SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 42
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM
FERMENTASI Lactobacillus bulgaricus
DALAM PEMBUATAN TEPUNG SUWEG
TERFERMENTASI
Dr. Sasangka Prasetyawan, MS.
Drs. Sutrisno, M.Si.
Ahmad Suhaili
Pendahuluan
Kebutuhan Pangan
meningkat
Konsumsi Tepung
Gandum meningkat
Alternatif Tepung
Gandum
Suweg (Amorphophallus
campanulatus)
belum di manfaatkan
secara optimal
78,7% air; 1,2% protein,
0,1% lemak, dan 18.4%
karbohidrat
amilosa rendah (24,5%)
dan amilopektin tinggi
(75,5%)
bahan pangan sumber
karbohidrat
Bakteri Lactobacillus
bulgaricus
Kondisi optimum :
pH, suhu, waktu
inkubasi
pati, amilosa, amilopekti
n dan daya
pengembangan
Tepung Suweg
Terfermentasi
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi optimum fermentasi
suweg menggunakan Lactobacillus bulgaricus
meliputi pH, temperatur dan waktu inkubasi?
2. Berapakah kadar pati, amilosa, amilopektin dan
daya pengembang tepung suweg terfermentasi?
Batasan Masalah
1. Kondisi optimum fermentasi suweg menggunakan
Lactobacillus bulgaricus yang di tentukan meliputi
pH, temperatur dan waktu inkubasi
2. Kadar pati, amilosa, amilopektin, dan daya
pengembang tepung suweg terfermentasi.
Tujuan Penelitian
1. Mempelajari kondisi optimum dari
fermentasi suweg menggunakan
Lactobacillus bulgaricus meliputi
pH, temperatur dan waktu inkubasi
2. Menentukan kadar pati, amilosa, amilopektin
dan daya pengembang tepung suweg
terfermentasi.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dengan
adanya tepung suweg terfermentasi
diharapkan dapat menggantikan kebutuhan
tepung terigu khususnya di Indonesia dengan
kualitas tepung suweg hampir sama dengan
tepung terigu.
Metodologi
Bahan penelitian
Bahan-bahan yang digunakan adalah
suweg, kultur murni bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus diperoleh di
Laboratorium Biokimia FMIPA Universitas
Brawijaya Malang.
Bahan kimia
- NaH2PO4 - reagen arsenomolybdat
- Na2HPO4 - reagen Nelson
- HCl - pepton agar bakteri
- NaOH - glukosa
- Etanol - Lab lamco
- petroleum eter - Yeast extract
- Butanol - aquades
- indikator pp 1%
Alat penelitian
- alat-alat gelas - labu kjeldahl
- jarum ose - oven (Memmert)
- Buret - laminar flow
- cawan, penangas air (Jankekunkel) - bola hisap
- pH meter digital (Inolab WTW) - lemari pendingin
- shaker (Edmund Buhler) - sentrifuge (Denley)
- autoclave (Tipe LS-C35L) - Statif
- botol semprot - Bunsen
- neraca analitik (Meetler Todelo AL 204) - magnetik stirer
- inkubator (Heracus tipe B50 memmert)
- spektrofotometer UV-VIS (Shimadzu 1601 double beam)
Pembuatan media agar
pepton, Lab Lamco
Powder, agar
Glukosa, Yeast
extract, tepung
suweg
Dimasukkan dalam
erlenmeyer, aquades
dipanaskan sambil
diaduk
Dimasukkan tabung
reaksi yang
selanjutnya di
autoclave
dimiringkan hingga
dingin dan memadat
Peremajaan Biakan
media padat
miring
menggoreskan
jarum ose
bakteri
Lactobacillus
bulgaricus
Di tutup dengan
kapas steril
di inkubasi 24
jam, suhu 30oC
dalam inkubator
biakan murni
Lactobacillus
bulgaricus
Pembuatan Media Cair
Man Rogosa
Agar (MRS)
Pepton, Lab
Lemco Powder
Yeast extract,
glukosa
diencerkan
dengan
aquades
Pembuatan Inokulum
media padat satu mata ose
erlenmeyer
yang berisi
media cair
Ditutup
dengan kapas
steril
diinkubasi 12
jam pada suhu
37oC.
Inokulum
Pembuatan kurva pertumbuhan
hasil peremajaan
Dimasukkan
erlenmeyer , berisi
media
pertumbuhan
Dimasukkan pada
Inkubator goyang,
pada suhu kamar
dan selama 25 jam
selang waktu 1 jam
diambil 1
mL, diencerkan
pengukuran
densitas optik
pertumbuhan sel
Panjang gelombang
620 nm
menggunakan
Spektronik 20
grafik hubungan
waktu inkubasi
dengan densitas
optik
kurva pertumbuhan
Lactobacillus
bulgaricus
pH optimum
Suweg ± 4 gram erlenmeyer 50 mL 8 mL inokulum
larutan buffer
fosfat dengan pH
(3,4,5,6,7)
diinkubasi selama
6 jam dan pada
suhu 45oC
ditiriskan dan
dikeringkan lalu
ditumbuk menjadi
serbuk
mengukur kadar
asam laktat
grafik hubungan pH
terhadap kadar
asam laktat
Diperoleh pH
optimum
Temperatur optimum
Suweg ± 4 gram erlenmeyer 50 mL 8 mL inokulum
temperatur inkubasi 30oC,
35oC, 40oC, 45oC, dan 50oC
Di tambahkan larutan buffer
fosfat pH
(optimum), diinkubasi
selama 6 jam
ditiriskan dan dikeringkan
lalu ditumbuk menjadi
serbuk
mengukur kadar asam laktat
grafik hubungan Temperatur
terhadap kadar asam laktat
Diperoleh Temperatur
optimum
Waktu optimum
Suweg ± 4 gram erlenmeyer 50 mL 8 mL inokulum
variasi waktu inkubasi
3, 6, 9, 12 dan 15 jam
Di tambahkan larutan
buffer fosfat pH
(optimum), diinkubasi
pada Temperatur
(optimum)
ditiriskan dan
dikeringkan lalu
ditumbuk menjadi
serbuk
mengukur kadar asam
laktat
grafik hubungan Waktu
inkubasi terhadap kadar
asam laktat
Diperoleh waktu
inkubasi optimum
Kadar asam laktat
ditimbang
sebanyak 0,3
gram
erlenmeyer 250
mL
9 mL aquades
dan diaduk
ditetesi dengan
indikator pp 1 %
sebanyak 3 tetes
dititrasi dengan
NaOH 0,01 M
dicatat volume
titrasi
Dihitung kadar
asam laktat %
Kadar asam
laktat
•Sebagai
KontrolSuweg yang
belum
difermentasi
•pH
•Temperatur
•waktu
suweg
terfermentasi
Kadar Asam Laktat (%) =
Keterangan:
VNaOH = Volume titrasi (mL)
MNaOH = Molaritas NaOH (mol/L)
BMasam laktat = Berat Molekul Asam Laktat (g/mol)
W sampel = Berat sampel (g)
V NaOH x BM as. Laktat x MNaOH x 100%
W sampel x 1000
Penentuan kadar air
cawan yang telah
dikeringkan dan
diketahui beratnya
dipanaskan dalam
oven pada
temperatur 100oC
selama 15 menit
desikator
ditimbang
oven pada
temperatur 100oC
selama 15 menit
ditimbang kembali
hingga beratnya
konstan
Persentase kadar air
dihitung
Diperoleh
persentase kadar air
•Sebagai
KontrolSuweg yang
belum
difermentasi
•pH
•Temperatur
•waktu
suweg
terfermentasi
Kadar air sampel (%) =
M1 = Massa cawan kosong + tutup
M2 = Massa cawan + tutup dan sampel
M3 = Massa cawan + tutup dan Residu
100%x
M1-M2
M3-M2
Standarisasi amilosa
Tepung kentang 40 mg gelas kimia 50 mL
ditambahkan 1 mL
etanol 95% dan 9 mL
NaOH 1N
dipanaskan sampai
temperatur
100oC, selama 10
menit
dipipet ke dalam labu
ukur 100 mL
Perlakuan seperti
pada tabel
Ditambahkan 1 mL
asam asetat 1N dan 2
mL I2 2%
diencerkan sampai
volume 100 mL
Absorbansi diukur
dengan menggunakan
spektrofotometer λ
620 nm
Larutan
(mL)
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Absorbansi
1 ppm
0,5
1,0
1,5
2,0
3,0
4,0
2,0
4,0
6,0
8,0
12,0
16,0
a
b
c
d
e
f
a/2
b/4
c/6
d/8
e/12
f/16
6
16128642
fedcba
1
Abs rata-rata 1 ppm
1.000 x 20
1.000.000
Abs rata-rata 1 ppm =
Faktor koresi (fk) = x
Keterangan:
20 dan 1000 = faktor pengenceran
Kadar amilosa
Serbuk ditimbang 0,1
gram dan dimasukkan
labu ukur 100 mL
Ditambahkan 1 mL
etanol 95%, 9 mL NaOH
1 N dipanaskan pada
suhu 100oC selama 10
menit
didinginkan selama 1
jam, diencerkan menjadi
100 mL
dipipet 5 mL dan
dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 mL
Ditambahkan 1 mL asam
asetat 1 N dan 2 mL I2
2%
diencerkan sampai
volume 100 mL dan
dikocok hingga
homogen, didiamkan
selama 20 menit
Dihitung absorbansinya
dengan
spektrofotometer
dengan λ = 620 nm
Diperoleh kadar amilosa
Kadar amilosa (%) = %100
.100
100.620.
ak
kfA
Keterangan:
A.620 = absorbansi contoh
k.a = kadar air
f.k = faktor konversi
Persiapan larutan standar
Larutan glukosa standar
(10 mg glukosa/ 100mL)
Dilakukan 5 kali
pengenceran diperoleh
konsentrasi (2, 4, 6, 8,
10 mg)/100 mL
6 tabung reaksi di isi
masing-masing 1 mL
larutan glukosa
standar, 1 mL air suling
sebagai blangko
Di tambah 1 mL reagen
Nelson, dipanaskan
semua tabung sampai
mendidih selama 20
menit
didinginkan bersama
dalam gelas kimia yang
berisi air
dingin, temperatur
tabung mencapai 25oC
Ditambah 1 mL reagen
Arsenomolybdat, digojo
g sampai semua
endapan Cu2O yang ada
larut
7 mL air suling, digojog
sampai homogen
diukur absorbansi pada
panjang gelombang =
540 nm
kurva hubungan antara
konsentrasi glukosa dan
absorbansi
Kadar pati
Timbang 5 g serbuk
suweg
Di masukkan gelas kimia
250 mL, tambahkan 50
mL aquades dan aduk
selama 1 jam
Suspensi disaring, dan
dicuci dengan aquades
hingga volume filtrat
250 mL
Residu yg mengandung
lemak dicuci dengan
petrolium eter 10 mL
kemudian cuci lagi
dengan 150 mL alkohol
10%
erlenmeyer dengan
pencucian 200 mL
aquades
Ditambah 20 mL HCl ±
25%, tutup dengan
pendingin balik
dipanaskan sampai
mendidih selama 2,5
jam
dinetralkan dengan
larutan NaOH 45% dan
diencerkan sampai
volume 500 mL
Filtrat dijernihkan
dengan Pb-asetat
dipipet 1 mL larutan
yang jernih tersebut ke
dalam tabung reaksi
Di tambahkan 1 mL
reagen
Nelson, dipanaskan
hingga mendidih selama
20 menit
didinginkan sampai
temperatur tabung
reaksi 25oC
1 mL reagen
arsenomolybdat
ditambahkan 7 mL
aquades lalu digojog
kembali
Diperoleh absorbansi
dengan
spektrofotometer pada
λ = 540 nm
Kadar pati dari nilai
absorbansi dengan
kurva standar larutan
glukosa
Filtrat
Dibuang
Residu Dibuang
Penentuan daya pengembang tepung
suweg ditimbang
masing-masing 1
gram
2 tabung sentrifuge
pelarut (etanol dan
aquades)
di kocok dan
dibiarkan selama 1
jam
disentrifuge
dengan kecepatan
3000 rpm selama
15 menit
Diperoleh kenaikan
daya pengembang
% daya pengembang = %100
TSE
TSETSA
TSA = tinggi tepung yang disuspensikan dengan air (cm)
TSE = tinggi tepung yang disuspensikan dengan etanol (cm)
Analisa Data
Data yang diperoleh dari kadar asam laktat dari
fermentasi Lactobacillus bulgaricus dianalisis
dengan menggunakan metode ragam pola
rancangan acak lengkap sederhana (RAL), lalu
dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT)
5%.
TERIMA KASIH
Alur Penelitian
Pembuatan Media Agar
Peremajaan Biakan
Pembuatan Media Cair
Pembuatan Inokulum
Pembuatan Kurva Pertumbuhan
Penentuan pH Optimum
Penentuan Suhu Optimum
Penentuan waktu Optimum
Uji Kadar Asam Laktat
Penentuan Kadar Air
Standarisasi Amilosa
Pengukuran Kadar Amilum
Penentuan Kadar Pati
Persiapan Kurva Standar
Penentuan Daya Pengembang Tepung

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploudPasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploudEko696
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Prinsip tes kit
Prinsip tes kitPrinsip tes kit
Prinsip tes kitostin leo
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...Laura Vicka
 
6554 pengantar biotechnology
6554 pengantar biotechnology6554 pengantar biotechnology
6554 pengantar biotechnologyErika Wijayanti
 
Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1Dilla Novita
 
Format laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docxFormat laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docxtasyalf
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Muhammad Eko
 
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakradenhilmiaja
 
Penyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalinPenyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalinrania afifa
 
Teknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan panganTeknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan panganmartunis rofh
 

Was ist angesagt? (20)

Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
 
Chapter iii v
Chapter iii vChapter iii v
Chapter iii v
 
Pasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploudPasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploud
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Materi mpp
Materi mppMateri mpp
Materi mpp
 
Mjlh9
Mjlh9Mjlh9
Mjlh9
 
08 naskah publikasi
08 naskah publikasi08 naskah publikasi
08 naskah publikasi
 
Blanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasiBlanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasi
 
Prinsip tes kit
Prinsip tes kitPrinsip tes kit
Prinsip tes kit
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
97319698 pengaruh-suhu-dan-lama-pemanasan-dengan-menggunakan-ekstraktor-vakum...
 
6554 pengantar biotechnology
6554 pengantar biotechnology6554 pengantar biotechnology
6554 pengantar biotechnology
 
Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1
 
Format laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docxFormat laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docx
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
 
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternakKuliah dasar teknologi hasil ternak
Kuliah dasar teknologi hasil ternak
 
Biogas kimter
Biogas kimterBiogas kimter
Biogas kimter
 
Penyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalinPenyalagunaan formalin
Penyalagunaan formalin
 
Nata de leri 1
Nata de leri 1Nata de leri 1
Nata de leri 1
 
Teknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan panganTeknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan pangan
 

Ähnlich wie Present sempro

PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxJepriadi5
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaNur Turah
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdfadelbb
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratMelina Eka
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Sii AQyuu
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 

Ähnlich wie Present sempro (20)

PPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptxPPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptx
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
Kanji
KanjiKanji
Kanji
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
 
pasteurisasi.ppt
pasteurisasi.pptpasteurisasi.ppt
pasteurisasi.ppt
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf49037-75676646212-1-PB.pdf
49037-75676646212-1-PB.pdf
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
 
biochemi
biochemibiochemi
biochemi
 
Responsi Bioreaksi
Responsi BioreaksiResponsi Bioreaksi
Responsi Bioreaksi
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Analisis Kadar Air
Analisis Kadar AirAnalisis Kadar Air
Analisis Kadar Air
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 
Pencoklatan
PencoklatanPencoklatan
Pencoklatan
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 

Present sempro

  • 1. PENENTUAN KONDISI OPTIMUM FERMENTASI Lactobacillus bulgaricus DALAM PEMBUATAN TEPUNG SUWEG TERFERMENTASI Dr. Sasangka Prasetyawan, MS. Drs. Sutrisno, M.Si. Ahmad Suhaili
  • 2. Pendahuluan Kebutuhan Pangan meningkat Konsumsi Tepung Gandum meningkat Alternatif Tepung Gandum Suweg (Amorphophallus campanulatus) belum di manfaatkan secara optimal 78,7% air; 1,2% protein, 0,1% lemak, dan 18.4% karbohidrat amilosa rendah (24,5%) dan amilopektin tinggi (75,5%) bahan pangan sumber karbohidrat Bakteri Lactobacillus bulgaricus Kondisi optimum : pH, suhu, waktu inkubasi pati, amilosa, amilopekti n dan daya pengembangan Tepung Suweg Terfermentasi
  • 3. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kondisi optimum fermentasi suweg menggunakan Lactobacillus bulgaricus meliputi pH, temperatur dan waktu inkubasi? 2. Berapakah kadar pati, amilosa, amilopektin dan daya pengembang tepung suweg terfermentasi? Batasan Masalah 1. Kondisi optimum fermentasi suweg menggunakan Lactobacillus bulgaricus yang di tentukan meliputi pH, temperatur dan waktu inkubasi 2. Kadar pati, amilosa, amilopektin, dan daya pengembang tepung suweg terfermentasi.
  • 4. Tujuan Penelitian 1. Mempelajari kondisi optimum dari fermentasi suweg menggunakan Lactobacillus bulgaricus meliputi pH, temperatur dan waktu inkubasi 2. Menentukan kadar pati, amilosa, amilopektin dan daya pengembang tepung suweg terfermentasi. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dengan adanya tepung suweg terfermentasi diharapkan dapat menggantikan kebutuhan tepung terigu khususnya di Indonesia dengan kualitas tepung suweg hampir sama dengan tepung terigu.
  • 6. Bahan penelitian Bahan-bahan yang digunakan adalah suweg, kultur murni bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus diperoleh di Laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Brawijaya Malang.
  • 7. Bahan kimia - NaH2PO4 - reagen arsenomolybdat - Na2HPO4 - reagen Nelson - HCl - pepton agar bakteri - NaOH - glukosa - Etanol - Lab lamco - petroleum eter - Yeast extract - Butanol - aquades - indikator pp 1%
  • 8. Alat penelitian - alat-alat gelas - labu kjeldahl - jarum ose - oven (Memmert) - Buret - laminar flow - cawan, penangas air (Jankekunkel) - bola hisap - pH meter digital (Inolab WTW) - lemari pendingin - shaker (Edmund Buhler) - sentrifuge (Denley) - autoclave (Tipe LS-C35L) - Statif - botol semprot - Bunsen - neraca analitik (Meetler Todelo AL 204) - magnetik stirer - inkubator (Heracus tipe B50 memmert) - spektrofotometer UV-VIS (Shimadzu 1601 double beam)
  • 9. Pembuatan media agar pepton, Lab Lamco Powder, agar Glukosa, Yeast extract, tepung suweg Dimasukkan dalam erlenmeyer, aquades dipanaskan sambil diaduk Dimasukkan tabung reaksi yang selanjutnya di autoclave dimiringkan hingga dingin dan memadat
  • 10. Peremajaan Biakan media padat miring menggoreskan jarum ose bakteri Lactobacillus bulgaricus Di tutup dengan kapas steril di inkubasi 24 jam, suhu 30oC dalam inkubator biakan murni Lactobacillus bulgaricus
  • 11. Pembuatan Media Cair Man Rogosa Agar (MRS) Pepton, Lab Lemco Powder Yeast extract, glukosa diencerkan dengan aquades
  • 12. Pembuatan Inokulum media padat satu mata ose erlenmeyer yang berisi media cair Ditutup dengan kapas steril diinkubasi 12 jam pada suhu 37oC. Inokulum
  • 13. Pembuatan kurva pertumbuhan hasil peremajaan Dimasukkan erlenmeyer , berisi media pertumbuhan Dimasukkan pada Inkubator goyang, pada suhu kamar dan selama 25 jam selang waktu 1 jam diambil 1 mL, diencerkan pengukuran densitas optik pertumbuhan sel Panjang gelombang 620 nm menggunakan Spektronik 20 grafik hubungan waktu inkubasi dengan densitas optik kurva pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus
  • 14. pH optimum Suweg ± 4 gram erlenmeyer 50 mL 8 mL inokulum larutan buffer fosfat dengan pH (3,4,5,6,7) diinkubasi selama 6 jam dan pada suhu 45oC ditiriskan dan dikeringkan lalu ditumbuk menjadi serbuk mengukur kadar asam laktat grafik hubungan pH terhadap kadar asam laktat Diperoleh pH optimum
  • 15. Temperatur optimum Suweg ± 4 gram erlenmeyer 50 mL 8 mL inokulum temperatur inkubasi 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan 50oC Di tambahkan larutan buffer fosfat pH (optimum), diinkubasi selama 6 jam ditiriskan dan dikeringkan lalu ditumbuk menjadi serbuk mengukur kadar asam laktat grafik hubungan Temperatur terhadap kadar asam laktat Diperoleh Temperatur optimum
  • 16. Waktu optimum Suweg ± 4 gram erlenmeyer 50 mL 8 mL inokulum variasi waktu inkubasi 3, 6, 9, 12 dan 15 jam Di tambahkan larutan buffer fosfat pH (optimum), diinkubasi pada Temperatur (optimum) ditiriskan dan dikeringkan lalu ditumbuk menjadi serbuk mengukur kadar asam laktat grafik hubungan Waktu inkubasi terhadap kadar asam laktat Diperoleh waktu inkubasi optimum
  • 17. Kadar asam laktat ditimbang sebanyak 0,3 gram erlenmeyer 250 mL 9 mL aquades dan diaduk ditetesi dengan indikator pp 1 % sebanyak 3 tetes dititrasi dengan NaOH 0,01 M dicatat volume titrasi Dihitung kadar asam laktat % Kadar asam laktat •Sebagai KontrolSuweg yang belum difermentasi •pH •Temperatur •waktu suweg terfermentasi Kadar Asam Laktat (%) = Keterangan: VNaOH = Volume titrasi (mL) MNaOH = Molaritas NaOH (mol/L) BMasam laktat = Berat Molekul Asam Laktat (g/mol) W sampel = Berat sampel (g) V NaOH x BM as. Laktat x MNaOH x 100% W sampel x 1000
  • 18. Penentuan kadar air cawan yang telah dikeringkan dan diketahui beratnya dipanaskan dalam oven pada temperatur 100oC selama 15 menit desikator ditimbang oven pada temperatur 100oC selama 15 menit ditimbang kembali hingga beratnya konstan Persentase kadar air dihitung Diperoleh persentase kadar air •Sebagai KontrolSuweg yang belum difermentasi •pH •Temperatur •waktu suweg terfermentasi Kadar air sampel (%) = M1 = Massa cawan kosong + tutup M2 = Massa cawan + tutup dan sampel M3 = Massa cawan + tutup dan Residu 100%x M1-M2 M3-M2
  • 19. Standarisasi amilosa Tepung kentang 40 mg gelas kimia 50 mL ditambahkan 1 mL etanol 95% dan 9 mL NaOH 1N dipanaskan sampai temperatur 100oC, selama 10 menit dipipet ke dalam labu ukur 100 mL Perlakuan seperti pada tabel Ditambahkan 1 mL asam asetat 1N dan 2 mL I2 2% diencerkan sampai volume 100 mL Absorbansi diukur dengan menggunakan spektrofotometer λ 620 nm
  • 20. Larutan (mL) Konsentrasi (ppm) Absorbansi Absorbansi 1 ppm 0,5 1,0 1,5 2,0 3,0 4,0 2,0 4,0 6,0 8,0 12,0 16,0 a b c d e f a/2 b/4 c/6 d/8 e/12 f/16 6 16128642 fedcba 1 Abs rata-rata 1 ppm 1.000 x 20 1.000.000 Abs rata-rata 1 ppm = Faktor koresi (fk) = x Keterangan: 20 dan 1000 = faktor pengenceran
  • 21. Kadar amilosa Serbuk ditimbang 0,1 gram dan dimasukkan labu ukur 100 mL Ditambahkan 1 mL etanol 95%, 9 mL NaOH 1 N dipanaskan pada suhu 100oC selama 10 menit didinginkan selama 1 jam, diencerkan menjadi 100 mL dipipet 5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL Ditambahkan 1 mL asam asetat 1 N dan 2 mL I2 2% diencerkan sampai volume 100 mL dan dikocok hingga homogen, didiamkan selama 20 menit Dihitung absorbansinya dengan spektrofotometer dengan λ = 620 nm Diperoleh kadar amilosa Kadar amilosa (%) = %100 .100 100.620. ak kfA Keterangan: A.620 = absorbansi contoh k.a = kadar air f.k = faktor konversi
  • 22. Persiapan larutan standar Larutan glukosa standar (10 mg glukosa/ 100mL) Dilakukan 5 kali pengenceran diperoleh konsentrasi (2, 4, 6, 8, 10 mg)/100 mL 6 tabung reaksi di isi masing-masing 1 mL larutan glukosa standar, 1 mL air suling sebagai blangko Di tambah 1 mL reagen Nelson, dipanaskan semua tabung sampai mendidih selama 20 menit didinginkan bersama dalam gelas kimia yang berisi air dingin, temperatur tabung mencapai 25oC Ditambah 1 mL reagen Arsenomolybdat, digojo g sampai semua endapan Cu2O yang ada larut 7 mL air suling, digojog sampai homogen diukur absorbansi pada panjang gelombang = 540 nm kurva hubungan antara konsentrasi glukosa dan absorbansi
  • 23. Kadar pati Timbang 5 g serbuk suweg Di masukkan gelas kimia 250 mL, tambahkan 50 mL aquades dan aduk selama 1 jam Suspensi disaring, dan dicuci dengan aquades hingga volume filtrat 250 mL Residu yg mengandung lemak dicuci dengan petrolium eter 10 mL kemudian cuci lagi dengan 150 mL alkohol 10% erlenmeyer dengan pencucian 200 mL aquades Ditambah 20 mL HCl ± 25%, tutup dengan pendingin balik dipanaskan sampai mendidih selama 2,5 jam dinetralkan dengan larutan NaOH 45% dan diencerkan sampai volume 500 mL Filtrat dijernihkan dengan Pb-asetat dipipet 1 mL larutan yang jernih tersebut ke dalam tabung reaksi Di tambahkan 1 mL reagen Nelson, dipanaskan hingga mendidih selama 20 menit didinginkan sampai temperatur tabung reaksi 25oC 1 mL reagen arsenomolybdat ditambahkan 7 mL aquades lalu digojog kembali Diperoleh absorbansi dengan spektrofotometer pada λ = 540 nm Kadar pati dari nilai absorbansi dengan kurva standar larutan glukosa Filtrat Dibuang Residu Dibuang
  • 24. Penentuan daya pengembang tepung suweg ditimbang masing-masing 1 gram 2 tabung sentrifuge pelarut (etanol dan aquades) di kocok dan dibiarkan selama 1 jam disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit Diperoleh kenaikan daya pengembang % daya pengembang = %100 TSE TSETSA TSA = tinggi tepung yang disuspensikan dengan air (cm) TSE = tinggi tepung yang disuspensikan dengan etanol (cm)
  • 25. Analisa Data Data yang diperoleh dari kadar asam laktat dari fermentasi Lactobacillus bulgaricus dianalisis dengan menggunakan metode ragam pola rancangan acak lengkap sederhana (RAL), lalu dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) 5%.
  • 36. Uji Kadar Asam Laktat

Hinweis der Redaktion

  1. Overallaseptis