Teks tersebut membahas tentang karakteristik presiden idaman Indonesia masa depan. Beberapa karakteristik yang disebutkan antara lain taat beragama, sadar diri, merakyat, serta mampu mengatasi permasalahan energi dan infrastruktur. Teks ini juga menekankan pentingnya sinergisitas antara presiden dan rakyat dalam memajukan negara.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Presiden Idaman Masa Depan
1. “Presiden Idaman Masa Depan”
Formula Karakter Ideal Untuk Calon Presiden NKRI
Memasuki tahun 2014, Indonesia dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi yang
cukup pelik. Salah satu masalah tersebut berupa pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar.
Dampak dari pelemahan ini adalah makin tingginya beban pemerintah dalam mensubsidi
bahan bakar minyak sehingga berpotensi pada semakin membengkaknya defisit anggaran
pemerintah. Akhirnya pemerintah harus memilih opsi diantaranya menaikkan harga jual
kepada pelanggan. Namun menaikkan harga jual kepada pelanggan dirasa bukanlah langkah
yang bijak karena saat ini daya beli masyarakat Indonesia sedang mengalami penurunan
karena melambungnya harga bahan bakar minyak atau biasa diakronimkan sebagai BBM,
tarif listrik, serta ditambah pula meningkatnya harga – harga sembako.
Terlahir sebagai anak Indonesia, tinggal selama kurang lebih dua tahun di kota
metropolitan untuk mengenyam bangku kuliah di salah satu universitas ternama, saya seolah-
olah ikut ngrumangsani atau merasa memiliki beban moral ikut merasakan permasalahan
yang diderita oleh bumi pertiwi ini. Betapa tidak, harga makanan semakin mahal, harga BBM
naik, harga buku kuliah naik, dan serba-serbi kehidupan pun semakin bertambah mahal.
Lantas apakah saya diam saja mengalami situasi tersebut? Tentu saja tidak. Ikhlas diri ini
sebagai mahasiswa bermetamorfosa menjadi tentor setelah sepulang kuliah dan semasa kuliah
libur, saya tetap menjadi tentor disamping menjadi penjaga warnet pada malam harinya.
Banting tulang siang malam sepenuhnya didedikasikan untuk kehidupan sekaligus sebagai
penghargaan kepada orang tua yang tak kenal lelah menghidupi keluarga menegah kebawah
ini. Kerja keras juga tak melulu menjadi tentor dan penjaga warnet, melainkan juga
bagaimana cara mempertahankan dan berusaha menaikkan prestasi-prestasi. Sungguh heran,
beasiswa yang saya dapatkan hanya berhenti di dua periode saja dengan alasan dana sudah
tidak dianggarkan lagi oleh pemerintah daerah. Permasalahan saya ini seolah ikut meng-
amin-kan deraan penderitaan pemerintahan masa sekarang. Jika pada tahun ini saya merasa
ditindas dalam penghentian anggaran perpanjangan beasiswa, itu bukan suatu masalah buat
saya karena saya masih menggenggam harapan dan tetap berusaha mencari celah-celah titik
terang informasi beasiswa. Pepatah lama mengatakan “Selama kita masih mempunyai
harapan, niscaya hidup kita akan bahagia. Selama kita masih mempunyai harapan, kita akan
bersemangat melakoni kehidupan ini”. Tapi pepatah lama mengingatkan pula agar harapan
selayaknya disertai usaha gigih untuk mewujudkannya. Gayung bersambut, Tuhan
2. mendengarkan doa lirih dari bibir kecil ini, saya mendapatkan informasi mengenai beasiswa
data print dari tempat kerja saya yaitu warnet. Saya mendapatkan kupon beasiswa dari produk
data print yang selalu dipakai dalam warnet tempat saya bekerja sampingan. Setelah saya
meminta izin oleh pemilik warnet, saya berhasil mengantongi satu kupon beasiswa data print
ini. Saya tidak akan menyia-nyiakan satu kupon ini untuk mendapatkan beasiswa demi
memenuhi kebutuhan kuliah dan tentunya kebutuhan sentral, kebutuhan hidup. Salah satu
persyaratan mengikuti beasiswa data print adalah menulis essay bertema Karakteristik
pemimpin yang dibutuhkan Bangsa Indonesia. Pas banget sama tahun-tahun politik 2014
ini.
Apa kriteria presiden Indonesia yang Anda harapkan? Pertanyaan seperti ini makin
sering bergema di ranah publik menjelang penyelenggaraan pemilu presiden dan wakil
presiden di tahun 2014 ini. Pertanyaan-pertanyaan seputar “Presiden Idaman Masa Depan”
memang bisa diramu dalam beragam versi, namun makna yang dikandung masing-masing
adalah seragam, yakni ingin mengetahui harapan-harapan rakyat akan presidennya untuk
masa bakti lima tahun ke depan. Begitu pula jawaban yang diberikan. Amat mungkin muncul
beragam jawaban dikarenakan setiap individu yang menjawab memiliki harapannya sendiri-
sendiri. Namun semua keberagaman itu disatukan oleh kesamaan, yaitu siapapun sosoknya,
pastilah berharap yang terbaik.
Banyak cerita tentang keinginan masyarakat tentang sosok pemimpin idaman di
negara Indonesia yang notabene telah merdeka sejak 69 tahun yang lalu ini. Tidak heran
kalau banyak obrolan tentang pemimpin negara ini yang terkadang meleset dari yang mereka
harapkan. Kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara maritim agraris yang besar.
Sumber daya yang tersimpan di Indonesia juga sangat melimpah, tetapi sangat disayangkan
karena pemanfaatan potensi ini belum maksimal. Banyak masyarakat yang telah bekerja
keras untuk bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa merampas hak sumber
daya itu agar tetap eksis, tetapi ada juga oknum-oknum yang melalaikan kepercayaan
masyarakat sehingga banyak dari mereka yang berbuat curang, tidak adil, bahkan tak malu
berbuat korupsi. Perekonomian negeri yang tak kunjung bersahabat diakibatkan salah satunya
diakibatkan oleh oknum-oknum tak berhati yang sangat sadis menggunakan uang negara
untuk kepentingan pribadinya. Masalah kebudayaan juga tidak kalah penting, melihat
Indonesia sangat beragam dari Sabang sampai Merauke, dari tarian, pertunjukan, pakaian,
3. bahasa, dan adat istiadat yang menyatukan Indonesia juga patut dijaga. Semua itu adalah
cerminan pemimpin saat ini.
Lantas, apa harapan terbaik saya akan figur “Presiden Idaman Masa Depan”?
Terlahir, bertumbuh menjadi pribumi, sekaligus menjalani dinamika hidup di bumi pertiwi ini
merupakan pengalaman yang menjadikan saya “paham apa yang saya butuhkan” akan sosok
ideal “Presiden Idaman Masa Depan”. Pengalaman lah yang menjadi acuan saya dalam
menetapkan kualifikasi yang harus dipenuhi oleh siapapun yang berhasrat menuju kursi orang
nomor satu di Indonesia. Sah-sah saja menetapkan kualifikasi “Presiden Idaman Masa
Depan” karena presiden haruslah seseorang yang membuat saya dan masyarakat Indonesia
yakin bahwa dia dapat dipercaya dan dapat diharapkan untuk mengakomodasi aspirasi dan
kepentingan seluruh rakyat, yakni merealisasikan Indonesia seperti yang telah dicita-citakan.
Kriteria “Presiden Idaman Masa Depan” yang pertama adalah taat beragama.
Mengapa saya menempatkan kriteria taat beragama di urutan pertama? Karena agama adalah
dasar segalanya. Pribadi seseorang tercermin dari agamanya. Bila agamanya baik, maka baik
pula pribadinya. Sudah menjadi rahasia publik bahwa semua agama mengajarkan untuk
selalu berbuat baik dan benar. Di tengah kerusakan moral yang tengah merajalela di jamrud
khatulistiwa ini, tentulah kita membutuhkan seorang pemimpin yang mampu membenahi
berbagai kerusakan moral tersebut. Pemimpin yang mampu menuntun kita kembali ke jalan
Tuhan. Ketika pemimpin atau presiden berhasil menuntun rakyatnya untuk bertindak sesuai
dengan ajaran luhur agama, maka akan tercipta suatu masyarakat Indonesia yang harmonis.
Presiden terpilih juga harus mampu menangkis segala paham radikalisme yang baru-baru ini
santer terdengar, misalnya gerakan Islamic State of Iraq and Syria atau yang diakronimkan
dengan ISIS.
Selain taat beragama, saya berharap pada pemilu 2014 ini terpilih figur presiden yang
sadar diri. Ya! Saya mengharapkan pribadi yang ‘Sadar Diri’ menjadi Presiden Indonesia
mendatang. ‘Sadar Diri’ bukan sekedar berarti sehat jasmani-rohani, namun juga menyadari
keadaan dirinya sendiri selaku insan yang memiliki ‘kelebihan’ sekaligus ‘kekurangan’. Di
sini ia akan mengevaluasi dirinya, yaitu mengeksplor potensi diri dan meminimalisir
kelemahan yang patut dikoreksi. Ini akan melahirkan presiden yang percaya diri, mawas diri,
tidak gegabah dalam mengambil keputusan, bijaksana, tangguh, memiliki self control, dan
sanggup me-manage diri. Presiden harus ‘Sadar Diri’ bahwa kekuasaan eksklusif bukanlah
kekuasaan mutlak sehingga mengabaikan kepentingan nasional. Untuk itu sebelum
4. menggunakan kekuasaan eksklusifnya, presiden patut melakukan koordinasi dan konsultasi
terlebih dahulu dengan lembaga-lembaga berkompeten serta mau mempertimbangkan usulan,
pendapat dan nasehat yang didapat. Ibarat sekeping mata uang bersisi dua, kemajemukkan
Indonesia memunculkan kompleksitas problem berupa konflik horisontal, separatisme,
pembangunan tidak merata, kesenjangan sosial, ditambah lagi bencana alam. Sadar diri akan
hal ini, presiden diharapkan mampu mengantisipasinya dengan berlaku adil, berdiri di atas
semua golongan, berintegritas tinggi, patriotik, memupuk kebersamaan dan kepekaan sosial,
sadar lingkungan, serta menjamin keamanan nasional dan kepastian hukum tanpa pandang
bulu.
Presiden terpilih sebagai presiden ke-7 Indonesia juga wajib menyadari kedudukan
dirinya sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Kepala negara berarti sosok
simbol resmi negara Indonesia di dunia. Presiden yang menyadari ini, akan tegas dan
berwibawa serta memiliki kebanggaan karena tersadarkan bahwa ia bukanlah simbol
sembarang negara melainkan jati diri negara besar yang potensial dan berdaulat sehingga
negara-negara lain patut merasa segan, menaruh hormat serta tidak akan berani mencoba
‘mendikte’ kita seperti kasus yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Sebagai kepala
pemerintahan, presiden memegang kekuasaan ekslusif. Kekuasaan ini ibarat ‘senjata
pamungkas’ yang selayaknya digunakan dengan baik dan benar selama mengabdi demi
kepentingan nasional.
Disisi lain, harus di ingat juga bahwa seorang presiden tidak bisa menjalankan
tugasnya dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama rakyat dalam memajukan suatu negara.
Perlu sinergisitas dan kekompakan rakyat beserta wakil rakyat dan presiden dalam
memajukan negara. Sinergisitas itu menjelma sebagai kriteria “Presiden Idaman Masa
Depan” yaitu merakyat. Makna merakyat disini adalah seorang presiden ikut merasakan
hidup seperti masyarakat kecil dan tidak menampilkan atribut presidennya. Dalam hal ini,
yang patut untuk diteladani adalah nabi Muhammad SAW, dimana beliau selalu
berpenampilan sederhana dan tidak memperlihatkan bahwa dia seorang nabi, bahkan beliau
memberikan semua harta yang ia miliki kepada kaum fakir miskin. Hal ini, belum ada yang
melakukannya seperti nabi khususnya para Presiden Indonesia sampai saat ini. Karena perlu
diingat juga diluar konteks kenegaraan, seorang presiden adalah seorang rakyat biasa.
Merambah ke sektor energi. Isu-isu permasalahan ketersediaan listrik di Indonesia
telah menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Makin ke depan, energi listrik di
5. Indonesia bukannya makin baik malah makin defisit, masalah ketersediaan energi listrik
menjadi sesuatu yang sangat krusial. Untuk mengatasi masalah ini, alangkah bijak bila
presiden terpilih dan pemerintah dapat melakukan investasi untuk pembangkit listrik yang
dapat menghasilkan daya yang besar, efisien, dan ramah lingkungan secara merata di seluruh
wilayah Indonesia. Dengan demikian, seluruh wilayah di Indonesia dapat menikmati manfaat
dari energi listrik.
Berbicara tentang “Presiden Idaman Masa Depan”, tak lepas dari pandangan bahwa ia
haruslah menjadi sosok yang ‘Hing madya mangun karsa’ yang artinya menjadi seorang
pemimpin diharuskan bergiat dan mampu menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu juga ‘Ambeg parama arta’ yaitu menjadi seorang pemimpin harus mampu memilih
dengan tepat mana yang harus didahulukan. Untuk memenangkan hati rakyat maka capres
harus memenuhi prasyarat presiden yaitu pada komitmen dan pembuktian kemampuan
melalui kinerja nyata menciptakan sistem yang adil dan kompetitif di setiap sektor, program
dan kebijakan berpihak pada kepentingan rakyat bukan golongan tertentu. Memiliki kepekaan
terhadap penegakan hukum, sensitif terhadap permasalahan HAM, mengutamakan paradigma
pelestarian dan perlindungan alam dan sumber alam dalam pembangunan, melaksanakan
perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur dan konsep securitas bagi daerah perbatasan dan
pulau – pulau terluar nusantara. Pionir dalam pemberdayaan dan gairah usaha mandiri,
mengurangi impor, dan menjadi tuan di rumah sendiri adalah gambaran visi zaman keemasan
Indonesia baru. Pendidikan dianggap cara efektif sebagai tangga sosial menuju kemajuan
maka disarankan dibebaskan dari campur tangan kekuasaan. Akankah syarat-syarat tersebut
akan terwujud? Kita harus optimis!
Di bulan ceria ini pasca detik-detik momentum pilpres, masih banyak perdebatan,
baik perdebatan antar kubu capres maupun tolak-menolak hasil pilpres yang dituding tidak
jujur, tidak adil, dan tidak transparan. Memang tak bisa dipungkiri, dalam memilih seorang
pemimpin hingga terpilihnya pemimpin tersebut, selalu ada pro dan kontra bagi beberapa
kelompok. Tentunya mental seorang pemimpin harus sekuat baja, karena jika presiden
terpilih tidak percaya diri akibat pro kontra, maka tidak akan mampu memimpin dengan baik.
Sikap percaya diri juga menjadi salah satu sikap seorang pemimpin, karena dengan
kepercayaan diri, kita mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri kita yang
bermanfaat bagi orang banyak.
6. Pemilu 2014 menjadi harapan baru bagi rakyat Indonesia. Rakyat ingin pemimpin
baru yang mementingkan kepentingan rakyat umum. Rakyat menginginkan pemimpin yang
tahan banting, mampu menciptakan terobosan baru dengan program kerakyatannya, bersih
dari KKN dan tentunya berani memberantas korupsi. Pemimpin yang memberi tauladan baik,
pemimpin yang tidak gila harta, dan yang bertanggung jawab terhadap Tuhan dan negaranya.
Setiap negara pasti mendambakan sosok presiden yang dapat dibanggakan di hadapan negara
lain. Sosok presiden yang peduli dan mementingkan rakyat dari negaranya. Begitu pula
dengan rakyat Indonesia yang rindu dan mendambakan kehadiran sosok pemimpin yang
menjamin kesejahteran dan mengayomi rakyat negaranya.
Sebagai penutup dari tulisan ini, siapa pun yang menjadi presiden Indonesia untuk
masa bakti 2014 hingga 2019 harus siap tanggap menjalankan roda pemerintahan. Setiap
permasalahan dan tugas yang belum selesai dari pemerintahan sebelumnya harus segera
dicarikan solusi terbaik untuk merampungkannya. Pemerintah selanjutnya harus terus bekerja
dan berikhtiar karena persoalan tidak akan ada habisnya. Presiden baru Indonesia harus
memberikan semangat yang baru dan harapan yang baru untuk Indonesia yang lebih baik.
Namun, siapa pun presidennya, kita sebagai warga negara Indonesia harus bangkit dan tetap
berjuang meraih kesuksesan. Jangan sampai momentum pilpres ini melemahkan semangat
hidup dan memecah tali persatuan. Semoga sedikit pendapat saya mengenai formula dari
karakter ideal seorang “Presiden Idaman Masa Depan” ini bisa menambah referensi tentang
syarat-syarat menjadi seorang presiden idaman.
7. Pemilu 2014 menjadi harapan baru bagi rakyat Indonesia. Rakyat ingin pemimpin
baru yang mementingkan kepentingan rakyat umum. Rakyat menginginkan pemimpin yang
tahan banting, mampu menciptakan terobosan baru dengan program kerakyatannya, bersih
dari KKN dan tentunya berani memberantas korupsi. Pemimpin yang memberi tauladan baik,
pemimpin yang tidak gila harta, dan yang bertanggung jawab terhadap Tuhan dan negaranya.
Setiap negara pasti mendambakan sosok presiden yang dapat dibanggakan di hadapan negara
lain. Sosok presiden yang peduli dan mementingkan rakyat dari negaranya. Begitu pula
dengan rakyat Indonesia yang rindu dan mendambakan kehadiran sosok pemimpin yang
menjamin kesejahteran dan mengayomi rakyat negaranya.
Sebagai penutup dari tulisan ini, siapa pun yang menjadi presiden Indonesia untuk
masa bakti 2014 hingga 2019 harus siap tanggap menjalankan roda pemerintahan. Setiap
permasalahan dan tugas yang belum selesai dari pemerintahan sebelumnya harus segera
dicarikan solusi terbaik untuk merampungkannya. Pemerintah selanjutnya harus terus bekerja
dan berikhtiar karena persoalan tidak akan ada habisnya. Presiden baru Indonesia harus
memberikan semangat yang baru dan harapan yang baru untuk Indonesia yang lebih baik.
Namun, siapa pun presidennya, kita sebagai warga negara Indonesia harus bangkit dan tetap
berjuang meraih kesuksesan. Jangan sampai momentum pilpres ini melemahkan semangat
hidup dan memecah tali persatuan. Semoga sedikit pendapat saya mengenai formula dari
karakter ideal seorang “Presiden Idaman Masa Depan” ini bisa menambah referensi tentang
syarat-syarat menjadi seorang presiden idaman.