Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penelitian ini menguji pengaruh pemberian vermikompos (kascing) dengan berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian 200 gram kascing memberikan pengaruh terbaik dengan panjang akar, tunas, dan berat yang lebih tinggi serta hasil yang lebih baik dibanding kontrol atau dosis lainnya.
3. Biliografi
Chidambaram, dkk.2012.Effect Of
Vermicompost On Growth And
Yield Of Groundnut (Arachis
Hypogaea L.). International
Journal of Environmental Biology
2(1) : 7-11
4. Tujuan Penulis
Penelitian
ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian
dari Vermikompos (kascing)
dengan dosis yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan hasil
kacang tanah (Arachis hypogaea,
L.)
5. Abstrak
Percobaan dilakukan di Botanical Garden, Departemen
Botani, Universitas Annamalai, Annamalainagar, Tamil
Nadu, India untuk mempelajari pengaruh vermikompos
terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah
(Arachis hypogaea, L.)
Panjang akar tertinggi, panjang tunas, jumlah luas daun,
jumlah bintil akar, berat basah, berat kering, klorofil,
karotenoid dicatat pada tanaman kacang tanah dalam
pemberian 200 g dari kascing pada berbagai tahap
pertumbuhan (25, 50 , 75 dan 100 hari)
Jumlah tertinggi polong (65 per tanaman), jumlah bibit
(116 per polong), seratus biji berat (288,5 g) dicatat pada
tanaman dengan 200 g pemberian kascing
Kata Kunci
Kascing, perbenihan, Pertumbuhan, Produksi, kacang
6. Pendahuluan
Kerusakan lingkungan merupakan ancaman
utama yang dihadapi dunia, dan penggunaan
pupuk kimia merajalela memberikan kontribusi
sebagian besar kerusakan lingkungan melalui
menipisnya bahan bakar fosil, oleh generasi
karbon dioksida (CO2) dan kontaminasi sumber
daya air. Hal ini menyebabkan hilangnya
kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk yang
berdampak buruk bagi produktivitas pertanian
yang menyebabkan degradasi tanah. Sekarang
ada realisasi berkembang bahwa penerapan
praktek pertanian ekologis dan berkelanjutan
hanya dapat membalikkan kecenderungan
penurunan produktivitas global dan perlindungan
lingkungan. Semua pupuk sintetis harus diganti
7. Bahan Dan Metode
2.1 Tempat percobaan
Percobaan dilakukan di Botanical
Garden, Departemen Botani,
Universitas Annamalai,
Annamalainagar, Tamil Nadu, India.
2.2 Metode
Sepuluh biji kacang tanah yang
ditanam dalam pot tanah diisi dengan
tanah dicampur dengan berbagai
dosis kascing.
8. 2.3 Pemberian kascing:
◦ Kontrol (T0) : 10 kilogram tanah + tanpa kascing
◦ 100 (T1) : 10 kilogram tanah + 100
gram kascing
◦ 150 (T2) : 10 kilogram tanah + 150
gram kascing
◦ 200 (T3) : 10 kilogram tanah + 200
gram kascing
◦ 250 (T4) : 10 kilogram tanah + 250
gram kascing
Masing-masing dicampur dengan tanah dalam pot.
9. 2.4 Panjang akar dan panjang tunas
◦ Lima tanaman dipilih secara acak
untuk mengetahui panjang akar dan
panjang tunas tanaman. Tanaman
tersebut diukur dengan
menggunakan skala sentimeter dan
dicatat.
10. 2.5 Nodulasi/Bintil Akar
◦ Lima tanaman dari masing-masing
pot dengan akar utuh telah dicabut
dengan bantuan garpu penggali.
Akar dan bintil akar dengan hati-hati
dipisahkan dari tanah, dicuci secara
menyeluruh dan jumlah bintil per
tanaman dihitung dan dicatat.
11. 2.6 Berat basah dan berat kering
◦ Lima sampel tanaman dipilih secara acak
pada interval reguler (25, 50, 75 dan 100 hari).
Tanaman tersebut dipisahkan menjadi akar
dan tunas.
◦ Berat basah tanaman diambil dengan
menggunakan keseimbangan pan listrik
tunggal.
◦ Bahan tanaman segar yang disimpan dalam
oven udara panas pada 80°C selama 24 jam
dan kemudian dapat ditentukan berat kering
tanaman.
12. Hasil Parameter
3.1 Jumlah biji per tanaman
Biji telah diambil dari polong dan jumlah
biji dihitung dan tanaman dinyatakan
dalam jumlah biji per tanaman.
3.2 Berat Seratus Benih(g/biji)
100 biji tua dikumpulkan dari tanaman uji
dan berat kering tanaman dicatat dengan
menggunakan keseimbangan pan listrik
tunggal.
13. HASIL
Penelitian ini mempersembahkan
tentang pengaruh vermikompos
(kascing) terhadap pemberian dosis
yang berbeda terhadap pertumbuhan
dan hasil parameter pada kacang
tanah (Arachis hypogaea L.) var. VRI
2 dari India.
14. 4.1 Panjang akar (cm/tanaman)
Tabel Pengaruh pemberian berbagai jenis dosis kascing
terhadap pertumbuhan panjang akar (cm/tanaman)
tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.)
15. 4.2. Panjang Tunas (cm/tanaman)
Tabel Pengaruh pemberian berbagai jenis dosis kascing
terhadap panjang tunas (cm/tanaman)
16. 4.3. Jumlah bintil akar (nodul/tanaman)
Tabel Pengaruh pemberian berbagai jenis dosis kascing
terhadap bintil akar/tanaman pada tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea, L.)
17. 4.4. Berat basah tanaman (gr/tanaman)
Tabel Pengaruh pemberian berbagai jenis dosis kascing
terhadap berat basah tanaman tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea, L.)
18. 4,5. Berat kering tanaman (g/tanaman)
Tabel pengaruh pemberian berbagai jenis dosis kascing
terhadap berat kering tanaman (g/tanaman) pada tanaman
kacang tanah (Arachis hypogaea, L.)
19. 4.6. Hasil parameter
Tabel Pengaruh pemberian berbagai jenis dosis kascing
terhadap hasil parameter pada tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea, L.)
20. PEMBAHASAN
Kascing yang mengandung zat pengatur pertumbuhan
tanaman, termasuk hormon pertumbuhan dan asam
humat yang bertanggung jawab atas peningkatan
perkecambahan, pertumbuhan dan hasil tanaman.
Kascing meningkatkan produksi tanaman melalui
pasokan peningkatan nutrisi. Pada perbenihan, tahap
kritis dalam siklus hidup tanaman terkena banyak faktor
lingkungan. Ketika bibit ditanam dengan berbagai faktor
lingkungan, itu akan mencerminkan kinerja
perkecambahan dan pembentukan bibit muda yang
sehat.
21. 5.1. Panjang akar dan panjang tunas
Dalam percobaan lapangan, pertumbuhan
akar tertinggi dan pertumbuhan tunas kacang
tanah yang diamati pada perlakuan 200 g
pemberian kascing bila dibandingkan dengan
kontrol serta dengan perlakuan lainnya.
Pemberian kascing diinduksi hormon
pertumbuhan tanaman seperti auksin dan
asam humat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme.
Peningkatan tingkat pucuk dan pertumbuhan
akar diperoleh dalam semua dosis kascing
yang diterapkan.
22. 5.2. Bintil Akar
Nodul Legume adalah pertumbuhan bulat
atau silinder yang dibentuk dalam akar
tanaman sebagai akibat dari infeksi oleh
bakteri. Hanya bakteri tertentu, beberapa
ganggang hijau biru dan tanaman polongan
dapat memperbaiki nitrogen atmosfer ke
bintil akar.
Dalam percobaan ini, jumlah bintil tertinggi
kacang tanah diamati pada pemberian 200 g
kascing bila dibandingkan dengan kontrol
maupun dengan perlakuan lainnya.
23. 5.3. Berat Basah dan berat kering
Berat basah dan berat kering terutama
didasarkan pada kinerja pertumbuhan dari
tanaman tertentu. Sebuah tanaman dapat
tumbuh dengan maksimal jika mengandung
jumlah banyak berat basah dan berat kering.
Dalam penelitian ini, penerapan 200 g
kascing meningkatkan bobot berat basah dan
bobot berat kering tanaman pada tingkat
tertinggi bila dibandingkan dengan kontrol
serta dengan perlakuan lainnya.
Berat basah dan berat kering tertinggi
tercatat dalam umur 100 hari tanaman diikuti
oleh 75, 50 dan 25 hari. Vermicompost
menyebabkan pertumbuhan meningkat
dalam hal berat kering tajuk dan berat kering
24. 5.4. Hasil parameter
Dalam penelitian ini, parameter hasil
tertinggi (jumlah polong per tanaman,
jumlah biji per tanaman, berat 100 biji
dan hasil) yang terdaftar di tanaman
tumbuh di bawah dosis yang berbeda
dari kascing (kontrol, 100, 150, 200 dan
250 g) perlakuan. Hampir 30%
peningkatan hasil diamati pada 200 g
perlakuan vermikompos.
Pemberian kascing meningkatkan
kemampuan berkecambah,
pertumbuhan dan hasil sayuran dan
tanaman hias dibandingkan dalam media
pertumbuhan tanaman komersial.
25. Kesimpulan
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa pemberian dosis mempengaruhi
pertumbuhan tinggi tanaman, tinggi
tunas, berat basah, berat kering serta
hasil produksi pada tanaman kacang
tanah (Arachis hypogaea, L). Pemberian
dosis yang paling bagus digunakan
adalah pada pemberian dosis 200 g
perlakuan dengan kascing. Tanaman
yang hasilnya kurang memuaskan terjadi
pada tanaman kontrol dimana tidak ada
perlakuan dengan kascing.
26. Pertanyaan
1. Mengapa kascing dapat
mempengaruhi pertumbuhan pada
tanaman?
2. Apakah dosis kascing yang diberikan
berlebih dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman?
3. Bagaimana pembuatan kompos
cacing tanah (kascing) tersebut?
4. Parameter apa saja yang dipengaruhi
oleh kascing?
27. Refleksi
Sebelum kami menganalisis isi dari jurnal internasional
ini, kami beranggapan bahwa vermikompost (kascing)
merupakan pupuk kompos cacing yang diperoleh dari
organisme itu sendiri yang dimatikan, dipotong-potong
menjadi beberapa bagian dan dibusukkan menjadi
pupuk yang akan dicampur dengan tanah.
Setelah memahami analisis jurnal internasional tersebut,
kami dapat mengetahui bahan dasar dari vermikompos
(kascing). Bahan dasar vermikompos (kascing) terbuat
dari kotoran cacing yang berbentuk seperti gulungan-
gulungan tanah yang lama-lama akan menumpuk.
Namun, cacing itu justru tidak dimatikan tetapi
dilestarikan agar menghasilkan kotoran yang banyak
dan nantinya bisa digunakan untuk vermikompost.
28. Kami menduga bahwa pengaruh dosis
kascing yang berlebih dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman secara drastis, karena
dosis kascing banyak mengandung unsur
hara yang bagus untuk pertumbuhan
tanaman. Namun, dugaan kami kurang tepat.
Setelah menganalisis tabel parameter
tanaman terhadap kascing menunjukkan
bahwa tanaman yang diberi dosis kascing
berlebih justru kurang bagus bagi
pertumbuhan tanaman.
Dari pernyataan di atas kami dapat
merefleksikan bahwa segala sesuatu yang
kekurangan maupun kelebihan akan
menimbulkan efek yang tidak baik bagi
kehidupan baik itu tanaman, hewan maupun
manusia.