Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, fisiologi, dan kelainan mata. Terdapat 5 obyektif pembelajaran yaitu mengenai histologi dan anatomi mata, fisiologi mata, pemeriksaan visus, akomodasi mata dan fungsinya, serta refraksi dan kelainannya seperti miopi, hipermetropia, dan astigmatisme."
2. Learning objectives
1. Menjelaskan histologi dan anatomi mata
2. Menjelaskan Fisiologi mata
3. Menjelaskan pemeriksaan visus
4. Menjelaskan akomodasi mata dan fungsinya
5. Menjelaskan refraksi dan kelainannya
18. • Kartu Snellen (optotip) digantung sejajar dengan pandangan mata
pasien dengan jarak 6 meter (20 feet) dari optotip, kemudian salah
satu mata ditutup dengan penutup mata atau dengan telapak tangan
tanpa menekan bola mata, dan mata tidak dipejamkan.
19. • Pasien diminta untuk mengamati huruf-huruf (atau angka) yang
menjadi obyek tes pada optotip tersebut secara urut dari yang
terbesar. Perhatikan baris huruf terkecil yang masih mampu dilihat
dengan jelas, lihat kodenya. Pasien disarankan membaca huruf dari
kiri ke kanan setiap baris kartu Snellen dimulai baris teratas atau
huruf yang paling besar sampai huruf terkecil (baris yang tertera
angka 20/20). Penglihatan normal bila responden dapat membaca
sampai huruf terkecil 20/20 (tulis 020/020).
21. Akomodasi
• Adalah kemampuan
menyesuaikan kekuatan
lensa
• Kekuatan lensa
bergantung pada
bentuknya
• Dikendalikan oleh Otot
Siliaris
http://www.daviddarling.info/images/ciliary_muscle.gif
28. Refraksi
• Refraksi adalah pembengkokan berkas cahaya. Untuk memiliki
penglihatan yang jelas, mata harus memfokuskan berkas cahaya pada
retina, yang berarti membengkokkan mereka saat memasuki mata.
Dua struktur mata yang melakukan refraksi adalah kornea dan lensa.
29. Miopi
• Rabun jauh
• Sumbu bola mata terlalu panjang atau karena kekuatan bias mata
terlalu kuat
• Dikoreksi dengan lensa negatif selemah-lemahnya
37. Astigmatisme
• Berubahnya bentuk kelengkungan lensa
• Cahaya pada lensa astigmatisme tidak dibiaskan pada satu titik
38. Pembagian Astigmatisme
1. Astigmatisme karena kelainan pada kornea
2. Astigmatisme karena kelainan pada lensa
39. Regular Astigmatisme
• Principle meridian membuat sudut yang tegak lurus terhadap satu
dengan yang lain
40. Koreksi Astigmatisme
• Menggunakan lensa silindris yang mempunyai sifat khas bahwa sinar
dalam bidang sejajar dengan sumbu lensa silinder tidak
dibias,sedangkan sinar dalam bidang yang tegak lurus dengan lensa
silinder dibias ,maka akan terjadi perbedaan pembiasan di dalam
bidang yang letaknya tegak lurus terhadap satu dengan yang lain
• Koreksi dengan menetapkan lensa sferis yang cocok untuk satu
bidang,lalu lensa silindris untuk bidang yang lain,dengan
memperhatikan sumbu dan kekuatan lensa silindris