SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 42
Downloaden Sie, um offline zu lesen
KATA PENGANTAR

Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan merupakan salah satu program Kementerian
Pendidikan Nasional yang pada intinya adalah pengembangan metodologi pendidikan
yang bertujuan untuk membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan
wirausaha. Program ini ditindaklanjuti dengan upaya mengintegrasikan metodologi
pembelajaran, pendidikan karakter, pendidikan ekonomi kreatif, dan pendidikan
kewirausahaan ke dalam kurikulum sekolah. Untuk membangun semangat kewirausahaan
dan memperbanyak wirausahawan, Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden
Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan. Instruksi ini mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa
Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan. Selanjutnya, dalam
mendukung     Pengembangan     Ekonomi     Kreatif   (PEK)    tahun   2010-2014,    yakni
pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat
individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis
dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pemerintah menyadari betul
bahwa dunia usaha merupakan tulang punggung perekonomian nasional, sehingga harus
diupayakan untuk ditingkatkan secara terus menerus. Melalui gerakan ini diharapkan
budaya kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa
Indonesia, sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang handal,
tangguh, dan mandiri. Hal itu sangat penting mengingat bahwa sebenarnya aktivitas
kewirausahaan tidak hanya berada dalam tataran micro-economy, melainkan masuk juga
pada tataran macro-economy.

Semua itu adalah dalam rangka pembangunan insan cerdas komprehensif dan seutuhnya
sebagaimana yang ditegaskan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional
2010-2014 bahwa yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas
komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual,
dan cerdas kinestetis. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sistem
pembelajaran saat ini belum sepenuhnya secara efektif membangun peserta didik memiliki
akhlak mulia dan karakter bangsa termasuk karakter wirausaha. Hal ini antara lain
ditunjukkan dengan jumlah pengangguran yang relatif tinggi, jumlah wirausaha yang
masih relatif sedikit, dan terjadinya degradasi moral. Kebijakan untuk menanggulangi
masalah ini terutama masalah yang terkait dengan kewirausahaan antara lain dapat
dilakukan dengan cara: (a) menanamkan pendidikan kewirausahaan ke dalam semua mata
pelajaran, bahan ajar, ekstrakurikuler,         dan kegiatan pengembangan diri, (b)



                                            i
mengembangkan      kurikulum    pendidikan        yang   memberikan   muatan   pendidikan                                          DAFTAR ISI
kewirausahaan   yang    mampu    meningkatkan        pemahaman    tentang   kewirausahaan,
menumbuhkan karakter dan keterampilan berwirausaha, dan (c) menumbuhkan budaya               Pengantar                                                                        i
berwirausaha di lingkungan sekolah.                                                          Daftar Isi                                                                      iii

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam buku pedoman ini mengarah pada pengembangan              BAB      I     PENDAHULUAN                                                       1

nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak                   A. Latar Belakang                                                 1

nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat                              B. Kebijakan terkait dengan Pendidikan Kewirausahaan              5
perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai yang seharusnya dimiliki oleh                    C. Landasan Pengembangan                                          7
peserta didik dan warga sekolah yang lain. Implementasi dari nilai-nilai pokok                              D. Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan                        8
kewirausahaan tersebut tidak secara langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan                             E. Ruang Lingkup                                                  9
pendidikan, namun dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi nilai-nilai                         F. Hasil yang diharapkan                                          9
kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu: (1) mandiri, (2) kreatif, (3) berani                     G. Nilai-nilai Pokok dalam Pendidikan Kewirausahaan              10
mengambil resiko, (4) berorientasi pada tindakan, (5) kepemimpinan, dan (6) kerja keras.                    H. Kriteria Keberhasilan Program Pendidikan Kewirausahaan        12
Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (internalisasi) kewirausahaan
tersebut kepada semua sekolah secara seragam, namun setiap jenjang satuan pendidikan         BAB      II    KAJIAN KONSEP                                                    15
dapat menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan yang lain secara mandiri sesuai                        A. Konsep Kewirausahaan dan Ciri Wirausaha                       15
dengan keperluan sekolah.                                                                                   B. Deskripsi Pendidikan Kewirausahaan                            19
                                                                                                            C. Pendidikan Kewirausahaan dalam Perspektif Sosio-Psikologis    22
Semoga buku pedoman ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaksana pendidikan
                                                                                                            D. Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah                24
di sekolah dan pihak lain terkait. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam pengembangan naskah pedoman ini.                              E. Psikologi Perkembangan Peserta Didik                          25
                                                                                                            F. Pendidikan Berbasis Otak                                      28
                                                                                                            G. Pendidikan Kewirausahaan di Lingkungan Sekolah                29
                                                             Jakarta, Agustus 2010                          H. Pembelajaran Aktif dalam Pendidikan Kewirausahaan             31
                                                                                                            I. Ekonomi Kreatif                                               35
                                                             Kepala Pusat Kurikulum

                                                                                             BAB      III   RANCANGAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN                             41
                                                                                                            KEWIRAUSAHAAN
                                                                                                            DI SETIAP SATUAN PENDIDIKAN
                                                                                                            A. Framework Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan di         41
                                                             Dra. Diah Harianti, M.PSi
                                                             NIP. 195504161983032001                           setiap Satuan Pendidikan
                                                                                                            B. Kajian Nilai-nilai Kewirausahaan dalam SI dan SKL dan         42
                                                                                                               Pembelajaran
                                                                                                            C. Pemetaan Nilai-nilai dan Kompetensi Kewirausahaan di setiap   43
                                                                                                               Satuan Pendidikan




                                             ii                                                                                           iii
D. Prinsip-prinsip Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan      58   PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
           E. Rancangan Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan dalam   58
              setiap Satuan Pendidikan
           F. Penilaian Pendidikan Kewirausahaan                         67                       Pengarah
                                                                                 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
BAB   IV   PENUTUP                                                       69              Kepala pusat Kurikulum


DAFTAR PUSTAKA                                                           71
                                                                                             Penanggung Jawab
                                                                                         Dr. Herry Widyastono, APU


                                                                                                Koordinator
                                                                                            Suharyadi, SE, M.Pd




                                                                                 TIM PENULIS NASKAH KEWIRAUSAHAAN




                                                                                                   Ketua:
                                                                                         Dra. Endang Mulyani, M.Pd


                                                                                                  Anggota:
                                                                                            Suharyadi, SE, M.Pd
                                                                                           Dra. Veronica Sri Sejati
                                                                                    Widyaningtyas Sistaningrum, SE, MM
                                                                                           Dr. Gregorius Winarno
                                                                                       Aristo Surya Gunawan, SE, MM
                                                                                            Sugeng Agus Priyono
                                                                                            Dra. Kartini, M.Phil
                                                                                         Dra. Indah Setyowati, MM
                                                                                          Apriyanti Wulandari, SE
                                                                                          Prof. Dr. Husaini Usman




                                         iv                                                           v
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

   Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,
   menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
   membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
   mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
   didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
   berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
   yang demokratis serta bertanggung jawab.

   Fungsi dan tujuan di atas, menunjukkan bahwa pendidikan di setiap satuan pendidikan
   harus   diselenggarakan    secara   sistematis   guna   mencapai     tujuan   tersebut.
   Permasalahannya adalah apakah pendidikan di masing-masing satuan pendidikan telah
   diselenggarakan dengan baik, dan mencapai hasil seperti yang diharapkan. Untuk
   melihat mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator.
   Beberapa indikator mutu hasil pendidikan yang selama ini digunakan diantaranya
   adalah nilai Ujian Nasional (UN), persentase kelulusan, angka drop out (DO), angka
   mengulang kelas, persentase lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan di
   atasnya. Indikator-indikator tersebut cenderung bernuansa kuantitatif, mudah
   pengukurannya, dan bersifat universal. Di samping indikator kuantitatif, indikator mutu
   hasil pendidikan lainnya yang sangat penting untuk dicapai adalah indikator kualitatif
   yang meliputi: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
   sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
   serta bertanggung jawab. Indikator kualitatif tersebut berkaitan dengan pembentukan
   karakter peserta didik dan berkaitan dengan pembentukan sikap serta ketrampilan/skill
   berwirausaha peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun,
   memiliki sikap dan ketrampilan/skill berwirausaha.




                                           1
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar,         jumlah penduduk. Pada tahun 2007, jumlah wirusaha di Singapura ada sebesar 7,2%,
2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan       Amerika Serikat 2,14%, Indonesia yang mana jumlah penduduknya kurang lebih
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri       sebesar 220 juta, jumlah wirausahanya sebanyak 400.000 orang (0,18%), yang
dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan   seharusnya sebesar 4.400.000 orang. Berarti jumlah wirausaha di Indonesia
sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill. Bahkan orang-orang          kekurangan sebesar 4 Juta orang.
tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft
                                                                                         Berdasarkan kenyataan yang ada, pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih
skill dari pada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter
                                                                                         kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan
termasuk karakter kewirausahaan peserta didik sangat penting untuk segera
                                                                                         maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan
ditingkatkan. Sehubungan dengan hal tersebut, peningkatan mutu pembelajaran dan
                                                                                         karakter dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar perlu dilakukan secara sistematis
                                                                                         maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada
dan berkelanjutan. Hasil Studi Cepat tentang pendidikan kewirausahaan pada
                                                                                         menyiapkan tenaga kerja. Untuk itu, perlu dicari penyelesaiannya, bagaimana
pendidikan dasar dan menengah yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan
                                                                                         pendidikan dapat berperan untuk mengubah manusia menjadi manusia yang memiliki
Inovasi Pendidikan (27 Mei 2010) diperoleh informasi bahwa pendidikan
                                                                                         karakter dan atau perilaku wirausaha. Untuk mencapai hal tersebut bekal apa yang
kewirausahaan mampu menghasilkan persepsi positif akan profesi sebagai wirausaha.
                                                                                         perlu diberikan kepada peserta didik agar memiliki karakter dan atau perilaku
Bukti ini merata ditemukan baik di tingkat sekolah dasar, menengah pertama, maupun
                                                                                         wirausaha yang tangguh, sehingga nantinya akan dapat menjadi manusia yang jika
menengah atas, bahwa peserta didik di sekolah yang memberikan pendidikan
                                                                                         bekerja di kantor akan akan menjadi tenaga kerja yang mandiri kerja dan jika tidak
kewirausahaan memberikan persepsi yang positif akan profesi wirausaha. Persepsi
                                                                                         bekerja di kantor akan menjadi manusia yang mampu menciptakan lapangan
positif tersebut akan memberi dampak yang sangat berarti bagi usaha penciptaan dan
                                                                                         perkerjaan minimal bagi dirinya sendiri.
pengembangan wirausaha maupun usaha-usaha baru yang sangat diperlukan bagi
kemajuan Indonesia.                                                                      Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila
                                                                                         dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum
Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang mengarah
                                                                                         (KTSP), pendidikan kewirausahaan juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan
pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan sikap dan perilaku
                                                                                         dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
wirausaha peserta didik, selama ini belum dapat diketahui secara pasti. Hal ini
                                                                                         Permasalahannya, pendidikan kewirausahaan di sekolah selama ini baru menyentuh
mengingat pengukurannya cenderung bersifat kualitatif, dan belum ada standar
                                                                                         pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan
nasional untuk menilainya. Berdasarkan realita, menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan
                                                                                         internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu,
Indonesia (LIPI), proyeksi angka pengangguran pada 2009 ini naik menjadi 9% dari
                                                                                         berlakunya sistem desentralisasi berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan,
angka pengangguran 2008 sebesar 8,5%. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS),
                                                                                         termasuk pada manajemen pendidikan yaitu manajemen yang memberi kebebasan
jumlah penganggur pada Februari 2008 telah tercatat sebesar 9,43 juta orang.
                                                                                         kepada pengelolaan pendidikan. Adanya kebebasan dalam pengelolaan pendidikan
Sementara jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 111,48
                                                                                         diharapkan mampu menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik
juta orang. Untuk mengurangi angka pengangguran, salah satu cara yang bisa
                                                                                         sehingga mampu menghasilkan output pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari
dilakukan adalah perlu dikembangkannya karakter kewirausahaan sedini mungkin,
                                                                                         kualitas akademik maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah
karena suatu bangsa akan maju apabila jumlah wirausahanya paling sedikit 2% dari
                                                                                         kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non



                                        2                                                                                           3
akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka         B. Kebijakan Terkait dengan Pendidikan Kewirausahaan
usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki
                                                                                           Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan pada setiap satuan pendidikan mulai dari
karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.
                                                                                           pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang menjadi fokus
Engkoswara (1999), menyatakan bahwa kehidupan manusia Indonesia menjelang tahun            pada naskah kajian ini didasarkan pada butir-butir kebijakan nasional dalam bidang
2020 akan semakin membaik dan dinamik. Untuk itu kualitas lulusan dituntut memiliki        pendidikan yang terdapat dalam dokumen:
kemampuan kemandirian yang tangguh agar dapat menghadapi tantangan, ancaman,
                                                                                           1. RPJMN 2010 – 2014
hambatan yang diakibatkan terjadinya perubahan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
tantangan yang terjadi pada era Global adalah semakin menipisnya kualitas                     RPJMN 2010 - 2014, telah menetapkan sebanyak 6 substansi inti program aksi
kemandirian manusia Indonesia. Krisis yang melanda Indonesia yang multidimensi                bidang pendidikan sebagaimana yang disajikan dalam cuplikan dokumen berikut:
mengakibatkan budaya bangsa semakin memudar, yaitu terjadinya degradasi moral
                                                                                              Ilustrasi 1: Substansi Inti Program Aksi Bidang Pendidikan RPJMN Tahun 2010 –
spiritual, semangat berusaha dan bekerja yang semakin melemah, kreativitas yang
semakin mengerdil dan menjurus ke arah yang negatif. Melalui pengembangan                     2014.

individu   diharapkan   secara   keseluruhan   masyarakat   akan   mengalami    “self         Prioritas 2: Pendidikan
empowering” untuk lebih kreatif dan inovatif. Kecenderungan terjadinya perubahan
tidak dapat dihindari semua pihak, baik individu, kelompok masyarakat, bangsa,                Peningkatan Akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien

maupun negara, sehingga dituntut untuk lebih memfokuskan diri pada penyusunan                 menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi
rencana strategik dengan visi yang jauh ke depan agar siap menghadapi setiap                  pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan
perubahan. Realita yang ada, banyak lulusan pendidikan yang tidak mampu mengisi               demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara
lowongan pekerjaan karena ketidak cocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan               ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja
kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja. Disamping itu penyerapan tenaga kerja oleh             atau kewirausahaan, 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Oleh karena
instansi pemerintah maupun swasta yang sangat terbatas, akan memberi dampak                   itu, substansi inti program aksi bidang kependidikan yang terkait dengan
jumlah tingkat pengangguran akan meningkat pada setiap tahunnya.                              pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut:

Kualitas pendidikan harus terus menerus ditingkatkan. Kualitas pendidikan terkait             5) Kurikulum: Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi
dengan kualitas proses dan produk. Kualitas proses dapat dicapai apabila proses               kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong
pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik dapat menghayati dan                penciptaan hasil didik yang mampu menjawab keutuhan SDM untuk
menjalani proses pembelajaran tersebut secara bermakna. Kualitas produk tercapai              mendukung      pertumbuhan       nasional   dan    daerah    dengan    memasukan
apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-              pendidikan kewirausahaan (diantaranya dengan mengembangkan model (link
tugas belajar sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan dan tuntutan dunia kerja.            and match).
Dengan demikian untuk mencapai kemampuan di atas perlu dikembangkan model
pendidikan kewirausahaan mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan         2. Visi Departemen/Kementerian Pendidikan Nasional

menengah (PAUD/TK, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan                               Visi    Departemen/Kementerian     Pendidikan     Nasional   Tahun    2025   adalah
SMK/MAK, hingga PNF) yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku
                                                                                              Menghasilkan Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan
wirausaha pada peserta didik.
                                                                                              Paripurna). Sementara Visi Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2014 adalah



                                        4                                                                                          5
terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional yaitu layanan pendidikan yang       C. Landasan Pengembangan
   tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara, terjangkau oleh seluruh lapisan
                                                                                            1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
   masyarakat, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat,
   dunia usaha dan dunia industri, setara bagi warga negara Indonesia dalam                    Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

   memperoleh pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar                    memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam pembangunan

   belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi, dan sebagainya, dan memberikan                   pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem pendidikan nasional

   kepastian bagi warga negara Indonesia untuk mengenyam pendidikan dan                        menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang

   menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.               Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang
                                                                                               berharkat dan bermartabat dan menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur,
3. Misi Departemen Pendidikan Nasional                                                         mandiri, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia.

   Untuk mencapai Visi Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2014, dan Misi                 2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3.
   Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 dikemas dalam ”Misi 5K”                     Dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
   yaitu: M1-Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan, M2-Memperluas                       Nasional,   Pasal   3    ditegaskan   bahwa:      “Pendidikan   nasional   berfungsi
   Keterjangkauan Layanan Pendidikan, M3-Meningkatkan Kualitas/Mutu dan                        mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
   Relevansi Layanan Pendidikan, M4-Mewujudkan Kesetaraan dalam Memperoleh                     bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
   Layanan Pendidikan, dan M5-Menjamin Kepastian Memperoleh Layanan                            berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
   Pendidikan.                                                                                 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

4. Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014                              kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
                                                                                               jawab”.
   Arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional dimaksudkan untuk penerapan
                                                                                            3. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyakatkan
   metodologi pendidikan akhlak mulia dan karakter bangsa termasuk karakter
                                                                                               dan Membudayakan Kewirausahaan. Ini memberikan arah dalam melaksanakan
   wirausaha. Realita di lapangan, sistem pembelajaran saat ini belum sepenuhnya
                                                                                               gerakan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan di sektor masing-
   secara efektif membangun peserta didik memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa
                                                                                               masing sesuai dengan tugas, kewenangan dan tanggung jawabnya dibawah
   termasuk karakter wirausaha. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan jumlah
                                                                                               koordinasi Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Melalui gerakan ini
   pengangguran yang relatif tinggi, jumlah wirausaha yang masih relatif sedikit, dan
                                                                                               diharapkan budaya kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat
   terjadinya degradasi moral. Kebijakan untuk menanggulangi masalah ini terutama
                                                                                               dan bangsa sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang
   masalah yang terkait dengan kewirausahaan antara lain dapat dilakukan dengan
                                                                                               handal, tangguh dan mandiri.
   cara: (a) menanamkan pendidikan kewirausahaan ke dalam semua mata pelajaran,
   bahan ajar, ekstrakurikuler, maupun pengembangan diri, (b) mengembangkan                 4. Surat Keputusan Bersama Menteri Negara Koperasi dan UKM dan Menteri

   kurikulum pendidikan yang memberikan muatan pendidikan kewirausahaan yang                   Pendidikan Nasional No. 02/SKB/MENEG/VI/2000 dan No. 4/U/SKB/2000

   mampu meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan, menumbuhkan karakter                    tertanggal 29 Juni 2000 tentang Pendidikan Perkoperasian dan Kewirausahaan.

   dan ketrampilan/skill berwirausaha,(c) menumbuhkan budaya berwirausaha di                   Tujuan dari SKB adalah (a) memasyrakatkan dan mengembangkan perkoperasian

   lingkungan sekolah.                                                                         dan kewirausahaan melalui pendidikan, (b) menyiapkan kader-kader koperasi dan




                                        6                                                                                            7
wirausaha yang profesional, (c) menumbuhkembangkan koperasi, usaha kecil, dan               2. Mengkaji Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dan kurikulum mulai dari
      menengah untuk menjadi pelaku ekonomi yang tangguh dan profesional dalam                       pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal
      tatanan ekonomi kerakyatan.                                                                    dalam rangka pemetaan ruang lingkup kompetensi lulusan yang terkait dengan

   5. Pidato Presiden pada Nasional Summit Tahun 2010 telah mengamanatkan perlunya                   pendidikan kewirausahaan.

      penggalakan jiwa kewirausahaan dan metodologi pendidikan yang lebih                         3. Merumuskan rancangan pendidikan kewirausahaan di setiap satuan pendidikan
      mengembangkan kewirausahaan.                                                                   mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan
   6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan                     non formal.
      Mutu Pendidikan, Pasal 4 butir (d) kreativitas dan inovasi dalam menjalani
      kehidupan, butir (e) tingkat kemandirian serta daya saing, dan butir (f) kemampuan
                                                                                               E. Ruang Lingkup Program Pendidikan Kewirausahaan
      untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya.
                                                                                                  Sasaran program pendidikan kewirausahaan adalah satuan pendidikan mulai dari
  Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma universal, maka dari
  itu perlu diperhatikan peserta didik sebagai subjek merupakan penghargaan terhadap              pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal
  peserta didik sebagai manusia yang utuh. Peserta didik memiliki hak untuk                       (PAUD/TK, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK,
  mengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasan intelektual,                   hingga PNF). Melalui program ini diharapkan lulusan peserta didik pada semua jenis
  spiritual, sosial, dan kinestetik. Paradigma ini merupakan fondasi dari pendidikan              dan jenjang pendidikan, dan warga sekolah yang lain memiliki jiwa dan spirit
  kreatif yang mengidamkan peserta didik menjadi subyek pembelajar sepanjang hayat                wirausaha.
  yang   mandiri,   bertanggung     jawab,   kreatif,   inovatif,   dan   berkewirausahaan.
  Pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran
                                                                                               F. Hasil yang Diharapkan
  sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka dan multimakna.
  Pendidikan multimakna diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,                     Dari seluruh rangkaian proses penyusunan panduan pendidikan kewirausahaan
  pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi perkerti luhur, dan watak,                         diharapkan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut:
  kepribadian, atau karakter unggul, serta berbagai kecakapan hidup (life skills).
                                                                                                  1. Terwujudnya seperangkat pemetaan yang memuat nilai-nilai kewirausahaan dan
  Paradigma ini memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi
                                                                                                     indikator keberhasilan kewirausahaan peserta didik pada setiap satuan pendidikan
  subyek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, dan memiliki
                                                                                                     mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah dan non
  karakter wirausaha.
                                                                                                     formal.

                                                                                                  2. Terwujutnya rancangan dan contoh pengintegrasian pendidikan kewirausahaan
D. Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan
                                                                                                     pada setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga
  Program pendidikan kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk:                                       pendidikan menengah dan non formal.
  1. Memperkuat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang                       3. Terwujutnya contoh silabus dan RPP yang terintegrasi dengan pendidikan
      berlaku saat ini (the existing curriculum ) di setiap satuan pendidikan mulai dari             kewirausahaan
      pendidikan usia dini sampai dengan sekolah menengah atas dan Pendidikan
      Nonformal     (PNF)   dengan    cara       memperkuat   metode      pembelajaran   dan
      mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan.



                                             8                                                                                           9
G. Nilai-nilai Pokok dalam Pendidikan Kewirausahaan                                                        NILAI                                    DESKRIPSI
                                                                                                    10. Tanggung-jawab      Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu
   Nilai-nilai     yang   dikembangkan      dalam       pendidikan    kewirausahaan       adalah
                                                                                                                            melaksanakan tugas dan kewajibannya
   pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli
                                                                                                    11. Kerja sama          Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
   kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh
                                                                                                                            mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam
   peserta didik maupun warga sekolah yang lain. Namun, di dalam pengembangan model
                                                                                                                            melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
   naskah akademik ini dipilih beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling
                                                                                                    12. Pantang             Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah untuk
   pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh
                                                                                                         menyerah (ulet)    mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternative
   belas) nilai. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan beserta diskripnya yang akan
   diintegrasikan melalui pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut.                          13. Komitmen            Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
                                                                                                                            baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

            Tabel 1. Nilai-nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan                       14. Realistis           Kemampuan      menggunakan     fakta/realita   sebagai   landasan
            NILAI                                       DESKRIPSI                                                           berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan
    1. Mandiri               Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain                                  maupun tindakan/perbuatannya.
                             dalam menyelesaikan tugas-tugas                                        15. Rasa ingin tahu     Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
    2. Kreatif               Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau                                    secara mendalam dan luas dari apa yang yang dipelajari, dilihat,
                             hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada                                                  dan didengar

    3. Berani mengambil      Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang                      16. Komunikatif         Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
        Resiko               menantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja                                             dan bekerjasama dengan orang lain

    4. Berorientasi pada     Mengambil inisiatif untuk bertindak, dan bukan menunggu,               17. Motivasi kuat       Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik
        tindakan             sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki terjadi.                     untuk sukses

    5. Kepemimpinan          Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran
                             dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama, dan mengarahkan orang         Implementasi dari 17 (tujuh belas) nilai pokok kewirausahaan tersebut di atas tidak
                             lain.                                                                 serta merta secara langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun
    6. Kerja Keras           Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam                 dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi nilai-nilai kewirausahaan
                             menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai habatan                    diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu :
    7. Jujur                 Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
                                                                                                   1. Mandiri
                             sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
                             tindakan, dan pekerjaan.                                              2. Kreatif
    8. Disiplin              Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
                             berbagai ketentuan dan peraturan.                                     3. Berani mengambil resiko
    9. Inovatif              Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
                                                                                                   4. Berorientasi pada tindakan
                             memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
                             meningkatkan dan memperkaya kehidupan                                 5. Kepemimpinan




                                             10                                                                                             11
6. Kerja keras                                                                         3. Sekolah:
                                                                                             a. Guru mampu memberikan keteladanan terhadap penanaman nilai-nilai
      Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (harga mati) bahwa semua
                                                                                                kewirausahaan kepada peserta didik terutama enam nilai pokok kewirausahaan
      sekolah secara seragam menginternalisasi enam nilai-nilai kewirausahaan tersebut,
                                                                                             b. Guru    mampu     merancang    pembelajaran     yang   terintegrasi   nilai-nilai
      namun setiap jenjang satuan pendidikan dapat menginternalisasikan nilai-nilai
                                                                                                kewirausahaan
      kewirausahaan yang lain secara mandiri sesuai dengan kebutuhan sekolah. Di
                                                                                             c. Guru mampu memahami konsep-konsep kewirausahaan
      samping enam nilai pokok kewirausahaan, pada jenjang pendidikan tertentu
                                                                                             d. Guru memiliki keterampilans/kill berwirausaha
      (SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK) juga perlu diimplementasikan konsep dan
                                                                                             e. Kepala sekolah mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat
      keterampilan (skill) kewirausahaan. Konsep dan keterampilan (skill) kewirausahaan
                                                                                                bagi pengembangan sekolah/madrasah
      yang akan diimplementasikan pada setiap jenjang pendidikan berbeda kedalaman
                                                                                             f. Kepala sekolah bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah
      dan keluasannya. Konsep dan keterampilan (skill) kewirausahaan yang akan
                                                                                                sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
      diimplementasikan pada jenjang pendidikan menengah (SMP/MTs, SMA/MA, dan
                                                                                             g. Kepala sekolah memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam
      SMK/MAK tampak pada Tabel ... (Lihat Tabel Pendidikan Menengah)
                                                                                                melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah/madrasah
                                                                                             h. Kepala sekolah pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
H. Kriteria Keberhasilan Program Pendidikan Kewirausahaan
                                                                                                menghadapi kendala sekolah/madrasah
   Keberhasilan program pendidikan kewirausahaan dapat diketahui melalui pencapaian          i. Kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar peserta
   kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara lain meliputi:             didik
                                                                                             j. Kepala sekolah menjadi teladan bagi guru dan peserta didik
   1. Peserta Didik
                                                                                             k. Lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang bernuansa
      a. Memiliki kemandirian yang tinggi
                                                                                                nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan.
      b. Memiliki kreatifitas yang tinggi
      c. Berani mengambil resiko
      d. Berorientasi pada tindakan
      e. Memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi
      f. Memiliki karakter pekerja keras
      g. Memahami konsep-konsep kewirausahaan
      h. Memiliki keterampilan/skill berwirausaha di sekolahnya, khususnya mengenai
          kompetensi kewirausahaan.

   2. Kelas:
      a. Lingkungan kelas yang dihiasi dengan hasil kreatifitas peserta didik
      b. Pembelajaran di kelas yang diwarnai dengan keaktifan peserta didik
      c. Lingkungan kelas yang mampu menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta
          didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan



                                            12                                                                                  13
KAJIAN TEORITIS


A. Konsep Kewirausahaan dan Karakter Wirausaha

   Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan adalah
   suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
   bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap
   mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja
   dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
   Seseorang yang memiliki karakter selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
   Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan
   usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough
   dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new
   business in the face if risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and
   growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze
   on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki
   kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
   sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,
   mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
   gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
   sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang
   memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam
   hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa
   kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.

   Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan
   kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam
   kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata,
   karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan
   wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta
   maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka



                                           15
yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide,          5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan                  memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).                                                  usaha (Zimmerer, 1996)
                                                                                         6. Kewirausahaan     adalah   usaha    menciptakan    nilai   tambah   dengan    jalan
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
                                                                                            mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
                                                                                            memenangkan persaingan.
semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan
penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah            Berdasakan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya             nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya,
dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51),       bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:                dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan
                                                                                         ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya
1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
                                                                                         diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa
2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
                                                                                         kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinalan. Bentuk ketata
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
                                                                                         kelakukan ciri-ciri wirausaha nampak pada tabel berikut.
   services),
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
                                                                                                    Tabel 2: Bentuk Ketata Kelakukan Ciri-ciri Karakter Wirausaha
   banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing
   more goods and services with fewer resources).                                           Ciri-ciri Kewirausahaan             Bentuk Tata – Kelakuan
                                                                                            Percaya diri            1. Bekerja penuh keyakinan
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran                                     2. Tidak ketergantungan dalam melakukan
                                                                                                                       pekerjaan
pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang
                                                                                            Berorientasi pada tugas 1. Memenuhi kebutuhan akan prestasi
yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang        Dan hasil               2. Orientasi pekerjaan berupa laba, tekun dan
menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.                                            tabah, tekad kerja keras.
                                                                                                                    3. Berinisiatif
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya kewirausahaan, yaitu:
                                                                                            Berani mengambil risiko 1. Berani dan mampu mengambil resiko kerja
                                                                                                                    2. Menyukai pekerjaan yang menantang
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
                                                                                            Berjiwa Kepemimpinan    1. Bertingkah laku sebagai pemimpin yang
   sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad                                 terbuka terhadap saran dan kritik.
   Sanusi, 1994)                                                                                                    2. Mudah bergaul dan bekerjasama dengan orang
                                                                                                                       lain
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha
                                                                                            Berfikir ke arah hasil  1. Kreatif dan Inovatif
   dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)                                         (manfaat)               2. Luwes dalam melaksanakan pekerjaan
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif)                                  3. Mempunyai banyak sumberdaya
                                                                                                                    4. Serba bisa dan berpengetahuan luas
   dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
                                                                                            Keorisinilan            A. Berfikiran menatap ke depan
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan                                           B. Perspektif
   berbeda (Drucker, 1959)                                                                 Sumber: Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo (1999)




                                         16                                                                                      17
Apabila mempelajari sejarah, dalam setiap periode atau era sejarah, pendidikan                  Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
kewirausahaan mempunyai makna dan arah yang berbeda. Peta orientasi pendidikan                  adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan
kewirausahaan dapat digambarkan seperti dalam tabel di bawah ini.                               tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu
                                                                                                sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan
   Tabel 3: Peta Orientasi Pendidikan Kewirausahaan dari Era Pertanian –                        di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
                   Industri – ke Era Knowledge Economy                                          kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang
                                                                                                memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
 Dunia Kerja
                       Era Pertanian              Era Industri
                                                                       Era Knowledge            create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif
                                                                         Economy
    Sekolah                                                                                     dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk
 Metode              Sosialisasi (tacit to   Banking system          How to learn
 Pembelajaran        tacit)                  (tacit to explisit)     (explisit to tacit dan     memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
                                                                     dari explisit to           kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan
                                                                     explisit)
                                             Kuantitas               Analisa data ke            keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk
 Peserta didik       Keterampilan rutin      pengetahuan             informasi ke
                                                                                                mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
                     sehari-hari             diaplikasikan ke        pengetahuan ke
                                             ulangan harian, test,   sebanyak mungkin
                                             ujian                   aplikasi manfaat
                     Sekadar data dan        Pengetahuan itu         Inovasi adalah           B. Deskripsi Pendidikan Kewirausahaan
 Pengetahuan         informasi               informasi, tumpukan     pengetahuan
                                             data (otak adalah
                                                                                                 Membangun semangat kewirausahaan dan memperbanyak wirausahawan, Pemerintah
                                             server)
                     Tangan cerdas           Terampilan              Kesatuan antara             telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
 Keterampilan                                menjawab soal           pengetahuan,
                                             ulangan harian,         keterampilan dan            Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Instruksi ini mengamanatkan
                                             objective test          sikap                       kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-
 Sikap               Sabar                   Lebih cepat lebih       Kreatif, inovatif
                                             baik                                                program kewirausahaan. Pemerintah menyadari betul bahwa dunia usaha merupakan
                     Tukang                  Teknolog (operator      Ilmuwan yang                tulang punggung perekonomian nasional, sehingga harus diupayakan untuk
 Sains                                       mesin produksi)         berjiwa inovatif
                                                                     (Thomas Alva                ditingkatkan secara terus menerus. Melalui gerakan ini diharapkan karakter
                                                                     Edison)                     kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia,
 IPS Sejarah         Mistis                  Hero militer dan        Sejarah Penemuan
                                             politikus               Sains dan Teknologi         sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang handal, tangguh,
                     Dapat memenuhi          Indeks Prestasi         Kemampuan                   dan mandiri. Menurut pendapat Suherman (2008), hal itu sangat penting mengingat
 Penilaian Hasil     kebutuhan hidup         Belajar                 memroses data ke
 Belajar             sehari-hari secara                              informasi ke                bahwa sebenarnya aktivitas kewirausahaan tidak hanya berada dalam tataran micro-
                     mandiri.                Raport                  pengetahuan dan ke
                                                                                                 economy.
                                                                     aplikasi tak terbatas
                                                                     pada manfaat bagi
                                                                     konsumen                    Hingga saat ini upaya tersebut masih berlangsung, karena kegiatan yang bercirikan
 Kepemimpinan        Paternalistik           Hirarkis                Manajement talent           kewirausahaan tidak hanya terbatas dalam bidang bisnis dengan tujuan mencari laba.
                                                                     (player, pencipta
                                                                     jasa)                       Yang membuat kewirausahaan menjadi menarik banyak pihak untuk memahaminya
                                                                                                 ialah kontribusi istimewa yang dihadirkan oleh mereka yang melakukan tindakan yang
                                                                                                 terkait dengan kewirausahaan. Misalnya, Timons dan Spinelli (2007) membuat



                                             18                                                                                        19
pengelompokan yang diperlukan untuk tindakan kewirausahaan dalam enam (6) hal,                             Tabel 4. Penduduk Menurut Jenis Kegiatannya
yakni: (1) Commitment and determination; (2) Leadership; (3) Obsession to the                 No.                       Jenis Kegiatan                     2009 (Feb)
opportunity; (4) tolerance toward risks, ambiquity, and uncertainty; (5) Creativity,             1   Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas                      168.264.448
tougness, and adaption; and (6) Motivation for achievement.                                      2   Angkatan Kerja                                         113.774.408
                                                                                                     Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja                          67.6%
Kewirausahaan merupakan suatu proses dinamis untuk melakukan aktivitas ekonomi                       Bekerja                                                104.485.444
yang terencana dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dan peluang dan                        Pengangguran Terbuka *)                                  9.258.964
                                                                                                     Tingkat Pengangguran Terbuka                                8.14%
hambatan dalam melakukan suatu usaha yang bemanfaat bagi kesejahteraan. Oleh
                                                                                                 3  Bukan Angkatan Kerja                                     54.520.040
karenanya makna penting yang terkandung dalam kewirausahaan, menurut Kristanto                      Sekolah                                                  13.665.903
(2009), yaitu: ilmu, seni, perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki                 Mengurus Rumah Tangga                                    32.578.420
                                                                                                    Lainnya                                                    8.275.717
kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif
                                                                                             *) Pengangguran Terbuka:
(create a new and different). Jadi ada tiga indikator utama dari kewirausahaan yaitu:        Mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat
                                                                                             pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi belum dimulai.
berpikir sesuatu yang baru (kreatif), bertindak melakukan sesuatu yang baru (inovatif),
                                                                                                             [Sumber: BPS, 2009]
dan berkeinginan menciptakan nilai tambah (value added). Oleh karena itu, seseorang
yang disebut dengan “wirausahawan” mutlak harus memiliki kemampuan untuk selalu           Data berkenaan dengan pengangguran terbuka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
berpikir sesuatu yang baru, bertindak melakukan sesuatu yang baru, dan berkeinginan       Statistik (2009) menunjukan bahwa jumlah terbesar pengangguran terbuka berasal dari
menciptakan nilai tambah.                                                                 tamatan satuan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
                                                                                          sebagaimana yang disajikan dalam ilustrasi sebagai berikut.
Pemerintah telah berupaya untuk memasyarakatkan kewirausahaan, namun upaya
tersebut belum membawa pengaruh yang signifikan karena masih banyak penduduk
                                                                                                                   Tabel 5: Pengangguran Terbuka*)
yang tidak produktif setiap tahun. Hal itu memunculkan pertanyaan, seberapa jauh
                                                                                                          Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
keberhasilan pelaksanaan Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan yang telah dilakukan sejak tahun 1995 dan apa dampak dari progran itu.                             Pendidikan Tertinggi Yang                    2009
                                                                                              No.
                                                                                                                        Ditamatkan                         (Februari)
Integrasi pendidikan kewirausahaan yang dilakukan saat ini merupakan momentum
                                                                                             1       Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD                2.620.049
untuk revitalisasi kebijakan Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
                                                                                             2       Sekolah Dasar                                            2.054.682
Kewirausahaan, mengingat jumlah terbesar pengangguran terbuka dari tamatan satuan
                                                                                             3       SLTP                                                     2.133.627
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
                                                                                             4       SMTA                                                     1.337.586
Data pengangguran terbuka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (2009)                 5       Diploma I/II/III/Akademi                                   486.399
menunjukan bukti masih banyak penduduk yang perlu ditingkatkan produktivitasnya.             6       Universitas                                                626.621
Apabila tidak ada penanganan yang serius terhadap masalah ini bukan tidak mungkin            Total                                                      9.258.964
angka pengangguran akan terus meningkat setiap tahunnya. Data pengangguran dari              *) Pengangguran Terbuka: mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha,
                                                                                             merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi
Badan Pusat Statistik adalah sebagaimana yang disajikan dalam ilustrasi sebagai              belum dimulai.
berikut.




                                        20                                                                                          21
Dalam konteks ini, pendidikan kewirausahaan harus mampu mengubah pola pikir para       sedikit berasal dari yang telah mengecap pendidikan formal. Selanjutnya, Friedman
   peserta didik sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2006). Pendidikan              (2009) menyebutkan bahwa negara kita menjadi negara pengekspor tenaga kerja yang
   kewirausahaan akan mendorong para pelajar dan mahapeserta didik agar memulai           kurang “kreatif” sehingga berbagai permasalahan yang harus dihadapi mereka.
   mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir yang selalu beorientasi      Sementara hampir 45% tanaga kerja kita saat ini tidak lulus Sekolah Dasar. Akibatnya,
   menjadi karyawan diputar balik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan. Dengan     produktivitas mereka juga rendah. Hal ini lebih lanjut berakibat pada rendahnya daya
   demikian kewirausahaan dapat diajarkan melalui penanaman nilai-nilai kewirausahaan     saing Republik ini dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti Thailand,
   yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha agar para peserta         Vietnam, Malaysia, Cina, dan lebih-lebih lagi Singapore. Pada tataran psikologis
   didik kelak dapat mandiri dalam bekerja atau mandiri usaha.                            semua orang mempunyai banyak sedikitnya potensi intrepreneur, namun potensi ini
                                                                                          tidak akan muncul optimal atau bahkan hilang sama sekali jika tidak dikembangkan
   Hal yang tidak bisa dilupakan dan dirasakan sangat penting dalam konteks pendidikan
                                                                                          iklim yang sesuai dengan perkembangan potensi itu. Pendidikan yang intelektualitas
   yang berwawasan kewirausahaan di sekolah yaitu bahwa Kementerian Pendidikan
                                                                                          yang cenderung sangat bersifat formal dengan membiarkan kemampuan kreativitas dan
   Nasional juga perlu membuat kerangka pengembangan kewirausahaan yang ditujukan
                                                                                          inovasi peserta didik antara lain yang menyebabkan kondisi sosio-psikologis ini. Kata
   bagi kalangan pendidik dan kepala sekolah. Mereka adalah agen perubahan ditingkat
                                                                                          kuncinya adalah pendidikan entrepreneur menjadi sebuah keniscayaan.
   sekolah yang diharapkan mampu menanamkan karakter dan perilaku wirausaha bagi
   jajaran dan peserta didiknya. Pendidikan yang berwawasan kewirausahan ditandai         Pendidikan kewirausahaan akan memberikan peluang tumbuh dan berkembangnya
   dengan proses pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi kearah         potensi kreativitas dan inovasi anak. Nilai-nilai kewirausahaan akan menjadi
   pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum       karakteristik   peserta didik yang dapat digunakannya dalam bersosialisasi dan
   terintegrasi yang dikembangkan di sekolah.                                             berinteraksi dengan   lingkungnnya. Pada akhirnya pribadi yang memiliki karakter
                                                                                          kreatif, inovatif, bertangung jawab, disiplin dan kosisten akan mampu memberikan
C. Pendidikan Kewirausahaan dalam Perspektif Sosio-Psikologis.                            kontribusi dalam pemecahan masalah sumber daya manusia Indonesia. Tidak
                                                                                          berlebihan jika dikatakan bahwa pendidikan kewirausahaan sangat berorientasi pada
   Analisis pascakolonial mengenai pendidikan menunjukan bahwa Indonesia belum
                                                                                          sosio-psiklogis. Pendidikan kewirausahaan akan mereduksi mindset peserta didik
   dapat melepaskan diri dari tujuan pendidikan kolonial, yaitu menjadi pegawai dan
                                                                                          tentang tujuan dan orientasi mengikuti pendidikan untuk menjadi pegawai negeri.
   bukan menjadi seseorang yang dapat berdiri sendiri. Kondisi sosio-psikologis ini
                                                                                          Pendidikan kewirausahaan juga mempersiapakan peserta didik memiliki sikap
   sepertinya memberikan implikasi dalam tataran kehidupan sosial. Dewasa ini terdapat
                                                                                          kewirausahaan dan mampu mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk menghadapi
   kecenderungan semakin tinggi seseorang mendapat pendidikan semakin besar
                                                                                          masa depannya dengan segala problematikanya. Ini berarti pendidikan kewirausahaan
   kemungkinannya jadi penganggur. Apa yang menyebabkan republik yang kaya raya
                                                                                          bersamaan dengan substansi pendidikan lainnya akan mereduksi sejumlah persoalan
   sumber daya alamnya ini namun masih tergolong negara berkembang yang miskin.
                                                                                          sosiologis yang terkait dengan      kehidupan sosial kemasyarakatan. Sebab itu,
   Menurut Tilaar (2009,44), hal ini disebabkan kemampuan sumber daya manusia yang
                                                                                          pengembangan pendidikan kewirausahaan ini harus memperhatikan suasana psikologis
   tidak dapat memanfaatkan kekayaan alamnya itu. Setiap tahun angka kemiskinan relatif
                                                                                          dan iklim sosial.
   bertambah, penggangguran tidak berkurang yang tentu saja memberikan implikasi lain
   bagi kehidupan sosial. Sangat ironis, jika ternyata komunitas penggangguran tidak




                                          22                                                                                     23
D. Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah                                               Di samping itu pendidikan kewirausahaan dapat juga diintegrasikan dalam
                                                                                                pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan
   Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
                                                                                                norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan,
   pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
                                                                                                dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran yang
   formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
                                                                                                berwawasan pendidikan kewirausahaan tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi
   Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan
                                                                                                menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik
   informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam
                                                                                                sehari-hari di masyarakat.
   keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7
   jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam
   keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan   E. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
   di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.
                                                                                                Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss
   Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum
                                                                                                yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam
   memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan
                                                                                                lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep
   pembentukan karakter wirausaha peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua
                                                                                                kecerdasan. Teori ini membahas tentang bagaimana seseorang mempersepsi
   yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di
                                                                                                lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara
   lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media
                                                                                                baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini berpendapat bahwa
   elektronik ditengarai berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil
                                                                                                kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan
   belajar peserta didik.
                                                                                                sendirinya terhadap lingkungan. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
   Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan        memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan
   karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal            semakin canggih seiring pertambahan usia. Tahapan perkembangan tersebut
   lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar        sebagaimana berikut :
   peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar,
                                                                                                1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
   terutama pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha peserta didik sesuai
                                                                                                2. Periode pra - operasional (usia 2–7 tahun)
   tujuan pendidikan dapat dicapai. Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini
   diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan            3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

   karakter termasuk karakter wirausaha dan peningkatan mutu akademik peserta didik.            4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
   Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk
                                                                                                Terkait dengan rancangan pengembangan pendidikan kewirausahaan di sekolah, empat
   membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
                                                                                                tahapan perkembangan tersebut di atas, ada tiga tahapan yang akan dipaparkan dalam
   minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
                                                                                                uraian ini yaitu tahap/periode pra-operasional (usia 2–7 tahun), periode operasional
   atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
                                                                                                konkrit (usia 7–11 tahun), dan periode operasional formal (usia 11 tahun sampai
   Kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa
                                                                                                dewasa).
   tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.




                                            24                                                                                          25
1) Tahapan pra-operasional (2 – 7 Tahun)                                                     c. Decentering, anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
                                                                                                permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi
   Menurut Piaget, ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara
                                                                                                menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir
   logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan
                                                                                                kecil yang tinggi.
   merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih
   bersifat egoinfantil, anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.         d. Reversibility anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat
   Anak    dapat   mengklasifikasikan    objek   menggunakan     satu   ciri,   seperti         diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan
   mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau                             cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah
   mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.                                  sebelumnya.

   Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan                e. Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda
   muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak                            adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
   mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan                      benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran
   benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih                          dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain
   menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Pada permulaan tahapan ini, mereka               yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi
   cenderung egoinfantil, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia
                                                                                                cangkir lain.
   dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan
                                                                                             f. Penghilangan Sifat Egoinfantil, kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
   memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring
   pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik.                    pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang

   Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif pada saat ini dan menganggap setiap             salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti
   benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.                                                menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian
                                                                                                Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke
2) Tahapan operasional konkrit (7-11 tahun)
                                                                                                ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan
   Tahapan ini muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri                 tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa
   berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan                  boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
   ini adalah:
                                                                                          3) Tahapan operasional formal (11-15 tahun)
    a. Pengurutan, kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk,
                                                                                            Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam
       atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
                                                                                            teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas)
       mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
                                                                                            dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya
    b. Klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi                       kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
       serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,           kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat
       termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda               memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala
       lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan           sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di
       logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan                         antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat
       berperasaan)



                                        26                                                                                      27
terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa           G. Pendidikan Kewirausahaan di Lingkungan Sekolah
      secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan
                                                                                                Pendidikan kewirausahaan, dilihat dari siapa yang bertanggung jawab banyak pendapat
      perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan
                                                                                                mengatakan bahwa pendidikan kewirausahaan menjadi tanggung jawab bersama antara
      sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai
                                                                                                keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup
      seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
                                                                                                dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Guruvalah
      Menurut Piaget, proses belajar terjadi apabila proses pengolahan data yang aktif di       2003 :1).
      pihak yang belajar. Pengolahan data yang aktif itu merupakan aktivitas lanjutan
                                                                                                Pendidikan kita terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal (keluarga),
      dari kegiatan mencari informasi dan dilanjutkan dengan kegiatan penemuan-
                                                                                                formal (sekolah) dan nonformal (masyarakat). Dilihat dari sasaran yang ingin dicapai,
      penemuan (discovery). Berdasarkan pandangan ini, peserta didik dianggap sebagai
                                                                                                sasaran pendidikan kita adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap
      subyek belajar yang aktif menimbulkan stimulasi bagi dirinya, mencari jawaban
                                                                                                mental atau moral) dan psikomotorik (skill/keterampilan). Pada umumnya sekolah
      terhadap stimulasi tersebut serta mengembangkan stimulasi untuk hal-hal yang baru.
                                                                                                sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar dijadikan
      Apa yang telah ada dalam diri seseorang antara lain kapasitas dasar kemampuan             tumpuan dan harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Karena itu,
      intelektualnya yang disebut “skema”. Setiap orang memiliki skema yang berbeda             sekolah senantiasa memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang
      tergantung pada apa yang telah dipelajari dan dimilikinya. Skema yang dimiliki            bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), pembentukan sikap dan keterampilan
      seseorang mempunyai sifat yang selalu berkembang dan dipengaruhi kematangan               bagi peserta didik termasuk sikap mental wirausaha. Dalam praktik di sekolah, untuk
      bio-psikologis pengalaman belajar yang pernah ditempuhnya, lingkungan sosial,             menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik ada beberapa hal yang
      dan keseimbangan dalam dirinya, seseorang baru dapat dikatakan belajar apabila            dapat dilakukan antara lain:
      skemanya mulai berkembang. Jadi, pendidikan baru bermakna apabila skema
                                                                                                1) Pembenahan dalam Kurikulum
      peserta didik berubah ke arah lebih maju. Proses perubahan skema menurut Piaget
      terjadi melalui proses asimilasi dan akomodasi.                                              Pembenahan       kurikulum    dalam    rangka    menginternalisasikan     nilai-nilai
                                                                                                   kewirausahaan yang mampu membentuk karakter wirausaha pada peserta didik
                                                                                                   dapat dilakukan dengan cara melengkapi materi kurikulum yang telah ada dengan
F. Pendidikan Berbasis Otak (Brain Based Research)
                                                                                                   bidang studi kewirausahaan khususnya di SMK, dan mengintegrasikan nilai-nilai
   Dalam penelitian berbasis otak, ditemukan struktur, letak bagian otak dan zat kimia             wirausaha kedalam silabus dan RPP. (Lihat contoh Silabus dan RPP dalam
   otak (hormon) mempengaruhi jenis kecerdasan yang beranekaeagam. Pembelajaran                    lampiran 1 dan 2).
   aktif akan mengembangkan kewirausahaan dalam diri anak, jika seluruh bagian otak
   dioptimalkan.Peserta didik tidak mudah belajar atau berpikir ketika emosi peserta didik      2) Peningkatkan Peran Sekolah dalam Mempersiapkan Wirausaha.
   terganggu. Relasi hangat antar peserta didik, guru mempengaruhi tingkat efektivitas
                                                                                                   Hakikat persiapan manusia wirausaha adalah dalam segi penempaan karakter
   pembelajaran. Oleh karena itu, sentuhan kasih sayang, saling memaafkan, saling
                                                                                                   wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan manusia wirausaha terletak pada
   menghormati, kerjasama antar guru, antar peserta didik, kecerian menjadi pemicu
                                                                                                   penempaan semua daya kekuatan pribadi manusia itu untuk menjadikannya dinamis
   perkembangan keutuhan aspek akademik dan non akademik. Keutuhan hard skill dan
                                                                                                   dan kreatif, di samping mampu berusaha untuk hidup maju dan berprestasi.
   soft skilll akan melahirkan jiwa kewirausahaan.
                                                                                                   Manusia yang semacam itu yang menunjukkan ciri-ciri wirausaha. Seperti telah




                                           28                                                                                            29
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Metode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan MasalahMetode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan MasalahAfifah Asra
 
Laporan PRAKERIN
Laporan PRAKERINLaporan PRAKERIN
Laporan PRAKERINdennyrirama
 
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIAUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIEDIS BLOG
 
Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)
Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)
Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)Herna Ferari
 
LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...
LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...
LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...Arief Herbudi Fanaela
 
PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN
PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'ANPENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN
PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'ANBiyah Djauhar
 
G2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptx
G2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptxG2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptx
G2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptxAndiSittiRasiah
 
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfNO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfMarutdinSidabungke1
 
Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala SekolahKompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala SekolahNASuprawoto Sunardjo
 
Proposal Laboratorium Komputer dan UNBK
Proposal Laboratorium Komputer dan UNBKProposal Laboratorium Komputer dan UNBK
Proposal Laboratorium Komputer dan UNBKYUSUF Siregar
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Laporan pkl perbaikan + bab 2
Laporan pkl perbaikan + bab 2Laporan pkl perbaikan + bab 2
Laporan pkl perbaikan + bab 2Blogspot
 
07.visitasi dan penyusunan pelaporan [autosaved]
07.visitasi dan penyusunan  pelaporan [autosaved]07.visitasi dan penyusunan  pelaporan [autosaved]
07.visitasi dan penyusunan pelaporan [autosaved]Drs. HM. Yunus
 
Cimb niaga ar2010_csr
Cimb niaga ar2010_csrCimb niaga ar2010_csr
Cimb niaga ar2010_csrambarrr
 
Laporan akhir tk.ceria 2019
Laporan akhir tk.ceria 2019Laporan akhir tk.ceria 2019
Laporan akhir tk.ceria 2019Abu Zahira
 
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccContoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccmielaanjani
 
Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)
Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)
Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)Gumilar Agung
 
Makalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelasMakalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelasImam181993
 

Was ist angesagt? (20)

BMP MKDU4110
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
 
Metode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan MasalahMetode Penelitian, Perumusan Masalah
Metode Penelitian, Perumusan Masalah
 
Laporan PRAKERIN
Laporan PRAKERINLaporan PRAKERIN
Laporan PRAKERIN
 
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIAUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
 
Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)
Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)
Pemeriksaan kas dan setara kas (fix)
 
LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...
LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...
LAPORAN AKTIVITAS MAGANG PADA DIVISI ANALISIS DAN PELAPORAN KEUANGAN, DEPARTE...
 
PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN
PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'ANPENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN
PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN
 
G2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptx
G2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptxG2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptx
G2-1199-Kanvas rancangan BAGJA-Andi Sitti Rasiah.pptx
 
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfNO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
 
Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala SekolahKompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
 
Proposal Laboratorium Komputer dan UNBK
Proposal Laboratorium Komputer dan UNBKProposal Laboratorium Komputer dan UNBK
Proposal Laboratorium Komputer dan UNBK
 
Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Laporan pkl perbaikan + bab 2
Laporan pkl perbaikan + bab 2Laporan pkl perbaikan + bab 2
Laporan pkl perbaikan + bab 2
 
07.visitasi dan penyusunan pelaporan [autosaved]
07.visitasi dan penyusunan  pelaporan [autosaved]07.visitasi dan penyusunan  pelaporan [autosaved]
07.visitasi dan penyusunan pelaporan [autosaved]
 
Cimb niaga ar2010_csr
Cimb niaga ar2010_csrCimb niaga ar2010_csr
Cimb niaga ar2010_csr
 
Laporan akhir tk.ceria 2019
Laporan akhir tk.ceria 2019Laporan akhir tk.ceria 2019
Laporan akhir tk.ceria 2019
 
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-ccContoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
Contoh format-program-pengawas-sekolah-akhmadsudrajat-co-cc
 
Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)
Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)
Kondisi ideal-dan-kondisi-nyata-dalam-pembelajaran-pk-asroie (1)
 
Makalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelasMakalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelas
 

Andere mochten auch

Proposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan KewirausahaanProposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan KewirausahaanAkang Farta
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanYan Thea
 
Program pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaanProgram pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaanpatuari
 
Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015Raden Satriadi
 
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanMakalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanSTKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
 
Contoh proposal kegiatan tata boga
Contoh proposal kegiatan tata bogaContoh proposal kegiatan tata boga
Contoh proposal kegiatan tata bogaavsai
 
Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013
Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013
Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013Tika Isnaeni Pangestika
 
Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum
Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam KurikulumMengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum
Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam KurikulumIrsya Zamzami
 
Pendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaanPendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaanDaly Indra
 
Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015Raden Satriadi
 
Contoh KTI SMA N 1 Purbalingga
Contoh KTI SMA N 1 PurbalinggaContoh KTI SMA N 1 Purbalingga
Contoh KTI SMA N 1 PurbalinggaPrima Nur R
 
Proposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBY
Proposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBYProposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBY
Proposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBYpaarifrahmanhakim
 
Pengantar kewirausahaan
Pengantar kewirausahaanPengantar kewirausahaan
Pengantar kewirausahaanAywan Nazhan
 
Proposal paving desa
Proposal paving desaProposal paving desa
Proposal paving desaAsep Walandra
 
Strategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembaga
Strategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembagaStrategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembaga
Strategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembagaAlwi Hasan
 
www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...
www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...
www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...Ega Bekti
 
Peduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dtPeduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dtdpudt
 

Andere mochten auch (20)

Proposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan KewirausahaanProposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
 
Program pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaanProgram pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaan
 
Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015
 
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanMakalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
 
Contoh proposal kegiatan tata boga
Contoh proposal kegiatan tata bogaContoh proposal kegiatan tata boga
Contoh proposal kegiatan tata boga
 
Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013
Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013
Proposal kegiatan pelatihan keterampilan pengelasan di Cilacap, PLS UNNES 2013
 
Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum
Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam KurikulumMengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum
Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum
 
Pendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaanPendidikan kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan
 
Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015Proposal pelatihan 2015
Proposal pelatihan 2015
 
Percaya diri
Percaya diriPercaya diri
Percaya diri
 
Contoh KTI SMA N 1 Purbalingga
Contoh KTI SMA N 1 PurbalinggaContoh KTI SMA N 1 Purbalingga
Contoh KTI SMA N 1 Purbalingga
 
Proposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBY
Proposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBYProposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBY
Proposal Panti Asuhan Arif Rahman Hakim SBY
 
Pengantar kewirausahaan
Pengantar kewirausahaanPengantar kewirausahaan
Pengantar kewirausahaan
 
Life skill
Life skillLife skill
Life skill
 
Proposal paving desa
Proposal paving desaProposal paving desa
Proposal paving desa
 
Strategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembaga
Strategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembagaStrategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembaga
Strategi mengembangkan kemitraan dalam rangka meningkatkan kemandirian lembaga
 
www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...
www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...
www.operatorsekolah.com - Instrumen pk guru tugas tambahan - kepala sekolah.d...
 
Peduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dtPeduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dt
 
Rpp smp penjaskes
Rpp smp penjaskesRpp smp penjaskes
Rpp smp penjaskes
 

Ähnlich wie PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011Pristiadi Utomo
 
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011Irzon Jalil
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaranitanurhayati
 
2. silabus dan rpp (rahma26032011)
2. silabus dan rpp  (rahma26032011)2. silabus dan rpp  (rahma26032011)
2. silabus dan rpp (rahma26032011)Rahma Rahmawinasa
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaranitanurhayati
 
tugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehatugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehamuhammad
 
model pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakatmodel pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakatRahma Rahmawinasa
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajarannanasupriatna
 
Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1masdhofar
 
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan Kurikuluminset98
 
8. ayu wulandari (06111404008)
8. ayu wulandari (06111404008)8. ayu wulandari (06111404008)
8. ayu wulandari (06111404008)Dewi_Sejarah
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingJunaidi Arifin
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakterCoky Fauzi Alfi
 
Materi H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdf
Materi H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdfMateri H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdf
Materi H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdfsdn18batukuali
 
Paradigma baru pendidikan sistemik organik
Paradigma baru pendidikan sistemik organikParadigma baru pendidikan sistemik organik
Paradigma baru pendidikan sistemik organikZuki Zukazuku
 

Ähnlich wie PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN (20)

Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
 
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
Pedoman pelaksanaan-pendikar-18-feb-2011
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
2. silabus dan rpp (rahma26032011)
2. silabus dan rpp  (rahma26032011)2. silabus dan rpp  (rahma26032011)
2. silabus dan rpp (rahma26032011)
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
tugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehatugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zaleha
 
Emk
EmkEmk
Emk
 
model pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakatmodel pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakat
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1
 
Ppt laporan penelitian_2016
Ppt  laporan penelitian_2016Ppt  laporan penelitian_2016
Ppt laporan penelitian_2016
 
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan Kurikulum
 
8. ayu wulandari (06111404008)
8. ayu wulandari (06111404008)8. ayu wulandari (06111404008)
8. ayu wulandari (06111404008)
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teaching
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
 
Materi H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdf
Materi H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdfMateri H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdf
Materi H1 Penyusunan Asesmen berbasis AI.pdf
 
Resensi artikel jurnal
Resensi artikel jurnalResensi artikel jurnal
Resensi artikel jurnal
 
Paradigma baru pendidikan sistemik organik
Paradigma baru pendidikan sistemik organikParadigma baru pendidikan sistemik organik
Paradigma baru pendidikan sistemik organik
 
Resume Buku
Resume BukuResume Buku
Resume Buku
 

Mehr von Guru Online

Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi KurikulumKerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi KurikulumGuru Online
 
Konsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran TematikKonsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran TematikGuru Online
 
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013Guru Online
 
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013Guru Online
 
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan SingapuraMenelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan SingapuraGuru Online
 
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahGuru Online
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalPedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalGuru Online
 
English Across the Curriculum
English Across the CurriculumEnglish Across the Curriculum
English Across the CurriculumGuru Online
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Guru Online
 
Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011Guru Online
 
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011Guru Online
 
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012Guru Online
 
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012Guru Online
 
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012Guru Online
 
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Guru Online
 
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012Guru Online
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Guru Online
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slideSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slideGuru Online
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat MadaniSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat MadaniGuru Online
 
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHPERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHGuru Online
 

Mehr von Guru Online (20)

Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi KurikulumKerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
 
Konsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran TematikKonsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran Tematik
 
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
 
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
 
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan SingapuraMenelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
 
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas Sekolah
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalPedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
 
English Across the Curriculum
English Across the CurriculumEnglish Across the Curriculum
English Across the Curriculum
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
 
Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011
 
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
 
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
 
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
 
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
 
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
 
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slideSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat MadaniSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
 
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHPERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
 

Kürzlich hochgeladen

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

  • 1.
  • 2.
  • 3. KATA PENGANTAR Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan Nasional yang pada intinya adalah pengembangan metodologi pendidikan yang bertujuan untuk membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha. Program ini ditindaklanjuti dengan upaya mengintegrasikan metodologi pembelajaran, pendidikan karakter, pendidikan ekonomi kreatif, dan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulum sekolah. Untuk membangun semangat kewirausahaan dan memperbanyak wirausahawan, Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Instruksi ini mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan. Selanjutnya, dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif (PEK) tahun 2010-2014, yakni pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pemerintah menyadari betul bahwa dunia usaha merupakan tulang punggung perekonomian nasional, sehingga harus diupayakan untuk ditingkatkan secara terus menerus. Melalui gerakan ini diharapkan budaya kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia, sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang handal, tangguh, dan mandiri. Hal itu sangat penting mengingat bahwa sebenarnya aktivitas kewirausahaan tidak hanya berada dalam tataran micro-economy, melainkan masuk juga pada tataran macro-economy. Semua itu adalah dalam rangka pembangunan insan cerdas komprehensif dan seutuhnya sebagaimana yang ditegaskan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 bahwa yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sistem pembelajaran saat ini belum sepenuhnya secara efektif membangun peserta didik memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa termasuk karakter wirausaha. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan jumlah pengangguran yang relatif tinggi, jumlah wirausaha yang masih relatif sedikit, dan terjadinya degradasi moral. Kebijakan untuk menanggulangi masalah ini terutama masalah yang terkait dengan kewirausahaan antara lain dapat dilakukan dengan cara: (a) menanamkan pendidikan kewirausahaan ke dalam semua mata pelajaran, bahan ajar, ekstrakurikuler, dan kegiatan pengembangan diri, (b) i
  • 4. mengembangkan kurikulum pendidikan yang memberikan muatan pendidikan DAFTAR ISI kewirausahaan yang mampu meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan, menumbuhkan karakter dan keterampilan berwirausaha, dan (c) menumbuhkan budaya Pengantar i berwirausaha di lingkungan sekolah. Daftar Isi iii Nilai-nilai yang dikembangkan dalam buku pedoman ini mengarah pada pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1 nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak A. Latar Belakang 1 nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat B. Kebijakan terkait dengan Pendidikan Kewirausahaan 5 perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai yang seharusnya dimiliki oleh C. Landasan Pengembangan 7 peserta didik dan warga sekolah yang lain. Implementasi dari nilai-nilai pokok D. Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan 8 kewirausahaan tersebut tidak secara langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan E. Ruang Lingkup 9 pendidikan, namun dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi nilai-nilai F. Hasil yang diharapkan 9 kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu: (1) mandiri, (2) kreatif, (3) berani G. Nilai-nilai Pokok dalam Pendidikan Kewirausahaan 10 mengambil resiko, (4) berorientasi pada tindakan, (5) kepemimpinan, dan (6) kerja keras. H. Kriteria Keberhasilan Program Pendidikan Kewirausahaan 12 Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (internalisasi) kewirausahaan tersebut kepada semua sekolah secara seragam, namun setiap jenjang satuan pendidikan BAB II KAJIAN KONSEP 15 dapat menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan yang lain secara mandiri sesuai A. Konsep Kewirausahaan dan Ciri Wirausaha 15 dengan keperluan sekolah. B. Deskripsi Pendidikan Kewirausahaan 19 C. Pendidikan Kewirausahaan dalam Perspektif Sosio-Psikologis 22 Semoga buku pedoman ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaksana pendidikan D. Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah 24 di sekolah dan pihak lain terkait. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam pengembangan naskah pedoman ini. E. Psikologi Perkembangan Peserta Didik 25 F. Pendidikan Berbasis Otak 28 G. Pendidikan Kewirausahaan di Lingkungan Sekolah 29 Jakarta, Agustus 2010 H. Pembelajaran Aktif dalam Pendidikan Kewirausahaan 31 I. Ekonomi Kreatif 35 Kepala Pusat Kurikulum BAB III RANCANGAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN 41 KEWIRAUSAHAAN DI SETIAP SATUAN PENDIDIKAN A. Framework Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan di 41 Dra. Diah Harianti, M.PSi NIP. 195504161983032001 setiap Satuan Pendidikan B. Kajian Nilai-nilai Kewirausahaan dalam SI dan SKL dan 42 Pembelajaran C. Pemetaan Nilai-nilai dan Kompetensi Kewirausahaan di setiap 43 Satuan Pendidikan ii iii
  • 5. D. Prinsip-prinsip Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan 58 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN E. Rancangan Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan dalam 58 setiap Satuan Pendidikan F. Penilaian Pendidikan Kewirausahaan 67 Pengarah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan BAB IV PENUTUP 69 Kepala pusat Kurikulum DAFTAR PUSTAKA 71 Penanggung Jawab Dr. Herry Widyastono, APU Koordinator Suharyadi, SE, M.Pd TIM PENULIS NASKAH KEWIRAUSAHAAN Ketua: Dra. Endang Mulyani, M.Pd Anggota: Suharyadi, SE, M.Pd Dra. Veronica Sri Sejati Widyaningtyas Sistaningrum, SE, MM Dr. Gregorius Winarno Aristo Surya Gunawan, SE, MM Sugeng Agus Priyono Dra. Kartini, M.Phil Dra. Indah Setyowati, MM Apriyanti Wulandari, SE Prof. Dr. Husaini Usman iv v
  • 6. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan di atas, menunjukkan bahwa pendidikan di setiap satuan pendidikan harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Permasalahannya adalah apakah pendidikan di masing-masing satuan pendidikan telah diselenggarakan dengan baik, dan mencapai hasil seperti yang diharapkan. Untuk melihat mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator. Beberapa indikator mutu hasil pendidikan yang selama ini digunakan diantaranya adalah nilai Ujian Nasional (UN), persentase kelulusan, angka drop out (DO), angka mengulang kelas, persentase lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya. Indikator-indikator tersebut cenderung bernuansa kuantitatif, mudah pengukurannya, dan bersifat universal. Di samping indikator kuantitatif, indikator mutu hasil pendidikan lainnya yang sangat penting untuk dicapai adalah indikator kualitatif yang meliputi: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Indikator kualitatif tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik dan berkaitan dengan pembentukan sikap serta ketrampilan/skill berwirausaha peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, memiliki sikap dan ketrampilan/skill berwirausaha. 1
  • 7. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, jumlah penduduk. Pada tahun 2007, jumlah wirusaha di Singapura ada sebesar 7,2%, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan Amerika Serikat 2,14%, Indonesia yang mana jumlah penduduknya kurang lebih dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri sebesar 220 juta, jumlah wirausahanya sebanyak 400.000 orang (0,18%), yang dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan seharusnya sebesar 4.400.000 orang. Berarti jumlah wirausaha di Indonesia sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill. Bahkan orang-orang kekurangan sebesar 4 Juta orang. tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft Berdasarkan kenyataan yang ada, pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih skill dari pada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan termasuk karakter kewirausahaan peserta didik sangat penting untuk segera maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan ditingkatkan. Sehubungan dengan hal tersebut, peningkatan mutu pembelajaran dan karakter dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar perlu dilakukan secara sistematis maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada dan berkelanjutan. Hasil Studi Cepat tentang pendidikan kewirausahaan pada menyiapkan tenaga kerja. Untuk itu, perlu dicari penyelesaiannya, bagaimana pendidikan dasar dan menengah yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan pendidikan dapat berperan untuk mengubah manusia menjadi manusia yang memiliki Inovasi Pendidikan (27 Mei 2010) diperoleh informasi bahwa pendidikan karakter dan atau perilaku wirausaha. Untuk mencapai hal tersebut bekal apa yang kewirausahaan mampu menghasilkan persepsi positif akan profesi sebagai wirausaha. perlu diberikan kepada peserta didik agar memiliki karakter dan atau perilaku Bukti ini merata ditemukan baik di tingkat sekolah dasar, menengah pertama, maupun wirausaha yang tangguh, sehingga nantinya akan dapat menjadi manusia yang jika menengah atas, bahwa peserta didik di sekolah yang memberikan pendidikan bekerja di kantor akan akan menjadi tenaga kerja yang mandiri kerja dan jika tidak kewirausahaan memberikan persepsi yang positif akan profesi wirausaha. Persepsi bekerja di kantor akan menjadi manusia yang mampu menciptakan lapangan positif tersebut akan memberi dampak yang sangat berarti bagi usaha penciptaan dan perkerjaan minimal bagi dirinya sendiri. pengembangan wirausaha maupun usaha-usaha baru yang sangat diperlukan bagi kemajuan Indonesia. Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang mengarah (KTSP), pendidikan kewirausahaan juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan sikap dan perilaku dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. wirausaha peserta didik, selama ini belum dapat diketahui secara pasti. Hal ini Permasalahannya, pendidikan kewirausahaan di sekolah selama ini baru menyentuh mengingat pengukurannya cenderung bersifat kualitatif, dan belum ada standar pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan nasional untuk menilainya. Berdasarkan realita, menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, Indonesia (LIPI), proyeksi angka pengangguran pada 2009 ini naik menjadi 9% dari berlakunya sistem desentralisasi berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan, angka pengangguran 2008 sebesar 8,5%. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), termasuk pada manajemen pendidikan yaitu manajemen yang memberi kebebasan jumlah penganggur pada Februari 2008 telah tercatat sebesar 9,43 juta orang. kepada pengelolaan pendidikan. Adanya kebebasan dalam pengelolaan pendidikan Sementara jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 111,48 diharapkan mampu menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik juta orang. Untuk mengurangi angka pengangguran, salah satu cara yang bisa sehingga mampu menghasilkan output pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari dilakukan adalah perlu dikembangkannya karakter kewirausahaan sedini mungkin, kualitas akademik maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah karena suatu bangsa akan maju apabila jumlah wirausahanya paling sedikit 2% dari kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non 2 3
  • 8. akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka B. Kebijakan Terkait dengan Pendidikan Kewirausahaan usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan pada setiap satuan pendidikan mulai dari karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi. pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang menjadi fokus Engkoswara (1999), menyatakan bahwa kehidupan manusia Indonesia menjelang tahun pada naskah kajian ini didasarkan pada butir-butir kebijakan nasional dalam bidang 2020 akan semakin membaik dan dinamik. Untuk itu kualitas lulusan dituntut memiliki pendidikan yang terdapat dalam dokumen: kemampuan kemandirian yang tangguh agar dapat menghadapi tantangan, ancaman, 1. RPJMN 2010 – 2014 hambatan yang diakibatkan terjadinya perubahan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa tantangan yang terjadi pada era Global adalah semakin menipisnya kualitas RPJMN 2010 - 2014, telah menetapkan sebanyak 6 substansi inti program aksi kemandirian manusia Indonesia. Krisis yang melanda Indonesia yang multidimensi bidang pendidikan sebagaimana yang disajikan dalam cuplikan dokumen berikut: mengakibatkan budaya bangsa semakin memudar, yaitu terjadinya degradasi moral Ilustrasi 1: Substansi Inti Program Aksi Bidang Pendidikan RPJMN Tahun 2010 – spiritual, semangat berusaha dan bekerja yang semakin melemah, kreativitas yang semakin mengerdil dan menjurus ke arah yang negatif. Melalui pengembangan 2014. individu diharapkan secara keseluruhan masyarakat akan mengalami “self Prioritas 2: Pendidikan empowering” untuk lebih kreatif dan inovatif. Kecenderungan terjadinya perubahan tidak dapat dihindari semua pihak, baik individu, kelompok masyarakat, bangsa, Peningkatan Akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien maupun negara, sehingga dituntut untuk lebih memfokuskan diri pada penyusunan menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi rencana strategik dengan visi yang jauh ke depan agar siap menghadapi setiap pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan perubahan. Realita yang ada, banyak lulusan pendidikan yang tidak mampu mengisi demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara lowongan pekerjaan karena ketidak cocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja. Disamping itu penyerapan tenaga kerja oleh atau kewirausahaan, 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Oleh karena instansi pemerintah maupun swasta yang sangat terbatas, akan memberi dampak itu, substansi inti program aksi bidang kependidikan yang terkait dengan jumlah tingkat pengangguran akan meningkat pada setiap tahunnya. pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut: Kualitas pendidikan harus terus menerus ditingkatkan. Kualitas pendidikan terkait 5) Kurikulum: Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi dengan kualitas proses dan produk. Kualitas proses dapat dicapai apabila proses kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik dapat menghayati dan penciptaan hasil didik yang mampu menjawab keutuhan SDM untuk menjalani proses pembelajaran tersebut secara bermakna. Kualitas produk tercapai mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukan apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas- pendidikan kewirausahaan (diantaranya dengan mengembangkan model (link tugas belajar sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan dan tuntutan dunia kerja. and match). Dengan demikian untuk mencapai kemampuan di atas perlu dikembangkan model pendidikan kewirausahaan mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan 2. Visi Departemen/Kementerian Pendidikan Nasional menengah (PAUD/TK, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan Visi Departemen/Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2025 adalah SMK/MAK, hingga PNF) yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku Menghasilkan Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan wirausaha pada peserta didik. Paripurna). Sementara Visi Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2014 adalah 4 5
  • 9. terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional yaitu layanan pendidikan yang C. Landasan Pengembangan tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara, terjangkau oleh seluruh lapisan 1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 masyarakat, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan dunia industri, setara bagi warga negara Indonesia dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memperoleh pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam pembangunan belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi, dan sebagainya, dan memberikan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem pendidikan nasional kepastian bagi warga negara Indonesia untuk mengenyam pendidikan dan menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri. Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat dan bermartabat dan menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, 3. Misi Departemen Pendidikan Nasional mandiri, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia. Untuk mencapai Visi Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2014, dan Misi 2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3. Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 dikemas dalam ”Misi 5K” Dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan yaitu: M1-Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan, M2-Memperluas Nasional, Pasal 3 ditegaskan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi Keterjangkauan Layanan Pendidikan, M3-Meningkatkan Kualitas/Mutu dan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang Relevansi Layanan Pendidikan, M4-Mewujudkan Kesetaraan dalam Memperoleh bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk Layanan Pendidikan, dan M5-Menjamin Kepastian Memperoleh Layanan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan Pendidikan. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, 4. Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional dimaksudkan untuk penerapan 3. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyakatkan metodologi pendidikan akhlak mulia dan karakter bangsa termasuk karakter dan Membudayakan Kewirausahaan. Ini memberikan arah dalam melaksanakan wirausaha. Realita di lapangan, sistem pembelajaran saat ini belum sepenuhnya gerakan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan di sektor masing- secara efektif membangun peserta didik memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa masing sesuai dengan tugas, kewenangan dan tanggung jawabnya dibawah termasuk karakter wirausaha. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan jumlah koordinasi Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Melalui gerakan ini pengangguran yang relatif tinggi, jumlah wirausaha yang masih relatif sedikit, dan diharapkan budaya kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat terjadinya degradasi moral. Kebijakan untuk menanggulangi masalah ini terutama dan bangsa sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang masalah yang terkait dengan kewirausahaan antara lain dapat dilakukan dengan handal, tangguh dan mandiri. cara: (a) menanamkan pendidikan kewirausahaan ke dalam semua mata pelajaran, bahan ajar, ekstrakurikuler, maupun pengembangan diri, (b) mengembangkan 4. Surat Keputusan Bersama Menteri Negara Koperasi dan UKM dan Menteri kurikulum pendidikan yang memberikan muatan pendidikan kewirausahaan yang Pendidikan Nasional No. 02/SKB/MENEG/VI/2000 dan No. 4/U/SKB/2000 mampu meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan, menumbuhkan karakter tertanggal 29 Juni 2000 tentang Pendidikan Perkoperasian dan Kewirausahaan. dan ketrampilan/skill berwirausaha,(c) menumbuhkan budaya berwirausaha di Tujuan dari SKB adalah (a) memasyrakatkan dan mengembangkan perkoperasian lingkungan sekolah. dan kewirausahaan melalui pendidikan, (b) menyiapkan kader-kader koperasi dan 6 7
  • 10. wirausaha yang profesional, (c) menumbuhkembangkan koperasi, usaha kecil, dan 2. Mengkaji Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dan kurikulum mulai dari menengah untuk menjadi pelaku ekonomi yang tangguh dan profesional dalam pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal tatanan ekonomi kerakyatan. dalam rangka pemetaan ruang lingkup kompetensi lulusan yang terkait dengan 5. Pidato Presiden pada Nasional Summit Tahun 2010 telah mengamanatkan perlunya pendidikan kewirausahaan. penggalakan jiwa kewirausahaan dan metodologi pendidikan yang lebih 3. Merumuskan rancangan pendidikan kewirausahaan di setiap satuan pendidikan mengembangkan kewirausahaan. mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan non formal. Mutu Pendidikan, Pasal 4 butir (d) kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan, butir (e) tingkat kemandirian serta daya saing, dan butir (f) kemampuan E. Ruang Lingkup Program Pendidikan Kewirausahaan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya. Sasaran program pendidikan kewirausahaan adalah satuan pendidikan mulai dari Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma universal, maka dari itu perlu diperhatikan peserta didik sebagai subjek merupakan penghargaan terhadap pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal peserta didik sebagai manusia yang utuh. Peserta didik memiliki hak untuk (PAUD/TK, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK, mengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasan intelektual, hingga PNF). Melalui program ini diharapkan lulusan peserta didik pada semua jenis spiritual, sosial, dan kinestetik. Paradigma ini merupakan fondasi dari pendidikan dan jenjang pendidikan, dan warga sekolah yang lain memiliki jiwa dan spirit kreatif yang mengidamkan peserta didik menjadi subyek pembelajar sepanjang hayat wirausaha. yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, inovatif, dan berkewirausahaan. Pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran F. Hasil yang Diharapkan sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka dan multimakna. Pendidikan multimakna diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, Dari seluruh rangkaian proses penyusunan panduan pendidikan kewirausahaan pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi perkerti luhur, dan watak, diharapkan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut: kepribadian, atau karakter unggul, serta berbagai kecakapan hidup (life skills). 1. Terwujudnya seperangkat pemetaan yang memuat nilai-nilai kewirausahaan dan Paradigma ini memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi indikator keberhasilan kewirausahaan peserta didik pada setiap satuan pendidikan subyek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, dan memiliki mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah dan non karakter wirausaha. formal. 2. Terwujutnya rancangan dan contoh pengintegrasian pendidikan kewirausahaan D. Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan pada setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga Program pendidikan kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk: pendidikan menengah dan non formal. 1. Memperkuat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang 3. Terwujutnya contoh silabus dan RPP yang terintegrasi dengan pendidikan berlaku saat ini (the existing curriculum ) di setiap satuan pendidikan mulai dari kewirausahaan pendidikan usia dini sampai dengan sekolah menengah atas dan Pendidikan Nonformal (PNF) dengan cara memperkuat metode pembelajaran dan mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan. 8 9
  • 11. G. Nilai-nilai Pokok dalam Pendidikan Kewirausahaan NILAI DESKRIPSI 10. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan adalah melaksanakan tugas dan kewajibannya pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli 11. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam peserta didik maupun warga sekolah yang lain. Namun, di dalam pengembangan model melaksanakan tindakan, dan pekerjaan. naskah akademik ini dipilih beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling 12. Pantang Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah untuk pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh menyerah (ulet) mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternative belas) nilai. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan beserta diskripnya yang akan diintegrasikan melalui pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut. 13. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Tabel 1. Nilai-nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan 14. Realistis Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai landasan NILAI DESKRIPSI berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan 1. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain maupun tindakan/perbuatannya. dalam menyelesaikan tugas-tugas 15. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui 2. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau secara mendalam dan luas dari apa yang yang dipelajari, dilihat, hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada dan didengar 3. Berani mengambil Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang 16. Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, Resiko menantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja dan bekerjasama dengan orang lain 4. Berorientasi pada Mengambil inisiatif untuk bertindak, dan bukan menunggu, 17. Motivasi kuat Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki terjadi. untuk sukses 5. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama, dan mengarahkan orang Implementasi dari 17 (tujuh belas) nilai pokok kewirausahaan tersebut di atas tidak lain. serta merta secara langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun 6. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi nilai-nilai kewirausahaan menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai habatan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu : 7. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya 1. Mandiri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Kreatif 8. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Berani mengambil resiko 9. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka 4. Berorientasi pada tindakan memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan 5. Kepemimpinan 10 11
  • 12. 6. Kerja keras 3. Sekolah: a. Guru mampu memberikan keteladanan terhadap penanaman nilai-nilai Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (harga mati) bahwa semua kewirausahaan kepada peserta didik terutama enam nilai pokok kewirausahaan sekolah secara seragam menginternalisasi enam nilai-nilai kewirausahaan tersebut, b. Guru mampu merancang pembelajaran yang terintegrasi nilai-nilai namun setiap jenjang satuan pendidikan dapat menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan kewirausahaan yang lain secara mandiri sesuai dengan kebutuhan sekolah. Di c. Guru mampu memahami konsep-konsep kewirausahaan samping enam nilai pokok kewirausahaan, pada jenjang pendidikan tertentu d. Guru memiliki keterampilans/kill berwirausaha (SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK) juga perlu diimplementasikan konsep dan e. Kepala sekolah mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat keterampilan (skill) kewirausahaan. Konsep dan keterampilan (skill) kewirausahaan bagi pengembangan sekolah/madrasah yang akan diimplementasikan pada setiap jenjang pendidikan berbeda kedalaman f. Kepala sekolah bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah dan keluasannya. Konsep dan keterampilan (skill) kewirausahaan yang akan sebagai organisasi pembelajaran yang efektif diimplementasikan pada jenjang pendidikan menengah (SMP/MTs, SMA/MA, dan g. Kepala sekolah memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam SMK/MAK tampak pada Tabel ... (Lihat Tabel Pendidikan Menengah) melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah/madrasah h. Kepala sekolah pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam H. Kriteria Keberhasilan Program Pendidikan Kewirausahaan menghadapi kendala sekolah/madrasah Keberhasilan program pendidikan kewirausahaan dapat diketahui melalui pencapaian i. Kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar peserta kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara lain meliputi: didik j. Kepala sekolah menjadi teladan bagi guru dan peserta didik 1. Peserta Didik k. Lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang bernuansa a. Memiliki kemandirian yang tinggi nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan. b. Memiliki kreatifitas yang tinggi c. Berani mengambil resiko d. Berorientasi pada tindakan e. Memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi f. Memiliki karakter pekerja keras g. Memahami konsep-konsep kewirausahaan h. Memiliki keterampilan/skill berwirausaha di sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan. 2. Kelas: a. Lingkungan kelas yang dihiasi dengan hasil kreatifitas peserta didik b. Pembelajaran di kelas yang diwarnai dengan keaktifan peserta didik c. Lingkungan kelas yang mampu menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan 12 13
  • 13. KAJIAN TEORITIS A. Konsep Kewirausahaan dan Karakter Wirausaha Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Seseorang yang memiliki karakter selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face if risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya. Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka 15
  • 14. yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, 5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997). usaha (Zimmerer, 1996) 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi memenangkan persaingan. semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah Berdasakan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut: dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya 1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology), diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa 2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge), kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinalan. Bentuk ketata 3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or kelakukan ciri-ciri wirausaha nampak pada tabel berikut. services), 4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih Tabel 2: Bentuk Ketata Kelakukan Ciri-ciri Karakter Wirausaha banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources). Ciri-ciri Kewirausahaan Bentuk Tata – Kelakuan Percaya diri 1. Bekerja penuh keyakinan Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran 2. Tidak ketergantungan dalam melakukan pekerjaan pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang Berorientasi pada tugas 1. Memenuhi kebutuhan akan prestasi yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang Dan hasil 2. Orientasi pekerjaan berupa laba, tekun dan menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. tabah, tekad kerja keras. 3. Berinisiatif Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya kewirausahaan, yaitu: Berani mengambil risiko 1. Berani dan mampu mengambil resiko kerja 2. Menyukai pekerjaan yang menantang 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan Berjiwa Kepemimpinan 1. Bertingkah laku sebagai pemimpin yang sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad terbuka terhadap saran dan kritik. Sanusi, 1994) 2. Mudah bergaul dan bekerjasama dengan orang lain 2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha Berfikir ke arah hasil 1. Kreatif dan Inovatif dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997) (manfaat) 2. Luwes dalam melaksanakan pekerjaan 3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) 3. Mempunyai banyak sumberdaya 4. Serba bisa dan berpengetahuan luas dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Keorisinilan A. Berfikiran menatap ke depan 4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan B. Perspektif berbeda (Drucker, 1959) Sumber: Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo (1999) 16 17
  • 15. Apabila mempelajari sejarah, dalam setiap periode atau era sejarah, pendidikan Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki kewirausahaan mempunyai makna dan arah yang berbeda. Peta orientasi pendidikan adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan kewirausahaan dapat digambarkan seperti dalam tabel di bawah ini. tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan Tabel 3: Peta Orientasi Pendidikan Kewirausahaan dari Era Pertanian – di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan Industri – ke Era Knowledge Economy kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to Dunia Kerja Era Pertanian Era Industri Era Knowledge create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif Economy Sekolah dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk Metode Sosialisasi (tacit to Banking system How to learn Pembelajaran tacit) (tacit to explisit) (explisit to tacit dan memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dari explisit to kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan explisit) Kuantitas Analisa data ke keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk Peserta didik Keterampilan rutin pengetahuan informasi ke mengembangkan ide dan meramu sumber daya. sehari-hari diaplikasikan ke pengetahuan ke ulangan harian, test, sebanyak mungkin ujian aplikasi manfaat Sekadar data dan Pengetahuan itu Inovasi adalah B. Deskripsi Pendidikan Kewirausahaan Pengetahuan informasi informasi, tumpukan pengetahuan data (otak adalah Membangun semangat kewirausahaan dan memperbanyak wirausahawan, Pemerintah server) Tangan cerdas Terampilan Kesatuan antara telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Keterampilan menjawab soal pengetahuan, ulangan harian, keterampilan dan Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Instruksi ini mengamanatkan objective test sikap kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program- Sikap Sabar Lebih cepat lebih Kreatif, inovatif baik program kewirausahaan. Pemerintah menyadari betul bahwa dunia usaha merupakan Tukang Teknolog (operator Ilmuwan yang tulang punggung perekonomian nasional, sehingga harus diupayakan untuk Sains mesin produksi) berjiwa inovatif (Thomas Alva ditingkatkan secara terus menerus. Melalui gerakan ini diharapkan karakter Edison) kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia, IPS Sejarah Mistis Hero militer dan Sejarah Penemuan politikus Sains dan Teknologi sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang handal, tangguh, Dapat memenuhi Indeks Prestasi Kemampuan dan mandiri. Menurut pendapat Suherman (2008), hal itu sangat penting mengingat Penilaian Hasil kebutuhan hidup Belajar memroses data ke Belajar sehari-hari secara informasi ke bahwa sebenarnya aktivitas kewirausahaan tidak hanya berada dalam tataran micro- mandiri. Raport pengetahuan dan ke economy. aplikasi tak terbatas pada manfaat bagi konsumen Hingga saat ini upaya tersebut masih berlangsung, karena kegiatan yang bercirikan Kepemimpinan Paternalistik Hirarkis Manajement talent kewirausahaan tidak hanya terbatas dalam bidang bisnis dengan tujuan mencari laba. (player, pencipta jasa) Yang membuat kewirausahaan menjadi menarik banyak pihak untuk memahaminya ialah kontribusi istimewa yang dihadirkan oleh mereka yang melakukan tindakan yang terkait dengan kewirausahaan. Misalnya, Timons dan Spinelli (2007) membuat 18 19
  • 16. pengelompokan yang diperlukan untuk tindakan kewirausahaan dalam enam (6) hal, Tabel 4. Penduduk Menurut Jenis Kegiatannya yakni: (1) Commitment and determination; (2) Leadership; (3) Obsession to the No. Jenis Kegiatan 2009 (Feb) opportunity; (4) tolerance toward risks, ambiquity, and uncertainty; (5) Creativity, 1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 168.264.448 tougness, and adaption; and (6) Motivation for achievement. 2 Angkatan Kerja 113.774.408 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 67.6% Kewirausahaan merupakan suatu proses dinamis untuk melakukan aktivitas ekonomi Bekerja 104.485.444 yang terencana dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dan peluang dan Pengangguran Terbuka *) 9.258.964 Tingkat Pengangguran Terbuka 8.14% hambatan dalam melakukan suatu usaha yang bemanfaat bagi kesejahteraan. Oleh 3 Bukan Angkatan Kerja 54.520.040 karenanya makna penting yang terkandung dalam kewirausahaan, menurut Kristanto Sekolah 13.665.903 (2009), yaitu: ilmu, seni, perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki Mengurus Rumah Tangga 32.578.420 Lainnya 8.275.717 kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif *) Pengangguran Terbuka: (create a new and different). Jadi ada tiga indikator utama dari kewirausahaan yaitu: Mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi belum dimulai. berpikir sesuatu yang baru (kreatif), bertindak melakukan sesuatu yang baru (inovatif), [Sumber: BPS, 2009] dan berkeinginan menciptakan nilai tambah (value added). Oleh karena itu, seseorang yang disebut dengan “wirausahawan” mutlak harus memiliki kemampuan untuk selalu Data berkenaan dengan pengangguran terbuka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat berpikir sesuatu yang baru, bertindak melakukan sesuatu yang baru, dan berkeinginan Statistik (2009) menunjukan bahwa jumlah terbesar pengangguran terbuka berasal dari menciptakan nilai tambah. tamatan satuan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang disajikan dalam ilustrasi sebagai berikut. Pemerintah telah berupaya untuk memasyarakatkan kewirausahaan, namun upaya tersebut belum membawa pengaruh yang signifikan karena masih banyak penduduk Tabel 5: Pengangguran Terbuka*) yang tidak produktif setiap tahun. Hal itu memunculkan pertanyaan, seberapa jauh Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan keberhasilan pelaksanaan Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan yang telah dilakukan sejak tahun 1995 dan apa dampak dari progran itu. Pendidikan Tertinggi Yang 2009 No. Ditamatkan (Februari) Integrasi pendidikan kewirausahaan yang dilakukan saat ini merupakan momentum 1 Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD 2.620.049 untuk revitalisasi kebijakan Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan 2 Sekolah Dasar 2.054.682 Kewirausahaan, mengingat jumlah terbesar pengangguran terbuka dari tamatan satuan 3 SLTP 2.133.627 pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 4 SMTA 1.337.586 Data pengangguran terbuka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (2009) 5 Diploma I/II/III/Akademi 486.399 menunjukan bukti masih banyak penduduk yang perlu ditingkatkan produktivitasnya. 6 Universitas 626.621 Apabila tidak ada penanganan yang serius terhadap masalah ini bukan tidak mungkin Total 9.258.964 angka pengangguran akan terus meningkat setiap tahunnya. Data pengangguran dari *) Pengangguran Terbuka: mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi Badan Pusat Statistik adalah sebagaimana yang disajikan dalam ilustrasi sebagai belum dimulai. berikut. 20 21
  • 17. Dalam konteks ini, pendidikan kewirausahaan harus mampu mengubah pola pikir para sedikit berasal dari yang telah mengecap pendidikan formal. Selanjutnya, Friedman peserta didik sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2006). Pendidikan (2009) menyebutkan bahwa negara kita menjadi negara pengekspor tenaga kerja yang kewirausahaan akan mendorong para pelajar dan mahapeserta didik agar memulai kurang “kreatif” sehingga berbagai permasalahan yang harus dihadapi mereka. mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir yang selalu beorientasi Sementara hampir 45% tanaga kerja kita saat ini tidak lulus Sekolah Dasar. Akibatnya, menjadi karyawan diputar balik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan. Dengan produktivitas mereka juga rendah. Hal ini lebih lanjut berakibat pada rendahnya daya demikian kewirausahaan dapat diajarkan melalui penanaman nilai-nilai kewirausahaan saing Republik ini dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti Thailand, yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha agar para peserta Vietnam, Malaysia, Cina, dan lebih-lebih lagi Singapore. Pada tataran psikologis didik kelak dapat mandiri dalam bekerja atau mandiri usaha. semua orang mempunyai banyak sedikitnya potensi intrepreneur, namun potensi ini tidak akan muncul optimal atau bahkan hilang sama sekali jika tidak dikembangkan Hal yang tidak bisa dilupakan dan dirasakan sangat penting dalam konteks pendidikan iklim yang sesuai dengan perkembangan potensi itu. Pendidikan yang intelektualitas yang berwawasan kewirausahaan di sekolah yaitu bahwa Kementerian Pendidikan yang cenderung sangat bersifat formal dengan membiarkan kemampuan kreativitas dan Nasional juga perlu membuat kerangka pengembangan kewirausahaan yang ditujukan inovasi peserta didik antara lain yang menyebabkan kondisi sosio-psikologis ini. Kata bagi kalangan pendidik dan kepala sekolah. Mereka adalah agen perubahan ditingkat kuncinya adalah pendidikan entrepreneur menjadi sebuah keniscayaan. sekolah yang diharapkan mampu menanamkan karakter dan perilaku wirausaha bagi jajaran dan peserta didiknya. Pendidikan yang berwawasan kewirausahan ditandai Pendidikan kewirausahaan akan memberikan peluang tumbuh dan berkembangnya dengan proses pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi kearah potensi kreativitas dan inovasi anak. Nilai-nilai kewirausahaan akan menjadi pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum karakteristik peserta didik yang dapat digunakannya dalam bersosialisasi dan terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. berinteraksi dengan lingkungnnya. Pada akhirnya pribadi yang memiliki karakter kreatif, inovatif, bertangung jawab, disiplin dan kosisten akan mampu memberikan C. Pendidikan Kewirausahaan dalam Perspektif Sosio-Psikologis. kontribusi dalam pemecahan masalah sumber daya manusia Indonesia. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pendidikan kewirausahaan sangat berorientasi pada Analisis pascakolonial mengenai pendidikan menunjukan bahwa Indonesia belum sosio-psiklogis. Pendidikan kewirausahaan akan mereduksi mindset peserta didik dapat melepaskan diri dari tujuan pendidikan kolonial, yaitu menjadi pegawai dan tentang tujuan dan orientasi mengikuti pendidikan untuk menjadi pegawai negeri. bukan menjadi seseorang yang dapat berdiri sendiri. Kondisi sosio-psikologis ini Pendidikan kewirausahaan juga mempersiapakan peserta didik memiliki sikap sepertinya memberikan implikasi dalam tataran kehidupan sosial. Dewasa ini terdapat kewirausahaan dan mampu mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk menghadapi kecenderungan semakin tinggi seseorang mendapat pendidikan semakin besar masa depannya dengan segala problematikanya. Ini berarti pendidikan kewirausahaan kemungkinannya jadi penganggur. Apa yang menyebabkan republik yang kaya raya bersamaan dengan substansi pendidikan lainnya akan mereduksi sejumlah persoalan sumber daya alamnya ini namun masih tergolong negara berkembang yang miskin. sosiologis yang terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Sebab itu, Menurut Tilaar (2009,44), hal ini disebabkan kemampuan sumber daya manusia yang pengembangan pendidikan kewirausahaan ini harus memperhatikan suasana psikologis tidak dapat memanfaatkan kekayaan alamnya itu. Setiap tahun angka kemiskinan relatif dan iklim sosial. bertambah, penggangguran tidak berkurang yang tentu saja memberikan implikasi lain bagi kehidupan sosial. Sangat ironis, jika ternyata komunitas penggangguran tidak 22 23
  • 18. D. Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Di samping itu pendidikan kewirausahaan dapat juga diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran yang formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. berwawasan pendidikan kewirausahaan tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam sehari-hari di masyarakat. keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan E. Psikologi Perkembangan Peserta Didik di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep pembentukan karakter wirausaha peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua kecerdasan. Teori ini membahas tentang bagaimana seseorang mempersepsi yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini berpendapat bahwa elektronik ditengarai berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan belajar peserta didik. sendirinya terhadap lingkungan. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal semakin canggih seiring pertambahan usia. Tahapan perkembangan tersebut lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar sebagaimana berikut : peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar, 1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) terutama pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha peserta didik sesuai 2. Periode pra - operasional (usia 2–7 tahun) tujuan pendidikan dapat dicapai. Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan 3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) karakter termasuk karakter wirausaha dan peningkatan mutu akademik peserta didik. 4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa) Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk Terkait dengan rancangan pengembangan pendidikan kewirausahaan di sekolah, empat membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan tahapan perkembangan tersebut di atas, ada tiga tahapan yang akan dipaparkan dalam minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan uraian ini yaitu tahap/periode pra-operasional (usia 2–7 tahun), periode operasional atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. konkrit (usia 7–11 tahun), dan periode operasional formal (usia 11 tahun sampai Kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa dewasa). tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik. 24 25
  • 19. 1) Tahapan pra-operasional (2 – 7 Tahun) c. Decentering, anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi Menurut Piaget, ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan kecil yang tinggi. merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egoinfantil, anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. d. Reversibility anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda. sebelumnya. Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan e. Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Pada permulaan tahapan ini, mereka yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cenderung egoinfantil, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia cangkir lain. dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan f. Penghilangan Sifat Egoinfantil, kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif pada saat ini dan menganggap setiap salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan. menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke 2) Tahapan operasional konkrit (7-11 tahun) ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan Tahapan ini muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang. ini adalah: 3) Tahapan operasional formal (11-15 tahun) a. Pengurutan, kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya b. Klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat berperasaan) 26 27
  • 20. terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa G. Pendidikan Kewirausahaan di Lingkungan Sekolah secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan Pendidikan kewirausahaan, dilihat dari siapa yang bertanggung jawab banyak pendapat perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan mengatakan bahwa pendidikan kewirausahaan menjadi tanggung jawab bersama antara sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit. dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Guruvalah Menurut Piaget, proses belajar terjadi apabila proses pengolahan data yang aktif di 2003 :1). pihak yang belajar. Pengolahan data yang aktif itu merupakan aktivitas lanjutan Pendidikan kita terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal (keluarga), dari kegiatan mencari informasi dan dilanjutkan dengan kegiatan penemuan- formal (sekolah) dan nonformal (masyarakat). Dilihat dari sasaran yang ingin dicapai, penemuan (discovery). Berdasarkan pandangan ini, peserta didik dianggap sebagai sasaran pendidikan kita adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap subyek belajar yang aktif menimbulkan stimulasi bagi dirinya, mencari jawaban mental atau moral) dan psikomotorik (skill/keterampilan). Pada umumnya sekolah terhadap stimulasi tersebut serta mengembangkan stimulasi untuk hal-hal yang baru. sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar dijadikan Apa yang telah ada dalam diri seseorang antara lain kapasitas dasar kemampuan tumpuan dan harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Karena itu, intelektualnya yang disebut “skema”. Setiap orang memiliki skema yang berbeda sekolah senantiasa memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang tergantung pada apa yang telah dipelajari dan dimilikinya. Skema yang dimiliki bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), pembentukan sikap dan keterampilan seseorang mempunyai sifat yang selalu berkembang dan dipengaruhi kematangan bagi peserta didik termasuk sikap mental wirausaha. Dalam praktik di sekolah, untuk bio-psikologis pengalaman belajar yang pernah ditempuhnya, lingkungan sosial, menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik ada beberapa hal yang dan keseimbangan dalam dirinya, seseorang baru dapat dikatakan belajar apabila dapat dilakukan antara lain: skemanya mulai berkembang. Jadi, pendidikan baru bermakna apabila skema 1) Pembenahan dalam Kurikulum peserta didik berubah ke arah lebih maju. Proses perubahan skema menurut Piaget terjadi melalui proses asimilasi dan akomodasi. Pembenahan kurikulum dalam rangka menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan yang mampu membentuk karakter wirausaha pada peserta didik dapat dilakukan dengan cara melengkapi materi kurikulum yang telah ada dengan F. Pendidikan Berbasis Otak (Brain Based Research) bidang studi kewirausahaan khususnya di SMK, dan mengintegrasikan nilai-nilai Dalam penelitian berbasis otak, ditemukan struktur, letak bagian otak dan zat kimia wirausaha kedalam silabus dan RPP. (Lihat contoh Silabus dan RPP dalam otak (hormon) mempengaruhi jenis kecerdasan yang beranekaeagam. Pembelajaran lampiran 1 dan 2). aktif akan mengembangkan kewirausahaan dalam diri anak, jika seluruh bagian otak dioptimalkan.Peserta didik tidak mudah belajar atau berpikir ketika emosi peserta didik 2) Peningkatkan Peran Sekolah dalam Mempersiapkan Wirausaha. terganggu. Relasi hangat antar peserta didik, guru mempengaruhi tingkat efektivitas Hakikat persiapan manusia wirausaha adalah dalam segi penempaan karakter pembelajaran. Oleh karena itu, sentuhan kasih sayang, saling memaafkan, saling wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan manusia wirausaha terletak pada menghormati, kerjasama antar guru, antar peserta didik, kecerian menjadi pemicu penempaan semua daya kekuatan pribadi manusia itu untuk menjadikannya dinamis perkembangan keutuhan aspek akademik dan non akademik. Keutuhan hard skill dan dan kreatif, di samping mampu berusaha untuk hidup maju dan berprestasi. soft skilll akan melahirkan jiwa kewirausahaan. Manusia yang semacam itu yang menunjukkan ciri-ciri wirausaha. Seperti telah 28 29