SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
INVESTASI
(SEKTOR PERTANIAN)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
SUDARMO A E SIANTURI (D1B011050)
SHERLY EKA NOVITA (D1B012003)
MELINA RAHMAWATI (D1B012016)
M. HADI KURNIA (D1B012029)
JOEL MABES (D1B012038)
HARIYATI (D1B012047)
REZI YUNESMI (D1B012104)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
NOVEMBER 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan tugas Ekonomi Makro dengan judul
“Investasi dalam Sektor Pertanian” ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu dr. Ernawati selaku dosen pembimbing mata
kuliah Ekonomi Makro yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
tugas ini. Kami berharap semoga tugas ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bermanfaat bagi kami khususnya.
Jambi, November 2014
Penulis
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil
bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia. Jika dilihat dari nilai
absolutnya, maka kontribusi sektor pertanian terhadap PDB merupakan jumlah yang besar,
sehingga seharusnya dapat dianalogikan bahwa petani seharusnya menerima pendapatan yang
memadai untuk dapat hidup sejahtera. Namun pada kenyataannya, apabila dilihat melalui
peta kemiskinan di Indonesia, kiranya dapat dipastikan bahwa bagian terbesar penduduk yang
miskin adalah yang bekerja di sektor pertanian (Tambunan, 2003 : 23-24). Hal ini
menyebabkan bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk dapat meningkatkan produk
pertaniannya.
Investasi mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional,
termasuk sektor pertanian. Dalam perspektif jangka panjang ekonomi makro, investasi akan
meningkatkan stok kapital, dimana penambahan stok kapital akan meningkatkan kapasitas
produksi masyarakat yang kemudian mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun melihat lemahnya daya saing sektor pertanian dalam menyerap investasi maka
peranan pemerintah dalam pengembangan sektor ini perlu lebih ditingkatkan lagi agar laju
pertumbuhan sektor ini tidak tertinggal jauh dengan sektor lainnya. Pada prinsipnya, .suatu
kebijaksanaan investasi dalam pengembangan suatu sektor seperti pertanian perlu dilandasi
oleh pengetahuan tentang keterkaitan antar sektor dalam perekonomian secara keseluruhan.
Pemusatan investasi bagi pengembangan sektor pertanian tertentu seharusnya didasari pada
sektor-sektor yang kaitan intersektoralnya sangat kuat. Sektor yang dikembangkan harus
mampu mendorong pertumbuhan sektor lainnya melalui keterkaitan baik dari segi input
maupun outputnya.
Berbagai kebijakan investasi dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk
merangsang investasi baik oleh swasta nasional maupun swasta asing, namun sampai saat ini
investasi dalam sektor pertanian masih relatif kecil. Hal ini disebabkan faktor keuntungan
yang dapat diperoleh umumnya lebih kecil dibandingkan investasi disektor industri dan jasa
serta berisiko lebih besar dibandingkan dengan sektor industri dan jasa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dapat dikaji berdasarkan latar belakang tersebut adalah :
1. Bagaimana potensi dan prospek investasi dalam sector pertanian ?
2. Bagaimana perkembangan investasi dalam sector pertanian ?
3. Bagaimana kebijakan investasi dalam sector pertanian ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro
2. Untuk mengetahui potensi, prospek, perkembangan, dan kebijakan investasi dalam
sector pertanian
3. Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai panduan bagi mahasiswa dalam
menambah pengetahuan.
4. Sebagai bahan jika akan dilakukan penelitian selanjutnya tentang investasi terutama
dalam sektor pertanian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Cakupan Investasi
Investasi menurut Sadono Sukirno (2000) dalam Novita (2008:11) adalah
pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan
produksi dan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan
datang.
Sukirno (1996), menyebutkan investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa dalam perekonomian.
Investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah
kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang (Dornbusch,Fisher dan Startz,2004)
dalam Novita (2008:11). Dalam investasi tercakup dua tujuan utama yaitu untuk mengganti
bagian dari penyediaan modal yang rusak (depresiasi) dan tambahan penyediaan modal yang
ada (investasi netto).
Tujuan pengeluaran untuk investasi adalah pembelian barang-barang yang memberi
harapan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Artinya pertimbangan yang
diambil oleh pengusaha atau perusahaan dalam memutuskan membeli atau tidak membeli
barang dan jasa tersebut adalah harapan dari pengusaha atau perusahaan akan kemungkinan
keuntungan yang dapat diperoleh. Harapan keuntungan ini merupakan factor utama dalam
investasi.
Secara konseptual, investasi adalah pembentukan modal-tetap (fixed capital
formation). Yang dimaksudkan dengan peembentukan modal-tetap adalah pendiirian
bangunan/kontruksi, pembelian modal baru dari dalam negri dan pembelian barang modal
baru dan bekas dari luar negri (BPS,1997). Investasi yang dilakukan setiap tahun, baik oleh
perusahaan maupun pemerintah, membentuk akumulasi stock modal.
Dalam pengertian umum, stock modal di suatu negara terdiri dari barang-barang yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (van der eng, 2008): (1) masa pakai lebih dari satu tahun
(durable); (2) dapat dproduksi kembali (reproducible); (3) kasat mata (tangible); dan (4) tidak
berubah (fixed). Stok modal mencakup bangunan, alat transfortasi, mesin-mesin dan
peralatan lainnya. Penggunaan asset - aset tersebut memberikan kontribusi dalam penciptaan
output dan pendapatan dalam perekonomian suatu negara. Sementara itu, yang tidak
termasuk dalam stok modal adalah: 1. Aset yang tidak dapat dproduksi kembali yaitu, hutan
alam, lahan dan deposit dalam tanah 2. Aset tidak kasat mata yaitu patent, perangkat lunak
dan hak cipta 3. Aset tidak tetap yaitu inventory berupa produk akhir dan produk antara dari
suatu kegiatan produksi dan 4. Perlengkapan militer.
Di bidang pertanian, stok modal mencakup ternak, bangunan dan alat/mesin pertanian
dan infrastruktur, termasuk nilai perbaikan (van der eng, 2008; BPS, 1997) yang
dimaksudkan dengan ternak yang di beli untuk pembibitan guna menghasilkan anak
(breeding), menghasilkan susu (milking), dan hewan tarik (daft animal) danbukan dipotong
untuk tujuan konsumsi (BPS, 1997). Perbaikan lahan (land improvement) juga termasuk
kedalam stok modal (BPS, 1997).
Investasi dibidang Pertanian
Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian
merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian
juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu
perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar
dalam negeri maupun di luar negeri.
Indonesia berupa lahan pertanian juga merupakan aset penting untuk agrowisata. Dengan
pengolahan yang baik hasil perkebunan ini dan pemeliharaan terhadap kebersihan dan
keindahannya, maka nilai agrowisatanya akan memberikan devisa yang cukup tinggi bagi
negara.
Terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 menunjukkan
bahwa sektor pertanian dapat bertahan dari sektor yang dibangga-banggakan pada tahun
tersebut yaitu sektor industri. Bahkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar
0,22%. Padahal perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan pertumbuhan
sekitar 13,68%.
Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya
terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:
• Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan
output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran
• sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti
industri manufaktur dan perdagangan.
• Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik
bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya.
• Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya, dan
Sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan (sumber devisa).
Pangan menjadi persoalan krusial di tengah pertumbuhan kebutuhan dan alih fungsi
lahan. Salah satu yang bisa mendorong produktivitas pertanian adalah dengan memperkuat
investasi. Sayangnya, investasi di sektor pertanian masih belum sesuai harapan, padahal
potensi pertanian lebih besar dari sektor lain. Adapun potensi sektor pertanian yang dimaksud
adalah potensi penyediaan pangan berkelanjutan, potensi penyerapan tenaga kerja, serta
potensi sebagai penyedia bahan baku industri. Investasi dibidang pertanian secara langsung
contohnya dengan membeli mesin, dan investasi secara tidak langsung adalah dengan
melakukan penelitian dan pengembangan.
Investasi di sector pertanian tergantung pada :
1. Laju pertumbuhan output
2. Tingkat daya saing global komoditi pertanian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Pertanian
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi usaha pertanian dan faktor-faktor yang
dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan. Pertama, faktor pemerintah yang terdiri dari
kebijakan investasi, regulasi dan birokrasi, serta pemerintahan dan politik yang dapat
berpengaruh pada investasi. Kebijakan investasi antara lain menyangkut bidang-bidang
usaha yang diperbolehkan, negara yang diizinkan, insentif pajak bagi investor, jangka HGU
tanah, depresiasi, dan amortisasi. Regulasi dan birokrasi pemerintah menyangkut prosedur
dan biaya perizinan yang berbelit-belit, memerlukan waktu lama, dan biaya mahal akan
mengurangi minat investasi. Pemerintahan dan politik menentukan konsistensi kebijakan dan
stabilitas politik. Pemerintahan yang kebijakannya tidak konsistens dengan kebijakan
pemerintahan sebelumnya serta situasi politik yang tidak stabil akan menghambat investasi.
Sumberdaya alam berupa lahan yang cukup (jumlah dan mutu), pasokan air yang
cukup untuk pengairan pertanian dan kondisi iklim yang sesuai akan mendorong investasi.
Demikian pula infrastruktur yang cukup (jumlah dan mutu) yaitu jaringan pengairan dan
jalan pertanian akan berdampak positif terhadap investasi.
Sumberdaya manusia yang cukup jumlahnya, mempunyai keterampilan tinggi,
upahnya tidak terlalu tinggi, dan organisasi SPI (Serikat Pekerja Indonesia) yang kondusif
dalam arti tidak sering melakukan demonstrasi dan protes akan merangsang investasi.
Demikian pula, kondisi keamanan umum yang baik dan tingkat kepercayaan masyarakat
yang tinggi akan mempunyai daya tarik untuk investasi.
Tersedianya investasi, kondisi ekonomi makro, harga input dan output pertanian,
permintaan output pertanian dan persaingan usaha merupakan faktor-faktor ekonomi penting
yang dapat berpengaruh terhadap investasi. Dana investasi yang cukup yang bersumber dari
tabungan perusahaan negara, pinjaman luar negeri untuk investasi swasta, dan modal asing
akan mendorong investasi. Kondisi makro ekonomi menyangkut pasar modal, sistem
perbankan, nilai tukar mata uang, dan suku bunga bank. Pasar modal (bursa efek) yang sudah
maju, sistem perbankan yang efisien dan aman, nilai tukar mata uang rupiah cukup stabil,
dan suku bunga bank yang cukup rendah, akan berdampak positif terhadap investasi. Harga
input yang cukup rendah dan harga output yang cukup tinggi dan stabil akan mendorong
investasi. Demikian pula permintaan akan hasil pertanian yang meningkat, baik di dalam
maupun luar negeri merupakan peluang yang makin baik bagi investasi. Persaingan usaha
yang sehat yang dikendalikan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) akan
meningkatkan minat investasi.
2.2 Potensi dan Peningkatan Investasi di Sektor Pertanian
Indonesia sebagai Negara agraris dan maritim, sektor pertanian merupakan salah satu
“penggerak utama” perekonomian Indonesia. BPS (2011) antara lain menyebutkan bahwa
pada tahun 2010 sektor ini menyumbang 15 persen terhadap Produk Domestik Bruto
Indonesia, menyerap 42 persen angkatan kerja. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia
pangan dan bahan baku industri serta berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Dengan demikian, sangat wajar apabila pemerintah menempatkan sektor ini menjadi salah
satu primadona dalam memacu pembangunan nasional. Masyarakat pertanian baik di dalam
maupun luar negeri diberi ruang dan kesempatan yang luas berperan serta aktif guna
mendorong laju pembangunan nasional.
Sesuai dengan KTT Ketahanan Pangan Dunia yang diselenggarakan pada Bulan
November 2009 menghasilkan komitmen untuk meningkatkan investasi di sektor pertanian
dan mengeliminasi masalah kelaparan lebih cepat dari yang ditargetkan semula. Ada dua
komitmen yang berkaitan dengan investasi pertanian, yaitu: 1) mencegah kecenderungan
menurunnya pendanaan domestik dan asing untuk pertanian, ketahanan pangan dan
pembangunan pedesaan di negara berkembang dan meningkatkan bantuan publik secara
signifikan; dan 2) meningkat kan investasi baru untuk produksi dan produktivitas pertanian di
negara sedang berkembang untuk mengurangi kemiskinan dan ketahanan pangan untuk
masyarakat.
Tingginya angka kemiskinan pada negara-negara berkembang menurut Todaro (2006)
disebabkan karena penduduknya sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dan
mempunyai produktivitas yang rendah. Faktor-faktor rendahnya produktivitas sektor
pertanian di negara berkembang, yaitu: a) kekurangan peralatan pertanian; b) cara bercocok
tanam yang masih tradisional; c) input modernisasi yang rendah; d) penguasaan Ilmu
pengetahuan dan pendidikan yang masih rendah; dan e) kurangnya modal. Dengan demikian,
adanya investasi dalam bidang pertanian akan dapat mendorong adanya inovasi-inovasi
teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor agribisnis sehingga mampu memberikan
peningkatan kesejahteraan kepada pelaku usaha pada khususnya, dan kepada masyarakat
pada umumnya.
Pada sektor pertanian di Indonesia diarahkan pada upaya peningkatan mutu, produksi
dan pemasaran hasil pertanian serta mengembangkan usaha tani terpadu guna memantapkan
swasembada pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, meningkatkan komoditi-
komoditi ekspor, komoditi bahan-bahan industri dalam negeri, meningkatkan taraf hidup
petani, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
serta mendorong peran serta swasta menanam kan modalnya untuk mengembangkan potensi
pertanian.
Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 kebutuhan
investasi di sektor pertanian adalah sebesar Rp 1.360,6 trilyun (PMDN 73 persen dan PMA
27 persen). Target kebutuhan investasi swasta pada tahun 2012 diharapkan dapat mencapai
Rp 56,28 trilyun dari investor asing (PMA) dan Rp 144,42 trilyun investor dalam negeri
(PMDN). Untuk mencapai sasaran tersebut di atas maka arah dan strategi kebijakan investasi
pertanian tahun 2010 - 2014 adalah menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang
kondusif serta melakukan promosi yang intensif dan tepat sasaran.
Selaras dengan kebijakan otonomi, dalam rangka pengembangan investasi sektor
pertanian, maka setiap daerah diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin investor yang
bersedia menanam kan modalnya untuk pengembangan daerah masing-masing. Pelayanan
pengembangan investasi pertanian antara lain dilakukan melalui penyediaan data/informasi
mengenai potensi dan peluang investasi sektor agribisnis/ agroindustri, berbagai kebijakan,
peraturan dan insentif-insentif yang diberikan oleh daerah kepada masyarakat luas, terutama
calon investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta fasilitasi perencanaan
investasi. Dengan demikian diharapkan dapat lebih mendorong calon investor untuk
menanamkan modalnya (berinvestasi) pada bidang usaha agribisnis/ agroindustri di
Indonesia. Peluang yang sangat besar investasi pada agribisnis/ agroindustri adalah pada
subsektor perkebunan, peternakan, perikanan, industri pangan, dan pengolahan hasil hutan.
Di tengah masih berlangsungnya krisis ekonomi di Eropa dan AS, realisasi investasi di
Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Sepanjang tahun 2011 realisasi
PMA mencapai Rp 175,3 triliun, naik 18,45 persen dibanding realisasi PMA 2010 sebesar Rp
148,0 triliun. Di sisi lain, PMDN mencapai Rp 76 triliun, tumbuh 25,61 persen dibanding
realisasi PMDN 2010 sebesar Rp 60,5 triliun. Secara keseluruhan total investasi sebesar Rp
251,3 triliun pada 2011 itu, melampaui target yang ditetapkan sebelum nya sebesar Rp 240
triliun. Pencapaian pertumbuhan realisasi investasi 2011 ini menjadi dasar perbaikan rating
Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating dan Moody`s yang
menempatkan Indonesia pada posisi "investment grade(www.reportaseindonesia.comdiunduh
tanggal 9 April 2012).
Berdasarkan sektor usaha, realisasi investasi PMDN paling banyak pada industri tanaman
pangan dan perkebunan senilai Rp 9,4 triliun, disusul industri kertas, barang dan kertas dan
percetakan (Rp 9,3 triliun), listrik dan air (Rp9,1 triliun), transportsi, gudang dan
telekomunikasi (Rp 8,1 triliun), dan industri makanan (Rp 8 triliun). PMA berdasarkan
sektor, terbesar adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi (3,8 miliar dolar AS),
pertambangan (3,6 miliar dolar AS), listrik, gas dan air (1,9 miliar dolar), industri logam,
barang logam, mesin dan elektronik (1,8 miliar dolar AS), industri kimia dasar, barang kimia
dan farmasi (1,5 miliar dolar AS).
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian tahun 2011 menyebutkan bahwa investasi sektor
pertanian cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dimana penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2011 sampai dengan Triwulan III
masing-masing sebesar Rp 8,2 triliun dan US$ 1,03 miliar. Besaran investasi PMDN lebih
tinggi dibandingkan dengan investasi PMA, dimana pada kedua jenis investasi tersebut lebih
banyak di dominasi investasi di bidang pangan dan perkebunan (Kementerian Pertanian, RI,
2012).
Faktor pendorong utama investasi di sektor pertanian menurut Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian dalam seminar rutin pada tanggal 20 Juli 2011 yang berjudul "Dampak
Investasi Pertanian Terhadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja dan Pendapatan Petani"
adalah prospek pasar komoditas yang makin baik (harga cukup tinggi) dan tersedianya lahan
untuk kelapa sawit, karet dan kakao, baik oleh perusahaan besar maupun petani.
2.3 Perkembangan investasi dalam sector pertanian
Sektor pertanian adalah salah satu sektor penting dalam pergerakan perekonomian di
Indonesia, terutama pada perekonomian pedesaan. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah
rendahnya perkembangan investasi dibidang pertanian, terutama spesifikasi pada investasi
bidang pertanian dalam arti sempit.
Rendahnya minat investor melirik sektor pertanian karena dua alasan. Pertama, return
of investment lambat. Kedua investasi di bidang pertanian, khususnya on farm, memiliki
risiko yang tinggi karena sektor ini amat bergantung pada kondisi musim. Padahal, prospek
berinvestasi di bidang pertanian sangat besar. Untuk produk minyak sawit mentah (CPO),
misalnya, Indonesia berada di urutan kedua setelah Malaysia. Produksi cokelat kita nomor
tiga setelah Pantai Gading dan Ghana, sedangkan karet alam terbesar kedua setelah Thailand.
Namun, sayangnya, perhatian pemerintah pada ketiga komoditas ini dan umumnya hampir
semua komoditas pertanian masih terfokus pada on farm, belum pada industri hilir off farm
yang memberikan nilai tambah.
Salah satu sektor penunjang yang dapat menjadi indikator investasi adalah sektor
perbankan. Berdasarkan data posisi pinjaman investasi yang diberikan oleh sektor perbankan
(baik bank pPersero, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta
Nasional, Bank Swasta Asing, dan Bank Campuran)kepada sektor pertanian, perikanan,
peternakan, dan kehutanan, tren pemberian modal investasi pada tahun 2005-januari 2011
cenderung stagnan. Pada Bank Persero, pemberian pinjaman investasi mengalami
peningkatan(dalam miliar rupiah) dari 7.579 pada 2005 atau 19.18% menjadi 28.307 pada
januari 2011 atau 31.5%. sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan
mendapatkan jumlah dan proporsi terbesar dalam penyaluran kredit investasi. Namun,
peningkatan ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pada sektor listrik,
gas, dan air bersih yang mendapatkan proporsi sebesar 0.2% pada 2005 dan meningkat
menjadi 9% pada 2011. Pada Bank Pemerintahan Daerah, pada januari 2011, alokasi
pinjaman investasi terbesar diberikan kepada sektor jasa, yaitu 21.76%. sektor jasa
mengalami peningkatan yang sangat signifikan, karena pada tahun 2005 sektor ini hanya
mendapatkan alokasi sebesar 8.68%. sedangkan sekrot pertanian, perikanan, peternakan dan
kehutanan mendapatkan proporsi sebesar 18.8% pada 2005 dan 15.74% pada januari 2011.
Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian mengalami penurunan proporsi
pemberian modal kreit pada bank pemerintahan daerah. Pada bank swasta nasional, sektor
pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan mendapatkan proporsi sebesar 9.02% pada
2005 dan menjadi 8.46% pada januari 2011. Proporsi tertinggi pemberian pinjaman investasi
pada 2005 oleh bank swasta nasional adalah pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran
sebesar 20.15%, dan pada januari 2011, sebesar 20.27%. Pada bank swasta asing dan
campuran, sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan memperoleh proporsi
sebesar 1.9% pada 2005 dan 11.2% pada 2011. Sedangkan sektor yang mendapatkan
pinjaman terbesar adalah industri pengolahan sebesar 43.8% pada 2005 dan 28% pada 2011.
Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMA tahun 2006-2009, sektor
tanaman pangan dan perkebunan mendapatkan nilai realisasi investasi yang mengalami
penurunan. Pada sektor peternakan, nilai realisasi investasi mengalami peningkatan tajam
pada 2007 namun setelah itu mengalami penurunan drastis hingga 2009. Sektor kehutanan
sejak tahun 2007 tidak mendapatkan realisasi investasi, sedangkan sektor perikanan juga
mengalami penurunan. Akan tetapi, jika diperhatikan secara keselurhan, dapat disimpulkan
bahwa investasi luar negeri lebih banyak dialokasikan ke sektor sekunder dan tersier, dengan
proporsi lebih dari 50%. Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMD tahun
2006-2009,sektor tanaman pangan mengalami peningkatan pada tahun 2007, menurun pada
tahun 2008, dan meningkat kembali tahun 2009. Sektor petrnakan juga mengalami fluktuasi,
sedangkan sektor perikanan mengalami peningkatan. Sma seperti PMA, PMD pada sektor
pertanian memiliki proporsi yang masih lebih kecil dibandingkan pada sektor lain.
Identifikasi Penyebab Investasi Pertanian Terhambat
Berdasarkan data-data diatas, terlihat bahwa perkembangan investasi untuk sektor pertanian
memiliki kecenderungan yang terus menurun. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi
penyebab ketidaktertarikan investor untuk menanamkan modalnya ke sektor petanian,
diantaranya:
Pertama, sektor pertanian memiliki risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi dibanding
sektor lain. Terlebih lagi dengan adanya climate change yang menyebabkan kemungkinan
terjadinya fluktuasi produksi menyebabkan ketidakpastian dan risiko yang dihadapi semakin
tinggi.
Kedua, pada kasus pertanian di Indonesia, minimnya sarana pendukung yang tersedia
menjadi salah satu faktor yang membuat investasi pada pertanian semakin tidak menarik.
Seperti yang telah banyak diketahui, saat ini sarana pertanian seperti irigasi misalnya yang
ada di daerah adalah peninggalan masa orde baru dan sudah semakin tidak terawat. Selain itu,
karena umuya sentra produksi pertanian berada di daerah, dan infrastruktur sepeti jalan yang
ada pada beberpaa jalur misalkan pada jalur pantura kurang baik sehingga besarnya
kemungkinan terjadi kerusakan barang semakin tinggi.
Ketiga, masih sulitnya birokrasi yang ada apabila hemdak mendirikan usaha pertanian yang
memiliki skala ekonomi yang cukup besar sehingga menjadi kurang menarik.
Keempat, masih tidak stabilnya iklim investasi di Indonesia. Hal ini berlaku secara
keseluruhan, baik sektor pertanian maupun nonpertanian.
Kelima, masih tidak stabilnya iklim politik dan pada beberapa komoditi pertanian yang
menjadi komoditi politik.
Keenam, masih maraknya pungutan-pungutan liar di Indonesia sehingga semakin
meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan. Masih terdapatnya tumpang tindih kebijakan
antar departemen atau kementrian yang ada dan kurangnya koordinasi antar instansi
pemeerintahan sehingga menimbulkan kebingungan pada investor
Ketujuh, adanya otanomi daerah yang terkadang kebijakannya tumpang tindih dengan
kebijakan pemerintah pusat.
Kedelapan, anggapan bahwa investasi sektor pertanian tidak menarik dibandingkan dengan
sektor lain.
Sektor pertanian adalah sektor yang memiliki peran penting dalam meningkatkan
perekonomian, terutama perekonomian pedesaan. Saat ini tren investasi pertanian memiliki
tren yang mengalami penurunan. Karena pentingnya peran investasi untuk mengembangkan
sektor pertanian, diperlukan berbagai kebijakan untuk membangkitkan iklim investasi
dibidang pertanian. Hal yang paling utama untuk meningkatkan minat investasi bidang
pertanian adalah menyinergiskan kebijakan dalam pemerintahan, baik antara
departemen/kementrian di pemerintah pusat maupun dengan pemerintah daerah.
Peluang Investasi Pertanian di Indonesia ke Depan
Di Indonesia, peluang investasi di sektor pertanian masih cukup besar. Beberapa
indikatornya adalah sebagai berikut. Pertama, ketersediaan sumberdaya alam (lahan, air dan
iklim) dan sumberdaya manusia yang masih besar. Investasi yang berbasis sumberdaya alam
mempunyai pijakan kaki yang bersifat footliise. Kedua, permintaan domestik terhadap produk
pertanian akan terus meningkat karena meningkatnya penduduk yang jumlahnya sudah besar
dan makin tingginya pendapatan masyarakat. Permintaan dunia terhadap produksi pertanian
Indonesia juga akan terus meningkat karena nega ini merupakan produsen utama beberapa
komoditas pertanian yang dibutuhkan duunia, utamanya minyak sawit, karet, kakao, kopi,
lada, pala, panili, dan kayu manis. Ketiga, naiknya harga pangan dunia akhir-akhir ini
memberikan peluang lebih besar kepada pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan yang
lebih tinggi dan berkelanjutan. Keempat, pemerintah Indonesia telah bertekad untuk
menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui berbagai kebijakan dan peraturan.
Dampak Investasi Pertanian
Meningkatnya investasi akan meningkatkan kegiatan produksi pertanian secara
langsung, yang selanjutnya akan mempunyai dampak ekonomi dan sosial. Dampak ekonomi
yang diharapkan adalah meningkatnya produksi berbagai komoditas pertanian dan makin
kokohnya ketahanan pangan nasional, serta makin tingginya pendapatan para pelaku usaha
termasuk petani, devisa negara, dan PDB sektor pertanian.
Sementara itu, dampak sosial yang diharapkan adalah makin tingginya penyerapan
tenaga kerja, baik pada perusahaan dan usaha perserongan yang melakukan investasi,
maupun di daerah perdesaan secara umum. Dampak sosial lainnya adalah menurunnya
jumlah masyarakat miskin di perdesaan. Dengan demikian, maka laju urbanisasi yang
menambah masalah di daerah perkotaan dapat dikurangi.
Investasi memang bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi pertanian.
Cara-cara laiin yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah inovasi teknologi
pertanian dan peningkatan kompetensi SDM yang dapat meningkatkan produktivitas
pertanian. Dengan peningkatan produktivitas pertanian, maka kecepatan peningkatan
kebutuhan akan lahan pertanian dapat diperkecil, dan biaya produksi perunit output akan
makin kompetitif. Karena itu, untuk dapat menghasilkan dampak ganda terhadap produksi
pertanian, maka investasi perlu disertai dengan inovasi teknologi dan perbaikan muttu SDM
pertanian.
2.4 Kebijakan Investasi yang dilakukan Pemerintah
Kebijakan investasi yang dilakukan pemerintah selama ini, selain sudah diarahkan untuk
meningkatkan jumlah investasi, namun masih diperlukan upaya-upaya lebih kongkrit dalam
rangka memecahkan berbagai permasalahan. Jika tidak segera dilakukan, dikhawatirkan
investor baru akan lebih memilih menginvestasikan dan investor lama akan mengalihkan
investasi modalnya ke negara-negara lain yang lebih kondusif, serta dapat menjamin
keamanan atas usaha kegiatannya.
Kebijakan pemerintah untuk memecahkan permasalahan sekaligus mendorong minat
investor untuk berinvestasi di sektor pertanian, antara lain:
1. menciptakan stabilitas politik (mayoritas-minoritas), stabilitas sosial (kesenjangan
sosial dan sara), stabilitas ekonomi (harga-harga, tarif, nilai tukar mata uang, inflasi,
suku bunga bank).
2. membangun pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, adanya konsistensi,
kejelasan dan kepastian dalam kebijakan pemerintah dalam jangka panjang, serta
birokrasi yang lebih efisien terutama dari segi waktu dan biaya untuk pengurusan izin
investasi.
3. menciptakan fungsi sektor pembiayaan yang efektif (sistem perbankan dan pasar
modal) dan sistem ketenagakerjaan yang efektif (sistem upah buruh yang adil tetapi
tidak memberatkan para pelaku usaha, kontrak kerja yang jelas serta pelarangan
demonstrasi buruh). Khususnya bagi usaha pertanian rakyat, persyaratan perbankan
jangan sampai memberatkan untuk melakukan investasi yang sangat diperlukan,
seperti alat dan mesin pertanian, saluran irigasi kuarter, pembukaan lahan/kebun,
peternakan dan lain-lain.
4. menciptakan sistem perpajakan (PPN, PPH) dan prosedur perdagangan ekspor-impor
dan perdagangan domestik yang lebih mudah dan sederhana.
5. mempermudah kepemilikan ataupun kontrak tanah perusahaan swasta, tetapi
mayoritas lahan pertanian jangan sampai dikuasai perusahaan asing.
6. membatalkan semua Peraturan Daerah (Perda) yang menghambat kegiatan investasi
dan bisnis.
7. meningkatkan investasi pemerintah yang sangat diperlukan sebagai komplemen bagi
investasi swasta dan rakyat di bidang pertanian, yaitu penelitian dan pengembangan
pertanian untuk inovasi teknologi, prasaranma jalan dan pelabuhan untuk
pengangkutan input dan output, jaringan irigasi untuk intensifikasi dan ekstensifikasi,
jaringan listrik untuk energi, dan jaringan komunikasi untuk transaksi, informasi dan
korespondensi dalam dunia bisnis.
8. melakukan pembinaan tenaga kerja agar lebih trampil, disiplin dan mempunyai etos
kerja yang tinggi disertai dengan sistem reward and punishment yang jelas untuk
mencapai produktivitas kerja yang semakin tinggi. Peran beberapa Kementerian yang
terkait dengan investasi di sektor pertanian perlu difokuskan pada penyedian barang
dan jasa publik, seperti pemeliharaan irigasi kuarter, penelitian dan pengembangan
untuk inovasi bioteknologi pertanian, budidaya pertanian, pemberian subsidi input
dan modal pertanian secara rasional, penyuluhan dan pendampingan kepada para
petani dan pelaku usaha, serta pemberian ijin investasi dengan prosedur mudah, cepat
dan murah.
9. mendorong berkembangnya investasi di berbagai sektor terutama pangan, energi dan
infrastruktur dalam rangka meningkatkan persebaran investasi;
10. mendorong berkembangnya investasi berbasis keunggulan daerah, antara lain sektor
primer, sekunder dan tersier dalam rangka penciptaan kesempatan kerja;
11. meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan investasi melalui harmonisasi dan
simplifikasi berbagai perangkat peraturan di tingkat pusat dengan peraturan daerah
12. mendorong percepatan ketersediaan infrastruktur dalam arti luas melalui peningkatan
efektivitas pelaksanaan kemitraan pemerintah dan dunia usaha dalam rangka
meningkatkan daya tarik investasi; serta
13. mendorong pengembangan kawasan ekonomi untuk produk yang bernilai tambah
antara lain, industri kerajinan, jasa pariwisata, industri yang berbasis pertanian,
perkebunan, perhutanan, peternakan dan perikanan.
Dengan adanya kesinergisan kebijakan, maka investor mendapatkan suatu kepastian
kebijakan investasi sehingga mereka dapat lebih mudah untuk mengambil keputusan
investasi. Pemerintah juga perlu melakukan upaya pendekatan kepada investor untuk
menanamkan modalnya dibidang pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan
kemudahan untuk investasi misalkan bantuan untuk merampingkan jalur birokrasi,
memberikan jaminan kestabilan politik dan keamanan investasi, serta perbaikan infrastruktur
sehingga dapat meminimalisasi risiko dan ketidakpastian yang dihadapi.
KESIMPULAN
1. Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan
peralatan-peralatan produksi terhadappermintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau
menambah kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang
2. Dengan adanya investasi dalam bidang pertanian akan dapat mendorong adanya inovasi-
inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor agribisnis sehingga mampu
memberikan peningkatan kesejahteraan kepada pelaku usaha pada khususnya, dan kepada
masyarakat pada umumnya. Sektor pertanian di Indonesia diarahkan pada upaya peningkatan
mutu, produksi dan pemasaran hasil pertanian serta mengembangkan usaha tani terpadu guna
memantapkan swasembada pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, meningkatkan
komoditi-komoditi ekspor, komoditi bahan-bahan industri dalam negeri, meningkatkan taraf
hidup petani, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan
kerja serta mendorong peran serta swasta menanam kan modalnya untuk mengembangkan
potensi pertanian.
3. Beberapa indicator yang ada peluang investasi pertanian pertama, ketersediaan sumberdaya
alam (lahan, air dan iklim) dan sumberdaya manusia yang masih besar. Investasi yang
berbasis sumberdaya alam mempunyai pijakan kaki yang bersifat footliise. Kedua,
permintaan domestik terhadap produk pertanian akan terus meningkat karena meningkatnya
penduduk yang jumlahnya sudah besar dan makin tingginya pendapatan masyarakat. Ketiga,
naiknya harga pangan dunia akhir-akhir ini memberikan peluang lebih besar kepada pelaku
usaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Keempat,
pemerintah Indonesia telah bertekad untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif
melalui berbagai kebijakan dan peraturan.
4. Factor lingkungan dan pemerintahan mempengaruhi investasi pertanian yang mempunyai
kebijakan investasi antara lain menyangkut bidang-bidang usaha yang diperbolehkan, negara
yang diizinkan, insentif pajak bagi investor, jangka HGU tanah, depresiasi, dan amortisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/14/1418357/Suswono.Investasi.Pertanian.Masih.
Jauh.dari.Harapan (Diakses pada tanggal 6 November 2014)
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=8121&coid=2&caid=30&gid=2 (Diakses pada
tanggal 6 November 2014)
https://id-id.facebook.com/Perindo/posts/179918385500920 (Diakses pada tanggal 6 November
2014)
http://www.banglikab.go.id/?
content=selayangs&modem=e8e63be44986a595a9bb63a239127fc8&mode=16&left=selayang
(Diakses pada tanggal 6 November 2014)
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/05/16/melihat-investasi-dalam-
pertanian-457620.html (Diakses pada tanggal 10 November 2014)

More Related Content

What's hot

Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Maria Khusuma
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
Firman Ferdian
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
arsitektur90
 
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemenLecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
University of Brawijaya
 

What's hot (20)

Shadow Price
Shadow PriceShadow Price
Shadow Price
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanian
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privat
 
AGRO INDUSTRI
AGRO INDUSTRIAGRO INDUSTRI
AGRO INDUSTRI
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
bab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatifbab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatif
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Ppt teori biaya
Ppt teori biayaPpt teori biaya
Ppt teori biaya
 
konsep ekonomi regional
konsep ekonomi regionalkonsep ekonomi regional
konsep ekonomi regional
 
konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian
 
Proposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - businessProposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - business
 
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemenLecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
Lecture 1. agroindustri, teknologi, manajemen
 
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 8 : Teori Tingkah Laku Konsumen : Analisis K...
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 8 : Teori Tingkah Laku Konsumen : Analisis K...Teori Pengantar Mikroekonomi bab 8 : Teori Tingkah Laku Konsumen : Analisis K...
Teori Pengantar Mikroekonomi bab 8 : Teori Tingkah Laku Konsumen : Analisis K...
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 

Viewers also liked

Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Opissen Yudisyus
 
Pertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesia
Pertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesiaPertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesia
Pertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesia
mariatul qibtiyah
 

Viewers also liked (14)

Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalKebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
 
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaPembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesia
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
INVESTASI PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL
INVESTASI PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN NASIONALINVESTASI PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL
INVESTASI PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL
 
Pertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesia
Pertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesiaPertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesia
Pertemuan 10 peranan sektor pertanian dalam perekonomian indonesia
 
Istilah istilah bank
Istilah istilah bankIstilah istilah bank
Istilah istilah bank
 
Wawasan ilmu sosial
Wawasan ilmu sosialWawasan ilmu sosial
Wawasan ilmu sosial
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Ketahanan Pangan (Oktober 2015)
Ketahanan Pangan (Oktober 2015)Ketahanan Pangan (Oktober 2015)
Ketahanan Pangan (Oktober 2015)
 
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
 
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerjaPertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
 
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu MenyusuiPromosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
 
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIASKWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
 
Perekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia SumitroPerekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia Sumitro
 

Similar to Investasi sektor pertanian

Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
novri7
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
novri7
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Warnet Raha
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Septian Muna Barakati
 

Similar to Investasi sektor pertanian (20)

Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
tugas 2 Perekonomian indonesia.docx
tugas 2 Perekonomian indonesia.docxtugas 2 Perekonomian indonesia.docx
tugas 2 Perekonomian indonesia.docx
 
tugas geografi industri
tugas geografi  industri tugas geografi  industri
tugas geografi industri
 
Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia
 
Makalah ekonometrika -ECM
Makalah ekonometrika -ECMMakalah ekonometrika -ECM
Makalah ekonometrika -ECM
 
Sos industri
Sos industriSos industri
Sos industri
 
Peranan sektor pertanian erlina risnndari 11140131( 10 )
Peranan sektor pertanian erlina risnndari 11140131( 10 )Peranan sektor pertanian erlina risnndari 11140131( 10 )
Peranan sektor pertanian erlina risnndari 11140131( 10 )
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
Hbl 11, santi rizki amalia, prof hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan ...
 
Eksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniEksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat ini
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
ANALISIS DETERMINAN INVESTASI DOMESTIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ANALISIS DETERMINAN INVESTASI DOMESTIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAANALISIS DETERMINAN INVESTASI DOMESTIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ANALISIS DETERMINAN INVESTASI DOMESTIK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
 
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
Strategi pembangunan dlm rangka meningkatkan daya saing
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor Pertanian
 
13 modal asing dan hutang luar negeri
13 modal asing dan hutang luar negeri13 modal asing dan hutang luar negeri
13 modal asing dan hutang luar negeri
 

More from Joel mabes

More from Joel mabes (20)

Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Manajemen perusahaan
Manajemen perusahaanManajemen perusahaan
Manajemen perusahaan
 
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiKepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi
 
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnispraktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
 
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernanlaporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia videoTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambarTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantarTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikanTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
 
Teknologi informasi multimedia
Teknologi informasi multimediaTeknologi informasi multimedia
Teknologi informasi multimedia
 
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiahKarya tulis ilmiah metodologi ilmiah
Karya tulis ilmiah metodologi ilmiah
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 

Investasi sektor pertanian

  • 1. INVESTASI (SEKTOR PERTANIAN) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 SUDARMO A E SIANTURI (D1B011050) SHERLY EKA NOVITA (D1B012003) MELINA RAHMAWATI (D1B012016) M. HADI KURNIA (D1B012029) JOEL MABES (D1B012038) HARIYATI (D1B012047) REZI YUNESMI (D1B012104) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI NOVEMBER 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan tugas Ekonomi Makro dengan judul “Investasi dalam Sektor Pertanian” ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu dr. Ernawati selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Makro yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya tugas ini. Kami berharap semoga tugas ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat bagi kami khususnya. Jambi, November 2014 Penulis
  • 3. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia. Jika dilihat dari nilai absolutnya, maka kontribusi sektor pertanian terhadap PDB merupakan jumlah yang besar, sehingga seharusnya dapat dianalogikan bahwa petani seharusnya menerima pendapatan yang memadai untuk dapat hidup sejahtera. Namun pada kenyataannya, apabila dilihat melalui peta kemiskinan di Indonesia, kiranya dapat dipastikan bahwa bagian terbesar penduduk yang miskin adalah yang bekerja di sektor pertanian (Tambunan, 2003 : 23-24). Hal ini menyebabkan bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk dapat meningkatkan produk pertaniannya. Investasi mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional, termasuk sektor pertanian. Dalam perspektif jangka panjang ekonomi makro, investasi akan meningkatkan stok kapital, dimana penambahan stok kapital akan meningkatkan kapasitas produksi masyarakat yang kemudian mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional. Namun melihat lemahnya daya saing sektor pertanian dalam menyerap investasi maka peranan pemerintah dalam pengembangan sektor ini perlu lebih ditingkatkan lagi agar laju pertumbuhan sektor ini tidak tertinggal jauh dengan sektor lainnya. Pada prinsipnya, .suatu kebijaksanaan investasi dalam pengembangan suatu sektor seperti pertanian perlu dilandasi oleh pengetahuan tentang keterkaitan antar sektor dalam perekonomian secara keseluruhan. Pemusatan investasi bagi pengembangan sektor pertanian tertentu seharusnya didasari pada sektor-sektor yang kaitan intersektoralnya sangat kuat. Sektor yang dikembangkan harus
  • 4. mampu mendorong pertumbuhan sektor lainnya melalui keterkaitan baik dari segi input maupun outputnya. Berbagai kebijakan investasi dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk merangsang investasi baik oleh swasta nasional maupun swasta asing, namun sampai saat ini investasi dalam sektor pertanian masih relatif kecil. Hal ini disebabkan faktor keuntungan yang dapat diperoleh umumnya lebih kecil dibandingkan investasi disektor industri dan jasa serta berisiko lebih besar dibandingkan dengan sektor industri dan jasa. 1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang dapat dikaji berdasarkan latar belakang tersebut adalah : 1. Bagaimana potensi dan prospek investasi dalam sector pertanian ? 2. Bagaimana perkembangan investasi dalam sector pertanian ? 3. Bagaimana kebijakan investasi dalam sector pertanian ? 1.3 TUJUAN Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro 2. Untuk mengetahui potensi, prospek, perkembangan, dan kebijakan investasi dalam sector pertanian 3. Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai panduan bagi mahasiswa dalam menambah pengetahuan. 4. Sebagai bahan jika akan dilakukan penelitian selanjutnya tentang investasi terutama dalam sektor pertanian.
  • 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Cakupan Investasi Investasi menurut Sadono Sukirno (2000) dalam Novita (2008:11) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Sukirno (1996), menyebutkan investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang- barang dan jasa-jasa dalam perekonomian. Investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang (Dornbusch,Fisher dan Startz,2004) dalam Novita (2008:11). Dalam investasi tercakup dua tujuan utama yaitu untuk mengganti bagian dari penyediaan modal yang rusak (depresiasi) dan tambahan penyediaan modal yang ada (investasi netto).
  • 6. Tujuan pengeluaran untuk investasi adalah pembelian barang-barang yang memberi harapan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Artinya pertimbangan yang diambil oleh pengusaha atau perusahaan dalam memutuskan membeli atau tidak membeli barang dan jasa tersebut adalah harapan dari pengusaha atau perusahaan akan kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh. Harapan keuntungan ini merupakan factor utama dalam investasi. Secara konseptual, investasi adalah pembentukan modal-tetap (fixed capital formation). Yang dimaksudkan dengan peembentukan modal-tetap adalah pendiirian bangunan/kontruksi, pembelian modal baru dari dalam negri dan pembelian barang modal baru dan bekas dari luar negri (BPS,1997). Investasi yang dilakukan setiap tahun, baik oleh perusahaan maupun pemerintah, membentuk akumulasi stock modal. Dalam pengertian umum, stock modal di suatu negara terdiri dari barang-barang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (van der eng, 2008): (1) masa pakai lebih dari satu tahun (durable); (2) dapat dproduksi kembali (reproducible); (3) kasat mata (tangible); dan (4) tidak berubah (fixed). Stok modal mencakup bangunan, alat transfortasi, mesin-mesin dan peralatan lainnya. Penggunaan asset - aset tersebut memberikan kontribusi dalam penciptaan output dan pendapatan dalam perekonomian suatu negara. Sementara itu, yang tidak termasuk dalam stok modal adalah: 1. Aset yang tidak dapat dproduksi kembali yaitu, hutan alam, lahan dan deposit dalam tanah 2. Aset tidak kasat mata yaitu patent, perangkat lunak dan hak cipta 3. Aset tidak tetap yaitu inventory berupa produk akhir dan produk antara dari suatu kegiatan produksi dan 4. Perlengkapan militer. Di bidang pertanian, stok modal mencakup ternak, bangunan dan alat/mesin pertanian dan infrastruktur, termasuk nilai perbaikan (van der eng, 2008; BPS, 1997) yang dimaksudkan dengan ternak yang di beli untuk pembibitan guna menghasilkan anak (breeding), menghasilkan susu (milking), dan hewan tarik (daft animal) danbukan dipotong untuk tujuan konsumsi (BPS, 1997). Perbaikan lahan (land improvement) juga termasuk kedalam stok modal (BPS, 1997). Investasi dibidang Pertanian Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun di luar negeri.
  • 7. Indonesia berupa lahan pertanian juga merupakan aset penting untuk agrowisata. Dengan pengolahan yang baik hasil perkebunan ini dan pemeliharaan terhadap kebersihan dan keindahannya, maka nilai agrowisatanya akan memberikan devisa yang cukup tinggi bagi negara. Terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 menunjukkan bahwa sektor pertanian dapat bertahan dari sektor yang dibangga-banggakan pada tahun tersebut yaitu sektor industri. Bahkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 0,22%. Padahal perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan pertumbuhan sekitar 13,68%. Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut: • Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran • sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan. • Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya. • Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya, dan Sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan (sumber devisa). Pangan menjadi persoalan krusial di tengah pertumbuhan kebutuhan dan alih fungsi lahan. Salah satu yang bisa mendorong produktivitas pertanian adalah dengan memperkuat investasi. Sayangnya, investasi di sektor pertanian masih belum sesuai harapan, padahal potensi pertanian lebih besar dari sektor lain. Adapun potensi sektor pertanian yang dimaksud adalah potensi penyediaan pangan berkelanjutan, potensi penyerapan tenaga kerja, serta potensi sebagai penyedia bahan baku industri. Investasi dibidang pertanian secara langsung contohnya dengan membeli mesin, dan investasi secara tidak langsung adalah dengan melakukan penelitian dan pengembangan. Investasi di sector pertanian tergantung pada : 1. Laju pertumbuhan output 2. Tingkat daya saing global komoditi pertanian
  • 8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Pertanian Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi usaha pertanian dan faktor-faktor yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan. Pertama, faktor pemerintah yang terdiri dari kebijakan investasi, regulasi dan birokrasi, serta pemerintahan dan politik yang dapat berpengaruh pada investasi. Kebijakan investasi antara lain menyangkut bidang-bidang usaha yang diperbolehkan, negara yang diizinkan, insentif pajak bagi investor, jangka HGU tanah, depresiasi, dan amortisasi. Regulasi dan birokrasi pemerintah menyangkut prosedur dan biaya perizinan yang berbelit-belit, memerlukan waktu lama, dan biaya mahal akan mengurangi minat investasi. Pemerintahan dan politik menentukan konsistensi kebijakan dan stabilitas politik. Pemerintahan yang kebijakannya tidak konsistens dengan kebijakan pemerintahan sebelumnya serta situasi politik yang tidak stabil akan menghambat investasi. Sumberdaya alam berupa lahan yang cukup (jumlah dan mutu), pasokan air yang cukup untuk pengairan pertanian dan kondisi iklim yang sesuai akan mendorong investasi. Demikian pula infrastruktur yang cukup (jumlah dan mutu) yaitu jaringan pengairan dan jalan pertanian akan berdampak positif terhadap investasi. Sumberdaya manusia yang cukup jumlahnya, mempunyai keterampilan tinggi, upahnya tidak terlalu tinggi, dan organisasi SPI (Serikat Pekerja Indonesia) yang kondusif dalam arti tidak sering melakukan demonstrasi dan protes akan merangsang investasi. Demikian pula, kondisi keamanan umum yang baik dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi akan mempunyai daya tarik untuk investasi. Tersedianya investasi, kondisi ekonomi makro, harga input dan output pertanian, permintaan output pertanian dan persaingan usaha merupakan faktor-faktor ekonomi penting yang dapat berpengaruh terhadap investasi. Dana investasi yang cukup yang bersumber dari tabungan perusahaan negara, pinjaman luar negeri untuk investasi swasta, dan modal asing akan mendorong investasi. Kondisi makro ekonomi menyangkut pasar modal, sistem perbankan, nilai tukar mata uang, dan suku bunga bank. Pasar modal (bursa efek) yang sudah maju, sistem perbankan yang efisien dan aman, nilai tukar mata uang rupiah cukup stabil, dan suku bunga bank yang cukup rendah, akan berdampak positif terhadap investasi. Harga input yang cukup rendah dan harga output yang cukup tinggi dan stabil akan mendorong investasi. Demikian pula permintaan akan hasil pertanian yang meningkat, baik di dalam maupun luar negeri merupakan peluang yang makin baik bagi investasi. Persaingan usaha yang sehat yang dikendalikan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) akan meningkatkan minat investasi.
  • 9. 2.2 Potensi dan Peningkatan Investasi di Sektor Pertanian Indonesia sebagai Negara agraris dan maritim, sektor pertanian merupakan salah satu “penggerak utama” perekonomian Indonesia. BPS (2011) antara lain menyebutkan bahwa pada tahun 2010 sektor ini menyumbang 15 persen terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia, menyerap 42 persen angkatan kerja. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia pangan dan bahan baku industri serta berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian, sangat wajar apabila pemerintah menempatkan sektor ini menjadi salah satu primadona dalam memacu pembangunan nasional. Masyarakat pertanian baik di dalam maupun luar negeri diberi ruang dan kesempatan yang luas berperan serta aktif guna mendorong laju pembangunan nasional. Sesuai dengan KTT Ketahanan Pangan Dunia yang diselenggarakan pada Bulan November 2009 menghasilkan komitmen untuk meningkatkan investasi di sektor pertanian
  • 10. dan mengeliminasi masalah kelaparan lebih cepat dari yang ditargetkan semula. Ada dua komitmen yang berkaitan dengan investasi pertanian, yaitu: 1) mencegah kecenderungan menurunnya pendanaan domestik dan asing untuk pertanian, ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan di negara berkembang dan meningkatkan bantuan publik secara signifikan; dan 2) meningkat kan investasi baru untuk produksi dan produktivitas pertanian di negara sedang berkembang untuk mengurangi kemiskinan dan ketahanan pangan untuk masyarakat. Tingginya angka kemiskinan pada negara-negara berkembang menurut Todaro (2006) disebabkan karena penduduknya sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dan mempunyai produktivitas yang rendah. Faktor-faktor rendahnya produktivitas sektor pertanian di negara berkembang, yaitu: a) kekurangan peralatan pertanian; b) cara bercocok tanam yang masih tradisional; c) input modernisasi yang rendah; d) penguasaan Ilmu pengetahuan dan pendidikan yang masih rendah; dan e) kurangnya modal. Dengan demikian, adanya investasi dalam bidang pertanian akan dapat mendorong adanya inovasi-inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor agribisnis sehingga mampu memberikan peningkatan kesejahteraan kepada pelaku usaha pada khususnya, dan kepada masyarakat pada umumnya. Pada sektor pertanian di Indonesia diarahkan pada upaya peningkatan mutu, produksi dan pemasaran hasil pertanian serta mengembangkan usaha tani terpadu guna memantapkan swasembada pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, meningkatkan komoditi- komoditi ekspor, komoditi bahan-bahan industri dalam negeri, meningkatkan taraf hidup petani, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja serta mendorong peran serta swasta menanam kan modalnya untuk mengembangkan potensi pertanian. Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 kebutuhan investasi di sektor pertanian adalah sebesar Rp 1.360,6 trilyun (PMDN 73 persen dan PMA 27 persen). Target kebutuhan investasi swasta pada tahun 2012 diharapkan dapat mencapai Rp 56,28 trilyun dari investor asing (PMA) dan Rp 144,42 trilyun investor dalam negeri (PMDN). Untuk mencapai sasaran tersebut di atas maka arah dan strategi kebijakan investasi pertanian tahun 2010 - 2014 adalah menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif serta melakukan promosi yang intensif dan tepat sasaran. Selaras dengan kebijakan otonomi, dalam rangka pengembangan investasi sektor pertanian, maka setiap daerah diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin investor yang bersedia menanam kan modalnya untuk pengembangan daerah masing-masing. Pelayanan
  • 11. pengembangan investasi pertanian antara lain dilakukan melalui penyediaan data/informasi mengenai potensi dan peluang investasi sektor agribisnis/ agroindustri, berbagai kebijakan, peraturan dan insentif-insentif yang diberikan oleh daerah kepada masyarakat luas, terutama calon investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta fasilitasi perencanaan investasi. Dengan demikian diharapkan dapat lebih mendorong calon investor untuk menanamkan modalnya (berinvestasi) pada bidang usaha agribisnis/ agroindustri di Indonesia. Peluang yang sangat besar investasi pada agribisnis/ agroindustri adalah pada subsektor perkebunan, peternakan, perikanan, industri pangan, dan pengolahan hasil hutan. Di tengah masih berlangsungnya krisis ekonomi di Eropa dan AS, realisasi investasi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Sepanjang tahun 2011 realisasi PMA mencapai Rp 175,3 triliun, naik 18,45 persen dibanding realisasi PMA 2010 sebesar Rp 148,0 triliun. Di sisi lain, PMDN mencapai Rp 76 triliun, tumbuh 25,61 persen dibanding realisasi PMDN 2010 sebesar Rp 60,5 triliun. Secara keseluruhan total investasi sebesar Rp 251,3 triliun pada 2011 itu, melampaui target yang ditetapkan sebelum nya sebesar Rp 240 triliun. Pencapaian pertumbuhan realisasi investasi 2011 ini menjadi dasar perbaikan rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating dan Moody`s yang menempatkan Indonesia pada posisi "investment grade(www.reportaseindonesia.comdiunduh tanggal 9 April 2012). Berdasarkan sektor usaha, realisasi investasi PMDN paling banyak pada industri tanaman pangan dan perkebunan senilai Rp 9,4 triliun, disusul industri kertas, barang dan kertas dan percetakan (Rp 9,3 triliun), listrik dan air (Rp9,1 triliun), transportsi, gudang dan telekomunikasi (Rp 8,1 triliun), dan industri makanan (Rp 8 triliun). PMA berdasarkan sektor, terbesar adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi (3,8 miliar dolar AS), pertambangan (3,6 miliar dolar AS), listrik, gas dan air (1,9 miliar dolar), industri logam, barang logam, mesin dan elektronik (1,8 miliar dolar AS), industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi (1,5 miliar dolar AS). Laporan Kinerja Kementerian Pertanian tahun 2011 menyebutkan bahwa investasi sektor pertanian cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dimana penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2011 sampai dengan Triwulan III masing-masing sebesar Rp 8,2 triliun dan US$ 1,03 miliar. Besaran investasi PMDN lebih tinggi dibandingkan dengan investasi PMA, dimana pada kedua jenis investasi tersebut lebih banyak di dominasi investasi di bidang pangan dan perkebunan (Kementerian Pertanian, RI, 2012).
  • 12. Faktor pendorong utama investasi di sektor pertanian menurut Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dalam seminar rutin pada tanggal 20 Juli 2011 yang berjudul "Dampak Investasi Pertanian Terhadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja dan Pendapatan Petani" adalah prospek pasar komoditas yang makin baik (harga cukup tinggi) dan tersedianya lahan untuk kelapa sawit, karet dan kakao, baik oleh perusahaan besar maupun petani. 2.3 Perkembangan investasi dalam sector pertanian Sektor pertanian adalah salah satu sektor penting dalam pergerakan perekonomian di Indonesia, terutama pada perekonomian pedesaan. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah rendahnya perkembangan investasi dibidang pertanian, terutama spesifikasi pada investasi bidang pertanian dalam arti sempit. Rendahnya minat investor melirik sektor pertanian karena dua alasan. Pertama, return of investment lambat. Kedua investasi di bidang pertanian, khususnya on farm, memiliki risiko yang tinggi karena sektor ini amat bergantung pada kondisi musim. Padahal, prospek berinvestasi di bidang pertanian sangat besar. Untuk produk minyak sawit mentah (CPO), misalnya, Indonesia berada di urutan kedua setelah Malaysia. Produksi cokelat kita nomor tiga setelah Pantai Gading dan Ghana, sedangkan karet alam terbesar kedua setelah Thailand. Namun, sayangnya, perhatian pemerintah pada ketiga komoditas ini dan umumnya hampir semua komoditas pertanian masih terfokus pada on farm, belum pada industri hilir off farm yang memberikan nilai tambah. Salah satu sektor penunjang yang dapat menjadi indikator investasi adalah sektor perbankan. Berdasarkan data posisi pinjaman investasi yang diberikan oleh sektor perbankan (baik bank pPersero, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Swasta Asing, dan Bank Campuran)kepada sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan, tren pemberian modal investasi pada tahun 2005-januari 2011 cenderung stagnan. Pada Bank Persero, pemberian pinjaman investasi mengalami peningkatan(dalam miliar rupiah) dari 7.579 pada 2005 atau 19.18% menjadi 28.307 pada januari 2011 atau 31.5%. sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan mendapatkan jumlah dan proporsi terbesar dalam penyaluran kredit investasi. Namun, peningkatan ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pada sektor listrik, gas, dan air bersih yang mendapatkan proporsi sebesar 0.2% pada 2005 dan meningkat menjadi 9% pada 2011. Pada Bank Pemerintahan Daerah, pada januari 2011, alokasi
  • 13. pinjaman investasi terbesar diberikan kepada sektor jasa, yaitu 21.76%. sektor jasa mengalami peningkatan yang sangat signifikan, karena pada tahun 2005 sektor ini hanya mendapatkan alokasi sebesar 8.68%. sedangkan sekrot pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan mendapatkan proporsi sebesar 18.8% pada 2005 dan 15.74% pada januari 2011. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian mengalami penurunan proporsi pemberian modal kreit pada bank pemerintahan daerah. Pada bank swasta nasional, sektor pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan mendapatkan proporsi sebesar 9.02% pada 2005 dan menjadi 8.46% pada januari 2011. Proporsi tertinggi pemberian pinjaman investasi pada 2005 oleh bank swasta nasional adalah pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.15%, dan pada januari 2011, sebesar 20.27%. Pada bank swasta asing dan campuran, sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan memperoleh proporsi sebesar 1.9% pada 2005 dan 11.2% pada 2011. Sedangkan sektor yang mendapatkan pinjaman terbesar adalah industri pengolahan sebesar 43.8% pada 2005 dan 28% pada 2011. Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMA tahun 2006-2009, sektor tanaman pangan dan perkebunan mendapatkan nilai realisasi investasi yang mengalami penurunan. Pada sektor peternakan, nilai realisasi investasi mengalami peningkatan tajam pada 2007 namun setelah itu mengalami penurunan drastis hingga 2009. Sektor kehutanan sejak tahun 2007 tidak mendapatkan realisasi investasi, sedangkan sektor perikanan juga mengalami penurunan. Akan tetapi, jika diperhatikan secara keselurhan, dapat disimpulkan bahwa investasi luar negeri lebih banyak dialokasikan ke sektor sekunder dan tersier, dengan proporsi lebih dari 50%. Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMD tahun 2006-2009,sektor tanaman pangan mengalami peningkatan pada tahun 2007, menurun pada tahun 2008, dan meningkat kembali tahun 2009. Sektor petrnakan juga mengalami fluktuasi, sedangkan sektor perikanan mengalami peningkatan. Sma seperti PMA, PMD pada sektor pertanian memiliki proporsi yang masih lebih kecil dibandingkan pada sektor lain. Identifikasi Penyebab Investasi Pertanian Terhambat Berdasarkan data-data diatas, terlihat bahwa perkembangan investasi untuk sektor pertanian memiliki kecenderungan yang terus menurun. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi penyebab ketidaktertarikan investor untuk menanamkan modalnya ke sektor petanian, diantaranya:
  • 14. Pertama, sektor pertanian memiliki risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi dibanding sektor lain. Terlebih lagi dengan adanya climate change yang menyebabkan kemungkinan terjadinya fluktuasi produksi menyebabkan ketidakpastian dan risiko yang dihadapi semakin tinggi. Kedua, pada kasus pertanian di Indonesia, minimnya sarana pendukung yang tersedia menjadi salah satu faktor yang membuat investasi pada pertanian semakin tidak menarik. Seperti yang telah banyak diketahui, saat ini sarana pertanian seperti irigasi misalnya yang ada di daerah adalah peninggalan masa orde baru dan sudah semakin tidak terawat. Selain itu, karena umuya sentra produksi pertanian berada di daerah, dan infrastruktur sepeti jalan yang ada pada beberpaa jalur misalkan pada jalur pantura kurang baik sehingga besarnya kemungkinan terjadi kerusakan barang semakin tinggi. Ketiga, masih sulitnya birokrasi yang ada apabila hemdak mendirikan usaha pertanian yang memiliki skala ekonomi yang cukup besar sehingga menjadi kurang menarik. Keempat, masih tidak stabilnya iklim investasi di Indonesia. Hal ini berlaku secara keseluruhan, baik sektor pertanian maupun nonpertanian. Kelima, masih tidak stabilnya iklim politik dan pada beberapa komoditi pertanian yang menjadi komoditi politik. Keenam, masih maraknya pungutan-pungutan liar di Indonesia sehingga semakin meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan. Masih terdapatnya tumpang tindih kebijakan antar departemen atau kementrian yang ada dan kurangnya koordinasi antar instansi pemeerintahan sehingga menimbulkan kebingungan pada investor Ketujuh, adanya otanomi daerah yang terkadang kebijakannya tumpang tindih dengan kebijakan pemerintah pusat. Kedelapan, anggapan bahwa investasi sektor pertanian tidak menarik dibandingkan dengan sektor lain. Sektor pertanian adalah sektor yang memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian, terutama perekonomian pedesaan. Saat ini tren investasi pertanian memiliki tren yang mengalami penurunan. Karena pentingnya peran investasi untuk mengembangkan
  • 15. sektor pertanian, diperlukan berbagai kebijakan untuk membangkitkan iklim investasi dibidang pertanian. Hal yang paling utama untuk meningkatkan minat investasi bidang pertanian adalah menyinergiskan kebijakan dalam pemerintahan, baik antara departemen/kementrian di pemerintah pusat maupun dengan pemerintah daerah. Peluang Investasi Pertanian di Indonesia ke Depan Di Indonesia, peluang investasi di sektor pertanian masih cukup besar. Beberapa indikatornya adalah sebagai berikut. Pertama, ketersediaan sumberdaya alam (lahan, air dan iklim) dan sumberdaya manusia yang masih besar. Investasi yang berbasis sumberdaya alam mempunyai pijakan kaki yang bersifat footliise. Kedua, permintaan domestik terhadap produk pertanian akan terus meningkat karena meningkatnya penduduk yang jumlahnya sudah besar dan makin tingginya pendapatan masyarakat. Permintaan dunia terhadap produksi pertanian Indonesia juga akan terus meningkat karena nega ini merupakan produsen utama beberapa komoditas pertanian yang dibutuhkan duunia, utamanya minyak sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala, panili, dan kayu manis. Ketiga, naiknya harga pangan dunia akhir-akhir ini memberikan peluang lebih besar kepada pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Keempat, pemerintah Indonesia telah bertekad untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui berbagai kebijakan dan peraturan. Dampak Investasi Pertanian Meningkatnya investasi akan meningkatkan kegiatan produksi pertanian secara langsung, yang selanjutnya akan mempunyai dampak ekonomi dan sosial. Dampak ekonomi yang diharapkan adalah meningkatnya produksi berbagai komoditas pertanian dan makin kokohnya ketahanan pangan nasional, serta makin tingginya pendapatan para pelaku usaha termasuk petani, devisa negara, dan PDB sektor pertanian. Sementara itu, dampak sosial yang diharapkan adalah makin tingginya penyerapan tenaga kerja, baik pada perusahaan dan usaha perserongan yang melakukan investasi, maupun di daerah perdesaan secara umum. Dampak sosial lainnya adalah menurunnya jumlah masyarakat miskin di perdesaan. Dengan demikian, maka laju urbanisasi yang menambah masalah di daerah perkotaan dapat dikurangi.
  • 16. Investasi memang bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi pertanian. Cara-cara laiin yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah inovasi teknologi pertanian dan peningkatan kompetensi SDM yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan peningkatan produktivitas pertanian, maka kecepatan peningkatan kebutuhan akan lahan pertanian dapat diperkecil, dan biaya produksi perunit output akan makin kompetitif. Karena itu, untuk dapat menghasilkan dampak ganda terhadap produksi pertanian, maka investasi perlu disertai dengan inovasi teknologi dan perbaikan muttu SDM pertanian. 2.4 Kebijakan Investasi yang dilakukan Pemerintah Kebijakan investasi yang dilakukan pemerintah selama ini, selain sudah diarahkan untuk meningkatkan jumlah investasi, namun masih diperlukan upaya-upaya lebih kongkrit dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan. Jika tidak segera dilakukan, dikhawatirkan investor baru akan lebih memilih menginvestasikan dan investor lama akan mengalihkan investasi modalnya ke negara-negara lain yang lebih kondusif, serta dapat menjamin keamanan atas usaha kegiatannya. Kebijakan pemerintah untuk memecahkan permasalahan sekaligus mendorong minat investor untuk berinvestasi di sektor pertanian, antara lain: 1. menciptakan stabilitas politik (mayoritas-minoritas), stabilitas sosial (kesenjangan sosial dan sara), stabilitas ekonomi (harga-harga, tarif, nilai tukar mata uang, inflasi, suku bunga bank). 2. membangun pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, adanya konsistensi, kejelasan dan kepastian dalam kebijakan pemerintah dalam jangka panjang, serta birokrasi yang lebih efisien terutama dari segi waktu dan biaya untuk pengurusan izin investasi. 3. menciptakan fungsi sektor pembiayaan yang efektif (sistem perbankan dan pasar modal) dan sistem ketenagakerjaan yang efektif (sistem upah buruh yang adil tetapi tidak memberatkan para pelaku usaha, kontrak kerja yang jelas serta pelarangan demonstrasi buruh). Khususnya bagi usaha pertanian rakyat, persyaratan perbankan jangan sampai memberatkan untuk melakukan investasi yang sangat diperlukan, seperti alat dan mesin pertanian, saluran irigasi kuarter, pembukaan lahan/kebun, peternakan dan lain-lain. 4. menciptakan sistem perpajakan (PPN, PPH) dan prosedur perdagangan ekspor-impor dan perdagangan domestik yang lebih mudah dan sederhana.
  • 17. 5. mempermudah kepemilikan ataupun kontrak tanah perusahaan swasta, tetapi mayoritas lahan pertanian jangan sampai dikuasai perusahaan asing. 6. membatalkan semua Peraturan Daerah (Perda) yang menghambat kegiatan investasi dan bisnis. 7. meningkatkan investasi pemerintah yang sangat diperlukan sebagai komplemen bagi investasi swasta dan rakyat di bidang pertanian, yaitu penelitian dan pengembangan pertanian untuk inovasi teknologi, prasaranma jalan dan pelabuhan untuk pengangkutan input dan output, jaringan irigasi untuk intensifikasi dan ekstensifikasi, jaringan listrik untuk energi, dan jaringan komunikasi untuk transaksi, informasi dan korespondensi dalam dunia bisnis. 8. melakukan pembinaan tenaga kerja agar lebih trampil, disiplin dan mempunyai etos kerja yang tinggi disertai dengan sistem reward and punishment yang jelas untuk mencapai produktivitas kerja yang semakin tinggi. Peran beberapa Kementerian yang terkait dengan investasi di sektor pertanian perlu difokuskan pada penyedian barang dan jasa publik, seperti pemeliharaan irigasi kuarter, penelitian dan pengembangan untuk inovasi bioteknologi pertanian, budidaya pertanian, pemberian subsidi input dan modal pertanian secara rasional, penyuluhan dan pendampingan kepada para petani dan pelaku usaha, serta pemberian ijin investasi dengan prosedur mudah, cepat dan murah. 9. mendorong berkembangnya investasi di berbagai sektor terutama pangan, energi dan infrastruktur dalam rangka meningkatkan persebaran investasi; 10. mendorong berkembangnya investasi berbasis keunggulan daerah, antara lain sektor primer, sekunder dan tersier dalam rangka penciptaan kesempatan kerja; 11. meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan investasi melalui harmonisasi dan simplifikasi berbagai perangkat peraturan di tingkat pusat dengan peraturan daerah 12. mendorong percepatan ketersediaan infrastruktur dalam arti luas melalui peningkatan efektivitas pelaksanaan kemitraan pemerintah dan dunia usaha dalam rangka meningkatkan daya tarik investasi; serta 13. mendorong pengembangan kawasan ekonomi untuk produk yang bernilai tambah antara lain, industri kerajinan, jasa pariwisata, industri yang berbasis pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan dan perikanan.
  • 18. Dengan adanya kesinergisan kebijakan, maka investor mendapatkan suatu kepastian kebijakan investasi sehingga mereka dapat lebih mudah untuk mengambil keputusan investasi. Pemerintah juga perlu melakukan upaya pendekatan kepada investor untuk menanamkan modalnya dibidang pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kemudahan untuk investasi misalkan bantuan untuk merampingkan jalur birokrasi, memberikan jaminan kestabilan politik dan keamanan investasi, serta perbaikan infrastruktur sehingga dapat meminimalisasi risiko dan ketidakpastian yang dihadapi.
  • 19. KESIMPULAN 1. Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi terhadappermintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang 2. Dengan adanya investasi dalam bidang pertanian akan dapat mendorong adanya inovasi- inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor agribisnis sehingga mampu memberikan peningkatan kesejahteraan kepada pelaku usaha pada khususnya, dan kepada masyarakat pada umumnya. Sektor pertanian di Indonesia diarahkan pada upaya peningkatan mutu, produksi dan pemasaran hasil pertanian serta mengembangkan usaha tani terpadu guna memantapkan swasembada pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, meningkatkan komoditi-komoditi ekspor, komoditi bahan-bahan industri dalam negeri, meningkatkan taraf hidup petani, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja serta mendorong peran serta swasta menanam kan modalnya untuk mengembangkan potensi pertanian. 3. Beberapa indicator yang ada peluang investasi pertanian pertama, ketersediaan sumberdaya alam (lahan, air dan iklim) dan sumberdaya manusia yang masih besar. Investasi yang berbasis sumberdaya alam mempunyai pijakan kaki yang bersifat footliise. Kedua, permintaan domestik terhadap produk pertanian akan terus meningkat karena meningkatnya penduduk yang jumlahnya sudah besar dan makin tingginya pendapatan masyarakat. Ketiga, naiknya harga pangan dunia akhir-akhir ini memberikan peluang lebih besar kepada pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Keempat, pemerintah Indonesia telah bertekad untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui berbagai kebijakan dan peraturan. 4. Factor lingkungan dan pemerintahan mempengaruhi investasi pertanian yang mempunyai kebijakan investasi antara lain menyangkut bidang-bidang usaha yang diperbolehkan, negara yang diizinkan, insentif pajak bagi investor, jangka HGU tanah, depresiasi, dan amortisasi.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/14/1418357/Suswono.Investasi.Pertanian.Masih. Jauh.dari.Harapan (Diakses pada tanggal 6 November 2014) http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=8121&coid=2&caid=30&gid=2 (Diakses pada tanggal 6 November 2014) https://id-id.facebook.com/Perindo/posts/179918385500920 (Diakses pada tanggal 6 November 2014) http://www.banglikab.go.id/? content=selayangs&modem=e8e63be44986a595a9bb63a239127fc8&mode=16&left=selayang (Diakses pada tanggal 6 November 2014) http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/05/16/melihat-investasi-dalam- pertanian-457620.html (Diakses pada tanggal 10 November 2014)