SlideShare verwendet Cookies, um die Funktionalität und Leistungsfähigkeit der Webseite zu verbessern und Ihnen relevante Werbung bereitzustellen. Wenn Sie diese Webseite weiter besuchen, erklären Sie sich mit der Verwendung von Cookies auf dieser Seite einverstanden. Lesen Sie bitte unsere Nutzervereinbarung und die Datenschutzrichtlinie.
SlideShare verwendet Cookies, um die Funktionalität und Leistungsfähigkeit der Webseite zu verbessern und Ihnen relevante Werbung bereitzustellen. Wenn Sie diese Webseite weiter besuchen, erklären Sie sich mit der Verwendung von Cookies auf dieser Seite einverstanden. Lesen Sie bitte unsere unsere Datenschutzrichtlinie und die Nutzervereinbarung.
Veröffentlicht am
Identifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan penjaringan sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan penyaringan. Penjaringan mempunyai sifat yang masih kasar, dan sederhana. Sementara penyaringan lebih bersifat halus, rinci dan kompleks. Perbedaan lain yang dapat dilihat adalah, identifikasi tujuannya sekedar untuk mengenali gejala-gejala tidak untuk diagnosis, sedangkan asesmen tujuannya untuk menegakkan diagnosis. Hubungan antara identifikasi dan asesmen dapat dijelaskan apabila dikaitkan dengan keseluruhan proses aktivitas pendidikan.
Secara umum tujuan identifikasi adalah mengumpulkan informasi apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar dalam penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Menurut Swassing (1985 ) dalam Moch Sholeh Y.A Ichrom, Ph.D, tujuan prosedur identifikasi adalah:
Merumuskan definisi
Menentukan spesifikasi
Menentukan prosedur
Menempatkan anak
Sedangkan menurut Rice (1985),tujuan identifikasi adalah untuk:
Menjabarkan karakteristik
Merancang niminasi
Menentukan alat tes dan penjaringan data
Mereview kasus dan menentukan program.
Melakukan reevaluasi.
Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi anak dengan kebutuhan khusus dilakukan untuk lima keperluan, yaitu: (1) penjaringan (screening), (2) pengalihtanganan (referal), (3) klasifikasi, (4) perencanaan pembelajaran, dan (5) pemantauan kemajuan belajar
Download Instrumen Identifikasi ABK
Sie haben diese Folie bereits ins Clipboard „“ geclippt.
Loggen Sie sich ein, um Kommentare anzuzeigen.