SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
KATA PENGANTAR 
Bismilahirrahmanirrahim 
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah- 
Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penuntun praktikum Kimia 
Dasar I guna lancarnya kegiatan praktikum di jurusan kimia Fakultas 
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya. 
Dalam menyusun penuntun ini, Tim penulis menyadari sepenuhnya 
masih banyak terdapat kekurangan, akan tetapi berkat bantuan dari segala 
pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi 
Atas bantuan dari berbagai pihak tersebut, pada kesempatan yang baik 
ini Tim penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang tak 
terhingga kepada : 
1. Rektor Universitas Sriwijaya 
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 
3. Proyek HEDS 
Atas segala dukungnya pada kegiatan ini baik secara moril maupun 
materil. Semoga penuntun ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 
Inderalaya, April 2012 
Tim Penulis
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar 1 
Diskripsi lab Kimia Dasar 3 
Percobaan I 11 
Percobaan II 14 
Percobaan III 17 
Percobaan IV 21 
Percobaan V 25 
Percobaan VI 29 
Percobaan VII 32 
Percobaan VIII 35 
Daftar Pustaka 40
DESKRIPSI LAB KIMIA DASAR 
UMUM. 
Kimia, seperti semua pengetahuan cabang ilmu lainnya, ditegakkan 
diatas percobaan-percobaan, di lab kita akan mempelajari teknik-teknik dasar 
yang digunakan oleh para ahli kimia, dan menerapkannya pada suatu 
percobaan. 
Di laboratorium hal utama adalah masalah keselamatan mahasiswa dan 
dosen. Maka sebelum masuk ke ruang lab yakinkan terlebih dahulu bahwa 
anda telah membaca ketentuan dan teknik-teknik laboratorium dalam 
penuntun praktikum kimia dasar. 
Bekerja secara hati-hati, efesien adalah merupakan sesuatu yang 
dituntut dalam program laboratorium. Percobaan harus didisain terlebih 
dahulu sehingga rencana kerja dapat diselesaikan dalam masa normal sekitar 
dua jam kalau seandainyam anda betul-betul sudah siap dan kerja secara 
efesien. 
Berikut ini adalah aturan-aturan keselamatan umum & tata tertib 
dilaboratorium. 
KETENTUAN UMUM 
1. Gunakan kaca mata pelindung debu & jangan menggunakan lensa kontak 
2. Gunakan jas lab dan sepatu. Serta gunakan sarung tangan khusus ketika 
menumpahkan cairan corosive (yang merusak) 
3. Dilarang makan, merokok atau minum 
4. Jangan pernah meninggalkan suatu percobaan. Tak boleh menerima 
tamu, tak boleh ada api kecuali ada perintah asisten. 
5. Simpanlah baju, buku-buku dan lainnya yang dimiliki diatas rak yang 
ada dilaboratorium. 
6. Gunakan lemari asam untuk percobaan yang melibatkan atau 
menggunakan gas berbahaya.
7. Bacalah label yang tertera di botol atau wadah dengan cermat untuk 
meyakinkan anda terhadap bahan yang betul tersebut. kenali sifat-sifat 
bahan kimia yang akan anda kerjakan di dalam setiap percobaan. 
PROSEDUR MENGATASI KECELAKAAN 
Bila setiap ada kecelakaan di laboratorium, maka perhatikanlah apa 
yang harus diperbuat seperti dibawah ini : 
1. Laporkan kepada asisten (instruktur) atau kepala laboratorium. Bila hal 
ini darurat, ambillah segera langkah-langkah untuk mengeluarkan 
personil ketempat yang aman atau jauh dari tempt kecelakaan. 
2. Kenali lokasi-lokasi dan cara kerja alat-alat berikut di laboratorium : 
Air pancuran pencuci mata APM 
Shower pengaman darurat SPD 
Pemadam kebakaran PK 
Pintu keluar darurat PKD 
Kotak P3K P3K 
Selimut api (pasir, karung) SA 
Kotak alarm api KAA 
Telepon terdekat TT 
Kantor kepala laboratorium KKL 
(Buatlah denah lokasi dari fasilitas laboratorium tersebut) 
1. Bila bahan kimia korosive memercik ke mata anda. Segera cuci mata 
anda dengan air dari pancuran pencuci mata 
2. Apabila terbakar sendiri.
Untuk luka bakar kecil, anda dapat menaruhkan air es yang terluka 
bakar untuk menghilangkan rasa sakit. Tidak boleh menempelkan 
apapun pada tempat luka bakar tersebut, kecuali suatu analgetik topical. 
Untuk luka bakar besar, hubungi langsung dokter. 
3. Apabila terjadi kebakaran. 
Ambil alat pemadam kebakaran terdekat, lepaskan kunci pengamannya, 
bidik sumber api, dan dari jarak beberapa meter semprotkan alat 
tersebut sampai apinya padam. 
PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA 
Dilarang membuang bahan kimia sembrangan 
dengan cara menumpahkan/membuang begitu 
saja kedalam saluran pipa atau kaleng sampah. 
Bak pembuangan limbah bahan kimia secara rutin 
tersedia di dalam laboratorium 
PERHATIKAN PETUNJUK PENCEGAHAN KECELAKAAN 
BERIKUT INI 
1. Bekerja dengan tabung atau batang gelas 
a. Ketika memasukkan tabung atau thermometer kedalam tutup karet, 
selalu gunakan gliserin atau air sabun sebagai pelican. Lindungi
tangan anda dengan cara membungkus tabung gelas tersebut dengan 
handuk 
b. Dibilas dengan api semua pinggiran tabung atau batang gelas tersbut. 
c. Buang segera glassware yang retak atau pecah kedalam tempat 
sampah yang sesuai. Ganti barang yang pecah dari laci anda dengan 
menghubungi bagian perlengkapan. 
d. Jangan memanaskan gelas ukur, labu ukur, atau ermometer langsung 
dengan api Bunsen. 
2. Penggunaaan Pembakar Bunsen 
a. Pembakar Bunsen hanya dapat dinyalakan selama waktu pemakaian. 
Jauhkan penempatannya dari rak reagensia. 
b. Sebelum menyalakan Bunsen, yakinkan tidak ada reagensia yang 
mudah terbakar. 
c. Jangan sampai tangan atau rambut anda dekat dengan nyala api. 
3. Susunlah alat-alat percobaan dengan cermat 
4. Jangan membawa botol reagensia keats meja anda. 
5. Melepaskan tutup gelas dari botol reagensia 
Gengamlah tutup botol antara dua jari telunjuk dari jari tengah dengan 
telapak tangan anda menghadap ke atas. Peganglah tutup tersebut pada 
posisi ini sampai anda menutupnya kembali botol tersbut. Jangan 
menaruh tutup tersebut keats permukaan lain. Ini akan terhindar dari 
kontaminasi. 
6. Mengambil bahan kimia cair 
Bawalah beker gelas bersih ke botol reagensia. Keluarkan atau lepaskan 
tutupnya dan tuangkanlah sejumlah yang telah dipeerkirakan kedalam 
beker glass. Jangan masukkan pipet tetes kedalam botol. Tutupkan
kembali stopper dan kembalikan lagi ke meja anda dengan reganennya. 
Jangan mengambil lebih dari pada yang diperlukan, jika seandainya 
berlebihan mengambil kelebihannya buang pada tempatnya. 
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 
1. BIAYA PRAKTIKUM 
2. PENGISIAN FORMULIR PRAKTIKUM 
3. MENYALIN LAPORAN 
Walaupun dalam beberapa percobaan anda boleh bekerja sama dengan 
kawan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan data, tetapi laporan dan 
perhitungan yang anda buat haruslah dari hasil kerja sendiri. Mahasiswa 
dilarang bekerja sama dalam membuat laporan. Dalam hal ini jurusan 
kimia mengagap serius. Sangsi minimum dalam bentuk nyalin apapun 
adalah bernilai E. 
4. WAKTU RESPONSI (resitasi) 
Tiap test lamanya 50 menit perminggu. Selama msa ini dua jenis 
percobaan dan teori/perhiyungan yang berkaitan dengan jenis 
praktikum ini akan dibicarakan oelh mahasiswa. Laporan response sudah 
harus diterima sebelum masuk lab. 
5. KOMPONEN PENILAIAN 
- Ujian I dan II 20%. Lain-2 (tertib dll) 15%. Laporan tertulis lab 25% 
- Ujian akhir 15%. Quiz 15%. Laporan pendahuluan pratikum 10% 
a. Ujian I dan II (masing-masing 10%) 
Ada dua macam ujian (masing-masing 50 menit), sesuaikan dengan 
silabus.
b. Comprehensive ujian akhir 
Kebijaksanaan sama yang diterapkan terhadap ujian regular dipakai 
dalam ujian akhir. Ujian komperehensive dapat berupa multiple 
choice. 
c. Quiz (15%) 
Anda harus memberikan nilai 80% atau lebih, bila tidak mereka harus 
mengulang. Mahasiswa yang skornya kurang dari 80% pada ulangan 
quiz berarti tidak lulus. Quiz diberikan dalam bentuk essay atau 
berupa perhitungan yang berkaitan dengan teori dari semua 
percobaan-percobaan yang telah dilakukan. 
d. Lain-lain (penampilan, tingkah dll) 
Penampilan anda di laboratorium merupakan petunjuk penting dari 
adanya pahamk-paham terhadap prinsip-prinsip ilmu kimia dan 
penerapannya di dalam teknik laboratorium. Contoh skala penilaian 
dapat disusun sebagai berikut : 
Jenis percobaan (3 ion yang tak 
diketahui) 
Jenis percobaan (2 anion yang tak 
diketahui 
Yang harus 
dilaporkan 
Jawaban 
yang benar 
Nilai Yang harus 
dilaporkan 
Jawaban 
yang benar 
nilai 
3 3 100 3 3 100 
2 2 85 1 1 85 
3 2 75 2 1 70 
1 1 65 1 0 55 
2 1 60 2 0 40 
3 1 55 
1 0 45
2 0 40 
a. Laporan tertulis laboratorium (25%) 
Suatu laporan harus dibuat per percobaan, dan paling lambat 7 hari 
setelah tanggal percobaan sesuai jadwal dalam silabus. Laporan harus 
diselesaikan dalam masa laboratorium bila diajukan dalam 7 hari 
laporan diselesaikan setelah masa laboratorium selesai akan dihukum 
dengan pengurangan 10%, dan dengan 10% lagi untuk hari-hari 
berikutnya yang terlambat. Nilai laporan tertinggi 100. 
b. Jenis laporan laboratorium atau proyek (10%) 
Dalam silabus akan diperinci laporan laboratorium yang harus 
diserahkan dalam bentuk tertulis. Laporan-laporan, termasuk table dan 
kurva, harus ditulis (diketik computer) dan diprint. Merupakan 
tanggung jawab mahasiswa untuk meyakinkan bahwa mereka tahu 
bagaimana seharusnya menyajikan. Laporan dinilai dengan skor sampai 
100 tak lebih setelah 10 selesai praktikum. Laporan lewat harinya akan 
direduksi 10%, dan lebih dari hari setelah hari terlambat tersebut 
ditambah lagi 10% per harinya. 
PROSEDUR PENGECEKAN LABORATORIUM 
Prosedur Check-In 
1. Meja kerja, daftar peralatan, kunci kombinasi akan anda dapat. Kunci yang 
rusak akan diganti/diperbaiki. Jika anda akan melengkapi kunci anda, 
silahkan hubungimpetugas. 
2. Semua mahasiswa harus melengkapi dan mengembalikan kartu isian 
kepada asisten/petugas. 
3. Anda dapat membuka lemari dan laci laboratorium anda dan menyimpan 
lab kerja anda.
4. Cek peralatan yang ada dalam daftar dalam lemari anda. Jangan diterima 
peralatan yang rusak atas gelas yang retak atau pecah. 
5. Apabila anda kegilangan beberapa item, lapor. 
6. Dalam daftar peralatan tulis nomor meja, nomor praktikum, dan nama 
anda. 
7. Simpan daftar peralatan dilaci/lemari anda. Dan anda dapat mulai kerja 
percobaan. 
PERCOBAAN I 
PENGAMATAN ILMIAH 
I. Tujuan 
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan 
pengamatan percobaan. 
2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat akca dan 
memindahkan bahan kmia padat maupun cairan. 
3. Membiaskan diri dengan tata cara keselamatan kerja dilaboratorium. 
II. Pertanyaan Prapraktek : 
1. Bagaimana caranya mengamati reaksi yang menghasilakn gas, cairan 
dan padatan. 
2. Mana dari bahan kmia yang perlu dilakukan dengan hati-hati dan 
sebutkan bahayanya : alcohol, ammonium nitrat, kalsium klorida, 
bahan kmia organic, dan air suling.
III. Dasar Teori 
Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan 
yang dialami materi ini dalam proses alamiah maupun eksperimen 
yang direncanakan. Seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam orang terus 
menerus membuat pengamatan dan mengumpulkan fakta yang kemudian 
dicatat dengan cermat sampai dibuat kesimpulan. 
Sebelum menarikkesimpulan, data hasil observasi yang banyak 
diringkas menjadi satu pertanyaan singkat yang disebut “hukum”. Hukum dan 
fakta yang ada dijelaskan dengan bantuan hipotesis ataupun suatu teori yang 
dirancang untuk menyarankan mengapa atau bagaimana suatu hal dapat 
terjadi. 
Semua hal ini jika disimpulkan merupakan suatu prosedur yang disenut 
Penelitian Ilmiah yang melibatkan tiga langkah utama, yaitu : 
1. Pelaksanaan percobaan dan mengumpulkan data 
2. Menjelaskan hipotesis untuk menghubungkan danmenjelaskan data 
yang ada 
3. Mengajukan teori 
Hipotesis yang diajukan kadang-kadang terbukti tidak terlalu sesuai 
keadaan yang nyata dan terjadi, walaupun tidak segeraa ditolak. Hal ini terjadi 
karena banyak para ilmuwan kimia yang enggan untuk meninggalkan teori 
lama untuk menganut dan mengembangkan teori yang baru yang oleh mereka 
dikatakan bahwa masih banyak hal-hal dialam ini yang samar-samar dan 
tidak jelas. Oleh sebab itu hipotesis dapat ditolak, diubah atau walaupun 
jarang, sedusah diuji seksama, bahkan menjadi hokum atau teori ilmiah. Mari 
kita lihat cara mengajukan hipotesis.
Merkuri oksida yaitu serbuk jingga, dimasukkan dalam tabung reaksi 
dan dipanaskan selama 2 menit. Batang korek api dinyalakan kemudian 
dipadamkan. Batang korek api yang masih membara ini lalu didekatkan pada 
mulut tabung. 
Pengamatan Hipotesis 
Loagam keperakan terbentuk 
dibagian dalam tabung reaksi 
Batang korek api kembali 
menyala 
Merkuri dan oksigen dihasilkan 
dari pemanasan merkuri oksida 
IV. Prosedur Percobaan 
1. Busa hitam. Masukkan gula pasir kedalam gelas piala150 mL sampai 
1/6 gelas piala terisi. Tambahkan 5 mL asam sulfat pekat dan aduk 
hati-hati. 
2. Panas dan dingin. Masukkan seujung sudip ammonium klorida 
kedalam tabung reaksi dan kalsium klorida kedalam tabung reaksi 
yang lain. Isilah tabung sampai setengahnya dengan air. Peganglah 
bagian bawah tabung (catatan : buanglah bahan kmia kedalam bak 
cuci, lalu siram dengan air yang banyak). 
3. Aktif dan tidak aktif. Isilah gelas piala (250 mL) dengan air sampai 
setengahnya. Masukkan sebuah paku besi dan sekeping logam kalsium 
dalam air. Catat pengamatan anda dan ajukan hipoetesis. 
4. Paku tembaga. Isilah setengah gelas piala (250 mL) dengan larutan 
tembaga (II) sulfat, masukkan sebuah paku besi kedalamnya. Tunggu 
beberapa menit lalu catat pengamatan anda.
5. Ada dan hilang. Masukkan sekitar 10 mL merkuri (II) nitrat ke dalam 
gelas ukur. Tambahkan 20 mL larutan kalium iodide ke dalam gelas 
piala tersbut. Amati dan cata, kemudian ajukan hipotesa anda. 
PERCOBAAN II 
RUMUS EMPERIS SENYAWA 
I. Tujuan : 
1. Mencari rumus emperis dari suatu senyawa dan menetapkan rumus 
molekul senyawa tersebut. 
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai 
data untuk menghitung rumus emperis. 
II. Pertanyaan Prapraktek 
1. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus molekul dan 
rumus emperis yang sama dan 5 buah senyawa yang memiliki rumus 
molekul dan rumus emperis yang berbeda.
2. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g 
H2O. jika Ar O = 16, C = 12 dan H = 1. Bagaimana rumus emperis 
senyawa tersebut. 
III. Dasar Teori 
Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan perubahan-perubahan 
kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secra tepat, singkat dan 
langsung, kita gunakan lambing-lambang kmia dan rumus-rumus kimia. 
Secara umum dikenal rumus emperis dan rumus molekul. 
Rumus emperis adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah 
(jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, 
sedangkan rumus yang sebenarnya untuk semua unsure dalam senyawa 
dinamakan rumus molekul. Sebagi contoh karbohidroksida terdiri dari 1 atom 
C dan 2 atom O, maka rumus emperisnya CO2. Hidrogen peroksida yang 
mempunyai 2 atom H dan 2 atom O memiliki rumus molekul H2O2 rumus 
emperisnya HO. 
Untuk penulisan rumus emperis walau tak ada aturan yang ketat, tetapi 
umumnya untuk zat anorganik, unsure logam atau hydrogen ditulis terlebih 
dahulu, diikuti dengan non logam/metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan 
untuk zat-zat organic aturan yang umum berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P. 
Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan disimpulkan rumus 
empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsure-unsurnya. 
Ini merupakan langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan 
unsure-unsur. Secara sederhana penentuan rumus emperis suatu senyawa 
dapat dilakukan dengan eksperimen, dengan menentukan persentase jumlah 
unsure-unsur yang terdapat dalam zat tersebut, memakai metode analisis
kimia kuantitatif. Disamping itu ditentukan pula massa molekul relative 
senyawa tersebut. Untuk menyatakan rumus emperis senyawa telah diketahui 
dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut, yaitu : 
1. Dari rumus emperis ini dapat dilihat unsure apa yang terkandung 
senyawa tersbut, dan berapa banyak atom dari masing-masing “unsur 
membentuk molekul senyawa tersebut”. 
2. Massa molekul relative dapat ditentukan dengan menjumlahkan massa 
atom relative dari unsure-unsur yang membentuk senyawa. 
3. Berdasarkan rumus emperis dapat dihitung jumlah relative unsure-unsur 
yang terdapat dalam senyawa atau komposisi persentase zat 
tersebut. 
IV. Prosedur Percobaan 
1. Ambil cawan krus dan tutupnya. Alat ini harus bersih dan kering. 
2. Timbang krus dan tutupnyahingga ketelitian 0,001 g, catat bobotnya. 
3. Kedalam cawan tambahkan 0,5 g logam tembaga, campur dengan 10 mL 
asam nitrat 4 M dan tutup dengan gelas arloji. 
4. Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk Kristal kekuning-kuningan, 
dinginkan dalam suhu kamar. 
5. Timbang cawan penguap besera isinya sampai bobot tetap. 
6. Tentukan rumus emperis dari oksida tembaga tersebut.
PERCOBAAN III 
STRUKTUR SENYAWA 
I. Tujuan : 
1. Menyususn model setiap senyawa yang ditugaskan berdasarkan rumus 
molekulnya. 
2. Menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga demensi. 
3. Menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa berdarkan 
model molekulnya.
4. Menuliskan rumus struktur dan titik electron untuk setiap model 
senyawa yang diberikan oleh asisten. 
II. Pertanyaan Prapraktek : 
1. Bagaimana perbedaan panjang ikatan tunggal dengan ikatan ganda dua 
dan ikatan ganda tiga. 
2. Beri nama bentuk ruang (model 3 demensi) tetrahedral, octahedral, 
linier, dll dari senyawa berikut : a) H2, b) CH4, c) C6H6, d) C2H2 
3. Gambarkan rumus struktur dan rumus titik lektron dari setiap model 
yang digambarkan pada soal (2). 
III. Dasar teori 
Atom-atom bereaksi satu sama lain dengan menggunakan electron-electron 
dalam tingkatan energy terluar. Antar aksi electron ini menghasilkan 
gaya-gaya tarik yang kuat “ikatan kimia” yang mengikat atom-atom 
bersamaan dalam suatu senyawa. 
Dari rumus senyawa seperti H2O, H2O2, HCl, CO2, C2H2 jelas bahwa atom-atom 
dari unsure yang berlainan mempunyai kemampuan berlainan dalam 
mengikat satu sama lain. Kemampuan bersenyawa suatu unsure disebut 
valensi. 
Wajah struktur yang paling penting dari atom-atom dalam menentukan 
perilaku kimia ialah banyaknya electron dalam tingkatan energy terluarnya. 
Electron-electron terluar ini dirujuk sebagai “energy valensi”. Bila atom-atom 
suatu unsure bersenyawa dengan atom-atom unsure lain, selalu terjadi 
perubahan dalam distribusi electron pada tingkatan energy terluarnya. 
Terjadinya pembentukan senyawa menyebabkan atom-atom unsure tertentu
cenderung memperoleh electron dan atom unsure lain cenderung kehilangan 
electron. Masing-masing berupaya untuk menghasilkan suatu penataan yang 
stabil. 
Na + Cl Na + Cl 
H + Br H + Br 
Pada umumnya, bila suatu unsure non logam bersenyawa dengan 
unsure-unsur non logam lain, electron tidak dibuang ataupun diambil oleh 
atom-atom, melainkan digunakan secara bersama-sama yang disebut “ikatan 
kovalen”. Senyawa yang dibentuk oleh ikatan kovalen disebut senyawa 
kovalen. 
3H + N H-N-H 
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengambil kesimpulan 
mengenai rumus titik electron senyawa dari suatu model. Model tersbut 
disusun dari sejumlah bola dan tongkat penghubung. Setiap bola mewakili 
sebuah atom dan setiap tongkat penghubung mewakili satu ikatan kovalen 
tunggal. Satu ikatan kovalen tunggal terdiri dari dua electron yang 
digambarkan dengan 2 titik. 
Untuk menysusun suatu model, satu tongkat yang menghubungkan dua 
bola menggambarkan satu ikatan tunggal. Jika dua bola bergabung dengan 
dua tongkat, ini berarti satu ikatan ganda atau empat electron ikatan. Tiga 
tongkat yang menggabungkan dua bola menggambarkan tiga pasang electron 
ikatan. 
IV. Prosedur Percobaan 
1. Susunlah model molekul untuk setiap senyawa dibawah ini (A, B, C, D). 
gambarkan model tiga demensinya pada lembar laporan.
2. Gambarkan rumus struktur dari setiap senyawa. 
3. Tuliskan rumus titik lektron sesuai dengan rmus etrukturnya. Setiap 
atom harus dikeleilingi oleh electron octet . (catatan : kecuali atom 
hydrogen karena hanya mempunyai satu subkulit dan ditempati oleh 
dua electron). 
4. Periksa kembali setiap rumus titik electron dengan jalan menjumlahkan 
electron valensinya. 
Senyawa-senyawa prosedur diatas : 
Senyawa A : senyawa dengan iaktan tunggal 
H2 Cl2 Br2 I2 HCl HBr HI CH4 
Cl4 CH2I2 NH3 H2O2 CH3OH 
Senyawa B : Senyawa dengan ikatan ganda dua 
C2H4 HONO HCOOHC2HCl3 CH3N2CH3 
Senyawa C : Senyawa dengan ikatan ganda tiga 
N2 C2H2 HOCN 
Senyawa D : senyawa dengan dua iaktan ganda 
CO2 C3H4 C2H2O 
Senyawa yang tidak diketahui 
Gambarkan rumus struktur setiap model molekul senyawa yang diberi 
oleh asisten. Tuliskan rumus titik elektronnya sesuai dengan rumus struktur.
PERCOBAAN IV 
TITRASI ASAM BASA : VOLUMETRI 
I. Tujuan : 
1. Mempelajari dan menerapkan teknik tiitrasi untuk menganalisis 
contoh yang mengandung asam. 
2. Menstandarisasi larutan penitrasi.
II. Pertanyaan Prapraktek : 
1. Apa yang dimasud dengan : 
a) asam b) basa c) titik ekivalen d) indicator 
2. Jelaskan perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekivalen. 
3. Sebanyak 0,7742 g kalium hydrogen sitrat dimasukkan kedalam 
Erlenmeyer dan dilarutkan dengan air suling, kemudian dititrasi 
dengan larutan NaOH, berupa molaritaas larutan NaOH tersebut? 
III. Dasar Teori 
Analisa volumetric adalah analisa kuantitatif dimana kadar 
komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi 
doketahui) yang ditambahkan kedalam larutan zat uji, hingga komponen yang 
akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses 
yang dikenal dengan “titrasi”, oleh karena itu analisis volumetric dikenal juga 
dengan “analisa titrimetri”. 
Suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri 
apabila memenuhi syarat-syarat berikut : 
1. Reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, 
harus tidak ada reaksi samping. 
2. Reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik 
ekivalen, suatu indicator harus ada untuk menunjukkan titik ekivalen. 
3. Reakjsi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam 
jangka waktu yang tidak terlalu lama 
Pereaksi yang digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut 
larutan titer atau larutan baku. Konsentrasi larutan ini dapat dihitung
berdasarkan berat baku yang ditimbang secara seksama atau dengan 
penetapanyang dikenal dengan standarisasi (pembakuan) terhadap larutan 
basa, yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis contoh yang 
mengandung asa. Bila sebagai titran adalah larutan baku asam, maka 
penetapan tersebut asidimetri dan bila larutan baku basa sebagai titran maka 
disebut alkalimetri. 
Secara ringkas reaksi asam atau basa atau netralisasi disebabkan oleh 
proton (H+) dari asam yang beraksi dengan OH- dari basa. Reaksi yang terjadi 
adalah : 
H+ 
(aq) + OH- 
(aq) H2O(aq) 
Sumber ion H+ dapat berasal dari asam atau kuat atau asam lemak, 
dan ion OH- berasal dari basa kuat dan lemah. Bila H+ dan OH- berasal dari 
asam kuat maka reaksi tersebut dinamakan reaksi asam kuat-basa kuat. 
Pada kebanyakan titrasi asam basa, perubahan larutan pada titik 
ekivalen tidak jelas. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan indicator yaitu 
senyawa organic atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna 
asam) berbeda dengan warna ionnya (warna basa), dimana indicator ini 
memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu. Secara umum untuk 
titrasi asam basa, indicator yang digunakan indicator fenolftalien yang 
mempunyai trayek pH 8,3 – 10,5 dimana senyawa ini tidak bewarna pada 
larutan asam dan bewarna merah jambu dalam larutan basa. 
IV. Prosedur Percobaan : 
A. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M 
Cuci dengan baik buret 50 mL, selanjutnya bilas dengan air suling, 
tutup ceratnya dan masukkan kira-kira 5 mL larutan NaOH yang akan
distandarisasi. Miringkan dan putar buret dan ulangi proses 
pembilasan sekali atau dua kali dengan larutan NaOH. Isi buret 
dengan larutan hingga skala 0, alirkan larutan untuk mengeluarkan 
gelembung udara pada ujung buret dan isi buret kembali. 
Cuci 3 erlenmeyer 250 mL dan kemudian bilas dengan air suling. 
Pipet 25 mL larutan HCl standar 0,1 M kedalam setiap Erlenmeyer. 
Tambahkan kedalam Erlenmeyer masing-masing 25 mL air suling dan 
3 tetes indicator fenolftalien. Catat kedudukan awal NaOH pada buret 
kemudian alirkan sedikit larutan NaOH pada Erlenmeyer pertama. 
Titik akhir tercapai bila bewarna merah jambu bertahan selama 30 
detik setelah campuran. Catat volume akhir dalam buret, isi buret 
kembali dan titrasi pada Erlenmeyer kedua dan ketiga. Hitunglah 
molaritas larutan standar NaOH. 
B. Menentukan persentase asam asetat dalam cuka 
Cuka dapur mengandung asam asetat 4-6%. Akrena komponen 
yang bersifat asam dalam cuka adalah asam asetat, maka konsentrasi 
asam asetat dapat dengan mudah ditentukan melalui titrasi dengan 
larutan standar NaOH atau basa kuat lainnya. 
Contoh cuka dapat diperoleh dipasar dan dicatat pengmatan pada 
labelnya seperti nomor, merek, dan sebaginya. Cuci dan bilas tiga 
Erlenmeyer 250 mL, pipet 2 mL asam cuka kedalam setiap 
Erlenmeyer. Tambahkan 20 mL air suling, 3 tetes indicator 
fenolftalien dan selanjutnya titrasi dengan larutan standar NaOH 
sampai terebntuk warna merah jambu. Hitung persentase masa pada 
tiap-tiap contoh.
PERCOBAAN V 
PENETAPAN MASSA MOLAR 
BERDASARKAN PENURUNAN TITIK BEKU
I. Tujuan 
1. Menetapkan titik beku cairan murni dan larutan. 
2. Menetapkan massa molar dari senyawa yang tidak diketahui 
berdasarkan penurunan titik beku. 
II. Pertanyaan Prapraktek 
1. Dalam 400 g air dilarutkan 9 g glukosa dan sejumlah urea. Bila titik 
beku larutan -0,93 C tentukan berat urea yang ditambahkan. 
2. Sebanyak 1,2 g senyawa rumus C8H8O dilarutkan dalam 15,0 mL 
sikloheksana (ρ 0,799 g/mL). hitunglah molaritas larutan ini. 
III. Dasar Teori 
Sifat koligatif merupakan sifat yang berlaku umum pada larutan, 
dimana besarnya hanya bergantung pada jumlah partikel yang terdapat dalam 
larutan, tidak bergantung pada jenisnya. Sifat-sifat tersebut adalah : 
1. Penurunan titik beku, Tb 
2. Kenaikan titik didih, Td 
3. Penurunan tekanan uap, P 
4. Tekan osmose, π = mRT 
Larutan akan memperlihatkan perilaku pendinginan yang berbeda 
dengan cairan murni. Temperature larutan akan turun lebih rendah tetapi 
belum membeku, kemudian akan turun lagi secara perlahan disaat 
pembekuan berlangsung (gambar b), lewat dingin, artinya temperature turun 
di bawah titik beku lalu naik lagi. Untuk memperoleh titik yang terbaik, 
tariklah dua garis, masing-masing untuk bagian atas dan bagian bawah kurva 
hingga berpotongan. Titik potong menunjukkan titik beku.
T T 
T 
Penurunan titik beku dirumuskan sebagai berikut : 
Tb = Kb . m 
Tb = Tb lar – Tb pel 
Dimana 
M = (w2/Mr W2) x (1000/w1) 
Keterangan : 
W2 = massa zat terlarut 
Mr = Mr zat terlarut 
W1 = massa pelarut 
M = Molalitas 
Pada larutan elektrolit, nilai koligatif lebih besar dari zat non 
elektrolit, sebab zat elektrolit mengalami disosiasi / ionisasi membentuk ion-ionnya 
sehingga ada factor koreksi Van Hoff (i). 
Tb = Kb . m . i 
Tb = Kb . m (1+(n-1)α) 
Dengan 
n = jumlah ion 
a = derajat ionisasi
IV. Prosedur Percobaan 
A. Penetapan titik beku pelarut 
1. Ambil tabung raksi besar, gabus, sumbat dengan dua lubang, 
thermometer dengan ketelitian sampai 0,1oC, statif dan klem, kawat 
kasa, kawat pengaduk, dan gelas piala 600 ml. rakitlah alat seperti 
gambar berikut, pasanglah thermometer dan kawat pendingin yang 
terdiri dari es, air dan sedikit garam. 
2. Tambahkan tepat 5 ml air ke dalam tabung, lalu pasanglah sumbat. 
Jepitlah tabung seperti yang terlilhat pada gambar. Pastikan 
permukaan cairan pendingin dalam gelas piala. 
3. Gunakan kawat pengaduk untuk mengaduk p Xilena sewaktu 
mendingin. Jika temperature telah mencapai 18oC, catatlah 
temperatur setiap 15 detik hingga p Xilena membeku. 
4. Angkat tabung dari cairan pendingin dan biarkan mencair kembali. 
Gunakan tabung dan isinya untuk percobaan B. 
B. Penetapan masa senyawa yang tak diketahui 
1. Ambil kira-kira 1 sampai 2,5 gr senyawa, dan timbang dengan 
ketelitian tinggi. Pindahkan ke dalam tabung hingga semua zat 
larut. 
2. Tetapkan titik beku larutan p Xilena, catat temperature setiap 15 
detik seperti pada butir 3. 
V. Perhitungan 
1. Plot kurva titik beku p Xilena murni, tentukan titik beku pelarut 
murni.
2. Buat kurva titik beku larutan senyawa dalam p Xilena. Gunakan 
metode yang digunakan pada latar belakang, tentukan titik beku 
larutan. 
3. Tetapan titik beku molar (Kb) p Xilena = 4,3oC per menit. Cari 
rapatan p Xilena dalam handbook dan hitung masa pelarut yang 
digunakan. Hitung masa molar senyawa. 
4. Asisten akan memberikan rumus empiris senyawa. Hitung rumus 
molekulnya.
PERCOBAAN VI 
PEMBUATAN ESTER 
I. Tujuan 
1. Mensintesis 3 macam ester. 
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi alcohol terhadap reaksi 
kesetimbangan pembuatan ester. 
3. Mengeahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi 
kesetimbangan pembuatan ester. 
4. Mengenal bau khas dari beberapa ester. 
II. Pertanyaan Prapraktek 
1. Berikan 10 contoh ester yang terdapat pada essen buah-buahan. 
2. Tuliskan struktur umum dari alcohol primer, sekunder, dan tersier. 
3. Tulis persamaan reaksi : 
a. Alcohol primer dengan asam karboksilat 
b. Alcohol sekunder dengan asam karboksilat 
c. Alcohol tersier dengan asam karboksilat 
III. Dasar Teori 
Ester ssaalah satu dari kelas dari senyawa organic yang sangat 
berguna yang sering dijumpai di alam. Ester merupakan senyawa turunan 
karboksilat dimana atom H pada –COOH diganti dengan gugus alkil (-R) atau 
aril (-Ar), sehingga pada tata nama menurut IUPAC gugus alkil tersebut lebih 
dahulu, lalu gugus karboksilatnya. Contoh CH3COOCH3 dengan nama metal 
asetat. Digunakan untuk polimer sintetik dan dapat diubah menjadi aneka
ragam senyawa lain. Cita rasa buah alamiah merupakan ramuan rumit 
bermacam-macam ester bersama dengan senyawa organic lain. Cita rasa buah 
sintetik biasanya hanya merupakan ramuan sederhana dari beberapa ester 
dan senyawa lain. 
Ester dapat disintesis dengan mereaksikan asam karboksilat dan 
alcohol dengan bantuann katalis asam. Reaksi ini disebut esterifikasi, 
berlangsung reversible, dengan reaksi umum : 
RCOOH + ROH RCOOR + H2O 
Asam karboksilat alcohol ester air 
Laju reaksi terhadap asam karboksilat bergantung terhadap efek sterik 
dari alcohol dan asam karboksilat. Kuat asam dari asam karboksilat hanya 
memberikan sumbangan kecil dalam laju reaksi pembentukan ester. Kenaikan 
kereaktifan alcohol terhadap esterifikasi adalah : 
Alcohol tersier < alcohol sekunder < alcohol primer < 
CH3OH 
Ester bertitik didih dan titik beku lebih rendah dari asam karboksilat 
penyusunnya. Ester suhu rendah berupa zat cair yang berbau harum. Ester 
bersifat netral, mudah direduksi menjadi alcohol dan mudah terhidrolisis 
menjadi asam dan alkoholnya. 
IV. Prosedur Percobaan 
A. Sintesis dan Identifikasi Ester 
1. Masukkan 1 ml asam asetat glacial dan 1 ml isoamil alcohol kedalam 
tabung reaksi. Perhatikan baunya.
2. Kemudian dengan hati-hati tambahakan 10 tetes asam sulfat 6M, 
aduk, lalu masukkan tabung reaksi ke penangas air selama 10 menit. 
Terbentuk 2 lapisan, bagian atas adalah ester. 
3. Pindahkan beberapa tetes lapisan atas ke dalam gelas arloji. 
4. Identifikasi baunya. 
B. Esterifikasi dengna Alkohol Berlebih 
1. Siapkan 3 tabung reaksi yang kering dan bersih, masing-masing isi 
dengan 3 ml asamnya lalu berturut-turut tambahkan alcohol 2,3, 
dan 4 ml. 
2. Tambahkan pada setiap tabung 10 tetes asam sulfat 6M secara 
perlahan, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit. 
3. Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah ester. 
4. Bandingkan bau yang terbentuk, zat apa saja yang pada setiap 
tabung. 
C. Sintesis Beberapa Ester 
Lakukan percobaan seperti cara A dengan, 
1. Asam benzoate 200 mg dan methanol 3 ml, 15 tetes asam sulfat 6 M. 
2. Asam asetat 1 ml dan butanol 1 ml, 10 tetes asam sulfat 6 M. 
D. Esterifikasi dengan Asam Berlebih 
1. Siapkan 3 tabung reaksi yang kering dan bersih, masing-masing 
masukkan asam 4,6, dan 8 ml lalu setiap tabung diberi 3 ml alkohol. 
2. Tambahkan pada setiap tabung 15 tetes asam sulfat 6M secara 
perlahan, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit. 
3. Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah ester. 
4. Bandingkan bau yang terbentuk.
PERCOBAAN VII 
ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN 
I. Tujuan 
1. Mengendapkan BaCl2 dan menentukan persentase hasil BaCrO4. 
2. Menentukan persentase BaCl2 dalam campuran. 
3. Mendalami hokum stoikiometri. 
4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan 
endapan. 
II. Pertanyaan Prapraktek 
1. Berikan defenisi untuk : filtrasi, % komposisi, endapan, 
stoikhiometri, supernatann, hasil teoritis. 
2. Bagaimana menguji endapan telah sempurna. 
3. Apa yang terjadi jika endapan tidak sempurna. 
4. Apa yang anda lakukan jika partikel endapan terlihat dalam filtrate. 
III. Dasar Teori 
Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan, berfase 
padat, terbentuk jika lewat jenuh. Suatu zat akan mengendap jika hasil kali 
kelarutan ion-ionnya lebih besar dari Ksp. Kelarutan (s) didefenisikan 
sebagai konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Pembentukan endapan adalah salah satu teknik untuk memisahkan 
analit dari zat lain, dan endapan ditentukan dengan cara ditimbang dan 
dilakukan perhitungan stoikhiometri. Cara ini dikenal dengan nama 
gravimetri. 
Gravimetri berdasar pada reaksi berikut : 
aA + rR AaRr 
dengan : 
A = molekul analit A 
R = molekul analit R 
AaRr = zat yang mengendap 
Pereaksi R berlebih biasanya untuk menekan kelarutan endapan. 
Keberhasilan analisa gravimetri bergantung pada : 
a. Kesempurnaan proses pemisahan hingga kuantitas yang tidak baik 
mengendap tak ditemukan (biasanya 0,1 mg) 
b. Zat yang ditimbang mempunyai susunan tertentu yang diketahui 
dan murni. 
IV. Prosedur Percobaan 
A. Penentuan endapan teoritis dan persen hasil 
1. Timbang gelas piala 250 mL dan catat bobotnya. 
2. Masukkan kira-kira 1 g BaCl2 kedalam gelas piala dan timbang. 
3. Lalu tambahkan 25 mL air suling, aduk hingga homogeny, lalu 
tambahkan lagi 25 mL K2CrO4, aduk dan amati endapan yang 
terbentuk. Ujilah dengan memberikan K2CrO4 beberapa tetes, 
apakah endapan terbentuk.
4. Jika endapan BacrO4 masih terbentuk, tambahkan terus hingga 
endapannya hilang. 
5. Panaskan hingga mendidih, jauhkan dari api, dan saring dengan 
kertas saring whatman yang telah diketahui beratnya. Keringkan, 
timbang dan catat bobotnya. 
6. Hitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan persen hasilnya. 
B. Penentuan endapan teoritis dan persen hasil 
1. Dapatkan campuran yang mengandung BaCl2. Catat bobotnya. 
2. Ulangi prosedur A. 
3. Hitung massa dan persentase BaCl2 dalam campuran itu.
PERCOBAAN VIII 
UJI MOLEKUL HAYATI 
I. Tujuan : 
1. Mengenal sifat-sifat fisika dan kimia molekul karbohidrat, protein, dan 
lemak. 
2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dengan strukturnya. 
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati. 
II. Pertanyaan Prapraktek : 
1. Bandingkan struktur glukosa dan fruktosa. 
2. Apa yang dimaksud dengan ikatan peptide, gambar strukturnya. 
3. Tulis asam amino esensial beserta rumusnya. 
III. Dasar teori : 
A. Karbohidrat 
Karbohidrat adlah polihidroksi aldehid atau keton yang secara 
alamiah terbagi atas monosakarida, oligosakarida dan olisakarida. 
Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa, seperti
fruktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat dengan 2 sampai 8 polimer 
monosakarida, biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida merupakan 
polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis 
menghasilkan oligosakarida dan monosakarida. 
Semua jenis karbohidrat akan bewarna merah bila larutannya 
diberi beberapa tetes α-napthol sebagai uji molisch. Cara lain untuk 
mengetahui adanya karbohidrat adalah uji benedict (adanya gula pereaksi 
bewarna hijau, kuning atau merah), uji fehling (endapan merah bata). Reaksi 
dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap 
golongan karbohidrat 
CHO 
H OH 
HO H 
H OH 
H OH 
CH2OH 
(D) glukosa 
B. Lipida 
Didefenisikan sebagai senyawa organic yang terdapat dialam dan 
lak larut dalam air, larut dalam pelarut organic non polar seperti hidrokarbon 
atau dietil eter. Lipida bersifat palstis (mudah dibentuk) yang mengandung 
Kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur tergantung jenis asam 
lemaknya, mudah menyerap bau, dapat terhidrolisis dengan basa membentuk 
sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonakasi.
O 
CH2-O-C-R1 
O 
CH-O-C-R2 
O 
CH2-O-C-R3 
Trigliserida 
C. Protein 
Protein merupakan poliamida yang dihungkan dengan ikatan 
peptide, dapat dihidrolisis menjadi asam-asam amino. BM nya besar sekali, 
karenanya mudah mengalami perubahan bentuk fisis maupun aktifitas 
biologisnya. Asam amoni penyususun protein adalah senyawa yang satu atau 
lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang 
salah satunya berada tepat disebelah gugus karboksil. Di alam terdapat 20 
jenis asam amino. 
O 
H2N CH C OH 
CH3 
Asam amino 
IV. Prosedur Percobaan 
A. Uji karbohidrat 
1. Uji molisch 
Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih secara berurutan diisi : 2 mL 
larutan glokosa 2%, 2 mL larutan fruktosa, 2 mL larutan sukrosa 2%,
2 mL amylum 2%. Tambahkan 2 tetes reagen molisch (10% α- 
napthol dalam etanol) pada tiap tabung. Lalu beri 2 mL H2SO4 pekat 
secara perlahan hingga terbentuk lapisan dalam tabung. Amati 
perubahan warna yang terjadi. 
2. Uji Fehling 
ambil satu tabung reaksi dan isi dengan 4 mL air suling, tambahkan 
1 mL larutan fehling A dan fehling B. campurkan lalu bagi tiga. 
Tabung 1 sampai dengan 3 secara berurutan diisi 2 mL glukosa, 
sukrosa dan amylum. Panaskan ketiga tabung rekasi dalam penangas 
air temperature 60oC selama 10 menit. Amati perubahan warna yang 
terjadi. 
B. Uji protein dan asam amino 
samapel putih telur, susu (larutkan dalam air) dan madu diuji 
dengan pereaksi berikut : 
1. Biuret 
Tabung reaksi yang telah berisi 2 mL sample, tambahkan 5 tetes 
larutan CuSO4 0,005 M dan 2 mL NaOH 10 M, kocok dan mati 
perubahan warna yang terjadi. 
2. Xantoprotein 
Tabung reaksi yang berisi 0,5 mL sample, tambahkan volume yang 
sama HNO3 pekat. Amati perubahan perubahan warna yang terjadi. 
Tambahkan NaOH hingga alkalis, amati perubahan warna yang 
terjadi. 
3. Ninhidrin 
tabung reaksi yang berisis 1 mL sample, tambahkan 5 mL tetes
ninhidrin, didihkan selama 2 menit. Amati perubahan warna yang 
terjadi. 
C. Uji Lemak 
1. Uji Karoten 
siapkan 2 tabung reaksi pyrex kering. Tabung diisi dengan 5 tetes 
minyak nabati dan yang lain dengan 5 tetes gliserol. Tambahkan 
padatan kalium hydrogen sulfat dengan bobot yang sama. Panaskan 
dengan Bunsen. Tepiskan uapnya ke hidung, catat dan bandingkan 
bau alrolen dari gliserol maupun minyak nabati.
DAFTAR PUSTAKA 
Anderson, C.H and J.L.Hawes, 1971, Basic Exsperimental Chemistry. A 
Laboratory Manual for 
Beginning students. W.A.Benjamin, California. 
Day, Jr, R.A. and Underwood A.L, 1990, Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi IV, 
Erlangga, Jakarta. 
Dosen-dosen Kimia di P.T.Wilayah Barat, 1994, Penuntun Praktikum Kimia 
Dasar, Jakarta. 
Fessenden dan Fessenden, 1992. Kimia Organic II, Erlangga, Jakarta.
Keenan, C.W, D.C.Kleinfeller, J.H. Wood, 1986. Ilmu Kimia untuk Universitas. 
(terjemahan A.H.Pudjaamaka) terbitan VI, Erlangga, Jakarta. 
Mueller, W.J, M.G.Ondrus, M.Orfield, G.L.Zimmerman, 1985. Introduction to 
Chemistry the Laboratory, J.C.Nurrenber, Minnesota. 
Sudaremadji, S, Haryono, B, dan Suhardi, 1981. Analisa Bahan Pangan dan 
Pertanian. Liberty, Yogykarta. 
Winarno, 1992. Kimia Pangan dan Gizi, P.T.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 
Vogel & Vogel, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitative Makro dan Semmikro 
(terjemahan A.H.Putjaamaka), Edisi V, P.T.Kalman Media Pustaka, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basanurwiji
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumErnalia Rosita
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaFeren Jr
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaAnggastya Andita HP
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanAlfian Nopara Saifudin
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstAuliabcd
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 

What's hot (20)

Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 

Similar to Penuntun praktikum kimia dasar 1

PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdfPraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdfTrioMulyono
 
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1iankurniawan019
 
Diktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisisDiktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisismeiwulandari24
 
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mrBerapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mrMastudiar Daryus
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMHelvyEffendi
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxsusan26225
 
Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Ryuzaeky Ika
 
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C  kesehatan dan keselamatan kerja di labC  kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C kesehatan dan keselamatan kerja di labABINUL HAKIM
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanRidho Muhammad
 
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1carat seventeen
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdf
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdfTATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdf
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdfPedroDaSilvaTL
 
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahayappt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahayaRiduanSafeiSiregar
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptDeliaPuspita6
 
Laporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air ManadoLaporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air ManadoMargareth Pandaleke
 

Similar to Penuntun praktikum kimia dasar 1 (20)

PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdfPraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
 
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
 
Modul praktikum biokimia
Modul praktikum biokimiaModul praktikum biokimia
Modul praktikum biokimia
 
Diktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisisDiktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisis
 
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mrBerapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
 
PPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptxPPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptx
 
Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1
 
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C  kesehatan dan keselamatan kerja di labC  kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
 
Percobaan 1
Percobaan 1Percobaan 1
Percobaan 1
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
 
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
 
Metode Klmiah dan Keselamatan Kerja
Metode Klmiah dan Keselamatan KerjaMetode Klmiah dan Keselamatan Kerja
Metode Klmiah dan Keselamatan Kerja
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdf
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdfTATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdf
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM.pdf
 
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahayappt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
 
3k Lab.Kimia
3k Lab.Kimia3k Lab.Kimia
3k Lab.Kimia
 
Laporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air ManadoLaporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Penuntun praktikum kimia dasar 1

  • 1. KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirrahim Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah- Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penuntun praktikum Kimia Dasar I guna lancarnya kegiatan praktikum di jurusan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya. Dalam menyusun penuntun ini, Tim penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan, akan tetapi berkat bantuan dari segala pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi Atas bantuan dari berbagai pihak tersebut, pada kesempatan yang baik ini Tim penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Rektor Universitas Sriwijaya 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 3. Proyek HEDS Atas segala dukungnya pada kegiatan ini baik secara moril maupun materil. Semoga penuntun ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Inderalaya, April 2012 Tim Penulis
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Diskripsi lab Kimia Dasar 3 Percobaan I 11 Percobaan II 14 Percobaan III 17 Percobaan IV 21 Percobaan V 25 Percobaan VI 29 Percobaan VII 32 Percobaan VIII 35 Daftar Pustaka 40
  • 3. DESKRIPSI LAB KIMIA DASAR UMUM. Kimia, seperti semua pengetahuan cabang ilmu lainnya, ditegakkan diatas percobaan-percobaan, di lab kita akan mempelajari teknik-teknik dasar yang digunakan oleh para ahli kimia, dan menerapkannya pada suatu percobaan. Di laboratorium hal utama adalah masalah keselamatan mahasiswa dan dosen. Maka sebelum masuk ke ruang lab yakinkan terlebih dahulu bahwa anda telah membaca ketentuan dan teknik-teknik laboratorium dalam penuntun praktikum kimia dasar. Bekerja secara hati-hati, efesien adalah merupakan sesuatu yang dituntut dalam program laboratorium. Percobaan harus didisain terlebih dahulu sehingga rencana kerja dapat diselesaikan dalam masa normal sekitar dua jam kalau seandainyam anda betul-betul sudah siap dan kerja secara efesien. Berikut ini adalah aturan-aturan keselamatan umum & tata tertib dilaboratorium. KETENTUAN UMUM 1. Gunakan kaca mata pelindung debu & jangan menggunakan lensa kontak 2. Gunakan jas lab dan sepatu. Serta gunakan sarung tangan khusus ketika menumpahkan cairan corosive (yang merusak) 3. Dilarang makan, merokok atau minum 4. Jangan pernah meninggalkan suatu percobaan. Tak boleh menerima tamu, tak boleh ada api kecuali ada perintah asisten. 5. Simpanlah baju, buku-buku dan lainnya yang dimiliki diatas rak yang ada dilaboratorium. 6. Gunakan lemari asam untuk percobaan yang melibatkan atau menggunakan gas berbahaya.
  • 4. 7. Bacalah label yang tertera di botol atau wadah dengan cermat untuk meyakinkan anda terhadap bahan yang betul tersebut. kenali sifat-sifat bahan kimia yang akan anda kerjakan di dalam setiap percobaan. PROSEDUR MENGATASI KECELAKAAN Bila setiap ada kecelakaan di laboratorium, maka perhatikanlah apa yang harus diperbuat seperti dibawah ini : 1. Laporkan kepada asisten (instruktur) atau kepala laboratorium. Bila hal ini darurat, ambillah segera langkah-langkah untuk mengeluarkan personil ketempat yang aman atau jauh dari tempt kecelakaan. 2. Kenali lokasi-lokasi dan cara kerja alat-alat berikut di laboratorium : Air pancuran pencuci mata APM Shower pengaman darurat SPD Pemadam kebakaran PK Pintu keluar darurat PKD Kotak P3K P3K Selimut api (pasir, karung) SA Kotak alarm api KAA Telepon terdekat TT Kantor kepala laboratorium KKL (Buatlah denah lokasi dari fasilitas laboratorium tersebut) 1. Bila bahan kimia korosive memercik ke mata anda. Segera cuci mata anda dengan air dari pancuran pencuci mata 2. Apabila terbakar sendiri.
  • 5. Untuk luka bakar kecil, anda dapat menaruhkan air es yang terluka bakar untuk menghilangkan rasa sakit. Tidak boleh menempelkan apapun pada tempat luka bakar tersebut, kecuali suatu analgetik topical. Untuk luka bakar besar, hubungi langsung dokter. 3. Apabila terjadi kebakaran. Ambil alat pemadam kebakaran terdekat, lepaskan kunci pengamannya, bidik sumber api, dan dari jarak beberapa meter semprotkan alat tersebut sampai apinya padam. PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA Dilarang membuang bahan kimia sembrangan dengan cara menumpahkan/membuang begitu saja kedalam saluran pipa atau kaleng sampah. Bak pembuangan limbah bahan kimia secara rutin tersedia di dalam laboratorium PERHATIKAN PETUNJUK PENCEGAHAN KECELAKAAN BERIKUT INI 1. Bekerja dengan tabung atau batang gelas a. Ketika memasukkan tabung atau thermometer kedalam tutup karet, selalu gunakan gliserin atau air sabun sebagai pelican. Lindungi
  • 6. tangan anda dengan cara membungkus tabung gelas tersebut dengan handuk b. Dibilas dengan api semua pinggiran tabung atau batang gelas tersbut. c. Buang segera glassware yang retak atau pecah kedalam tempat sampah yang sesuai. Ganti barang yang pecah dari laci anda dengan menghubungi bagian perlengkapan. d. Jangan memanaskan gelas ukur, labu ukur, atau ermometer langsung dengan api Bunsen. 2. Penggunaaan Pembakar Bunsen a. Pembakar Bunsen hanya dapat dinyalakan selama waktu pemakaian. Jauhkan penempatannya dari rak reagensia. b. Sebelum menyalakan Bunsen, yakinkan tidak ada reagensia yang mudah terbakar. c. Jangan sampai tangan atau rambut anda dekat dengan nyala api. 3. Susunlah alat-alat percobaan dengan cermat 4. Jangan membawa botol reagensia keats meja anda. 5. Melepaskan tutup gelas dari botol reagensia Gengamlah tutup botol antara dua jari telunjuk dari jari tengah dengan telapak tangan anda menghadap ke atas. Peganglah tutup tersebut pada posisi ini sampai anda menutupnya kembali botol tersbut. Jangan menaruh tutup tersebut keats permukaan lain. Ini akan terhindar dari kontaminasi. 6. Mengambil bahan kimia cair Bawalah beker gelas bersih ke botol reagensia. Keluarkan atau lepaskan tutupnya dan tuangkanlah sejumlah yang telah dipeerkirakan kedalam beker glass. Jangan masukkan pipet tetes kedalam botol. Tutupkan
  • 7. kembali stopper dan kembalikan lagi ke meja anda dengan reganennya. Jangan mengambil lebih dari pada yang diperlukan, jika seandainya berlebihan mengambil kelebihannya buang pada tempatnya. PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1. BIAYA PRAKTIKUM 2. PENGISIAN FORMULIR PRAKTIKUM 3. MENYALIN LAPORAN Walaupun dalam beberapa percobaan anda boleh bekerja sama dengan kawan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan data, tetapi laporan dan perhitungan yang anda buat haruslah dari hasil kerja sendiri. Mahasiswa dilarang bekerja sama dalam membuat laporan. Dalam hal ini jurusan kimia mengagap serius. Sangsi minimum dalam bentuk nyalin apapun adalah bernilai E. 4. WAKTU RESPONSI (resitasi) Tiap test lamanya 50 menit perminggu. Selama msa ini dua jenis percobaan dan teori/perhiyungan yang berkaitan dengan jenis praktikum ini akan dibicarakan oelh mahasiswa. Laporan response sudah harus diterima sebelum masuk lab. 5. KOMPONEN PENILAIAN - Ujian I dan II 20%. Lain-2 (tertib dll) 15%. Laporan tertulis lab 25% - Ujian akhir 15%. Quiz 15%. Laporan pendahuluan pratikum 10% a. Ujian I dan II (masing-masing 10%) Ada dua macam ujian (masing-masing 50 menit), sesuaikan dengan silabus.
  • 8. b. Comprehensive ujian akhir Kebijaksanaan sama yang diterapkan terhadap ujian regular dipakai dalam ujian akhir. Ujian komperehensive dapat berupa multiple choice. c. Quiz (15%) Anda harus memberikan nilai 80% atau lebih, bila tidak mereka harus mengulang. Mahasiswa yang skornya kurang dari 80% pada ulangan quiz berarti tidak lulus. Quiz diberikan dalam bentuk essay atau berupa perhitungan yang berkaitan dengan teori dari semua percobaan-percobaan yang telah dilakukan. d. Lain-lain (penampilan, tingkah dll) Penampilan anda di laboratorium merupakan petunjuk penting dari adanya pahamk-paham terhadap prinsip-prinsip ilmu kimia dan penerapannya di dalam teknik laboratorium. Contoh skala penilaian dapat disusun sebagai berikut : Jenis percobaan (3 ion yang tak diketahui) Jenis percobaan (2 anion yang tak diketahui Yang harus dilaporkan Jawaban yang benar Nilai Yang harus dilaporkan Jawaban yang benar nilai 3 3 100 3 3 100 2 2 85 1 1 85 3 2 75 2 1 70 1 1 65 1 0 55 2 1 60 2 0 40 3 1 55 1 0 45
  • 9. 2 0 40 a. Laporan tertulis laboratorium (25%) Suatu laporan harus dibuat per percobaan, dan paling lambat 7 hari setelah tanggal percobaan sesuai jadwal dalam silabus. Laporan harus diselesaikan dalam masa laboratorium bila diajukan dalam 7 hari laporan diselesaikan setelah masa laboratorium selesai akan dihukum dengan pengurangan 10%, dan dengan 10% lagi untuk hari-hari berikutnya yang terlambat. Nilai laporan tertinggi 100. b. Jenis laporan laboratorium atau proyek (10%) Dalam silabus akan diperinci laporan laboratorium yang harus diserahkan dalam bentuk tertulis. Laporan-laporan, termasuk table dan kurva, harus ditulis (diketik computer) dan diprint. Merupakan tanggung jawab mahasiswa untuk meyakinkan bahwa mereka tahu bagaimana seharusnya menyajikan. Laporan dinilai dengan skor sampai 100 tak lebih setelah 10 selesai praktikum. Laporan lewat harinya akan direduksi 10%, dan lebih dari hari setelah hari terlambat tersebut ditambah lagi 10% per harinya. PROSEDUR PENGECEKAN LABORATORIUM Prosedur Check-In 1. Meja kerja, daftar peralatan, kunci kombinasi akan anda dapat. Kunci yang rusak akan diganti/diperbaiki. Jika anda akan melengkapi kunci anda, silahkan hubungimpetugas. 2. Semua mahasiswa harus melengkapi dan mengembalikan kartu isian kepada asisten/petugas. 3. Anda dapat membuka lemari dan laci laboratorium anda dan menyimpan lab kerja anda.
  • 10. 4. Cek peralatan yang ada dalam daftar dalam lemari anda. Jangan diterima peralatan yang rusak atas gelas yang retak atau pecah. 5. Apabila anda kegilangan beberapa item, lapor. 6. Dalam daftar peralatan tulis nomor meja, nomor praktikum, dan nama anda. 7. Simpan daftar peralatan dilaci/lemari anda. Dan anda dapat mulai kerja percobaan. PERCOBAAN I PENGAMATAN ILMIAH I. Tujuan 1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan percobaan. 2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat akca dan memindahkan bahan kmia padat maupun cairan. 3. Membiaskan diri dengan tata cara keselamatan kerja dilaboratorium. II. Pertanyaan Prapraktek : 1. Bagaimana caranya mengamati reaksi yang menghasilakn gas, cairan dan padatan. 2. Mana dari bahan kmia yang perlu dilakukan dengan hati-hati dan sebutkan bahayanya : alcohol, ammonium nitrat, kalsium klorida, bahan kmia organic, dan air suling.
  • 11. III. Dasar Teori Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam proses alamiah maupun eksperimen yang direncanakan. Seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam orang terus menerus membuat pengamatan dan mengumpulkan fakta yang kemudian dicatat dengan cermat sampai dibuat kesimpulan. Sebelum menarikkesimpulan, data hasil observasi yang banyak diringkas menjadi satu pertanyaan singkat yang disebut “hukum”. Hukum dan fakta yang ada dijelaskan dengan bantuan hipotesis ataupun suatu teori yang dirancang untuk menyarankan mengapa atau bagaimana suatu hal dapat terjadi. Semua hal ini jika disimpulkan merupakan suatu prosedur yang disenut Penelitian Ilmiah yang melibatkan tiga langkah utama, yaitu : 1. Pelaksanaan percobaan dan mengumpulkan data 2. Menjelaskan hipotesis untuk menghubungkan danmenjelaskan data yang ada 3. Mengajukan teori Hipotesis yang diajukan kadang-kadang terbukti tidak terlalu sesuai keadaan yang nyata dan terjadi, walaupun tidak segeraa ditolak. Hal ini terjadi karena banyak para ilmuwan kimia yang enggan untuk meninggalkan teori lama untuk menganut dan mengembangkan teori yang baru yang oleh mereka dikatakan bahwa masih banyak hal-hal dialam ini yang samar-samar dan tidak jelas. Oleh sebab itu hipotesis dapat ditolak, diubah atau walaupun jarang, sedusah diuji seksama, bahkan menjadi hokum atau teori ilmiah. Mari kita lihat cara mengajukan hipotesis.
  • 12. Merkuri oksida yaitu serbuk jingga, dimasukkan dalam tabung reaksi dan dipanaskan selama 2 menit. Batang korek api dinyalakan kemudian dipadamkan. Batang korek api yang masih membara ini lalu didekatkan pada mulut tabung. Pengamatan Hipotesis Loagam keperakan terbentuk dibagian dalam tabung reaksi Batang korek api kembali menyala Merkuri dan oksigen dihasilkan dari pemanasan merkuri oksida IV. Prosedur Percobaan 1. Busa hitam. Masukkan gula pasir kedalam gelas piala150 mL sampai 1/6 gelas piala terisi. Tambahkan 5 mL asam sulfat pekat dan aduk hati-hati. 2. Panas dan dingin. Masukkan seujung sudip ammonium klorida kedalam tabung reaksi dan kalsium klorida kedalam tabung reaksi yang lain. Isilah tabung sampai setengahnya dengan air. Peganglah bagian bawah tabung (catatan : buanglah bahan kmia kedalam bak cuci, lalu siram dengan air yang banyak). 3. Aktif dan tidak aktif. Isilah gelas piala (250 mL) dengan air sampai setengahnya. Masukkan sebuah paku besi dan sekeping logam kalsium dalam air. Catat pengamatan anda dan ajukan hipoetesis. 4. Paku tembaga. Isilah setengah gelas piala (250 mL) dengan larutan tembaga (II) sulfat, masukkan sebuah paku besi kedalamnya. Tunggu beberapa menit lalu catat pengamatan anda.
  • 13. 5. Ada dan hilang. Masukkan sekitar 10 mL merkuri (II) nitrat ke dalam gelas ukur. Tambahkan 20 mL larutan kalium iodide ke dalam gelas piala tersbut. Amati dan cata, kemudian ajukan hipotesa anda. PERCOBAAN II RUMUS EMPERIS SENYAWA I. Tujuan : 1. Mencari rumus emperis dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa tersebut. 2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk menghitung rumus emperis. II. Pertanyaan Prapraktek 1. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus molekul dan rumus emperis yang sama dan 5 buah senyawa yang memiliki rumus molekul dan rumus emperis yang berbeda.
  • 14. 2. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g H2O. jika Ar O = 16, C = 12 dan H = 1. Bagaimana rumus emperis senyawa tersebut. III. Dasar Teori Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan perubahan-perubahan kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secra tepat, singkat dan langsung, kita gunakan lambing-lambang kmia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal rumus emperis dan rumus molekul. Rumus emperis adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, sedangkan rumus yang sebenarnya untuk semua unsure dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Sebagi contoh karbohidroksida terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O, maka rumus emperisnya CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai 2 atom H dan 2 atom O memiliki rumus molekul H2O2 rumus emperisnya HO. Untuk penulisan rumus emperis walau tak ada aturan yang ketat, tetapi umumnya untuk zat anorganik, unsure logam atau hydrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan non logam/metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat organic aturan yang umum berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P. Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan disimpulkan rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsure-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsure-unsur. Secara sederhana penentuan rumus emperis suatu senyawa dapat dilakukan dengan eksperimen, dengan menentukan persentase jumlah unsure-unsur yang terdapat dalam zat tersebut, memakai metode analisis
  • 15. kimia kuantitatif. Disamping itu ditentukan pula massa molekul relative senyawa tersebut. Untuk menyatakan rumus emperis senyawa telah diketahui dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut, yaitu : 1. Dari rumus emperis ini dapat dilihat unsure apa yang terkandung senyawa tersbut, dan berapa banyak atom dari masing-masing “unsur membentuk molekul senyawa tersebut”. 2. Massa molekul relative dapat ditentukan dengan menjumlahkan massa atom relative dari unsure-unsur yang membentuk senyawa. 3. Berdasarkan rumus emperis dapat dihitung jumlah relative unsure-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi persentase zat tersebut. IV. Prosedur Percobaan 1. Ambil cawan krus dan tutupnya. Alat ini harus bersih dan kering. 2. Timbang krus dan tutupnyahingga ketelitian 0,001 g, catat bobotnya. 3. Kedalam cawan tambahkan 0,5 g logam tembaga, campur dengan 10 mL asam nitrat 4 M dan tutup dengan gelas arloji. 4. Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk Kristal kekuning-kuningan, dinginkan dalam suhu kamar. 5. Timbang cawan penguap besera isinya sampai bobot tetap. 6. Tentukan rumus emperis dari oksida tembaga tersebut.
  • 16. PERCOBAAN III STRUKTUR SENYAWA I. Tujuan : 1. Menyususn model setiap senyawa yang ditugaskan berdasarkan rumus molekulnya. 2. Menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga demensi. 3. Menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa berdarkan model molekulnya.
  • 17. 4. Menuliskan rumus struktur dan titik electron untuk setiap model senyawa yang diberikan oleh asisten. II. Pertanyaan Prapraktek : 1. Bagaimana perbedaan panjang ikatan tunggal dengan ikatan ganda dua dan ikatan ganda tiga. 2. Beri nama bentuk ruang (model 3 demensi) tetrahedral, octahedral, linier, dll dari senyawa berikut : a) H2, b) CH4, c) C6H6, d) C2H2 3. Gambarkan rumus struktur dan rumus titik lektron dari setiap model yang digambarkan pada soal (2). III. Dasar teori Atom-atom bereaksi satu sama lain dengan menggunakan electron-electron dalam tingkatan energy terluar. Antar aksi electron ini menghasilkan gaya-gaya tarik yang kuat “ikatan kimia” yang mengikat atom-atom bersamaan dalam suatu senyawa. Dari rumus senyawa seperti H2O, H2O2, HCl, CO2, C2H2 jelas bahwa atom-atom dari unsure yang berlainan mempunyai kemampuan berlainan dalam mengikat satu sama lain. Kemampuan bersenyawa suatu unsure disebut valensi. Wajah struktur yang paling penting dari atom-atom dalam menentukan perilaku kimia ialah banyaknya electron dalam tingkatan energy terluarnya. Electron-electron terluar ini dirujuk sebagai “energy valensi”. Bila atom-atom suatu unsure bersenyawa dengan atom-atom unsure lain, selalu terjadi perubahan dalam distribusi electron pada tingkatan energy terluarnya. Terjadinya pembentukan senyawa menyebabkan atom-atom unsure tertentu
  • 18. cenderung memperoleh electron dan atom unsure lain cenderung kehilangan electron. Masing-masing berupaya untuk menghasilkan suatu penataan yang stabil. Na + Cl Na + Cl H + Br H + Br Pada umumnya, bila suatu unsure non logam bersenyawa dengan unsure-unsur non logam lain, electron tidak dibuang ataupun diambil oleh atom-atom, melainkan digunakan secara bersama-sama yang disebut “ikatan kovalen”. Senyawa yang dibentuk oleh ikatan kovalen disebut senyawa kovalen. 3H + N H-N-H Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengambil kesimpulan mengenai rumus titik electron senyawa dari suatu model. Model tersbut disusun dari sejumlah bola dan tongkat penghubung. Setiap bola mewakili sebuah atom dan setiap tongkat penghubung mewakili satu ikatan kovalen tunggal. Satu ikatan kovalen tunggal terdiri dari dua electron yang digambarkan dengan 2 titik. Untuk menysusun suatu model, satu tongkat yang menghubungkan dua bola menggambarkan satu ikatan tunggal. Jika dua bola bergabung dengan dua tongkat, ini berarti satu ikatan ganda atau empat electron ikatan. Tiga tongkat yang menggabungkan dua bola menggambarkan tiga pasang electron ikatan. IV. Prosedur Percobaan 1. Susunlah model molekul untuk setiap senyawa dibawah ini (A, B, C, D). gambarkan model tiga demensinya pada lembar laporan.
  • 19. 2. Gambarkan rumus struktur dari setiap senyawa. 3. Tuliskan rumus titik lektron sesuai dengan rmus etrukturnya. Setiap atom harus dikeleilingi oleh electron octet . (catatan : kecuali atom hydrogen karena hanya mempunyai satu subkulit dan ditempati oleh dua electron). 4. Periksa kembali setiap rumus titik electron dengan jalan menjumlahkan electron valensinya. Senyawa-senyawa prosedur diatas : Senyawa A : senyawa dengan iaktan tunggal H2 Cl2 Br2 I2 HCl HBr HI CH4 Cl4 CH2I2 NH3 H2O2 CH3OH Senyawa B : Senyawa dengan ikatan ganda dua C2H4 HONO HCOOHC2HCl3 CH3N2CH3 Senyawa C : Senyawa dengan ikatan ganda tiga N2 C2H2 HOCN Senyawa D : senyawa dengan dua iaktan ganda CO2 C3H4 C2H2O Senyawa yang tidak diketahui Gambarkan rumus struktur setiap model molekul senyawa yang diberi oleh asisten. Tuliskan rumus titik elektronnya sesuai dengan rumus struktur.
  • 20. PERCOBAAN IV TITRASI ASAM BASA : VOLUMETRI I. Tujuan : 1. Mempelajari dan menerapkan teknik tiitrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam. 2. Menstandarisasi larutan penitrasi.
  • 21. II. Pertanyaan Prapraktek : 1. Apa yang dimasud dengan : a) asam b) basa c) titik ekivalen d) indicator 2. Jelaskan perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekivalen. 3. Sebanyak 0,7742 g kalium hydrogen sitrat dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan air suling, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH, berupa molaritaas larutan NaOH tersebut? III. Dasar Teori Analisa volumetric adalah analisa kuantitatif dimana kadar komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi doketahui) yang ditambahkan kedalam larutan zat uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses yang dikenal dengan “titrasi”, oleh karena itu analisis volumetric dikenal juga dengan “analisa titrimetri”. Suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat-syarat berikut : 1. Reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, harus tidak ada reaksi samping. 2. Reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekivalen, suatu indicator harus ada untuk menunjukkan titik ekivalen. 3. Reakjsi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama Pereaksi yang digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut larutan titer atau larutan baku. Konsentrasi larutan ini dapat dihitung
  • 22. berdasarkan berat baku yang ditimbang secara seksama atau dengan penetapanyang dikenal dengan standarisasi (pembakuan) terhadap larutan basa, yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis contoh yang mengandung asa. Bila sebagai titran adalah larutan baku asam, maka penetapan tersebut asidimetri dan bila larutan baku basa sebagai titran maka disebut alkalimetri. Secara ringkas reaksi asam atau basa atau netralisasi disebabkan oleh proton (H+) dari asam yang beraksi dengan OH- dari basa. Reaksi yang terjadi adalah : H+ (aq) + OH- (aq) H2O(aq) Sumber ion H+ dapat berasal dari asam atau kuat atau asam lemak, dan ion OH- berasal dari basa kuat dan lemah. Bila H+ dan OH- berasal dari asam kuat maka reaksi tersebut dinamakan reaksi asam kuat-basa kuat. Pada kebanyakan titrasi asam basa, perubahan larutan pada titik ekivalen tidak jelas. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan indicator yaitu senyawa organic atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna ionnya (warna basa), dimana indicator ini memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu. Secara umum untuk titrasi asam basa, indicator yang digunakan indicator fenolftalien yang mempunyai trayek pH 8,3 – 10,5 dimana senyawa ini tidak bewarna pada larutan asam dan bewarna merah jambu dalam larutan basa. IV. Prosedur Percobaan : A. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M Cuci dengan baik buret 50 mL, selanjutnya bilas dengan air suling, tutup ceratnya dan masukkan kira-kira 5 mL larutan NaOH yang akan
  • 23. distandarisasi. Miringkan dan putar buret dan ulangi proses pembilasan sekali atau dua kali dengan larutan NaOH. Isi buret dengan larutan hingga skala 0, alirkan larutan untuk mengeluarkan gelembung udara pada ujung buret dan isi buret kembali. Cuci 3 erlenmeyer 250 mL dan kemudian bilas dengan air suling. Pipet 25 mL larutan HCl standar 0,1 M kedalam setiap Erlenmeyer. Tambahkan kedalam Erlenmeyer masing-masing 25 mL air suling dan 3 tetes indicator fenolftalien. Catat kedudukan awal NaOH pada buret kemudian alirkan sedikit larutan NaOH pada Erlenmeyer pertama. Titik akhir tercapai bila bewarna merah jambu bertahan selama 30 detik setelah campuran. Catat volume akhir dalam buret, isi buret kembali dan titrasi pada Erlenmeyer kedua dan ketiga. Hitunglah molaritas larutan standar NaOH. B. Menentukan persentase asam asetat dalam cuka Cuka dapur mengandung asam asetat 4-6%. Akrena komponen yang bersifat asam dalam cuka adalah asam asetat, maka konsentrasi asam asetat dapat dengan mudah ditentukan melalui titrasi dengan larutan standar NaOH atau basa kuat lainnya. Contoh cuka dapat diperoleh dipasar dan dicatat pengmatan pada labelnya seperti nomor, merek, dan sebaginya. Cuci dan bilas tiga Erlenmeyer 250 mL, pipet 2 mL asam cuka kedalam setiap Erlenmeyer. Tambahkan 20 mL air suling, 3 tetes indicator fenolftalien dan selanjutnya titrasi dengan larutan standar NaOH sampai terebntuk warna merah jambu. Hitung persentase masa pada tiap-tiap contoh.
  • 24. PERCOBAAN V PENETAPAN MASSA MOLAR BERDASARKAN PENURUNAN TITIK BEKU
  • 25. I. Tujuan 1. Menetapkan titik beku cairan murni dan larutan. 2. Menetapkan massa molar dari senyawa yang tidak diketahui berdasarkan penurunan titik beku. II. Pertanyaan Prapraktek 1. Dalam 400 g air dilarutkan 9 g glukosa dan sejumlah urea. Bila titik beku larutan -0,93 C tentukan berat urea yang ditambahkan. 2. Sebanyak 1,2 g senyawa rumus C8H8O dilarutkan dalam 15,0 mL sikloheksana (ρ 0,799 g/mL). hitunglah molaritas larutan ini. III. Dasar Teori Sifat koligatif merupakan sifat yang berlaku umum pada larutan, dimana besarnya hanya bergantung pada jumlah partikel yang terdapat dalam larutan, tidak bergantung pada jenisnya. Sifat-sifat tersebut adalah : 1. Penurunan titik beku, Tb 2. Kenaikan titik didih, Td 3. Penurunan tekanan uap, P 4. Tekan osmose, π = mRT Larutan akan memperlihatkan perilaku pendinginan yang berbeda dengan cairan murni. Temperature larutan akan turun lebih rendah tetapi belum membeku, kemudian akan turun lagi secara perlahan disaat pembekuan berlangsung (gambar b), lewat dingin, artinya temperature turun di bawah titik beku lalu naik lagi. Untuk memperoleh titik yang terbaik, tariklah dua garis, masing-masing untuk bagian atas dan bagian bawah kurva hingga berpotongan. Titik potong menunjukkan titik beku.
  • 26. T T T Penurunan titik beku dirumuskan sebagai berikut : Tb = Kb . m Tb = Tb lar – Tb pel Dimana M = (w2/Mr W2) x (1000/w1) Keterangan : W2 = massa zat terlarut Mr = Mr zat terlarut W1 = massa pelarut M = Molalitas Pada larutan elektrolit, nilai koligatif lebih besar dari zat non elektrolit, sebab zat elektrolit mengalami disosiasi / ionisasi membentuk ion-ionnya sehingga ada factor koreksi Van Hoff (i). Tb = Kb . m . i Tb = Kb . m (1+(n-1)α) Dengan n = jumlah ion a = derajat ionisasi
  • 27. IV. Prosedur Percobaan A. Penetapan titik beku pelarut 1. Ambil tabung raksi besar, gabus, sumbat dengan dua lubang, thermometer dengan ketelitian sampai 0,1oC, statif dan klem, kawat kasa, kawat pengaduk, dan gelas piala 600 ml. rakitlah alat seperti gambar berikut, pasanglah thermometer dan kawat pendingin yang terdiri dari es, air dan sedikit garam. 2. Tambahkan tepat 5 ml air ke dalam tabung, lalu pasanglah sumbat. Jepitlah tabung seperti yang terlilhat pada gambar. Pastikan permukaan cairan pendingin dalam gelas piala. 3. Gunakan kawat pengaduk untuk mengaduk p Xilena sewaktu mendingin. Jika temperature telah mencapai 18oC, catatlah temperatur setiap 15 detik hingga p Xilena membeku. 4. Angkat tabung dari cairan pendingin dan biarkan mencair kembali. Gunakan tabung dan isinya untuk percobaan B. B. Penetapan masa senyawa yang tak diketahui 1. Ambil kira-kira 1 sampai 2,5 gr senyawa, dan timbang dengan ketelitian tinggi. Pindahkan ke dalam tabung hingga semua zat larut. 2. Tetapkan titik beku larutan p Xilena, catat temperature setiap 15 detik seperti pada butir 3. V. Perhitungan 1. Plot kurva titik beku p Xilena murni, tentukan titik beku pelarut murni.
  • 28. 2. Buat kurva titik beku larutan senyawa dalam p Xilena. Gunakan metode yang digunakan pada latar belakang, tentukan titik beku larutan. 3. Tetapan titik beku molar (Kb) p Xilena = 4,3oC per menit. Cari rapatan p Xilena dalam handbook dan hitung masa pelarut yang digunakan. Hitung masa molar senyawa. 4. Asisten akan memberikan rumus empiris senyawa. Hitung rumus molekulnya.
  • 29. PERCOBAAN VI PEMBUATAN ESTER I. Tujuan 1. Mensintesis 3 macam ester. 2. Mengetahui pengaruh konsentrasi alcohol terhadap reaksi kesetimbangan pembuatan ester. 3. Mengeahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pembuatan ester. 4. Mengenal bau khas dari beberapa ester. II. Pertanyaan Prapraktek 1. Berikan 10 contoh ester yang terdapat pada essen buah-buahan. 2. Tuliskan struktur umum dari alcohol primer, sekunder, dan tersier. 3. Tulis persamaan reaksi : a. Alcohol primer dengan asam karboksilat b. Alcohol sekunder dengan asam karboksilat c. Alcohol tersier dengan asam karboksilat III. Dasar Teori Ester ssaalah satu dari kelas dari senyawa organic yang sangat berguna yang sering dijumpai di alam. Ester merupakan senyawa turunan karboksilat dimana atom H pada –COOH diganti dengan gugus alkil (-R) atau aril (-Ar), sehingga pada tata nama menurut IUPAC gugus alkil tersebut lebih dahulu, lalu gugus karboksilatnya. Contoh CH3COOCH3 dengan nama metal asetat. Digunakan untuk polimer sintetik dan dapat diubah menjadi aneka
  • 30. ragam senyawa lain. Cita rasa buah alamiah merupakan ramuan rumit bermacam-macam ester bersama dengan senyawa organic lain. Cita rasa buah sintetik biasanya hanya merupakan ramuan sederhana dari beberapa ester dan senyawa lain. Ester dapat disintesis dengan mereaksikan asam karboksilat dan alcohol dengan bantuann katalis asam. Reaksi ini disebut esterifikasi, berlangsung reversible, dengan reaksi umum : RCOOH + ROH RCOOR + H2O Asam karboksilat alcohol ester air Laju reaksi terhadap asam karboksilat bergantung terhadap efek sterik dari alcohol dan asam karboksilat. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memberikan sumbangan kecil dalam laju reaksi pembentukan ester. Kenaikan kereaktifan alcohol terhadap esterifikasi adalah : Alcohol tersier < alcohol sekunder < alcohol primer < CH3OH Ester bertitik didih dan titik beku lebih rendah dari asam karboksilat penyusunnya. Ester suhu rendah berupa zat cair yang berbau harum. Ester bersifat netral, mudah direduksi menjadi alcohol dan mudah terhidrolisis menjadi asam dan alkoholnya. IV. Prosedur Percobaan A. Sintesis dan Identifikasi Ester 1. Masukkan 1 ml asam asetat glacial dan 1 ml isoamil alcohol kedalam tabung reaksi. Perhatikan baunya.
  • 31. 2. Kemudian dengan hati-hati tambahakan 10 tetes asam sulfat 6M, aduk, lalu masukkan tabung reaksi ke penangas air selama 10 menit. Terbentuk 2 lapisan, bagian atas adalah ester. 3. Pindahkan beberapa tetes lapisan atas ke dalam gelas arloji. 4. Identifikasi baunya. B. Esterifikasi dengna Alkohol Berlebih 1. Siapkan 3 tabung reaksi yang kering dan bersih, masing-masing isi dengan 3 ml asamnya lalu berturut-turut tambahkan alcohol 2,3, dan 4 ml. 2. Tambahkan pada setiap tabung 10 tetes asam sulfat 6M secara perlahan, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit. 3. Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah ester. 4. Bandingkan bau yang terbentuk, zat apa saja yang pada setiap tabung. C. Sintesis Beberapa Ester Lakukan percobaan seperti cara A dengan, 1. Asam benzoate 200 mg dan methanol 3 ml, 15 tetes asam sulfat 6 M. 2. Asam asetat 1 ml dan butanol 1 ml, 10 tetes asam sulfat 6 M. D. Esterifikasi dengan Asam Berlebih 1. Siapkan 3 tabung reaksi yang kering dan bersih, masing-masing masukkan asam 4,6, dan 8 ml lalu setiap tabung diberi 3 ml alkohol. 2. Tambahkan pada setiap tabung 15 tetes asam sulfat 6M secara perlahan, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit. 3. Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah ester. 4. Bandingkan bau yang terbentuk.
  • 32. PERCOBAAN VII ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN I. Tujuan 1. Mengendapkan BaCl2 dan menentukan persentase hasil BaCrO4. 2. Menentukan persentase BaCl2 dalam campuran. 3. Mendalami hokum stoikiometri. 4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan. II. Pertanyaan Prapraktek 1. Berikan defenisi untuk : filtrasi, % komposisi, endapan, stoikhiometri, supernatann, hasil teoritis. 2. Bagaimana menguji endapan telah sempurna. 3. Apa yang terjadi jika endapan tidak sempurna. 4. Apa yang anda lakukan jika partikel endapan terlihat dalam filtrate. III. Dasar Teori Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan, berfase padat, terbentuk jika lewat jenuh. Suatu zat akan mengendap jika hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar dari Ksp. Kelarutan (s) didefenisikan sebagai konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
  • 33. Pembentukan endapan adalah salah satu teknik untuk memisahkan analit dari zat lain, dan endapan ditentukan dengan cara ditimbang dan dilakukan perhitungan stoikhiometri. Cara ini dikenal dengan nama gravimetri. Gravimetri berdasar pada reaksi berikut : aA + rR AaRr dengan : A = molekul analit A R = molekul analit R AaRr = zat yang mengendap Pereaksi R berlebih biasanya untuk menekan kelarutan endapan. Keberhasilan analisa gravimetri bergantung pada : a. Kesempurnaan proses pemisahan hingga kuantitas yang tidak baik mengendap tak ditemukan (biasanya 0,1 mg) b. Zat yang ditimbang mempunyai susunan tertentu yang diketahui dan murni. IV. Prosedur Percobaan A. Penentuan endapan teoritis dan persen hasil 1. Timbang gelas piala 250 mL dan catat bobotnya. 2. Masukkan kira-kira 1 g BaCl2 kedalam gelas piala dan timbang. 3. Lalu tambahkan 25 mL air suling, aduk hingga homogeny, lalu tambahkan lagi 25 mL K2CrO4, aduk dan amati endapan yang terbentuk. Ujilah dengan memberikan K2CrO4 beberapa tetes, apakah endapan terbentuk.
  • 34. 4. Jika endapan BacrO4 masih terbentuk, tambahkan terus hingga endapannya hilang. 5. Panaskan hingga mendidih, jauhkan dari api, dan saring dengan kertas saring whatman yang telah diketahui beratnya. Keringkan, timbang dan catat bobotnya. 6. Hitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan persen hasilnya. B. Penentuan endapan teoritis dan persen hasil 1. Dapatkan campuran yang mengandung BaCl2. Catat bobotnya. 2. Ulangi prosedur A. 3. Hitung massa dan persentase BaCl2 dalam campuran itu.
  • 35. PERCOBAAN VIII UJI MOLEKUL HAYATI I. Tujuan : 1. Mengenal sifat-sifat fisika dan kimia molekul karbohidrat, protein, dan lemak. 2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dengan strukturnya. 3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati. II. Pertanyaan Prapraktek : 1. Bandingkan struktur glukosa dan fruktosa. 2. Apa yang dimaksud dengan ikatan peptide, gambar strukturnya. 3. Tulis asam amino esensial beserta rumusnya. III. Dasar teori : A. Karbohidrat Karbohidrat adlah polihidroksi aldehid atau keton yang secara alamiah terbagi atas monosakarida, oligosakarida dan olisakarida. Monosakarida mengandung satu gugus aldehid disebut aldosa, seperti
  • 36. fruktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat dengan 2 sampai 8 polimer monosakarida, biasanya bersifat larut dalam air. Polisakarida merupakan polimer monosakarida berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis menghasilkan oligosakarida dan monosakarida. Semua jenis karbohidrat akan bewarna merah bila larutannya diberi beberapa tetes α-napthol sebagai uji molisch. Cara lain untuk mengetahui adanya karbohidrat adalah uji benedict (adanya gula pereaksi bewarna hijau, kuning atau merah), uji fehling (endapan merah bata). Reaksi dengan golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap golongan karbohidrat CHO H OH HO H H OH H OH CH2OH (D) glukosa B. Lipida Didefenisikan sebagai senyawa organic yang terdapat dialam dan lak larut dalam air, larut dalam pelarut organic non polar seperti hidrokarbon atau dietil eter. Lipida bersifat palstis (mudah dibentuk) yang mengandung Kristal trigliserida padat dan sebagian cair. Titik lebur tergantung jenis asam lemaknya, mudah menyerap bau, dapat terhidrolisis dengan basa membentuk sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonakasi.
  • 37. O CH2-O-C-R1 O CH-O-C-R2 O CH2-O-C-R3 Trigliserida C. Protein Protein merupakan poliamida yang dihungkan dengan ikatan peptide, dapat dihidrolisis menjadi asam-asam amino. BM nya besar sekali, karenanya mudah mengalami perubahan bentuk fisis maupun aktifitas biologisnya. Asam amoni penyususun protein adalah senyawa yang satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang salah satunya berada tepat disebelah gugus karboksil. Di alam terdapat 20 jenis asam amino. O H2N CH C OH CH3 Asam amino IV. Prosedur Percobaan A. Uji karbohidrat 1. Uji molisch Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih secara berurutan diisi : 2 mL larutan glokosa 2%, 2 mL larutan fruktosa, 2 mL larutan sukrosa 2%,
  • 38. 2 mL amylum 2%. Tambahkan 2 tetes reagen molisch (10% α- napthol dalam etanol) pada tiap tabung. Lalu beri 2 mL H2SO4 pekat secara perlahan hingga terbentuk lapisan dalam tabung. Amati perubahan warna yang terjadi. 2. Uji Fehling ambil satu tabung reaksi dan isi dengan 4 mL air suling, tambahkan 1 mL larutan fehling A dan fehling B. campurkan lalu bagi tiga. Tabung 1 sampai dengan 3 secara berurutan diisi 2 mL glukosa, sukrosa dan amylum. Panaskan ketiga tabung rekasi dalam penangas air temperature 60oC selama 10 menit. Amati perubahan warna yang terjadi. B. Uji protein dan asam amino samapel putih telur, susu (larutkan dalam air) dan madu diuji dengan pereaksi berikut : 1. Biuret Tabung reaksi yang telah berisi 2 mL sample, tambahkan 5 tetes larutan CuSO4 0,005 M dan 2 mL NaOH 10 M, kocok dan mati perubahan warna yang terjadi. 2. Xantoprotein Tabung reaksi yang berisi 0,5 mL sample, tambahkan volume yang sama HNO3 pekat. Amati perubahan perubahan warna yang terjadi. Tambahkan NaOH hingga alkalis, amati perubahan warna yang terjadi. 3. Ninhidrin tabung reaksi yang berisis 1 mL sample, tambahkan 5 mL tetes
  • 39. ninhidrin, didihkan selama 2 menit. Amati perubahan warna yang terjadi. C. Uji Lemak 1. Uji Karoten siapkan 2 tabung reaksi pyrex kering. Tabung diisi dengan 5 tetes minyak nabati dan yang lain dengan 5 tetes gliserol. Tambahkan padatan kalium hydrogen sulfat dengan bobot yang sama. Panaskan dengan Bunsen. Tepiskan uapnya ke hidung, catat dan bandingkan bau alrolen dari gliserol maupun minyak nabati.
  • 40. DAFTAR PUSTAKA Anderson, C.H and J.L.Hawes, 1971, Basic Exsperimental Chemistry. A Laboratory Manual for Beginning students. W.A.Benjamin, California. Day, Jr, R.A. and Underwood A.L, 1990, Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi IV, Erlangga, Jakarta. Dosen-dosen Kimia di P.T.Wilayah Barat, 1994, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Jakarta. Fessenden dan Fessenden, 1992. Kimia Organic II, Erlangga, Jakarta.
  • 41. Keenan, C.W, D.C.Kleinfeller, J.H. Wood, 1986. Ilmu Kimia untuk Universitas. (terjemahan A.H.Pudjaamaka) terbitan VI, Erlangga, Jakarta. Mueller, W.J, M.G.Ondrus, M.Orfield, G.L.Zimmerman, 1985. Introduction to Chemistry the Laboratory, J.C.Nurrenber, Minnesota. Sudaremadji, S, Haryono, B, dan Suhardi, 1981. Analisa Bahan Pangan dan Pertanian. Liberty, Yogykarta. Winarno, 1992. Kimia Pangan dan Gizi, P.T.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vogel & Vogel, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitative Makro dan Semmikro (terjemahan A.H.Putjaamaka), Edisi V, P.T.Kalman Media Pustaka, Jakarta.