Acara 3 PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN
Hama dan penyakit tanaman karet
1. Hama Dan Penyakit Tanaman Karet
BAB I
PENDAHULUAN
a. Sejarah karet
Karet pertama kali diperkenalkan orang indian dari peru dan dibawa orang perancis.
Karet yang diambil de la Condamine berasal dari jenis Casilloa elastica Cerv. Aublet (1775),
termasuk dari 11 spesies yang termasuk karet. Permintaan terhadap karet untuk dijadikan jas
hujan, sepatu bot dan semakin berkembang setelah vulkanisasi oleh Good Year pada tahun 1893
di USA. Proses vulkanisasi yang mencampur karet dengan belerang telah membuat revolusi
industri berjalan pesat dengan jumlah dan mutu karet yang lebih meningkat.
Pertumbuhan dan perkembangan karet setelah ditanam memerlukan beberapa perlakuan
sebagai berikut: penyiangan sekitar pohon, serta penyiangan gawangan. Disamping itu
pemberantasan lalang dengan cara pembakaran, pencangkulan, pembajakan dengan traktor,
kimiawi, mekanika dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman sangat memegang peranan
penting bagi perawatan tanaman karet.
Yang temasuk jenis-jenis hama tanaman karet yang sering dijumpai di TBM dan
pembibitan adalah tungau (mites) dan rayap yang mengganggu pertumbuhan tunas atau pucuk
yang br tumbuh. Tanda-tanda tanaman karet yang terkena hama sangat spesifik tergantung jenis
hamanya. Jenis-jenis hama dan cara pemberantasannya adalah dilakukan secara spesifik,
simultan dan berkesinambungan dengan cara kultur teknis, mekanis, kimiawi dan biologi
kontrol.
BAB II
ISI
Jenis-jenis Hama Dan Penyakit Tanaman Karet
2. 1. Kutu lak (laccifer greeni Chamberlis) menyerang dan menghisap cair jaringan tanaman
karet sehingga ranting-ranting lemah dan menggugurkan daun, terbentuknya jelaga hitam
pada permukaan daun dan menghambat fotositesis. Penyebaran kutu lak dilakukan oleh
semut. Pemberantasan dilakukan menggunakan kimiawi (Anthio 3 EC=0,15%+Surfaktan
Citrowett=0,025%, Albolineum 2%, Formalin 0,15%) atau rotansi 3 minggu sampai
dengan serangga habis dibasmi
2. Kutu Scalle insect (Saissetia nigru) yang menghisap cairan tanaman dan diternakan oleh
semut. Pemberantasan menggunakan Albolineum (2%) disemprot dengan rotasi 1-2mg,
Tamorun (0.05-0.1%) disemprot dengan rotasi 1-2 minggu sampai serangga hilang.
3. Mealy Bugs (Ferrisana Virgata) yang menyerang pucuk daun tanaman mudah dan bagian
bawah helaian daun tanaman di pembibitan. Manakalah Planococcuc citri menyerang
pucuk-pucuk mudah, tanaman melengkung dan daun-daum keritimg. Pemberantasan
menggunakan Albolineum dan Tamorun.
4. Nacoleia (lamroserna diemenatis) merupakan kutu penyerang daun tanaman yang
diberantas menggunakan Bidrin=0.2% + Citrowett=0.025%
5. Tarsonemus translucens (tungau karet) yang menyerang didaerah persemian sehingga
bibit gugur pada daun muda. Tungau ini mneghisap cairan sel yang membentuk bintik-
bintik kuning pada daun muda. Tindakan kuraktif dilakukan dengan blowing (serbuk
belerang 5-10 kg/hektar), model 1% (dosis 300-400 liter/hektar), Endrin 19.2%, EC kadar
0.1% dengan volum cairan 500 liter/hektar.
6. Helotrichia serrata (uret tanah) yang menyebabkan tanaman menjadi layu, berwarna
kuning bahkan mati. Penyemprotan Endosulfan 0.1%, Furadan 3G, Diazinon 10G atau
Basudin !)g disekitar batang.
7. Belalang (Sexava nigricornis) menyerang tanaman muda dengan memakan daun-daun
terutama pada musim kemarau. Pemberantasan menggunakan Dictophos dan Methony.
8. Rayap (Captotermis curvignatus dan microtermes inspiratus) menyerang tanaman baru
tanam (MTB). Captotermis dibandingkan dengan microtermes berbeda dengan ukuran
dan daya rusak serangganya. Tanaman kater yang luka akibat serangga hama diulas
3. dengan carbolinium. Pemberantasan Captotermis menggunkan elumsi HCH, Dieldrin
(0.25%), Elmusi Aldrin 40%, WP 0.125%, Endrin 20%, Furadan 3G, Agrolene 26, WP
0.2% Lindamul 250, EC 0.2%, EG sepertiga persen sebanyak setengah liter sampai sati
liter bagi tiap pohon karet yang terserang. Manakahlah batang bawah atau lehar akar
dikikis atau dikerok dan membuang tanahnya lalu diguyur dengan Aldrin (0.25%) dengan
rotasi 1 kali seminggu hingga rayap musnah. diAfrika Selatan menggunakan 5%
campuran Pentachloorpenal dan solar yang disiram pada pangkal batang yang terserang.
Jenis-jenis Penyakit Pada Tanaman Karet
1. Penyakit Akar
Penyakit Akar Putih
Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus
lignosus). Penyakit ini mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman. Gejala pada daun terlihat
pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam. Kemudian daun gugur dan ujung ranting
menjadi mati. Ada kalanya terbentuk daun muda, atau bunga dan buah lebih awal. Pada
perakaran tanaman sakit tampak benang-benang jamur berwarna putih dan agak tebal (rizomorf).
Jamur kadang-kadang membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga kekuning-kuningan
pada pangkal akar tanaman. Pada serangan berat, akar tanaman menjadi busuk sehingga tanaman
mudah tumbang dan mati. Kematian tanaman sering merambat pada tanaman tetangganya.
Penularan jamur biasanya berlangsung melalui kontak akar tanaman sehat ke tunggultunggul,
sisa akar tanaman atau perakaran tanaman sakit. Penyakit akar putih sering dijumpai pada
tanaman karet umur 1-5 tahun terutama pada pertanaman yang bersemak, banyak tunggul atau
sisa akar tanaman dan pada tanah gembur atau berpasir. Pengobatan tanaman sakit sebaiknya
dilakukan pada waktu serangan dini untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan dan
mengurangi resiko kematian tanaman. Bila pengobatan dilakukan pada waktu serangan lanjut
maka keberhasilan pengobatan hanya mencapai di bawah 80%. Cara penggunaan dan jenis
fungisida anjuran yang dianjurkan adalah :
Pengolesan : Calixin CP, Fomac 2, Ingro Pasta 20 PA dan Shell CP.
Penyiraman : Alto 100 SL, Anvil 50 SC, Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC,
4. Calixin 750 EC, Sumiate 12,5 WP dan Vectra 100 SC.
Penaburan : Anjap P, Biotri P, Bayfidan 3 G, Belerang dan Triko SP+
Penyakit Akar Merah
Penyakit Akar Coklat
2. Penyakit Batang
Busuk pada batang, menyerang sistem percabangan lambat laun cabang daun akan turun
dan akibatnya percabangan itu akan patah.
Jamur Upas
Penyebab: Cortisium salmonicolor
Gejala: Tajuk pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman lemah dan produksi
turun.
Pengendalian: Secara kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan fungisida bahan
aktif tridermof (Calizin Rm 2%).
3. Penyakit Bidang Sadap
Penyebab: Ceratocystis Fimbriata
Gejala: Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih
kelabu lalu. Penyebaran melalui spora spora dan pisau sadap.
Pengendalian: Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban. Secara kimiawi dengan
Fungisida bahan aktif benomil dan Kaptofol.
Muldy rot
Kanker Garis
Penyebab: Phytophthora palmivora butl
Gejala: Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai
kebagian kayu dan kulit membusuk. Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang
terlampau lembab Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin besar.
Pengendalian: Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman
penutup tanah. Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)
Alur Kering Sadap
5. Penyakit kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak
mengalirkan lateks, namun penyakit ini tidak mematikan tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh
penyadapan yang terlalu sering, terlebih jika disertai dengan penggunaan bahan perangsang
lateks ethepon. Adanya kekeringan alur sadap mula-mula ditandai dengan tidak mengalirnya
lateks pada sebagian alur sadap. Kemu-dian dalam beberapa minggu saja kese-luruhan alur sadap
ini kering tidak me-ngeluarkan lateks. Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi
cokelat karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok)
Kekeringan kulit tersebut dapat meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak
meluas dari kulit perawan ke kulit pulihan atau sebaliknya. Gejala lain yang ditimbulkan
penyakit ini adalah terjadinya pecah-pecah pada kulit dan pembengkakan atau tonjolan pada
batang tanaman.
Pengerokan kulit yang kering sampai batas 3-4 mm dari kambium dengan memakai
pisau sadap atau alat pengerok. Kulit yang dikerok dioles dengan bahan perangsang
pertumbuhan kulit NoBB atau Antico F-96 sekali satu bulan dengan 3 ulangan. Pengolesan
NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida Matador 25 EC pada bagian yang dioles
sekali seminggu untuk mencegah masuknya kumbang penggerek. Penyadapan dapat dilanjutkan
di bawah kulit yang kering atau di panel lainnya yang sehat dengan intensitas rendah (1/2S d/3
atau 1/2S d/4). Hindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap.
Pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk ekstra untuk mempercepat
pemulihan kulit.
4. Penyakit Daun
Bercak hitam-hitam kecoklatan
Penyakit Daun Colletotrichum
Penyebab: Colletotrichum gloeosporioides
Gejala: Daun muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah bercak
berwarna putih bintik hitam (spora)
Pengendalian: Dengan Fungisida
Faktor Yang Mempengaruhi Hama Dan Penyakit Tanaman Karet
Maslah hama berkaitan dengan populasi. Tinggi rendahnya populasi serangga hama disuatu
tempat disebabkan oleh dua faktor. Yaitu faktor luat eksternal dan internal.
1. Faktor Eksternal
6. Suhu / Temperatur yang mempengaruhi aktivitas dan penyebaran geografis/ lokal dan
perkembangan serangga. Suhu maksimum C , suhu optimum 26 C -31 C dan suhu
maksimim untuk pertumbuhan serangga berkisar 238 C - 45 C.
Kelembaban yang mempengaruhi cairan tubuh serangga. Prefensi serangga terhadap tempat
hidup dan persembunyian (terutama: iklim mikro) dengan Rh optimum sebesar 73-100%.
Cahaya mempengaruhi perilaku serangga. Ada sebagian serangga akan mempercepat masa
produksinya pada musim kering, manakalah sebagian serangga lainnya akan melakukan diapause
pada musim kering.
Curah Hujan penyebab RH meningkat, entomopatogen yang ada diareal perkebunan dapat
berkembang dengan baik. Tetepi hujan lebat akan menyebabkan tenah terendam sehingga
banyak serangga tanah akan mati.
Makanan (Nutrusi) banyak tersedia didaerah tropis dan plasma nutfah yang beranekaragam,
seperti kayu/bahan utama selulosa untuk rayap banyak ditemukan dihujan tropis di Indonesia.
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air merupakan kebutuhan multak bagi organisme
hidup. Bagi tumbuhan dalam pertumbuhan, perkembangan dan penyebaran biji. Manakalah bagi
hewan dan manusia, air diperlukan untuk air minum dan sarana pendukung lainnya. Bagi unsur
abiotik lainya (tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk).
Garis Lintang sangat mempengaruhi perbedaan distribusi organisme dipermukan bumi. Dan
organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu.
2. Faktor Internal
Fekunditas (kemampuan untuk bertelur imago betina)
Siklus hidup
Kecepata Repoduksi
Musuh Alami berperan penting dalam menekan populasi hama. Musuh alami serangga dapat
dibedakan atas dua kelompok, yaitu predator mangsa dan parasitoid inang. Entomopatogen
(seperti jamur, virus, dan bakteri) sendiri akan menimbulkan penyakit dan berbahaya bagi
kehidupan organisme.
7. Kompetitor. Apabila terjadi jenis lain atau individu lain yang membutuhkannya sama disuatu
tempat yang sama maka akan terjadi kompetisi. Kompetisi terbagi atas intraspesifik
menyebabkan pemancaran dan perkelahian atas kompetisi intraspesifik (hama berbeda dengan
sumber makanan sama).
Penutup
Demikianlah hasil laporan ini saya buat untuk mengetahui hama dan penyakit pada
tanaman karet. Pada tanaman karet ini banyak penyakit dan hama diantaranya adalah penyakit
akar putih dan penyakit kering alur sadap. Penyakit ini yang sering terjadi pada tanaman karet.
Dan hama yang sering dijumpai adalah babi hutan pada saat tanaman karet baru ditanam, kutu
lak yang menghisap cairan jaringan tanaman karet yang dibantu/ perantara oleh semut. Dan
rayap yang menyerang pada tanaman karet yang baru ditanam. Semoga laporan yang saya buat
ini bisa membantu saya dalam mengetahui hama dan penyekit pada tanaman karet.
http://nandofiles.blogspot.com/2010/12/hama-dan-penyakit-tanaman-karet.html