SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
SKENARIO KELOMPOK B
MALARIA
SKENARIO
Tn.E berusua 30 tahun, berobat ke
puskesmas dengan demam menggigil
dan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu.
Dua minggu yang lalu Tn. E berwisata ke
Ujung Kulon. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan somnolen, suhu
tubuh 39 derajat celcius, nadi 90
x/menit, tekanan darah 120/180mmHg.
Laboraturium: Hemoglobin 13g/dl,
ANAMNESIS
 Keluhan utama
 Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu
yang lalu ke daerah endemik malaria
 Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
 Riwayat sakit malaria
 Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
 Riwayat mendapat transfusi darah
EPIDEMIOLOGI
 Malaria didunia, diperkirakan terdapat 300-5000
juta kasus malaria klinis/tahun dengan 1,5 juta- 2,7
juta kematian
 Di Negara maju malaria telah di berantas.
 Di Indonesia malaria  tersebar luas pada semua
pulau , derajat dan berat infeksi yang bervariasi
dan TERUTAMA DI WILAYAH TIMUR.
ETIOLOGI
4 spesies parasit malaria :
- Plasmodium vivax
 malari vivax, malaria tertiana
- Plasmodium ovale
 malaria ovale
- Plasmodium falciparum
 malaria falciparum, malaria tropika
- Plasmodium malariae
 malaria malarie, malaria kwartana
PATOFISIOLOGI
o Membran eritrosit yang terinfeksi parasit membentuk
tonjolan yang disebut knob.
o Terjadi sitoadheren
o Eritrosit mengalami sekuestrasi
o rosetting
DAUR HIDUP PLASMODIUM
DIAGNOSIS
WORK DIAGNOSIS
Malaria Serebral
ditemukannya Plasmodium falcifarum bentuk
aseksual pada hapusan darah tepi.
 terjadi sumbatan kapiler pembuluh darah otak
sehingga terjadi anoreksia otak.
 Sumbatan tersebut terjadi karena eritrosit yang
mengandung parasit sulit melalui pembuluh kapiler
karena proses sitoaderensi dan sekuestrasi parasit.
Gambaran klinis ditandai:
 Demam
 Koma , lama penurunan kesadaran lebih dari 30
menit atau lebih setelah serangan kejang / setelah
koreksi hipoglikemia dan tidak disebabkan oleh
penyakit lain.
Lama koma dewasa dapat 2-3 hari
anak 1 hari.
Untuk melakukan penilaian kesadaran
 Glasgow Coma Scale (GCS)  dewasa
 Balantyre Coma Scale  anak-anak
Pada pemeriksaan fisik :
 enselopati simetris tanpa tanda
fokal
 lebar pupil normal
 reflex cahaya normal
 hipersektensi leher terjadi pada
kasus berat
Penatalaksanaan  tindakan
umum
 pertahankan fungsi vital:
 jalan napas,
 pernapasan,
 sirkulasi,
 dukungan cairan
 nutrisi,
 mencegah dekubitus,
 mengatasi
 hiperpireksia,
 kejang, mencegah ulkus
kornea&pneumonia ortostatik
pemantauan ketat :
tekanan darah,
nadi suhu,
pernapasan,
produksi urin,
 tingkat kesadaran 6 jam,
 pemantauan kesadaran
glukosa darah 4 jam,
 jika perlu hitung parasit 12-24
jam
pemeriksaan lain sesuai
indikasi
DIAGNOSIS DIFFERENTIAL
DEMAM TIFOID
suatu infeksi akut pada usus kecil disebabkan kuman
Salmonella typhi.
Keluhan : anoreksia, malas,sakit kepala bagian depan,
nyeri otot, lidah kotor, gangguan perut
Ada 3 gejala demam tifoid yaitu:
- Demam yang berkepanjangan (lebih dari 7 hari)
- Gangguan saluran pencernaan
- Gangguan susunan saraf pusat/ kesadaran
Demam berdarah dengue/DBD
 Penularan infeksi virus dengue
vektor nyamuk genus Aides (terutama A.aegepty
dan A. albopictus.
Manifestasi klinis besifat asimtomatik /ditandai
 demam yang tidak khas
 nyeri otot dan/nyeri sendi yang disertai
 leucopenia,
 ruam,
 limfadenopati,
 Trombositopenia
 diathesis hemoragik.
Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue
DD/DB
D
Derajat Gejala* Laboraturium
DD
DBD
DBD
DBD
DBD
I
II
III
IV
Demam disertai 2 atau
lebih tanda : sakit
kepala, nyeri retro-
orbital, mialgia, artalgia
Gejala diatas tambah
bendung positif
Gejala diatas tambah
perdarahan spontan
Gejala diatas tambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin, lembab serta
gelisah)
Syok berat disertai
dengan tekanan darah
dan nadi tidak teratur
- Leucopenia
- Trombositopenia, tidak
ditemukan bukti kebocoran
plasma
- Trombositopenia
(<100.000/ul) bukti ada
kebocoran darah
- Trombositopenia
(<100.000/ul) bukti ada
kebocoran darah
- Trombositopenia
(<100.000/ul) bukti ada
kebocoran darah
Serologi
Dengue
Positif
Demam Berdarah Dengue
Ensefalopati
 terjadi sebagai komplikasi syok
berkepanjangan dengan perdarahan,
tetapi dapat juga terjadi pada DBD
yang tidak disertai syok.
 Gangguan metabolik
 hipoksemia,
hiponatremia/perdarahan, dapat
menjadi penyebab terjadinya
Meningitis Bakterial
 infeksi pada selaput pembungkus
otak/meningen serta cairan yang mengisi ruang
subarakhnoid.
 bakteri penyebab meningitis terbanyak
disebabkan:
 Hemophilus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Neisseria meningitidis.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik
1. Malaria tanpa komplikasi:
a. Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37,5°C)
b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
c. Pembesaran limpa (splenomegali)
d. Pembesaran hati (hepatomegali)
2. Malaria dengan komplikasi :
a. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat
b. Keadaan umum yang lemah (tidak bisa
duduk/berdiri)
c. Kejang-kejang
d. Panas sangat tinggi
e. Mata atau tubuh kuning
1. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria untuk menemukan
parasit malaria
- Tetesan preparat darah tebal
Cara terbaik menemukan parasit malaria dengan
menghitung jumlah parasit per200 leukosit
- Tetesan preparat darah tipis
Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium
Pemeriksaan penunjang
2. test antigen: P-f test
Mendeteksi antigen plasmodium falciparum dengan cara
immunochromatographic
3. Tes serologi
mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap antigen malaria.
4.Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknology
amplifikasi DNA
PENATALAKSANAAN
 Tindakan umum/suportif
 Pengobatan simptomatik
 Pemberian obat anti malaria
 Pengobatan komplikasi
1. Tindakan umum/suportif
 Pertahankan fungsi vital
 Hilangkan trauma
 Hati-hati dari komplikasi tindakan kateterisasi, infus
yang dapat memberikan infeksi nosokomial
 Monitoring : temperatur, nadi, tensi, dan respirasi tiap ½
jam.
 Baringkan/posisi tidur sesuai dengan kebutuhan
 Pertahankan sirkulasi
 Cegah hiperpireksi
 Pemberian cairan
 Diet : porsi kecil dan sering, cukup kalori, karbohidrat dan
garam
 Perhatikan kebersihan mulut
 Perhatikan diuresis dan defekasi, aseptik
kateterisasi
 Kebersihan kulit : mandikan tiap hari dan
keringkan
 Perawatan mata : hindarkan trauma, tutup
dengan kain/gaas lembab
2. Pengobatan simptomatik
 Pemberian antipiretik untuk mencegah hipertermia :
parasetamol 15mg/kg bb/x, beri setiap 4 jam dan
lakukan juga kompres hangat
 Bila kejang, beri antikonvulsan : dewasa : Diazepam 5-
10 mg IV(secara perlahan jangan lebih dari 5 mg/menit)
ulang 15 menit kemudian bila masih kejang. Jangan
diberikan lebih dari 100 mg/24 jam
 Bila tidak tersedia diazepam, sebagai alternatif
phenobarbital 100 mg IM/x (dewasa) diberikan 2x
sehari.
Obat antimalaria
1. Pilihan Utama:
Derivat artemisin parenteral (Artesunat
intravena
atau intramuskuler; Artemeter intramuskuler)
Golongan Artemisinin
pemakaian obat tunggal menimbulkan terjadinya
rekrudensi  kombinasi Artemisinin base
Combination Therapy (ACT).
Kombinasi tetap dapat lebih memudahkan
pemberian pengobatan.
 “Co-Artem” yaitu kombinasi artemeter
(20mg)+lumefantrine (120mg).
 Kombinasi tetap yang lain dihidroartemisinin
(40mg)+ piperakuin (320mg) yaitu “Artekin”.
Kombinasi ACT yang tidak tetap misalnya:
 Artesunat + meflokuin
 Artesunat + amodiakin (terdapat di indonesia)
 Artesunat + klorokuin
 Artesunat +sulfadoksin-pirimetamin
 Artesunat + pironaridin
 Artesunat + chloroquanil-dapson (CDA/Lapdap plus)
 Dihidroartemisinin + Piperakuin + Trimetoprim (Atecom)
 Atecom + primakuin(CV8)
 Dihidroartemisinin + naptokuin
Catatan : harus pemeriksaan parasit yang positif, setidak-tidaknya
denga tes cepat antigen yang positif. Bila malaria klinis/ tidak ada
hasil pemeriksaan parasitologik tetap menggunakan obat non-ACT.
Obat non-ACT ialah:
 Klorokuin Difosfat/Sulfat  P falcifarum maupun
P.vivax.
 Sulfadoksin-Pirimetamin (SP)Plasmodium
falcifarum dan tidak efektif untuk Plasmodium
vivax.
 Kina Sulfat  P.falcifarum maupun P.vivax. Kina
dipakai sebgai obat cadangan untuk mengatasi
resistensi terhadap klorokuin dan SP
 Primakuin
2. Obat Alternatif:
Kina dihidroklorida parenteral
Pencegahan
 Pemberian edukasi
 Kemoprofilaksis
 Menghindari gigitan nyamuk
PENCEGAHAN
Pencegahan menghindari gigitan nyamuk :
1). Tidur dengan kelambu
2). Menggunakan obat pembunuh nyamuk,
3). Mencegah berada di alam bebas .
4). Memproteksi tempat tinggal/ kamar tidur  kawat
anti-nyamuk.
Obat baru yang dipakai untuk pencegahan yaitu
primakuin 0,5mg/kg BB/hari; Etaquin,
Aqtovaquone/Proquanil (Malarone) dan Azitromicyn.
Pencegahan dengan obat:
 Pendatang sementara ke daerah endemis,
dosis klorokuin adalah 300 mg/minggu, 1
minggu sebelum berangkat selama berada
di lokasi sampai 4 minggu setelah kembali.
 Penduduk daerah endemis dan penduduk
baru yang akan menetap tinggal, dosis
klorokuin 300 mg/minggu. Obat hanya
diminum selama 12 minggu (3 bulan).
PEMBERANTASAN
 Dalam pemberantasan malaria dapat
dibedakan pemberantasan (control) dan
pembasmian (eradication).
 Di Indonesia pada taraf sekarang
dilakukan pemberantasan saja.
 Pencegahan lainnya
(1)Penyemprotan.
(2)Pengawasan deteksi aktif dan pasif.
(3)Survey demam dan pengawasan migran.
(4)Deteksi dan kontrol epidemik.
(5)Larvaciding.
(6)Peningkatan kemampuan,diagnosis awal dan
pengobatan yang tepat.
(7)program klambu dan insektisida.
KESIMPULAN
 Tuan E, berusia 30 tahun dengan keluhan utama
demam menggigil dan sakit kepala 2 hari lalu
setelah ia berwisata ke ujung kulon serta
didapatkan kesadaran somnolen, suhu tubuh
39oC,serta nadi 90x/menit, kami menyimpulkan
tuan E menderita malaria serebral karena
kesamaan dari keluahannya sehingga hipotesis
dapat diterima.
MALARIA SEREBRA

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie MALARIA SEREBRA

Ähnlich wie MALARIA SEREBRA (20)

Belibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoidBelibis a17 demam_tifoid
Belibis a17 demam_tifoid
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 
Demam Malaria
Demam MalariaDemam Malaria
Demam Malaria
 
CRS Demam Tifoid.pptx
CRS Demam Tifoid.pptxCRS Demam Tifoid.pptx
CRS Demam Tifoid.pptx
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
parotitis-ppt.pdf
parotitis-ppt.pdfparotitis-ppt.pdf
parotitis-ppt.pdf
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
Ppk difteri
Ppk difteriPpk difteri
Ppk difteri
 
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptxF4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
 
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilanAskeb iv patologi malaria dalam kehamilan
Askeb iv patologi malaria dalam kehamilan
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 

Mehr von Fredy Samosir

Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.pptHealth Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.pptFredy Samosir
 
hypertension final.ppt
hypertension final.ppthypertension final.ppt
hypertension final.pptFredy Samosir
 
BELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptxBELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptxFredy Samosir
 
Infeksi dan Imunitas
Infeksi dan ImunitasInfeksi dan Imunitas
Infeksi dan ImunitasFredy Samosir
 
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docxTata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docxFredy Samosir
 
Emergency escharotomy
Emergency escharotomyEmergency escharotomy
Emergency escharotomyFredy Samosir
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamFredy Samosir
 

Mehr von Fredy Samosir (12)

Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.pptHealth Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
Health Talk 24 December 2022 - Pterygium.ppt
 
Manajemen Anestesi
Manajemen AnestesiManajemen Anestesi
Manajemen Anestesi
 
hypertension final.ppt
hypertension final.ppthypertension final.ppt
hypertension final.ppt
 
BELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptxBELL’S PALSY.ppt.pptx
BELL’S PALSY.ppt.pptx
 
Infeksi dan Imunitas
Infeksi dan ImunitasInfeksi dan Imunitas
Infeksi dan Imunitas
 
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docxTata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
Tata Ibadah Minggu 26 September 2021.docx
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Emergency escharotomy
Emergency escharotomyEmergency escharotomy
Emergency escharotomy
 
Upload01
Upload01Upload01
Upload01
 
Samosir17
Samosir17Samosir17
Samosir17
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsam
 
Ppt blok 7
Ppt blok 7Ppt blok 7
Ppt blok 7
 

Kürzlich hochgeladen

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfnuralieza
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxMelianaFatmawati
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanFATIM77
 

Kürzlich hochgeladen (14)

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
 

MALARIA SEREBRA

  • 2. SKENARIO Tn.E berusua 30 tahun, berobat ke puskesmas dengan demam menggigil dan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu. Dua minggu yang lalu Tn. E berwisata ke Ujung Kulon. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan somnolen, suhu tubuh 39 derajat celcius, nadi 90 x/menit, tekanan darah 120/180mmHg. Laboraturium: Hemoglobin 13g/dl,
  • 3. ANAMNESIS  Keluhan utama  Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria  Riwayat tinggal di daerah endemik malaria  Riwayat sakit malaria  Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir  Riwayat mendapat transfusi darah
  • 4. EPIDEMIOLOGI  Malaria didunia, diperkirakan terdapat 300-5000 juta kasus malaria klinis/tahun dengan 1,5 juta- 2,7 juta kematian  Di Negara maju malaria telah di berantas.  Di Indonesia malaria  tersebar luas pada semua pulau , derajat dan berat infeksi yang bervariasi dan TERUTAMA DI WILAYAH TIMUR.
  • 5. ETIOLOGI 4 spesies parasit malaria : - Plasmodium vivax  malari vivax, malaria tertiana - Plasmodium ovale  malaria ovale - Plasmodium falciparum  malaria falciparum, malaria tropika - Plasmodium malariae  malaria malarie, malaria kwartana
  • 6. PATOFISIOLOGI o Membran eritrosit yang terinfeksi parasit membentuk tonjolan yang disebut knob. o Terjadi sitoadheren o Eritrosit mengalami sekuestrasi o rosetting
  • 8. DIAGNOSIS WORK DIAGNOSIS Malaria Serebral ditemukannya Plasmodium falcifarum bentuk aseksual pada hapusan darah tepi.  terjadi sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadi anoreksia otak.  Sumbatan tersebut terjadi karena eritrosit yang mengandung parasit sulit melalui pembuluh kapiler karena proses sitoaderensi dan sekuestrasi parasit.
  • 9. Gambaran klinis ditandai:  Demam  Koma , lama penurunan kesadaran lebih dari 30 menit atau lebih setelah serangan kejang / setelah koreksi hipoglikemia dan tidak disebabkan oleh penyakit lain. Lama koma dewasa dapat 2-3 hari anak 1 hari. Untuk melakukan penilaian kesadaran  Glasgow Coma Scale (GCS)  dewasa  Balantyre Coma Scale  anak-anak
  • 10. Pada pemeriksaan fisik :  enselopati simetris tanpa tanda fokal  lebar pupil normal  reflex cahaya normal  hipersektensi leher terjadi pada kasus berat
  • 11. Penatalaksanaan  tindakan umum  pertahankan fungsi vital:  jalan napas,  pernapasan,  sirkulasi,  dukungan cairan  nutrisi,  mencegah dekubitus,  mengatasi  hiperpireksia,  kejang, mencegah ulkus kornea&pneumonia ortostatik pemantauan ketat : tekanan darah, nadi suhu, pernapasan, produksi urin,  tingkat kesadaran 6 jam,  pemantauan kesadaran glukosa darah 4 jam,  jika perlu hitung parasit 12-24 jam pemeriksaan lain sesuai indikasi
  • 12. DIAGNOSIS DIFFERENTIAL DEMAM TIFOID suatu infeksi akut pada usus kecil disebabkan kuman Salmonella typhi. Keluhan : anoreksia, malas,sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor, gangguan perut Ada 3 gejala demam tifoid yaitu: - Demam yang berkepanjangan (lebih dari 7 hari) - Gangguan saluran pencernaan - Gangguan susunan saraf pusat/ kesadaran
  • 13. Demam berdarah dengue/DBD  Penularan infeksi virus dengue vektor nyamuk genus Aides (terutama A.aegepty dan A. albopictus. Manifestasi klinis besifat asimtomatik /ditandai  demam yang tidak khas  nyeri otot dan/nyeri sendi yang disertai  leucopenia,  ruam,  limfadenopati,  Trombositopenia  diathesis hemoragik.
  • 14. Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue DD/DB D Derajat Gejala* Laboraturium DD DBD DBD DBD DBD I II III IV Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro- orbital, mialgia, artalgia Gejala diatas tambah bendung positif Gejala diatas tambah perdarahan spontan Gejala diatas tambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin, lembab serta gelisah) Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak teratur - Leucopenia - Trombositopenia, tidak ditemukan bukti kebocoran plasma - Trombositopenia (<100.000/ul) bukti ada kebocoran darah - Trombositopenia (<100.000/ul) bukti ada kebocoran darah - Trombositopenia (<100.000/ul) bukti ada kebocoran darah Serologi Dengue Positif
  • 15. Demam Berdarah Dengue Ensefalopati  terjadi sebagai komplikasi syok berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok.  Gangguan metabolik  hipoksemia, hiponatremia/perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya
  • 16. Meningitis Bakterial  infeksi pada selaput pembungkus otak/meningen serta cairan yang mengisi ruang subarakhnoid.  bakteri penyebab meningitis terbanyak disebabkan:  Hemophilus influenzae Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis.
  • 17. PEMERIKSAAN Pemeriksaan fisik 1. Malaria tanpa komplikasi: a. Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37,5°C) b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat c. Pembesaran limpa (splenomegali) d. Pembesaran hati (hepatomegali)
  • 18. 2. Malaria dengan komplikasi : a. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat b. Keadaan umum yang lemah (tidak bisa duduk/berdiri) c. Kejang-kejang d. Panas sangat tinggi e. Mata atau tubuh kuning
  • 19. 1. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria untuk menemukan parasit malaria - Tetesan preparat darah tebal Cara terbaik menemukan parasit malaria dengan menghitung jumlah parasit per200 leukosit - Tetesan preparat darah tipis Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium Pemeriksaan penunjang
  • 20. 2. test antigen: P-f test Mendeteksi antigen plasmodium falciparum dengan cara immunochromatographic 3. Tes serologi mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap antigen malaria. 4.Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknology amplifikasi DNA
  • 21. PENATALAKSANAAN  Tindakan umum/suportif  Pengobatan simptomatik  Pemberian obat anti malaria  Pengobatan komplikasi
  • 22. 1. Tindakan umum/suportif  Pertahankan fungsi vital  Hilangkan trauma  Hati-hati dari komplikasi tindakan kateterisasi, infus yang dapat memberikan infeksi nosokomial  Monitoring : temperatur, nadi, tensi, dan respirasi tiap ½ jam.
  • 23.  Baringkan/posisi tidur sesuai dengan kebutuhan  Pertahankan sirkulasi  Cegah hiperpireksi  Pemberian cairan  Diet : porsi kecil dan sering, cukup kalori, karbohidrat dan garam
  • 24.  Perhatikan kebersihan mulut  Perhatikan diuresis dan defekasi, aseptik kateterisasi  Kebersihan kulit : mandikan tiap hari dan keringkan  Perawatan mata : hindarkan trauma, tutup dengan kain/gaas lembab
  • 25. 2. Pengobatan simptomatik  Pemberian antipiretik untuk mencegah hipertermia : parasetamol 15mg/kg bb/x, beri setiap 4 jam dan lakukan juga kompres hangat  Bila kejang, beri antikonvulsan : dewasa : Diazepam 5- 10 mg IV(secara perlahan jangan lebih dari 5 mg/menit) ulang 15 menit kemudian bila masih kejang. Jangan diberikan lebih dari 100 mg/24 jam
  • 26.  Bila tidak tersedia diazepam, sebagai alternatif phenobarbital 100 mg IM/x (dewasa) diberikan 2x sehari.
  • 27. Obat antimalaria 1. Pilihan Utama: Derivat artemisin parenteral (Artesunat intravena atau intramuskuler; Artemeter intramuskuler)
  • 28. Golongan Artemisinin pemakaian obat tunggal menimbulkan terjadinya rekrudensi  kombinasi Artemisinin base Combination Therapy (ACT). Kombinasi tetap dapat lebih memudahkan pemberian pengobatan.  “Co-Artem” yaitu kombinasi artemeter (20mg)+lumefantrine (120mg).  Kombinasi tetap yang lain dihidroartemisinin (40mg)+ piperakuin (320mg) yaitu “Artekin”.
  • 29. Kombinasi ACT yang tidak tetap misalnya:  Artesunat + meflokuin  Artesunat + amodiakin (terdapat di indonesia)  Artesunat + klorokuin  Artesunat +sulfadoksin-pirimetamin  Artesunat + pironaridin  Artesunat + chloroquanil-dapson (CDA/Lapdap plus)  Dihidroartemisinin + Piperakuin + Trimetoprim (Atecom)  Atecom + primakuin(CV8)  Dihidroartemisinin + naptokuin Catatan : harus pemeriksaan parasit yang positif, setidak-tidaknya denga tes cepat antigen yang positif. Bila malaria klinis/ tidak ada hasil pemeriksaan parasitologik tetap menggunakan obat non-ACT.
  • 30. Obat non-ACT ialah:  Klorokuin Difosfat/Sulfat  P falcifarum maupun P.vivax.  Sulfadoksin-Pirimetamin (SP)Plasmodium falcifarum dan tidak efektif untuk Plasmodium vivax.  Kina Sulfat  P.falcifarum maupun P.vivax. Kina dipakai sebgai obat cadangan untuk mengatasi resistensi terhadap klorokuin dan SP  Primakuin
  • 31. 2. Obat Alternatif: Kina dihidroklorida parenteral
  • 32. Pencegahan  Pemberian edukasi  Kemoprofilaksis  Menghindari gigitan nyamuk
  • 33. PENCEGAHAN Pencegahan menghindari gigitan nyamuk : 1). Tidur dengan kelambu 2). Menggunakan obat pembunuh nyamuk, 3). Mencegah berada di alam bebas . 4). Memproteksi tempat tinggal/ kamar tidur  kawat anti-nyamuk. Obat baru yang dipakai untuk pencegahan yaitu primakuin 0,5mg/kg BB/hari; Etaquin, Aqtovaquone/Proquanil (Malarone) dan Azitromicyn.
  • 34. Pencegahan dengan obat:  Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin adalah 300 mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama berada di lokasi sampai 4 minggu setelah kembali.  Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan menetap tinggal, dosis klorokuin 300 mg/minggu. Obat hanya diminum selama 12 minggu (3 bulan).
  • 35. PEMBERANTASAN  Dalam pemberantasan malaria dapat dibedakan pemberantasan (control) dan pembasmian (eradication).  Di Indonesia pada taraf sekarang dilakukan pemberantasan saja.
  • 36.  Pencegahan lainnya (1)Penyemprotan. (2)Pengawasan deteksi aktif dan pasif. (3)Survey demam dan pengawasan migran. (4)Deteksi dan kontrol epidemik. (5)Larvaciding. (6)Peningkatan kemampuan,diagnosis awal dan pengobatan yang tepat. (7)program klambu dan insektisida.
  • 37. KESIMPULAN  Tuan E, berusia 30 tahun dengan keluhan utama demam menggigil dan sakit kepala 2 hari lalu setelah ia berwisata ke ujung kulon serta didapatkan kesadaran somnolen, suhu tubuh 39oC,serta nadi 90x/menit, kami menyimpulkan tuan E menderita malaria serebral karena kesamaan dari keluahannya sehingga hipotesis dapat diterima.