Revitalisasi peran kaum awam dalam Gereja membahas status teologis kaum awam berdasarkan Konsili Vatikan II. Kaum awam memiliki martabat kristiani setara dengan status hidup lainnya dan memiliki tugas kerasulan yang penting bagi Gereja untuk membawa Kerajaan Allah di dunia melalui pembaharuan tata dunia secara kristiani.
2. WHAT WE TALK ABOUT?
Status teologis kaum awam
Kerasulan: internal dan eksternal,
pemberdayaan dan pelaksanaannya
Status keawaman dan modernitas
3. Pokok-pokok Revitalisasi
Pemahaman mengenai Gereja secara utuh Konsep
eklesiologi Vatikan II dan konsekwensi-nya bagi status
hidup kaum awam:
Gereja
yang berciri: sakramental, komunio, apostolik
– misioner dan diakonal dalam relasi dengan dunia
Gereja yang kelihatan sebagai lembaga sekaligus
harus dihayati sebagai peristiwa hidup orang
beriman jadi bukan melulu pengalaman
institusional melainkan pengalaman spiritual dan
relasi personal baik dengan Allah maupun sesama
manusia
Gereja: tetap berciri “katolik” (LG 13) yakni komunitas
terbuka (tidak ghetto) dengan memiliki kemampuan
inkulturatif dan dialogal walau pun tidak kehilangan
jati dirinya.
4. Pemahaman dan pelaksanaan Gereja yang
berciri hirarkis
Hubungan hirarki dan kaum awam dalam perspektif
kerasulan awam (LG 37) pelaksanaannya menurut
AA no.24.25.26
Partisipatoris –Sinergis: “ Satu misi banyak aksi” :
Misi Kristus dalam Gereja yang mempersatukan
seluruh gerak Tubuh Kristus. Kerasulan terpadu (AA
18) dan AA no.20.
Leadership dalam Gereja : dari “status” ke “fungsi”
dan dari “tahta” ke “pelayanan” dengan tujuan:
menggem-balakan dan mengembangkan Umat Allah
(LG no 18) leader adalah “penjamin kesatuan dalam
Gereja”. “pastor sentris” ke “eklesio-sentris”
5. Penjabaran identitas kaum awam dalam
bentuk praksis:
realitas keduniaan adalah ‘medan keawaman’:
ke-erat-an hubungan keawaman dengan hal
ikhwal kehidupan “duniawi” : peristiwa hidup
dalam keluarga dan masyarakat serta tata hidup
di dunia.
mengembangkan spiritualitas Kerajaan Allah di
tengah keduniaan ini proses pengudusan
dunia (sanctificatio mundi)
6. medan panggilan kaum awam: dunia sosialkemasyarakatan – politik (sos-kem-pol), sosial ekono-mi
dan budaya (sos-ek-bud):
kerasulan awam terutama adalah kerasulan
“sekuler” ibarat garam dan terang
terkait dengan potensi kaum awam dalam
bidang-bidang tersebut berkat ilmu
pengetahuan, kompetensi dan minat kaum
awam.
untuk ini kaum awam ditantang untuk
menjadi orang-orang “profesional” dan punya
wawasan yang cukup luas dan mendasar
mengenai dunia dan peristiwa hidup manusia
7. kaum awam dan gerakan evangelisasi :
peran kaum awam dalam mewartakan Injil
Yesus Kristus.
AG 21c: “tugas utama kaum awam ialah
memberi kesaksian akan Kristus..dengan
kehidupan dan kata dalam keluarga, kalangan
sosial dan lingkungan profesi mereka”
CFL 33: mengacu pada perintah Kristus “pergilah
ke seluruh dunia dan wartakanlah injil kepada
segala makhluk” (Mk 16,15) kaum awam
mendapat tugas evangelisasi, agar: dibangun
persekutun iman.
9. Perutusan Awam dalam Gereja
(AA no.1)
Mandat Gereja: dipanggil untuk menyebar
Kerajaan Kristus agar semua orang diikutsertakan dalam penebusan yang membawa
keselamatan. ini juga mandat kerasulan
awam.
Jiwa/prinsip kerasulan: “Prinsip Tubuh
Mistik Kristus” (bdk Ef 4,1-16)
Ciri khas Awam: relasinya dengan urusanurusan duniawi di tengah masyarakat.
10. Azas-azas Kerasulan (AA no.3)
Azas sakramental: kerasulan awam dijalankan
karena mengalir dari persatuan dalam cinta
kasih Kristus yang diterima lewat sakramensakramen.
Kerasulan dijalankan dalam semangat iman,
harapan dan kasih agar Allah dimuliakan dan
semua orang memperoleh kehidupan yang kekal
Kerasulan dijalankan dengan kepercayaan
bahwa Roh Kuduslah yang berkarya demi
penyucian dan pertumbuhan Gereja.
11. Spiritualitas Awam dalam kerasulan
(AA no. 4)
Kesatuan mesra dengan Kristus (bdk Yoh 15,5) yang
merupakan inti hidup spiritual Kaum awam menjiwai
seluruh karya kerasulan mereka
Dengan kebersamaan dengan Kristus, kaum awam
membaktikan seluruh diri untuk melu-askan Kerajaan
Allah dan menyempurnakan tata hidup duniawi ini
dengan semangat kristiani.
Terdorong oleh kasih, mereka mengamalkan kebaikan
terhadap semua orang dan menanggal-kan kejahatan
(1Ptr 2,1), menghayati semangat Sabda Bahagia dan
mengikuti Kristus yang miski dan rendah hati.
Bercermin pada teladan Bunda Maria: bertekun dalam
tugas keseharian sambil tetap bersatu dengan Yesus Sang
Putra, sehingga akhirnya mulia bersama PutraNya dan
tetap memperhatikan kita.
13. Eklesiologi konsili Vatikan II
Kaum awam dibicarakan terkait dengan
martabat kristiani tertentu (berkat baptis)
peristiwa iman personal/individual: ketika setiap
orang dibaptis bersatu dengan Kristus dan menyebut
“Abba” (Bapa) kepada Allah. (bdk Rom 8,15).
martabat universal (seluruh Gereja) yang dimiliki
oleh status hidup kaum beriman lain (religius dan
klerus) (bdk LG 31).
martabat yang menunjukkan panggilan ke hidup suci
(bdk LG 40) sebagai kesempurnaan hidup kristiani.
kedudukan dan martabat paling luas dan mendasar
di sebut dalam LG 30: “Segala sesuatu yang telah
dikatakan tentang Umat Allh sama-sama dimaksudkan
bagi kaum awam pria maupun wanita, mengingat
kdudukan dan perutuan mereka”.
14. Konskwensi eklesiologis bagi peran Awam:
Tugas kerasulan yang sungguh amat dibutuhkan
Gereja demi tugas perutusan Gereja di dunia, dengan
beberapa alasan (AA no.1):
peran mereka dalam pertumbuhan hidup Gereja
seperti ternyata dalam Kitab Suci: Kis 11,19-21;
18,26; Rom 16,1-16 dan Flp 4,3).
makin majunya peradaban manusia dan
hubungan-hubungan antar manusia , dengan
masalah-masalah baru yang ditimbulkannya yang
mau tidak mau terkait dengan kehidupan.
di banyak daerah jumlah imamnya sedikit
sehingga tanpa peran awam, Gereja tidak bisa
hadir dan aktif.
15. Menyatu dengan perutusan Gereja dan tak
terpisahkan dengan seluruh Gereja (sentire
cum ecclesia), dengan perannya yang khas:
Pembaharuan tata dunia secara kristiani (AA
no 7 bdk LG 31) “consecratio mundi”=
pengudusan dunia. Dari perspektif Injili
mengarahkan manusia dan dunianya untuk
menghayati nilai tertinggi yang sdh
ditanamkan oleh Allah Pencipta.
Di tengah dan bersama warga masyarakat
memperba-harui tatanan hidup ini dan
diselarakan dengan asas-asas hidup kristiani