Estimasi beta yang disesuaikan karena adanya perdagangan yang tidak sinkron:  Beta Scholes-William diadopsi dari teknik estimasi beta yang digunakan oleh Scholes dan William (1977).  Beta Dimson mengacu pada teknik estimasi beta yang digunakan oleh Dimson (1979).  Fowler dan Rorke (1983) mengembangkan teknik Scholes dan William serta Dimson dengan melakukan analisis regresi berganda. 18/55
  • 20. TEKNIK ESTIMASI BETA 1. Beta Indeks Tunggal (βi IT ) 2. Beta Scholes-William(βSW) itmiiit it RˆR εβα ++= i IT i ˆββ = itmimimiiit ititit RˆRˆRˆR εβββα ++++= +− 101 tmmt uRˆˆR t ++= −110 ρρ )ˆ( iiiSW i 1 101 21 ρ βββ β + ++ = +− 19/55
  • 21. TEKNIK ESTIMASI BETA 3. Beta Dimson(βi DM ) itmimimiiit ititit RˆRˆRˆR εβββα ++++= +− 101 ∑−= += m mk ki DM i ˆββ 20/55
  • 22. TEKNIK ESTIMASI BETA 2. Beta Fowler-Rorke (βi FR ) itm n imimimim n iiit nititititnit Rˆ...RˆRˆRˆ...RˆR εβββββα ++++++++= +−− ++−− 101 1 )ˆ...ˆ/()ˆˆ...ˆ(W nnn ρρρρρ 221221 1111 +++++++= − n iniii n in FR i ˆW...ˆWˆˆW...ˆW ++−− ++++++= ββββββ 1 1 01 1 tmmmt uRˆ...RˆˆR tnt ++++= −− 1110 ρρρ )ˆ...ˆ/()ˆˆˆ...ˆ(W nnnn ρρρρρρ 221221 11212 ++++++++= −− )ˆ...ˆ/()ˆ...ˆ(W nn ρρρρ 2211 111 ++++++= 21/55
  • 23.  Data dan Sampel Penelitian :  Studi empiris dimaksudkan untuk memberi ilustrasi praktis tentang isu-isu dan prosedur-prosedur pengestimasian yang dapat menghasilkan estimasi beta yang berbeda.  Studi ini menggunakan harga saham harian, mingguan, dan bulanan yang diobservasi dari 18 perusahaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel perusahaan dipilih secara acak dan mewakili 18 sub-industri dari industri pemanufakturan 22/55
  • 24.  Model analisis penelitian ini didasarkan pada model pasar (market model) yaitu return historis saham diregresi dengan return historis suatu proksi portofolio pasar (return indeks pasar).  Fokus studi empiris ini mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan isu pengukuran return dan isu asumsi model regresi 23/55
  • 25.  Tabel di bawah ini menunjukan perbedaan estimasi beta dengan berbagai cara pengukuran return yang meliputi: (1) raw return diskrit dan kontinyu (2) excess return diskrit dan kontinyu (3) return riil diskrit dan kontinyu. Kesimpulan Sementara Hasil Studi Empiris  Range yang lebar dari hasil-hasil estimasi beta pada tabel tersebut membuktikan bahwa pengestimasian beta sangat sensitif terhadap cara pengukuran return. 24/55
  • 26. No TICK Estimasi Beta Berdasarkan Beberapa Pengukuran Return RRD RRK ERD ERC RDR RCR Range 1 AQUA 0,4106 0,4049 0,4139 0,4189 0,2679 0,8226 0,5547 2 BRAM 1,0611 1,0334 1,0111 1,0062 0,8695 0,7868 0,2743 3 BRNA 1,1584 1,0359 1,1420 1,0196 0,7886 0,8339 0,3699 4 BRPT 1,7455 1,7091 1,7017 1,6622 1,3774 0,8484 0,8970 5 EKAD 0,6171 0,4810 0,5909 0,4623 0,3401 0,8535 0,5135 6 ERTX -0,1011 0,6716 -0,0231 0,7114 0,4093 0,7826 0,8837 7 HMSP 1,3511 1,3798 1,2947 1,3241 1,1045 0,7902 0,5896 8 INKP 1,1965 1,2118 1,1793 1,1983 1,0061 0,8118 0,4000 9 INTD 0,6302 0,4523 0,6734 0,4778 0,2236 0,7437 0,5201 10 KICI 0,7344 0,7249 0,7564 0,7416 0,4991 0,8018 0,3027 11 KLBF 1,7068 1,5972 1,6823 1,5673 1,2026 0,8460 0,8608 12 LION 0,5025 0,4929 0,4900 0,4778 0,4402 0,8357 0,3956 13 MLPL 2,3949 1,8749 2,3926 1,8623 1,4893 0,9425 1,4524 14 PGIN 0,1598 0,1252 0,1532 0,1209 0,1104 0,7830 0,6726 15 SCBN 0,4993 0,4699 0,5429 0,5226 0,3113 0,8094 0,4981 16 SMCB 2,0634 2,2064 2,0118 2,1654 1,6729 0,8399 1,3665 17 SOBI 1,0281 0,9050 1,0197 0,8854 0,6856 0,7645 0,3425 18 SRSN 1,3210 1,2088 1,3150 1,2009 0,7866 0,7907 0,5344   Mean 1,0266 0,9992 1,0193 0,9903 0,7547 0,8160 0,2719 Keterangan: RRD=raw return diskrit; RRK=raw return kontinyu; ERD=excess return diskrit; ERC: excess return kontinyu; RDR=Return diskrit riil; RCR= return kontinyu riil IHSG sebagai proksi portofolio pasar Return: Model PasarIndeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode 1996- 2002
  • 27. INDEKS PASAR  Estimasi beta memerlukan suatu proxy untuk portofolio pasar, karena portofolio pasar secara teoritis harus efisien, namun secara empiris sulit ditemui atau relatif tidak dapat diobservasi. 26/55
  • 28. INDEKS PASAR Pengukuran Return Indeks Pasar  Value Weighted Vs Equally Weighted  Return value weighted memperhitungkan ukuran relatif dari aset-aset individual.  Indeks pasar value weighted lebih sensitif terhadap pergerakan harga dari perusahaan yang berukuran besar.  Indeks equally weighted menimbang semua aset seolah-olah aset-aset tersebut memberi pengaruh yang sama, tanpa mempertimbangkan ukuran relatifnya.  Indeks value weighted lebih baik karena lebih konsisten dengan portofolio pasar yang sebenarnya. 27/55
  • 29. INDEKS PASAR Pengukuran Return Indeks Pasar  Keluasan (Breadth) Indeks Pasar  Peneliti menggunakan indeks pasar sebagai proxy pasar karena indeks pasar saham adalah indeks yang paling tersedia, walaupun Stambaugh (1982) memperlihatkan bahwa CAPM pada umumnya tidak sensitif terhadap pemilihan proxy pasar, kita dapat menyimpulkan bahwa semakin luas indeks, semakin baik indeks tersebut dijadikan proxy.  Penyusunan dan penimbangan indeks dapat mempengaruhi beta aset individual dan dapat mempengaruhi kesimpulan yang ditarik dari aplikasi estimasi beta tersebut.  Tabel berikut ini adalah estimasi beta dengan menggunakan tiga indeks pasar yang berbeda di Indonesia. 28/55
  • 30. Estimasi Beta Berdasarkan Indeks Pasar yang Berbeda (Model Pasar Indeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode 1996-2002) No TICK Beta IHSGa LQ45a JIIb Range 1 AQUA 0,4106 0,1895 -0,1075 0,5181 2 BRAM 1,0611 0,7393 0,8914 0,3218 3 BRNA 1,1584 0,7543 0,7344 0,4240 4 BRPT 1,7455 1,3904 1,4534 0,3551 5 EKAD 0,6171 0,4157 0,5560 0,2014 6 ERTX -0,1011 -0,2565 0,8662 1,1227 7 HMSP 1,3511 1,1040 1,1855 0,2472 8 INKP 1,1965 1,0367 1,0210 0,1755 9 INTD 0,6302 0,2835 1,2329 0,9494 10 KICI 0,7344 0,4982 0,9004 0,4023 11 KLBF 1,7068 1,2258 0,8670 0,8398 12 LION 0,5025 0,3839 0,7136 0,3297 13 MLPL 2,3949 1,8463 1,2103 1,1846 14 PGIN 0,1598 0,1387 0,3820 0,2433 15 SCCO 0,4993 0,2673 0,2693 0,2319 16 SMCB 2,0634 1,5615 0,4302 1,6332 17 SOBI 1,0281 0,7023 0,1086 0,9195 18 SRSN 1,3210 0,9180 1,3688 0,4507   Mean 1,0266 0,7333 0,7824 0,2934 Keterangan: a berdasarkan periode analisis Januari 1996 - Desember 2002 b berdasarkan periode analisis Agustus 2000 - Desember 2002 29/55
  • 31. INDEKS PASAR  Perbedaan estimasi beta dalam Tabel tersebut sangat substansial. Contoh: Saham SMCB, ketika menggunakan IHSG equally weighted, estimasi beta OLS adalah 2,06; namun ketika menggunakan JII, beta hanya 0,43. Range rata-rata antara estimasi beta adalah 1,63. 30/55
  • 32. INDEKS PASAR  Dampak dari range yang lebar dari estimasi beta. Asumsi suku bunga bebas risiko adalah 9% per tahun dan expected return pasar adalah 16% per tahun. Maka, atas dasar CAPM:  Saham SMCB, menggunakan beta dari IHSG equally weighted, maka expected return saham tersebut adalah 23.44%.  Saham SMBC menggunakan beta dari LQ45, maka expected return saham tersebut adalah 19.93%.  Perbedaan expected return-nya adalah 3.51%, sehingga secara nyata mempengaruhi keputusan penilaian dan investasi. 31/55
  • 33. INDEKS PASAR  Para peneliti seringkali tidak hanya tertarik pada nilai estimasi beta, namun juga terhadap signifikansi statistik estimasi tersebut. Ini dapat diuji dengan menentukan apakah estimasi tersebut berbeda dengan benchmark tertentu, misalnya 0, 1, ataupun rata-rata industri dan “goodness of fit” dari estimasi dan modelnya dapat diketahui dari R2. 32/55
  • 34. INDEKS PASAR  Tabel berikut menyajikan ukuran-ukuran statistik untuk regresi OLS dengan menggunakan IHSG value weighted sebagai proxy pasar. Hasil pada tabel tersebut menunjukkan bahwa bahwa terdapat cross- sectional variation dalam estimasi beta. Hanya satu estimasi (Saham ERTX) yang tidak signifikan berbeda dengan 0. Ukuran R2 berkisar antara 0,00% (ERTX) hingga 44,4% (WMC). 33/55
  • 35.  Pemilihan panjang periode estimasi (t) dalam OLS dihadapkan pada trade-off antara kebutuhan sampel yang besar untuk memperoleh estimasi statistik yang reliable dengan penggunaan data yang relevan pada periode di mana estimasi beta diaplikasikan  Estimasi beta tampak stabil untuk periode empat hingga lima tahun. Oleh karena itu, ketika dihadapkan pada interval bulanan, data lima tahun sering digunakan sebagai rule of thumb, meskipun demikian, variasi rule of thumb ini sangat beragam 34/55
  • 36.  Tabel dibawah mengilustrasikan variasi estimasi beta dengan menggunakan tiga periode estimasi yang berbeda (1) 1994-1996, (2) 1994-1999, (3) 1997-2002, dan total observasi 1994-2002. Hasil estimasi beta dalam tabel tersebut sangat bervariasi dengan range yang lebar dari minimum 0,125 (BRAM dan BRNA) hingga maksimum 1,182 (ERTX). 35/55
  • 37.   No   TICK Estimasi Beta 1994-2002 9 tahun 1997-2002 6 tahun 2000-2002 3 tahun Range 1 AQUA 0,354 0,431 0,126 0,305 2 BRAM 1,056 1,115 0,990 0,125 3 BRNA 1,067 1,164 1,039 0,125 4 BRPT 1,674 1,782 1,957 0,283 5 EKAD 0,492 0,617 0,778 0,287 6 ERTX -0,018 -0,078 1,104 1,182 7 HMSP 1,327 1,403 1,490 0,164 8 INKP 1,147 1,221 1,379 0,232 9 INTD 0,619 0,740 1,145 0,527 10 KICI 0,714 0,746 1,065 0,350 11 KLBF 1,760 1,725 1,115 0,646 12 LION 0,465 0,472 0,723 0,258 13 MLPL 2,278 2,335 1,653 0,682 14 PGIN 0,304 0,189 0,436 0,247 15 SCCO 0,448 0,517 -0,116 0,634 16 SMCB 1,966 2,103 1,536 0,566 17 SOBI 0,987 1,096 0,650 0,445 18 SRSN 1,087 1,415 1,458 0,371   Mean 0,985 1,055 1,029 0,070 Tabel: Estimasi Beta dengan Lama Periode Pengamatan yang Berbeda; Model Pasar Indeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode Estimasi 1994-2002 36/55
  • 38. SAMPLING INTERVAL  Peneliti juga harus memilih sampling interval untuk pengukuran return, misalnya interval return harian, mingguan, atau bulanan.  Interval intraday cenderung menghasilkan estimasi beta yang tidak stabil dan tidak reliable. Sebaliknya, interval kwartal tahun (quarterly interval) cenderung menghasilkan jumlah observasi yang kurang memadai karena periode pengamatan yang terlalu panjang 37/55
  • 39. SAMPLING INTERVAL  Perubahan beta diargumentasikan sebagai fungsi dari frekuensi perdagangan, yang berkaitan dengan ukuran perusahaan.  Ketika interval return diperpanjang, beta saham-saham kecil (tipis diperdagangkan) meningkat sedangkan beta saham-saham besar (sering diperdagangkan) menurun.  Tabel di bawah ini memaparkan dampak sampling interval yang berbeda, yaitu observasi harian, mingguan, dan bulanan. Perbedaan rata-rata antara beta yang diestimasi dengan return harian dan return bulanan cukup lebar yaitu sebesar 0,639. 38/55
  • 40.   No   TICK Beta Harian Migguan Bulanan Range 1 AQUA -0,026 0,287 0,354 0,368 2 BRAM 0,214 0,609 1,056 0,800 3 BRNA 0,169 0,619 1,067 0,900 4 BRPT 0,599 0,804 1,674 1,050 5 EKAD 0,167 0,341 0,492 0,333 6 ERTX 0,284 0,604 -0,018 0,639 7 HMSP 0,643 1,046 1,327 0,641 8 INKP 0,468 1,134 1,147 0,666 9 INTD 0,475 0,402 0,619 0,126 10 KICI 0,128 0,378 0,714 0,581 11 KLBF 0,522 1,224 1,760 1,225 12 LION 0,254 0,209 0,465 0,284 13 MLPL 0,837 1,129 2,278 1,498 14 PGIN 0,025 0,120 0,304 0,253 15 SCCO 0,130 0,289 0,448 0,308 16 SMCB 0,480 1,070 1,966 1,457 17 SOBI 0,240 0,669 0,987 0,695 18 SRSN 0,265 0,394 1,087 0,755   Mean 0,326 0,629 0,985 0,639 Estimasi Beta Berdasarkan Sampling Interval yang Berbeda; Model Pasar Indeks Tunggal dengan Return Bulanan Periode Estimasi 1994-2002 Rang e = estimasi be ta terbesar – estimasi be ta terkecil 39/55
  • 41.  Prosedur Estimasi  Teknik standar yang digunakan untuk mengestimasi beta adalah dengan menggunakan regresi OLS (ordinary least square).  Penggunaan regresi OLS didasarkan pada asumsi penting yaitu residual bersifat homoskedastik dan non-otokorelasi antar residual.  Beberapa cara untuk mendeteksi penyimpangan homoskedastik diantaranya uji-uji Goldfeld-Quandt, Breusch-Pagan, dan White.  Pengujian penyimpangan non-otokorelasi antar residual juga bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya uji- uji Durbin-Watson dan Box-Pierce-Ljung. 40/55
  • 42.  Perlakuan terhadap Outliers  Outliers dapat terjadi karena kesalahan dalam memasukkan data, namun dapat pula disebabkan kejadian yang sebenarnya.  Keputusan untuk mengikutkan atau mengeluarkan outliers tergantung pada konteks penelitian yang dilakukan.  Jika outliers adalah observasi yang real dalam artian bahwa itu benar-benar terjadi dan mungkin terulang, maka sangatlah dianjurkan untuk memasukkan outliers sebagai sampel.  jika outliers adalah peristiwa yang unik sehingga peristiwa itu mungkin tidak akan terjadi lagi, outliers tersebut sebaiknya dikeluarkan dari analisis 41/55
  • 43.  Persoalan yang muncul biasanya berkaitan dengan penggunaan data saham-saham yang tidak diperdagangkan secara terus menerus (thin atau nonsynchronous).  Nonsynchronous trading dapat mengakibatkan estimasi beta dapat menjadi bias.  Beberapa teknik dianjurkan untuk mengatasi masalah perdagangan tipis tersebut dalam pengestimasian beta. Teknik-teknik tersebut adalah Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983) 42/55
  • 44. STABILITAS BETA  Stabilitas inter-period  Mencakup pertanyaan “Apakah beta stabil antara periode estimasi dengan periode aplikasi?”  Contoh periode aplikasi adalah “event window” dalam suatu event study  Isu stabilitas beta inter-periode berkaitan dengan kemungkinan pergeseran rata-rata beta  Stabilitas intra-period  Apakah beta stabil selama periode estimasi?”  Secara empiris, hal ini dapat ditangani dengan memperkenalkan dan memasukkan time-varying betas. 43/55
  • 45. MEAN REVERSION  Beta pasar selalu bergerka menuju ke nilai satu, sehingga beta portofolio pasar selalu bernilai satu.  Blume (1971, 1975) memperkenalkan isu risiko yang berubah dan memperlihatkan bahwa setelah periode tujuh tahun, beta saham individual mempunyai kecenderungan regresi menuju grand mean satu  Pendekatan Bayesian digunakan untuk menyesuaikan tendensi mean reversion 44/55
  • 46.  Estimator Beta Lainnya yang Telah Disesuaikan terhadap Perdagangan Tipis  Menggunakan teknik “trade-to-trade”, dengan me- match return aset dengan return pasar dengan basis trade-to-trade.  Kesalahan-kesalahan (Errors) dalam Variabel- variabel  Ball (1977) mengemukakan isu kesalahan pengukuran dari perspektif umum, yaitu bahwa estimasi beta menghadapi masalah “errors in variables” (EIV) 45/55
  • 47.  Structural Breaks  Suatu structural break adalah sebuah titik di mana terdapat penggambaran yang jelas mengenai kelompok-kelompok data  Masalah yang ditimbulkan oleh structural breaks adalah data tidak dapat diterapkan dari suatu bagian sampel untuk bagian-bagian lain dari sampel  Keberadaan structural breaks dapat dideteksi dengan alat uji ekonometris seperti Chow test 46/55
  • 48.  Time-varying betas  bukti menunjukkan bahwa beta saham individual dan beta portofolio adalah time varying  Tiga model umum telah diperkenalkan untuk menjelaskan variasi waktu : (1) random walk, (2) random coefficient approach, dan (3) autoregressive process 47/55
  • 49.  Time-varying betas  Model random walk mengklaim bahwa estimasi beta pada periode sekarang yang paling baik adalah beta periode lalu.  Model random coefficient approach mengklaim bahwa terdapat rata-rata jangka panjang di mana terdapat variasi acak untuk setiap periode.  Model autoregressive process mengklaim bahwa perbedaan antara beta periode sekarang dengan rata-rata jangka panjang adalah fungsi dari perbedaan antara nilai lampau beta dengan rata- rata jangka panjang setiap periode. 48/55
  • 50.  Determinan-determinan Ekonomis dari Variasi Waktu  Alternatif spesifikasi estimasi model beta berdasarkan variabel-variabel ekonomis.  Model beta dengan mempertimbangkan financial leverage.  Model beta dengan pendekatan empiris dengan mempertimbangkan beberapa variabel akuntansi.  Model beta dengan menggunakan operating leverage, sebagai determinan beta.  Model beta dengan determinan beberapa variabel makroekonomi seperti suku bunga, defisit anggaran, defisit perdagangan, inflasi, dan harga minyak. 49/55
  • 51.  Variabel-variabel yang Dihilangkan  Mispesifikasi model beta berupa penghilangan variabel independen yang relevan, seperti rasio keuangan, efek seasonalities serta day-of-the-week effect. Catatan:  Model regresi dapat mencakup efek ukuran perusahaan, seasonal, dan efek-efek lainnya, namun tidak didukung oleh landasan teoretis.  Pendekatan ini bersifat ad hoc dan bersifat model- model empiris. 50/55
  • 52.  Beta Akuntansi  merupakan pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan privat untuk mendapatkan nilai beta  Return on equity industri digunakan sebagai proksi return pasar sehingga dapat disusun model sebagai berikut: ROEj = α + βj RM + e Dalam hal ini: ROEj = return on equity perusahaan privat individual RMM = return on equity pasar (diproksi dari IHSG atau LQ 45). 51/55
  • 53.  Estimasi Beta dengan Teknik Hamada  Hamada mengemukakan model penyesuaian beta bila terdapat perubahan leverage : βL = βU [1 + (1 – T)(D/E)]  Dengan demikian, beta unleveraged dapat dihitung sebagai berikut: βU = βL / [1 + (1 – T)(D/E)] Dalam hal ini: βL = Beta perusahaan yang memiliki leverage βU = Beta perusahaan yang tidak memiliki leverage T = tingkat pajak perusahaan D/E = rasio utang per ekuitas (de bt to e q uity ratio ). 52/55
  • 54.  Soal : Sebagai ilustrasi diketahui beta PT. Duta Pertiwi Tbk. Yang dihitung berdasarkan return bulanan pada tahun 2006 adalah 1,53 dengan rasio D/E sebesar 1,46. Maka beta βU dapat dihitung sebagai berikut:   Jawab : βU = 1,53 / [1 + (1 – 40%)(1,46)] = 0,819 53/55
  • 55.  Soal:  PT A, sebuah perusahaan real estat dan properti memiliki rasio D/E = 0,95. Sedangkan rata-rata beta industri tersebut adalah 1,3 dan rata-rata D/E = 1,05. Diasumsikan tingkat pajak yang berlaku adalah 40%. Berdasarkan data tersebut, prosedur untuk mencari Beta A adalah: 54/55
  • 56.  Jawab:  Menghitung βUI (beta unleveraged industri) : βUI = 1, 3 / [1 + (1 – 40%)(1,05)] = 0,798  Menghitung βL PT. A : βLA = 0,798 [1 + (1 – 40%)(0,95)] = 1,252 55/55