3. Perilaku Menyimpang
adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut
pandang kemanusiaan (agama) secara individu
maupun pembenarannya sebagai bagian
daripada makhluk sosial.
4. Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar
penyimpangannya dapat dibagi menjadi beberapa hal,
antara lain:
a. Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian
yang kurang baik, penyimpangannya disebut pembandel.
b. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang
di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang.
c. Melanggar norma-norma umum yang berlaku,
penyimpangannya disebut pelanggar.
d. Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak
aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya,
penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat.
5. 1. Penyimpangan Individual (Individual Deviation)
Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang dilakukan
oleh seseorang yang berupa pelanggaran terhadap norma-norma
suatu kebudayaan yang telah mapan. Penyimpangan ini disebabkan
oleh kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku yang jahat/tindak
kriminalitas.
Contoh penyimpangan Individual:
a. Penyalahgunaan narkoba
b. Proses sosialisasi yang tidak sempurna.
c. Pelacuran
d.Penyimpangan seksual
e.Tindak kejahatan/kriminal
f.Gaya hidup
6. 2. Penyimpangan Kolektif (Group Deviation)
penyimpangan yang dilakukan secara bersamasama atau secara
berkelompok. Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok
orang yang beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka
patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya
bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku
a. Kenakalan remaja
b.Tawuran/perkelahian pelajar
c. Penyimpangan kebudayaan
7. Contoh penyimpangan sosial individu
:
Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan
diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau
dalam dunia prostitusi
Seks bebas sangat tidak layak dilakukan
mengingat resiko yang sangat besar.
Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas
semakin meningkat, dari 5% pada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 200
dan meningkat drastis pada tahun 2010 menjadi 75%. Hal ini terbukti
dalam penelitian dari KOMNAS Perlindungan anak ataupun BKKBN,
mengenai perilaku remaja yang melakukan hubungan seks pra nikah.
Ironisnya, hal ini bukan hanya menimpa wilayah desa namun juga sudah
merambah ke kota-kota besar seperti Medan, Bandung, Jakarta, Surabaya,
Dan Yogyakarta.
8. Bahaya dan Dampak Seks Bebas
Seks bebas akan terjadi jika seseorang tidak memiliki sikap keras atau pengendalian
diri yang teguh untuk menjaga perilaku dari risiko – risiko yang merusak masa
depan sehingga berakibat fatal. Beberapa dampak dan bahaya seks bebas, antara
lain sebagai berikut.
2. Menularnya berbagai penyakit seks, misalnya sipilis, HIV – AIDS, dan hepatitis
3. Timbulnya kekerasan dan kebrutalan di masyarakat
4. Merusakkan garis keturunan
5. Rusaknya hubungan keluarga
6. Melecehkan kehormatan kaum perempuan
9. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk
mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja,
yaitu antara lain:
1.Peran orangtua
Membekali anak dengan dasar moral dan agama.
Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua –
anak.
Menjalin kerjasama yang baik dengan guru.
Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku
maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat.
Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal
dan balita.
Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak.
10. 2.Peran guru
Bersahabat dengan siswa.
Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman.
Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP.
Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas.
Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain.
Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek
setempat.
Mewaspadai adanya provokator.
Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang
secara sehat dalam hal fisik, mental, spiritual dan sosial.
Penyuluhan seks secara kontinuitas.
11. 3.Peran pemerintah dan masyarakat
Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas.
Memberikan keteladanan.
Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan.
Peran Media
4.Peran Media
Sajikan tayangan atau berita sesaui usia.
Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak
provokatif)
Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik)
yang bebas biaya khusus untuk remaja
12. Tindakan Pengendalian Diri
Tindakan agar remaja tidak terjerumus dalam dosa hubungan seks,
antara lain:
Remaja perlu mengetahui akibat buruk dari perbuatan seks bebas
Pengamalan pendirian agama
Pengendalian diri yang kuat
Tidak melanggar norma agama
Hubungan antar remaja harus sesuai dengan norma agama susila, dan
kesopanan
Remaja putri berpakaian yang sebaiknya menutup aurat
Menjauhkan diri dari menonton film p0rnografi
Menjauhkan diri dari Minuman keras, Narkoba, dan Merokok
13. Pengendalian sosial
Pengendalian sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk
mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan
masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai
yang berlaku.
Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan
mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang
Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial
adalah: berbagai cara yangdigunakan masyarakat
untuk menertibkan anggotanya yang
membangkang.
14. Pengendalian sosial meliputi
Sistem Mendidik :
bertujuan agar di dalam diri seseorang terdapat
perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak
sesuai dengan norma- norma
Sistem Mengajak : bertujuan untuk
mengarahkan perbuatan seseorang pada
norma dan tidak menurut kemauan individu.
Sistem Memaksa : bertujuan untuk
memengaruhi seseorang atau kelompok secara
tegas. Jika tidak taat pada norma, maka akan
dikenai sanksi.
15. a. Pengendalian Kelompok Terhadap Kelompok Pengendalian ini terjadi
apabila suatu kelompok mengawasi perilaku kelompok lain, misalnya
polisi mengawasi masyarakat.
b. Pengendalian Sosial Kelompok terhadap Anggota-anggotanya
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan perilaku
anggota-anggotanya, misalnya kelompok guru mendidik murid.
c.Pengendalian Pribadi terhadap Pribadi Lainnya Pengendalian ini
terjadi apabila individu melakukan pengawasan terhadap individu lain,
misalnya ibu mengawasi anaknya.
16. Desas-Desus :
merupakan kritik sosial yang bersifat persuasif. Desas- desus dikemukakan
secara tertutup dari masyarakat yang menyimpang prilakunya. Dengan
demikian, masyarakat yang dibicarakannya sadar akan perbuatannya dan
kembali mematuhi nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
Teguran :
adalah kritik sosial melalui lisan terhadap masyarakat yang berprilaku
menyimpang.
Pendidikan dan Ajaran Agama :
ajaran agama memberikan pedoman kepada para pemeluknya tentang perbuatan-perbuatan
yang boleh dikerjakan dan perbuatan yang dilarang, termasuk dalam
pergaulan masyarakat. Seseorang yang mendasarkan perbuatannya pada ajaran
agama akan merasa berdosa dan bersalah apabila melakukan perbuatan
menyimpang.
17. Hukuman :
merupakan lat pengendalian sosial yang tegas dan
nyata sanksinya, serta dianggap paling ampuh
Cemoohan :
merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial yang
tidak menggunakan kekerasan (persuasif)
Fraudulens :
merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya
terdapat pada anak kecil.
Ostrasisme :
merupakan keadaan seseorang yang boleh bekerja sama atau
membiarkannya hidup dan bekerja dalam kelompok, tapi tak
seorang pun yang mau menegur atau berbicara dengannya
18. Ostrasisme :
merupakan keadaan seseorang yang boleh bekerja sama atau
membiarkannya hidup dan bekerja dalam kelompok, tapi tak
seorang pun yang mau menegur atau berbicara dengannya
Intimidasi :
merupakan bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara paksaan, yaitu
mengancam atau menakut-nakuti. Sehingga orang yang melanggar menjadi
sedemikian takut, hingga akhirnya mengakui perbuatannya
Kekerasan Fisik : merupakan perbuatan seseorang yang mengenai badan
atau tubuh seseorang.Kekerasan fisik dapat dilakukan untuk
mengendalikan perilaku seseorang. Akan tetapi, dapat terjadi kekerasan
fisik karena seseorang cenderung main hakim sendiri
19. Pengendalian Sosial Preventif Yaitu pengendalian
sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran,
artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak
terjadi pelanggaran.
Pengendalian Sosial Refresif Adalah pengendalian sosial
yang dilakukan setelah orangmelakukan suatu tindakan
penyimpangan (deviasi).Pengendalian sosial ini bertujuan
untuk memulihkankeadaan seperti sebelum terjadinya
tindakan penyimpangan.
Tujuan Pengendalian Sosial Pengendalian sosial
bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dan
perubahan-perubahan dalam masyarakat.Dengan kata
lain, pengendalian sosial bertujuan mencapa ikeadaan
damai melalui keserasian antara kepastian dan keadilan.
20. Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial
Persuasif)Pengendalian lisan diberikan dengan
menggunakan bahasa lisan gunamengajak anggota
kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yangberlaku
Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial
Persuasif)Pengendalian simbolik merupakan
pengendalian yang dilakukan denganmelalui gambar,
tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk,
poster,Rambu Lalu Lintas, dll.
Pengendalian Kekerasan (Pengendalian
Koersif)Pengendalian melalui cara-cara kekerasan
adalah suatu tindakan yangdilakukan untuk membuat si
pelanggar jera dan membuatnya tidakberani melakukan
kesalahan yang sama. Contoh seperti main
hakimsendiri.
21. Pengendalian sosial formal adalah pengendalian
sosial yang pengawasannya dilakukan oleh
negara atau badan-badan yang mempunyai
kedudukan tetap.
a. Kepolisian Polisi merupakan aparat resmi pemerintah untuk
menertibkan keamanan. Tugas-tugas polisi, antara lain memelihara
ketertiban masyarakat, menjaga dan menahan setiap anggota
masyarakat yang dituduh atau dicurigai melakukan kejahatan yang
meresahkan masyarakat
b.Pengadilan Pengadilan memiliki unsur-unsur yang saling
berhubungan satu sama lain, yaitu hakim, jaksa, panitera, polisi
dan pengacara. Pihak-pihak ini bertugas menyelenggarakan
pengadilan terhadap orang yang diduga atau diruduh melakukan
kejahatan dan pelanggaran terhadap hukum yang berlaku.