Controlled-release fertilizer is one method to reduce the rate of loss due to leaching of fertilizer from the soil by rain or irrigation water. One agent that can be used for this controlled-release fertilizer is a polymer material that is coated on NPK fertilizer. Coating polymer material used for NPK fertilizer is a mixture of starch, acrylamide, PVA and chitosan that formulated and irradiated at a dose of 20 kGy. The purpose of this study is to get the best ratio of coating materials and NPK fertilizers which made with pelletizer machine. NPK fertilizer mashed and mixed with a polymer coating materials with a ratio of coating material / NPK; 1/9, 2/8 and 3/7.. The results obtained were the largest pellet output capacity is 4.28 g / min by using ratio of the coating material and NPK fertilizer of 1/9 and the greatest durability value is 87.1%. at ratio of 3/7 . NPK fertilizer which coated with a coating of polymer materials and fertilizers with ratio of 1/ 9, 2/8 and 3/7 the results shows on the release of NPK is not so difference.
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FISIK PELLET PUPUK NPK
1. PENGARUH PERBANDINGAN
BAHAN PELAPIS POLIMER DAN
PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FISIK
PELLET PUPUK NPK
Gatot Trimulyadi Rekso, Adjat Sudradjat
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Lebak bulus raya No 49 Jakarta 12070
E-mail : gatot2811@yahoo.com
3. Pada penelitian yang kan dilakukan adalah mendapatkan perbandingan optimum bahan
pelapis dan pupuk urea dalam bentuk pellet. Parameter meliputi perbandingan bahan
pelapis dan berat pupuk dan kecepatan putaran alat. Karakterisasi meliputi bulk
density, durabilitas, daya serap air dan kekerasan.
4. Latar Belakang
Pupuk Urea Pupuk Pellet Urea
Mekanisme Pelepasan Nutrisi dalam Polimer Coating Urea (PCU)
7. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi polimer bahan pelapis pupuk NPK dengan FTIR
Gambar 1. Spektra IR Formula bahan pelapis pada a) 0 kGy
dan b)pada 20 kGy
Pada Gambar 1. Menunjukkan adanya
perbedaan spektra FTIR antara
kopolimer sebelum dan setelah radiasi
pada sampel pati-PVA- akrilamida-
kitosan
Adanya spektra yang menyempit dari
3400 - 3654 cm-1 yang diduga akibat
berkurangnya gugus fungsi –OH bebas
akibat terkopolimerisasi
8. 1/9 2/8 3/7
4
2
0
perbandingan bahan pelapis dan pupuk NPK
(w/w)
Kapasitasproduksipellet(g/menit)
4,28
3,72
2,52
Gambar 2. Pengaruh komposisi bahan pelapis (polimer) terhadap
kapasitas produksi pellet (g/menit)
Perbandingan bahan pelapis dan pupuk
yang lebih rendah menghasilkan kapasitas
hasil yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perbandingan yang lebih besar (2/8
dan 3/7).
Hal ini dikarenakan dengan bertambah
besarnya bahan pelapis yang di
tambahkan pada pupuk adonan pupuk
pellet yang dihasilkan pada jangka waktu
tertentu lebih rendah.
Ini disebabkan adonan lebih lunak dan
lengket di dalam rongga alat peletizer dan
menyumbat lobang pengeluaran peralatan
peletizer, sehingga kapasitas produksinya
menurun.
9. Uji Durabilitas
Durabilitas pellet adalah ketahanan partikel
pellet yang dirumuskan sebagai persentase dari
banyaknya pupuk pellet utuh setelah melalui
perlakuan fisik dalam alat uji .
Durabilitas terkait dengan berbagai proses
dalam pemanfaatan pelet seperti proses
transportasi (pengangkutan), serta
pendistribusian pelet yang dihasilkan,
oleh karena itu pengukuran durability pelet
penting dilakukan. Pengaruh komposisi bahan
pelapis (polimer) dan NPK terhadap durabilitas
(%) ditunjukkan oleh Gambar 3.
1/9 2/8 3/7
100
80
60
40
20
0
Perbandingan bahan pelapis dan pupuk NPK
(w/w)
Durabilitas(%)
72,4 %
85,2 % 87,1 %
Gambar 3. Pengaruh komposisi bahan pelapis (polimer) pada
pupuk terhadap sifat durabilitas (%)
10. Kapasitas hasil material pellet
1/9 2/8 3/7
30
25
20
15
10
5
0
perbandingan bahan pelapis dan pupuk NPK
w/w)
Beratpelletselama5menit(g)
Gambar 2. Pengaruh variasi komposisi bahan pelapis (polimer)dan NPK
terhadap berat material pellet selama 5 menit
Pada Gambar 2. Menunjukkan bahwa
perbandingan bahan pelapis dan pupuk NPK
sebesar 1/9 menghasilkan material pellet yang
paling banyak 21,4 g dan bertambah besar
perbandingan bahan pelapis pada pupuk NPK,
yaitu pada perbandingan 2/8 dihasilkan 18,6 g
dan 3/7 sebesar 12,62 g.
Penyebab menurunya jumlah pellet yang
dihasilkan karena campuran pupuk dengan
bahan pelapis yang lebih banyak menjadi lebih
lunak dan lengket sehingga waktu di buat
dalam mesin peletizer akan terjadi penyumbatan
menyumbat pada lubang pengeluaran dan
lengket pada peralatan.
11. Sifat Slow Release NPK yang dilapisi bahan pelapis polimer.
360300240180120600
80
60
40
20
0
Waktu (menit)
FosfatRelease(%)
pelapis/pupuk : 3/7
pelapis/pupuk : 2/8
pelapis/pupuk: 1/9
Hasil analisis ditunjukkan pada gambar 4. Hasil
menunjukan bahwa NPK yang dilepaskan pada
pupuk NPK yang dilapisi dengan pelapis bahan
polimer dan pupuk dengan perbandingan1/9, 2/8
dan 3/7 menghasilkan pelapasan NPK dengan
perbedaan tidak terlalu besar
12. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan :
Kapasitas hasil pellet yang terbesar
mempergunakan perbandingan bahan
pelapis dan pupuk NPK dengan
perbandingan 1/9 sebesar 4,28 g/menit dan
nilai durabilitas terbesar pada perbandingan
3/7 dengan nilai 87,1 %. NPK yang
dilepaskan pada pupuk NPK yang dilapisi
dengan pelapis bahan polimer dan pupuk
dengan perbandingan1/9, 2/8 dan 3/7
menghasilkan pelepasan NPK dengan
perbedaan tidak terlalu besar