SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Pengaruh timming injeksi terhadap konsumsi bahan bakar mesin diesel 1 silinder
I. Kompetensi:
Setelah mengikuti mata kuliah praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyetel timming injeksi dengan benar
2. Menganalisis pengaruh timming injeksi terhadap konsumsi bahan bakar.
II. Alat dan Bahan
1. Motor diesel 1 silinder
2. Tool box 1 set
3. Injection tester
4. Burret
5. Tachometer
6. Timming light
7. Stop watch
8. Nampan dan solar
9. Majun
III. Keselamatan Kerja:
1. Hati-hati saat anda bekerja, komponen motor diesel sangat presisi
2. Hati-hati buret medah pecah
3. Kondisi pengabut sesudah dipergunakan untuk praktikum harus dapat kembali seperti
sebelumnya
4. Demikian juga tempat praktikum harus tetap dalam kondisi bersih
IV. Dasar Teori
Tekanan injeksi menunjukksn besarnya jumlah yang diperlukan mengabutkan bahan bakar.
Sehingga terdapat hubungan antara besarnya tekanan pengabutan dengan kondisi kabutan bahan
bakar yang dihasilkan. Semakin tinggi tekanan pengabutan maka akan semakin halus kondisi
kabutan bahan bakar/ semakin kecil kecil butiran kabutan dan juga semakin pendek jarak
jangkauannya dari injektor.
Hal ini dikatakan bahwa semakin baik atomisasi namun semakin pendek penetrasinya. Selanjutnya
kondisi kabutan harus disesuaikan dengan besarnya tekanan kompresi mesin diesel. Artinya setiap
motor diesel memerlukan tekanan injeksi yang berbeda-beda untuk mencapai kondisi terbaiknya
yang dikenal dengan spesifikasi tekanan injeksi.
Pengontrolan saat injeksi bahan bakar
Pada mesin bensin saat pengapian harus dimajukan sesuai dengan putaran mesin melaui advans
sentrifugal yang ditempatkan pada unit distributor pengapian, pada mesin diesel juga dilengkapi
suatu bagian yang dapat mengajukan saat penyemprotan sesuai dengan putaran mesin yang disebut
dengan automatic timer. Mesin-mesin diesel putaran tinggi untuk penggunaan otomotif/kendaraan,
daya mesin dapat diperbaiki/dinaikkan dengan memajukan waktu injeksi sesuai dengan kenaikan
putaran. Ini sama seperti memajukan waktu pengapian dalam mesin-mesin bensin, untuk tujuan
ini timer digunakan.
Ada dua tipe timer yang dipakai, yang pertama adalah timer tangan (hand timer) dan timer otomatis
(automatic timer). Timer otomatis lebih umum digunakan sekarang ini, diskripsi/gambaran
diberikan di bawah ini.
Source : VEDC, 1990
Gambar 22 Mekanik automatic timer
Timer otomatis menggunakan gaya sentrifugal yang secara otomatis memajukan waktu
penyemprotan sesuai dengan putaran mesin. Seperti ditunjukkan dalam gambar, timer otomatis
dibuat/disusun oleh dua buah pemberat sentrifugal (centrifugal weight), 2 pegas (spring),
pelindung (cover) dan flens penghubung (driving flange). Flens dihubungkan ke poros penggerak
pompa injeksi dengan tonjolan keluar dari permukaannya. Hub/poros dipasang ke poros
nok/camshaft pompa injeksi.
V. Langkah Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Lepas pipa bahan bakar pada filter dan sambungkan ke burret
3. Isi burret dengan solar, jaga isinya jangan sampai habis
4. Hidupkan mesin diesel. Catatan : bila anda menghidupkan menggunakan engkol, maka hati-
hati saat mesin hidup engkol tidak usah ditarik keluar, dia akan lepas sendiri saat mesin diesel
sudah hidup. Bila tidak hidup, ikuti langkah 5
5. Biarkan mesin hidup beberapa saat (10 menit)
6. Atur putaran mesin pada 900 rpm
7. Ukur konsumsi bahan bakar dalam 1 menit, lakukan tiga kali hasil pengukuran
8. Matikan mesin dengan mengoprasikan handel decompression
9. Lepaskan injektor dari mesin diesel dan ukur tekanan injeksinya , kemudian hasilnya
masukkan dalam tabel observasi
10. Ulangi observasi dua kali lagi dengan langkah yang sama dengan timming injeksi yang
berbeda (diatas dan dibawah timming injeksi spesifikasi)
11. Setelah selesai observasi, kembalikan tekanan injeksi pada ukuran spesifikasi dan hidupkan
untuk pengecekan
12. Bersihkan mesin diesel, peralatan-peralatan, dan tempat yang anda gunakan.
13. Tugas anda menganalisis data observasi yang anda dapatkan
VI. Hasil Pemeriksaan
Observasi
ke -
Tekanan
Injeksi
Timing
Injeksi
Waktu
Jumlah
Bahan Bakar
( cc )
RPM
1
120 atm atau
125,94
40 ° sebelum
TMA
1 menit
21 1575
21,5 1633
21,2 1723
70 ° sebelum
TMA
2
80 atm
atau84,62
40 ° sebelum
TMA
1 menit
15 1603
16,5 1590
15,5 1694
70° sebelum
TMA
14 1620
18 1595
17 1560
12,5 1592
25 ° sebelum
TMA
14 1742
15 18773
Spesifikasi
RPM pengukuran =150 rpm
VII. Pembahasan
a. Pada observasi pertama tekanan injeksi saat dilakukan pengukuran dengan injection tester
adalah 120 Atm. Saat timing injeksi 40 ° sebelum TMA konsumsi bahan bakarnya sekitar 21-
21,5 cc per menit.
b. Pada observasi kedua tekanan injeksi saat dilakukan pengukuran dengan injection tester
adalah 80 Atm. Saat timing injeksi 40 ° sebelum TMA jumlah bahan bakarnya sekitar 15 – 16,5 cc
per menit. Saat timing injeksi 70 ° sebelum TMA jumlah bahan bakarnya sekitar14 – 18
cc permenit. Saat timing injeksi 25 ° sebelum TMA jumlah bahan bakarnya sekitar 12-15
cc permenit.
VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menyimpulkan bahwa timing injeksi sangat
mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada mesin diesel 1 silinder hal ini terbukti dengan timing
injeksi yang jauh dari spesifikasi menyebabkan konsumsi bahan bakar sangat boros, sedangkan
penyetelan timing yang mendekati spesifikasi maka konsumsi bahan bakar lebih irit dibandingkan
dengan timing yang jauh dari spesifikasi( diatas/ dibawah spesifikasi).
Hal diatas bisa disebabkan karena timing injeksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi
menyebabkan waktu penyemprotan atau pengkabutan bahan bakar yang tidak tepat pada saat
siklus pembakaran maksimal tercapai pada mesin sehingga bahan bakar tidak dapat terbakar
dengan sempurna,dan juga tekanan injeksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi menyebabkan
penetrasi dan atomisasi yang tidak optimal pula.

More Related Content

Similar to PengaruhTimmingInjeksiTerhadapKonsumsiBahanBakar

259900734-EFI-pdf.pdf
259900734-EFI-pdf.pdf259900734-EFI-pdf.pdf
259900734-EFI-pdf.pdfMoebasir
 
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2dwi_dop19
 
MEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptx
MEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptxMEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptx
MEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptxssuseraacb3c
 
131 122-1-pb
131 122-1-pb131 122-1-pb
131 122-1-pbAlen Pepa
 
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxJOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxAnjarKoeswara1
 
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-iTINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-ichaerulfahmi88
 
Dasar Refrigerasi
Dasar RefrigerasiDasar Refrigerasi
Dasar RefrigerasiKiki Amelia
 
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motorCara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motorArvin Saptyan
 
111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fit111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fitLholo Ismunasib
 
DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...
DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...
DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...DONNYDANOERAHARJO
 
PowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor BensinPowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor BensinFirdika Arini
 
bahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotif
bahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotifbahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotif
bahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotifWandaAfnison2
 
Bab 12 sistem-pengatur-katup-elektronik
Bab 12 sistem-pengatur-katup-elektronikBab 12 sistem-pengatur-katup-elektronik
Bab 12 sistem-pengatur-katup-elektronikSlamet Setiyono
 
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringanWinarto Winartoap
 
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)Winarto Winartoap
 
Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103Eko Supriyadi
 
Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102Eko Supriyadi
 

Similar to PengaruhTimmingInjeksiTerhadapKonsumsiBahanBakar (20)

259900734-EFI-pdf.pdf
259900734-EFI-pdf.pdf259900734-EFI-pdf.pdf
259900734-EFI-pdf.pdf
 
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
 
MEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptx
MEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptxMEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptx
MEMELIHARA ENGINE BERIKUT KOMPONEN-KOMPONENNYA.PPT.pptx
 
Otomotif
OtomotifOtomotif
Otomotif
 
131 122-1-pb
131 122-1-pb131 122-1-pb
131 122-1-pb
 
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxJOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
 
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-iTINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
 
Dasar Refrigerasi
Dasar RefrigerasiDasar Refrigerasi
Dasar Refrigerasi
 
SISTEM PGM FI
SISTEM PGM FISISTEM PGM FI
SISTEM PGM FI
 
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motorCara perbaikan & pemekrisaan rem motor
Cara perbaikan & pemekrisaan rem motor
 
111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fit111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fit
 
Isi pneumatik
Isi pneumatikIsi pneumatik
Isi pneumatik
 
DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...
DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...
DASAR-DASAR MESIN eknik Mesin merupakan bidang keilmuan yang mempelajari prin...
 
PowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor BensinPowerPoin Tune Up Motor Bensin
PowerPoin Tune Up Motor Bensin
 
bahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotif
bahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotifbahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotif
bahan ajar mata kuliah dasar-dasar otomotif
 
Bab 12 sistem-pengatur-katup-elektronik
Bab 12 sistem-pengatur-katup-elektronikBab 12 sistem-pengatur-katup-elektronik
Bab 12 sistem-pengatur-katup-elektronik
 
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan
 
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
1289 p1-spk-teknik kendaraan ringan (1)
 
Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103
 
Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102
 

Recently uploaded

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (8)

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

PengaruhTimmingInjeksiTerhadapKonsumsiBahanBakar

  • 1. Pengaruh timming injeksi terhadap konsumsi bahan bakar mesin diesel 1 silinder I. Kompetensi: Setelah mengikuti mata kuliah praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menyetel timming injeksi dengan benar 2. Menganalisis pengaruh timming injeksi terhadap konsumsi bahan bakar. II. Alat dan Bahan 1. Motor diesel 1 silinder 2. Tool box 1 set 3. Injection tester 4. Burret 5. Tachometer 6. Timming light 7. Stop watch 8. Nampan dan solar 9. Majun III. Keselamatan Kerja: 1. Hati-hati saat anda bekerja, komponen motor diesel sangat presisi 2. Hati-hati buret medah pecah 3. Kondisi pengabut sesudah dipergunakan untuk praktikum harus dapat kembali seperti sebelumnya 4. Demikian juga tempat praktikum harus tetap dalam kondisi bersih IV. Dasar Teori Tekanan injeksi menunjukksn besarnya jumlah yang diperlukan mengabutkan bahan bakar. Sehingga terdapat hubungan antara besarnya tekanan pengabutan dengan kondisi kabutan bahan
  • 2. bakar yang dihasilkan. Semakin tinggi tekanan pengabutan maka akan semakin halus kondisi kabutan bahan bakar/ semakin kecil kecil butiran kabutan dan juga semakin pendek jarak jangkauannya dari injektor. Hal ini dikatakan bahwa semakin baik atomisasi namun semakin pendek penetrasinya. Selanjutnya kondisi kabutan harus disesuaikan dengan besarnya tekanan kompresi mesin diesel. Artinya setiap motor diesel memerlukan tekanan injeksi yang berbeda-beda untuk mencapai kondisi terbaiknya yang dikenal dengan spesifikasi tekanan injeksi. Pengontrolan saat injeksi bahan bakar Pada mesin bensin saat pengapian harus dimajukan sesuai dengan putaran mesin melaui advans sentrifugal yang ditempatkan pada unit distributor pengapian, pada mesin diesel juga dilengkapi suatu bagian yang dapat mengajukan saat penyemprotan sesuai dengan putaran mesin yang disebut dengan automatic timer. Mesin-mesin diesel putaran tinggi untuk penggunaan otomotif/kendaraan, daya mesin dapat diperbaiki/dinaikkan dengan memajukan waktu injeksi sesuai dengan kenaikan putaran. Ini sama seperti memajukan waktu pengapian dalam mesin-mesin bensin, untuk tujuan ini timer digunakan. Ada dua tipe timer yang dipakai, yang pertama adalah timer tangan (hand timer) dan timer otomatis (automatic timer). Timer otomatis lebih umum digunakan sekarang ini, diskripsi/gambaran diberikan di bawah ini. Source : VEDC, 1990 Gambar 22 Mekanik automatic timer Timer otomatis menggunakan gaya sentrifugal yang secara otomatis memajukan waktu penyemprotan sesuai dengan putaran mesin. Seperti ditunjukkan dalam gambar, timer otomatis dibuat/disusun oleh dua buah pemberat sentrifugal (centrifugal weight), 2 pegas (spring), pelindung (cover) dan flens penghubung (driving flange). Flens dihubungkan ke poros penggerak pompa injeksi dengan tonjolan keluar dari permukaannya. Hub/poros dipasang ke poros nok/camshaft pompa injeksi. V. Langkah Kerja: 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Lepas pipa bahan bakar pada filter dan sambungkan ke burret 3. Isi burret dengan solar, jaga isinya jangan sampai habis 4. Hidupkan mesin diesel. Catatan : bila anda menghidupkan menggunakan engkol, maka hati- hati saat mesin hidup engkol tidak usah ditarik keluar, dia akan lepas sendiri saat mesin diesel sudah hidup. Bila tidak hidup, ikuti langkah 5 5. Biarkan mesin hidup beberapa saat (10 menit)
  • 3. 6. Atur putaran mesin pada 900 rpm 7. Ukur konsumsi bahan bakar dalam 1 menit, lakukan tiga kali hasil pengukuran 8. Matikan mesin dengan mengoprasikan handel decompression 9. Lepaskan injektor dari mesin diesel dan ukur tekanan injeksinya , kemudian hasilnya masukkan dalam tabel observasi 10. Ulangi observasi dua kali lagi dengan langkah yang sama dengan timming injeksi yang berbeda (diatas dan dibawah timming injeksi spesifikasi) 11. Setelah selesai observasi, kembalikan tekanan injeksi pada ukuran spesifikasi dan hidupkan untuk pengecekan 12. Bersihkan mesin diesel, peralatan-peralatan, dan tempat yang anda gunakan. 13. Tugas anda menganalisis data observasi yang anda dapatkan VI. Hasil Pemeriksaan Observasi ke - Tekanan Injeksi Timing Injeksi Waktu Jumlah Bahan Bakar ( cc ) RPM 1 120 atm atau 125,94 40 ° sebelum TMA 1 menit 21 1575 21,5 1633 21,2 1723 70 ° sebelum TMA 2 80 atm atau84,62 40 ° sebelum TMA 1 menit 15 1603 16,5 1590 15,5 1694 70° sebelum TMA 14 1620 18 1595 17 1560 12,5 1592
  • 4. 25 ° sebelum TMA 14 1742 15 18773 Spesifikasi RPM pengukuran =150 rpm VII. Pembahasan a. Pada observasi pertama tekanan injeksi saat dilakukan pengukuran dengan injection tester adalah 120 Atm. Saat timing injeksi 40 ° sebelum TMA konsumsi bahan bakarnya sekitar 21- 21,5 cc per menit. b. Pada observasi kedua tekanan injeksi saat dilakukan pengukuran dengan injection tester adalah 80 Atm. Saat timing injeksi 40 ° sebelum TMA jumlah bahan bakarnya sekitar 15 – 16,5 cc per menit. Saat timing injeksi 70 ° sebelum TMA jumlah bahan bakarnya sekitar14 – 18 cc permenit. Saat timing injeksi 25 ° sebelum TMA jumlah bahan bakarnya sekitar 12-15 cc permenit. VIII. Kesimpulan Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menyimpulkan bahwa timing injeksi sangat mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada mesin diesel 1 silinder hal ini terbukti dengan timing injeksi yang jauh dari spesifikasi menyebabkan konsumsi bahan bakar sangat boros, sedangkan penyetelan timing yang mendekati spesifikasi maka konsumsi bahan bakar lebih irit dibandingkan dengan timing yang jauh dari spesifikasi( diatas/ dibawah spesifikasi). Hal diatas bisa disebabkan karena timing injeksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi menyebabkan waktu penyemprotan atau pengkabutan bahan bakar yang tidak tepat pada saat siklus pembakaran maksimal tercapai pada mesin sehingga bahan bakar tidak dapat terbakar dengan sempurna,dan juga tekanan injeksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi menyebabkan penetrasi dan atomisasi yang tidak optimal pula.