2.
Pengertian politik di dalam Islam
didiskripsikan dalam Mu'jam Lughah al-Fuqaha'
dengan,
يعةرالش وفق واخلارج ابلداخل االمة شئون رعاية
االسالمية
.
(Muhammad Rawas Qal'ahji, Mu'jam Lughah al-
Fuqaha', juz I hlm. 253)
Pendahuluan
3.
Dari definisi di atas maka esensi politik (siyasah)
adalah PEMELIHARAAN urusan masyarakat oleh
negara, dan KEPEDULIAN dari masyarakat untuk
melakukan kontrol (muhasabah).
Jadi salah SATU PILAR POLITIK ISLAM adalah
aktivitas kontrol (muhasabah) atau amar makruf dan
nahi munkar dari masyarakat kepada penguasa.
10.
Kritik Matan (Naqd al-Matn)
1. Matan hadits ini selaras dengan al-Quran;
2. Matan hadits ini selaras dengan Hadits shahih
lainnya;
3. Lafazhnya menunjukkan keagungan pemilik
kalamnya yakni Sayyiduna Muhammad shallallahu
„alaihi wa sallam;
4. Berdasarkan data takhrijnya, matan-matan hadits
tersebut tidak saling bertentangan (bukan hadits
mukhtalif).
13.
Dalam memahami sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, “agama
itu nasihat”, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan
bahwa semua ajaran agama Islam tanpa terkecuali adalah nasihat.
Sebagian ulama yang lain menjelaskan maksud dari hadits ini
adalah bahwa sangat pentingnya kedudukan nasihat. Menurut
mereka hal ini senada dengan sabda Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam,
«
العبادة ىو الدعاء
»
“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud)
«
عرفة احلج
»
“Haji adalah Arafah.” (HR. al-Tirmidzi)
14.
“Nasihat” menurut al-Khatthabi rahimahullah adalah,
م
ربَ
عُي ٌ
ةكلمُةالنصيح
ِبا
عن
ةَلُْ
ُج
لو للمنصوح ِ
رياخل ُةادرإ ىي
“Nasihat adalah kalimat ungkapan yang bermakna
memberikan kebaikan kepada yang dinasihati” (Jami‟ al-
„Ulum wa al-Hikam, 1/219).
Huruf lam dalam perkataan para sahabat ْ
منِل
ْ fungsinya
adalah untuk istihqaq (menerangkan milik atau hak), yang
berarti: nasihat ini haknya siapa wahai Rasulullah?
15.
Al-Hasan al-Bashri berkata,
ِم
الِل َ
ادَبِ
ع َ
نوُبِ
ّبَُ
َيَ
و ِهِ
ادَبِ
ع َ
إَل َم
الِل َ
نوُبِ
ّبَُ
َي َ
ينِ
ذملا ِم
الِل َ
إَل ِم
الِل ِ
ادَبِ
ع م
بَ
َحأ م
نإ
َ
إَل
،ِم
الِل
ِ
ةَ
يحِ
مصنلِ
اب ِ
ضْ
رَْ
األ ِ
يف َ
نْ
وَ
عْ
سَيَ
و
“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah
adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan
mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia
pun memberi nasihat pada orang lain.” (Jami‟ al-„Ulum
wa al-Hikam, 1/224).
17.
Makna nasihat kepada pemimpin yang disebutkan oleh
para ulama adalah pemimpin yang dibaiat untuk
menegakkan Islam. Adapun kepada pemimpin yang
tidak menegakkan sistem Islam, maka nasihat harus
ditujukan agar mereka menerapkan syariat Islam
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Lebih deskriptif, mari kita perhatikan penjelasan
lengkap dari imam al-Nawawi sebagai berikut:
23.
Kritik Sanad (Naqd al-Sanad)
1. Sanad hadits ini muttashil (bersambung);
2. Madar sanad hadits ini pada Abu Nadhrah dan
Isra‟il bin Yunus;
3. Pada hadits riwayat dari imam al-Tirmidzi ini ada
rawi yang bernama Athiyah yang dijarh, namun
karena adanya syawahid dan mutabi‟, maka
riwayatnya menjadi maqbul (diterima).
Naqd (Kritik) Hadits
26.
Kritik Matan (Naqd al-Matn)
1. Matan hadits ini selaras dengan al-Quran;
2. Matan hadits ini selaras dengan Hadits shahih
lainnya;
3. Lafazhnya menunjukkan keagungan pemilik
kalamnya yakni Sayyiduna Muhammad shallallahu
„alaihi wa sallam;
4. Berdasarkan data takhrijnya, matan-matan hadits
tersebut tidak saling bertentangan (bukan hadits
mukhtalif).
28.
Dari penjelasan imam al-Mubarakfuri dalam syarahnya
di atas, kita bisa mengambil poin penting:
1. Maksud dari “kalimat adil” adalah kalimat (kata-
kata) yang “haq” (ungkapan kebenaran). Bisa juga
bermakna menyampaikan amar makruf dan nahi
munkar kepada penguasa yang zhalim;
2. Makna dari “penguasa jair” adalah penguasa yang
menyimpang dan zhalim, dengan berbagai
tingkatan kezhalimannya, baik dalam sistem Islam
maupun dalam sistem selain Islam;
29.
3. Pemimpin zhalim dalam sistem Islam (khalifah
yang melakukan kezhaliman pada batas tertentu),
tetap wajib dita‟ati perintahnya, selama tidak
menampakkan kekufuran yang nyata, seperti
mengubah konstitusi negara dari Islam menjadi
kufur;
4. Pemimpin zhalim dalam sistem bukan Islam, tidak
ada kewajiban taat kepada mereka, dan mereka
harus dikoreksi dari kezhalimannya, serta dinasihati
agar menerapkan syariat Islam dalam
pemerintahan.
30.
Hadits lain yang menyebutkan keutamaan dalam
menyampaikan nasihat kepada penguasa zhalim adalah,
ُ
دِ
ّيَ
س
ُهَ
رَ
َمأَف ٍ
رِائَ
ج ٍ
امَ
مِإ َ
َلِإ َ
الَق ٌ
لُ
جَ
رَ
و ، ِ
بِلمطُ
ْملا ِ
دْبَ
ع ُ
نْب ُةَ
زَْ
مح ِ
اءَ
دَ
هُّ
الش
ُوَلَتَ
قَف ُاهَ
هَنَ
و
“Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul
Mutthalib dan orang yang berkata di hadapan penguasa
zhalim lalu ia menyuruhnya (kepada kebenaran) dan
melarangnya (dari kemunkaran), lalu pemimpin itu
membunuhnya. (HR. Al-Hakim).
34.
Beberapa faidah penting:
1. Mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran
terhadap penguasa termasuk jihad;
2. Menasihati pemimpin yang zhalim dengan kebenaran
termasuk jihad yang paling utama;
3. Jihad yang dimaksud dalam hadits ini adalah dalam makna
bahasanya, yakni kesungguhan dan perjuangannya;
4. Nasihat bisa dilakukan secara terbuka atau personal;
5. Berkata yang tidak benar di hadapan penguasa yang zhalim
(seperti “menjilatnya”), adalah seburuk-buruknya
kemunkaran;
6. „Ala kulli hal, semua aktivitas nasihat dan muhasabah,
hakikatnya karena cinta, cinta karena Allah Ta‟ala.