SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Ekonomi Politik Dan Bantuan
Internasional
1. Pendahuluan.
Paska Perang Dunia II (PD II) situasi internasional tidak lagi didominasi
oleh persaingan ideologi antara kapitalisme melawan komunisme. Amerika
Serikat sebagai pengusung terdepan ideologi kapitalisme memberikan warna
dominan dalam interaksi antar negara. Pada saat ideologi tidak lagi menjadi
pertentangan, focus perhatian pun bergeser dari melulu mengurusi isu-isu
high politics seperti ideologi, perang dan damai,serta persenjataan, ke isu-
isu low politics seperti ekonomi, demokratisasi, hak azasi manusia (HAM)
dan lain-lain.
Di bawah kapitalisme hubungan antar negara berkembang ke arah
penguasaan
sumber-sumber daya ekonomi. Negara-negara great power adalah negara-
negara industri yang maju dalam berbagai bidang, terutama dalam aspek
ekonomi seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Negara-
negara ini membutuhkan sumber daya alam yang tidak sedikit untuk
menunjang industrinya. Sementara sumber daya alam yang melimpah dimiliki
oleh negara-negara miskin di belahan bumi yang lain. Keadaan ini
menimbulkan suatu interaksi yang menarik untuk dibahas, di satu sisi negara
maju menggunakan kekuatan ekonominya untuk menguasai sumber daya
alam di negara miskin dengan segala cara, di sisi lain negara miskin juga
menggunakan sumber daya alamnya untuk membangun negaranya. Kemudian
muncul suatu konsep ekonomi politik internasional, jika ekonomi adalah
mengenai pencarian kekayaan, maka politik adalah mengenai pencarian
power, keduanya berinteraksi dengan cara yang rumit dan memusingkan
(Gilpin 1987). Banyak definisi mengenai ekonomi politik internasional, salah
satunya dari Martin Staniland yang mendefinisikan ekonomi politik
internasional sebagai hubungan perubahan-perubahan politik dan ekonomi
serta dampaknya bagi aktivitas politik, pasar dan produksi (dunia dan
domestik).
Masih di bawah kapitalisme, muncul institusi-institusi keuangan internasional,
seperti Bank Dunia, Asian Develop ment Bank (ADB) dan International Monetary Fund
(IMF). Secara singkat institusi-institusi ini berfungsi untuk membantu pembangunan
negara-negara miskin dengan cara memberikan bantuan keuangan secara multilateral.
Dalam pelaksanaannya, negara debitor (peminjam) harus menandatangani perjanjian
yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi. Sering syarat-syarat tersebut merupakan
perpanjangan tangan dari kepentingan politik negara kreditor (pemberi pinjaman) yang
tidak lain merupakan negara-negara maju yang berkepentingan terhadap sumber daya
alam negara-negara peminjam. Dalam ekonomi politik internasional dijelaskan
mengenai motivasi pemberian bantuan luar negeri ini, seperti dikutip dalam buku
Ekonomi Politik Internasional: Studi Pengenalan Umum, Yanuar Ikbar mengatakan
bahwa alasan pemberian bantuan oleh suatu negara atau institusi tertentu, terutama
adalah self interest politik, strategi dan ekonomi. Sekalipun pada umumnya alasan itu
berupa motivasi moral, bantuan kemanusiaan atau bantuan untuk kesinambungan proses
hubungan komplementasi dan pembangunan pihak lain. Namun demikian sulit
ditemukan bukti-bukti sejarah perkembangan bantuan luar negeri selama periode
tertentu yang menunjukkan bahwa negara donor atau institusi-institusi kredit
internasional membantu tanpa mengharapkan keuntungan tertentu.
2. Motivasi Politik dan Ekonomi.
Motivasi politik dan ekonomi sesungguhnya sulit untuk dipisahkan, karena
keduanya saling berkaitan. Pertimbangan para pembuat keputusan di negara-
negara donor selalu diikuti pula oleh identifikasi mengenai besarnya dedikasi
negara debitor dalam hubungan kerjasama maupun keterikatan politis dengan
negara debitor. Bantuan negaranegara donor bahkan memberi peluang
keterlibatan mereka mendominasi kekuatan politik, termasuk dalam investasi
yang mereka tanamkan di negara debitor hingga kepada lobi-lobi pembuatan
keputusan atau pelaksanaan kebijakan-kebijakan domestik. Motivasi ekonomi
merupakan pembenaran yang paling rasional untuk
pemberian bantuan, baik untuk negara donor maupun negara debitor. Namun
demikian, argumentasi yang esensial dari bantuan luar negeri yang secara
mendasar, dapat dipahamidari beberapa konsep :
1. Sumber daya dan kapabilitas keuangan dari luar (untuk pinjaman dan
hibah) sebenarnya dapat memainkan peran yang rasional dalam rangka
kepentingan timbal balik ekonomis, seperti harapan untuk mendapatkan
berbagai sumber daya dan energi dari negara yang dibantu. Karena itu
kebanyakan pinjaman luar negeri dikaitkan dengan konsepsi lainnya,
seperti kerjasama perdagangan yang lebih besar antara kreditor dan
debitor.
2. Bantuan luar negeri kebanyakan diberikan untuk mempercepat
pertumbuhab dan pemerataan di negara-negara debitor, dengan harapan
tingkat daya beli masyarakatnya kian tinggi, sehingga mampu membeli
produk-produk industri negara donor.
3. Bantuan luar negeri atau hibah pada umumnya tidak hanya berbentuk
modal, tetapi bisa juga tenaga ahli dan manajemen, maupun alih teknologi.
Secara ekonomis, bantuanluar negeri memberikan imbal balik yang lebih
besar bagi para tenaga asing (dari negara donor) yang bekerja menjadi
teknisi ahli di negara debitor. Mereka ini disamping telah menjadi bagian
dari capital flight dari devisa negara, juga memberikan masukan atas
sebagian sumber pendapatan devisa melalui pajak pendapatan. Dengan
demikian terjadi arus balik pendapatan (imbal balik modal).
4. Pengalihan investasi untuk tujuan mendekati pasar, perluasan indutrialisasi
internasional di luar negara donor dan pengalihan industri senja, dimana
negara-negara donor sudah tidak melakukan produksi dengan teknologi
usang, karena kemajuan yang mereka capai dalam teknologi baru.
Pearson dan Payaslian mengajukan empat teori mengenai bantuan luar negeri,
yaitu :
1. Aliran realis menyatakan bahwa tujuan utama dari bantuan luar negeri
adalah bukan untuk menunjukkan idealisme abstrak aspirasi kemanusiaan,
tetapi untuk proyeksi power nasional. Bantuan luar negeri merupakan
komponen penting bagi kebijakan keamanan internasional.
2. Teori ketergantungan (dependensia) menyatakan bahwa bantuan luar
negeri digunakan oleh negara kaya untuk mempengaruhi hubungan
domestik dan luar negeri negara penerima bantuan, merangkul elit politik
lokal di negara penerima bantuan untuk tujuan komersil dan keamanan
nasional. Kemudian, melalui jaringan internasional, keuangan internasional
dan struktur produksi, bantuan luar negeri ditujukan untuk
mengeksploitasi sumber daya alam negara penerima bantuan. Sehingga
para penganut teori dependensia, menganggap bahwa bantuan luar negeri
dapat digunakan sebagai sebuah instrumen untuk perlindungan dan
ekspansi negara kaya ke negara miskin, sebuah sistem untuk mengekalkan
ketergantungan.
3. Aliran moralis/idealis menyatakan bahwa bantuan luar negeri secara
esensial merupakan gerakan kemanusiaan yang menunjukkan nilai-nilai
kemanusiaan internasional. Menurut aliran idealis, negara yang lebih kaya
memiliki tanggung jawab moral untuk mempererat kerjasama Utara
Selatan yang lebih besar dan merespon kebutuhan pembangunan ekonomi
dan sosial di Selatan. Maka kaum moralis berpendapat bahwa bantuan luar
negeri mendorong dukungan yang yang saling menguntungkan (mutual
supportive) dan hubungan menguntungkan sejalan dengan pembangunan
ekonomi dan hak azasi manusia, hukum dan ketertiban internasional.
4. Teori bureaucratic incrementalist menyatakan bahwa bantuan luar negeri
sebagai kebijakan publik, produk dari politik domestik yang melibatkan
opini publik, kelompok kepentingan, dan institusi pemerintah yang secara
langsung terlibat dalam proses pembuatan kebijakan yang
mempromosikan kepentingan nasional melalui agenda politik. Teori ini
juga menyatakan bahwa tujuan yang dikejar negara donor dalam lingkup
kepentingan ekonomi politik internasional, antara lain: kombinasi tujuan
kemanusiaan, geopolitik, ideology, kepentingan komersil, masalah
lingkungan dan berbagai factor dalam politik domestik.
3. Program Bantuan Luar Negeri.
Holsti membagi program bantuan luar negeri ke dalam empat jenis, yaitu :
1. Bantuan militer.
Kebanyakan bantuan militer memiliki keuntungan berupa penguasaan
negara donor terhadap negara penerima bantuan. Tidak hanya negara
penerima bantuan akan bergantung pada negara donor dalam membentuk
kekuatan militer modern, tetapi juga negara penerima bantuan tidak akan
mampu mengoperasikan kekuatan militer secara efektif, kecuali bila
negara donor memberikan bantuan latihan yang dperlukan, suku cadang
dan pemeliharaan. Dengan demikian pengawasan pemakaian senjata
memberikan jaminan bahwa negara penerima bantuan akan mengguinakan
kekuatan militernya dengan cara yang tidak bertentangan dengan
kepentingan negara donor, kecuali jika negara penerima bantuan bisa
memperoleh amunisi, suku cadang dan bantuan latihan dari sumber lain.
2. Bantuan teknik.
Bantuan teknik dirancang untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keahllian.
Personil yang memiliki keahlian khusus dari negara industri dikirim ke
berbagai negara berkembang untuk memberikan bantuan dalam berbagai
proyek pembangunan.
3. Grant dan program komoditi impor
Sampai akhir tahun 1950an, metode bantuan modal dan barang yang paling
disukai adalah bantuan Grant atau hadiah yang tidak memerlukan pembayaran
balik. Tetapi pemberian hadiah seperti ini selalu menciptakan masalah bagi
negara donor dan negara penerima bantuan, dan akhirnya pemerintah negara
besar menggantikan Grant dengan pinjaman jangka panjang. Grant dalam
bentuk perlengkapan militer masih dilakukan secara teratur, dan Grant
ekonomi khusus sering dilakukan ketika negara penerima bantuan menghadapi
keadaan darurat, seperti ancaman militer mendadak, kelaparan, wabah penyakit
atau bencana alam.
4. Pinjaman pembangunan.
Pinjaman hanya merupakan bantuan dana dalamjangka pendek, tetapi negara
penerima bantuan harus membayar kembali pinjaman serta bunga. Bantuan
demikian hanya bersifat sementara. Hanya pinjaman bilateral dan multilateral
yang diberikan kepada negara penerima bantuan, dengan tingkat kredit paling
rendah, atau bunga lebuh rendah dari pasar keuangan internasional, baru dapat
dipertimbangkan sebagai bantuan.
4. Pengaruh Ekonomi dalam Politik Internasional.
Ekonomi dapat berpengaruh dalam politik internasional, tidak hanya melalui
bantuan luar negeri, namun menurut Holsti, ada beberapa teknik yang mampu
mengubah sikap suatu negara terhadap negara lain seperti berikut ini :
1. Bea. Hampir semua barang buatan luar negeri yang dijual di dalam negeri
akan dikenakan pajak untuk meningkatkan penerimaan negara, melindungi
pengusaha dalam negeri dari persaingan dengan barang asal luar negeri, atau
alasan ekonomi dalam negeri lainnya. Bea bisa digunakan secara efektif
sebagai perangkat pembujuk atau sangsi, pada saat negara berusaha
memperoleh atau kehilangan pasaran penting untuk produk dalam negerinya
yang disebabkan manipulasi fluktuasi.
2. Kuota. Untuk mengawasi impor beberapa jenis barang komoditi,
pemerintah akan menetapkan kuota (penjatahan) daripada menentukan bea
masuk (bea bisa ditetapkan untuk jenis barang yang masuk atas dasar kuota).
Berdasarkan kebijakan seperti itu, para supplier biasanya mengirim barangnya
dengan harga yang layak, tetapi diizinkan menjual barangnya dalam jumlah
tertentu.
3. Boikot. Boikot perdagangan dilakukan oleh pemerintah dengan
menghapuskan impor, baik barang komoditi tertentu atau semua jenis barang
ekspor yang dijual oleh negara yang dijadikan sasaran kebijakan boikot.
Pemerintah yang tidak memiliki perusahaan negara, biasanya akan melakukan
boikot dengan mengharuskan importir swasta memperoleh surat izin untuk
membeli barang komoditi dari negara yang diboikot. Jika importir tidak
mengikuti keharusan tersebut, setiap barang yang dibeli dari luar negeri akan
disita dan importir tersebut bisa dituntut.
4. Embargo. Pemerintah yang berusaha mencabut barang impor dari negara
tertentu, akan melarang para pengusaha dalam negeri melakukan transaksi
dengan lembaga perdagangan dari negara yang dikenakan embargo. Tindakan
embargo dapat dilakukan terhadap jenis barang tertentu, seperti komoditi
strategis atau seluruh jenis barang yang biasa dijual oleh para pengusaha dalam
negeri ke negara yang dikenakan embargo.
5. Pinjaman, kredit dan manipulasi keuangan. Imbalan yang diberikan kepada
negara lain mencakup tingkat bea masuk dan kuota, pemberian pinjaman
(imbalan yang paling disukai untuk diberikan kepada negara berkembang oleh
negara besar pada saat sekarang) atau memperluas kredit. Manipulasi
peredaran keuangan juga digunakan untuk menciptakan bentuk perdagangan
antar negara yang lebih baik atau sebaliknya
6. Daftar hitam (blacklists). Pemerintah menggunakan daftar hitam untuk
mengelompokan perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis dengan negara
yang dituju. Contoh, kebanyakan negara-negara Arab menetapkan daftar hitam
bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis dengan Israel. Perusahaan-
perusahaan tersebut kemudian dilarang untuk melakukan bisnis dan perjanjian,
baik dengan perusahaan-perusahaan Arab maupun pemerintahnya.
7. Lisensi (Lisencing). Perizinan lisensi ekspor dan impor dapat dikabulkan
atau ditolak. Cara ini efektif untuk mengontrol pertukaran beberapa jenis
barang komoditi, yang termasuk imbalan maupun sangsi, tanpa harus
menanggung resiko dan biaya boikot dan embargo. Kebanyakan negaranegara
industri menggunakan lisensi untuk mencegah dan mengontrol perdagangan
bahan bakar nuklir.
8. Pembekuan asset (Freezing Asset). Pada era keterbukaan ekonomi dunia
seperti saat ini, pemerintah dan individu sering menyimpan asetnya di luar
negeri, baik dalambentuk investasi, rekening bank maupun tanah dan
bangunan. Jika dalam jumlah yang cukup besar, maka asset-aset tersebut
dapat disita.
9. Mengabulkan atau membatalkan bantuan, termasuk penjualan militer dan
pinjaman. Arus keuangan, pengetahuan teknis, teknologi, jasa dan material
militer merupakan komponen yang penting dalam hubungan internasional.
Negara donor dapat melakukan manipulasi dalam hal jumlah dan tipe bantuan
luar negeri untuk tujuan-tujuan politis dan bantuan atau penarikan mundur
bantuan kapabilitas militer, akanberdampak terhadap kemampuan negara
target untuk mempertahankan dirinya atau untuk melaksanakan aspek lain
dari politik luar negeri.
10. Pengambilan alih (Expropriation). Pemerintah bisa mengklaim
kepemilikan atas asset milik perusahaan yang berasal dari negara target.
Biasanya hal ini dilakukan untuk tujuan-tujuan ekonomi. Dalam beberapa
kesempatan, pengambilalihan atau ancamannya, digunakan untuk
mempengaruhi negara target untuk mengubah kebijakan domestik dan atau
kebijakan luar negerinya.
11. Menahan iuran kepada sebuah organisasi internasional. Beberapa
pemerintahan ingin mempengaruhi tindakan dan kegiatan organisasi
internasional dan negara-negara lain. Pada saat organisasi tersebut
memutuskan atau melakukan tindakan yang melawan kepentingan beberapa
negara anggotanya, maka mereka yang keberatan dapat mengancam dengan
cara menahan dukungan finansial terhadap organisasi tersebut.
5. Penutup.
Dari beberapa teknik-teknik di atas, pemerintah dapat memilih salah satu
dengan mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai, kondisi perekonomian
negara atau organisasi yang dituju, perbandingan biaya dan resiko dari masing-
masing teknik dan tindakan balasan yang akan dilakukan oleh negara atau
organisasi tersebut. Teknik-teknik persuasi ekonomi, baik sebagai imbalan dan
dukungan atau sebagai ancaman dan sangsi, memiliki keuntungan dan
kerugian. Dibandingkan dengan penggunaan kekuatan militer, teknik-teknik
ekonomi ini dapat dikatakan lebih murah bagi negara do0nor, walaupun
hasilnya tidak segera. Imbalan ekonomi dan bantuan militer, telah menjadi
teknik standar dalam melambangkan dukungan negara donor kepada negara
penerima bantuan. Imbalan tentu saja memiliki akibatnya, misalnya
ketegantungan yang berkembang antara penerima dan donor, tetapi
konsekuensinya, pengaruh negara donor menjadi semakin kuat.

More Related Content

Similar to Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional

Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalWarnet Raha
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalWarnet Raha
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalSeptian Muna Barakati
 
Perekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeri
Perekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeriPerekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeri
Perekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeriSuhanda Handa
 
Modal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeriModal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeriInas Intishar
 
LS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptx
LS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptxLS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptx
LS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptxssuserbb3b59
 
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tikNaskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tikDimebag Darrell
 
Langkah liberarisasi secara unilateral
Langkah liberarisasi secara unilateralLangkah liberarisasi secara unilateral
Langkah liberarisasi secara unilateralYasirecin Yasir
 
International monetary funds
International monetary fundsInternational monetary funds
International monetary fundsNykm
 
Krisis dan globalisasi teori pembangunan
Krisis dan globalisasi teori pembangunanKrisis dan globalisasi teori pembangunan
Krisis dan globalisasi teori pembangunanMuhammad Khoirul Fuddin
 
Nadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptx
Nadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptxNadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptx
Nadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptxNadivaRahmania
 
2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptx
2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptx2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptx
2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptxAzizahAinunZhariah
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )Triadirama
 
15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negeri15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negerifirman sahari
 
15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negeri15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negerifirman sahari
 
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01Louisa Amelia
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Tugas 13 .modal asing dan utang luar negri
Tugas 13 .modal asing dan utang luar negriTugas 13 .modal asing dan utang luar negri
Tugas 13 .modal asing dan utang luar negrisiti aisah
 

Similar to Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional (20)

Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Imperialisme utang
Imperialisme utangImperialisme utang
Imperialisme utang
 
Perekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeri
Perekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeriPerekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeri
Perekonomian indonesia Modal asing dan utang luar negeri
 
Modal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeriModal asing dan utang luar negeri
Modal asing dan utang luar negeri
 
LS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptx
LS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptxLS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptx
LS_W6_DEPENDENCY AND POSTSTRUCTURAL 2022.pptx
 
Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1
 
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tikNaskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
Naskah buku meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pembangunan bumd tik
 
Langkah liberarisasi secara unilateral
Langkah liberarisasi secara unilateralLangkah liberarisasi secara unilateral
Langkah liberarisasi secara unilateral
 
International monetary funds
International monetary fundsInternational monetary funds
International monetary funds
 
Krisis dan globalisasi teori pembangunan
Krisis dan globalisasi teori pembangunanKrisis dan globalisasi teori pembangunan
Krisis dan globalisasi teori pembangunan
 
Nadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptx
Nadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptxNadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptx
Nadiva Rahmania N.P (25)- portofolio dan penugasan.pptx
 
2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptx
2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptx2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptx
2 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL.pptx
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
 
15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negeri15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negeri
 
15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negeri15 modal asing dan utang luar negeri
15 modal asing dan utang luar negeri
 
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
Admkeurevisi 120416200138-phpapp01
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas 13 .modal asing dan utang luar negri
Tugas 13 .modal asing dan utang luar negriTugas 13 .modal asing dan utang luar negri
Tugas 13 .modal asing dan utang luar negri
 

More from Bagus Aji

Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruBagus Aji
 
Tm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikTm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikBagus Aji
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruBagus Aji
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikBagus Aji
 
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikTm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikBagus Aji
 
Tm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahTm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahBagus Aji
 
Tm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikTm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikBagus Aji
 
Tm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikTm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikBagus Aji
 
Tm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaTm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalPertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalBagus Aji
 
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikPertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikBagus Aji
 
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiPertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiBagus Aji
 
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Bagus Aji
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalBagus Aji
 
7 john locke
7 john locke7 john locke
7 john lockeBagus Aji
 
6 thomas hobbes
6 thomas hobbes6 thomas hobbes
6 thomas hobbesBagus Aji
 
5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelli5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelliBagus Aji
 

More from Bagus Aji (20)

Organizing
OrganizingOrganizing
Organizing
 
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
 
Tm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikTm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politik
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politik
 
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikTm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
 
Tm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahTm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerah
 
Tm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikTm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politik
 
Tm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikTm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politik
 
Tm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaTm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesia
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalPertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
 
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikPertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
 
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomiPertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
Pertemuan ii, dimensi politik fenomena ekonomi
 
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
 
7 john locke
7 john locke7 john locke
7 john locke
 
6 thomas hobbes
6 thomas hobbes6 thomas hobbes
6 thomas hobbes
 
5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelli5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelli
 

Recently uploaded

imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasMhd Fardhan
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 

Recently uploaded (11)

imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 

Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional

  • 1. Ekonomi Politik Dan Bantuan Internasional
  • 2. 1. Pendahuluan. Paska Perang Dunia II (PD II) situasi internasional tidak lagi didominasi oleh persaingan ideologi antara kapitalisme melawan komunisme. Amerika Serikat sebagai pengusung terdepan ideologi kapitalisme memberikan warna dominan dalam interaksi antar negara. Pada saat ideologi tidak lagi menjadi pertentangan, focus perhatian pun bergeser dari melulu mengurusi isu-isu high politics seperti ideologi, perang dan damai,serta persenjataan, ke isu- isu low politics seperti ekonomi, demokratisasi, hak azasi manusia (HAM) dan lain-lain.
  • 3. Di bawah kapitalisme hubungan antar negara berkembang ke arah penguasaan sumber-sumber daya ekonomi. Negara-negara great power adalah negara- negara industri yang maju dalam berbagai bidang, terutama dalam aspek ekonomi seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Negara- negara ini membutuhkan sumber daya alam yang tidak sedikit untuk menunjang industrinya. Sementara sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh negara-negara miskin di belahan bumi yang lain. Keadaan ini menimbulkan suatu interaksi yang menarik untuk dibahas, di satu sisi negara maju menggunakan kekuatan ekonominya untuk menguasai sumber daya alam di negara miskin dengan segala cara, di sisi lain negara miskin juga menggunakan sumber daya alamnya untuk membangun negaranya. Kemudian muncul suatu konsep ekonomi politik internasional, jika ekonomi adalah mengenai pencarian kekayaan, maka politik adalah mengenai pencarian power, keduanya berinteraksi dengan cara yang rumit dan memusingkan (Gilpin 1987). Banyak definisi mengenai ekonomi politik internasional, salah satunya dari Martin Staniland yang mendefinisikan ekonomi politik internasional sebagai hubungan perubahan-perubahan politik dan ekonomi serta dampaknya bagi aktivitas politik, pasar dan produksi (dunia dan domestik).
  • 4. Masih di bawah kapitalisme, muncul institusi-institusi keuangan internasional, seperti Bank Dunia, Asian Develop ment Bank (ADB) dan International Monetary Fund (IMF). Secara singkat institusi-institusi ini berfungsi untuk membantu pembangunan negara-negara miskin dengan cara memberikan bantuan keuangan secara multilateral. Dalam pelaksanaannya, negara debitor (peminjam) harus menandatangani perjanjian yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi. Sering syarat-syarat tersebut merupakan perpanjangan tangan dari kepentingan politik negara kreditor (pemberi pinjaman) yang tidak lain merupakan negara-negara maju yang berkepentingan terhadap sumber daya alam negara-negara peminjam. Dalam ekonomi politik internasional dijelaskan mengenai motivasi pemberian bantuan luar negeri ini, seperti dikutip dalam buku Ekonomi Politik Internasional: Studi Pengenalan Umum, Yanuar Ikbar mengatakan bahwa alasan pemberian bantuan oleh suatu negara atau institusi tertentu, terutama adalah self interest politik, strategi dan ekonomi. Sekalipun pada umumnya alasan itu berupa motivasi moral, bantuan kemanusiaan atau bantuan untuk kesinambungan proses hubungan komplementasi dan pembangunan pihak lain. Namun demikian sulit ditemukan bukti-bukti sejarah perkembangan bantuan luar negeri selama periode tertentu yang menunjukkan bahwa negara donor atau institusi-institusi kredit internasional membantu tanpa mengharapkan keuntungan tertentu.
  • 5. 2. Motivasi Politik dan Ekonomi. Motivasi politik dan ekonomi sesungguhnya sulit untuk dipisahkan, karena keduanya saling berkaitan. Pertimbangan para pembuat keputusan di negara- negara donor selalu diikuti pula oleh identifikasi mengenai besarnya dedikasi negara debitor dalam hubungan kerjasama maupun keterikatan politis dengan negara debitor. Bantuan negaranegara donor bahkan memberi peluang keterlibatan mereka mendominasi kekuatan politik, termasuk dalam investasi yang mereka tanamkan di negara debitor hingga kepada lobi-lobi pembuatan keputusan atau pelaksanaan kebijakan-kebijakan domestik. Motivasi ekonomi merupakan pembenaran yang paling rasional untuk pemberian bantuan, baik untuk negara donor maupun negara debitor. Namun demikian, argumentasi yang esensial dari bantuan luar negeri yang secara mendasar, dapat dipahamidari beberapa konsep :
  • 6. 1. Sumber daya dan kapabilitas keuangan dari luar (untuk pinjaman dan hibah) sebenarnya dapat memainkan peran yang rasional dalam rangka kepentingan timbal balik ekonomis, seperti harapan untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan energi dari negara yang dibantu. Karena itu kebanyakan pinjaman luar negeri dikaitkan dengan konsepsi lainnya, seperti kerjasama perdagangan yang lebih besar antara kreditor dan debitor. 2. Bantuan luar negeri kebanyakan diberikan untuk mempercepat pertumbuhab dan pemerataan di negara-negara debitor, dengan harapan tingkat daya beli masyarakatnya kian tinggi, sehingga mampu membeli produk-produk industri negara donor.
  • 7. 3. Bantuan luar negeri atau hibah pada umumnya tidak hanya berbentuk modal, tetapi bisa juga tenaga ahli dan manajemen, maupun alih teknologi. Secara ekonomis, bantuanluar negeri memberikan imbal balik yang lebih besar bagi para tenaga asing (dari negara donor) yang bekerja menjadi teknisi ahli di negara debitor. Mereka ini disamping telah menjadi bagian dari capital flight dari devisa negara, juga memberikan masukan atas sebagian sumber pendapatan devisa melalui pajak pendapatan. Dengan demikian terjadi arus balik pendapatan (imbal balik modal). 4. Pengalihan investasi untuk tujuan mendekati pasar, perluasan indutrialisasi internasional di luar negara donor dan pengalihan industri senja, dimana negara-negara donor sudah tidak melakukan produksi dengan teknologi usang, karena kemajuan yang mereka capai dalam teknologi baru.
  • 8. Pearson dan Payaslian mengajukan empat teori mengenai bantuan luar negeri, yaitu : 1. Aliran realis menyatakan bahwa tujuan utama dari bantuan luar negeri adalah bukan untuk menunjukkan idealisme abstrak aspirasi kemanusiaan, tetapi untuk proyeksi power nasional. Bantuan luar negeri merupakan komponen penting bagi kebijakan keamanan internasional. 2. Teori ketergantungan (dependensia) menyatakan bahwa bantuan luar negeri digunakan oleh negara kaya untuk mempengaruhi hubungan domestik dan luar negeri negara penerima bantuan, merangkul elit politik lokal di negara penerima bantuan untuk tujuan komersil dan keamanan nasional. Kemudian, melalui jaringan internasional, keuangan internasional dan struktur produksi, bantuan luar negeri ditujukan untuk mengeksploitasi sumber daya alam negara penerima bantuan. Sehingga para penganut teori dependensia, menganggap bahwa bantuan luar negeri dapat digunakan sebagai sebuah instrumen untuk perlindungan dan ekspansi negara kaya ke negara miskin, sebuah sistem untuk mengekalkan ketergantungan.
  • 9. 3. Aliran moralis/idealis menyatakan bahwa bantuan luar negeri secara esensial merupakan gerakan kemanusiaan yang menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan internasional. Menurut aliran idealis, negara yang lebih kaya memiliki tanggung jawab moral untuk mempererat kerjasama Utara Selatan yang lebih besar dan merespon kebutuhan pembangunan ekonomi dan sosial di Selatan. Maka kaum moralis berpendapat bahwa bantuan luar negeri mendorong dukungan yang yang saling menguntungkan (mutual supportive) dan hubungan menguntungkan sejalan dengan pembangunan ekonomi dan hak azasi manusia, hukum dan ketertiban internasional. 4. Teori bureaucratic incrementalist menyatakan bahwa bantuan luar negeri sebagai kebijakan publik, produk dari politik domestik yang melibatkan opini publik, kelompok kepentingan, dan institusi pemerintah yang secara langsung terlibat dalam proses pembuatan kebijakan yang mempromosikan kepentingan nasional melalui agenda politik. Teori ini juga menyatakan bahwa tujuan yang dikejar negara donor dalam lingkup kepentingan ekonomi politik internasional, antara lain: kombinasi tujuan kemanusiaan, geopolitik, ideology, kepentingan komersil, masalah lingkungan dan berbagai factor dalam politik domestik.
  • 10. 3. Program Bantuan Luar Negeri. Holsti membagi program bantuan luar negeri ke dalam empat jenis, yaitu : 1. Bantuan militer. Kebanyakan bantuan militer memiliki keuntungan berupa penguasaan negara donor terhadap negara penerima bantuan. Tidak hanya negara penerima bantuan akan bergantung pada negara donor dalam membentuk kekuatan militer modern, tetapi juga negara penerima bantuan tidak akan mampu mengoperasikan kekuatan militer secara efektif, kecuali bila negara donor memberikan bantuan latihan yang dperlukan, suku cadang dan pemeliharaan. Dengan demikian pengawasan pemakaian senjata memberikan jaminan bahwa negara penerima bantuan akan mengguinakan kekuatan militernya dengan cara yang tidak bertentangan dengan kepentingan negara donor, kecuali jika negara penerima bantuan bisa memperoleh amunisi, suku cadang dan bantuan latihan dari sumber lain.
  • 11. 2. Bantuan teknik. Bantuan teknik dirancang untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keahllian. Personil yang memiliki keahlian khusus dari negara industri dikirim ke berbagai negara berkembang untuk memberikan bantuan dalam berbagai proyek pembangunan. 3. Grant dan program komoditi impor Sampai akhir tahun 1950an, metode bantuan modal dan barang yang paling disukai adalah bantuan Grant atau hadiah yang tidak memerlukan pembayaran balik. Tetapi pemberian hadiah seperti ini selalu menciptakan masalah bagi negara donor dan negara penerima bantuan, dan akhirnya pemerintah negara besar menggantikan Grant dengan pinjaman jangka panjang. Grant dalam bentuk perlengkapan militer masih dilakukan secara teratur, dan Grant ekonomi khusus sering dilakukan ketika negara penerima bantuan menghadapi keadaan darurat, seperti ancaman militer mendadak, kelaparan, wabah penyakit atau bencana alam.
  • 12. 4. Pinjaman pembangunan. Pinjaman hanya merupakan bantuan dana dalamjangka pendek, tetapi negara penerima bantuan harus membayar kembali pinjaman serta bunga. Bantuan demikian hanya bersifat sementara. Hanya pinjaman bilateral dan multilateral yang diberikan kepada negara penerima bantuan, dengan tingkat kredit paling rendah, atau bunga lebuh rendah dari pasar keuangan internasional, baru dapat dipertimbangkan sebagai bantuan.
  • 13. 4. Pengaruh Ekonomi dalam Politik Internasional. Ekonomi dapat berpengaruh dalam politik internasional, tidak hanya melalui bantuan luar negeri, namun menurut Holsti, ada beberapa teknik yang mampu mengubah sikap suatu negara terhadap negara lain seperti berikut ini : 1. Bea. Hampir semua barang buatan luar negeri yang dijual di dalam negeri akan dikenakan pajak untuk meningkatkan penerimaan negara, melindungi pengusaha dalam negeri dari persaingan dengan barang asal luar negeri, atau alasan ekonomi dalam negeri lainnya. Bea bisa digunakan secara efektif sebagai perangkat pembujuk atau sangsi, pada saat negara berusaha memperoleh atau kehilangan pasaran penting untuk produk dalam negerinya yang disebabkan manipulasi fluktuasi.
  • 14. 2. Kuota. Untuk mengawasi impor beberapa jenis barang komoditi, pemerintah akan menetapkan kuota (penjatahan) daripada menentukan bea masuk (bea bisa ditetapkan untuk jenis barang yang masuk atas dasar kuota). Berdasarkan kebijakan seperti itu, para supplier biasanya mengirim barangnya dengan harga yang layak, tetapi diizinkan menjual barangnya dalam jumlah tertentu. 3. Boikot. Boikot perdagangan dilakukan oleh pemerintah dengan menghapuskan impor, baik barang komoditi tertentu atau semua jenis barang ekspor yang dijual oleh negara yang dijadikan sasaran kebijakan boikot. Pemerintah yang tidak memiliki perusahaan negara, biasanya akan melakukan boikot dengan mengharuskan importir swasta memperoleh surat izin untuk membeli barang komoditi dari negara yang diboikot. Jika importir tidak mengikuti keharusan tersebut, setiap barang yang dibeli dari luar negeri akan disita dan importir tersebut bisa dituntut.
  • 15. 4. Embargo. Pemerintah yang berusaha mencabut barang impor dari negara tertentu, akan melarang para pengusaha dalam negeri melakukan transaksi dengan lembaga perdagangan dari negara yang dikenakan embargo. Tindakan embargo dapat dilakukan terhadap jenis barang tertentu, seperti komoditi strategis atau seluruh jenis barang yang biasa dijual oleh para pengusaha dalam negeri ke negara yang dikenakan embargo. 5. Pinjaman, kredit dan manipulasi keuangan. Imbalan yang diberikan kepada negara lain mencakup tingkat bea masuk dan kuota, pemberian pinjaman (imbalan yang paling disukai untuk diberikan kepada negara berkembang oleh negara besar pada saat sekarang) atau memperluas kredit. Manipulasi peredaran keuangan juga digunakan untuk menciptakan bentuk perdagangan antar negara yang lebih baik atau sebaliknya
  • 16. 6. Daftar hitam (blacklists). Pemerintah menggunakan daftar hitam untuk mengelompokan perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis dengan negara yang dituju. Contoh, kebanyakan negara-negara Arab menetapkan daftar hitam bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis dengan Israel. Perusahaan- perusahaan tersebut kemudian dilarang untuk melakukan bisnis dan perjanjian, baik dengan perusahaan-perusahaan Arab maupun pemerintahnya. 7. Lisensi (Lisencing). Perizinan lisensi ekspor dan impor dapat dikabulkan atau ditolak. Cara ini efektif untuk mengontrol pertukaran beberapa jenis barang komoditi, yang termasuk imbalan maupun sangsi, tanpa harus menanggung resiko dan biaya boikot dan embargo. Kebanyakan negaranegara industri menggunakan lisensi untuk mencegah dan mengontrol perdagangan bahan bakar nuklir.
  • 17. 8. Pembekuan asset (Freezing Asset). Pada era keterbukaan ekonomi dunia seperti saat ini, pemerintah dan individu sering menyimpan asetnya di luar negeri, baik dalambentuk investasi, rekening bank maupun tanah dan bangunan. Jika dalam jumlah yang cukup besar, maka asset-aset tersebut dapat disita. 9. Mengabulkan atau membatalkan bantuan, termasuk penjualan militer dan pinjaman. Arus keuangan, pengetahuan teknis, teknologi, jasa dan material militer merupakan komponen yang penting dalam hubungan internasional. Negara donor dapat melakukan manipulasi dalam hal jumlah dan tipe bantuan luar negeri untuk tujuan-tujuan politis dan bantuan atau penarikan mundur bantuan kapabilitas militer, akanberdampak terhadap kemampuan negara target untuk mempertahankan dirinya atau untuk melaksanakan aspek lain dari politik luar negeri.
  • 18. 10. Pengambilan alih (Expropriation). Pemerintah bisa mengklaim kepemilikan atas asset milik perusahaan yang berasal dari negara target. Biasanya hal ini dilakukan untuk tujuan-tujuan ekonomi. Dalam beberapa kesempatan, pengambilalihan atau ancamannya, digunakan untuk mempengaruhi negara target untuk mengubah kebijakan domestik dan atau kebijakan luar negerinya. 11. Menahan iuran kepada sebuah organisasi internasional. Beberapa pemerintahan ingin mempengaruhi tindakan dan kegiatan organisasi internasional dan negara-negara lain. Pada saat organisasi tersebut memutuskan atau melakukan tindakan yang melawan kepentingan beberapa negara anggotanya, maka mereka yang keberatan dapat mengancam dengan cara menahan dukungan finansial terhadap organisasi tersebut.
  • 19. 5. Penutup. Dari beberapa teknik-teknik di atas, pemerintah dapat memilih salah satu dengan mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai, kondisi perekonomian negara atau organisasi yang dituju, perbandingan biaya dan resiko dari masing- masing teknik dan tindakan balasan yang akan dilakukan oleh negara atau organisasi tersebut. Teknik-teknik persuasi ekonomi, baik sebagai imbalan dan dukungan atau sebagai ancaman dan sangsi, memiliki keuntungan dan kerugian. Dibandingkan dengan penggunaan kekuatan militer, teknik-teknik ekonomi ini dapat dikatakan lebih murah bagi negara do0nor, walaupun hasilnya tidak segera. Imbalan ekonomi dan bantuan militer, telah menjadi teknik standar dalam melambangkan dukungan negara donor kepada negara penerima bantuan. Imbalan tentu saja memiliki akibatnya, misalnya ketegantungan yang berkembang antara penerima dan donor, tetapi konsekuensinya, pengaruh negara donor menjadi semakin kuat.