SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I

                             PENDAHULUAN




A. Latar Belakang Masalah

         Saat ini, teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam
   kehidupan sehari-hari. Hampir semua bidang kehidupan telah menggunakan
   teknologi yang maju, baik teknologi yang berasal dari dalam negeri maupun
   teknologi yang berasal dari luar negeri. Dengan kemajuan teknologi tersebut,
   banyak orang yang menghasilkan invensi, baik yang berupa pemecahan dari
   suatu masalah maupun pengembangan atau penyempurnaan dari suatu produk
   yang telah ada sebelumnya. Invensi atau ide dari pemikiran seseorang
   tersebut   memerlukan    perlindungan    dari   orang-orang   yang    kurang
   bertanggung jawab. Perlindungan yang dimaksud dalam kaitannya dengan
   penggunaan teknologi ini dikenal dengan nama hak paten. Paten adalah hak
   eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di
   bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
   Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
   melaksanakannya.
          Menyadari akan pentingnya paten, saat ini telah terdapat terdapat
   beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang hukum paten.
   Antara lain, WTO Perjanjian TRIPs yang diikuti hampir semua negara.
   Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu, mengikat hanya dalam lokasi
   tertentu. Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di
   beberapa negara atau wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di
   masing-masing negara atau wilayah tersebut. Untuk wilayah Eropa, seseorang
   dapat mengajukan satu aplikasi paten ke Kantor Paten Eropa, yang jika
   sukses, sang pengaju aplikasi akan mendapatkan multiple paten (hingga 36
   paten, masing-masing untuk setiap negara di Eropa), bukannya satu paten
   yang berlaku di seluruh wilayah Eropa.


                                                                              1
Selain penting untuk dilindungi, paten merupakan hak kebendaan
   yang dapat dialihkan baik seluruh maupun sebagian karena; pewarisan; hibah;
   wasiat; perjanjiian tertulis atau, sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
   perundang-undangan. serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga
   dapat dialihkan melalui lisensi. Lisensi merupakan pemberian izin yang
   bersifat komersial, dalam arti memberikan hak dan kewenangan untuk
   memanfaatkan hak atas paten yang dilindungi secara ekonomis dengan
   pemberian ijin yang dituangkan dalam perjanjian tertulis.
             Perjanjian yang dibuat antara pemilik dan penerima lisensi adakalanya
   mengandung larangan yang dapat merugikan penerima lisensi, sehingga
   secara tidak langsung negara juga turut dirugikan dengan adanya perjanjian
   yang tidak imbang. Dengan demikian peran pemerintah dalam mengawasi
   dan mengontrol sangat diperlukan sehingga perjanjian lisensi mempunyai
   aspek keseimbangan antara hak dan kewajiban antara pemberi dan penerima
   lisensi

B. Rumusan Masalah

             Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, beberapa permasalahan
   pokok yang telah penulis rumuskan, antara lain sebagai berikut :
   1. Apakah yang dimaksud dengan hak paten dan apakah dasar hukumnya ?
   2. Apa sajakah yang dapat dipatenkan ?
   3. Bagaimanakah pengalihan hak paten melalui kontrak lisensi ?


C. Tujuan Penelitian

             Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya,
   maka untuk mengarahkan suatu penelitian diperlukan adanya tujuan dari
   suatu penelitian.




                                                                                2
Dalam rencana penulisan ini, tujuan obyektif dan subyektif adalah
    sebagai berikut :
    1. Tujuan Obyektif
      a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hak paten dan dasar hukum
          mengenai hak paten.
      b. Untuk mengetahui subjek yang dapat dipatenkan.
      c. Untuk mengetahui substansi dan/atau hal-hal mengenai pengalihan hak
          paten melalui kontrak lisensi.
    2. Tujuan Subyektif
      a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti di bidang
          ilmu hukum baik teori maupun praktek khususnya dalam hukum atas
          kekayaan intelektual dalam hal paten.
      b. Untuk memenuhi tugas UKD 3 mata kuliah Hukum Kekayaan
          Intelektual , kelas E Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
          Surakarta
      c. Menerapkan ilmu dan teori- teori hukum yang telah peneliti peroleh
          agar dapat memberi manfaat bagi peneliti sendiri khususnya dan
          masyarakat pada umumnya.


D. Manfaat Penelitian

         Adapun manfaat yang diharapkan dari rencana penulisan ini antara lain:
   a. Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
      pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya serta mengenai hukum
      atas kekayaan intelektual khususnya.
   b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur
      dalam dunia kepustakaan tentang hukum atas kekayaan intelektual.
   c. Hasil penulisan ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian-
      penilitian sejenis untuk tahap berikutnya.




                                                                              3
BAB II

                               PEMBAHASAN




A. Hak Paten dan Dasar Hukumnya

         Kata paten berasal dari bahasa Inggris patent, yang pada awalnya
   berasal dari kata patere yang berarti membuka diri atau ditujukan untuk
   pemeriksaan publik, dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat
   keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada
   individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep
   paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan
   masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama
   periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus
   melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak
   monopoli.
         WIPO memberikan definisi paten sebagai berikut: A patent is the right
   granted to an inventor by a State, or by a regional office acting for several
   States, which allows the inventor to exclude anyone else from commercially
   exploiting his invention for a limited period, generally 20 years.
         Di Indonesia sendiri definisi paten tercantum dalam Pasal 1 ayat (1)
   Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, yang menyatakan
   bahwa Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Investor
   atas hasil Investasinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
   melaksanakan sendiri Investasinya tersebut atau memberikan persetujuannya
   kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi merupakan ide dari
   inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
   spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk/proses atau
   penyempurnaan dan pengembangan dari produk/proses. Sedangkan inventor
   adalah orang baik secara sendiri maupun bersama dengan orang lain



                                                                                  4
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan
invensi.
       Selanjutnya Budi Santoso menjelaskan bahwa yang dimaksud invensi
disini adalah penemuan dalam kategori invention bukan dalam kategori
discovery. Invention adalah to create something new, artinya menciptakan
sesuatu yang baru, dari dulu tidak ada menjadi ada, walaupun baru disini
termasuk didalamnya hasil modifikasi. Sedangkan discovery sering diartikan
sebagai to find something new, menemukan sesuatu yang baru, sebenarnya
sudah ada bendanya kemudian baru ditemukan sehingga seolah-olah sesuatu
yang baru, tetapi sebenarnya tidak ada ciptaan baru yang dibuat, misalnya
menemukan virus (virus sudah ada), menemukan benda ruang angkasa,
terjadinya hujan, kehidupan mamalia di laut
       Dasar hukum mengenai hak paten diatur dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2001 mengenai Paten, dalam Undang-Undang tersebut
dicantumkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan hak paten,
diantaranya ialah mengenai syarat paten, jangka waktu berlakunya paten, hak
dan kewajiban inventor sebagai penemu invensi, tata cara permohonan hak
paten, pengumuman dan pemeriksaan substansif. Dengan adanya undang-
undang ini maka diharapkan akan ada perlindungan terhadap karya intelektual
dari putra dan putri indonesia.
       Sebelumnya, hak paten dirumuskan pada tahun 1955 dalam
Rancangan Undang-undang (RUU) Paten. Menyadari akan semakin
pentingnya peran paten dalam pembangunan, pemerintah kembali membuat
RUU Paten pada tahun 1965. Sama halnya dengan RUU Paten terdahulu,
RUU ini pun tidak sampai melahirkan sebuah undang-undang yang sangat
dinantikan oleh peneliti di Indonesia. Upaya untuk membuat sebuah Undang-
undang Paten kembali dirintis oleh pemerintah pada tahun 1984 dan
ditindaklanjuti dengan membuat tim khusus melalui Keppres Nomor 34
Tahun 1986 yang bertugas membuat Undang-undang Paten yang lebih
moderen dan sistematis. Usaha tersebut membuahkan hasil pada awal tahun
1989 ketika pemerintah mengajukan RUU Paten ke DPR.


                                                                         5
Pada akhir tahun 1989, RUU Paten tersebut berhasil disahkan menjadi
   Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989 yang diberlakukan secara efektif pada
   tahun 1991 . Seiring dengan kemajuan ekonomi dan perkembangan teknologi,
   usaha untuk menghadirkan Undang-undang Paten yang moderen dan sesuai
   dengan kondisi perdagangan terus dilakukan oleh pemerintah. Terutama sejak
   Indonesia meratifikasi persetujuan pembentukan WTO beserta dengan
   perjanjian internasional yang terkait di dalamnya, salah satunya adalah
   perjanjian TRIPs, usaha untuk menyempurnakan isi hukum paten merupakan
   hal yang tidak terelakan.
          Upaya     yang       dilakukan   oleh   pemerintah   adalah   dengan
   mengamandemen beberapa ketentuan yang terdapat di dalam Undang-undang
   Paten Tahun 1989 melalui Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997.
   Selanjutnya keinginan dari pemerintah untuk menyesuaikan keseluruhan
   peraturan di bidang HaKI dengan ketentuan yang terdapat dalam perjanjian
   TRIPs menjadi faktor pendorong diamandemennya Undang-undang Nomor
   13 Tahun 1997 Tentang Paten menjadi Undang-undang Nomor 14 Tahun
   2001 melalui banyak sekali penyempurnaan, penambahan, dan penghapusan
   yang dibuat dengan tujuan untuk memberikan perlindungan yang memadai
   terhadap paten


B. Subjek yang dapat dipatenkan

          Secara umum, terdapat tiga kategori mengenai subjek yang dapat
   dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses
   mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak
   (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup
   alat dan aparatus. Sedangkan, untuk barang yang diproduksi mencakup
   perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia,
   obat-obatan, DNA ( deoxyribonucleic acid ), RNA ( ribonucleic acid ), dan
   sebagainya.




                                                                             6
Kebenaran matematika, termasuk yang tidak dapat dipatenkan.
Software yang menerapkan algoritma juga tidak dapat dipatenkan kecuali
terdapat aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek teknikalnya (di
Eropa).
       Saat ini, masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis)
masih merupakan subjek yang sangat kontroversial. Amerika Serikat dalam
beberapa kasus hukum di sana, mengijinkan paten untuk software dan metode
bisnis, sementara di Eropa, software dianggap tidak bisa dipatenkan, meski
beberapa invensi yang menggunakan software masih tetap dapat dipatenkan.
       Paten yang berhubungan dengan zat alamiah (misalnya zat yang
ditemukan di hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis
dan juga sekuens genetik, termasuk juga subjek yang kontroversial. Di
berbagai negara, terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan
dengan hal ini. Misalnya, di Amerika Serikat, metode bedah dapat
dipatenkan, namun hak paten ini mendapat pertentangan dalam prakteknya.
Mengingat sesuai prinsip sumpah Hipokrates (Hippocratic Oath), dokter
wajib membagi pengalaman dan keahliannya secara bebas kepada koleganya.
Sehingga pada tahun 1994, The American Medical Association (AMA)
House of Delegates mengajukan nota keberatan terhadap aplikasi paten ini.
       Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru
(belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif
(tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka
waktu perlindungan untuk paten biasa adalah 20 tahun, sementara paten
sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk
memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan
layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten. Ada beberapa
kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan
paten, yaitu proses atau produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan
undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan, metode
pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan
terhadap manusia dan/atau hewan, serta teori dan metode di bidang


                                                                            7
matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad
   renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan,
   kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis.
           Sedangkan, hal-hal yang tidak dapat dipatenkan adalah Penemuan
   tentang proses atau hasil produksi yang pengumuman dan penggunaan atau
   pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
   berlaku, ketertiban umum atau kesusilaan, dan juga penemuan tentang metode
   pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan pembedahan yang diterapkan
   terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak menjangkau produk apapun yang
   digunakan atau berkaitan dengan metode tersebut.


C. Pengalihan Hak Paten melalui kontrak lisensi

           Paten adalah merupakan sesuatu yang tidak berwujud yang diakui
   oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia, sebagai sesuatu yang diakui dan dianut
   paten       dapat   dialihkan   kepada   orang     lain,   dengan   melalui
   pewarisan,hibah,wasiat,dan perjanjian. Pengalihan paten dapat dilakukan
   terhadap perseorangan maupun terhadap badan hukum, namun pengalihan ini
   wajib untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal dan dicatat dalam Daftar
   Umum Paten sehingga pengalihan sah dan tidak batal demi hukum.
   Pengalihan yang paling sering dilakukan mengingat aspek ekonomisnya
   adalah melalui perjanjian yang dapat berbentuk perjanjian lisensi (kontrak
   lisensi).
           Kontrak lisensi yaitu kontrak yang diadakan antara pemilik teknologi
   (licensor) dengan penerima teknologi (licencee) dimana licensor menerima
   imbalan (royalty), dalam jangka waktu tertentu memberikan izin kepada
   licencee untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya yang dilindungi
   yaitu hak paten. Perjanjian ini merupakan bukti pemberian ijin pemegang
   paten terhadap pihak lain untuk membuat, menggunakan, mengimpor,
   menjual, menyewakan, menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau
   disewakan atau diserahkan hasil produk paten.



                                                                             8
Perjanjian lisensi dapat berbentuk lisensi eksklusif maupun non
eksklusif : lisensi eksklusif yaitu si pemegang paten menyetujui untuk tidak
memberikan lisensi-lisensi lain kepada orang lain, selain dari si pemegang
lisensi, jadi hanya memberikan izin kepada 1 (satu) pihak saja, sedangkan
lisensi eksklusif bisa dilisensikan lagi kepada beberapa pihak
       Selain itu dikenal pula adanya lisensi wajib yang pelaksanaannya
didasarkan pada keputusan Dirjen HKI (Pasal 74 Undang-undang No 14
tahun 2001). Selanjutnya Pasal 75 menentukan bahwa setiap pihak dapat
mengajukan lisensi wajib kepada Dirjen HKI untuk melaksanakan paten yang
bersangkutan setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal pemberian paten dengan membayar biaya dengan alasan bahwa paten
tersebut tidak dilaksanakan atau tidak dilaksanakan sepenuhnya di Indonesia
oleh pemeang paten, kecuali jika pelaksanaan paten merugikan masyarakat,
maka pengajuan lisensi wajib dapat dilaksanakan setiap saat.
      Pengalihan Paten harus disertai dokumen asli Paten berikut hak lain
yang berkaitan dengan Paten itu. Segala bentuk pengalihan Paten wajib
dicatat dan diumumkan dengan dikenai biaya. Pengalihan Paten yang tidak
sesuai dengan ketentuan Pasal ini tidak sah dan batal demi hukum.
       Syarat dan tata cara pencatatan pengalihan Paten diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Presiden. Kecuali dalam hal pewarisan, hak sebagai
pemakai terdahulu tidak dapat dialihkan. Pengalihan hak wajib dicatat dan
diumumkan dengan dikenai biaya. Pengalihan hak tidak menghapus hak
Inventor untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya dalam Paten yang
bersangkutan. Syarat Pengalihan Hak Paten berdasarkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 37 Tahun 2010 tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan
Pengalihan Paten (Berlaku sejak 7 Juni 2010) , yaitu:
a. Paten yang beralih atau dialihkan wajb dicatatkan pada Direktorat Jenderal
  Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.
b. Permohonan pencatatan pengalihan paten dapat diajukan oleh pemohon
  atau kuasanya. Jika pemohon tidak bertempat tinggal; atau tidak




                                                                           9
berkedudukan tetap di wilayah Negara Republik Indonesia, permohonan
  pencatatan pengalihan paten harus diajukan melalui kuasanya di Indonesia.
c. Permohonan pencatatan pengalihan paten memuat nomor dan judul paten;
  tanggal, bulan, dan tahun permohonan; nama dana alamat lengkap
  pemohon; nama dan alamat lengkap pemegang paten; dan nama dan
  alamat lengkap kuasa bila permohonan diajukan melalui kuasa.
d. Pencatatan pengalihan paten harus memenuhi sejumlah syarat. Yakni,
  telah membayar biaya permohonan pencatatan pengalihan paten; telah
  membayar biaya tahunan atas paten untuk tahun yang sedang berjalan; dan
  kelengkapan dokumen permohoan pencatatan pengalihan paten.
   Dijelaskan pula bahwa terhitung 7 Juni 2010, permohonan pencatatan
   pengalihan paten yang diterima sebelum ditetapkannya Perpres ini, wajib
   menyesuaikan dengan Perpres ini.
e. Jika permohonan belum sesuai dengan persyaratan dalam Perpres ini,
  dalam jangka waktu paling lama 60 hari sejak Perpres ini ditetapkan,
       Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberitahukan
kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan dimaksud paling lama 90 hari
sejak tanggal pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual. Permohonan Lisensi wajib hanya dapat dilakukan jika paten yang
diberikan perlindungan tersebut tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak
sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten atau dilaksanakan dalam
bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat. Ini berarti
permohonan lisensi wajib jug dapat diajukan meskipun Paten telah
dilaksanakan di Indonesia oleh Pemegang Paten atau Pemegang Lisensi Paten
tersebut, selama hal yang tersebut terdahulu dipenuhi.
       Jika Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual berpendapat
bahwa jangka waktu 36 bulan yang disyaratkan belum cukup bagi Pemegang
Paten untuk melaksanakanya secara komersial di Indonesia atau wilayah yang
lebih luas secara geografis, maka Direktorat Jenderal HKI dapat menunda
keputusan pemberian lisensi wajib tersebut atau menolak permohonan lisensi
wajib tersebut untuk sementara waktu.


                                                                         10
BAB III

                                 PENUTUP




A.Kesimpulan

          Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
  Investor atas hasil Investasinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
  tertentu melaksanakan sendiri Investasinya tersebut atau memberikan
  persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi merupakan
  ide dari inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah
  yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk/proses atau
  penyempurnaan dan pengembangan dari produk/proses.
          Dasar hukum mengenai hak paten diatur dalam Undang-Undang
   Nomor 14 Tahun 2001 mengenai Paten, dalam Undang-Undang tersebut
   dicantumkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan hak paten,
   diantaranya ialah mengenai syarat paten, jangka waktu berlakunya paten, hak
   dan kewajiban inventor sebagai penemu invensi, tata cara permohonan hak
   paten, pengumuman dan pemeriksaan substansif. Dengan adanya undang-
   undang ini maka diharapkan akan ada perlindungan terhadap karya intelektual
   dari putra dan putri indonesia. Sebelumnya, hak paten dirumuskan pada tahun
   1955 dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Paten.
          Secara umum, terdapat tiga kategori mengenai subjek yang dapat
   dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses
   mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak
   (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup
   alat dan aparatus. Sedangkan, untuk barang yang diproduksi mencakup
   perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia,
   obat-obatan, DNA ( deoxyribonucleic acid ), RNA ( ribonucleic acid ), dan
   sebagainya.



                                                                            11
Paten   dapat   dialihkan   kepada   orang   lain,   dengan   melalui
   pewarisan,hibah,wasiat,dan perjanjian. Pengalihan paten dapat dilakukan
   terhadap perseorangan maupun terhadap badan hukum, namun pengalihan ini
   wajib untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal dan dicatat dalam Daftar
   Umum Paten sehingga pengalihan sah dan tidak batal demi hukum.
   Pengalihan yang paling sering dilakukan mengingat aspek ekonomisnya
   adalah melalui perjanjian yang dapat berbentuk perjanjian lisensi (kontrak
   lisensi).
           Kontrak lisensi yaitu kontrak yang diadakan antara pemilik teknologi
   (licensor) dengan penerima teknologi (licencee) dimana licensor menerima
   imbalan (royalty), dalam jangka waktu tertentu memberikan izin kepada
   licencee untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya yang dilindungi
   yaitu hak paten.
           Syarat Pengalihan Hak Paten berdasarkan Peraturan Presiden
   (Perpres) Nomor 37 Tahun 2010 tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan
   Pengalihan Paten (Berlaku sejak 7 Juni 2010). Direktorat Jenderal Hak
   Kekayaan Intelektual memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi
   persyaratan dimaksud paling lama 90 hari sejak tanggal pemberitahuan dari
   Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Permohonan Lisensi wajib
   hanya dapat dilakukan jika paten yang diberikan perlindungan tersebut tidak
   dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh
   Pemegang Paten atau dilaksanakan dalam bentuk dan dengan cara yang
   merugikan kepentingan masyarakat.



B.Saran-saran

   1. dalam rangka melindungi pemegang paten, kebijakan dari pemerintah dan
      tindakan tegas dari pemerintah bagi pelanggaran paten sangat diperlukan.
   2. disarankan kepada pihak pemohon pengalihan hak paten melalui lisensi
      untuk melakukan perjanjian tersebut di hadapan notaris.




                                                                             12

More Related Content

What's hot

Dasar hukum dan Anatomi UU Paten
Dasar hukum dan Anatomi UU PatenDasar hukum dan Anatomi UU Paten
Dasar hukum dan Anatomi UU Patenogigraph
 
Amankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan Intelektual
Amankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan IntelektualAmankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan Intelektual
Amankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan IntelektualRomadhon Hapsa Nurrohman
 
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUALHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUALINDAHMAWARNI1
 
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...Muhammad Ramadhan
 
Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2
Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2
Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2Operator Warnet Vast Raha
 
Papper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak paten
Papper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak patenPapper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak paten
Papper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak patengeusankaula
 
U U No 19 Th 2002
U U No 19 Th 2002U U No 19 Th 2002
U U No 19 Th 2002Suthya CZ
 
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...Novi Siti
 
Bab ii pembahasan haki
Bab ii pembahasan hakiBab ii pembahasan haki
Bab ii pembahasan hakisunagara
 
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...intandwik_
 

What's hot (19)

Pertemuan5
Pertemuan5Pertemuan5
Pertemuan5
 
Dasar hukum dan Anatomi UU Paten
Dasar hukum dan Anatomi UU PatenDasar hukum dan Anatomi UU Paten
Dasar hukum dan Anatomi UU Paten
 
Amankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan Intelektual
Amankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan IntelektualAmankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan Intelektual
Amankan Bisnis Anda Sekarang | Pedoman Memahami Kekayaan Intelektual
 
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUALHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
 
Haki kelompok 6 xf
Haki kelompok 6 xfHaki kelompok 6 xf
Haki kelompok 6 xf
 
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
 
Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2
Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2
Hak cipta, hak paten, merek, desain industri, dan dagang2
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2
 
Papper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak paten
Papper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak patenPapper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak paten
Papper hak atas_kekayaan_intelektual dan hak paten
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
U U No 19 Th 2002
U U No 19 Th 2002U U No 19 Th 2002
U U No 19 Th 2002
 
Informatika bab 2
Informatika bab 2Informatika bab 2
Informatika bab 2
 
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
 
Pengertian haki
Pengertian hakiPengertian haki
Pengertian haki
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Haki pkwu converted
Haki pkwu convertedHaki pkwu converted
Haki pkwu converted
 
Ahde sesi 12-13 haki
Ahde   sesi 12-13 hakiAhde   sesi 12-13 haki
Ahde sesi 12-13 haki
 
Bab ii pembahasan haki
Bab ii pembahasan hakiBab ii pembahasan haki
Bab ii pembahasan haki
 
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
 

Similar to Hak Paten Indonesia

Hukum dagang
Hukum dagang Hukum dagang
Hukum dagang adirianto
 
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektualHbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektualAgungAgungPangestu
 
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)Robby Firmansyah
 
Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13rifaaa_092
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan087877230
 
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...Rinytrianas21
 
hak kekayaan intelektual paten legal aspek
hak kekayaan intelektual paten legal aspekhak kekayaan intelektual paten legal aspek
hak kekayaan intelektual paten legal aspekamaliarais
 
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...Hefti Juliza
 
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarmaSlide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarmaIdo Mantan
 
13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...
13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...
13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...angelaregife
 
Aspek-aspek Hukum terkait Paten
Aspek-aspek Hukum terkait PatenAspek-aspek Hukum terkait Paten
Aspek-aspek Hukum terkait Patenpsetiadharma
 

Similar to Hak Paten Indonesia (20)

Hukum dagang
Hukum dagang Hukum dagang
Hukum dagang
 
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektualHbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
 
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
 
Uu 06 1989
Uu 06 1989Uu 06 1989
Uu 06 1989
 
Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
 
sekilas tentang haki
sekilas tentang hakisekilas tentang haki
sekilas tentang haki
 
Sekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKISekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKI
 
hak kekayaan intelektual paten legal aspek
hak kekayaan intelektual paten legal aspekhak kekayaan intelektual paten legal aspek
hak kekayaan intelektual paten legal aspek
 
Tugas hmi
Tugas hmiTugas hmi
Tugas hmi
 
Mata kuliah haki
Mata kuliah hakiMata kuliah haki
Mata kuliah haki
 
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
 
Uu 14 2001
Uu 14 2001Uu 14 2001
Uu 14 2001
 
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarmaSlide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
 
kasus Haki ppt
kasus Haki ppt kasus Haki ppt
kasus Haki ppt
 
13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...
13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...
13, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, hak atas kekayaan intele...
 
2. HAKI.ppt
2. HAKI.ppt2. HAKI.ppt
2. HAKI.ppt
 
Aspek-aspek Hukum terkait Paten
Aspek-aspek Hukum terkait PatenAspek-aspek Hukum terkait Paten
Aspek-aspek Hukum terkait Paten
 
HaKi
HaKiHaKi
HaKi
 

Hak Paten Indonesia

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua bidang kehidupan telah menggunakan teknologi yang maju, baik teknologi yang berasal dari dalam negeri maupun teknologi yang berasal dari luar negeri. Dengan kemajuan teknologi tersebut, banyak orang yang menghasilkan invensi, baik yang berupa pemecahan dari suatu masalah maupun pengembangan atau penyempurnaan dari suatu produk yang telah ada sebelumnya. Invensi atau ide dari pemikiran seseorang tersebut memerlukan perlindungan dari orang-orang yang kurang bertanggung jawab. Perlindungan yang dimaksud dalam kaitannya dengan penggunaan teknologi ini dikenal dengan nama hak paten. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Menyadari akan pentingnya paten, saat ini telah terdapat terdapat beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang hukum paten. Antara lain, WTO Perjanjian TRIPs yang diikuti hampir semua negara. Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu, mengikat hanya dalam lokasi tertentu. Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di beberapa negara atau wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di masing-masing negara atau wilayah tersebut. Untuk wilayah Eropa, seseorang dapat mengajukan satu aplikasi paten ke Kantor Paten Eropa, yang jika sukses, sang pengaju aplikasi akan mendapatkan multiple paten (hingga 36 paten, masing-masing untuk setiap negara di Eropa), bukannya satu paten yang berlaku di seluruh wilayah Eropa. 1
  • 2. Selain penting untuk dilindungi, paten merupakan hak kebendaan yang dapat dialihkan baik seluruh maupun sebagian karena; pewarisan; hibah; wasiat; perjanjiian tertulis atau, sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat dialihkan melalui lisensi. Lisensi merupakan pemberian izin yang bersifat komersial, dalam arti memberikan hak dan kewenangan untuk memanfaatkan hak atas paten yang dilindungi secara ekonomis dengan pemberian ijin yang dituangkan dalam perjanjian tertulis. Perjanjian yang dibuat antara pemilik dan penerima lisensi adakalanya mengandung larangan yang dapat merugikan penerima lisensi, sehingga secara tidak langsung negara juga turut dirugikan dengan adanya perjanjian yang tidak imbang. Dengan demikian peran pemerintah dalam mengawasi dan mengontrol sangat diperlukan sehingga perjanjian lisensi mempunyai aspek keseimbangan antara hak dan kewajiban antara pemberi dan penerima lisensi B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, beberapa permasalahan pokok yang telah penulis rumuskan, antara lain sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan hak paten dan apakah dasar hukumnya ? 2. Apa sajakah yang dapat dipatenkan ? 3. Bagaimanakah pengalihan hak paten melalui kontrak lisensi ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya, maka untuk mengarahkan suatu penelitian diperlukan adanya tujuan dari suatu penelitian. 2
  • 3. Dalam rencana penulisan ini, tujuan obyektif dan subyektif adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hak paten dan dasar hukum mengenai hak paten. b. Untuk mengetahui subjek yang dapat dipatenkan. c. Untuk mengetahui substansi dan/atau hal-hal mengenai pengalihan hak paten melalui kontrak lisensi. 2. Tujuan Subyektif a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti di bidang ilmu hukum baik teori maupun praktek khususnya dalam hukum atas kekayaan intelektual dalam hal paten. b. Untuk memenuhi tugas UKD 3 mata kuliah Hukum Kekayaan Intelektual , kelas E Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta c. Menerapkan ilmu dan teori- teori hukum yang telah peneliti peroleh agar dapat memberi manfaat bagi peneliti sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari rencana penulisan ini antara lain: a. Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya serta mengenai hukum atas kekayaan intelektual khususnya. b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan tentang hukum atas kekayaan intelektual. c. Hasil penulisan ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian- penilitian sejenis untuk tahap berikutnya. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Hak Paten dan Dasar Hukumnya Kata paten berasal dari bahasa Inggris patent, yang pada awalnya berasal dari kata patere yang berarti membuka diri atau ditujukan untuk pemeriksaan publik, dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak monopoli. WIPO memberikan definisi paten sebagai berikut: A patent is the right granted to an inventor by a State, or by a regional office acting for several States, which allows the inventor to exclude anyone else from commercially exploiting his invention for a limited period, generally 20 years. Di Indonesia sendiri definisi paten tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, yang menyatakan bahwa Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Investor atas hasil Investasinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Investasinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi merupakan ide dari inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk/proses atau penyempurnaan dan pengembangan dari produk/proses. Sedangkan inventor adalah orang baik secara sendiri maupun bersama dengan orang lain 4
  • 5. melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi. Selanjutnya Budi Santoso menjelaskan bahwa yang dimaksud invensi disini adalah penemuan dalam kategori invention bukan dalam kategori discovery. Invention adalah to create something new, artinya menciptakan sesuatu yang baru, dari dulu tidak ada menjadi ada, walaupun baru disini termasuk didalamnya hasil modifikasi. Sedangkan discovery sering diartikan sebagai to find something new, menemukan sesuatu yang baru, sebenarnya sudah ada bendanya kemudian baru ditemukan sehingga seolah-olah sesuatu yang baru, tetapi sebenarnya tidak ada ciptaan baru yang dibuat, misalnya menemukan virus (virus sudah ada), menemukan benda ruang angkasa, terjadinya hujan, kehidupan mamalia di laut Dasar hukum mengenai hak paten diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 mengenai Paten, dalam Undang-Undang tersebut dicantumkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan hak paten, diantaranya ialah mengenai syarat paten, jangka waktu berlakunya paten, hak dan kewajiban inventor sebagai penemu invensi, tata cara permohonan hak paten, pengumuman dan pemeriksaan substansif. Dengan adanya undang- undang ini maka diharapkan akan ada perlindungan terhadap karya intelektual dari putra dan putri indonesia. Sebelumnya, hak paten dirumuskan pada tahun 1955 dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Paten. Menyadari akan semakin pentingnya peran paten dalam pembangunan, pemerintah kembali membuat RUU Paten pada tahun 1965. Sama halnya dengan RUU Paten terdahulu, RUU ini pun tidak sampai melahirkan sebuah undang-undang yang sangat dinantikan oleh peneliti di Indonesia. Upaya untuk membuat sebuah Undang- undang Paten kembali dirintis oleh pemerintah pada tahun 1984 dan ditindaklanjuti dengan membuat tim khusus melalui Keppres Nomor 34 Tahun 1986 yang bertugas membuat Undang-undang Paten yang lebih moderen dan sistematis. Usaha tersebut membuahkan hasil pada awal tahun 1989 ketika pemerintah mengajukan RUU Paten ke DPR. 5
  • 6. Pada akhir tahun 1989, RUU Paten tersebut berhasil disahkan menjadi Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989 yang diberlakukan secara efektif pada tahun 1991 . Seiring dengan kemajuan ekonomi dan perkembangan teknologi, usaha untuk menghadirkan Undang-undang Paten yang moderen dan sesuai dengan kondisi perdagangan terus dilakukan oleh pemerintah. Terutama sejak Indonesia meratifikasi persetujuan pembentukan WTO beserta dengan perjanjian internasional yang terkait di dalamnya, salah satunya adalah perjanjian TRIPs, usaha untuk menyempurnakan isi hukum paten merupakan hal yang tidak terelakan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengamandemen beberapa ketentuan yang terdapat di dalam Undang-undang Paten Tahun 1989 melalui Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997. Selanjutnya keinginan dari pemerintah untuk menyesuaikan keseluruhan peraturan di bidang HaKI dengan ketentuan yang terdapat dalam perjanjian TRIPs menjadi faktor pendorong diamandemennya Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997 Tentang Paten menjadi Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 melalui banyak sekali penyempurnaan, penambahan, dan penghapusan yang dibuat dengan tujuan untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap paten B. Subjek yang dapat dipatenkan Secara umum, terdapat tiga kategori mengenai subjek yang dapat dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup alat dan aparatus. Sedangkan, untuk barang yang diproduksi mencakup perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia, obat-obatan, DNA ( deoxyribonucleic acid ), RNA ( ribonucleic acid ), dan sebagainya. 6
  • 7. Kebenaran matematika, termasuk yang tidak dapat dipatenkan. Software yang menerapkan algoritma juga tidak dapat dipatenkan kecuali terdapat aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek teknikalnya (di Eropa). Saat ini, masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis) masih merupakan subjek yang sangat kontroversial. Amerika Serikat dalam beberapa kasus hukum di sana, mengijinkan paten untuk software dan metode bisnis, sementara di Eropa, software dianggap tidak bisa dipatenkan, meski beberapa invensi yang menggunakan software masih tetap dapat dipatenkan. Paten yang berhubungan dengan zat alamiah (misalnya zat yang ditemukan di hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis dan juga sekuens genetik, termasuk juga subjek yang kontroversial. Di berbagai negara, terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya, di Amerika Serikat, metode bedah dapat dipatenkan, namun hak paten ini mendapat pertentangan dalam prakteknya. Mengingat sesuai prinsip sumpah Hipokrates (Hippocratic Oath), dokter wajib membagi pengalaman dan keahliannya secara bebas kepada koleganya. Sehingga pada tahun 1994, The American Medical Association (AMA) House of Delegates mengajukan nota keberatan terhadap aplikasi paten ini. Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru (belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif (tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka waktu perlindungan untuk paten biasa adalah 20 tahun, sementara paten sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten. Ada beberapa kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan paten, yaitu proses atau produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan, metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan, serta teori dan metode di bidang 7
  • 8. matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis. Sedangkan, hal-hal yang tidak dapat dipatenkan adalah Penemuan tentang proses atau hasil produksi yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum atau kesusilaan, dan juga penemuan tentang metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak menjangkau produk apapun yang digunakan atau berkaitan dengan metode tersebut. C. Pengalihan Hak Paten melalui kontrak lisensi Paten adalah merupakan sesuatu yang tidak berwujud yang diakui oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia, sebagai sesuatu yang diakui dan dianut paten dapat dialihkan kepada orang lain, dengan melalui pewarisan,hibah,wasiat,dan perjanjian. Pengalihan paten dapat dilakukan terhadap perseorangan maupun terhadap badan hukum, namun pengalihan ini wajib untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal dan dicatat dalam Daftar Umum Paten sehingga pengalihan sah dan tidak batal demi hukum. Pengalihan yang paling sering dilakukan mengingat aspek ekonomisnya adalah melalui perjanjian yang dapat berbentuk perjanjian lisensi (kontrak lisensi). Kontrak lisensi yaitu kontrak yang diadakan antara pemilik teknologi (licensor) dengan penerima teknologi (licencee) dimana licensor menerima imbalan (royalty), dalam jangka waktu tertentu memberikan izin kepada licencee untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya yang dilindungi yaitu hak paten. Perjanjian ini merupakan bukti pemberian ijin pemegang paten terhadap pihak lain untuk membuat, menggunakan, mengimpor, menjual, menyewakan, menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan hasil produk paten. 8
  • 9. Perjanjian lisensi dapat berbentuk lisensi eksklusif maupun non eksklusif : lisensi eksklusif yaitu si pemegang paten menyetujui untuk tidak memberikan lisensi-lisensi lain kepada orang lain, selain dari si pemegang lisensi, jadi hanya memberikan izin kepada 1 (satu) pihak saja, sedangkan lisensi eksklusif bisa dilisensikan lagi kepada beberapa pihak Selain itu dikenal pula adanya lisensi wajib yang pelaksanaannya didasarkan pada keputusan Dirjen HKI (Pasal 74 Undang-undang No 14 tahun 2001). Selanjutnya Pasal 75 menentukan bahwa setiap pihak dapat mengajukan lisensi wajib kepada Dirjen HKI untuk melaksanakan paten yang bersangkutan setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pemberian paten dengan membayar biaya dengan alasan bahwa paten tersebut tidak dilaksanakan atau tidak dilaksanakan sepenuhnya di Indonesia oleh pemeang paten, kecuali jika pelaksanaan paten merugikan masyarakat, maka pengajuan lisensi wajib dapat dilaksanakan setiap saat. Pengalihan Paten harus disertai dokumen asli Paten berikut hak lain yang berkaitan dengan Paten itu. Segala bentuk pengalihan Paten wajib dicatat dan diumumkan dengan dikenai biaya. Pengalihan Paten yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal ini tidak sah dan batal demi hukum. Syarat dan tata cara pencatatan pengalihan Paten diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden. Kecuali dalam hal pewarisan, hak sebagai pemakai terdahulu tidak dapat dialihkan. Pengalihan hak wajib dicatat dan diumumkan dengan dikenai biaya. Pengalihan hak tidak menghapus hak Inventor untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya dalam Paten yang bersangkutan. Syarat Pengalihan Hak Paten berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 37 Tahun 2010 tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan Pengalihan Paten (Berlaku sejak 7 Juni 2010) , yaitu: a. Paten yang beralih atau dialihkan wajb dicatatkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. b. Permohonan pencatatan pengalihan paten dapat diajukan oleh pemohon atau kuasanya. Jika pemohon tidak bertempat tinggal; atau tidak 9
  • 10. berkedudukan tetap di wilayah Negara Republik Indonesia, permohonan pencatatan pengalihan paten harus diajukan melalui kuasanya di Indonesia. c. Permohonan pencatatan pengalihan paten memuat nomor dan judul paten; tanggal, bulan, dan tahun permohonan; nama dana alamat lengkap pemohon; nama dan alamat lengkap pemegang paten; dan nama dan alamat lengkap kuasa bila permohonan diajukan melalui kuasa. d. Pencatatan pengalihan paten harus memenuhi sejumlah syarat. Yakni, telah membayar biaya permohonan pencatatan pengalihan paten; telah membayar biaya tahunan atas paten untuk tahun yang sedang berjalan; dan kelengkapan dokumen permohoan pencatatan pengalihan paten. Dijelaskan pula bahwa terhitung 7 Juni 2010, permohonan pencatatan pengalihan paten yang diterima sebelum ditetapkannya Perpres ini, wajib menyesuaikan dengan Perpres ini. e. Jika permohonan belum sesuai dengan persyaratan dalam Perpres ini, dalam jangka waktu paling lama 60 hari sejak Perpres ini ditetapkan, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan dimaksud paling lama 90 hari sejak tanggal pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Permohonan Lisensi wajib hanya dapat dilakukan jika paten yang diberikan perlindungan tersebut tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten atau dilaksanakan dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat. Ini berarti permohonan lisensi wajib jug dapat diajukan meskipun Paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh Pemegang Paten atau Pemegang Lisensi Paten tersebut, selama hal yang tersebut terdahulu dipenuhi. Jika Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual berpendapat bahwa jangka waktu 36 bulan yang disyaratkan belum cukup bagi Pemegang Paten untuk melaksanakanya secara komersial di Indonesia atau wilayah yang lebih luas secara geografis, maka Direktorat Jenderal HKI dapat menunda keputusan pemberian lisensi wajib tersebut atau menolak permohonan lisensi wajib tersebut untuk sementara waktu. 10
  • 11. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Investor atas hasil Investasinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Investasinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi merupakan ide dari inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk/proses atau penyempurnaan dan pengembangan dari produk/proses. Dasar hukum mengenai hak paten diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 mengenai Paten, dalam Undang-Undang tersebut dicantumkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan hak paten, diantaranya ialah mengenai syarat paten, jangka waktu berlakunya paten, hak dan kewajiban inventor sebagai penemu invensi, tata cara permohonan hak paten, pengumuman dan pemeriksaan substansif. Dengan adanya undang- undang ini maka diharapkan akan ada perlindungan terhadap karya intelektual dari putra dan putri indonesia. Sebelumnya, hak paten dirumuskan pada tahun 1955 dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Paten. Secara umum, terdapat tiga kategori mengenai subjek yang dapat dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup alat dan aparatus. Sedangkan, untuk barang yang diproduksi mencakup perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia, obat-obatan, DNA ( deoxyribonucleic acid ), RNA ( ribonucleic acid ), dan sebagainya. 11
  • 12. Paten dapat dialihkan kepada orang lain, dengan melalui pewarisan,hibah,wasiat,dan perjanjian. Pengalihan paten dapat dilakukan terhadap perseorangan maupun terhadap badan hukum, namun pengalihan ini wajib untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal dan dicatat dalam Daftar Umum Paten sehingga pengalihan sah dan tidak batal demi hukum. Pengalihan yang paling sering dilakukan mengingat aspek ekonomisnya adalah melalui perjanjian yang dapat berbentuk perjanjian lisensi (kontrak lisensi). Kontrak lisensi yaitu kontrak yang diadakan antara pemilik teknologi (licensor) dengan penerima teknologi (licencee) dimana licensor menerima imbalan (royalty), dalam jangka waktu tertentu memberikan izin kepada licencee untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya yang dilindungi yaitu hak paten. Syarat Pengalihan Hak Paten berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 37 Tahun 2010 tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan Pengalihan Paten (Berlaku sejak 7 Juni 2010). Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan dimaksud paling lama 90 hari sejak tanggal pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Permohonan Lisensi wajib hanya dapat dilakukan jika paten yang diberikan perlindungan tersebut tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten atau dilaksanakan dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat. B.Saran-saran 1. dalam rangka melindungi pemegang paten, kebijakan dari pemerintah dan tindakan tegas dari pemerintah bagi pelanggaran paten sangat diperlukan. 2. disarankan kepada pihak pemohon pengalihan hak paten melalui lisensi untuk melakukan perjanjian tersebut di hadapan notaris. 12