SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
STRATEGY MANAGEMENT
ANALISA SWOT
Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Strategi Management
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh :
Nizar Hilmi
(55117120096)
Program Studi Magister Management
Unversitas Mercu Buana
Jakarta 2019
I. SEJARAH ANALISA SWOT
Albert Humphrey pernah memimpin proyek penelitian Stanford University pada 1960-an
1970-an didasarkan pada 500 PerusahaanAmerika Serikat 'Fortune 500. Humphrey
memimpin proyek penelitian yang akhirnya dikembangkan dengan model (TAM) yang
merupakan konsep manajemen yang memungkinkan kelompok eksekutif untuk mengelola
perubahan. Humprey melakukan riset dengan Konsep Stakeholder dan Analisis SWOT.
Raja (2004) mengatakan bahwa sulit untuk melacak asal-usul akronim SWOT. Dia mengutip
Haberberg (2000) menyatakan bahwa sebagai SWOT adalah konsep yang digunakan oleh
para akademisi Harvard pada tahun 1960, dan Turner (2002) menghubungkan SWOT untuk
Igor Ansoff (1987), dari Ansoff Matrix itu ketenaran. Koch (2000) menganggap kontribusi
dari Weihrich (1982), Dealtry (1992) dan Wheelan dan Kelaparan (1998). Weihrich dianggap
sebagai inovator SWOT.
Panagiotou pada tahun 2003 memperkenalkan kerangka Pengamatan teleskopik strategis
yang dalam kekuatan efek peta, kelemahan, peluang dan ancaman (PENGAMATAN
teleskopik). Jadi, misalnya T = kemajuan teknologi, E = pertimbangan ekonomi, L =
persyaratan hukum dan peraturan, dll Aspek yang paling berguna dari artikel Panagiotou
adalah bahwa tidak hanya dia mengakui kesulitan dalam menemukan asal-usul SWOT, tetapi
ia juga mengelola untuk menggali beberapa alternative,menarik.
Profesor Harvard Business School (HBS) Unit Kebijakan yaitu George Albert Smith Jr dan
C Roland Christiensen pada tahun 1950 menggunakan SWOT dalam strategi organisasi dan
pemasaran. SWOT kemudian dikembangkan oleh HBS hingga sekarang.
Pengertian analisis SWOT
BlogHipniRohman - Pengertian / definisi analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,
dan Threats). Analisa SWOT adalah suatu metode penyusunan strategi perusahaan atau
organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat
berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari
Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat
membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam
perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana
matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut saya lampirkan pengertiannya menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu
Fredy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini :
“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-
unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang
dan ancaman”.
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan
membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong
menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement
plan).
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi
memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan
dan tujuan organisasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil
analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau
strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki
pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun
segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut
merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu
diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau
kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang
diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilakaukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi
antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal
yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil
berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah
dianalisa
>> Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang
yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan
teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang
membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan
kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
>> Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan
perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan.
Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang
mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi
kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
>> Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba
mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman
tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
>> Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya
dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah
“mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan
mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan
kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat
akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat
mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-
kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi
yang tepat. (sumber : e-je.blogspot.com)
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
ANALISA SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI
Strengh (kekuatan)
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada
saat ini.
Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
Contoh :
1. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)
2. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)
Weaknesses (Kelemahan)
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya
yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada
beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat
dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
Contoh :
1. Kurang terbinanya komunikasi antar anggota
2. Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.
Opportunity (kesempatan)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi
organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.
Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal
berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang
diangkat.
Contoh :
1. Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan
2. Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.
Threat (ancaman)
Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya
atau berjalannya sebuah organisasi dan program.
Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin
mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya
organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
Contoh :
1. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada
2. Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.
Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan
kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :
1. SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1
perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa
SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah.
2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan
kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan
akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan
3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya
terjadi
4. Hindari •grey areas •.
Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat
dan sesederhana mungkin
II. Tantangan dan peluang bagi Pesantren
Berkat paradigma reformasi, demokratisasi dan keadilan dalam dunia pendidikan serta
perjuangan para ulama, tokoh agama, pakar pendidikan Islam dan dukungan umat Islam,
akhirnya secara konstitusional dan legal formal,pondok pesantren mendapat pengakuan
secara nasional yakni dengan dimasukkannya “pesantren” sebagai bentuk pendidikan
keagamaan (UU-RI No.20 tahun 2003, pasal 30 ayat 4).
Dengan dimasukkannya pondok pesantren dalam sistem pendidikan nasional itu, secara legal
formal pondok pesantren memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan lembaga pendidikan
lainnya dalam rangka operasionalisasi program pencerdasan kehidupan bangsa dan
peningkatan kualitas SDM melalui proses pendidikan.
Dewasa ini, tantangan pesantren jauh lebih kompleks daripada tatangan-tantangan yang
pernah dihadapi pesantren-pesantren di masa lalu. Kompleksitas tantangan itu menjadi lebih
rumit lagi, ketika kita harus mengakui bahwa secara internal,pesantren masih menghadapi
berbagai masalah yang masih belum terselesaikan sampai sekarang, khususnya sejak
pesantren mengalami modernisasi pada tahun tahun 1970an.
Tantangan-tantangan dan masalah-masalah internal pesantren pasca modernisasi dan
tantangan globalisasi pada hari ini dan masa depan, secara umum adalah sebagai berikut:
Pertama, jenis pendidikan yang dipilih dan dilaksanakan.. Dengan terjadinya perubahan-
perubahan kebijakan dan politik pendidikan sejak tahun 1970an dan peluang-peluang baru
seperti diisyaratkan dalam paradigma baru pendidikan nasional, kini pesanren memiliki
peluang dan sekaligus tantangan berkenaan dengan jenis pendidikan yang dapat dipilih dan
diselenggarakan, yang setidak-tidaknya kini menyediakan empat pilihan:
Pendidikan yang berpusat pada tafaqquh fi al-din, seperti tradisi pesantren pada masa pra-
modernisasi (pesantren salafiyah), dengan kurikulum yang hampir sepenuhnya ilmu agama.
Di tengah arus modernisasi pesantren belakangan terdapat kecenderungan sejumlah pesantren
untuk mempertahankan atau bahkan kembali kepada karakter salafiyahnya.
Pendidikan madrasah yang mengikuti kurikulum Diknas dan Depag. Madrasah semula
merupakan “pendidikan agama plus umum”, tetapi dengan ekuivalensi seperti digariskan
UUSPN 1989 “adalah sekolah umum berciri agama”.
Sekolah Islam yang mengikuti kurikulum Diknas, yang pada dasarnya adalah “pendidikan
umum plus agama”. Pendidikan ketrampilan (vocational training), apakah mengikuti model
STM atau MA/SMA ketrampilan. Keempat jenis pilihan ini dapat dilaksanakan dalam satu
pesantren tertentu. Keempat pilihan ini secara implisit mengakomodasi hampir keseluruhan
harapan masyarakat secara sekaligus kepada pesantren. Harapan pertama dan utama adalah
agar pesantren tetap menjalankan peran kursialnya dalam tiga hal pokok: Pertama, transmisi
ilmu-ilmu dan pengetahuan Islam (transmission of Islamic knowlge). Kedua, pemeliharaan
tradisi Islam ( maintenance of Islamic taradition). Ketiga, reproduksi calon-calon ulama .
Harapan kedua adalah agar para santri tidak hanya mengetahui ilmu agama, tetapi uga ilmu
umum dan, dengan demikian, dapat melakukan mobilitas pendidikan. Dan harapan ketiga,
agar para santri memiliki ketrampilan, keahlian atau lifeskills –khususnya dalam bidang-
bidang sains dan teknologi yang menjadi karakter dan cirri masa globalisasi–yang pada
gilirannya membuat mereka memiliki dasar-dasar “competitive advantage” dalam lapangan
kerja sebagaimana dituntut di alam globalisasi.
Pengembangan “competitive advantage” atau “competitive edge” di dunia pesantren jelas
bukanlah hal yang mudah. Pengembangan itu bukan hanya memerlukan penyediaan SDM
guru yang kualified, laboratorium/bengkel dan hadware lain, tetapi juga perubahan sikap
teologis dan budaya. Bukan rahasia lagi, bahwa paham teologis yang dominan di kalangan
pesanten masih cenderung meminggirkan ilmu-ilmu yang berkenaan dengan sains dan
teknologi, karena secara epistimologis dianggap tidak atau kurang syah, karena sains dan
teknologi merupakan produk rasio dan pengujian empiris. Leih jauh, budaya sains dan
teknologi masih kurang mendapat tempat dalam masyarakat kita umumnya; tingkat melek –
apalagi budaya– komputer, bisa diduga, masih sangat rendah dalam mayarakat kita
umumnya, terlebih lagi di kalangan pesantren.
Tetapi, sekali lagi, mengambil keseluruhan pilihan pendidikan ini jelas mengandung berbagai
kesulitan dan dilemma tertentu bagi pesantren. Kesulitan itu terletak bukan hanya pada
keterbatasan kapasitas kelembagaan, teapi juga karena masih lemahnya SDM yang kualified
dalam proses pembelajaran, dan keterbatasan-keterbatasan lainnya. Karena itu, langkah yang
paling realistis adalah mengambil satu atau dua pilihan itu, sementara sedikit banyak
berusaha mengakomodasi pilihan-pilihan lainnya.
Kedua, berkaitan dengan masalaha pertama di atas adalah persoalan jati diri pondok
pesantren. Pada satu segi, pengakuan atas dan penyetaraan pendidikan yang berlangsung di
pesantren telah membuka berbagai peluang bagi penyelenggaraan berbagai jenis pendidikan
di pesantren. Tetapi pengambilan pilihan-pilihan tadi sangat bisa jadi dapat mengorbankan
identitas pesantren sebagaimana telah terpatri di dalam masyarakat.
Di sini terjadi pembenturan antara “social expectation” dengan ”academic expectation” yang
disinggung di atas. Tidak hanya itu, keterlibatan pesantren dalam program-program non-
kependidikan seperti pengembangan pesantren sebagai pusat koperasi, pusat pengembangan
teknologi tepat guna bagi pedesaan, pusat pengembangan pertanian dan peternakan, pusat
penyelamatan lingkungan hidup, pusat pengembangan HAM dan demokrasi, dan sebagainya
juga dapat mengaburkan identitas pesantren.
Lebih jauh, paradigma baru pendidikan nasional juga sangat menekankan kenyataan
pesantren sebagai “pendidikan berbasiskan masyarakat” (Community-based education)
selama berabad-abad. Pada satu segi, pengakuan ini merupakan perkembangan yang positif,
khususnya menyangkut eksistensi pendidikan pesantren itu sendiri. Tetapi, pada segi lain,
pengakuan itu secara implisit menuntut peran lebih besar masyarakat dalam pendidikan
pesantren.
Dalam kerangka itu, masyarakat kini dituntut tidak hanya mendirikan bangunan fisik dan
perangkat-perangkat pokok pesantren, tetapi lebih-lebih lagi dalam mengembangkannya
menjadi pendidikan yang berkualitas untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki
keunggulan keompetitif tersebut. Di sini masyarakat pendukung pesantren diharapkan dapat
menyediakan berbagai prasarana dan sarana pendukung yang lebih memadai bagi
terselenggaranya pendidikan yang mampu mendorong penanaman dasar-dasar keunggulan
kompetitif tersebut.
Ketiga, penguatan kelembagaan dan manajemen. Perubahan-perubahan kebijakan pendidika
nasional –misalnya yang menekankan pada peran pesantren sebagai “community-based
education” dan tantangan-tantangan global mengharuskan pesantren untuk memperkuat dan
memberdayakan kelembagaannya. UU Yayasan yang baru juga menghendaki pesantren
untuk meninjau dan merumuskan kembali kelembagaan pesantren dan hubungannya dengan
para pelaksana kependidikan; madrasah dan atau sekolah. Kelembagaan pesantren haruslah
bertitik tolak pada prinsip-prinsip kemandirian (otonom), akuntabilitas dan kredibilitas.
Dalam mewujudkan quality education pesantren seyogianya memberikan ruang gerak lebih
besar kepada para pelaksana kependidikan, khususnya kepala madrasah atau kepala sekolah
agar: Pertama, dapat mengorganisasi dan memberdayakan sumber daya yang ada untuk
memberikan dukungan yang memadai bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang
maksimal, bahan pengajaran yang cukup, dan pemeliharaan fasilitas yang baik; kedua, dapat
berkomunikasi secara teratur dengan kepemimpinan pesantren (dan/atau yayasan), guru, staf,
orangtua, siswa, masyarakat, dan pemerintah setempat. Selanjunya, pesantren sudah saatnya
dikelola dengan manajemen moderen sehingga pendidikan yang diselenggarakannya dapat
lebih efisien dan efektif. Prinsip-prinsip manajemen modern sudah saatnya diterapkan di
pesantren agar dapat menyesuaikan diri di era globalisasi ini.
Tantangan Masa Depan
Dengan segala bentuk dan aneka model pembelajaran keagamaan yang masih dapat dirunut
keberadaanya, pondok pesantren di masa depan jelas mampu memberi nuansa dan
pencerahan baru bagi dunia pendidikan terutama di Indonesia. Tentu saja jika dibarengi
dengan kesungguhan pada pengembangan ilmu-ilmu modern dengan metodologi yang lebih
komprehensif. Sehingga khazanah intelektual pesantren yang begitu kaya dengan berbagai
disiplin ilmu agama dapat bersinergi dengan ilmu modern yang akhirnya mampu melahirkan
paradigma pembelajaran yang integratif dan tidak dikotomis. Hal demikian dapat
dilaksanakan antara lain dengan memperkenalkan beberapa aspek pengetahuan modern yang
aplikatif (applied sciences) dan mengkomparasikannya dengan berbagai disiplin ilmu islam
yang menjadi keahlian pesantren.
Integrasi semacam ini tidak semata-mata menguntungkan dunia santri. Tetapi juga akan
berdampak pada pengembangan masyarakat yang lebih dinamis karena integrasi pengetahuan
yang terjadi. Sehingga keseimbangan pemikiran islam yang bersifat samawi dan pengayaan
ilmu pengetahuan modern yang lebih humanis dapat tersinergi dengan optimal. Terlebih di
zaman yang semakin kompleks ini, di mana sisi-sisi religiusitas manusia yang dulu digerus
oleh pengetahuan yang dibiarkan bebas nilai (free value), tampak mulai kembali
menampakkan diri. Yang jika tidak disikapi secara arif oleh dunia pendidikan islam macam
pondok pesantren, maka kembalinya manusia pada spirit agama akan berdampak negatif,
semisal radikalisme dan fundmentalisme.
Karena itulah perencanaan ke depan bagi pengembangan kelembagaan pesantren di dunia
pendidikan menjadi perlu untuk diperhatikan semua pihak. Apalagi dalam kerangka
membangun masyarakat madani (civil society) yang mumpuni dan bertanggung jawab dalam
tugas-tugas kemasyarakatan bagi masa depan bangsa. Membangun budaya pendidikan
integratif pada sebuah lembaga pendidikan semacam pondok pesantren jelas tidak mudah.
Banyak aspek dan sisi yang harus dikuasai dengan baik, terutama yang terkait dengan pola
pengembangan kemasyarakatan sebagai betuk aplikasi ilmu dan nilai pembelajaran podok
pesantren.
Meningkatkan kualitas pemahaman kegamaan di satu sisi diiringi dengan peningkatan
apresiasi pada problem sosial di masyarakat jelas membutuhkan keseriusan dan ketekunan
tersendiri. Apalagi jika dilihat dari aspek kompleksitas masalah pada masyarakat modern saat
ini. Dan jangan lupa membangun sebuah pola pendidikan pesantren semacam ini merupakan
sebuah human capital yang berdimensi jangka panjang, tidak dapat dinikmati hasilnya dalam
waktu dekat.
Bak menanam buah kelapa, berinvestasi pada pengembangan pendidikan akan membutuhkan
kesabaran dan keteguhan hati. Karena pada dasarnya para santri memang tidak dididik untuk
menjadi para sales ataupum marketer yang mampu mendatangkan keuntungan (profit) dalam
waktu yang singkat bagi institusi pendidikan yang mengampunya. Bukan pula menjadi robot
berteknologi tinggi yang mampu mengerjakan sekian banyak tugas dalam waktu relatif
singkat. Karena bagaimana pun sumber daya manusia pada pendidikan pesantren adalah
manusia biasa juga, sehingga dibutuhkan ruang yang cukup lama antara pencapaian
intelektual santri yang dididik dan implementasi ilmu di dalam masyarakat secara
komprehensif. Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka peran aktif dari para santri
demi pembangunan pendidikan islam di masa depan akan mudah diimplementasikan dengan
hasil yang lebih baik.
Meski pesantren menghadapi berbagai tantangan, seperti dikemukakan di atas, peluang bagi
pendidikn pesantren jelas masih tetap besar. Situasi sosiolgis umat Islam Indonesia, yang
setidak-tidaknya dalam dua dasawarsa terakhir menemukan “new attachmen” kepada Islam
merupakan modal yang sangat berharga bagi pesantren. Fenomena kemunculan “pesantren
urban”, “sekolah Islam unggulan” dan sebagainya merefleksikan, bahwa pendidikan pesanren
atau yang bermodel pesantren tetap mendapat tempat yang semakin kuat. Kini tinggal bagi
pesantren itu sendiri untuk memberdayakan dirinya untuk mampu benar-benar menjadi
“pendidikan alternatif” dalam menghadapi arus perubahan.
Minimal ada tiga tanggung jawab utama yang harus dipikul oleh lembaga pendidikan Islam
,utamanya pesantren. Pertama, menciptakan ahli agama (religious scholars) yang nantinya
akan mengawal pertumbuhan agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia dan
yang dianut oleh seperempat penduduk dunia. Kedua, menghasilkan lulusan yang mampu
berpartisipasi atau berkompetisi aktif dalam modernisasi dan globalisasi. Ketiga,
menghilangkan ketidakpercayaan yang berkembang baik dari kalangan muslim sendiri
maupun non muslim dan masyarakat internasional.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di dalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu
melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya
memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT. BCA Tbk yang merupakan
salah satu perusahaan perbankan terbaik di Indonesia merasa perlu mengidentifikasi setiap kekuatan
dan kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan dan ancaman
yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT (Strength,
Weaknesses, Opportunities, Threats) yang memiliki peran penting dalam menetapkan suatu strategi
perusahaan
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan analisis terhadap wujud
ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang sehingga
dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT, perusahaan dapat menentukan strategi
efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang
dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta mengatasi kelemahan yang ada.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas teridentifikasi masalah sebagai berikut :
Apa saja kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. BCA Tbk?
Apa saja kesempatan dan ancaman yang ada pada PT. BCA Tbk?
Strategi apa yang harus digunakan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman agar tetap bisa bersaing?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perusahaan
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia .
Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis
moneter yang terjadi di tahun 1997.Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan
sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di
BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-
ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia.
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali
dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat
sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp
53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh
BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran
Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari
divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh
saham BCA. Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat
yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut.
Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada
regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank
transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.
2.2 VISI, MISI DAN STRATEGI PERUSAHAAN
Visi
Visi dari Bank BCA Adalah Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar
penting perekonomian Indonesia.
Misi
Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi
nasabah bisnis dan perseorangan.Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan
financial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
Strategi Persaingan BCA
Dalam mengelola bank, BCA bertumpu pada tiga prioritas yaitu mempertahankan keunggulan
sebagai bank transaksional pilihan nasabah, meyalurkan kredit yang didukung oleh manajemen resiko
yang efektif , serta menerapkan tata kelola pada setiap aspek bisnis. Dalam menghadapi tantangan
perubahan ekonomi yang bersifat struktural maupun pergerakan suku bunga, pihak manajemen
berupaya untuk tetap konsisten dalam mengelola BCA. Hal tersebut dimaksudkan dengan tujuan
mengoptimalkan posisi likuiditas untuk meningkatkan profitabilitas, dan investasi pada franchise
BCA guna mengembangkan sumber pendanaan yang menguntungkan.
BCA tidak saja menjadi bank yang semakin dekat dengan para nasabahnya, lebih dari itu BCA
menyediakan koneksi dan kenyamanan untuk bertransaksi, baik untuk keperluan bisnis maupun
pribadi, dimanapun mereka berada, dan kapanpun harus melakukannya. Fokus utama dari strategi
BCA adalah :
Memfokuskan diri pada transaksi pembayaran dan penyelesaian melalui investasi di jaringan yang
kokoh sekaligus meningkatkan basis dana pihak ketiga BCA.
Meningkatkan aktiva produktif melalui penyaluran kredit yang menguntungkan disertai pengelolaan
resiko yang efektif.
Meskipun tampaknya sangat sederhana, strategi ini ternyata sangat efektif di masa-masa di mana
industri perbankan harus beradaptasi dengan perubahan – perubahan struktural yang mengikuti
siklusnya. Strategi ini tetap relevan ketika bank dituntut menyesuaikan diri pada berbagai perubahan
regulasi.
Kompetensi, senantiasa meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan mengikuti perkembangan
industri perbankan khususnya dan dunia usaha pada umumnya.
BCA secara konsisten, pertama, memanfaatkan posisi likuiditas yang kuat untuk meningkatkan
profitabilitas ; kedua, secara berkesinambungan melakukan investasi infrastruktur untuk
mempertahankan franchise value sehingga dalam situasi suku bunga yang bergejolak sekalipun bank
dapat mempertahankan performanya. BCA mengembangkan pendekatan total customer relationship
untuk kenyamanan nasabah bisnis dan perseorangan. Keunggulan jaringan yang dimiliki BCA
memberikan lebih banyak waktu bagi staff BCA untuk lebih proaktif dan berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan nasabah. Dengan pendekatan total customer relationship, BCA membantu
memenuhi kebutuhan nasabah baik selaku pribadi maupun pelaku usaha.
Ditengah kecenderungan penurunan suku bunga, banyak kalangan berpendapat bahwa hal
tersebut dapat memberikan tekanan terhadap marjin BCA. Namun demikian, BCA dapat
mengatasinya dengan mengandalkan keunggulan – keunggulan strategis yang dimilikinya, yaitu :
struktur dana pihak ketiga yang didominasi oleh produk giro dan tabungan, luasnya jangkauan operasi
akan mempermudah BCA untuk meningkatkan volume transaksi keuangan dan melakukan ekspansi
kredit. Selain itu, inflasi satu digit akan mendukung BCA dalam melakukan efisiensi pengelolaan
biaya.
2.3 PENERAPAN BAURAN PEMASARAN PADA PRODUK DAN JASA PT.BCA Tbk
Penerapan ini dikenal sebagai Marketing Mix, karena Bank juga memiliki pelayanan jasa
sehingga marketing mix pada PT. BCA Tbk adalah sebagai berikut :
1.Product
Produk yang ditawarkan oleh PT. BCA Tbk pada umumnya sama dengan bank lainnya, seperti
Tabungan, Giro, Kredit, dll. Tetapi dengan reputasi yang bagus kualitas produk dari BCA diakui
kualitasnya, dapat pula dilihat dari bentuk pelayanan, dimana BCA sangat memprioritaskan
pelayanannya kepada nasabah.
2.Price
Dalam hal harga, pelayanan BCA terbilang cukup mahal tetapi sesuai dengan kualitas yang
ditawarkan seperti adanya biaya tambahan untuk setoran diluar wilayah, sedangkan untuk suku bunga
yang ditawarkan untuk produk simpanan dan pinjaman nilainya masih wajar.
3.Promotion
Untuk promosi, BCA selalu melakukan promosi baik melalui media cetak maupun media
elektronik, dan BCA juga senantiasa berpartisipasi pada event-event besar dan menjadi sponsor untuk
lebih mengenalkan produknya.
4.Place
Untuk jaringan distribusi sendiri BCA sudah mulai membuka kantor cabang di seluruh wilayah di
Indonesia, meskipun tidak begitu merata. Tetapi unutk masyarakan yang hidup diperkotaan akan
sangat mudah untuk bertransaksi melalui mesin ATM yang tersebar hingga ke pelosok.
5.People
BCA sangat memprioritaskan pelayan kepada nasabah, sehingga sering kali mendapatkan
penghargaan atas pelayanannya terhadap nasabah, hal ini tidak lepas dari strategi perusahaan untuk
mempertahankan nasabahnya melalui pelayanan yang optimal
6.Process
Untuk prosedur di BCA terbilang cukup ramah, karena tidak mempersulit nasabah untuk
menikmati produknya, prosedurnya terbilang cepat dan mudah. Bahkan bisa melaui internet.
2.4 ANALISIS INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
1.Prestasi
Kerja keras, kebijakan, pengelolaan yang baik, komitmen dan peraturan kepada regulasi
membawa BCA menjadi Bank dengan prestasi dan reputasi yang membanggakan. Dari tahun ke
tahun, BCA terus dikenal sebagai bank yang memiliki banyak keunggulan dan mendapat nilai bagus
dari berbagai pihak sebagai institusi finansial yang dikelola secara profesional.Dari hal ini dapat
diketahui bahwa kualitas BCA tidak diragukan lagi sebagai perusahaan profitable dengan keuangan
yang sehat dan nilai asset yang terus bertambah serta sebagai bank dengan kualitas terbaik.
2.Struktur organisasi BCA
BCA merupakan perusahaan yang telah go public, sehingga didalam strukturnya BCA memiliki
komisaris yang terdiri dari seorang presiden komisaris dan empat anggota komisaris dimana tiga
diantaranya adalah komisaris independent. BCA dipimpin oleh seorang presiden direktur dan
wakilnya serta memiliki delapan orang direktur yang masing-masing memiliki tanggung jawab
dibidangnya masing-masing
3.Pesaing
Saat ini keberadaan BCA berada ditengah pertarungan raksasa-raksasa perbankan di Indonesia.
Persaingan dunia perbankan sangat ketat, terutama ketika bank-bank besar milik pemerintah yang
mulai kompetitif dalam memberikan produk dan jasa layanan perbankan. BCA akan dihadapkan pada
sebuah tantangan bahwa masyarakat akan cenderung memilih perbankan milik pemerintah. Hal ini
dimungkinkan karena masih adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan terjadi krisis
ekonomi yang berkelanjutan. Bagaimanapun juga masyarakat butuh jaminan keamanan akan
likuiditas dana yang mereka simpan di bank, dan masyarakat mulai bijak dalam menentukan bank apa
yang akan dipilih. Pertimbangannya tentu saja tidak hanya hadiah-hadiah menarik yang ditawarkan.
Didukung dengan kepemilikan asset yang besar serta support dari pemerintah yang jauh lebih besar
bank – bank pemerintah menjadi pesaing yang cukup potensial dan perlu mendapat perhatian yang
serius dari pihak manajemen BCA.
4.Tekanan dari Produk Keuangan Lainnya
Pola hidup masyarakat yang konsumtif memungkinkan kebutuhan masyarakat akan sebuah kredit
cukup tinggi, hal ini rupanya juga dilirik oleh perusahaan pendanaan selain bank untuk
mengembangkan perusahaan mereka. Saat ini akan dengan mudah kita jumpai perusahaan leasing
dengan cukup pesat dapat berkembang dikarenakan berbagai kemudahan yang mereka tawarkan
terhadap nasabah dan masyarakat. Sedangakan kebutuhan masyarakat akan jasa penyimpanan uang
yang aman dengan memperoleh imbalan kompetitif merupakan pangsa yang kini tidak hanya milik
industri perbankan. Saat ini untuk kebutuhan jasa tersebut telah banyak berdiri berbagai perusahaan
sekuritas yang menawarkan produk reksadana dan investasi pasar modal yang memberikan
keuntungan yang jauh lebih besar daripada deposito perbankan. Perusahaan asuransi yang juga mulai
berinovasi sehingga saat ini masyarakat tidak hanya mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
dari lembaga asuransi tapi juga keuntungan yang cukup menggiurkan. Saat ini asuransi bisa kita
perhitungkan sebagai sarana investasi yang cukup menarik dan menjanjikan.
5.Tekanan dari nasabah
Dalam dunia bisnis dikenal ada lima tingkatan konsumen yang dalam hal ini dapat kita samakan
dengan nasabah, yaitu Terorist customer, Transactional customer, Relationship customer, Loyal
customer, dan Advocator customer. Dariberbagai macam konsumen atau nasabah tersebut BCA harus
bersaing secara kompetitif dengan banyaknya bank, perusahaan pendanaan / leasing, dan perusahaan
asuransi. Akan sangat menguntungkan jika BCA mendapat konsumen atau nasabah yang masuk
dalam kategori loyal customer dan advocator customer. Kini masyarakat selaku konsumen dan
nasabah akan dihadapkan pada semakin banyaknya pilihan yang menarik, ini tentu saja kondisi yang
sangat bagus karena konsumen dan nasabah bisa memiliki pilihan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
mereka akan sebuah produk dan jasa keuangan. Pada akhirnya tingkat kepuasan nasabah akan jasa
layanan perbankan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan bank kepada nasabah yang dapat
diidentifikasi meliputi faktor-faktor Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, dan Tangibles.
2.5 SUMBER DAYA MANUSIA YANG MENDUKUNG PT. BCA Tbk
BCA menyadari bahwa meningkatnya persaingan bisnis perlu disikapi dengan meningkatkan
efisiensi di berbagai bidang, termasuk dalam hal optimalisasi produktivitas karyawan.Strategi dan
kebijakan BCA di tahun 2010 difokuskan untuk mempersiapkan landasan yang kokoh dalam
membangun kompetensi sumber daya manusia terutama dalam memperkuat hubungan dengan
nasabah dan meningkatkan kemampuan pemasaran serta kepemimpinan.Selain itu, BCA merekrut
lebih banyak karyawan sebagai upaya untuk mengantisipasi perkembangan bisnis serta memelihara
keseimbangan profil demografis karyawan.
Pada tahun 2010 BCA melakukan pemetaan terhadap seluruh karyawan untuk
mengidentifikasi potensi dan kompetensi karyawan. Pemetaan ini diperlukan untuk menyusun
rencana pengembangan yang tepat guna meningkatkan produktivitas setiap karyawan.BCA
menerapkan sistem panel manajemen untuk mengidentifikasi‘ top performer’ dan menyiapkan
rencana pengembangan karir bagi setiap karyawan melalui serangkaian pelatihan dan penugasan
khusus. Sistem ini secara efektif menciptakan talent pool yang berguna untuk mendukung kelancaran
operasional bank.
Pelatihan dan Pengembangan
BCA Learning Center menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang
komprehensif untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan serta menumbuhkan etos kerja yang
dibutuhkan dalam mendukung kinerja secara kelompok dan menjaga standar mutu layanan yang
tinggi. Sepanjang tahun 2010 kegiatan pelatihan dan pengembangan difokuskan pada program-
program terkait kredit, manajemen risiko,dan manajemen pengetahuan (knowledge management).
Selama tahun 2010 BCA Learning Center menyelenggarakan 2.026 kelas pelatihan yang diikuti oleh
54.094 peserta. Total keseluruhan waktu pelatihan mencapai 145.204 hari.
Program-program pelatihan dan pengembangan BCA disusun dengan memperhatikan kebutuhan
pengembangan organisasi. Untuk menyelaraskan dengan strategi dan arah bisnis perusahaan, pada
tahun 2009 Management Development Program (MDP) disesuaikan menjadi BCA Development
Program (BDP). Program ini ditujukan untuk menghasilkan tenaga profesional dengan spesialisasi
sesuai kebutuhan unit kerja. Pada tahun 2010, sebanyak 115 lulusan dari universitas terkemuka
telah direkrut untuk mengikuti pelatihan dalam program BDP.
BCA juga menyelenggarakan program pelatihan yang bersifat massal untuk memperluas
kesempatan belajar bagi seluruh karyawan pada semua unit kerja. Program pelatihan seperti e-
Learning dan Video Based Training (VBT) telah menjadi solusi tepat dalam proses pembelajaran
yang efektif dan efisien bagi karyawan maupun BCA. Sebanyak 3.766 karyawan telah menyelesaikan
pelatihan online sejak program ini diluncurkan pada tahun 2009, dan 12.856 peserta telah mengikuti
VBT. Selain itu, BCA juga mendorong pengembangan knowledge management, dengan membentuk
kelompok-kelompok diskusi informal yang memfasilitasi pertukaran pengetahuan dari karyawan
yang memiliki pengalaman dan keahlian tertentu kepada karyawan lainnya.
2.6 ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk
1.Kekuatan (Strength)
Merupakan hal-hal yang dapat menjadi kekuatan, yang dimiliki oleh perusahaan, biasanya berujud
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
Termasuk di dalamnya tenaga kerja, goodwill, modal, mesin dan sebagainya. Kekuatan ini dapat
dieksploitasi untuk meminimumkan ancaman ataupun menghilangkan dampak yang diakibatkan oleh
ancaman lingkungan. Kekuatan usaha ini dapat dikontrol dan diawasi untuk kepentingan atau
pengembangan perusahaan. Kekuatan ini bersumber dari dalam perusahaaan sehingga penggunaanya
memungkinkan untuk direncanakan maupun dijadwalkan. Pada Bank BCA kekuatan terletak pada :
Menjadi pelopor dalam infrastruktur pendukung national payment systemyang sulit tersaingi oleh
kompetitornya.
Menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan melakukan proses edukasi sistematis dalam
pemakaian layanan ATM dan internet banking.
Posisi Bank BCA sebagai standard setter dari bank – bank pesaingnya bukan hanya di produk
layanan, tetapi untuk penambahan jenis electronic delevery channel nya menjadi benchmark bagi para
pesaing.
BCA sudah dikenal reputasinya di dalam dan luar negeri sebagai bank yang selalu mengambil
keputusan tepat dalam pemilihan teknologi dan waktu penerapannya.
Tim manajemen yang sangat profesional yang selalu mengikuti kebijakan dan regulasi perbankan
nasional dan internasional
Sumber daya manusia (SDM) yang terlatih baik dan berorientasi pada pelayanan bagi nasabah
Rangkaian produk dan jasa yang inovatif dan memenuhi kebutuhan yang aktual
Pemanfaatan teknologi paling mutakhir secara tepat
Upaya yang terus-menerus dalam mempertahankan tingkat pengamanan perbankan yang paling tinggi
Jaringan yang luas dari kantor cabang dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia
2.Kelemahan (Weakness)
Merupakan segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau kendala-kendala yang menyebabkan
perusahaan sulit untuk berkembang atau meningkatkan kinerja perusahaannya. Kelemahan ini dapat
pula menjadi variabel yang sama dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya tenaga
kerja yang tidak terampil, tidak cukupnya modal usaha, dan kapasitas mesin yang tidak memadai.
Seperti halnya kekuatan, kelemahan ini juga berasal dari dalam perusahaan atau dapat dikatakan
sesuatu yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan namun tidak dimiliki atau sangat kurang
kapasitasnya. Karena berada di dalam perusahaan maka kelemahan ini dapat ditekan sehingga dari
luar tidak nampak sebagai kelemahan.
Kelemahan pada Bank BCA yaitu :
1.Layanan perbankan BCA yang selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi masih perlu
disempurnakan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan dari para nasabah.
2.Konsentrasi alokasi kredit BCA lebih terfokus pada korporasi perusahaan menengah keatas,
sehingga sangat rawan terhadap kemungkinan kredit macet ketika iklim ekonomi sedang krisis dan
nilai tukar mata uang yang fluktuatif.
3.BCA belum menjadi bank pilihan utama bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mampu
mengakomodasi sebagian besar kebutuhan mereka akan layanan perbankan.
3.Kesempatan (Opportunity)
Peluang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang. Peluang yang ada tersedia di
lingkungan perusahaan dan umumnya tidak bias disediakan oleh perusahaan. Perusahaan hanya
menyesuaikan diri dengan kesempatan yang muncul. Contoh: adanya pelaksanaan otonomi daerah,
adanya perkembangan teknologi dan sebagainya. Peluang merupakan faktor lingkungan yang menjadi
pendorong bagi suatu perusahaan untuk berkembang.
Sejalan dengan tekad pemerintah yang terus mengembangkan perekonomian Indonesia Pencanangan
tahun 2008 sebagai tahun edukasi perbankan bagi masyarakat, memungkinkan dunia perbankan
bertarung secara kompetitif untuk berebut nasabah.
Kecenderungan pola hidup masyarakat yang konsumtif, merupakan salah satu peluang yang perlu
dicermati untuk meningkatkan jenis produk jasa kredit perbankan dan kualitas pelayanan bagi
nasabah.
Kecepatan kemajuan teknologi informasi sangat mendukung komitmen BCA untuk mempermudah
pelayanan demi meningkatkan kepuasan nasabah.
4.Hambatan (Threat)
Ancaman adalah suatu situasi yang dapat mengurangi kemampuan bisnis atau perusahaan untuk
melindungi dan memperbaiki kedudukan kompetitipnya dalam pasar. Ancaman termasuk ke dalam
variable yang juga tidak dapat diciptakan oleh perusahaan. Selain itu ancaman inipun tidak dapat pula
dihilangkan, namun dapat diperkecil intensitasnya untuk muncul. Contoh Kurang konsistennya
kebijakan pemerintah pusat, terbatasnya keuangan daerah, masuknya perusahaan besar sebagai
pesaing, terbatasnya bahan baku industri, kebijakan otonomi daerah yang berlebihan dan sebagainya.
Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang tinggi ditengah
kondisi perekonomian Indonesia yang terus bergejolak dan tingkat inflasi yang cukup tinggi.
Masyarakat cenderung meminati layanan perbankan yang simple dan menawarkan berbagai macam
fleksibilitas serta berbagai macam hadiah yang menggiurkan.
Tingkat inflasi yang terus meningkat mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank.
BAB III
KESIMPULAN
BCA mengadopsi praktik tata kelola perusahaan terbaik, yang merupakan pondasi dari bisnis yang
transparan dan sehat. Hal tersebut merupakan komitmen pihak manajemen BCA untuk
mempertahankan kepercayaan nasabah, pemegang saham, mitra bisnis dan pemangku kepentingan (
stakeholders ) lainnya. Dalam memastikan tata kelola yang optimal, direktur bersama manajemen
akan selalu mengevaluasi implementasi tata kelola perusahaan secara berkesinambungan.
BCA siap memanfaatkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang positif untuk memacu
ekspansi kredit di semua segmen, baik untuk segmen individu dengan menawarkan produk-produk
kredit baru. Sebagai respon terhadap tingginya inflasi dan tingkat suku bunga. BCA melakukan
penyesuaian kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi resiko kredit dan resiko pasar. Dalam
proses tersebut BCA secara proaktif memperketat persyaratan kelayakan minimum kredit rating dan
membatasi eksposur terhadap industri dan segmen kredit tertentu.
Intinya yang menjadi rahasia dari eksistensi BCA sebagai bank swasta ditengah krisis ekonomi
adalah kekuatan pihak manajemen dalam melakukan praktik pengelolaan resiko operasional yang baik
dan ketat dengan berlandaskan prinsip kehati – hatian dan pelayanan BCA kepada nasabah dengan
mengembangkan pendekatan total customer relationship. Namun BCA perlu bekerja lebih keras lagi
untuk dapat meyakinkan masyarakat dan nasabah akan kinerja perbankan yang mereka selenggarakan,
selanjutnya memenangkan penilaian masyarakat tentang keunggulan – keunggulan produk dan jasa
layanan perbankan BCA.
DAFTAR PUSTAKA
1. ^ History of SWOT Analysis, Tim Friesner, diakses tanggal 21 Juni 2012.
2. ANALISA SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI, Artikel dan Opini,
diakses tanggal 21 Juni 2012.
3. Alawiyah, Tuti AS, 2006, Pengembangan Kurikulum Pesantren (Menjawab Problem
Dikotomi dan Tuntutan Modernisasi),Makalah
4. H.S. Baharuddin, 2006, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Reformasi dan Modernisasi
Pendidikan Islam, Makalah
5. Mahfudz, Sahal, 2005, Meneguhkan Kembali Peran Sosial Pesantren (Petikan Pengalaman
Pengembangan Masyarakat), Makalah.
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia
7. https://www.bca.co.id/

More Related Content

What's hot

8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Audit berbasis resiko
Audit berbasis resikoAudit berbasis resiko
Audit berbasis resikoBelqis Oraya
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Fathi Arief
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasRandiarsa Saputra
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanMonang Sinaga
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukMang Engkus
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorDadang Solihin
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porterAdityoDwinanto
 
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrixManajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrixDayana Florencia
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGI
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGIPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGI
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGIroni09071995
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 

What's hot (20)

8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Audit berbasis resiko
Audit berbasis resikoAudit berbasis resiko
Audit berbasis resiko
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
 
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porter
 
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrixManajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGI
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGIPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGI
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN STRATEGI
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Manajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis InternasionalManajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis Internasional
 

Similar to Analisa swot pt bca tbk

Seri Kewirausahaan Belajar SWOT Analysis
Seri Kewirausahaan Belajar SWOT AnalysisSeri Kewirausahaan Belajar SWOT Analysis
Seri Kewirausahaan Belajar SWOT AnalysisIndra Irwansyah
 
Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...
Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...
Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...yuli yulianingsih
 
Sondi Bina Bangsa 2017
Sondi Bina Bangsa 2017Sondi Bina Bangsa 2017
Sondi Bina Bangsa 2017Kalit Nurrokim
 
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122Rame Priyanto
 
METODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptx
METODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptxMETODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptx
METODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptxRestiRamadhani1
 
Tugas Arnold MM41
Tugas Arnold MM41Tugas Arnold MM41
Tugas Arnold MM41AHariyono
 
SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...
SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...
SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...maya indrawati
 
SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...
SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...
SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...maya indrawati
 
SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...
SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...
SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...maya indrawati
 
Analisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmurAnalisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmurana_sari
 
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptxPerhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptxnovasimanjuntak
 
4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...
4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...
4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...maswanihsagitaputri
 
Makalah masalah dan potensi daerah 2
Makalah masalah dan potensi daerah 2Makalah masalah dan potensi daerah 2
Makalah masalah dan potensi daerah 2Septian Muna Barakati
 
Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...
Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...
Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...Dessy Hakim
 

Similar to Analisa swot pt bca tbk (20)

Seri Kewirausahaan Belajar SWOT Analysis
Seri Kewirausahaan Belajar SWOT AnalysisSeri Kewirausahaan Belajar SWOT Analysis
Seri Kewirausahaan Belajar SWOT Analysis
 
Manajemen strategi
Manajemen strategiManajemen strategi
Manajemen strategi
 
Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...
Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...
Sondi maryati-ismatun-selvi haryanto-yulianingsih, angrian permana, factor to...
 
Sondi Bina Bangsa 2017
Sondi Bina Bangsa 2017Sondi Bina Bangsa 2017
Sondi Bina Bangsa 2017
 
Sondi
SondiSondi
Sondi
 
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122
Tugas strategic management analisis swot_rame priyanto_55117120122
 
METODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptx
METODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptxMETODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptx
METODE-SWOT-DALAM-KAJIAN-LINGKUNGAN.pptx
 
Tugas Arnold MM41
Tugas Arnold MM41Tugas Arnold MM41
Tugas Arnold MM41
 
Analisa SWOT.pdf
Analisa SWOT.pdfAnalisa SWOT.pdf
Analisa SWOT.pdf
 
SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...
SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...
SM,Maya Dwi Indrawati,Hapzi Ali,Analisis Lingkungan internal organisasi (Reso...
 
SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...
SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...
SM,Maya Dwi Indrawati, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA,Analisis Lingkungan Internal Or...
 
SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...
SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...
SM,Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali,Analisis Lingkungan Internal Organisasi, Mer...
 
Analisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmurAnalisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmur
 
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptxPerhitungan Analisis SWOT  pada Perusahaan1.pptx
Perhitungan Analisis SWOT pada Perusahaan1.pptx
 
SWOT, SOAR,dan PRA
 SWOT, SOAR,dan  PRA SWOT, SOAR,dan  PRA
SWOT, SOAR,dan PRA
 
Pengantar analisis swot
Pengantar analisis swotPengantar analisis swot
Pengantar analisis swot
 
4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...
4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...
4, sm, maswanih, hafzi ali, swot analysis, swot matrix dan ie matrix, univers...
 
Problem solving
Problem solvingProblem solving
Problem solving
 
Makalah masalah dan potensi daerah 2
Makalah masalah dan potensi daerah 2Makalah masalah dan potensi daerah 2
Makalah masalah dan potensi daerah 2
 
Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...
Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...
Sm, dessy hayati hakim, prof hapzi ali,external macro environment analysis . ...
 

More from jonijontor1

Quiz minggu 14 disruption era
Quiz minggu 14 disruption eraQuiz minggu 14 disruption era
Quiz minggu 14 disruption erajonijontor1
 
Quiz minggu 11 global economy and blue ocean strategy
Quiz minggu 11 global economy and blue ocean strategyQuiz minggu 11 global economy and blue ocean strategy
Quiz minggu 11 global economy and blue ocean strategyjonijontor1
 
Quiz minggu 10 business eticks, csr, risk management
Quiz minggu 10 business eticks, csr, risk managementQuiz minggu 10 business eticks, csr, risk management
Quiz minggu 10 business eticks, csr, risk managementjonijontor1
 
Quiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecard
Quiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecardQuiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecard
Quiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecardjonijontor1
 
Quiz minggu 5 type, form and implementation strategy
Quiz minggu 5 type, form and implementation strategyQuiz minggu 5 type, form and implementation strategy
Quiz minggu 5 type, form and implementation strategyjonijontor1
 
Quiz minggu 4 internal environment & swot analysis,
Quiz minggu 4  internal environment & swot analysis,Quiz minggu 4  internal environment & swot analysis,
Quiz minggu 4 internal environment & swot analysis,jonijontor1
 
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...jonijontor1
 

More from jonijontor1 (7)

Quiz minggu 14 disruption era
Quiz minggu 14 disruption eraQuiz minggu 14 disruption era
Quiz minggu 14 disruption era
 
Quiz minggu 11 global economy and blue ocean strategy
Quiz minggu 11 global economy and blue ocean strategyQuiz minggu 11 global economy and blue ocean strategy
Quiz minggu 11 global economy and blue ocean strategy
 
Quiz minggu 10 business eticks, csr, risk management
Quiz minggu 10 business eticks, csr, risk managementQuiz minggu 10 business eticks, csr, risk management
Quiz minggu 10 business eticks, csr, risk management
 
Quiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecard
Quiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecardQuiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecard
Quiz minggu 9 canvas business model, diversification and balance scorecard
 
Quiz minggu 5 type, form and implementation strategy
Quiz minggu 5 type, form and implementation strategyQuiz minggu 5 type, form and implementation strategy
Quiz minggu 5 type, form and implementation strategy
 
Quiz minggu 4 internal environment & swot analysis,
Quiz minggu 4  internal environment & swot analysis,Quiz minggu 4  internal environment & swot analysis,
Quiz minggu 4 internal environment & swot analysis,
 
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
Quiz minggu 2 vision and company mission, longterm objective, corporate cultu...
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Analisa swot pt bca tbk

  • 1. STRATEGY MANAGEMENT ANALISA SWOT Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Strategi Management Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Oleh : Nizar Hilmi (55117120096) Program Studi Magister Management Unversitas Mercu Buana Jakarta 2019
  • 2. I. SEJARAH ANALISA SWOT Albert Humphrey pernah memimpin proyek penelitian Stanford University pada 1960-an 1970-an didasarkan pada 500 PerusahaanAmerika Serikat 'Fortune 500. Humphrey memimpin proyek penelitian yang akhirnya dikembangkan dengan model (TAM) yang merupakan konsep manajemen yang memungkinkan kelompok eksekutif untuk mengelola perubahan. Humprey melakukan riset dengan Konsep Stakeholder dan Analisis SWOT. Raja (2004) mengatakan bahwa sulit untuk melacak asal-usul akronim SWOT. Dia mengutip Haberberg (2000) menyatakan bahwa sebagai SWOT adalah konsep yang digunakan oleh para akademisi Harvard pada tahun 1960, dan Turner (2002) menghubungkan SWOT untuk Igor Ansoff (1987), dari Ansoff Matrix itu ketenaran. Koch (2000) menganggap kontribusi dari Weihrich (1982), Dealtry (1992) dan Wheelan dan Kelaparan (1998). Weihrich dianggap sebagai inovator SWOT. Panagiotou pada tahun 2003 memperkenalkan kerangka Pengamatan teleskopik strategis yang dalam kekuatan efek peta, kelemahan, peluang dan ancaman (PENGAMATAN teleskopik). Jadi, misalnya T = kemajuan teknologi, E = pertimbangan ekonomi, L = persyaratan hukum dan peraturan, dll Aspek yang paling berguna dari artikel Panagiotou adalah bahwa tidak hanya dia mengakui kesulitan dalam menemukan asal-usul SWOT, tetapi ia juga mengelola untuk menggali beberapa alternative,menarik. Profesor Harvard Business School (HBS) Unit Kebijakan yaitu George Albert Smith Jr dan C Roland Christiensen pada tahun 1950 menggunakan SWOT dalam strategi organisasi dan pemasaran. SWOT kemudian dikembangkan oleh HBS hingga sekarang. Pengertian analisis SWOT BlogHipniRohman - Pengertian / definisi analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisa SWOT adalah suatu metode penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
  • 3. Berikut saya lampirkan pengertiannya menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini : “Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur- unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”. Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah : 1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang. 2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan). Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organisasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan. Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilakaukan. Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa
  • 4. >> Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi) Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan. >> Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi) Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan. >> Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min) Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga. >> Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini) Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan- kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat. (sumber : e-je.blogspot.com) Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
  • 5. melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. ANALISA SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program. Contoh : 1. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif) 2. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif) Weaknesses (Kelemahan) Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada. Contoh : 1. Kurang terbinanya komunikasi antar anggota 2. Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota. Opportunity (kesempatan) Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.
  • 6. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. Contoh : 1. Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan 2. Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama. Threat (ancaman) Adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Contoh : 1. Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada 2. Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan. Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat apa yang dapat kita lakukan dan kita gunakan, serta apa yang tidak dapat kita lakukan serta harus kita lengkapi. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah : 1. SWOT analysis bisa sangat-sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yg sama menghasilkan SWOT yg berbeda. Dgn demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sbg arahan dan bukan pemecahan masalah. 2. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yg disembunyikan atau kekuatan yg tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan 3. Analisa harus didasarkan atas kondisi yg sedang terjadi dan bukan situasi yg seharusnya terjadi 4. Hindari •grey areas •. Hindari kerumitan yg tidak perlu dan analisa yg berlebihan. Buatlah analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin II. Tantangan dan peluang bagi Pesantren Berkat paradigma reformasi, demokratisasi dan keadilan dalam dunia pendidikan serta perjuangan para ulama, tokoh agama, pakar pendidikan Islam dan dukungan umat Islam, akhirnya secara konstitusional dan legal formal,pondok pesantren mendapat pengakuan
  • 7. secara nasional yakni dengan dimasukkannya “pesantren” sebagai bentuk pendidikan keagamaan (UU-RI No.20 tahun 2003, pasal 30 ayat 4). Dengan dimasukkannya pondok pesantren dalam sistem pendidikan nasional itu, secara legal formal pondok pesantren memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan lembaga pendidikan lainnya dalam rangka operasionalisasi program pencerdasan kehidupan bangsa dan peningkatan kualitas SDM melalui proses pendidikan. Dewasa ini, tantangan pesantren jauh lebih kompleks daripada tatangan-tantangan yang pernah dihadapi pesantren-pesantren di masa lalu. Kompleksitas tantangan itu menjadi lebih rumit lagi, ketika kita harus mengakui bahwa secara internal,pesantren masih menghadapi berbagai masalah yang masih belum terselesaikan sampai sekarang, khususnya sejak pesantren mengalami modernisasi pada tahun tahun 1970an. Tantangan-tantangan dan masalah-masalah internal pesantren pasca modernisasi dan tantangan globalisasi pada hari ini dan masa depan, secara umum adalah sebagai berikut: Pertama, jenis pendidikan yang dipilih dan dilaksanakan.. Dengan terjadinya perubahan- perubahan kebijakan dan politik pendidikan sejak tahun 1970an dan peluang-peluang baru seperti diisyaratkan dalam paradigma baru pendidikan nasional, kini pesanren memiliki peluang dan sekaligus tantangan berkenaan dengan jenis pendidikan yang dapat dipilih dan diselenggarakan, yang setidak-tidaknya kini menyediakan empat pilihan: Pendidikan yang berpusat pada tafaqquh fi al-din, seperti tradisi pesantren pada masa pra- modernisasi (pesantren salafiyah), dengan kurikulum yang hampir sepenuhnya ilmu agama. Di tengah arus modernisasi pesantren belakangan terdapat kecenderungan sejumlah pesantren untuk mempertahankan atau bahkan kembali kepada karakter salafiyahnya. Pendidikan madrasah yang mengikuti kurikulum Diknas dan Depag. Madrasah semula merupakan “pendidikan agama plus umum”, tetapi dengan ekuivalensi seperti digariskan UUSPN 1989 “adalah sekolah umum berciri agama”. Sekolah Islam yang mengikuti kurikulum Diknas, yang pada dasarnya adalah “pendidikan umum plus agama”. Pendidikan ketrampilan (vocational training), apakah mengikuti model STM atau MA/SMA ketrampilan. Keempat jenis pilihan ini dapat dilaksanakan dalam satu pesantren tertentu. Keempat pilihan ini secara implisit mengakomodasi hampir keseluruhan harapan masyarakat secara sekaligus kepada pesantren. Harapan pertama dan utama adalah
  • 8. agar pesantren tetap menjalankan peran kursialnya dalam tiga hal pokok: Pertama, transmisi ilmu-ilmu dan pengetahuan Islam (transmission of Islamic knowlge). Kedua, pemeliharaan tradisi Islam ( maintenance of Islamic taradition). Ketiga, reproduksi calon-calon ulama . Harapan kedua adalah agar para santri tidak hanya mengetahui ilmu agama, tetapi uga ilmu umum dan, dengan demikian, dapat melakukan mobilitas pendidikan. Dan harapan ketiga, agar para santri memiliki ketrampilan, keahlian atau lifeskills –khususnya dalam bidang- bidang sains dan teknologi yang menjadi karakter dan cirri masa globalisasi–yang pada gilirannya membuat mereka memiliki dasar-dasar “competitive advantage” dalam lapangan kerja sebagaimana dituntut di alam globalisasi. Pengembangan “competitive advantage” atau “competitive edge” di dunia pesantren jelas bukanlah hal yang mudah. Pengembangan itu bukan hanya memerlukan penyediaan SDM guru yang kualified, laboratorium/bengkel dan hadware lain, tetapi juga perubahan sikap teologis dan budaya. Bukan rahasia lagi, bahwa paham teologis yang dominan di kalangan pesanten masih cenderung meminggirkan ilmu-ilmu yang berkenaan dengan sains dan teknologi, karena secara epistimologis dianggap tidak atau kurang syah, karena sains dan teknologi merupakan produk rasio dan pengujian empiris. Leih jauh, budaya sains dan teknologi masih kurang mendapat tempat dalam masyarakat kita umumnya; tingkat melek – apalagi budaya– komputer, bisa diduga, masih sangat rendah dalam mayarakat kita umumnya, terlebih lagi di kalangan pesantren. Tetapi, sekali lagi, mengambil keseluruhan pilihan pendidikan ini jelas mengandung berbagai kesulitan dan dilemma tertentu bagi pesantren. Kesulitan itu terletak bukan hanya pada keterbatasan kapasitas kelembagaan, teapi juga karena masih lemahnya SDM yang kualified dalam proses pembelajaran, dan keterbatasan-keterbatasan lainnya. Karena itu, langkah yang paling realistis adalah mengambil satu atau dua pilihan itu, sementara sedikit banyak berusaha mengakomodasi pilihan-pilihan lainnya. Kedua, berkaitan dengan masalaha pertama di atas adalah persoalan jati diri pondok pesantren. Pada satu segi, pengakuan atas dan penyetaraan pendidikan yang berlangsung di pesantren telah membuka berbagai peluang bagi penyelenggaraan berbagai jenis pendidikan di pesantren. Tetapi pengambilan pilihan-pilihan tadi sangat bisa jadi dapat mengorbankan identitas pesantren sebagaimana telah terpatri di dalam masyarakat. Di sini terjadi pembenturan antara “social expectation” dengan ”academic expectation” yang disinggung di atas. Tidak hanya itu, keterlibatan pesantren dalam program-program non-
  • 9. kependidikan seperti pengembangan pesantren sebagai pusat koperasi, pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi pedesaan, pusat pengembangan pertanian dan peternakan, pusat penyelamatan lingkungan hidup, pusat pengembangan HAM dan demokrasi, dan sebagainya juga dapat mengaburkan identitas pesantren. Lebih jauh, paradigma baru pendidikan nasional juga sangat menekankan kenyataan pesantren sebagai “pendidikan berbasiskan masyarakat” (Community-based education) selama berabad-abad. Pada satu segi, pengakuan ini merupakan perkembangan yang positif, khususnya menyangkut eksistensi pendidikan pesantren itu sendiri. Tetapi, pada segi lain, pengakuan itu secara implisit menuntut peran lebih besar masyarakat dalam pendidikan pesantren. Dalam kerangka itu, masyarakat kini dituntut tidak hanya mendirikan bangunan fisik dan perangkat-perangkat pokok pesantren, tetapi lebih-lebih lagi dalam mengembangkannya menjadi pendidikan yang berkualitas untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki keunggulan keompetitif tersebut. Di sini masyarakat pendukung pesantren diharapkan dapat menyediakan berbagai prasarana dan sarana pendukung yang lebih memadai bagi terselenggaranya pendidikan yang mampu mendorong penanaman dasar-dasar keunggulan kompetitif tersebut. Ketiga, penguatan kelembagaan dan manajemen. Perubahan-perubahan kebijakan pendidika nasional –misalnya yang menekankan pada peran pesantren sebagai “community-based education” dan tantangan-tantangan global mengharuskan pesantren untuk memperkuat dan memberdayakan kelembagaannya. UU Yayasan yang baru juga menghendaki pesantren untuk meninjau dan merumuskan kembali kelembagaan pesantren dan hubungannya dengan para pelaksana kependidikan; madrasah dan atau sekolah. Kelembagaan pesantren haruslah bertitik tolak pada prinsip-prinsip kemandirian (otonom), akuntabilitas dan kredibilitas. Dalam mewujudkan quality education pesantren seyogianya memberikan ruang gerak lebih besar kepada para pelaksana kependidikan, khususnya kepala madrasah atau kepala sekolah agar: Pertama, dapat mengorganisasi dan memberdayakan sumber daya yang ada untuk memberikan dukungan yang memadai bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang maksimal, bahan pengajaran yang cukup, dan pemeliharaan fasilitas yang baik; kedua, dapat berkomunikasi secara teratur dengan kepemimpinan pesantren (dan/atau yayasan), guru, staf, orangtua, siswa, masyarakat, dan pemerintah setempat. Selanjunya, pesantren sudah saatnya dikelola dengan manajemen moderen sehingga pendidikan yang diselenggarakannya dapat
  • 10. lebih efisien dan efektif. Prinsip-prinsip manajemen modern sudah saatnya diterapkan di pesantren agar dapat menyesuaikan diri di era globalisasi ini. Tantangan Masa Depan Dengan segala bentuk dan aneka model pembelajaran keagamaan yang masih dapat dirunut keberadaanya, pondok pesantren di masa depan jelas mampu memberi nuansa dan pencerahan baru bagi dunia pendidikan terutama di Indonesia. Tentu saja jika dibarengi dengan kesungguhan pada pengembangan ilmu-ilmu modern dengan metodologi yang lebih komprehensif. Sehingga khazanah intelektual pesantren yang begitu kaya dengan berbagai disiplin ilmu agama dapat bersinergi dengan ilmu modern yang akhirnya mampu melahirkan paradigma pembelajaran yang integratif dan tidak dikotomis. Hal demikian dapat dilaksanakan antara lain dengan memperkenalkan beberapa aspek pengetahuan modern yang aplikatif (applied sciences) dan mengkomparasikannya dengan berbagai disiplin ilmu islam yang menjadi keahlian pesantren. Integrasi semacam ini tidak semata-mata menguntungkan dunia santri. Tetapi juga akan berdampak pada pengembangan masyarakat yang lebih dinamis karena integrasi pengetahuan yang terjadi. Sehingga keseimbangan pemikiran islam yang bersifat samawi dan pengayaan ilmu pengetahuan modern yang lebih humanis dapat tersinergi dengan optimal. Terlebih di zaman yang semakin kompleks ini, di mana sisi-sisi religiusitas manusia yang dulu digerus oleh pengetahuan yang dibiarkan bebas nilai (free value), tampak mulai kembali menampakkan diri. Yang jika tidak disikapi secara arif oleh dunia pendidikan islam macam pondok pesantren, maka kembalinya manusia pada spirit agama akan berdampak negatif, semisal radikalisme dan fundmentalisme. Karena itulah perencanaan ke depan bagi pengembangan kelembagaan pesantren di dunia pendidikan menjadi perlu untuk diperhatikan semua pihak. Apalagi dalam kerangka membangun masyarakat madani (civil society) yang mumpuni dan bertanggung jawab dalam tugas-tugas kemasyarakatan bagi masa depan bangsa. Membangun budaya pendidikan integratif pada sebuah lembaga pendidikan semacam pondok pesantren jelas tidak mudah. Banyak aspek dan sisi yang harus dikuasai dengan baik, terutama yang terkait dengan pola pengembangan kemasyarakatan sebagai betuk aplikasi ilmu dan nilai pembelajaran podok pesantren.
  • 11. Meningkatkan kualitas pemahaman kegamaan di satu sisi diiringi dengan peningkatan apresiasi pada problem sosial di masyarakat jelas membutuhkan keseriusan dan ketekunan tersendiri. Apalagi jika dilihat dari aspek kompleksitas masalah pada masyarakat modern saat ini. Dan jangan lupa membangun sebuah pola pendidikan pesantren semacam ini merupakan sebuah human capital yang berdimensi jangka panjang, tidak dapat dinikmati hasilnya dalam waktu dekat. Bak menanam buah kelapa, berinvestasi pada pengembangan pendidikan akan membutuhkan kesabaran dan keteguhan hati. Karena pada dasarnya para santri memang tidak dididik untuk menjadi para sales ataupum marketer yang mampu mendatangkan keuntungan (profit) dalam waktu yang singkat bagi institusi pendidikan yang mengampunya. Bukan pula menjadi robot berteknologi tinggi yang mampu mengerjakan sekian banyak tugas dalam waktu relatif singkat. Karena bagaimana pun sumber daya manusia pada pendidikan pesantren adalah manusia biasa juga, sehingga dibutuhkan ruang yang cukup lama antara pencapaian intelektual santri yang dididik dan implementasi ilmu di dalam masyarakat secara komprehensif. Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka peran aktif dari para santri demi pembangunan pendidikan islam di masa depan akan mudah diimplementasikan dengan hasil yang lebih baik. Meski pesantren menghadapi berbagai tantangan, seperti dikemukakan di atas, peluang bagi pendidikn pesantren jelas masih tetap besar. Situasi sosiolgis umat Islam Indonesia, yang setidak-tidaknya dalam dua dasawarsa terakhir menemukan “new attachmen” kepada Islam merupakan modal yang sangat berharga bagi pesantren. Fenomena kemunculan “pesantren urban”, “sekolah Islam unggulan” dan sebagainya merefleksikan, bahwa pendidikan pesanren atau yang bermodel pesantren tetap mendapat tempat yang semakin kuat. Kini tinggal bagi pesantren itu sendiri untuk memberdayakan dirinya untuk mampu benar-benar menjadi “pendidikan alternatif” dalam menghadapi arus perubahan. Minimal ada tiga tanggung jawab utama yang harus dipikul oleh lembaga pendidikan Islam ,utamanya pesantren. Pertama, menciptakan ahli agama (religious scholars) yang nantinya akan mengawal pertumbuhan agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia dan yang dianut oleh seperempat penduduk dunia. Kedua, menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi atau berkompetisi aktif dalam modernisasi dan globalisasi. Ketiga, menghilangkan ketidakpercayaan yang berkembang baik dari kalangan muslim sendiri maupun non muslim dan masyarakat internasional.
  • 12. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di dalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT. BCA Tbk yang merupakan salah satu perusahaan perbankan terbaik di Indonesia merasa perlu mengidentifikasi setiap kekuatan dan kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang memiliki peran penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan analisis terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT, perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta mengatasi kelemahan yang ada. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari uraian latar belakang diatas teridentifikasi masalah sebagai berikut : Apa saja kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. BCA Tbk? Apa saja kesempatan dan ancaman yang ada pada PT. BCA Tbk? Strategi apa yang harus digunakan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman agar tetap bisa bersaing? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Perusahaan BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia . Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai- ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
  • 13. Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000. Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial. 2.2 VISI, MISI DAN STRATEGI PERUSAHAAN Visi Visi dari Bank BCA Adalah Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia. Misi Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan financial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah. Strategi Persaingan BCA Dalam mengelola bank, BCA bertumpu pada tiga prioritas yaitu mempertahankan keunggulan sebagai bank transaksional pilihan nasabah, meyalurkan kredit yang didukung oleh manajemen resiko yang efektif , serta menerapkan tata kelola pada setiap aspek bisnis. Dalam menghadapi tantangan perubahan ekonomi yang bersifat struktural maupun pergerakan suku bunga, pihak manajemen berupaya untuk tetap konsisten dalam mengelola BCA. Hal tersebut dimaksudkan dengan tujuan mengoptimalkan posisi likuiditas untuk meningkatkan profitabilitas, dan investasi pada franchise BCA guna mengembangkan sumber pendanaan yang menguntungkan. BCA tidak saja menjadi bank yang semakin dekat dengan para nasabahnya, lebih dari itu BCA menyediakan koneksi dan kenyamanan untuk bertransaksi, baik untuk keperluan bisnis maupun
  • 14. pribadi, dimanapun mereka berada, dan kapanpun harus melakukannya. Fokus utama dari strategi BCA adalah : Memfokuskan diri pada transaksi pembayaran dan penyelesaian melalui investasi di jaringan yang kokoh sekaligus meningkatkan basis dana pihak ketiga BCA. Meningkatkan aktiva produktif melalui penyaluran kredit yang menguntungkan disertai pengelolaan resiko yang efektif. Meskipun tampaknya sangat sederhana, strategi ini ternyata sangat efektif di masa-masa di mana industri perbankan harus beradaptasi dengan perubahan – perubahan struktural yang mengikuti siklusnya. Strategi ini tetap relevan ketika bank dituntut menyesuaikan diri pada berbagai perubahan regulasi. Kompetensi, senantiasa meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan mengikuti perkembangan industri perbankan khususnya dan dunia usaha pada umumnya. BCA secara konsisten, pertama, memanfaatkan posisi likuiditas yang kuat untuk meningkatkan profitabilitas ; kedua, secara berkesinambungan melakukan investasi infrastruktur untuk mempertahankan franchise value sehingga dalam situasi suku bunga yang bergejolak sekalipun bank dapat mempertahankan performanya. BCA mengembangkan pendekatan total customer relationship untuk kenyamanan nasabah bisnis dan perseorangan. Keunggulan jaringan yang dimiliki BCA memberikan lebih banyak waktu bagi staff BCA untuk lebih proaktif dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nasabah. Dengan pendekatan total customer relationship, BCA membantu memenuhi kebutuhan nasabah baik selaku pribadi maupun pelaku usaha. Ditengah kecenderungan penurunan suku bunga, banyak kalangan berpendapat bahwa hal tersebut dapat memberikan tekanan terhadap marjin BCA. Namun demikian, BCA dapat mengatasinya dengan mengandalkan keunggulan – keunggulan strategis yang dimilikinya, yaitu : struktur dana pihak ketiga yang didominasi oleh produk giro dan tabungan, luasnya jangkauan operasi akan mempermudah BCA untuk meningkatkan volume transaksi keuangan dan melakukan ekspansi kredit. Selain itu, inflasi satu digit akan mendukung BCA dalam melakukan efisiensi pengelolaan biaya. 2.3 PENERAPAN BAURAN PEMASARAN PADA PRODUK DAN JASA PT.BCA Tbk Penerapan ini dikenal sebagai Marketing Mix, karena Bank juga memiliki pelayanan jasa sehingga marketing mix pada PT. BCA Tbk adalah sebagai berikut : 1.Product Produk yang ditawarkan oleh PT. BCA Tbk pada umumnya sama dengan bank lainnya, seperti Tabungan, Giro, Kredit, dll. Tetapi dengan reputasi yang bagus kualitas produk dari BCA diakui kualitasnya, dapat pula dilihat dari bentuk pelayanan, dimana BCA sangat memprioritaskan pelayanannya kepada nasabah. 2.Price
  • 15. Dalam hal harga, pelayanan BCA terbilang cukup mahal tetapi sesuai dengan kualitas yang ditawarkan seperti adanya biaya tambahan untuk setoran diluar wilayah, sedangkan untuk suku bunga yang ditawarkan untuk produk simpanan dan pinjaman nilainya masih wajar. 3.Promotion Untuk promosi, BCA selalu melakukan promosi baik melalui media cetak maupun media elektronik, dan BCA juga senantiasa berpartisipasi pada event-event besar dan menjadi sponsor untuk lebih mengenalkan produknya. 4.Place Untuk jaringan distribusi sendiri BCA sudah mulai membuka kantor cabang di seluruh wilayah di Indonesia, meskipun tidak begitu merata. Tetapi unutk masyarakan yang hidup diperkotaan akan sangat mudah untuk bertransaksi melalui mesin ATM yang tersebar hingga ke pelosok. 5.People BCA sangat memprioritaskan pelayan kepada nasabah, sehingga sering kali mendapatkan penghargaan atas pelayanannya terhadap nasabah, hal ini tidak lepas dari strategi perusahaan untuk mempertahankan nasabahnya melalui pelayanan yang optimal 6.Process Untuk prosedur di BCA terbilang cukup ramah, karena tidak mempersulit nasabah untuk menikmati produknya, prosedurnya terbilang cepat dan mudah. Bahkan bisa melaui internet. 2.4 ANALISIS INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN 1.Prestasi Kerja keras, kebijakan, pengelolaan yang baik, komitmen dan peraturan kepada regulasi membawa BCA menjadi Bank dengan prestasi dan reputasi yang membanggakan. Dari tahun ke tahun, BCA terus dikenal sebagai bank yang memiliki banyak keunggulan dan mendapat nilai bagus dari berbagai pihak sebagai institusi finansial yang dikelola secara profesional.Dari hal ini dapat diketahui bahwa kualitas BCA tidak diragukan lagi sebagai perusahaan profitable dengan keuangan yang sehat dan nilai asset yang terus bertambah serta sebagai bank dengan kualitas terbaik. 2.Struktur organisasi BCA BCA merupakan perusahaan yang telah go public, sehingga didalam strukturnya BCA memiliki komisaris yang terdiri dari seorang presiden komisaris dan empat anggota komisaris dimana tiga diantaranya adalah komisaris independent. BCA dipimpin oleh seorang presiden direktur dan wakilnya serta memiliki delapan orang direktur yang masing-masing memiliki tanggung jawab dibidangnya masing-masing
  • 16. 3.Pesaing Saat ini keberadaan BCA berada ditengah pertarungan raksasa-raksasa perbankan di Indonesia. Persaingan dunia perbankan sangat ketat, terutama ketika bank-bank besar milik pemerintah yang mulai kompetitif dalam memberikan produk dan jasa layanan perbankan. BCA akan dihadapkan pada sebuah tantangan bahwa masyarakat akan cenderung memilih perbankan milik pemerintah. Hal ini dimungkinkan karena masih adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan terjadi krisis ekonomi yang berkelanjutan. Bagaimanapun juga masyarakat butuh jaminan keamanan akan likuiditas dana yang mereka simpan di bank, dan masyarakat mulai bijak dalam menentukan bank apa yang akan dipilih. Pertimbangannya tentu saja tidak hanya hadiah-hadiah menarik yang ditawarkan. Didukung dengan kepemilikan asset yang besar serta support dari pemerintah yang jauh lebih besar bank – bank pemerintah menjadi pesaing yang cukup potensial dan perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak manajemen BCA. 4.Tekanan dari Produk Keuangan Lainnya Pola hidup masyarakat yang konsumtif memungkinkan kebutuhan masyarakat akan sebuah kredit cukup tinggi, hal ini rupanya juga dilirik oleh perusahaan pendanaan selain bank untuk mengembangkan perusahaan mereka. Saat ini akan dengan mudah kita jumpai perusahaan leasing dengan cukup pesat dapat berkembang dikarenakan berbagai kemudahan yang mereka tawarkan terhadap nasabah dan masyarakat. Sedangakan kebutuhan masyarakat akan jasa penyimpanan uang yang aman dengan memperoleh imbalan kompetitif merupakan pangsa yang kini tidak hanya milik industri perbankan. Saat ini untuk kebutuhan jasa tersebut telah banyak berdiri berbagai perusahaan sekuritas yang menawarkan produk reksadana dan investasi pasar modal yang memberikan keuntungan yang jauh lebih besar daripada deposito perbankan. Perusahaan asuransi yang juga mulai berinovasi sehingga saat ini masyarakat tidak hanya mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan dari lembaga asuransi tapi juga keuntungan yang cukup menggiurkan. Saat ini asuransi bisa kita perhitungkan sebagai sarana investasi yang cukup menarik dan menjanjikan. 5.Tekanan dari nasabah Dalam dunia bisnis dikenal ada lima tingkatan konsumen yang dalam hal ini dapat kita samakan dengan nasabah, yaitu Terorist customer, Transactional customer, Relationship customer, Loyal customer, dan Advocator customer. Dariberbagai macam konsumen atau nasabah tersebut BCA harus bersaing secara kompetitif dengan banyaknya bank, perusahaan pendanaan / leasing, dan perusahaan asuransi. Akan sangat menguntungkan jika BCA mendapat konsumen atau nasabah yang masuk dalam kategori loyal customer dan advocator customer. Kini masyarakat selaku konsumen dan nasabah akan dihadapkan pada semakin banyaknya pilihan yang menarik, ini tentu saja kondisi yang sangat bagus karena konsumen dan nasabah bisa memiliki pilihan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka akan sebuah produk dan jasa keuangan. Pada akhirnya tingkat kepuasan nasabah akan jasa layanan perbankan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan bank kepada nasabah yang dapat diidentifikasi meliputi faktor-faktor Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, dan Tangibles.
  • 17. 2.5 SUMBER DAYA MANUSIA YANG MENDUKUNG PT. BCA Tbk BCA menyadari bahwa meningkatnya persaingan bisnis perlu disikapi dengan meningkatkan efisiensi di berbagai bidang, termasuk dalam hal optimalisasi produktivitas karyawan.Strategi dan kebijakan BCA di tahun 2010 difokuskan untuk mempersiapkan landasan yang kokoh dalam membangun kompetensi sumber daya manusia terutama dalam memperkuat hubungan dengan nasabah dan meningkatkan kemampuan pemasaran serta kepemimpinan.Selain itu, BCA merekrut lebih banyak karyawan sebagai upaya untuk mengantisipasi perkembangan bisnis serta memelihara keseimbangan profil demografis karyawan. Pada tahun 2010 BCA melakukan pemetaan terhadap seluruh karyawan untuk mengidentifikasi potensi dan kompetensi karyawan. Pemetaan ini diperlukan untuk menyusun rencana pengembangan yang tepat guna meningkatkan produktivitas setiap karyawan.BCA menerapkan sistem panel manajemen untuk mengidentifikasi‘ top performer’ dan menyiapkan rencana pengembangan karir bagi setiap karyawan melalui serangkaian pelatihan dan penugasan khusus. Sistem ini secara efektif menciptakan talent pool yang berguna untuk mendukung kelancaran operasional bank. Pelatihan dan Pengembangan BCA Learning Center menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan serta menumbuhkan etos kerja yang dibutuhkan dalam mendukung kinerja secara kelompok dan menjaga standar mutu layanan yang tinggi. Sepanjang tahun 2010 kegiatan pelatihan dan pengembangan difokuskan pada program- program terkait kredit, manajemen risiko,dan manajemen pengetahuan (knowledge management). Selama tahun 2010 BCA Learning Center menyelenggarakan 2.026 kelas pelatihan yang diikuti oleh 54.094 peserta. Total keseluruhan waktu pelatihan mencapai 145.204 hari. Program-program pelatihan dan pengembangan BCA disusun dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan organisasi. Untuk menyelaraskan dengan strategi dan arah bisnis perusahaan, pada tahun 2009 Management Development Program (MDP) disesuaikan menjadi BCA Development Program (BDP). Program ini ditujukan untuk menghasilkan tenaga profesional dengan spesialisasi sesuai kebutuhan unit kerja. Pada tahun 2010, sebanyak 115 lulusan dari universitas terkemuka telah direkrut untuk mengikuti pelatihan dalam program BDP. BCA juga menyelenggarakan program pelatihan yang bersifat massal untuk memperluas kesempatan belajar bagi seluruh karyawan pada semua unit kerja. Program pelatihan seperti e- Learning dan Video Based Training (VBT) telah menjadi solusi tepat dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien bagi karyawan maupun BCA. Sebanyak 3.766 karyawan telah menyelesaikan pelatihan online sejak program ini diluncurkan pada tahun 2009, dan 12.856 peserta telah mengikuti VBT. Selain itu, BCA juga mendorong pengembangan knowledge management, dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi informal yang memfasilitasi pertukaran pengetahuan dari karyawan yang memiliki pengalaman dan keahlian tertentu kepada karyawan lainnya.
  • 18. 2.6 ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk 1.Kekuatan (Strength) Merupakan hal-hal yang dapat menjadi kekuatan, yang dimiliki oleh perusahaan, biasanya berujud sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Termasuk di dalamnya tenaga kerja, goodwill, modal, mesin dan sebagainya. Kekuatan ini dapat dieksploitasi untuk meminimumkan ancaman ataupun menghilangkan dampak yang diakibatkan oleh ancaman lingkungan. Kekuatan usaha ini dapat dikontrol dan diawasi untuk kepentingan atau pengembangan perusahaan. Kekuatan ini bersumber dari dalam perusahaaan sehingga penggunaanya memungkinkan untuk direncanakan maupun dijadwalkan. Pada Bank BCA kekuatan terletak pada : Menjadi pelopor dalam infrastruktur pendukung national payment systemyang sulit tersaingi oleh kompetitornya. Menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan melakukan proses edukasi sistematis dalam pemakaian layanan ATM dan internet banking. Posisi Bank BCA sebagai standard setter dari bank – bank pesaingnya bukan hanya di produk layanan, tetapi untuk penambahan jenis electronic delevery channel nya menjadi benchmark bagi para pesaing. BCA sudah dikenal reputasinya di dalam dan luar negeri sebagai bank yang selalu mengambil keputusan tepat dalam pemilihan teknologi dan waktu penerapannya. Tim manajemen yang sangat profesional yang selalu mengikuti kebijakan dan regulasi perbankan nasional dan internasional Sumber daya manusia (SDM) yang terlatih baik dan berorientasi pada pelayanan bagi nasabah Rangkaian produk dan jasa yang inovatif dan memenuhi kebutuhan yang aktual Pemanfaatan teknologi paling mutakhir secara tepat Upaya yang terus-menerus dalam mempertahankan tingkat pengamanan perbankan yang paling tinggi Jaringan yang luas dari kantor cabang dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia 2.Kelemahan (Weakness) Merupakan segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau kendala-kendala yang menyebabkan perusahaan sulit untuk berkembang atau meningkatkan kinerja perusahaannya. Kelemahan ini dapat pula menjadi variabel yang sama dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya tenaga kerja yang tidak terampil, tidak cukupnya modal usaha, dan kapasitas mesin yang tidak memadai. Seperti halnya kekuatan, kelemahan ini juga berasal dari dalam perusahaan atau dapat dikatakan sesuatu yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan namun tidak dimiliki atau sangat kurang kapasitasnya. Karena berada di dalam perusahaan maka kelemahan ini dapat ditekan sehingga dari luar tidak nampak sebagai kelemahan.
  • 19. Kelemahan pada Bank BCA yaitu : 1.Layanan perbankan BCA yang selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi masih perlu disempurnakan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan dari para nasabah. 2.Konsentrasi alokasi kredit BCA lebih terfokus pada korporasi perusahaan menengah keatas, sehingga sangat rawan terhadap kemungkinan kredit macet ketika iklim ekonomi sedang krisis dan nilai tukar mata uang yang fluktuatif. 3.BCA belum menjadi bank pilihan utama bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mampu mengakomodasi sebagian besar kebutuhan mereka akan layanan perbankan. 3.Kesempatan (Opportunity) Peluang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang. Peluang yang ada tersedia di lingkungan perusahaan dan umumnya tidak bias disediakan oleh perusahaan. Perusahaan hanya menyesuaikan diri dengan kesempatan yang muncul. Contoh: adanya pelaksanaan otonomi daerah, adanya perkembangan teknologi dan sebagainya. Peluang merupakan faktor lingkungan yang menjadi pendorong bagi suatu perusahaan untuk berkembang. Sejalan dengan tekad pemerintah yang terus mengembangkan perekonomian Indonesia Pencanangan tahun 2008 sebagai tahun edukasi perbankan bagi masyarakat, memungkinkan dunia perbankan bertarung secara kompetitif untuk berebut nasabah. Kecenderungan pola hidup masyarakat yang konsumtif, merupakan salah satu peluang yang perlu dicermati untuk meningkatkan jenis produk jasa kredit perbankan dan kualitas pelayanan bagi nasabah. Kecepatan kemajuan teknologi informasi sangat mendukung komitmen BCA untuk mempermudah pelayanan demi meningkatkan kepuasan nasabah. 4.Hambatan (Threat) Ancaman adalah suatu situasi yang dapat mengurangi kemampuan bisnis atau perusahaan untuk melindungi dan memperbaiki kedudukan kompetitipnya dalam pasar. Ancaman termasuk ke dalam variable yang juga tidak dapat diciptakan oleh perusahaan. Selain itu ancaman inipun tidak dapat pula dihilangkan, namun dapat diperkecil intensitasnya untuk muncul. Contoh Kurang konsistennya kebijakan pemerintah pusat, terbatasnya keuangan daerah, masuknya perusahaan besar sebagai pesaing, terbatasnya bahan baku industri, kebijakan otonomi daerah yang berlebihan dan sebagainya. Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang tinggi ditengah kondisi perekonomian Indonesia yang terus bergejolak dan tingkat inflasi yang cukup tinggi. Masyarakat cenderung meminati layanan perbankan yang simple dan menawarkan berbagai macam fleksibilitas serta berbagai macam hadiah yang menggiurkan. Tingkat inflasi yang terus meningkat mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank.
  • 20. BAB III KESIMPULAN BCA mengadopsi praktik tata kelola perusahaan terbaik, yang merupakan pondasi dari bisnis yang transparan dan sehat. Hal tersebut merupakan komitmen pihak manajemen BCA untuk mempertahankan kepercayaan nasabah, pemegang saham, mitra bisnis dan pemangku kepentingan ( stakeholders ) lainnya. Dalam memastikan tata kelola yang optimal, direktur bersama manajemen akan selalu mengevaluasi implementasi tata kelola perusahaan secara berkesinambungan. BCA siap memanfaatkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang positif untuk memacu ekspansi kredit di semua segmen, baik untuk segmen individu dengan menawarkan produk-produk kredit baru. Sebagai respon terhadap tingginya inflasi dan tingkat suku bunga. BCA melakukan penyesuaian kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi resiko kredit dan resiko pasar. Dalam proses tersebut BCA secara proaktif memperketat persyaratan kelayakan minimum kredit rating dan membatasi eksposur terhadap industri dan segmen kredit tertentu. Intinya yang menjadi rahasia dari eksistensi BCA sebagai bank swasta ditengah krisis ekonomi adalah kekuatan pihak manajemen dalam melakukan praktik pengelolaan resiko operasional yang baik dan ketat dengan berlandaskan prinsip kehati – hatian dan pelayanan BCA kepada nasabah dengan mengembangkan pendekatan total customer relationship. Namun BCA perlu bekerja lebih keras lagi untuk dapat meyakinkan masyarakat dan nasabah akan kinerja perbankan yang mereka selenggarakan, selanjutnya memenangkan penilaian masyarakat tentang keunggulan – keunggulan produk dan jasa layanan perbankan BCA. DAFTAR PUSTAKA 1. ^ History of SWOT Analysis, Tim Friesner, diakses tanggal 21 Juni 2012. 2. ANALISA SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI, Artikel dan Opini, diakses tanggal 21 Juni 2012. 3. Alawiyah, Tuti AS, 2006, Pengembangan Kurikulum Pesantren (Menjawab Problem Dikotomi dan Tuntutan Modernisasi),Makalah 4. H.S. Baharuddin, 2006, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Reformasi dan Modernisasi Pendidikan Islam, Makalah 5. Mahfudz, Sahal, 2005, Meneguhkan Kembali Peran Sosial Pesantren (Petikan Pengalaman Pengembangan Masyarakat), Makalah. 6. https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia 7. https://www.bca.co.id/