eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan metodologi fenomenologi, atau cara manusia berada
2. Apa itu eksistensialisme ?
O Eksistensialisme merupakan filsafat yang
secara khusus mendeskripsikan eksistensi
dan pengalaman manusia dengan metodologi
fenomenologi, atau cara manusia berada.
O Eksistensialisme adalah suatu reaksi
terhadap materialisme dan idealisme.
O Pendapat materialisme terhadap manusia
adalah manusia adalah benda di dunia,
manusia itu adalah materi, manusia adalah
sesuatu yang ada tanpa menjadi subjek.
O Pandangan manusia menurut idealisme
adalah manusia hanya sebagai subjek atau
hanya sebagai suatu kesadaran.
3. O Eksistensialisme berkeyakinan bahwa
paparan manusia harus berpangkal pada
eksistensi, sehingga aliran
eksistensialisme penuh dengan lukisan
lukisan yang konkrit.
O Eksistensialisme berasal dari kata
eksistensi yang berarti exist. Kata exist itu
sendiri berasal dari bahasa ex : keluar
dan sisto : berdiri. Jadi eksistensi berarti
berdiri dengan keluar dari diri sendiri,
sedangkan isme dalam eksistensialisme
yaitu paham.
4. Tokoh- Tokoh Aliran
Eksistensialisme
O S. Kierkegaard (1813-1855)
Søren Aabye Kierkegaard (5 Mei 1813-
11 November 1855) adalah
seorang filsuf dan teolog abad ke-19 yang berasal
dari Denmark. Kierkegaard sendiri melihat dirinya
sebagai seseorang yang religius dan seorang anti-
filsuf, tetapi sekarang ia dianggap sebagai
bapaknya filsafat eksistensialisme.
Kierkegaard, filsafatnya untuk menjawab
pertanyaan “ Bagaimana aku menjadi seorang
individu ?”. Hal ini terjadi karena pada saat itu
terjadi krisis eksistensial (manusia melupakan
individualitasnya).
Kierkegaard menemukan jawaban untuk
pertanyaan tersebut, manusia (aku) bisa menjadi
individu yang autentik jika memiliki gairah,
keterlibatan dan komitmen pribadi dalam
kehidupan.
5. Karl Jaspers (1883-1986)
Memandang filsafat bertujuan
mengembalikan manusia kepada
dirinya sendiri. Eksistensialismenya
ditandai dengan pemikiran yang
menggunakan semua pengetahuan
obyektif serta mengatasi
pengetahuan obyektif itu, sehingga
manusia sadar akan dirinya sendiri
6. Friedrich Nietzsche (1844-1900)
O Nietzsche adalah seorang filsuf
Jerman.Menurutnya manusiayang
bereksistensi adalah manusia yang
mempunyai keinginan untukberkuasa
(will to power), dan untuk berkuasa
manusia harus menjadi manusia super
(bermensch) yang mempunyai mental
majikan bukan mental budak. Dan
kemampuan ini hanya dapat dicapai
dengan penderitaan karena dengan
menderita orang akan berfikir lebih aktif
dan akan menemukan dirinya sendiri.
7. Martin Heidegger
O Martin Hiedegger lahir di Mebkirch, Jerman
26september1889. Karya terpenting
heidgger adalah being and time.Inti
pemikirannya adalah keberadaan manusia
diantara keberadaanyang lain, segala
sesuatu yang berada diluar manusia selalu
dikaitkan dengan manusia itu sendiri, dan
benda-benda yang adadiluar manusia baru
mempunyai makna apabila dikaitkan
denganmanusia karena itu benda-benda
yang berada diluar itu selaludigunakan
manusia pada setiap tindakan dan
tujuan mereka.
8. Jean Paul Sarte
O Seorang filsuf dan penulis
Perancis, ialah yang di anggap
mengembangkan
aliran eksistensialisme. Inti
pemikirannya adalah
menekankan pada kebebasa
untuk menentukan dan
mengatur dirinya. Konsep
manusia yang bereksistensi
adalah makhluk yang hidup dan
berada dengan sadar dan
bebas bagi diri sendiri.
9. Karakteristik Eksistensialisme
O Pengalaman efektif dengan dunia, bukan
observasi.
O Subjektifitas individual yang unik bukan
objek dan bukan umum.
O Keterbukaan bagi manusia lain dan bagi
dunia, internasionalitas dan praktis bukan
teori saja.
10. Dampak terhadap pendidikan
O Tujuan pendidikan
Menurut aliran eksistensialisme, tujuan pendidikan adalah untuk
mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua
potensinya untuk pemenuhan diri dan memberi bekal pengalaman yang
luas dan komprehensif kepada para siswa dalam semua bentuk
kehidupan.
O Peserta didik
Memberikan kebebasan penuh kepada peserta didik. Pendidikan harus
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
O Kurikulum
Eksistensialis terhadap pendidikan hampir merupakan kebalikan dari
pendekatan realism. Dalam bidang kurikulum realisme secara eksklusif
menekankan sains, sedangkan eksistensialisme tidak hanya sains.
kurikulum harus mencakup sejarah, sastra, etika dan agama.
11. O Guru
Menurut para eksistensialis, guru harus memberikan
kebebasan kepada siswa dalam memilih dan
memberi mereka pengalaman-pengalaman yang
akan membantu mereka menemukan makna dari
kehidupan.
12. Kontribusi Eksistesialisme Untuk
Pendidikan
O Perkembangan total
Eksistensialis telah bertujuan untuk pengembangan kepribadian secara total
melalui pendidikan. Pendidikan harus mengarah pada manusia seutuhnya.
Pendidikan harus mengarah pada pembentukan karakter dan realisasi diri.
O Pengetahuan subyektif
Zaman sains saat ini telah membuat terlalu banyak pengetahuan obyektif,
sedemikian rupa sehingga istilah subyektif menjadi berarti tidak nyata, tidak
masuk akal, bodoh dan tidak relevan. Eksistensialis dengan tepat menunjukkan
bahwa pengetahuan subjektif bahkan lebih adil dan lebih penting daripada
pengetahuan obyektif. Mereka berpendapat bahwa kebenaran adalah
subjektivitas.
O Pentingnya lingkungan
Lingkungan industri, ekonomi, politik dan sosial saat ini tidak berharga. Namun
Eksistensialis berusaha untuk menyediakan lingkungan yang tepat untuk
pengembangan diri dan kesadaran diri. Lingkungan ini di sekolah
membutuhkan kontribusi dari humaniora, seni dan sastra. Ini akan membantu
dalam pengembangan individualitas dalam pendidikan dan sehingga ia dapat
berhenti menjadi roda penggerak dalam roda sosial