SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Karakteristik dan Kebutuhan
Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus dan Anak
Berbakat
UNESA
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen
: Dra. Hj. Mulyani, M.Pd
Kelas
: D - PGSD 2012
Semester
: 3 (Tiga)
Kelompok : 6 (Enam)
PPT disusun untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan
Fikahati Rachmawati
2. Nurul Umami
3. Elsa Daniar Fitriani
4. Dewi Muthi’a Sari
5. Asmaul Fauziah
(121644301)
1.

(121644051)
(121644062)
(121644095)
(121644296)

KELAS D PGSD 2012
Kesulitan menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi
meliputi
keterlambatan, kekacauan atau pertentangan
di dalam mendengarkan dan mengatakan.
Masalah-masalah dalam perkembangan
beberapa aspek kognitif sebagai berikut:

1.

2.
3.

4.

Pengertian Metakognisi menurut para ahli:
Livingstone : Metakognisi adalah kemampuan berpikir di
mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir
yang terjadi pada diri sendiri.
Matlin : Metakognisi adalah pengetahuan, kesadaran, dan
kontrol terhadap proses kognitif yang terjadi pada diri sendiri.
Wellman : Metakognisi adalah sebagai suatu bentuk kognisi
atau proses berpikir dua tingkat atau lebih yang melibatkan
pengendalian terhadap aktivitas kognitif.
Hamzah B. Uno (2007: 134) mengungkapkan metakognisi
merupakan keterampilan seseorang dalam mengatur dan
mengontrol proses berpikirnya.
1)

2)
3)

4)
5)

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan
dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian tentang
metakognisi sebagai berikut:
Metakognisi merupakan kemampuan jiwa yang termasuk
dalam kelompok kognisi.
Metakognisi
merupakan
kemampuan
untuk
menyadari, mengetahui, proses kognisi yang terjadi pada diri
sendiri.
Metakognisi merupakan kemampuan untuk mengarahkan
proses kognisi yang terjadi pada diri sendiri.
Metakognisi merupakan kemampuan belajar bagaimana
mestinya belajar dilakukan yang meliputi proses
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
Metakognisi merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi.
Dikatakan demikian karena aktivitas ini mampu mengontrol
proses berpikir yang sedang berlangsung pada diri sendiri.
Komponen metakognisi yaitu:
1. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan
tentang
kognisi
adalah
pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kognisinya, yang mencakup tiga sub
komponen
yaitu
declarative


knowledge, procedural knowledge, conditional
knowledge.

2. Regulasi metakognitif
Regulasi kognisi terdiri dari sub komponen-sub
komponen
yakni
sebagai
berikut:
planning,
information
management
strategies, comprehension monitoring, debugging
strategies, evaluation.


Perkembangan Metakognitif Anak
Kemampuan metakognitif telah berkembang
sejak masa anak-anak awal dan terus berlanjut
sampai usia sekolah dasar dan seterusnya sampai
mencapai bentuknya yang lebih mapan.
Kemampuan metakognitf anak tidak muncul
dengan sendirinya, tetapi memerlukan latihan
sehingga menjadi kebiasaan.
Suherman (2001 : 96) menyatakan bahwa
perkembangan metakognitif dapat diupayakan
melalui cara dimana anak dituntut untuk
mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui
dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa
yang dia observasi.
Peranan Metakognisi terhadap
Keberhasilan Belajar
Keberhasilan seseorang dalam belajar
dipengaruhi oleh kemampuan metakognisinya.
Jika setiap kegiatan belajar dilakukan dengan
mengacu pada indikator learning how to learn
maka hasil optimal niscaya akan mudah
dicapai.



Pengembangan Metakognisi Peserta Didik
dalam Pembelajaran
Mengingat pentingnya peranan metakognisi
dalam keberhasilan belajar, maka upaya untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat
dilakukan dengan meningkatkan metakognisi
mereka.
Mengembangkan metakognisi pembelajar
berarti membangun fondasi untuk belajar secara
aktif. Guru atau dosen sebagai perancang
kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai
tanggung jawab dan banyak kesempatan untuk
mengembangkan metakognisi pembelajar.
1. Kesulitan
Berbicara
(Disleksia)

4. Lamban
Belajar (Slow

Learner)
7. Gangguan
Gerakan Anggota
Tubuh

2. Kesulitan
Menulis
(Disgrafia)

5. Gangguan
Emosi dan
Perilaku

3. Kesulitan
Berhitung
(Diskalkulia)

6. Gangguan
Komunikasi
Kesulitan Berbicara
(Disleksia)

Disleksia memiliki arti adanya
gangguan dalam berbicara atau secara
harfiah dikatakan sebagai kesulitan
yang berhubungan dengan kata-kata
atau simbol-simbol tulis. Disleksia
merupakan kelainan yang disebabkan
oleh
ketidakmampuan
dalam
menghubungkan antara lisan dan tertulis
atau kesulitan mengenai hubungan
antara suara dan kata secara tertulis.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
tidak
mengolah
dan
memproses
informasi tersebut.
Kesulitan
Menulis
(Disgrafia)

Disgrafia adalah kelainan
saraf
yang
menghambat
kemampuan
menulis
yang
meliputi hambatan fisik seperti
tidak dapat menulis dengan
mantap atau tulisan tangannya
buruk. Anak dengan gangguan
disgrafia sebetulnya mengalami
kesulitan
dalam
mengharmonisasikan
ingatan
dengan
penguasaan
gerak
ototnya secara otomatis saat
menulis huruf dan angka.
Kesulitan
Berhitung
(Diskalkulia)

Diskalkulia adalah
gangguan
pada
kemampuan kalkulasi
secara
matematis.
Terbagi dalam bentuk
kesulitan menghitung
dan kesulitan kalkulasi.

Lamban
Belajar (Slow
Learner)

Anak-anak yang
mengalami lamban
belajar memiliki nilai
rata-rata pelajaran
kurang dari 6 dan
hasil tes IQ berkisar
70-90.
Gangguan
Emosi dan
Perilaku

Anak-anak dengan gangguan
emosi dan perilaku antara lain
memiliki karakter pemalu, rendah
diri,
sering
murung, penyendiri, pendiam, memi
liki
rasa
takut
yang
berlebihan, mudah tersinggung atau
marah, ingin menang sendiri, sering
mengganggu orang lain, melanggar
tata tertib, dan sering melakukan
gerakan-gerakan aneh.
Gangguan
Komunikasi

Gangguan komunikasi muncul
dengan ciri-ciri berikut:
•Sulit
menangkap
makna
pembicaraan orang lain.
•Tidak lancar dalam berbicara atau
mengungkapkan ide.
•Sering menggunakan bahasa isyarat.
Gagap.
•Suara parau dan aneh yang mungkin
disebabkan oleh organ bicara yang
tidak sempurna.
Gangguan
Gerakan Anggota
Tubuh

Termasuk dalam kategori ini
adalah anak-anak dengan cacat
anggota tubuh, anggota tubuh
tidak berfungsi normal, sikap
atau keseimbangan tubuh tidak
normal,
koordinasi
gerakan
tangan
atau
kaki
tidak
normal, serta banyak gerakan
yang tidak terkontrol.
Anak yang Mengalami
Gangguan Penglihatan
(Tuna netra)

Anak yang Mengalami
Gangguan Pendengaran
(Tuna rungu)

Tuna netra adalah
anak yang mengalami
gangguan
daya
penglihatannya,
berupa
kebutaan
menyeluruh
atau
sebagian,
dan
walaupun telah diberi
pertolongan dengan alatalat bantu khusus, mereka
masih tetap memerlukan
pelayanan
pendidikan
khusus.

Tuna rungu adalah
anak
yang
kehilangan
seluruh atau sebagian daya
pendengarannya
sehingga
tidak atau kurang mampu
berkomunikasi secara verbal
dan
walaupun
telah
diberikan
pertolongan
dengan alat bantu dengar
masih tetap memerlukan
pelayanan
pendidikan
khusus.
Anak dengan Kelainan Anggota Tubuh atau Gerakan
(Tuna daksa)
Tuna daksa adalah anak yang mengalami kelainan atau
cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, dan otot)
sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus. Jika mereka mengalami gangguan
gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak, mereka
disebut cerebral palsy (CP).
Pengertian anak tuna daksa bisa dilihat dari segi fungsi
fisiknya dan dari segi anatominya. Dari segi fungsi fisik, tuna
daksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan
kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan
kelainan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan
untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program dan
layanan khusus. Sedangkan pengertian yang didasarkan
pada
anatomi
biasanya
digunakan
dalam
kedokteran, dengan merujuk pada anggota tubuh mana
yang mengalami kelainan.
Anak dengan Keterbelakangan Kemampuan Intelektual
(Tuna grahita)









Hal-hal yang perlu diperhatikan apabila terlibat dengan
anak-anak dengan kesulitan belajar atau learning disabilities
(LD) yaitu:
Identifikasi sedini mungkin.
Tes dan observasi untuk memperoleh gambaran apa yang
menjadi kekuatan dan kelemahannya.
Rencana Pembelajaran Individual (Individual Education
Program/IEP).
Dukungan orang tua dan guru (pendidik) pada peserta didik
atau anak yang mengalami kesulitan belajar.
Konseling dan profesional terkait.
Pengembangan kemampuan dan keterampilan untuk
mandiri.
Pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja.


Pengertian Anak Berbakat
U.S. Office of Education (USOE) (1971), anak
berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh
orang-orang profesional, dimana anak tersebut
karena
kemampuannya
yang
sangat
menonjol, memberikan prestasi yang tinggi.
Kemampuan-kemampuan tersebut, baik yang
secara
potensial
maupun
yang
sudah
nyata,
meliputi
kemampuan
intelektual
umum,
kemampuan
akademik
khusus,
kemampuan
kreatif
dan
produktif, kemampuan dalam salah satu bidang
seni,
dan
kemampuan
psikomotor
William B. Michael
meninjau bakat itu terutama dari segi
kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu tugas, yang sedikit sekali
tergantung kepada latihan mengenai hal
tersebut.
 Bingham
menitik beratkan pada segi apa yang
dapat dilakukan oleh individu, jadi segi
performance,
setelah
individu
mendapatkan latihan



Woodworth dan Marquis
dimasukkan dalam kemampuan (ability).
Menurutnya
ability
mempunyai
tiga
arti, yaitu:

1. Achievement
2. Capacity
3. Aptitude

Guilford mengemukakan, bahwa aptitude itu
mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu:
1. Dimensi perseptual
2. Dimensi psiko – motor, dan
3. Dimensi intelektual


Orientasi yang lebih luas mengenai berbagai
pendapat tentang bakat menunjukkan, bahwa
analisis tentang bakat merupakan analisis
tentang tingkah laku. Dan dari
analisis
tentang
tingkah
laku
itu
kita
ketemukan, bahwa dalam tingkah laku itu kita
dapatkan gejala sebagai berikut :
 Bahwa individu melakukan sesuatu,
 Bahwa apa yang di lakukan itu merupakan
sebab dari suatu tertentu ( atau mempunyai
akibat atau hasil tertentu ), dan
 Bahwa dia melakukan sesuatu itu dengan cara
tertentu.
Analisis tingkah laku ini memberi
kesimpulan
bahwa
tingkah
laku
mengandung 3 aspek, yaitu:
 Aspek tindakan ( performance atau act )
 Aspek sebab atau akibat nya ( a person
causes a result )
 Aspek ekspresif














Anak berbakat dapat dikenali sejak dini dari ciri-ciri
kemampuan atau keterampilan tertentu. Apabila seorang anak
memenuhi 18 ciri dari 25 ciri-ciri berikut, maka anak tersebut
dapat digolongkan sebagai anak berbakat. (Drs. Mochamad
Nursalim, dkk. 2007: 145-146)
Membaca pada usia lebih muda.
Membaca lebih cepat dan lebih banyak.
Memiliki perbendaharaan kata yang luas.
Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat.
Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang
dewasa.
Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri.
Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal.
Memberi jawaban-jawaban yang baik.
Dapat memberikan banyak gagasan.
Luwes dalam berfikir.
Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan.


















Mempunyai pengamatan yang tajam.
Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang
panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang
diminati.
Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri.
Senang mencoba hal-hal yang baru.
Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis
yang tinggi.
Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahanpemecahan masalah.
Cepat menangkap hubungan sebab akibat.
Berperilaku terarah pada tujuan.
Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
Mempunyai banyak kegemaran (hobi).
Mempunyai daya ingat yang kuat.
Tidak cepat puas dengan prestasinya.
Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi).
Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
Dalam
bukunya,
Prof.
Utami
Munandar
menuliskan
indikator
keberbakatan sebagai berikut:
1. Ciri-ciri Intelektual/Belajar
2. Ciri-ciri Kreativitas
3. Ciri-ciri Motivasi
Mudah
menangkap
pelajaran,
ingatan
baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam
(berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebabakibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak
mudah teralihkan), menguasai banyak bahan
tentang berbagai topik, senang dan sering
membaca,
ungkapan
diri
lancar
dan
jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari
kamus maupun peta dan ensiklopedi. Cepat
memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan
atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam
suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih
muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk
menangani berbagai hal.
Do r o n g a n
i n g i n
t
b e s a r ,
s e r i n g
me n g
p e r t a n y a a n
b a i k ,
me mb e r i k a n
g a g a s a n
d a n
u s u l
t e
s u a t u
ma s a l a h , b e b a s
me n y a t a k a n
p e n d a p a t ,
me mp u n y a i
k e i n d a h a n ,
me n o n j o l
s a l a h
s a t u
s e n i ,
me mp u n y a i
p e
s e n d i r i
d a n
me n g u n g k a p k a n n y a s e r
mu d a h
t e r p e n g a r u h
l a i n , r a s a h u mo r t i n g g
i ma j i n a s i
k u a t ,
k e
(o r i s i n a l i t a s )
(t a m p a k
d a l a m
u n
g a g a s a n ,
k a r a n g a n ,

a h u
a j u
y
b a n
r h a
d a

n
k
a
y
d
l

y
a
n
a
a
a

a
n
g
k
p
m

r
a
d
a
a

a
l
a
p
p
t
a
a
i
g
p
d

s
a
n
a
a
a
n
y
a
g
a
a

a
m
g
t
t
k
g
a
n
i
n
n

b
n
t
i
a
t
g

d
i
d
d
a
o
,
s
i
k

r
d
l
n
a




Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi
kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari
luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang
pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik
mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan
minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa”
(misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan
sebagainya).
Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan tidak cepat
bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan
pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah
melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan
jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang
ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soalsoal. Hal ini menunjuk pada semangat dan motivasi untuk
mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas. Suatu pengikatan
diri dari dalam diri.
Anak-anak berbakat istimewa secara alami memiliki
karakteristik yang khas yang membedakannya dengan
anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup
beberapa domain penting, seperti :
 domain intelektual-koginitif,
 domain persepsi-emosi,
 domain motivasi dan nilai-nilai hidup,
 domain aktifitas, serta
 domain relasi sosial.
3. Karakteristik
afektif

1. Karakteristik
kognitif

2. Karakteristik
bahasa
Kualitas luar biasa di informasi.
 Ingatan yang kuat.
 Ketidakbiasaan perubahan minat dan
keinginan.
 Kemampuan menghasilkan ide-ide dan solusi
yang asli.

Kemampuan verbal.
 Perkembangan yang tinggi pada pengenalan
bahasa dan penulisan bahasa.
 Perkembangan yang baik pada
perkembangan sensorik.











Pendekatan evaluatif terhadap diri sendiri dan lainnya.
Gigih, tujuan perilaku tidak langsung.
Kepekaan yang tidak bisa untuk harapan dan perasaan
orang lain.
Tingginya kesadaran diri, menyesuaikan dengan perbedaan
perasaan.
Perkembangan awal dalam focus of control dan kepuasan ke
dalam dan identitas emosional yang tidak biasa.
Harapan yang tinggi dan lainnya, sering menuju tingkat
frustasi dirinya, lainnya dan situasinya.
Kemampuan tingkat perkembangan moral.
Kemampuan kognitif dan kapasitas afektif dan
konseptualisasi dan pemecahan masalah sosial.
1. Genius
2. Gifted
3. Superior
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar
biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang
sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ)
berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki
sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya
baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat
kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan
sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga
memiliki sifat negatif, diantaranya: cenderung hanya
mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya
tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak
mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk
melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima
pendapat orang lain.
Anak ini disebut juga gifted and talented
adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ)
antara 125 sampai dengan 140. Di samping
memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat
menonjol, seperti: bakat seni musik, drama, dan
ahli dalam memimpin masyarakat. Anak
gifted diantaranya memiliki karakteristik:
mempunyai perhatian terhadap sains, serba
ingin tahu, imajinasinya kuat, senang
membaca, dan senang akan koleksi.
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara
110 sampai dengan 125 sehingga prestasi belajarnya
cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik
sebagai berikut: dapat berbicara lebih dini, dapat
membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan
sekolah dengan mudah, dan dapat perhatian dari
teman-temannya. Anak-anak berbakat memiliki
karakteristik belajar yang berbeda dengan anakanak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan
menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya
secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat
dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam
memahami hubungan antar fakta.
Hereditas
Hereditas, adalah faktor yang diwariskan dari
orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif
produktif,
kemampuan
memimpin,
kemampuan
seni
dan
psikomotor.
 Lingkungan
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan
anak
berbakat
ditinjau
dari
segi
lingkungannya (keluarga, sekolah dan
masyarakat).

Sejak usia dini, sudah dapat dilihat
adanya kemungkinan anak memiliki
bakat yang istimewa. Anak-anak ini
sedapat mungkin dikenali sedini mungkin
dan
dikelompokkan
sebagai
anak
berkebutuhan
khusus,
karena
mempunyai kebutuhan dan kemampuan
tumbuh kembang yang berbeda dari
anak-anak sebayanya.
 Anak-anak berbakat pada masa balitanya
mungkin menunjukkan perilaku khusus
yang dapat disalahartikan sebagai anak
dengan
gangguan
perkembangan, perilaku bermasalah, dan
gangguan mental. Oleh sebab itu, sangat

Penjaringan dan penyaringan: pola tahapannya
 Alat identifikasi
 Penilaian model keterbakatan
 Pengukuran aspek keterbakatan yang lain,



Penjaringan dan penyaringan: pola tahapannya, yang
meliputi:
› Penjaringan anak berbakat.
› Penyaringan anak berbakat.
› Pola dan tahap identifikasi anak berbakat.
› Beberapa masalah identifikasi.
› Prosedur identifikasi model penggayaan sekolah
(Schoolwide Enrichment Model - SEM).
› Beberapa persyaratan lain dalam identifikasi anak
berbakat.


Alat identifikasi, yang meliputi:
› Kemampuan intelektual umum.
› Tes intelegensi umum.
› Tes kelompok kontra tes individual.
› Pengukuran hasil belajar.
› Tes hasil belajar individual.
› Sumber informasi orang tua.
1. Peabody Individual
Achievement Test (PIAT)
2. Wide Range
Achievement Test
(WRAT).
 PIAT

adalah alat ukur yang
mengacu pada norma (norm
referenced), yang bermaksud
mengukur kemajuan belajar dalam
lima bidang akademis, yaitu
matematika, pemahaman
bacaan, bacaan dalam hati, ejaan
dan informasi umum. Keempat
subtes pertama bersifat tertulis dan
terdiri dari item pilihan ganda


WRAT yang juga mengacu pada norna, juga
merupakan tes tertulis yang mengukur kinerja
siswa dalam membaca, berhitung, dan
mengeja. Tingkat I dikembangkan untuk siswa
di bawah umur 12 tahun dan tes tingkat II
untuk siswa di atas 12 tahun.
Informasi ini mencakup berbagai aspek
kepribadian, minat, kemampuan, aspek
sosial,
emosional,
dan
lain-lain.
Informasi ini menjadi acuan untuk
merancang
program
sesuai
kebutuhan, namun terus menerus diamati
perkembangan dan hasil belajarnya.
 Identifikasi itu berbentuk surat yang
akrab kepada orang tua, dimana orang

Konsep
Renzuli

Model
Chon

Model
Gagne

Model
Sternberg
 Menurut

Renzuli, keberbakatan di lihat
dari dalam hasil. Dengan kata
lain, keberbakatan seseorang harus
ditunjukkan dalam suatu prestasi dan
bahwa siswa yang tidak berprestasi
tidak akan termasuk dalam kategori
anak berbakat intelektual.
 Konsep Renzuli, The Three Rings
Conseption, juga sering disebut Three
Ring Interaction atau Interaksi Tiga
Kreativitas

Konsep Renzuli
The Three Rings
Conseption



Kemampuan
intelektual
umum di atas
rata-rata

Keterlekatan
pada tugas

Berikut secara satu persatu akan dijelaskan
kluster dalam keterbakatan Renzuli.
 Kemampuan

diatas rata-rata yang
dimaksud adalah kemampuan umum
dan spesifik. Kemampuan umum yang
kita kenal dengan Multiple Intelegence
milik Daniel Gardner, seperti
kemampuan verbal, musik, logika
hitungan, spasial, dll. Sedangkan
kemampuan spesifik merupakan
spesifikasi dari kemampuan
 Seorang

anak berbakat mempunyai
tanggung jawab terhadap tugas yang
diembannya, komitmen yang kuat
terhadap tugas yang lahir dari dalam
dirinya (motivasi intrinsik). Segala
kemampuan dan keampuhan
terhadap pekerjaan menjadi miliknya
untuk diselesaikan dan dipertanggung
jawabkan secara moral. Dorongannya




Sanford J. Chon, yang berasal dari Arizona State
University Temple (USA), juga percaya bahwa bukan
kemampuan intelektual saja yang semata menandai
keberbakatan. Motivasi untuk menggambarkan
kemampuan itu juga sangat berpengaruh (Chon
dalam Colangelo & David, 1991).
Cohn menyajikan suatu pendekatan yang disebut
pendekatan multidimensional. Ia beranjak dari tiga
klasifikasi kawasan, yaitu intelektual, artistic, dan
sosial. Tiga kawasan itu ditambah lagi dengan
kawasan kemanusiaan yang lain. Setiap kawasan
terdiferensiasikan lagi dalam berbagai aspek.


Perumusan Gagne tentang keberbakatan
berbeda dari perumusan ahli
lainnya, sebab amat membedakan
keberbakatan intelektual (gifted) dan
perolehan hasil belajar
sekolastik, sedangkan keberbakatan yang
lain (talented) terutama terkait dengan
kualitas kepemimpinan, kinerja
mekanik, keterampilan manipulatif dan
ekspresi seni musik, literatur serta hubugan
kemanusiaan dan kemajuan kemanusiaan
lainnya (Khatena, 1992).
M
O
D
E
L
S
T
E
R
N
B
E
R
G

 Pendekatan

Sternberg
didasarkan pada teori
komponen intelegensi manusia.
Stenberg menganalisis
pengatasan masalah manusia
(human problem solving)
sebagai cakupan proses
informasi elementer atau
komponen, yang memiliki 5
fungsi, yaitu
matematika, kinerja, perolehan,
retensi, dan transfer (Kitano &
Kirby, 1986).
 Menurut Sternberg, teori
keberbakatan intelektual harus
 Keberbakatan

merupakan akses
superior terhadap implementasi
komponen informasiproses, terutama dengan
menggunakan umpan balik
terhadap komponen lainnya.
 Melatih orang untuk memperoleh
informasi dan pelayanan
Pengukuran aspek keberbakatan yang lain, mencakup tiga
hal, yaitu
pengukuran kepemimpinan
identifikasi bakat seni rupa dan
seni pertunjukan
pengukuran kreativitas
1. Pengukuran
Kepemimpinan

 Foster

(1981, dalam Khatena &
Kirby, 1986) telah mencatat bahwa
individu pemimpin seyogianya dapat
ditandai dari tanggung jawabnya
dalam mempertahankan dan
mengubah proses sosial. Karenanya
dapat diasumsikan, mereka pada
umumnya dapat ditandai karena
 Bakat seni rupa merupakan keunggulan dalam

menggambar, melukis, memahat, dan berbagai ekspresi
artistik lain yang dapat ditangkap oleh mata, sedangkan
seni pertunjukan menunjuk pada keunggulan baik dalam
musik instrumental maupun vokal, teater, dan tari.
 Pada umumnya mereka yang berbakat seni termasuk
unggul dalam arti keberbakatan intelektual, meskipun
superioritas itu tak selalu tampak dalam tes yang
mengukur IQ.
 Rogers

(Kitano &
Kirby, 1986) menjelaskan
proses kreativitas yang
menekankan produktivitas
kreativitas adalah
munculnya hasil ide yang
diperoleh melalui interaksi
antara keunikan individu
Dampak Positif







Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi
fisik, psikologis, akademik dan sosial.
Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak berbakat
ialah mereka memiliki daya tahan tubuh yang prima serta
koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Anak
berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal
dibandingkan dengan masa berjalan anak-anak normal
(Swanson, 1979).
Prestasi psikologis anak berbakat memiliki kemampuan
emosi yang unggul dan secara sosial pada umumnya
mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah
diterima (Gearheart, Heward,1980).
Prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki
sistem syaraf pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh










Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara
fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan
yang sedikit.
Dapat mendominasi diskusi.
Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat
berikutnya.
Suka ribut.
Memilih kegiatan membaca dari pada
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
masyarakat, atau kegiatan fisik.
Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau
prosedur tertentu.
Jika memimpin diskusi akan membawa situasi
diskusi ke situasi yang harus selalu tuntas.
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Layanan pendidikan anak berbakat
Layanan pendidikan anak berbakatLayanan pendidikan anak berbakat
Layanan pendidikan anak berbakatMichaelLee1007
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranrofieamirasyka
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
 
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarLaporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarningrumintan
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
pppt indonesia modul 7.pptx
pppt indonesia modul 7.pptxpppt indonesia modul 7.pptx
pppt indonesia modul 7.pptxAlpandiPratama19
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxRickyRisma1
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 
T4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdf
T4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdfT4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdf
T4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdfNilamMukhlisa2
 

What's hot (20)

Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Layanan pendidikan anak berbakat
Layanan pendidikan anak berbakatLayanan pendidikan anak berbakat
Layanan pendidikan anak berbakat
 
Kasus pembelajaran bahasa indonesia di sd
Kasus pembelajaran bahasa indonesia di sdKasus pembelajaran bahasa indonesia di sd
Kasus pembelajaran bahasa indonesia di sd
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Prinsip evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Prinsip evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDPrinsip evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Prinsip evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarLaporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
pppt indonesia modul 7.pptx
pppt indonesia modul 7.pptxpppt indonesia modul 7.pptx
pppt indonesia modul 7.pptx
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
TEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIKTEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIK
 
Keragaman siswa
Keragaman  siswaKeragaman  siswa
Keragaman siswa
 
T4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdf
T4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdfT4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdf
T4. PPt Demonstrasi Kontekstual kel 4.pdf
 

Viewers also liked

Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUDPendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUDWiwin Hendriani
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Wulan Yulian
 
Cerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewaCerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewarenizadja
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiTita Sobandi
 
Perkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khusus
Perkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khususPerkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khusus
Perkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khususWiwin Hendriani
 
Model layanan abk dan pendidikan inklusi
Model layanan abk dan pendidikan inklusiModel layanan abk dan pendidikan inklusi
Model layanan abk dan pendidikan inklusiRoHim MohaMad
 
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAgus Wagianto
 
English Task: How to Make Crispy Hotdog
English Task: How to Make Crispy HotdogEnglish Task: How to Make Crispy Hotdog
English Task: How to Make Crispy HotdogErista Rebeca
 
Instrumen asesmen perkembangan aud
Instrumen asesmen perkembangan audInstrumen asesmen perkembangan aud
Instrumen asesmen perkembangan audAmai Nea
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusiWulan Yulian
 
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus iModel layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus iNur Faiza
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatancindrya
 
Model pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniModel pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniHeni Buton
 
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademikPpt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademikEkta Lifiana
 
Pendidikan Inklusif
Pendidikan InklusifPendidikan Inklusif
Pendidikan InklusifVince Here
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus11111115
 

Viewers also liked (20)

Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUDPendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
 
Cerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewaCerdas istimewa berbakat istimewa
Cerdas istimewa berbakat istimewa
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiii
 
Perkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khusus
Perkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khususPerkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khusus
Perkembangan & pengasuhan anak berkebutuhan khusus
 
Model layanan abk dan pendidikan inklusi
Model layanan abk dan pendidikan inklusiModel layanan abk dan pendidikan inklusi
Model layanan abk dan pendidikan inklusi
 
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
 
English Task: How to Make Crispy Hotdog
English Task: How to Make Crispy HotdogEnglish Task: How to Make Crispy Hotdog
English Task: How to Make Crispy Hotdog
 
pendidikan inklusif untuk AUD
pendidikan inklusif untuk AUD pendidikan inklusif untuk AUD
pendidikan inklusif untuk AUD
 
Tugas anak talented
Tugas anak talentedTugas anak talented
Tugas anak talented
 
Abk
AbkAbk
Abk
 
Instrumen asesmen perkembangan aud
Instrumen asesmen perkembangan audInstrumen asesmen perkembangan aud
Instrumen asesmen perkembangan aud
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusi
 
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus iModel layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatan
 
Model pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia diniModel pendekatan bank street untuk anak usia dini
Model pendekatan bank street untuk anak usia dini
 
The bank street approach
The bank street approachThe bank street approach
The bank street approach
 
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademikPpt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
Ppt karakteristik anak berkebutuhan fisik, emosional, dan akademik
 
Pendidikan Inklusif
Pendidikan InklusifPendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusif
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 

Similar to ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

Kesulitan belajar
Kesulitan belajarKesulitan belajar
Kesulitan belajarajengpujir
 
Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAdam Superman
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxsafiraeong
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus11111097
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus11111097
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususDedy Wiranto
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxWayanArtha1
 
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdfPresentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdfamandalingga
 
Pert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptx
Pert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptxPert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptx
Pert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptxKakaSatriaPratama
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemTjoetnyak Izzatie
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemTjoetnyak Izzatie
 
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptxREDFIE
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxUMN AL WASHLIYAH
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi33335
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppttino911946
 
ANak Berbakat dan Anak lambat belajar
ANak Berbakat dan Anak lambat belajarANak Berbakat dan Anak lambat belajar
ANak Berbakat dan Anak lambat belajarMitha Ye Es
 
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxsuryaregif1
 

Similar to ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT (20)

Kesulitan belajar
Kesulitan belajarKesulitan belajar
Kesulitan belajar
 
Anak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptxAnak Tunagrahita.pptx
Anak Tunagrahita.pptx
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Siswa swn
Siswa swnSiswa swn
Siswa swn
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docx
 
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdfPresentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf
 
Assiment khas 2012
Assiment khas 2012Assiment khas 2012
Assiment khas 2012
 
Pert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptx
Pert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptxPert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptx
Pert. 1 KES. BELAJAR DLM PERSPEKTIF PENDIDIKAN.docx.pptx
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
 
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppt
 
ANak Berbakat dan Anak lambat belajar
ANak Berbakat dan Anak lambat belajarANak Berbakat dan Anak lambat belajar
ANak Berbakat dan Anak lambat belajar
 
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
 

More from Fikahati Rachmawati

Makalah manajemen produksi dan pemasaran
Makalah manajemen produksi dan pemasaranMakalah manajemen produksi dan pemasaran
Makalah manajemen produksi dan pemasaranFikahati Rachmawati
 
Manajemen produksi dan pemasaran fix
Manajemen produksi dan pemasaran   fixManajemen produksi dan pemasaran   fix
Manajemen produksi dan pemasaran fixFikahati Rachmawati
 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD ppt
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD ppt HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD ppt
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD pptFikahati Rachmawati
 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SDFikahati Rachmawati
 
Pengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budaya
Pengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budayaPengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budaya
Pengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budayaFikahati Rachmawati
 
Surat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswa
Surat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswaSurat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswa
Surat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswaFikahati Rachmawati
 
hubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggara
hubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggarahubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggara
hubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggaraFikahati Rachmawati
 
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanFikahati Rachmawati
 

More from Fikahati Rachmawati (13)

Makalah manajemen produksi dan pemasaran
Makalah manajemen produksi dan pemasaranMakalah manajemen produksi dan pemasaran
Makalah manajemen produksi dan pemasaran
 
Manajemen produksi dan pemasaran fix
Manajemen produksi dan pemasaran   fixManajemen produksi dan pemasaran   fix
Manajemen produksi dan pemasaran fix
 
Presiden Idaman Masa Depan
Presiden Idaman Masa DepanPresiden Idaman Masa Depan
Presiden Idaman Masa Depan
 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD ppt
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD ppt HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD ppt
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD ppt
 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 
Pengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budaya
Pengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budayaPengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budaya
Pengajaran demokrasi dan keragaman etnik dan budaya
 
Notulensi mp isi
Notulensi mp isiNotulensi mp isi
Notulensi mp isi
 
Surat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswa
Surat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswaSurat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswa
Surat ijin tidak masuk kuliah dan surat panggilan beasiswa
 
hubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggara
hubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggarahubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggara
hubungan vietnam dengan perkembangan politik di asia tenggara
 
Aliran Seni Rupa
Aliran Seni RupaAliran Seni Rupa
Aliran Seni Rupa
 
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
 

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT

  • 1. Karakteristik dan Kebutuhan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dan Anak Berbakat UNESA Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan Dosen : Dra. Hj. Mulyani, M.Pd Kelas : D - PGSD 2012 Semester : 3 (Tiga) Kelompok : 6 (Enam) PPT disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
  • 2. Fikahati Rachmawati 2. Nurul Umami 3. Elsa Daniar Fitriani 4. Dewi Muthi’a Sari 5. Asmaul Fauziah (121644301) 1. (121644051) (121644062) (121644095) (121644296) KELAS D PGSD 2012
  • 3.
  • 4. Kesulitan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi meliputi keterlambatan, kekacauan atau pertentangan di dalam mendengarkan dan mengatakan. Masalah-masalah dalam perkembangan beberapa aspek kognitif sebagai berikut:
  • 5.  1. 2. 3. 4. Pengertian Metakognisi menurut para ahli: Livingstone : Metakognisi adalah kemampuan berpikir di mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri. Matlin : Metakognisi adalah pengetahuan, kesadaran, dan kontrol terhadap proses kognitif yang terjadi pada diri sendiri. Wellman : Metakognisi adalah sebagai suatu bentuk kognisi atau proses berpikir dua tingkat atau lebih yang melibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif. Hamzah B. Uno (2007: 134) mengungkapkan metakognisi merupakan keterampilan seseorang dalam mengatur dan mengontrol proses berpikirnya.
  • 6. 1) 2) 3) 4) 5) Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian tentang metakognisi sebagai berikut: Metakognisi merupakan kemampuan jiwa yang termasuk dalam kelompok kognisi. Metakognisi merupakan kemampuan untuk menyadari, mengetahui, proses kognisi yang terjadi pada diri sendiri. Metakognisi merupakan kemampuan untuk mengarahkan proses kognisi yang terjadi pada diri sendiri. Metakognisi merupakan kemampuan belajar bagaimana mestinya belajar dilakukan yang meliputi proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Metakognisi merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Dikatakan demikian karena aktivitas ini mampu mengontrol proses berpikir yang sedang berlangsung pada diri sendiri.
  • 7. Komponen metakognisi yaitu: 1. Pengetahuan metakognitif Pengetahuan tentang kognisi adalah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kognisinya, yang mencakup tiga sub komponen yaitu declarative  knowledge, procedural knowledge, conditional knowledge. 2. Regulasi metakognitif Regulasi kognisi terdiri dari sub komponen-sub komponen yakni sebagai berikut: planning, information management strategies, comprehension monitoring, debugging strategies, evaluation.
  • 8.  Perkembangan Metakognitif Anak Kemampuan metakognitif telah berkembang sejak masa anak-anak awal dan terus berlanjut sampai usia sekolah dasar dan seterusnya sampai mencapai bentuknya yang lebih mapan. Kemampuan metakognitf anak tidak muncul dengan sendirinya, tetapi memerlukan latihan sehingga menjadi kebiasaan. Suherman (2001 : 96) menyatakan bahwa perkembangan metakognitif dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang apa yang dia observasi.
  • 9. Peranan Metakognisi terhadap Keberhasilan Belajar Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan metakognisinya. Jika setiap kegiatan belajar dilakukan dengan mengacu pada indikator learning how to learn maka hasil optimal niscaya akan mudah dicapai. 
  • 10.  Pengembangan Metakognisi Peserta Didik dalam Pembelajaran Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan metakognisi mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun fondasi untuk belajar secara aktif. Guru atau dosen sebagai perancang kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai tanggung jawab dan banyak kesempatan untuk mengembangkan metakognisi pembelajar.
  • 11. 1. Kesulitan Berbicara (Disleksia) 4. Lamban Belajar (Slow Learner) 7. Gangguan Gerakan Anggota Tubuh 2. Kesulitan Menulis (Disgrafia) 5. Gangguan Emosi dan Perilaku 3. Kesulitan Berhitung (Diskalkulia) 6. Gangguan Komunikasi
  • 12. Kesulitan Berbicara (Disleksia) Disleksia memiliki arti adanya gangguan dalam berbicara atau secara harfiah dikatakan sebagai kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata atau simbol-simbol tulis. Disleksia merupakan kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara lisan dan tertulis atau kesulitan mengenai hubungan antara suara dan kata secara tertulis. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tidak mengolah dan memproses informasi tersebut.
  • 13. Kesulitan Menulis (Disgrafia) Disgrafia adalah kelainan saraf yang menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan fisik seperti tidak dapat menulis dengan mantap atau tulisan tangannya buruk. Anak dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka.
  • 14. Kesulitan Berhitung (Diskalkulia) Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Terbagi dalam bentuk kesulitan menghitung dan kesulitan kalkulasi. Lamban Belajar (Slow Learner) Anak-anak yang mengalami lamban belajar memiliki nilai rata-rata pelajaran kurang dari 6 dan hasil tes IQ berkisar 70-90.
  • 15. Gangguan Emosi dan Perilaku Anak-anak dengan gangguan emosi dan perilaku antara lain memiliki karakter pemalu, rendah diri, sering murung, penyendiri, pendiam, memi liki rasa takut yang berlebihan, mudah tersinggung atau marah, ingin menang sendiri, sering mengganggu orang lain, melanggar tata tertib, dan sering melakukan gerakan-gerakan aneh.
  • 16. Gangguan Komunikasi Gangguan komunikasi muncul dengan ciri-ciri berikut: •Sulit menangkap makna pembicaraan orang lain. •Tidak lancar dalam berbicara atau mengungkapkan ide. •Sering menggunakan bahasa isyarat. Gagap. •Suara parau dan aneh yang mungkin disebabkan oleh organ bicara yang tidak sempurna.
  • 17. Gangguan Gerakan Anggota Tubuh Termasuk dalam kategori ini adalah anak-anak dengan cacat anggota tubuh, anggota tubuh tidak berfungsi normal, sikap atau keseimbangan tubuh tidak normal, koordinasi gerakan tangan atau kaki tidak normal, serta banyak gerakan yang tidak terkontrol.
  • 18. Anak yang Mengalami Gangguan Penglihatan (Tuna netra) Anak yang Mengalami Gangguan Pendengaran (Tuna rungu) Tuna netra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alatalat bantu khusus, mereka masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Tuna rungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
  • 19. Anak dengan Kelainan Anggota Tubuh atau Gerakan (Tuna daksa) Tuna daksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, dan otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Jika mereka mengalami gangguan gerakan karena kelayuan pada fungsi syaraf otak, mereka disebut cerebral palsy (CP). Pengertian anak tuna daksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya. Dari segi fungsi fisik, tuna daksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program dan layanan khusus. Sedangkan pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya digunakan dalam kedokteran, dengan merujuk pada anggota tubuh mana yang mengalami kelainan.
  • 20. Anak dengan Keterbelakangan Kemampuan Intelektual (Tuna grahita)        Hal-hal yang perlu diperhatikan apabila terlibat dengan anak-anak dengan kesulitan belajar atau learning disabilities (LD) yaitu: Identifikasi sedini mungkin. Tes dan observasi untuk memperoleh gambaran apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Rencana Pembelajaran Individual (Individual Education Program/IEP). Dukungan orang tua dan guru (pendidik) pada peserta didik atau anak yang mengalami kesulitan belajar. Konseling dan profesional terkait. Pengembangan kemampuan dan keterampilan untuk mandiri. Pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja.
  • 21.  Pengertian Anak Berbakat U.S. Office of Education (USOE) (1971), anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional, dimana anak tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol, memberikan prestasi yang tinggi. Kemampuan-kemampuan tersebut, baik yang secara potensial maupun yang sudah nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan kreatif dan produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor
  • 22.
  • 23. William B. Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.  Bingham menitik beratkan pada segi apa yang dapat dilakukan oleh individu, jadi segi performance, setelah individu mendapatkan latihan 
  • 24.  Woodworth dan Marquis dimasukkan dalam kemampuan (ability). Menurutnya ability mempunyai tiga arti, yaitu: 1. Achievement 2. Capacity 3. Aptitude Guilford mengemukakan, bahwa aptitude itu mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu: 1. Dimensi perseptual 2. Dimensi psiko – motor, dan 3. Dimensi intelektual 
  • 25. Orientasi yang lebih luas mengenai berbagai pendapat tentang bakat menunjukkan, bahwa analisis tentang bakat merupakan analisis tentang tingkah laku. Dan dari analisis tentang tingkah laku itu kita ketemukan, bahwa dalam tingkah laku itu kita dapatkan gejala sebagai berikut :  Bahwa individu melakukan sesuatu,  Bahwa apa yang di lakukan itu merupakan sebab dari suatu tertentu ( atau mempunyai akibat atau hasil tertentu ), dan  Bahwa dia melakukan sesuatu itu dengan cara tertentu.
  • 26. Analisis tingkah laku ini memberi kesimpulan bahwa tingkah laku mengandung 3 aspek, yaitu:  Aspek tindakan ( performance atau act )  Aspek sebab atau akibat nya ( a person causes a result )  Aspek ekspresif
  • 27.            Anak berbakat dapat dikenali sejak dini dari ciri-ciri kemampuan atau keterampilan tertentu. Apabila seorang anak memenuhi 18 ciri dari 25 ciri-ciri berikut, maka anak tersebut dapat digolongkan sebagai anak berbakat. (Drs. Mochamad Nursalim, dkk. 2007: 145-146) Membaca pada usia lebih muda. Membaca lebih cepat dan lebih banyak. Memiliki perbendaharaan kata yang luas. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal. Memberi jawaban-jawaban yang baik. Dapat memberikan banyak gagasan. Luwes dalam berfikir. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan.
  • 28.               Mempunyai pengamatan yang tajam. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri. Senang mencoba hal-hal yang baru. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahanpemecahan masalah. Cepat menangkap hubungan sebab akibat. Berperilaku terarah pada tujuan. Mempunyai daya imajinasi yang kuat. Mempunyai banyak kegemaran (hobi). Mempunyai daya ingat yang kuat. Tidak cepat puas dengan prestasinya. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi). Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
  • 29. Dalam bukunya, Prof. Utami Munandar menuliskan indikator keberbakatan sebagai berikut: 1. Ciri-ciri Intelektual/Belajar 2. Ciri-ciri Kreativitas 3. Ciri-ciri Motivasi
  • 30. Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebabakibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.
  • 31. Do r o n g a n i n g i n t b e s a r , s e r i n g me n g p e r t a n y a a n b a i k , me mb e r i k a n g a g a s a n d a n u s u l t e s u a t u ma s a l a h , b e b a s me n y a t a k a n p e n d a p a t , me mp u n y a i k e i n d a h a n , me n o n j o l s a l a h s a t u s e n i , me mp u n y a i p e s e n d i r i d a n me n g u n g k a p k a n n y a s e r mu d a h t e r p e n g a r u h l a i n , r a s a h u mo r t i n g g i ma j i n a s i k u a t , k e (o r i s i n a l i t a s ) (t a m p a k d a l a m u n g a g a s a n , k a r a n g a n , a h u a j u y b a n r h a d a n k a y d l y a n a a a a n g k p m r a d a a a l a p p t a a i g p d s a n a a a n y a g a a a m g t t k g a n i n n b n t i a t g d i d d a o , s i k r d l n a
  • 32.   Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa” (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya). Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soalsoal. Hal ini menunjuk pada semangat dan motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas. Suatu pengikatan diri dari dalam diri.
  • 33. Anak-anak berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa domain penting, seperti :  domain intelektual-koginitif,  domain persepsi-emosi,  domain motivasi dan nilai-nilai hidup,  domain aktifitas, serta  domain relasi sosial.
  • 35. Kualitas luar biasa di informasi.  Ingatan yang kuat.  Ketidakbiasaan perubahan minat dan keinginan.  Kemampuan menghasilkan ide-ide dan solusi yang asli. 
  • 36. Kemampuan verbal.  Perkembangan yang tinggi pada pengenalan bahasa dan penulisan bahasa.  Perkembangan yang baik pada perkembangan sensorik. 
  • 37.         Pendekatan evaluatif terhadap diri sendiri dan lainnya. Gigih, tujuan perilaku tidak langsung. Kepekaan yang tidak bisa untuk harapan dan perasaan orang lain. Tingginya kesadaran diri, menyesuaikan dengan perbedaan perasaan. Perkembangan awal dalam focus of control dan kepuasan ke dalam dan identitas emosional yang tidak biasa. Harapan yang tinggi dan lainnya, sering menuju tingkat frustasi dirinya, lainnya dan situasinya. Kemampuan tingkat perkembangan moral. Kemampuan kognitif dan kapasitas afektif dan konseptualisasi dan pemecahan masalah sosial.
  • 39. Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya: cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.
  • 40. Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti: bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik: mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.
  • 41. Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut: dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah, dan dapat perhatian dari teman-temannya. Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anakanak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar fakta.
  • 42. Hereditas Hereditas, adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor.  Lingkungan Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). 
  • 43. Sejak usia dini, sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Anak-anak ini sedapat mungkin dikenali sedini mungkin dan dikelompokkan sebagai anak berkebutuhan khusus, karena mempunyai kebutuhan dan kemampuan tumbuh kembang yang berbeda dari anak-anak sebayanya.  Anak-anak berbakat pada masa balitanya mungkin menunjukkan perilaku khusus yang dapat disalahartikan sebagai anak dengan gangguan perkembangan, perilaku bermasalah, dan gangguan mental. Oleh sebab itu, sangat 
  • 44. Penjaringan dan penyaringan: pola tahapannya  Alat identifikasi  Penilaian model keterbakatan  Pengukuran aspek keterbakatan yang lain, 
  • 45.  Penjaringan dan penyaringan: pola tahapannya, yang meliputi: › Penjaringan anak berbakat. › Penyaringan anak berbakat. › Pola dan tahap identifikasi anak berbakat. › Beberapa masalah identifikasi. › Prosedur identifikasi model penggayaan sekolah (Schoolwide Enrichment Model - SEM). › Beberapa persyaratan lain dalam identifikasi anak berbakat.
  • 46.  Alat identifikasi, yang meliputi: › Kemampuan intelektual umum. › Tes intelegensi umum. › Tes kelompok kontra tes individual. › Pengukuran hasil belajar. › Tes hasil belajar individual. › Sumber informasi orang tua.
  • 47. 1. Peabody Individual Achievement Test (PIAT) 2. Wide Range Achievement Test (WRAT).
  • 48.  PIAT adalah alat ukur yang mengacu pada norma (norm referenced), yang bermaksud mengukur kemajuan belajar dalam lima bidang akademis, yaitu matematika, pemahaman bacaan, bacaan dalam hati, ejaan dan informasi umum. Keempat subtes pertama bersifat tertulis dan terdiri dari item pilihan ganda
  • 49.  WRAT yang juga mengacu pada norna, juga merupakan tes tertulis yang mengukur kinerja siswa dalam membaca, berhitung, dan mengeja. Tingkat I dikembangkan untuk siswa di bawah umur 12 tahun dan tes tingkat II untuk siswa di atas 12 tahun.
  • 50. Informasi ini mencakup berbagai aspek kepribadian, minat, kemampuan, aspek sosial, emosional, dan lain-lain. Informasi ini menjadi acuan untuk merancang program sesuai kebutuhan, namun terus menerus diamati perkembangan dan hasil belajarnya.  Identifikasi itu berbentuk surat yang akrab kepada orang tua, dimana orang 
  • 52.  Menurut Renzuli, keberbakatan di lihat dari dalam hasil. Dengan kata lain, keberbakatan seseorang harus ditunjukkan dalam suatu prestasi dan bahwa siswa yang tidak berprestasi tidak akan termasuk dalam kategori anak berbakat intelektual.  Konsep Renzuli, The Three Rings Conseption, juga sering disebut Three Ring Interaction atau Interaksi Tiga
  • 53. Kreativitas Konsep Renzuli The Three Rings Conseption  Kemampuan intelektual umum di atas rata-rata Keterlekatan pada tugas Berikut secara satu persatu akan dijelaskan kluster dalam keterbakatan Renzuli.
  • 54.  Kemampuan diatas rata-rata yang dimaksud adalah kemampuan umum dan spesifik. Kemampuan umum yang kita kenal dengan Multiple Intelegence milik Daniel Gardner, seperti kemampuan verbal, musik, logika hitungan, spasial, dll. Sedangkan kemampuan spesifik merupakan spesifikasi dari kemampuan
  • 55.  Seorang anak berbakat mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, komitmen yang kuat terhadap tugas yang lahir dari dalam dirinya (motivasi intrinsik). Segala kemampuan dan keampuhan terhadap pekerjaan menjadi miliknya untuk diselesaikan dan dipertanggung jawabkan secara moral. Dorongannya
  • 56.   Sanford J. Chon, yang berasal dari Arizona State University Temple (USA), juga percaya bahwa bukan kemampuan intelektual saja yang semata menandai keberbakatan. Motivasi untuk menggambarkan kemampuan itu juga sangat berpengaruh (Chon dalam Colangelo & David, 1991). Cohn menyajikan suatu pendekatan yang disebut pendekatan multidimensional. Ia beranjak dari tiga klasifikasi kawasan, yaitu intelektual, artistic, dan sosial. Tiga kawasan itu ditambah lagi dengan kawasan kemanusiaan yang lain. Setiap kawasan terdiferensiasikan lagi dalam berbagai aspek.
  • 57.  Perumusan Gagne tentang keberbakatan berbeda dari perumusan ahli lainnya, sebab amat membedakan keberbakatan intelektual (gifted) dan perolehan hasil belajar sekolastik, sedangkan keberbakatan yang lain (talented) terutama terkait dengan kualitas kepemimpinan, kinerja mekanik, keterampilan manipulatif dan ekspresi seni musik, literatur serta hubugan kemanusiaan dan kemajuan kemanusiaan lainnya (Khatena, 1992).
  • 58. M O D E L S T E R N B E R G  Pendekatan Sternberg didasarkan pada teori komponen intelegensi manusia. Stenberg menganalisis pengatasan masalah manusia (human problem solving) sebagai cakupan proses informasi elementer atau komponen, yang memiliki 5 fungsi, yaitu matematika, kinerja, perolehan, retensi, dan transfer (Kitano & Kirby, 1986).  Menurut Sternberg, teori keberbakatan intelektual harus
  • 59.  Keberbakatan merupakan akses superior terhadap implementasi komponen informasiproses, terutama dengan menggunakan umpan balik terhadap komponen lainnya.  Melatih orang untuk memperoleh informasi dan pelayanan
  • 60. Pengukuran aspek keberbakatan yang lain, mencakup tiga hal, yaitu pengukuran kepemimpinan identifikasi bakat seni rupa dan seni pertunjukan pengukuran kreativitas
  • 61. 1. Pengukuran Kepemimpinan  Foster (1981, dalam Khatena & Kirby, 1986) telah mencatat bahwa individu pemimpin seyogianya dapat ditandai dari tanggung jawabnya dalam mempertahankan dan mengubah proses sosial. Karenanya dapat diasumsikan, mereka pada umumnya dapat ditandai karena
  • 62.  Bakat seni rupa merupakan keunggulan dalam menggambar, melukis, memahat, dan berbagai ekspresi artistik lain yang dapat ditangkap oleh mata, sedangkan seni pertunjukan menunjuk pada keunggulan baik dalam musik instrumental maupun vokal, teater, dan tari.  Pada umumnya mereka yang berbakat seni termasuk unggul dalam arti keberbakatan intelektual, meskipun superioritas itu tak selalu tampak dalam tes yang mengukur IQ.
  • 63.  Rogers (Kitano & Kirby, 1986) menjelaskan proses kreativitas yang menekankan produktivitas kreativitas adalah munculnya hasil ide yang diperoleh melalui interaksi antara keunikan individu
  • 64. Dampak Positif     Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan sosial. Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak berbakat ialah mereka memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959). Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal dibandingkan dengan masa berjalan anak-anak normal (Swanson, 1979). Prestasi psikologis anak berbakat memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial pada umumnya mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah diterima (Gearheart, Heward,1980). Prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki sistem syaraf pusat (otak dan spinal cord) yang prima. Oleh
  • 65.        Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan yang sedikit. Dapat mendominasi diskusi. Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya. Suka ribut. Memilih kegiatan membaca dari pada berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat, atau kegiatan fisik. Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu. Jika memimpin diskusi akan membawa situasi diskusi ke situasi yang harus selalu tuntas.