PMII memilih aswaja sebagai metode berfikir dan pijakan organisasi karena menghubungkan kader dengan ideologi NU secara kultural, bukan struktural. PMII juga menggunakan nilai dasar pergerakan sebagai sumber kekuatan moral dan pengikat kebenaran, serta paradigma kritis-transformatif untuk melakukan analisis dan perubahan sosial. PMII mengajak kader untuk berfikir kritis, berdzikir, dan beramal sholeh guna men
1. Mengapa PMII ?
Setiap mahasiswa baru pasti tidak tahu akan keadaan Universitas atau Sekolah
Tinggi yang akan di buat kuliah setiap harinya nanti selama empat tahun atau
lima tahun atau bahkan lebih, entah dari segi sistem perkuliahan, sistem
birokasinya dan segala aktifitas organisasi yang ada di situ, dan lain
sebagainya. Itulah yang dirasakan sipenulis pada waktu tiga tahun
silam.Namun hal itu terkikis dengan adanya pendekatan dari kakak seniornya
ketika di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau Madrasah Aliyah (MA)
yang dulu di tempatinya, selain itu juga ada orang lain yang mendekatinya
demi sebuah organisasi yang mulai di gelutinya ketika masuk di Universitas
atau Sekolah Tinggi tersebut, entah organisasi internal kampus maupun
eksternal kampus.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui kenapa harus pilih PMII?
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi
pengkaderan yang bukan hanya sekedar organisasi masa seperti organisasi
lainnya. Meskipun PMII memiliki anggota atau kader yang sangat banyak
tidak dapat disebut sebagai ORMAS ( Organisasi Masa), karena ranah pijakan
PMII ini tidak melangkah kesana. Ternyata PMII memiliki kemampuan yang
lebih dibanding dengan yang lain. Sama juga artinya ketika anda masuk dan
mendaftarkan diri untuk menjadi anggota atau kader tentunya anda
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang berbeda. Sudah disinggung diatas
bahwasannya PMII mempunyai nilai yang lebih yang tidak dimiliki oleh
organisasi lainnya. Adapun nilai lebih yang dimiliki PMII, ialah;
1. Aswaja (Ahlussunnah Waljama'ah)
Aswaja dijadikan sebagai Manhaj Al-fiqr (Metode Berfikir) oleh warga PMII
dan sebagai pijakan berfikir, aswaja merupakan tawaran atau pilihan yang
sangat mengena disetiap kader, hal ini karena aswaja merupakan ikatan
kultural ideologi NU, bukan secara struktural.
2. NDP (Nilai Dasar Pergerakan)
Menjadi sumber kekuatan ideal moral dari aktifitas pergerakan, pusat
argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap dan
bertindak dalam aktifitas pergerakan. Adapun nilai-nilainya, antara lain;
Tauhid, Hubungan dengan Tuhan, Hubungan dengan Manusia, Hubungan
dengan Alam, dan Hubungan dengan Ilmu.
3. Paradigma Kritis-Transformatif
Paradigma dalam warga PMII dapat dirumuskan sebagai titik pijak untuk
menentukan cara pandang, menyusun sebuah teori, menyusun pertanyaan, dan
sesuai dengan tuntutan keadaan masyarakat PMII baik secara sosiologis,
politis, dan antropologis. Maka PMII memilih paradigma kritis-transformatif
sebagai pijakan organisasi. Dalam mewujudkan trasformasi sosial PMII bukan
hanya berpijak pada paradigma kritis saja. Mengapa demikian? Karena
paradigma kritis hanya mampu melakukan analisis tetapi tidak mampu
melakukan organizing atau mengaktualisasikan, menjabatani dan melakukan
perubahan sosial. Karenanya, paradigma kritis yang digunakan PMII adalah
kritik yang mampu mewujudkan perubahan sehingga menjadi paradigma
kritis-transformatif. Dalam hal ini paradigma kritis-transformatif dituntut
untuk memuiliki instrumen-instrumen gerak yang bias yang dilakukan oleh
PMII.
Selain hal diatas PMII juga mempunyai format profil yang berupa:
1.Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh (Motto PMII)
2.Taqwa, Intelektualitas dan Profisionalitas (Tri Khidmad PMII)
3.Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan (Tri Komitmen PMII)
4.Ulul Albab (Eka Citra Diri PMII)
Kenapa PMII memakai Ulul Albab sebagai Eka Citra Diri? Sebab Ulul Albab
mempunyai cita-cita yang luhur dan agung dalam membentuk kadernya yang
berupa:
1. Berkesadaran historis-Primordial atas relasi Tuhan-Manusia –Alam
2. Berjiwa optimis-Trasendental-atas kemampuan mengatasi masalah
kehidupan
2. 3. Berfikir secara dealektis
4. Bersikap kritis
PMII MENGAJAK UNTUK BERFIKIR
PMII (Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia) selaku pergerakan mengajak
kader-kadernya untuk selalu bergerak melakukan perubahan yang lebih baik
bagi bangsa dan negara, tentunya dengan menggunakan akal fikirannya untuk
melakukan inovasi-inovasi dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
Tidak hanya berfikir saja, kader PMII dituntut untuk menjadi manusia yang
ulilalbab yaitu dengan fikir,dzikir dan amal sholeh. Pemahaman ulil Al-bab
dalam PMII tidak hanya di pahami secara tekstual saja yang hanya terpaku
pada makna yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an tanpa di sesuaikan
dengan keadaan-keadaan saat ini. Tetapi PMII memahami makna ululalbab
secara kontekstual sesuai dengan keadaan saat ini.
Konsep fikir dalam PMII yaitu mengajak kadernya untuk selalu berfikir
tentang apa yang ada dalam kehidupan sosial, dan ilmu yang dimiliki oleh
kader PMII dituntut untuk di amalkan dan diaplikasikan, sehingga ilmu yang
dimiliki oleh kader PMII menjadi ilmu yang barokah.
Tetapi kader PMII tidak cukup hanya dengan berfikir saja melainkan kader
PMII di tuntut untuk selalu berdzikir (bertafakkur) kepada Allah SWT.
Karena dengan berdzikir kader PMII akan terjaga hatinya sehingga untuk
selalu ingat terhadap Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta ini.
Dengan begitu kader PMII akan menjadi tentram dan bisa mengontrol hatinya
dalam keadaan apapun.
Tidak hanya dengan berfikir dan berdzikir saja, Kader PMII juga dituntut
untuk melakukan amal sholeh, yaitu dengan bersikap toleransi, moderat dan
bersikap adil kepada siapapun.
Dengan mengamalkan konsep itulah kader PMII akan menjadi mahasiwa yang
akan selalu haus akan ilmu pengetahuan, sehingga kader PMII akan
bersungguh-sungguh dalam belajar dan mencari ilmu di perguruan tinggi.
Apalagi kader PMII akan mendapatkan dukungan dan pengetahuan melalui
kegiatan-kegiatan atau pelatihan-pelatihan yang di adakan oleh PMII,
diantaranya pelatihan jurnalistik, politi, budaya dan yang lainya, tergantung
kader maunya mempelajari dan memperdalam ilmu yang mana sesuai dengan
bakat dan kemampuannya.
Sehingga setelah lulus dari perguruan tinggi kader PMII akan menjadi
sarjanawan yang pintar, berpengalaman dan bertanggung jawab sesuai dengan
apa yang terkandung dalam konsep ululalbab.
Oleh karena itu mahasiwa yang ingin mencari jati dirinya dan ingin menjadi
mahasiwa yang ulil al-bab, kiranya patut untuk bergabung dengan pmii yang
sudah jelas memiliki tujuan untuk menciptakan kader yang ulilalbab demi
terciptanya Indonesia yang lebih baik.