SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
SEJARAH RUNTUHNYA KERAJAAN MAJAPAHIT YANG DI SEMBUNYIKAN PEMERINTAH
Majapahit adalah sebuah Kerajaan besar. Sebuah Emperor. Yang wilayahnya
membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan, Malaka yang sekarang dikenal
dengannamaMalaysia,termasukwilayahkerajaanMajapahit.Majapahitberdiri padatahun1293Masehi.
Didirikan oleh Raden Wijaya yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja beliau bergelar Shrii
KertarajashaJayawardhana.Eksistensi Majapahitsangatdisegani diseluruhdunia.Diwilayah Asia,hanya
Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua
Kerajaanbesar,TiongkokdanMajapahit. LambangNegaraMajapahitadalahSurya.Benderanyaberwarna
Merah danPutih. Melambangkandarahputihdari ayahdandarahmerahdari ibu.Lambang nasionalisme
sejati. Lambang kecintaan pada bhumi pertiwi. Karma Bhumi. Dan pada jamannya, bangsa kita pernah
menjadi Negaraadikuasa,superpower,layaknya AmerikadanInggrissekarang.Pusat pemerintahanada
di Trowulan,sekarang didaerahMojokerto,JawaTimur.Pelabuhan iInternasional-nya waktu itu adalah
Gresik.
Agama resmi Negara adalah Hindhu aliran Shiwa dan Buddha. Dua agama besar ini dikukuhkan sebagai
agama resmi Negara.SehingTghae k MemyuLdifieanThmeumnec.ul istilahagama ShivaBuddha.Nama
Majapahit sendiri diambil dari nama pohonkesayanganDeva Shiva,Avatara Brahman,yaitu pohonBilva
atau Vilva.Di Jawa pohonini terkenal dengannamapohonMaja, dan rasanyamemangpahit.Maja yang
pahit ini adalah pohon suci bagi penganut agama Shiva, dan nama dari pohon suci ini dijadikan nama
kebesaran dari sebuah Emperor di Jawa. Dalam bahasa sanskerta,Majapahit juga dikenal dengan nama
Vilvatikta (Wilwatikta. Vilva: Pohon Maja, Tikta :Pahit ). Sehingga, selain Majapahit ( baca : Mojopait)
orang Jawa juga mengenal Kerajaan besar ini dengan nama Wilwatikta (Wilwotikto).
Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada jaman pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi
Jayawishnuwardhani (1328-1350 M). Dan mencapai jaman keemasan pada masa pemerintahan Prabhu
Hayam Wuruk(1350-1389 M) dengan MahapatihGajahMada-nya yangkesohordipelosokNusantaraitu.
Pada masa itu kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara. Benar-benar jaman yang
gilang gemilang!
StabilitasMajapahitsempatkoyakakibatperangsaudara selamalimatahunyang terkenal dengannama
Perang Pare-greg (1401-1406 M). Peperangan ini terjadi karena Kadipaten Blambangan hendak
melepaskan diri dari pusat Pemerintahan. Blambangan yang diperintah oleh Bhre Wirabhumi berhasil
ditaklukkanoleh seorangksatriaberdarahBlambangansendiriyangmembelotke Majapahit,yaitu Raden
Gajah.
( Kisah ini terkenal didalam masyarakat Jawa dalam cerita rakyat pemberontakan Adipati Blambangan
Kebo Marcuet. Kebo = Bangsawan, Marcuet = Kecewa. Kebo Marcuet berhasil ditaklukkan oleh Jaka
Umbaran. Jaka = Perjaka, Umbaran = Pengembara. Dan Jaka Umbaran setelah berhasil menaklukkan
Adipati Kebo Marcuet, dikukuhkan sebagai Adipati Blambangan dengan nama Minak Jingga. Minak =
Bangsawan,Jingga=PenuhKeinginan. AdipatiKeboMarcuetinilahBhre Wirabhumi,danMinakJinggatak
lain adalah Raden Gajah, keponakan Bhre Wirabhumi sendiri.)
Namun,sepeninggal PrabhuWikramawardhana,ketikatahtaMajapahit dilimpahkankepadaRatuSuhita,
MalahanRadenGajahyang kini hendak melepaskandiri dari pusatpemerintahankarenamerasadiingkari
janjinya.Dan tampillahRadenParamesywara,yangberhasilmemadamkanpemberontakan RadenGajah.
Padaakhirnya,RadenParamesywaradiangkatsebagai suamioleh RatuSuhita.(Dalamceritarakyat,inilah
kisahDamarWulan.Ratu Suhitataklain adalahKencanaWungu.Kencana=Mutiara,Wungu= Pucat pasi,
ketakutan. Dan Raden Paramesywara adalah Damar Wulan. Damar = Pelita, Wulan = Sang Rembulan).
Kondisi Majapahit stabil lagi. Hingga pada tahun 1453 Masehi, tahta Majapahit dipegang oleh Raden
Kertabhumi yanglantasterkenaldengangelarPrabhu Brawijaya( BhreWijaya).Padajamanpemerintahan
beliau inilah, Islamisasi mulai merambah wilayah kekuasaan Majapahit, dimulai dari Malaka. Dan
kemudian, mulai masuk menuju ke pusat kerajaan, ke pulau Jawa.
Dankisahnyaadalahsebagaiberikut: DiwilayahKambojaselatan,duluterdapatKerajaankecilyangmasuk
dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Champa namanya. ( Sekarang hanya menjadi
perkampunganChampa).Kerajaanini berubahmenjadiKerajaanIslamsemenjak RajaChampamemeluk
agama baru itu. Keputusan ini diambil setelah seorang ulama Islam datang dari Samarqand, Bukhara. (
Sekarang didaerah Rusia Selatan). Ulama ini bernama Syeh Ibrahim As-Samarqand. Selain berpindah
agama, Raja Champa bahkan mengambil Syeh Ibrahim As-Samarqand sebagai menantu. Raja Champa
memiliki dua orang putri. Yang sulung bernama Dewi Candrawulan dan yang bungsu bernama Dewi
Anarawati. Syeh Ibrahim As-Samarqand dinikahkan dengan Dewi Candrawati. Dari hasil pernikahan ini,
lahirlahduaorangputra,yang sulungbernamaSayyid‘AliMurtadlo,danyangbungsubernamaSayyid‘Ali
Rahmad. Karena berkebangsaan Champa ( Indo-china ), Sayyid ‘Ali Rahmad juga dikenal dengan nama
Bong Swie Hoo. (Nama Champa dari Sayyid ‘Ali Murtadlo, Raja Champa, Dewi Candrawulan dan Dewi
Anarawati, saya belum mengetahuinya : Damar Shashangka).
Kerajaan Champa dibawah kekuasaan Kerajaan Besar Majapahit yang berpusat di Jawa. Pada waktu itu
MajapahitdiperintaholehRadenKertabhumiatauPrabhu Brawijayasemenjaktahun1453Masehi.Beliau
didampingi olehadiknyaRaden Purwawiseshasebagai Mahapatih.Padatahun1466,RadenPurwawisesha
mengundurkan diri dari jabatannya, dan sebagai penggantinya diangkatlah Bhre Pandhansalas. Namun
dua tahunkemudian,yaitupadatahun1468 Masehi,Bhre Pandhansalasjugamengundurkandiri. Praktis
semenjak tahun 1468 Masehi, Prabhu Brawijaya memerintah Majapahit tanpa didampingi oleh seorang
Mahapatih.Apakahgerangan dalammasa pemerintahanPrabhuBrawijayaterjadi duakali pengunduran
diri dari seorang Mahapatih? Sebabnya tak lain dan tak bukan karena Prabhu Brawijaya terlalu lunak
dengan etnis China dan orang-orang muslim.
Diceritakan, begitu Prabhu Brawijaya naik tahta, Kekaisaran Tiongkok mengirimkan seorang putri China
yang sangat cantik sebagai persembahan kepada Prabhu Brawijaya untuk dinikahi. Ini dimaksudkan
sebagai tali penyambung kekerabatan dengan Kekaisaran Tiongkok. Putri ini bernama Tan Eng Kian.
Sangat cantik.Tiadabercacat.Karenakecantikannya,setelahPrabhuBrawijayamenikahiputri ini, praktis
beliau hampi-hampir melupakan istri-istrinya yang lain. (Prabhu Brawijaya banyak memiliki istri, dari
berbagai istri beliau, lahirlah tokoh-tokoh besar. Pada kesempatan lain, saya akan menceritakannya :
Damar Shashangka).
Ketika putri Tan Eng Kian tengah hamil tua, rombongan dari Kerajaan Champa datang menghadap. Raja
Champasendiri yangdatang.Diiringi olehparapembesar Kerajaandanikutjugadalamrombongan,Dewi
Anarawati.Raja Champabanyak membawaupeti sebagai tandatakluk.Dan salah satu upeti yangsangat
berharga adalah, Dewi Anarawati sendiri.
Melihatkecantikanputri berdarahindo-chinaini,PrabhuBrawijayaterpikat.Dan begituDewi Anarawati
telahbeliauperistri,TanEngKian,putri Chinayangtengah hamil tuaitu,seakan-akansudahtidakadalagi
di istana. Perhatian Prabhu Brawijaya kini beralih kepada Dewi Anarawati. Saking tergila-gilanya,
manakala Dewi Anarawati meminta agar Tan Eng Kian disingkirkan dari istana, Prabhu Brawijaya
menurutinya. Tan Eng Kian diceraikan. Lantas putri China yang malang ini diserahkan kepada Adipati
Palembang Arya Damar untuk diperistri.Adipati Arya Damar sesungguhnya juga peranakan China. Dia
adalah putra selir Prabhu Wikramawardhana, Raja Majapahit yang sudah wafat yang memerintah pada
tahun1389-1429 Masehi,denganseorangputri Chinapula. NamaChinaAdipati AryaDamaradalahSwan
Liong. Menerimapemberianseorang jandadari Rajaadalahsuatukehormatanbesar.Perludicatat,Swan
Liong adalah China muslim. Dia masuk Islam setelah berinteraksi dengan etnis China di Palembang,
keturunan pengikut Laksamana Cheng Ho yang sudah tinggal lebih dahulu di Palembang. Oleh karena
itulah,Palembangwaktuituadalahsebuah KadipatendibawahkekuasaanMajapahityangbercorakIslam.
AryaDamar menunggukelahiranputrayangdikandungTanEngKiansebelumia menikahinya.Begituputri
China ini selesai melahirkan, dinikahilah dia oleh Arya Damar. Anak yang lahir dari rahim Tan Eng Kian,
hasil dari pernikahannyadenganPrabhu Brawijaya,adalahseoranganaklelaki.DiberinamaTanEngHwat.
Karenaayah tirinyamuslim, diajugadiberinamaHassan.Kelakdi Jawa,diaterkenal dengan namaRaden
Patah! Dari hasil perkawinan Arya Damar dengan Tan Eng Kian, lahirlah juga seorang putra. Diberinama
KinShan.NamamuslimnyaadalahHussein.Kelakdi Jawa,dia terkenal dengannamaAdipati Pecattandha,
atau Adipati Terung yang terkenal itu! Kembali ke Jawa. Dewi Anarawati yang muslim itu telah berhasil
merebut hati Prabhu Brawijaya. Dia lantas menggulirkan rencana selanjutnya setelah berhasil
menyingkirkan pesaingnya, Tan Eng Kian. Dewi Anarawati meminta kepada Prabhu Brawijaya agar
saudara-saudaranya yang muslim, yang banyak tinggal dipesisir utara Jawa, dibangunkan sebuah
Ashrama,sebuahPeshantian,sebuahPadepokan, sepertihalnyaPadepokanparaPandhitaShivadanpara
Wiku Buddha. Mendengar permintaan istri tercintanya ini, Prabhu Brawijaya tak bisa menolak. Namun
yang menjadi masalah, siapakah yang akan mengisi jabatan sebagai seorang Guru layaknya padepokan
Shiva atau Mahawiku layaknya padepokan Buddha? Pucuk dicinta ulam tiba, Dewi Anarawati segera
mengusulkan,agar diperkenankan memanggil kakak iparnya,Syeh Ibrahim As-Samarqand yang kini ada
di Champa untuk tinggal sebagai Guru di Ashrama Islam yang hendak dibangun. Dan lagi-lagi, Prabhu
Brawijaya menyetujuinya.
Para PembesarMajapahit,Para PandhitaShivadanPara WikuBuddha,sudah melihatgelagatyangtidak
baik.MerekadenganhalusmemperingatkanPrabhu Brawijaya,agarselaluberhati-hati dalammengambil
sebuah keputusan penting. Tak kurang-kurang, Sabdo Palon dan Nayagenggong, punakawan terdekat
Prabhu Brawijaya juga sudah memperingatkan agar momongan mereka ini berhati-hati, tidak gegabah.
Namun, Prabhu Brawijaya, bagaikan orang mabuk, tak satupun nasehat orang-orang terdekatnya beliau
dengarkan. PerekonomianMajapahitsudahhamperdidominasi olehetnisChinasemenjakputri Tan Eng
Kian di peristri oleh Prabhu Brawijaya, dan memang itulah misi dari Kekaisaran Tiongkok. Kini, dengan
masuknya Dewi Anarawati, orang-orang muslim-pun mendepat kesempatan besar. Apalagi, pada waktu
itu,banyakjugaorangChinayangmuslim.Semuamasukanbagi PrabhuBrawijayatersebut,tidak satupun
yang diperhatikansecarasungguh-sungguh.ParaPejabatdaerah mengirimkansuratkhususkepadaSang
Prabhu yang isinya mengeluhkan tingkah laku para pendatang baru ini. Namun, tetap saja, ditanggapi
acuh tak acuh. Hingga pada suatuketika,manakalaada acara rutintahunandimanapara pejabat daerah
harus menghadap ke ibukota Majapahit sebagai tanda kesetiaan, Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker (
Ponorogo sekarang), mempersembahkan tarian khusus buat Sang Prabhu. Tarian ini masih baru. Belum
pernahditampilkandimanapun. Tarianini dimainkandenganmenggunakanpirantitari bernamaDhadhak
Merak. Yaitu sebuah piranti tari yang berupa duplikat kepala harimau dengan banyak hiasan bulu-bulu
burungmerak diatasnya.DhadhakMerakini dimainkanolehsatu orangpemain,dengandiiringiolehpara
prajurid yang bertingkah polah seperti banci. ( Sekarang dimainkan oleh wanita tulen). Ditambah satu
tokohyang bernamaPujangganomdansatuorang Jathilan.Sang Pujangganomtampak menari-nari acuh
tak acuh, sedangkan Jathilan, melompat-lompat seperti orang gila.
Sang Prabhu takjub melihat tarian baru ini. Manakala beliau menanyakan makna dari suguhan tarian
tersebut, Ki Ageng Kutu, Adipati dari Wengker yang terkenal berani itu, tanpa sungkan-sungkan lagi
menjelaskan, bahwa Dhadhak Merak adalah symbol dari Kerajaan Majapahit sendiri. Kepala Harimau
adalahsymbol dari Sang Prabhu.Bulu-bulumerakyangindahadalahsymbolpermaisurisangPrabhuyang
terkenal sangat cantik, yaitu Dewi Anarawati. Pasukan banci adalah pasukan Majapahit. Pujangganom
adalah symbol dari Pejabat teras, dan Jathilan adalah symbol dari Pejabat daerah. Arti sesungguhnya
adalah, Kerajaan Majapahit, kini diperintah oleh seekor harimau yang dikangkangi oleh burung Merak
yangindah.Harimauitutidakberdaya dibawahselangkangansangburungMerak.ParaPrajuridMajapahit
sekarang berubah menjadi penakut, melempem dan banci, sangat memalukan! Para pejabat teras acuh
tak acuh dan pejabat daerah dibuat kebingungan menghadapi invasi halus, imperialisasi halus yang kini
tengah terjadi. Dan terang-terangan Ki Ageng Kutu memperingatkan agar Prabhu Brawijaya berhati-hati
dengan orang-orang Islam!
Keseniansindiraninikemudianhari dikenal dengannamaREOGPONOROGO! MendengarkelancanganKi
AgengKutu,PrabhuBrawijayamurka!DanKi Ageng Kutu,bersamaparapengikutnyasegerameninggalkan
Majapahit. Sesampainya diWengker, beliau mamaklumatkan perang dengan Majapahit!
Prabhu Brawijayamengutusputraselirnya,RadenBathara Katong untuk memimpinpasukanMajapahit,
menggempurKadipatenWengker!(Akansaya ceritakanpadabagiankedua:Damar Shashangka). Prabhu
Brawijaya, menjanjikan daerah ‘perdikan’. Daerah perdikan adalah daerah otonom. Beliau
menjanjikannyakepadaDewi Anarawati.DanDewi Anarawati memintadaerahAmpeldhenta( didaerah
Surabayasekarang) agar dijadikan daerahotonombagi orang-orangIslam.Dandisana,rencananyaakan
dibangun sebuah Ashrama besar, pusat pendidikan bagi kaum muslim. Begitu Prabhu Brawijaya
menyetujui hal ini, maka Dewi Anarawati, atas nama Negara, mengirim utusan ke Champa. Meminta
kesediaanSyehIbrahimAs-Samarqanduntuktinggal di MajapahitdanmenjadiGurudari Padepokanyang
hendakdibangun.Danpermintaaniniadalah sebuahkabarkeberhasilanluarbiasabagi RajaChampa. Misi
peng-Islam-anMajapahitsudahdiambangmata.MakaberangkatlahSyeh IbrahimAs-Samarqandke Jawa.
Diiringi oleh kedua putranya, Sayyid ‘Ali Murtadlo dan Sayyid ‘Ali Rahmad. Sesampainya di Gresik,
pelabuhan Internasional pada waktu itu, mereka disambut oleh masyarakat muslim pesisir yang sudah
ada disana sejak jaman Prabhu Hayam Wuruk berkuasa. Masyarakat muslim ini mulai mendiami pesisir
utara Jawa semenjak kedatangan Syeh Maulana Malik Ibrahim, yang pada waktu itu memohon
menghadap kehadapan Prabhu Hayam Wuruk hanya untuk sekedar meminta beliau agar ‘pasrah’
memelukIslam.Tentusaja,permintaanini ditolakolehSangPrabhu HayamWurukpadawaktuitukarena
dianggap lancang. Namun, beliau sama sekali tidak menjatuhkan hukuman. Beliau dengan hormat
mempersilakanrombongan SyehMaulanaMalik Ibrahimagar kembali pulang.Namunsayang,di Gresik,
banyakpara pengikutSyehMaulanaMalikIbrahimterkenawabahpenyakityang dating tiba-tiba.Banyak
yang meninggal.DanSyehMaulana Malik Ibrahimakhirnyawafat juga di Gresik,dan lantasdikenal oleh
orang-orang Jawa muslim dengan nama Sunan Gresik. Syeh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
telah datang jauh-jauh hari sebelum ada yang dinamakan Dewan Wali Sangha (Sangha = Perkumpulan
orang-orangsuci.Sangha diambil dari bahasaSansekerta.Bandingkandengan doktrinBuddhismengenai
Buddha,DharmadanSangha.Kata-kataWali Sanghalama-lamaberubahmenjadiWali Songoyangartinya
Wali Sembilan.: Damar Shashangka).
Rombongan dari Champa ini sementara waktu beristirahat di Gresik sebelum meneruskan perjalanan
menuju ibukota Negara Majapahit. Sayang, setibanya di Gresik,Syeh Ibrahim As-Samarqandjatuh sakit
dan meninggal dunia. Orang Jawa muslim mengenalnya dengan nama Syeh Ibrahim Smorokondi.
Makamnya masih ada di Gresik sekarang. Kabar meninggalnya Syeh Ibrahim As-Samarqand sampai juga
di istana. Dewi Anarawati bersedih. Lantas, kedua putra Syeh Ibrahim As-Samarqand dipanggil
menghadap. Atas usul Dewi Anarawati, Sayyid ‘Ali Rahmad diangkat sebagai pengganti ayahnya sebagai
Guru dari sebuah Padepokan Islam yang hendak didirikan. Bahkan, Sayyid ‘Ali Rahmad dan Sayyid ‘Ali
MurtadlomendapatgelarkebangsawananMajapahit,yaituRahadyanatauRaden.Jadilahmereka dikenal
dengannamaRadenRahmaddan RadenMurtolo( Orang Jawatidakbisa mengucapkanhuruf ‘dlo’.Huruf
‘dlo’ berubah menjadi ‘lo’. Seperti Ridlo, jadi Rilo, Ramadlan jadi Ramelan, Riyadloh jadi Riyalat, dll).
Namunlamakelamaan, RadenMurtolodikenal dengannamaRadenSantri,makamnyajugaadadi Gresik
sekarang. Raden Rahmad, disokong pendanaan dari Majapahit, membangun pusat pendidikan Islam
pertama di Jawa. Para muslim pesisir datang membantu. Tak berapa lama, berdirilah Padepokan
Ampeldhenta.IstilahPadepokanlama-lamaberubahmenjadi Pesantrenuntukmembedakannyadengan
Ashrama pendidikan Agama Shiva dan Agama Buddha. Lantas dikemudian hari, Raden Rahmad dikenal
dengan nama Sunan Ampel.
Raden Santri, mengembara ke Bima, menyebarkan Islam disana, hingga ketika sudah tua, ia kembali ke
Jawadanmeniggal di Gresik.ParapembesarMajapahit,ParaPandhitaShivadanParaWikuBuddha,sudah
memperingatkan Prabhu Brawijaya. Sebab sudah terdengar kabar dimana-mana, kaum baru ini adalah
kaum missioner.Kaum yangpunyamisi tertentu.Malaka sudahberubahmenjadi KadipatenIslam,Pasai
juga, Palembang juga, dan kini gerakan itu sudah semakin dekat dengan pusat kerajaan. Semua telah
memperingatkanSangPrabhu.Tak ketinggalanpulaSabdoPalondan Naya Genggong. Namun,bagaikan
berlalunya angin, Prabhu Brawijaya tetap tidak mendengarkannya.Raja Majapahit yang ditakuti ini, kini
bagaikan harimau yang takluk dibawah kangkangan burung Merak, Dewi Anarawati. Benarlah apa yang
dikatakan oleh Ki Ageng Kutu dari Wengker dulu.
Berdirinya Giri Kedhaton
Blambangan ( Banyuwangi sekarang ), sekitar tahun 1450 Masehi terkena wabah penyakit. Hal ini
dikarenakan ketidaksadaran masyarakatnya yang kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan.
BlambangandiperintaholehAdipatiMenakSembuyu,didampingi PatihBajulSengara.Wabahpenyakititu
masukjuga ke istanaKadipaten.Putri SangAdipati,Dewi Sekardhadhu,jatuhsakit.Ditengahwabahyang
melanda,datanglahseorangulama dari SamuderaPasai ( Acehsekarang), yang masihberkerabatdekat
denganSyeh IbrahimAs-Samarqand,bernamaSyehMaulanaIshaq.Diaahlipengobatan.MendengarSang
Adipati mengadakansayembara,diasertamertamengikutinya.Danberkatkeahlianpengobatanyangdia
dapat dari Champa,sang putri berangsurangsur sembuh. Adipati MenakSembuyumenepati janji.Sesuai
isi sayembara, barangsiapa yang mampu menyembuhkan sang putri, jika lelaki akan dinikahkan jika
perempuan akan diangkat sebagai saudara, maka, Syeh Maulana Ishaq dinikahkan dengan Dewi
Sekardhadhu. Namunpadaperjalananwaktuselanjutnya,keteganganmulai timbul.Ini disebabkan,Syeh
Maulana Ishaq, mengajak Adipati beserta seluruh keluarga untuk memeluk agama Islam.
Keteganganini lama-lamaberbuntutpengusiranSyehMaulanaIshaqdari Blambangan.Perceraianterjadi.
Dan waktu itu, Dewi Sekardhadhu tengah hamil tua. Keputusan untuk menceraikan Dewi Sekardhadhu
denganSyehMaulanaIshaq ini diambilolehSangAdipatikarenamelihatstabilitasKadipatenBlambangan
yang semula tenang, lama-lama terpecah menjadi dua kubu. Kubu yang mengidolakan Syeh Maulana
Ishaqdan kubuyangtetapmenolakinfiltrasi asingke wilayah mereka.Kubupertamatertarikpadaajaran
Islam,sedangkankubukeduatetap tidakmenyetujuimasuknyaIslamkarenaterlaludiskriminatif menurut
mereka. Antar kerabat jadi terpecah belah, saling curiga dan tegang. Ini yang tidak mereka sukai.
Sepeninggal Syeh Maulana Ishaq, ternyata masalah belum usai. Kubu yang pro ulama Pasai ini, kini
menantikan kelahiran putra sang Syeh yang tengah dikandung Dewi Sekardhadhu. SosokSyeh Maulana
Ishaq, kini menjadi laten bagi stabilitas Blambangan. Mendapati situasi ketegangan belum juga bisa
diredakan, maka mau tak mau, Adipati Blambangan, dengan sangat terpaksa, memberikan anak Syeh
Maulana Ishaq, cucunya sendiri kepada saudagar muslim dari Gresik. Anak itu terlahir laki-laki. Dalam
cerita rakyat dari sumber Islam, konon dikisahkan anak itu dilarung ketengah laut (meniru cerita Nabi
Musa) dengan menggunakan peti. Konon ada saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar. Kapal
dagangnya tiba-tiba tidak bisa bergerak karena menabrak peti itu. Dan peti itu akhirnya dibawa naik ke
geladak oleh anak buah sang saudagar. Isinya ternyata seorang bayi. Sesungguhnya itu hanya cerita
kiasan. Yang terjadi, saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar di Blambangan diperintahkan untuk
menghadapke Kadipaten menjelangmereka hendak balik ke Gresik. Inilah maksudnya kapal tidak bisa
bergerak.Para saudagar bertanya-tanya,adakesalahanapa yang merekabuat sehinggamerekadisuruh
menghadap ke Kadipaten? Ternyata, di Kadipaten, Adipati Menak Sembuyu, dengan diam-diam telah
mengatur pertemuan itu. Sang Adipati memberikan seorang anak bayi, cucunya sendiri, yang lahir dari
ayah seorang muslim.Anakitudititipkankepadapara saudagar anak buah saudagar kaya di Gresikyang
bernama Nyi Ageng Pinatih, yang seorang muslim. Adipati Menak Sembuyu tahu telah menitipkan
cucunya kepadasiapa.Beliauyakin,cucunyaakan aman bersamaNyi AgengPinatih.Hanyadenganjalan
inilah,Blambangandapat kembalitenang. Putra Syeh Maulana Ishaq ini, lahir pada tahun 1452 Masehi.
Sekembalinyadari Blambangan,parasaudagarini menghadapkepadamajikan mereka,NyiAgengPinatih
sembari memberikan oleh-oleh yang sangat berharga. Seorang anak bayi keturunan bangsawan
Blambangan.Bahkandiaadalahputra SyehMaulanaIshaq,sosokyangdisegani olehorang-orangmuslim.
Nyi AgengPinatihtidakberani menolaksebuahanugerahitu.Diambillahbayi itu,dianggap anaksendiri.
Karenabayi ituhadirseiringkapal selesaiberlayardari samudera, makabayiitudinamakanJakaSamudera
olehNyi AgengPinatih. JakaSamuderadibawamenghadapke Ampeldhentamenjelangusiatujuhtahun.
Dia tinggal disana. Belajar agama dari Sunan Ampel. Sunan Ampel yang tahu siapa Jaka Samudera yang
sebenarnyadari Nyi Ageng Pinatih,makasosokanakini sangatdiaperhatikandandiistimewakan.Sunan
Ampel menganggapnya anak sendiri. Sunan Ampel, dari hasil perkawinannya dengan kakak kandung
Adipati Tuban AryaTeja,memilikidelapanputradanputri.Yangpentinguntukdiketahui adalah Makdum
Ibrahim ( Nama Champa-nya : Bong- Ang : kelak terkenal dengan sebutan Sunan Benang. Lama-lama
pengucapannya berubah menjadi Sunan Bonang). Yang kedua Abdul Qasim, terkenal kemudian dengan
nama Sunan Derajat. Yang ketiga Maulana Ahmad, yang terkenal dengan nama Sunan Lamongan, yang
keempat bernama Siti Murtasi’ah, kelak dijodohkan dengan Jaka Samudera, yang kemudian terkenal
dengannamaSunanGiri Kedhaton(SunanGiri), yangkelimaputri bernamaSiti Asyiqah,kelakdijodohkan
denganRadenPatah( TanEng Hwat ),putraTan Eng Kian,jandaPrabhuBrawijayayangadadi Palembang
itu.KekuatanIslamdibangunmelaluitali pernikahan.JakaSamudera,diberi namalain olehSunan Ampel,
yaitu Raden Paku. Kelak dia dikenal dengan nama Sunan Giri Kedhaton. Dia adalah santri senior. Sunan
Ampel bahkantelahmencalonkan, mengkaderkandiasebagai penggantinyakelakbilasudahmeninggal.
Sunan Giri sangat radikal dalam pemahaman keagamannya. Setamat berguru dari Ampeldhenta, dia
pulang ke Gresik. Di Gresik, dia menyatukan komunitas muslim disana. Dia mendirikan Pesantren.
Terkenal dengannamaPesantrenGiri. Namundalamperkembangannya,PesantrenGiri memaklumatkan
lepas dari kekuasaan Majapahit yang dia pandang Negara kafir. Pesantren Giri berubah menjadi pusat
pemerintahan.Makadikenal dengannamaGiri Kedhaton( KerajaanGiri ).SunanGiri,mengangkatdirinya
sebagi khalifahIslamdengangelarPrabhuSatmata( PenguasaBermataEnam.GelarsindirankepadaDeva
Shiva yang Cuma bermata tiga ). Mendengar Gresik melepaskan diri dari pusat kekuasan, Prabhu
Brawijaya,sebagai RajaDirajaNusantarayangsah, segeramengirimkanpasukantempuruntuk menjebol
Giri Kedhaton. Darah tertumpah. Darah mengalir. Dan akhirnya, Giri Kedhaton bisa ditaklukkan.
Kekhalifahan Islam bertama itu tidak berumur lama. Namun kelak, setelah Majapahit hancur oleh
serangan Demak Bintara, Giri Kedhaton eksis lagi mulai tahun 1487 Masehi. (Sembilan tahun setelah
Majapahit hancur pada tahun 1478 Masehi).
Dari sumber Islam, banyak cerita yang memojokkan pasukan Majapahit. Konon Sunan Giri berhasil
mengusir pasukan Majapahit hanya dengan melemparkan sebuah kalam atau penanya. Kalam miliknya
ini katanya berubah menjadi lebah-lebah yang menyengat. Sehingga membuat puyeng atau munyeng
para prajurid Majapahit. Maka dikatakan, ‘kalam’ yang bisa membuat ‘munyeng’inilah senjata andalan
SunanGiri.Makadikenal dengannama‘Kalamunyeng’. Sesungguhnya,inihanyakiasanbelaka.Sunan Giri,
melalui tulisan-tulisannya yang mengobarkan semangat ke-Islam-an, mampu mengadakan
pemberontakan yang sempat ‘memusingkan’ Majapahit.
Namun, karena Sunan Ampel meminta pengampunan kepada Prabhu Brawijaya, Sunan Giri tidak
mendapat hukuman. Tapi gerak-geriknya, selalu diawasi oleh Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen )
Majapahit.InilahkelemahanPrabhu Brawijaya.Terlalumeremehkanbaraapi kecil yangsebenarnyabisa
membahayakan. Sabdo Palon dan Naya Genggong sudah mengingatkan agar seorang yang bersalah
harusmendapatkansangsi hukuman.Karenaitulahkewajibanyangmerupakan sebuahjanjiseorangRaja.
Salahsatu kewajibanmenjalankanjanji suci sebagai AGNIatauAPI,yangharus mengadili siapasajayang
bersalah. Janji ini adalah satu bagian integral dari tujuh janji yang lain, yaitu ANGKASHA (Ruang), Raja
harus memberikan ruang untuk mendengarkan suara rakyatnya, VAYU (Angin), Raja harus mampu
mewujudkan pemerataan kesejahteraan kepada rakyatnya bagai angin, AGNI (Api), Raja harus
memberikan hukuman yang seadil-adilnya kepada yang bersalah tanpa pandang bulu bagai api yang
membakar, TIRTA (Air), Raja harus mampu menumbuhkan kesejahteraan perekonomian bagi rakyatnya
bagaikan air yang mampu menumbuhkan biji-bijian, PRTIVI (Tanah), Raja harus mampu memberikan
tempatyang aman bagi rakyatnya,menampungsemuanya,tanpaada diskriminasi,bagaikantanahyang
maumenampungsemuamanusia,SURYA (Matahari),Rajaharusmampumemberikanjaminankeamanan
kepada seluruh rakyat tanpa pandang bulu seperti Matahari yang memberikan kehidupan kepada
mayapada, CHANDRA (Bulan ), Raja harus mampu mengangkat rakyatnya dari keterbelakangan, dari
kebodohan, dari kegelapan, bagaikansang rembulanyang menyinari kegelapan dimalam hari, dan yang
terakhir adalah KARTIKA (Bintang), Raja harus mampu memberikan aturan-aturan hukum yang jelas,
kepastian hokumbagi rakyatdemi kesejahteraan,kemanusiaan, keadilan, bagaikan bintang gemintang
yang mampumenunjukkanarahmata angindenganpasti dikalamalammenjalang. InilahDELAPANJANJI
RAJA yang disebut ASTHAVRATA (Astobroto ; Jawa ). Dan menurut Sabdo Palon dan Naya Genggong,
PrabhuBrawijayatelahlalaimenjalankanjanjisucinyasebagai AGNI. Mendapatikondisi memanasseperti
itu, Sunan Ampel mengeluarkan sebuah fatwa, Haram hukumnya menyerang Majapahit, karena
bagaimanapun juga Prabhu Brawijaya adalah Imam yang wajib dipatuhi. Setelah keluar fatwa dari
pemimpin Islamse-Jawa,konflikmulaimereda.Namunbagaimanapunjuga,dikalanganorang-orangIslam
diam-diam terbagi menjadi dua kubu. Yaitu kubu yang mencita-citakan berdirinya Kekhalifahan Islam
Jawa,dankubuyang tidakmenginginkanberdirinyaKekhalifahanitu.Kubukedua iniberpendapat,dalam
naungan Kerajaan Majapahit, yang notabene Shiva Buddha, ummat Islam diberikan kebebasan untuk
melaksanakanibadahagamanya.Bahkan, syari’atIslampunbolehdijalankandidaerah-daerah tertentu.
Kubu pertama dipelopori oleh Sunan Giri, sedangkan kubu kedua dipelopori oleh Sunan Kalijaga, putra
Adipati TubanArya Teja,keponakanSunanAmpel.Kubu SunanGiri mengklaim, bahwagolonganmereka
memeluk Islam secara kaffah, secara bulat-bulat, maka pantas disebut PUTIHAN (Kaum Putih). Dan
merekamenyebutkubuyangdipimpinSunanKalijagasebagaiABANGAN (KaumMerah). Bibitperpecahan
didalam orang-orang Islam sendiri mulai muncul. Hal ini hanya bagaikan api dalam sekam ketika Sunan
Ampel masih hidup. Kelak, ketika Majapahit berhasil dijebol oleh para militant Islam dan ketika Sunan
Ampel sudah wafat, kedua kubu ini terlibat pertikaian frontal yang berdarah-darah ( Yang paling parah
dan memakan banyak korban, sampai-sampai para investor dari Portugis melarikan diri ke Malaka dan
menceritakandi Jawatengahterjadi situasichaos dananarkhisyangmengerikan,adalahpertikaianantara
Arya Penangsang, santri Sunan Kudus, penguasa Jipang Panolan dari kubu Putihan dengan Jaka Tingkir
atau Mas Karebet, santri dari Sunan Kalijaga, penguasa Pajang dari kubu Abangan. Nanti akan saya
ceritakan : Damar Shashangka ).
Berdirinya Ponorogo.
Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker, sebenarnya masih keturunan bangsawan Majapahit. Beliau masih
keturunan Raden Kudha Merta, ksatria dari Pajajaran yang melarikan diri bersama Raden Cakradhara.
Raden Kudha Merta berhasil menikah dengan Shri Gitarja, putri Raden Wijaya, Raja Pertama Majapahit.
Sedangkan RadenCakradharaberhasilmenikahi Tribhuwanatunggadewi,kakakkandungShri Gitarja. Dari
perkawinan antara Raden Cakradhara dengan Tribhuwanatunggadewi inilah lahir Prabhu Hayam Wuruk
yang terkenal itu. Sedangkan Raden Kudha Merta, menjadi penguasa daerah Wengker, yang sekarang
dikenal dengannamaPonorogo. KiAgengKutuadalahketurunandari RadenKudhaMertadanShri Gitarja.
Melihat Majapahit, dibawah pemerintahan Prabhu Brawijaya bagaikan harimau yang kehilangan
taringnya, Ki Ageng Kutu, memaklumatkan perang dengan Majapahit. Prabhu Brawijaya atau Prabhu
Kertabhumi menjawab tantangan Ki Ageng Kutu dengan mengirimkan sejumlah pasukan tempur
Majapahit dibawah pimpinan Raden Bathara Katong, putra selir beliau. Peperangan terjadi. Pasukan
Majapahit terpukul mundur. Hal ini disebabkan, banyak para prajurid Majapahit yang membelot dari
kesatuannya dan memperkuat barisan Wengker. Pasukan yang dipimpin Raden Bathara Katong kocar-
kacir. RadenBatharaKatongyangmerasamalukarenatelahgagal menjalankantugas Negara,konontidak
mau pulang ke Majapahit. Dia bertekad, bagaimanapun juga, Wengker harus ditundukkan. Inilah sikap
seorangKsatriasejati. AdaseorangulamaIslamyangtinggal di Wengkeryangmengamati gejolakpolitik
itu. Dia bernama Ki Ageng Mirah. Situasi yang tak menentu seperti itu, dimanfaatkan olehnya. Dia
mendengarRadenBatharaKatongtidakpulangke Majapahit,diaberusahamencarikebenaranberitaitu.
Dan usahanya menuai hasil. Dia berhasil menemukan tempat persembunyian Raden Bathara Katong.
Diamenawarkandiri bisamemberikansolusi untukmenundukkanWengkerkarena diasudahlamatinggal
disana. Raden Bathara Katong tertarik. Namun diam-diam, Ki Ageng Mirah, menanamkan doktrin ke-
Islam-an dibenak Raden Bathara Katong. Jika ini berhasil, setidaknya peng-Islam-an Wengker akan
semakin mudah, karena Raden Bathara Katong mempunyai akses langsung dengan militer Majapahit.
Jika-puntidakberhasil membuatRadenBathara KatongmemelukIslam, setidaknya,kelakdiatidakakan
melupakan jasanya telah membantu memberitahukan titik kelemahan Wengker. Dan bila itu terjadi, Ki
Ageng Mirah pasti akan menduduki kedudukan yang mempunyai akses luas menyebarkan Islam di
Wengker. Dan ternyata, Raden Bathara Katong tertarik dengan agama baru itu. Selanjutnya, Ki Ageng
Mirah mengatur rencana. Raden Bathara Katong harus pura-pura meminta suaka politik di Wengker.
RadenBatharaKatongharus mengatakanuntukmemohonperlindungankepadaKi AgengKutu.Diaharus
pura-puramembelotdari pihakMajapahit. KiAgengKutupastiakanmenerimapengabdianRadenBathara
Katong.Ki AgengKutupasti akan senangmelihatRadenBathara Katong telahmembelotdankini berada
di fihaknya. Manakala rencana itu sudah berhasil, Raden Bathara Katong harus mengutarakan niatnya
untukmempersuntingNi KenGendhini,putri sulung Ki AgengKutusebagai istri.MengingatstatusRaden
Bathara Katongsebagai seorangputraRaja Majapahit, lamaran itu pasti akan disambut gembira oleh Ki
Ageng Kutu..
Dan bilasemua rencanaberjalanmulus,RadenBathara Katongharus mampu menebarkanpengaruhnya
kepadakerabatWengker.Dia harusjeli danteliti mengamati titikkelemahanWengker.Ni KenGendhini,
putri Ki Ageng Kutu bisa dimanfaatkan untuk tujuan itu. Bila semua sudah mulus berjalan, dan bila
waktunya sudah tepat, maka Raden Bathara Katong harus sesegera mungkin mengirimkan utusan ke
Majapahituntuk memintapasukantempurtambahan. Bilasemuaberjalan lancar, Wengker pasti jatuh!
Raden Bathara Katong melaksanakan semua rencana yang disusun Ki Ageng Mirah. Dan atas kelihaian
RadenBathara Katong,semuaberjalanlancar. Ki AgengKutu,yang merasamasih mempunyai hubungan
kekerabatanjauhdengan RadenBatharaKatong,dengan suka rela berkenan memberikan suaka politik
kepadanya.Ditambah,ketikaRadenBatharaKatongmengutarakanniatnyauntuk mempersuntingNi Ken
Gendhini, Ki Ageng Kutu serta merta menyetujuinya. Rencana bergulir. Umpan sudah dimakan. Tinggal
menungguwaktu. Ni KenGendhini mempunyaiduaorangadiklaki-laki,SuraMenggaladanSuraHandaka.
(Sura Menggala = baca Suromenggolo, sampai sekarang menjadi tokoh kebanggaan masyarakat
Ponorogo. Dikenal dengan nama Warok Suromenggolo : Damar Shashangka). Ni Ken Gendhini dan Sura
Menggalaberhasil masukpengaruhRadenBathara Katong,sedangkanSuraHandakatidak. RadenBathara
Katong berhasil mengungkap segala seluk-beluk kelemahan Wengker dari Ni Ken Gendhini. Inilah yang
diceritakan secara simbolik dengan dicurinya Keris Pusaka Ki Ageng Kutu, yang bernama Keris Kyai
CondhongRawe olehNiKenGendhinidankemudiandiserahkankepadaRadenBatharaKatong. Condhong
Rawe hanya metafora. Condhong berarti Melintang (Vertikal) dan Rawe berarti Tegak (Horisontal). Arti
sesungguhnyaadalah,kekuatanyangtegakdan melintangdari seluruhpasukanWengker,telahberhasil
diketahui secara cermat oleh Raden Bathara Katong atas bantuan Ni Ken Gendhini. Struktur kekuatan
militer ini sudah bisa dibaca dan diketahui semuanya. Dan manakala waktu sudah dirasa tepat, dengan
diam-diam,dikirimkannyautusan kepadaKiAgengMirah.UtusaninimenyuruhKiAgengMirah,atasnama
Raden Bathara Katong, memohon tambahan pasukan tempur ke Majapahit. Mendapati kabar Raden
Bathara Katongmasihhidup,PrabhuBrawijayasegera memenuhi permintaanpengirimanpasukanbaru.
Majapahit dan Wengker diadu! Majapahit dan Wengker tidak menyadari, ada pihak ketiga bermain
disana! Ironis sekali. Peperangan kembali pecah. Ki Ageng Kutu yang benar-benar merasa kecolongan,
dengan marah mengamuk dimedan laga bagai bantheng ketaton, bagai banteng yang terluka. Demi
Dharma, diarela menumpahkandarahnyadiatasbumi pertiwi.Walau harusleburmenjadi abu,Ki Ageng
Kutu, beserta segenap pasukan Wengker, maju terus pantang mundur!
Namun bagaimanapun, seluruh struktur kekuatan Wengker telah diketahui oleh Raden Bathara Katong.
PasukanWengker,yangterkenal dengannamaPasukan Warokituterdesakhebat!Namun,Ki AgengKutu
besertaseluruhpasukannyatelah siapuntukmati.Siapmati habis-habisan!Siapmenumpahkandarahnya
diatas hamparan pangkuan ibu pertiwi! Dengan gagh berani, pasukan ksatria ini terus merangsak maju,
melawan pasukan Majapahit. Banyak kepala pasukan Majapahit yang menangis melihat mereka harus
bertempur dengan saudara sendiri. Banyak yang meneteskan air mata, melihat mayat-mayat prajurid
Wengker bergelimpangan bermandikan darah. Dan pada akhirnya, Wengker berhasil dijebol. Wengker
berhasil dihancurkan! Darahmenetes!Darahmembasahi ibupertiwi.Darahharumparaksatriasejatiyang
benar-benar tulus menegakkan Dharma! Alam telah mencatatnya! Alam telah merekamnya! Kabar
kemenangan itu sampai di Majapahit. Namun, Prabhu Brawijaya berkabung mendengar kegagahan
pasukan Wengker. Mendengar kegagahan Ki Ageng Kutu. Seluruh Pejabat Majapahit berkabung. Sabdo
Palon dan Naya Genggong berkabung. Kabar kemenangan itu membuat Majapahit bersedih, bukannya
bersukacita. Para pejabatMajapahitmenagissedihmelihatsesamasaudaraharus saling menumpahkan
darah karenacampur tangan pihakketiga,karenadisebabkan adanyapihakketiga.Ki AgengKutu adalah
seorangKsatriayanggagahberani.Ki AgengKutuadalahsalahsatusendi kekuatanmiliterMajapahit.Kini,
Ki Ageng Kutu harus gugur ditangan pasukan Majapahit sendiri. Betapa tidak memilukan! Kadipaten
Wengker kini dikuasai oleh Raden Bathara Katong. Surat pengukuhan telah diterima dari pusat. Dan
Wengker lantas dirubah namanya menjadi Kadipaten Ponorogo. Wengker yang Shiva Buddha, kini telah
berhasil menjadi Kadipaten Islam.
Kubu Abangan
Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal dikalangan
masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian membendung gerakan militansi Islam. Beliau
seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq lebih penting daripada mendirikan sebuah
Negara Islam. Sunan Kalijaga adalahputra Adipati Tuban, Arya Teja. Adipati Arya Teja adalah keturunan
Senopati Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya Ranggalawe yang berhasil memimpin pasukan
Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok Mongolia yang hendak menguasai Jawa ( Adipati Arya
Ranggalawe adalahsalahsatu tangankananRadenWijaya,pendiriKerajaanMajapahit.) AdipatiAryaTeja
berhasil di Islamkan oleh Sunan Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi Sunan Ampel. Dari
pernikahanSunanAmpel dengankakakkandungAdipatiAryaTeja,lahirlahSunanBonang,SunanDerajat,
Sunan Lamongan, dan lima putri yang lain (seperti yang telah saya tulis pada bagian pertama : Damar
Shashangka).
Para pengikutSunanGiri yangtidaksepahamdenganparapengikutSunanKalijaga, seringterlibatkonflik-
konflik terselubung. Di pihak Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung, seperti Sunan Derajat, Sunan
Lamongan,Sunan Majagung( sekarang dikenal denganSunanBejagung),SunanNgundungdanputranya
Sunan Kudus, dll.
DipihakSunanKalijaga,ada Sunan Murya (sekarangdikenal dengannamaSunan Muria),SyehJangkung,
SyehSiti Jenar,dll. Khususmengenai SyehSiti JenarataujugadisebutSunanKajenar,beliauadalah ulama
murni yang menekuni spiritualitas. Beliau sangat-sangat tidak menyetujui gerakan kaum Putih yang
merencanakan berdirinya Negara Islam Jawa. Pertikaian ini mencapai puncaknya ketika Syeh Siti Jenar,
menyatakankeluardari DewanWali Sangha.SyehSitiJenarmenyatakanterpisahdari MajelisUlamaJawa
itu. Beliau tidak mengakui lagi Sunan Ampel sebagai seorang Mufti. Didaerah Cirebon, Syeh Siti Jenar
banyak memiliki pengikut. Manakala menjelang awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat dan kedudukan
Mufti digantikan oleh Sunan Giri, keberadaan Syeh Siti Jenar dianggap sangat membahayakan Islam.
Semua dinamika ini, terus diamati oleh intelejen Majapahit. Gerakan-gerakan militansi Islam mulai
merebakdipesisirutaraJawa.MulaiGresik,Tuban,Demak, CirebondanBanten.Parapejabatdaerahtelah
mengirimkanlaporankepadaPrabhuBrawijaya.Tapi PrabhuBrawijayatetapyakin,semuamasihdibawah
kontrol beliau. Keturunan di Pengging Pernikahan Dewi Anarawati dengan Prabhu Brawijaya semakin
dikukuhkandengan diangkatnyaputri Champaini sebagai permaisuri. Keputusan yang sangat luar biasa
ini menuai protes. Kesuksesanbesar bagi Dewi Anarawati membuat para pejabat Majapahit resah. Bisa
dilihatjelasdisini,bilakelakPrabhuBrawijayawafat,maka yangakanmenggantikannyasudahpasti putra
dari seorangpermaisuri.Dansang permaisuri beragamaIslam.Dapatdipastikan,Majapahitakanberubah
menjadi NegaraIslam.Dari luarIstana,SunanGiri menyusunstrategi memperkuatbarisanmilitansiIslam.
Dari dalam Istana, Dewi Anarawati mempersiapkan rencana yang brilian. Jika Sunan Giri gagal merebut
Majapahitdengancara pemberontakan,dari dalamistana, Majapahitsudahpasti bisadikuasai olehDewi
Anarawati. Bila rencana pertama gagal, rencana kedua masih bisa berjalan. Tapi ternyata, apa yang
diharapkan Dewi Anarawati menuai hambatan. Dari hasil perkawinannya dengan Prabhu Brawijaya,
lahirlah tiga orang anak. Yang sulung seorang putri, dinikahkan dengan Adipati Handayaningrat IV,
penguasaKadipaten Pengging( sekitardaerahSolo,JawaTengahsekarang),putrakeduabernama Raden
LembuPeteng,berkuasadi Madura,danyangketigaRadenGugur,masihkecil dantinggal diIstana.(Kelak,
RadenGugurinilahyangterkenal dengan julukanSunanLawu,dipercayasebagaipenguasamistikGunung
Lawu,yangterletakdidaerahMagetan,hinggasekarang :DamarShashangka). Hambatanyangdituai Dewi
Anarawati adalah,putri sulungnyatidaktertarik memelukIslam, begitujugadenganRadenGugur.Hanya
Raden Lembu Peteng yang mau memeluk Islam. Dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati dengan
Adipati Handayaningrat IV, lahirlah dua orang putra, Kebo Kanigara dan Kebo Kenanga. Keduanya juga
tidak tertarik memeluk Islam. Si sulungbahkan pergi meninggalkan kemewahan Kadipaten dan menjadi
seorang pertapa di Gunung Merapi ( didaerah Jogjakarta sekarang). Sampai sekarang, petilasan bekas
pertapaanbeliaumasihadadan berubahmenjadisebuahmakamyangseringkalidiziarahi. Otomatis,yang
kelak menggantikan Adipati Handayaningrat IV sebagai Adipati Pengging, bahkan juga jika Prabhu
Brawijaya mangkat, tak lain adalah adik Kebo Kanigara, yaitu Kebo Kenanga. Kelak, dia akan mendapat
limpahan tahta Pengging maupun Majapahit! Inilah pewaris sah tahta Majapahit. Kebo Kenanga lantas
dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging. Ki Ageng Pengging sangat akrab dengan Syeh Siti Jenar.
Keduanya, yang satu beragama Shiva Buddha dan yang satu beragama Islam, sama-sama tertarik
mendalami spiritualmurni.Merekaberduaseringkali berdiskusitentang ‘KebenaranSejati’.Danhasilnya,
tidak ada perbedaan diantara Shiva Buddha dan Islam.
Namun kedekatan mereka ini disalah artikan oleh ulama-ulama radikal yang masih melihat kulit, masih
melihat perbedaan. Syeh Siti Jenar dituduh mendekati Ki Ageng Pengging untuk mencari dukungan
kekuatan. Dan konyolnya, Ki Ageng Pengging dikatakan sebagai murid Syeh Siti Jenar yang hendak
melakukan pemberontakan ke Demak Bintara. Padahal Ki Ageng Pengging tidak tertarik dengan tahta.
Walaupun sesungguhnya, memang benar bahwa beliau lah yang lebih berhak menjadi Raja Majapahit
kelak ketika Majapahit berhasil dihancurkan oleh Raden Patah Dan juga, Ki Ageng Pengging bukanlah
seorangmuslim.BeliaudenganSyehSitiJenarhanyalahseorang‘sahabatspiritual’.Hubungansepertiini,
tidak akan bisa dimengerti oleh mereka yang berpandangan dangkal. Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti
Jenaradalah seorangspiritualissejati.Kelak,setalahMajapahit berhasil dihancurkanparamilitantIslam,
dua orang sahabat ini menjadi target utama untuk dimusnahkan. Baik SyehSiti Jenar maupun Ki Ageng
Pengginggugurkarenakorbankepicikan.Dan,namaKi AgengPenggingdanSyehSiti Jenardibuathitam.
Sampai sekarang, nama keduanya masih terus dihakimi sebagai dua orang yang sesat dikalangan Islam.
Namun bagaimanapun juga, keharuman nama keduanya tetap terjaga dikisi-kisi hati tersembunyi
masyarakat Jawa, walaupun tidak ada yang berani menyatakan kekagumannya secara terang-terangan.
Ironis. Dari Ki Ageng Pengging inilah, lahir seorang tokoh terkenal di Jawa. Yaitu Mas Karebat atau Jaka
Tngkir. Dan kelak menjadi Sultan Pajang setelah Demak hancur dengan gelar Sultan Adiwijaya.
Keturunan di Tarub
Dikisahkansecaravulgar, suatuketikaPrabhu Brawijayaterserangpenyakit Rajasingaatausyphilis.Para
TabibIstanasudahbekerjakerasberusaha menyembuhkanbeliau,tapi penyakitbeliautetapmembandel.
Atas inisiatif beliausendiri,setiapmalambeliautidurdiarel PuraKeraton. MemohonkepadaMahadewa
agar diberi kesembuhan. Dan konon, setelah beberapa malam beliau memohon, suatu malam, beliau
mendapatpetunjuksangatjelas. Dalamkeheningan meditasinya,lamat-lamatbeliau‘mendengar’suara.
“Jikaengkauinginsembuh,nikahilahseorangpelayanwanitaberdarah Wandhan.Dan,inilahkaliterakhir
engkaubolehmenikahlagi.”Mendapat‘wisik’yangsangatjelasseperti itu,PrabhuBrawijayatermangu-
mangu. Dan beliau teringat, di Istana ada beberapa pelayan Istana yang berasal dari daerah Wandhan
(BandhaNiera,didaerahSulawesi). Keesokanharinya,beliaumemanggil parapelayanistanadari daerah
Wandhan. Beliaumemilihyangpalingcantik.Adaseorangpelayandari Wandhan,bernama Dewi Bondrit
Cemara, sangat cantik. Diambillah dia sebagai istri selir. Dikemudian hari, Dewi Bondrit Cemara dikenal
dengan nama Dewi Wandhan Kuning. Begitu menikahi Dewi Wandhan Kuning, dan setelah melakukan
senggama beberapa kali, penyakit Sang Prabhu berangsur-angsur sembuh. Namun Sang Prabhu merasa
perkawinannya dengan Dewi Wandhan Kuning harus dirahasiakan. Karena apabila kabar ini terdengar
sampai ke daerah Wandhan, pasti para bangsawan Sulawesi merasa terhina oleh sebab Sang Prabhu
bukannyamengambil salahseorangputri bangsawanWandhan,tapi malahmengambil seorangpelayan.
Dewi Wandhan Kuning mengandung, hingga akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki, putra ini lantas
dititipkankepadaKepalaUrusanSawahIstana, Ki JuruTani. ( Waktu itu,Istanamemilikiareal pesawahan
khususyanghasilnyauntukdikonsumsi olehseluruhkerabatIstana.) Anakini diberinamaRadenBondhan
Kejawen (Bondhan perubahan dari kata Wandhan. Kejawen berarti yang telah berdarah Jawa). Raden
Bondhan Kejawen dibesarkan oleh Ki Juru Tani. Dan manakala sudah berangsur dewasa, atas perintah
Sang Prabhu, Raden Bondhan Kejawen dikirimkan kepada Ki Ageng Tarub, seorang Pandhita Shiva yang
memiliki Ashrama di daerah Tarub ( sekitar Purwodadi, Jawa Tengah sekarang.) Jika anda pernah
mendengarlegendaJakaTarubdan Dewi Nawangwulan,maka inilahdia.JakaTarubyangkononmencuri
selendang bidadari Dewi Nawangwulan dan lantas ditinggal oleh sang bidadari setelah sekian lama
menjadi istri beliau karena ketahuan bahwa yang menyembunyikan selendang itu adalah Jaka Tarub
sendiri.( Sayatidakakan membedahsimbolisasi legendaini disini,karenatidak sesuai dengantopicyang
saya bahas : Damar Shashangka).
Jaka Tarub inilah yang lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Tarub. Menginjak dewasa, Raden Bondhan
Kejawen dinikahkan dengan Dewi Nawangsih, putri tunggal Ki Ageng Tarub. Dan kelak Raden Bondhan
Kejawen bergelar Ki Ageng Tarub II. Dari hasil perkawinan Raden Bondhan Kejawen dengan Dewi
Nawangsih, lahirlah Raden Getas Pandhawa. Dari Raden Getas Pandhawa, lahirlah Ki Ageng Sela yang
hidupsejamandenganSultanTrenggana,SultanDemakketiga.Ki AgengSelainilah tokohyangkononbisa
memegang petir sehingga menggegerkan seluruhKesultanan Demak (simbolisasi lagi,kapan-kapan saya
ulas : Damar Shashangka). Sampai sekarang nama Ki Ageng Sela terkenal di tengahmasyarakat Jawa. Ki
Ageng Sela inilah keturunan Tarub yang mulai beralih memeluk Islam. Beliau berguru kepada Sunan
Kalijaga. Perpindahan agama ini berjalan dengan damai. Nama Islam beliau adalah Ki Ageng Abdul
Rahman. Dari Ki Ageng Sela, lahirlah Ki Ageng Mangenis Sela. Dari Ki Ageng Mangenis Sela, lahirlah Ki
Ageng Pamanahan. Dan dari Ki Ageng Pamanahan lahirlah Panembahan Senopati Ing Ngalaga, tokoh
terkenal pendiri dinasti Mataram Islam dikemudian hari. [Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mataram
inilahleluhurParaSultan KasultananJogjakarta,ParaSunanKasunananSurakarta(Solo),Pakualaman dan
Mangkunegaran sekarang]. Peng-Islam-an keturunan Raden Bondhan Kejawen, berlangsung dengan
damai. Raden Patah. Ingat putri China Tan Eng Kian yang dinikahi Adipati Arya Damar di Palembang?
Dari hasil pernikahan dengan Prabhu Brawijaya, Tan Eng Kian memiliki seorang putra bernama Tan Eng
Hwat.Dikenal jugadengannamamuslimRadenHassan. Dari perkawinanTanEngKiandenganAryaDamar
sendiri,lahirlahseorangputra bernamaKinShan,dikenaldengannamamuslimRadenHussein.Sejakkecil,
Raden Hassan dan Raden Hussein dididik secara Islam oleh ayahnya Arya Damar. Menjelang dewasa,
RadenHassanmemohonijinkepadaibunyauntuk pergi ke Jawa.Diaberkeinginanuntukbertemudengan
ayah kandungnya, Prabhu Brawijaya. Tan Eng Kian tidak bisa menghalangi keinginan putranya. Dari
Palembang, Raden Hassan bertolak ke Jawa. Sampailah ia di pelabuhan Gresik yang ramai. Melihat
keadaan Gresik yang hiruk-pikuk, Raden Hassan kagum. Dia bisa membayangkan bagaimana besarnya
kekuasaanMajapahit.Menilikdi Gresikbanyakorangmuslim, RadenHassantertarik. Dandengar-dengar,
ada Pesantren besar disana. Pesantren Giri. Raden Hassan memutuskan untuk bertandang ke Giri.
Bertemulah dia dengan Sunan Giri. Sunan Giri senang melihat kedatangan Raden Hassan setelah
mengetahui dia adalah putra Prabhu Brawijaya yang lahir di Palembang. Sunan Giri seketika melihat
sebuahpeluangbesar. Di Giri,RadenHassanmemperdalamke-Islaman-nya.Disana,RadenHassanmulai
tertarik dengan ide-ide ke-Khalifah-an Islam. Dan militansi Raden Hassan mulai terbentuk.Ada
kesepakatan pemahaman antara Raden Hassan dengan Sunan Giri. Dari Sunan Giri, Raden Hassan
memperoleh ide untuk meminta daerah otonomi khusus kepada ayahnya, Prabhu Brawijaya. Bila
disetujui, hendaknya Raden Patah memilih daerah di pesisir Jawa bagian tengah. Jika itu terwujud,
keberadaan daerah otonomi didaerah pesisir utara Jawa bagian tengah, akan menjadi penghubung
pergerakanmilitantIslamdari JawaTimurdanJawaBarat di Cirebon. Cirebon,kini tumbuhpesatsebagai
pusat kegiatan Islam dibawah pimpinan Pangeran Cakrabhuwana, putra kandung Prabhu Siliwangi, Raja
Pajajaran. (Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah belum datang dari Mesir ke Cirebon. Dia datang
pada tahun 1475 Masehi. Pada bagian selanjutnya akan saya ceritakan : Damar Shashangka).
Setelahdirasacukup,RadenHassanmelanjutkanperjalanankePesantrenAmpeldengandiiringi beberapa
santri Sunan Giri. Disana dia disambut suka cita oleh Sunan Ampel. Disana, dia diberi nama baru oleh
SunanAmpel,yaituRadenAbdul FattahyanglantasdikenalmasyarakatJawadengannamaRadenPatah.
Selesai bertandang di Ampel, Raden Hassan yang kini dikenal dengan nama Raden Patah melanjutkan
perjalananke ibukotaNegaraMajapahit.Diayangsemulahanya berniatuntukbertemudenganayahnya,
sekarang dia telah membawa misi tertentu. Betapa suka cita Prabhu Brawijaya mendapati putra
kandungnya telah tumbuh dewasa. Dan manakala, Raden Patah memohon anugerah untuk diberikan
daerah otonom, Prabhu Brawijaya mengabulkannya. Raden Patah meminta daerah pesisir utara Jawa
bagian tengah. Dia memilih daerah yang dikenal dengan nama Glagah Wangi. Prabhu Brawijaya
menyetujui permintaan Raden Patah. Dia mendanai segala keperluan untuk membangun daerah baru.
Raden Patah, dengan disokong tenaga dan dana dari Majapahit, berangkat ke Jawa Tengah. Di daerah
pesisir utara, didaerah yang dipenuhi tumbuhan pohon Glagah, dia membentuk pusat pemerintahan
Kadipaten baru. Begitu pusat Kadipaten dibentuk, dinamailah tempat itu Demak Bintara. Dan Raden
Patah, dikukuhkan oleh Sang Prabhu Brawijaya sebagai penguasa wilayah otonom Islam baru disana.
Demak Bintara berkembang pesat. Selain menjadi pusat kegiatan politik, Demak Bintara juga menjadi
pusatkegiatankeagamaan.DemakBintaramenjadi jembatan penghubungantarabaratdan timurpesisir
utara Jawa. Dipesisir utara Jawa, gerakan-gerakan militant Islam mulai menguat. Sayang, fenomena itu
tetap dipandang sepele oleh Prabhu Brawijaya. Beliau tetap yakin, dominasi Majapahit masih mampu
mengontrol semuanya.Padahal parapejabat daerahyang dekat denganpesisirutarasudah melaporkan
adanyakegiatan-kegiatanyangmencurigakan.PasukanTelikSandhibayatelahmemberikanlaporanserius
tentang adanya kegiatan yang patut dicurigai akan mengancam kedaulatan Majapahit. Tak lama
berselang, Raden Hussein, putra Tan Eng Kian dengan Arya Damar, menyusul ke Majapahit. Dia
mengabdikan diri sebagai tentara di Majapahit. Raden Hussein tidak terpengaruh ide-ide pendirianke-
Khalifah-an Islam. Dia diangkat sebagai Adipati didaerah Terung ( Sidoarjo, sekarang ) dengan gelar,
Adipati Pecattandha. Kebaikan Prabhu Brawijaya sangat besar sebenarnya. Tapi kebaikan yang tidak
disertai kebijaksanaanbukanlahkebaikan.Danhal ini pasti akan menuai masalah dikemudianhari.Bibit-
bibititu mulai muncul,tinggal menungguwaktuuntukpecah kepermukaan. DanPrabhu Brawijayatidak
akan pernah menyangkanya. Mendekati detik-detik pemberontakan Demak Bintara berkembang pesat.
Tempat ini dirasa strategis untuk pengembangan militansi Islam karena letaknya agak jauh dari pusat
kekuasaan.Di Demak Bintara, para ulama-ulamaPutihanseringmengadakanpertemuan.JadilahDemak
Bintara dikenal sebagai Kota Seribu Wali.
Ditambah pada tahun 1475 Masehi, seorang ulama berdarah Mesir-Sunda dating dari Mesir. Dia adalah
Syarif Hidayatullah. Dia datang bersama ibunya Syarifah Muda’im. Syarifah Muda’im adalah putri
Pajajaran.Putri dari PrabhuSilihwangipenguasaKerajaanPejajaran.(HanyaKerajaaniniyangtidakmasuk
wilayah Majapahit. Walau kecil, Pajajaran terkenal kuat. Anda bisa membayangkan adanya Timor Leste
sekarang. Seperti itulah keadaan Majapahit dan Pajajaran. : Damar Shashangka).
Namaasli SyarifahMuda’imadalahDewi RaraSantang.Diabersamakakaknya PangeranWalangsungsang,
tertarikmempelajari Islam.Ketikaberadadi Makkah, Dewi RaraSantangdipinangolehbangsawanMesir,
Syarif Abdullah. Menikahlah Dewi Rara Santang dengan bangsawan ini. Dan namanya berganti Syarifah
Muda’im. Dari pernikahanini,lahirlahSyarif Hidayatullah. PangeranWalangSungsang,mendirikandaerah
hunian baru di pesisir utara Jawa barat. Dikenal kemudian dengan nama Tegal Alang-Alang. Lantas
berubah menjadi Caruban. Berubah lagi menjadi Caruban Larang. Pada akhirnya, dikenal dengan nama
Cirebon sampai sekarang. Pangeran Walang Sungsang, dikenal kemudian dengan nama Pangeran
Cakrabhuwana. Oleh ayahandanya, Prabhu Silihwangi diberikan gelar kehormatan Shri Manggana.
Syarif Hidayatullah,keponakanPangeranCakrabhuwanalantasdikenaldengan namaSunanGunungJati.
Awal tahun1478, SunanAmpel wafat.SunanGiri terpilihsebagaipenggantinya. PusatMajelisUlamaJawa
kini berpindah ke Giri Kedhaton. Dan, pada waktu inilah tragedi Syeh Siti Jenar terjadi. Syeh Siti Jenar
dipanggil ke Giri Kedhaton dan disidang oleh Dewan Wali Sangha dibawah pimpinan Sunan Giri. Walau
tidak mengakui keberadaan Majelis Ulama Jawa, beliau tetap hadir. Beliau dituduh telah menyebarkan
aliran sesat. Adapula yang menuduh sebagai antek-antek Syi’ah. Ada juga yang mengatakan beliau ahli
sihir, dan lain sebagainya. (Akansaya buat catatan tersendiri tentang beliau : Damar Shashangka). Pada
sidangpertamapara ulamayang tergabungdalamDewanWali Sangha tidak bisamenemukankesalahan
SyehSiti Jenar.Sehingga,beliaulantasdibebaskandari segalatuduhan.Namunbagaimanapunjuga,Syeh
Siti Jenar adalah duri didalam daging bagi mereka. Maka sejak saat itu, kesalahan-kesalahan beliau
senantiasa dicari-cari. Konsentrasi Dewan Wali Sangha terpecah pada rencana perebutan kekuasaan.
Melalui serangkaianmusyawarahyangpelik,makadisimpulkan,kekuatanmilitansi Islamsudahcukupsiap
untuk mengadakan perebutan kekuasaan.Raden Patah, Adipati Demak Bintara, terpilih secara mutlak
sebagai pemimpin gerakan. Kubu Abangan, tidak menghadiri musyawarah ini. Apalagi semenjak Dewan
Wali Sangha atau Majelis Ulama Jawa dipegang Sunan Giri, hubungan kubu Putihan dan kubu Abangan
kian meruncing. Sunan Kalijaga dan para pengikutnya hanya mau membantu Dewan Wali Sangha
merampungkan pembangunan Masjid Demak. Selebihnya, mereka tidak ikut campur.
Persiapan sudah matang. Tinggal memilih hari yang ditentukan. Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen )
Majapahitmengendusrencanaini.PrabhuBrawijaya mendapatlaporanparapasukanIntelejenyangada
disekitar Demak Bintara. Sayangnya, beliau tidak begitu mempercayainya. Beliau berkeyakinan, tidak
mungkin Raden Patah, putra kandungnya sendiri akan nekad berbuat seperti itu.
Prabhu Brawijaya tidak memahami betapa militant-nya orang yang sudah terdoktrin!
Dan manakala pergerakan pasukan besar-besaran terdengar, yaitu pasukan orang-orang Islam Putihan,
gabungan dari seluruh lasykar yang ada di wilayah pesisir utara Jawa timur sampai Jawa barat mulai
bergerak.Keadaanmenjadi gempar!ParaPejabatdaerahkalang kabut.Mereka tidakmenyangkaorang-
orang Islam sedemikian banyaknya. Setiap daerah yang dilalui pasukan ini, tidak ada yang bisa
membendung.Kekuatan merekacukupbesar.Persiapanmerekacukuptertata.Sedangkandaerah-daerah
yang dilalui, tidak mempunyai persiapan sama sekali. Daerah perdaerah yang dilewati, harus melawan
sendiri-sendiri. Tidak ada penyatuan pasukan dari daerah satu dengan daerah lain. Semua serba
mendadak. Dan tak ada pilihan lain kecuali melawan atau mundur teratur. Gerakan pasukan ini cukup
kuat. Para Adipati yang berhasil mundur segera melarikan diri ke ibu kota Negara. Mereka melaporkan
agresi mendadak pasukan pesisir yang terdiri dari orang-orang Islam itu. Dan dari mereka, Prabhu
Brawijaya mendapat laporan yang mencengangkan, yaitu telah terjadi pergerakan pasukan dari Demak
Bintara. Pasukan berpakaian putihputih. Berbendera tulisan asing! Berteriak-teriakdengan bahasa yang
tidak dimengerti! Pasukan ini dapat dipastikan adalah pasukan orang-orang Islam. Dan kini, tengah
bergerak menuju ibu kota Negara Majapahit. Percaya tidak percaya Prabhu Brawijaya mendengarnya.
Laporan pasukanTelik Sandhibayaselamaini telahmenjadikenyataan..Namun,PrabhuBrawijaya tetap
tidak bisa mengerti, mana mungkin Raden Patah berbuat seperti itu. Mana mungkin orang-orang Islam
berani dantega mengadalanpemberontakan.Selamaini, Majapahittelah memberikanbantuanmaterial
yangtidaksedikitbagi mereka. Sesak!DadaPrabhuBrawijayaseketikaserasasesakbagai dihantampalu!
Bergemuruh mendidih! Beliau menyebut Nama Mahadeva berkali-kali. Seluruh pembesar Majapahit
tegang. Mereka menantikan komando Sang Prabhu. Waktu berjalan cepat. Sang Prabhu masih belum
mengeluarkan titah apapun. Pergerakan pasukan sudah memasuki Madiun, sebentar lagi mencapai
wilayahKadhiri,sudahteramatdekatdenganibukotaNegara.Pertempuran-pertempuran penghadangan
telah terjadi secara otomatis. Dan semua telah masuk menjadi laporan bagi Sang Prabhu. Bahkan ada
laporan yang menyatakan, beberapa daerah yang terpengaruh Islam, malah ikut bergabung dengan
pasukanini. Adipati Kertosono( wilayahKedirisekarang) mengirinkanutusankhususkepadaSangPrabhu
untuk segera mengeluarkan perintah perang!
Sang Prabhu masih termangu-mangu. Dan manakala terdengar Adipati Kertosono
melakukan perlawanan mati-matian tanpa menunggu komando beliau, barulah
Sang Prabhu tersadar! Segera beliau memerintahkan seluruh pasukan Majapahit
untuk mempersiapkan sebuah perang besar!
Para Panglima yang telah menanti-nantikan perintah ini menyambut dengan suka
cita! Inilah yang mereka nanti-nantikan! Tanpa menunggu waktu lama, seluruh
kekuatan Majapahit segera dipersiapkan.
Pasukan Majapahit telah siap sedia menyambut kedatangan pasukan Demak
Bintara. Dan sekali lagi, mereka tinggal menunggu perintah untuk MENYERANG!
Dan komando terakhir inipun tidak segera keluar. Pasukan Majapahit resah. Para
Panglima cemas. Para kepala pasukan tempur digaris depan terus mendesak kepada
Para Panglima masing-masing agar segera mengeluarkan perintah penyerangan!
Para Panglima juga mendesak Sang Senopati Agung, meminta kepada Prabhu
Brawijaya untuk segera memberikan komando terakhir. Perlu dicatat, salah satu
panglima yang memperkuat barisan Majapahit adalah Adipati Terung, adik tiri
Raden Patah.
Dalam hatinya bertanya-tanya, ada apakah dengan kakak tirinya sehingga
mengadakan gerakan makar sedemikian rupa? Selama ini, dia tidak melihat ada
yang salah dengan pemerintahan Prabhu Brawijaya. Tidak ada diskriminasi dalam
hal keagamaan. Dirinya yang muslim-pun, bisa bebas menjalankan ibadah
agamanya. Bahkan, bisa dipercaya menjabat sebagai seorang Adipati, yang notabene
bukan jabatan main-main.
Adipati Terung tidak bisa memahami pola pikir kakak tirinya.
Dan perintah penyerangan tidak juga segera turun. Seluruh pasukan yang sudah
bersiap sedia dibarak masing-masing, dilanda ketegangan yang luar biasa!
Di Istana, Para Mantri resah. Melihat situasi ini, Sabdo Palon dan Naya Genggong
meminta Sang Prabhu untuk segera mengeluarkan perintah. Namun apa jawaban
Sang Prabhu? Beliau masih tidak yakin pasukan Demak akan tega menyerang ibu
kota Negara Majapahit. Sabdo Palon dan Naga Genggong menandaskan, cara
berfikir Raden Patah dan para pasukan ini sudah lain. Sang Prabhu tidak akan bisa
memahaminya. Jalan satu-satunya sekarang adalah, menghadapi mereka secara
frontal. Pada saat ini, tidak ada cara lain.
Dan manakala kabar terdengar pasukan Demak telah merangsak maju dan
memasuki pinggiran ibu kota Majapahit, dan disana mereka mengadakan perusakan
hebat. Dengan sangat terpaksa, Sang Prabhu mengeluarkan perintah penyerangan!
Tapi, perintah itu sebenarnya telah terlambat!
Begitu keluar perintah penyerangan, ada hal yang tidak terduga, pasukan Ponorogo
dan beberapa daerah yang lain membelot! Diketahui kemudian ternyata mereka
adalah pasukan dari daerah-daerah yang sudah muslim.
Dan, peperangan pecah sudah!
Peperangan yang besar. Darah tertumpah lagi! Senopati Demak dipimpin oleh
Sunan Ngundung. Dan dipihak Majapahit, Senopati dipegang oleh Arya Lembu
Pangarsa. Prajurid Majapahit mengamuk dimedan laga. Para prajurid yang sudah
berpengalaman tempur ini dan disegani diseluruh Nusantara, sekarang tidak
main-main lagi! Adipati Sengguruh, Raden Bondhan Kejawen yang masih belia,
Adipati Terung, Adipati Singosari dan yang lain ikut mengamuk dimedan laga!
Sayang, banyak kesatuan-kesatuan Majapahit yang berasal dari daerah muslim,
membelot. Namun, pada hari pertama, pasukan Demak Bintara terpukul mundur!
Pada hari kedua, pasukan Demak terpukul lebih telak. Senopati Demak, Sunan
Ngundung tewas! (Makamnya masih ada di Trowulan, Mojokerto sampai sekarang.)
Pasukan Demak mengundurkan diri. Pasukan cadangan masuk dipimpin oleh putra
Sunan Ngundung, Sunan Kudus. Pertempuran kembali pecah!
Namun bagaimanapun juga, pasukan Demak harus mengakui kekuatan pasukan
Majapahit. Mereka terpukul mundur keluar dari ibu kota Negara. Kehebatan
pasukan Majapahit yang terkenal itu, ternyata terbukti!
Pasukan Demak bertahan. Beberapa minggu kemudian, datang pasukan dari
Palembang bergabung dengan pasukan Majapahit. Pasukan Majapahit seolah
mendapat suntikan darah segar. Namun ternyata, bergabungnya pasukan
Palembang ini hanyalah bagian dari siasat dari orang-orang Demak.
Pasukan Palembang, diam-diam memusnahkan seluruh persediaan bahan makanan
tentara Majapahit. Lumbung-lumbung besar dibakar! Semua persediaan bahan
pangan ludes! ( Inilah simbolisasi dari didatangkannya peti ajaib milik Adipati Arya
Damar dari Palembang yang apabila dibuka, mampu mengeluarkan beribu-ribu
tikus dan memakan seluruh beras dan bahan pangan tentara Majapahit. : Damar
Shashangka).
Majapahit kebobolan luar dalam. Majapahit benar-benar tidak pernah menyangka
akan hal itu. Begitu persediaan bahan pangan menipis, dari hari kehari, pelan
namun pasti, pasukan Majapahit terpukul mundur!
Mendengar pasukan Majapahit terdesak, Kepala Pasukan Bhayangkara, yaitu
Pasukan Khusus Pengawal Raja, segera mengamankan Prabhu Brawijaya. Keadaan
sudah sedemikian genting dan Sang Prabhu, mau tidak mau, harus segera
meloloskan diri. Ini harus dilakukan secepatnya, karena untuk menyatukan kembali
kekuatan tentara Majapahit kelak, sosok Prabhu Brawijaya, masih dibutuhkan!
Dengan dikawal Pasukan Bhayangkara, Prabhu Brawijaya segera keluar dari Istana.
Pasukan Bhayangkara memutuskan agar Sang Prabhu menyelamatkan diri ke Pulau
Bali. Pulau yang kondusif untuk saat ini.
Ditengah kekacauan itu, Dewi Anarawati, diam-diam dibawa oleh pasukan Islam ke
Gresik. Putra bungsu Dewi Anarawati, Raden Gugur yang masih kecil, diselamatkan
oleh pasukan Ponorogo dan dibawa ke Kadipaten Ponorogo.
Dan pada akhirnya, Majapahit bisa dijebol. Seluruh Istana dirusak dan dibakar!.
Perusakan terjadi dimana-mana. (Maka jangan heran, sampai sekarang bekas Istana
Majapahit yang terkenal di Nusantara itu, musnah tak berbekas. : Damar
Shashangka).
Dan pada akhirnya, terjadilah tragedi kemanusiaan yang sampai sekarang ‘ditutupi’.
Perang yang semula melibatkan dua kekuatan militer Majapahit dan Demak, kini
merembet menjadi perang sipil. Mereka yang merasa diatas angin, kini menjadi
sosok malaikat maut. Pertumpahan darah terjadi. Masyarakat Majapahit yang masih
memegang keyakinan lama, berhadapan secara frontal dengan mereka yang telah
berpindah keyakinan.
Dimana-mana, situasi anarkhis terjadi. Dimana-mana dua kubu ini bentrok.
Dimana-mana kekacauan merajalela. Jawa dalam situasi chaos! Ibu pertiwi
menangis. Ibu pertiwi terluka. Putra-putranya kini tengah saling menumpahkan
darah hanya karena disalah satu pihak tengah dilanda ‘ketidak sadaran’.
Akibat tragedi yang mencerabut segala sendi-sendi masyarakat Majapahit ini,
bangunan-bangunan indah dari Kerajaan Agung Majapahit, musnah tak berbekas!
Majapahit yang terkenal sebagai Macan Asia, ludes dibabat habis. Di Jawa Timur,
Majapahit seolah-olah hanya sebuah mitos belaka, karena banyak peninggalan dari
jaman keemasan Nusantara ini, hancur karena kepicikan.
Hanya sedikit yang tersisa. Dan yang sedikit itulah yang masih bisa kita saksikan
hingga sekarang.
Eksodus besar-besaran terjadi. Para Agamawan, Para Bangsawan dan rakyat yang
tetap memegang teguh keyakinannya, menyingkir ketempat-tempat yang dirasa
aman. Kebanyakan menyeberang ke Bali, Kalimantan dan Lombok.
Ada seorang putri selir Prabhu Brawijaya yang melarikan diri bersama sisa-sisa
prajurid Majapahit dan beberapa penduduk. Dia bernama Dewi Rara Anteng.
Bersama suaminya Raden Jaka Seger, dia menyingkir ke pegunungan Bromo.
Sampai sekarang keturunan mereka masih ada disana, dikenal dengan nama suku
Tengger. Diambil dari nama Dewi Rara An-TENG dan Raden Jaka Se-GER.
Diwilayah pegunungan Bromo, pasukan Demak memang tidak bisa menjangkau.
Medannya cukup sulit dan terisolir. (Suku Tengger baru membuka diri pada jaman
pemerintahan Presiden Soekarno. Ketika disensus dan ditanyakan apa agama
mereka, mereka menyatakan beragama Budo. Padahal ritual yang mereka jalankan
lebih dekat ke agama Hindhu dari pada agama Buddha. Para petugas sensus tidak
tahu, istilah Hindhu memang tidak dikenal pada jaman Majapahit. Yang terkenal
adalah agomo Siwo Budo atau hanya disebut wong Budo saja. : Damar Shashangka).
Dengan dikawal oleh Pasukan Bhayangkara dan beberapa kesatuan pasukan yang
tersisa, Prabhu Brawijaya menyingkir ke arah timur. Dan untuk sementara, beliau
tinggal di Blambangan. Adipati Blambangan, memperkuat barisan pasukan ini. Dan
tak hanya itu, para penduduk Blambangan-pun dengan suka rela ikut
menggabungkan diri. Mereka benar-benar melindungi Prabhu Brawijaya ekstra
ketat. Mereka siap tempur di Blambangan. Keadaan darurat diberlakukan.
Selama ada di Blambangan, Prabhu Brawijaya terus terusik batinnya. Raden Patah,
yang biasa beliau banggil dengan nama Patah itu, ternyata telah tega melakukan ini
semua. Kebaikan beliau selama ini dibalas dengan racun. Sabdo Palon dan Naya
Genggong menabahkan hati Sang Prabhu. Nasi sudah menjadi bubur. Tidak patut
disesali lagi.
Kini, saatnya untuk menata kembali yang tersisa. Dan untuk tujuan itu, Prabhu
Brawijaya harus menyeberang ke Pulau Bali.
Sirna Ilang Kerthaning Bhumi
Atas perintah Raden Patah, Senopati Demak Bintara Sunan Kudus menemui Adipati
Terung, adik kandung Raden Patah dengan membawa pasukan Demak Bintara.
Adipati Terung di ultimatum agar menyerah, atau dihancurkan. Adipati Terung
dalam dilema. Pada akhirnya, dia menyatakan ‘menyerah’ kepada Demak Bintara.
Beberapa minggu kemudian, Raden Patah datang dari Demak untuk melihat
langsung kemenangan pasukannya. Raden Patah meminta semua laporan dari
kepala pasukan Demak. Diketahui kemudian, Prabhu Brawijaya berhasil meloloskan
diri. Pasukan Bhayangkara Majapahit atau Pasukan Khusus Pengawal Raja, memang
terkenal lihai melindungi junjungan mereka. Tak ada satupun kepala pasukan
Demak yang mengetahui bagaimana Pasukan Bhayangkara bisa menerobos
kepungan rapat Pasukan Islam dan kearah mana mereka membawa Sang Prabhu
pergi.
Raden Patah segera menyebar pasukan mata-mata untuk melacak keberadaan Sang
Prabhu. Dan Raden Patah sendiri segera melanjutkan perjalanan untuk bertandang
ke Pesantren Ampel di Surabaya. Dia hendak mengabarkan kemenangan besar ini
kepada janda Sunan Ampel.
Di Surabaya situasi anarkhis-pun merajalela. Nyi Ageng Ampel, begitu mendengar
laporan Raden Patah, marah! Dengan tegas beliau menyatakan, apa yang dilakukan
Raden Patah adalah sebuah kesalahan besar. Dia telah berani melanggar wasiat
gurunya sendiri, Sunan Ampel, yang mewasiatkan sebelum beliau wafat, melarang
orang-orang Islam merebut tahta Majapahit. Dan juga, Raden Patah telah berani
melawan seorang Imam yang sah, seorang Umaro’ tidak seharusnya dilawan tanpa
ada alasan yang jelas. Dan yang ketiga, Raden Patah telah berani durhaka kepada
ayah kandungnya sendiri yang telah melimpahkan segala kebaikan bagi dirinya serta
orang-orang Islam.
Nyi Ageng Ampel menangis. Raden Patah terketuk hati nuraninya, dia ikut
mencucurkan air mata. Didepan Nyi Ageng Ampel, Raden Patah mencium kaki
beliau, menangis, menyesali perbuatannya.
Dengan berurai air mata, Raden Patah meminta solusi kepada Nyi Ageng Ampel.
Dan Nyi Ageng Ampel memerintahkan kepadanya untuk segera mencari keberadaan
Prabhu Brawijaya. Dan apabila sudah diketemukan, seyogyanya, Prabhu Brawijaya
dikukuhkan kembali sebagai seorang Raja.
Mendengar perintah itu, secara emosional Raden Patah berniat mencari
ayahandanya sendiri bersama beberapa orang prajurid Demak. Tapi Nyi Ageng
Ampel mencegahnya. Dalam situasi anarkhis seperti ini, tidak memungkinkan bagi
dia untuk mencari beliau sendiri. Dikhawatirkan, akan terjadi kesalah pahaman.
Dan sekarang, dimata Prabhu Brawijaya, dirinya dan seluruh umat Islam yang
menyokong pergerakan pasukan Demak, tidak mungkin dipercaya lagi.
Jalan keluar yang terbaik adalah, meminta bantuan Sunan Kalijaga atau Syeh Siti
Jenar untuk mewakili dirinya, mencari Prabhu Brawijaya dan apabila sudah bisa
ditemukan, memohon kepada Prabhu Brawijaya agar kembali ke Majapahit. Sudah
bukan rahasia lagi dikalangan Istana, dua ulama besar ini tidak terlibat dalam
penyerangan Majapahit.
Karena Syeh Siti Jenar, baru saja disidang oleh Dewan Wali Sangha yang
mengakibatkan hubungan beliau dengan Para Wali sekaligus dengan Raden Patah
dalam situasi yang tidak mengenakkan, maka Raden Patah memutuskan untuk
mengirim pasukan khusus menemui Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga, dimohon menghadap ke Pesantren Ampel atas permintaan Nyi
Ageng Ampel dan Raden Patah.
Beberapa hari kemudian, Sunan Kalijaga datang ke Surabaya. Beliau waktu itu
berada di Demak Bintara, memfokuskan diri memimpin pembangunan Masjid
Demak.
Sunan Kalijaga, Nyi Ageng Ampel dan Raden Patah, terlibat perundingan yang
serius. Dan pada akhirnya, Sunan Kalijaga menyetujui untuk mengemban tugas
mulia itu.
Beberapa hari kemudian, laporan dari pasukan mata-mata Demak Bintara diterima
Raden Patah. Diketahui, ada konsentrasi besar pasukan Majapahit diwilayah
Blambangan. Diketahui pula, Prabhu Brawijaya ada disana. Ada kabar terpetik,
Prabhu Brawijaya hendak menyeberang ke pulau Bali.
Mendapati informasi yang dapat dipercaya seperti itu, Sunan Kalijaga, diiringi
beberapa santrinya, segera berangkat ke Blambangan. Dia siap mengambil segala
resiko yang bakal terjadi. Dengan memakai pakaian rakyat sipil yang tidak mencolok
mata, demi untuk menghindari kesalah pahaman, dia berangkat. Disetiap daerah
yang dilalui, Sunan Kalijaga beserta rombongan melihat pemandangan yang
memilukan. Kekacauaan ada dimana-mana. Penduduk yang masih memegang
keyakinan lama, bentrok dengan penduduk yang sudah mengganti
keyakinannya.Korban berjatuhan. Nyawa melayang karena kepicikan.
Rombongan ini harus pandai-pandai memilih jalan. Kadangkala memutar kalau
dirasa perlu. Mereka sengaja menghindari tempat keramaian. Mereka lebih memilih
menerobos hutan belantara demi menjaga keamanan.
Dan, manakala mereka sudah tiba di Blambangan, Sunan Kalijaga, menunjukkan
statusnya. Dengan mengibarkan bendera putih tanda gencatan senjata, dia
memasuki kota Blambangan yang mencekam.
Para prajurid Majapahit terkejut melihat ada serombongan kecil orang-orang
muslim memasuki kota Blambangan. Mereka mengibarkan bendera putih. Mereka
bukan tentara. Mereka tidak bersenjata. Serta merta, kedatangan mereka dihadang
oleh pasukan Majapahit. Dan mereka tidak diperkenankan memasuki kota. Prajurid
Majapahit, siap tempur.
Namun, Sunan Kalijaga menunjukkan siapa dirinya. Dia meminta kepada kepala
prajurid agar menyampaikan pesan kepada Prabhu Brawijaya, bahwasanya dia,
Raden Sahid atau Sunan Kalijaga, datang sebagai duta dan memohon menghadap.
Ketegangan terjadi. Rombongan kecil ini diujung tanduk. Nyawa mereka terancam.
Namun mereka yakin, prajurid Majapahit bisa membedakan, mana musuh dalam
medan laga dan mana musuh dalam status duta. Mereka tidak akan berani
mencelakai seorang duta.
Ketegangan sedikit mencair manakala ada pesan dari Sang Prabhu yang
mengabulkan permohonan Sunan Kalijaga untuk menghadap kepada beliau. Prabhu
Brawijaya tahu bagaimana menghormati seorang duta. Prabhu Brawijaya-pun tahu
dari laporan para pasukan Sandhi (Intelejen) bahwa Sunan Kalijaga bersama para
pengikutnya, tidak ikut melakukan penyerangan ke Majapahit.
Sunan Kalijaga beserta rombongan bisa bernafas lega. Mereka segera menghadap
Prabhu Brawijaya dengan pengawalan yang sangat ketat sekali. Sembari memegang
persenjataan lengkap dan siap digunakan, para prajurid Bhayangkara menyambut
kedatangan Sunan Kalijaga. Mereka mengapitnya. Sunan Kalijaga diperkenankan
masuk. Beberapa santrinya disuruh menunggu diluar.
Prabhu Brawijaya, didampingi para penasehat beliau yang terdiri dari para Pandhita
Shiva dan Wiku Buddha, juga Sabdo Palon dan Naya Genggong, nampak telah
menunggu kedatangan Sunan Kalijaga. Begitu ada dihadapan Sang Prabhu, Sunan
Kalijaga menghaturkan hormat.
Prabhu Brawijaya menanyakan maksud kedatangan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga
mengatakan bahwa dia adalah duta Raden Patah sekaligus Nyi Ageng Ampel. Sunan
Kalijaga menceritakan segalanya dari awal hingga akhir. Bahkan dia menceritakan
pula kondisi Majapahit. Prabhu Brawijaya meneteskan air mata mendengar banyak
penduduk yang harus meregang nyawa karena kepicikan, mendengar Keraton
megah kebanggaan Nusantara dibumi hanguskan, mendengar tempat-tempat suci
hancur rata dengan tanah.
Seluruh yang hadir merasa sedih, marah, geram, semua bercampur aduk menjadi
satu.
Dan manakala Sunan Kalijaga mengahturkan tujuan sebenarnya dia menjadi duta,
yaitu agar Prabhu Brawijaya berkenan kembali memegang tampuk pemerintahan di
Majapahit, seketika ssemua yang hadir memincingkan mata.Seolah mendengarkan
kalimat yang tidak bisa dicerna.
Prabhu Brawijaya tercenung. Beliau meminta nasehat. Beberapa penasehat
mengusulkan agar hal itu tidak dilakukan, karena sama saja menerima suatu
penghinaan. Dinasti Majapahit, bisa kembali berkuasa hanya karena kebaikan hati
orang-orang Islam. Tidak hanya itu saja, wibawa Sang Prabhu akan jatuh dimata
para pendukungnya. Tidak ada artinya tahta yang diperoleh dari belas kasihan
musuh. Masyarakat Majapahit akan memandang rendah pemimpin mereka yang
mau menerima tahta seperti itu. Selama ini, Raja-Raja Majapahit, tidak pernah
melakukan itu. Bila wibawa Sang Prabhu telah jatuh, dengan sendirinya, para
pengikut Sang Prabhu akan berani juga bermain-main dengan Sang Prabhu kelak.
Hukum tidak akan dipatuhi. Para pembangkang akan muncul dimana-mana bak
jamur tumbuh dimusim penghujan. Dan lagi, apakah Sang Prabhu tidak malu
menerima tahta dari anaknya sendiri?
Sebaiknya Sang Prabhu tidak menerima tawaran itu.
Sang Prabhu menghela nafas.
Sunan Kalijaga mohon bicara. Apabila memang Sang Prabhu tidak mau menerima
tahta Majapahit dari tangan Raden Patah, maka seyogyanya Sang Prabhu
mempertimbangkan kembali jika hendak mendapatkannya dengan jalan merebut.
Sebab, bila hal itu sampai terjadi, tidak bisa dibayangkan, tanah Jawa akan banjir
darah. Dukungan kekuatan militer bagi Sang Prabhu akan datang dari segenap
pelosok Nusantara, tidak bakalan tanggung-tanggung lagi. Jawa akan semakin
membara bila seluruh Nusantara akan bangkit. Pembunuhan yang lebih besar dan
mengerikan akan terjadi.
Sang Prabhu Brawijaya bagaikan disodori buah simalakama, dimakan mati tidak
dimakan pun mati.
Sejenak, Sang Prabhu berunding dengan para penasehat beliau yang terdiri dari
para ahli hukum dan agamawan. Sejurus kemudian, beliau menyatakan kepada
Sunan Kalijaga hendak merundingkan hal ini dengan para penasehat lebih dalam
lagi. Dan Sunan Kalijaga diperbolehkan menghadap esok hari lagi. Sunan Kalijaga
dan seluruh rombongannya diberikan tempat bermalam, dengan pengawalan ketat.
Keesokan harinya, Sunan Kalijaga dipanggil menghadap. Prabhu Brawijaya
memutuskan, untuk menghindari pertumpahan darah yang lebih besar lagi, beliau
tidak akan mengadakan gerakan perebutan tahta kembali. Lega Sunan Kalijaga
mendengarnya.
Namun apa yang akan dilakukan Sang Prabhu agar seluruh putra-putra beliau mau
merelakan tahta diduduki Raden Patah? Begitu Sunan Kalijaga meminta kejelasan
langkah selanjutnya. Sang Prabhu mengatakan, beliau akan mengeluarkan
maklumat kepada seluruh putra-putra beliau untuk bersikap sama seperti dirinya.
Untuk berjiwa besar memberikan kesempatan bagi Raden Patah memegang tampuk
kekuasaan. Terutama kepada keturunan beliau di Pengging, maklumat ini
benar-benar harus dipatuhi. Semua sudah paham, yang berhak mewarisi tahta
Majapahit sebenarnya adalah keturunan di Pengging.
Kini, Sang Prabhu yang mempertanyakan jaminan kebebasan beragama kepada
Sunan Kalijaga, apakah Demak Bintara bisa memberikan wilayah-wilayah otonomi
khusus bagi para penguasa daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak beragama
Islam? Bisakah Demak Bintara sebijak Majapahit dulu? Bukankah keyakinan yang
dianut Raden Patah menganggap semua yang diluar keyakinan mereka adalah
musuh?
Sunan Kalijaga terdiam. Dan setelah berfikir barang sejenak, Sunan Kalijaga betjanji
akan ikut andil menentukan arah kebijakan pemerintahan Demak Bintara. Dan itu
berarti, mulai saat ini, dia harus ikut terjun kedunia politik. Dunia yang
dihindarinya selama ini ( Tahta Kadipaten Tuban yang diserahkan kepadanya, dia
berikan kepada Raden Jaka Supa, suami adiknya Dewi Rasa Wulan : Damar
Shashangka).
Prabhu Brawijaya bernafas lega. Dia percaya pada sosok Raden Sahid atau Sunan
Kalijaga ini.
Sunan Kalijaga menambahkan, Sang Prabhu seyogyanya kembali ke Trowulan.
Tidak usah meneruskan menyeberang ke pulau Bali. Sebab dengan adanya Sang
Prabhu di Trowulan, para putra dan masyarakat tahu kondisi beliau. Tahu
bahwasanya beliau baik-baik saja. Sehingga seluruh pendukung beliau akan merasa
tenang.
Kembali Sang Prabhu berunding dengan para penasehat sejenak Kemudian beliau
memeberikan jawaban.
Ada beliau di Trowulan ataupun tidak, stabilitas negara sepeninggal beliau
tergulingkan dari tahta, mau tidak mau, tetap akan terganggu. Karena para
pendukung beliau pasti juga banyak yang belum bisa menerima pemberontakan
Raden Patah ini. Namun, jika tidak ada komando khusus dari beliau, hal itu tidak
akan menjadi sebuah kekacauan yang besar. Pembangkangan daerah per daerah
pasti terjadi. Tapi, Sang Prabhu menjamin, tanpa komando beliau, penyatuan
kekuatan Majapahit dari daerah per daerah tidak bakalan terjadi. Dan, beliau tidak
perlu pulang ke Trowulan.
Sunan Kalijaga resah. Bila Sang Prabhu ke Bali, Sunan Kalijaga takut beliau akan
berubah pikiran begitu melihat betapa militan-nya para pendukung beliau disana.
Mau tidak mau, Prabhu Brawijaya harus bisa diusahakan pulang ke Trowulan.
Sunan Kalijaga memutar otak.
Sunan Kalijaga tahu, hati Prabhu Brawijaya sangat lembut. Dan kini, Sunan Kalijaga
akan berusaha mengetuk kelembutan hati beliau. Sunan Kalijaga memberikan
gambaran betapa mengerikannya jika para pendukung beliau benar-benar siap
melakukan gerakan besar. Tidak ada jaminan bagi Sang Prabhu sendiri bahwa
beliau tidak akan berubah pikiran bila tetap meneruskan perjalanan ke Bali. Sunan
Kalijaga memohon, Prabhu Brawijaya harus mengambil jarak dengan para
pendukung beliau. Nasib rakyat kecil dalam hal ini dipertaruhkan. Mereka harus
lebih diutamakan.
Sunan Kalijaga memberikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi jika
Sang Prabhu tetap hendak ke Bali
Diam-diam, Prabhu Brawijaya berfikir. Diam-diam hati beliau terketuk. Kata-kata
Sunan Kalijaga memang ada benarnya. Prabhu Brawijaya tercenung. Beliau
memutuskan pertemuan untuk sementara disudahi. Sunan Kalijaga diminta kembali
ketempatnya untuk sementara waktu.
Dan, Prabhu Brawijaya ingin menyendiri. Ingin merenung tanpa mau diganggu oleh
siapapun. Ketika malam menjelang, Sang Prabhu memanggil Sabdo Palon dan Naya
Genggong. Bertiga bersama-sama membahas langkah selanjutnya.
Dan, ketika malam menjelang puncak, Sabdo Palon dan Naya Genggong berterus
terang, Mereka berdua menunjukkan siapa sebenarnya jati dirinya. Diiringi
semburat cahaya lembut, Sabdo Palon dan Naya Genggong ‘menampakkan
wujudnya yang asli’ kepada Prabhu Brawijaya.
Prabhu Brawijaya terperanjat. Serta merta beliau menghaturkan hormat,
bersembah. Kini, malam ini, untuk pertama kalinya, Sang Prabhu Brawijaya
bersimpuh. ( Siapa mereka? Masih rahasia : Damar Shashangka).
Sabdo Palon dan Naya Genggong memberikan gambaran apa yang bakal terjadi
kelak di Nusantara. Semenjak hari kehancuran Majapahit, ‘kesadaran’ masyarakat
Nusantara akan jatuh ketitik yang paling rendah. ‘Kulit’ lebih diagung-agungkan dari
pada ‘Isi’. ‘Kebenaran Yang Mutlak’ dianggap sebagai milik golongan tertentu.
Dharma diputar balikkan. Sampah-sampah seperti ini akan terus tertumpuk sampai
lima ratus tahun kedepan. Dan bila sudah saatnya, Alam akan memuntahkannya.
Alam akan membersihkannya.
Nusantara akan terguncang. Gempa Bumi, banjir bandang, angin puting beliung,
ombak samudera naik ke daratan, gunung berapi memuntahkan laharnya bergantigantian,
musibah silih berganti, datang dan pergi. Bila waktu itu tiba, Alam telah
melakukan penyeleksian. Alam akan memilih mereka-mereka yang ‘berkesadaran
tinggi’. Yang ‘kesadarannya masih rendah’, untuk sementara waktu disisihkan
dahulu atau akan dilahirkan ditempat lain diluar Nusantara. Bila saat itu sudah
terjadi, Sabdo Palon dan Naya Genggong akan muncul lagi, kembali ke Nusantara.
Sabdo Palon dan Naya Genggong akan ‘merawat tumbuhan kesadaran’ dari merekamereka
yang terpilih. Sabdo Palon dan Naya Genggong akan menjaga ‘tumbuhan
Buddhi’ yang mulai bersemi itu. Itulah saatnya, agama Buddhi, agama Kesadaran
akan berkembang biak di Nusantara. Dan Nusantara, pelan tapi pasti, akan dapat
meraih kejayaannya kembali.
Memang sudah menjadi garis karma, kehendak Hyang Widdhi Wasa, merekamereka
saat ini berkuasa di Nusantara. Prabhu Brawijaya tidak ada gunanya
mempertahankan Shiva Buddha. Prabhu Brawijaya lebih baik menuruti kehendak
mereka-mereka yang tengah berkuasa. Kelak, Prabhu Brawijaya juga akan lahir lagi,
lima ratus tahun kemudian, untuk ikut menyaksikan berseminya agama Buddhi.
Menangislah Prabhu Brawijaya. Semalaman beliau menangis. Semua rahasia masa
depan Nusantara, dijabarkan oleh Sabdo Palon dan Naya Genggong.
Keesokan harinya, beliau memanggil Sunan Kalijaga. Dihadapan seluruh yang hadir,
beliau menyatakan hendak kembali ke Trowulan. Dan yang lebih mengagetkan,
beliau menyatakan masuk Islam demi menjaga stabilitas negara.
Sunan Kalijaga dan seluruh yang hadir terperangah mendengar keputusan Sang
Prabhu. Beberapa penasehat, pejabat dan kepala pasukan Bhayangkara, bersujud
sambil menangis haru. Mereka memohon agar Sang Prabhu mencabut kembali
sabda yang telah beliau keluarkan. Situasi tegang, sedih, bingung…
Sabdo Palon dan Naya Genggong angkat bicara. Dihadapan Prabhu Brawijaya,
Sunan Kalijaga dan seluruh yang hadir, mereka mengucapkan sebuah sumpah,
bahwasanya lima ratus tahun kemudian, mereka berdua akan kembali. ( Inilah yang
lantas dikenal dengan JANGKA SABDO PALON NAYA GENGGONG oleh
masyarakat Jawa sampai sekarang. Baca catatan saya tentang SERAT SABDO
PALON. : Damar Shashangka).
Selesai mengucapkan sumpah mereka, Sabdo Palon dan Naya Genggong mencium
tangan Sang Prabhu Brawijaya. Sabdo Palon berbisik :
“Lima ratus tahun lagi, ananda akan bertemu dengan kami kembali. Sekarang sudah
saatnya kita berpisah. Selamat tinggal ananda.”
Sabdo Palon dan Naya Genggong menyembah hormat, lalu bergegas keluar dari
ruang pertemuan. Semua yang hadir masih bingung melihat peristiwa ini. Diantara
mereka, ada beberapa yang ikut menyembah, melepas lencana mereka dan
memohon maaf kepada Sang Prabhu untuk undur diri.
Bagaikan tugu dari batu, Sang Prabhu Brawijaya diam tak bergerak. Tinggal
beberapa orang yang ada didepan beliau. Beberapa pasukan Bhayangkara yang
memutuskan untuk setia mengiringi Sang Prabhu. Juga ada Sunan Kalijaga, yang
masih pula ada di sana.
Setelah kediaman beliau yang lama, Sunan Kalijaga memberanikan diri menanyakan
keputusan Sang Prabhu tersebut. Sang Prabhu menjawab, semua memang harus
terjadi. Mendengar sabda Sang Prabhu, Sunan Kalijaga segera mendekat kepada
beliau.
Sunan Kalijaga memohon dengan segala hormat, apabila Sang Prabhu benar-benar
ikhlas menyerahkan tahta kepada Raden Patah, maka beliau harus rela melepaskan
mahkota beserta pakaian kebesaran beliau sebagai Raja Diraja. Sejenak Sang Prabhu
masih ragu, namun ketika sekali lagi Sunan Kalijaga memohon keikhlasan beliau,
maka Sang Prabhu menyetujuinya. ( Inilah simbolisasi rambut beliau dipotong oleh
Sunan Kalijaga. Pada kali pertama, rambut beliau tidak bisa putus. Dan pada kali
kedua, barulah bisa putus : Damar Shashangka.)
Tidak menunggu waktu lama, berangkatlah rombongan Prabhu Brawijaya yang
terdiri dari sedikit pasukan Bhayangkara dan Sunan Kalijaga beserta para santri
menuju Trowulan. Sesampainya di Trowulan, masyarakat Majapahit menyambut
dengan penuh suka cita. Keadaan mulai berangsur membaik ketika Sang Prabhu
Brawijaya mengeluarkan maklumat agar semua pertikaian dihentikan. Disusul
kemudian, keluar maklumat serupa dari Demak Bintara yang memfatwakan,
peperangan sudah berhenti, diharamkan membunuh mereka yang telah kalah
perang. Kondisi anarkhisme, berangsur-angsur menjadi kondusif. Stabilitas untuk
sementara waktu kembali normal. Stabilitas yang dibawa dari Blambangan ini,
membuat Sunan Kalijaga, sebagai suatu kenangan keberhasilan mendamaikan
kedua belah pihak, memberikan nama baru kepada Blambangan, yaitu Banyuwangi.
( Disimbolkan, Sunan Kalijaga membawa sepotong bambu kemudian dia mengisinya
dengan air kotor waktu masih di Blambangan. Begitu sesampainya di Trowulan, air
dalam bambu itu berubah menjadi jernih dan wangi. Bambu adalah lambang dari
sebuah negara, air kotor yang diambil Sunan Kalijaga adalah masalah yang dibuat
oleh orang-orang yang sekeyakinan dengan Sunan Kalijaga sendiri. Air yang
berubah jernih setibanya di Trowulan melambangkan kembalinya stabilitas negara.:
Damar Shashangka).
Bergiliran, para putra Prabhu Brawijaya datang ke Trowulan. Adipati
Handayaningrat dari Pengging beserta Ki Ageng Pengging putranya. Raden
Bondhan Kejawen dari Tarub. Raden Bathara Katong dari Ponorogo. Raden Lembu
Peteng dari Madura, dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan Raden Patah sendiri.
Dihadapan seluruh putra-putra beliau, Sunan Kalijaga menyampaikan amanat Sang
Prabhu agar pertikaian dihentikan. Dan agar Raden Patah, diikhlaskan menduduki
tahta Demak Bintara. Seluruh putra-putra beliau, wajib menerima dan mentaati
keputusan ini.
Kepada Sunan Kalijaga, Sang Prabhu Brawijaya memberikan amanat untuk
mendampingi keturunan beliau yang ada di Tarub yaitu Raden Bondhan Kejawen
dan keturunan beliau yang ada di Pengging. Terutama kepada Raden Bondhan
Kejawen, Prabhu Brawijaya telah mengetahuinya dari Sabdo Palon dan Naya
Genggong, bahwa kelak, dari keturunannya, akan lahir Raja-Raja besar di Jawa.
Dinasti Raden Patah dan dinasti dari Pengging, tidak akan bertahan lama.
Prabhu Brawijaya bahkan membisikkan kepada Sunan Kalijaga, bahwa Demak
hanya akan dipimpin oleh tiga orang Raja. Setelah itu akan digantikan oleh
keturunan dari Pengging, cuma satu orang Raja. Lantas digantikan oleh keturunan
dari Tarub. Banyak Raja akan terlahir dari keturunan dari Tarub.
(Ramalan ini terbukti, Demak hanya diperintah oleh tiga orang Sultan. Yaitu Raden
Patah, Sultan Yunus lalu Sultan Trenggana. Setelah itu terjadi pertumpahan darah
antara Kubu Abangan dengan Kubu Putihan. Dan Jaka Tingkir tampil kemuka. Jaka
Tingkir adalah keturunan dari Pengging. Tapi tidak lama, keturunan dari Tarub,
yaitu Danang Sutawijaya, yang kelak dikenal dengan gelar Panembahan Senopati
Ing Ngalaga Mentaram, akan tampil kemuka menggantikan keturunan Pengging.
Panembahan Senopati inilah pendiri Kesultanan Mataram Islam, yang sekarang
terpecah menjadi Jogjakarta, Surakarta, Mangkunegaran dan Paku Alaman :Damar
Shashangka).
Tidak berapa lama kemudian, Prabhu Brawijaya jatuh sakit. Dalam kondisi akhir
hidupnya, Sunan Kalijaga dengan setia mendampingi beliau. Kepada Sunan
Kalijaga, Prabhu Brawijaya berwasiat agar dipusara makam beliau kelak apabila
beliau wafat, jangan dituliskan nama beliau atau gelar beliau sebagai Raja terakhir
Majapahit. Melainkan beliau meminta agar dituliskan nama Putri Champa saja. Ini
sebagai penanda kisah akhir hidup beliau, juga kisah akhir Kerajaan Majapahit yang
terkenal dipelosok Nusantara. Bahwasanya, beliau telah ditikam dari belakang oleh
permaisurinya sendiri Dewi Anarawati atau Putri Champa dan beliau diperlakukan
dan tidak dihargai lagi sebagai seorang laki-laki oleh Raden Patah, putranya sendiri.
Sunan Kalijaga sedih mendapat wasiat seperti itu. Namun begitu beliau wafat,
wasiat itu-pun dijalankan.
Seluruh masyarakat berkabung. Seluruh putra dan putri beliau berkabung.
Dan kehancuran Majapahit. Kehancuran Kerajaan Besar ini dikenang oleh
masyarakat Jawa dengan kalimat sandhi yang menyiratkan angka-angka tahun
sebuah kejadian (Surya Sengkala), yaitu SIRNA ILANG KERTANING BHUMI.
SIRNA berarti angka ‘0’. ILANG berarti angka ‘0’. KERTA berarti angka ‘4’ dan
BHUMI berarti angka ‘1’. Dan apabila dibalik, akan terbaca 1400 Saka atau 1478
Masehi. Kalimat KERTAning BHUMI diambil dari nama asli Prabhu Brawijaya,
yaitu Raden Kertabhumi. Inilah kebiasaan masyarakat Jawa yang sangat indah
dalam mengenang sebuah kejadian penting.
Dan Raden Patah, memindahkan pusat pemerintahan ke Demak Bintara. Dia
dikukuhkan oleh Dewan Wali Sangha sebagai Sultan dengan gelar Sultan Syah ‘Alam
Akbar Jim-Bun-ningrat.
Keinginan orang-orang Islam terwujud. Demak Bintara menjadi ke-Khalifah-an

More Related Content

What's hot

Variety of Assessment Instruments
Variety of Assessment InstrumentsVariety of Assessment Instruments
Variety of Assessment Instruments
cieeeee
 
TEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERS
TEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERSTEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERS
TEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERS
Müberra GÜLEK
 
Developing Assessment Instrument
Developing Assessment InstrumentDeveloping Assessment Instrument
Developing Assessment Instrument
cdjhaigler
 
Report cards 101 Presentation
Report cards 101 PresentationReport cards 101 Presentation
Report cards 101 Presentation
Brandi Clark
 

What's hot (14)

Acrostic Poems With A Twist!Web
Acrostic Poems With A Twist!WebAcrostic Poems With A Twist!Web
Acrostic Poems With A Twist!Web
 
Table of specification
Table of specificationTable of specification
Table of specification
 
Variety of Assessment Instruments
Variety of Assessment InstrumentsVariety of Assessment Instruments
Variety of Assessment Instruments
 
Adjective Lesson Plan For Std. II
Adjective Lesson Plan For Std. IIAdjective Lesson Plan For Std. II
Adjective Lesson Plan For Std. II
 
TEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERS
TEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERSTEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERS
TEACHING READING LESSON PLAN FOR YOUNG LEARNERS
 
Fs5 episode2
Fs5 episode2Fs5 episode2
Fs5 episode2
 
Developing Assessment Instrument
Developing Assessment InstrumentDeveloping Assessment Instrument
Developing Assessment Instrument
 
Rubric design workshop
Rubric design workshopRubric design workshop
Rubric design workshop
 
Fs4 episode4
Fs4 episode4Fs4 episode4
Fs4 episode4
 
Unesco estandares tic
Unesco estandares ticUnesco estandares tic
Unesco estandares tic
 
Learningmatrix learning theories
Learningmatrix learning theoriesLearningmatrix learning theories
Learningmatrix learning theories
 
Fs6 6
Fs6 6Fs6 6
Fs6 6
 
Report cards 101 Presentation
Report cards 101 PresentationReport cards 101 Presentation
Report cards 101 Presentation
 
Fs 3 episode 4 slide presentation
Fs 3 episode 4 slide presentationFs 3 episode 4 slide presentation
Fs 3 episode 4 slide presentation
 

Similar to Runtuhnya kerajaan majapahit yang di sembunyikan pemerintah

Sejarah kerajaan majapahit
Sejarah kerajaan majapahitSejarah kerajaan majapahit
Sejarah kerajaan majapahit
Mar Yatie
 

Similar to Runtuhnya kerajaan majapahit yang di sembunyikan pemerintah (20)

Majapahit
MajapahitMajapahit
Majapahit
 
Sejarah Kerajaan Majapahit Detail
Sejarah Kerajaan Majapahit DetailSejarah Kerajaan Majapahit Detail
Sejarah Kerajaan Majapahit Detail
 
TUGAS KELOMPOK 7 P.AKSARA & HB.pptx
TUGAS KELOMPOK 7 P.AKSARA & HB.pptxTUGAS KELOMPOK 7 P.AKSARA & HB.pptx
TUGAS KELOMPOK 7 P.AKSARA & HB.pptx
 
Kerajaan hindu banjar
Kerajaan hindu banjarKerajaan hindu banjar
Kerajaan hindu banjar
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
Sejarah kerajaan majapahit
Sejarah kerajaan majapahitSejarah kerajaan majapahit
Sejarah kerajaan majapahit
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
 
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
 
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdfsejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.pdf
 
Sanjaya
SanjayaSanjaya
Sanjaya
 
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
 
Majapahit Kingdom
Majapahit KingdomMajapahit Kingdom
Majapahit Kingdom
 
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptxKERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 
Tugas makalah sejarah
Tugas makalah sejarahTugas makalah sejarah
Tugas makalah sejarah
 
senopati pamungkas1
senopati pamungkas1senopati pamungkas1
senopati pamungkas1
 
Kerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptx
Kerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptxKerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptx
Kerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptx
 
Kerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptx
Kerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptxKerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptx
Kerajaan Pajajaran Kelompok 1.pptx
 

Runtuhnya kerajaan majapahit yang di sembunyikan pemerintah

  • 1. SEJARAH RUNTUHNYA KERAJAAN MAJAPAHIT YANG DI SEMBUNYIKAN PEMERINTAH Majapahit adalah sebuah Kerajaan besar. Sebuah Emperor. Yang wilayahnya membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan, Malaka yang sekarang dikenal dengannamaMalaysia,termasukwilayahkerajaanMajapahit.Majapahitberdiri padatahun1293Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja beliau bergelar Shrii KertarajashaJayawardhana.Eksistensi Majapahitsangatdisegani diseluruhdunia.Diwilayah Asia,hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua Kerajaanbesar,TiongkokdanMajapahit. LambangNegaraMajapahitadalahSurya.Benderanyaberwarna Merah danPutih. Melambangkandarahputihdari ayahdandarahmerahdari ibu.Lambang nasionalisme sejati. Lambang kecintaan pada bhumi pertiwi. Karma Bhumi. Dan pada jamannya, bangsa kita pernah menjadi Negaraadikuasa,superpower,layaknya AmerikadanInggrissekarang.Pusat pemerintahanada di Trowulan,sekarang didaerahMojokerto,JawaTimur.Pelabuhan iInternasional-nya waktu itu adalah Gresik. Agama resmi Negara adalah Hindhu aliran Shiwa dan Buddha. Dua agama besar ini dikukuhkan sebagai agama resmi Negara.SehingTghae k MemyuLdifieanThmeumnec.ul istilahagama ShivaBuddha.Nama Majapahit sendiri diambil dari nama pohonkesayanganDeva Shiva,Avatara Brahman,yaitu pohonBilva atau Vilva.Di Jawa pohonini terkenal dengannamapohonMaja, dan rasanyamemangpahit.Maja yang pahit ini adalah pohon suci bagi penganut agama Shiva, dan nama dari pohon suci ini dijadikan nama kebesaran dari sebuah Emperor di Jawa. Dalam bahasa sanskerta,Majapahit juga dikenal dengan nama Vilvatikta (Wilwatikta. Vilva: Pohon Maja, Tikta :Pahit ). Sehingga, selain Majapahit ( baca : Mojopait) orang Jawa juga mengenal Kerajaan besar ini dengan nama Wilwatikta (Wilwotikto). Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada jaman pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani (1328-1350 M). Dan mencapai jaman keemasan pada masa pemerintahan Prabhu Hayam Wuruk(1350-1389 M) dengan MahapatihGajahMada-nya yangkesohordipelosokNusantaraitu. Pada masa itu kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara. Benar-benar jaman yang gilang gemilang! StabilitasMajapahitsempatkoyakakibatperangsaudara selamalimatahunyang terkenal dengannama Perang Pare-greg (1401-1406 M). Peperangan ini terjadi karena Kadipaten Blambangan hendak melepaskan diri dari pusat Pemerintahan. Blambangan yang diperintah oleh Bhre Wirabhumi berhasil ditaklukkanoleh seorangksatriaberdarahBlambangansendiriyangmembelotke Majapahit,yaitu Raden Gajah. ( Kisah ini terkenal didalam masyarakat Jawa dalam cerita rakyat pemberontakan Adipati Blambangan Kebo Marcuet. Kebo = Bangsawan, Marcuet = Kecewa. Kebo Marcuet berhasil ditaklukkan oleh Jaka Umbaran. Jaka = Perjaka, Umbaran = Pengembara. Dan Jaka Umbaran setelah berhasil menaklukkan Adipati Kebo Marcuet, dikukuhkan sebagai Adipati Blambangan dengan nama Minak Jingga. Minak = Bangsawan,Jingga=PenuhKeinginan. AdipatiKeboMarcuetinilahBhre Wirabhumi,danMinakJinggatak lain adalah Raden Gajah, keponakan Bhre Wirabhumi sendiri.) Namun,sepeninggal PrabhuWikramawardhana,ketikatahtaMajapahit dilimpahkankepadaRatuSuhita, MalahanRadenGajahyang kini hendak melepaskandiri dari pusatpemerintahankarenamerasadiingkari janjinya.Dan tampillahRadenParamesywara,yangberhasilmemadamkanpemberontakan RadenGajah.
  • 2. Padaakhirnya,RadenParamesywaradiangkatsebagai suamioleh RatuSuhita.(Dalamceritarakyat,inilah kisahDamarWulan.Ratu Suhitataklain adalahKencanaWungu.Kencana=Mutiara,Wungu= Pucat pasi, ketakutan. Dan Raden Paramesywara adalah Damar Wulan. Damar = Pelita, Wulan = Sang Rembulan). Kondisi Majapahit stabil lagi. Hingga pada tahun 1453 Masehi, tahta Majapahit dipegang oleh Raden Kertabhumi yanglantasterkenaldengangelarPrabhu Brawijaya( BhreWijaya).Padajamanpemerintahan beliau inilah, Islamisasi mulai merambah wilayah kekuasaan Majapahit, dimulai dari Malaka. Dan kemudian, mulai masuk menuju ke pusat kerajaan, ke pulau Jawa. Dankisahnyaadalahsebagaiberikut: DiwilayahKambojaselatan,duluterdapatKerajaankecilyangmasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Champa namanya. ( Sekarang hanya menjadi perkampunganChampa).Kerajaanini berubahmenjadiKerajaanIslamsemenjak RajaChampamemeluk agama baru itu. Keputusan ini diambil setelah seorang ulama Islam datang dari Samarqand, Bukhara. ( Sekarang didaerah Rusia Selatan). Ulama ini bernama Syeh Ibrahim As-Samarqand. Selain berpindah agama, Raja Champa bahkan mengambil Syeh Ibrahim As-Samarqand sebagai menantu. Raja Champa memiliki dua orang putri. Yang sulung bernama Dewi Candrawulan dan yang bungsu bernama Dewi Anarawati. Syeh Ibrahim As-Samarqand dinikahkan dengan Dewi Candrawati. Dari hasil pernikahan ini, lahirlahduaorangputra,yang sulungbernamaSayyid‘AliMurtadlo,danyangbungsubernamaSayyid‘Ali Rahmad. Karena berkebangsaan Champa ( Indo-china ), Sayyid ‘Ali Rahmad juga dikenal dengan nama Bong Swie Hoo. (Nama Champa dari Sayyid ‘Ali Murtadlo, Raja Champa, Dewi Candrawulan dan Dewi Anarawati, saya belum mengetahuinya : Damar Shashangka). Kerajaan Champa dibawah kekuasaan Kerajaan Besar Majapahit yang berpusat di Jawa. Pada waktu itu MajapahitdiperintaholehRadenKertabhumiatauPrabhu Brawijayasemenjaktahun1453Masehi.Beliau didampingi olehadiknyaRaden Purwawiseshasebagai Mahapatih.Padatahun1466,RadenPurwawisesha mengundurkan diri dari jabatannya, dan sebagai penggantinya diangkatlah Bhre Pandhansalas. Namun dua tahunkemudian,yaitupadatahun1468 Masehi,Bhre Pandhansalasjugamengundurkandiri. Praktis semenjak tahun 1468 Masehi, Prabhu Brawijaya memerintah Majapahit tanpa didampingi oleh seorang Mahapatih.Apakahgerangan dalammasa pemerintahanPrabhuBrawijayaterjadi duakali pengunduran diri dari seorang Mahapatih? Sebabnya tak lain dan tak bukan karena Prabhu Brawijaya terlalu lunak dengan etnis China dan orang-orang muslim. Diceritakan, begitu Prabhu Brawijaya naik tahta, Kekaisaran Tiongkok mengirimkan seorang putri China yang sangat cantik sebagai persembahan kepada Prabhu Brawijaya untuk dinikahi. Ini dimaksudkan sebagai tali penyambung kekerabatan dengan Kekaisaran Tiongkok. Putri ini bernama Tan Eng Kian. Sangat cantik.Tiadabercacat.Karenakecantikannya,setelahPrabhuBrawijayamenikahiputri ini, praktis beliau hampi-hampir melupakan istri-istrinya yang lain. (Prabhu Brawijaya banyak memiliki istri, dari berbagai istri beliau, lahirlah tokoh-tokoh besar. Pada kesempatan lain, saya akan menceritakannya : Damar Shashangka). Ketika putri Tan Eng Kian tengah hamil tua, rombongan dari Kerajaan Champa datang menghadap. Raja Champasendiri yangdatang.Diiringi olehparapembesar Kerajaandanikutjugadalamrombongan,Dewi Anarawati.Raja Champabanyak membawaupeti sebagai tandatakluk.Dan salah satu upeti yangsangat berharga adalah, Dewi Anarawati sendiri. Melihatkecantikanputri berdarahindo-chinaini,PrabhuBrawijayaterpikat.Dan begituDewi Anarawati telahbeliauperistri,TanEngKian,putri Chinayangtengah hamil tuaitu,seakan-akansudahtidakadalagi di istana. Perhatian Prabhu Brawijaya kini beralih kepada Dewi Anarawati. Saking tergila-gilanya,
  • 3. manakala Dewi Anarawati meminta agar Tan Eng Kian disingkirkan dari istana, Prabhu Brawijaya menurutinya. Tan Eng Kian diceraikan. Lantas putri China yang malang ini diserahkan kepada Adipati Palembang Arya Damar untuk diperistri.Adipati Arya Damar sesungguhnya juga peranakan China. Dia adalah putra selir Prabhu Wikramawardhana, Raja Majapahit yang sudah wafat yang memerintah pada tahun1389-1429 Masehi,denganseorangputri Chinapula. NamaChinaAdipati AryaDamaradalahSwan Liong. Menerimapemberianseorang jandadari Rajaadalahsuatukehormatanbesar.Perludicatat,Swan Liong adalah China muslim. Dia masuk Islam setelah berinteraksi dengan etnis China di Palembang, keturunan pengikut Laksamana Cheng Ho yang sudah tinggal lebih dahulu di Palembang. Oleh karena itulah,Palembangwaktuituadalahsebuah KadipatendibawahkekuasaanMajapahityangbercorakIslam. AryaDamar menunggukelahiranputrayangdikandungTanEngKiansebelumia menikahinya.Begituputri China ini selesai melahirkan, dinikahilah dia oleh Arya Damar. Anak yang lahir dari rahim Tan Eng Kian, hasil dari pernikahannyadenganPrabhu Brawijaya,adalahseoranganaklelaki.DiberinamaTanEngHwat. Karenaayah tirinyamuslim, diajugadiberinamaHassan.Kelakdi Jawa,diaterkenal dengan namaRaden Patah! Dari hasil perkawinan Arya Damar dengan Tan Eng Kian, lahirlah juga seorang putra. Diberinama KinShan.NamamuslimnyaadalahHussein.Kelakdi Jawa,dia terkenal dengannamaAdipati Pecattandha, atau Adipati Terung yang terkenal itu! Kembali ke Jawa. Dewi Anarawati yang muslim itu telah berhasil merebut hati Prabhu Brawijaya. Dia lantas menggulirkan rencana selanjutnya setelah berhasil menyingkirkan pesaingnya, Tan Eng Kian. Dewi Anarawati meminta kepada Prabhu Brawijaya agar saudara-saudaranya yang muslim, yang banyak tinggal dipesisir utara Jawa, dibangunkan sebuah Ashrama,sebuahPeshantian,sebuahPadepokan, sepertihalnyaPadepokanparaPandhitaShivadanpara Wiku Buddha. Mendengar permintaan istri tercintanya ini, Prabhu Brawijaya tak bisa menolak. Namun yang menjadi masalah, siapakah yang akan mengisi jabatan sebagai seorang Guru layaknya padepokan Shiva atau Mahawiku layaknya padepokan Buddha? Pucuk dicinta ulam tiba, Dewi Anarawati segera mengusulkan,agar diperkenankan memanggil kakak iparnya,Syeh Ibrahim As-Samarqand yang kini ada di Champa untuk tinggal sebagai Guru di Ashrama Islam yang hendak dibangun. Dan lagi-lagi, Prabhu Brawijaya menyetujuinya. Para PembesarMajapahit,Para PandhitaShivadanPara WikuBuddha,sudah melihatgelagatyangtidak baik.MerekadenganhalusmemperingatkanPrabhu Brawijaya,agarselaluberhati-hati dalammengambil sebuah keputusan penting. Tak kurang-kurang, Sabdo Palon dan Nayagenggong, punakawan terdekat Prabhu Brawijaya juga sudah memperingatkan agar momongan mereka ini berhati-hati, tidak gegabah. Namun, Prabhu Brawijaya, bagaikan orang mabuk, tak satupun nasehat orang-orang terdekatnya beliau dengarkan. PerekonomianMajapahitsudahhamperdidominasi olehetnisChinasemenjakputri Tan Eng Kian di peristri oleh Prabhu Brawijaya, dan memang itulah misi dari Kekaisaran Tiongkok. Kini, dengan masuknya Dewi Anarawati, orang-orang muslim-pun mendepat kesempatan besar. Apalagi, pada waktu itu,banyakjugaorangChinayangmuslim.Semuamasukanbagi PrabhuBrawijayatersebut,tidak satupun yang diperhatikansecarasungguh-sungguh.ParaPejabatdaerah mengirimkansuratkhususkepadaSang Prabhu yang isinya mengeluhkan tingkah laku para pendatang baru ini. Namun, tetap saja, ditanggapi acuh tak acuh. Hingga pada suatuketika,manakalaada acara rutintahunandimanapara pejabat daerah harus menghadap ke ibukota Majapahit sebagai tanda kesetiaan, Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker ( Ponorogo sekarang), mempersembahkan tarian khusus buat Sang Prabhu. Tarian ini masih baru. Belum pernahditampilkandimanapun. Tarianini dimainkandenganmenggunakanpirantitari bernamaDhadhak Merak. Yaitu sebuah piranti tari yang berupa duplikat kepala harimau dengan banyak hiasan bulu-bulu
  • 4. burungmerak diatasnya.DhadhakMerakini dimainkanolehsatu orangpemain,dengandiiringiolehpara prajurid yang bertingkah polah seperti banci. ( Sekarang dimainkan oleh wanita tulen). Ditambah satu tokohyang bernamaPujangganomdansatuorang Jathilan.Sang Pujangganomtampak menari-nari acuh tak acuh, sedangkan Jathilan, melompat-lompat seperti orang gila. Sang Prabhu takjub melihat tarian baru ini. Manakala beliau menanyakan makna dari suguhan tarian tersebut, Ki Ageng Kutu, Adipati dari Wengker yang terkenal berani itu, tanpa sungkan-sungkan lagi menjelaskan, bahwa Dhadhak Merak adalah symbol dari Kerajaan Majapahit sendiri. Kepala Harimau adalahsymbol dari Sang Prabhu.Bulu-bulumerakyangindahadalahsymbolpermaisurisangPrabhuyang terkenal sangat cantik, yaitu Dewi Anarawati. Pasukan banci adalah pasukan Majapahit. Pujangganom adalah symbol dari Pejabat teras, dan Jathilan adalah symbol dari Pejabat daerah. Arti sesungguhnya adalah, Kerajaan Majapahit, kini diperintah oleh seekor harimau yang dikangkangi oleh burung Merak yangindah.Harimauitutidakberdaya dibawahselangkangansangburungMerak.ParaPrajuridMajapahit sekarang berubah menjadi penakut, melempem dan banci, sangat memalukan! Para pejabat teras acuh tak acuh dan pejabat daerah dibuat kebingungan menghadapi invasi halus, imperialisasi halus yang kini tengah terjadi. Dan terang-terangan Ki Ageng Kutu memperingatkan agar Prabhu Brawijaya berhati-hati dengan orang-orang Islam! Keseniansindiraninikemudianhari dikenal dengannamaREOGPONOROGO! MendengarkelancanganKi AgengKutu,PrabhuBrawijayamurka!DanKi Ageng Kutu,bersamaparapengikutnyasegerameninggalkan Majapahit. Sesampainya diWengker, beliau mamaklumatkan perang dengan Majapahit! Prabhu Brawijayamengutusputraselirnya,RadenBathara Katong untuk memimpinpasukanMajapahit, menggempurKadipatenWengker!(Akansaya ceritakanpadabagiankedua:Damar Shashangka). Prabhu Brawijaya, menjanjikan daerah ‘perdikan’. Daerah perdikan adalah daerah otonom. Beliau menjanjikannyakepadaDewi Anarawati.DanDewi Anarawati memintadaerahAmpeldhenta( didaerah Surabayasekarang) agar dijadikan daerahotonombagi orang-orangIslam.Dandisana,rencananyaakan dibangun sebuah Ashrama besar, pusat pendidikan bagi kaum muslim. Begitu Prabhu Brawijaya menyetujui hal ini, maka Dewi Anarawati, atas nama Negara, mengirim utusan ke Champa. Meminta kesediaanSyehIbrahimAs-Samarqanduntuktinggal di MajapahitdanmenjadiGurudari Padepokanyang hendakdibangun.Danpermintaaniniadalah sebuahkabarkeberhasilanluarbiasabagi RajaChampa. Misi peng-Islam-anMajapahitsudahdiambangmata.MakaberangkatlahSyeh IbrahimAs-Samarqandke Jawa. Diiringi oleh kedua putranya, Sayyid ‘Ali Murtadlo dan Sayyid ‘Ali Rahmad. Sesampainya di Gresik, pelabuhan Internasional pada waktu itu, mereka disambut oleh masyarakat muslim pesisir yang sudah ada disana sejak jaman Prabhu Hayam Wuruk berkuasa. Masyarakat muslim ini mulai mendiami pesisir utara Jawa semenjak kedatangan Syeh Maulana Malik Ibrahim, yang pada waktu itu memohon menghadap kehadapan Prabhu Hayam Wuruk hanya untuk sekedar meminta beliau agar ‘pasrah’ memelukIslam.Tentusaja,permintaanini ditolakolehSangPrabhu HayamWurukpadawaktuitukarena dianggap lancang. Namun, beliau sama sekali tidak menjatuhkan hukuman. Beliau dengan hormat mempersilakanrombongan SyehMaulanaMalik Ibrahimagar kembali pulang.Namunsayang,di Gresik, banyakpara pengikutSyehMaulanaMalikIbrahimterkenawabahpenyakityang dating tiba-tiba.Banyak yang meninggal.DanSyehMaulana Malik Ibrahimakhirnyawafat juga di Gresik,dan lantasdikenal oleh orang-orang Jawa muslim dengan nama Sunan Gresik. Syeh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik telah datang jauh-jauh hari sebelum ada yang dinamakan Dewan Wali Sangha (Sangha = Perkumpulan
  • 5. orang-orangsuci.Sangha diambil dari bahasaSansekerta.Bandingkandengan doktrinBuddhismengenai Buddha,DharmadanSangha.Kata-kataWali Sanghalama-lamaberubahmenjadiWali Songoyangartinya Wali Sembilan.: Damar Shashangka). Rombongan dari Champa ini sementara waktu beristirahat di Gresik sebelum meneruskan perjalanan menuju ibukota Negara Majapahit. Sayang, setibanya di Gresik,Syeh Ibrahim As-Samarqandjatuh sakit dan meninggal dunia. Orang Jawa muslim mengenalnya dengan nama Syeh Ibrahim Smorokondi. Makamnya masih ada di Gresik sekarang. Kabar meninggalnya Syeh Ibrahim As-Samarqand sampai juga di istana. Dewi Anarawati bersedih. Lantas, kedua putra Syeh Ibrahim As-Samarqand dipanggil menghadap. Atas usul Dewi Anarawati, Sayyid ‘Ali Rahmad diangkat sebagai pengganti ayahnya sebagai Guru dari sebuah Padepokan Islam yang hendak didirikan. Bahkan, Sayyid ‘Ali Rahmad dan Sayyid ‘Ali MurtadlomendapatgelarkebangsawananMajapahit,yaituRahadyanatauRaden.Jadilahmereka dikenal dengannamaRadenRahmaddan RadenMurtolo( Orang Jawatidakbisa mengucapkanhuruf ‘dlo’.Huruf ‘dlo’ berubah menjadi ‘lo’. Seperti Ridlo, jadi Rilo, Ramadlan jadi Ramelan, Riyadloh jadi Riyalat, dll). Namunlamakelamaan, RadenMurtolodikenal dengannamaRadenSantri,makamnyajugaadadi Gresik sekarang. Raden Rahmad, disokong pendanaan dari Majapahit, membangun pusat pendidikan Islam pertama di Jawa. Para muslim pesisir datang membantu. Tak berapa lama, berdirilah Padepokan Ampeldhenta.IstilahPadepokanlama-lamaberubahmenjadi Pesantrenuntukmembedakannyadengan Ashrama pendidikan Agama Shiva dan Agama Buddha. Lantas dikemudian hari, Raden Rahmad dikenal dengan nama Sunan Ampel. Raden Santri, mengembara ke Bima, menyebarkan Islam disana, hingga ketika sudah tua, ia kembali ke Jawadanmeniggal di Gresik.ParapembesarMajapahit,ParaPandhitaShivadanParaWikuBuddha,sudah memperingatkan Prabhu Brawijaya. Sebab sudah terdengar kabar dimana-mana, kaum baru ini adalah kaum missioner.Kaum yangpunyamisi tertentu.Malaka sudahberubahmenjadi KadipatenIslam,Pasai juga, Palembang juga, dan kini gerakan itu sudah semakin dekat dengan pusat kerajaan. Semua telah memperingatkanSangPrabhu.Tak ketinggalanpulaSabdoPalondan Naya Genggong. Namun,bagaikan berlalunya angin, Prabhu Brawijaya tetap tidak mendengarkannya.Raja Majapahit yang ditakuti ini, kini bagaikan harimau yang takluk dibawah kangkangan burung Merak, Dewi Anarawati. Benarlah apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Kutu dari Wengker dulu. Berdirinya Giri Kedhaton Blambangan ( Banyuwangi sekarang ), sekitar tahun 1450 Masehi terkena wabah penyakit. Hal ini dikarenakan ketidaksadaran masyarakatnya yang kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan. BlambangandiperintaholehAdipatiMenakSembuyu,didampingi PatihBajulSengara.Wabahpenyakititu masukjuga ke istanaKadipaten.Putri SangAdipati,Dewi Sekardhadhu,jatuhsakit.Ditengahwabahyang melanda,datanglahseorangulama dari SamuderaPasai ( Acehsekarang), yang masihberkerabatdekat denganSyeh IbrahimAs-Samarqand,bernamaSyehMaulanaIshaq.Diaahlipengobatan.MendengarSang Adipati mengadakansayembara,diasertamertamengikutinya.Danberkatkeahlianpengobatanyangdia dapat dari Champa,sang putri berangsurangsur sembuh. Adipati MenakSembuyumenepati janji.Sesuai isi sayembara, barangsiapa yang mampu menyembuhkan sang putri, jika lelaki akan dinikahkan jika perempuan akan diangkat sebagai saudara, maka, Syeh Maulana Ishaq dinikahkan dengan Dewi Sekardhadhu. Namunpadaperjalananwaktuselanjutnya,keteganganmulai timbul.Ini disebabkan,Syeh Maulana Ishaq, mengajak Adipati beserta seluruh keluarga untuk memeluk agama Islam.
  • 6. Keteganganini lama-lamaberbuntutpengusiranSyehMaulanaIshaqdari Blambangan.Perceraianterjadi. Dan waktu itu, Dewi Sekardhadhu tengah hamil tua. Keputusan untuk menceraikan Dewi Sekardhadhu denganSyehMaulanaIshaq ini diambilolehSangAdipatikarenamelihatstabilitasKadipatenBlambangan yang semula tenang, lama-lama terpecah menjadi dua kubu. Kubu yang mengidolakan Syeh Maulana Ishaqdan kubuyangtetapmenolakinfiltrasi asingke wilayah mereka.Kubupertamatertarikpadaajaran Islam,sedangkankubukeduatetap tidakmenyetujuimasuknyaIslamkarenaterlaludiskriminatif menurut mereka. Antar kerabat jadi terpecah belah, saling curiga dan tegang. Ini yang tidak mereka sukai. Sepeninggal Syeh Maulana Ishaq, ternyata masalah belum usai. Kubu yang pro ulama Pasai ini, kini menantikan kelahiran putra sang Syeh yang tengah dikandung Dewi Sekardhadhu. SosokSyeh Maulana Ishaq, kini menjadi laten bagi stabilitas Blambangan. Mendapati situasi ketegangan belum juga bisa diredakan, maka mau tak mau, Adipati Blambangan, dengan sangat terpaksa, memberikan anak Syeh Maulana Ishaq, cucunya sendiri kepada saudagar muslim dari Gresik. Anak itu terlahir laki-laki. Dalam cerita rakyat dari sumber Islam, konon dikisahkan anak itu dilarung ketengah laut (meniru cerita Nabi Musa) dengan menggunakan peti. Konon ada saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar. Kapal dagangnya tiba-tiba tidak bisa bergerak karena menabrak peti itu. Dan peti itu akhirnya dibawa naik ke geladak oleh anak buah sang saudagar. Isinya ternyata seorang bayi. Sesungguhnya itu hanya cerita kiasan. Yang terjadi, saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar di Blambangan diperintahkan untuk menghadapke Kadipaten menjelangmereka hendak balik ke Gresik. Inilah maksudnya kapal tidak bisa bergerak.Para saudagar bertanya-tanya,adakesalahanapa yang merekabuat sehinggamerekadisuruh menghadap ke Kadipaten? Ternyata, di Kadipaten, Adipati Menak Sembuyu, dengan diam-diam telah mengatur pertemuan itu. Sang Adipati memberikan seorang anak bayi, cucunya sendiri, yang lahir dari ayah seorang muslim.Anakitudititipkankepadapara saudagar anak buah saudagar kaya di Gresikyang bernama Nyi Ageng Pinatih, yang seorang muslim. Adipati Menak Sembuyu tahu telah menitipkan cucunya kepadasiapa.Beliauyakin,cucunyaakan aman bersamaNyi AgengPinatih.Hanyadenganjalan inilah,Blambangandapat kembalitenang. Putra Syeh Maulana Ishaq ini, lahir pada tahun 1452 Masehi. Sekembalinyadari Blambangan,parasaudagarini menghadapkepadamajikan mereka,NyiAgengPinatih sembari memberikan oleh-oleh yang sangat berharga. Seorang anak bayi keturunan bangsawan Blambangan.Bahkandiaadalahputra SyehMaulanaIshaq,sosokyangdisegani olehorang-orangmuslim. Nyi AgengPinatihtidakberani menolaksebuahanugerahitu.Diambillahbayi itu,dianggap anaksendiri. Karenabayi ituhadirseiringkapal selesaiberlayardari samudera, makabayiitudinamakanJakaSamudera olehNyi AgengPinatih. JakaSamuderadibawamenghadapke Ampeldhentamenjelangusiatujuhtahun. Dia tinggal disana. Belajar agama dari Sunan Ampel. Sunan Ampel yang tahu siapa Jaka Samudera yang sebenarnyadari Nyi Ageng Pinatih,makasosokanakini sangatdiaperhatikandandiistimewakan.Sunan Ampel menganggapnya anak sendiri. Sunan Ampel, dari hasil perkawinannya dengan kakak kandung Adipati Tuban AryaTeja,memilikidelapanputradanputri.Yangpentinguntukdiketahui adalah Makdum Ibrahim ( Nama Champa-nya : Bong- Ang : kelak terkenal dengan sebutan Sunan Benang. Lama-lama pengucapannya berubah menjadi Sunan Bonang). Yang kedua Abdul Qasim, terkenal kemudian dengan nama Sunan Derajat. Yang ketiga Maulana Ahmad, yang terkenal dengan nama Sunan Lamongan, yang keempat bernama Siti Murtasi’ah, kelak dijodohkan dengan Jaka Samudera, yang kemudian terkenal dengannamaSunanGiri Kedhaton(SunanGiri), yangkelimaputri bernamaSiti Asyiqah,kelakdijodohkan denganRadenPatah( TanEng Hwat ),putraTan Eng Kian,jandaPrabhuBrawijayayangadadi Palembang itu.KekuatanIslamdibangunmelaluitali pernikahan.JakaSamudera,diberi namalain olehSunan Ampel, yaitu Raden Paku. Kelak dia dikenal dengan nama Sunan Giri Kedhaton. Dia adalah santri senior. Sunan Ampel bahkantelahmencalonkan, mengkaderkandiasebagai penggantinyakelakbilasudahmeninggal.
  • 7. Sunan Giri sangat radikal dalam pemahaman keagamannya. Setamat berguru dari Ampeldhenta, dia pulang ke Gresik. Di Gresik, dia menyatukan komunitas muslim disana. Dia mendirikan Pesantren. Terkenal dengannamaPesantrenGiri. Namundalamperkembangannya,PesantrenGiri memaklumatkan lepas dari kekuasaan Majapahit yang dia pandang Negara kafir. Pesantren Giri berubah menjadi pusat pemerintahan.Makadikenal dengannamaGiri Kedhaton( KerajaanGiri ).SunanGiri,mengangkatdirinya sebagi khalifahIslamdengangelarPrabhuSatmata( PenguasaBermataEnam.GelarsindirankepadaDeva Shiva yang Cuma bermata tiga ). Mendengar Gresik melepaskan diri dari pusat kekuasan, Prabhu Brawijaya,sebagai RajaDirajaNusantarayangsah, segeramengirimkanpasukantempuruntuk menjebol Giri Kedhaton. Darah tertumpah. Darah mengalir. Dan akhirnya, Giri Kedhaton bisa ditaklukkan. Kekhalifahan Islam bertama itu tidak berumur lama. Namun kelak, setelah Majapahit hancur oleh serangan Demak Bintara, Giri Kedhaton eksis lagi mulai tahun 1487 Masehi. (Sembilan tahun setelah Majapahit hancur pada tahun 1478 Masehi). Dari sumber Islam, banyak cerita yang memojokkan pasukan Majapahit. Konon Sunan Giri berhasil mengusir pasukan Majapahit hanya dengan melemparkan sebuah kalam atau penanya. Kalam miliknya ini katanya berubah menjadi lebah-lebah yang menyengat. Sehingga membuat puyeng atau munyeng para prajurid Majapahit. Maka dikatakan, ‘kalam’ yang bisa membuat ‘munyeng’inilah senjata andalan SunanGiri.Makadikenal dengannama‘Kalamunyeng’. Sesungguhnya,inihanyakiasanbelaka.Sunan Giri, melalui tulisan-tulisannya yang mengobarkan semangat ke-Islam-an, mampu mengadakan pemberontakan yang sempat ‘memusingkan’ Majapahit. Namun, karena Sunan Ampel meminta pengampunan kepada Prabhu Brawijaya, Sunan Giri tidak mendapat hukuman. Tapi gerak-geriknya, selalu diawasi oleh Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen ) Majapahit.InilahkelemahanPrabhu Brawijaya.Terlalumeremehkanbaraapi kecil yangsebenarnyabisa membahayakan. Sabdo Palon dan Naya Genggong sudah mengingatkan agar seorang yang bersalah harusmendapatkansangsi hukuman.Karenaitulahkewajibanyangmerupakan sebuahjanjiseorangRaja. Salahsatu kewajibanmenjalankanjanji suci sebagai AGNIatauAPI,yangharus mengadili siapasajayang bersalah. Janji ini adalah satu bagian integral dari tujuh janji yang lain, yaitu ANGKASHA (Ruang), Raja harus memberikan ruang untuk mendengarkan suara rakyatnya, VAYU (Angin), Raja harus mampu mewujudkan pemerataan kesejahteraan kepada rakyatnya bagai angin, AGNI (Api), Raja harus memberikan hukuman yang seadil-adilnya kepada yang bersalah tanpa pandang bulu bagai api yang membakar, TIRTA (Air), Raja harus mampu menumbuhkan kesejahteraan perekonomian bagi rakyatnya bagaikan air yang mampu menumbuhkan biji-bijian, PRTIVI (Tanah), Raja harus mampu memberikan tempatyang aman bagi rakyatnya,menampungsemuanya,tanpaada diskriminasi,bagaikantanahyang maumenampungsemuamanusia,SURYA (Matahari),Rajaharusmampumemberikanjaminankeamanan kepada seluruh rakyat tanpa pandang bulu seperti Matahari yang memberikan kehidupan kepada mayapada, CHANDRA (Bulan ), Raja harus mampu mengangkat rakyatnya dari keterbelakangan, dari kebodohan, dari kegelapan, bagaikansang rembulanyang menyinari kegelapan dimalam hari, dan yang terakhir adalah KARTIKA (Bintang), Raja harus mampu memberikan aturan-aturan hukum yang jelas, kepastian hokumbagi rakyatdemi kesejahteraan,kemanusiaan, keadilan, bagaikan bintang gemintang yang mampumenunjukkanarahmata angindenganpasti dikalamalammenjalang. InilahDELAPANJANJI RAJA yang disebut ASTHAVRATA (Astobroto ; Jawa ). Dan menurut Sabdo Palon dan Naya Genggong, PrabhuBrawijayatelahlalaimenjalankanjanjisucinyasebagai AGNI. Mendapatikondisi memanasseperti itu, Sunan Ampel mengeluarkan sebuah fatwa, Haram hukumnya menyerang Majapahit, karena bagaimanapun juga Prabhu Brawijaya adalah Imam yang wajib dipatuhi. Setelah keluar fatwa dari pemimpin Islamse-Jawa,konflikmulaimereda.Namunbagaimanapunjuga,dikalanganorang-orangIslam
  • 8. diam-diam terbagi menjadi dua kubu. Yaitu kubu yang mencita-citakan berdirinya Kekhalifahan Islam Jawa,dankubuyang tidakmenginginkanberdirinyaKekhalifahanitu.Kubukedua iniberpendapat,dalam naungan Kerajaan Majapahit, yang notabene Shiva Buddha, ummat Islam diberikan kebebasan untuk melaksanakanibadahagamanya.Bahkan, syari’atIslampunbolehdijalankandidaerah-daerah tertentu. Kubu pertama dipelopori oleh Sunan Giri, sedangkan kubu kedua dipelopori oleh Sunan Kalijaga, putra Adipati TubanArya Teja,keponakanSunanAmpel.Kubu SunanGiri mengklaim, bahwagolonganmereka memeluk Islam secara kaffah, secara bulat-bulat, maka pantas disebut PUTIHAN (Kaum Putih). Dan merekamenyebutkubuyangdipimpinSunanKalijagasebagaiABANGAN (KaumMerah). Bibitperpecahan didalam orang-orang Islam sendiri mulai muncul. Hal ini hanya bagaikan api dalam sekam ketika Sunan Ampel masih hidup. Kelak, ketika Majapahit berhasil dijebol oleh para militant Islam dan ketika Sunan Ampel sudah wafat, kedua kubu ini terlibat pertikaian frontal yang berdarah-darah ( Yang paling parah dan memakan banyak korban, sampai-sampai para investor dari Portugis melarikan diri ke Malaka dan menceritakandi Jawatengahterjadi situasichaos dananarkhisyangmengerikan,adalahpertikaianantara Arya Penangsang, santri Sunan Kudus, penguasa Jipang Panolan dari kubu Putihan dengan Jaka Tingkir atau Mas Karebet, santri dari Sunan Kalijaga, penguasa Pajang dari kubu Abangan. Nanti akan saya ceritakan : Damar Shashangka ). Berdirinya Ponorogo. Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker, sebenarnya masih keturunan bangsawan Majapahit. Beliau masih keturunan Raden Kudha Merta, ksatria dari Pajajaran yang melarikan diri bersama Raden Cakradhara. Raden Kudha Merta berhasil menikah dengan Shri Gitarja, putri Raden Wijaya, Raja Pertama Majapahit. Sedangkan RadenCakradharaberhasilmenikahi Tribhuwanatunggadewi,kakakkandungShri Gitarja. Dari perkawinan antara Raden Cakradhara dengan Tribhuwanatunggadewi inilah lahir Prabhu Hayam Wuruk yang terkenal itu. Sedangkan Raden Kudha Merta, menjadi penguasa daerah Wengker, yang sekarang dikenal dengannamaPonorogo. KiAgengKutuadalahketurunandari RadenKudhaMertadanShri Gitarja. Melihat Majapahit, dibawah pemerintahan Prabhu Brawijaya bagaikan harimau yang kehilangan taringnya, Ki Ageng Kutu, memaklumatkan perang dengan Majapahit. Prabhu Brawijaya atau Prabhu Kertabhumi menjawab tantangan Ki Ageng Kutu dengan mengirimkan sejumlah pasukan tempur Majapahit dibawah pimpinan Raden Bathara Katong, putra selir beliau. Peperangan terjadi. Pasukan Majapahit terpukul mundur. Hal ini disebabkan, banyak para prajurid Majapahit yang membelot dari kesatuannya dan memperkuat barisan Wengker. Pasukan yang dipimpin Raden Bathara Katong kocar- kacir. RadenBatharaKatongyangmerasamalukarenatelahgagal menjalankantugas Negara,konontidak mau pulang ke Majapahit. Dia bertekad, bagaimanapun juga, Wengker harus ditundukkan. Inilah sikap seorangKsatriasejati. AdaseorangulamaIslamyangtinggal di Wengkeryangmengamati gejolakpolitik itu. Dia bernama Ki Ageng Mirah. Situasi yang tak menentu seperti itu, dimanfaatkan olehnya. Dia mendengarRadenBatharaKatongtidakpulangke Majapahit,diaberusahamencarikebenaranberitaitu. Dan usahanya menuai hasil. Dia berhasil menemukan tempat persembunyian Raden Bathara Katong. Diamenawarkandiri bisamemberikansolusi untukmenundukkanWengkerkarena diasudahlamatinggal disana. Raden Bathara Katong tertarik. Namun diam-diam, Ki Ageng Mirah, menanamkan doktrin ke- Islam-an dibenak Raden Bathara Katong. Jika ini berhasil, setidaknya peng-Islam-an Wengker akan semakin mudah, karena Raden Bathara Katong mempunyai akses langsung dengan militer Majapahit. Jika-puntidakberhasil membuatRadenBathara KatongmemelukIslam, setidaknya,kelakdiatidakakan melupakan jasanya telah membantu memberitahukan titik kelemahan Wengker. Dan bila itu terjadi, Ki Ageng Mirah pasti akan menduduki kedudukan yang mempunyai akses luas menyebarkan Islam di Wengker. Dan ternyata, Raden Bathara Katong tertarik dengan agama baru itu. Selanjutnya, Ki Ageng
  • 9. Mirah mengatur rencana. Raden Bathara Katong harus pura-pura meminta suaka politik di Wengker. RadenBatharaKatongharus mengatakanuntukmemohonperlindungankepadaKi AgengKutu.Diaharus pura-puramembelotdari pihakMajapahit. KiAgengKutupastiakanmenerimapengabdianRadenBathara Katong.Ki AgengKutupasti akan senangmelihatRadenBathara Katong telahmembelotdankini berada di fihaknya. Manakala rencana itu sudah berhasil, Raden Bathara Katong harus mengutarakan niatnya untukmempersuntingNi KenGendhini,putri sulung Ki AgengKutusebagai istri.MengingatstatusRaden Bathara Katongsebagai seorangputraRaja Majapahit, lamaran itu pasti akan disambut gembira oleh Ki Ageng Kutu.. Dan bilasemua rencanaberjalanmulus,RadenBathara Katongharus mampu menebarkanpengaruhnya kepadakerabatWengker.Dia harusjeli danteliti mengamati titikkelemahanWengker.Ni KenGendhini, putri Ki Ageng Kutu bisa dimanfaatkan untuk tujuan itu. Bila semua sudah mulus berjalan, dan bila waktunya sudah tepat, maka Raden Bathara Katong harus sesegera mungkin mengirimkan utusan ke Majapahituntuk memintapasukantempurtambahan. Bilasemuaberjalan lancar, Wengker pasti jatuh! Raden Bathara Katong melaksanakan semua rencana yang disusun Ki Ageng Mirah. Dan atas kelihaian RadenBathara Katong,semuaberjalanlancar. Ki AgengKutu,yang merasamasih mempunyai hubungan kekerabatanjauhdengan RadenBatharaKatong,dengan suka rela berkenan memberikan suaka politik kepadanya.Ditambah,ketikaRadenBatharaKatongmengutarakanniatnyauntuk mempersuntingNi Ken Gendhini, Ki Ageng Kutu serta merta menyetujuinya. Rencana bergulir. Umpan sudah dimakan. Tinggal menungguwaktu. Ni KenGendhini mempunyaiduaorangadiklaki-laki,SuraMenggaladanSuraHandaka. (Sura Menggala = baca Suromenggolo, sampai sekarang menjadi tokoh kebanggaan masyarakat Ponorogo. Dikenal dengan nama Warok Suromenggolo : Damar Shashangka). Ni Ken Gendhini dan Sura Menggalaberhasil masukpengaruhRadenBathara Katong,sedangkanSuraHandakatidak. RadenBathara Katong berhasil mengungkap segala seluk-beluk kelemahan Wengker dari Ni Ken Gendhini. Inilah yang diceritakan secara simbolik dengan dicurinya Keris Pusaka Ki Ageng Kutu, yang bernama Keris Kyai CondhongRawe olehNiKenGendhinidankemudiandiserahkankepadaRadenBatharaKatong. Condhong Rawe hanya metafora. Condhong berarti Melintang (Vertikal) dan Rawe berarti Tegak (Horisontal). Arti sesungguhnyaadalah,kekuatanyangtegakdan melintangdari seluruhpasukanWengker,telahberhasil diketahui secara cermat oleh Raden Bathara Katong atas bantuan Ni Ken Gendhini. Struktur kekuatan militer ini sudah bisa dibaca dan diketahui semuanya. Dan manakala waktu sudah dirasa tepat, dengan diam-diam,dikirimkannyautusan kepadaKiAgengMirah.UtusaninimenyuruhKiAgengMirah,atasnama Raden Bathara Katong, memohon tambahan pasukan tempur ke Majapahit. Mendapati kabar Raden Bathara Katongmasihhidup,PrabhuBrawijayasegera memenuhi permintaanpengirimanpasukanbaru. Majapahit dan Wengker diadu! Majapahit dan Wengker tidak menyadari, ada pihak ketiga bermain disana! Ironis sekali. Peperangan kembali pecah. Ki Ageng Kutu yang benar-benar merasa kecolongan, dengan marah mengamuk dimedan laga bagai bantheng ketaton, bagai banteng yang terluka. Demi Dharma, diarela menumpahkandarahnyadiatasbumi pertiwi.Walau harusleburmenjadi abu,Ki Ageng Kutu, beserta segenap pasukan Wengker, maju terus pantang mundur! Namun bagaimanapun, seluruh struktur kekuatan Wengker telah diketahui oleh Raden Bathara Katong. PasukanWengker,yangterkenal dengannamaPasukan Warokituterdesakhebat!Namun,Ki AgengKutu besertaseluruhpasukannyatelah siapuntukmati.Siapmati habis-habisan!Siapmenumpahkandarahnya diatas hamparan pangkuan ibu pertiwi! Dengan gagh berani, pasukan ksatria ini terus merangsak maju, melawan pasukan Majapahit. Banyak kepala pasukan Majapahit yang menangis melihat mereka harus bertempur dengan saudara sendiri. Banyak yang meneteskan air mata, melihat mayat-mayat prajurid
  • 10. Wengker bergelimpangan bermandikan darah. Dan pada akhirnya, Wengker berhasil dijebol. Wengker berhasil dihancurkan! Darahmenetes!Darahmembasahi ibupertiwi.Darahharumparaksatriasejatiyang benar-benar tulus menegakkan Dharma! Alam telah mencatatnya! Alam telah merekamnya! Kabar kemenangan itu sampai di Majapahit. Namun, Prabhu Brawijaya berkabung mendengar kegagahan pasukan Wengker. Mendengar kegagahan Ki Ageng Kutu. Seluruh Pejabat Majapahit berkabung. Sabdo Palon dan Naya Genggong berkabung. Kabar kemenangan itu membuat Majapahit bersedih, bukannya bersukacita. Para pejabatMajapahitmenagissedihmelihatsesamasaudaraharus saling menumpahkan darah karenacampur tangan pihakketiga,karenadisebabkan adanyapihakketiga.Ki AgengKutu adalah seorangKsatriayanggagahberani.Ki AgengKutuadalahsalahsatusendi kekuatanmiliterMajapahit.Kini, Ki Ageng Kutu harus gugur ditangan pasukan Majapahit sendiri. Betapa tidak memilukan! Kadipaten Wengker kini dikuasai oleh Raden Bathara Katong. Surat pengukuhan telah diterima dari pusat. Dan Wengker lantas dirubah namanya menjadi Kadipaten Ponorogo. Wengker yang Shiva Buddha, kini telah berhasil menjadi Kadipaten Islam. Kubu Abangan Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian membendung gerakan militansi Islam. Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq lebih penting daripada mendirikan sebuah Negara Islam. Sunan Kalijaga adalahputra Adipati Tuban, Arya Teja. Adipati Arya Teja adalah keturunan Senopati Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya Ranggalawe yang berhasil memimpin pasukan Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok Mongolia yang hendak menguasai Jawa ( Adipati Arya Ranggalawe adalahsalahsatu tangankananRadenWijaya,pendiriKerajaanMajapahit.) AdipatiAryaTeja berhasil di Islamkan oleh Sunan Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi Sunan Ampel. Dari pernikahanSunanAmpel dengankakakkandungAdipatiAryaTeja,lahirlahSunanBonang,SunanDerajat, Sunan Lamongan, dan lima putri yang lain (seperti yang telah saya tulis pada bagian pertama : Damar Shashangka). Para pengikutSunanGiri yangtidaksepahamdenganparapengikutSunanKalijaga, seringterlibatkonflik- konflik terselubung. Di pihak Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung, seperti Sunan Derajat, Sunan Lamongan,Sunan Majagung( sekarang dikenal denganSunanBejagung),SunanNgundungdanputranya Sunan Kudus, dll. DipihakSunanKalijaga,ada Sunan Murya (sekarangdikenal dengannamaSunan Muria),SyehJangkung, SyehSiti Jenar,dll. Khususmengenai SyehSiti JenarataujugadisebutSunanKajenar,beliauadalah ulama murni yang menekuni spiritualitas. Beliau sangat-sangat tidak menyetujui gerakan kaum Putih yang merencanakan berdirinya Negara Islam Jawa. Pertikaian ini mencapai puncaknya ketika Syeh Siti Jenar, menyatakankeluardari DewanWali Sangha.SyehSitiJenarmenyatakanterpisahdari MajelisUlamaJawa itu. Beliau tidak mengakui lagi Sunan Ampel sebagai seorang Mufti. Didaerah Cirebon, Syeh Siti Jenar banyak memiliki pengikut. Manakala menjelang awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat dan kedudukan Mufti digantikan oleh Sunan Giri, keberadaan Syeh Siti Jenar dianggap sangat membahayakan Islam. Semua dinamika ini, terus diamati oleh intelejen Majapahit. Gerakan-gerakan militansi Islam mulai merebakdipesisirutaraJawa.MulaiGresik,Tuban,Demak, CirebondanBanten.Parapejabatdaerahtelah mengirimkanlaporankepadaPrabhuBrawijaya.Tapi PrabhuBrawijayatetapyakin,semuamasihdibawah kontrol beliau. Keturunan di Pengging Pernikahan Dewi Anarawati dengan Prabhu Brawijaya semakin dikukuhkandengan diangkatnyaputri Champaini sebagai permaisuri. Keputusan yang sangat luar biasa
  • 11. ini menuai protes. Kesuksesanbesar bagi Dewi Anarawati membuat para pejabat Majapahit resah. Bisa dilihatjelasdisini,bilakelakPrabhuBrawijayawafat,maka yangakanmenggantikannyasudahpasti putra dari seorangpermaisuri.Dansang permaisuri beragamaIslam.Dapatdipastikan,Majapahitakanberubah menjadi NegaraIslam.Dari luarIstana,SunanGiri menyusunstrategi memperkuatbarisanmilitansiIslam. Dari dalam Istana, Dewi Anarawati mempersiapkan rencana yang brilian. Jika Sunan Giri gagal merebut Majapahitdengancara pemberontakan,dari dalamistana, Majapahitsudahpasti bisadikuasai olehDewi Anarawati. Bila rencana pertama gagal, rencana kedua masih bisa berjalan. Tapi ternyata, apa yang diharapkan Dewi Anarawati menuai hambatan. Dari hasil perkawinannya dengan Prabhu Brawijaya, lahirlah tiga orang anak. Yang sulung seorang putri, dinikahkan dengan Adipati Handayaningrat IV, penguasaKadipaten Pengging( sekitardaerahSolo,JawaTengahsekarang),putrakeduabernama Raden LembuPeteng,berkuasadi Madura,danyangketigaRadenGugur,masihkecil dantinggal diIstana.(Kelak, RadenGugurinilahyangterkenal dengan julukanSunanLawu,dipercayasebagaipenguasamistikGunung Lawu,yangterletakdidaerahMagetan,hinggasekarang :DamarShashangka). Hambatanyangdituai Dewi Anarawati adalah,putri sulungnyatidaktertarik memelukIslam, begitujugadenganRadenGugur.Hanya Raden Lembu Peteng yang mau memeluk Islam. Dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati dengan Adipati Handayaningrat IV, lahirlah dua orang putra, Kebo Kanigara dan Kebo Kenanga. Keduanya juga tidak tertarik memeluk Islam. Si sulungbahkan pergi meninggalkan kemewahan Kadipaten dan menjadi seorang pertapa di Gunung Merapi ( didaerah Jogjakarta sekarang). Sampai sekarang, petilasan bekas pertapaanbeliaumasihadadan berubahmenjadisebuahmakamyangseringkalidiziarahi. Otomatis,yang kelak menggantikan Adipati Handayaningrat IV sebagai Adipati Pengging, bahkan juga jika Prabhu Brawijaya mangkat, tak lain adalah adik Kebo Kanigara, yaitu Kebo Kenanga. Kelak, dia akan mendapat limpahan tahta Pengging maupun Majapahit! Inilah pewaris sah tahta Majapahit. Kebo Kenanga lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging. Ki Ageng Pengging sangat akrab dengan Syeh Siti Jenar. Keduanya, yang satu beragama Shiva Buddha dan yang satu beragama Islam, sama-sama tertarik mendalami spiritualmurni.Merekaberduaseringkali berdiskusitentang ‘KebenaranSejati’.Danhasilnya, tidak ada perbedaan diantara Shiva Buddha dan Islam. Namun kedekatan mereka ini disalah artikan oleh ulama-ulama radikal yang masih melihat kulit, masih melihat perbedaan. Syeh Siti Jenar dituduh mendekati Ki Ageng Pengging untuk mencari dukungan kekuatan. Dan konyolnya, Ki Ageng Pengging dikatakan sebagai murid Syeh Siti Jenar yang hendak melakukan pemberontakan ke Demak Bintara. Padahal Ki Ageng Pengging tidak tertarik dengan tahta. Walaupun sesungguhnya, memang benar bahwa beliau lah yang lebih berhak menjadi Raja Majapahit kelak ketika Majapahit berhasil dihancurkan oleh Raden Patah Dan juga, Ki Ageng Pengging bukanlah seorangmuslim.BeliaudenganSyehSitiJenarhanyalahseorang‘sahabatspiritual’.Hubungansepertiini, tidak akan bisa dimengerti oleh mereka yang berpandangan dangkal. Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenaradalah seorangspiritualissejati.Kelak,setalahMajapahit berhasil dihancurkanparamilitantIslam, dua orang sahabat ini menjadi target utama untuk dimusnahkan. Baik SyehSiti Jenar maupun Ki Ageng Pengginggugurkarenakorbankepicikan.Dan,namaKi AgengPenggingdanSyehSiti Jenardibuathitam. Sampai sekarang, nama keduanya masih terus dihakimi sebagai dua orang yang sesat dikalangan Islam. Namun bagaimanapun juga, keharuman nama keduanya tetap terjaga dikisi-kisi hati tersembunyi masyarakat Jawa, walaupun tidak ada yang berani menyatakan kekagumannya secara terang-terangan. Ironis. Dari Ki Ageng Pengging inilah, lahir seorang tokoh terkenal di Jawa. Yaitu Mas Karebat atau Jaka Tngkir. Dan kelak menjadi Sultan Pajang setelah Demak hancur dengan gelar Sultan Adiwijaya.
  • 12. Keturunan di Tarub Dikisahkansecaravulgar, suatuketikaPrabhu Brawijayaterserangpenyakit Rajasingaatausyphilis.Para TabibIstanasudahbekerjakerasberusaha menyembuhkanbeliau,tapi penyakitbeliautetapmembandel. Atas inisiatif beliausendiri,setiapmalambeliautidurdiarel PuraKeraton. MemohonkepadaMahadewa agar diberi kesembuhan. Dan konon, setelah beberapa malam beliau memohon, suatu malam, beliau mendapatpetunjuksangatjelas. Dalamkeheningan meditasinya,lamat-lamatbeliau‘mendengar’suara. “Jikaengkauinginsembuh,nikahilahseorangpelayanwanitaberdarah Wandhan.Dan,inilahkaliterakhir engkaubolehmenikahlagi.”Mendapat‘wisik’yangsangatjelasseperti itu,PrabhuBrawijayatermangu- mangu. Dan beliau teringat, di Istana ada beberapa pelayan Istana yang berasal dari daerah Wandhan (BandhaNiera,didaerahSulawesi). Keesokanharinya,beliaumemanggil parapelayanistanadari daerah Wandhan. Beliaumemilihyangpalingcantik.Adaseorangpelayandari Wandhan,bernama Dewi Bondrit Cemara, sangat cantik. Diambillah dia sebagai istri selir. Dikemudian hari, Dewi Bondrit Cemara dikenal dengan nama Dewi Wandhan Kuning. Begitu menikahi Dewi Wandhan Kuning, dan setelah melakukan senggama beberapa kali, penyakit Sang Prabhu berangsur-angsur sembuh. Namun Sang Prabhu merasa perkawinannya dengan Dewi Wandhan Kuning harus dirahasiakan. Karena apabila kabar ini terdengar sampai ke daerah Wandhan, pasti para bangsawan Sulawesi merasa terhina oleh sebab Sang Prabhu bukannyamengambil salahseorangputri bangsawanWandhan,tapi malahmengambil seorangpelayan. Dewi Wandhan Kuning mengandung, hingga akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki, putra ini lantas dititipkankepadaKepalaUrusanSawahIstana, Ki JuruTani. ( Waktu itu,Istanamemilikiareal pesawahan khususyanghasilnyauntukdikonsumsi olehseluruhkerabatIstana.) Anakini diberinamaRadenBondhan Kejawen (Bondhan perubahan dari kata Wandhan. Kejawen berarti yang telah berdarah Jawa). Raden Bondhan Kejawen dibesarkan oleh Ki Juru Tani. Dan manakala sudah berangsur dewasa, atas perintah Sang Prabhu, Raden Bondhan Kejawen dikirimkan kepada Ki Ageng Tarub, seorang Pandhita Shiva yang memiliki Ashrama di daerah Tarub ( sekitar Purwodadi, Jawa Tengah sekarang.) Jika anda pernah mendengarlegendaJakaTarubdan Dewi Nawangwulan,maka inilahdia.JakaTarubyangkononmencuri selendang bidadari Dewi Nawangwulan dan lantas ditinggal oleh sang bidadari setelah sekian lama menjadi istri beliau karena ketahuan bahwa yang menyembunyikan selendang itu adalah Jaka Tarub sendiri.( Sayatidakakan membedahsimbolisasi legendaini disini,karenatidak sesuai dengantopicyang saya bahas : Damar Shashangka). Jaka Tarub inilah yang lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Tarub. Menginjak dewasa, Raden Bondhan Kejawen dinikahkan dengan Dewi Nawangsih, putri tunggal Ki Ageng Tarub. Dan kelak Raden Bondhan Kejawen bergelar Ki Ageng Tarub II. Dari hasil perkawinan Raden Bondhan Kejawen dengan Dewi Nawangsih, lahirlah Raden Getas Pandhawa. Dari Raden Getas Pandhawa, lahirlah Ki Ageng Sela yang hidupsejamandenganSultanTrenggana,SultanDemakketiga.Ki AgengSelainilah tokohyangkononbisa memegang petir sehingga menggegerkan seluruhKesultanan Demak (simbolisasi lagi,kapan-kapan saya ulas : Damar Shashangka). Sampai sekarang nama Ki Ageng Sela terkenal di tengahmasyarakat Jawa. Ki Ageng Sela inilah keturunan Tarub yang mulai beralih memeluk Islam. Beliau berguru kepada Sunan Kalijaga. Perpindahan agama ini berjalan dengan damai. Nama Islam beliau adalah Ki Ageng Abdul Rahman. Dari Ki Ageng Sela, lahirlah Ki Ageng Mangenis Sela. Dari Ki Ageng Mangenis Sela, lahirlah Ki Ageng Pamanahan. Dan dari Ki Ageng Pamanahan lahirlah Panembahan Senopati Ing Ngalaga, tokoh terkenal pendiri dinasti Mataram Islam dikemudian hari. [Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mataram inilahleluhurParaSultan KasultananJogjakarta,ParaSunanKasunananSurakarta(Solo),Pakualaman dan Mangkunegaran sekarang]. Peng-Islam-an keturunan Raden Bondhan Kejawen, berlangsung dengan damai. Raden Patah. Ingat putri China Tan Eng Kian yang dinikahi Adipati Arya Damar di Palembang?
  • 13. Dari hasil pernikahan dengan Prabhu Brawijaya, Tan Eng Kian memiliki seorang putra bernama Tan Eng Hwat.Dikenal jugadengannamamuslimRadenHassan. Dari perkawinanTanEngKiandenganAryaDamar sendiri,lahirlahseorangputra bernamaKinShan,dikenaldengannamamuslimRadenHussein.Sejakkecil, Raden Hassan dan Raden Hussein dididik secara Islam oleh ayahnya Arya Damar. Menjelang dewasa, RadenHassanmemohonijinkepadaibunyauntuk pergi ke Jawa.Diaberkeinginanuntukbertemudengan ayah kandungnya, Prabhu Brawijaya. Tan Eng Kian tidak bisa menghalangi keinginan putranya. Dari Palembang, Raden Hassan bertolak ke Jawa. Sampailah ia di pelabuhan Gresik yang ramai. Melihat keadaan Gresik yang hiruk-pikuk, Raden Hassan kagum. Dia bisa membayangkan bagaimana besarnya kekuasaanMajapahit.Menilikdi Gresikbanyakorangmuslim, RadenHassantertarik. Dandengar-dengar, ada Pesantren besar disana. Pesantren Giri. Raden Hassan memutuskan untuk bertandang ke Giri. Bertemulah dia dengan Sunan Giri. Sunan Giri senang melihat kedatangan Raden Hassan setelah mengetahui dia adalah putra Prabhu Brawijaya yang lahir di Palembang. Sunan Giri seketika melihat sebuahpeluangbesar. Di Giri,RadenHassanmemperdalamke-Islaman-nya.Disana,RadenHassanmulai tertarik dengan ide-ide ke-Khalifah-an Islam. Dan militansi Raden Hassan mulai terbentuk.Ada kesepakatan pemahaman antara Raden Hassan dengan Sunan Giri. Dari Sunan Giri, Raden Hassan memperoleh ide untuk meminta daerah otonomi khusus kepada ayahnya, Prabhu Brawijaya. Bila disetujui, hendaknya Raden Patah memilih daerah di pesisir Jawa bagian tengah. Jika itu terwujud, keberadaan daerah otonomi didaerah pesisir utara Jawa bagian tengah, akan menjadi penghubung pergerakanmilitantIslamdari JawaTimurdanJawaBarat di Cirebon. Cirebon,kini tumbuhpesatsebagai pusat kegiatan Islam dibawah pimpinan Pangeran Cakrabhuwana, putra kandung Prabhu Siliwangi, Raja Pajajaran. (Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah belum datang dari Mesir ke Cirebon. Dia datang pada tahun 1475 Masehi. Pada bagian selanjutnya akan saya ceritakan : Damar Shashangka). Setelahdirasacukup,RadenHassanmelanjutkanperjalanankePesantrenAmpeldengandiiringi beberapa santri Sunan Giri. Disana dia disambut suka cita oleh Sunan Ampel. Disana, dia diberi nama baru oleh SunanAmpel,yaituRadenAbdul FattahyanglantasdikenalmasyarakatJawadengannamaRadenPatah. Selesai bertandang di Ampel, Raden Hassan yang kini dikenal dengan nama Raden Patah melanjutkan perjalananke ibukotaNegaraMajapahit.Diayangsemulahanya berniatuntukbertemudenganayahnya, sekarang dia telah membawa misi tertentu. Betapa suka cita Prabhu Brawijaya mendapati putra kandungnya telah tumbuh dewasa. Dan manakala, Raden Patah memohon anugerah untuk diberikan daerah otonom, Prabhu Brawijaya mengabulkannya. Raden Patah meminta daerah pesisir utara Jawa bagian tengah. Dia memilih daerah yang dikenal dengan nama Glagah Wangi. Prabhu Brawijaya menyetujui permintaan Raden Patah. Dia mendanai segala keperluan untuk membangun daerah baru. Raden Patah, dengan disokong tenaga dan dana dari Majapahit, berangkat ke Jawa Tengah. Di daerah pesisir utara, didaerah yang dipenuhi tumbuhan pohon Glagah, dia membentuk pusat pemerintahan Kadipaten baru. Begitu pusat Kadipaten dibentuk, dinamailah tempat itu Demak Bintara. Dan Raden Patah, dikukuhkan oleh Sang Prabhu Brawijaya sebagai penguasa wilayah otonom Islam baru disana. Demak Bintara berkembang pesat. Selain menjadi pusat kegiatan politik, Demak Bintara juga menjadi pusatkegiatankeagamaan.DemakBintaramenjadi jembatan penghubungantarabaratdan timurpesisir utara Jawa. Dipesisir utara Jawa, gerakan-gerakan militant Islam mulai menguat. Sayang, fenomena itu tetap dipandang sepele oleh Prabhu Brawijaya. Beliau tetap yakin, dominasi Majapahit masih mampu mengontrol semuanya.Padahal parapejabat daerahyang dekat denganpesisirutarasudah melaporkan adanyakegiatan-kegiatanyangmencurigakan.PasukanTelikSandhibayatelahmemberikanlaporanserius tentang adanya kegiatan yang patut dicurigai akan mengancam kedaulatan Majapahit. Tak lama berselang, Raden Hussein, putra Tan Eng Kian dengan Arya Damar, menyusul ke Majapahit. Dia
  • 14. mengabdikan diri sebagai tentara di Majapahit. Raden Hussein tidak terpengaruh ide-ide pendirianke- Khalifah-an Islam. Dia diangkat sebagai Adipati didaerah Terung ( Sidoarjo, sekarang ) dengan gelar, Adipati Pecattandha. Kebaikan Prabhu Brawijaya sangat besar sebenarnya. Tapi kebaikan yang tidak disertai kebijaksanaanbukanlahkebaikan.Danhal ini pasti akan menuai masalah dikemudianhari.Bibit- bibititu mulai muncul,tinggal menungguwaktuuntukpecah kepermukaan. DanPrabhu Brawijayatidak akan pernah menyangkanya. Mendekati detik-detik pemberontakan Demak Bintara berkembang pesat. Tempat ini dirasa strategis untuk pengembangan militansi Islam karena letaknya agak jauh dari pusat kekuasaan.Di Demak Bintara, para ulama-ulamaPutihanseringmengadakanpertemuan.JadilahDemak Bintara dikenal sebagai Kota Seribu Wali. Ditambah pada tahun 1475 Masehi, seorang ulama berdarah Mesir-Sunda dating dari Mesir. Dia adalah Syarif Hidayatullah. Dia datang bersama ibunya Syarifah Muda’im. Syarifah Muda’im adalah putri Pajajaran.Putri dari PrabhuSilihwangipenguasaKerajaanPejajaran.(HanyaKerajaaniniyangtidakmasuk wilayah Majapahit. Walau kecil, Pajajaran terkenal kuat. Anda bisa membayangkan adanya Timor Leste sekarang. Seperti itulah keadaan Majapahit dan Pajajaran. : Damar Shashangka). Namaasli SyarifahMuda’imadalahDewi RaraSantang.Diabersamakakaknya PangeranWalangsungsang, tertarikmempelajari Islam.Ketikaberadadi Makkah, Dewi RaraSantangdipinangolehbangsawanMesir, Syarif Abdullah. Menikahlah Dewi Rara Santang dengan bangsawan ini. Dan namanya berganti Syarifah Muda’im. Dari pernikahanini,lahirlahSyarif Hidayatullah. PangeranWalangSungsang,mendirikandaerah hunian baru di pesisir utara Jawa barat. Dikenal kemudian dengan nama Tegal Alang-Alang. Lantas berubah menjadi Caruban. Berubah lagi menjadi Caruban Larang. Pada akhirnya, dikenal dengan nama Cirebon sampai sekarang. Pangeran Walang Sungsang, dikenal kemudian dengan nama Pangeran Cakrabhuwana. Oleh ayahandanya, Prabhu Silihwangi diberikan gelar kehormatan Shri Manggana. Syarif Hidayatullah,keponakanPangeranCakrabhuwanalantasdikenaldengan namaSunanGunungJati. Awal tahun1478, SunanAmpel wafat.SunanGiri terpilihsebagaipenggantinya. PusatMajelisUlamaJawa kini berpindah ke Giri Kedhaton. Dan, pada waktu inilah tragedi Syeh Siti Jenar terjadi. Syeh Siti Jenar dipanggil ke Giri Kedhaton dan disidang oleh Dewan Wali Sangha dibawah pimpinan Sunan Giri. Walau tidak mengakui keberadaan Majelis Ulama Jawa, beliau tetap hadir. Beliau dituduh telah menyebarkan aliran sesat. Adapula yang menuduh sebagai antek-antek Syi’ah. Ada juga yang mengatakan beliau ahli sihir, dan lain sebagainya. (Akansaya buat catatan tersendiri tentang beliau : Damar Shashangka). Pada sidangpertamapara ulamayang tergabungdalamDewanWali Sangha tidak bisamenemukankesalahan SyehSiti Jenar.Sehingga,beliaulantasdibebaskandari segalatuduhan.Namunbagaimanapunjuga,Syeh Siti Jenar adalah duri didalam daging bagi mereka. Maka sejak saat itu, kesalahan-kesalahan beliau senantiasa dicari-cari. Konsentrasi Dewan Wali Sangha terpecah pada rencana perebutan kekuasaan. Melalui serangkaianmusyawarahyangpelik,makadisimpulkan,kekuatanmilitansi Islamsudahcukupsiap untuk mengadakan perebutan kekuasaan.Raden Patah, Adipati Demak Bintara, terpilih secara mutlak sebagai pemimpin gerakan. Kubu Abangan, tidak menghadiri musyawarah ini. Apalagi semenjak Dewan Wali Sangha atau Majelis Ulama Jawa dipegang Sunan Giri, hubungan kubu Putihan dan kubu Abangan kian meruncing. Sunan Kalijaga dan para pengikutnya hanya mau membantu Dewan Wali Sangha merampungkan pembangunan Masjid Demak. Selebihnya, mereka tidak ikut campur. Persiapan sudah matang. Tinggal memilih hari yang ditentukan. Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen ) Majapahitmengendusrencanaini.PrabhuBrawijaya mendapatlaporanparapasukanIntelejenyangada disekitar Demak Bintara. Sayangnya, beliau tidak begitu mempercayainya. Beliau berkeyakinan, tidak mungkin Raden Patah, putra kandungnya sendiri akan nekad berbuat seperti itu.
  • 15. Prabhu Brawijaya tidak memahami betapa militant-nya orang yang sudah terdoktrin! Dan manakala pergerakan pasukan besar-besaran terdengar, yaitu pasukan orang-orang Islam Putihan, gabungan dari seluruh lasykar yang ada di wilayah pesisir utara Jawa timur sampai Jawa barat mulai bergerak.Keadaanmenjadi gempar!ParaPejabatdaerahkalang kabut.Mereka tidakmenyangkaorang- orang Islam sedemikian banyaknya. Setiap daerah yang dilalui pasukan ini, tidak ada yang bisa membendung.Kekuatan merekacukupbesar.Persiapanmerekacukuptertata.Sedangkandaerah-daerah yang dilalui, tidak mempunyai persiapan sama sekali. Daerah perdaerah yang dilewati, harus melawan sendiri-sendiri. Tidak ada penyatuan pasukan dari daerah satu dengan daerah lain. Semua serba mendadak. Dan tak ada pilihan lain kecuali melawan atau mundur teratur. Gerakan pasukan ini cukup kuat. Para Adipati yang berhasil mundur segera melarikan diri ke ibu kota Negara. Mereka melaporkan agresi mendadak pasukan pesisir yang terdiri dari orang-orang Islam itu. Dan dari mereka, Prabhu Brawijaya mendapat laporan yang mencengangkan, yaitu telah terjadi pergerakan pasukan dari Demak Bintara. Pasukan berpakaian putihputih. Berbendera tulisan asing! Berteriak-teriakdengan bahasa yang tidak dimengerti! Pasukan ini dapat dipastikan adalah pasukan orang-orang Islam. Dan kini, tengah bergerak menuju ibu kota Negara Majapahit. Percaya tidak percaya Prabhu Brawijaya mendengarnya. Laporan pasukanTelik Sandhibayaselamaini telahmenjadikenyataan..Namun,PrabhuBrawijaya tetap tidak bisa mengerti, mana mungkin Raden Patah berbuat seperti itu. Mana mungkin orang-orang Islam berani dantega mengadalanpemberontakan.Selamaini, Majapahittelah memberikanbantuanmaterial yangtidaksedikitbagi mereka. Sesak!DadaPrabhuBrawijayaseketikaserasasesakbagai dihantampalu! Bergemuruh mendidih! Beliau menyebut Nama Mahadeva berkali-kali. Seluruh pembesar Majapahit tegang. Mereka menantikan komando Sang Prabhu. Waktu berjalan cepat. Sang Prabhu masih belum mengeluarkan titah apapun. Pergerakan pasukan sudah memasuki Madiun, sebentar lagi mencapai wilayahKadhiri,sudahteramatdekatdenganibukotaNegara.Pertempuran-pertempuran penghadangan telah terjadi secara otomatis. Dan semua telah masuk menjadi laporan bagi Sang Prabhu. Bahkan ada laporan yang menyatakan, beberapa daerah yang terpengaruh Islam, malah ikut bergabung dengan pasukanini. Adipati Kertosono( wilayahKedirisekarang) mengirinkanutusankhususkepadaSangPrabhu untuk segera mengeluarkan perintah perang! Sang Prabhu masih termangu-mangu. Dan manakala terdengar Adipati Kertosono melakukan perlawanan mati-matian tanpa menunggu komando beliau, barulah Sang Prabhu tersadar! Segera beliau memerintahkan seluruh pasukan Majapahit untuk mempersiapkan sebuah perang besar! Para Panglima yang telah menanti-nantikan perintah ini menyambut dengan suka cita! Inilah yang mereka nanti-nantikan! Tanpa menunggu waktu lama, seluruh kekuatan Majapahit segera dipersiapkan. Pasukan Majapahit telah siap sedia menyambut kedatangan pasukan Demak Bintara. Dan sekali lagi, mereka tinggal menunggu perintah untuk MENYERANG! Dan komando terakhir inipun tidak segera keluar. Pasukan Majapahit resah. Para Panglima cemas. Para kepala pasukan tempur digaris depan terus mendesak kepada Para Panglima masing-masing agar segera mengeluarkan perintah penyerangan! Para Panglima juga mendesak Sang Senopati Agung, meminta kepada Prabhu Brawijaya untuk segera memberikan komando terakhir. Perlu dicatat, salah satu panglima yang memperkuat barisan Majapahit adalah Adipati Terung, adik tiri Raden Patah. Dalam hatinya bertanya-tanya, ada apakah dengan kakak tirinya sehingga
  • 16. mengadakan gerakan makar sedemikian rupa? Selama ini, dia tidak melihat ada yang salah dengan pemerintahan Prabhu Brawijaya. Tidak ada diskriminasi dalam hal keagamaan. Dirinya yang muslim-pun, bisa bebas menjalankan ibadah agamanya. Bahkan, bisa dipercaya menjabat sebagai seorang Adipati, yang notabene bukan jabatan main-main. Adipati Terung tidak bisa memahami pola pikir kakak tirinya. Dan perintah penyerangan tidak juga segera turun. Seluruh pasukan yang sudah bersiap sedia dibarak masing-masing, dilanda ketegangan yang luar biasa! Di Istana, Para Mantri resah. Melihat situasi ini, Sabdo Palon dan Naya Genggong meminta Sang Prabhu untuk segera mengeluarkan perintah. Namun apa jawaban Sang Prabhu? Beliau masih tidak yakin pasukan Demak akan tega menyerang ibu kota Negara Majapahit. Sabdo Palon dan Naga Genggong menandaskan, cara berfikir Raden Patah dan para pasukan ini sudah lain. Sang Prabhu tidak akan bisa memahaminya. Jalan satu-satunya sekarang adalah, menghadapi mereka secara frontal. Pada saat ini, tidak ada cara lain. Dan manakala kabar terdengar pasukan Demak telah merangsak maju dan memasuki pinggiran ibu kota Majapahit, dan disana mereka mengadakan perusakan hebat. Dengan sangat terpaksa, Sang Prabhu mengeluarkan perintah penyerangan! Tapi, perintah itu sebenarnya telah terlambat! Begitu keluar perintah penyerangan, ada hal yang tidak terduga, pasukan Ponorogo dan beberapa daerah yang lain membelot! Diketahui kemudian ternyata mereka adalah pasukan dari daerah-daerah yang sudah muslim. Dan, peperangan pecah sudah! Peperangan yang besar. Darah tertumpah lagi! Senopati Demak dipimpin oleh Sunan Ngundung. Dan dipihak Majapahit, Senopati dipegang oleh Arya Lembu Pangarsa. Prajurid Majapahit mengamuk dimedan laga. Para prajurid yang sudah berpengalaman tempur ini dan disegani diseluruh Nusantara, sekarang tidak main-main lagi! Adipati Sengguruh, Raden Bondhan Kejawen yang masih belia, Adipati Terung, Adipati Singosari dan yang lain ikut mengamuk dimedan laga! Sayang, banyak kesatuan-kesatuan Majapahit yang berasal dari daerah muslim, membelot. Namun, pada hari pertama, pasukan Demak Bintara terpukul mundur! Pada hari kedua, pasukan Demak terpukul lebih telak. Senopati Demak, Sunan Ngundung tewas! (Makamnya masih ada di Trowulan, Mojokerto sampai sekarang.) Pasukan Demak mengundurkan diri. Pasukan cadangan masuk dipimpin oleh putra Sunan Ngundung, Sunan Kudus. Pertempuran kembali pecah! Namun bagaimanapun juga, pasukan Demak harus mengakui kekuatan pasukan Majapahit. Mereka terpukul mundur keluar dari ibu kota Negara. Kehebatan pasukan Majapahit yang terkenal itu, ternyata terbukti! Pasukan Demak bertahan. Beberapa minggu kemudian, datang pasukan dari Palembang bergabung dengan pasukan Majapahit. Pasukan Majapahit seolah mendapat suntikan darah segar. Namun ternyata, bergabungnya pasukan Palembang ini hanyalah bagian dari siasat dari orang-orang Demak. Pasukan Palembang, diam-diam memusnahkan seluruh persediaan bahan makanan tentara Majapahit. Lumbung-lumbung besar dibakar! Semua persediaan bahan
  • 17. pangan ludes! ( Inilah simbolisasi dari didatangkannya peti ajaib milik Adipati Arya Damar dari Palembang yang apabila dibuka, mampu mengeluarkan beribu-ribu tikus dan memakan seluruh beras dan bahan pangan tentara Majapahit. : Damar Shashangka). Majapahit kebobolan luar dalam. Majapahit benar-benar tidak pernah menyangka akan hal itu. Begitu persediaan bahan pangan menipis, dari hari kehari, pelan namun pasti, pasukan Majapahit terpukul mundur! Mendengar pasukan Majapahit terdesak, Kepala Pasukan Bhayangkara, yaitu Pasukan Khusus Pengawal Raja, segera mengamankan Prabhu Brawijaya. Keadaan sudah sedemikian genting dan Sang Prabhu, mau tidak mau, harus segera meloloskan diri. Ini harus dilakukan secepatnya, karena untuk menyatukan kembali kekuatan tentara Majapahit kelak, sosok Prabhu Brawijaya, masih dibutuhkan! Dengan dikawal Pasukan Bhayangkara, Prabhu Brawijaya segera keluar dari Istana. Pasukan Bhayangkara memutuskan agar Sang Prabhu menyelamatkan diri ke Pulau Bali. Pulau yang kondusif untuk saat ini. Ditengah kekacauan itu, Dewi Anarawati, diam-diam dibawa oleh pasukan Islam ke Gresik. Putra bungsu Dewi Anarawati, Raden Gugur yang masih kecil, diselamatkan oleh pasukan Ponorogo dan dibawa ke Kadipaten Ponorogo. Dan pada akhirnya, Majapahit bisa dijebol. Seluruh Istana dirusak dan dibakar!. Perusakan terjadi dimana-mana. (Maka jangan heran, sampai sekarang bekas Istana Majapahit yang terkenal di Nusantara itu, musnah tak berbekas. : Damar Shashangka). Dan pada akhirnya, terjadilah tragedi kemanusiaan yang sampai sekarang ‘ditutupi’. Perang yang semula melibatkan dua kekuatan militer Majapahit dan Demak, kini merembet menjadi perang sipil. Mereka yang merasa diatas angin, kini menjadi sosok malaikat maut. Pertumpahan darah terjadi. Masyarakat Majapahit yang masih memegang keyakinan lama, berhadapan secara frontal dengan mereka yang telah berpindah keyakinan. Dimana-mana, situasi anarkhis terjadi. Dimana-mana dua kubu ini bentrok. Dimana-mana kekacauan merajalela. Jawa dalam situasi chaos! Ibu pertiwi menangis. Ibu pertiwi terluka. Putra-putranya kini tengah saling menumpahkan darah hanya karena disalah satu pihak tengah dilanda ‘ketidak sadaran’. Akibat tragedi yang mencerabut segala sendi-sendi masyarakat Majapahit ini, bangunan-bangunan indah dari Kerajaan Agung Majapahit, musnah tak berbekas! Majapahit yang terkenal sebagai Macan Asia, ludes dibabat habis. Di Jawa Timur, Majapahit seolah-olah hanya sebuah mitos belaka, karena banyak peninggalan dari jaman keemasan Nusantara ini, hancur karena kepicikan. Hanya sedikit yang tersisa. Dan yang sedikit itulah yang masih bisa kita saksikan hingga sekarang. Eksodus besar-besaran terjadi. Para Agamawan, Para Bangsawan dan rakyat yang tetap memegang teguh keyakinannya, menyingkir ketempat-tempat yang dirasa aman. Kebanyakan menyeberang ke Bali, Kalimantan dan Lombok. Ada seorang putri selir Prabhu Brawijaya yang melarikan diri bersama sisa-sisa prajurid Majapahit dan beberapa penduduk. Dia bernama Dewi Rara Anteng.
  • 18. Bersama suaminya Raden Jaka Seger, dia menyingkir ke pegunungan Bromo. Sampai sekarang keturunan mereka masih ada disana, dikenal dengan nama suku Tengger. Diambil dari nama Dewi Rara An-TENG dan Raden Jaka Se-GER. Diwilayah pegunungan Bromo, pasukan Demak memang tidak bisa menjangkau. Medannya cukup sulit dan terisolir. (Suku Tengger baru membuka diri pada jaman pemerintahan Presiden Soekarno. Ketika disensus dan ditanyakan apa agama mereka, mereka menyatakan beragama Budo. Padahal ritual yang mereka jalankan lebih dekat ke agama Hindhu dari pada agama Buddha. Para petugas sensus tidak tahu, istilah Hindhu memang tidak dikenal pada jaman Majapahit. Yang terkenal adalah agomo Siwo Budo atau hanya disebut wong Budo saja. : Damar Shashangka). Dengan dikawal oleh Pasukan Bhayangkara dan beberapa kesatuan pasukan yang tersisa, Prabhu Brawijaya menyingkir ke arah timur. Dan untuk sementara, beliau tinggal di Blambangan. Adipati Blambangan, memperkuat barisan pasukan ini. Dan tak hanya itu, para penduduk Blambangan-pun dengan suka rela ikut menggabungkan diri. Mereka benar-benar melindungi Prabhu Brawijaya ekstra ketat. Mereka siap tempur di Blambangan. Keadaan darurat diberlakukan. Selama ada di Blambangan, Prabhu Brawijaya terus terusik batinnya. Raden Patah, yang biasa beliau banggil dengan nama Patah itu, ternyata telah tega melakukan ini semua. Kebaikan beliau selama ini dibalas dengan racun. Sabdo Palon dan Naya Genggong menabahkan hati Sang Prabhu. Nasi sudah menjadi bubur. Tidak patut disesali lagi. Kini, saatnya untuk menata kembali yang tersisa. Dan untuk tujuan itu, Prabhu Brawijaya harus menyeberang ke Pulau Bali. Sirna Ilang Kerthaning Bhumi Atas perintah Raden Patah, Senopati Demak Bintara Sunan Kudus menemui Adipati Terung, adik kandung Raden Patah dengan membawa pasukan Demak Bintara. Adipati Terung di ultimatum agar menyerah, atau dihancurkan. Adipati Terung dalam dilema. Pada akhirnya, dia menyatakan ‘menyerah’ kepada Demak Bintara. Beberapa minggu kemudian, Raden Patah datang dari Demak untuk melihat langsung kemenangan pasukannya. Raden Patah meminta semua laporan dari kepala pasukan Demak. Diketahui kemudian, Prabhu Brawijaya berhasil meloloskan diri. Pasukan Bhayangkara Majapahit atau Pasukan Khusus Pengawal Raja, memang terkenal lihai melindungi junjungan mereka. Tak ada satupun kepala pasukan Demak yang mengetahui bagaimana Pasukan Bhayangkara bisa menerobos kepungan rapat Pasukan Islam dan kearah mana mereka membawa Sang Prabhu pergi. Raden Patah segera menyebar pasukan mata-mata untuk melacak keberadaan Sang Prabhu. Dan Raden Patah sendiri segera melanjutkan perjalanan untuk bertandang ke Pesantren Ampel di Surabaya. Dia hendak mengabarkan kemenangan besar ini kepada janda Sunan Ampel. Di Surabaya situasi anarkhis-pun merajalela. Nyi Ageng Ampel, begitu mendengar laporan Raden Patah, marah! Dengan tegas beliau menyatakan, apa yang dilakukan Raden Patah adalah sebuah kesalahan besar. Dia telah berani melanggar wasiat gurunya sendiri, Sunan Ampel, yang mewasiatkan sebelum beliau wafat, melarang
  • 19. orang-orang Islam merebut tahta Majapahit. Dan juga, Raden Patah telah berani melawan seorang Imam yang sah, seorang Umaro’ tidak seharusnya dilawan tanpa ada alasan yang jelas. Dan yang ketiga, Raden Patah telah berani durhaka kepada ayah kandungnya sendiri yang telah melimpahkan segala kebaikan bagi dirinya serta orang-orang Islam. Nyi Ageng Ampel menangis. Raden Patah terketuk hati nuraninya, dia ikut mencucurkan air mata. Didepan Nyi Ageng Ampel, Raden Patah mencium kaki beliau, menangis, menyesali perbuatannya. Dengan berurai air mata, Raden Patah meminta solusi kepada Nyi Ageng Ampel. Dan Nyi Ageng Ampel memerintahkan kepadanya untuk segera mencari keberadaan Prabhu Brawijaya. Dan apabila sudah diketemukan, seyogyanya, Prabhu Brawijaya dikukuhkan kembali sebagai seorang Raja. Mendengar perintah itu, secara emosional Raden Patah berniat mencari ayahandanya sendiri bersama beberapa orang prajurid Demak. Tapi Nyi Ageng Ampel mencegahnya. Dalam situasi anarkhis seperti ini, tidak memungkinkan bagi dia untuk mencari beliau sendiri. Dikhawatirkan, akan terjadi kesalah pahaman. Dan sekarang, dimata Prabhu Brawijaya, dirinya dan seluruh umat Islam yang menyokong pergerakan pasukan Demak, tidak mungkin dipercaya lagi. Jalan keluar yang terbaik adalah, meminta bantuan Sunan Kalijaga atau Syeh Siti Jenar untuk mewakili dirinya, mencari Prabhu Brawijaya dan apabila sudah bisa ditemukan, memohon kepada Prabhu Brawijaya agar kembali ke Majapahit. Sudah bukan rahasia lagi dikalangan Istana, dua ulama besar ini tidak terlibat dalam penyerangan Majapahit. Karena Syeh Siti Jenar, baru saja disidang oleh Dewan Wali Sangha yang mengakibatkan hubungan beliau dengan Para Wali sekaligus dengan Raden Patah dalam situasi yang tidak mengenakkan, maka Raden Patah memutuskan untuk mengirim pasukan khusus menemui Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga, dimohon menghadap ke Pesantren Ampel atas permintaan Nyi Ageng Ampel dan Raden Patah. Beberapa hari kemudian, Sunan Kalijaga datang ke Surabaya. Beliau waktu itu berada di Demak Bintara, memfokuskan diri memimpin pembangunan Masjid Demak. Sunan Kalijaga, Nyi Ageng Ampel dan Raden Patah, terlibat perundingan yang serius. Dan pada akhirnya, Sunan Kalijaga menyetujui untuk mengemban tugas mulia itu. Beberapa hari kemudian, laporan dari pasukan mata-mata Demak Bintara diterima Raden Patah. Diketahui, ada konsentrasi besar pasukan Majapahit diwilayah Blambangan. Diketahui pula, Prabhu Brawijaya ada disana. Ada kabar terpetik, Prabhu Brawijaya hendak menyeberang ke pulau Bali. Mendapati informasi yang dapat dipercaya seperti itu, Sunan Kalijaga, diiringi beberapa santrinya, segera berangkat ke Blambangan. Dia siap mengambil segala resiko yang bakal terjadi. Dengan memakai pakaian rakyat sipil yang tidak mencolok mata, demi untuk menghindari kesalah pahaman, dia berangkat. Disetiap daerah yang dilalui, Sunan Kalijaga beserta rombongan melihat pemandangan yang
  • 20. memilukan. Kekacauaan ada dimana-mana. Penduduk yang masih memegang keyakinan lama, bentrok dengan penduduk yang sudah mengganti keyakinannya.Korban berjatuhan. Nyawa melayang karena kepicikan. Rombongan ini harus pandai-pandai memilih jalan. Kadangkala memutar kalau dirasa perlu. Mereka sengaja menghindari tempat keramaian. Mereka lebih memilih menerobos hutan belantara demi menjaga keamanan. Dan, manakala mereka sudah tiba di Blambangan, Sunan Kalijaga, menunjukkan statusnya. Dengan mengibarkan bendera putih tanda gencatan senjata, dia memasuki kota Blambangan yang mencekam. Para prajurid Majapahit terkejut melihat ada serombongan kecil orang-orang muslim memasuki kota Blambangan. Mereka mengibarkan bendera putih. Mereka bukan tentara. Mereka tidak bersenjata. Serta merta, kedatangan mereka dihadang oleh pasukan Majapahit. Dan mereka tidak diperkenankan memasuki kota. Prajurid Majapahit, siap tempur. Namun, Sunan Kalijaga menunjukkan siapa dirinya. Dia meminta kepada kepala prajurid agar menyampaikan pesan kepada Prabhu Brawijaya, bahwasanya dia, Raden Sahid atau Sunan Kalijaga, datang sebagai duta dan memohon menghadap. Ketegangan terjadi. Rombongan kecil ini diujung tanduk. Nyawa mereka terancam. Namun mereka yakin, prajurid Majapahit bisa membedakan, mana musuh dalam medan laga dan mana musuh dalam status duta. Mereka tidak akan berani mencelakai seorang duta. Ketegangan sedikit mencair manakala ada pesan dari Sang Prabhu yang mengabulkan permohonan Sunan Kalijaga untuk menghadap kepada beliau. Prabhu Brawijaya tahu bagaimana menghormati seorang duta. Prabhu Brawijaya-pun tahu dari laporan para pasukan Sandhi (Intelejen) bahwa Sunan Kalijaga bersama para pengikutnya, tidak ikut melakukan penyerangan ke Majapahit. Sunan Kalijaga beserta rombongan bisa bernafas lega. Mereka segera menghadap Prabhu Brawijaya dengan pengawalan yang sangat ketat sekali. Sembari memegang persenjataan lengkap dan siap digunakan, para prajurid Bhayangkara menyambut kedatangan Sunan Kalijaga. Mereka mengapitnya. Sunan Kalijaga diperkenankan masuk. Beberapa santrinya disuruh menunggu diluar. Prabhu Brawijaya, didampingi para penasehat beliau yang terdiri dari para Pandhita Shiva dan Wiku Buddha, juga Sabdo Palon dan Naya Genggong, nampak telah menunggu kedatangan Sunan Kalijaga. Begitu ada dihadapan Sang Prabhu, Sunan Kalijaga menghaturkan hormat. Prabhu Brawijaya menanyakan maksud kedatangan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga mengatakan bahwa dia adalah duta Raden Patah sekaligus Nyi Ageng Ampel. Sunan Kalijaga menceritakan segalanya dari awal hingga akhir. Bahkan dia menceritakan pula kondisi Majapahit. Prabhu Brawijaya meneteskan air mata mendengar banyak penduduk yang harus meregang nyawa karena kepicikan, mendengar Keraton megah kebanggaan Nusantara dibumi hanguskan, mendengar tempat-tempat suci hancur rata dengan tanah. Seluruh yang hadir merasa sedih, marah, geram, semua bercampur aduk menjadi satu.
  • 21. Dan manakala Sunan Kalijaga mengahturkan tujuan sebenarnya dia menjadi duta, yaitu agar Prabhu Brawijaya berkenan kembali memegang tampuk pemerintahan di Majapahit, seketika ssemua yang hadir memincingkan mata.Seolah mendengarkan kalimat yang tidak bisa dicerna. Prabhu Brawijaya tercenung. Beliau meminta nasehat. Beberapa penasehat mengusulkan agar hal itu tidak dilakukan, karena sama saja menerima suatu penghinaan. Dinasti Majapahit, bisa kembali berkuasa hanya karena kebaikan hati orang-orang Islam. Tidak hanya itu saja, wibawa Sang Prabhu akan jatuh dimata para pendukungnya. Tidak ada artinya tahta yang diperoleh dari belas kasihan musuh. Masyarakat Majapahit akan memandang rendah pemimpin mereka yang mau menerima tahta seperti itu. Selama ini, Raja-Raja Majapahit, tidak pernah melakukan itu. Bila wibawa Sang Prabhu telah jatuh, dengan sendirinya, para pengikut Sang Prabhu akan berani juga bermain-main dengan Sang Prabhu kelak. Hukum tidak akan dipatuhi. Para pembangkang akan muncul dimana-mana bak jamur tumbuh dimusim penghujan. Dan lagi, apakah Sang Prabhu tidak malu menerima tahta dari anaknya sendiri? Sebaiknya Sang Prabhu tidak menerima tawaran itu. Sang Prabhu menghela nafas. Sunan Kalijaga mohon bicara. Apabila memang Sang Prabhu tidak mau menerima tahta Majapahit dari tangan Raden Patah, maka seyogyanya Sang Prabhu mempertimbangkan kembali jika hendak mendapatkannya dengan jalan merebut. Sebab, bila hal itu sampai terjadi, tidak bisa dibayangkan, tanah Jawa akan banjir darah. Dukungan kekuatan militer bagi Sang Prabhu akan datang dari segenap pelosok Nusantara, tidak bakalan tanggung-tanggung lagi. Jawa akan semakin membara bila seluruh Nusantara akan bangkit. Pembunuhan yang lebih besar dan mengerikan akan terjadi. Sang Prabhu Brawijaya bagaikan disodori buah simalakama, dimakan mati tidak dimakan pun mati. Sejenak, Sang Prabhu berunding dengan para penasehat beliau yang terdiri dari para ahli hukum dan agamawan. Sejurus kemudian, beliau menyatakan kepada Sunan Kalijaga hendak merundingkan hal ini dengan para penasehat lebih dalam lagi. Dan Sunan Kalijaga diperbolehkan menghadap esok hari lagi. Sunan Kalijaga dan seluruh rombongannya diberikan tempat bermalam, dengan pengawalan ketat. Keesokan harinya, Sunan Kalijaga dipanggil menghadap. Prabhu Brawijaya memutuskan, untuk menghindari pertumpahan darah yang lebih besar lagi, beliau tidak akan mengadakan gerakan perebutan tahta kembali. Lega Sunan Kalijaga mendengarnya. Namun apa yang akan dilakukan Sang Prabhu agar seluruh putra-putra beliau mau merelakan tahta diduduki Raden Patah? Begitu Sunan Kalijaga meminta kejelasan langkah selanjutnya. Sang Prabhu mengatakan, beliau akan mengeluarkan maklumat kepada seluruh putra-putra beliau untuk bersikap sama seperti dirinya. Untuk berjiwa besar memberikan kesempatan bagi Raden Patah memegang tampuk kekuasaan. Terutama kepada keturunan beliau di Pengging, maklumat ini benar-benar harus dipatuhi. Semua sudah paham, yang berhak mewarisi tahta
  • 22. Majapahit sebenarnya adalah keturunan di Pengging. Kini, Sang Prabhu yang mempertanyakan jaminan kebebasan beragama kepada Sunan Kalijaga, apakah Demak Bintara bisa memberikan wilayah-wilayah otonomi khusus bagi para penguasa daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak beragama Islam? Bisakah Demak Bintara sebijak Majapahit dulu? Bukankah keyakinan yang dianut Raden Patah menganggap semua yang diluar keyakinan mereka adalah musuh? Sunan Kalijaga terdiam. Dan setelah berfikir barang sejenak, Sunan Kalijaga betjanji akan ikut andil menentukan arah kebijakan pemerintahan Demak Bintara. Dan itu berarti, mulai saat ini, dia harus ikut terjun kedunia politik. Dunia yang dihindarinya selama ini ( Tahta Kadipaten Tuban yang diserahkan kepadanya, dia berikan kepada Raden Jaka Supa, suami adiknya Dewi Rasa Wulan : Damar Shashangka). Prabhu Brawijaya bernafas lega. Dia percaya pada sosok Raden Sahid atau Sunan Kalijaga ini. Sunan Kalijaga menambahkan, Sang Prabhu seyogyanya kembali ke Trowulan. Tidak usah meneruskan menyeberang ke pulau Bali. Sebab dengan adanya Sang Prabhu di Trowulan, para putra dan masyarakat tahu kondisi beliau. Tahu bahwasanya beliau baik-baik saja. Sehingga seluruh pendukung beliau akan merasa tenang. Kembali Sang Prabhu berunding dengan para penasehat sejenak Kemudian beliau memeberikan jawaban. Ada beliau di Trowulan ataupun tidak, stabilitas negara sepeninggal beliau tergulingkan dari tahta, mau tidak mau, tetap akan terganggu. Karena para pendukung beliau pasti juga banyak yang belum bisa menerima pemberontakan Raden Patah ini. Namun, jika tidak ada komando khusus dari beliau, hal itu tidak akan menjadi sebuah kekacauan yang besar. Pembangkangan daerah per daerah pasti terjadi. Tapi, Sang Prabhu menjamin, tanpa komando beliau, penyatuan kekuatan Majapahit dari daerah per daerah tidak bakalan terjadi. Dan, beliau tidak perlu pulang ke Trowulan. Sunan Kalijaga resah. Bila Sang Prabhu ke Bali, Sunan Kalijaga takut beliau akan berubah pikiran begitu melihat betapa militan-nya para pendukung beliau disana. Mau tidak mau, Prabhu Brawijaya harus bisa diusahakan pulang ke Trowulan. Sunan Kalijaga memutar otak. Sunan Kalijaga tahu, hati Prabhu Brawijaya sangat lembut. Dan kini, Sunan Kalijaga akan berusaha mengetuk kelembutan hati beliau. Sunan Kalijaga memberikan gambaran betapa mengerikannya jika para pendukung beliau benar-benar siap melakukan gerakan besar. Tidak ada jaminan bagi Sang Prabhu sendiri bahwa beliau tidak akan berubah pikiran bila tetap meneruskan perjalanan ke Bali. Sunan Kalijaga memohon, Prabhu Brawijaya harus mengambil jarak dengan para pendukung beliau. Nasib rakyat kecil dalam hal ini dipertaruhkan. Mereka harus lebih diutamakan. Sunan Kalijaga memberikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi jika Sang Prabhu tetap hendak ke Bali
  • 23. Diam-diam, Prabhu Brawijaya berfikir. Diam-diam hati beliau terketuk. Kata-kata Sunan Kalijaga memang ada benarnya. Prabhu Brawijaya tercenung. Beliau memutuskan pertemuan untuk sementara disudahi. Sunan Kalijaga diminta kembali ketempatnya untuk sementara waktu. Dan, Prabhu Brawijaya ingin menyendiri. Ingin merenung tanpa mau diganggu oleh siapapun. Ketika malam menjelang, Sang Prabhu memanggil Sabdo Palon dan Naya Genggong. Bertiga bersama-sama membahas langkah selanjutnya. Dan, ketika malam menjelang puncak, Sabdo Palon dan Naya Genggong berterus terang, Mereka berdua menunjukkan siapa sebenarnya jati dirinya. Diiringi semburat cahaya lembut, Sabdo Palon dan Naya Genggong ‘menampakkan wujudnya yang asli’ kepada Prabhu Brawijaya. Prabhu Brawijaya terperanjat. Serta merta beliau menghaturkan hormat, bersembah. Kini, malam ini, untuk pertama kalinya, Sang Prabhu Brawijaya bersimpuh. ( Siapa mereka? Masih rahasia : Damar Shashangka). Sabdo Palon dan Naya Genggong memberikan gambaran apa yang bakal terjadi kelak di Nusantara. Semenjak hari kehancuran Majapahit, ‘kesadaran’ masyarakat Nusantara akan jatuh ketitik yang paling rendah. ‘Kulit’ lebih diagung-agungkan dari pada ‘Isi’. ‘Kebenaran Yang Mutlak’ dianggap sebagai milik golongan tertentu. Dharma diputar balikkan. Sampah-sampah seperti ini akan terus tertumpuk sampai lima ratus tahun kedepan. Dan bila sudah saatnya, Alam akan memuntahkannya. Alam akan membersihkannya. Nusantara akan terguncang. Gempa Bumi, banjir bandang, angin puting beliung, ombak samudera naik ke daratan, gunung berapi memuntahkan laharnya bergantigantian, musibah silih berganti, datang dan pergi. Bila waktu itu tiba, Alam telah melakukan penyeleksian. Alam akan memilih mereka-mereka yang ‘berkesadaran tinggi’. Yang ‘kesadarannya masih rendah’, untuk sementara waktu disisihkan dahulu atau akan dilahirkan ditempat lain diluar Nusantara. Bila saat itu sudah terjadi, Sabdo Palon dan Naya Genggong akan muncul lagi, kembali ke Nusantara. Sabdo Palon dan Naya Genggong akan ‘merawat tumbuhan kesadaran’ dari merekamereka yang terpilih. Sabdo Palon dan Naya Genggong akan menjaga ‘tumbuhan Buddhi’ yang mulai bersemi itu. Itulah saatnya, agama Buddhi, agama Kesadaran akan berkembang biak di Nusantara. Dan Nusantara, pelan tapi pasti, akan dapat meraih kejayaannya kembali. Memang sudah menjadi garis karma, kehendak Hyang Widdhi Wasa, merekamereka saat ini berkuasa di Nusantara. Prabhu Brawijaya tidak ada gunanya mempertahankan Shiva Buddha. Prabhu Brawijaya lebih baik menuruti kehendak mereka-mereka yang tengah berkuasa. Kelak, Prabhu Brawijaya juga akan lahir lagi, lima ratus tahun kemudian, untuk ikut menyaksikan berseminya agama Buddhi. Menangislah Prabhu Brawijaya. Semalaman beliau menangis. Semua rahasia masa depan Nusantara, dijabarkan oleh Sabdo Palon dan Naya Genggong. Keesokan harinya, beliau memanggil Sunan Kalijaga. Dihadapan seluruh yang hadir, beliau menyatakan hendak kembali ke Trowulan. Dan yang lebih mengagetkan, beliau menyatakan masuk Islam demi menjaga stabilitas negara. Sunan Kalijaga dan seluruh yang hadir terperangah mendengar keputusan Sang
  • 24. Prabhu. Beberapa penasehat, pejabat dan kepala pasukan Bhayangkara, bersujud sambil menangis haru. Mereka memohon agar Sang Prabhu mencabut kembali sabda yang telah beliau keluarkan. Situasi tegang, sedih, bingung… Sabdo Palon dan Naya Genggong angkat bicara. Dihadapan Prabhu Brawijaya, Sunan Kalijaga dan seluruh yang hadir, mereka mengucapkan sebuah sumpah, bahwasanya lima ratus tahun kemudian, mereka berdua akan kembali. ( Inilah yang lantas dikenal dengan JANGKA SABDO PALON NAYA GENGGONG oleh masyarakat Jawa sampai sekarang. Baca catatan saya tentang SERAT SABDO PALON. : Damar Shashangka). Selesai mengucapkan sumpah mereka, Sabdo Palon dan Naya Genggong mencium tangan Sang Prabhu Brawijaya. Sabdo Palon berbisik : “Lima ratus tahun lagi, ananda akan bertemu dengan kami kembali. Sekarang sudah saatnya kita berpisah. Selamat tinggal ananda.” Sabdo Palon dan Naya Genggong menyembah hormat, lalu bergegas keluar dari ruang pertemuan. Semua yang hadir masih bingung melihat peristiwa ini. Diantara mereka, ada beberapa yang ikut menyembah, melepas lencana mereka dan memohon maaf kepada Sang Prabhu untuk undur diri. Bagaikan tugu dari batu, Sang Prabhu Brawijaya diam tak bergerak. Tinggal beberapa orang yang ada didepan beliau. Beberapa pasukan Bhayangkara yang memutuskan untuk setia mengiringi Sang Prabhu. Juga ada Sunan Kalijaga, yang masih pula ada di sana. Setelah kediaman beliau yang lama, Sunan Kalijaga memberanikan diri menanyakan keputusan Sang Prabhu tersebut. Sang Prabhu menjawab, semua memang harus terjadi. Mendengar sabda Sang Prabhu, Sunan Kalijaga segera mendekat kepada beliau. Sunan Kalijaga memohon dengan segala hormat, apabila Sang Prabhu benar-benar ikhlas menyerahkan tahta kepada Raden Patah, maka beliau harus rela melepaskan mahkota beserta pakaian kebesaran beliau sebagai Raja Diraja. Sejenak Sang Prabhu masih ragu, namun ketika sekali lagi Sunan Kalijaga memohon keikhlasan beliau, maka Sang Prabhu menyetujuinya. ( Inilah simbolisasi rambut beliau dipotong oleh Sunan Kalijaga. Pada kali pertama, rambut beliau tidak bisa putus. Dan pada kali kedua, barulah bisa putus : Damar Shashangka.) Tidak menunggu waktu lama, berangkatlah rombongan Prabhu Brawijaya yang terdiri dari sedikit pasukan Bhayangkara dan Sunan Kalijaga beserta para santri menuju Trowulan. Sesampainya di Trowulan, masyarakat Majapahit menyambut dengan penuh suka cita. Keadaan mulai berangsur membaik ketika Sang Prabhu Brawijaya mengeluarkan maklumat agar semua pertikaian dihentikan. Disusul kemudian, keluar maklumat serupa dari Demak Bintara yang memfatwakan, peperangan sudah berhenti, diharamkan membunuh mereka yang telah kalah perang. Kondisi anarkhisme, berangsur-angsur menjadi kondusif. Stabilitas untuk sementara waktu kembali normal. Stabilitas yang dibawa dari Blambangan ini, membuat Sunan Kalijaga, sebagai suatu kenangan keberhasilan mendamaikan kedua belah pihak, memberikan nama baru kepada Blambangan, yaitu Banyuwangi. ( Disimbolkan, Sunan Kalijaga membawa sepotong bambu kemudian dia mengisinya
  • 25. dengan air kotor waktu masih di Blambangan. Begitu sesampainya di Trowulan, air dalam bambu itu berubah menjadi jernih dan wangi. Bambu adalah lambang dari sebuah negara, air kotor yang diambil Sunan Kalijaga adalah masalah yang dibuat oleh orang-orang yang sekeyakinan dengan Sunan Kalijaga sendiri. Air yang berubah jernih setibanya di Trowulan melambangkan kembalinya stabilitas negara.: Damar Shashangka). Bergiliran, para putra Prabhu Brawijaya datang ke Trowulan. Adipati Handayaningrat dari Pengging beserta Ki Ageng Pengging putranya. Raden Bondhan Kejawen dari Tarub. Raden Bathara Katong dari Ponorogo. Raden Lembu Peteng dari Madura, dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan Raden Patah sendiri. Dihadapan seluruh putra-putra beliau, Sunan Kalijaga menyampaikan amanat Sang Prabhu agar pertikaian dihentikan. Dan agar Raden Patah, diikhlaskan menduduki tahta Demak Bintara. Seluruh putra-putra beliau, wajib menerima dan mentaati keputusan ini. Kepada Sunan Kalijaga, Sang Prabhu Brawijaya memberikan amanat untuk mendampingi keturunan beliau yang ada di Tarub yaitu Raden Bondhan Kejawen dan keturunan beliau yang ada di Pengging. Terutama kepada Raden Bondhan Kejawen, Prabhu Brawijaya telah mengetahuinya dari Sabdo Palon dan Naya Genggong, bahwa kelak, dari keturunannya, akan lahir Raja-Raja besar di Jawa. Dinasti Raden Patah dan dinasti dari Pengging, tidak akan bertahan lama. Prabhu Brawijaya bahkan membisikkan kepada Sunan Kalijaga, bahwa Demak hanya akan dipimpin oleh tiga orang Raja. Setelah itu akan digantikan oleh keturunan dari Pengging, cuma satu orang Raja. Lantas digantikan oleh keturunan dari Tarub. Banyak Raja akan terlahir dari keturunan dari Tarub. (Ramalan ini terbukti, Demak hanya diperintah oleh tiga orang Sultan. Yaitu Raden Patah, Sultan Yunus lalu Sultan Trenggana. Setelah itu terjadi pertumpahan darah antara Kubu Abangan dengan Kubu Putihan. Dan Jaka Tingkir tampil kemuka. Jaka Tingkir adalah keturunan dari Pengging. Tapi tidak lama, keturunan dari Tarub, yaitu Danang Sutawijaya, yang kelak dikenal dengan gelar Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mentaram, akan tampil kemuka menggantikan keturunan Pengging. Panembahan Senopati inilah pendiri Kesultanan Mataram Islam, yang sekarang terpecah menjadi Jogjakarta, Surakarta, Mangkunegaran dan Paku Alaman :Damar Shashangka). Tidak berapa lama kemudian, Prabhu Brawijaya jatuh sakit. Dalam kondisi akhir hidupnya, Sunan Kalijaga dengan setia mendampingi beliau. Kepada Sunan Kalijaga, Prabhu Brawijaya berwasiat agar dipusara makam beliau kelak apabila beliau wafat, jangan dituliskan nama beliau atau gelar beliau sebagai Raja terakhir Majapahit. Melainkan beliau meminta agar dituliskan nama Putri Champa saja. Ini sebagai penanda kisah akhir hidup beliau, juga kisah akhir Kerajaan Majapahit yang terkenal dipelosok Nusantara. Bahwasanya, beliau telah ditikam dari belakang oleh permaisurinya sendiri Dewi Anarawati atau Putri Champa dan beliau diperlakukan dan tidak dihargai lagi sebagai seorang laki-laki oleh Raden Patah, putranya sendiri. Sunan Kalijaga sedih mendapat wasiat seperti itu. Namun begitu beliau wafat, wasiat itu-pun dijalankan.
  • 26. Seluruh masyarakat berkabung. Seluruh putra dan putri beliau berkabung. Dan kehancuran Majapahit. Kehancuran Kerajaan Besar ini dikenang oleh masyarakat Jawa dengan kalimat sandhi yang menyiratkan angka-angka tahun sebuah kejadian (Surya Sengkala), yaitu SIRNA ILANG KERTANING BHUMI. SIRNA berarti angka ‘0’. ILANG berarti angka ‘0’. KERTA berarti angka ‘4’ dan BHUMI berarti angka ‘1’. Dan apabila dibalik, akan terbaca 1400 Saka atau 1478 Masehi. Kalimat KERTAning BHUMI diambil dari nama asli Prabhu Brawijaya, yaitu Raden Kertabhumi. Inilah kebiasaan masyarakat Jawa yang sangat indah dalam mengenang sebuah kejadian penting. Dan Raden Patah, memindahkan pusat pemerintahan ke Demak Bintara. Dia dikukuhkan oleh Dewan Wali Sangha sebagai Sultan dengan gelar Sultan Syah ‘Alam Akbar Jim-Bun-ningrat. Keinginan orang-orang Islam terwujud. Demak Bintara menjadi ke-Khalifah-an