Untuk menghitung derajat robekan perineum, lakukan langkah-langkah berikut:1. Periksa vagina untuk mengetahui apakah ada robekan pada mukosa vagina atau tidak. 2. Periksa daerah perineum untuk melihat apakah ada robekan pada otot-otot perineum. 3. Lakukan pemeriksaan colok dubur untuk melihat apakah ada yang terlibatnya sfingter ani (otot pada anus).4. D
Berdasarkan dokumen, derajat robekan perineum diklasifikasikan sebagai berikut:
- Derajat 1: Laserasi epitel vagina atau laserasi pada kulit perineum saja.
- Derajat 2: Melibatkan kerusakan pada otot-otot perineum, tetapi tidak melibatkan kerusakan sfingter ani.
- Derajat 3: Kerusakan pada otot sfingter ani. Dibedakan lagi menjadi:
- Derajat 3a:
Ähnlich wie Untuk menghitung derajat robekan perineum, lakukan langkah-langkah berikut:1. Periksa vagina untuk mengetahui apakah ada robekan pada mukosa vagina atau tidak. 2. Periksa daerah perineum untuk melihat apakah ada robekan pada otot-otot perineum. 3. Lakukan pemeriksaan colok dubur untuk melihat apakah ada yang terlibatnya sfingter ani (otot pada anus).4. D
Ähnlich wie Untuk menghitung derajat robekan perineum, lakukan langkah-langkah berikut:1. Periksa vagina untuk mengetahui apakah ada robekan pada mukosa vagina atau tidak. 2. Periksa daerah perineum untuk melihat apakah ada robekan pada otot-otot perineum. 3. Lakukan pemeriksaan colok dubur untuk melihat apakah ada yang terlibatnya sfingter ani (otot pada anus).4. D (20)
Untuk menghitung derajat robekan perineum, lakukan langkah-langkah berikut:1. Periksa vagina untuk mengetahui apakah ada robekan pada mukosa vagina atau tidak. 2. Periksa daerah perineum untuk melihat apakah ada robekan pada otot-otot perineum. 3. Lakukan pemeriksaan colok dubur untuk melihat apakah ada yang terlibatnya sfingter ani (otot pada anus).4. D
1. Disusun oleh :
• Agil Shabika Amany
• Ayuningtias Eka A
• Hesti Kusdianingrum
• Maria Felisitas
• Olyvia Ayu Wulandari
• Vira Kumalasari
2. Di mulai setelah lahirnya bayi dan berakirnya
dengan lahirnya palsenta.
3. otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba – tiba setelah
lahirnya bayi. Penyusutan rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
implantasi plasenta, karena implementasi
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, maka plasenta akan
menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta turun
kebagian bawah uterus atau atas bagian vagina.
(JNPK-KR,2004).
4. WHO Recommendations for Active Management of the
Third Stage of Labour (AMTSL), 2012
The use of uterotonics for the prevention of postpartum haemorrhage (PPH)
during the third stage of labour is recommended for all births.
Oxytocin (10 IU, IV/IM) is the recommended uterotonic drug for the prevention of
PPH.
In settings where skilled birth attendants are available, controlled cord traction
(CCT) is recommended for vaginal births if the care provider and the parturient
woman regard a small reduction in blood loss and a small reduction in the
duration of the third stage of labour as important.
In settings where skilled birth attendants are unavailable, CCT is not
recommended.
Sustained uterine massage is not recommended as an intervention to prevent
PPH in women who have received prophylactic oxytocin.
Postpartum abdominal uterine tonus assessment for early identification of uterine
atony is recommended for all women.
CCT is the recommended method for removal of the placenta in caesarean
section.
6. Anamnesis: keluhan subjektif ibu
kemampuan BAB dan BAK, menyusui dini,
lochea (warna dan bau).
Pemeriksaan fisik: uterus (involusi), vulva
vagina dan perineum (bekas laserasi),
payudara.
Konseling: kebersihan diri, gizi, aktifitas fisik,
senggama, kontrasepsi (KB).
7. Memperkirakan kehilangan darah hanyalah satu cara untuk
menilai kondisi pasien. Cara tak langsung untuk mengukur
jumlah kehilangan darah adalah melalui penampakan gejala
dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan pasien
lemas, pusing, dan kesadaran menurun serta tekanan darah
sistol turun lebih dari 10 mmHg, maka telah terjadi
perdarahan lebih dari 500 ml. Bila pasien mengalami syok
hipovolemik maka pasien telah kehilangan darah 50% dari
total jumlah darah (2000-2500 ml). Penting untuk selalu
memantau keadaan umum dan menilai jumlah kehilangan
darah pasien selama kala 4 selama melalui pemeriksaan
tanda vital, jumlah darah yang keluar, dan komdisi uterus.
8. Kolporeksis : robekan pada dinding atas vagina
sehingga mengenai atau terpisah dari serviks
atau sebagian uterus. Robekan tersebut dapat
terbentuk lingkaran atau memanjang.
Robekan porsio : robekan yang terjadi pada
serviks uteri, mulai ujung serviks sampai OUI.
Bila robekan melebihi bagian tersebut (ujung luka
atau robekan tidak terlihat).
Ruktur perineum : robekan pada perineum. Dapat
digolongkan menjadi rukture perineum derajat I
sd IV tergantung luasnya robekan.
9. Macam-Macam Penjahitan
1. Menjahit Luka Episiotomi Medialis
2. Menjahit Luka Episiotomi Mediolateralis
3. Menjahit Luka Episiotomi Lateralis
4. Menjahit Luka Episiotomi Menurut Derajat
Luka
10. 1 Laserasi epitel vagina atau laserasi pada kulit
perineum saja TIDAK PERLU DIJAHIT
2 Melibatkan kerusakan pada otot-otot
perineum, tetapi tidak melibatkan kerusakan
sfingter ani
3 Kerusakan pada otot sfingter ani
3a: robekan < 50% sfingter ani eksterna
3b: robekan > 50% sfingter ani ekterna
3c: robekan juga meliputi sfingter ani interna
4 Robekan stadium tiga disertai robekan epitel
anus
11. Jahit mukosa vagina
secara jelujur
dengan benang 2-0
mulai dari 1 cm di
atas puncak luka di
dalam vagina sampai
pada batas vagina.
12. Lanjutkan jahitan pada
daerah otot perineum
sampai ujung luka pada
perineum secara
jelujur dengan benang
2-0.
Lihat ke dalam luka
untuk mengetahui
letak ototnya.
Penting sekali untuk
menjahit otot ke otot
agar tidak ada rongga di
antaranya.
13. Carilah lapisan subkutikuler
persis dibawah lapisan kulit
Lanjutkan dengan jahitan
subkutikuler
kembali ke arah batas vagina,
akhiri dengan simpul mati
pada bagian dalam vagina
Potong kedua ujung benang,
dan hanya disisakan masing-
masing 1 cm.
Jika robekan cukup luas dan
dalam, lakukan colok dubur,
dan pastikan tidak ada bagian
rektum terjahit.
14. CATATAN : penjahitan ini harus dilakukan oleh penolong yang
berkompeten. Segera rujuk bila tidak mampu.
15. 1. Ika ayu (B15025)
Bagaimana cara menghitung derajat ?
(Memeriksa vagina terlebih dahulu untuk
mengetahui robekannya lalu memeriksa
dubur dengan colok dubur. Sfingter ani=otot
pada anus)