SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
 Jalan terletak di Kecamatan Ngadirojo,
Wonogiri. Jalan ini merupakan jalan
yang menghubungkan antara desa
Blimbing ke desa Tenglek.
 Jalan yang digunakan adalah jalan
Kolektor IIIA, dengan lebar jalan 7 meter.
(2 jalur 2 arah)
PERKERASAN LENTUR
Data Lalu Lintas Tahun 2010 sebagai berikut :
• Kendaraan ringan 2 ton 1000 Kendaraan
• Bus 8 ton 350 Kendaraan
• Truk 2 as 13 ton 50 Kendaraan
• Truk 3 as 20 ton 30 Kendaraan
• Truk 5 as 30 ton 10 Kendaraan
Jadi total LHR 2011 = 1440 Kendaraan/hari/2 jalur
• Perkembangan Lalu Lintas selama pelaksanaan (i) = 5%
• Perkembangan lalu lintas untuk umur rencana 20tahun = 6%
• Curah Hujan > 900 mm/th
• Kelandaian < 6%
Bahan – bahan perkerasan :
1. Asbuton (MS 744) a1 = 0,35
2. Batu Pecah (CBR 100) a2 = 0,14
3. Sirtu ( CBR 50 ) a3 = 0,12
CBR
Jumlah yang sama atau
lebih besar
Persen (%) yang sama
atau lebih besar
7 11 100.00
7 - -
8 9 81.82
8 - -
9 7 63.64
10 6 54.55
10 - -
10 - -
10 - -
11 2 18.18
12 1 9.09
Dari grafik CBR
disamping,
Didapatkan
CBR yang dapat
mewakili
sebesar 7,5 %
Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
1. LHR pada tahun 2011 (awal umur rencana)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 1000 (1+5%)4
1215.51
Bus 8 ton = 350 (1+5%)4
425.43
Truk 2 as 13 ton = 50 (1+5%)4
60.78
Truk 3 as 20 ton = 30 (1+5%)4
36.47
Truk 5 as 30 ton = 10 (1+5%)4
12.16
Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
1. LHR pada tahun 2015 (akhir umur rencana)
Kendaraan Ringan 2 ton = 1000 (1+6%)20
3898.29
Bus 8 ton = 350 (1+6%)20
1364.40
Truk 2 as 13 ton = 50 (1+6%)20
194.91
Truk 3 as 20 ton = 30 (1+6%)20
116.95
Truk 5 as 30 ton = 10 (1+6%)20
38.98
20 tahun
akhir tahun
Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 0,002 + 0,002 0,0004
Bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 0,1593
Truk 2 as 13 ton = 0,1410 + 0,9238 1,0648
Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 1,0375
Truk 5 as 30 ton = 1,0375 + 2(0,1410) 1,3195
Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 0,5 x 1215,51 x 0,0004 0.243
Bus 8 ton = 0,5 x 425,43 x 0,1593 33.885
Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 60,78 x 1,0648 32.357
Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 36,47 x 1,0375 18.916
Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 12,16 x 1,3195 8.019
TOTAL LEP 93,421 npelaksanaaawalLHRadalahandipergunakyangLHR:ctt
jalanmelintasiyangkendaraanjenisj
kendaraandistribusikoefisienC
kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana
CjxEjxLHRj
n
1i




LEP
Untuk jalan 2 jalur 2 arah, koefisien distribusi
kendaraan (C) kendaraan ringan maupun berat
sebesar 0,5 (Daftar II koefisien distribusi
kendaraan (C) NSPM DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM)
Menghitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir)
Kendaraan Ringan 2
ton
= 0,5 x 3898,29 x 0,0004 0.780
Bus 8 ton = 0,5 x 1364,4 x 0,1593 108.675
Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 194,91 x 1,0648 103.773
Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 116,95 x 1,0375 60.667
Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 38,98 x 1,3195 25.719
TOTAL LEA 299,613
akhirLHRadalahandipergunakyangLHR:catatan
Rencana,UR
jalanmelintasiyangkendaraanjenisj
kendaraandistribusikoefisienC
kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana
CjxEjxi)(1LHRj
n
1j
UR
Umur
LEA




 
Menghitung LET
(Lintas Ekivalen Tengah)
LET20 = ½ (LEP + LEA)
= ½ ( 93,421 + 299,613)
= 196,517
Menghitung LER
(Lintas Ekivalen Rencana)
LER20 = LET x UR/10
= 196,517 x 20/10
= 393,034
Mencari Nilai ITP
• CBR tanah dasar = 7,5 %
• IP = 2
• FR = 2
• DDT = 5,4
Berdasarkan monogram 4, Ipo = (3,9 –
3,5)
Nilai ITP = 8,5
Mencari Nilai ITP
Menetapkan Tebal Perkerasan
Diketahui dari tabel:
D1 = 7,5 cm
D2 = 20 cm
D3 = ???
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
8,5 = 0,35.7,5 + 0,14.20 + 0,12.D3
D3 = 25,6 cm
Asbuton MS 744
Batu Pecah
( CBR 100)
Sirtu
( CBR 50)
Tanah Dasar
D1 = 7,4 cm
D2 = 20 cm
D3 = 25,6 cm
PERKERASAN
LENTUR
1. Menentukan umur rencana
dari Tabel 2-1 :
Umur Rencana Perkerasan
Dari tabel 2.1 ditentukan bahwa umur rencana jalan
lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB ditentukan
yaitu 20 tahun.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013
halaman 9)
2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur
desain yang telah dipilih.
 Untuk menentukan nilai CESA4 terlebih dahulu menghitung
ESA
jenis kendaraaan VDF 4 jumlah perhari CESA
Kendaraan ringan 0,3 1000 300
bus besar 1 350 350
truk 2 sumbu 1,6 50 80
truk 3 sumbu 7,6 30 228
truk 5 sumbu 19 10 190
1440 1148
• Kemudian menghitung pertumbuhan lalu
lintas (R)
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013
halaman 9)
i = 2,75 %
Ur = 20 tahun
R = (1+0,01i)ur-1
0,01i
R = 26,1974
 Menentukan TM (trafic multiplier)
TM = 1,9
didapat VDF5 = VDF4 x TM
= 2296
 Didapat ESA20 = VDF5 x 365 x R
= 21.954.467
 Tipe perkerasan jalan
AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan
CTB (pangkat 5)
Pemilihan Jenis Perkerasan
ESA 20 tahun
sebesar
21.954.467
sehingga
dapat
ditentukan
tipe
perkerasan
yaitu AC WC
modifikasi
atau SMA
modifikasi
dengan CTB
(pangkat 5).
 Data CBR adalah 7,5 %
Maka kondisi tanah normal dan dapat dipadatkan secara
mekanis.
 Desain pondasi jalan, dipilih menggunakan Metode A
untuk tanah normal.
Ketebalan Lapis Perkerasan :
 ACWC : 40 mm
 AC BC5 : 135 mm
 CTB4 : 150 mm
 LPA KelasA2 : 150 mm
DESAIN PERKERASAN KAKU
 Menentukan umur rencana harus 40 tahun
 Menentukan nilai-nilaiCESA4 untuk umur
desain yang telah dipilih
 Menentukan struktur pondasi jalan
 Menentukan lapisan drainase dan lapisan
subbase
 Menentukan jenis sambungan
▪ Untuk perkerasan
kaku pada
perencanaan ini
diambil umur rencana
40 tahun.
Ditentukan jenis-jenis kendaraan
yang lewat adalah sebagai berikut.
▪ Bus Kecil 2Ton = 0,3
▪ Bus Besar 8Ton = 1
▪ Truk 2 As 13Ton – Sedang = 1,6
▪ Truk 3 As 20Ton – Ringan = 7,6
▪ Truk 5 As 30Ton –Trailer = 19
Menentukan Lalu Lintas Harian Rata-
rata(LHRT)
▪ Bus Kecil 2 Ton = 1000
Kendaraan per Hari
▪ Bus Besar 8 Ton = 350
Kendaraan per Hari
▪ Truk 2 As 13 Ton – Sedang = 50
Kendaraan per Hari
▪ Truk 3 As 20 Ton – Ringan = 30
Kendaraan per Hari
▪ Truk 5 As 30 Ton – Trailer = 10
Kendaraan per Hari
Faktor Distribusi Lajur
▪ Jalan Kolektor yang
direncanakan memiliki
jumlah 2 lajur untuk 2
arah (Jumlah lajur tiap
arah = 1)
▪ Berdasarkan Tabel
Faktor Distribusi Lajur,
distribusi lajur
kendaraan niaga pada
lajur desain adalah
100% terhadap
populasi kendaraan
niaga.
Menghitung ESA4
ESA4 = LHRT x VDF4 x
DL
NO Jenis Kendaraan LHR
T
DL VDF
4
ESA
1 Bus Kecil 2 Ton 100
0
100
%
0.3 300
2 Bus Besar 8 Ton 350 100
%
1.0 350
3 Truk 2 As 13 Ton –
Sedang
50 100
%
1.6 80
4 Truk 3 As 20 Ton –
Ringan
30 100
%
7.6 228
5 Truk 5 As 30 Ton –
Trailer
10 100
%
19 190
Total 1148
Menghitung CESA
▪ CESA = ESA x 365 x R
▪ R =
(1+0.01𝑖) 𝑈𝑅 −1
0.01𝑖
• i =
5𝑥3,5+35𝑥2,5
5+35
= 2,625%
• R =
1+0.01𝑥2,625% 40 −1
(0.01𝑥2,625%)
= 40,2054
• CESA = 1148 x 365 x 40,2054
= 16.846.866,71
Menentukan Tipe perkerasan
▪ Dari Tabel 3.1 Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013
Menentukan seksi-seksi subgrade yang
seragam dan daya dukung subgrade
Kondisi Tanah Dasar
Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri-ciri nilai
CBR = 7,5% dan dapat dipadatkan secara mekanis.
Desain ini meliputi perkerasan diatas timbunan,
galian atau tanah asli.
 CBR tanah dasar : 7,5
 Kelas kekuatan tanah dasar : SG6
 Prosedur desain pondasi : A
 Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah
dasar meliputi bahan stabilitas kapur atau timbunan
pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm tebal lepas)
 Tidak perlu diadakan peningkatan tanah dasar.
Lapisan drainase dan lapisan
subbase
Keterangan:
• Koefisien drainase ‘m’ untuk tebal lapis berbutir
(lihat Tabel 8.1 halaman 31).
• Dengan kondisi lapangan : Diatas permukaan tanah
dengan drainase sub soil, medan datar. Terkadang
drainase sub soil dibawah.
• Didapat nilai ‘m’ untuk desain sebesar 1.
Menentukan Lapisan Subbase
KESIMPULAN LAPISAN SUBBASE
• Sambungan : Dowel
• Bahu Jalan : Beton
• Tebal Lapisan : 1) Tebal Pelat Beton :
305
1,0
= 305 mm
2) Lapis Pondasi LMC :
150
1,0
= 150 mm
3) Lapis Pondasi Agregat kelas A :
150
1,0
= 150 mm
DESAIN PERKERASAN KAKU
ANALISIS KOMPONEN (Pd T-14-
2003)
PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON
SEMEN
Data dan Parameter Perencanaan :
• CBR : 7.5%
• Fcf : 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm2 , silinder)
• Bahan pondasi bawah : stabilitas
• Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400
kg/cm2) untuk BBDT
• µ : 1,3
• Bahu jalan : ya
• Ruji (dowel) : ya
• Data lalu-lintas harian rata- rata :
- Mobil Penumpang : 1000 buah/hari
- Bus : 350 buah/hari
- Truk 2as kecil : 50 buah/hari
- Truk 2as besar : 25 buah/hari
- Truk 3 as : 10 buah/hari
- I : 6 % per tahun
- UR : 40 th
PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON SEMEN
Direncanakan perkerasan beton semen untuk 2 lajur 2 arah untuk Jalan Kolektor
Perencanaan meliputi :
Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan
(BBTT)
Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
(BBDT)
Perkerasan beton menerus dengan tulangan
(BMDT)
LANGKAH-LANGKAH
PERHITUNGAN TEBAL PELAT
A. Analisis lalu-lintas
RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng belakang, BS =
beban sumbu, JS = jumlah sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal
STRG = sumbu tungga roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda
Jenis
Kendar
aan
Konfigurasi beban sumbu (ton)
Jml. Kend
(bh)
Jml.
Sumbu
Per Kend
(bh)
Jml.
Sumbu
(bh)
STRT STRG STdRG
RD RB RGD RGB BS (ton)
JS
(ton)
BS
(ton)
JS
(ton)
BS
(ton)
JS
(ton)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
MP 1 1 - - 1000 - - - - - - - -
Bus 3 5 - - 350 2 700 3 350 5 350 - -
Truk
2as
Kecil
2 4 - - 50 2
100
2 50 - - - -
4 50 - - - -
Truk
2as
Besar 5 8 - - 30 2 60 5 30 8 30 - -
Truk
3as Td 6 14 - - 10 2 20 6 10 - - 14 10
Total 880 490 400 10
KETERANGAN ANALISIS LALU-LINTAS
• MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 1 ton dan
roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama, menyesuaikan beban sumbu
masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang
14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada
• Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu, kecuali truk
gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
• Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per
kendaraan
• Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda depan
& roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng belakang)
• Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data
• Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis kendaraan bus
dan truk 2 as besar
• Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk gandeng
Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
(JKSN)
• JKSN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 880 x 154,8
= 4,97x 107
• JKSN Rencana = 0,5 x 4,58 x 107
= 2,48 x 107
Keterangan :
 R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan
laju pertumbuhan per tahun (i) → (table 3 factor pertumbuhan lalu-lintas
Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton
semen)
 Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor koefisien
distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi
Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Jenis Sumbu
Beban Sumbu
(ton)
Jumlah Sumbu Proporsi BebanProporsi Sumbu
Lalu-lintas
Rencana
Repitisi yang
terjadi
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
[7] = [4] x [5] x
[6]
STRT 6 10 0,02 0,58 2,29 x 107 2,7 x 105
5 25 0,05 0,58 2,29 x 107 6,7 x 105
4 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
3 300 0,63 0,58 2,29 x 107 83 x 105
2 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
Total 475 1,00
STRG 8 25 0,08 0,4 2,29 x 107 7,3 x 105
5 300 0,92 0,4 2,29 x 107 84 x 105
Total 1080 1,00
STdRG 14 10 1,00 0,012 2,29 x 107 2,7 x 105
Total 10 1,00
Komulatif 224,4 x 105
Keterangan Perhitungan Repitisi Yang
Terjadi
• Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu
masing-masing konfigurasi beban sumbu
kendaraan yang beratnya sama
• Proporsi Beban : Jumlah sumbu masing-masing
beban/total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG)
• Proporsi Sumbu : Jumlah total sumbu
(STRT/STRG/STdRG) dibagi total jumlah sumbu
(STRT+STRG+STdRG)
• Lalu lintas rencana : JKSN Rencana
• Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi
sumbu x Lalu-lintas rencana
 Sumber data beban : Hasil survey
 Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji
 Jenis bahu : beton
 Umur rencana : 40 tahun
 JSK : 2,29 x 107
 Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
 f’cf umur 28 hari : 4 Mpa
 Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm
 CBR tanah dasar : 7,5%
 CBR efektif : 20%
 Tebal taksiran pelat beton : 15 cm
(diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di
dalam grafik)
Kesimpulan
Berdasarkan Analisis – analaisis di atas,
persen rusak fatik lebih kecil (mendekati)
100% maka tebal pelat di ambil 15 cm.
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015

More Related Content

What's hot

SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalAngga Nugraha
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisRendi Fahreza
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasbangkit bayu
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonRyan Pradana
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Surya BS
 

What's hot (20)

SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
 
Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 

Viewers also liked

Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDian Rahmawati
 
Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1gede sancita
 
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)noussevarenna
 
99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-betonmarolop007
 
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar BangunanLaporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunancaturprasetyo11tgb1
 
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONPENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONOmer Kanan
 
Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran betonindah0330
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009Tony Wang
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempaRie Aizawa
 
Uji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testUji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testhamdi101996
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton Abdul Majid
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonFeryanto Berutu
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangReski Aprilia
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode acinoussevarenna
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 

Viewers also liked (20)

Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
 
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
 
Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1
 
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
 
99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton
 
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar BangunanLaporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
 
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONPENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
 
Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran beton
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
 
Uji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testUji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load test
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 

Similar to PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015

Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Herizki Trisatria
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Trisunan Pamungkas
 
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Avivatun Niswah
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA Ayuismoyosofiana
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaAvivatun Niswah
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakueniwijayanti
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanFahreza Lukman
 
Tebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.pptTebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.pptHalloFriends
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
 
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutPerbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutTanya Andjani
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Tanya Andjani
 
Hitungan perkerasan
Hitungan perkerasanHitungan perkerasan
Hitungan perkerasanGedek1
 
contoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptx
contoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptxcontoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptx
contoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptxprodiftsp2023
 
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptPERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptdarmadi27
 
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)Gusti Albert
 

Similar to PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015 (20)

Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
Presentasi Perkerasan Jalan Raya UNS 2015
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan Jalan
 
menghitung LER.pptx
menghitung LER.pptxmenghitung LER.pptx
menghitung LER.pptx
 
Tebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.pptTebal Perkerasan MAK-1.ppt
Tebal Perkerasan MAK-1.ppt
 
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
 
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutPerbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
 
Modul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdfModul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdf
 
Hitungan perkerasan
Hitungan perkerasanHitungan perkerasan
Hitungan perkerasan
 
contoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptx
contoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptxcontoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptx
contoh untuk melakukan perhitungan MDP 2013.pptx
 
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptPERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
 
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)
Desain Perkerasan Jalan (Kaku & Lentur)
 

PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015

  • 1.
  • 2.  Jalan terletak di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. Jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan antara desa Blimbing ke desa Tenglek.  Jalan yang digunakan adalah jalan Kolektor IIIA, dengan lebar jalan 7 meter. (2 jalur 2 arah)
  • 3. PERKERASAN LENTUR Data Lalu Lintas Tahun 2010 sebagai berikut : • Kendaraan ringan 2 ton 1000 Kendaraan • Bus 8 ton 350 Kendaraan • Truk 2 as 13 ton 50 Kendaraan • Truk 3 as 20 ton 30 Kendaraan • Truk 5 as 30 ton 10 Kendaraan Jadi total LHR 2011 = 1440 Kendaraan/hari/2 jalur • Perkembangan Lalu Lintas selama pelaksanaan (i) = 5% • Perkembangan lalu lintas untuk umur rencana 20tahun = 6% • Curah Hujan > 900 mm/th • Kelandaian < 6%
  • 4. Bahan – bahan perkerasan : 1. Asbuton (MS 744) a1 = 0,35 2. Batu Pecah (CBR 100) a2 = 0,14 3. Sirtu ( CBR 50 ) a3 = 0,12 CBR Jumlah yang sama atau lebih besar Persen (%) yang sama atau lebih besar 7 11 100.00 7 - - 8 9 81.82 8 - - 9 7 63.64 10 6 54.55 10 - - 10 - - 10 - - 11 2 18.18 12 1 9.09
  • 5. Dari grafik CBR disamping, Didapatkan CBR yang dapat mewakili sebesar 7,5 %
  • 6. Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata) 1. LHR pada tahun 2011 (awal umur rencana) Kendaraan Ringan 2 ton = 1000 (1+5%)4 1215.51 Bus 8 ton = 350 (1+5%)4 425.43 Truk 2 as 13 ton = 50 (1+5%)4 60.78 Truk 3 as 20 ton = 30 (1+5%)4 36.47 Truk 5 as 30 ton = 10 (1+5%)4 12.16
  • 7. Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata) 1. LHR pada tahun 2015 (akhir umur rencana) Kendaraan Ringan 2 ton = 1000 (1+6%)20 3898.29 Bus 8 ton = 350 (1+6%)20 1364.40 Truk 2 as 13 ton = 50 (1+6%)20 194.91 Truk 3 as 20 ton = 30 (1+6%)20 116.95 Truk 5 as 30 ton = 10 (1+6%)20 38.98 20 tahun akhir tahun
  • 8. Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata) Kendaraan Ringan 2 ton = 0,002 + 0,002 0,0004 Bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 0,1593 Truk 2 as 13 ton = 0,1410 + 0,9238 1,0648 Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 1,0375 Truk 5 as 30 ton = 1,0375 + 2(0,1410) 1,3195
  • 9. Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) Kendaraan Ringan 2 ton = 0,5 x 1215,51 x 0,0004 0.243 Bus 8 ton = 0,5 x 425,43 x 0,1593 33.885 Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 60,78 x 1,0648 32.357 Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 36,47 x 1,0375 18.916 Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 12,16 x 1,3195 8.019 TOTAL LEP 93,421 npelaksanaaawalLHRadalahandipergunakyangLHR:ctt jalanmelintasiyangkendaraanjenisj kendaraandistribusikoefisienC kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana CjxEjxLHRj n 1i     LEP Untuk jalan 2 jalur 2 arah, koefisien distribusi kendaraan (C) kendaraan ringan maupun berat sebesar 0,5 (Daftar II koefisien distribusi kendaraan (C) NSPM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM)
  • 10. Menghitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir) Kendaraan Ringan 2 ton = 0,5 x 3898,29 x 0,0004 0.780 Bus 8 ton = 0,5 x 1364,4 x 0,1593 108.675 Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 194,91 x 1,0648 103.773 Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 116,95 x 1,0375 60.667 Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 38,98 x 1,3195 25.719 TOTAL LEA 299,613 akhirLHRadalahandipergunakyangLHR:catatan Rencana,UR jalanmelintasiyangkendaraanjenisj kendaraandistribusikoefisienC kendaraanmasing-masingekivalenangkaE:dimana CjxEjxi)(1LHRj n 1j UR Umur LEA       Menghitung LET (Lintas Ekivalen Tengah) LET20 = ½ (LEP + LEA) = ½ ( 93,421 + 299,613) = 196,517 Menghitung LER (Lintas Ekivalen Rencana) LER20 = LET x UR/10 = 196,517 x 20/10 = 393,034
  • 11. Mencari Nilai ITP • CBR tanah dasar = 7,5 % • IP = 2 • FR = 2 • DDT = 5,4 Berdasarkan monogram 4, Ipo = (3,9 – 3,5) Nilai ITP = 8,5
  • 13.
  • 14. Menetapkan Tebal Perkerasan Diketahui dari tabel: D1 = 7,5 cm D2 = 20 cm D3 = ??? ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3 8,5 = 0,35.7,5 + 0,14.20 + 0,12.D3 D3 = 25,6 cm
  • 15. Asbuton MS 744 Batu Pecah ( CBR 100) Sirtu ( CBR 50) Tanah Dasar D1 = 7,4 cm D2 = 20 cm D3 = 25,6 cm
  • 16. PERKERASAN LENTUR 1. Menentukan umur rencana dari Tabel 2-1 : Umur Rencana Perkerasan Dari tabel 2.1 ditentukan bahwa umur rencana jalan lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB ditentukan yaitu 20 tahun. (Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)
  • 17.
  • 18. 2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur desain yang telah dipilih.  Untuk menentukan nilai CESA4 terlebih dahulu menghitung ESA
  • 19.
  • 20. jenis kendaraaan VDF 4 jumlah perhari CESA Kendaraan ringan 0,3 1000 300 bus besar 1 350 350 truk 2 sumbu 1,6 50 80 truk 3 sumbu 7,6 30 228 truk 5 sumbu 19 10 190 1440 1148
  • 21. • Kemudian menghitung pertumbuhan lalu lintas (R) (Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 halaman 9)
  • 22. i = 2,75 % Ur = 20 tahun R = (1+0,01i)ur-1 0,01i R = 26,1974
  • 23.
  • 24.  Menentukan TM (trafic multiplier) TM = 1,9 didapat VDF5 = VDF4 x TM = 2296  Didapat ESA20 = VDF5 x 365 x R = 21.954.467  Tipe perkerasan jalan AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan CTB (pangkat 5)
  • 25. Pemilihan Jenis Perkerasan ESA 20 tahun sebesar 21.954.467 sehingga dapat ditentukan tipe perkerasan yaitu AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan CTB (pangkat 5).
  • 26.  Data CBR adalah 7,5 % Maka kondisi tanah normal dan dapat dipadatkan secara mekanis.  Desain pondasi jalan, dipilih menggunakan Metode A untuk tanah normal.
  • 27.
  • 28.
  • 29. Ketebalan Lapis Perkerasan :  ACWC : 40 mm  AC BC5 : 135 mm  CTB4 : 150 mm  LPA KelasA2 : 150 mm
  • 31.  Menentukan umur rencana harus 40 tahun  Menentukan nilai-nilaiCESA4 untuk umur desain yang telah dipilih  Menentukan struktur pondasi jalan  Menentukan lapisan drainase dan lapisan subbase  Menentukan jenis sambungan
  • 32. ▪ Untuk perkerasan kaku pada perencanaan ini diambil umur rencana 40 tahun.
  • 33. Ditentukan jenis-jenis kendaraan yang lewat adalah sebagai berikut. ▪ Bus Kecil 2Ton = 0,3 ▪ Bus Besar 8Ton = 1 ▪ Truk 2 As 13Ton – Sedang = 1,6 ▪ Truk 3 As 20Ton – Ringan = 7,6 ▪ Truk 5 As 30Ton –Trailer = 19
  • 34. Menentukan Lalu Lintas Harian Rata- rata(LHRT) ▪ Bus Kecil 2 Ton = 1000 Kendaraan per Hari ▪ Bus Besar 8 Ton = 350 Kendaraan per Hari ▪ Truk 2 As 13 Ton – Sedang = 50 Kendaraan per Hari ▪ Truk 3 As 20 Ton – Ringan = 30 Kendaraan per Hari ▪ Truk 5 As 30 Ton – Trailer = 10 Kendaraan per Hari
  • 35. Faktor Distribusi Lajur ▪ Jalan Kolektor yang direncanakan memiliki jumlah 2 lajur untuk 2 arah (Jumlah lajur tiap arah = 1) ▪ Berdasarkan Tabel Faktor Distribusi Lajur, distribusi lajur kendaraan niaga pada lajur desain adalah 100% terhadap populasi kendaraan niaga.
  • 36. Menghitung ESA4 ESA4 = LHRT x VDF4 x DL NO Jenis Kendaraan LHR T DL VDF 4 ESA 1 Bus Kecil 2 Ton 100 0 100 % 0.3 300 2 Bus Besar 8 Ton 350 100 % 1.0 350 3 Truk 2 As 13 Ton – Sedang 50 100 % 1.6 80 4 Truk 3 As 20 Ton – Ringan 30 100 % 7.6 228 5 Truk 5 As 30 Ton – Trailer 10 100 % 19 190 Total 1148
  • 37. Menghitung CESA ▪ CESA = ESA x 365 x R ▪ R = (1+0.01𝑖) 𝑈𝑅 −1 0.01𝑖 • i = 5𝑥3,5+35𝑥2,5 5+35 = 2,625% • R = 1+0.01𝑥2,625% 40 −1 (0.01𝑥2,625%) = 40,2054 • CESA = 1148 x 365 x 40,2054 = 16.846.866,71
  • 38. Menentukan Tipe perkerasan ▪ Dari Tabel 3.1 Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013
  • 39. Menentukan seksi-seksi subgrade yang seragam dan daya dukung subgrade
  • 40. Kondisi Tanah Dasar Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri-ciri nilai CBR = 7,5% dan dapat dipadatkan secara mekanis. Desain ini meliputi perkerasan diatas timbunan, galian atau tanah asli.
  • 41.  CBR tanah dasar : 7,5  Kelas kekuatan tanah dasar : SG6  Prosedur desain pondasi : A  Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah dasar meliputi bahan stabilitas kapur atau timbunan pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm tebal lepas)  Tidak perlu diadakan peningkatan tanah dasar.
  • 42. Lapisan drainase dan lapisan subbase
  • 43.
  • 44. Keterangan: • Koefisien drainase ‘m’ untuk tebal lapis berbutir (lihat Tabel 8.1 halaman 31). • Dengan kondisi lapangan : Diatas permukaan tanah dengan drainase sub soil, medan datar. Terkadang drainase sub soil dibawah. • Didapat nilai ‘m’ untuk desain sebesar 1.
  • 46. KESIMPULAN LAPISAN SUBBASE • Sambungan : Dowel • Bahu Jalan : Beton • Tebal Lapisan : 1) Tebal Pelat Beton : 305 1,0 = 305 mm 2) Lapis Pondasi LMC : 150 1,0 = 150 mm 3) Lapis Pondasi Agregat kelas A : 150 1,0 = 150 mm
  • 48. ANALISIS KOMPONEN (Pd T-14- 2003)
  • 49. PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON SEMEN Data dan Parameter Perencanaan : • CBR : 7.5% • Fcf : 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm2 , silinder) • Bahan pondasi bawah : stabilitas • Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400 kg/cm2) untuk BBDT • µ : 1,3 • Bahu jalan : ya • Ruji (dowel) : ya • Data lalu-lintas harian rata- rata : - Mobil Penumpang : 1000 buah/hari - Bus : 350 buah/hari - Truk 2as kecil : 50 buah/hari - Truk 2as besar : 25 buah/hari - Truk 3 as : 10 buah/hari - I : 6 % per tahun - UR : 40 th
  • 50. PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON SEMEN Direncanakan perkerasan beton semen untuk 2 lajur 2 arah untuk Jalan Kolektor Perencanaan meliputi : Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan (BBTT) Perkerasan beton bersambung dengan tulangan (BBDT) Perkerasan beton menerus dengan tulangan (BMDT)
  • 51. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN TEBAL PELAT A. Analisis lalu-lintas RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng belakang, BS = beban sumbu, JS = jumlah sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal STRG = sumbu tungga roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda Jenis Kendar aan Konfigurasi beban sumbu (ton) Jml. Kend (bh) Jml. Sumbu Per Kend (bh) Jml. Sumbu (bh) STRT STRG STdRG RD RB RGD RGB BS (ton) JS (ton) BS (ton) JS (ton) BS (ton) JS (ton) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] MP 1 1 - - 1000 - - - - - - - - Bus 3 5 - - 350 2 700 3 350 5 350 - - Truk 2as Kecil 2 4 - - 50 2 100 2 50 - - - - 4 50 - - - - Truk 2as Besar 5 8 - - 30 2 60 5 30 8 30 - - Truk 3as Td 6 14 - - 10 2 20 6 10 - - 14 10 Total 880 490 400 10
  • 52. KETERANGAN ANALISIS LALU-LINTAS • MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 1 ton dan roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen) • Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama, menyesuaikan beban sumbu masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen) • Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang 14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen) • Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada • Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu, kecuali truk gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen) • Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per kendaraan • Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda depan & roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng belakang) • Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data • Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis kendaraan bus dan truk 2 as besar • Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk gandeng
  • 53. Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JKSN) • JKSN = 365 x JSKNH x R = 365 x 880 x 154,8 = 4,97x 107 • JKSN Rencana = 0,5 x 4,58 x 107 = 2,48 x 107 Keterangan :  R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan laju pertumbuhan per tahun (i) → (table 3 factor pertumbuhan lalu-lintas Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)  Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor koefisien distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
  • 54. B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana Jenis Sumbu Beban Sumbu (ton) Jumlah Sumbu Proporsi BebanProporsi Sumbu Lalu-lintas Rencana Repitisi yang terjadi [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] = [4] x [5] x [6] STRT 6 10 0,02 0,58 2,29 x 107 2,7 x 105 5 25 0,05 0,58 2,29 x 107 6,7 x 105 4 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105 3 300 0,63 0,58 2,29 x 107 83 x 105 2 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105 Total 475 1,00 STRG 8 25 0,08 0,4 2,29 x 107 7,3 x 105 5 300 0,92 0,4 2,29 x 107 84 x 105 Total 1080 1,00 STdRG 14 10 1,00 0,012 2,29 x 107 2,7 x 105 Total 10 1,00 Komulatif 224,4 x 105
  • 55. Keterangan Perhitungan Repitisi Yang Terjadi • Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu masing-masing konfigurasi beban sumbu kendaraan yang beratnya sama • Proporsi Beban : Jumlah sumbu masing-masing beban/total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG) • Proporsi Sumbu : Jumlah total sumbu (STRT/STRG/STdRG) dibagi total jumlah sumbu (STRT+STRG+STdRG) • Lalu lintas rencana : JKSN Rencana • Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi sumbu x Lalu-lintas rencana
  • 56.  Sumber data beban : Hasil survey  Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji  Jenis bahu : beton  Umur rencana : 40 tahun  JSK : 2,29 x 107  Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)  f’cf umur 28 hari : 4 Mpa  Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm  CBR tanah dasar : 7,5%  CBR efektif : 20%  Tebal taksiran pelat beton : 15 cm (diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di dalam grafik)
  • 57. Kesimpulan Berdasarkan Analisis – analaisis di atas, persen rusak fatik lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat di ambil 15 cm.