2. 1
Cara Kirim Artikel Ke- Mojok.Co
Mojok.co memuat artikel-artikel ringan yang hanya
butuh waktu sekitar seperminuman kopi saja untuk
menulisnya, tulisan-tulisan pendek (600-1.000 kata)
yang dihasilkan saat naik angkot, menunggu kereta,
boker, usai makan siang kantor, di supermarket, dan
lain-lain.
Kami menerima kiriman tulisan dari pembaca untuk
beberapa rubrik, di antaranya:
Esai. Tayang dua kali dalam seminggu.Tulisan
menarik tentang apa saja, bisa mengenai peristiwa
atau isu yang sedang diperbincangkan maupun hal
lain yang
dianggap perlu untuk dituliskan. Bisa tema sosial,
agama, politik, seni, pokoknya terserah.
Malam Jumat. Tayang seminggu sekali. Tulisan yang
menceritakan pengalaman nyata berinteraksi dengan
yang tidak kasatmata. Maksudnya hantu, bukan
materi filsafat semester 2.
Konter. Tayang seminggu sekali. Tulisan yang
membahas tentang dunia teknologi, utamanya
gadget.
Bisa berupa review hape, jam tangan, konsol game,
dan lain sebangsanya.
Otomojok. Tayang seminggu sekali. Tulisan yang
3. 2
membahas tentang dunia otomotif, bisa
berupa review kendaraan maupun pengalaman
menggunakan kendaraan, mulai dari mobil, motor,
truk,
kapal selam, helikopter, kendaraan apa saja deh.
Sungguh-sungguh liputan (Susul). Menampung
liputan humanis, nyeleneh, mindblowing, atau seputar
gaya hidup anak muda. Usulan ide liputan bisa
dilayangkan ke liputan@mojok.co dengan subjek:
“Usul Susul“.
Uneg-Uneg. Menampung tulisan yang berisi keluh
kesah dan keresahan pembaca Mojok tentang
berbagai hal: pelayanan publik, tingkah laku sesama
warga, maupun kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah.
———
Berminat mengirimkan tulisan? Berikut syarat dan
ketentuannya. (Baca baik-baik ketentuannya, kami
malas menayangkan artikel yang tidak memenuhi
ketentuan pengiriman naskah.)
1. Kirim naskah ke email redaksi@mojok.co dengan
subjek sesuai nama rubrik
(Esai/Konter/Otomojok/Malam Jumat). Naskah
Susul dikirimkan ke liputan@mojok.co seperti yang
4. 3
udah disebut di atas. Sedangkan Uneg-uneg bisa
dikirimkan melalui melalui tautan ini.
2. Semua tulisan yang masuk hak ciptanya tetap pada
kontributor. Jika tulisan layak muat, kami akan
segera menghubungi yang bersangkutan.
3. Kontributor yang karyanya dimuat di rubrik Esai,
Konter, Otomojok dan Malam Jumat mendapatkan
honorarium sebesar Rp325 ribu, belum dipotong
pajak. Bagi karyanya yang dimuat di rubrik Susul
mendapatkan honorarium sebesar Rp225 ribu-
Rp525 ribu, belum dipotong pajak.
4. Kontributor yang karyanya dimuat di Mojok boleh
menerbitkan ulang karyanya di tempat atau media
lain, minimal satu minggu setelah tayang di Mojok,
dengan syarat memberi tahu Mojok lewat email
redaksi dan mencantumkan di unggahan ulang
tersebut bahwa karya itu pernah dimuat di Mojok.
5. Jika setelah lima hari karya yang dikirimkan belum
mendapat balasan dari kami, penulis berhak
menerbitkan atau mengirimkannya ke media lain.
6. Tulisan dikirim dengan cara di-copy paste di body
email, bukan dalam bentuk attachment. (Kalau
nggak paham apa itu body email, lihat
contohnya di sini.)
7. Kontributor baru (yang tulisannya belum pernah
dimuat di Mojok) wajib mencantumkan identitas,
5. 4
terdiri dari hal-hal berikut:
Atribusi/profil singkat: (Contoh atribusi bisa dilihat
di sini, teks “Kepala Suku Mojok. Anak
kesayangan Tuhan” itulah yang dimaksud
sebagai atribusi.)
Nomor rekening: nama bank beserta KCP-nya,
nomor rekening, nama nasabah. (Contoh: BCA
KCP Gejayan 12345678 atas nama Prayit.) Jika
tidak punya rekening pribadi, boleh memakai
rekening orang lain.
NIK: (nomornya saja, nggak perlu scan KTP. Jika
belum punya KTP, bagian ini silakan kosongkan.)
NPWP: (jika ada. Ada/tidaknya NPWP akan
berpengaruh pada besar potongan pajak
honor.)Semua identitas tersebut kecuali foto
dicantumkan di body email juga, diletakkan
setelah naskah Anda. Untuk foto silakan di-
attach.
6. 5
8. Sebelum ditayangkan, Mojok berhak menyunting
naskah kontributor.
9. Honor akan dikirimkan maksimal satu bulan setelah
naskah terbit. Biasanya akan ada email notifikasi
masuk ke email Anda, kecuali pas internet banking
yang dipakai Mojok sedang trouble. Jika lewat satu
bulan Anda belum kunjung dapat transferan,
silakan mengirim aduan ke dukungan@mojok.co.
CARA Kirim Artikel web iqra.id
Penjelasan Rubrik
• Reportase: memuat rilis berita atau kabar terkini
skala nasional dan internasional terutama yang
berkaitan dengan isu keagamaan dan
kebangsaan.
• Qiroah: memuat artikel yang berkaitan dengan
topik Syariat (Fiqih Ubudiyah, Mu‟amalah, Ushul
Fiqih, Qawaid Fiqih), topik Aqidah (Tauhid, Ilmu
Kalam, Teologi), topik Tasawuf (amaliah, tarekat,
spiritualitas), topik Al-Qur‟an & Hadits (tafsir,
kajian tematik, Ulumul Qur‟an, Ulumul
Hadits),dan Filsafat (Kritik Sosial, ulasan
pemikiran filosof Muslim dan Barat, dll).
• Sastra: memuat sastra pesantren, puisi, syair,
cerpen, profil sastrawan, atau kritik sastra.
7. 6
• Milenial: memuat artikel yang reflektif dan
popular, bisa tentang gaya hidup Islam, inspirasi,
motivasi yang relevan dengan kalangan milenial.
• Kolom: memuat artikel yang berkaitan dengan
topik-topik wacana (pemikiran) agama,
kebudayaan, khazanah pesantren, sejarah Islam,
teladan dari tokoh agama/masyarakat, dan ziarah
(makam wali, ulama, situs keislaman).
• Resensi: memuat tulisan yang mengulas,
membedah, atau meresensi suatu buku dan kitab
kuning yang menarik, terutama buku-buku
cetakan terbaru.
• Keluarga: memuat tulisan yang berkaitan dengan
topik keluarga sakinah (tips dan kajian keluarga
harmonis, hubungan suami istri, pernikahan, dll),
kesehatan (pengobatan Islami, pola hidup sehat,
reproduksi, kesehatan psikologis, dll), dan topik
pendidikan anak.
• Perempuan: memuat tulisan yang berkaitan
dengan perempuan dalam berbagai dimensi dan
perspektif kajian (agama, budaya, sosial,
pendidikan, kesehatan, sejarah, teladan,
motivasi,dll).
Ketentuan Penulisan
1. Jumlah karakter artikel antara 600 hingga 900 kata,
diketik dengan rapi sesuai EYD dengan format
8. 7
tulisan .doc (bukan .rtf). Kami menyarankan agar
jumlah baris per paragraf tidak lebih dari 5 atau 6
baris dan mencantumkan sumber yang jelas di
dalam tulisan.
2. Pengiriman artikel harus disertai dengan foto
penulis dan biodata singkat, yang terdiri dari nama,
institusi, pekerjaan, dan minat/kajian penulis (Jika
belum pernah mengirimkan tulisan sebelumnya).
Ditulis di badan email, bukan di file word. Sertakan
juga alamat sekarang, nomor handphone
(Whatsapp) di badan email (bukan di file word).
Sertakan juga akun media sosial, seperti
Facebook, Twitter dan Instagram (jika ada).
3. Artikel merupakan tulisan sendiri, belum pernah
dipublikasikan di media lain, bukan hasil
penyuntingan, penerjemahan, dan penduplikatan
karya orang lain.
4. Setiap tulisan yang masuk sepenuhnya menjadi
hak redaksi untuk mengedit dan memutuskan
apakah suatu tulisan layak dimuat atau tidak
dimuat.
5. Artikel bisa dikirim melalui surel: redaksi@iqra.id
dengan subjek: judul tulisan (_) rubrik yang
dituju.Contoh: Pendidikan Karakter di
Pesantren_KOLOM (Pesantren)
9. 8
6. Jika setelah 1 minggu (7 hari) karya dikirimkan
belum mendapat balasan dari kami, penulis berhak
menerbitkan atau mengirimkannya ke media lain.
7. Pengirim artikel (kontributor) wajib follow semua
akun media sosial milik IQRA.ID: Instagram
(@iqra.id_official), Facebook (iqra.id), Twitter
(@iqraID_).
Cara kirim tulisan ke islami.co
• Tema tulisan haruslah sesuai dengan tema yang
diusung Islami[dot]co, yakni seputar Keislaman
dengan fokus tema seputar Islam ramah dan
Islam toleran yang disesuaikan dengan rubrik-
rubrik terkait: ibadah, hukum, hikmah, kolom, dan
feature. Tulisan juga bisa berupa tips dan trik yang
perlu diketahui seorang muslim atau catatan
perjalanan ke suatu tempat (negara).
• Tema atau judul tulisan yang akan dikirimkan
belum pernah ditulis di islami.co.
• Jumlah karakter artikel antara 700 hingga 1000
kata, diketik dengan rapi sesuai EYD dalam
program Microsoft Words. Kami menyarankan
agar jumlah baris per paragraf tidak lebih dari 5
atau 6 baris. Tulisan keislaman harus
mencantumkan sumber yang jelas di dalam
10. 9
tulisan, berupa nama kitab, penulis dan
cetakannya.
• Pengiriman artikel harus disertai dengan foto
penulis dan bio singkat (Ex. Pendiri komunitas
Putih yang sedang belajar di kampus Jakarta).
Biasanya terdiri dari nama, institusi, pekerjaan,
dan minat/kajian penulis (Jika belum pernah
mengirimkan tulisan sebelumnya). Sertakan juga
alamat sekarang dan no telfon, Sertakan juga
akun media sosial, seperti Facebook, twitter dan
Instagram (jika ada).
• Artikel merupakan tulisan sendiri, bukan hasil
penyuntingan, penerjemahan, atau penduplikatan
karya orang lain. Sebaiknya sebelum mengirim
tulisan, pastikan judul atau tema yang sama belum
pernah dimuat di Islami.co.
• Setiap tulisan yang masuk sepenuhnya menjadi
hak milik redaksi. Redaksi berhak untuk mengedit
dan memutuskan apakah suatu tulisan layak
dimuat ataupun tidak. Oleh karena itu, redaksi
tidak mentolerir penulis-penulis yang mengirimkan
satu karyanya ke beberapa platform media
berbeda. Jika tulisan belum dimuat selama satu
minggu semenjak pengiriman, kami persilahkan
untuk menariknya.
• Artikel bisa dikirim melaluisurel: edaksi@islami.co
dengan subjek: judul tulisan_rubrik yang dituju.
11. 10
Lebih baik jika dicantumkan sedikit sinopsis dari
tulisan yang dikirim di badan email.
• Ingat, sebelum dikirim ke email redaksi, harap
terlebih dahulu membaca ulang artikel dan
memeriksa ejaan dengan benar. Redaksi hanya
mau me-review tulisan yang telah dinyatakan
sebagai „tulisan terbaik‟ oleh penulisnya sendiri.
• Artikel yang dimuat akan mendapatkan
honorarium berdasarkan kualitas tulisan. Karena
kami terdampak Covid-19, pembayaran horarium
akan lebih alam dari biasanya.
• Klaim honorarium bisa dilakukan setelah 5 tulisan
dimuat redaksi.
• Pencairan honorarium dikirimkan melalui email:
redaksi@islami.co dengan subject: Klaim
Honorarium. Cantumkan nama penulis, link
tulisan, dan nomer rekening lengkap (nama bank
dan atas nama). Disarankan menggunakan
rekening Bank BUMN.
• Honorarium biasanya ditransfer di awal bulan
selanjutnya. Kami tidak akan mengirimkan
honorarium jika tidak mengisi kelengkapan.
• Kontributor yang lima tulisannya telah dimuat di
situs web Islami.co, berhak bergabung di grup WA
kontributor Islami.co.
Ketentuan Kirim Artikel ke Pesantren.ID
12. 11
1. Naskah ditulis sesuai dengan rubrik/tema seperti:
Opini, Berita, Hukum, Kisah dan Pesantren
(Pustaka, Santri, Ulama).
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang mudah
dipahami dan sesuai EYD.
3. Tulisan terdiri dari 500-900 kata dan diketik rapi
dengan format tulisan .doc (bukan .rtf). Kami
menyarankan agar jumlah baris per paragraf tidak
lebih dari 5 atau 6 baris serta mencantumkan
sumber yang jelas di dalam tulisan.
4. Sebaiknya dilengkapi dengan gambar ilustrasi/foto
pelengkap dan gambar-gambar pendukung
lainnya (disertai dengan keterangan gambar/foto
dan sumber).
5. Disertai pernyataan bahwa tulisan tidak melanggar
hak cipta (ditulis di badan surel).
6. Penulis bertanggung jawab sepenuhnya atas isi
tulisan berupa tulisan sendiri, belum pernah
dipublikasikan di media lain, bukan hasil
penyuntingan, penerjemahan, dan penduplikatan
karya orang lain.
7. Menyertakan biodata singkat penulis di badan
surel (bukan di dalam ms. word) yang berisi: bio
singkat, pendidikan, pekerjaan, alamat domisili,
foto terbaru, dan akun sosial media (facebook,
twitter, instagram, dll).
13. 12
8. Pesantren.ID berhak mengubah, melengkapi, dan
memotong, baik judul, paragraf atau isi tulisan.
9. Naskah dikirim melalui surel ke
redaksi@pesantren.id dengan subjek judul rubrik.
Contoh: Pesantren dalam Membangun Generasi
Milenial_Opini
10. Naskah yang tidak dimuat dalam waktu 9 hari dan
tidak mendapatkan balasan, berhak untuk ditarik
dan dikirimkan media lain.
11. Pengirim artikel (Kontributor/Penulis) wajib
mengikuti semua akun media sosial milik
Pesantren.ID: Twitter (@pesantrendotid), Instagram
(@pesantrendotid), dan Facebook (Pesantren ID)
Kirim Naskah ke Alif.ID
1. Naskah dengan tema keislaman, spritualitas,
agama dan kebudayaan yang mendukung
kehidupan bersama
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang mudah
dipahami
3. Tulisan terdiri dari 500-900 kata
4. Sebaiknya dilengkapi dengan gambar ilustrasi/foto
pelengkap dan gambar-gambar pendukung lainnya
(disertai dengan keterangan gambar/foto dan
sumber)
14. 13
5. Disertai pernyataan bahwa tulisan tidak melanggar
hak cipta (ditulis di badan surel)
6. Penulis bertanggung jawab sepenuhnya atas isi
tulisan
7. Menyertakan biodata singkat penulis di badan surel
yang berisi: bio singkat, pendidikan, pekerjaan,
alamat domisili, foto terbaru, dan akun sosial media
(facebook, twitter, dll)
8. Alif.ID akan memberikan reward berupa buku
kepada penulis setelah 5 tulisan dimuat.
9. Alif.ID berhak mengubah, melengkapi,
danmemotong, baik judul, paragraf atau isi tulisan
10. Naskah dikirim melalui surel ke redaksi@alif.id
dengan subjek nama rubrik
11. Naskah yang tidak dimuat dalam waktu 11 hari
dan tidak mendapatkan balasan, berhak untuk
ditarik dan dikirimkan media lain.
Sajian khusus adalah kolom spesial Alif.ID yang
terbit setiap hari Rabu. Rubrik ini digelar untuk esais
dan pembaca yang ingin memahami tema- tema
keislaman secara lebih mendalam, bukan cuma
informasi.
Beragam tema dibahas di kolom Sajian Khusus. Mulai
dari sosial budaya, agama, tradisi, sejarah,
manuskrip, hingga politik semuanya ada. Tidak
terasa, usia Sajian Khusus kini sudah satu tahun
15. 14
lebih. Kami mengundang seluruh insan esais untuk
mengirimkan gagasannya dalam ruang ini secara
fokus dan mendalam dengan tema-tema yang unik.
Berikut ini ketentuannya:
1. Menulis empat esai dalam satu topik
2. Per esai antara 800-1000 kata
3. Menyantumkan referensi
4. Mengirimkan bio singkat dan foto.
Tulisan dikirim melalui email: alif.sosial@gmail.com
Bagi tulisan yang dimuat kami menyediakan anggaran
kopi Rp. 500.000 plus buku terbitan Alif.
Narahubung:
Autad 085728969928
Rizal 082141221797
16. 15
Contoh Tulisan Yang Terbit
Menurut Kiai Ali Yafie, Urutan Pertama Maqashid as-
Syari‟ah Itu Hifzh an-Nafs. Mengapa Demikian?
Terbit di islami.co-rubrik telaah
Menurut Kiai Ali Yafie, urutan pertama Maqashid as-
Syari‟ah,yang mencakup lima hak dasar universal, itu
adalah Hifzh an-Nafs. Mengapa demikian?
Istilah Maqashid as-Syari‟ah (tujuan-tujuan syariat)
begitu populer di kalangan intelektual muslim.
Menurut Kiai Husein Muhammad, istilah itu pertama
kali dipopulerkan oleh Abu Hamid al-Ghazali dalam
karyanya yang berjudul al-Mustashfa min „Ilm al-
Ushul. Dalam karyanya itu, Al-Ghazali bukan
menyebut dengan istilah Maqashid as-Syari‟ah,
melainkan al- Kulliyat al-Khamsah yang dipahami
sebagai “Lima Hak Dasar Universal”.
Lima hak dasar universal itu mencakup lima
perlindungan, antara lain: hifzh ad-Din (perlindungan
agama/keyakinan), hifzh an-nafs (perlindungan jiwa),
hifzh al-„aql (perlindungan akal), hifzh an-nasl
(perlindungan keturunan), dan hifzh al-mal
(perlindungan harta). Bagaimana urutan kelima hak
dasar universal itu?
Pertanyaan itu pernah diajukan oleh Kiai Husein
Muhammad kepada Kiai Ali Yafie saat berkesempatan
untuk berbincang dengannya. Perbincangan itu ia
17. 16
abadikan dalam salah satu bagian bukunya yang
berjudul Dialog dengan Kiai Ali Yafie. Lantas, apa
jawaban yang diberikan oleh Rais „Aam PBNU
periode 1991-1992 kepada Kiai Husein? “Hifzh an-
Nafs (perlindungan jiwa) itu urutan pertama,”
jawabKiai Ali Yafie.
Perlindungan jiwa juga dapat dipahami bahwa setiap
orang memiliki hak hidup. Agama melindungi hak
hidup yang terwujud dalam larangan untuk merenggut
nyawa orang lain tanpa alasan yang dibenarkan.
Setelah menerima jawaban itu, Kiai Husein kembali
bertanya, “Kenapa bukan Hifzh ad-Din yang
didahulukan? Bukankah ini sangat mendasar?” Al-
Ghazali sebagai penggagas al-Kulliyat al-Khams
sendiri meletakkan Hifz ad-Din di urutan pertama.
Namun, Kiai Ali Yafie memiliki pandangan yang
berbeda.
“Ya, karena orang yang beragama itu harus orang
hidup,” jawab Kiai Ali Yafie. Kiai Husein, dalam
bukunya, mengaku bahwa jawaban itu membuatnya
tertawa kecil sebagai tanda senang. Sekaligus
membuatnya semakin penasaran dan lanjut bertanya.
“Jadi, Hifzh ad-Din diletakkan di mana, Kiai?” tanya
Kiai
Husein. Kiai Ali Yafie menjawab, “terakhir.” Dengan
menempatkan perlindungan agama di urutan terakhir,
bukan berarti Ketua MUI periode 1998-2000 itu
18. 17
menganggap remeh kedudukan agama. Ada alasan
kuat yang mendasari pendapat Kiai Ali Yafie itu, yang
kemudian ia utarakan kepada Kiai Husein.
“Agama melindungi semua hak itu,” jawaban singkat
namun luar biasa, hingga membuat Kiai Husein yang
mendengar menjadi terpana.
Menurut Kiai Husein, tidak banyak ulama yang
mengemukakan pendapat seperti itu, yakni
meletakkan Hifzh ad-Din di urutan terakhir. Al-Ghazali
sendiri menempatkannya di urutan yang pertama. Itu
juga yang kemudian membuat
Kiai Husein bertanya lebih lanjut kepada Kiai Ali Yafie.
“Lalu mengapa Imam Abu Hamid al-Ghazali
menempatkan perlindungan atas agama atau
keyakinan ini pada urutan pertama,” Tanya Kiai
Husein. Kiai Ali Yafie menjawab dengan yakin,
“(Karena) konteksnya menghendaki demikian.”
Begitulah sekelumit perbincangan antara Kiai Husein
Muhammad dengan Kiai Ali Yafie yang terjadi sekitar
tahun 2020 itu. Meski jawaban-jawaban yang
dilontarkan tidak bertele-tele, namun cukup untuk
menunjukkan kedalaman ilmu yang dimiliki oleh Kiai
Ali Yafie. Bahkan, dengan kecermatannya melihat
situasi dan kondisi sosial yang paling aktual, ia
menambahkan satu prinsip lain di luar al-Kulliyat al-
19. 18
Khamsah, yaitu Hifzh al-Bi`ah (perlindungan atau
pemeliharaan lingkungan).
Tak ayal, kepergiannya menghadap Sang Ilahi
menyisakan duka yang mendalam. Akan tetapi,
secara pribadi, penulis yakin bahwa pemikiran dan
kontribusinya akan selalu abadi dan menjadi amal
jariyah baginya. Lahul Fatihah. [NH]
Satu Selawat Meringankan Siksa Kubur Lima
Puluh Orang
R A B U , 1 1 J A N U A R I 2 0 2 3 - T E R B I T D
I A L I E F I D
Selawat merupakan pujian atau sanjungan kepada
Nabi Muhammad SAW, di samping itu kita sebagai
ummatnya kelak di hari kiamat tentu saja
mengharapkan syafa‟at dari Nabi Muhammad SAW.
Dan barangsiapa memperbanyak membaca selawat
kelak di hari kiamat akan mendapatkan syafa‟at dari
Nabi Muhammad SAW.
Di bawah ini adalah kisah ahli kubur yang
mendapatkan keringanan siksaan kubur, karena
berkah orang yang membaca selawat kepada Nabi
20. 19
Muhammad SAW, walaupun bacaan selawat itu
hanya satu kali. Adapun kisahnya sebagai berikut:
Imam Al-Ghazali dalam karyanya Mukasyafatul Qulub
Al- Muqorrib ila Hadrati Allamil Ghuyub (Juz, 1, Hlm.
39) mengisahkan, bahwa telah datang seorang wanita
kepada Syekh Hasan Al-Bashri dan berkatalah wanita
tersebut:
هوإ توبن ةىبا ةببش تتبمف تببحؤو نؤ بهارأ ىف مبىمال كتئجف ًن ىملعت ًً
بم ٍعتسؤه هب ىلع إرٌتبه
“Sesungguhnya aku memiliki seorang anak
perempuan yang masih muda kemudian meninggal
dan aku ingin melihatnya di dalam mimpi, maka aku
datang kepadamu agar kamu mengajarkanku tentang
apa yang dapat membantuku untuk melihatnya.”
Syekh Hasan Al-Bashri mengajarkan beberapa
amalan kepada wanita itu, agar dapat bermimpi
melihat anaknya. Akhirnya wanita itu dapat bermimpi
bertemu anaknya, dalam mimpinya tersebut, ia
melihat anaknya dalam keadaan terikat dan tersiksa.
Dengan penuh kesedihan, ia datang kembali
menemui Syekh Hasan Al-Bashri dan menceritakan
perihal mimpinya tersebut.
Selang beberapa hari dari peristiwa itu, Syekh Hasan
Al- Bashri bermimpi melihat anak wanita tersebut
21. 20
berada didalam surga dan di atas kepalanya terdapat
mahkota, lalu anak itu berkata kepada Syekh Hasan
Al-Bashri, “Wahai Syekh Hasan Al-Bashri! Apakah
engkau tidak mengenaliku? Aku adalah putri dari
wanita yang datang kepadamu dan mengatakan
begini begitu kepadamu.” Syekh Hasan Al- Bashri
berkata:
بم يذال ص ٍ
كز ىال بم ىرأ
“Apa yang menjadikanmu dalam keadaan seperti
yang aku lihat.” Padahal keadaan anak itu yang
pernah diceritakan oleh ibunya tidak seperti apa yang
dilihat oleh Syekh Hasan Al- Bashri. Lalu si anak itu
menjawab pertanyaan Syekh Hasan Al-Bashri, “Ada
seorang lelaki yang lewat di atas kuburanku, dan ia
membaca selawat kepada Rasulullah SAW satu kali,
sedangkan di sekitar kuburanku ada lima puluh orang
yang mengalami siksaan kubur. Lantas berserulah
malaikat, “Hilangkan siksaan mereka, karena berkah
bacaan selawat lelaki itu.”
Subhanallah (maha suci Allah) Hanya satu bacaan
sholawat kepada Rasulullah SAW, mampu
menghilangkan siksaan kubur bagi lima puluh orang,
apalagi berpuluh-puluh kali atau beratus-ratus kali,
padahal orang tersebut membacanya tidak
dikhususkan untuk penghuni kubur. Namun berkah
dari sholawat itulah yang meringankan siksaan para
penghuni kubur.
22. 21
Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk membaca
selawat di manapun kita berada, apalagi jika melewati
pemakaman umum, maka sempatkanlah membaca
selawat walaupun satu kali. Karena dengan membaca
selawat akan meringankan siksaan ahli kubur.
Bismillahi Tawakkaltu Alallah La Haula Walah
Quwwata illa Billahil Aliyil Adzim
Redaksi Tak Berkategori 11 September 2021
Selama ini kita mendapatkan bimbingan guru, setiap
keluar rumah membaca doa Bismillahi Tawakkaltu
Alallah La Haula Wala Quwwata illa Billahil. Doa
ini adalah ajaran Islam berdasarkan keterangan
dalam sunnah Nabi.
Mengapa Islam mengajarkan agar kita sebaiknya
membaca doa ketika hendak bepergian? Hal ini
karena ada beberapa alasan yang harus kita pahami.
Pertama, doa sebagai ikhtiar agar Allah meridhoi
tujuan baik kita.
Kedua, kejahatan atau keburukan bisa terjadi di
mana-mana, maka kita berdoa kepada Allah supaya
melindungi kita dari berbagai mara bahaya.
Ketiga, belajar tawakal (pasrah) kepada Allah yang
mempunya kehendak dan kuasa kepada makhluk-
Nya.
23. 22
Berikut ini tulisan doa ketika hendak keluar rumah
atau bepergian ke suatu tempat: Arab:
ً ظعالٍم
مسب َّلال تلكوت ىلع َّلال ال لوح الو ةوق الإ ببَّلل لعال
Latin: Bismillahi Tawakkaltu Alallah La Haula Wala
Quwwata illa Billahil Aliyil Adzim.
Artinya: “Dengan menyebut Nama Allah, aku berserah
diri kepada Allah, tidak ada daya dan upaya selain
dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur dan
Maha Agung.”
Dalil Hadis Berikut ini dasar hadis Nabi yang
menjelaskan tentang doa ketika hendak keluar dari
rumah.
ٍبته لبمف مسب َّلال تلكوت ىلع َّلال ال لوح الو ةوق الإ ببَّلل. لبك: ٌلبك ٍحنرئ
ملسو هيلع هللا ىلص لبك: اذإ جرخ لجرال نم
نب كلبم نؤ ًبنال
نع سنؤ
ىحنتتف هل شالٍبٍطن ٍفللو هل شٍنبط رخآ ٍنف كل لجرب دق يده ًفكو لوو ًً
دهٌت ٍفكوت ٍمووت
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Nabi
Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jika
seseorang keluar dari rumahnya. Lalu dia berdoa
„Bismillahi tawakkaltu „alallah, la haula wa la quwwata
illa billah‟. Maka dikatakan ketika itu engkau akan
diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga. Para setan
pun akan menyingkir darinya. Setan yang lain akan
mengatakan,
24. 23
„Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu
seseorang yang telah mendapatkan petunjuk,
kecukupan dan penjagaan?!”. (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi)
Dalam hadis ini kita dapat menyimak bahwa
Rasulullah sangat menekankan kepada umatnya agar
membaca doa bismillahi tawakkaltu… Alasannya
karena setan akan menggoda manusia dalam setiap
perjalanannya.
Selain itu, sunnah Nabi ini juga penting bagi kita agar
senantiasa mendapatkan petunjuk (hidayah) dari
Allah. Maka, tidak ada alasan lagi untuk tidak berdoa
sebelum melangkahkan kai ke suatu tempat.
Demikian doa sebelum bepergian. Semoga kita selalu
istiqomah untuk melafalkan ajaran
Nabi ini dalam kehidupan sehari-hari. Amin.