SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
FIRMA (PARTNERSHIP)
Persekutuan /Firma(Partnership)
Adalah perusahaan yang dimiliki oleh 2 orang atau lebih, yang dibentuk atas
dasar kepercayaan.
Dalam jenis perusahaan seperti ini, keahlian yang dimiliki oleh salah satu
anggota sekutu dapat dikombinasikan dengan sumber daya /modal yang dimiliki
oleh anggota sekutu lainnya.
1. AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN FIRMA
Pada tahap ini, transaksi yang berhubungan adalah transaksi penyetoran
modal untuk pendirian. Karakteristik dari transaksi ini adalah:
a. Setoran/investasi dicatat dalam jurnal secara terpsah dari pembukuan
firma
b. Aktiva dicatat sebesar nilai pasar yang wajar yang berlkau pada saat
penyerahan aktiva ke dalam firma dan harus disepakati oleh seluruh
anggota sekutu yang ada.
Contoh:
Tn. John dan Tn. Alex sepakat menggabungkan kedua perusahaan yang
dimilikinya ke dalam sebuah firma. Masing-masing sekutu ini menyetor
sejumlah kas dan aktiva.
Tn. John menyetor uang kas sebesar Rp. 450 juta dan peralatan kantor
dengan nilai pasar Rp. 30 juta. Peralatan kantor dari Tn. John ini memiliki
harga perolehan (cost) sebesar Rp. 60 juta dengan akumulasi penyusutan Rp.
40 juta.
Sedangkan Tn. Alex menyetor sejumlah uang sebesar Rp. 370 juta dan
mentransfer sejumlah piutang usaha dengan nilai realisasi bersih (net
realizable value) sebesar Rp. 180 juta. Nilai bruto dari piutang ini adalah
sebesar Rp. 200 juta dengan cadangan piutang tak tertagih Rp. 20 juta.
Jurnal untuk transaksi Tn. John adalah:
Perkiraan Debet Kredit
Kas
Peralatan Kantor
Modal Tn. John
450.000.000
30.000.000
480.000.000
Jurnal tersebut memberikan kesimpulan bahwa:
a. Aktiva Tn. John dicatat sebesar nilai pasar wajarnya, bukan sebesar harga
perolehan atau nilai buku
b. Rekening akumulasi penyusutan tidak ikut dicatat, dengan anggapan
bahwa firma belum mendapatkan manfaat dari pemakaian aktiva tersebut.
Jurnal untuk transaksi Tn. Alex adalah:
Perkiraan Debet Kredit
Kas
Piutang Usaha
Cadangan Piutang tak Tertagih
Modal Tn. Alex
370.000.000
200.000.000
20.000.000
550.000.000
2
Jurnal tersebut memberikan pengertian bahwa:
a. Piutang yang ditransfer ke firma dicatat sebesar nilai bersihnya yaitu nilai
piutang yang kemungkinan besar dapat ditagih atau direalisasikan menjadi
kas.
b. Cadangan kerugian piutang di catat sebagai rekening yang mempengaruhi
rekening piutang usaha, sehingga piutang usaha akan menjadi sebesar
nilai bersihnya.
2. PEMBAGIAN RUGI LABA
Laba atau rugi firma dapat dibagi rata di antara sesama anggota sekutu,
kecuali kalau kesepakatannya mengatakan lain.
Pada umumnya laba (rugi) bersih firma akan dibagi berdasarkan pada besar
kecilnya jumlah modal atau kepemilikan dari masing-masing anggota sekutu
dalam firma.
Secara umum, metode yang digunakan adalah:
a. Rasio Tetap (Fixed Ratio) yang dinyatakan baik dalam bentuk
perbandingan, persentase ataupun bagian
Contoh:
Sebuah firma beranggotakan 3 orang sekutu yaitu Tn. Alvin, Tn. Brian
dan Tn. Cello melaporkan laba bersih yang diperoleh adalah sebesar Rp.
120 juta. Rasio yang ditetapkan dalam hal pembagian laba (rugi) adalah
sebesar 1:1:2. Ketentuan ini juga bisa digambarkan dalam presentase
yaitu sebesar 25%: 25%: 50%, atau dalam bentuk baian yaitu 1/4:1/4:
2/4. Sehingga jurnal pembagian laba bersih ini adalah sebagai berikut:
Perkiraan Debet Kredit
Ikhtisar Laba Rugi
Modal Tn. Alvin
Modal Tn. Brian
Modal Tn. Cello
120.000.000
30.000.000
30.000.000
60.000.000
b. Rasio Tertentu atau saldo modal dari masing-masing anggota sekutu
pada awal periode atau saldo modal rata-rata sepanjang periode.
Metode ini lebih tepat dipergunakan ketika besar kecilnya jumlah dana
yang disetor oleh masing-masing anggota sekutu merupakan hal yang
pelaing utama. Selain itu, metode ini dapat dipergunakan jika tidak ada
salah satu dari anggota sekutu yang menjalankan operasional perusahaan,
dalam arti perusahaan dijalankan secara profesional oleh seorang
manajer.
Contoh untuk saldo moda rata-rata awal tahun:
Sebuah firma beranggotakan 3 orang sekutu yaitu Tn. Harry, Tn. Ignatius
dan Tn, Jeffry dan memperoleh laba bersih sebesar Rp. 90 juta.
Pembagian laba (rugi) ditetapkan berdasarkan perbandingan saldo modal
awal dari masing-masing anggota sekutu.
Besarnya saldo awal masing-masing sekutu adalah:
Tn. Harry Rp. 200 juta
Tn. Ignatius Rp. 300 juta
Tn. Jeffry Rp. 400 juta.
3
Sehingga distribusi dari laba firma adalah sebagai berikut:
No. Nama Perhitungan Jumlah
1 Tn. Harry (200 jt : 900 jt) x 90 jt Rp. 20 juta
2 Tn. Ignatius (300 jt : 900 jt) x 90 jt Rp. 30 juta
3 Tn. Jeffry (400 jt : 900 jt) x 90 jt Rp. 40 juta
Jurnal untuk pembagian laba bersih ini adalah sebagai berikut:
Perkiraan Debet Kredit
Ikhtisar Laba Rugi
Modal Tn. Handi
Modal Tn. Ignatius
Modal Tn. Jeffry
90.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
Contoh untuk saldo moda rata-rata sepanjang tahun
Pada metode ini, maka perlu diperhatikan adanya perubahan saldo modal
yang disebabkan adanya pengurangan atau penambahan modal anggota
sekutu.
Contoh:
Besarnya modal Tn. Robert dan Tn. Hendry pada perusahaan
persekutuannya adalah sebesar Rp. 250 juta dan Rp. 390 juta. Laba yang
diperoleh selama periode operasional adalah sebesar Rp. 90 juta.
Transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
Tn. Robert
1 April Menyetor uang kas ke dalam firma sebagai investasi
tambahan sebesar Rp 80 juta
1 Agustus Melakukan penarikan uang tunai (prive) sebear Rp. 5 juta
T. Hendry
1 Maret Menyerahkan seperangkat komputer dengan nilai pasar
sebesar Rp. 10 juta sebagai aktia pada firma
1 Oktober Melakukan penarikan uang tunai (prive) sebesar Rp. 6
juta
Maka dari transaksi-transaksi tersebut, besarnya modal rata-rata
sepanjang tahun adalah sebagai berikut:
Tn. Robert
1 Jan – 1 April 3/12 x Rp. 250.000.000 = Rp. 62.500.000
1 April – 1 Agust 4/12 x Rp. 330.000.000 = Rp. 110.000.000
1 Agust 31 Des 5/12 x Rp. 325.000.000 = Rp. 135.416.667
Rp. 307.916.667
T. Hendry
1 Jan – 1 Mar 2/12 x Rp. 390.000.000 = Rp. 65.000.000
1 Maret – 1 Okt 7/12 x Rp. 400.000.000 = Rp. 233.333.333
1 Okt – 31 Des 3/12 x Rp. 394.000.000 = Rp. 98.500.000
Rp. 396.833.333
JUMLAH MODAL RATA-RATA SEPANJANG TAHUN Rp. 704.750.000
4
Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian laba bersih antara Tn.
Robert dan Tn. Hendry adalah sebagai berikut:
Tn. Robert
(307.916.667:704.750.000) x 90.000.000 = Rp. 39.322.455
Tn. Hendry
(396.833.333:704.750.000) x 90.000.000 = Rp. 50.677.545
Rp. 90.000.000
c. Gaji anggota sekutu, dan sisanya dibagi sesuai rasio tetap
d. Bunga modal atas dana yang ditanamkan
e. Gaji anggota sekutu dan bunga atas modal
Perbedaan besaran modal yang ditanamkan masing-masing sekutu ke dalam
firma mengakibatkan perlunya imbalan atas modal. Dengan demikian, apabila
firma mendapatkan laba atau rugi, maka akan di bagi setelah
memperhitungkan terlebih dahulu bunga modal ke pada masing-masing
sekutu.
Gaji yang dibayarkan kepada anggota sekutu bukan merupakan beban bagi
firma. Anggota sekutu merupakan pemilik perusahaan, bukan seabgai
karyawan ataupun kreditur. Gaji yang dibayarkan kepada anggota sekutu
berbeda makna dengan gaji yang dibayarkan kepada karyawan, demikian
juga dengan bunga atas modal yang dibayarkan kepada anggota sekutu
mempunyai makna yang berbeda dengan bunga yang dibayarkan kepada
kreditur.
Untuk mengilustrasikan pembagian laba rugi sekutu dengan 3 metode yang
terakhir, maka disajikan data sebagai contoh.
Firma ABC terdiri dari sekutu Adam, Benny dan Chandra yang didirikan pada
tanggal 1 Januari 2009. besarnya modal pada awal tahun adalah sebagai
berikut:
Modal Adam = Rp. 50.000.000
Modal Benny = Rp. 30.000.000
Modal Chandra = Rp. 20.000.000
Ketentuan-ketentuan tentang pembagian laba/rugi adalah sbb:
a. Gaji per bulan yang diberikan kepada masing-masing sekutu adalah Tn.
Adam Rp. 1.000.000; Tn. Benny Rp. 1.500.000 dan Tn. Chandra Rp.
2.000.000.
b. Bunga modal sebesar 20% p.a. dari saldo modal pada awal tahun.
c. Laba bersih tahun 2009 Rp. 80.000.000, setelah diperhitungkan dengan
gaji dan bunga modal maka kelebihan laba akan dibagi dengan rasio 5:3:2.
5
Berdasarkan data-data tersebut, maka pembagian laba bersih firma adalah
sebagai berikut
Laba bersih 80.000.000
Gaji
Tn. Adam = 12 x 1.000.000 12.000.000
Tn. Benny = 12 x 1.500.000 18.000.000
Tn. Chandra = 12 x 2.000.000 24.000.000 +
Total Gaji 54.000.000 -
Sisa laba bersih setelah gaji 26.000.000
Bunga Modal
Tn. Adam = 20% x 50.000.000 10.000.000
Tn. Benny = 20% x 30.000.000 6.000.000
Tn. Chandra = 20% x 20.000.000 4.000.000 +
Total bunga modal 20.000.000 -
Sisa laba bersih setelah gaji dan
bunga modal
6.000.000
Pembagian sisa laba bersih setelah gaji dan bunga modal
Tn. Adam = 5/10 x 6.000.000 3.000.000
Tn. Benny = 3/10 x 6.000.000 1.800.000
Tn. Chandra = 2/10 x 6.000.000 1.200.000 +
6.000.000 -
0
Kesimpulan:
Tn. Adam = 12.000.000 + 10.000.000 + 3.000.000 25.000.000
Tn. Benny = 18.000.000 + 6.000.000 + 1.800.000 25.800.000
Tn. Chandra = 24.000.000 + 4.000.000 + 1.200.000 29.200.000 +
80.000.000
Jurnal untuk pembagian laba bersih ini adalah sebagai berikut:
Perkiraan Debet Kredit
Ikhtisar Laba Rugi
Modal Tn. Adam
Modal Tn. Benny
Modal Tn. Chandra
80.000.000
25.000.000
25.800.000
29.200.000
6
3. LAPORAN KEUANGAN FIRMA
Laporan keuangan firma tidak berbeda dengan laporan keuangan untuk
peruahaan perorangan, perbedaannya hanya terletak pada jumlah pemilik.
Laporan laba rugi firma sama dengan laporan laba rugi untuk perusahaan
perorangan, kecuali dalam hal distribusi laba atau rugi bersih. Dalam
perusahaan perorangan, laba atau rugi operasi akan dinikmati atau ditanggung
oleh pemilik, sedangkan pada firma laba atau rugi di distribusikan di antara para
anggota sekutu.
Laporan perubahan modal perusahaan perseorangan dinamakan dengan
laporan modal pemilik (statement of owner’s equity) , sedangkan untuk firma
dinamakan sebagai laporan modal sekutu (statement of partners’ capital).
Laporan ini berfungsi untuk menginformasikan kepada anggota sekutu tentang
perubahan saldo modal dari masing-masing sekutu sekaligus modal keseluruhan
firma sepanjang tahun ybs.
Neraca untuk firma sama dengan neraca pada perusahaan perseorangan,
perbedaan terletak pada pelaporan modalnya. Pada firma, saldo modal atas
masing-masing anggota sekutu akan ditunjukkan secara terpisah dalam neraca.
Berikut ini adalah contoh format laporan perubahan modal dan neraca untuk
firma:
Firma Aligandhi
Laporan Modal Sekutu
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009
Albert
Capital
Ira Capital Gandi
Capital
Total
Saldo modal, 1 Jan 09 233.678.100 188.699.100 164.257.800 586.635.000
Tambahan investasi 10.000.000 10.000.000
Net Operating Income 32.814.953 27.517.478 20.306.445 80.665.876
Prive (5.000.000) (5.000.000)
Saldo modal, 31 Des 09 276.520.053 211.216.579 184.564.245 672.300.876
Firma Aligandhi
Neraca
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas 92.499.000 Utang usaha 37.479.000
Piutang usaha 141.000.000 Pinjaman Bank 29.835.000
Cadangan Piutang (7.050.000)
Persediaan Brg Dgg 225.000.000
Total Aktiva Lancar 451.449.000 Total Utang Lancar 67.314.000
Aktiva Tetap Modal Firma
Tanah 175.665.876 Modal Albert 276.520.053
Peralatan 120.000.000 Modal Ira 211.216.578
Akumulasi Penyusutan (7.500.000) Modal Gandhi 184.564.245
Total Aktiva Tetap 288.165.876 Total Modal Firma 672.300.876
TOTAL AKTIVA 739.614.876 TOTAL UTANG & MODAL 739.614.876
7
4. PEMBUBARAN PERSEKUTUAN
Persekutuan dapat dibubarkan apabila:
a. Lampaunya waktu untuk mana persekutuan didirikan
Hal ini tercantum dalam akte pendirian persekutuan yang
menyebutkan jangka waktu perskutuan tersebut berjalan. Apabila
jangka waktu tersebut sudah lewat, maka persekutuan di anggap
bubar secara hukum. Selain dalam hal waktu, pembubaran
persekutuan dapat dilakukan apabila tujuan yang terdapat dalam akte
pendirian sudah tercapai. Perpanjangan dapat dilakukan dengan cara
membuat perjanjian baru yang berarti mendirikan persekutuan baru.
b. Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi
pokok persekutuan
Musnahnya brang yang digunakan untuk opersaional persekutuan
dapat menyebabkan persekutuan tersebut dianggap bubar. Terlebih
lagi apabila hal tersebut sampai mengakibatkan persekutuan
mengalami likuidasi.
c. Kehendak dari seorang atau beberapa sekutu
Anggota sekutu dapat memutuskan untuk keluar dari persekutuan
menurut prosedur yang sudah ditetapkan dalam akte pendirian.
Persekutuan lama tetap dapat beroperasi dengan kewajiban
membayar bagian hak pemilikan sekutu yang mengundurkan atau
membeli hak kepemilikannya. Dengan demikian, terjadi transaksi
pembelian hak pemilikan. Saldo modal sekutu yang mengundurkan
diri dipindahkan ke saldo modal sekutu-sekutu yang tinggal menurut
perbandingan yang disetujui.
d. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau dinyatakan pailit
Dalam akte pendirian disebutkan apabila salah satu anggota sekutu
meninggal, hak pemiliknya dapat diteruskan oleh ahli warisnya
dengan memindahkan saldo modal sekutu yang meninggal ke akun
modal baru atas nama ahli waris almarhum.
Apabila ahli waris tidak berniat ikut dalam persekutuan, maka buku
persekutuan harus ditutup pada tanggal meninggalnya sekutu tadi.
Hak sekutu yang meninggal di bayarkan kepada ahli warisnya.
5. MASUKNYA SEKUTU BARU
Masuknya anggota sekutu baru dapat menyebabkan pembubaran firma yang
lama dan dimulainya firma yang baru. Pembukuan juga tetap dapat dilanjutkan
pada firma yang baru. Seseorang dapat diterima menjadi anggota sekutu dengan
cara membeli bagian kepemilikan atau menyetor sejumlah aktiva ke dalam
firma.
Untuk mengilustrasikan masuknya sekutu baru dengan cara membeli bagian
kepemilikan dari satu atau lebih anggota sekutu yang lama, diasumsikan bahwa
suatu firma beranggotakan sekutu A dan sekutu B dengan masing-masing saldo
modal Rp. 120.000.000.
Pada tanggal 1 September, masing-masing sekutu sepakat untuk menjual 30%
kepemilikan atau bagian modalnya kepada sekutu baru (sekutu C) dengan harga
keseluruhan Rp. 80.000.000 secara tunai. Kelebihan pembayaran pemilikan
modal bukanlah merupakan transaksi firma, sehingga dalam pembukuan firma
8
tidak akan menampilkan jumlah kas yang terlibat maupun besarnya keuntungan
yang ditimbulkan dari transaksi tersebut.
Jurnal yang diperlukan adalah:
Perkiraan Debet Kredit
Modal Sekutu A
Modal Sekutu B
Modal Sekutu C
36.000.000
36.000.000
72.000.000
Dari transaksi masuknya sekutu C tersebut, modal keseluruhan firma tidak
mengalami perubahan yaitu sebesar Rp. 240.000.000 dengan perincian sebagai
berikut:
Modal sekutu A ( 120.000.000 – (30% x 120.000.000) = 84.000.000
Modal Sekutu B ( 120.000.000 – (30% x 120.000.000) = 84.000.000
Modal Sekutu C {(120.000.000 + 120.000.000)} x 30% = 72.000.000 +
240.000.000
Apabila masuknya sekutu baru dilakukan dengan cara menyetor sejumlah aktiva
ke dalam firma, maka hal ini akam menambah jumlah aktiva dan modal firma .
Sebagai ilustrasi, seandainya sekutu C masuk dengan menyerahkan uang tunai
sebesar 50.000.000, maka jurnal yang dibuat untuk transaksi tersebut adalah:
Perkiraan Debet Kredit
Kas
Modal Sekutu C
50.000.000
50.000.000
Sehingga posisi modal firma setelah sekutu C masuk menjadi skeutu baru,akan
mengalami perubahan yaitu:
Modal sekutu A = 120.000.000
Modal Sekutu B = 120.000.000
Modal Sekutu C = 50.000.000 +
290.000.000
6. PENILAIAN HARTA/REVALUASI AKTIVA
Revaluasi aktiva dilakukan sesaat sebelum sekutu baru masuk, kegiatan ini
berfungsi untuk menilai harta sekutu lama dengan harga pasar. Sehingga pada
saat sekutu baru masuk, harta anggtoa sekutu lama benar-bena rmencerminkan
nilai pasar yang sewajarnya.
Hasil bersih dari revaluasi aktiva ini akan menambah atau mengurangi besarnya
saldo modal sekutu lama yang akan dijadikan sebagai modal awal bag sekutu
lama untuk pembentukan firma baru.
Sebagai contoh diilustrasikan data sebuah firma adalah sebagai berikut:
Sebuah firma beranggotakan sekutu X dan sekutu Y dengan modal masing-
masing adalah sebesar Rp. 100.000.000. Pada tanggal 1 Oktober, Tn. Z
menyetor uang ke dalam firma sebesar Rp. 40.000.000 untuk mendapatkan
bagian kepemilikan 20% atas firma. Kesepakatan sekutu A dan B dalam hal
9
pembagian rugi/laba adalah sama. Berikut adalah data tambahan yang
diperlukan untuk melakukan revaluasi aktiva.
a. Persediaan Barang Dagangan dengan harga perolehan Rp. 40.000.000,
diniai harga pasarnya saat ini adalah sebesar Rp. 45.000.000;
b. Perlengkapan kantor dengan harga perolehan Rp. 20.000.000, dengan
akumulasi penyusutan Rp. 4.000.000, dinilai harga pasarnya saat ini adalah
sebesar Rp. 15.000.000.
Pencatatan revaluasi aktiva dalam pembukuan firma adalah sebagai berikut:
Perkiraan Debet Kredit
Persediaan barang Dagangan
Modal Sekutu A
Modal Sekutu C
Modal Sekutu A
Modal Sekutu B
Akumulasi Penyusutan Perlengkapan
Kantor
5.000.000
500.000
500.000
2.500.000
2.500.000
1.000.000
Penjelasan:
Revaluasi aktiva terhadap Persediaan Barang Dagangan menghasilkan laba
sebesar Rp. 5.000.000 yaitu selisih dari harga perolehan dengan harga pasar.
Laba ini akan di distribusikan ke masing-masing sekutu lama.
Sedangkan revaluasi perlengkapan kantor menimbulkan kerugian bagi sekutu
lama sebesar Rp. 1.000.000 yaitu selisih harga perolehan bersih dengan harga
pasar (Rp. 20.000.000 – Rp. 4.000.000) – Rp. 15.000.000. kerugian ini juga akan
didistribusikan ke masing-masing sekutu lama .
************************

More Related Content

What's hot

Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
shandyaa
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Abdul Hamid
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
Livi Pungus
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
Fransisco Laben
 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuan
dewantar
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfer
vitalfrans
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
iyandri tiluk wahyono
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Fergieta Prahasdhika
 

What's hot (20)

Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Akuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuanAkuntansi persekutuan
Akuntansi persekutuan
 
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III  Likuidasi PersekutuanAKL Bab III  Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Ekuitas modal disetor
 
Ekuitas
EkuitasEkuitas
Ekuitas
 
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahanPerubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfer
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 

Similar to Akuntansi Firma

makalah persekutuan kelompok 10.pptx
makalah persekutuan kelompok 10.pptxmakalah persekutuan kelompok 10.pptx
makalah persekutuan kelompok 10.pptx
SriNofitri
 
Pencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitasPencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitas
Kasmadi Rais
 
Temu1 ak.lanjut'13
Temu1 ak.lanjut'13Temu1 ak.lanjut'13
Temu1 ak.lanjut'13
Zeyn Farhan
 

Similar to Akuntansi Firma (20)

makalah persekutuan kelompok 10.pptx
makalah persekutuan kelompok 10.pptxmakalah persekutuan kelompok 10.pptx
makalah persekutuan kelompok 10.pptx
 
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.pptMateri Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
Materi Inisiasi 4: Akuntansi untuk Persekutuan.ppt
 
Bab 11_Akuntansi Firma.pptx
Bab 11_Akuntansi Firma.pptxBab 11_Akuntansi Firma.pptx
Bab 11_Akuntansi Firma.pptx
 
Pencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitasPencatatan ekuitas
Pencatatan ekuitas
 
KOMBINASI BISNIS KELOMPOK 3 akutansi manajemen
KOMBINASI BISNIS KELOMPOK 3 akutansi manajemenKOMBINASI BISNIS KELOMPOK 3 akutansi manajemen
KOMBINASI BISNIS KELOMPOK 3 akutansi manajemen
 
Akl i persekutuan dan usahanya
Akl i   persekutuan dan usahanyaAkl i   persekutuan dan usahanya
Akl i persekutuan dan usahanya
 
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxAkuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
 
Persekutuan Firma
Persekutuan Firma  Persekutuan Firma
Persekutuan Firma
 
Akuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuanAkuntansi untuk perskutuan
Akuntansi untuk perskutuan
 
Pembubaran Firma
Pembubaran FirmaPembubaran Firma
Pembubaran Firma
 
Pertemuan 2,3
Pertemuan 2,3Pertemuan 2,3
Pertemuan 2,3
 
Partnership (persekutuan)
Partnership (persekutuan)Partnership (persekutuan)
Partnership (persekutuan)
 
Persekutuan.pdf
Persekutuan.pdfPersekutuan.pdf
Persekutuan.pdf
 
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
 
Bab 12 Persekutuan
Bab 12 PersekutuanBab 12 Persekutuan
Bab 12 Persekutuan
 
Temu1 ak.lanjut'13
Temu1 ak.lanjut'13Temu1 ak.lanjut'13
Temu1 ak.lanjut'13
 
02 Akuntansi Persekutuan_Alokasi Laba dan Rugi Persekutuan_New.pptx
02 Akuntansi Persekutuan_Alokasi Laba dan Rugi Persekutuan_New.pptx02 Akuntansi Persekutuan_Alokasi Laba dan Rugi Persekutuan_New.pptx
02 Akuntansi Persekutuan_Alokasi Laba dan Rugi Persekutuan_New.pptx
 
Latihan soal akuntansi lanjutan 1
Latihan soal akuntansi lanjutan 1Latihan soal akuntansi lanjutan 1
Latihan soal akuntansi lanjutan 1
 
1. Firma.pptx
1. Firma.pptx1. Firma.pptx
1. Firma.pptx
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 

Recently uploaded

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Frida Adnantara
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
ChairaniManasye1
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
armanamo012
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
GustiAdityaR
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
Zefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
umusilmi2019
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 

Akuntansi Firma

  • 1. 1 FIRMA (PARTNERSHIP) Persekutuan /Firma(Partnership) Adalah perusahaan yang dimiliki oleh 2 orang atau lebih, yang dibentuk atas dasar kepercayaan. Dalam jenis perusahaan seperti ini, keahlian yang dimiliki oleh salah satu anggota sekutu dapat dikombinasikan dengan sumber daya /modal yang dimiliki oleh anggota sekutu lainnya. 1. AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN FIRMA Pada tahap ini, transaksi yang berhubungan adalah transaksi penyetoran modal untuk pendirian. Karakteristik dari transaksi ini adalah: a. Setoran/investasi dicatat dalam jurnal secara terpsah dari pembukuan firma b. Aktiva dicatat sebesar nilai pasar yang wajar yang berlkau pada saat penyerahan aktiva ke dalam firma dan harus disepakati oleh seluruh anggota sekutu yang ada. Contoh: Tn. John dan Tn. Alex sepakat menggabungkan kedua perusahaan yang dimilikinya ke dalam sebuah firma. Masing-masing sekutu ini menyetor sejumlah kas dan aktiva. Tn. John menyetor uang kas sebesar Rp. 450 juta dan peralatan kantor dengan nilai pasar Rp. 30 juta. Peralatan kantor dari Tn. John ini memiliki harga perolehan (cost) sebesar Rp. 60 juta dengan akumulasi penyusutan Rp. 40 juta. Sedangkan Tn. Alex menyetor sejumlah uang sebesar Rp. 370 juta dan mentransfer sejumlah piutang usaha dengan nilai realisasi bersih (net realizable value) sebesar Rp. 180 juta. Nilai bruto dari piutang ini adalah sebesar Rp. 200 juta dengan cadangan piutang tak tertagih Rp. 20 juta. Jurnal untuk transaksi Tn. John adalah: Perkiraan Debet Kredit Kas Peralatan Kantor Modal Tn. John 450.000.000 30.000.000 480.000.000 Jurnal tersebut memberikan kesimpulan bahwa: a. Aktiva Tn. John dicatat sebesar nilai pasar wajarnya, bukan sebesar harga perolehan atau nilai buku b. Rekening akumulasi penyusutan tidak ikut dicatat, dengan anggapan bahwa firma belum mendapatkan manfaat dari pemakaian aktiva tersebut. Jurnal untuk transaksi Tn. Alex adalah: Perkiraan Debet Kredit Kas Piutang Usaha Cadangan Piutang tak Tertagih Modal Tn. Alex 370.000.000 200.000.000 20.000.000 550.000.000
  • 2. 2 Jurnal tersebut memberikan pengertian bahwa: a. Piutang yang ditransfer ke firma dicatat sebesar nilai bersihnya yaitu nilai piutang yang kemungkinan besar dapat ditagih atau direalisasikan menjadi kas. b. Cadangan kerugian piutang di catat sebagai rekening yang mempengaruhi rekening piutang usaha, sehingga piutang usaha akan menjadi sebesar nilai bersihnya. 2. PEMBAGIAN RUGI LABA Laba atau rugi firma dapat dibagi rata di antara sesama anggota sekutu, kecuali kalau kesepakatannya mengatakan lain. Pada umumnya laba (rugi) bersih firma akan dibagi berdasarkan pada besar kecilnya jumlah modal atau kepemilikan dari masing-masing anggota sekutu dalam firma. Secara umum, metode yang digunakan adalah: a. Rasio Tetap (Fixed Ratio) yang dinyatakan baik dalam bentuk perbandingan, persentase ataupun bagian Contoh: Sebuah firma beranggotakan 3 orang sekutu yaitu Tn. Alvin, Tn. Brian dan Tn. Cello melaporkan laba bersih yang diperoleh adalah sebesar Rp. 120 juta. Rasio yang ditetapkan dalam hal pembagian laba (rugi) adalah sebesar 1:1:2. Ketentuan ini juga bisa digambarkan dalam presentase yaitu sebesar 25%: 25%: 50%, atau dalam bentuk baian yaitu 1/4:1/4: 2/4. Sehingga jurnal pembagian laba bersih ini adalah sebagai berikut: Perkiraan Debet Kredit Ikhtisar Laba Rugi Modal Tn. Alvin Modal Tn. Brian Modal Tn. Cello 120.000.000 30.000.000 30.000.000 60.000.000 b. Rasio Tertentu atau saldo modal dari masing-masing anggota sekutu pada awal periode atau saldo modal rata-rata sepanjang periode. Metode ini lebih tepat dipergunakan ketika besar kecilnya jumlah dana yang disetor oleh masing-masing anggota sekutu merupakan hal yang pelaing utama. Selain itu, metode ini dapat dipergunakan jika tidak ada salah satu dari anggota sekutu yang menjalankan operasional perusahaan, dalam arti perusahaan dijalankan secara profesional oleh seorang manajer. Contoh untuk saldo moda rata-rata awal tahun: Sebuah firma beranggotakan 3 orang sekutu yaitu Tn. Harry, Tn. Ignatius dan Tn, Jeffry dan memperoleh laba bersih sebesar Rp. 90 juta. Pembagian laba (rugi) ditetapkan berdasarkan perbandingan saldo modal awal dari masing-masing anggota sekutu. Besarnya saldo awal masing-masing sekutu adalah: Tn. Harry Rp. 200 juta Tn. Ignatius Rp. 300 juta Tn. Jeffry Rp. 400 juta.
  • 3. 3 Sehingga distribusi dari laba firma adalah sebagai berikut: No. Nama Perhitungan Jumlah 1 Tn. Harry (200 jt : 900 jt) x 90 jt Rp. 20 juta 2 Tn. Ignatius (300 jt : 900 jt) x 90 jt Rp. 30 juta 3 Tn. Jeffry (400 jt : 900 jt) x 90 jt Rp. 40 juta Jurnal untuk pembagian laba bersih ini adalah sebagai berikut: Perkiraan Debet Kredit Ikhtisar Laba Rugi Modal Tn. Handi Modal Tn. Ignatius Modal Tn. Jeffry 90.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 Contoh untuk saldo moda rata-rata sepanjang tahun Pada metode ini, maka perlu diperhatikan adanya perubahan saldo modal yang disebabkan adanya pengurangan atau penambahan modal anggota sekutu. Contoh: Besarnya modal Tn. Robert dan Tn. Hendry pada perusahaan persekutuannya adalah sebesar Rp. 250 juta dan Rp. 390 juta. Laba yang diperoleh selama periode operasional adalah sebesar Rp. 90 juta. Transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tn. Robert 1 April Menyetor uang kas ke dalam firma sebagai investasi tambahan sebesar Rp 80 juta 1 Agustus Melakukan penarikan uang tunai (prive) sebear Rp. 5 juta T. Hendry 1 Maret Menyerahkan seperangkat komputer dengan nilai pasar sebesar Rp. 10 juta sebagai aktia pada firma 1 Oktober Melakukan penarikan uang tunai (prive) sebesar Rp. 6 juta Maka dari transaksi-transaksi tersebut, besarnya modal rata-rata sepanjang tahun adalah sebagai berikut: Tn. Robert 1 Jan – 1 April 3/12 x Rp. 250.000.000 = Rp. 62.500.000 1 April – 1 Agust 4/12 x Rp. 330.000.000 = Rp. 110.000.000 1 Agust 31 Des 5/12 x Rp. 325.000.000 = Rp. 135.416.667 Rp. 307.916.667 T. Hendry 1 Jan – 1 Mar 2/12 x Rp. 390.000.000 = Rp. 65.000.000 1 Maret – 1 Okt 7/12 x Rp. 400.000.000 = Rp. 233.333.333 1 Okt – 31 Des 3/12 x Rp. 394.000.000 = Rp. 98.500.000 Rp. 396.833.333 JUMLAH MODAL RATA-RATA SEPANJANG TAHUN Rp. 704.750.000
  • 4. 4 Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian laba bersih antara Tn. Robert dan Tn. Hendry adalah sebagai berikut: Tn. Robert (307.916.667:704.750.000) x 90.000.000 = Rp. 39.322.455 Tn. Hendry (396.833.333:704.750.000) x 90.000.000 = Rp. 50.677.545 Rp. 90.000.000 c. Gaji anggota sekutu, dan sisanya dibagi sesuai rasio tetap d. Bunga modal atas dana yang ditanamkan e. Gaji anggota sekutu dan bunga atas modal Perbedaan besaran modal yang ditanamkan masing-masing sekutu ke dalam firma mengakibatkan perlunya imbalan atas modal. Dengan demikian, apabila firma mendapatkan laba atau rugi, maka akan di bagi setelah memperhitungkan terlebih dahulu bunga modal ke pada masing-masing sekutu. Gaji yang dibayarkan kepada anggota sekutu bukan merupakan beban bagi firma. Anggota sekutu merupakan pemilik perusahaan, bukan seabgai karyawan ataupun kreditur. Gaji yang dibayarkan kepada anggota sekutu berbeda makna dengan gaji yang dibayarkan kepada karyawan, demikian juga dengan bunga atas modal yang dibayarkan kepada anggota sekutu mempunyai makna yang berbeda dengan bunga yang dibayarkan kepada kreditur. Untuk mengilustrasikan pembagian laba rugi sekutu dengan 3 metode yang terakhir, maka disajikan data sebagai contoh. Firma ABC terdiri dari sekutu Adam, Benny dan Chandra yang didirikan pada tanggal 1 Januari 2009. besarnya modal pada awal tahun adalah sebagai berikut: Modal Adam = Rp. 50.000.000 Modal Benny = Rp. 30.000.000 Modal Chandra = Rp. 20.000.000 Ketentuan-ketentuan tentang pembagian laba/rugi adalah sbb: a. Gaji per bulan yang diberikan kepada masing-masing sekutu adalah Tn. Adam Rp. 1.000.000; Tn. Benny Rp. 1.500.000 dan Tn. Chandra Rp. 2.000.000. b. Bunga modal sebesar 20% p.a. dari saldo modal pada awal tahun. c. Laba bersih tahun 2009 Rp. 80.000.000, setelah diperhitungkan dengan gaji dan bunga modal maka kelebihan laba akan dibagi dengan rasio 5:3:2.
  • 5. 5 Berdasarkan data-data tersebut, maka pembagian laba bersih firma adalah sebagai berikut Laba bersih 80.000.000 Gaji Tn. Adam = 12 x 1.000.000 12.000.000 Tn. Benny = 12 x 1.500.000 18.000.000 Tn. Chandra = 12 x 2.000.000 24.000.000 + Total Gaji 54.000.000 - Sisa laba bersih setelah gaji 26.000.000 Bunga Modal Tn. Adam = 20% x 50.000.000 10.000.000 Tn. Benny = 20% x 30.000.000 6.000.000 Tn. Chandra = 20% x 20.000.000 4.000.000 + Total bunga modal 20.000.000 - Sisa laba bersih setelah gaji dan bunga modal 6.000.000 Pembagian sisa laba bersih setelah gaji dan bunga modal Tn. Adam = 5/10 x 6.000.000 3.000.000 Tn. Benny = 3/10 x 6.000.000 1.800.000 Tn. Chandra = 2/10 x 6.000.000 1.200.000 + 6.000.000 - 0 Kesimpulan: Tn. Adam = 12.000.000 + 10.000.000 + 3.000.000 25.000.000 Tn. Benny = 18.000.000 + 6.000.000 + 1.800.000 25.800.000 Tn. Chandra = 24.000.000 + 4.000.000 + 1.200.000 29.200.000 + 80.000.000 Jurnal untuk pembagian laba bersih ini adalah sebagai berikut: Perkiraan Debet Kredit Ikhtisar Laba Rugi Modal Tn. Adam Modal Tn. Benny Modal Tn. Chandra 80.000.000 25.000.000 25.800.000 29.200.000
  • 6. 6 3. LAPORAN KEUANGAN FIRMA Laporan keuangan firma tidak berbeda dengan laporan keuangan untuk peruahaan perorangan, perbedaannya hanya terletak pada jumlah pemilik. Laporan laba rugi firma sama dengan laporan laba rugi untuk perusahaan perorangan, kecuali dalam hal distribusi laba atau rugi bersih. Dalam perusahaan perorangan, laba atau rugi operasi akan dinikmati atau ditanggung oleh pemilik, sedangkan pada firma laba atau rugi di distribusikan di antara para anggota sekutu. Laporan perubahan modal perusahaan perseorangan dinamakan dengan laporan modal pemilik (statement of owner’s equity) , sedangkan untuk firma dinamakan sebagai laporan modal sekutu (statement of partners’ capital). Laporan ini berfungsi untuk menginformasikan kepada anggota sekutu tentang perubahan saldo modal dari masing-masing sekutu sekaligus modal keseluruhan firma sepanjang tahun ybs. Neraca untuk firma sama dengan neraca pada perusahaan perseorangan, perbedaan terletak pada pelaporan modalnya. Pada firma, saldo modal atas masing-masing anggota sekutu akan ditunjukkan secara terpisah dalam neraca. Berikut ini adalah contoh format laporan perubahan modal dan neraca untuk firma: Firma Aligandhi Laporan Modal Sekutu Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 Albert Capital Ira Capital Gandi Capital Total Saldo modal, 1 Jan 09 233.678.100 188.699.100 164.257.800 586.635.000 Tambahan investasi 10.000.000 10.000.000 Net Operating Income 32.814.953 27.517.478 20.306.445 80.665.876 Prive (5.000.000) (5.000.000) Saldo modal, 31 Des 09 276.520.053 211.216.579 184.564.245 672.300.876 Firma Aligandhi Neraca Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 Aktiva Lancar Utang Lancar Kas 92.499.000 Utang usaha 37.479.000 Piutang usaha 141.000.000 Pinjaman Bank 29.835.000 Cadangan Piutang (7.050.000) Persediaan Brg Dgg 225.000.000 Total Aktiva Lancar 451.449.000 Total Utang Lancar 67.314.000 Aktiva Tetap Modal Firma Tanah 175.665.876 Modal Albert 276.520.053 Peralatan 120.000.000 Modal Ira 211.216.578 Akumulasi Penyusutan (7.500.000) Modal Gandhi 184.564.245 Total Aktiva Tetap 288.165.876 Total Modal Firma 672.300.876 TOTAL AKTIVA 739.614.876 TOTAL UTANG & MODAL 739.614.876
  • 7. 7 4. PEMBUBARAN PERSEKUTUAN Persekutuan dapat dibubarkan apabila: a. Lampaunya waktu untuk mana persekutuan didirikan Hal ini tercantum dalam akte pendirian persekutuan yang menyebutkan jangka waktu perskutuan tersebut berjalan. Apabila jangka waktu tersebut sudah lewat, maka persekutuan di anggap bubar secara hukum. Selain dalam hal waktu, pembubaran persekutuan dapat dilakukan apabila tujuan yang terdapat dalam akte pendirian sudah tercapai. Perpanjangan dapat dilakukan dengan cara membuat perjanjian baru yang berarti mendirikan persekutuan baru. b. Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi pokok persekutuan Musnahnya brang yang digunakan untuk opersaional persekutuan dapat menyebabkan persekutuan tersebut dianggap bubar. Terlebih lagi apabila hal tersebut sampai mengakibatkan persekutuan mengalami likuidasi. c. Kehendak dari seorang atau beberapa sekutu Anggota sekutu dapat memutuskan untuk keluar dari persekutuan menurut prosedur yang sudah ditetapkan dalam akte pendirian. Persekutuan lama tetap dapat beroperasi dengan kewajiban membayar bagian hak pemilikan sekutu yang mengundurkan atau membeli hak kepemilikannya. Dengan demikian, terjadi transaksi pembelian hak pemilikan. Saldo modal sekutu yang mengundurkan diri dipindahkan ke saldo modal sekutu-sekutu yang tinggal menurut perbandingan yang disetujui. d. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau dinyatakan pailit Dalam akte pendirian disebutkan apabila salah satu anggota sekutu meninggal, hak pemiliknya dapat diteruskan oleh ahli warisnya dengan memindahkan saldo modal sekutu yang meninggal ke akun modal baru atas nama ahli waris almarhum. Apabila ahli waris tidak berniat ikut dalam persekutuan, maka buku persekutuan harus ditutup pada tanggal meninggalnya sekutu tadi. Hak sekutu yang meninggal di bayarkan kepada ahli warisnya. 5. MASUKNYA SEKUTU BARU Masuknya anggota sekutu baru dapat menyebabkan pembubaran firma yang lama dan dimulainya firma yang baru. Pembukuan juga tetap dapat dilanjutkan pada firma yang baru. Seseorang dapat diterima menjadi anggota sekutu dengan cara membeli bagian kepemilikan atau menyetor sejumlah aktiva ke dalam firma. Untuk mengilustrasikan masuknya sekutu baru dengan cara membeli bagian kepemilikan dari satu atau lebih anggota sekutu yang lama, diasumsikan bahwa suatu firma beranggotakan sekutu A dan sekutu B dengan masing-masing saldo modal Rp. 120.000.000. Pada tanggal 1 September, masing-masing sekutu sepakat untuk menjual 30% kepemilikan atau bagian modalnya kepada sekutu baru (sekutu C) dengan harga keseluruhan Rp. 80.000.000 secara tunai. Kelebihan pembayaran pemilikan modal bukanlah merupakan transaksi firma, sehingga dalam pembukuan firma
  • 8. 8 tidak akan menampilkan jumlah kas yang terlibat maupun besarnya keuntungan yang ditimbulkan dari transaksi tersebut. Jurnal yang diperlukan adalah: Perkiraan Debet Kredit Modal Sekutu A Modal Sekutu B Modal Sekutu C 36.000.000 36.000.000 72.000.000 Dari transaksi masuknya sekutu C tersebut, modal keseluruhan firma tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp. 240.000.000 dengan perincian sebagai berikut: Modal sekutu A ( 120.000.000 – (30% x 120.000.000) = 84.000.000 Modal Sekutu B ( 120.000.000 – (30% x 120.000.000) = 84.000.000 Modal Sekutu C {(120.000.000 + 120.000.000)} x 30% = 72.000.000 + 240.000.000 Apabila masuknya sekutu baru dilakukan dengan cara menyetor sejumlah aktiva ke dalam firma, maka hal ini akam menambah jumlah aktiva dan modal firma . Sebagai ilustrasi, seandainya sekutu C masuk dengan menyerahkan uang tunai sebesar 50.000.000, maka jurnal yang dibuat untuk transaksi tersebut adalah: Perkiraan Debet Kredit Kas Modal Sekutu C 50.000.000 50.000.000 Sehingga posisi modal firma setelah sekutu C masuk menjadi skeutu baru,akan mengalami perubahan yaitu: Modal sekutu A = 120.000.000 Modal Sekutu B = 120.000.000 Modal Sekutu C = 50.000.000 + 290.000.000 6. PENILAIAN HARTA/REVALUASI AKTIVA Revaluasi aktiva dilakukan sesaat sebelum sekutu baru masuk, kegiatan ini berfungsi untuk menilai harta sekutu lama dengan harga pasar. Sehingga pada saat sekutu baru masuk, harta anggtoa sekutu lama benar-bena rmencerminkan nilai pasar yang sewajarnya. Hasil bersih dari revaluasi aktiva ini akan menambah atau mengurangi besarnya saldo modal sekutu lama yang akan dijadikan sebagai modal awal bag sekutu lama untuk pembentukan firma baru. Sebagai contoh diilustrasikan data sebuah firma adalah sebagai berikut: Sebuah firma beranggotakan sekutu X dan sekutu Y dengan modal masing- masing adalah sebesar Rp. 100.000.000. Pada tanggal 1 Oktober, Tn. Z menyetor uang ke dalam firma sebesar Rp. 40.000.000 untuk mendapatkan bagian kepemilikan 20% atas firma. Kesepakatan sekutu A dan B dalam hal
  • 9. 9 pembagian rugi/laba adalah sama. Berikut adalah data tambahan yang diperlukan untuk melakukan revaluasi aktiva. a. Persediaan Barang Dagangan dengan harga perolehan Rp. 40.000.000, diniai harga pasarnya saat ini adalah sebesar Rp. 45.000.000; b. Perlengkapan kantor dengan harga perolehan Rp. 20.000.000, dengan akumulasi penyusutan Rp. 4.000.000, dinilai harga pasarnya saat ini adalah sebesar Rp. 15.000.000. Pencatatan revaluasi aktiva dalam pembukuan firma adalah sebagai berikut: Perkiraan Debet Kredit Persediaan barang Dagangan Modal Sekutu A Modal Sekutu C Modal Sekutu A Modal Sekutu B Akumulasi Penyusutan Perlengkapan Kantor 5.000.000 500.000 500.000 2.500.000 2.500.000 1.000.000 Penjelasan: Revaluasi aktiva terhadap Persediaan Barang Dagangan menghasilkan laba sebesar Rp. 5.000.000 yaitu selisih dari harga perolehan dengan harga pasar. Laba ini akan di distribusikan ke masing-masing sekutu lama. Sedangkan revaluasi perlengkapan kantor menimbulkan kerugian bagi sekutu lama sebesar Rp. 1.000.000 yaitu selisih harga perolehan bersih dengan harga pasar (Rp. 20.000.000 – Rp. 4.000.000) – Rp. 15.000.000. kerugian ini juga akan didistribusikan ke masing-masing sekutu lama . ************************