Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi radiasi untuk kopolimerisasi cangkok asam akrilat dan akrilamida pada khitin sebagai bahan penukar ion. Metode yang digunakan adalah iradiasi sinar gamma untuk memodifikasi khitin agar dapat digunakan sebagai pengkelat dan penukar ion logam."
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
1. APLIKASI RADIASI UNTUK KOPOLIMERISASIAPLIKASI RADIASI UNTUK KOPOLIMERISASI
CANGKOK ASAM AKRILAT DAN AKRILAMIDACANGKOK ASAM AKRILAT DAN AKRILAMIDA
PADA KHITIN SEBAGAI BAHAN PENUKARPADA KHITIN SEBAGAI BAHAN PENUKAR
IONION
Gatot Trimulyadi Rekso
NIP : 19541128 198503 1 002
DISAJIKAN PADA
PRESENTASI ILMIAH PENELITI UTAMA
PUSAT APLIKASI ISOTOP DAN RADIASI
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2014
2. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 2
Produk
Industri Kimia
Limbah
Limbah cair yang mengandung logam berat merupakan bahan
pencemar yang sangat membahayakan lingkungan dan
kesehatan
Salah satu teknik untuk memperkecil kandungan
logam berat adalah secara adsorpsi
Perlu dikembangkan pembuatan bahan adsorben pengkelat/
penukar ion yang baik dari bahan dasar yang mudah diperoleh
Polimer alam Jumlahnya berlimpah
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
3. Cangkang kepiting
Cangkang rajungan
Kulit udang
Tulang cumi-cumi
Anthropoda
kapang/jamur
Biopolimer terbesar kedua
di alam
POLIMER ALAMPOLIMER ALAMPOLIMER ALAMPOLIMER ALAM
KHITINKHITIN
Shells of mollusks
4. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 4
Menurut Kementerian Kelautan dan
Perikanan Ekspor udang tahun
2014 bisa mencapai 200.000 ton
Jumlah ini meningkat 23 % yang
sebelumnya hanya 162.000 ton
5. Sumber potensial khitinSumber potensial khitin
12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 5
Udang Olahan hanya bagian daging saja
Bagian kepala, ekor dan kulit badan dibuang
Mengandung senyawa yang disebut khitin
Kandungan khitin : 14 –27 % Kandungan khitin : 13 – 18 %
Kulit Udang Cangkang
kepiting
6. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 6
TUJUAN PENELITIANTUJUAN PENELITIAN
Modifikasi khitin dengan teknik iradiasi , sehinggaModifikasi khitin dengan teknik iradiasi , sehingga
diperoleh produk baru Khitin-g-Asam Akrilat (khit-g-Aac)diperoleh produk baru Khitin-g-Asam Akrilat (khit-g-Aac)
dan Khitin-g-Akrilamida (khit-g-Aam) yang dapatdan Khitin-g-Akrilamida (khit-g-Aam) yang dapat
digunakan sebagai pengkelat /penukar ion logamdigunakan sebagai pengkelat /penukar ion logam
HIPOTESAHIPOTESA
Pencangkokan asam akrilat dan akrilamida yang bersifat penukarPencangkokan asam akrilat dan akrilamida yang bersifat penukar
ion dan donor elektron pada khitin mengakibatkan matrik khitinion dan donor elektron pada khitin mengakibatkan matrik khitin
memiliki sifat ganda, sebagai pengkelat dan penukar ionmemiliki sifat ganda, sebagai pengkelat dan penukar ion
sehingga kapasitas serapan terhadap ion logam meningkatsehingga kapasitas serapan terhadap ion logam meningkat
7. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 7
Isolasi
FTIR
Karakterisasi
Iradiasi
Reaksi pencangkokan
-Jumlah radikal yang terbentuk
- Massa molekul relatif rata-rata
Hasil pencangkokan (%)
Gugus fungsi
Sifat termal
Kapasitas serapan ionnya
Tahapan PenelitianTahapan Penelitian
8. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 8
KhitinKhitin Polimer rantai lurus dari unit :Polimer rantai lurus dari unit :
2-asetoamido-2deoksi-D-glukosa2-asetoamido-2deoksi-D-glukosa
dengan ikatandengan ikatan ββ 1,41,4
Termasuk golongan homopolisakaridaTermasuk golongan homopolisakarida
yang mempunyai massa molekul tinggiyang mempunyai massa molekul tinggi
Struktur linier 2000-3000 unit monomerStruktur linier 2000-3000 unit monomer
N-asetil-glukosaminN-asetil-glukosamin
Khitin & khitosan adalah nama untukKhitin & khitosan adalah nama untuk
2 kelompok yang tidak dibatasi oleh2 kelompok yang tidak dibatasi oleh
stoikhiometri yang pasti.stoikhiometri yang pasti.
Khitin : N-asetil glukosamin yangKhitin : N-asetil glukosamin yang
terdeasetilasi sedikitterdeasetilasi sedikit
Khitosan : khitin yang terdeasetilasiKhitosan : khitin yang terdeasetilasi
sebanyak mungkinsebanyak mungkin
TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA
9. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 912/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 9
Khitin & khitosan adalah nama untuk 2Khitin & khitosan adalah nama untuk 2
kelompok yang tidak dibatasi olehkelompok yang tidak dibatasi oleh
stoikhiometri yang pasti.stoikhiometri yang pasti.
Khitin : N-asetil glukosamin yangKhitin : N-asetil glukosamin yang
terdeasetilasi sedikitterdeasetilasi sedikit
Khitosan : khitin yang terdeasetilasiKhitosan : khitin yang terdeasetilasi
sebanyak mungkinsebanyak mungkin
10. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 10
Sifat khas khitosan adalah kemampuannyaSifat khas khitosan adalah kemampuannya
membentuk senyawa kompleks dengan ion logammembentuk senyawa kompleks dengan ion logam
dimana gugus amin sebagai donor elektrondimana gugus amin sebagai donor elektron
Agar kemampuan khitosan
mengikat ion logam lebih
tinggi maka perlu dilakukan
modifikasi antara lain
mencangkokkan gugus fungsi
yang bersifat elektron donor
dan penukar ion
Agar kemampuan khitosan
mengikat ion logam lebih
tinggi maka perlu dilakukan
modifikasi antara lain
mencangkokkan gugus fungsi
yang bersifat elektron donor
dan penukar ion
O
O
CH2OH
HO NH2
OHHO
Cu
n
11. Teknik pencangkokan secara kimia:Teknik pencangkokan secara kimia:
12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 11
Kurita,dkk,(1996)
• Sulit dalam 2 fasa
•Proses relatif panjang karena dibuat turunan
• Pelarut DMSO, N,N Dimetil asetaamida
• Pemurnian lebih rumit
• Hasil kurang homogen
12. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 12
PENCANGKOKAN DENGAN TEKNIKPENCANGKOKAN DENGAN TEKNIK
IRADIASIIRADIASI
PENCANGKOKAN DENGAN TEKNIKPENCANGKOKAN DENGAN TEKNIK
IRADIASIIRADIASI
KEUNTUNGANKEUNTUNGAN
KOPOLIMER CANGKOKKOPOLIMER CANGKOK
TEKNIK IRADIATEKNIK IRADIASISI
1. Laju inisiasi tinggi
2. Dapat dilakukan pada
fasa padat dan cair
3. Bebas inisiator dan katalis
4. Produk yang lebih
homogen
5. Dapat dilakukan pada
temperatur rendah
Oleh karena itu perlu dikembangkan metode yang
lebih efisien dan efektif yaitu dengan Teknik iradiasi
13. KOPOLIMERISASI CANGKOK DENGANKOPOLIMERISASI CANGKOK DENGAN
TEKNIK IRADIASITEKNIK IRADIASI
• 1. METODE SIMULTAN1. METODE SIMULTAN
• 2. METODE PRA-IRADIASI2. METODE PRA-IRADIASI
a.a. RADIKAL TERJEBAKRADIKAL TERJEBAK
b. PEROKSIDAb. PEROKSIDA
12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 13
14. 1. METODE SIMULTAN
Pada metode ini polimer dan monomer diiradiasi secara
langsung, bersama-sama dengan kondisi bebas oksigen
Homopolimer
rr
A A A
, M , M - M + M-M
A A A
Rantai polimer
iradiasi
Kopolimer cangkok
15. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 15
2. a. METODE PRA
IRADIASI RADIKAL
TERJEBAK
Pada metode ini, polimer diiradiasi
dahulu dengan kondisi bebas oksigen.
Selanjutnya baru direaksikan dengan
monomer yang digunakan
Iradiation
M
A A A
- M
A A A
Rantai polimer
Inert
Kopolimer cangkok
Iradiasi
16. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 16
2. b. METODE PRA IRADIASI
PEROKSIDA
Pada metode ini polimer diiradiasi dengan
adanya oksigen, sehingga terbentuk
peroksida
Pada metode ini polimer diiradiasi dengan
adanya oksigen, sehingga terbentuk
peroksida
Iradiasi pemanasan
Homopolimer
rr
A A A A A
-O-O- - O - O-M + M- M
A A A A A
Rantai polimer Hidroperoksida
Udara
Kopolimer cangkok
M
18. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 18
BAB III METODOLOGIBAB III METODOLOGIBAB III METODOLOGIBAB III METODOLOGI
PROSES ISOLASI KHITINPROSES ISOLASI KHITIN
KULIT UDANG
PROSES DEPROTEINASI
PROSES DEMINERALISASI
PENGHILANGAN WARNA
KHITIN
NaOH 1M, 80ºC
3 jam, (1:10) w/w
HCl 1M, t ruang
12 jam, (1:10) w/w
Filtrat
Filtrat
19. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 19
Proses pencangkokanProses pencangkokan
KHITINKHITIN
Met. peroksidasi Met. Radikal terjebak
IRADIASI SINAR GAMMA
REAKSI PENCANGKOKAN
PEMISAHAN
KHITIN TERCANGKOK
-Monomer
-Pelarut
-Temperatur
Homo polimer
FTIR
DSC & TGA
XRD
SEM
Kapasitas serapan ion
20. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 20
BAB IV HASIL PENELITIANBAB IV HASIL PENELITIAN
Karakterisasi khitin
No Parameter Nilai
1
2
3
4
5
6
7
Ukuran partikel
Bau
Warna
Kadar air (%)
Kadar abu (%)
Kadar protein (%)
Derajat deasetilasi (%)
Serbuk
Tidak berbau
Putih
10,2
1,8
4,2
38,5
Bilangan gelombang ( cm-1 )
Abs
Regang O-H dan N-H
Regang C-H
Regang C=O
No Gugus fungsi / jenis vibrasi Bilangan gelombang (cm
-1
)
1
2
3
4
5
6
7
Vibrasi ulur gugus –OH
-OH skunder pada C-3
-OH primer pada C-6
Vibrasi ulur karbonil –C=O
Vibrasi ulur -C-N
Vibrasi tekuk –N-H
Vibrasi ulur C-H pada gugus metil –CH3
3450
1317, 1261, 1150
953, 893
1650
1400
1550
2950
21. 0 kGy
6 kGy
9 kGy
12 kGy
15 kGy
12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 21
Untuk reaksi pencangkokan diperlukan
jumlah radikal sebanyak mungkin
dengan dosis serendah mungkin
Pengaruh dosis iradiasi terhadap jumlah radikal yang terbentuk
Peroksida (Bojarski)
Alkil (Bojarski)
23. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 23
Monomer asam akrilatMonomer asam akrilat Monomer akrilamida
1007550250
120
100
80
60
40
20
0
Komposisi pelarut (%)
Hasilpencangkokan(%)
air (A) - metanol (B)
air (A) - as.asetat (B)
metanol (A) - as.asetat (B)
A B
100 75 50 25 01007550250
100
80
60
40
20
Komposisi pelarut (%)
Hasilpencangkokan(%)
air (A) - metanol(B)
air (A) - asam asetat (B)
metanol (A) - asam asetat (B)
BA
100 75 50 25 0
24. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 24
Pengaruh dosis total iradiasiPengaruh dosis total iradiasi
terhadap hasil pencangkokanterhadap hasil pencangkokan
211815129630
120
100
80
60
40
20
0
Dosis Iradiasi (kGy)
HasilPencangkokan(%)
asam akrilat
akrilamida
211815129630
120
100
80
60
40
20
0
Dosis Iradiasi (kGy)
HasilPencangkokan(%)
asam akrilat
akrilamida
G = kpkt
-1
[M] ln {kt {RM•]0 t }
25. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 25
Pengaruh konsentrasiPengaruh konsentrasi
monomer dan waktu reaksimonomer dan waktu reaksi
terhadap hasil pencangkokanterhadap hasil pencangkokan
6543210
120
100
80
60
40
20
0
Waktu reaksi (jam)
Hasilpencangkokan(%)
Asam akrilat 10 %
Asam akrilat 20 %
Asam akrilat 30 %
Asam akrilat 40 %
6543210
120
100
80
60
40
20
0
Waktu reaksi (jam)
Hasilpencangkokan(%)
Asam akrilat 10 %
Asam akrilat 20 %
Asam akrilat 30 %
Asam akrilat 40 %
6543210
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Waktu reaksi (jam)
Hasilpencangkokan(%)
Akrilamida 10 %
Akrilamida 20 %
Akrilamida 30 %
Akrilamida 40 %
6543210
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Waktu reaksi (jam)
Hasilpencangkokan(%)
Akrilamida 10 %
Akrilamida 20 %
Akrilamida 30 %
Akrilamida 40 %
Monomer Asam Akrilat Monomer Akrilamida
G = kpkt
-1
[M] ln {kt {RM•]0 t }
26. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 26
Pengaruh temperatur reaksiPengaruh temperatur reaksi
terhadap hasil pencangkokanterhadap hasil pencangkokan
29. Pengujian sifat termal dengan DSC
KhitinKhitin Khitin-g-AAcKhitin-g-AAc
O
O
CH2
OH NH
C O
CH3
O
C
O
OHCH
n
CH2
C
O
CH
-H2O
O
O
CH2
OH NH
C O
CH3
O
CH2
C
O
O
CH
n
CH2
C
O
OH
CH
CH2
Dehidrasi gugus karboksilat
12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 29
30. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 30
Khit-g-AAm
O
O
CH2
OH NH
C O
CH3
O
C
O
NH2CH
n
CH2
C
O
CH
- NH2
O
O
CH2
OH NH
C O
CH3
O
CH2
C
O
NH
CH
n
CH2
C
O
NH2
CH
CH2
Deaminasi gugus amina
Khitin
33. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 33
Derajat kristalinitas
No Material derajat
kristalinitas (%)
1
2
3
4
5
6
Khitin
Khitin-g-Aac
Khitin-g-Aam
Khitosan
Khitosan-g-Aac
Khitosan-g-Aam
55,8
50,6
45,7
43,4
41,4
37,5
O
HO
H
NH
C
CH3
O
O
CH2HO
CH2
O
OH NH2
C O
CH3
H
O
Derajat kristalinitas
34. Reaksi pencangkokan asam akrilat pada khitin
diperkirakan sebagai berikut :
O
HO
H
NH
C
CH3
O
O
CH2
HO
CH2
O
OH NH
C O
CH3
H
O
O
O
HO
H
NH
C
CH3
O
O
CH2
HO
CH2
O
OH NH
C O
CH3
H
O
O
O
HO
H
NH
C
CH3
O
O
CH2
O
CH2
O
OH NH
C O
CH3
H
O
O
O
HO
H
NH
C
CH3
O
O
CH2
O
CH2
O
OH NH
C O
CH3
O
O
CH2 C
O
OH
CH
O
HO
H
NH
C
CH3
O
O
CH2
O
CH2
O
OH NH
C O
CH3
H
O
O
O
HO
H
NH
C
CH3
O
O
CH2
O
CH2
OH NH
C O
CH3
O
O
CH2
C
O
OH
CH
CH2
C
O
OH
CH
O
n
n
n
CH2
C
O
OH
CH
.
. .
Iradiasi
Pemanasan
36. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 36
Bab V. KESIMPULAN
1. Telah berhasil dicangkokkan asam akrilat dan akrilamida pada khitin dengan
metode pra-iradiasi peroksida dengan kondisi optimal sebagai berikut :
• Dosis iradiasi 12 kG
• Pelarut : metanol/asam asetat= 1/1 untuk pencangkokan asam akrilat dan
air/metanol = 7/3, untuk pencangkokan akrilamida
• Konsentrasi monomer 30
• Temperatur reaksi 70ºC dengan waktu reaksi 3 jam
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencangkokan menggunakan monomer
akrilamida menghasilkan kopolimer cangkok lebih tinggi dibandingkan
pencangkokan menggunakan asam akrilat
3. Kapasitas penyerapan terhadap ion logam (Hg, Cr, Cu) semua kopolimer cangkok
lebih tinggi dari senyawa dasar (khitin, khitosan). Khitosan- g- Aac memiliki
kapasitas serapan tertinggi terhadap ketiga ion logam dibandingkan kopolimer
cangkok lainnya.
1. Telah berhasil dicangkokkan asam akrilat dan akrilamida pada khitin dengan
metode pra-iradiasi peroksida dengan kondisi optimal sebagai berikut :
• Dosis iradiasi 12 kG
• Pelarut : metanol/asam asetat= 1/1 untuk pencangkokan asam akrilat dan
air/metanol = 7/3, untuk pencangkokan akrilamida
• Konsentrasi monomer 30
• Temperatur reaksi 70ºC dengan waktu reaksi 3 jam
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencangkokan menggunakan monomer
akrilamida menghasilkan kopolimer cangkok lebih tinggi dibandingkan
pencangkokan menggunakan asam akrilat
3. Kapasitas penyerapan terhadap ion logam (Hg, Cr, Cu) semua kopolimer cangkok
lebih tinggi dari senyawa dasar (khitin, khitosan). Khitosan- g- Aac memiliki
kapasitas serapan tertinggi terhadap ketiga ion logam dibandingkan kopolimer
cangkok lainnya.
37. 12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 37
Ucapan TerimakasihUcapan Terimakasih
Terimakasih kami ucapkan kepada rekan
rekan di Kelompok Polimer Bidang Proses
Radiasi dan rekan rekan di Instalasi Fasilitas
Iradiasi, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
yang banyak memberikan konstribusi dan
dukungan sehingga penelitian ini dapat
berjalan dengan lancar
12/15/16Badan Tenaga Nuklir Nasional 37
41. Mekanisme pemutusan rantai glukosida akibat radiasi
pada khitosan
R-H R•(C1-C6) + H•
R-H + H• R•(C1-C6) + H2
R•(C1,C4) F1 + F2
R-NH2 + H• R•(C2) + NH3
42. puncak spektrum khitin dan khitin yang
dicangkokkan dengan asam akrilat
No Bilangan gelombang
(cm-1
)
Gugus fungsi Khitin Khit-g-Aac 17,8
%
1 3450 ν (- OH ) Kuat Kuat
2 2950 ν (- CH3) Kuat Lemah
3 1665 ν (- C=O ) Lemah Kuat
4 1550 δ ( N-H) Sedang Lemah
5 1400 ν (- C-N ) Kuat Kuat
6 1150 ν ( C-O ) –OH
sekunder pada C-3
Sedang Hilang
7 1317 ν ( C-O ) –OH
sekunder pada C-3
Kuat Lemah
8 953 -OH Primer pada C-6 Lemah Hilang
9 893 -OH Primer pada C-6 Sedang Hilang
10 1400 ν (- C-N ) Kuat Kuat
45. PERHITUNGAN DERAJAT DEASETILASI DENGANMETODE BASE LINE
P
P
o
% N-Deasetilasi = 1 - {(A1650/ A3450 x 1/1,33)} x 100 %
A1650 = Absorban pada 1650 cm-1 (menyatakan gugus karbonil pada
gugus asetil)
A3450 = Absorban pada 3450 cm-1 (menyatakan gugus amina primer)
1,33 = Nilai konversi untuk N-Deasetilasi yamg sempurna
A = log Po / P
P = Jarak antara garis dasar
dengan puncak
P0 = Jarak antara garis dasar
dengan garis singgung
46. ESR
Bila terjadi interaksi antara elektron dengan inti yang paramagnetik, terjadi hyperfine-
spliting dari tingkat energi elektron
49. T c T
e k s o t e r m ik
T mT g
d Q /d T e n d o t e r m ik
g a r is d a s a r
50. DSC ( Differential Scanning Calorimetry)
Teknik DSC digunakan untuk menentukan jumlah energi
(dQ/dt) yang dibutuhkan untuk menetralkan perbedaan
temperatur antara sampel dan bahan pembanding (Dodd,
1987). Secara skematik kurva DSC untuk polimer
semikristalin yang mengilustrasikan efek pemanasan. Dengan
teknik DSC dapat diketahui temperatur transisi gelas suatu
sampel polimer. Proses transisi gelas merupakan reaksi orde
dua. Transisi orde dua ini ditunjukkan oleh terjadinya
perubahan garis dasar yang dihasilkan dari perubahan
kapasitas panas (Haines, 1995). Transisi orde pertama, seperti
kristalisasi dan pelelehan, ditunjukkan oleh puncak yang
tajam. Luas daerah puncak adalah sebanding dengan
perubahan entalpi dalam polimer, dan perubahan entalpi
berhubungan dengan jumlah kristalin yang dimiliki oleh
suatu sampel polimer (Dodd, 1987; Wetton, 1993).