SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
                      REPUBLIK INDONESIA

                               SALINAN

      PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
          SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEP ATAU
                  PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

                   NOMOR :PER-04/M.EKON/06/2006
                             TENTANG

    TATA CARA EVALUASI PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN
       BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR YANG
               MEMBUTUHKAN DUKUNGAN PEMERINTAH

     MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA
    KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR,

Menimbang   : a. bahwa dalam rangka percepatan penyediaan infrastruktur,
                 apabila diperlukan Pemerintah dapat memberikan dukungan
                 terhadap    proyek   penyediaan    infrastruktur   yang
                 dikerjasamakan dengan badan usaha;

             b. bahwa agar dukungan Pemerintah diberikan secara tepat
                guna dan tepat sasaran, serta untuk menjalankan prinsip
                kehati-hatian dan tata kepemerintahan yang baik (good
                governance), perlu ditetapkan tata cara evaluasi proyek
                kerjasama Pemerintah dan badan usaha yang membutuhkan
                dukungan Pemerintah;

             c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
                dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
                Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua
                Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
                tentang Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah
                Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Yang
                Membutuhkan Dukungan Pemerintah;

Mengingat   : 1. Peraturan   Presiden  Nomor   9   Tahun  2005   tentang
                 Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan O~ganisasi dan Tata
                 Kerja Kementerian Negara Republik Indonesir sebagaimana
                 telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62Tahun
                 2005;

             2. Peraturan Presiden Nonior 10 Tahun 2005 tentang Unit
                Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara
                Republik Indonesia, sebagaimana diubah terakhir dengan
                Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2005;

             3. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite
                Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur;
4. Peraturan   Presiden    Nomor   67     Tahun   2005   tentang
                 Kerjasama    Pemerintah    dengan      Badan    Usaha   dalam
                 Penyediaan Infrastruktur;

              5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
                 2004, sebagaimana telah berubah dengan Keputusan
                 Presiden Republik Indonesia Nomor 8/M Tahun 2005;

              6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun
                 2005;

              7. Peraturan   Menteri    Koordinator   Bidang  Perekonomian
                 selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
                 Infrastruktur    Nomor    PER-01/M.EKON/05/2006   tentang
                 Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan Percepatan
                 Penyediaan Infrastruktur;

              8. Peraturan   Menteri  Koordihator   Bidang  Perekonomian
                 Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
                 Infrastruktur Nomor: PER-03/M.EKON/06/2006 tentang Tata
                 Cara Dan Kriteria Penyusunan Daftar Prioritas Proyek
                 Infrastruktur Kerjasasama Pemerintah Dan Badan Usaha;

              9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK01/2006 tentang
                 Petunjuk   Pelaksanaan  Pengendalian  Dan  Pengelolaan
                 Risiko Atas Penyediaan Infrastruktur;

              10.Keputusan Menteri Keuangan Nomor 518/KMK01/2005 tentang
                 Pembentukan Komite Pengelolaan Risiko Atas Penyediaan
                 Infrastruktur;

                              MEMUTUSKAN :

Menetapkan   : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU
               KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
               TENTANG TATA CARA EVALUASI PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH
               DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR YANG
               MEMBUTUHKAN DUKUNGAN PEMERINTAH.

                                  BAB I
                             KETENTUAN UMUM
                                  Pasal 1

Dalam Peraturan    Menteri   Koordinator    Bidang    Perekonomian   ini   yang
dimaksud dengan:

1. Pemerintah adalah Pemerintah Negara Republik Indonesia.

2. MenterijKepala Lembaga adalah pimpinan kementerian/lembaga yang
   ruang   lingkup,  tugas   dan tanggung  jawabnya  meliputi  sektor
   infrastruktur sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 67
   Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam
   Penyediaan Infrastruktur.
3. Komite   Kebijakan   Percepatan   Penyediaan   Infrastruktur,   yang
   selanjutnya disebut Komite, adalah komite yang dibentuk dan memiliki
   susunan keanggotaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
   Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan
   Infrastruktur.

4. Sekretariat Komite adalah unsur pembantu Ketua Komite yang berada di
   bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite sebagaimana dimaksud
   dalam Peraturan Menteri Kooridinator Bidang Perekonomian selaku
   Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Nomor
   PER-01/M.EKON/05/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite
   Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur.

5. Unit Pusat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (Public
   Private    Partnership/PPP), yang selanjutnya disebut Unit Pusat
   Pengembangan PPP adalah organ Komite sebagaimana dimaksud dalam
   Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua
   Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Nomor PER-
   Ol/M.EKON/05/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan
   Percepatan Penyediaan Infrastruktur.

6. Badan Usaha adalah badan usaha swasta yang berbentuk perseroan
   terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
   (BUMD), dan Koperasi.

7. Proyek Kerjasama adalah Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan
   mela1ui Perjanjian Kerjasama atau pemberian Izin Pengusahaan antara
   Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha.

8. Penyediaan Infrastruktur adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan
   konstruksi untuk membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur
   danl atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/ atau pemeliharaan
   infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur.

9. Perjanjian Kerjasama adalah kesepakatan tertulis untuk         Penyediaan
   Infrastruktur antara Menteri/Kepala Lembaga dengan Badan      Usaha yang
   ditetapkan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67          Tahun 2005
   tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam          Penyediaan
   Infrastruktur.

10.Dukungan   Pemerintah    adalah   dukungan   yang    diberikan  oleh
   Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha dalam rangka
   pelaksanaan Proyek Kerjasama berdasarkan Perjanjian Kerjasama.

                             BAB II
                MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

                                  Pasal 2

Peraturan Menteri   Koordinator    Bidang   Perekonomian   ini   dimaksudkan
   sebagai:

a. pedoman bagi Menteri/Kepala Lembaga dalam mengajukan usulan Proyek
   Kerjasama yang membutuhkan Dukungan Pemerintah kepada Komite;
b. pedoman bagi organisasi Komite dalam melakukan evaluasi terhadap
   usulan Proyek Kerjasama yang membutuhkan Dukungan Pemerintah untuk
   diteruskan kepada Menteri Keuangan.

                                Pasal 3

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini ditujukan untuk
mendukung   percepatan    Penyediaan   Infrastruktur sehingga   dapat
meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional.

                                 Pasal4

(1) Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 10
    merupakan dukungan dalam bentuk kompensasi finansial dan/ atau
    kompensasi dalam bentuk lain yang diberikan oleh Pemerintah kepada
    Badan Usaha melalui skema pembagian risiko dalam rangka pelaksanaan
    Proyek Kerjasama.

(2)   Jenis risiko dan bentuk Dukungan Pemerintah adalah sebagaimana
      dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.0l/2006
      tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Dan Pengelolaan Risiko
      Atas Penyediaan Infrastruktur.

                             BAB III
              PRINSIP PEMBERIAN DUKUNGAN PEMERINTAH
                      DAN KRITERIA EVALUASI

                              Bagian Pertama
                  Prinsip Pemberian Dukungan Pemerintah

                                Pasal 5

Dukungan Pemerintah diberikan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. Dukungan Pemerintah diberikan kepada Proyek Kerjasama yang secara
   ekonomi dan finansial layak;

b. Dukungan Pemerintah perlu ditekan serendah mungkin, dengan terlebih
   dahulu dilakukan upaya pengendalian dan pengelolaan risiko terhadap
   Proyek   Kerjasama  yang   diusulkan   untuk   memperoleh  Dukungan
   Pemerintah; dan

c. pemberian Dukungan Pemerintah dilakukan secara transparan.

                             Bagian Kedua
                           Kriteria Evaluasi

                                Pasal 6

Proyek Kerjasama yang diusulkan untuk mendapatkan Dukungan Pemerintah
dievaluasi berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. kesiapan aspek hukum, dimana Proyek Kerjasama yang diusulkan telah
   sesuai dengan hukum Republik Indonesia;

b. kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
c. kesesuaian dengan rencana strategis sektor;

d. kompetitif, dimana Proyek Kerjasama yang diusulkan menarik bagi
   Badan Usaha sehingga akan terjadi kompetisi pada proses pelelangan;

e. ketersediaan lahan, dimana lahan untuk pelaksanaan Proyek Kerjasama
   telah tersedia, atau dalam hal lahan yang dipadukan belum tersedia
   atas nama Pemerintah, telah ada dokumen resmi yang diterbitkan oleh
   Pemerintah yang memuat rencana terperinci atas pengadaan lahan,
   berikut antisipasi atau tindakan yang akan dilakukan dalam proses
   pengadaan lahan;

f. kesiapan konsep proyek, dimana struktur Proyek Kerjasama               yang
   diajukan sesuai untuk dikerjasamakan dengan Badan Usaha;

g. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, dimana Proyek
   Kerjasama telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah baik yang
   disusun di tingkat daerah maupun nasional;

h. kesiapan pengendalian dampak         lingkungan, dimana usulan     Proyek
   Kerjasama   telah dilengkapi        dengan   analisis  mengenai    dampak
   lingkungan;

i. kejelasan bentuk kerjasama, dimana       usulan Proyek Kerjasama telah
   dilengkapi dengan usulan mengenai        bentuk kerjasama dengan pola
   pembiayaan yang jelas;

j. kelengkapan dokumen lelang, dimana usulan Proyek Kerjasama telah
   dilengkapi dengan dokumen lelang yang mencakup informasi yang
   dibutuhkan oleh Badan Usaha, termasuk di dalamnya rancangan
   Perjanjian Kerjasama;

k. kemanfaatan dan kelayakan biaya ekonomi dan sosial, dimana usulan
   Proyek Kerjasama dapat memberikan manfaat, dan layak dari segi biaya
   ekonomi dan sosial sebagaimana dibuktikan dengan analisis yang
   terperinci mengenai manfaat dan biaya ekonomi dan sosial, yang
   mencakup analisis mengenai penangulangan masalah kesempatan kerja,
   peran dalam pengurangan kemiskinan, pengaruh terhadap tingkat
   produktifitas, peran dalam pengurangan kesenjangan antar daerah, dan
   pertumbuhan ekonomi secara makro;

l. kejelasan penanggulangan risiko, dimana risiko yang timbul dari
   pelaksanaan Proyek Kerjasama telah dianalisis secara terperinci dari
   segi alokasi risiko, taksiran besarnya risiko secara kuantitatif dan
   langkah-Iangkah yang perlu diambil untuk meminimalkan tingkat
   risiko;

m. kejelasan mengenai   bentuk   dan   besarnya   Dukungan   Pemerintah   yang
   dimintakan; dan

n. kelayakan proyek, dimana Proyek Kerjasama telah dinyatakan layak
   dari segi teknis dan finansial (kualitas proyek) berdasarkan hasil
   studi kelayakan.


                                 BAB IV
TATA CARA EVALUASI PROYEK KERJASAMA
             YANG MEMBUTUHKAN DUK~JNGAN PEMERINTAH

                                  Pasal 7

Evaluasi Proyek KerjasalIla yang membutuhkan             Dukungan   Pemerintah
dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

a. pengajuan usulan Proyek Kerjasama oleh l4enterijKepala Lembaga;

b. evaluasi kelayakan dan penetapan prioritasi Proyek Kerjasama oleh
   Komite; dan

c. pengajuan rekomendasi oleh Komite kepada Menteri Keuangan.

                               Bagian Pertama
                      Pengajuan Usulan Proyek Kerjasama

                                  Pasal 8

(1)MenterijKepala Lembaga mengajukan usulan Proyek Kerjasama yang
   membutuhkan Dukungan Pemerintah kepada Menteri Keuangan melalui
   Komite.
(2)Usulan Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
   sebelum proyek tersebut ditawarkan kepada Badan Usaha.

                                  Pasal 9

Usulan sebagaimana dimaksud      dalam   Pasal   8   wajib   dilengkapi   dengan
dokumen sebagai berikut:

a. studi kelayakan;

b. dokumen lelang, yang paling sedikit memuat;
   1) rencana bentuk kerja sama;
   2) rencana pembiayaan Proyek Kerjasama dan sumber dananya;
   3) rencana penawaran kerjasama, yang mencakup jadwal, proses, dan
      cara penilaian;
   4) analisis risiko yang memuat alokasi risiko dan upaya mitigasi;

c. dokumen yang memuat uraian terperinci mengenai usulan atas Dukungan
   Pemerintah, disertai dengan analisis mengenai tindakan preventif
   yang perlu dilakukan dalam rangka mengurangi timbulnya kewajiban
   keuangan   Pemerintah   (contingent   liabilities)  sebagai  dampak
   pelaksanaan Perjanjian Kerjasama; dan

d. dokumen hasil konsultasi publik.

                                Bagian Kedua
                          Evaluasi Proyek Kerjasama

                                  Pasal 10

(1)Komite melalui Sekretariat Komite         memeriksa   kelengkapan      dokumen
   sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
(2)Dalam hal dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum lengkap,
   Komite dapat meminta tambahan dokumen kepada MenterijKepala Lembaga.

(3)Dalam hal dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lengkap,
   Sekretariat Komite meneruskan kepada Unit Pusat Pengembangan PPP
   untuk dievaluasi.

                                Pasal 11

(1)Unit Pusat Pengembangan PPP melakukat evaluasi terhadap kelayakan
   usulan yang telah memenuhi kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud
   dalam Pasal 10 ayat (3).

(2)Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan
   kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

(3)Dalam melakukan evaluasi, Unit Pusat Pengembangan PPP melalui
   Sekretariat Komite dapat meminta dokumen dan/ atau keterangan lain
   yang diperlukan
kepada menteri/ Kepala Lembaga.

                                Pasal 12

(1)Unit Pusat Pengembangan PPP melakukan evaluasi untuk menentukan
   prioritas   Proyek Kerjasama  yang   layak  memperoleh Dukungan
   Pemerintah.

(2)Dalam menetapkan urutan piroritas, Unit Pusat Pengembangan       PPP
   mempertimbangkan:
   a. analisis manfaat, biaya ekonomi dan sosial;
   b. harmonisasi dan/ atau integrasi antar sector; dan
   c. besaran Dukungan Pemerintah yang dimintakan.

                                Pasal 13

(1)Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan
   Pasal 12, Unit Pusat Pengembangan PPP menyampaian rekomendasi kepada
   Komite.

(2)Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi daftar Proyek
   Kerjasama yang layak mendapatkan Dukungan Pemerintah berdasarkan
   urutan prioritas.

                             Bagian Ketiga
             Usulan Proyek Kerjasama Yang Dapat Memperoleh
                          Dukungan Pemerintah

                                Pasal 14

(1)Berdasarkan   rekomendasi   Unit  Pusat   Pengembangan  PPP,   Komite
   menetapkan   Proyek   Kerjasama  yang    layak  memperoleh   Dukungan
   Pemerintah berdasarkan urutan prioritas.

(2)Usulan   Proyek   Kerjasama  dianggap   layak   memperoleh Dukungan
   Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
   Menteri Keuangan untuk dievaluasi lebih lanjut.
(3)Daftar urutan prioritas Proyek Kerjasama yang dianggap         layak
   memperoleh Dukungan Pemerintah dapat diketahui publik.

(4)Usulan Proyek Kerjasama yang dianggap tidak layak memperoleh
   Dukungan Pemerintah dikembalikan kepada Menteri/Kepala Lembaga
   disertai alasan-alasannya.

                               BAB V
                        KETENTUAN PERALIHAN
                                Pasal 15

Sebelum terbentuknya Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit       Pusat
Pengembangan PPP, Sekretariat Komite melaksanakan fungsi Unit     Pusat
Pengembangan PPP.

                               BAB VI
                          KETENTUANPENUTUP
                                Pasal 16

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

                                           Ditetapkan di Jakarta
                                           pada tanggal 22 Juni 2006

                                         MENTERI KOORDINATOR BIDANG
                                                PEREKONOMIAN
                                       SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN
                                           PERCEPATAN PENYEDIAAN
                                               INFRASTRUKTUR

                                                       ttd.

                                                 BOEDIONO

More Related Content

What's hot

LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
Oswar Mungkasa
 
Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
infosanitasi
 
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanPerpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Irman Gapur
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
ppbkab
 
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklirPermenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Winarto Winartoap
 

What's hot (20)

Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
Permen PU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilita...
 
perka lan 33 tahun 2015 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan jfak
perka lan 33 tahun 2015 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan jfakperka lan 33 tahun 2015 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan jfak
perka lan 33 tahun 2015 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan jfak
 
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
 
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
Tugas Belajar PNS PemProv DKI Jakarta - Pergub Prov DKI Jakarta No.23 Tahun 2012
 
PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004
 
RENSTRA KEMENTRIAN PU
RENSTRA KEMENTRIAN PURENSTRA KEMENTRIAN PU
RENSTRA KEMENTRIAN PU
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
 
Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
Kepmen pupr1419 kpts_m_2021-2021
 
Bahan Pensiun ASN
Bahan Pensiun ASNBahan Pensiun ASN
Bahan Pensiun ASN
 
Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...
Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...
Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...
 
Lakip pemko
Lakip pemkoLakip pemko
Lakip pemko
 
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanPerpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
 
Permen no.73 th_2011
Permen no.73 th_2011Permen no.73 th_2011
Permen no.73 th_2011
 
64 pmk.05 2020_per
64 pmk.05 2020_per64 pmk.05 2020_per
64 pmk.05 2020_per
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
 
Juknis inpassing jabatan fungsional pengadaan barang dan Jasa
Juknis inpassing jabatan fungsional  pengadaan barang dan JasaJuknis inpassing jabatan fungsional  pengadaan barang dan Jasa
Juknis inpassing jabatan fungsional pengadaan barang dan Jasa
 
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklirPermenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
 

Similar to Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percapatan Penyediaan Infrastruktur No. PER-04/M,EKON/06/2006 tentang Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur yang Mem

Similar to Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percapatan Penyediaan Infrastruktur No. PER-04/M,EKON/06/2006 tentang Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur yang Mem (20)

Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah  dengan Bad...
Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Bad...
 
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
 
PMK2602010.pdf
PMK2602010.pdfPMK2602010.pdf
PMK2602010.pdf
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
 
Permenkeu 38 2006 petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan atas peny...
Permenkeu 38 2006 petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan atas peny...Permenkeu 38 2006 petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan atas peny...
Permenkeu 38 2006 petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan atas peny...
 
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdfPerpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015
 
Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015
 
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
 
Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015
 
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptxBahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
 
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfPerpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
 
Tahap Perencanaan Private Partnership Program.pptx
Tahap Perencanaan Private Partnership Program.pptxTahap Perencanaan Private Partnership Program.pptx
Tahap Perencanaan Private Partnership Program.pptx
 
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan ...
 
2 pk 05b
2 pk 05b2 pk 05b
2 pk 05b
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011
 
Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015
 

More from infosanitasi

Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
infosanitasi
 

More from infosanitasi (20)

Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percapatan Penyediaan Infrastruktur No. PER-04/M,EKON/06/2006 tentang Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur yang Mem

  • 1. MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEP ATAU PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR :PER-04/M.EKON/06/2006 TENTANG TATA CARA EVALUASI PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR YANG MEMBUTUHKAN DUKUNGAN PEMERINTAH MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan penyediaan infrastruktur, apabila diperlukan Pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap proyek penyediaan infrastruktur yang dikerjasamakan dengan badan usaha; b. bahwa agar dukungan Pemerintah diberikan secara tepat guna dan tepat sasaran, serta untuk menjalankan prinsip kehati-hatian dan tata kepemerintahan yang baik (good governance), perlu ditetapkan tata cara evaluasi proyek kerjasama Pemerintah dan badan usaha yang membutuhkan dukungan Pemerintah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur tentang Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Yang Membutuhkan Dukungan Pemerintah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan O~ganisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesir sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62Tahun 2005; 2. Peraturan Presiden Nonior 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2005; 3. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur;
  • 2. 4. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004, sebagaimana telah berubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8/M Tahun 2005; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005; 7. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Nomor PER-01/M.EKON/05/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur; 8. Peraturan Menteri Koordihator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Nomor: PER-03/M.EKON/06/2006 tentang Tata Cara Dan Kriteria Penyusunan Daftar Prioritas Proyek Infrastruktur Kerjasasama Pemerintah Dan Badan Usaha; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK01/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Dan Pengelolaan Risiko Atas Penyediaan Infrastruktur; 10.Keputusan Menteri Keuangan Nomor 518/KMK01/2005 tentang Pembentukan Komite Pengelolaan Risiko Atas Penyediaan Infrastruktur; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR TENTANG TATA CARA EVALUASI PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR YANG MEMBUTUHKAN DUKUNGAN PEMERINTAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah adalah Pemerintah Negara Republik Indonesia. 2. MenterijKepala Lembaga adalah pimpinan kementerian/lembaga yang ruang lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi sektor infrastruktur sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
  • 3. 3. Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur, yang selanjutnya disebut Komite, adalah komite yang dibentuk dan memiliki susunan keanggotaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur. 4. Sekretariat Komite adalah unsur pembantu Ketua Komite yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Kooridinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Nomor PER-01/M.EKON/05/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur. 5. Unit Pusat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (Public Private Partnership/PPP), yang selanjutnya disebut Unit Pusat Pengembangan PPP adalah organ Komite sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Nomor PER- Ol/M.EKON/05/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur. 6. Badan Usaha adalah badan usaha swasta yang berbentuk perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Koperasi. 7. Proyek Kerjasama adalah Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan mela1ui Perjanjian Kerjasama atau pemberian Izin Pengusahaan antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha. 8. Penyediaan Infrastruktur adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur danl atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/ atau pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur. 9. Perjanjian Kerjasama adalah kesepakatan tertulis untuk Penyediaan Infrastruktur antara Menteri/Kepala Lembaga dengan Badan Usaha yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. 10.Dukungan Pemerintah adalah dukungan yang diberikan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha dalam rangka pelaksanaan Proyek Kerjasama berdasarkan Perjanjian Kerjasama. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini dimaksudkan sebagai: a. pedoman bagi Menteri/Kepala Lembaga dalam mengajukan usulan Proyek Kerjasama yang membutuhkan Dukungan Pemerintah kepada Komite;
  • 4. b. pedoman bagi organisasi Komite dalam melakukan evaluasi terhadap usulan Proyek Kerjasama yang membutuhkan Dukungan Pemerintah untuk diteruskan kepada Menteri Keuangan. Pasal 3 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini ditujukan untuk mendukung percepatan Penyediaan Infrastruktur sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Pasal4 (1) Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 10 merupakan dukungan dalam bentuk kompensasi finansial dan/ atau kompensasi dalam bentuk lain yang diberikan oleh Pemerintah kepada Badan Usaha melalui skema pembagian risiko dalam rangka pelaksanaan Proyek Kerjasama. (2) Jenis risiko dan bentuk Dukungan Pemerintah adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.0l/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Dan Pengelolaan Risiko Atas Penyediaan Infrastruktur. BAB III PRINSIP PEMBERIAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN KRITERIA EVALUASI Bagian Pertama Prinsip Pemberian Dukungan Pemerintah Pasal 5 Dukungan Pemerintah diberikan berdasarkan prinsip sebagai berikut: a. Dukungan Pemerintah diberikan kepada Proyek Kerjasama yang secara ekonomi dan finansial layak; b. Dukungan Pemerintah perlu ditekan serendah mungkin, dengan terlebih dahulu dilakukan upaya pengendalian dan pengelolaan risiko terhadap Proyek Kerjasama yang diusulkan untuk memperoleh Dukungan Pemerintah; dan c. pemberian Dukungan Pemerintah dilakukan secara transparan. Bagian Kedua Kriteria Evaluasi Pasal 6 Proyek Kerjasama yang diusulkan untuk mendapatkan Dukungan Pemerintah dievaluasi berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. kesiapan aspek hukum, dimana Proyek Kerjasama yang diusulkan telah sesuai dengan hukum Republik Indonesia; b. kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
  • 5. c. kesesuaian dengan rencana strategis sektor; d. kompetitif, dimana Proyek Kerjasama yang diusulkan menarik bagi Badan Usaha sehingga akan terjadi kompetisi pada proses pelelangan; e. ketersediaan lahan, dimana lahan untuk pelaksanaan Proyek Kerjasama telah tersedia, atau dalam hal lahan yang dipadukan belum tersedia atas nama Pemerintah, telah ada dokumen resmi yang diterbitkan oleh Pemerintah yang memuat rencana terperinci atas pengadaan lahan, berikut antisipasi atau tindakan yang akan dilakukan dalam proses pengadaan lahan; f. kesiapan konsep proyek, dimana struktur Proyek Kerjasama yang diajukan sesuai untuk dikerjasamakan dengan Badan Usaha; g. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, dimana Proyek Kerjasama telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah baik yang disusun di tingkat daerah maupun nasional; h. kesiapan pengendalian dampak lingkungan, dimana usulan Proyek Kerjasama telah dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan; i. kejelasan bentuk kerjasama, dimana usulan Proyek Kerjasama telah dilengkapi dengan usulan mengenai bentuk kerjasama dengan pola pembiayaan yang jelas; j. kelengkapan dokumen lelang, dimana usulan Proyek Kerjasama telah dilengkapi dengan dokumen lelang yang mencakup informasi yang dibutuhkan oleh Badan Usaha, termasuk di dalamnya rancangan Perjanjian Kerjasama; k. kemanfaatan dan kelayakan biaya ekonomi dan sosial, dimana usulan Proyek Kerjasama dapat memberikan manfaat, dan layak dari segi biaya ekonomi dan sosial sebagaimana dibuktikan dengan analisis yang terperinci mengenai manfaat dan biaya ekonomi dan sosial, yang mencakup analisis mengenai penangulangan masalah kesempatan kerja, peran dalam pengurangan kemiskinan, pengaruh terhadap tingkat produktifitas, peran dalam pengurangan kesenjangan antar daerah, dan pertumbuhan ekonomi secara makro; l. kejelasan penanggulangan risiko, dimana risiko yang timbul dari pelaksanaan Proyek Kerjasama telah dianalisis secara terperinci dari segi alokasi risiko, taksiran besarnya risiko secara kuantitatif dan langkah-Iangkah yang perlu diambil untuk meminimalkan tingkat risiko; m. kejelasan mengenai bentuk dan besarnya Dukungan Pemerintah yang dimintakan; dan n. kelayakan proyek, dimana Proyek Kerjasama telah dinyatakan layak dari segi teknis dan finansial (kualitas proyek) berdasarkan hasil studi kelayakan. BAB IV
  • 6. TATA CARA EVALUASI PROYEK KERJASAMA YANG MEMBUTUHKAN DUK~JNGAN PEMERINTAH Pasal 7 Evaluasi Proyek KerjasalIla yang membutuhkan Dukungan Pemerintah dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: a. pengajuan usulan Proyek Kerjasama oleh l4enterijKepala Lembaga; b. evaluasi kelayakan dan penetapan prioritasi Proyek Kerjasama oleh Komite; dan c. pengajuan rekomendasi oleh Komite kepada Menteri Keuangan. Bagian Pertama Pengajuan Usulan Proyek Kerjasama Pasal 8 (1)MenterijKepala Lembaga mengajukan usulan Proyek Kerjasama yang membutuhkan Dukungan Pemerintah kepada Menteri Keuangan melalui Komite. (2)Usulan Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan sebelum proyek tersebut ditawarkan kepada Badan Usaha. Pasal 9 Usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 wajib dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut: a. studi kelayakan; b. dokumen lelang, yang paling sedikit memuat; 1) rencana bentuk kerja sama; 2) rencana pembiayaan Proyek Kerjasama dan sumber dananya; 3) rencana penawaran kerjasama, yang mencakup jadwal, proses, dan cara penilaian; 4) analisis risiko yang memuat alokasi risiko dan upaya mitigasi; c. dokumen yang memuat uraian terperinci mengenai usulan atas Dukungan Pemerintah, disertai dengan analisis mengenai tindakan preventif yang perlu dilakukan dalam rangka mengurangi timbulnya kewajiban keuangan Pemerintah (contingent liabilities) sebagai dampak pelaksanaan Perjanjian Kerjasama; dan d. dokumen hasil konsultasi publik. Bagian Kedua Evaluasi Proyek Kerjasama Pasal 10 (1)Komite melalui Sekretariat Komite memeriksa kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
  • 7. (2)Dalam hal dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum lengkap, Komite dapat meminta tambahan dokumen kepada MenterijKepala Lembaga. (3)Dalam hal dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lengkap, Sekretariat Komite meneruskan kepada Unit Pusat Pengembangan PPP untuk dievaluasi. Pasal 11 (1)Unit Pusat Pengembangan PPP melakukat evaluasi terhadap kelayakan usulan yang telah memenuhi kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3). (2)Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (3)Dalam melakukan evaluasi, Unit Pusat Pengembangan PPP melalui Sekretariat Komite dapat meminta dokumen dan/ atau keterangan lain yang diperlukan kepada menteri/ Kepala Lembaga. Pasal 12 (1)Unit Pusat Pengembangan PPP melakukan evaluasi untuk menentukan prioritas Proyek Kerjasama yang layak memperoleh Dukungan Pemerintah. (2)Dalam menetapkan urutan piroritas, Unit Pusat Pengembangan PPP mempertimbangkan: a. analisis manfaat, biaya ekonomi dan sosial; b. harmonisasi dan/ atau integrasi antar sector; dan c. besaran Dukungan Pemerintah yang dimintakan. Pasal 13 (1)Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12, Unit Pusat Pengembangan PPP menyampaian rekomendasi kepada Komite. (2)Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi daftar Proyek Kerjasama yang layak mendapatkan Dukungan Pemerintah berdasarkan urutan prioritas. Bagian Ketiga Usulan Proyek Kerjasama Yang Dapat Memperoleh Dukungan Pemerintah Pasal 14 (1)Berdasarkan rekomendasi Unit Pusat Pengembangan PPP, Komite menetapkan Proyek Kerjasama yang layak memperoleh Dukungan Pemerintah berdasarkan urutan prioritas. (2)Usulan Proyek Kerjasama dianggap layak memperoleh Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk dievaluasi lebih lanjut.
  • 8. (3)Daftar urutan prioritas Proyek Kerjasama yang dianggap layak memperoleh Dukungan Pemerintah dapat diketahui publik. (4)Usulan Proyek Kerjasama yang dianggap tidak layak memperoleh Dukungan Pemerintah dikembalikan kepada Menteri/Kepala Lembaga disertai alasan-alasannya. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 Sebelum terbentuknya Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pusat Pengembangan PPP, Sekretariat Komite melaksanakan fungsi Unit Pusat Pengembangan PPP. BAB VI KETENTUANPENUTUP Pasal 16 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Juni 2006 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR ttd. BOEDIONO