SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
TEKNIK SAMPLING
BERBAGAI PARAMETER
LINGKUNGAN
I.A. Lochana Dewi
KONSEP POPULASI DAN SAMPEL
• Survey lokasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi populasi yang akan diamati
• Bentang areal pengamatan diperlukan untuk
mengetahui titik-titik pengambilan sampel
• Peletakan transek dan/atau titik-titik
pengambilan sampel mempengaruhi intepretasi
populasi
• Karakteristik nekton, plankton, benthos, padang
lamun, terumbu karang, mangrove menentukan
teknik sampling yang akan dipilih
• Efisiensi biaya, waktu, tenaga sebagai faktor
pendukung dalam manajemen lingkungan
KEBERAGAMAN LINGKUNGAN
INVENTARISASI
SUMBERDAYA
ALAM
Provinsi Nusa Tenggara Timur
I. Kotamadya Kupang
II. Kabupaten Kupang
a. Kecamatan Semau
b. Kecamatan Kupang Barat
c. Kecamatan Kupang Tengah
d. Kecamatan Amarasi
e. Kecamatan kupang Timur
f. Kecamatan Sulamu
g. Kecamatan Amfoang Barat Daya
05812mT54
05 8005 7505 65 05 7005 6005 55
32' 34' 36' 38' 40' 42' 44' 46' 48'
14'
12'
10'
08'
06'
04'
02'
10°00'
58'
56'
TIMUR UTARA
89 760 mU03
6688 900 mU
05812mT54
6688 900 mU
9105262mT
14'
12'
10'
08'
06'
04'
02'
10°00'
58'
56'
9105262mT
89 760 mU03
2406
2305
2306
11° 11°
10°30' 10°30'
10° 10°
9°30' 9°30'
9° 9°
123°
123°
124°
124°
125°
125°
126°
126°
2305-082305-062305-03
2306-02
2305-04 2305-07
2306-01
2305-09
2306-03
2406-01
2406-03
Singkatan
Tg.
G.
P.
Ug.
Sl.
Tl.
Nuaf
Tubu
Autuf
Lete
Noe
Noel
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tanjung
Gunung
Pulau
Ujung
Selat
Teluk
Sungai
Sungai
Gunung
Gunung
Gunung
Bukit
Kesamaan Arti
PEMERINTAH PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR
8900
9588
9088
8588
8088
7588
7088
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
Ë
Ë
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
KEC AMARASI
KAB KUPANG
KEC KUPANG TENGAH
KAB KUPANG
KEC KUPANG BARAT
KAB KUPANG
KEC KUPANG TIMUR
KAB KUPANG
KEC AMFOANG BARAT DAYA
KAB KUPANG
KEC SULAMU
KAB KUPANG
372
354
368 227
245
308
283
330
349
428
447
433
398
360
205
234 299
276
154
164 260
368
336
360
369
479
382
242
287
114
230
265 327
429
383
202
310
304
118
212
178
268
261
309
317
345
286
213
234
245
179
199
122
173
126
135
203
267
318
298
242
248
202
178
197
258
242
187
218 219
292
107
151
183
204
199
172
151
221
136
115
120
120
141
108
108 108
121
162
102
184
135
113
107
102
137
106
103
123
162
114
121
314
248
341
263
114
212
141
226
360
227
285
271
282
120
156
208
263
284
186
198
196
220
157
123
101
438
155
243
316
279
209
181
255
126
119
195
267
270
224
478
303
151
120
310
462
371
180
231
227
119
134
106
105
122
118
113
760
481
156
150
129
352
174
633
340
417
105
307
115
267
41 57
38
22
27
95
35
32
89
85
76
84
49
81
85
99
15
47
17
69
16
82
85
84
98
94
89
98
70
56
76 58
58
99
65
58
14
40
51
58
55
59
40 63
66
71
12
41
34 68
46
23
35
85
93 31
1610
17
61
34
77
18
57
28
17
22
11
53
54
21
34
30
41
42
35
30
11
49
93
23
34
39
89
20
34
74
10
18
25
95
38
24
17
48
99
51
41
43
51
58
79
14
20
71
10
15
68
59
83
48
18
20
60
93
68
89
24
94
88
96
62
70
54
55
86
44
57
53
45
43
60
5
5
4
2
7
5
8
9
6
2 8
5
2
3
3
2 6
1
32
3
4
6
4
4
4
5
4
4
8
4
4
6
7
8
7
2
2
3
5
9
2
2
2
2
3
2
2
4
8
8
2
2
3
1
4
2
1
1
2
2
6
4
3
7
5
Nuaf Fatuika
Lete Fatukau
Nuaf Lalaputun
Nuaf Fatuwai
Nuaf Fatuwehendak
Nuaf Fatusono
Nuaf Fatume
Lete Kasihibu
Tubu Golkor
Nuaf Kononen
Nuaf Fatumetan
Tubu Kenam
Tubu Poli
Tubu Tuaunua
Tubu Silu
Tubu Haukolo
Tubu Mauluin
-50
-60
L A U T S A B U
SelatSemau
Tl. Pantulan
Tl. Kawat
Tl. Namodengga
Tl. Pantalbalok
T E L U K K U P A N G
Tl. Fenmuti
Teluk Lasiana
Teluk Nunsui
Teluk Namosain
Teluk Kelapasatu
Tg. Batukong
Tg. Tenau
Tg. Bululutung
Tg. Batunona
Tg. Manikin
Tg. Batuputih
Tg. Olek Oebelo
Tg. Kukak
Tg. Pebonak
Tg. Sulamu
Tg. Oesina
Tg. Pantulan
Tg. Batuitam
Peta ini disusun dari :
Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal, Tahun 1999, Skala 1 : 25000
Citra Satelit Landsat ETM 7+, Maret 2003
Survei Lapangan, April s/d Mei 2004
KETERANGAN RIWAYAT / SUMBER DATA
3ð
0582
2
8885
1
05822 88851
PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT UTM
Sebagai pembatasan pembacaan di peta ialah 100 m
Contoh :
Grid sebelah kiri dari titik tersebut terbaca
Perkiraan dari satu garis skala grid ke titik tersebut
Grid sebelah bawah dari titik tersebut terbaca
Perkiraan dari satu garis skala grid ke ke titik tersebut
Zone UTM 51
Koordinat UTM titik tersebut
T = 0582 200 m
U = 8885 100 m
ð 3
PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT GEOGRAFI
Contoh : TIMUR SELATAN
Garis bujur pertama sebelah kiri titik terbaca 123°45'
Perkiraan dari selang satu menit sampai ke titik tersebut 04"
Garis lintang pertama sebelah atas titik tersebut terbaca 10°05'
Perkiraan dari selang satu menit sampai ke titik tersebut 05"
£ = 123° 45' 04" T
Koordinat geografi titik tersebut
Ø = 10° 05' 05" S
KUPANG
Lembar 2305-07
U
Ketinggian disebut dengan meter dan
dihitung terhadap duduk tengah
Selang Kontur 25 m
SKALA 1 : 50.000
KETERANGAN BATAS ADMINISTRASI
Peta ini bukan referensi mengenai
garis-garis batas administrasi na-
sional dan internasional
1 0 1 2 3 4 Km
Cm864202 1
0,5
PEMBAGIAN DAERAH ADMINISTRASI
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Lembar 2305-07
Proyeksi :------- Transverse Mercator
Sistem Grid :------- Grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
Datum horizontal :------- Datum Geodesi Nasional 95 (DGN 95)
Datum vertikal :------- Muka laut di Kupang
Satuan tinggi :------- Meter
Selang kontur :------- 25 meter
Diagram Lokasi
Edisi I - 2005
KUPANG
1 : 50.000
MCRMP
MARINE & COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECT
T E L U K K U P A N G
d
a
I
II
bII
cII
e
f
g
8505 9005
10°15'00"S
123° 50' 00" T
123° 30' 00" T
09°55'00"S10°15'00"S
09°55'00"S
123° 50' 00" T
32' 34' 36' 38' 40' 42' 44' 46' 48'
123° 30' 00" T
:
__
Garis pantai
Danau
Sungai
Sungai musiman
Air terjun
Menara suar
PERAIR AN
Pasir / Kerakal
Pasir Pantai
Titik Kontrolª
Kontur Darat
20 0
KONTUR D AN TITIK KONTROL
KECERAHAN (m)
1.5 - 5
12 - 15.5
15.5 - 19
5 - 8.5
8.5 - 12
Jem batan
PERHUBUNGAN
Jalan :
Tonggak Kilometer
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Jalan Setapak
d
Jalan Lain
Pemukiman
KETERANGAN
Batas Propinsi
BATAS ADM INISTRASI
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten
Batas Negara
PETA KECERAHAN
PETA ZONA
(ZONASI)
INTEGRASI SECARA OVERLAY
TOMMY KURNIAWAN
USAHA YANG SAMA
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTT
dan
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Undana
Peta Zonasi Mangrove dan Rawa
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
10°00' 10°00'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
-10 -10
Mangrove dan rawa
Tambak
2 0 2 4 Miles
#
#
#
#
#
#
#
#
Baun
Tenau
Oenau
Kurong
KUPANG
Oiisina Sekalak
Naekean
Tulakabook
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTT
dan
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Undana
Peta Zonasi Hutan Produksi dan Hutan Lindung
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
10°00' 10°00'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
-10 -10
Hutan Produksi
Bipolo; Hutan Lindung
Kuhak; Hutan Lindung
2 0 2 4 Miles
#
#
#
#
#
#
#
#
#
Baun
Tenau
Oenau
Kurong
KUPANG
Oiisina Sekalak
Naekean
Tulakabook
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTT
dan
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Undana
Peta Zonasi Daerah Penangkapan Ikan
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
-10 -10
Bagan Apung
Bagan Tancap
Mini Purseine
2 0 2 4 Miles
#
#
#
#
#
#
#
#
Baun
Tenau
Oenau
Kurong
KUPANG
Oiisina Sekalak
Naekean
N
120
120
122
122
124
124
-10 -10
KERJASAMA
Bappeda Propinsi NTT
dan
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Undana
Peta Daerah Budidaya Mutiara & Rumput Laut
-10 -10
10°20' 10°20'
10°15' 10°15'
10°10' 10°10'
10°5' 10°5'
123°20'
123°20'
123°25'
123°25'
123°30'
123°30'
123°35'
123°35'
123°40'
123°40'
123°45'
123°45'
Budidaya Mutiara
Budidaya Rumput Laut
2 0 2 4 Miles
METODE PENETAPAN
TITIK-TITIK SAMPLING
NEKTON
• Adalah kelompok hewan air dari filum Pisces
• Habitat ikan adalah perairan tawar, estuari, laut
• Alat yang sering digunakan adalah jaring insang
percobaan, dengan ukuran mata jaring 2-10 cm,
dengan panjang bervariasi 5-10 m, tinggi 1-2
meter, yang dilengkapi dengan pelampung dan
pemberat
• Jaring diletakkan sejajar, atau tegak lurus garis
pantai, di bagian permukaan atau dasar
perairan, bergantung pada jenis ikan yang
beruwaya yang dijasikan objek kajian
• Waktu pemasangan jaring berkisar antara 12-24
jam bergantung pada spesies ikan yang diamati
• Prinsip penangkapan gill net berlaku untuk
teknik sampling dengan jaring insang percobaan
NEKTON
• Jaring insang hanyut (drift gillnet), biasanya
hanya satu macam ukuran mata jaring,
diletakkan melayang di badan air, digerakkan
dengan menggunakan perahu
• Jaring pantai (beach seine), jaring ini memiliki
sisi kanan dan kiri, dioperasikan di tepi pantai,
menyerupai kantong, jaring sayap lebih besar
dibandingkan jaring kantong (5-8 m), dengan
ukuran mata jaring 1-1,5 cm
• Jaring puntal (trammel net)
• Jaring insang kantong
• Jaring larva berupa kantong (larval net)
• Pancing
• Bubu, serok, electro fishing
Sampel ikan diawetkan pada larutan formalin 40%
(pengenceran dari Larutan formalin 100%)
Untuk ikan yang terlalu besar maka dilakukan penyuntikan pada bagian
Perut dengan formalin 100% (tanpa pengenceran)
Pengawetan membantu proses identifikasi
Dan/atau penghitungan lain
(contoh kebiasaan makanan dengan membedah lambung ikan)
Kertas label
Botol sampel
Buku identifikasi dan peralatan
Penunjang lainnya (mikroskop)
?
ANALISIS DATA NEKTON
• Komposisi jenis, dilakukan dengan melihat jumlah masing-
masing jenis pada setiap stasiun pengamatan
• Kelimpahan relatif (Krebs, 1972), penghitungan persentase
jumlah tiap jenis
• Frekuensi keterdapatan, digunakan untuk menunjukkan
luasnya penyebaran lokal jenis tertentu (Misra, 1968)
• Indeks keanekaragaman, indeks Shannon-Wiener (Brower and
Zar, 1990)
%100x
N
ni
Kr
%100x
T
ti
Fi
ti:jumlah stasiun untuk spesies-I tertangkap
T: jumlah seluruh stasiun pengamatan
N
ni
Log
N
ni
H
n
i
2'
1
H’<1=keanekaragaman rendah
1<H’<3 = keanekaragaman sedang
H’>3 = keanekaragaman tinggi
ANALISIS DATA NEKTON
• Indeks keseragaman
• Indeks dominansi
• Hubungan panjang berat
• Penentuan jenis makanan
• Luas relung dan tumpang tindih relung
• Analisis tingkat reproduksi (tingkat kematangan
gonad=TKG, indeks kematangan gonad = IKG, dan
fekunditas)
BENTHOS
• Berbagai jenis dan tipe organisme yang hidup di
dasar perairan, baik tertancap (sponge), merayap
(kepiting), ataupun mebenamkan diri dalam pasir
atau lumpur (kerang-kerangan, cacing)
• Berdasarkan ukuran terbagi atas makrobenthos
(tersaring pada saringan ukuran 0,5 mm), dan
mikrobenthos (lolos tersaring pada ukuran
makrobenthos)(ellys, 1984)
• Berdasarkan pelekatannya dibedakan menjadi
epiflora (tumbuhan), epifauna (batu karang), dan
infauna (dalam dasar perairan)
• Sesile dan metile (pola hidup menetap dan/atau
berpindah tempat)
• Organisme bersifat sesile dapat dijadikan sebagai
indikator kualitas lingkungan perairan, contohnya
kerang-kerangan
• Pada substrat dasar yang keras
digunakan peterson grab,
orange peel sampler
• Penentuan titik sampling secara
random sampling dan/atau
stratified random sampling
• Untuk dasar perairan keras
berbartu digunakan surber, atau
bingkai kuadrat
• Pengambilan sampel,
penyaringan, pengawetan
PENGAWETAN BENTHOS
• Formalin dengan pengenceran menggunakan air
laut (1:9)
• Penggunaan alkohol disarankan untuk diencerkan
dengan akuades untuk menghindari penguapan
• Spesimen harus selalu terendam dalam larutan
pengawet dengan ukuran wadah tidak lebih kecil
dari ukuran spesimen
• Pengawetan dilakukan untuk menghindari
pembusukan spesimen dalam waktu cepat. Bila
spesimen belum diidentifikasi, maka dianjurkan
untuk mengganti larutan pengawet setelah tiba di
laboratorium
• Segera dipisahkan antara spesimen yang berkulit
keras dan berkulit lunak agar tidak rusak
• Dokumentasi sangat penting untuk keperluan
identifikasi
KUALITAS AIR
• Pengukuran kualitas air, sedapat mungkin
dilakukan secara in-situ
• Tujuan in-situ adalah untuk memperoleh gambaran
mendekati kondisi lingkungan perairan yang
sebenarnya
• Pemilihan in-situ atau ek-situ bergantung pada
ketersediaan alat-alat yang tersedia
• Apabila tidak mungkin dilakukan secara in-situ,
metode ek-situ dapat dijadikan alternatif
• Metode ek-situ memerlukan beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi untuk meminimalkan
perubahan parameter kualitas air sebagai akibat
perpindahan dari lokasi ke laboratorium
PENGUKURAN IN-SITU
VAN-DORMTHERMOMETER
SALINOMETER
DO-METER
REFRAKTOMETER
KECERAHAN
PASANG SURUT (TABEL PASUT)
KECEPATAN ARUS
VAN-DORM
DATA-SHEET
PETA
PERLENGKAPAN IDENTIFIKASI
PADANG LAMUN
• Tumbuhan berbunga yang tumbuh bergerombol
membentuk rumpun
• Sering sebagai komponen utama dominan di lingkungan
pesisir
• Lamun membutuhkan dasar lunak yang mudah ditembus
oleh perakaran guna menyokong pertumbuhannya
• Menurut Iizumi et al (1980), sumber utama lamun lebih
banyak dari sedimen
• Komunitas lamun dapat ditemukan mulai dari permukaan
laut hingga kedalaman 90 meter (Duarte, 1991)
PADANG LAMUN
• Perlu standarisasi sampling dan identifikasi, teknik
pengawetan sampel, pada pemantauan keanekaragaman
di wilayah pesisir
• Sampling lamun dilakukan sedikitnya oleh 2 orang
• Penghitungan kerapatan lamun menggunakan transek
kuadrat berukuran 50x50 cm, dan transek garis
sepanjang 50-100 m
• Penetapan stasiun diikuti dengan peletakan transek garis,
dan peletakan kuadrat
• Transek garis tegak lurus dengan garis pantai
PADANG LAMUN
• Jarak antar stasiun berdasarkan hasil pemantauan umum
(keanekaragaman), semakin beragam maka jarak antar
stasiun relatif sempit yaitu kurang lebih 5 m
• Apabila semakin homogen, jarak yang digunakan 10-20m
• Titik transek kuadrat minimal 3 titik pada masing-masing
transek garis, sampai batas akhir sebaran lamun ke arah
laut
• Kajian kuantitatif mengukur keanekaragaman, kuantitas
lamun yang ditemukan berdasarkan satuan waktu,
keberlanjutan pemanenan, unsur hara, nilai ekonomis
• Dekstruktif sampling dan non dekstruktif sampling
• Perhatian utama adalah substrat dasar berlumpur yang
dapat mengalami pengadukan apabila sampling
dilakukan pada saat air surut
PADANG LAMUN
• Koleksi segar harus segera ditangani untuk menghindari
kerusakan dan perubahan warna yang dapat mengabur-
kan pengamatan pada saat identifikasi
• Untuk keperluan analisis, sampel segera disimpan dalam
refrigrator (24 jam) dan untuk waktu lama dapat disimpan
dalam freezer
• Sampel ukuran besar dapat dilekatkan pada kertas her-
barium
• Sampel berukuran kecil disimpan dengan pengawet
formalin (3-10%) yang diencerkan dengan air laut
• Sampel dengan ukuran sangat kecil diletakkan pada
kaca mikroskop dengan pengawet minyak jagung/fenol
• Metode sederhana untuk preservasi dan transportasi
adalah dengan memasukkan dalam termos
Mangrove
Terumbu karang
GASTROPODA
Keberadaan mangrove dapat mengundang biota laut lainnya untuk
menghuninya. Keberadaan biota laut ini dapat memperkaya biodoiversity
kawasan tersebut.
DIATOMS
- Sub Ordo : Fragillarineae, Naviculineae, Coscinodiscineae, Rhizosoleniae,
Odontellaneae
- Planktonic and Benthic
- Single-celled or unicellulars (e.g. chain-forming)
- No moving organelle
- 2 frustule : epitheca and hypotheca
- Pennate and centric
- Some are toxics : Pseudonitzschia, nitzschia
DINOFLAGELLATES
- Has flagels for moving
- High nutrient requirements
- More stagnant waters
- Toxic algae (red-tide causing algae)
Toxic algae
Protoperidinium claudicans
Dinophysis caudata
Ceratium tripos
COLLECTING PLANKTON
- BY USING NET (big volume filtered, less accuracy)
- SETTLING METHOD (small volume, accurate)
Plankton Net
SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN
MOLUSKA

More Related Content

What's hot

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKChristian Solas
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
Metode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karangMetode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karangYayasan TERANGI
 
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurPerencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbahPermen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbahArdi Yanson
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangDeena dep
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirSaid Muhammad
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasMuhamad Imam Khairy
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 

What's hot (20)

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Metode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karangMetode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karang
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurPerencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Teknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bodTeknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bod
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbahPermen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbah
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 
Biota laut dilindungi
Biota laut dilindungiBiota laut dilindungi
Biota laut dilindungi
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 

Viewers also liked

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
Parameter lingkungan
Parameter lingkunganParameter lingkungan
Parameter lingkunganAgus Candra
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airIsnaeni Widiastuti
 
Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...
Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...
Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...Roni Sewiko
 
Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3Ari Perdana
 
Metode sampling bod salinitas
Metode sampling bod salinitasMetode sampling bod salinitas
Metode sampling bod salinitasImanuddin Razaq
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliHesty Kartika Dewi
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometriinfosanitasi
 
ALAT REFRAKTOMETER
ALAT REFRAKTOMETERALAT REFRAKTOMETER
ALAT REFRAKTOMETEREno Lidya
 
peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3Rindi Sulistyani
 
Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132Arrizaqu Elsavitri
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananAgnescia Sera
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyasujatno angga
 
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handling
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 HandlingPenanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handling
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handlingabdul syukur
 

Viewers also liked (20)

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Parameter lingkungan
Parameter lingkunganParameter lingkungan
Parameter lingkungan
 
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-airTugas03 pengelolaan-kualitas-air
Tugas03 pengelolaan-kualitas-air
 
Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...
Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...
Keberadaan Ekosistem Mangrove terhadap Stuktur Komunitas Ikan di Pesisir Kabu...
 
Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3
 
Metode sampling bod salinitas
Metode sampling bod salinitasMetode sampling bod salinitas
Metode sampling bod salinitas
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
 
biologi dasar - ekosistem air tawar
biologi dasar - ekosistem air tawarbiologi dasar - ekosistem air tawar
biologi dasar - ekosistem air tawar
 
ALAT REFRAKTOMETER
ALAT REFRAKTOMETERALAT REFRAKTOMETER
ALAT REFRAKTOMETER
 
peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3peraturan dan sumber limbah b3
peraturan dan sumber limbah b3
 
Geografi - Perairan Darat
Geografi - Perairan DaratGeografi - Perairan Darat
Geografi - Perairan Darat
 
Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Indeks bias
Indeks biasIndeks bias
Indeks bias
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannya
 
Limbah b3
Limbah b3Limbah b3
Limbah b3
 
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handling
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 HandlingPenanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handling
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handling
 
KARAKTERISTIK ISLAM
KARAKTERISTIK ISLAMKARAKTERISTIK ISLAM
KARAKTERISTIK ISLAM
 
Penanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri PanganPenanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri Pangan
 

Similar to SEMPURNA

Presentasi ekskursi geologi umum 2010
Presentasi ekskursi geologi umum 2010Presentasi ekskursi geologi umum 2010
Presentasi ekskursi geologi umum 2010Ginan Ginanjar Kosim
 
Intro Hidro-04.ppt
Intro Hidro-04.pptIntro Hidro-04.ppt
Intro Hidro-04.pptStuart Rango
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxdenyainur
 
1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdf
1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdf1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdf
1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdfHarpinaSihombing
 
303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptx
303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptx303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptx
303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptxRizkyIndraAdiwijaya1
 
PPT PENDAHULUAN TRITIS.pptx
PPT PENDAHULUAN TRITIS.pptxPPT PENDAHULUAN TRITIS.pptx
PPT PENDAHULUAN TRITIS.pptxssuser6b795e
 
HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...
HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...
HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...MuhammadRizal99976
 
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdfErvanKamal2
 

Similar to SEMPURNA (10)

Presentasi ekskursi geologi umum 2010
Presentasi ekskursi geologi umum 2010Presentasi ekskursi geologi umum 2010
Presentasi ekskursi geologi umum 2010
 
Intro Hidro-04.ppt
Intro Hidro-04.pptIntro Hidro-04.ppt
Intro Hidro-04.ppt
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptx
 
1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdf
1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdf1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdf
1. KAK Paket Supervisi Perbaikan Bendungan Raknamo 310122.pdf
 
303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptx
303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptx303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptx
303287_9202011711550002_57540_1711528226.pptx
 
PPT PENDAHULUAN TRITIS.pptx
PPT PENDAHULUAN TRITIS.pptxPPT PENDAHULUAN TRITIS.pptx
PPT PENDAHULUAN TRITIS.pptx
 
PRESENTASI SIDANG KP
PRESENTASI SIDANG KPPRESENTASI SIDANG KP
PRESENTASI SIDANG KP
 
HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...
HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...
HIDROGEOLOGI KEL 6.identifikasi muka airtanah pada kelurahan kastela provinsi...
 
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
20210920113851__F__Revisi_PRESENTASI_KELOMPOK_2_OP_BENDUNGAN_Final..__Noey.pdf
 
Sistem Informasi Pertanian
Sistem Informasi PertanianSistem Informasi Pertanian
Sistem Informasi Pertanian
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

SEMPURNA

  • 2. KONSEP POPULASI DAN SAMPEL • Survey lokasi dilakukan untuk mengetahui kondisi populasi yang akan diamati • Bentang areal pengamatan diperlukan untuk mengetahui titik-titik pengambilan sampel • Peletakan transek dan/atau titik-titik pengambilan sampel mempengaruhi intepretasi populasi • Karakteristik nekton, plankton, benthos, padang lamun, terumbu karang, mangrove menentukan teknik sampling yang akan dipilih • Efisiensi biaya, waktu, tenaga sebagai faktor pendukung dalam manajemen lingkungan
  • 4. INVENTARISASI SUMBERDAYA ALAM Provinsi Nusa Tenggara Timur I. Kotamadya Kupang II. Kabupaten Kupang a. Kecamatan Semau b. Kecamatan Kupang Barat c. Kecamatan Kupang Tengah d. Kecamatan Amarasi e. Kecamatan kupang Timur f. Kecamatan Sulamu g. Kecamatan Amfoang Barat Daya 05812mT54 05 8005 7505 65 05 7005 6005 55 32' 34' 36' 38' 40' 42' 44' 46' 48' 14' 12' 10' 08' 06' 04' 02' 10°00' 58' 56' TIMUR UTARA 89 760 mU03 6688 900 mU 05812mT54 6688 900 mU 9105262mT 14' 12' 10' 08' 06' 04' 02' 10°00' 58' 56' 9105262mT 89 760 mU03 2406 2305 2306 11° 11° 10°30' 10°30' 10° 10° 9°30' 9°30' 9° 9° 123° 123° 124° 124° 125° 125° 126° 126° 2305-082305-062305-03 2306-02 2305-04 2305-07 2306-01 2305-09 2306-03 2406-01 2406-03 Singkatan Tg. G. P. Ug. Sl. Tl. Nuaf Tubu Autuf Lete Noe Noel : : : : : : : : : : : : Tanjung Gunung Pulau Ujung Selat Teluk Sungai Sungai Gunung Gunung Gunung Bukit Kesamaan Arti PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 8900 9588 9088 8588 8088 7588 7088 $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ Ë Ë # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # ## # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # KEC AMARASI KAB KUPANG KEC KUPANG TENGAH KAB KUPANG KEC KUPANG BARAT KAB KUPANG KEC KUPANG TIMUR KAB KUPANG KEC AMFOANG BARAT DAYA KAB KUPANG KEC SULAMU KAB KUPANG 372 354 368 227 245 308 283 330 349 428 447 433 398 360 205 234 299 276 154 164 260 368 336 360 369 479 382 242 287 114 230 265 327 429 383 202 310 304 118 212 178 268 261 309 317 345 286 213 234 245 179 199 122 173 126 135 203 267 318 298 242 248 202 178 197 258 242 187 218 219 292 107 151 183 204 199 172 151 221 136 115 120 120 141 108 108 108 121 162 102 184 135 113 107 102 137 106 103 123 162 114 121 314 248 341 263 114 212 141 226 360 227 285 271 282 120 156 208 263 284 186 198 196 220 157 123 101 438 155 243 316 279 209 181 255 126 119 195 267 270 224 478 303 151 120 310 462 371 180 231 227 119 134 106 105 122 118 113 760 481 156 150 129 352 174 633 340 417 105 307 115 267 41 57 38 22 27 95 35 32 89 85 76 84 49 81 85 99 15 47 17 69 16 82 85 84 98 94 89 98 70 56 76 58 58 99 65 58 14 40 51 58 55 59 40 63 66 71 12 41 34 68 46 23 35 85 93 31 1610 17 61 34 77 18 57 28 17 22 11 53 54 21 34 30 41 42 35 30 11 49 93 23 34 39 89 20 34 74 10 18 25 95 38 24 17 48 99 51 41 43 51 58 79 14 20 71 10 15 68 59 83 48 18 20 60 93 68 89 24 94 88 96 62 70 54 55 86 44 57 53 45 43 60 5 5 4 2 7 5 8 9 6 2 8 5 2 3 3 2 6 1 32 3 4 6 4 4 4 5 4 4 8 4 4 6 7 8 7 2 2 3 5 9 2 2 2 2 3 2 2 4 8 8 2 2 3 1 4 2 1 1 2 2 6 4 3 7 5 Nuaf Fatuika Lete Fatukau Nuaf Lalaputun Nuaf Fatuwai Nuaf Fatuwehendak Nuaf Fatusono Nuaf Fatume Lete Kasihibu Tubu Golkor Nuaf Kononen Nuaf Fatumetan Tubu Kenam Tubu Poli Tubu Tuaunua Tubu Silu Tubu Haukolo Tubu Mauluin -50 -60 L A U T S A B U SelatSemau Tl. Pantulan Tl. Kawat Tl. Namodengga Tl. Pantalbalok T E L U K K U P A N G Tl. Fenmuti Teluk Lasiana Teluk Nunsui Teluk Namosain Teluk Kelapasatu Tg. Batukong Tg. Tenau Tg. Bululutung Tg. Batunona Tg. Manikin Tg. Batuputih Tg. Olek Oebelo Tg. Kukak Tg. Pebonak Tg. Sulamu Tg. Oesina Tg. Pantulan Tg. Batuitam Peta ini disusun dari : Peta Rupabumi Indonesia, Bakosurtanal, Tahun 1999, Skala 1 : 25000 Citra Satelit Landsat ETM 7+, Maret 2003 Survei Lapangan, April s/d Mei 2004 KETERANGAN RIWAYAT / SUMBER DATA 3ð 0582 2 8885 1 05822 88851 PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT UTM Sebagai pembatasan pembacaan di peta ialah 100 m Contoh : Grid sebelah kiri dari titik tersebut terbaca Perkiraan dari satu garis skala grid ke titik tersebut Grid sebelah bawah dari titik tersebut terbaca Perkiraan dari satu garis skala grid ke ke titik tersebut Zone UTM 51 Koordinat UTM titik tersebut T = 0582 200 m U = 8885 100 m ð 3 PETUNJUK PEMBACAAN KOORDINAT GEOGRAFI Contoh : TIMUR SELATAN Garis bujur pertama sebelah kiri titik terbaca 123°45' Perkiraan dari selang satu menit sampai ke titik tersebut 04" Garis lintang pertama sebelah atas titik tersebut terbaca 10°05' Perkiraan dari selang satu menit sampai ke titik tersebut 05" £ = 123° 45' 04" T Koordinat geografi titik tersebut Ø = 10° 05' 05" S KUPANG Lembar 2305-07 U Ketinggian disebut dengan meter dan dihitung terhadap duduk tengah Selang Kontur 25 m SKALA 1 : 50.000 KETERANGAN BATAS ADMINISTRASI Peta ini bukan referensi mengenai garis-garis batas administrasi na- sional dan internasional 1 0 1 2 3 4 Km Cm864202 1 0,5 PEMBAGIAN DAERAH ADMINISTRASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Lembar 2305-07 Proyeksi :------- Transverse Mercator Sistem Grid :------- Grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator Datum horizontal :------- Datum Geodesi Nasional 95 (DGN 95) Datum vertikal :------- Muka laut di Kupang Satuan tinggi :------- Meter Selang kontur :------- 25 meter Diagram Lokasi Edisi I - 2005 KUPANG 1 : 50.000 MCRMP MARINE & COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECT T E L U K K U P A N G d a I II bII cII e f g 8505 9005 10°15'00"S 123° 50' 00" T 123° 30' 00" T 09°55'00"S10°15'00"S 09°55'00"S 123° 50' 00" T 32' 34' 36' 38' 40' 42' 44' 46' 48' 123° 30' 00" T : __ Garis pantai Danau Sungai Sungai musiman Air terjun Menara suar PERAIR AN Pasir / Kerakal Pasir Pantai Titik Kontrolª Kontur Darat 20 0 KONTUR D AN TITIK KONTROL KECERAHAN (m) 1.5 - 5 12 - 15.5 15.5 - 19 5 - 8.5 8.5 - 12 Jem batan PERHUBUNGAN Jalan : Tonggak Kilometer Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Jalan Setapak d Jalan Lain Pemukiman KETERANGAN Batas Propinsi BATAS ADM INISTRASI Batas Kecamatan Batas Kabupaten Batas Negara PETA KECERAHAN PETA ZONA (ZONASI)
  • 7. N 120 120 122 122 124 124 -10 -10 KERJASAMA Bappeda Propinsi NTT dan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Undana Peta Zonasi Mangrove dan Rawa 10°20' 10°20' 10°15' 10°15' 10°10' 10°10' 10°5' 10°5' 10°00' 10°00' 123°20' 123°20' 123°25' 123°25' 123°30' 123°30' 123°35' 123°35' 123°40' 123°40' 123°45' 123°45' -10 -10 Mangrove dan rawa Tambak 2 0 2 4 Miles # # # # # # # # Baun Tenau Oenau Kurong KUPANG Oiisina Sekalak Naekean Tulakabook N 120 120 122 122 124 124 -10 -10 KERJASAMA Bappeda Propinsi NTT dan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Undana Peta Zonasi Hutan Produksi dan Hutan Lindung 10°20' 10°20' 10°15' 10°15' 10°10' 10°10' 10°5' 10°5' 10°00' 10°00' 123°20' 123°20' 123°25' 123°25' 123°30' 123°30' 123°35' 123°35' 123°40' 123°40' 123°45' 123°45' -10 -10 Hutan Produksi Bipolo; Hutan Lindung Kuhak; Hutan Lindung 2 0 2 4 Miles # # # # # # # # # Baun Tenau Oenau Kurong KUPANG Oiisina Sekalak Naekean Tulakabook N 120 120 122 122 124 124 -10 -10 KERJASAMA Bappeda Propinsi NTT dan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Undana Peta Zonasi Daerah Penangkapan Ikan 10°20' 10°20' 10°15' 10°15' 10°10' 10°10' 10°5' 10°5' 123°20' 123°20' 123°25' 123°25' 123°30' 123°30' 123°35' 123°35' 123°40' 123°40' 123°45' 123°45' -10 -10 Bagan Apung Bagan Tancap Mini Purseine 2 0 2 4 Miles # # # # # # # # Baun Tenau Oenau Kurong KUPANG Oiisina Sekalak Naekean N 120 120 122 122 124 124 -10 -10 KERJASAMA Bappeda Propinsi NTT dan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Undana Peta Daerah Budidaya Mutiara & Rumput Laut -10 -10 10°20' 10°20' 10°15' 10°15' 10°10' 10°10' 10°5' 10°5' 123°20' 123°20' 123°25' 123°25' 123°30' 123°30' 123°35' 123°35' 123°40' 123°40' 123°45' 123°45' Budidaya Mutiara Budidaya Rumput Laut 2 0 2 4 Miles
  • 9. NEKTON • Adalah kelompok hewan air dari filum Pisces • Habitat ikan adalah perairan tawar, estuari, laut • Alat yang sering digunakan adalah jaring insang percobaan, dengan ukuran mata jaring 2-10 cm, dengan panjang bervariasi 5-10 m, tinggi 1-2 meter, yang dilengkapi dengan pelampung dan pemberat • Jaring diletakkan sejajar, atau tegak lurus garis pantai, di bagian permukaan atau dasar perairan, bergantung pada jenis ikan yang beruwaya yang dijasikan objek kajian • Waktu pemasangan jaring berkisar antara 12-24 jam bergantung pada spesies ikan yang diamati • Prinsip penangkapan gill net berlaku untuk teknik sampling dengan jaring insang percobaan
  • 10. NEKTON • Jaring insang hanyut (drift gillnet), biasanya hanya satu macam ukuran mata jaring, diletakkan melayang di badan air, digerakkan dengan menggunakan perahu • Jaring pantai (beach seine), jaring ini memiliki sisi kanan dan kiri, dioperasikan di tepi pantai, menyerupai kantong, jaring sayap lebih besar dibandingkan jaring kantong (5-8 m), dengan ukuran mata jaring 1-1,5 cm • Jaring puntal (trammel net) • Jaring insang kantong • Jaring larva berupa kantong (larval net) • Pancing • Bubu, serok, electro fishing
  • 11. Sampel ikan diawetkan pada larutan formalin 40% (pengenceran dari Larutan formalin 100%) Untuk ikan yang terlalu besar maka dilakukan penyuntikan pada bagian Perut dengan formalin 100% (tanpa pengenceran) Pengawetan membantu proses identifikasi Dan/atau penghitungan lain (contoh kebiasaan makanan dengan membedah lambung ikan) Kertas label Botol sampel Buku identifikasi dan peralatan Penunjang lainnya (mikroskop) ?
  • 12. ANALISIS DATA NEKTON • Komposisi jenis, dilakukan dengan melihat jumlah masing- masing jenis pada setiap stasiun pengamatan • Kelimpahan relatif (Krebs, 1972), penghitungan persentase jumlah tiap jenis • Frekuensi keterdapatan, digunakan untuk menunjukkan luasnya penyebaran lokal jenis tertentu (Misra, 1968) • Indeks keanekaragaman, indeks Shannon-Wiener (Brower and Zar, 1990) %100x N ni Kr %100x T ti Fi ti:jumlah stasiun untuk spesies-I tertangkap T: jumlah seluruh stasiun pengamatan N ni Log N ni H n i 2' 1 H’<1=keanekaragaman rendah 1<H’<3 = keanekaragaman sedang H’>3 = keanekaragaman tinggi
  • 13. ANALISIS DATA NEKTON • Indeks keseragaman • Indeks dominansi • Hubungan panjang berat • Penentuan jenis makanan • Luas relung dan tumpang tindih relung • Analisis tingkat reproduksi (tingkat kematangan gonad=TKG, indeks kematangan gonad = IKG, dan fekunditas)
  • 14. BENTHOS • Berbagai jenis dan tipe organisme yang hidup di dasar perairan, baik tertancap (sponge), merayap (kepiting), ataupun mebenamkan diri dalam pasir atau lumpur (kerang-kerangan, cacing) • Berdasarkan ukuran terbagi atas makrobenthos (tersaring pada saringan ukuran 0,5 mm), dan mikrobenthos (lolos tersaring pada ukuran makrobenthos)(ellys, 1984) • Berdasarkan pelekatannya dibedakan menjadi epiflora (tumbuhan), epifauna (batu karang), dan infauna (dalam dasar perairan) • Sesile dan metile (pola hidup menetap dan/atau berpindah tempat) • Organisme bersifat sesile dapat dijadikan sebagai indikator kualitas lingkungan perairan, contohnya kerang-kerangan
  • 15. • Pada substrat dasar yang keras digunakan peterson grab, orange peel sampler • Penentuan titik sampling secara random sampling dan/atau stratified random sampling • Untuk dasar perairan keras berbartu digunakan surber, atau bingkai kuadrat • Pengambilan sampel, penyaringan, pengawetan
  • 16. PENGAWETAN BENTHOS • Formalin dengan pengenceran menggunakan air laut (1:9) • Penggunaan alkohol disarankan untuk diencerkan dengan akuades untuk menghindari penguapan • Spesimen harus selalu terendam dalam larutan pengawet dengan ukuran wadah tidak lebih kecil dari ukuran spesimen • Pengawetan dilakukan untuk menghindari pembusukan spesimen dalam waktu cepat. Bila spesimen belum diidentifikasi, maka dianjurkan untuk mengganti larutan pengawet setelah tiba di laboratorium • Segera dipisahkan antara spesimen yang berkulit keras dan berkulit lunak agar tidak rusak • Dokumentasi sangat penting untuk keperluan identifikasi
  • 17. KUALITAS AIR • Pengukuran kualitas air, sedapat mungkin dilakukan secara in-situ • Tujuan in-situ adalah untuk memperoleh gambaran mendekati kondisi lingkungan perairan yang sebenarnya • Pemilihan in-situ atau ek-situ bergantung pada ketersediaan alat-alat yang tersedia • Apabila tidak mungkin dilakukan secara in-situ, metode ek-situ dapat dijadikan alternatif • Metode ek-situ memerlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk meminimalkan perubahan parameter kualitas air sebagai akibat perpindahan dari lokasi ke laboratorium
  • 18. PENGUKURAN IN-SITU VAN-DORMTHERMOMETER SALINOMETER DO-METER REFRAKTOMETER KECERAHAN PASANG SURUT (TABEL PASUT) KECEPATAN ARUS VAN-DORM DATA-SHEET PETA PERLENGKAPAN IDENTIFIKASI
  • 19. PADANG LAMUN • Tumbuhan berbunga yang tumbuh bergerombol membentuk rumpun • Sering sebagai komponen utama dominan di lingkungan pesisir • Lamun membutuhkan dasar lunak yang mudah ditembus oleh perakaran guna menyokong pertumbuhannya • Menurut Iizumi et al (1980), sumber utama lamun lebih banyak dari sedimen • Komunitas lamun dapat ditemukan mulai dari permukaan laut hingga kedalaman 90 meter (Duarte, 1991)
  • 20. PADANG LAMUN • Perlu standarisasi sampling dan identifikasi, teknik pengawetan sampel, pada pemantauan keanekaragaman di wilayah pesisir • Sampling lamun dilakukan sedikitnya oleh 2 orang • Penghitungan kerapatan lamun menggunakan transek kuadrat berukuran 50x50 cm, dan transek garis sepanjang 50-100 m • Penetapan stasiun diikuti dengan peletakan transek garis, dan peletakan kuadrat • Transek garis tegak lurus dengan garis pantai
  • 21. PADANG LAMUN • Jarak antar stasiun berdasarkan hasil pemantauan umum (keanekaragaman), semakin beragam maka jarak antar stasiun relatif sempit yaitu kurang lebih 5 m • Apabila semakin homogen, jarak yang digunakan 10-20m • Titik transek kuadrat minimal 3 titik pada masing-masing transek garis, sampai batas akhir sebaran lamun ke arah laut • Kajian kuantitatif mengukur keanekaragaman, kuantitas lamun yang ditemukan berdasarkan satuan waktu, keberlanjutan pemanenan, unsur hara, nilai ekonomis • Dekstruktif sampling dan non dekstruktif sampling • Perhatian utama adalah substrat dasar berlumpur yang dapat mengalami pengadukan apabila sampling dilakukan pada saat air surut
  • 22. PADANG LAMUN • Koleksi segar harus segera ditangani untuk menghindari kerusakan dan perubahan warna yang dapat mengabur- kan pengamatan pada saat identifikasi • Untuk keperluan analisis, sampel segera disimpan dalam refrigrator (24 jam) dan untuk waktu lama dapat disimpan dalam freezer • Sampel ukuran besar dapat dilekatkan pada kertas her- barium • Sampel berukuran kecil disimpan dengan pengawet formalin (3-10%) yang diencerkan dengan air laut • Sampel dengan ukuran sangat kecil diletakkan pada kaca mikroskop dengan pengawet minyak jagung/fenol • Metode sederhana untuk preservasi dan transportasi adalah dengan memasukkan dalam termos
  • 25. Keberadaan mangrove dapat mengundang biota laut lainnya untuk menghuninya. Keberadaan biota laut ini dapat memperkaya biodoiversity kawasan tersebut.
  • 26. DIATOMS - Sub Ordo : Fragillarineae, Naviculineae, Coscinodiscineae, Rhizosoleniae, Odontellaneae - Planktonic and Benthic - Single-celled or unicellulars (e.g. chain-forming) - No moving organelle - 2 frustule : epitheca and hypotheca - Pennate and centric - Some are toxics : Pseudonitzschia, nitzschia DINOFLAGELLATES - Has flagels for moving - High nutrient requirements - More stagnant waters - Toxic algae (red-tide causing algae)
  • 28. COLLECTING PLANKTON - BY USING NET (big volume filtered, less accuracy) - SETTLING METHOD (small volume, accurate) Plankton Net
  • 29.
  • 31.