2. 1.Ibnu Taimiyah.
a.Kelahiran dan pendidikannya.
Nama lengkap nya adalah: Taqiyuddin Abdul Abbas bin
Abdul Halim bin Abdus Salam bin Taimiyah al Harrani al
Hambaly.disingkat Taqiyuddin ibnu Taimiyah.
Lahir tanggal 10 Rabiul awal 661 H.22 Januari 1263M.di
kota Harran Irak Selatan.
Usia 5 tahun dibawa hijrah ke Siria karena bagdad pada
saat itu pecah perang yaitu tentara Bar bar
menghancurkan Bagdad yang dikomandokan oleh
Jenderal Hulaco Khan.
3. 1 Ibnu Taimiyah pertama kali beljar dg ayahnya
2 Nama ayahnya adalah Syihabuddin
3 Belajar kepada :Zainuddin Al maqdasyi.
4 Nazamuddin Ibnu Syakir,Zainab binti Makki
5 Dan ulama lain di kota Damaskus.
6 Pelajaran agama yang diserap adalah
Mazhab Hambali.
7 Dalam usia 9 tahun sudah hafal Al qur an
8 Dalam usia 21 tahun sudah alim,cerdas
mempunyai wawasan yang luas.
4. 2.Pokok ajaran ibnu Taimiyah
1 Agar ummat Islam kembali pada al qur an dan
sunnah yang murni(Syarifah)dengan benar
2 Membuang praktek syirik,bid’ah,khurafat taqlid
tawasul dan sebangsanya.
3 Menghidupkan kembali semangat Nabi dan
para sahabat sewaktu Islam masih murni dan
belum dicampuri oleh bid ah.
4 Pintu ijtihad tetap terbuka dengan ijtihad inilah
Islam akan menjadi dinamis.
5 Harus diperjelas kedudukan makhluq dan
khaliq serta tidak mengenal evolusi manusia.
5. 3.Karya monumental yang
dihasilkannya.
1.Meninggalkan karya buku lebih dari 200
judul.
2.Pendiri aqidah salaf.
3.Mendapat gelar sebagai imam Mujtahid
mutlaq.
4. Karya bukunya itu antara lain:
A.Minhajul sunnah Nabawiyah Naqdil kalam
asyi’ah walqadariyah.
6. b Asiasah wasyari’ah. (Politik sari’a)
c Al hisab fil Islam(Uraian kebajikan)
d Al fatawa at Tawasul wal wasilah
e Majmu’atur Rasail qubra
f Alqiyas syari’il Islami al iqtidaus syiratil
mustaqim
g Meninggal dunia di penjara 20 ZQ 728/26-9
1328 M.
7. ABDUL WAHAB (1703-1787)
Abdul Wahab lahir pada tahun 1703 di Nejed,
Arabia. Beliau pengikut paham Ibnu Taimiyah
dan bermadzhab Hambali. Pelajaran agama
sangat menarik Abdul Wahab, karena itu
sejak kecil ia dikenal dalam ilmu agamanya
dan taat menjalankan syariat agama,
sehingga ia telah menunaikan ibadah hajinya
pada usia sangat muda
8. Pendidikannya di Madinah di bawah asuhan
seorang ulama yang bernama Sulaiman Al-Kurdi
dan Muhammad Hajad Al-Sindi. Setelah tamat
belajar ia mengembara ke Bashrah selama
empat tahun, kemudian ke Baghdad selama lima
tahun dan di sinilah ia mendapat seorang istri
yang kaya raya. Dan ketika istrinya meninggal
dunia ia mendapat warisan sebesar 2.000 dinar.
9. Wahab.
Setelah istrinya meninggal dunia, ia
merantau lagi ke Kurdistan selama satu
tahun, kemudian selama beberapa tahun di
Hamadan dan Isfahan dan di sinilah ia
memperdalam filsafat dan tasawuf,
kemudian kembali ke negeri asalnya (Nejed).
10. Setelah kembali dari perantauan, mulailah ia
menyebarkan pahamnya, berusaha
mengubah alam pikiran masyarakat Nejed
yang berkembang pada waktu itu kepada
pemikiran islam yang murni berdasarkan Al-
Qur’an dan Al-Hadist. Usaha-usaha
pemurnian ini mendapat dukungan yang kuat
dari putera-putera mahkota Nejed Abdul
Aziz.
11. Pada dasarnya pokok pemikiran Abdul
Wahab lebih banyak terarah pada pemurnian
ajaran tauhid. Gerakan Abdul Wahab ini
bukanlah sebagai reaksi dari situasi politik
atau kebudayaan atau peradaban, melainkan
reaksi dari paham ajaran tauhid yang sedang
berkembang pada waktu itu.
12. Dalam perantauannya, beliau melihat pengaruh
pemujaan wali, pemujaan kuburan, pengaruh
washilah dan semacamnya telah melanda di
sebagian besar negara-negara Arab. Aspek lain
yang cukup mendapat perhatiannya ialah
masalah taklid. Taklid merupakan sumber
kebekuan ummat Islam sendiri, di samping itu
untuk memahami ajaran yang terkandung dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadist, orang harus berijtihad,
karena itu pintu ijtihad tidak perlu ditutup.
13. Pada tahun 1740 mulailah seruannya agar
ummat Islam kembali kepada Al-Qur’an dan Al-
Hadist, memurnikan ajaran Islam dan
membersihkan paham yang menyesatkan. Salah
seorang penganut Wahabiyah yang pertama dan
utama ialah Muhammad Ibnu Su’ud, seorang
Syekh dari Nejed dan sejak itu keturunan-keturunannya
mengikuti dan pendukung utama
gerakan Wahabiyah.
14. Untuk mengembalikan kemurnian ajaran
Islam, gerakan Wahabi menyerang Karbella
(1802) karena di kota itu terdapat kuburan
Sayyidina Husein cucu Rasululah yang selalu
dipuja oleh orang Syi’ah, kemudian
menyerang kota Madinah untuk menguasai
kota itu dan menghancurkan kubah yang ada
diatas kuburan-kuburan, terus ke Mekah
untuk merusakkan Kiswah yang menutupi
Ka’bah
15. Kemajuan yang dicapai oleh gerakan
Wahabiyah di daerah-daerah Turki Usmani
ini, mencemaskan Sultan Mahmud II di
Istambul, sehingga ia memerintahkan kepada
Khadewi Muhammad Ali di Mesir supaya
mematahkan gerakan Wahabi tersebut.
Ulama-ulama yang menjadi alat kerajaan
16. Turki Usmani dikerahkan untuk mengarang
buku-buku yang bersifat propaganda untuk
memburukjelekkan pembawa-pembawa
ajaran Wahabi, diharapkan apabila
masyarakat mendengar nama Wahabi
timbullah kebencian dan ketakutan, akhirnya
tahun 1913 Mekah dan Madinah dapat
direbut kembali oleh Turki Usmani dengan
ekspedisi Mesir.
17. Pada awal abad kedua puluh Wahabiyah bangkit
kembali dibawah pimpinan Abdul Aziz Ibnu
Su’ud. Tahun 1924 Mekah dapat direbut,
setahun kemudian Madinah dan Jeddah serta
daerah-daerah sekitarnya.
Pada bulan Januari 1926 Abdul Aziz Ibnu
Su’ud mengumumkan dirinya sebagai raja di
Hejaz dan pada bulan September 1932
mengumumkan dirinya lagi sebagai raja Saudi
Arabia.
18. Abdul Aziz seorang yang cerdas,
pandangannya luas tentang bagaimana
seharusnya organisasi pemerintahan, sehingga
pemerintahannya berjalan dengan baik,
mencapai kemajuan yang pesat, meskipun
pemerintahannya belum demokratis, keamanan
terjamin, cara hidup orang badawi diubah dari
pengembara menjadi menetap dan bertani,
penanaman modal asing, modernisasi
pengangkutan dan tidak ketinggalan
permasalahan keagamaan seperti perhajian dan
sebagainya.
19. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa gerakan Wahabiyah pada
mulanya adalah gerakan pemurnian ajaran
Islam, namun kemudian dalam
perkembangan selanjutnya dapat pula
dikatakan sebagai gerakan pembaharuan
pemikiran ummat Islam.
20. 2.Muhammad bin Abdul Wahab
1703-1787
Pokok ajarannya:
1.Penyembahan kepada selai Tuhan adalah
salah,dan siapa yang berbuat demikian ia di
bunuh.
2.orang yang mencari ampunan tuhan
dengan mengunjungi kuburan orang-orang
saleh,termasuk golongan orang musyrikin.
21. 3.Termasuk dalam perbuatan musyrik
memberikan pengantar dalam shalat terhadap
nama nabi-nabi atau wali atau malikat (seperti
sayyidina muhammad)
4.Termasuk kufur memberikan suatu ilmu yang
tidak didasarkan atas Qur’an dan sunnah,atau
ilmu yang bersumber kepada akal pikiran
semata-mata.
5.Termasuk kufur dan ilhad juga
mengingkari”Qadar”dalam semua perbuatan
dan penafsiran Quran dgn jalan Ta’wil.
22. 6.Dilarang memakai buah tasbih dalam
mengucapkan nama tuhan dan doa-doa(
wirid)cukup menghitung dengan keratan
jari.
7.Sumber syariat Islam dan soal halal haram
hanya Quran semata-mata dan sumber lain
sesudanya ialah Sunnah rasul. Perkataan ulama
Mutakallimim dan Fuqaha tentang haram dan
halal tidak menjadi pegangan, selama tidak
didasarkan atas kedua sumber tersebut.
23. 8.Pintu itihad tetap terbuka dan siapapun
juga boleh melakukan ijtihad,asal sudah
memenuhi syarat-syaratnya.
24. Masalah Bidat :
1. Dilarang pakai sutra bagi laki laki.
2. Dilarang pakai Perhiasan emas bagi laki
laki.
3. Dilarang berkumpul dengan maksud
mengadakan upacara maulidan.
4. Dilarang merokok, dan minum kopi.
25. JAMALUDDIN AL-AFGHANI
(1839-1897)
Dal am silsilah keturunannya, Jamaluddin Al-
Afghani adalah keturunan nabi melalui
Sayyidina Ali. Tempat lahirnya ada yang
mengatakan di Iran dan ada pula yang
mengatakan di Afghanistan.
26. Pendidikan dan pengajaran dasar dari
ayahnya sendiri, dari kecil sudah diajarkan
mengaji Al-Qur’an, besar sedikit lagi bahasa
Arab dan Sejarah. Ayahnya mendatangkan
seorang guru ilmu Tafsir, ilmu Hadist dan
ilmu Fikih yang dilengkapi pula dengan ilmu
Tasawuf dan ilmu ke-Tuhanan, kemudian
dikirim ke India untuk mempelajari ilmu
pengetahuan modern (Eropa)
27. Pengabdiannya yang pertama di Afghanistan
sebagai pembantu Pangeran Dost Muhammad
Khan. Kemudian menjadi penasehat Ali Khan
dan pada zaman pemerintahan Azam Khan
diangkat menjadi Perdana Menteri. Dalam tahun
1870 pindah dan berdomisili di Turki, yang oleh
Perdana Menteri Ali Pasha ia diangkat menjadi
anggota Majlis Pendidikan Turki, kemudian
pindah lagi ke Iran dan di sana diangkat menjadi
29. Selama di Mesir, ia mengajukan konsep-konsep
pembaharuannya:
Musuh utama adalah penjajahan Barat, hal ini
tidak lain dari lanjutan dari Perang Salib.
Ummat Islam harus menentang penjajahan
dimana dan kapan saja.
Untuk mencapai tujuan itu, ummat Islam
harus bersatu atau Pan Islamisme.
30. Jamal.
Pan Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan
Islam menjadi satu, tapi mereka harus
mempunyai satu pandangan hidup.
Persatuan Islam hanya dapat dicapai apabila
berada dalam kesatuan pandangan dan kembali
kepada ajaran Islam yang murni (Al-Qur’an dan
Al-Hadist) dengan kata lain pemurnian ajaran
Islam.
31. Jamal
Untuk mencapai usaha-usaha itu Jamaluddin
Al-Afghani antara lain:
Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan
ketahayulan.
Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai
tingkat/derajat budi luhur.
32. Jamal
Rukun iman harus betul-betul menjadi
pegangan hidup dan kehidupan manusia
bukan sekedar ikutan belaka.
Setiap generasi ummat harus ada lapisan
istimewa untuk memberikan pendidikan dan
pengajaran pada manusia-manusia yang
bodoh dan juga memerangi hawa nafsu jahat
dan menegakkan disiplin.
33. Jamal
Setelah delapan tahun di Mesir ia pergi ke
Paris dan disana sempat mendirikan
perkumpulan yang bernama Al-Urwatul
Wusqa (tali yang teguh), anggotanya terdiri
dari orang Islam dari Syria, Mesir, Afrika dan
negara-negara lain.
34. Jamal
Tujuan dari perkumpulan ini untuk
memajukan ummat, persaudaraan dan
membela ummat Islam. Untuk tujuan ini
diterbitkan majalah Al-Urwatul Wusqa. Pada
akhir hayatnya ia menetap di Istambul.
35. MUHAMMAD ABDUH awal.
Muhammad Abduh lahir tahun 1845 tapi ada
yang mengatakan tahun 1849 di desa Mahillah
(Mesir). Orang tuanya bernama Abduh ibnu
Hasan Khairullah sangat memperhatikan
terhadap pendidikan anaknya. Ayahnya
mendatangkan seorang guru untuk mengajar
anaknya secara privat di rumahnya untuk
mengajarkan pelajaran membaca, menulis dan
sesudah itu belajar Al-Qur’an kepada seorang
hafizh Qur’an,
36. MUHAMMAD ABDUH
dalam waktu dua tahun ia telah hafal Al-
Qur’an (1861). Kemudian ayahnya mengirim
Muhammad Abduh ke Tanta pada Perguruan
Al-Mahdi. Akan tetapi hanya enam bulan saja
belajar di sana, karena tidak mengerti apa
yang diajarkan oleh gurunya.
37. MUHAMMAD ABDUH
Ayahnya memaksa agar ia kembali ke Tanta
untuk menuntut ilmu, maka ia pun berangkat
tapi tidak ke Tanta melainkan ke rumah
pamannya bernama Darwisy, akhirnya dengan
bujukan Darwisy, Muhammad Abduh kembali
mencintai ilmu dan kembali ke Perguruan Tanta.
Tahun 1866 meneruskan studinya ke Al-Azhar di
Cairo dan di sinilah ia berkenalan dan menjadi
murid setia Jamaluddin Al-Afghani.
38. Abduh
Ia menamatkan studinya di Al-Azhar tahun
1877 dengan gelar “Alim”. Ia diangkat
menjadi dosen di Al-Azhar di samping itu juga
mengajar di Universitas Darul Ulum. Karena
hubungannya dengan Jamaluddin Al-
Afghani, Muhammad Abduh dipecat dari
Universitas Darul Ulum
39. Abduh
tapi setahun kemudian diangkat menjadi
redaktur surat kabar resmi pemerintah “Al-
Waqa’i Al-Misriyah”.
Dalam peristiwa pemberontakan Urabi
Pasha (1882) Muhammad Abduh ikut terlibat
di dalamnya, sehingga ketika pemberontakan
berakhir ia diusir dari Mesir.
40. Abduh
Mula-mula ia pergi ke Beirut, kemudian ke
Paris di sana sempat bertemu dengan
Jamaluddin Al-Afghani dan mendirikan
perkumpulan Al-Urwatul Wusqa dan juga
sempat menerbitkan majalah dengan nama
yang sama dengan perkumpulannya (hanya 8
nomor/bulan). Dari Paris Muhammad Abduh
ke Tunisia kemudian kembali ke Beirut
(1885).
41. Setelah tiga tahun di Beirut (1888), atas
usaha teman-temannya ia dibolehkan
kembali ke Mesir dan diangkat menjadi
Hakim Agama (1889). Pada tahun 1894
diangkat menjadi Majlis A’la Al-Azhar, tahun
1899 diangkat menjadi Mufti Besar Mesir
sampai akhir hayatnya.
42. Aspek kebangsaan, antara
lain:
.
Pokok pemikirannya dapat disimpulkan
dalam empat aspek, yaitu:
Aspek kebangsaan, antara lain:
A.Dalam usaha memperjuangkan cita-cita
pembaharuannya Muhammad Abduh
berbeda dengan gurunya, Jamaluddin Al-
Afghani menghendaki adanya Pan Islamisme
bahkan secara revolusi (?),
43. akan tetapi Muhammad Abduh memperkecil
ruang lingkupnya dengan nasionalisme Arab
dan dengan menitikberatkan pula melalui
pendidikan (evolusi). Kesadaran rakyat
bernegara dapat disadarkan melalui
pendidikan, surat kabar dan sebagainya.
Aspek kemasyarakatan, antara lain:
44. Aspek kemasyarakatan,
antara lain:
A.Usaha-usaha pendidikan perlu diarahkan
untuk mencintai dirinya, masyarakatnya dan
negaranya. Dasar-dasar pendidikan yang
demikian akan membawa kepada seseorang
untuk mengetahui siapa dia dan siapa yang
menyertainya.
B.Dalam hal perkawinan, Muhammad Abduh
pada prinsipnya adalah monogami, sedangkan
ayat 3 surat An-Nisa’ membolehkan poligami
diikat dengan syarat adil yang tidak mungkin
dilaksanakan oleh seorang manusia.
45. Aspek keagamaan, antara
lain:
A.Dalam masalah ini Muhammad Abduh
jelas tidak menghendaki akan adanya taklid,
guna memenuhi tuntutan ini ijtihad harus
selalu dibuka.
46. Abduh.
B.Membebaskan taklid membuka ijtihad
inilah tujuan yang pokok dari pembaharuan
Muhammad Abduh, sehingga semangatnya
sampai-sampai berpendapat bahwa zhahir
ayat yang bertentangan dengan akal harus
dicarikan interpretasinya hingga sesuai
dengan akal manusia yang sehat.
47. Aspek pendidikan
Sistem madrasah yang lama akan mengeluarkan
ulama-ulama tanpa memiliki pengetahuan
modern dan sekolah-sekolah pemerintah yang
pengetahuan agamanya sedikit agama cukup
mendapat perhatian Muhammad Abduh. Untuk
ini ia memperkuat pendidikan umum pada
sekolah-sekolah agama dan menambah
pengetahuan agama pada sekolah umum,
sehingga jurang yang mungkin timbul antara
kedua sekolah itu akan dapat ditanggulangi.
48. RASYID RIDHA (1865-1935)
Membahas pembaharuan di Mesir, kiranya
tidak merasa lengkap kalau tidak
mengemukakan seorang reformist yang
bernama Sayid Rasyid Ridha, salah seorang
murid yang terdekat Muhammad Abduh dan
penerus ide-idenya pula.
49. Sayid Muhammad Rasyid Ridha lahir pada
bulan Jumadil Ula 1282 / Oktober 1865 di Al-
Qalamun, sebuah desa yang tidak jauh dari
Tripoli.
Menurut keterangan, beliau adalah
keturunan Al-Husain, cucu Rasulullah SAW,
karenanya beliau memakai gelar Al-Sayid di
muka namanya dan daripadanyalah beliau
mewarisi kejujuran dan semangat
kepahlawanannya.
50. Ayahnya seorang ulama dan ahli Tarikat
Syaziliyah, sebab itu Rasyid Ridha pada
waktu kecilnya selalu mengenakan jubah dan
sorban, bertelekun dalam pengajian dan wirid
sebagaimana kebiasaan pengikut Tarikat
Syaziliyah.
51. Pada mulanya beliau belajar menulis,
berhitung dan membaca Al-Qur’an di sebuah
sekolah tradisional di Al-Qalamun.
Setelah meningkat dewasa, beliau dikirim
oleh ayahnya ke Tripoli untuk melanjutkan
pelajarannya di Madrasah Al-Wathaniyah Al-
Islamiyah (Sekolah Nasional Islam)
52. di bawah asuhan Syekh Husain Al-Jisr,
salah seorang ulama Islam yang telah
menerima pengaruh-pengaruh ide modern.
(Sebelumnya beliau belajar di Madrasah
Rusydiah di Tripoli, disiapkan untuk menjadi
pegawai pemerintah).
53. Pada madrasah ini, selain pengetahuan
agama diajarkan pula pengetahuan-pengetahuan
modern, bahasa Arab, Turki
dan bahasa Prancis
54. Madrasah ini didirikan untuk
mengimbangi sekolah-sekolah yang didirikan
oleh misi-misi Kristen pada masa itu yang
telah banyak menarik perhatian masyarakat
untuk memasukkan anak didiknya ke sekolah
tersebut.
55. Madrasah yang didirikan oleh Husain Al-
Jisr tersebut umurnya tidak lama, karena
tidak mendapat dukungan pemerintah, hal ini
disebabkan mungkin kurikulum dalam
madrasah itu berisi pembaharuan-pembaharuan
yang sifatnya tidak
mendukung kebijaksanaan pemerintah
setempat.
56. Setelah madrasah itu bubar, Rasyid Ridha
pindah ke salah satu sekolah agama di Tripoli,
namun hubungannya dengan Syekh Husain
Al-Jisr selalu berjalan dengan lancar dan baik.
Syekh Husain Al-Jisr sebagai pembina dan
pembimbing utama Rasyid Ridha pada waktu
mudanya, menanamkan ide atau benih-benih
pembaharuan.
57. Di samping bimbingan Syekh Husain Al-
Jisr, Rasyid Ridha selalu berusaha pula
membaca tulisan-tulisan tentang
pengetahuan modern dari penulis di Cairo
dan dengan demikian beliau dapat mengenal
lebih luas tentang Eropa dan Amerika
58. Selain itu Rasyid Ridha juga memperoleh
tambahan ilmu dan jiwa keagamaan melalui
membaca kitab-kitab yang dikarang oleh Al-
Ghazali, Ihya Ulumuddin sangat besar
pengaruhnya terhadap hidup dan kehidupan
beliau, terutama sikap patuh pada hukum dan
kebaktiannya terhadap agama.
59. Majalah yang paling disenangi oleh Rasyid
Ridha adalah Al-Urwatul Wusqa yang terbit di
Paris di bawah asuhan Jamaluddin Al-Afghani
dan Muhammad Abduh (1884-1885).
60. Majalah ini memuat ide-ide pembaharuan
dalam bidang keagamaan, sosial, pendidikan,
pemberantasan bid’ah dan sebagainya;
dengan demikian tidaklah mengherankan
bagi kita bahwa ide-ide pembaharuan dari
Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad
Abduh sangat berkesan dan mendalam
dalam diri Rasyid Ridha.
61. Pada mulanya Rasyid Ridha berniat
menemui Jamaluddin Al-Afghani dan
Muhammad Abduh, namun hanya terlaksana
bertemu dengan Muhammad Abduh ketika
beliau berada dalam pembuangan di Beirut.
62. Kesempatan ini digunakan oleh Rasyid Ridha
dengan sebaik-baiknya untuk berdialog secara
langsung, maka terjadilah ikatan batin antara
kedua makhluk ini.
Perjumpaan-perjumpaan dan dialog dengan
Muhammad Abduh meninggalkan kesan yang
baik dalam dirinya. Pemikiran-pemikiran yang
diperolehnya dari Syekh Husain Al-Jisr dan
kemudian diperluas dengan ide Muhammad
Abduh amat mempengaruhi jiwanya.
63. Rasyid Ridha telah pula mencoba
menerapkan ide-ide pembaharuannya di negeri
asalnya, namun usahanya mendapat tantangan
dari pemerintah setempat, tidak didukung oleh
kerajaan Usmani.
Pada tahun 1898, Rasyid Ridha hijrah ke
Mesir menuntut ilmu dan memperdalam tentang
pembaharuan-pembaharuan di Mesir. Dua tahun
kemudian Rasyid Ridha menerbitkan majalah Al-
Manaar untuk menyebarluaskan ide-ide
pembaharuannya.
64. Dua tahun kemudian Rasyid Ridha menerbitkan
majalah Al-Manaar untuk menyebarluaskan ide-ide
pembaharuannya.
Tujuan dari Al-Manaar ini sejalan dengan
tujuan majalah Urwatul Wusqa, yaitu usaha-usaha
pembaharuan, baik dalam bidang
keagamaan, pendidikan, sosial dan sebagainya
untuk kemajuan ummat Islam pada umumnya,
karena itu majalah ini sering mengemukakan
buah pikiran Ibnu Taimiyah, Abdul Wahab,
Jamaluddin Al-Afghani dan terutama ide-ide
Muhammad Abduh.
65. Rasyid Ridha sendiri menjelaskan dalam
bukunya Tarikh Ustazil Imam, bahwa motif
menerbitkan majalah Al-Manaar tersebut adalah
berpangkal pada kesadaran atas kelemahan
ummat Islam dan mencoba berusaha
mengatasinya dengan jalan memperbaiki
pendidikan dan pengajaran serta
mengembangkan pikiran-pikiran yang benar
dalam rangka membasmi kebodohan dan pikiran
yang merusak.
66. Rasyid Ridha sebagai ulama yang selalu
menambah ilmunya dan selalu pula berjuang
selama hayatnya, telah menutup lembaran
sejarah hidupnya pada tanggal 23 Jumadil Ula
1354 / 22 Agustus 1935. Rasyid Ridha telah
tiada, pergi dengan aman sambil memegang
Al-Qur’an di tangannya, namun usaha-usaha
pembaharuan tetap tiada berakhi
67. Pada dasarnya pokok-pokok pikiran
Rasyid Ridha tidak jauh berbeda dengan
pokok-pokok pemikiran Jamaluddin Al-
Afghani dan Muhammad Abduh.
Titik tolak pembaharuan berpangkal pada
segi keagamaan tuntutan adanya kemurnian
ajaran Islam, baik dari akidahnya atau dari
segi amaliyahnya.
68. Menurut analisa Rasyid Ridha, ajaran Islam
yang murni itulah yang akan membawa
kemajuan ummat Islam, itulah sebabnya
segala macam khurafat, bid’ah, ajaran-ajaran
yang menyeleweng dari ajaran agama Islam,
harus disingkirkan.
69. .
Sebab-sebab yang membawa
kemunduran ummat Islam adalah paham
fatalisme, ajaran-ajaran tarikat atau tasawuf
yang menyeleweng, kesemua itu membawa
kemunduran atau keterbelakangan ummat
Islam, sehingga menjadi tidak dinamis.
70. Dengan demikian sikap jihad dalam arti yang
luas yaitu sikap aktif dan dinamis perlu
dihidupkan dan dikembangkan.
Mengenai masalah madzhab, beliau sangat
menganjurkan adanya toleransi madzhab, akan
tetapi hal ini harus diusahakan adanya
persamaan dalam masalah yang fundamental
atau pokok, artinya masalah yang pokok
hendaknya satu irama, sedangkan masalah
furu’iyahnya terserah masing-masing untuk
menggunakan akal pikirannya.
71. Dalam hubungan dengan akal pikiran ini,
Rasyid Ridha berpendapat bahwa derajat akal
itu adalah tinggi, akan tetapi dalam
menganalisa masalah-masalah keagamaan
hanya untuk yang berhubungan dengan
masalah kemasyarakatan saja, tidak dapat
digunakan untuk menganalisa masalah
ibadah.
72. Selanjutnya salah satu aktivitas yang
besar pula dari Rasyid Ridha adalah
menyusun dan menyempurnakan Tafsir Al-
Manaar, yaitu suatu interpretasi modern dari
Al-Qur’an, menurut ide-ide yang telah
dicetuskan oleh Muhammad Abduh
73. .
Ketika Rasyid Ridha wafat, beliau baru saja
menafsirkan dan menyelesaikan sampai pada
surah Yusuf ayat 101.
Dalam bidang pendidikan, Rasyid Ridha
menghendaki pembaharuan kurikulum dengan
penambahan pengetahuan modern, di samping
pengetahuan agama dan bahasa.
74. Diantara aktivitas beliau dalam lapangan
pendidikan antara lain membentuk lembaga
pendidikan yang bernama Madrasah Al-Dakwah
Wal Irsyad pada tahun 1912 di Cairo. Mula-mula
beliau ingin mendirikan madrasah tersebut di
Konstantinopel terutama minta bantuan
pemerintah setempat akan tetapi gagal, karena
tidak mendapat bantuan/sokongan pemerintah,
akhirnya beliau dapat mendirikannya di Cairo.
75. Motif membuka/mendirikan madrasah ini,
antara lain karena adanya keluhan-keluhan
dari negeri-negeri Islam, di antaranya dari
Indonesia, tentang aktivitas misi Kristen di
negeri-negeri mereka. Untuk mengimbangi
sekolah tersebut dipandang perlu
mengadakan sekolah misi Islam.
76. Para lulusan dari madrasah ini tentunya
akan dikirim ke negeri mana saja yang
memerlukan bantuan mereka. Akan tetapi
sangat disayangkan sekali bahwa umur
madrasah ini tidak berumur panjang,
terpaksa ditutup karena situasi perang dunia
yang pertama.
77. Dalam kegiatan politik pun Rasyid Ridha
tidak ketinggalan terutama beliau bergerak
melalui majalah Al-Manaar.
Sewaktu beliau masih berada di tanah airnya,
Rasyid Ridha pernah pula berkecimpung dalam
lapangan politik, demikian pula setelah berada di
Mesir, akan tetapi Muhammad Abduh
menasehatkan agar beliau menjauhi lapangan
politik.
78. Selama Muhammad Abduh masih hidup,
nasehat ini diturutinya, namun setelah
Muhammad Abduh wafat, beliau turut aktif
terlibat dalam politik terutama sekali melalui
majalah Al-Manaar.
Melalui majalah Al-Manaar, Rasyid Ridha
menulis karangan-karangannya yang
menentang pemerintahan absolut dari kerajaan
Usmani, demikian juga politik Inggris dan Prancis
yang akan membagi daerah Arab ke dalam
kekuasaannya masing-masing.
79. Pada tahun 1924 majalah Al-Manaar
mengungkapkan secara lengkap tentang
kepalsuan janji-janji Inggris kepada Syarif Husin
dengan Komisaris Tinggi Inggris (Mac Mohan). Isi
surat perjanjian rahasia itu, bahwa Syarif
bersedia membantu Inggris melawan Turki bila
bangsa Arab diberi kemerdekaan dan
menyetujui pembentukan kekhalifahan, namun
setelah perang dunia pertama selesai Inggris
tidak mau menepatinya, akan membagi-bagi
daerah Arab itu bersama Prancis ke daerah
kekuasaannya masing-masing.
80. Selanjutnya beliau berperan pula dalam
kongres Suria, dalam konferensi Islam di Genewa
1912, konferensi Islam di Mekkah 1926, dan di
Jerusalem 1931, bahkan di akhir hayatnya masih
aktif dalam politik, beliau meninggal dunia
setelah mengantarkan Amir Sayid pulang dari
Cairo menuju kapal Suez, sekembalinya
mengantar itu beliau wafat dalam mobilnya
sambil memegang Al-Qur’an di tangan beliau
81. Amir Sayid datang ke Cairo adalah untuk
menyelesaikan hubungan diplomatik antara
Mesir dengan negaranya yang sejak lama
telah putus, dan dalam hal ini Rasyid Ridha
sangat banyak jasanya.
82. Mengenai bentuk pemerintahan yang
dikehendakinya adalah kekhalifahan, akan
tetapi tidak bersifat absolut, khalifah hanya
bersifat koordinator, tidaklah mungkin
menyatukan ummat dalam satu sistem
pemerintahan yang tunggal, karenanya
khalifah hanya menciptakan Hukum
Perundang-undangan dan menjaga
pelaksanaannya
83. Amir Sayid datang ke Cairo adalah untuk
menyelesaikan hubungan diplomatik antara
Mesir dengan negaranya yang sejak lama
telah putus, dan dalam hal ini Rasyid Ridha
sangat banyak jasanya.
84. Di samping itu khalifah hendaknya benar-benar
seorang mujtahid dan dengan bantuan
para ulama-ulama ia dapat menerapkan
prinsip-prinsip Islam dan mendorong
ummatnya untuk maju sesuai dengan
tuntutan zaman.
85. Masalah persatuan ummat Islam
merupakan salah satu pemikiran Rasyid
Ridha pula. Keterbelakangan ummat Islam,
disebabkan ummatnya meninggalkan
persatuan yaitu persatuan dalam arti yang
luas, persatuan atas dasar keyakinan yang
sama, seiman dan senasib dalam seagama
serta penuh toleransi antara satu sama
lainnya.
86. Dengan demikian Rasyid Ridha tidak
mendukung ide-ide nasionalisme yang
dikembangkan oleh Mustafa Kamil dari Mesir
dan nasionalisme yang dikembangkan oleh
Turki Muda di Turki, bahkan dikatakan oleh
Osman Amin, Rasyid Ridha adalah anti
nasionalisme.
87. Menurut Rasyid Ridha, paham
nasionalisme itu bertentangan dengan ajaran
paham persatuan ummat Islam. Persatuan
ummat Islam tidak mengenal bangsa dan
bahasa, persaudaraan yang tunduk di bawah
satu sistem hukum, suatu undang-undang
yang dijalankan oleh seorang khalifah yang
tidak absolut dengan ulama-ulama sebagai
pembantunya
88. Selanjutnya tentang kemajuan ilmu
pengetahuan sekarang, terutama kemajuan
teknologi Barat, menurut Rasyid Ridha bila
kita ummat Islam memiliki pengetahuan
teknologi itu tidaklah bertentangan dengan
ajaran Islam, karenanya kita harus
mempelajari ilmu pengetahuan tersebut,
sehingga ummat Islam mencapai kemajuan
sebagaimana yang telah dicapainya pada
zaman klasik.
89. Sebagai penutup uraian tentang pokok-pokok
pemikiran Rasyid Ridha ini, penulis ingin
pula mengemukakan sedikit perbedaan
pandangan antara Rasyid Ridha dengan
Muhammad Abduh sebagai gurunya.
Perbedaan tersebut kemungkinan besar pada
latar belakang situasi, tempat, keadaan dan
kesempatan guru dan murid itu berada, hidup
dan dibesarkan. Misalnya:
90. : Muhammad Abduh pergaulannya lebih luas
dari Rasyid Ridha, demikian pula bahasa
asing yang dikuasai antara murid dan guru
itu, berlebih atau berkurang dan juga kontak
langsung dengan dunia luar, Muhammad
Abduh lebih luas kalau dibandingkan dengan
Rasyid Ridha, oleh karenanya tidak heran
bagi kita bahwa Muhammad Abduh lebih
liberal, kalau dibanding dengan Rasyid Ridha.
91. Perbedaan dalam sikap liberal ini mungkin
timbul dari keadaan guru lebih banyak
mempunyai kontak dengan peradaban Barat
daripada murid. Guru pernah tinggal di Paris
sedang murid hanya mengunjungi Genewa. Guru
pandai berbahasa Prancis dan banyak membawa
buku-buku Barat, sedang murid sedikit sekali,
ataupun sama sekali tidak. Selanjutnya guru
mempunyai sahabat-sahabat di kalangan orang-orang
Eropa dan murid tidak.
92. Perbedaan itu dapat kita lihat pula terikat
atau tidaknya pada salah satu madzhab atau
paham, bagi Muhammad Abduh tidak perlu
terikat pada suatu paham, seseorang mendapat
kebebasan menganalisa masalah-masalah
keagamaan, selama pengetahuan dan pikiran
memungkinkan, akan tetapi bagi Rasyid Ridha
masih terikat dalam salah satu paham, terutama
sekali dalam masalah pokok.
93. Rasyid ridlo finis.
Demikian juga tentang masalah Theologi,
Muhammad Abduh dalam menafsirkan ayat-ayat
tajassum adalah secara filosofis rasional,
memberikan interpretasi tidak secara yang
tersurat dalam ayat tersebut, akan tetapi
ditafsirkan dengan apa yang tersirat dalam ayat
itu; sedangkan Rasyid Ridha menafsirkannya
sebagaimana apa adanya, tidak memakai takwil.
94. AL-IRSYAD
Dalam Jami’at Khair, timbul suatu perbedaan
pendapat yang cukup tajam, terutama
persoalan “kafa’ah”, yaitu sah tidaknya
golongan Arab keturunan Sayid (keluarga
Nabi) kawin dengan golongan lainnya. Dalam
hal ini Syekh Ahmad Surkati berpendapat
boleh, dan tetap kufu atau seimbang. Ia
mengemukakan alasan dengan ayat
95. Al-Qur’an bahwa: “Yang paling mulia diantara
kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling
taqwa” (QS. Al-Hujurat : 13Selain itu terdapat
banyak bukti bahwa para sahabat kawin satu
sama lain tanpa memandang keturunan
Sayyid atau tidaknya. Ternyata pendapat ini
menimbulkan ketidaksenangan golongan
Arab seketurunan Sayyidina Ali, keluarga
Nabi, dan berakhir dengan perpecahan.
96. Kemudian Syekh Ahmad Surkati pada tahun
1914 mendirikan perkumpulan Al-Ishlah wal
Irsyad. Maksudnya ialah memajukan pelajaran
agama Islam yang murni di kalangan bangsa
Arab di Indonesia. Dan sebagai amaliyahnya
berdirilah beberapa perguruan Al-Irsyad di
mana-mana, diantaranya pada tahun 1915 di
Jakarta. Selain itu banyak bergerak dalam
bidang sosial dan dakwah Islam dengan dasar Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul secara murni dan
konsekuen.
97. PERSATUAN ISLAM
Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung
pada 17 September 1923 oleh KH. Zamzam,
seorang ulama berasal dari Palembang. Persis
bertujuan mengembalikan kaum muslimin
kepada pimpinan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
dengan jalan mendirikan madrasah-madrasah,
pesantren dan tabligh melalui pidato ataupun
tulisan. Selain itu, menerbitkan pula majalah
yang cukup menonjol pada zamannya, yaitu
“Pembela Islam” dan majalah Al-Muslimun.
98. . Persis sangat menonjol dalam usahanya
memberantas segala macam bid’ah dan
khurafat, dengan cara-cara yang radikal dan
tidak tanggung-tanggung. Lebih-lebih
setelah Persis berada dalam kepemimpinan
ustadz
A. Hasan, yang terkenal tajam pena dan
lidahnya menegakkan kemurnian agama,
maka
99. , maka Persis semakin hari semakin
bertambah luas dan berkembang. Diantara
alumni pendidikan Persis yang terkemuka
adalah M. Natsir, seorang tokoh cendikiawan
dan pemimpin Islam Indonesia yang juga
pernah menjadi Perdana Menteri RI dan
menduduki jabatan-jabatan penting dalam
Lembaga Islam Internasional.
100. Aliran sempalan dalam Islam
1.Inkaru Sunnah.(1980 an)
Inkarus sunnah
Dari 2 kata
Inkar=Tidak mempercayai
Sunnah=Sunnah Rasul yang dalam islam
dijadikan sumberhukum setelah Al Qur an
101. Awal perkembangannya
1.Dimulai dari Masjid Asy Syifa RS.Dr.Cipto di
Jakarta.
2.Di ikuti oleh para Mahasiswa dan
cendikiawan muda Islam.
3.Tokoh tokohnya seperti :
A.Abdur Rahman
102. Pokok pokok ajarannya.
1.TidakPercaya pada Sunnah karena bikinan
jahudi untuk merusak Islam dari dalam.
2.Dasar hukum dalam Islam hanya Al Qur an.
3.Syahadatnya Isyhadu bianni Muslimun.
4.Salat mereka ada yang semua 2 reka at ada
yang eleng saja.
103. 4.Fatwa MUI tahun 1983
Bahwa :
1.Inkarus Sunnah sesat dan menyesatkan
serta diluar Islam.
2.Kepada pengikutnya agar segera Taubat.
3.Agar ummat islam tdk terpengaruh. 4.Agar
para Ulama memberikan pengarahan
bg.yg.ingin taubat.
5.Agar pemerintah memberikan tindakan
tegas.
104. 2.Gerakan Ahmadiyah.(di
Indonesia thn 1925)
1.Masuk ke Indonesia melalui juru dakwah
Rosman Ali thn 1925.
2.Mula-mula di Aceh selatan Tapak tuan.
3.Memilki pusat kegiatan di Parung Bogor.
4.Memiliki lembaran dakwah Darsus.(edaran
khusus)
105. 5 .Puasa wajib hanya bagi yang melihat bulan.
6 .Haji boleh dilakukan pada 4.bln,yaitu :
Muharam,Rajab,Zul qaidah.Zul Hijjah.
78
.Pakaian ihram pakaian arab bikin ribet.
.Rasul tetap diutus sampai kiamat.
9 .Nabi Muhammad tdk berhak menjelaskan
ajaran Al Quran.
10
.Orang mati tdk wajib disalati krn tdk di perintah
dalam Al-Qur an.
106. 5.Memilki Pokok Ajaran
sebagai berikut.
1.Miza Ghulam Ahmad Di yakini sebagai Nabi
dan rasul.
2.Menerima wahyu yang turun di India.
3.Wahyu tetap turun hingga hari kiamat
4.Mempunyai Tempat suci sendiri yang
bernama Qodian dan robwah..
107. 5.Mempunyai surga sendiri Qodian dan Robwah.
6.Wanita Ahmadiyah haram nikah dgn lk.non
Ahmadiyah.
7.Laki laki ahmadiyah boleh nikah dgn Pr.Non
Ahamadiyah.
8.Tidak boleh makmum dgn Imam non
ahmadiyah.
9.Memilki kitab suci sendiri yang bernama
Tazkirah di nilai lebih besar dari Alqur an
108. 10.Ahmadiyah punya bulan dan
tahun sendiri sbb.
1.Suluh.
2.Tabligh.
3.Aman
4.Syahadah.
5.Hijrah.
6.Ikhsan.
7.Wafa
8.Zuhur.
9.Tabuk.
10.Ikha.
11.Nubuwah.
12.Fatah.
.
109. Tahun Hijri syamsi
Disingkat tahun HS.
Dinyatakan sesat oleh Fatwa MUI Dan lain-lain
sbb.
1.Ahmadiyah Qodiyan sesat menyesatkan
dan diluar Islam.
2.Tidak boleh menyebar luaskan ajaran
sesatnya.
110. 1.Malesia melarang sejak tahun 1975.
2.Brunae Darus salam melarang di seluruh
wilayahnya.
3.Kerajaan arab Saudi Mekkah Kafir tdk boleh
berhajji.
4.Pakistan Golongan Minoritas non muslim.
5.Rabitah alam Islami Kafir.dan keluar dari Islam.
6.Himpunan Putusan Tarjih muhammadiyah
.Hal 380 yang mempercayai adanya Nabi setelah
nabi Muhammad SAW. Adalah kafir.
111. 3.Lembaga Dakwah Islam
Indonesia(LDII) 1951.
1.Mula mula bernama Darul Hadits.
2.Berpusat di Kediri Jawa Timur.
3.Karena ajarannya meresahkan dilarang oleh
PAKEM.
4.Berganti Nama Dengan Islam Jamaah.
5.Karena jelas sesatnya Dilarang di seluruh
Indonesia.
6.Dgn Srt Kep MA No8-10-1971.
112. 7.Nurhasan Ubaidah (Lubis )Mencari taktik.baru.
8.Bersandar ke Ali Murtopo BAKIN,OPSUS
Suharto.
9.Gub Jatim Sularso dgn SKno168 THN 1988
MELARANGNYA.
10.Berubah nama menjadi Lemkari.
11.THN.1990.mubes dIJakarta Rudini minta di
ubah
12.MUBES Merubah nama menjadi LDII.
113. Pokok pokok ajarannya sbb:
1.Orang Islam diluar mrkKafir,najis,termasuk
ke2.Orang tuanya
2.Bila Org Di luar klp.shalat di masjidnya
bekasnya disamak.
3.Mati belum baiah pada amir =jahiliyah atau
kafir.
4.Alquran dan hadits yang bisa diterima yang
manqul.
114. 5.Haram mengaji Alqur an dan hadits kecuali
pada imam
6 Dosa bisa ditebus melalui amir.
7.Wajib bayar Infaq pada amir.tdk boleh pd
orang lain
8.Harta diluar kelompoknya halal
dicuri,dirampok dll.
9.Mencuri tidak salah kecuali ketahuan.
115. 10.Harta yang sudah diberikan pada amir tdk
boleh ditanya.
11.Haram membagi daging qurban ,zakat
pada luar kelompoknya.
12.Wajib taat kepada amir atau imam.
13.Haram shalat makmum pd orang diluar
klpk.
14.Haram nikah pada orang diluar klpk.
116. 15.Perempuan LDII.Kalau mau bertamu saat
Haid
16.Kalau ada orang diluar klpk.bertamu
bekasnya disamak..
117. 14.Pernyataan sesat dan
kebohongannya sbb.
1.Bahwa Nur Hasan dibaiah oleh wali fatah
bohong
2.Ajaran manqul bikinan Islam
Jamaah.Bohong.
3.Terlalu berani mengatakan orang lain
masuk neraka.
4.Baiahnya hingga menyatakan orang lain
najis durhaka.
5.Tidak beralasan dosa bisa di tebus.
118. Islam Liberal
Liberaliyah adalah sebuah paham yang
berkembang di Barat dan memiliki asumsi,
teori dan pandangan hidup yang berbeda.
Islam dan Liberal adalah dua istilah yang
antagonis, saling berhadap-hadapan tidak
mungkin bisa bertemu
119. Namun demikian ada sekelompok orang di
Indonesia yang rela menamakan dirinya
dengan Jaringan Islam Liberal (JIL). Suatu
penamaan yang “pas” dengan orang-orangnya
atau pikiran-pikiran dan
agendanya. Islam adalah pengakuan bahwa
apa yang mereka suarakan adalah haq
120. Islam liberal menurut Charless Kurzman
muncul sekitar abad ke-18 dikala kerajaan
Turki Utsmani Dinasti Shafawi dan Dinasti
Mughal tengah berada digerbang
keruntuhan. Pada saat itu tampillah para
ulama untuk mengadakan gerakan
pemurnian, kembali kepada al-Qur’an dan
sunnah. Pada saat ini muncullah cikal bakal
paham liberal awal melalui
121. Syah Waliyullah (India, 1703-1762),
menurutnya Islam harus mengikuti adat lokal
suatu tempat sesuai dengan kebutuhan
penduduknya.
122. Perkembangan JIL
1. Di India muncul Sir Sayyid Ahmad Khan
(1817-18..) yang membujuk kaum muslimin
agar mengambil kebijakan bekerja sama
dengan penjajah Inggris. Pada tahun 1877 ia
membuka suatu kolese yang kemudian
menjadi Universitas Aligarh (1920)
123. 2. Di Mesir muncullah M. Abduh (1849-1905)
yang banyak mengadopsi pemikiran
mu’tazilah berusaha menafsirkan Islam
dengan cara yang bebas dari pengaruh salaf.
Lalu muncul Qasim Amin (1865-1908) kaki
tangan Eropa dan pelopor emansipasi wanita,
penulis buku Tahrir al-Mar’ah. Lalu muncul Ali
Abd. Raziq (1888-1966)
124. 3. Di Al-Jazair muncul Muhammad Arkoun
(lahir 1928) yang menetap di Perancis, ia
menggagas tafsir al-quran model baru yang
didasarkan pada berbagai disiplin Barat
seperti dalam lapangan semiotika (ilmu
tentang fenomena tanda), antropologi,
filsafat dan linguistik. Intinya Ia ingin
menelaah Islam berdasarkan ilmu-ilmu
pengetahuan Barat modern.
125. Di Pakistan muncul Fazlur Rahman (lahir 1919)
yang menetap di Amerika dan menjadi guru
besar di Universitas Chicago. Ia menggagas tafsir
konstekstual, satu-satunya model tafsir yang adil
dan terbaik menurutnya. Ia mengatakan al-
Qur’an itu mengandung dua aspek: legal spesifik
dan ideal moral, yang dituju oleh al-Qur’an
adalah ideal moralnya karena itu ia yang lebih
pantas untuk diterapkan
126. 4. Di Indonesia muncul Nurcholis Madjid
(murid dari Fazlur Rahman di Chicago) yang
memelopori gerakan firqah liberal bersama
dengan Djohan Efendi, Ahmad Wahib dan
Abdurrahman Wachid. Nurcholis Madjid telah
memulai gagasan pembaruannya sejak tahun
l970-an
127. 5. sekarang muncullah apa yang disebut JIL
(Jaringan Islam Liberal) yang menghusung
ide-ide Nurcholis Madjid dan para pemikir-pemikir
lain yang cocok dengan pikirannya.
128. MISI FIkRAH LIBERAL
1. untuk menghadang (tepatnya :
rnenghancurkan) gerakan Islam
fundamentalis. mereka menulis: “sudah
tentu, jika tidak ada upaya-upaya untuk
mencegah dominannya pandangan
keagamaan yang militan itu, boleh jadi,
dalam waktu yang panjang, pandangan-pandangan
kelompok keagamaan yang
militan ini bisa menjadi dominan
129. AGENDA FIKRAH LIBERAL
1.Agenda politik. Menurutnya urusan negara
adalah murni urusan dunia, sistem kerajaan
dan parlementer (demokrasi) sama saja
2. Mengangkat kehidupan antara agama.
Menurutnya perlu pencarian teologi
pluralisme mengingat semakin majemuknya
kehidupan bermasyarakat di negeri-negeri
Islam.
131. BAHAYA FIKRAH LIBERAL
1. Mereka tidak menyuarakan Islam yang
diridhai oleh Allah AzZa wa Jalla, tetapi
menyuarakan pemikiran-pemikiran yang
diridhai oleh Iblis, Barat dan pan Thaghut
lainnya.
132. 2. Mereka lebih menyukai atribut-atribut
fasik dari pada gelar-gelar keimanan karena
itu mereka benci kepada kata-kata jihad,
sunnah, salaf dan lain-lainnya dan mereka
rela menyebut Islamnya dengan Islam
Liberal. Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Artinya : Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman”. [Al-
Hujurat : 11]
133. 3.Mereka beriman kepada sebagian kandungan al-
Qur’an dan meragukan kemudian menolak sebagian
yang lain, supaya penolakan mereka terkesan sopan
dan ilmiyah mereka menciptakan “jalan baru” dalam
menafsiri al-Qur’an. Mereka menyebutnya dengan
Tafsir Kontekstual, Tafsir Hermeneutik, Tafsir Kritis
dan Tafsir Liberal. Sebagai contoh, Musthofa Mahmud
dalam kitabnya al-Tafsir al-Ashri-li al-Qur’an menafsiri
ayat (Faq tho ‘u aidiyahumaa) dengan “maka putuslah
usaha mencuri mereka dengan memberi santunan dan
mencukupi kebutuhannya.”
134. 4. Mereka menolak paradigma keilmuwan
dan syarat-syarat ijtihad yang ada dalam
Islam, karena mereka merasa rendah
berhadapan dengan budaya barat, maka
mereka melihat Islam dengan hati dan otak
orang Barat.
135. 5.Mereka tidak mengikuti jalan yang
ditempuh oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, para sahabatnya dan seluruh orang-orang
mukmin. Bagi mereka pemahaman
yang hanya mengandalkan pada ketentuan
teks-teks normatif agama serta pada bentuk-bentuk
Formalisme
136. Sejarah Islam paling awal adalah kurang
memadai dan agama ini akan menjadi agama
yang historis dan eksklusif. “Dan barang siapa
yang menentang Rasul sudah jelas kebenaran
baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu
dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruknya tempat
kembali.” [An-Nisaa’ 115].
137. 6. Mereka tidak memiliki ulama dan tidak percaya
kepada ilmu ulama. Mereka lebih percaya kepada
nafsunya sendiri, sebab mereka mengaku sebagai
“pembaharu” bahkan “super pembaharu” yaitu neo
modernis. Allah berfirman: “Artinya : Dan bila
dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi,” mereka
menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan.”
138. ” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka,
“Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang
lain telah beriman,” mereka menjawab, “Akan
berimankah kami sebagaimana orang-orang
bodoh itu telah beriman.” Ingatlah,
sesungguhnya merekalah orang-orang yang
bodoh, tetapi mereka tidak tahu. [Al-Baqarah
11-13]
139. 7. Kesamaan cita-cita mereka dengan cita-cita
Amerika, yaitu menjadikan Turki sebagai
model bagi seluruh negara Islam. Prof. Dr.
John L. Esposito menegaskan bahwa Amerika
tidak akan rela sebelum seluruh negara-negara
Islam tampil seperti Turki.
8.Mereka memecah belah umat Islam karena
gagasan mereka adalah bid’ah dan setiap
bid’ah pasti memecah belah.
140. 9. Mereka memiliki basis pendidikan yang
banyak melahirkan pemikir-pemikir liberal,
memiliki media yang cukup dan jaringan
internasional dan dana yang cukup.
10.Mereka tidak memiliki manhaj yang jelas
sehingga gagasannya terkesan “asbun” dan
asal “comot”. Lihat saja buku Charless
Kurzman, Rasyid Ridha yang salafi (revivalis)
itupun dimasukkan kedalam kelompok liberal
141. KONTEKS INDONESIA
1. Muhammad Tahir Djalaluddin (1869-1956)
adalah murid Muhammad Abduh yang paling
berjasa menyebarkan gagasan pembaharuan
Islam di Indonesia. Selesai berguru kepada
Abduh, ia meninggalkan Mesir. Karena situasi
politik tak menguntungkan, ia tak kembali ke
Indonesia, tapi transit di Singapura mulai
menyebarkan gagasan pembaruannya dari
sana.
142. 2. Di Singapura (1906) ia mendirikan majalah
Islam, al-Imam. Nama ini terinspirasi dari
panggilan akrab Abduh. Murid Abduh loyal
dan sangat mencintai gurunya. Di Mesir
mereka mendirikan kelompok diskusi yang
disebut madrasat al-imam dan mendirikan
partai politik yang disebut hizb al-imam
143. 3. Pada 1911 majalah Islam lain, al-Munir, terbit
di Sumatera. Pendirinya, Abdullah Ahmad,
adalah murid Ahmad Khatib, reformis Melayu
yang bermukim di Mekkah. Majalah ini, bersama
Al-Imam, jadi corong kaum muda menyebarkan
gagasan Islam Liberal. Memasuki kemerdekaan
Indonesia, gerakan pembaruan Islam menurun.
Tokoh Islam lebih banyak mencurahkan energi
mengupayakan dan mengisi kemerdekaan
Indonesia
144. 4. Gerakan Islam Liberal menemukan
momentumnya kembali di Indonesia pada
awal 1970-an, seiring dengan perubahan
politik dari era Soekarno ke Soeharto.
Gerakan ini dipicu oleh munculnya generasi
santri baru yang lebih banyak berkesempatan
mempelajari Islam dan melakukan refleksi
lebih serius atas berbagai isu sosial-keagamaan.
145. 5. Pada tahun 2001 Jaringan Islam Liberal
(JIL) didirikan di Jakarta. Organisasi (lebih
tepatnya gerakan) ini melengkapi munculnya
organisasi Islam serupa yang sudah ada lebih
dulu: Rahima, Lakpesdam, Puan Amal Hayati,
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan
Masyarakat (P3M), dan Lembaga Kajian
Agama dan Jender (LKAJ)
146. Kesimpulan
1)Jaringan Islam liberal(JIL) ialah sekelompok
orang yang memilki pemikiran terhadap
ajaran Islam yang bersifat Ta’abudi
(Doktrinal) Yang tidak boleh masuk
interfensi pemikiran didinamisasi atau di
kembangkan dan diperbaharui. Padahal
mestinya dalam wilayah ini yaitu wilayah
Aqidah dan Ibadah khusus dimurnikan dan
tidak di dinamisasi atau di kembangkan dan
dimodernisasi atau di lakukan perubahan.
147. Kemukakan berbagai .Karia monumental
yang ditinggalkan oleh Ibnu Taimiyah.
2. Kemukakan prinsip prinsip pernikahan
Pembaharuan yang dikemukakan oleh Syeh
Muhammad bin Abdul Wahab.
3. Kemukakan perbedaan ide pembaharuan
antara Jamaluddin Al afgani dengan Syeh
Muhammad Abduh.
4. Pada produk syari’ah suatu hal yang
diperangi adalah perekonomian dengan
praktek riba coba jelaskan apa sebabnya.
148. Kemukakan apa Berbagai alasan untuk
menyatakan bahwa Ahmadiyah sebuah aliran
sesat..
Kemukakan hukum melaksanakan zakat dan
hikmahnya serta keunggulannya jika
intensitas zakat itu dapat lakukan serta
mungkinkah komulitas hasil pengumpulan
zakat dapat mendorong perkembangan
ekonomi mikro.
Kemukakan sejarah permunculan awal
gerakan inkarus Sunnah. Dan Kemukakan ide
149. 2) Geraaakan Islam Radikal ialah sekelompok
Orang yang memilki pemikiran agar Islam ini
dimurnikan secara total dan menyeluruh
termasuk urusan Muamalat Dunia wiyah.
150. 3.) Islam sempalan dinamakan Islam
sempalan karena pokok pokok ajarannya
menyimpang atau bahkan keluar dari
kebenaran ajaran Islam yang memilki
kebenaran yang bersumber dari sumber
ajaran Islam yaitu Al qur an dan Sunnah
Rasul. Dengan pemahaman yang benar
menurut pandangan Ulama secara
jumhuriyah ( umum)
151. 4) Islam Moderat Gerakan pembaharuan
islam moderat ialah gerakan yang melakukan
pembaharuan Islam secara proporsional.
Dalam lapangan Aqidah dan Ibadah khusus
dilakukan revitalisasi atau pemurnian
sedangkan dalam lapangan Muamalat
duniawiyah di dinamisasi atau
dikembangkan, diperbaharui dan
dimodernisasi sesuai dengan tuntutan
kemaslahatan manusia.
152. Salafi
Sejarah Kemunculan Salafi di Indonesia
1. gerakan Salafi di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh ide dan gerakan pembaruan
yang dilancarkan oleh Muhammad bin Abdul
Wahhab di kawasan Jazirah Arabia.
153. 2. Menurut Abu Abdirrahman al-Thalibi, ide
pembaharuan Abdul Wahhab diduga pertama
kali dibawa masuk ke kawasan Nusantara oleh
beberapa ulama asal Sumatera Barat pada awal
abad ke-19. Inilah gerakan Salafiyah pertama di
tanah air yang kemudian lebih dikenal dengan
gerakan kaum Padri, yang salah satu tokoh
utamanya adalah Tuanku Imam Bonjol,
berlangsung dalam kurun waktu 1803 hingga
sekitar 1832
154. 3. Disamping itu, ide pembaruan ini secara
relative juga kemudian memberikan
pengaruh pada gerakan-gerakan Islam
modern yang lahir kemudian, seperti
Muhammadiyah, PERSIS, dan Al-Irsyad.
155. Mengenal secara singkat
ge. rIstailkaha Sna laSfi apaldaa fmiulanya merujuk pada
golongan di dalam ahlu sunnah wal jamaah
(Suni) yang menjalankan agama dengan
mengambil teladan dari tiga generasi
pertama Islam. Namun dalam pengertian
kontemporer, istilah Salafi menyempit
menjadi kelompok yang mengintepretasikan
dalil-dalil agama secara literal.
156. Adapun tokoh-tokoh luar Indonesia yang
paling berpengaruh terhadap Gerakan Salafi
Modern ini – disamping Muhammad bin
Abdul Wahhab – antara lain :
1. Ulama-ulama Saudi Arabia secara umum.
2. Syeikh Muhammad Nashir al-Din al-Albany
di Yordania
3. Syeikh Rabi al-Madkhaly di Madinah.
4. Syeikh Muqbil al-Wadi’iy di Yaman
157. Tokoh Salafi
Tokoh penggerak awal Salafi di Indonesia
antara lain Yazid Abdul Qadir Jawwaz
(Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta),
Muhammad Umar As-Sewed (Solo), Ahmad
Faiz Asifuddin (Solo), Abu Nida’ (Yogyakarta)
dan Ja’far Umar Thalib (Yogyakarta).
158. Soal :
1.Kemukakan penyimpangan pokok pada
aliran Inkarus sunnah, Ahmadiyah dan Islam
jamaah menurut ajaran Islam.
2.Kemukakan bukti bahwa Gerakan Hisbut
tahrir msuk kedalam katagore Islam radikal.
3.Kemukakan alasannya bahwa Tokoh
Gerakan Islam Ibnu Taimiyah dan syeh
Muhammad Bin Abdul Wahab dikata gorikan
sebagai tokoh gerakan Islam Klasik
sementara Abduh, Jamaluddin dan Syayet
159. .Kemukakan penyimpangan pokok pada
aliran Inkarus sunnah, Ahmadiyah dan Islam
jamaah menurut ajaran Islam.
2.Kemukakan bukti bahwa Gerakan Hisbut
tahrir msuk kedalam katagore Islam radikal.
3.Kemukakan alasannya bahwa Tokoh
Gerakan Islam Ibnu Taimiyah dan syeh
Muhammad Bin Abdul Wahab dikata gorikan
sebagai tokoh gerakan Islam Klasik
sementara Abduh, Jamaluddin dan Syayet
Rasyid Ridlo masuk katagore tokoh gerakan
160. 1.Dilihat dari Corak pemikirannya Syeh
Muhammad Abduh di posisikan sebagai
pemikir Liberal dalam Islam . Coba Jelaskan
apa alasannya bahwa beliau dimasukkan
deretan pemikir Islam liberal.
2. Dilihat dari Corak pemikirannya Syeh
Muhammad Bin Abdul Wahab di posisikan
sebagai pemikir Radikal.dalam islam. Coba
Jelaskan apa alasannya bahwa beliau
dimasukkan deretan pemikir Islam Radikal.
3. Dilihat dari latar belakang Keluarganya
161. 4. Jelaskan latar belakang yang mendasari
lahirnya Inkarus Sunnah.
5. Kemukakan perkembangan dan analisa
anda tentang perubahan Aliran sempalan
LDII dari Darul Hadis, Islam jamaah dan
LEMKARI
162. Kemukakan perkembangan dan analisa anda
tentang perubahan Aliran sempalan LDII dari
Darul Hadis, Islam jamaah dan LEMKARI
Dilihat dari segi Pemikiran pembaharuan
dalam Asfek Kebangsaan terdapat perbedaan
antara Syeh Muhammad Abduh dengan
Jamaluddi Al Afgani
163. Syeh Muhammad Bin Abdul Wahab di
posisikan sebagai pemikir Radikal.dalam
islam. Coba Jelaskan apa alasannya bahwa
beliau dimasukkan deretan pemikir Islam
Radikal.
4. Dilihat dari latar belakangnya maksud
didirikan Organisasi Al Irsyad adalah
disebabkan ada perbedaan pendapat dalam
tubuh Organisasi Jamiatul Khaair. Coba
kemukakan penyebab awalyang menjadi
pemicu lahirnya Al Irsyad tersebut
164. Irsyad adalah disebabkan ada perbedaan
pendapat dalam tubuh Organisasi Jamiatul
Khaair. Coba kemukakan penyebab awalyang
menjadi pemicu lahirnya Al Irsyad tersebut.
5.Kemukakan riwayat lahirnya PERSIS dan
apa yang menyebabkan Organisasi tersebut
masih dikenal orang hingga sekarang. Serta
bagaimana cara mereka untuk
menyampaikan misi dan ide gagasan
pembaharuannya di Indonesia.
166. .Dilihat dari segi Pemikiran pembaharuan
dalam Asfek Kebangsaan terdapat perbedaan
antara Syeh Muhammad Abduh dengan
Jamaluddi Al Afgani . Coba buktikan dimana
letak perbedaannya.
2. Dilihat dari segi Pemikiran pembaharuan
dalam AsfekPendidikan terdapat kesamaan
antar Pemikiran Syeh Muhammad Abduh
dengan Syayit Rasyid Ridlo. Coba jelaskan
letak kesamaan tersebut.
3. Dilihat dari latar belakangnya maksud