SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
PERUBAHAN PRODUKSI DAN PERDAGANGAN UNGGAS
DI DUNIA’’
(H.W. WINDHORST World’s Poultry Science Journal, Vol. 62, December 2006)
Pendahuluan
• Produksi daging unggas dan telur secara global serta
perdagangan unggas menunjukkan perkembangan
dinamis yang luar biasa selama 35 tahun terakhir.
• Pada tahun 1970, hanya 521 ribu ton daging unggas
diekspor seluruh dunia, volumenya meningkat menjadi
9,7 juta ton pada tahun 2004.
• Wabah Flu Burung akan berdampak pada produksi dan
konsumsi, dan berakibat pada masalah keuangan yang
serius dari produsen utama dan pola ruang produksi yang
baru dan arus perdagangan.
Tujuan
1. Untuk memberikan gambaran tentang dinamika
hubungan-waktu dari produksi unggas dan perdagangan
produk unggas
2. Untuk menganalisis dinamika tertentu negara maju dan
berkembang
3. Untuk mengidentifikasi pusat-pusat produksi pengekspor
dan pengimpor negara terkemuka dari produk unggas
4. Untuk mendiskusikan apa dampak wabah Flu Burung dan
Petunjuk Uni Eropa untuk menjaga ayam petelur
terhadap daging unggas dan produksi telur.
ISI
Dinamika waktu spasial terhadap produksi unggas di negara maju
dan negara-negara berkembang.
Perbandingan data dalam Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa produksi
daging unggas meningkat jauh lebih cepat antara tahun1970 dan 2005 dari
produksi telur. Hal ini berlaku juga untuk negara berkembang. Karena
kenaikan yang cepat dari volume produksi, negara-negara berkembang
melampaui negara maju pada 1990-an. Tahun 2005, negara berkembang
memberikan kontribusi 54,7% untuk daging unggas produksi global dan
67,7% untuk produksi telur.
Dinamika waktu spasial pada produksi daging unggas

Pada tahun 1970, Amerika Utara dan Tengah, Eropa, dan Uni Soviet memiliki
bagian lebih dari 71% dari volume produksi global, Asia dan Amerika Selatan
kurang dari 24%. Pada tahun 2005, memberikan kontribusi hampir 50% dengan
produksi daging unggas di pasar global.
Amerika Serikat mendominasi produksi daging kalkun dengan pangsa 64,1% pada
tahun 1970, diikuti oleh Kanada. Perlu disebutkan bahwa negara-negara Asia belum
memainkan peran utama dalam produksi daging kalkun. Hal ini terutama
disebabkan oleh fakta bahwa konsumsi daging kalkun tidak menjadi sebuah tradisi
di Asia Selatan dan Timur, bahkan di restoran dengan menu internasional di daerah
metropolitan. Karena permintaan rendah tidak ada perusahaan peternakan besar
sejauh ini yang menginvestasikan pada penetasan kalkun atau pusat distribusi
untuk kalkun.
Dinamika waktu spasial pada produksi
telur ayam petelur

Pada tahun 1970, benua eropa masih terkemuka di produksi telur namun
kehilangan posisi ini pada awal tahun 1980. Pada tahun 2005, Asia
memberikan kontribusi lebih dari 60% dari volume produksi global, pangsa
Eropa turun menjadi 16,8% dan Amerika Utara dan Tengah menjadi 13,6%.
Hasil utama dari analisis tiga langkah pertama dapat diringkas sebagai
berikut:

Produksi unggas telah menunjukkan dinamika yang luar
biasa antara tahun 1970 sampai 2005, hal ini berlaku
untuk daging unggas serta telur.
Negara-negara berkembang melampaui negara maju
dalam volume produksi mereka antara 1990 hingga 2000.
Peningkatan jumlah volume produksi sangat tidak
seimbang.
Negara berkembang menghasilkan sebagian besar
daging, produksi daging kalkun masih didominasi oleh
sejumlah kecil negara-negara maju.
Dalam roduksi telur ayam, Asia adalah pemenangnya
hanya dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Pergeseran daerah dramatis dalam produksi telur
Perubahan pola ekspor dan impor daging unggas

Tabel 12 menunjukkan di satu sisi pertumbuhan dramatis dari ekspor daging
unggas dan di sisi lain bahwa kontribusi negara berkembang untuk ekspor daging
unggas global yang meningkat dari hanya 2,9% pada tahun 1970 menjadi 37,8%
pada tahun 2004. Volume ekspor negara-negara berkembang meningkat dari 1,4
juta ton menjadi 3,7 juta ton atau 166% antara 1995 dan 2004.
Dari data Tabel 18 orang dapat melihat bahwa Jerman adalah negara
pengimpor terkemuka pada tahun 1970. Hampir 50% dari semua daging
unggas yang mencapai pasar dunia didatangkan oleh negara ini, dan
Belanda adalah pemasok utama. Tahun 2004 berubah dengan Rusia
merupakan negara pengimpor terkemuka dengan pangsa 12,6%, diikuti oleh
China dan Jepang.
Perubahan pola ekspor dan impor telur ayam petelur
Analisis yang lebih rinci dari negara terkemuka pengimpor telur pada tahun
1970 dan 2004 (Tabel 24) menunjukkan bahwa konsentrasi daerah menurun
dari hampir 81% menjadi 73%. Jerman telah menjadi negara pengimpor telur
terkemuka selama lebih dari tiga dekade. Pada tahun 1970, hampir sepertiga
dari semua telur yang diperdagangkan diimpor oleh negara ini.
Hasil utama dari analisis bagian kedua ini dapat diringkas sebagai berikut :

 Volume perdagangan produk unggas meningkat sejajar dengan
pertumbuhan yang cepat daging unggas dan produksi telur global.
 Bahwa sekitar 12% dari daging unggas yang dihasilkan mencapai
pasar dunia pada tahun 2004
 Konsentrasi regional ekspor daging unggas sangat tinggi.
 Konsentrasi daerah impor daging unggas jauh lebih rendah.
 Konsentrasi daerah dalam ekspor dan impor telur juga sangat tinggi.
 Berbeda dengan daging unggas dan telur, di mana volume produksi
negara berkembang yang melampaui negara-negara maju pada 1990an
 Negara-negara berkembang mampu mendapatkan pangsa pasar yang
lebih tinggi selama 35 tahun terakhir
Pembahasan
 Peningkatan dramatis volume produksi dari waktu ke waktu, Namun,
sangat tidak seimbang dari perspektif spasial. Negara-negara
berkembang melampaui volume produksi daging unggas dan telur dari
negara maju di 1990-an.
 Negara Asia dan Amerika Selatan, khususnya Cina dan Brasil seperti
pusat produksi baru, adalah pemenang, negara-negara Eropa dan
Amerika Utara yang merugi. Faktanya bahwa negara berkembang
memberikan kontribusi hampir 67% untuk produksi telur global di
2005 terutama karena peran dominasi China, negara ini sendiri
memiliki pangsa 41,1% dari volume global produksi.
 Kontribusi China terhadap produksi daging unggas jauh lebih rendah
dan bahkan menurun antara tahun 2000 dan 2005. Hal ini terutama
karena pertumbuhan produksi yang cepat di Brazil dan beberapa
negara di Asia Selatan dan Timur.
Lanjutan.........
 Dinamika yang luar biasa dari industri perunggasan, bagaimanapun juga
bisa berhenti tiba-tiba jika penyebaran spasial dari virus Flu Burung tidak
dapat dihentikan. Wabah di Eropa dan Afrika pada kuartal pertama tahun
2006 memiliki hasil bahwa konsumen menahan diri makan daging unggas
dan telur. Menurut perkiraan FAO, krisis Flu Burung dengan mudah bisa
menyebabkan penurunan konsumsi daging unggas global hingga 3 juta
ton pada tahun 2006.
 Pemberantasan sejumlah besar unggas di negara berkembang, terutama
di Afrika, dengan mudah bisa memperburuk pasokan makanan menjadi
terbatas dan mengakibatkan kelaparan di beberapa negara sub-Sahara.
 Wabah baru tentu akan mengurangi bagian produksi daging unggas dan
telur negara-negara berkembang karena dalam banyak kasus tidak
memiliki pengetahuan maupun finansial untuk mencegah penyebaran
lebih lanjut dari penyakit yang sangat menular.
Village poultry: still important to millions, eight
thousand years after domestication
“Unggas di Pedesaan : masih penting bagi
jutaan orang,
setelah delapan ribu tahun didomestikasi”
PENDAHULUAN
• Unggas telah didomestikasi selama ribuan tahun. Bukti
arkeologi menunjukkan. Bukti arkeologis menunjukkan
bahwa ayam sudah didomestikasi di Cina sekitar delapan
ribu tahun yang lalu dan kemudian menyebar ke Eropa
Barat mungkin melalui Rusia (Alders, 2004).
• unggas di pedesaan dapat ditemukan di semua negara
berkembang dan memainkan peran penting dalam banyak
rumah tangga miskin di pedesaan (Alder, 2004; Alexander
et al., 2004;. Spradbrow, 1993/94).
• Unggas tersebut menyediakan protein hewani dalam
bentuk daging dan telur, serta dapat dijual atau ditukar
untuk memenuhi kebutuhan penting keluarga seperti obat,
pakaian dan uang sekolah. unggas di pedesaan,
memberikan pupuk kandang, dan sangat penting untuk
upacara tradisional.
Tabel 1. Perbandingan Antara ayam lokal Dan Ayam Komersial (Alders And Spradbrow, 2001)
Fitur
Input Tenaga Kerja
Kandang

ayam lokal
Ayam Komersial
Minimal
Cukup banyak
Terbuat dari kayu yang terdapat pada daerah Terbuat dari bahan konvensional yang
setempat, murah
mahal

Nutrisi

Pakan seadanya, sisa-sisa makanan, dedak, tidak Ransum komersial yang seimbang,
ada suplemen, murah
mahal

Air

Air sumur, air bekas, air sumber alam

Produksi

Rendah, dapat meningkat dengan nutrisi yang Tinggi, tetapi membutuhkan biaya yang
lebih baik, pengendalian penyakit yang baik, dan tinggi
perlindungan dari predator

Kemampuan beradaptasi

Baik, kemampuan terbang yang baik, lebih Terbatas, mempunyai kemampuan
memungkinkan untuk menghindari predator, terbang yang kurang, mudah ditangkap
dapat mencari pakan untuk makan sendiri
oleh predator, kurang baik dalam
mencari pakan sendiri

Kontrol kesehatan

Tidak ada vaksinasi ND, vaksinasi HPAI dan fowl Pengendalian penyakit virus, bakteri,
cholera di beberapa negara
dan parasit sangat penting untuk
produksi yang efisien
Minimal : bersifat positif melalui penyediaan Negative : produksi gandum untuk
pupuk organic, dan control hama
ransum
secara
intensif,
penyalahgunaan antibiotic, produksi
amoniak yang berlebih

Dampak lingkungan

Persediaan Air bersih sangat utama
• unggas di pedesaan memiliki banyak keuntungan dalam
sistem usahatani campuran karena unggas tersebut kecil,
reproduksi mudah, tidak perlu investasi besar, dan dapat
mencari pakan sendiri. Unggas tersebut dapat tumbuh
hanya dengan memakan sampah di dapur, makanan sisa
manusia, cacing tanah, keong, serangga, dan sisa sayuran.
• Produksi unggas di pedesaan pada skala rumah tangga
menyumbang 70% dari total produksi di sebagian besar
masyarakat berpenghasilan rendah, negara yang
kekurangan pangan (Branckaert et al., 2000).
• Penelitian di desa-desa pada berbagai negara telah
mengungkapkan bahwa potensi genetik ayam lokal
umumnya bukan merupakan suatu kendala utama untuk
produktivitas (Dolberg, 2003). Bahkan, dalam situasi di
mana pakan yang diberikan terbatas, kandang dan obat
terbatas, ayam lokal jauh lebih mungkin untuk bertahan
hidup dan bereproduksi daripada unggas komersial.
• Salah satu kendala utama untuk produksi ayam lokal adalah Newcastle
Disease (ND) (Alder dan Spradbrow, 2001; Alder, et al., 2005a;. Alexander et
al., 2004).
• Penelitian bersama pada pengendalian ND pada ayam lokal di Asia dan
Afrika telah mengembangkan model efisiensi-biaya untuk pengendalian ND
pada unggas di pedesaan (Copland dan alder, 2005).
• program kontrol ND berkelanjutan terdiri dari lima elemen penting:
1. Vaksin yang tepat, teknologi vaksin dan mekanisme distribusi vaksin;
2. Bahan dan metode penyuluhan yang efektif dengan target penyuluh
ternak, vaksinator, masyarakat dan petani/ peternak;
3. Evaluasi Sederhana dan pemantauan sistem, baik teknis dan indicator
sosial-ekonomi;
4. Keberlanjutan ekonomi berdasarkan komersialisasi vaksin dan layanan
vaksinasi, dan pemasaran dari adanya surplus produksi ayam dan telur,
dan
5. Dukungan dan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait untuk
promosi program vaksinasi
•

•
•
•

unggas di pedesaan Untuk Pengentasan Kemiskinan Dan
Ketahanan Pangan Rumah Tangga
Rasionalnya untuk sebuah kebijakan pengembangan ternak
harus mempunyai pandangan untuk menyertakan dan
mengoptimalkan produksi unggas di pedesaan, hal ini logis
karena kebanyakan dari rumah tangga miskin memelihara
unggas.
Beberapa peternak yang hanya beternak unggas, dalam
banyak kasus, menjadi alat untuk target dari rumah tangga
pertanian yang sangat miskin (Dolberg, 2003).
Sebuah studi melaporkan pendapatan dari penjualan telur di
Asia Selatan digunakan untuk kegiatan belajar anak-anak dan
memulai proses untuk perhitungan dan pengumpulan aset.
Pelaksanaan program pengendalian ND yang efektif di negara
seperti Mozambik dan Tanzania telah menghasilkan
peningkatan jumlah ayam, peningkatan daya beli masyarakat,
peningkatan konsumsi produk ayam, dan peningkatan
kekuatan pengambilan keputusan bagi perempuan (Alder et
al., 2003;. Alders et al., 2005b;.Bagnol, 2001).
unggas di pedesaan Untuk Penanggulangan Penderita
HIV/ AIDS Dan Konservasi Satwa Liar
• Penyediaan dan pemeliharaan ayam kampung
menjadi sangat penting untuk pengentasan
kemiskinan pada rumah tangga miskin dan keluarga
yang menderita penyakit jangka panjang seperti
HIV/ AIDS memelihara ayam merupakan kegiatan
yang mudah yang dapat berkontribusi terhadap
keamanan pangan rumah tangga dan pendapatan.
• Salah satu pendekatan untuk mengurangi ancaman
perburuan daging dan konsekuensi untuk
konservasi, adalah untuk meningkatkan kemampuan
orang yang hidup dengan alternatif sumber protein
(Loibooki et al., 2002). Loibooki et al., (2002)
melaporkan bahwa rumah tangga yang memelihara
ternak yang sudah didomestikasi mempunyai
keinginan lebih kecil dalam berburu daging.
Tabel 2. Matching Program Ayam Dengan Kondisi Lokal (Diadaptasi Dari Alder, 2004)
Kriteria

Produksi Ekstensif pedesaan

Kondisi local dan akses ke
pasokan energi yang dapat tidak
diandalkan
Adanya rantai dingin
tidak
Pakan sumber
Scavenging;
suplementasi
sesekali dengan bahan pakan
lokal yang tersedia
System Produksi pertanian/ Campuran, peternakan dan
peternakan
pertanian
Akses untuk pasar perkotaan
Tidak, atau tidak langsung

Semi-intensive/
produksi

smallholder Intensif/ smallholder produstion

ya

ya

ya
ya
Scavenging; suplementasi sering Ransum commercial yang seimbang
diperlukan
dengan
ransum
commercial
Biasanya hanya unggas
Hanya unggas
ya

ya

Bangsa Unggas

lokal

Komersialatau persilangan

komersial

ukuranFlock
Akses ke dokter hewan dan obatobatan
Sumber dari anak ayam baru
Kandang Unggas

1-50
kadang-kadang

50-200
Ya (sering menggunakan penyedia
layanan swasta
Komersial DOC
Ya, bahan konvensional; kandang
cukup berkualitas
Kadang
Moderat: kontrol ND, Gumboro,
unggas kolera dan cacar unggas;
seleksi
berkembang
biak;
pemberian makanan tambahan;
kandang sesuai; peternakan,
manajemen keuangan

>200
Ya (sering menggunakan penyedia layanan
swasta
Komersial DOC
Ya,
bahan
konvensional;
kandang
berkualitas baik
Tidak ada
sangat: pengendalian penyakit lebih luas,
seleksi berkembang biak, penggunaan
ransum seimbang; kandang yang baik;
peternakan,manajemen keuangan

esensial

penting

Penetasan alami
Kadang-kadang,
biasanya
terbuat dari bahan lokal
Peningkatan ternak lain
Sering
Input pelatihan yang dibutuhkan Dasar: ND kontrol, kolera
unggas kontrol (di bagian
Asia), peternakan unggas dan
manajemen

Perawatan kesehatan dan obat- minimal
obatan
• Di negara-negara seperti Mozambik dan Laos,
meningkatkan produksi unggas di pedesaan
dengan biaya efektif memerlukan pengenalan
keterampilan manajemen, meningkatkan
pemberian pakan tambahan yang tersedia secara
lokal, pengendalian penyakit, kandang,
manajemen perbaikan system
perkembangbiakan dan pengembangan strategi
pemasaran yang efektif.
• Sebuah kutipan dicatat sebagai bagian dari studi
antropologi di Kamboja dilakukan dalam
hubungan dengan program pengendalian HPAI
FAO, memberikan gambaran yang jelas tentang
persepsi peternak unggas di pedesaan:
"Beberapa orang sekarang memagari ayam
mereka, tetapi hanya pada waktu malam. Selama
siang hari,. unggas berjalan bebas dan makan
sendiri. Ini karena kita tidak punya uang untuk
memberi makan mereka. Kami ingin membuat
pagar dan ayam dipagari di satu tempat tapi kami
tidak punya uang untuk membuat pagar dan
memberi mereka pakan ayam komersial.
Menaruh ayam di satu tempat lebih baik, tapi
kami tidak memiliki uang untuk memberi mereka
makan. Kita tidak bisa membeli makanan
komersial karena biaya ribuan Riel per kilogram.
Biasanya, kita hanya memberi makan ayam
dengan nasi yang tersisa dari makanan yang
dibuang"(Hinkler, 2007).
Tabel 3 Potensi kontribusi oleh unggas di pedesaan untuk Goals Pembangunan Millenium
Development Millenium Goal
1: Memberantas kemiskinan dan kelaparan

Kontribusi unggas di pedesaan
Peningkatan unggas di pedesaan dapat menghasilkan pendapatan dan
meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga (Alder, 2004), unggas di
pedesaan adalah ternak hanya dimiliki oleh banyak bagian termiskin di
dunia (Dolberg, 2003)
2:Mencapai pendidikan Universal
unggas di pedesaan dapat dijual untuk membayar biaya sekolah untuk
anak-anak dari keluarga miskin ( Alder dan Spradbrow, 2001)
3: Mendorong kesetaraan gender dan Peningkatan produksi unggas di pedesaan telah memberdayakan
memberdayakan perempuan
perempuan miskin (Bagnol, 2001; Dolberg, 2003)
4: Mengurangi kematian pada anak kecil
unggas di pedesaan dan produknya mempunyai kualitas nutrisi yang
tinggi, dapat menambah pendapatan untuk keluarga miskin, dan
pendidikan untuk wanita dalam keseimbangan makanan dan control
penyakit untuk unggas yang sangat bermanfaat untuk kesehatan keluarga
dan semuanya (Alders et al., 2007a)
5: Meningkatkan kesehatan
Sama seperti nomer 4
6: Melawan HIV/ AIDS, malaria, dan penyakit unggas di pedesaan memberikan kualitas nutrisi yang tinggi untuk
lainnya
manusia, sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan membutuhkan tenaga
kerja yang sedikit (Alders et al., 2007b)
7: Menjamin keberlanjutan lingkungan
unggas di pedesaan berkontribusi untuk control hama, menyediakan
pupuk kandang untuk sayuran dan hasil produksi, dan konsumen local
dapat mengkonsumsi secara berkelanjutan (Alders and Spradbrow, 2001)
8:
Memperkuat
Global
Partnership Kerjasama global dalam pengembangan unggas di pedesaan mempunyai
(kerjasama global) untuk pembangunan
beberapa jaringan (the International Network for Family Poultry
Development, the Asian Pacific Federation Working Group on Small-scale
Family Poultry Farming, the Danish Smallholder Poultry Network and the
International Rural Poultry Centre) dengan beberapa organisasai
PERUBAHAN STRUKTURAL DI SEKTOR
PERUNGGASAN : AKANKAH PERUNGGASAN
RAKYAT AKAN BERKEMBANG DI TAHUN 2030?
Structural changes in the poultry sector : will there
be smallholder poultry development in 2030 ?
A.MCLEOD, O. THIEME and S.D. MACK
World’s Poultry Science Journal, Vol. 65, June 2009
Kekuatan yang telah membentuk sektor perunggasan

 Sejak 1990-an, sektor perunggasan telah menjadi bagian
dari "revolusi peternakan”. Permintaan telah tumbuh, didorong oleh urbanisasi,
pertumbuhan penduduk, perdagangan dan elastisitas pengeluaran yang tinggi untuk
produk ternak seperti ayam
(Narrod et al,2008; Steinfeld dan Chilonda, 2006).
 Konsentrasi sektor ini, bersama dengan persyaratan peningkatan untuk memenuhi
kesehatan hewan, keamanan pangan dan standar kualitas,
telah menimbulkan hambatan bagi produsen skala kecil untuk berpartisipasi dalam
pertumbuhan pasar (Binsheng dan Yijun, 2008; Mehta dan Nambiar, 2008).
Sejalan dengan komersialisasi sektor ini, produksi skala kecil untuk konsumsi rumah
dan penjualan lokal terus berkembang di banyak bagian dunia, menjadi sumber
pendapatan penting keluarga, penyediaan produk, sarana untuk memenuhi kewajiban
sosial, dan sumber mata pencaharian bagi perempuan (Sonaiya, 2008).
 Beberapa konsumen, yang peduli terhadap
kesehatan, lingkungan dan kesejahteraan
manusia, telah mengurangi protein hewani dalam
makanan mereka. Ketika unggas dipelihara secara
intensif nilai menjadi turun karena penggunaan dari
Cara pandang baru
bahan kimia dalam produksi ungggas.

Masalah yang mempengaruhi penjualan unggas
terutama terkait dengan penyakit, reaksi konsumen
terhadap penyakit, dan tindakan yang diambil untuk
mengendalikannya.
Masa Depan Peternak Unggas
 Negara berkembang adalah pemain penting dalam sektor
perunggasan global. Empat pola dapat dilihat pada sektor
unggas. Satu, ditandai oleh Turki dan sebagian Brazil,
menunjukkan tren yang kuat terhadap industri ternak
(terutama ayam) dengan kawanan pengaman masih
umum, didominasi dengan memasok pasar pedesaan
setempat.

 Pola yang sama dapat dilihat di bagian timur Cina dan
Thailand, dimana sebagian besar ternak dari kawanan
sangat kecil dan memiliki fungsi jaring pengaman, namun
sebagian besar produksi ayam adalah dari kelompok
ternak industri.
Continue…
 Pola ketiga ditandai oleh Indonesia, India, Mesir, Nigeria
dan Ghana, dimana ketiga jenis kelompok ditemukan
dalam jumlah besar, dan aset bangunan ternak memasok
sebagian besar rantai pasar tidak diatur , yang penting
untuk memenuhi permintaan perkotaan.
 Akhirnya, ada pola yang terlihat di Kamboja, Laos dan
Burkina Faso antara lain, di mana keselamatan dan
kebersihan ternak adalah andalan produksi pedesaan,
sejumlah kecil aset bangunan dan ternak industri
memasok kota-kota, dan sistem ini berubah perlahanlahan.
MASA DEPAN UNTUK ASET MEMBANGUN TERNAK
 Faktor keberhasilan internal mencakup kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan pasar, model bisnis yang baik, akses untuk mendukung
layanan, sumber keuangan yang dapat dipercaya, dan sumber tenaga
kerja yang dapat dipercaya. Kebutuhan pasar termasuk harga,
kehandalan, keselamatan dan kualitas. Hal ini berlaku di semua pasar.
 Semua aset bangunan ternak memerlukan akses untuk mendukung
layanan dan teknologi, seperti DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan
dan informasi yang baik di peternakan.

 Kebijakan dukungan pemerintah langsung dapat mensubsidi biaya bagi
perusahaan-perusahaan kecil mendirikan sendiri di pasar, atau
mendorong LSM atau perusahaan besar untuk mendukung operator
yang lebih kecil. Subsidi mungkin diperlukan untuk infrastruktur, untuk
pelatihan dan sertifikasi.
Continue…
 Aset bangunan ternak sering dibiayai dari kredit
setidaknya untuk siklus produksi pertama.
Unggas dianggap berisiko dan bank mungkin
enggan untuk memberi pinjaman, membutuhkan
jaminan tinggi atau biaya bunga tinggi.
Namun skema kredit mikro dapat memberikan
akses untuk orang dengan aset yang sedikit.
 Pemerintah melalui kebijakan mereka, mungkin dapat
menciptakan keseimbangan yang lebih merata antara
perusahaan kecil dan besar.
PENINGKATAN BIOSEKURITI PADA PETERNAKAN
UNGGAS SKALA KECIL
Lebih dari sepuluh tahun sirkulasi virus HPAI H5N1, jumlah
negara endemik yang terinfeksi terus meningkat dan serangan
bebas infeksi HPAI terus terjadi ke berbagai negara. Aktivitas
manusia merupakan jalur utama untuk penyebaran virus. Ada
rangkaian pedoman biosekuriti yang sesuai untuk sistem
produksi komersial skala besar, tetapi meskipun produksi banyak
direkomendasikan untuk komersial skala kecil dan sistem
pemeliharaan unggas dihalaman belakang, hanya ada sedikit
bukti dari dampaknya.
SEKTOR UNGGAS DAN ANALISIS RANTAI PASAR

FA O t e l a h b a n y a k m e l a k u k a n t i n j a u a n p a d a
sektor unggas dan analisis rantai pasar dalam
beberapa tahun terakhir di daerah yang
p a l i n g t e r p e n g a r u h o l e h H 5 N 1 H PA I : a s i a d a n
afrika, termasuk vietnam, indonesia, mesir
dan nigeria yang secara kimiawi terinfeksi.
Mereka telah mengungkapkan sifat yang
sangat bervariasi dari sektor unggas antar
negara dan lebih penting lagi, hubungan
antara sektor yang berbeda dari rantai pasar
unggas.
PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIDISIPLIN

Pendekatan yang disarankan adalah multidisiplin,
selain kesehatan hewan dan spesialis produksi,
juga harus melibatkan ekonomi sosial untuk
memberikan wawasan pada biaya dan manfaat
dari ukuran yang berbeda dibandingkan dengan
resiko infeksi, dan spesialis komunikasi yang
akan memberikan keahlian pada aspek budaya
yang
sedang
berkembang
dan
mencapai
penerapan
yang
signifikan
dari
tindakan
biosekuriti yang berkelanjutan.
MELIBATKAN SEMUA PIHAK YANG TERKAIT PADA
PENGEMBANGAN TINDAKAN BIOSEKURITI
BERKELANJUTAN

Perempuan dan anak menjadi bagian integral dari
proses karena mereka memainkan peran kunci
dalam merawat unggas, terutama unggas rumah
tangga, di sektor skala kecil. Di desa-desa, akan
sangat penting untuk mengembangkan pendekatan
berbasis masyarakat karena dalam situasi di mana
unggas bebas
FOKUS PADA PASAR Unggas

Di vietnam, perubahan yang telah ditujukan untuk
membatasi (atau melarang) penjualan unggas hidup
dan
pengenalan
kualitas
produk
unggas
bersertifikat. Nigeria, penghancuran segera setelah
penggunaan wadah transportasi yang terbuat dari
bahan lokal juga tersedia murah, ini mungkin pilihan
yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan
wadah yang dapat tetapi tidak mungkin untuk
dibersihkan dan didesinfeksi.
MENGGUNAKAN PERANTARA YANG AHLI UNTUK
MENYEBARKAN PESAN

Banyaknya produsen skala kecil menunjukkan
bahwa akan sulit untuk mencapai penerapan
p r a k t e k - p r a k t e k b a r u . M e d i a s e p e r t i p o s t e r, r a d i o
dan televisi dapat digunakan, untuk perantara
yang secara aktif terlibat dalam menyebarkan dan
menganjurkan pesan antara mereka sendiri dan
para produsen.
Mewujudkan perbaikan yang berkelanjutan dalam
sistem
produksi
unggas
skala
kecil
lebih
kompleks daripada pada sistem komersial skala
b e s a r. U n t u k m e l a k u k a n n y a a k a n m e m e r l u k a n
pemahaman yang lebih dalam sifat rantai pasar
yang berbeda, identifikasi semua pelaku dan
interaksi untuk menentukan siapa yang harus
terlibat dalam melakukan dan mempromosikan
biosekuriti, dan membangun di mana titik risiko
utama dalam sistem.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Kuliah perunggasan s2

Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaDarwin Kadarisman
 
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'Jesica Grace
 
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternakAncaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternakEco Chem
 
Membangun Perusahaan Berdaya Saing Global
Membangun Perusahaan Berdaya Saing GlobalMembangun Perusahaan Berdaya Saing Global
Membangun Perusahaan Berdaya Saing GlobalF W
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Tata Naipospos
 
Makalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunanMakalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunanputrahalawa
 

Ähnlich wie Kuliah perunggasan s2 (8)

PPT
PPTPPT
PPT
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
 
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
WORLD FOOD DAY 'Pembagian & Pemerataan Pangan'
 
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternakAncaman pemanasan global oleh hewan ternak
Ancaman pemanasan global oleh hewan ternak
 
Membangun Perusahaan Berdaya Saing Global
Membangun Perusahaan Berdaya Saing GlobalMembangun Perusahaan Berdaya Saing Global
Membangun Perusahaan Berdaya Saing Global
 
Jen 1
Jen 1Jen 1
Jen 1
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
 
Makalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunanMakalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunan
 

Kuliah perunggasan s2

  • 1. PERUBAHAN PRODUKSI DAN PERDAGANGAN UNGGAS DI DUNIA’’ (H.W. WINDHORST World’s Poultry Science Journal, Vol. 62, December 2006)
  • 2. Pendahuluan • Produksi daging unggas dan telur secara global serta perdagangan unggas menunjukkan perkembangan dinamis yang luar biasa selama 35 tahun terakhir. • Pada tahun 1970, hanya 521 ribu ton daging unggas diekspor seluruh dunia, volumenya meningkat menjadi 9,7 juta ton pada tahun 2004. • Wabah Flu Burung akan berdampak pada produksi dan konsumsi, dan berakibat pada masalah keuangan yang serius dari produsen utama dan pola ruang produksi yang baru dan arus perdagangan.
  • 3. Tujuan 1. Untuk memberikan gambaran tentang dinamika hubungan-waktu dari produksi unggas dan perdagangan produk unggas 2. Untuk menganalisis dinamika tertentu negara maju dan berkembang 3. Untuk mengidentifikasi pusat-pusat produksi pengekspor dan pengimpor negara terkemuka dari produk unggas 4. Untuk mendiskusikan apa dampak wabah Flu Burung dan Petunjuk Uni Eropa untuk menjaga ayam petelur terhadap daging unggas dan produksi telur.
  • 4. ISI Dinamika waktu spasial terhadap produksi unggas di negara maju dan negara-negara berkembang.
  • 5. Perbandingan data dalam Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa produksi daging unggas meningkat jauh lebih cepat antara tahun1970 dan 2005 dari produksi telur. Hal ini berlaku juga untuk negara berkembang. Karena kenaikan yang cepat dari volume produksi, negara-negara berkembang melampaui negara maju pada 1990-an. Tahun 2005, negara berkembang memberikan kontribusi 54,7% untuk daging unggas produksi global dan 67,7% untuk produksi telur.
  • 6. Dinamika waktu spasial pada produksi daging unggas Pada tahun 1970, Amerika Utara dan Tengah, Eropa, dan Uni Soviet memiliki bagian lebih dari 71% dari volume produksi global, Asia dan Amerika Selatan kurang dari 24%. Pada tahun 2005, memberikan kontribusi hampir 50% dengan produksi daging unggas di pasar global.
  • 7.
  • 8. Amerika Serikat mendominasi produksi daging kalkun dengan pangsa 64,1% pada tahun 1970, diikuti oleh Kanada. Perlu disebutkan bahwa negara-negara Asia belum memainkan peran utama dalam produksi daging kalkun. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa konsumsi daging kalkun tidak menjadi sebuah tradisi di Asia Selatan dan Timur, bahkan di restoran dengan menu internasional di daerah metropolitan. Karena permintaan rendah tidak ada perusahaan peternakan besar sejauh ini yang menginvestasikan pada penetasan kalkun atau pusat distribusi untuk kalkun.
  • 9. Dinamika waktu spasial pada produksi telur ayam petelur Pada tahun 1970, benua eropa masih terkemuka di produksi telur namun kehilangan posisi ini pada awal tahun 1980. Pada tahun 2005, Asia memberikan kontribusi lebih dari 60% dari volume produksi global, pangsa Eropa turun menjadi 16,8% dan Amerika Utara dan Tengah menjadi 13,6%.
  • 10.
  • 11. Hasil utama dari analisis tiga langkah pertama dapat diringkas sebagai berikut: Produksi unggas telah menunjukkan dinamika yang luar biasa antara tahun 1970 sampai 2005, hal ini berlaku untuk daging unggas serta telur. Negara-negara berkembang melampaui negara maju dalam volume produksi mereka antara 1990 hingga 2000. Peningkatan jumlah volume produksi sangat tidak seimbang. Negara berkembang menghasilkan sebagian besar daging, produksi daging kalkun masih didominasi oleh sejumlah kecil negara-negara maju. Dalam roduksi telur ayam, Asia adalah pemenangnya hanya dalam jangka waktu yang relatif singkat. Pergeseran daerah dramatis dalam produksi telur
  • 12. Perubahan pola ekspor dan impor daging unggas Tabel 12 menunjukkan di satu sisi pertumbuhan dramatis dari ekspor daging unggas dan di sisi lain bahwa kontribusi negara berkembang untuk ekspor daging unggas global yang meningkat dari hanya 2,9% pada tahun 1970 menjadi 37,8% pada tahun 2004. Volume ekspor negara-negara berkembang meningkat dari 1,4 juta ton menjadi 3,7 juta ton atau 166% antara 1995 dan 2004.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Dari data Tabel 18 orang dapat melihat bahwa Jerman adalah negara pengimpor terkemuka pada tahun 1970. Hampir 50% dari semua daging unggas yang mencapai pasar dunia didatangkan oleh negara ini, dan Belanda adalah pemasok utama. Tahun 2004 berubah dengan Rusia merupakan negara pengimpor terkemuka dengan pangsa 12,6%, diikuti oleh China dan Jepang.
  • 16. Perubahan pola ekspor dan impor telur ayam petelur
  • 17.
  • 18. Analisis yang lebih rinci dari negara terkemuka pengimpor telur pada tahun 1970 dan 2004 (Tabel 24) menunjukkan bahwa konsentrasi daerah menurun dari hampir 81% menjadi 73%. Jerman telah menjadi negara pengimpor telur terkemuka selama lebih dari tiga dekade. Pada tahun 1970, hampir sepertiga dari semua telur yang diperdagangkan diimpor oleh negara ini.
  • 19. Hasil utama dari analisis bagian kedua ini dapat diringkas sebagai berikut :  Volume perdagangan produk unggas meningkat sejajar dengan pertumbuhan yang cepat daging unggas dan produksi telur global.  Bahwa sekitar 12% dari daging unggas yang dihasilkan mencapai pasar dunia pada tahun 2004  Konsentrasi regional ekspor daging unggas sangat tinggi.  Konsentrasi daerah impor daging unggas jauh lebih rendah.  Konsentrasi daerah dalam ekspor dan impor telur juga sangat tinggi.  Berbeda dengan daging unggas dan telur, di mana volume produksi negara berkembang yang melampaui negara-negara maju pada 1990an  Negara-negara berkembang mampu mendapatkan pangsa pasar yang lebih tinggi selama 35 tahun terakhir
  • 20. Pembahasan  Peningkatan dramatis volume produksi dari waktu ke waktu, Namun, sangat tidak seimbang dari perspektif spasial. Negara-negara berkembang melampaui volume produksi daging unggas dan telur dari negara maju di 1990-an.  Negara Asia dan Amerika Selatan, khususnya Cina dan Brasil seperti pusat produksi baru, adalah pemenang, negara-negara Eropa dan Amerika Utara yang merugi. Faktanya bahwa negara berkembang memberikan kontribusi hampir 67% untuk produksi telur global di 2005 terutama karena peran dominasi China, negara ini sendiri memiliki pangsa 41,1% dari volume global produksi.  Kontribusi China terhadap produksi daging unggas jauh lebih rendah dan bahkan menurun antara tahun 2000 dan 2005. Hal ini terutama karena pertumbuhan produksi yang cepat di Brazil dan beberapa negara di Asia Selatan dan Timur.
  • 21. Lanjutan.........  Dinamika yang luar biasa dari industri perunggasan, bagaimanapun juga bisa berhenti tiba-tiba jika penyebaran spasial dari virus Flu Burung tidak dapat dihentikan. Wabah di Eropa dan Afrika pada kuartal pertama tahun 2006 memiliki hasil bahwa konsumen menahan diri makan daging unggas dan telur. Menurut perkiraan FAO, krisis Flu Burung dengan mudah bisa menyebabkan penurunan konsumsi daging unggas global hingga 3 juta ton pada tahun 2006.  Pemberantasan sejumlah besar unggas di negara berkembang, terutama di Afrika, dengan mudah bisa memperburuk pasokan makanan menjadi terbatas dan mengakibatkan kelaparan di beberapa negara sub-Sahara.  Wabah baru tentu akan mengurangi bagian produksi daging unggas dan telur negara-negara berkembang karena dalam banyak kasus tidak memiliki pengetahuan maupun finansial untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit yang sangat menular.
  • 22. Village poultry: still important to millions, eight thousand years after domestication “Unggas di Pedesaan : masih penting bagi jutaan orang, setelah delapan ribu tahun didomestikasi”
  • 23. PENDAHULUAN • Unggas telah didomestikasi selama ribuan tahun. Bukti arkeologi menunjukkan. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa ayam sudah didomestikasi di Cina sekitar delapan ribu tahun yang lalu dan kemudian menyebar ke Eropa Barat mungkin melalui Rusia (Alders, 2004). • unggas di pedesaan dapat ditemukan di semua negara berkembang dan memainkan peran penting dalam banyak rumah tangga miskin di pedesaan (Alder, 2004; Alexander et al., 2004;. Spradbrow, 1993/94). • Unggas tersebut menyediakan protein hewani dalam bentuk daging dan telur, serta dapat dijual atau ditukar untuk memenuhi kebutuhan penting keluarga seperti obat, pakaian dan uang sekolah. unggas di pedesaan, memberikan pupuk kandang, dan sangat penting untuk upacara tradisional.
  • 24. Tabel 1. Perbandingan Antara ayam lokal Dan Ayam Komersial (Alders And Spradbrow, 2001) Fitur Input Tenaga Kerja Kandang ayam lokal Ayam Komersial Minimal Cukup banyak Terbuat dari kayu yang terdapat pada daerah Terbuat dari bahan konvensional yang setempat, murah mahal Nutrisi Pakan seadanya, sisa-sisa makanan, dedak, tidak Ransum komersial yang seimbang, ada suplemen, murah mahal Air Air sumur, air bekas, air sumber alam Produksi Rendah, dapat meningkat dengan nutrisi yang Tinggi, tetapi membutuhkan biaya yang lebih baik, pengendalian penyakit yang baik, dan tinggi perlindungan dari predator Kemampuan beradaptasi Baik, kemampuan terbang yang baik, lebih Terbatas, mempunyai kemampuan memungkinkan untuk menghindari predator, terbang yang kurang, mudah ditangkap dapat mencari pakan untuk makan sendiri oleh predator, kurang baik dalam mencari pakan sendiri Kontrol kesehatan Tidak ada vaksinasi ND, vaksinasi HPAI dan fowl Pengendalian penyakit virus, bakteri, cholera di beberapa negara dan parasit sangat penting untuk produksi yang efisien Minimal : bersifat positif melalui penyediaan Negative : produksi gandum untuk pupuk organic, dan control hama ransum secara intensif, penyalahgunaan antibiotic, produksi amoniak yang berlebih Dampak lingkungan Persediaan Air bersih sangat utama
  • 25. • unggas di pedesaan memiliki banyak keuntungan dalam sistem usahatani campuran karena unggas tersebut kecil, reproduksi mudah, tidak perlu investasi besar, dan dapat mencari pakan sendiri. Unggas tersebut dapat tumbuh hanya dengan memakan sampah di dapur, makanan sisa manusia, cacing tanah, keong, serangga, dan sisa sayuran. • Produksi unggas di pedesaan pada skala rumah tangga menyumbang 70% dari total produksi di sebagian besar masyarakat berpenghasilan rendah, negara yang kekurangan pangan (Branckaert et al., 2000). • Penelitian di desa-desa pada berbagai negara telah mengungkapkan bahwa potensi genetik ayam lokal umumnya bukan merupakan suatu kendala utama untuk produktivitas (Dolberg, 2003). Bahkan, dalam situasi di mana pakan yang diberikan terbatas, kandang dan obat terbatas, ayam lokal jauh lebih mungkin untuk bertahan hidup dan bereproduksi daripada unggas komersial.
  • 26. • Salah satu kendala utama untuk produksi ayam lokal adalah Newcastle Disease (ND) (Alder dan Spradbrow, 2001; Alder, et al., 2005a;. Alexander et al., 2004). • Penelitian bersama pada pengendalian ND pada ayam lokal di Asia dan Afrika telah mengembangkan model efisiensi-biaya untuk pengendalian ND pada unggas di pedesaan (Copland dan alder, 2005). • program kontrol ND berkelanjutan terdiri dari lima elemen penting: 1. Vaksin yang tepat, teknologi vaksin dan mekanisme distribusi vaksin; 2. Bahan dan metode penyuluhan yang efektif dengan target penyuluh ternak, vaksinator, masyarakat dan petani/ peternak; 3. Evaluasi Sederhana dan pemantauan sistem, baik teknis dan indicator sosial-ekonomi; 4. Keberlanjutan ekonomi berdasarkan komersialisasi vaksin dan layanan vaksinasi, dan pemasaran dari adanya surplus produksi ayam dan telur, dan 5. Dukungan dan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait untuk promosi program vaksinasi
  • 27. • • • • unggas di pedesaan Untuk Pengentasan Kemiskinan Dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Rasionalnya untuk sebuah kebijakan pengembangan ternak harus mempunyai pandangan untuk menyertakan dan mengoptimalkan produksi unggas di pedesaan, hal ini logis karena kebanyakan dari rumah tangga miskin memelihara unggas. Beberapa peternak yang hanya beternak unggas, dalam banyak kasus, menjadi alat untuk target dari rumah tangga pertanian yang sangat miskin (Dolberg, 2003). Sebuah studi melaporkan pendapatan dari penjualan telur di Asia Selatan digunakan untuk kegiatan belajar anak-anak dan memulai proses untuk perhitungan dan pengumpulan aset. Pelaksanaan program pengendalian ND yang efektif di negara seperti Mozambik dan Tanzania telah menghasilkan peningkatan jumlah ayam, peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan konsumsi produk ayam, dan peningkatan kekuatan pengambilan keputusan bagi perempuan (Alder et al., 2003;. Alders et al., 2005b;.Bagnol, 2001).
  • 28. unggas di pedesaan Untuk Penanggulangan Penderita HIV/ AIDS Dan Konservasi Satwa Liar • Penyediaan dan pemeliharaan ayam kampung menjadi sangat penting untuk pengentasan kemiskinan pada rumah tangga miskin dan keluarga yang menderita penyakit jangka panjang seperti HIV/ AIDS memelihara ayam merupakan kegiatan yang mudah yang dapat berkontribusi terhadap keamanan pangan rumah tangga dan pendapatan. • Salah satu pendekatan untuk mengurangi ancaman perburuan daging dan konsekuensi untuk konservasi, adalah untuk meningkatkan kemampuan orang yang hidup dengan alternatif sumber protein (Loibooki et al., 2002). Loibooki et al., (2002) melaporkan bahwa rumah tangga yang memelihara ternak yang sudah didomestikasi mempunyai keinginan lebih kecil dalam berburu daging.
  • 29. Tabel 2. Matching Program Ayam Dengan Kondisi Lokal (Diadaptasi Dari Alder, 2004) Kriteria Produksi Ekstensif pedesaan Kondisi local dan akses ke pasokan energi yang dapat tidak diandalkan Adanya rantai dingin tidak Pakan sumber Scavenging; suplementasi sesekali dengan bahan pakan lokal yang tersedia System Produksi pertanian/ Campuran, peternakan dan peternakan pertanian Akses untuk pasar perkotaan Tidak, atau tidak langsung Semi-intensive/ produksi smallholder Intensif/ smallholder produstion ya ya ya ya Scavenging; suplementasi sering Ransum commercial yang seimbang diperlukan dengan ransum commercial Biasanya hanya unggas Hanya unggas ya ya Bangsa Unggas lokal Komersialatau persilangan komersial ukuranFlock Akses ke dokter hewan dan obatobatan Sumber dari anak ayam baru Kandang Unggas 1-50 kadang-kadang 50-200 Ya (sering menggunakan penyedia layanan swasta Komersial DOC Ya, bahan konvensional; kandang cukup berkualitas Kadang Moderat: kontrol ND, Gumboro, unggas kolera dan cacar unggas; seleksi berkembang biak; pemberian makanan tambahan; kandang sesuai; peternakan, manajemen keuangan >200 Ya (sering menggunakan penyedia layanan swasta Komersial DOC Ya, bahan konvensional; kandang berkualitas baik Tidak ada sangat: pengendalian penyakit lebih luas, seleksi berkembang biak, penggunaan ransum seimbang; kandang yang baik; peternakan,manajemen keuangan esensial penting Penetasan alami Kadang-kadang, biasanya terbuat dari bahan lokal Peningkatan ternak lain Sering Input pelatihan yang dibutuhkan Dasar: ND kontrol, kolera unggas kontrol (di bagian Asia), peternakan unggas dan manajemen Perawatan kesehatan dan obat- minimal obatan
  • 30. • Di negara-negara seperti Mozambik dan Laos, meningkatkan produksi unggas di pedesaan dengan biaya efektif memerlukan pengenalan keterampilan manajemen, meningkatkan pemberian pakan tambahan yang tersedia secara lokal, pengendalian penyakit, kandang, manajemen perbaikan system perkembangbiakan dan pengembangan strategi pemasaran yang efektif. • Sebuah kutipan dicatat sebagai bagian dari studi antropologi di Kamboja dilakukan dalam hubungan dengan program pengendalian HPAI FAO, memberikan gambaran yang jelas tentang persepsi peternak unggas di pedesaan:
  • 31. "Beberapa orang sekarang memagari ayam mereka, tetapi hanya pada waktu malam. Selama siang hari,. unggas berjalan bebas dan makan sendiri. Ini karena kita tidak punya uang untuk memberi makan mereka. Kami ingin membuat pagar dan ayam dipagari di satu tempat tapi kami tidak punya uang untuk membuat pagar dan memberi mereka pakan ayam komersial. Menaruh ayam di satu tempat lebih baik, tapi kami tidak memiliki uang untuk memberi mereka makan. Kita tidak bisa membeli makanan komersial karena biaya ribuan Riel per kilogram. Biasanya, kita hanya memberi makan ayam dengan nasi yang tersisa dari makanan yang dibuang"(Hinkler, 2007).
  • 32. Tabel 3 Potensi kontribusi oleh unggas di pedesaan untuk Goals Pembangunan Millenium Development Millenium Goal 1: Memberantas kemiskinan dan kelaparan Kontribusi unggas di pedesaan Peningkatan unggas di pedesaan dapat menghasilkan pendapatan dan meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga (Alder, 2004), unggas di pedesaan adalah ternak hanya dimiliki oleh banyak bagian termiskin di dunia (Dolberg, 2003) 2:Mencapai pendidikan Universal unggas di pedesaan dapat dijual untuk membayar biaya sekolah untuk anak-anak dari keluarga miskin ( Alder dan Spradbrow, 2001) 3: Mendorong kesetaraan gender dan Peningkatan produksi unggas di pedesaan telah memberdayakan memberdayakan perempuan perempuan miskin (Bagnol, 2001; Dolberg, 2003) 4: Mengurangi kematian pada anak kecil unggas di pedesaan dan produknya mempunyai kualitas nutrisi yang tinggi, dapat menambah pendapatan untuk keluarga miskin, dan pendidikan untuk wanita dalam keseimbangan makanan dan control penyakit untuk unggas yang sangat bermanfaat untuk kesehatan keluarga dan semuanya (Alders et al., 2007a) 5: Meningkatkan kesehatan Sama seperti nomer 4 6: Melawan HIV/ AIDS, malaria, dan penyakit unggas di pedesaan memberikan kualitas nutrisi yang tinggi untuk lainnya manusia, sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan membutuhkan tenaga kerja yang sedikit (Alders et al., 2007b) 7: Menjamin keberlanjutan lingkungan unggas di pedesaan berkontribusi untuk control hama, menyediakan pupuk kandang untuk sayuran dan hasil produksi, dan konsumen local dapat mengkonsumsi secara berkelanjutan (Alders and Spradbrow, 2001) 8: Memperkuat Global Partnership Kerjasama global dalam pengembangan unggas di pedesaan mempunyai (kerjasama global) untuk pembangunan beberapa jaringan (the International Network for Family Poultry Development, the Asian Pacific Federation Working Group on Small-scale Family Poultry Farming, the Danish Smallholder Poultry Network and the International Rural Poultry Centre) dengan beberapa organisasai
  • 33. PERUBAHAN STRUKTURAL DI SEKTOR PERUNGGASAN : AKANKAH PERUNGGASAN RAKYAT AKAN BERKEMBANG DI TAHUN 2030? Structural changes in the poultry sector : will there be smallholder poultry development in 2030 ? A.MCLEOD, O. THIEME and S.D. MACK World’s Poultry Science Journal, Vol. 65, June 2009
  • 34. Kekuatan yang telah membentuk sektor perunggasan  Sejak 1990-an, sektor perunggasan telah menjadi bagian dari "revolusi peternakan”. Permintaan telah tumbuh, didorong oleh urbanisasi, pertumbuhan penduduk, perdagangan dan elastisitas pengeluaran yang tinggi untuk produk ternak seperti ayam (Narrod et al,2008; Steinfeld dan Chilonda, 2006).  Konsentrasi sektor ini, bersama dengan persyaratan peningkatan untuk memenuhi kesehatan hewan, keamanan pangan dan standar kualitas, telah menimbulkan hambatan bagi produsen skala kecil untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan pasar (Binsheng dan Yijun, 2008; Mehta dan Nambiar, 2008). Sejalan dengan komersialisasi sektor ini, produksi skala kecil untuk konsumsi rumah dan penjualan lokal terus berkembang di banyak bagian dunia, menjadi sumber pendapatan penting keluarga, penyediaan produk, sarana untuk memenuhi kewajiban sosial, dan sumber mata pencaharian bagi perempuan (Sonaiya, 2008).
  • 35.  Beberapa konsumen, yang peduli terhadap kesehatan, lingkungan dan kesejahteraan manusia, telah mengurangi protein hewani dalam makanan mereka. Ketika unggas dipelihara secara intensif nilai menjadi turun karena penggunaan dari Cara pandang baru bahan kimia dalam produksi ungggas. Masalah yang mempengaruhi penjualan unggas terutama terkait dengan penyakit, reaksi konsumen terhadap penyakit, dan tindakan yang diambil untuk mengendalikannya.
  • 36. Masa Depan Peternak Unggas  Negara berkembang adalah pemain penting dalam sektor perunggasan global. Empat pola dapat dilihat pada sektor unggas. Satu, ditandai oleh Turki dan sebagian Brazil, menunjukkan tren yang kuat terhadap industri ternak (terutama ayam) dengan kawanan pengaman masih umum, didominasi dengan memasok pasar pedesaan setempat.  Pola yang sama dapat dilihat di bagian timur Cina dan Thailand, dimana sebagian besar ternak dari kawanan sangat kecil dan memiliki fungsi jaring pengaman, namun sebagian besar produksi ayam adalah dari kelompok ternak industri.
  • 37. Continue…  Pola ketiga ditandai oleh Indonesia, India, Mesir, Nigeria dan Ghana, dimana ketiga jenis kelompok ditemukan dalam jumlah besar, dan aset bangunan ternak memasok sebagian besar rantai pasar tidak diatur , yang penting untuk memenuhi permintaan perkotaan.  Akhirnya, ada pola yang terlihat di Kamboja, Laos dan Burkina Faso antara lain, di mana keselamatan dan kebersihan ternak adalah andalan produksi pedesaan, sejumlah kecil aset bangunan dan ternak industri memasok kota-kota, dan sistem ini berubah perlahanlahan.
  • 38. MASA DEPAN UNTUK ASET MEMBANGUN TERNAK  Faktor keberhasilan internal mencakup kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasar, model bisnis yang baik, akses untuk mendukung layanan, sumber keuangan yang dapat dipercaya, dan sumber tenaga kerja yang dapat dipercaya. Kebutuhan pasar termasuk harga, kehandalan, keselamatan dan kualitas. Hal ini berlaku di semua pasar.  Semua aset bangunan ternak memerlukan akses untuk mendukung layanan dan teknologi, seperti DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan dan informasi yang baik di peternakan.  Kebijakan dukungan pemerintah langsung dapat mensubsidi biaya bagi perusahaan-perusahaan kecil mendirikan sendiri di pasar, atau mendorong LSM atau perusahaan besar untuk mendukung operator yang lebih kecil. Subsidi mungkin diperlukan untuk infrastruktur, untuk pelatihan dan sertifikasi.
  • 39. Continue…  Aset bangunan ternak sering dibiayai dari kredit setidaknya untuk siklus produksi pertama. Unggas dianggap berisiko dan bank mungkin enggan untuk memberi pinjaman, membutuhkan jaminan tinggi atau biaya bunga tinggi. Namun skema kredit mikro dapat memberikan akses untuk orang dengan aset yang sedikit.  Pemerintah melalui kebijakan mereka, mungkin dapat menciptakan keseimbangan yang lebih merata antara perusahaan kecil dan besar.
  • 40. PENINGKATAN BIOSEKURITI PADA PETERNAKAN UNGGAS SKALA KECIL
  • 41. Lebih dari sepuluh tahun sirkulasi virus HPAI H5N1, jumlah negara endemik yang terinfeksi terus meningkat dan serangan bebas infeksi HPAI terus terjadi ke berbagai negara. Aktivitas manusia merupakan jalur utama untuk penyebaran virus. Ada rangkaian pedoman biosekuriti yang sesuai untuk sistem produksi komersial skala besar, tetapi meskipun produksi banyak direkomendasikan untuk komersial skala kecil dan sistem pemeliharaan unggas dihalaman belakang, hanya ada sedikit bukti dari dampaknya.
  • 42. SEKTOR UNGGAS DAN ANALISIS RANTAI PASAR FA O t e l a h b a n y a k m e l a k u k a n t i n j a u a n p a d a sektor unggas dan analisis rantai pasar dalam beberapa tahun terakhir di daerah yang p a l i n g t e r p e n g a r u h o l e h H 5 N 1 H PA I : a s i a d a n afrika, termasuk vietnam, indonesia, mesir dan nigeria yang secara kimiawi terinfeksi. Mereka telah mengungkapkan sifat yang sangat bervariasi dari sektor unggas antar negara dan lebih penting lagi, hubungan antara sektor yang berbeda dari rantai pasar unggas.
  • 43. PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTIDISIPLIN Pendekatan yang disarankan adalah multidisiplin, selain kesehatan hewan dan spesialis produksi, juga harus melibatkan ekonomi sosial untuk memberikan wawasan pada biaya dan manfaat dari ukuran yang berbeda dibandingkan dengan resiko infeksi, dan spesialis komunikasi yang akan memberikan keahlian pada aspek budaya yang sedang berkembang dan mencapai penerapan yang signifikan dari tindakan biosekuriti yang berkelanjutan.
  • 44. MELIBATKAN SEMUA PIHAK YANG TERKAIT PADA PENGEMBANGAN TINDAKAN BIOSEKURITI BERKELANJUTAN Perempuan dan anak menjadi bagian integral dari proses karena mereka memainkan peran kunci dalam merawat unggas, terutama unggas rumah tangga, di sektor skala kecil. Di desa-desa, akan sangat penting untuk mengembangkan pendekatan berbasis masyarakat karena dalam situasi di mana unggas bebas
  • 45. FOKUS PADA PASAR Unggas Di vietnam, perubahan yang telah ditujukan untuk membatasi (atau melarang) penjualan unggas hidup dan pengenalan kualitas produk unggas bersertifikat. Nigeria, penghancuran segera setelah penggunaan wadah transportasi yang terbuat dari bahan lokal juga tersedia murah, ini mungkin pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan wadah yang dapat tetapi tidak mungkin untuk dibersihkan dan didesinfeksi.
  • 46. MENGGUNAKAN PERANTARA YANG AHLI UNTUK MENYEBARKAN PESAN Banyaknya produsen skala kecil menunjukkan bahwa akan sulit untuk mencapai penerapan p r a k t e k - p r a k t e k b a r u . M e d i a s e p e r t i p o s t e r, r a d i o dan televisi dapat digunakan, untuk perantara yang secara aktif terlibat dalam menyebarkan dan menganjurkan pesan antara mereka sendiri dan para produsen.
  • 47. Mewujudkan perbaikan yang berkelanjutan dalam sistem produksi unggas skala kecil lebih kompleks daripada pada sistem komersial skala b e s a r. U n t u k m e l a k u k a n n y a a k a n m e m e r l u k a n pemahaman yang lebih dalam sifat rantai pasar yang berbeda, identifikasi semua pelaku dan interaksi untuk menentukan siapa yang harus terlibat dalam melakukan dan mempromosikan biosekuriti, dan membangun di mana titik risiko utama dalam sistem.