Dokumen tersebut membahas beberapa pemberontakan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1950-an, di antaranya pemberontakan Westerling di Bandung pada 1950, pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan, pembentukan Republik Maluku Selatan, serta PRRI/Permesta di Sumatera dan Sulawesi pada 1957.
2. APRA, BANDUNG 1950
2
WESTERLING
Tujuan pemberontakan tersebut
untuk mempertahankan bentuk
pemerintahan federal.
Sesuai dengan isi KMB tentara
KL (Koninlijke landmacht) KNIL
menunggu penyelesaian
reorganisasi
Adanya hasutan oleh para
perwira Belanda bahwa tentara
KNIL diperlakukan sebagai anak
tiri.
Adanya ketakutan dari Para KL &
KNIL karena mereka digabungkan
menjadi satu didalam APRIS.
3. Pemberontakan Militer Yang
Pertama
Terjadi di Bandung dimana Westerling sebagai pemipin
nya yang meletus pada tanggal 23 Januari 1950
dibantu dengan tentara speciale Baret Merah & Baret
Hijau dari Batujajar yg berhasil menduduki Bandung
Selatan selama satu hari
Enam puluh tentara RIS gugur dalam mengamankan
pemberontakan tersebut.
Westerling juga sebelum terjadi pemberontakan di
Bandung ia juga melakukan kekejaman lain pada akhir
tahun 1946 sampai Maret 1947 di Makasar menurut
Pihak RI ia telah membunuh lebih dari 40.000
penduduk dan gerilyawan.
Akan tetapi hal tersebut ditentang oleh pihak Belanda
yang menyatakan hanya sekitar 4000 saja.
4. Serbuan APRA ke Jakarta
SULTAN HAMID II
Kira-kira 200 tentara Apra bergerak ke
Barat untuk menyerbu Jakarta.
penyerbuan tersebut dilakukan untuk
menggagalkan sidang yg sedang
berlangsung di Jakarta & membunuh
beberapa Menteri Kabinet RIS.
Kedatangan tentara APRA ke Jakarta
mempuyai hubungan dengan Sultan Hamid
II karena ia menginginkan bentuk negara
federal dipertahankan.
5. Hubungan antara Sultan Hamid II
dengan APRA baru terbongkar pada
tanggal 5 April 1952.
Pada pukul tiga pagi ia dipecat dari
jabatan nya & ditahan keesokan harinya.
Dalam pembelaanya dua tahun
kemudian, ia menuduh pihak RI telah
mengkhianati persetujuan KMB.
Pada akhirnya ia dipersalahkan &
dijatuhi hukuman penjara delapan tahun
dipotong masa tahanan.
7. Letnan , ajudan wali Negara NIT, 30 maret 1950
dengan 1 kompi diterima menjadi APRIS dan menjadi
komandan dengan pangkat Kapten.
5 April 1950 melakukan pembrontakan menuntuk
agar APRIS bekas KNIL saja yang bertanggungjawab
atas keamanan NIT, menentang masuknya APRIS dari
TNI, mempertahankan NIT.
Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar Andi Azis
datang ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan
tindakannya.
Pengiriman ekspedisi meliter dibawah Mayor
Worang , kemudian Alex Kawilarang. Walaupun Andi
Azis telah menyerah, pembrontakan berlanjut sampai
Agustus 1950.
9. 25 April 1950 Dr. Soumukil
memproklamirkan RMS lepas dari RIS dan
NIT dengan ibukota Ambon.
Pemerintah mengirim Dr. J Leimena untuk
membujuk Soumukil, karena gagal, dikirim
ekspedisi militer pimpinan Kolonel Alex
Kawilarang .
APRIS dapatr merebut Ambon, Letkol
Slamet Riyadi gugur. 2 Desember 1963, Dr.
Soumukil tertangkap dan diadili dalam
mahkamah meliter luar biasa, dikenakan
hukuman mati.
10. PRRI / PERMESTA, 1957
Desentralisasi
Pembentukan DP : Dewan Banteng di
Sumbar, Dewan Gajah di SuMut, Dewan
Garuda di SumSel
2 Maret 1957 : Kol Ventje Sumual
memproklamasikan Permesta di
Sulawesi
15 Februari 1958 : PRRI di Padang 10
11. DEWAN TERTINGGI
PERMESTA
Ketua : Letkol H.N. Ventje SUMUAL
Wakil Ketua : Letkol M. Saleh LAHEDE
Sekretaris : Kapten Bing LATUMAHINA
Anggota : antara lain Letkol dr.Oscar Eduard ENGELEN, Ny.
Mathilda Towoliu-Hermanses, Makaraeng Mandarungi,
Mochtar Lintang, Hutagalung, J. Mewengkang, J.E.
Tatengkeng, Laodo Manoarfa, Abdul Muluk Makatita, (dan 8
orang lainnya).
Ketua Badan Pekerja : Henk RONDONUWU (Dewan
Pertimbangan Pusat)
11
13. Kekuatan Permesta (dlm pemberontakan PRRI)
Pemerintahan Sipil Permesta : Joop WAROUW
Parlemen PRRI (Parlemen Permesta) dipimpin Prof Mr
G.M.A.INKIRIWANG, SH
Angkatan Darat Revolusioner (ADREV) PRRI, Kepala
Staf Brigjen H.N. Ventje SUMUAL
Angkatan Udara Revolusioner (AUREV) PRRI,
bermarkas di HUISE SABANG Jl. Sario Manado ( ± 2
bulan).
Angkatan Laut Revolusioner (ALREV) PRRI
Polrev (Polisi Revolusioner Permesta)
Permesta Yard sebagai Badan Intelejen
PWP (Pasukan Wanita Permesta)
CTP (Corps Tentara Peladjar)
Empat KDP (Komando Daerah Pertempuran)
13