SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Perpustakaan Sekolah
Oleh : M. Harfano A, S. Sos
Pada masa sekarang ini telah diketahui secara umum bahwa kebutuhan informasi telah menjad
satu kebutuhan yang mendasar. Adapun kebutuhan informasi dari tiap orang tidaklah sama. Bai
disadari ataupun tidak, setiap orang yang hidup ataupun pernah hidup di dunia ini selalu membaw
informasi di dalam dirinya, hal ini dapat dipahami dengan keberadaan rantai DNA pada tiap makhlu
hidup.
Begitu banyaknya jumlah dan variasi informasi yang tersedia telah menyebabkan sebagian oran
menjadi bingung bagaimana cara untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya
Dikarenakan hal ini juga maka telah tercipta satu lapangan pekerjaan yang baru untuk orang-oran
yang tanggap dengan ketidaktahuan orang lain. Satu lapangan pekerjaan yang menuntu
kemampuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi yang kemudian dikelompokkan
untuk disusun berdasarkan sistem penyusunan tertentu sehingga informasi tersebut dapat dengan
mudah ditemukan kembali.
Kemampuan untuk mendapatkan dan menata informasi tidaklah semudah seperti yan
diperkirakan orang secara umum. Kesulitan baru akan dirasakan pada saat seseorang yang
membutuhkan informasi ternyata tidak dapat melakukan tindakan agar dapat memenuh
kebutuhannya tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan, yaitu :
1. Terbatasnya waktu.
2. Terbatasnya dana.
3. Terbatasnya fasilitas.
4. Ketidaktahuan si pencari informasi.
Empat hal di atas dapat dikategorikan sebagai penghambat yang umum terjadi dalam
pemenuhan kebutuhan informasi. Dan diketahui bahwa ada hubungan antara tiap-tiap hambata
tersebut. Berikut ini penulis mencoba untuk mendeskripsikan pemahaman terhadap hambatan
hambatan tersebut.
1. Terbatasnya Waktu
Adapun yang dimaksud dengan terbatasnya waktu adalah suatu keadaan di mana seseoran
ataupun sekelompok orang yang tidak memiliki banyak kesempatan untuk dapat menyelesaika
suatu pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhannya. Terbatasnya waktu disebabkan ole
tingkat kesibukan yang dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah menghambat oran
tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasinya. Sebagai contoh dapat kita gambarka
kehidupan seorang guru swasta yang mengajar di sekolah menengah tingkat atas. Untuk dapa
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari maka guru tersebut harus dapat memanfaatka
mungkin tidak hanya dilakukannya pada satu sekolah saja. Dan akan meningkat kesibuka
tersebut jika guru harus menyiapkan soal, memeriksa hasil ujian siswanya, dan menduduki suat
jabatan di sekolah tempat dia mengajar.
Selain memberikan pelajaran pada pendidikan formal, maka kemungkinan guru tersebu
akan memberikan pendidikan tambahan yang bersifat pribadi (less private) atau mengajar d
bimbingan belajar. Jika guru yang bersangkutan telah memiliki isteri dan anak, maka dia jug
harus bertanggung jawab untuk menafkahi lahir dan batin isteri dan anaknya. Nafkah lahir yan
diberikan berupa pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papannya, sedangka
kebutuhan batin hanya dapat diberikannya dengan meluangkan waktu agar dapa
berkomunikasi dengan isteri dan anaknya. Selain lingkungan dalam keluarga, guru tersebut jug
harus melakukan sosialisasi dengan kerabat dan sahabatnya.
Setelah melihat gambaran tersebut di atas maka dapat kita lihat betapa sibuknya seorang
guru menghadapi pekerjaannya. Kesibukan yang dijalani telah memungkinkan seorang gur
menjadi tertutup dengan perkembangan yang terjadi di luar dunianya, yang menyebabkan gur
tersebut akan mengalami pengembangan diri yang terhenti.
Informasi yang diperlukannya tidak hanya terbatas pada pengembangan dirinya yang dapa
mempengaruhi pola fikir dan cara mengajarnya, tetapi juga guru tersebut memerlukan informas
yang bermanfaat sebagai bahan tambahan mengajarnya. Dalam gambaran di atas maka guru
tersebut memerlukan sumber-sumber informasi yang dapat dipercayainya.
Dengan banyak mengikuti berita harian dari televisi, koran atau radio, maka guru tersebu
dapat menghindari kemungkinan tertutup dari pengembangan diri tetapi jika guru tersebut ingi
dapat meningkatkan dan mengembangkan bahan mutu pengajarannya maka ia memerlukan
sumber informasi yang cukup luas. Hal ini dapat diatasinya dengan melakukan kontak denga
pusat informasi terdekat, seperti perpustakaan sekolah.
2. Terbatasnya Dana
Adapun yang dimaksud dengan terbatasnya dana adalah suatu keadaan dimana seseoran
atau sekelompok orang tidak memiliki kecukupan anggaran yang berupa uang agar dapa
memenuhi kebutuhannya. Keterbatasan dana yang dimiliki merupakan hal yang paling umum
dijumpai dan keterbatasan ini mempengaruhi fasilitas yang didapat. Keterbatasan dana dapa
disebabkan karena penghasilan yang kurang memadai, tingkat pengeluaran yang tinggi ata
tidak menyediakan anggaran khusus untuk mendapatkan informasi.
Sebagai contoh dapat kita gambarkan pada seorang guru yang memiliki penghasilan hany
cukup untuk memnuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Dengan penghasilan yang pas-pasa
maka pemenuhan informasi hanya menjadi kebutuhan tambahan baginya.
Untuk dapat mengatasinya maka guru tersebut memerlukan sumber informasi yang dapa
memberikan informasi dengan murah atau bahkan gratis. Sumber informasi yang dibutuhkanny
jika mungkin jangan membuat guru itu harus mengeluarkan dana ekstra berupa biay
tranportasi ataupun dana ”terimakasih” kepada yang dapat menyediakan informasi. Untu
dapat memenuhinya maka sumber informasi yang paling murah atau gratis dan tanpa biay
ekstra adalah tersedianya perpustakaan sekolah yang memadai.
3. Terbatasnya Fasilitas
Adapun yang dimaksud dengan terbatasnya fasilitas adalah suatu keadaan yang dihadap
seseorang atau sekelompok orang dengan perangkat kerja yang minim ataupun tidak memilik
perangkat kerja sama sekali, baik itu berupa perangkat keras (seperti televisi, radio, atau satu se
komputer) maupun perangkat lunak (seperti sistem operasi yang digunakan untuk menjalanka
perangkat keras), dan jaringan yang menghubungkan semua perangkat lunak dan perangka
keras dengan jaringan komunikasi. Keterbatasan fasilitas biasanya disebabkan karena kurangny
dana yang dimiliki atau tidak adanya anggaran yang khusus disediakan untuk menyediaka
fasilitas agar dapat memenuhi kebutuhan informasi. Pada contoh gambaran yang dijabarka
pada poin 2 untuk mengatasi permasalahan adalah dengan memanfaatkan perpustakaa
sekolah. Tetapi pada kenyataannya secara umum diketahui bahwa perpustakaan sekolah
hanyalah ruangan yang berguna untuk menyimpan buku paket ajar sedangkan pegawainy
adalah pegawai yang diperbantukan untuk mengurusi pekerjaan tata usaha dari sekolah
bersangkutan atau yang lebih menyedihkan mungkin merangkap sebagai pesuruh sekolah.
Untuk dapat mengatasi permasalahan ini adalah dengan bersedianya sekolah
mengalokasikan dana untuk mendukung unit yang bersifat pengajaran seumur hidup ini.
4. Ketidaktahuan si pencari informasi
Adapun yang dimaksud dengan ketidaktahuan si pencari informasi adalah suatu keadaan d
mana seseorang atau sekelompok orang tidak memahami atau bahkan tidak mengetahui sama
sekali ”apa”, ”di mana”, ”siapa”, dan ”bagaimana” cara agar dapat memenuhi kebutuhannya
yang berhubungan dengan informasi. Maksud ”apa” adalah terkadang si pencari informasi tida
mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya dibutuhkan sehingga dalam mencari informas
sering si pencari informasi mengumpulkan semua bahan tanpa menyadari bahwa dengan
melakukan hal tersebut dia telah melakukan pemborosan waktu dan bahkan uang. Untuk dapa
mengatasinya bahwa sebelum melakukan pencaharian si pencari informasi sebaikny
merumuskan ke dalam satu catatan informasi apa sebenarnya yang dibutuhkannya.
Pengertian ”di mana” adalah masalah kedua dari ketidak tahuan si pencari informasi yan
Setelah mengetahui informasi apa yang dibutuhkannya, maka sering si pencari informas
menjadi bingung kemana dia akan melakukan pencarian informasi. Andaikata si pencar
informasi memiliki fasilitas yang mendukung seperti komputer yang dilengkapi dengan jaringa
internet dan ia ingin melakukan pencarian tentang suatu subjek maka ia akan mulai melakukan
penelusuran di internet, tetapi meskipun punya fasilitas yang memadai jika ia tidak mengetahu
situs apa yang akan dibukanya agar dapat memenuhi kebutuhan informasinya maka yan
terjadi hanyalah pemborosan waktu dan uang (untuk membayar listrik dan sambungan interne
selama melakukan penelusuran).
Setelah mengalami permasalahan ”apa” dan ”di mana”, maka ketidaktahuan yang serin
datang adalah ketidaktahuan akan ”siapa” yang harus dihubungi agar dapat mengatasi dan
memenuhi kebutuhan yang dicari. Untuk mengatasi semua permasalahan ini adalah tersediany
sumber-sumber informasi. Dalam ukuran kecil setidaknya tersedia perpustakaan sekolah yan
didukung dengan fasilitas yang memadai sehingga ketidaktahuan akan ”siapa” dan ”bagaimana
dapat terjawab dan setelah dua hal ini terjawab maka ketidaktahuan akan ”apa” dan ”di mana
juga dapat diatasi. Jika si pencari informasi menyampaikan kebutuhannya akan informasi k
perpustakaan yang terdekat dengannya berdomisili maka menjadi kewajiban untu
perpustakaan tersebut melakukan pelayanan pendidikan pemakai kepadanya.
Setelah melihat penjabaran di atas yang telah dilakukan penulis, maka dapat diketahui bahw
dalam melakukan pemenuhan kebutuhan akan informasi tidaklah selamanya semudah yan
dibayangkan. Hambatan-hambatan selalu membayangi orang-orang yang memerlukan informas
Untuk dapat mengatasi permasalahan yang sering muncul tersebut maka saat ini telah banyak hadi
sumber-sumber informasi yang bersedia melayani untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Secara komersialisasi maka sumber-sumber informasi tersebut dapat dikategorikan dua, yait
sumber informasi yang bertujuan mencari keuntungan dan sumber informasi yang tidak mencar
keuntungan (nirlaba). Sumber informasi yang mencari keuntungan dalam melakukan pekerjaan
harus secara efektif dan efisien, hal ini dikarenakan untuk mendapatkan informasi dari mereka maka
si pencari informasi harus membayar. Sedangkan sumber informasi yang nirlaba dalam melakuka
pencarian informasi sama sekali tidak melakukan pungutan kepada si pencari informasi, adapun
pungutan yang diberikan yaitu berupa pengganti biaya cetak informasi yang disediakan.
Sedangkan secara kepemilikan diketahui bahwa sumber informasi terbagi atas sumber informas
yamg menjadi milik pemerintah dan sumber informasi milik swasta. Sumber informasi mili
pemerintah adalah sumber informasi yang berada di bawah naungan lembaga-lembaga mili
pemerintah, seperti Perpustakaan Daerah dan Badan Pusat Statistik. Sedangkan sumber informas
milik swasta adalah sumber informasi yang berada di bawah naungan lembaga swasta.
Meskipun sumber-sumber informasi ada yang bertujuan mencari keuntungan ataupun tidak
milik pemerintah atau swasta, tetapi secara intinya adalah bergantung bagaimana car
melaksanakan pemenuhan kebutuhan informasi agar menghasilkan kinerja yang baik. Agar dapa
melakukan fungsinya dengan baik maka sumber-sumber informasi harus memberikan pelayanan
yang prima, yang bergantung dari cara kerja dan mental kerja orang yang melaksanakannya.
Sebagai gambaran yang dapat diambil adalah sebuah perpustakaan sekolah yang berfungs
sebagai sumber informasi dengan ruang lingkup terbatas. Pada dasarnya perpustakaan sekolah
meskipun milik swasta tidak seharusnya melakukan pemungutan biaya kepada pengguna yan
mencari informasi. Perpustakaan sekolah harus dapat dijalankan sesuai dengan tujuan da
fungsinya. Untuk dapat menjalankan perpustakaan sekolah maka diperlukan sumber daya manusi
yang memahami akan pentingnya perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi.
Sumber daya manusia yang dapat melaksanakan kegiatan ini adalah yang memiliki kemampuan
untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi yang kemudian dikelompokkan untuk disusun
berdasarkan sistem penyusunan tertentu sehingga informasi tersebut dapat dengan mudah
ditemukan kembali. Untuk dapat melaksanakan kegiatannya ini maka perlu mendapat dukungan
dari sekolah yang menjadi lembaga induknya.
Sumber daya manusia yang dapat digunakan adalah pustakawan yang minimal telah mendapa
pelatihan untuk mengelola perpustakaan sekolah. Dalam mencari informasi maka pustakawan haru
bersifat aktif dengan terus memantau perkembangan dunia pendidikan dan menyesuaikan layanan
yang diberikan dengan keadaan sekolah. Suatu kewajiban untuk terus menyediakan sumbe
informasi baik cetak ataupun tidak. Kemampuan mencari informasi ini harus terus diasah karena
perkembangan pendidikan akan terus mengalami peningkatan. Sistem pengajaran dan tingka
kemampuan siswa harus menjadi acuan dalam menyediakan dan menyebarkan informasi. Hal in
dikarenakan secara umum diketahui bahwa informasi tidak semuanya tersedia dalam keadaan siap
pakai tetapi banyak yang tersedia dalam keadaan mentah ataupun setengah jadi.
Informasi dalam keadaan jadi yaitu informasi yang tinggal digunakan oleh pencari informas
sehingga tidak lagi perlu diolah. Informasi setengah jadi yaitu informasi yang masih harus diolah
sebagiannya agar dapat sesuai dengan kebutuhan si pencari informasi. Sedangkan informasi menta
adalah informasi yang masih harus diolah dari awal agar dapat digunakan oleh si pencari informasi.
Sebagai gambaran yang menunjukkan peranan perpustakaan sekolah dalam menyediakan
informasi dapat dilihat pada diagram berikut,
Ada banyak cara untuk mendapatkan informasi. Cara yang paling umum diketahui adalah
dengan melakukan penyediaan dalam media cetak seperti buku, majalah, dan koran yang dapa
diadakan melalui pembelian, pertukaran ataupun melalui penerimaan sumbangan. Selai
penyediaan bahan dalam media cetak sebagai sumber informasi maka perlu juga disediakan bahan
dalam media rekam sebagai tambahan ataupun menjadi sumber utama seperti kaset, CD, VCD, ata
DVD. Sedangkan sumber lain adalah menyediakan sumber informasi dalam bentuk media elektroni
seperti jurnal elektronik dan media-media elektronik lainnya. Penyediaan informasi melalui medi
cetak dapat berupa penyediaan buku ajar yang berfungsi sebagai koleksi inti lalu ditambahakan
dengan buku lainnya sebagai penunjang. Untuk dapat lebih mencukupi kebutuhan informas
pengguna maka lebih baik jika koleksi penunjang lebih banyak disediakan, hal ini disebabka
biasanya murid telah memiliki buku pegangan sendiri sehingga jika perpustakaan sekolah
menyediakan buku yang sama dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan pemborosan uang
dan tempat.
Penyediaan sumber informasi dalam bentuk media rekam pada saat ini sudah umum dijumpa
Hal ini dikarenakan media rekam lebih banyak menyebabkan penghematan. Penghematan yan
paling utama adalah penghematan uang. Dibandingkan membeli sumber informasi dalam bentu
buku maka akan jauh lebih hemat membeli sumber informasi dalam bentuk rekam. Penghematan
lainnya adalah penghematan tempat. Sebagai contoh, jika satu buku memiliki 1.000 halama
dengan ukuran yang umum dijumpai maka diperkirakan ruang yang harus disediakan untu
penyimpanannya adalah sekitar ± 17 x 25 x 21 cm yang perinciannya 17 cm adalah lebar buku, 2
Informasi mentah Informasi setengah jadi Informasi jadi
Perpustakaan Sekolah
Informasi siap pakai
Pengguna informasi
Pengadaan Pengelompokkan Klassifikasi
PenyimpananTemu balik
Masukan (in put)
Mediator (processing)
Hasil (out put)
Pengguna informasi (end user)
harus disediakan untuk 100 buku dengan ukuran yang sama. Sedangkan jika buku tersebut tela
diubah ke dalam media rekam DVD maka ruang yang perlu disediakan adalah ± 0,5 x 12 cm, yan
perinciannya 0,5 cm adalah tebal DVD dan 12 cm adalah diameter DVD. Dan yang perlu diperhatika
lagi adalah daya tampung DVD tersebut, diperkirakan satu keping DVD dapat menampung ± 5 buk
dengan gambaran seperti contoh di atas. Maka dari perkiraan kasar di atas dapat kita hitun
penghematan yang telah dilakukan.
Contoh gambar koleksi perpustakaan dalam bentuk cakram padat (VCD) yang satu kepingny
dapat menampung sekitar 7 buka dengan besar file 100 mb. Sehingga pada gambar sebelah yang
memperlihatkan deretan rak koleksi buku akan dapat dilakukan penghematan tempat.
Sedangkan pengadaan sumber informasi dalam bentuk media elektronik pada saat ini jug
sudah umum dijumpai dan digunakan. Penyediaan sumber informasi dalam bentuk media elektroni
lebih menghemat tempat yang harus disediakan. Tetapi meskipun media rekam dan elektroni
menjanjikan banyak penghematan, perlu untuk dipertimbangkan media pendukung agar informas
dalam media rekam dan elektronik dapat digunakan. Sebagai contoh, untuk dapat membac
informasi dalam media rekam berupa DVD diperlukan seperangkat alat pemutar DVD dan untu
dapat memasuki sumber informasi dalam bentuk elektronik maka diperlukan seperangkat kompute
yang telah disambungkan ke jaringan komunikasi.
Setelah melakukan pengadaan dan mampu meyediakan sumber informasi maka langka
selanjutnya yang diperlukan adalah kemampuan untuk menyusun informasi yang telah dikumpulkan
tersebut. Penyusunan informasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan perpustakaan sekolah yang bersangkutan.
Untuk sumber informasi dalam bentuk cetak dan rekam telah banyak sistem penyusunan yan
dibuat. Secara umum diketahui sistem penyusunan menurut DDC, LC, atau UDC. Sistem penyusunan
ini haruslah konsisten dan mudah untuk digunakan (baik untuk pustakawan yang melakuka
penyusunan maupun untuk si pencari informasi). Sebagai contoh adalah sistem penyusunan yan
telah digunakan oleh penulis dalam menata sumber informasi di perpustakaan sekolah tempa
penulis berkerja.
Sistem yang digunakan penulis adalah DDC (Dewey Decimal Classification). Denga
menggunakan sistem ini maka penulis dapat mengelompokkan sumber informasi yang dimilik
pedoman DDC (sebanyak 4 volume). Selain itu penulis juga dapat melakukan susunan sesuai dengan
media penyimpanannya. Dalam sistem ini setiap subjek diwakili beberapa angka yang akan
disematkan pada sumber informasi yang dimiliki sehingga pada saat diperlukan telah mudah untu
ditemukan kembali. Untuk mendukung penemuan kembali maka penulis juga telah melakukan
pendataan terhadap sumber informasi yang dimiliki sehingga dalam melakukan pencarian informas
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Sedangkan penyusunan untuk sumber informasi dalam media elektronik maka sebagai conto
penulis harus menyimpannya terlebih dahulu ke dalam media rekam. Hal ini disebabkan tempa
penyimpanan sumber informasi dalam media elektronik tidak dimiliki secara nyata oleh penulis atau
pencari informasi lainnya. Tetapi penulis juga dengan dukungan sekolah yang menjadi lembag
induk telah menyediakan perangkat untuk pencari informasi agar dapat secara langsung memasuk
sumber-sumber informasi elektronik. Dalam keadaan seperti ini maka penulis berfungsi sebaga
mediator untuk pencari informasi dan sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah yang
tidak mencari keuntungan maka penulis tidak pernah menerima imbalan untuk setiap informas
yang diminta oleh si pencari informasi. Dan penulis juga harus bersedia memberikan pendidika
kepada si pencari informasi agar ia tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya akan
informasi.
Dengan adanya komitmen dari pihak sekolah sebagai lembaga induk tempat perpustakaan
sekolah bernaung, maka hambatan-hambatan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan akan
dapat dengan mudah dan murah untuk ditemukan. Seperti terlihat pada gambar contoh di atas yan
diambil dari salah satu perpustakaan sekolah yang ada di kota Medan, jika perpustakaan
mendapatkan perhatian yang laik maka pengguna yang merupakan sivitas akademika sekolah akan
dengan senang hati memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Inspirasi Penulisan :
 Berbagai sumber
 Herring, J. E. Teaching Information Skill in School. London. Library Association Publishing : 1996
 Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Illinois : ACRL. 2000
 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia. 1994

More Related Content

Viewers also liked (15)

Test präsi
Test präsiTest präsi
Test präsi
 
Vacaciones En La Galia
Vacaciones En La GaliaVacaciones En La Galia
Vacaciones En La Galia
 
Joha
JohaJoha
Joha
 
Besosenelcorazon
BesosenelcorazonBesosenelcorazon
Besosenelcorazon
 
Kloner2015
Kloner2015Kloner2015
Kloner2015
 
Estadivino
EstadivinoEstadivino
Estadivino
 
Identidad Empresarial I I I
Identidad  Empresarial  I I IIdentidad  Empresarial  I I I
Identidad Empresarial I I I
 
Cámara digital
Cámara digitalCámara digital
Cámara digital
 
El maltrato infantil.[1]
El maltrato infantil.[1]El maltrato infantil.[1]
El maltrato infantil.[1]
 
Google docs
Google docsGoogle docs
Google docs
 
Agenhda 59 19 08-2013--borrador
Agenhda 59 19 08-2013--borradorAgenhda 59 19 08-2013--borrador
Agenhda 59 19 08-2013--borrador
 
La web
La webLa web
La web
 
F&E Motivationsstrategien
F&E MotivationsstrategienF&E Motivationsstrategien
F&E Motivationsstrategien
 
Blondinenundein710er
Blondinenundein710erBlondinenundein710er
Blondinenundein710er
 
Nasser
NasserNasser
Nasser
 

Similar to Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Sekolah

Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnRendra S.Sos
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxUMN AL WASHLIYAH
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Nur Alfiyatur Rochmah
 
PENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYA
PENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYAPENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYA
PENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYAVitha Caiiyank Altha
 
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLOPROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLOLaurensia Claudia Pratomo
 
Jurnal internasional
Jurnal internasionalJurnal internasional
Jurnal internasionalBob Septian
 
Peran internet dalam proses pembelajaran
Peran internet dalam proses pembelajaranPeran internet dalam proses pembelajaran
Peran internet dalam proses pembelajarantaufiq hafizh
 
konsep dasar media dan sumber belajar
 konsep dasar media dan sumber belajar konsep dasar media dan sumber belajar
konsep dasar media dan sumber belajarAndesva dansi
 
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversiPeranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversirskyra
 
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)deliana_dela
 
Peranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi InformasiPeranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasirerestarp
 
Sim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learning
Sim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learningSim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learning
Sim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learningElsyJ57
 
Pendidikan di indonesia
Pendidikan di indonesiaPendidikan di indonesia
Pendidikan di indonesianoviashsh
 
Fix kti 2i icha malika dan dian dwi anggarini
Fix kti 2i icha malika dan dian dwi anggariniFix kti 2i icha malika dan dian dwi anggarini
Fix kti 2i icha malika dan dian dwi anggariniIchaMalika1
 
Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Titin Sulistiawati
 

Similar to Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Sekolah (20)

Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to Learn
 
Tugas ict 2
Tugas ict 2Tugas ict 2
Tugas ict 2
 
Perkembangan anak
Perkembangan anakPerkembangan anak
Perkembangan anak
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA (2).pptx
 
Jurnal masrina turnip
Jurnal masrina turnipJurnal masrina turnip
Jurnal masrina turnip
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
 
PENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYA
PENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYAPENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYA
PENGEMBANGAN LAYANAN DAN FASILITAS RUMAH PINTAR BRAWIJAYA
 
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLOPROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO
PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO
 
Jurnal internasional
Jurnal internasionalJurnal internasional
Jurnal internasional
 
Peran internet dalam proses pembelajaran
Peran internet dalam proses pembelajaranPeran internet dalam proses pembelajaran
Peran internet dalam proses pembelajaran
 
konsep dasar media dan sumber belajar
 konsep dasar media dan sumber belajar konsep dasar media dan sumber belajar
konsep dasar media dan sumber belajar
 
Skripsi aku
Skripsi akuSkripsi aku
Skripsi aku
 
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversiPeranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
 
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
 
Peranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi InformasiPeranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasi
 
Sim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learning
Sim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learningSim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learning
Sim, elsy juliani, hapzi ali, pengenalan e learning
 
Pendidikan di indonesia
Pendidikan di indonesiaPendidikan di indonesia
Pendidikan di indonesia
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Fix kti 2i icha malika dan dian dwi anggarini
Fix kti 2i icha malika dan dian dwi anggariniFix kti 2i icha malika dan dian dwi anggarini
Fix kti 2i icha malika dan dian dwi anggarini
 
Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014
 

More from Mohammad Harfano Arrasyid

Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...Mohammad Harfano Arrasyid
 
Kepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat Baca
Kepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat BacaKepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat Baca
Kepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat BacaMohammad Harfano Arrasyid
 
Pedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelola
Pedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelolaPedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelola
Pedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelolaMohammad Harfano Arrasyid
 
Pendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumatera
Pendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumateraPendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumatera
Pendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumateraMohammad Harfano Arrasyid
 
Tranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge Management
Tranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge ManagementTranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge Management
Tranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge ManagementMohammad Harfano Arrasyid
 
Mendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolah
Mendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolahMendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolah
Mendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolahMohammad Harfano Arrasyid
 

More from Mohammad Harfano Arrasyid (6)

Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
Dampak Pelatihan Dasar Automasi Perpustakaan Terhadap Peningkatan Keterampila...
 
Kepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat Baca
Kepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat BacaKepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat Baca
Kepustakawanan Dalam Usaha Meningkatkan Minat Baca
 
Pedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelola
Pedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelolaPedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelola
Pedoman penggunaan aplikasi perpustakaan untuk tenaga pengelola
 
Pendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumatera
Pendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumateraPendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumatera
Pendayagunaan koleksi antiquarian book perkebunan sumatera
 
Tranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge Management
Tranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge ManagementTranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge Management
Tranformasi Pustakawan Menjadi Knowledge Management
 
Mendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolah
Mendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolahMendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolah
Mendirikan dan-mengelola-perpustakaan-sekolah
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Sekolah

  • 1. Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Perpustakaan Sekolah Oleh : M. Harfano A, S. Sos Pada masa sekarang ini telah diketahui secara umum bahwa kebutuhan informasi telah menjad satu kebutuhan yang mendasar. Adapun kebutuhan informasi dari tiap orang tidaklah sama. Bai disadari ataupun tidak, setiap orang yang hidup ataupun pernah hidup di dunia ini selalu membaw informasi di dalam dirinya, hal ini dapat dipahami dengan keberadaan rantai DNA pada tiap makhlu hidup. Begitu banyaknya jumlah dan variasi informasi yang tersedia telah menyebabkan sebagian oran menjadi bingung bagaimana cara untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya Dikarenakan hal ini juga maka telah tercipta satu lapangan pekerjaan yang baru untuk orang-oran yang tanggap dengan ketidaktahuan orang lain. Satu lapangan pekerjaan yang menuntu kemampuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi yang kemudian dikelompokkan untuk disusun berdasarkan sistem penyusunan tertentu sehingga informasi tersebut dapat dengan mudah ditemukan kembali. Kemampuan untuk mendapatkan dan menata informasi tidaklah semudah seperti yan diperkirakan orang secara umum. Kesulitan baru akan dirasakan pada saat seseorang yang membutuhkan informasi ternyata tidak dapat melakukan tindakan agar dapat memenuh kebutuhannya tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan, yaitu : 1. Terbatasnya waktu. 2. Terbatasnya dana. 3. Terbatasnya fasilitas. 4. Ketidaktahuan si pencari informasi. Empat hal di atas dapat dikategorikan sebagai penghambat yang umum terjadi dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Dan diketahui bahwa ada hubungan antara tiap-tiap hambata tersebut. Berikut ini penulis mencoba untuk mendeskripsikan pemahaman terhadap hambatan hambatan tersebut. 1. Terbatasnya Waktu Adapun yang dimaksud dengan terbatasnya waktu adalah suatu keadaan di mana seseoran ataupun sekelompok orang yang tidak memiliki banyak kesempatan untuk dapat menyelesaika suatu pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhannya. Terbatasnya waktu disebabkan ole tingkat kesibukan yang dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah menghambat oran tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasinya. Sebagai contoh dapat kita gambarka kehidupan seorang guru swasta yang mengajar di sekolah menengah tingkat atas. Untuk dapa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari maka guru tersebut harus dapat memanfaatka
  • 2. mungkin tidak hanya dilakukannya pada satu sekolah saja. Dan akan meningkat kesibuka tersebut jika guru harus menyiapkan soal, memeriksa hasil ujian siswanya, dan menduduki suat jabatan di sekolah tempat dia mengajar. Selain memberikan pelajaran pada pendidikan formal, maka kemungkinan guru tersebu akan memberikan pendidikan tambahan yang bersifat pribadi (less private) atau mengajar d bimbingan belajar. Jika guru yang bersangkutan telah memiliki isteri dan anak, maka dia jug harus bertanggung jawab untuk menafkahi lahir dan batin isteri dan anaknya. Nafkah lahir yan diberikan berupa pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papannya, sedangka kebutuhan batin hanya dapat diberikannya dengan meluangkan waktu agar dapa berkomunikasi dengan isteri dan anaknya. Selain lingkungan dalam keluarga, guru tersebut jug harus melakukan sosialisasi dengan kerabat dan sahabatnya. Setelah melihat gambaran tersebut di atas maka dapat kita lihat betapa sibuknya seorang guru menghadapi pekerjaannya. Kesibukan yang dijalani telah memungkinkan seorang gur menjadi tertutup dengan perkembangan yang terjadi di luar dunianya, yang menyebabkan gur tersebut akan mengalami pengembangan diri yang terhenti. Informasi yang diperlukannya tidak hanya terbatas pada pengembangan dirinya yang dapa mempengaruhi pola fikir dan cara mengajarnya, tetapi juga guru tersebut memerlukan informas yang bermanfaat sebagai bahan tambahan mengajarnya. Dalam gambaran di atas maka guru tersebut memerlukan sumber-sumber informasi yang dapat dipercayainya. Dengan banyak mengikuti berita harian dari televisi, koran atau radio, maka guru tersebu dapat menghindari kemungkinan tertutup dari pengembangan diri tetapi jika guru tersebut ingi dapat meningkatkan dan mengembangkan bahan mutu pengajarannya maka ia memerlukan sumber informasi yang cukup luas. Hal ini dapat diatasinya dengan melakukan kontak denga pusat informasi terdekat, seperti perpustakaan sekolah. 2. Terbatasnya Dana Adapun yang dimaksud dengan terbatasnya dana adalah suatu keadaan dimana seseoran atau sekelompok orang tidak memiliki kecukupan anggaran yang berupa uang agar dapa memenuhi kebutuhannya. Keterbatasan dana yang dimiliki merupakan hal yang paling umum dijumpai dan keterbatasan ini mempengaruhi fasilitas yang didapat. Keterbatasan dana dapa disebabkan karena penghasilan yang kurang memadai, tingkat pengeluaran yang tinggi ata tidak menyediakan anggaran khusus untuk mendapatkan informasi. Sebagai contoh dapat kita gambarkan pada seorang guru yang memiliki penghasilan hany cukup untuk memnuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Dengan penghasilan yang pas-pasa maka pemenuhan informasi hanya menjadi kebutuhan tambahan baginya.
  • 3. Untuk dapat mengatasinya maka guru tersebut memerlukan sumber informasi yang dapa memberikan informasi dengan murah atau bahkan gratis. Sumber informasi yang dibutuhkanny jika mungkin jangan membuat guru itu harus mengeluarkan dana ekstra berupa biay tranportasi ataupun dana ”terimakasih” kepada yang dapat menyediakan informasi. Untu dapat memenuhinya maka sumber informasi yang paling murah atau gratis dan tanpa biay ekstra adalah tersedianya perpustakaan sekolah yang memadai. 3. Terbatasnya Fasilitas Adapun yang dimaksud dengan terbatasnya fasilitas adalah suatu keadaan yang dihadap seseorang atau sekelompok orang dengan perangkat kerja yang minim ataupun tidak memilik perangkat kerja sama sekali, baik itu berupa perangkat keras (seperti televisi, radio, atau satu se komputer) maupun perangkat lunak (seperti sistem operasi yang digunakan untuk menjalanka perangkat keras), dan jaringan yang menghubungkan semua perangkat lunak dan perangka keras dengan jaringan komunikasi. Keterbatasan fasilitas biasanya disebabkan karena kurangny dana yang dimiliki atau tidak adanya anggaran yang khusus disediakan untuk menyediaka fasilitas agar dapat memenuhi kebutuhan informasi. Pada contoh gambaran yang dijabarka pada poin 2 untuk mengatasi permasalahan adalah dengan memanfaatkan perpustakaa sekolah. Tetapi pada kenyataannya secara umum diketahui bahwa perpustakaan sekolah hanyalah ruangan yang berguna untuk menyimpan buku paket ajar sedangkan pegawainy adalah pegawai yang diperbantukan untuk mengurusi pekerjaan tata usaha dari sekolah bersangkutan atau yang lebih menyedihkan mungkin merangkap sebagai pesuruh sekolah. Untuk dapat mengatasi permasalahan ini adalah dengan bersedianya sekolah mengalokasikan dana untuk mendukung unit yang bersifat pengajaran seumur hidup ini. 4. Ketidaktahuan si pencari informasi Adapun yang dimaksud dengan ketidaktahuan si pencari informasi adalah suatu keadaan d mana seseorang atau sekelompok orang tidak memahami atau bahkan tidak mengetahui sama sekali ”apa”, ”di mana”, ”siapa”, dan ”bagaimana” cara agar dapat memenuhi kebutuhannya yang berhubungan dengan informasi. Maksud ”apa” adalah terkadang si pencari informasi tida mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya dibutuhkan sehingga dalam mencari informas sering si pencari informasi mengumpulkan semua bahan tanpa menyadari bahwa dengan melakukan hal tersebut dia telah melakukan pemborosan waktu dan bahkan uang. Untuk dapa mengatasinya bahwa sebelum melakukan pencaharian si pencari informasi sebaikny merumuskan ke dalam satu catatan informasi apa sebenarnya yang dibutuhkannya. Pengertian ”di mana” adalah masalah kedua dari ketidak tahuan si pencari informasi yan
  • 4. Setelah mengetahui informasi apa yang dibutuhkannya, maka sering si pencari informas menjadi bingung kemana dia akan melakukan pencarian informasi. Andaikata si pencar informasi memiliki fasilitas yang mendukung seperti komputer yang dilengkapi dengan jaringa internet dan ia ingin melakukan pencarian tentang suatu subjek maka ia akan mulai melakukan penelusuran di internet, tetapi meskipun punya fasilitas yang memadai jika ia tidak mengetahu situs apa yang akan dibukanya agar dapat memenuhi kebutuhan informasinya maka yan terjadi hanyalah pemborosan waktu dan uang (untuk membayar listrik dan sambungan interne selama melakukan penelusuran). Setelah mengalami permasalahan ”apa” dan ”di mana”, maka ketidaktahuan yang serin datang adalah ketidaktahuan akan ”siapa” yang harus dihubungi agar dapat mengatasi dan memenuhi kebutuhan yang dicari. Untuk mengatasi semua permasalahan ini adalah tersediany sumber-sumber informasi. Dalam ukuran kecil setidaknya tersedia perpustakaan sekolah yan didukung dengan fasilitas yang memadai sehingga ketidaktahuan akan ”siapa” dan ”bagaimana dapat terjawab dan setelah dua hal ini terjawab maka ketidaktahuan akan ”apa” dan ”di mana juga dapat diatasi. Jika si pencari informasi menyampaikan kebutuhannya akan informasi k perpustakaan yang terdekat dengannya berdomisili maka menjadi kewajiban untu perpustakaan tersebut melakukan pelayanan pendidikan pemakai kepadanya. Setelah melihat penjabaran di atas yang telah dilakukan penulis, maka dapat diketahui bahw dalam melakukan pemenuhan kebutuhan akan informasi tidaklah selamanya semudah yan dibayangkan. Hambatan-hambatan selalu membayangi orang-orang yang memerlukan informas Untuk dapat mengatasi permasalahan yang sering muncul tersebut maka saat ini telah banyak hadi sumber-sumber informasi yang bersedia melayani untuk memenuhi kebutuhan informasi. Secara komersialisasi maka sumber-sumber informasi tersebut dapat dikategorikan dua, yait sumber informasi yang bertujuan mencari keuntungan dan sumber informasi yang tidak mencar keuntungan (nirlaba). Sumber informasi yang mencari keuntungan dalam melakukan pekerjaan harus secara efektif dan efisien, hal ini dikarenakan untuk mendapatkan informasi dari mereka maka si pencari informasi harus membayar. Sedangkan sumber informasi yang nirlaba dalam melakuka pencarian informasi sama sekali tidak melakukan pungutan kepada si pencari informasi, adapun pungutan yang diberikan yaitu berupa pengganti biaya cetak informasi yang disediakan. Sedangkan secara kepemilikan diketahui bahwa sumber informasi terbagi atas sumber informas yamg menjadi milik pemerintah dan sumber informasi milik swasta. Sumber informasi mili pemerintah adalah sumber informasi yang berada di bawah naungan lembaga-lembaga mili pemerintah, seperti Perpustakaan Daerah dan Badan Pusat Statistik. Sedangkan sumber informas milik swasta adalah sumber informasi yang berada di bawah naungan lembaga swasta.
  • 5. Meskipun sumber-sumber informasi ada yang bertujuan mencari keuntungan ataupun tidak milik pemerintah atau swasta, tetapi secara intinya adalah bergantung bagaimana car melaksanakan pemenuhan kebutuhan informasi agar menghasilkan kinerja yang baik. Agar dapa melakukan fungsinya dengan baik maka sumber-sumber informasi harus memberikan pelayanan yang prima, yang bergantung dari cara kerja dan mental kerja orang yang melaksanakannya. Sebagai gambaran yang dapat diambil adalah sebuah perpustakaan sekolah yang berfungs sebagai sumber informasi dengan ruang lingkup terbatas. Pada dasarnya perpustakaan sekolah meskipun milik swasta tidak seharusnya melakukan pemungutan biaya kepada pengguna yan mencari informasi. Perpustakaan sekolah harus dapat dijalankan sesuai dengan tujuan da fungsinya. Untuk dapat menjalankan perpustakaan sekolah maka diperlukan sumber daya manusi yang memahami akan pentingnya perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi. Sumber daya manusia yang dapat melaksanakan kegiatan ini adalah yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi yang kemudian dikelompokkan untuk disusun berdasarkan sistem penyusunan tertentu sehingga informasi tersebut dapat dengan mudah ditemukan kembali. Untuk dapat melaksanakan kegiatannya ini maka perlu mendapat dukungan dari sekolah yang menjadi lembaga induknya. Sumber daya manusia yang dapat digunakan adalah pustakawan yang minimal telah mendapa pelatihan untuk mengelola perpustakaan sekolah. Dalam mencari informasi maka pustakawan haru bersifat aktif dengan terus memantau perkembangan dunia pendidikan dan menyesuaikan layanan yang diberikan dengan keadaan sekolah. Suatu kewajiban untuk terus menyediakan sumbe informasi baik cetak ataupun tidak. Kemampuan mencari informasi ini harus terus diasah karena perkembangan pendidikan akan terus mengalami peningkatan. Sistem pengajaran dan tingka kemampuan siswa harus menjadi acuan dalam menyediakan dan menyebarkan informasi. Hal in dikarenakan secara umum diketahui bahwa informasi tidak semuanya tersedia dalam keadaan siap pakai tetapi banyak yang tersedia dalam keadaan mentah ataupun setengah jadi. Informasi dalam keadaan jadi yaitu informasi yang tinggal digunakan oleh pencari informas sehingga tidak lagi perlu diolah. Informasi setengah jadi yaitu informasi yang masih harus diolah sebagiannya agar dapat sesuai dengan kebutuhan si pencari informasi. Sedangkan informasi menta adalah informasi yang masih harus diolah dari awal agar dapat digunakan oleh si pencari informasi. Sebagai gambaran yang menunjukkan peranan perpustakaan sekolah dalam menyediakan informasi dapat dilihat pada diagram berikut,
  • 6. Ada banyak cara untuk mendapatkan informasi. Cara yang paling umum diketahui adalah dengan melakukan penyediaan dalam media cetak seperti buku, majalah, dan koran yang dapa diadakan melalui pembelian, pertukaran ataupun melalui penerimaan sumbangan. Selai penyediaan bahan dalam media cetak sebagai sumber informasi maka perlu juga disediakan bahan dalam media rekam sebagai tambahan ataupun menjadi sumber utama seperti kaset, CD, VCD, ata DVD. Sedangkan sumber lain adalah menyediakan sumber informasi dalam bentuk media elektroni seperti jurnal elektronik dan media-media elektronik lainnya. Penyediaan informasi melalui medi cetak dapat berupa penyediaan buku ajar yang berfungsi sebagai koleksi inti lalu ditambahakan dengan buku lainnya sebagai penunjang. Untuk dapat lebih mencukupi kebutuhan informas pengguna maka lebih baik jika koleksi penunjang lebih banyak disediakan, hal ini disebabka biasanya murid telah memiliki buku pegangan sendiri sehingga jika perpustakaan sekolah menyediakan buku yang sama dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan pemborosan uang dan tempat. Penyediaan sumber informasi dalam bentuk media rekam pada saat ini sudah umum dijumpa Hal ini dikarenakan media rekam lebih banyak menyebabkan penghematan. Penghematan yan paling utama adalah penghematan uang. Dibandingkan membeli sumber informasi dalam bentu buku maka akan jauh lebih hemat membeli sumber informasi dalam bentuk rekam. Penghematan lainnya adalah penghematan tempat. Sebagai contoh, jika satu buku memiliki 1.000 halama dengan ukuran yang umum dijumpai maka diperkirakan ruang yang harus disediakan untu penyimpanannya adalah sekitar ± 17 x 25 x 21 cm yang perinciannya 17 cm adalah lebar buku, 2 Informasi mentah Informasi setengah jadi Informasi jadi Perpustakaan Sekolah Informasi siap pakai Pengguna informasi Pengadaan Pengelompokkan Klassifikasi PenyimpananTemu balik Masukan (in put) Mediator (processing) Hasil (out put) Pengguna informasi (end user)
  • 7. harus disediakan untuk 100 buku dengan ukuran yang sama. Sedangkan jika buku tersebut tela diubah ke dalam media rekam DVD maka ruang yang perlu disediakan adalah ± 0,5 x 12 cm, yan perinciannya 0,5 cm adalah tebal DVD dan 12 cm adalah diameter DVD. Dan yang perlu diperhatika lagi adalah daya tampung DVD tersebut, diperkirakan satu keping DVD dapat menampung ± 5 buk dengan gambaran seperti contoh di atas. Maka dari perkiraan kasar di atas dapat kita hitun penghematan yang telah dilakukan. Contoh gambar koleksi perpustakaan dalam bentuk cakram padat (VCD) yang satu kepingny dapat menampung sekitar 7 buka dengan besar file 100 mb. Sehingga pada gambar sebelah yang memperlihatkan deretan rak koleksi buku akan dapat dilakukan penghematan tempat. Sedangkan pengadaan sumber informasi dalam bentuk media elektronik pada saat ini jug sudah umum dijumpai dan digunakan. Penyediaan sumber informasi dalam bentuk media elektroni lebih menghemat tempat yang harus disediakan. Tetapi meskipun media rekam dan elektroni menjanjikan banyak penghematan, perlu untuk dipertimbangkan media pendukung agar informas dalam media rekam dan elektronik dapat digunakan. Sebagai contoh, untuk dapat membac informasi dalam media rekam berupa DVD diperlukan seperangkat alat pemutar DVD dan untu dapat memasuki sumber informasi dalam bentuk elektronik maka diperlukan seperangkat kompute yang telah disambungkan ke jaringan komunikasi. Setelah melakukan pengadaan dan mampu meyediakan sumber informasi maka langka selanjutnya yang diperlukan adalah kemampuan untuk menyusun informasi yang telah dikumpulkan tersebut. Penyusunan informasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perpustakaan sekolah yang bersangkutan. Untuk sumber informasi dalam bentuk cetak dan rekam telah banyak sistem penyusunan yan dibuat. Secara umum diketahui sistem penyusunan menurut DDC, LC, atau UDC. Sistem penyusunan ini haruslah konsisten dan mudah untuk digunakan (baik untuk pustakawan yang melakuka penyusunan maupun untuk si pencari informasi). Sebagai contoh adalah sistem penyusunan yan telah digunakan oleh penulis dalam menata sumber informasi di perpustakaan sekolah tempa penulis berkerja. Sistem yang digunakan penulis adalah DDC (Dewey Decimal Classification). Denga menggunakan sistem ini maka penulis dapat mengelompokkan sumber informasi yang dimilik
  • 8. pedoman DDC (sebanyak 4 volume). Selain itu penulis juga dapat melakukan susunan sesuai dengan media penyimpanannya. Dalam sistem ini setiap subjek diwakili beberapa angka yang akan disematkan pada sumber informasi yang dimiliki sehingga pada saat diperlukan telah mudah untu ditemukan kembali. Untuk mendukung penemuan kembali maka penulis juga telah melakukan pendataan terhadap sumber informasi yang dimiliki sehingga dalam melakukan pencarian informas dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sedangkan penyusunan untuk sumber informasi dalam media elektronik maka sebagai conto penulis harus menyimpannya terlebih dahulu ke dalam media rekam. Hal ini disebabkan tempa penyimpanan sumber informasi dalam media elektronik tidak dimiliki secara nyata oleh penulis atau pencari informasi lainnya. Tetapi penulis juga dengan dukungan sekolah yang menjadi lembag induk telah menyediakan perangkat untuk pencari informasi agar dapat secara langsung memasuk sumber-sumber informasi elektronik. Dalam keadaan seperti ini maka penulis berfungsi sebaga mediator untuk pencari informasi dan sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah yang tidak mencari keuntungan maka penulis tidak pernah menerima imbalan untuk setiap informas yang diminta oleh si pencari informasi. Dan penulis juga harus bersedia memberikan pendidika kepada si pencari informasi agar ia tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi. Dengan adanya komitmen dari pihak sekolah sebagai lembaga induk tempat perpustakaan sekolah bernaung, maka hambatan-hambatan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan akan dapat dengan mudah dan murah untuk ditemukan. Seperti terlihat pada gambar contoh di atas yan diambil dari salah satu perpustakaan sekolah yang ada di kota Medan, jika perpustakaan mendapatkan perhatian yang laik maka pengguna yang merupakan sivitas akademika sekolah akan dengan senang hati memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Inspirasi Penulisan :  Berbagai sumber  Herring, J. E. Teaching Information Skill in School. London. Library Association Publishing : 1996  Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Illinois : ACRL. 2000  Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia. 1994